Nama : Esa Rahmanda Hardianto NPM : Pembimbing : Rossi Septy Wahyuni, ST.,MT.
|
|
- Verawati Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISA PENERAPAN SMK3 DAN POTENSI BAHAYA PADA AREA UTILITY PLANT DI PT. X DENGAN PENDEKATAN HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT (HIRA) DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) Nama : Esa Rahmanda Hardianto NPM : Pembimbing : Rossi Septy Wahyuni, ST.,MT.
2 Latar Belakang Kebutuhan Manusia Meningkat Perusahaan Meningkatkan Produksi Kemajuan Teknologi Efek Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3 Rumusan Masalah Berapa nilai resiko potensi bahaya dan kategori potensi bahaya kerja di perusahaan. Apa yang menjadi faktor penyebab terbesar terjadinya kecelakaan kerja di perusahaan. Bagaimana pencapaian SMK3 yang telah diterapkan.
4 Tujuan Mengetahui nilai resiko potensi bahaya kerja dan kategori potensi bahaya kerja di perusahaan. Mengetahui faktor penyebab terbesar terjadinya kecelakaan kerja di perusahaan. Mengetahui pencapaian SMK3 yang telah diterapkan.
5 METODOLOGI PENULISAN Mulai Identifikasi Masalah Data penerapan SMK3 di PT Indolakto Jakarta Mengidentifikasi Potensi Bahaya Pada Area Utility Plant Menentukan Tujuan Mengetahui nilai risiko potensi bahaya kerja, kategori potensi bahaya kerja dan angka kecelakan di perusahaan. Mengetahui faktor penyebab terbesar terjadinya kecelakaan kerja diperusahaan. Mengetahui pencapaian SMK3 yang telah diterapkan. Merumuskan Masalah Berapa nilai risiko potensi bahaya dan kategori potensi bahaya kerja di perusahaan? Apa yang menjadi faktor penyebab terbesar terjadinya kecelakaan kerja di perusahaan? Bagaimana pencapaian SMK3 yang telah diterapkan? Menentukan Lokasi Pengamatan Kerja praktek dilakukan di PT. INDOLAKTO JAKARTA yang berlokasi di Jl. Raya Bogor Km 26,6 Jakarta Melakukan Pengumpulan Data, Mengidentifikasi Potensi Bahaya Kerja & Melakukan Pengamatan Data Penerapan SMK3 Pengumpulan Serta Menghitung Data Kecelakaan Kerja dan Keparahan Membuat Daftar Potensi dan Sumber Bahaya (Utility Plants) Pengumpulan Data Penerapan dan Pencapaian SMK3 Membuat HIRA (Hazard Identification Risk Assassment) Membangun Model Pohon Kesalahan FTA (Fault Tree Analysis) Melakukan Analisa Data Kecelakaan, Hasil Identifikasi Potensi Bahaya dan Penerapan SMK3 Melakukan Analisa Kecelakaan Kerja dan Keparahan Melakukan Analisa HIRA (Hazard Identification Risk Assassment) Melakukan Analisa FTA (Fault Tree Analysis) Melakukan Analisa Penerapan SMK3 Kesimpulan Menyimpulkan Data Kecelakaan, Penerapan dan Pencapaian SMK3 Menyimpulkan Hasil HIRA, FTA dan Pencapaian SMK3 Selesai
6 METODOLOGI PENULISAN Melakukan Pengumpulan Data, Mengidentifikasi Potensi Bahaya Kerja & Melakukan Pengamatan Data Penerapan SMK3 Pengumpulan Serta Menghitung Data Kecelakaan Kerja dan Keparahan - Mengumpulkan Data Kecelakaan Tahun 2011, 2012 & Melakukan Perhitungan Data Kecelakaan dan Keparahan - Membuat Grafik Angka Kecelakaan dan Keparahan Membuat Daftar Potensi dan Sumber Bahaya (Utility Plants) - Area Kompresor - Area Boiler - Area Waste Water Treatment Plant (WWTP) - Area Power Station - Area Perbaikan dan Perawatan Pengumpulan Data Penerapan dan Pencapaian SMK3 - Observasi Lapangan - Wawancara Membuat HIRA (Hazard Identification Risk Assassment) - Hasil Identifikasi Potensi Bahaya - Mendefinisikan dampak bahaya yang akan terjadi - Melakukan penggolongan nilai resiko berdasarkan matriks - Melakukan kategori resiko - Menerjemahkan pengendalian yang dilakukan Membangun Model Pohon Kesalahan FTA (Fault Tree Analysis) - Menentukan kejadian puncak - Mengembangkan pohon kesalahan KHUSUS Melakukan Analisa Data Kecelakaan, Hasil Identifikasi Potensi Bahaya dan Penerapan SMK3 Melakukan Analisa Kecelakaan Kerja dan Keparahan - Analisa Data Kecelakaan Tahun 2011, 2012 & Analisa Data Keparahan Tahun 2011, 2012 & 2013 Melakukan Analisa HIRA (Hazard Identification Risk Assassment) - Menganalisa Karakteristik Bahaya dan Mengevaluasi resiko Melakukan Analisa FTA (Fault Tree Analysis) - Menganalisa prosedur dan kesalahan yang mungkin terjadi Melakukan Analisa Penerapan SMK3
7 Sistem Keselamatan Kerja Dalam undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja para pekerja dibagian produksi maupun disegala aspek pekerjaan yang diatur pada pasal 9 ayat (1) yaitu : Pengurus diwajibkan menunjukan dan menjelaskan pada tenaga kerja baru tentang-tentang kondisikondisi dan bahaya-bahaya serta yang timbul dalam tempat kerja, cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya. Dari undang-undang tersebut sudah jelas ditekankan akan pentingnya penanganan dalam keselamatan kerja tak terkecuali pada bagian produksi, ditempat bekerja dan sebagainya. Oleh karena itu setiap perusahaan sadar akan hal penting tersebut, yang bahwasanya sudah diatur dalam PP No.50 tahun 2012 pasal 3 tentang kewajiban penerapan SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
8 Faktor-Faktor Kecelakaan Kerja Tindakan yang membahayakan (Unsafe Actions) Kondisi yang membahayakan (Unsafe Condition) Menjalankan pekerjaan yang bukan wewenangnya Menciptakan suasana tidak menyenangkan Menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai dengan prosedur Tidak memakai APD dan meremehkannya Menggunakan peralatan yang tidak semestinya Merusak APD yang digunakan Bekerja berlebihan dan tidak mengenal istirahat Bercanda Mabuk dan mengkonsumsi narkoba Acuh dalam bekerja Peralatan yang sudah tidak layak pakai Terjadinya kemacetan (Congestion) Sistem peringatan tidak berjalan dengan baik Kurangnya sign atau tanda keselamatan Timbulnya api pada area kerja Hydrant tidak berfungsi baik Suhu yang membahayakan dan adanya udara yang beracun Lingkungan bising Terpapar radiasi Pencahayaan dan ventilasi kurang baik
9 Pencegahan Kecelakaan Alat Pelindung Diri (APD) digunakan untuk menciptakan penghalang dari bahaya ditempat kerja, rasa ketidaknyamanan pada lingkungan kerja. Alat pelindung diri (APD) juga memiliki kriteria-kriteria dalam pemilihannya Mata Kepala Telinga Pernapasan Tangan Badan Kaki Welding Helmet (Helm Las) Safety Helmet (Helm Kepala) Ear Plug (Penyumbat Telinga) Masker (Penahan Debu) Glove (Sarung Tangan) Safety Body Hardness (Pelindung Badan) Safety Shoes (Sepatu Keselamatan) Safety Googles (Kacamata Keselamatan) Hair Net (Jaring Rambut) Ear Muff (Penutup Telinga) Respirator (Pelindung Pernapasan) Safety Glove (Sarung Tangan) Rompinet (Rompi Penanda) Safety Boot (Sepatu Bot Keselamatan)
10 Pencegahan Kecelakaan Pada Perusahaan Standard Operational Procedure (SOP) Perencanaan Proses Identifikasi Bahaya Distribusi dan Sosialisasi Implementasi Registrasi dan Perubahan Melihat Dokumen Terkait dan Lampiran Melakukan identifikasi dengan mengikuti Work Instructions (WI) Dituangkan dan membuat Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA)
11 Frekuensi Kecelakaan Kerja dan Angka Keparahan Bulan PROD ENG WH QC HRD LAIN FIRST LOST JUMLAH & GA LAIN AIDS TIME Januari - Februari Maret - April Mei Juni Juli - Agustus - September - Oktober - November - Desember - Bulan PROD ENG WH QC HRD & LAIN FIRST LOST JUMLAH GA LAIN AIDS TIME Januari Februari Maret April Mei - Juni - Juli Agustus - September - Oktober November Desember - Bulan PROD ENG WH QC HRD & GA LAIN LAIN JUMLAH FIRST AIDS LOST TIME Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September - Oktober - November - Desember -
12 = Frekuensi Kecelakaan Kerja dan Angka Keparahan Menghitung angka kecelakaan atau Frequency Rate (FR) Rata-Rata Tenaga Kerja : 1500 Tenaga Kerja Kegiatan Kerja Jam kerja normal Jam lembur : 48 Minggu / Tahun : 48 Jam / Minggu : Jam / Tahun A. Menghitung angka kecelakaan atau Frequency Rate (FR)
13 Frekuensi Kecelakaan Kerja dan Angka Keparahan B. Menghitung angka keparahan atau Severity Rate (SR) Rumus SR =
14 Grafik Frequency Rate Grafik Severity Rate Hingga Agustus 2013 Frequency Rate Hingga Agustus 2013 Severity Rate Merujuk pada langkah-langkah perusahaan pada usaha penanganan pencegahan kecelakaan kerja maka perusahaan harus kembali berkonsekuensi dalam pencegahan kecelakaan kerja yang salah satunya dengan melakukan audit kembali Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA) untuk mewujudkan target performance perusahaan yaitu zero lost time.
15 Area Utility Plant Area Utility Plant Area Utility Plant merupakan unit yang menyediakan sarana dan prasarana proses, utility plant terbagi menjadi 5 unit yaitu area kompresor, area boiler, area Waste Water Treatment Plant (WWTP), area power station dan area perawatan dan perbaikan. Potensi-potensi bahaya yang ditimbulkan pada area ini seperti suara bising dari mesin, temperatur ruang panas yang diakibatkan dari proses pada mesin-mesin yang dioperasikan, uap zat kimia dan lain sebagainya. Tahap Identifikasi Area Utility Plant Identifikasi potensi bahaya area kerja di PT Indolakto Jakarta bagian utility plants teridentifikasi potensi bahaya sebanyak 48 temuan potensi bahaya kerja di area utility plant yang terdiri dari 5 area. Berikut ini adalah tabel temuan potensi bahaya tersebut. Tabel 4.4 Temuan Potensi Bahaya Utility Plants Area Kompresor Boiler Waste Water Treatment Plant Temuan 6 Potensi 16 Potensi 11 Potensi (WWTP) Power Station Perbaikan dan Perawatan Jumlah 11 Potensi 4 Potensi 48 Potensi
16 Tingkatan Kriteria Penjelasan 1. Insignificant (Tidak Signifikan) 2. Minor (kecil) Tabel 2.1 Tingkat Keparahan Tidak ada cidera, kerugian materi sangat kecil Cidera ringan, memerlukan perawatan P3K, langsung dapat ditangani dilokasi kejadian, kerugian materi sedang 3. Moderate (sedang) Hilang hari kerja, memerlukan perawatan medis, kerugian materi cukup besar. 4. Major (besar) Cidera mengakibatkan cacat atau hilang fungsi tubuh secara total, kerugian material besar. 5. Catastrophic (bencana) Menyebabkan kematian, kerugian materi sangat besar Tabel 2.3 Matriks Penilaian Resiko Kemungkinan Keparahan atau Akibat (Peluang) A H H E E E B M H H E E C L M H E E D L L M H E E L L M H H Tingkatan Kriteria Penjelasan A B C D Tabel 2.2 Kemungkinan atau Peluang Almost Certain (Hampir pasti akan terjadi) Likely (Cenderung untuk terjadi) Moderate (mungkin dapat terjadi) Unlikely (Kecil kemungkinan terjadi) Terjadi hampir pada semua keadaan, misalnya terjadi 1 kejadian dalam setiap hari. Sangat mungkin terjadi pada semua keadaan. Misalnya terjadi 1 kejadian dalam 1 minggu. Dapat terjadi sewaktu-waktu. Misalnya, terjadi 1 kejadian dalam 1 bulan. Mungkin terjadi sewaktu-waktu. Misalnya, terjadi 1 kejadian dalam 1 tahun. E Rare (Jarang sekali) Hanya dapat terjadi pada keadaan tertentu. Misalnya, terjadi 1 kejadian dalam lebih dari 1 tahun. E H M L Extreme Risk (resiko ekstrim), ememrlukan penanggulangan segera atau penghentian kegiatan atau keterlibatan manajemen puncak. Perbaikan sesegara mungkin. Tabel 2.4 Keterangan Matriks Resiko High Risk (resiko tinggi), memerlukan pihak pelatihan oleh manajemen, penjadwalan tindakan perbaikan secepatnya. Moderate Risk (resiko menengah), penangan oleh manajemen terkait. Low Risk (resiko rendah), kendalikan dengan prosedur rutin.
17 Area Utility Plant Penilaian Resiko Menggunakan Metode HIRA Tabel 4.5 Penilaian Resiko Potensi Bahaya Kerja Aktivitas Identifikasi Potensi Bahaya Penilaian Resiko Potensi Bahaya Dampak Bahaya Nilai Resiko Kategori Resiko Pengendalian Pengoperasian dan pengecekan kompresor Kebisingan mesin 85 db Gangguan pendengaran 1C L Ear muff Terjepit v-belt Cedera anggota tubuh 2C M Safety Glove Terjatuh karena lantai licin Cedera anggota tubuh 2C M Safety Shoes Terjatuh dari ketinggian Cedera angota tubuh 1D L Safety Body Harness Terkena percikan bahan kimia Iritasi kulit 1C L Safety Boot dan Safety Glove Kesulitan pengoperasian panel energi Konsentrasi menurun 1E L Menggunakan alat bantu Pengoperasian Boiler Terpleset pada tangga boiler Cedera anggota tubuh 2C M Safety glove dan Safety Boot Kebocoran Pipa NH3 Gangguan pernafasan, iritasi kulit 2C M Respirator, Safety glove dan Safety Googles, dan mata Maintenece saluran pipa Terpapar Kebocoran Freon di Dryer Gangguan pernafasan 1D L Respirator, Safety glove Terjatuh dari ketinggian Cedera anggota tubuh 1D L Safety Body Harness
18 Area Utility Plant Tabel 4.5 Penilaian Resiko Potensi Bahaya Kerja (Lanjutan) Aktivitas Identifikasi Potensi Bahaya Penilaian Resiko Potensi Bahaya Dampak Bahaya Nilai Resiko Kategori Resiko Pengendalian Kebisingan 85 db Pendengaran terganggu 1C L Ear muff Terpapar pipa panas dan panas dari Iritasi kulit 1C L Safety Glove blowdown Terkena debu (pembersihan lorong Iritasi mata 1C L Respirator api) Kebocoran pipa Gangguan pernapasan 1C L Respirator, Maintenence saluran pipa Terkena percikan bahan kimia Iritasi kulit 1C L Safety Glove solar/residu Kesalahan dalam pembacaan alat ukur (Pressure Gauge/Safety Valve) Boiler meledak 5E H Maintenance dan controlling kondisi boiler secara berkala dan jauhkan dari sumber api Ledakan karena hubungan arus Kebakaran dan kerugian material 5E H Proteksi Otomatis pendek Terpapar asap hasil pembakaran Gangguan pernapasan, iritasi mata, 1C L Respirator, Safety Googles Kebocoran pipa gas buang/emisi Pencemaran udara 1D L Respirator
19 Area Utility Plant Tabel 4.5 Penilaian Resiko Potensi Bahaya Kerja (Lanjutan) Aktivitas Identifikasi Potensi Bahaya Penilaian Resiko Potensi Bahaya Dampak Bahaya Nilai Resiko Kategori Resiko Pengendalian Kurang Pencahayaan Penglihatan kurang jelas 1E L Menambahkan penerangan ruangan Kebocoran pembuangan air blow down Pencemaran air tanah 1E L Pengecekan penampungan air blowdown Kebocoran pipa gas LNG Kebakaran 5E H APAR Pencemaran udara 1E L Respirator Pengolahan limbah air (WWTP) Terjepit coupling Cedera anggota tubuh 1D L Safety Glove, Baricades Tertimpa Katrol (Hoist) Cedera anggota tubuh 1D L Safety Helmet Terjatuh dari ketinggian Cedera anggota tubuh 1D L Safety Body Harness Terpapar uap yang berbau zat kimia Gangguan pernapasan 1C L Respirator Kebisingan 85 db Pendengaran terganggu 1C L Ear muff Temperatur ruangan meningkat C Suhu tubuh menigkat 1C L Kontrol keadaan hexos ruangan
20 Area Utility Plant Tabel 4.5 Penilaian Resiko Potensi Bahaya Kerja (Lanjutan) Aktivitas Identifikasi Potensi Bahaya Penilaian Resiko Potensi Bahaya Dampak Bahaya Nilai Resiko Kategori Resiko Pengendalian Tercebur kedalam bak WWTP Cedera anggota tubuh dan 1D L Safety Shoes, Baricades iritasi kulit Tersandung Cedera anggota tubuh 2C M Safety Shoes Pengoperasian Genset Kebisingan 85 db Pendengaran terganggu 1C L Ear muff Terpleset pada tangga genset Cedera anggota tubuh 2C M Safety glove dan Safety Boot Terkena percikan bahan kimia Iritasi kulit 1C L Safety Glove Terhirup emisi gas buang Gangguan pernapasan 1C L Masker Memenuhi kebutuhan bahan bakar Genset Tumpahan solar Pencemaran tanah 1C L Safety Shoes, Controling bejana bahan bakar yang digunakan Terjatuh karena licin Cedera anggota tubuh 2C M Safety Shoes Kebisingan 85 db Pendengaran terganggu 1C L Ear muff Terhirup zat kimia bahan bakar Gangguan pernapasan 1C L Respirator
21 Area Utility Plant Tabel 4.5 Penilaian Resiko Potensi Bahaya Kerja (Lanjutan) Aktivitas Identifikasi Potensi Bahaya Penilaian Resiko Potensi Bahaya Dampak Bahaya Nilai Resiko Kategori Resiko Pengendalian Pengecekan trafo Maintenance Panel Listrik Aktivitas perbaikan dan Perawatan Tersengat arus listrik Cedera anggota tubuh 2C M Safety glove dan Safety Boot Ledakan karena kekurangan oli yang menyebabkan overheat Kebakaran dan kerugian material 5E H APAR, Safety Helmet Ledakan karena hubungan arus Kebakaran dan kerugian 5E H Proteksi otomatis pendek material Terkena sinar las Gangguan penglihatan 1C L Welding Helmet, Safety Googles Terkena api las Cedera anggota tubuh 2E L Safety glove dan Safety Boot Terhirup gas dari asap las Gangguan pernapasan 1C L Respirator Terkena percikan kawat las panas Iritasi kulit 1C L Safety glove Pengecekan pump room Kebocoran pipa Gangguan pernapasan 1C L Respirator Kebisingan 85 db Gangguan pendengaran 1C L Ear muff Terjatuh karena licin Cedera anggota tubuh 2D L Safety Shoes
22 Fault Tree Analysis (FTA) Fault Tree Analysis (FTA) memiliki simbol-simbol dalam membangun pohon kesalahan. Berikut ini adalah simbol-simbol yang sering digunakan pada Fault Tree Analysis (FTA) adalah sebagai berikut. Tabel 2.5 Simbol Fault Tree Analysis (FTA)
23 Fault Tree Analysis (FTA) Penyebab potensi bahaya terjatuh, terjepit dan tersandung, didapatkan bahwa penyebab seorang pekerja mengalami potensi bahaya terjatuh, terjepit dan tersandung adalah disebabkan oleh banyak hal diantaranya disebabkan faktor manusia, faktor lingkungan dan faktor peralatan. Dari faktor manusia tersebut dapat diuraikan bahwa dimanakah kesalahaan yaitu apakah karena bercanda, tidak semangat bekerja, kelelahan bekerja, kurangnya pengalaman dalam bekerja, terburu-buru atau karena tidak menggunakan APD. Kemudian untuk faktor lingkungan tersebut dapat diuraikan bahwa apakah didapatkan potensi bahaya karena tidak adanya warning sign, kurang penerangan, terdapat benda yang menghalangi ataukah karena lingkungan bekerja tersebut licin. Kemudian untuk faktor lingkungan tersebut dapat diuraikan bahwa apakah didapatkan potensi bahaya karena posisi meletakan alat berantakan, posisi alat membahayakan, tidak paham penggunaan alat, dan apakah karena alat sudah tidak layak pakai.
24 Fault Tree Analysis (FTA) Penyebab kebocoran pipa NH3 dan air, gas LNG, ledakan boiler didapatkan bahwa penyebab seorang pekerja mengalami potensi bahaya kebocoran pipa NH3 dan air, gas LNG, ledakan boiler adalah disebabkan oleh banyak hal diantaranya disebabkan faktor apakah kondisi pipa yang kurang baik dan kondisi boiler yang kurang baik. Dari faktor kondisi pipa yang kurang baik tersebut dapat diuraikan bahwa dimanakah kesalahaan yaitu apakah karena sambungan pipa berkarat, terdapatnya pipa dalam kondisi memuai, karet silk longgar ataukah karena karet silk memuai. Kemudian untuk faktor kondisi boiler yang kurang baik tersebut dapat diuraikan bahwa apakah didapatkan potensi bahaya apakah karena kabel kontaktor putus, pressure gauge rusak, keringnya air umpan saat boiler berjalan, tekanan yang berlebihan. Untuk penyebab lainnya juga bisa memungkinkan terdapat potensi kebocoran pipa nh3 dan air, gas LNG, ledakan boiler yaitu apakah karena terdapat titik api pada area, mungkin juga karena keran penutup pipa tidak rapat ataukah ulah pekerja yang kurang teliti.
25 Fault Tree Analysis (FTA) Penyebab ledakan trafo, ledakan short circuit, terkena arus listrik didapatkan bahwa penyebab seorang pekerja mengalami potensi bahaya ledakan trafo, ledakan short circuit adalah disebabkan oleh banyak hal diantaranya disebabkan faktor apakah kondisi panel listrik yang kurang baik dan kondisi trafo yang kurang baik. Dari faktor kondisi panel listrik yang kurang baik tersebut dapat diuraikan bahwa dimanakah kesalahaan yaitu apakah karena terdapat sambungan kabel yang tidak benar, terjadi overheating pada komponen panel listrik, terdapat kabel yang kelebihan arus. Kemudian untuk faktor kondisi trafo yang kurang baik tersebut dapat diuraikan bahwa apakah didapatkan potensi bahaya karena kekurangan oli yang menyebabkan overheat, umur trafo yang sudah berlebih, koil trafo yang terbakar, ataukah karena overload arus beban daya. Untuk penyebab lainnya juga bisa memungkinkan terdapat potensi penyebab ledakan trafo, ledakan short circuit yaitu apakah karena terdapat ventilasi ruangan yang kurang baik ataukah mungkin disebabkan karena terdapat sumber api pada ruangan.
26 Penerapan SMK3 Dalam Perusahaan Kebijakan, Tanggung Jawab dan Wewenang - Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) 1. Safety Meeting atau pertemuan reguler 2. Training seluruh evakuasi, Alat Pemadam Api Ringan, P2K3 dan lainnya 3. Investigasi dan upaya pencegahan penyakit akibat kerja (PAK) 4. Identifikasi dan penilaian potensi bahaya serta resiko kerja 5. Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja rutin 6. Job Safety Analysis (JSA) 7. Penanganan Ijin Kerja Aman karyawan 8. Sosialisasi sign, jalur Perencanaan - Sebelum melakukan pekerjaan kontraktor maupun pekerja juga mendapatkan pengarahan keselamatan safety induction dan aturan perusahaan. - Persiapan dan penyediaan APD untuk pekerja dan kontraktor dari luar perusahaan. - Pengerjaan form izin kerja aman dengan pembagian jenis pekerjaan dari pekerjaan diruang tertutup, diketinggian sampai penggalian.
27 Penerapan SMK3 Dalam Perusahaan Implementasi Kenyataan dilapangan program SMK3 sudah berjalan baik dan divisi SHE juga sudah mensosialisasikannya cara kerja aman kepada seluruh karyawan dan juga diimbangi dengan audit secara berkala oleh pihak ketiga dari badan usaha milik negara yaitu lembaga yang berkompeten seperti PT.Sucofindo. SMK3 pada perusahaan ini juga sudah mendapat penilaian baik dan juga dalam program penghargaan INDUSTRI HIJAU oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia maupun program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam penanganan lingkungan hidup atau disebut PROPER oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dengan mendapat peringkat hijau Evaluasi - Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) yang masih terbentur biaya Masih terdapat kekurangan APD pada bagian tertentu. - Kesadaran pekerja dalam bekerja masih kurang Dalam hal ini merupakan tanggung jawab bersama untuk bisa mencapai zero accident dan zero lost time - Sistem tata ruang dan penempatan alat yang masih kurang Masih terdapat penataan penyimpanan bahan yang tidak teratur yang dikarenakan tempat yang tidak mencukupi - Pendestrian pejalan kaki sudah pudar dan tidak teratur Garis untuk pendestrian pejalan kaki sudah mulai pudar dan tidak terlihat ini akan sangat membahayakan untuk pejalan kaki ditambah lagi lalu lintas alat berat yang sangat dekat dengan pendestrian
28 Green Industry
29 Green Industry
30 Green Industry
31 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan yang menjawab tujuan dari penulisan laporan kerja ini. Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah antara lain: 1. Nilai resiko potensi bahaya kerja yang dominan di PT Indolakto Jakarta, bagian utility plant adalah 1C. Nilai ini mengindikasikan bahwa tingkat keparahan bahaya kerja kecil dan kemungkinan terjadinya potensi bahayanya juga kerja kecil, sedangkan untuk nilai kategori potensi bahaya kerja yang dominan adalah L (Low risk) atau resiko rendah sehingga hanya perlu dikendalikan dengan prosedur rutin. 2. Faktor penyebab terbesar terjadinya potensi bahaya kerja adalah kondisi area utility plant yang relatif terbatas menyebabkan pekerja sehingga mudah sekali untuk mengalami kejadian yang membahayakan diri pekerja. Terlebih suara bising pada tiap-tiap mesin yang didapatkan, terdapat seringnya kontak dengan penggunaan bahan bakar kimia dan mesin yang menyebabkan mudah terindikasi oleh bahaya yang mengancam. 3. Pencapaian program SMK3 sudah baik dan divisi SHE juga sudah mensosialisasikannya cara kerja aman kepada seluruh karyawan dan juga diimbangi dengan audit secara berkala. Hal ini terbukti SMK3 pada perusahaan ini juga sudah mendapat penilaian baik dan juga dalam program penghargaan Industri Hijau oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
32 KESIMPULAN DAN SARAN Saran Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada saat melaksanakan kerja praktek di PT. Indolakto Jakarta, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Perlu dilakukan pengawasan, komitmen dan kesadaran bersama yang lebih ketat lagi terhadap jalannya proses produksi untuk semua departemen agar dapat meminimalisasi kecelakaan. 2. Sebaiknya pemberian reward kepada pekerja yang melaksanakan peraturan-peraturan dan tanggung jawab yang baik 3. Penambahan lebih banyak lagi warning sign pada setiap unit pekerjaan akan dampak serta bahaya, penyakit akibat kerja dan penggunaan APD. 4. Perlunya ditambah lagi training-training yang sekiranya berkaitan dengan keselamatan pekerja dan juga pendekatan secara interpersonal kepada para pekerja.
33 SEKIAN & TERIMA KASIH
Created by: Esa Rahmanda H Click to edit Master title style
MEMPELAJARI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. INDOLAKTO JAKARTA Created by: Esa Rahmanda H 32410439 Click to edit Master title style Latar Belakang Kebutuhan Manusia Meningkat Perusahaan
Lebih terperinciANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY
ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY Pengendalian Bahaya berguna agar terjadinya incident, accident penyakit akibat hubungan kerja ditempat kerja berkurang atau tidak
Lebih terperinciBAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN 4.1 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu kerugian baik itu bagi korban kecelakaan kerja maupun terhadap perusahaan (Organisasi),
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh
BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis di PDKB TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh gambaran mengenai
Lebih terperinciNaskah Publikasi Ilmiah PERBAIKAN KONDISI KERJA BERDASARKAN PENDEKATAN HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT (HIRA) UNTUK MENGURANGI
Naskah Publikasi Ilmiah PERBAIKAN KONDISI KERJA BERDASARKAN PENDEKATAN HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT (HIRA) UNTUK MENGURANGI KECELAKAAN KERJA KARYAWAN DI UNIT PENGGILINGAN PT MADU BARU YOGYAKARTA
Lebih terperinciSL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah
No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE
Lebih terperinciSeminar Nasional Riset Terapan 2015 SENASSET 2015 ISBN: Serang, 12 Desember 2015
Seminar Nasional Riset Terapan 2015 SENASSET 2015 ISBN: 9786027367203 IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO K3 PADA TINDAKAN PERAWATAN & PERBAIKAN MENGGUNAKAN METODE HIRARC (HAZARD IDENTIFICATION AND
Lebih terperinciPEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI
PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI A) KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR: 1. Menguasai berbagai macam alat pelindung diri (APD) terutama dalam bidang busana 2. Memahami pentingnya penggunaan APD dalam pekerjaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Data Kuesioner 4.1.1 Kuesioner Pakar Butir kuesioner yang digunakan diambil berdasarkan studi literatur terdahulu. Sebelum kuesioner diberikan ke responden, maka kuesioner
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Penyusunan naskah tugas akhir ini dapat dilihat secara garis besar dalam bagan alir yang ditunjukkan pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Bagan Alir Tahapan Penulisan
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS
ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS Disusun Oleh: Okky Oksta Bera (35411444) Pembimbing : Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.
Lebih terperinciMEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA
MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA Nama : Fidhini Nurfidiah Firanti NPM : 33413439 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Asep Mohamad Noor, MT. PENDAHULUAN
Lebih terperinciDefinisi dan Tujuan keselamatan kerja
Definisi dan Tujuan keselamatan kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan & proses pengolahannya, landasan tempat kerja & lingkungannya serta cara-cara
Lebih terperinciRancangan Sistem Keselamatan Kerja Stasiun Kerja Induksi Fumace berdasarkan Metode SWIFT (The Structured What-If Analysis)
Rancangan Sistem Keselamatan Kerja Stasiun Kerja Induksi Fumace berdasarkan Metode SWIFT (The Structured What-If Analysis) (Studi Kasus di Unit PRASKA PT.PINDAD Persero Bandung) Hendro Prassetiyo Jurusan
Lebih terperinciPERALATAN PERLINDUNGAN DIRI
PAKAIAN KERJA 1. Pemilihan pakaian harus diperhitungkan kerja kemungkinan bahaya yang akan dialami pekerja. 2. Pakaian harus sesuai dengan ukuran dan tidak menghalangi kerja 3. Pakaian yang longgar/dasi
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR
Lebih terperinciHIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)
HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT. Hazard Identification Pengalaman menunjukkan
Lebih terperinciBIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN F.45...... 01 BUKU KERJA 2011 K E M E N T E R I AN P E K E R
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tempat kerja memiliki risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung pada jenis industri, teknologi yang digunakan serta pengendalian
Lebih terperinciLampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN. Responden yang saya hormati,
Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Esa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hak asasi karyawan dan salah satu syarat untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan
Lebih terperinciBAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,
BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai
Lebih terperinciKeywords: HIRARC, risk control.
PENERAPAN HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL (HIRARC) SEBAGAI PENGENDALIAN POTENSI KECELAKAAN KERJA DI BAGIAN PRODUKSI BODY BUS PT. X MAGELANG Annisa Devi Primasari, Hanifa Maher Denny,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag
BAB V PEMBAHASAN Dari hasil penelitian PT. Bina Guna Kimia telah melaksanakan programprogram keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag Out (LOTO) dan Line Breaking merupakan program
Lebih terperinciAnalisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA)
Analisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA) (Studi Kasus : PT Barata Indonesia, Cilegon, Banten) Ade
Lebih terperinciHirarki Pengendalian Potensi Bahaya K3
ALAT PELINDUNG DIRI DEFINISI APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja
Lebih terperinciHazard Identification Risk Assessment and Risk Control dan Pemilihan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis
Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control dan Pemilihan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis (Studi Kasus: PT. Pelindo Marine Service) Ragil Aji Samudra 1*, Mey Rohma dhani
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan Kerja Tarwaka (2008: 4) mengatakan bahwa keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Sumber:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Area dari keselamatan kerja dalam dunia rekayasa mencakup keterlibatan manusia baik para pekerja, klien, maupun pemilik perusahaan. Menurut Goetsch
Lebih terperinciBAB I KONSEP PENILAIAN
BAB I KONSEP PENILAIAN 1.1. Bagaimana Instruktur akan Menilai Dalam sistem berdasarkan Kompetensi, penilai akan mengumpulkan bukti dan membuat pertimbangan mengenai pengetahuan, pemahaman dan unjuk kerja
Lebih terperinciIdentifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy
Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy di Industri Kapal Andri Kurniawan 1, Mardi Santoso 2, Mey Rohma Dhani 1 1 Program Studi Teknik
Lebih terperinci1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik
A. Pengertian Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri (APD) merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN
Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN KARYAWAN PT PDSI RANTAU ACEH TAMIANG TAHUN 2014 I.
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Teknoin 2012 ISBN No
Rancangan Sistem Keselamatan Kerja Berdasarkan Metode SWIFT (The Structured What-If Analysis) (Studi Kasus di Stasiun Kerja Belt Grinding Unit PRASKA PT.PINDAD Persero Bandung) Arie Desrianty 1), Hendro
Lebih terperinciSL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah
No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE
Lebih terperinciAlat Pelindung Diri Kuliah 8
Alat Pelindung Diri Kuliah 8 Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration i i Personal protective equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk
Lebih terperinciSecara sederhana yang dimaksud dengan APD adalah :
Dalam setiap aktifitas diproyek tentunya kita akan dihadapkan dengan bermacam-macam resiko dan bahaya yang tidak seorangpun tahu kapan dan dimana bahaya, hampir kejadian, accident (kecelakaan) itu akan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN (MAINTENANCE) 3.1.1 Definisi Pemeliharaan Dan Perawatan Pemeliharaan dan perawatan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan
Lebih terperinciPeralatan Perlindungan Pekerja
Oleh: 2013 Peralatan Proteksi Keselamatan Kerja Reference : Hamid R. Kavianian & Charles A. Wentz. 1990. Occuputional & Enviromental Safety Engineering & Management. 1. John Wiley & Sons Inc. New York
Lebih terperinciSeminar Nasional Maritim, Sains, dan Teknologi Terapan 2016 Vol. 01 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN:
Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam Praktikum Pengelasan (Studi Kasus: di Welding Centre Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya) Retno Ningsih, Ayu Raisa Azhar, M. Puspita Adi Paripurno
Lebih terperinciMENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA
MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakulyas Kedokteran dan
Lebih terperinciDIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA 0,8 0,6 0,4 0,2. Ringan Berat Mati 0,69
1 200 150 100 50 0 0 1 2008 2 2009 Ringan Berat Mati 3 2010 4 2011 5 2012 6 2013 No. Tahun RINGAN BERAT MATI TOTAL 1 2008 162 74 19 285 2 2009 176 83 44 303 3 2010 100 94 15 209 4 2011 94 101 22 217 5
Lebih terperinciIdentifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment)
Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment) Maesaroh, Yayan Harry Yadi, Wahyu Susihono,, Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan
Lebih terperinciPersonal Protective Equipments (PPE)
Personal Protective Equipments (PPE) Definisi Alat Pelindung Diri Personal Protective Equipments (PPE) Alat Pelindung Diri (APD) dalam susunan sistem pengendalian bahaya ditempat kerja merupakan bagian
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry
BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Kebutuhan dan Syarat APD Dari hasil pengamatan dan observasi yang telah dilakukan penulis di Instalasi Laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta, dalam
Lebih terperinciKOP SURAT BADAN USAHA
KOP SURAT BADAN USAHA...,... Nomor Lampiran Perihal : : 1 (satu) berkas : Laporan Berkala Periode Tahun 20.. Kepada Yth. Gubernur Kalimantan Barat Cq. Kepala Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Lebih terperinciANALISIS KESELAMATAN KERJA (JOB SAFETY ANALYSIS)/PROSEDUR JSA
Nomor dan Nama Pekerjaan Nomor dan Nama Jabatan 068 & Memeriksa Alat pemadam api ringan (APAR) Tanggal 28 Desember 2008 No JSA : JSA/SHE/068 Safety Officer Disusun Oleh Tanda tangan No Revisi 0 Seksi/Departemen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tenaga kerja merupakan tulang punggung suksesnya pembangunan bangsa dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi keselamatan dan kesehatannya
Lebih terperinciImplementasi Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Pada Proses Grinding Dan Welding
Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.3, September 2013, pp.206-211 ISSN 2302-495X Implementasi Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Pada Proses Grinding Dan Vinanti Nurul Saskia 1, Shanti Kirana 2, Wahyu
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL
USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL Retno Fitri Wulandari 36412165 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
Lebih terperinciALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM
ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM Alat Pelindung Diri adalah salah satu alat yang harus tersedia di laboratorium. Digunakan untuk perlindungan badan, mata, pernapasan dan kaki. Peralatan dan
Lebih terperinciSOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TUJUAN Memelihara lingkungan kerja yang sehat. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja. Mencegah dan mengobati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya tingginya tingkat kecelakaan kerja dan rendahnya tingkat derajat kesehatan kerja di indonesia disebabkan minimnya kesadaran pengusaha untuk menerapkan Kesehatan
Lebih terperinciMEMPELAJARI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI CV. INOTEK KIMIA UTAMA
MEMPELAJARI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI CV. INOTEK KIMIA UTAMA Disusun oleh: Muchamad Firdaus T 32411607 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA BEKASI 2015
Lebih terperinciPT MDM DASAR DASAR K3
PT MDM DASAR DASAR K3 KASUS - KASUS K3 Kecelakaan lalu lintas Kasus Kasus Lingkungan KESELAMATAN KERJA Adalah usaha dalam melakukan pekerjaan tanpa kecelakaan Memberikan suasana atau lingkungan kerja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada bidang konstruksi bangunan merupakan salah satu yang berpengaruh besar dalam mendukung perkembangan pembangunan di Indonesia. Dengan banyaknya perusahaan
Lebih terperinciKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) MEKANIK PADA STASIUN BOILER PT X
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) MEKANIK PADA STASIUN BOILER PT X Hendri Van Hoten 1), Afdhal Kurniawan Mainil 1), Agung Imam Permadi 2) 1) Dosen Jurusan Teknik Mesin Univ. Bengkulu, 2) Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan manusia
Lebih terperincicommit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Tempat Kerja adalah ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Umum Evaluasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti penilaian atau memberi penilaian. Pengertian evaluasi berdasarkan Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah
Lebih terperinciKoordinator:Dr. Ardiyan Harimawan
Kuliah Awal Semester Lab Instruksional Teknik Kimia Keselamatan Kerja, Kesehatan & Perlindungan Lingkungan (K3L) Lab Koordinator:Dr. Ardiyan Harimawan Sadari! Area Labtek X (termasuk Lab Pilot & Bengkel2
Lebih terperinciRisk Analysis : Severity & Likelihood
LOGO Risk Analysis : Severity & Likelihood Proses Kerja Jenis Bahaya Potensi Bahaya Sub Panel 1 bahaya fisik bahaya kimia bahaya mekanis bahaya ergonomi Severity of Harm Likelihood kebisingan Moderate
Lebih terperinciImplementasi Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Pada Proses Grinding Dan Welding Di PT.X
Implementasi Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Pada Proses Grinding Dan Welding Di PT.X Vinanti Nurul Saskia 1, Shanti Kirana 2, Wahyu Susihono 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng
Lebih terperinciPENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH
PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH Mutiara Dwi Putri, Sutarni, Marlinda Apriyani 1 Mahasiswa, 2 Dosen Politeknik Negeri Lampung 1, 3 Dosen Politeknik Negeri Lampung 2
Lebih terperinciOCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (OH&S) 1. Prosedur Mengenali Sumber Bahaya di Tempat Kerja
1. Prosedur Mengenali Sumber Bahaya di Tempat Kerja Pendahuluan Di dalam lingkungan kerja dan cara bekerja adalah awal yang penting untuk kelangsungan kesehatan dan keselamatan kita. Memahami keselamatan
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PERSEPSI PEKERJA TENTANG RISIKO KECELAKAAN KERJA DI DEPARTEMEN PRODUKSI DAN UTILITY PT. WILMAR NABATI INDONESIA DUMAI TAHUN 2012 Data Umum Responden No Responden
Lebih terperinciIdentifikasi Penilaian Aktivitas Pengelasan Pada Bengkel Umum Unit 1-4 Dengan Pendekatan Job Safety Analysis di PT.Indonesia Power UBP Suralaya
Identifikasi Penilaian Aktivitas Pengelasan Pada Bengkel Umum Unit 1-4 Dengan Pendekatan Job Safety Analysis di PT.Indonesia Power UBP Suralaya Brian Hadi W 1, Ade Sri Mariawati 2 12 Jurusan Teknik Industri
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci : HAZOP, perangkingan, risk assessment
ANALISIS POTENSI BAHAYA SERTA REKOMENDASI PERBAIKAN DENGAN METODE HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP) MELALUI PERANGKINGAN OHS RISK ASSESSMENT AND CONTROL (Studi Kasus: Area PM-1 PT. Ekamas Fortuna) HAZARD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan dalam melakukan aktivitas kontruksi harus memenuhi unsur keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam kegiatan konstruksi kecelakaan dapat terjadi
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control
148 BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control Questionnaires (ICQ), observasi, inspeksi dokumen, dan reperforming terhadap pelaksanaan
Lebih terperinciPerbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya
Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya Andreas Arif Gunawan GO 1, Liem Yenny Bendatu 2 Abstract: PT Sumber Rubberindo Jaya is a company that produces
Lebih terperinciBUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA
BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zaman berkembang semakin pesat seiring dengan kemajuan di sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman berkembang semakin pesat seiring dengan kemajuan di sektor industri. Demikian juga kemajuan industri di Indonesia. Setiap industri banyak melakukan perubahan
Lebih terperinciDian Palupi Restuputri, Eriko, Andri Sulaksmi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
ISSN (Cetak) 2527-6042 eissn (Online) 2527-6050 IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIAN RISIKO DI BAGIAN PRODUKSI 1 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO ACCIDENT MENGGUNAKAN METODE HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional,
Lebih terperinciTips Mencegah LPG Meledak
Tips Mencegah LPG Meledak Beberapa rekan pernah menyampaikan tips tips mencegah peledakan LPG di rumah tangga. Saya hanya mencoba mengingatkan kembali akan pentingnya kewaspadaan pengelolaan LPG di rumah
Lebih terperinciALAT / MATERIAL / PROSES / LINGKUNGAN Halaman 2 Rp. PENJELASAN CEDERA / KERUSAKAN NAMA KORBAN / KOMPONEN (JIKA ADA) CEDERA / KERUSAKAN....... SKETSA KEJADIAN / DENAH / GAMBAR / FOTO SKETSA / DENAH / GAMBAR
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Keselamatan Keselamatan Kerja, Job safety analysis (JSA), Hazard Identification, Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)
Analisis Identifikasi Bahaya Kecelakaan Kerja Menggunakan Job Safety Analysis (JSA) Dengan Pendekatan Hazard Identification, Risk Assessment And Risk Control (HIRARC) di PT. Charoen Pokphand Indonesia-
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa,
BAB V PEMBAHASAN A. Potensi Bahaya Potensi bahaya yang dapat menyebabkan insiden atau kecelakaan kerja di PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa, tertabrak, kebakaran,
Lebih terperinciPROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 26/PRT/M/2014 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU
Lebih terperinciMateri 6. Oleh : Agus Triyono, M.Kes. td&penc. kebakaran/agust.doc 1
Materi 6 Oleh : Agus Triyono, M.Kes td&penc. kebakaran/agust.doc 1 TETRA HEDRON KESELAMATAN MENGENALI MENGHINDARI BAHAYA PELATIHAN KESEHATAN FISIK PERLENGKAPAN PELINDUNG TUBUH td&penc. kebakaran/agust.doc
Lebih terperinciAnalisis Budaya Kerja UKM Industri Bambu di Cebongan Sleman Yogyakarta
Petunjuk Sitasi: Astuti, M., & Nurdin, R. (2017). Analisis Budaya Kerja UKM Industri Bambu di Cebongan Sleman Yogyakarta. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F91-97). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas
Lebih terperinciSoal K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Soal K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja BAGIAN A : beri tanda silang pada lembar jawaban yang tersedia KESELAMATAN KERJA 1. Kecelakaan kerja disebabkan oleh perbuatan tidak aman dan kondisi tidak aman
Lebih terperinciAnalisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control
Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control (Studi Kasus : Pada Perusahaan Distributor Minuman) Alverda
Lebih terperinciANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG)
ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG) Rani Rumita *, Susatyo Nugroho W.P., Sari Veronica Jantitya
Lebih terperinciIDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3
CV. KARYA BHAKTI USAHA Jampirejo Timur No 351 Temanggung PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRARK3K) Disiapkan untuk pekerjaan: Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kali Pacar 1. KEBIJAKAN K3
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) 3.1.1 Definisi Pemeliharaan Secara umum pengertian (maintenance) dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN: IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA KERJA DAN PENGUKURAN FISIK BANGUNAN KERJA DI LABORATORIUM PLTU EMBALUT
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA KERJA DAN PENGUKURAN FISIK BANGUNAN KERJA DI ABORATORIU PTU EBAUT uhammad Busyairi, Rahmatika Nurlaila, Ika eicahayanti Program Studi Teknik ingkungan, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikeluarkan oleh pohon karet. Lateks terdapat pada bagian kulit, daun dan biji
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karet Alam (Lateks) 2.1.1 Sejarah Karet (Lateks) Lateks adalah suatu istilah yang dipakai untuk menyebut getah yang dikeluarkan oleh pohon karet. Lateks terdapat pada bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman yang serba modern ini, hampir semua pekerjaan manusia telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang serba modern ini, hampir semua pekerjaan manusia telah dibantu oleh alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia, contohnya mesin. Dengan bantuan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI Azham Umar Abidin 1, Fahmi R. Putranto 2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Departemen
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB I. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinci(STUDIKASUS:PT.PJBUNITPEMBANGKITANGRESIK) Presented by: NOVI MARHAENDRA PUTRANTO ( )
IDENTIFIKASI BAHAYA BEKERJA PADA DAERAH BERTEGANGAN (SWITCHYARD 150 kv) DENGAN PENDEKATAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DAN HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESMENT AND RISK CONTROL(HIRARC) (STUDIKASUS:PT.PJBUNITPEMBANGKITANGRESIK)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sistem yang berhubungan semua unsur yang berada dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengupasan tanah pucuk (top soil removal). Top Soil Removal dilakukan
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Overburden Removal Dalam pekerjaan Overburden Removal dimulai dengan proses pengupasan tanah pucuk (top soil removal). Top Soil Removal
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN KERJA PADA PENGELASAN LOGAM DI BENGKEL LAS LOGAM SIKEMBAR SUKMAJAYA DEPOK DESEMBER 2012
UNIVERSITAS INDONESIA PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN KERJA PADA PENGELASAN LOGAM DI BENGKEL LAS LOGAM SIKEMBAR SUKMAJAYA DEPOK DESEMBER 2012 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Lebih terperinci