BERITA RESMI STATISTIK

Transkripsi

1 BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 31/05/52/Th.VIII, 4 Mei 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT MENURUT SUB SEKTOR BULAN APRIL 2015 Penghitungan Nilai Tukar Petani menggunakan tahun dasar 2012=100 dimana pada bulan April 2015 tercatat Nilai Tukar Petani Padi & Palawija (NTPP) sebesar 98,31; Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 98,86; Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 92,33; Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 112,77 dan Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) 100,41. Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap (NTN) tercatat 104,83 dan NTP Perikanan Budidaya (NTPi) tercatat 93,29. Secara gabungan, Nilai Tukar Petani Provinsi NTB sebesar 101,15 yang berarti NTP bulan April mengalami penurunan 1,06 persen bila dibandingkan dengan bulan Maret dengan Nilai Tukar Petani sebesar 102,23. Nilai Tukar Usaha Pertanian Provinsi NTB yang diperoleh dari hasil bagi antara indeks yang diterima petani dengan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM), pada bulan April 2015 tercatat 105,86 yang berarti mengalami penurunan 1,03 persen dibandingkan bulan Maret dengan Nilai Tukar Usaha Pertanian 106,96. Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan April 2015, hanya 2 provinsi yang mengalami peningkatan NTP dan 31 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi terjadi di Provinsi Papua Barat yaitu sebesar 0,90 persen, dimana indeks harga yang diterima meningkat hingga 1,45 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jabar yaitu sebesar 2,54 persen, dimana indeks yang diterima petani menurun hingga 2,51 persen. Pada bulan April 2015, terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 0,38 persen. Inflasi disebabkan karena terjadi peningkatan indeks konsumsi rumah tangga pada kelompok Transportasi & Komunikasi (2,76 %), Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau (0,75 %), Kesehatan (0,58 %), Perumahan (0,56 %), Sandang (0,11 %), Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga (0,09 %) sedangkan kelompok Bahan makanan mengalami penurunan sebesar 0,35 %. Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 31/05/52/Th.VIII, 4 Mei

2 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan pada 8 Kabupaten di Provinsi NTB, terjadi NTP yang berfluktuasi setiap bulannya. Pada bulan April 2015 dengan tahun dasar (2012=100) NTP Provinsi NTB berada di atas 100 ( tercatat 101,15 ) yang berarti petani mengalami peningkatan daya beli, karena kenaikan harga produksi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga input produksi dan kebutuhan konsumsi rumah tangganya. Grafik 1 NTP Provinsi NTB Januari 2014 April 2015 (2012=100) 103 NTP 102,23 101,97 101,38 100,8 101,15 100,03 100,13 100,4 99,75 99,67 99,33 99,59 99,72 99,56 99,92 98, Tahun Bulan NTP bulan April 2015 mengalami penurunan sebesar 1,06 persen bila dibandingkan dengan NTP Maret 2015 yaitu dari 102,23 menjadi 101,15. Hal ini disebabkan karena indeks harga yang dibayar petani (meningkat sebesar 0,37 persen) lebih tinggi daripada indeks harga yang diterima petani (menurun sebesar 0,69 persen). Dimana Indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,38 persen dan 0,35 persen. Dari Tabel 1 nampak bahwa pada bulan April 2015 kemampuan daya beli petani di Provinsi NTB pada 2 subsektor berada di atas 100 (cukup baik) yang terdiri dari subsektor Peternakan (112,77) dan subsektor Perikanan (100,41). Sedangkan 3 subsektor lainnya berada di bawah 100, dimana kemampuan daya beli petani yang paling rendah terjadi pada sub sektor perkebunan rakyat dengan NTP sebesar 92,33. 2 Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No.31/05/52/Th.VIII, 4 Mei 2015

3 Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Per Subsektor April 2015 (2012=100) 1. Tanaman Pangan Bulan Subsektor Persentase Perubahan Maret 2015 April 2015 (1) (2) (3) (4) a. Indeks yang Diterima (It) 118,87 115,16-3,13 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 116,67 117,14 0,40 c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 101,89 98,31-3,52 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima (It) 115,10 116,59 1,29 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 117,69 117,94 0,21 c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 97,80 98,86 1,08 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima (It) 108,24 109,42 1,09 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 117,99 118,52 0,45 c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 91,74 92,33 0,64 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima (It) 128,29 129,68 1,09 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 114,54 114,99 0,39 c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 112,00 112,77 0,69 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima (It) 114,18 114,96 0,68 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 114,39 114,48 0,08 c. Nilai Tukar Petani (NTN) 99,81 100,41 0,60 5.a. Perikanan Tangkap a. Indeks yang Diterima (It) 121,47 122,63 0,95 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 116,73 116,98 0,21 c. Nilai Tukar Petani (NTN) 104,06 104,83 0,74 5.b. Perikanan Budidaya a. Indeks yang Diterima (It) 103,04 103,25 0,20 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 110,83 110,68-0,14 c. Nilai Tukar Petani (NTN) 92,98 93,29 0,34 Gabungan a. Indeks yang Diterima (It) 118,98 118,17-0,69 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 116,39 116,82 0,37 -Konsumsi Rumah Tangga 118,41 118,86 0,38 -BPPBM 111,25 111,63 0,35 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 102,23 101,15-1,06 Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 31/05/52/Th.VIII, 4 Mei

4 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan April 2015 dengan tahun dasar (2012=100), secara gabungan indeks harga yang diterima petani (It) Provinsi NTB mengalami penurunan sebesar 0,69 persen yaitu dari 118,98 menjadi 118,17. Hampir semua subsektor mengalami peningkatan indeks harga yang diterima kecuali subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan. Dimana indeks harga yang diterima subsektor Hortikultura (1,29 persen), Peternakan (1,09 persen), Perkebunan Rakyat (1,09 persen), Perikanan (0,68 persen), sedangkan subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan sebesar 3,13 persen. 2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan April 2015 dengan tahun dasar (2012=100), indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi NTB mengalami peningkatan sebesar 0,37 persen yaitu dari 116,39 menjadi 116,82. Dimana indeks konsumsi rumah tangga dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,38 persen dan 0,35 persen. Grafik 2 Indeks Diterima dan Indeks Dibayar Petani Provinsi NTB Maret April 2015 (2012=100) BPPBM; 111,63 KRT; 118,86 Indeks Dibayar; 116,82 Indeks Diterima; 118, BPPBM; 111,25 KRT; 118,41 Indeks Dibayar; 116,39 Indeks Diterima; 118, Indeks Diterima Indeks Dibayar KRT BPPBM 4 Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No.31/05/52/Th.VIII, 4 Mei 2015

5 3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan / Padi & Palawija (NTPP) Pada bulan April 2015 NTPP mengalami penurunan sebesar 3,52 persen, hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 3,13 persen sedangkan indeks yang dibayar petani mengalami peningkatan sebesar 0,40 persen. Indeks harga yang diterima petani padi mengalami penurunan sebesar 5,97 persen yang disebabkan karena menurunnya harga gabah. Sedangkan petani palawija mengalami peningkatan indeks yang diterima sebesar 3,80 persen yang disebabkan peningkatan harga kacang kedelai, ketela pohon/ubi kayu, jagung dan kacang tanah. Peningkatan indeks yang dibayar (Ib) disebabkan oleh peningkatan indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,43 persen dan 0,33 persen. Dimana peningkatan indeks BPPBM disebabkan antara lain oleh meningkatnya harga sprayer, solar, bensin, bibit kacang tanah, pupuk daun, ongkos angkut, biaya servis motor, bambu, akarisida, bakterisida, sewa traktor tangan, fungisida, oli, herbisida, insektisida, sewa garu dan ternak, sewa bajak dan sewa tanah sawah. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura (NTPH) pada bulan April 2015 terjadi peningkatan sebesar 1,08 persen. Hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks yang diterima petani sebesar 1,29 persen lebih tinggi dari tingkat peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,21 persen. Indeks yang diterima (It) sub kelompok sayur-sayuran dan buah-buahan mengalami peningkatan masing-masing sebesar 1,65 persen dan 0,79 persen yang disebabkan antara lain oleh meningkatnya harga hasil produksi tanaman hortikultura seperti durian, buncis, tomat, bawang merah, bawang putih, wortel, kentang, sirsak, mangga, semangka, cabai merah dan kangkung. Sedangkan sub kelompok tanaman obat mengalami penurunan sebesar 0,54 persen yang disebabkan menurunnya harga lengkuas. Peningkatan indeks yang dibayar (Ib) petani hortikultura disebabkan oleh peningkatan indeks Konsumsi Rumah Tangga dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,19 persen dan 0,33 persen. Dimana peningkatan indeks BPPBM disebabkan meningkatnya harga solar, bensin, fungisida, bambu, parang, kereta dorong, bibit (bawang merah, buncis, kentang, terung, bawang daun, kubis/kol, nanas, melon, wortel), sewa garu dan ternak, ban luar motor, ongkos angkut dan herbisida. c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada bulan April 2015 Nilai Tukar Petani untuk sub sektor perkebunan rakyat (NTPR) terjadi peningkatan sebesar 0,64 persen, hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks yang diterima petani sebesar 1,09 persen lebih tinggi dari tingkat peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,45 persen. Peningkatan indeks yang diterima petani disebabkan antara lain karena meningkatnya harga hasil produksi perkebunan rakyat seperti kopi, cengkeh, biji jambu mete, tembakau dan jarak. Peningkatan indeks yang dibayar petani disebabkan meningkatnya indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,47 persen dan 0,35 persen. Dimana peningkatan indeks BPPBM disebabkan oleh meningkatnya harga bensin, karung, ZA, parang, sprayer, insektisida, arit, NP/NPK, rotentisida, ongkos angkut, urea dan herbisida. Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 31/05/52/Th.VIII, 4 Mei

6 d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada bulan April 2015, NTPT mengalami peningkatan sebesar 0,69 persen, hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks yang diterima petani sebesar 1,09 persen lebih tinggi dari peningkatan indeks yang dibayar petani yaitu sebesar 0,39 persen. Indeks harga yang diterima (It) peternak sub kelompok ternak besar, ternak kecil, unggas dan hasil ternak mengalami peningkatan masing-masing 1,12 persen; 0,72 persen; 1,23 persen dan 0,85 persen. Peningkatan indeks yang diterima petani disebabkan antara lain karena meningkatnya harga ayam ras pedaging, itik/bebek, sapi potong, ayam ras petelur, telur ayam ras, telur itik, kuda, kambing dan kerbau. Peningkatan yang terjadi pada Indeks yang dibayar petani disebabkan peningkatan indeks konsumsi rumah tangga dan BPPBM masing-masing sebesar 0,45 persen dan 0,29 persen, dimana peningkatan indeks BPPBM antara lain disebabkan oleh meningkatnya harga solar, bensin, minyak tanah, arit, ongkos angkut, bibit ayam ras pedaging, bibit bebek/itik, gas LPG, sewa padang/lahan penggembalaan, sewa tempat usaha peternakan, sewa alat-alat peternakan, oli dan ban luar motor. e. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada bulan April 2015, NTNP mengalami peningkatan sebesar 0,60 persen, hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks yang diterima petani sebesar 0,68 persen lebih tinggi dari tingkat peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,08 persen. Indeks harga yang diterima (It) sub kelompok penangkapan dan budidaya mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,95 persen dan 0,20 persen. Peningkatan indeks yang diterima antara lain disebabkan karena meningkatnya harga produksi perikanan seperti ikan kembung, kurisi/kerisi, pari, rajungan, baronang, biji nangka, kerapu, tuna, mas, tongkol, kuniran, kapasan dan kakap. Sedangkan peningkatan indeks yang dibayar petani disebabkan oleh peningkatan indeks BPPBM sebesar 1,12 persen, dimana peningkatan indeks BPPBM antara lain dipengaruhi oleh meningkatnya harga garam hancur, solar, bensin, dedak, ongkos angkut, jaring angkat, oli/pelumas, benih rumput laut, benih udang, cip dan urea. 6 Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No.31/05/52/Th.VIII, 4 Mei 2015

7 Tabel 2 Indeks yang Diterima dan Indeks Yang Dibayar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat 1. Tanaman Pangan Per Sub Sektor April 2015 (2012=100) Subsektor Bulan Persentase Perubahan Maret 2015 April 2015 (1) (2) (3) (4) a. Indeks Diterima Petani 118,87 115,16-3,13 - Padi 119,80 112,65-5,97 - Palawija 116,67 121,11 3,80 b. Indeks Dibayar Petani 116,67 117,14 0,40 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 118,20 118,71 0,43 - Indeks BPPBM 112,89 113,26 0,33 2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani 115,10 116,59 1,29 - Sayur-sayuran 130,32 132,47 1,65 - Buah-buahan 97,99 98,76 0,79 - Tanaman Obat 136,59 135,85-0,54 b. Indeks Dibayar Petani 117,69 117,94 0,21 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 118,92 119,14 0,19 - Indeks BPPBM 112,27 112,63 0,33 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani 108,24 109,42 1,09 - Tanaman Perkebunan Rakyat 108,24 109,42 1,09 b. Indeks Dibayar Petani 117,99 118,52 0,45 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119,71 120,26 0,47 - Indeks BPPBM 110,12 110,51 0,35 4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani 128,29 129,68 1,09 - Ternak Besar 130,39 131,84 1,12 - Ternak Kecil 127,70 128,62 0,72 - Unggas 114,01 115,40 1,23 - Hasil Ternak 114,78 115,76 0,85 b. Indeks Dibayar Petani 114,54 114,99 0,39 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 117,80 118,33 0,45 - Indeks BPPBM 108,82 109,13 0,29 5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani 114,18 114,96 0,68 - Penangkapan 121,47 122,63 0,95 - Budidaya 103,04 103,25 0,20 b. Indeks Dibayar Petani 114,39 114,48 0,08 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 117,69 117,01-0,57 - Indeks BPPBM 110,35 111,58 1,12 Gabungan a. Indeks Diterima Petani 118,98 118,17-0,69 b. Indeks Dibayar Petani 116,39 116,82 0,37 - Konsumsi Rumah Tangga 118,41 118,86 0,38 - BPPBM 111,25 111,63 0,35 Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 31/05/52/Th.VIII, 4 Mei

8 4. Perbandingan antar Provinsi Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan April 2015, hanya 2 provinsi yang mengalami peningkatan NTP yaitu Papua Barat dan Babel masing-masing sebesar 0,90 persen dan 0,41 persen. Sedangkan sebagian besar provinsi lainnya yaitu 31 provinsi mengalami penurunan NTP, dimana penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Jabar (-2,54 persen), disusul Banten (-2,19 persen) dan Jateng (-2,08 persen). Tabel 3. Nilai Tukar Petani Provinsi di Indonesia dan Persentase Perubahannya April 2015 (2012=100) Kode Provinsi IT IB NTP Indeks % Perub Indeks % Perub Indeks % Perub (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 11 NAD 111,87-0,08 115,96 0,86 96,48-0,93 12 SUMUT 116,52 0,08 118,22 0,61 98,57-0,53 13 SUMBAR 113,47-0,42 116,13 0,86 97,71-1,27 14 RIAU 113,12-0,32 117,29 0,83 96,44-1,14 15 JAMBI 110,96-0,81 117,14 0,33 94,72-1,13 16 SUMSEL 113,60 0,11 116,11 0,60 97,84-0,48 17 BENGKULU 110,23-1,44 116,87 0,56 94,32-1,99 18 LAMPUNG 117,25-0,72 115,60 0,13 101,43-0,85 19 BABEL 120,63 0,86 115,21 0,45 104,70 0,41 21 KEPRI 113,86-0,94 115,38 0,89 98,69-1,81 31 DKI 116,93-0,04 118,24 0,49 98,89-0,53 32 JABAR 122,50-2,51 119,19 0,02 102,78-2,54 33 JATENG 114,46-1,93 116,99 0,15 97,84-2,08 34 YOGYAKARTA 115,10-0,45 116,61 0,33 98,71-0,78 35 JATIM 121,89-1,12 118,55 0,33 102,82-1,44 36 BANTEN 119,43-2,28 116,19-0,09 102,79-2,19 51 BALI 119,68-0,02 116,14 0,33 103,05-0,35 52 NTB 118,17-0,69 116,82 0,37 101,15-1,06 53 NTT 116,96-0,56 116,34 0,06 100,54-0,61 61 KALBAR 114,10 0,42 117,45 0,79 97,14-0,36 62 KALTENG 115,50 0,43 117,03 0,49 98,69-0,06 63 KALSEL 114,13-0,47 114,09 0,54 100,04-1,01 64 KALTIM 116,40-0,11 117,96 0,96 98,68-1,06 71 SULUT 113,20-1,26 117,24-0,30 96,55-0,96 72 SULTENG 112,42-1,26 116,47 0,10 96,52-1,36 73 SULSEL 121,51-0,55 117,31 0,36 103,58-0,91 74 SULTRA 114,04-0,25 116,61 0,10 97,80-0,36 75 GORONTALO 118,94-1,41 118,64 0,01 100,26-1,43 76 SULBAR 117,22-0,07 113,95-0,01 102,87-0,07 81 MALUKU UTARA 119,91-0,10 119,27 0,00 100,54-0,11 82 MALUKU 117,46-0,02 115,01 0,43 102,13-0,45 91 PAPUA BARAT 118,38 1,45 117,69 0,54 100,59 0,90 94 PAPUA 111,25-0,24 114,91 0,39 96,81-0,62 Nasional 117,48-1,07 117,31 0,30 100,14-1,37 8 Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No.31/05/52/Th.VIII, 4 Mei 2015

9 5. Indeks Harga Konsumen Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah perdesaan. Dari penghitungan indeks konsumsi rumah tangga yang dilaporkan pada bulan April 2015 di Provinsi NTB terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,38 persen. Inflasi disebabkan karena terjadi peningkatan indeks konsumsi rumah tangga pada kelompok Transportasi & Komunikasi (2,76 %), Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau (0,75 %), Kesehatan (0,58 %), Perumahan (0,56 %), Sandang (0,11 %), Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga (0,09 %) sedangkan kelompok Bahan makanan mengalami penurunan sebesar 0,35 persen. Tabel 4 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi NTB April 2015 (2012=100) Sub Kelompok Maret 2015 April 2015 Perubahan (1) (2) (3) (4) Konsumsi Rumah tangga 118,41 118,86 0,38 - Bahan makanan 124,15 123,72-0,35 - Makanan jadi 110,79 111,62 0,75 - Perumahan 115,13 115,77 0,56 - Sandang 113,79 113,91 0,11 - Kesehatan 112,90 113,55 0,58 - Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 107,00 107,09 0,09 - Transportasi dan Komunikasi 122,51 125,90 2,76 Inflasi perdesaan yang terjadi pada bulan April 2015 di Provinsi NTB disebabkan antara lain oleh meningkatnya harga kebutuhan konsumsi rumah tangga seperti bawang merah, tomat sayur, kubis/kol, ketela pohon, kacang panjang, cat tembok, solar, bawang putih, korek api gas, bensin, tongkol, telur ayam kampung, apel, kayu balok, CD/VCD/DVD player, lada/merica, jamu, ongkos ojek motor, ongkos angkutan dalam kota, selar, tenggiri dan lain lain. Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 31/05/52/Th.VIII, 4 Mei

10 Grafik 3. Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi di Indonesia April 2015 (2012=100) 4,00 3,00 2,00 1,00 AXIS TITLE 0,00-1,00-2,00-3,00 0,98 SUMBAR 0,98 KALTIM 0,91 NAD 0,86 0,79 KEPRI KALBAR 0,78 RIAU 0,62 SUMSEL 0,53 0,59 SUMUT BENGKULU 0,43 PAPUA BARAT 0,38 0,41 KALSEL NTB 0,38 KALTENG 0,36 0,36 YOGYAKARTA MALUKU UTARA 0,36 BABEL 0,29 PAPUA 0,28 SULSEL 0,27 JAMBI 0,25 BALI 0,02 0,25 JATIM LAMPUNG -0,03-0,01 NTT SULTRA -0,05 JATENG -0,05 JABAR -0,08 SULTENG -0,11 GORONTALO -0,14 SULBAR -0,15 MALUKU -0,28 BANTEN -0,44 DKI -1,37-0,59 SULUT NASIONAL -4,00 10 Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No.31/05/52/Th.VIII, 4 Mei 2015

11 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Jl. Gunung Rinjani No. 2 Mataram Tlp. (0370) Fax. (0370) bps5200@bps.go.id Homepage : Contact person : Ni Kadek Adi Madri, SE Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi NTB Berita Resmi Statistik Provinsi NTB No. 31/05/52/Th.VIII, 4 Mei