PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MARET 2016

Transkripsi

1 No. 17/04/ 94 / Th. IX, 1 April 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MARET 2016 Pada Maret 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Papua tercatat mengalami kenaikan 0,16 persen menjadi 96,13 dibandingkan NTP bulan sebelumnya sebesar 95,98. Kenaikan tersebut terjadi akibat indeks harga diterima petani (It) mengalami kenaikan 0,31 persen sedangkan indeks harga dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan hanya 0,15 persen. NTP Nasional pada Maret 2016 adalah 101,32 atau mengalami penurunan 0,89 persen dibandingkan NTP Februari Hal ini disebabkan oleh indeks diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,22 persen dan indeks harga dibayar petani mengalami kenaikan 0,68 persen. Dari lima subsektor, 2 subsektor memiliki nilai NTP dibawah 100 yaitu NTP Subsektor Tanaman Pangan sebesar 85,92 dan NTP Subsektor Peternakan sebesar 99,20. Sedangkan 3 subsektor lainnya memiliki nilai NTP diatas 100 yaitu NTP subsektor Hortikultura sebesar 102,10 ; NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 103,91 dan NTP subsektor Perikanan tercatat sebesar 104,99. Lebih lanjut, NTP subsektor Perikanan dapat dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap dan NTP Perikanan Budidaya masing-masing sebesar 110,65 dan 89,27. Inflasi Pedesaan dapat diketahui melalui indeks konsumsi rumah tangga. Inflasi pedesaan Papua Maret 2016 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,18 persen. Inflasi perdesaan terjadi karena adanya kenaikan indeks pada beberapa sub kelompok pengeluaran rumah tangga, dimana kenaikan indeks tertinggi terjadi pada subkelompok Perumahan sebesar 0,25 persen. Sedangkan subkelompok Transportasi dan komunikasi mengalami penurunan indeks terbesar yaitu sebesar 0,04 persen. Secara nasional, 33 provinsi mengalami inflasi perdesaan dimana inflasi tertinggi terjadi di Sumatera Barat sebesar 1,82 persen dan inflasi pedesaan terendah terjadi di SulBar sebesar 0,05 persen. Untuk wilayah Sulampua, Papua menempati peringkat ke- 5 Sulampua, sedangkan secara nasional, Papua menempati peringkat ke-27. Jika dibandingkan dengan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Februari 2016, NTUP Papua pada Maret 2016 mengalami kenaikan 0,21 persen dari 107,58 menjadi 107,81 1. Nilai Tukar Petani NTP yang diperoleh dari perbandingan indeks harga diterima petani(it) terhadap harga dibayar petani (Ib) (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif, semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Bila dibandingkan dengan NTP Papua pada Februari 2016, NTP Papua Maret 2016 mengalami kenaikan 0,16 persen menjadi 96,13. Berdasarkan pemantauan harga pedesaan di Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.17/ 04/ 94 / Th.IX, 1 April

2 beberapa daerah di Papua, kenaikan indeks NTP disebabkan oleh indeks harga diterima petani (It) sebesar 0,31 persen dan indeks harga dibayar petani (Ib) sebesar 0,15 persen. Grafik 1. Perkembangan NTP Papua Menurut Subsektor Januari-Februari 2016 (2012=100) Feb'16 Mar'16 86,08 85,92 101,59 102,61 102,10 103,91 99,44 104,93 99,20 104,99 110,44 110,65 89,59 89,27 Tanaman Pangan Hortikultura Tanaman Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan Perikanan Tangkap Perikanan Budidaya Grafik 1 menunjukkan perkembangan NTP Papua bulan Maret 2016 dengan bulan sebelumnya dimana dua subsektor mengalami penurunan indeks NTP seperti subsektor Tanaman Pangan dan Peternakan masing-masing sebesar 0,19 persen dan 0,24 persen. Sedangkan Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perikanan mengalami kenaikan indeks masingmasing sebesar 0,51 persen, 1,27 persen dan 0,06 persen. 2. Indeks Harga Diterima Petani (It) Perubahan harga komoditas yang dihasilkan petani ditunjukkan oleh indeks harga yang diterima petani (It). Pada Maret 2016, It Papua sebesar 114,24 atau naik sebesar 0,31 persen dibandingkan It Februari Sebagian besar subsektor mengalami peningkatan it kecuali subsektor Peternakan yang mengalami penurunan indeks sebesar 0,12 persen. Subsektor Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, dan Perikanan mengalami kenaikan indeks masingmasing sebesar 0,66 persen; 1,43 persen; 0,12 persen. Sedangkan subsektor Tanaman Pangan tidak mengalami perubahan indeks. Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.17/ 04/ 94 / Th.IX, 1 April

3 Tabel 1. Nilai Tukar Petani Menurut Subsektor Provinsi Papua Maret-Maret 2016 serta Persentase Perubahannya (2012=100) Subsektor Bulan Perubahan Feb'16 Mar'16 (%) (1) (2) (3) (4) NTP Gabungan tanpa Perikanan a. Indeks diterima petani (It) 113,10 113,47 0,32 b. Indeks dibayar petani (Ib) 118,64 118,83 0,16 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 95,33 95,48 0,16 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 107,02 107,25 0,22 NTP Gabungan dengan Perikanan a. Indeks diterima petani (It) 113,89 114,24 0,31 b. Indeks dibayar petani (Ib) 118,66 118,84 0,15 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 95,98 96,13 0,16 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 107,58 107,81 0,21 1. Tanaman Pangan a. Indeks diterima petani (It) 103,33 103,33 0,00 b. Indeks dibayar petani (Ib) 120,04 120,27 0,19 c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 86,08 85,92-0,19 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 97,15 96,88-0,28 2. Hortikultura a. Indeks diterima petani (It) 122,05 122,86 0,66 b. Indeks dibayar petani (Ib) 120,14 120,33 0,15 c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 101,59 102,10 0,51 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 116,05 116,82 0,66 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks diterima petani (It) 121,76 123,51 1,43 b. Indeks dibayar petani (Ib) 118,66 118,85 0,16 c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 102,61 103,91 1,27 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 114,59 116,23 1,43 4. Peternakan a. Indeks diterima petani (It) 114,39 114,25-0,12 b. Indeks dibayar petani (Ib) 115,04 115,17 0,12 c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 99,44 99,20-0,24 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 108,96 108,82-0,13 5 Perikanan a. Indeks diterima petani (It) 124,71 124,85 0,12 b. Indeks dibayar petani (Ib) 118,85 118,92 0,06 c. Nilai Tukar Petani (NTPN) 104,93 104,99 0,06 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 115,15 115,28 0, Perikanan Tangkap a. Indeks diterima petani (It) 131,31 131,62 0,24 b. Indeks dibayar petani (Ib) 118,89 118,95 0,06 c. Nilai Tukar Petani (NTN) 110,44 110,65 0,19 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 119,43 119,69 0, Perikanan Budidaya a. Indeks diterima petani (It) 106,40 106,07-0,31 b. Indeks dibayar petani (Ib) 118,75 118,82 0,06 c. Nilai Tukar Petani (NTPi) 89,59 89,27-0,37 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 102,58 102,29-0,28 Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.17/ 04/ 94 / Th.IX, 1 April

4 3. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks harga dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk keperluan produksi hasil pertanian. Ib Papua pada Maret 2016 adalah 118,84 atau 0,15 persen lebih tinggi dibandingkan Ib bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 118,66. Meningkatnya Ib gabungan tersebut didorong oleh meningkatnya Ib di seluruh subsektor pertanian dengan kenaikan indeks tertinggi terjadi pada subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,19 persen dan subsektor Perikanan sebesar 0,06 persen merupakan subsektor dengan kenaikan indeks terendah. 4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada bulan Maret 2016, NTPP sebesar 85,92 atau mengalami penurunan indeks sebesar 0,19 persen dibandingkan NTPP Februari Hal ini disebabkan oleh It tidak mengalami perubahan indeks dan Ib mengalami kenaikan sebesar 0,19 persen. Meningkatnya Ib disebabkan oleh meningkatnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,17 persen dan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,28 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Maret 2016, NTPH mengalami kenaikan sebesar 0,51 persen menjadi 102,10 disebabkan oleh meningkatnya It sebesar 0,66 persen dan Ib juga mengalami kenaikan indeks tetapi dengan presentase yang lebih kecil, hanya sebesar 0,15 persen. Peningkatan It didorong oleh meningkatnya indeks kelompok sayur-sayuran sebesar 0,87 persen, buah-buahan turun sebesar 0,06 persen dan tanaman obat tidak mengalami perubahan. Peningkatan Ib Subsektor Hortikultura disebabkan oleh meningkatnya IKRT sebesar 0,18 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Dibandingkan NTPR Februari 2016, NTPR Maret 2016 meningkat sebesar 1,27 persen dari 102,61 menjadi 103,91. It pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat meningkat hanya sebesar 1,43 persen dan Ib meningkat sebesar 0,16 persen. Sedangkan naiknya Ib dipicu oleh naiknya IKRT sebesar 0,23 persen. d. Subsektor Peternakan (NTPT) NTPT Maret 2016 tercatat sebesar 99,20 atau turun 0,24 persen dibandingkan NTPT bulan sebelumnya sebesar 99,44. Penurunan NTPT di bulan Maret 2016 disebabkan oleh menurunnya It sebesar 0,12 persen dan Ib juga turun sebesar 0,12 persen. Dari keempat kelompok penyusun It Peternakan, kelompok ternak besar dan unggas mengalami penurunan indeks masing-masing sebesar 0,28 persen dan 0,69 persen. Kelompok hasil ternak dan Ternak Kecil merupakan kelompok penyusun It yang tidak mengalami perubahan indeks. Dari sisi Ib, IKRT naik sebesar 0,19 persen dan indeks BPPBM naik hanya sebesar 0,01 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.17/ 04/ 94 / Th.IX, 1 April

5 e. Subsektor Perikanan (NTNP) NTNP Papua Maret 2016 adalah 104,99 atau mengalami kenaikan sebesar 0,06 persen dibandingkan NTNP bulan sebelumnya. Penyebab meningkatnya NTNP adalah naiknya It sebesar 0,12 persen dan Ib mengalami kenaikan indeks sebesar 0,06 persen. Naiknya It dipicu oleh meningkatnya It kelompok Perikanan Tangkap sebesar 0,24 persen sedangkan kelompok Budidaya turun 0,31 persen. Sedangkan pendorong meningkatnya Ib adalah naiknya indeks pada IKRT sebesar 0,08 persen dan dan BPPM naik sebesar 0,01 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) NTN Maret 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,19 persen dibandingkan NTN Februari 2016 menjadi 110,65. It mengalami kenaikan sebesar 0,24 persen dipicu indeks penangkapan laut naik sebesar 0,25 persen sedangkan kenaikan Ib sebesar 0,06 persen disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,08 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,01 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Maret 2016, NTPi Papua adalah 89,59 atau turun 0,37 persen dibandingkan NTPi bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh It turun 0,31 persen yang dipicu oleh turunnya budidaya air tawar sebesar 0,35 persen dan Ib naik sebesar 0,06 persen. Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya indeks IKRT sebesar 0,08persen dan dan BPPM turun 0,02 persen. Grafik 2. It, Ib Menurut Subsektor Provinsi Papua Februari-Maret 2016 (2012=100) Indeks diterima petani(it) Indeks dibayar petani(ib) 103,33 120,27 120,33 118,85 115,17 122,86 123,51 114,25 118,92 131,62118,95 124,85 106,07 118,82 Tan. Pangan Hortikultura Tanaman Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan Perikanan Tangkap Perikanan Budidaya 5. PERBANDINGAN NTP ANTAR PROPINSI Dari 33 provinsi yang dilakukan penghitungan NTP pada Maret 2016 menunjukkan bahwa 10 provinsi mengalami peningkatan NTP sementara 23 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP. Provinsi Maluku tercatat mengalami kenaikan NTP tertinggi sebesar 0,73 persen dan Maluku Utara mengalami kenaikan terendah sebesar 0,06 persen. Untuk provinsi yang mengalami penurunan NTP, Provinsi Banten tercatat sebagai provinsi dengan penurunan NTP terbesar yakni 1,72 persen; sedangkan penurunan terendah terjadi di Sumut yang turun sebesar 0,04 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.17/ 04/ 94 / Th.IX, 1 April

6 Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi dan Persentase Perubahannya,Maret 2016 (2012=100) Propinsi It Ib NTP Indeks % Perubahan Indeks % Perubahan Rasio % Perubahan NAD 118,37-0,58 121,73 0,08 97,25-0,66 SUMATERA UTARA 122,60 0,60 123,63 0,65 99,17-0,04 SUMATERA BARAT 120,12 1,18 122,10 1,37 98,38-0,19 RIAU 119,89 1,16 123,14 0,60 97,36 0,56 JAMBI 119,12 1,33 122,89 0,95 96,93 0,37 SUMSEL 114,97 0,04 121,69 0,58 94,48-0,54 BENGKULU 114,46 1,62 123,58 0,97 92,61 0,64 LAMPUNG 125,80 0,18 122,46 1,02 102,73-0,84 BANGKA BELITUNG 121,36 0,94 119,15 0,47 101,85 0,47 KEPULAUAN RIAU 115,97 0,12 118,28 0,50 98,04-0,38 DKI 117,58-0,03 118,92 0,67 98,88-0,70 JAWA BARAT 132,65-0,74 125,33 0,74 105,84-1,47 JAWA TENGAH 122,37-0,24 123,10 0,89 99,40-1,12 YOGYAKARTA 126,21-0,29 123,05 1,00 102,57-1,28 JAWA TIMUR 130,22-0,68 125,49 0,81 103,77-1,48 BANTEN 127,68-1,09 121,90 0,65 104,74-1,72 BALI 126,93-0,26 121,04 0,28 104,86-0,54 NUSA TENGGARA BARAT 126,33-0,11 121,02 0,33 104,38-0,44 NUSA TENGGARA TIMUR 121,56-0,10 120,68 0,30 100,73-0,40 KALIMANTAN BARAT 115,23 0,09 121,64 0,56 94,73-0,46 KALIMANTAN TENGAH 117,18-0,19 121,53 0,48 96,42-0,66 KALIMANTAN SELATAN 115,95-0,85 118,72 0,31 97,67-1,16 KALIMANTAN TIMUR 118,77 0,29 121,85 0,42 97,46-0,13 SULAWESI UTARA 119,53-0,25 123,44 0,40 96,83-0,65 SULAWESI TENGAH 121,33 1,19 121,74 0,59 99,67 0,59 SULAWESI SELATAN 129,82-0,79 123,20 0,06 105,37-0,85 SULAWESI TENGGARA 120,32-0,41 121,16 0,15 99,31-0,56 GORONTALO 130,41 0,15 124,34 0,55 104,89-0,39 SULAWESI BARAT 125,19 0,10 117,98 0,03 106,11 0,07 MALUKU UTARA 128,16 0,37 123,36 0,30 103,90 0,06 MALUKU 124,86 0,82 118,98 0,09 104,94 0,73 PAPUA BARAT 121,60 0,51 121,92 0,06 99,74 0,45 PAPUA 114,24 0,31 118,84 0,15 96,13 0,16 NASIONAL 124,81-0,22 123,18 0,68 101,32-0,89 Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.17/ 04/ 94 / Th.IX, 1 April

7 6. Inflasi Perdesaan Perubahan indeks harga Konsumsi Rumah Tangga mencerminkan angka inflasi/deflasi pedesaan. Pada Maret 2016, terjadi inflasi di wilayah perdesaan Papua sebesar 0,18 persen yang dipicu oleh kenaikan indeks harga pada beberapa subkelompok pengeluaran rumah tangga. Kenaikan indeks harga tertinggi terjadi pada subkelompok Perumahan sebesar 0,25 persen, Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,24 persen, Bahan Makanan sebesar 0,21 persen dan kesehatan sebesar 0,07 persen, sedangkan subkelompok Transportasi dan komunikasi mengalami penurunan sebesar 0,04 persen. Tabel 3. Perkembangan Indeks Konsumsi Rumah Tangga Menurut Subkelompok Provinsi Papua Maret 2016-Maret 2016(2012=100) Kelompok Pengeluaran Indeks Konsumsi Rumah Tangga Feb'16 Mar'16 Perubahan Indeks (1) (2) (3) (4) Konsumsi Rumah Tangga 123,09 123,31 0,18 Bahan Makanan 129,35 129,62 0,21 Makanan Jadi, minuman, rokok dan tembakau 124,89 125,19 0,24 Perumahan 112,94 113,23 0,25 Sandang 112,64 112,61-0,02 Kesehatan 111,36 111,44 0,07 Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 110,52 110,52 0,00 Transportasi dan Komunikasi 119,34 119,29-0,04 Untuk wilayah Sulampua (Sulawesi, Maluku, dan Papua) yang terdiri atas 10 provinsi, Papua menempati peringkat ke-5 urutan Inflasi Pedesaan sebesar 0,18 persen dan Gorontalo tercatat menempati peringkat 1 dengan inflasi pedesaan sebesar 1,73 persen sementara SulBar menempati peringkat 10 sulampua dan 33 secara nasional dengan inflasi yang mencapai 0,05 persen. Di tingkat nasional terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,09 persen pada Maret 2016 dimana 33 Provinsi mengalami inflasi pedesaan dengan Sumbar tercatat mengalami inflasi pedesaan tertinggi sebesar 1,82 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.17/ 04/ 94 / Th.IX, 1 April

8 Tabel 4. Perbandingan Inflasi Perdesaan di Wilayah Sulampua (Sulawesi, Maluku dan Papua) dengan Nasional, Maret 2016 (2012=100) No Provinsi Urutan Urutan Indeks Konsumsi Inflasi Perdesaan Tingkat Tingkat Rumah Tangga (IKRT) Sulampua Nasional (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 SULUT 127,88 0, SULTENG 126,08 0, SULSEL 128,47 0, SULTRA 124,20 0, GORONTALO 130,11 0, SULBAR 120,51 0, MALUKU 127,56 0, MALUKU UTARA 121,31 0, PAPUA BARAT 126,04 0, PAPUA 123,31 0, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Subsektor NTUP Papua pada Maret 2016 adalah 107,81 atau naik 0,21 persen. Dari kelima subsektor yang diamati,3 Subsektor mengalami kenaikan indeks seperti Hortikultura naik 0,66 persen,tanaman Perkebunan Rakyat mengalami kenaikan indeks tertinggi sebesar 1,43 persen. dan Perikanan sebesar 0,11 persen. Sedangkan Tanaman Pangan turun 0,28 persen dan Peternakan turun 0,13 persen. Kelompok Perikanan Tangkap mengalami kenaikan NTUP sebesar 0,22 persen dan kelompok Perikanan Budidaya mengalami penurunanntup sebesar 0,28 persen. Tabel 5 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Menurut Subsektor Provinsi Papua, dan Persentase Perubahannya(2012=100) Subsektor Feb'16 Mar'16 Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan 97,15 96,88-0,28 2. Hortikultura 116,05 116,82 0,66 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 114,59 116,23 1,43 4. Peternakan 108,96 108,82-0,13 5. Perikanan 115,15 115,28 0, Perikanan Tangkap 119,43 119,69 0, Perikanan Budidaya 102,58 102,29-0,28 NTUP Gabungan 107,58 107,81 0,21 Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Jl. DR. Samratulangi Dok II Jayapura Telp. (0967) , Fax. (0967) Berita Resmi Statistik Provinsi Papua bps9400@bps.go.id No.17/ 04/ / Homepage: Th.IX, 1 April