DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 325

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 325"

Transkripsi

1 DDAKTKA PGR, 2, (2), 2016, 325 UPAYA MENNGKATAKAN KNERJA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALU SUPERVS AKADEMK DENGAN TEKNK KUNJUNGAN KELAS BAG GURU KELAS V SD SE WLAYAH BNAAN UPT DNAS PENDDKAN KECAMATAN PAMOTAN PADA SEMESTER TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Yantini Asri Astuti *) Pengawas TK/SD Dabin UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pamotan *) yantini_asri@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertolak dari kenyataan rendahnya mutu proses pada kealas V SD Negeri Dabin UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang. Hal ini disebabkan adanya guru-guru kelas V lebih berorientasi pada pencapaian target materi dan lebih mengejar target nilai tinggi pada Ujian Nasional, sehingga cenderung mengabaikan mutu proses. Guru dalam melaksanakan proses memiliki kecenderungan sebagai berikut; (1) belum memiliki motivasi untuk membuat perencanaan dengan mengembangkan skenario yang kereatif, tetapi lebih memilih mengcopy RPP yang sudah ada, (2) pelaksanaan proses belum mencerminkan yang bermakna (PAKEM), (3) pelaksanaan penilaian kurang bervariatif cenderung monoton dan belum melaksanakan penilaian proses. Teknik penilaian yang digunakan lebih banyak teknik tes yang lebih memiliki kecenderungan mengukur ranah kognitif, sedang. teknik penilaian non tes yang lebih dapat mengukur hasil belajar secara komprehensip cenderung masih diabaikan. Permasalahan tersebut diharapkan dapat diatasi melalui pembimbingan terhadap guru melalui supervisi akademik dalam melaksanakan pengelolaan pengajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan proses belajar mengajar, sampai evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kinerja guru mulai awal sebelum tindakan sebesar 58,7% (kategori sedang), setelah tindakan siklus menjadi 72,8% (kategori tinggi), dan setelah tindakan siklus meningkat lagi menjadi 81,2% (kategori tinggi). Berdasarkan hasil penelitian tindakan di atas dapat disimpulkan Supervisi akademik melalui pembimbingan individu yang dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap guru dapat meningkatkan kinerja guru kelas V pada SD Negeri Dabin UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang dalam pengelolaan baik aspek perencanaan, pelaksanaan serta abilitas guru dalam. Kata Kunci: supervisi akademik, peningkatan, kinerja guru 1. Pendahuluan Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara ndonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. mplikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma. adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Proses pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan salah satu standar yang harus

2 DDAKTKA PGR, 2, (2), 2016, 326 dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik ndonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester. Standar proses meliputi perencanaan proses, pelaksanaan proses, penilaian hasil, dan pengawasan proses untuk terlaksananya proses yang efektif dan efisien Perencanaan proses meliputi pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan (RPP). Pelaksanaan dilaksanakan oleh guru meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti (konfirmasi, elaborasi, konfirmasi) dan kegiatan penutup. Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai hahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses. Sedangkan pengawasan dilaksanakan dengan pemantauan dan supervisi pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Berdasarkan kondisi harapan tersebut di atas, ternyata kondisi riil di wilayah binaan kami tidak menunjukkan kondisi yang sejalan dengan kondisi harapan tersebut. Berdasarkan survei awal terhadap guru-guru di wilayah binaan kami, menunjukkan bahwa: 1. Guru belum melaksanakan proses sesuai yang diamanatkan dalam Permendiknas nomor 41 tahun 2007 yaitu standar proses, hal ini dapat dilihat dari hasil survei awal tentang pelaksanaan proses bahwa: a. Perencanaan (RPP) tidak membuat sendiri. b. Guru belum memiliki motivasi untuk membuat perencanaan dengan mengembangkan skenario yang kreatif, tetapi lebih memilih mengcopy RPP yang sudah ada. c. Pelaksanaan proses belum mencerminkan yang bermutu, yakni yang menunjukkan; a) kegiatan pendahuluan yang mampu menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses ; b) kegiatan inti yang merupakan proses untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, dengan menggunakan metode yang disesuaikan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi; c) kegiatan penutup sebagai tahapan untuk membuat rangkuman dan kesimpulan pelajaran, melakukan penialaian dan refleksi serta melaksanakan tindak lanjut. d. Pelaksanaan penilaian kurang bervariatif cenderung monoton dan belum melaksanakan penilaian proses. Penilaian yang dilaksanakan masih cenderung penilaian hasil, belum melaksanakan penilaian proses. Teknik penilaian yang digunakan lebih banyak Teknik Tes yang berupa tes tertulis dan tes lisan sedang tes perbuatan juga belum mendapatkan porsi yang memadai. Teknik penilaian Non Tes yang meliputi pengamatan, penugasan, produk, dan portofolio juga jarang sekali digunakan. 2. Guru belum mendapatkan pemantauan dan supervisi secara rutin dan berkelanjutan dari Kepala Sekolah, sedang untuk pemantauan dan supervisi dari pengawas sekolah telah dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan. Dari dua masalah tersebut di atas, penulis memilih masalah pelaksanaan proses guru di wilayah binaan kami sebagai masalah yang paling penting dan segera untuk diselesaikan masalahnya dikarenakan jika masalah tersebut tidak segera dipecahkan akan meempengaruhi kualitas proses yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas hasil. Mengingat keterbatasan waktu dan tenaga, maka penulis memfokuskan pada penanganan pelaksanaan guru kelas V SD se wilayah binaan. Adapun yang menjadi penyebab munculnya masalah kualitas proses rendah adalah jarangnya pelaksanaan kegiatan KKG baik di tingkat sekolah maupun gugus sekolah, jarangnya guru-guru di wilayaah binaan penulis mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional, dan rendahnya kemampuan dan kemauan guru dalam melaksanakan interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Agar permasalahan tersebut dapat segera dipecahkan maka diperlukan tindakan yang nyata dari pengawas sekolah. Banyak sekali alternatif tindakan yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut, di antaranya supervisi klinis, pendampingan individual, dan observasi

3 DDAKTKA PGR, 2, (2), 2016, 327 kelas serta kunjungan kelas. Namun dari alternatif tinakan tersebut, penulis memilih alternatif tindakan yang terbaik yaitu dengan melaksanakan supervisi akademik dengan pendampingan individual. Supervisi akademik dengan pendampingan individu terhadap guru kelas V dalam pengelola menjadi penting agar guru benarbenar dapat mengelola dengan sebaikbaiknya mulai dari perencanaan (materi, media belajar, metode, sumber belajar, dan evaluasi), pelaksanaan (pembukaan, kegiatan inti dan, penutup) sampai dengan evaluasi hasil belajar siswa. 2. Materi dan Metode 2.1. Materi Kinerja adalah performance atau unjuk kerja. Kinerja dapat pula diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja. Menurut August W. Smith dalam Depdikbud (2008: 13) bahwa kinerja adalah performance is output derives from processes, human otherwise, artinya kinerja adalah hasil dari suatu proses yang dilakukan manusia. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu wujud perilaku seseorang atau organisasi dengan orientasi prestasi. Kinerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: ability, capacity, held, incentive, environment dan validity (Penilaian Kinerja Guru, 2008: 20). Adapun ukuran kinerja menurut T.R. Mitchell dalam Depdikbud (2008: 13) dapat dilihat dari empat hal, yaitu; (1) Quality of work kualitas hasil kerja, (2) Promptness ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan, (3) nitiative prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan, (4) Capability kemampuan menyelesaikan pekerjaan, (5)Comunication kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain. Standar kinerja perlu dirumuskan untuk dijadikan acuan dalam mengadakan penilaian, yaitu membandingkan apa yang dicapai dengan apa yang diharapkan. Standar kinerja dapat dijadikan patokan dalam mengadakan pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dilaksanakan. Kinerja guru yang terkait dengan pelaksanaan proses bagi guru mata pelajaran atau guru kelas, meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan, mengevaluasi dan menilai, menganalisis hasil penilaian, dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian dalam menerapkan 4 (empat) domain kompetensi yang harus dimiliki oleh guru sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dengan demikian kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses yaitu bagaimana seorang guru merencanakan, melaksanakan kegiatan, dan menilai hasil belajar Dalam melaksanakan, maka abilitas seorang guru sangat mempengaruhi kualitas pelaksanaan. Abilitas dapat dipandang sebagai suatu karakteristik umum dari seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan. Abilitas seorang guru secara aplikatif indikatornya dapat digambarkan melalui beberapa keterampilan mengajar (teaching skills) yakni: 1) Keterampilan Bertanya (Questioning skills) 2) Keterampilan Memberi Penguatan (Reinforcement Skills) 3) Keterampilan Mengadakan Variasi 4) Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran (Set nduction and Closure Skills) Supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran. Program itu pada hakikatnya adalah perbaikan hal belajar dan mengajar (Sahertian, 200:17). Sementara Muyasa (2006:111) menegaskan bahwa supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah. Menurut Burton dan Bruckner (1955), Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Lebih luas lagi dijelaskan bahwa supervise adalah bantuan yang diberikan untuk memperbaiki situasi belajar mengajar di sekolah akan lebih baik. Proses akan lebih baik sangat tergantung kepada keterampilan seorang supervisor. Seorang supervisor yang baik harus memiliki keterampilan dasar yaitu antara lain; (1) keterampilan dalam berhubungan kemanusiaan, (2) keterampilan dalam proses kelompok, (3) keterampilan dalam kepemimpinan pendidik, (4) keterampilan dan mengatur personalia sekolah, dan (5) keterampilan dalam evaluasi(aqib zaenal danrohmanto E, 2007:118) Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi tidak lain dari usaha memberi layanan kepada guru-guru, baik secara individu maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran. Kata kunci dari pemberi supervise pada akhirnya ialah memberikan layanan dan bantuan Menurut Sahertian (2000: 19), tujuan supervise adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tetapi juga untuk pengembangan profesi dan kualitas guru. Sebagaimana yang dikemukakan Olive (Aqib Zaenal, Rohmanto E, 2007: 190), bahwa sasaran (domain) supervisi pendidikan ialah sebagai berikut; (1) mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di

4 DDAKTKA PGR, 2, (2), 2016, 328 sekolah, (2) meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah, (3) mengembangkan kemampuan seluruh staf di sekolah. Fungsi supervisi menurut Baharudin Harahap (1983) adalah; (1) menemukan kegiatan yang sudah sesuai dengan tujuan, (2) menemukan kegiatan yang belum sesuai tujuan, (3) memberi keterangan tentang apa yang perlu dibenahi lebih dahulu (diprioritaskan), (4) mengetahui petugas (guru, kepala sekolah) yang perlu ditatar, (5) mengetahui petugas yang perlu diganti, (6) mengetahui buku yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran, (7) mengetahui kelemahan kurikulum, (8) mutu proses belajar dan mengajar dapat ditingkatkan, (9) sesuatu yang baik dapat dipertahankan (Aqib Zaenal, Rohmanto E, 2007: 192) Sahertian (2000: 21) menyebutkan beberapa fungsi supervisi pendidikan dari para ahli yaitu: (a) perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran, (b) membina program pengajaran yang ada sebaik- baiknya sehingga selalu ada usaha, perbaikan, (c) menilai dan memperbaiki faktorfaktor yang memepengaruhi proses peserta didik, (d) mengkoordinasi, menstimulasi, dan mendorong ke arah pertumbuhan profesi guru, (e) memperbaiki situasi belajar mengajar dalam arti yang luas. Teknik Supervisi kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah, pengawas, dan pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam rangka pembinaan guru. Tujuan kunjungan ini adalah semata-mata untuk menolong guru dalam mengatasi kesulitan atau masalah mereka di dalam kelas. Melalui kunjungan kelas, guru-guru dibantu melihat dengan jelas masalah-masalah yang mereka alami. Menganalisisnya secara kritis dan mendorong mereka untuk menemukan alternatif pemecahannya. Kunjungan kelas ini bisa dilaksanakan dengan pemberitahuan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan bisa juga atas dasar undangan dari guru itu sendiri. Ada empat tahap kunjungan kelas.: persiapan pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas. pengamatan selama kunjungan, tahap ini, supervisor mengamati jalannya proses berlangsung, dan akhir kunjungan pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi, sedangkan tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut. Ada beberapa kriteria kunjungan kelas yang baik, yaitu: (1) memiliki tujuan-tujuan tertentu; (2) mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan guru; (3) menggunakan instrumen observasi tertentu untuk mendapatkan daya yang obyektif; (4) terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina sehingga menimbulkan sikap saling pengertian; (5) pelaksanaan kunjungan kelas tidak menganggu proses belajar mengajar; (6) pelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut 2.2. Metode Subjek penelitian adalah Guru Kelas V SD se wilayah binaan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang pada semester Tahun Pelajaran 2012/2013. Lokasi penelitiannya adalah di SD se wilayah binaan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang. Adapun SD-SD tersebut yang menjadi SD nti adalah SDN Japerejo, sedangkan yang lainnya merupakan SD mbas. Waktu penelitian akan berlangsung selama 1 semester mulai bulan Juli 2012 sampai dengan bulan Desember 2012 dengan rincian kegiatan dan alokasi waktu sebagai berikut: Tabel 1. Alokasi waktu penelitian No Rencana Kegiatan Waktu 1 PERSAPAN: Menyusun proposal penelitian Minggu dan Agustus, 2012 Menyusun jadwal penelitian Minggu September 2012 Menyusun instrumen Minggu September 2012 penelitian 2 PELAKSANAAN Monitoring & supervise KBM Melakukan tindakan siklus Melakukan tindakan siklus Minggu September 2012 Minggu September, minggu dan Oktober 2012 Minggu V Oktober, Minggu, dan November PENYUSUNAN LAPORAN Menyusun konsep laporan Minggu November 2012 Perbaikan laporan Minggu November 2012 Pengetikan laporan Minggu Desember 2012 Penggandaan dan pengiriman hasil Minggu Desember 2012 a. Prosedur Penelitian 1. Siklus a) Perencanaan Dalam tahap perencanaan disiapkan hal-hal sebagai berikut: (a) menyiapkan bahan, inventarisasi kebutuhan dan inventarisasi masalah/kesulitan guru kelas V dalam mengelola, (b) berdiskusi dengan guru kelas V (Focus Group Discussion) tentang halhal yang dapat dilakukan untuk peningkatan kualitas pembellajaran, (c) menyiapkan jadwal pelaksanaan kunjungan kelas pada setiap guru disesuaikan dengan kesiapan setiap guru, dan (d) menyiapkan bahan dan alat serta instrumen yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kunjungan kelas. b) Pelaksanaan Pada tahap ini dilaksanakan pelaksanaan kunjungan kelas pada setiap guru sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, yaitu: (a) Penilaian terhadap guru dalam perencanaan : mulai dari menyusun rencana pengajaran: menyiapkan metode, membuat media belajar, menyiapkan sumber belajar, dan menyiapkan alat evaluasi. (b) Pengamatan terhadap guru saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas, sesuai dengan

5 DDAKTKA PGR, 2, (2), 2016, 329 pokok bahasan dan materi yang akan diajarkan. (c) Pengamatan terhadap guru saat mengevaluasi hasil belajar terhadap siswa. c) Pengamatan Pengamatan dilakukan pada saat guru menyusun perencanaan, melaksanakan, dan melaksanakan penilaian hasil belajar dan data-data pengamatan tersebut didokumentasikan sebagai data-data penelitian. d) Evaluasi dan Refleksi Pada akhir tiap siklus diadakan refleksi berdasarkan data observasi, dengan refleksi ini dimaksudkan agar peneliti dapat melihat apakah tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat meningkatkan kinerja guru dan mutu, kendala-kendala apa yang menghambat, faktor apa saja yang menjadi pendorong, dan alternatif apa sebagai solusinya. Sumber data penelitian ini adalah siswa, guru kelas V, peneliti. Jenis data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan kualitatf tentang kinerja guru yang mencakup (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) penilaian hasil, serta (d) abilitas guru dalam pelaksanaan. 2. Siklus Kegiatan tindakan pada siklus didasarkan atas temuan-temuan hasil dari siklus, adapun langkahlangkah tindakan yang dilakukan sama dengan pada siklus. b. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: observasi atau pengamatan dan studi dokumentasi nstrumen pengumpul data meliputi: 1) nstrumen pengamatan kinerja guru dalam merencakan 2) nstrumen pengamatan kinerja guru dalam melaksanakan proses. 3) nstrumen pengamatan terhadap abilitas guru dalam. 4) Tabel hasil belajar peserta didik kelas V SD. c. Teknik Analisis Data Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan analisis kategorial dan fungsional melalui model analisis interaktif (interactive model), yakni analisis yang dilakukan melalui empat komponen analisis: reduksi data, penyandian, dan verifikasi dilakukan secara simultan. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Dari hasil data yang telah terkumpul kemudian dikonfirmasikan dengan indikator penelitian. Di mana indikator penelitiannya adalah: penelitian dikatakan berhasil, jika: 1. Rata-rata nilai kinerja guru adalah tinggi. 2. Rata-rata nilai perencanaan minimal adalah Rata-rata nilai pelaksanaan minimal adalah Rata-rata nilai abilitas guru minimal adalah Hasil dan Pembahasan 3.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal guru Kelas V pada SD Negeri Dabin Kecamatan Pamotan sebelum dilakukan tindakan pada siklus, didapatkan tingkat kinerja guru seperti disajikan pada tabel berikut. Tabel 2. Persentase Kinerja Guru Kelas V SD Dabin Kecamatan Pamotan Sebelum Dilakukan Tindakan No Aspek Kinerja Guru Rerata deal % Rerata A. Komponen Rencana Perumusan tujuan 9, ,6% Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar 9, ,2% Pemilihan strategi/metode 13, ,4% Pemilihan media 14, ,3% V Penilaian hasil belajar 13, % Total 59, ,9% B. Komponen Pelaksanaan Kemampuan Membuka Pelajaran % Sikap Guru dalam Proses 9, ,1% Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran) 9, ,5% Kegiatan Belajar Mengajar (Proses ) 9, ,1% V Kemampuan Menggunakan Media 9, ,1% V Evaluasi 7, ,3% V Kemampuan Menutup Kegiatan 7, % V Tindak Lanjut/Follow up 6, ,8% Total ,3% C. Komponen Abilitas Guru Keterampilan membuka dan menutup ,3% Keterampilan memberikan variasi stimulus ,1% Pelaksanaan keterampilan bertanya 13, ,5% Kemampuan memberikan penguatan 16, ,9% Total 67, ,1% Keseluruhan 197, ,9% Dari tabel di atas terlihat bahwa kinerja guru kelas V SD memiliki skor 57,9%, yang meliputi komponen perencanaan sebesar 59,9% dan komponen pelaksanaan 58,3% serta komponen abilitas guru 58,1%. Kategori persentase kinerja guru tersebut

6 DDAKTKA PGR, 2, (2), 2016, 330 termasuk pada kategori yang sedang, sebagaimana tabel berikut: Tabel 3. Persentase Kategori Kinerja Guru Sebelum Tindakan No Persentase Kategori Hasil Kinerja Guru 1 0% - 20% Sangat Rendah 2 21% - 40% Rendah 3 41% - 60% Sedang 58,7% 4 61% - 80% Tinggi 5 81% - 100% Sangat Tinggi Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa kinerja guru pada komponen perencanaan, yang paling rendah adalah dalam merencanakan pemilihan strategi dan metode yaitu hanya 55,4%, dan pada komponen pelaksanaan adalah dalam melaksanakan tindak lanjut/follow up yang hanya mencapai 55,8%, serta pada komponen abilitas guru adalah keterampilan memberikan variasi stimulus yaitu 57,1%. 3.2 Deskripsi Tiap Siklus Deskripsi Siklus 1. Perencanaan Hasil refleksi awal dijadikan sebagai dasar untuk melakukan tindakan berupa supervisi akademik dengan pembimbingan individual terhadap guru. Supervisi akademik dilakukan dengan memberikan pembimbingan secara individul berdasarkan hasil refleksi awal. Hal-hal yang perlu peneliti siapkan agar pelaksanaan tindakan pada siklus (pertama) berjalan lancar dan sukses adalah: (a) menyiapkan bahan, inventarisasi kebutuhan dan inventarisasi masalah/kesulitan guru kelas V dalam mengelola, (b) berdiskusi dengan guru kelas V (Focus Group Discussion) tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk peningkatan kualitas, (c) menyiapkan jadwal pelaksanaan kunjungan kelas pada setiap guru disesuaikan dengan kesiapan setiap guru, (d) Menyiapkan Rencana Kepengawasan Akademik dan (e) (f) menyiapkan bahan dan alat serta instrumen yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kunjungan kelas. Kamera. 2. Pelaksanaan Melaksanakan pembimbingan yang diberikan dalam supervisi yaitu membantu guru menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru dalam mulai dari perencanaan menyusun silabus dan RPP, pemilihan dan pengorganisasian materi ajar, pemilihan sumber belajar media, dan perencanaan untuk penilaian hasil belajar sampai dengan pelaksanaan. Setiap langkah dibimbing dan diidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru selanjutnya diberikan solusi-solusi pada setiap permasalahan yang dihadapi guru, diberikan arahan-arahan yang operasional dan mudah dilaksanakan oleh guru, yang selanjutnya dapat memberikan kemudahan belajar para peserta didik. 3. Pengamatan Hasil kinerja guru setelah dilakukan tindakan pada siklus didapatkan hasil pengamatan seperti pada tabel berikut. Tabel 4. Persentase Kinerja Guru Kelas V SD Hasil Tindakan Siklus No Aspek Kinerja Guru Rerata % Rerata deal A. Komponen Rencana Perumusan tujuan 11, ,1% Pemilihan dan pengorgani-sasian materi ajar 12, ,4% Pemilihan strategi/metode 16, ,7% Pemilihan media ,8% V Penilaian hasil belajar % Total 72, ,9% B. Komponen Pelaksanaan Kemampuan Membuka Pelajaran % Sikap Guru dalam Proses 12, ,4% Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran) 11, % Kegiatan Belajar Mengajar (Proses ) 10, ,5% V Kemampuan Menggunakan Media 10, ,9% V Evaluasi % V Kemampuan Menutup Kegiatan 8, % V Tindak Lanjut/Follow up 8, ,5% Total 86, ,4% C. Komponen Abilitas Guru Keterampilan membuka dan menutup 24, % Keterampilan memberikan variasi stimulus 21, ,8% Pelaksanaan keterampilan bertanya 16, ,1% Kemampuan memberikan penguatan ,4% Total 82, ,6% Keseluruhan 242, % Dari tabel di atas terlihat bahwa kinerja guru kelas V SD memiliki skor 72,8%, yang meliputi komponen perencanaan sebesar 72,,9% dan komponen pelaksanaan 72,4% serta komponen abilitas guru 72,6% Kategori persentase kinerja guru tersebut termasuk pada kategori yang tinggi, perhatikan tabel berikut. Tabel 5. Persentase Kategori Kinerja Guru Hasil Refleksi Siklus No Persentase Kategori Hasil Kinerja Guru 1 0% - 20% Sangat Rendah 2 21% - 40% Rendah 3 41% - 60% Sedang 4 61% - 80% Tinggi 72,8% 5 81% - 100% Sangat Tinggi

7 DDAKTKA PGR, 2, (2), 2016, Evaluasi dan Refleksi Hasil tindakan pada siklus menunjukkan bahwa kinerja guru pada komponen perencanaan, yang paling rendah adalah dalam merencanakan pemilihan strategi/ metode, tetapi sudah mencapai 68,7%, dan pada komponen pelaksanaan adalah kemampuan menggunakan media yang sudah mencapai 66,9%, sedangkan pada komponen abilitas guru adalah pada pelaksanaan ketrampilan bertanya yaitu 70,1%. Apabila dibandingkan dengan kondisi awal, sudah terjadi peningkatan yang cukup signifikan, meskipun hasilnya belum sesuai dengan indikator penelitian. Dikarenakan hanya ada beberapa indicator yang mencapai nilai minimal yaitu 75. Dari hasil tersebut, peneliti berpendapat bahwa pelaksanaan siklus perlu penyempurnaanpenyempurnaan tindakan pada siklus berikutnya agar indikator tersebut dapat tercapai. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar pelaksanaan siklus lebih berhasil adalah masalah motivasi guru dalam bekerja, penjelasan yang lebih terfokus pada masalah yang terkait pada aspek perencanaan, pelaksanaan, dan abilitas guru Deskripsi Siklus 1. Perencanaan Hasil siklus dijadikan dasar untuk melakukan tindakan modifikasi berupa supervisi akademik dengan pembimbingan individual terhadap guru serta dengan penekanan terhadap mengatasi hal-hal yang belum berhasil pada pelaksanaan siklus. Supervisi akademik dilakukan dengan memberikan pembimbingan secara individul dengan pemberian motivasi terhadap guru dan penjelasan yang lebih jelas lagi tentang perencanaan, pelaksanaan, dan abilitas guru. Seperti pelaksanaan pada siklus, hal-hal yang perlu peneliti siapkan agar pelaksanaan tindakan pada siklus (kedua) berjalan lancar dan sukses adalah: (a) menyiapkan bahan, inventarisasi kebutuhan dan solusi untuk meningkatkan motivasi kerja guru dalam bekerja. (b) berdiskusi dengan guru kelas V (Focus Group Discussion) tentang hal-hal yang dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap perencanaan, pelaksanaan dan abilitas guru. (c) menyiapkan jadwal pelaksanaan kunjungan kelas pada setiap guru disesuaikan dengan kesiapan setiap guru, (d) menggunakan instrumen seperti yang digunakan pada (e) pelaksanaan siklus. Kamera. 2. Pelaksanaan Melaksanakan pembimbingan yang diberikan dalam supervisi yaitu membantu guru menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pada siklus, dengan penekanan terhadap peningkatan motivasi guru dalam bekerja dan peningkatan pemahaman guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan abilitas guru. 3. Pengamatan Hasil pengamatan kinerja guru setelah dilakukan tindakan pada siklus didapatkan hasil pengamatan seperti pada tabel berikut. Tabel 6. Persentase Kinerja Guru Kelas V SD Hasil Tindakan Siklus No Aspek Kinerja Guru Rerata deal % Rerata A. Komponen Rencana Perumusan tujuan ,2% Pemilihan dan pengorgani-sasian materi ajar 13, ,6% Pemilihan strategi/metode 19, ,2% Pemilihan media 19, % V Penilaian hasil belajar 16, ,5% Total ,1% B. Komponen Pelaksanaan Kemampuan Membuka Pelajaran % Sikap Guru dalam Proses ,2% Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran) 12, ,2% Kegiatan Belajar Mengajar (Proses ) 13, ,3% V Kemampuan Menggunakan Media 12, ,1% V Evaluasi ,3% V Kemampuan Menutup Kegiatan 10, ,7% V Tindak Lanjut/Follow up ,3% Total 98, ,3% C. Komponen Abilitas Guru Keterampilan membuka dan menutup % Keterampilan memberikan variasi stimulus 22, ,4% Pelaksanaan keterampilan bertanya 18, ,3% Kemampuan memberikan penguatan 21, ,4% Total ,3% Keseluruhan 272, ,2% Dari tabel di atas terlihat bahwa kinerja guru kelas V SD memiliki rata-rata nilai sebesar 81,2%, yang meliputi komponen perencanaan sebesar 82,1% dan komponen pelaksanaan 82,3% serta komponen abilitas guru 79,3% Kategori persentase kinerja guru tersebut termasuk pada kategori yang tinggi, perhatikan tabel berikut. Tabel 7. Persentase Kategori Kinerja Guru Hasil Refleksi Siklus No Persentase Kategori Hasil Kinerja Guru 1 0% - 20% Sangat Rendah 2 21% - 40% Rendah 3 41% - 60% Sedang 4 61% - 80% Tinggi 81,2% 5 81% - 100% Sangat Tinggi

8 DDAKTKA PGR, 2, (2), 2016, 332 Hasil tindakan pada siklus menunjukkan bahwa kinerja guru pada komponen perencanaan, yang paling rendah adalah dalam pemilihan media yang sudah mencapai 80%%, dan pada komponen pelaksanaan adalah kemampuan menggunakan media yang sudah mencapai 78,1%, sedangkan pada komponen abilitas guru adalah keterampilan memberikan penguatan yaitu mencapai 76,4%. 4. Evaluasi dan Refleksi Hasil tindakan pada siklus jika dibandingkan dengan kondisi awal, dan siklus terjadi peningkatan yang cukup signifikan pula dari setiap aspek, dan hasil setiap komponen sudah sesuai dengan indikator penelitian. Dikarenakan dari 4 indikator penelitian yang ada, semuanya sudah tercapai. Dari hasil tersebut, peneliti berpendapat bahwa pelaksanaan siklus tidak perlu dilanjutkan dengan siklus berikutnya. 3.3 Pembahasan Agar pembahasan penelitian ini lebih obyektif, perlu peneliti paparkan peningkatan kinerja guru dari awal sebelum tindakan, siklus, dan siklus sebagaimana digambarkan pada Tabel 8. Tabel 8. Persentase Kinerja Guru Kelas V SD Kondisi Awal/Sebelum Tindakan, Hasil Siklus, dan Siklus Aspek Kinerja Guru % Kinerja Guru Awal Siklus Siklus A.Komponen Rencana Perumusan tujuan 60,6% 73,1% 81,2% Pemilihan dan pengorgani-sasian materi ajar 56,2% 79,4% 85,6% Pemilihan strategi/metode 55,4% 68,7% 81,2% Pemilihan media 58,3% 70,8% 80% V Penilaian hasil belajar 69% 75% 83,5% Total 59,9% 72,9% 82,1% B.Komponen Pelaksanaan Kemampuan Membuka Pelajaran 60% 75% 85% Sikap Guru dalam Proses 58,1% 79,4% 81,2% Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran) 57,5% 70% 79,2% Kegiatan Belajar Mengajar (Proses ) 58,1% 67,5% 82,3% V Kemampuan Menggunakan Media 58,1% 66,9% 78,1% V Evaluasi 58,3% 75% 83,3% V Kemampuan Menutup Kegiatan 60% 73% 84,7% V Tindak Lanjut/Follow up 55,8% 72,5% 83,3% Total 58,3% 72,4% 82,3% C.Komponen Abilitas Guru Keterampilan membuka dan menutup 58,3% 72% 81% Keterampilan memberikan variasi stimulus 57,1% 76,8% 81,4% Pelaksanaan keterampilan bertanya 57,5% 70,1% 78,3% Kemampuan memberikan penguatan 58,9% 71,4% 76,4% Total 58,1% 72,6% 79,3% Keseluruhan 57,9% 72,8% 81,2% Dari tabel tersebut nampak bahwa terjadi peningkatan kinerja guru dari awal sebelum tindakan, siklus dan siklus sebagai berikut; (1) komponen perencanaan kondisi awal 59,9% (kategori sedang), siklus 72,9% (kategori tinggi), dan pada siklus menjadi 82,1% (kategori tinggi); (2) komponen pelaksanaan kondisi awal 58,3% (kategori sedang), siklus 72,4% (kategori tinggi), dan pada siklus menjadi 82,3% (kategori tinggi); (3) komponen abilitas guru menunjukkan kondisi awal 57,9% (kategori sedang), siklus 72,8% (kategori tinggi), dan pada siklus menjadi 81,2% (kategori tinggi) Peningkatan kinerja guru secara keseluruhan adalah dari awal sebesar 58,7% (kategori sedang), setelah tindakan siklus menjadi 71,2% (kategori tinggi), dan setelah tindakan siklus meningkat lagi menjadi 80,4% (kategori tinggi) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Persentase Kategori Kinerja Guru Awal, Hasil Siklus dan Siklus No Persentase % Kinerja Guru Awal Siklus Siklus Kategori 1 0% - 20% Sangat Rendah 2 21% - 40% Rendah 3 41% - 60% 57,9% Sedang 4 61% - 80% 72,8% 81,2% Tinggi 5 81% - 100% Sangat Tinggi Hasil penelitian tindakan supervisi akademik dengan pembimbingan individual terhadap guru kelas V SD terbukti memberikan peningkatan kinerja guru dalam pengelolaan yang selanjutnya berdampak pada peningkatan mutu proses. 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik melalui pembimbingan individu dengan teknik kunjungan kelas yang dilakukan oleh pengawas sekolah Dabin terhadap guru dapat meningkatkan kinerja guru kelas V pada SD Negeri Dabin Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang dalam pengelolaan, baik aspek perencanaan, pelaksanaan maupun abilitas guru dalam. Daftar Pustaka Aqib zaenal danrohmanto E, 2007, Membangun Profesionalise Guru dan Pengawas Sekolah, Bandung: Yrama Widya. Bafadal, brahim. 2004,. Peningkatan Profesionalisme Guru SD. Jakarta: Bumi Aksara. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah. Fatah, N Landasan Manajemen Pendidikan Bandung: Remaja Rosdakarya. Hamalik, Oemar Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mulyasa, 2006, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya

9 DDAKTKA PGR, 2, (2), 2016, 333 Sahertian, Piet Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Sahertian, Piet Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka Pengembangan Sumberdaya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Sudibyo Meningkatkan Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Melalui Supervisi ndividual Dengan Pendekatan Kolaboratif. Laporan Penelitian Tindakan. Undang-Undang R Nomor Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.. Wahosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Raja Grafindo Perkasa Wiriaatmadja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.., 2008, Peraturan Pemerintan Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru...., 2009, Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas, Jakarta: Ditjen PMPTK Depdiknas.., 2008, Penilaian Kinerja Guru, Jakarta: Dittendik Ditjen PMPTK Depdiknas., 2007, Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kwalifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Jakarta: Depdiknas., 2007, Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, Jakarta: Depdiknas., 2007, Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Depdiknas.., 2009, Penelitian Tindakan Sekolah, Jakarta: Ditjen PMPTK Depdiknas.

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 95 Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA

OPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA ABSTRAK OPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA HARUN Kepala SD Negeri 49 Cakranegara Supervisi akademik adalah merupakan salah satu cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SD Negeri Pesarean 01 Adiwerna Tegal Abstrak Penelitian tindakan kelas ini di latarbelakangi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU-GURU SD PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA MATARAM

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU-GURU SD PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA MATARAM PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU-GURU SD PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA MATARAM HJ. BAIQ MIMI MARIANI Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota Mataram e-mail: mimimaryani@gmail.com

Lebih terperinci

DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 309

DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 309 DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 309 PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN IPS DENGAN METODE JIGSAW MELALUI SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN BAGI GURU KELAS TINGGI SD BINAAN 04 KECAMATAN PANCUR

Lebih terperinci

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

12 Media Bina Ilmiah ISSN No 12 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS PAIKEM MELALUI WORKSHOP PADA SD BINAAN KOTA MATARAM Oleh: I Nyoman

Lebih terperinci

Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN :

Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN : 9-14 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BERPUSAT KOOPERATIF MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SD NEGERI 13 LANGSA TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Jasimah Sekolah Dasar Negeri 13 Langsa Diterima

Lebih terperinci

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269 Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU YANG TELAH DISERTIFIKASI DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN PADA SEKOLAH BINAAN DI SAMBAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia dan dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju. Komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian Tinjauan Pustaka akan didiskripsikan tentang teori peningkatan kinerjaruru, teori supervisi kunjungan kelas, PTS melalui supervisi kunjungan kelas, kajian penelitian

Lebih terperinci

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015 Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh: Drs. Amiruddin. A 9 Abstrak

Lebih terperinci

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109 DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI SUPERVISI KLINIS BAGI GURU KELAS I, DAN I SD NEGERI KARANGTURI KECAMATAN LASEM Teguh Riyanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut kurikulum KTSP SD/MI tahun 2006 Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai

Lebih terperinci

kualitas negara dimata internasional. 1

kualitas negara dimata internasional. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi yang sangat penting dan esensial bagi keunggulan suatu bangsa. Hampir semua negara diberbagai belahan dunia dan berusaha membangun

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH DALAM PEMBELAJARAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

HUBUNGAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH DALAM PEMBELAJARAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 HUBUNGAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH DALAM PEMBELAJARAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Profil Guru Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1386), profil didefinisikan sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan guru adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya

Lebih terperinci

S u r a t n o. Dikpora Kab. Lombok Timur ABSTRAK

S u r a t n o. Dikpora Kab. Lombok Timur ABSTRAK Jurnal EducatiO Vol. 6 No. 1, Juni 2011, hal. 1-15 HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PERENCANAAN DAN KINERJA GURU FISIKA SMA KABUPATEN LOMBOK TIMUR PADA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Supervisi sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

12 Media Bina Ilmiah ISSN No 12 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RPP BERBASIS PAIKEM MELALUI WORKSHOP PADA SMP BINAAN KOTA MATARAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Opi Pradita, Mestawaty, As, dan Sarjan N. Husain Mahasiswa

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI OLEH PUTU AMIK WIANTARI NIM

ARTIKEL SKRIPSI OLEH PUTU AMIK WIANTARI NIM THE APPLICATION OF COOPERATIVE MODEL TYPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) TO INCREASE THE RESULT OF PKN LEARNING TOWARDS STUDENTS CLASS VIIA IN SMP BHAKTIYASA SINGARAJA ARTIKEL SKRIPSI OLEH PUTU AMIK WIANTARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan warga negara Indonesia menjadi manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan warga negara Indonesia menjadi manusia yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perwujudan warga negara Indonesia menjadi manusia yang berkualitas telah tercantum dalam visi pendidikan nasional dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007 yaitu terwujudnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolompok orang (kepala sekolah guru-guru, staf, dan siswa) untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sekolompok orang (kepala sekolah guru-guru, staf, dan siswa) untuk mencapai tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sekolah sebagai satu unit organisasi pendidikan formal merupakan wadah kerja sekolompok orang (kepala sekolah guru-guru, staf, dan siswa) untuk mencapai tujuan pendidikan.

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 34 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK MODEL LESSON STUDY DI SD NEGERI KENONGO KECAMATAN SEDAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK MODEL LESSON STUDY DI SD NEGERI KENONGO KECAMATAN SEDAN DIDAKTIKA PGRI, 2, (1), 2016, 192 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK MODEL LESSON STUDY DI SD NEGERI KENONGO KECAMATAN SEDAN Suharyati *) NIP 19620517 198201 2 004 SD Negeri

Lebih terperinci

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGELOLA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BERBASIS PAIKEM DI SD NEGERI 2 GROBOGAN, KECAMATAN GROBOGAN, KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER I TAHUN

Lebih terperinci

Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu Prov. Sumatera Selatan

Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu Prov. Sumatera Selatan PENGGUNAAN SUPERVISI INDIVIDUAL PENDEKATAN KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK TEAM TRAINING THREE AND ONE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP

PENERAPAN TEKNIK TEAM TRAINING THREE AND ONE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP PENERAPAN TEKNIK TEAM TRAINING THREE AND ONE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP H. Bahtarudin Sekolah Dasar Negeri Bangkiling Banua Lawas Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Belajar Siswa Menurut pengertian bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu pengertian istilah, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilainilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti

Lebih terperinci

PENERAPAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU-GURU DI SEKOLAH BINAAN SUB RAYON SMP NEGERI 15 MEDAN

PENERAPAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU-GURU DI SEKOLAH BINAAN SUB RAYON SMP NEGERI 15 MEDAN ISSN 0852-0151 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21(1): 29-35, 2015 PENERAPAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU-GURU DI SEKOLAH BINAAN SUB RAYON SMP NEGERI 15 MEDAN

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) 1 KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate) I. Pendahuluan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL

MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL Nama Sekolah Alamat Cabang Daerah Nama Kasek : Mandailing Natal Petunjuk : Berikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU TERSERTIFIKASI DALAM PERANCANGAN DAN PENERAPAN PEMBELAJARAN (Studi Multisitus pada SMK Negeri Kota Palu)

KEMAMPUAN GURU TERSERTIFIKASI DALAM PERANCANGAN DAN PENERAPAN PEMBELAJARAN (Studi Multisitus pada SMK Negeri Kota Palu) KEMAMPUAN GURU TERSERTIFIKASI DALAM PERANCANGAN DAN PENERAPAN PEMBELAJARAN (Studi Multisitus pada SMK Negeri Kota Palu) Syafruddin Pascasarjana Universitas Negeri Malang Email: syafruddintanring@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan, khususnya pada jenjang. Sekolah Dasar, telah menjadi komitmen pemerintah yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan, khususnya pada jenjang. Sekolah Dasar, telah menjadi komitmen pemerintah yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan, khususnya pada jenjang Sekolah Dasar, telah menjadi komitmen pemerintah yang harus diwujudkan secara nyata. Salah satu langkah yang ditempuh

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD MELALUI SUPERVISI AKADEMIK PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD MELALUI SUPERVISI AKADEMIK Sri Giarti sgiarty@gmail.com Magister Manajemen Pendidikan FKIP UKSW Salatiga ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY. Ahmadi 1 1,2,3

D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY. Ahmadi 1 1,2,3 D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY Ahmadi 1 1,2,3 SMP Negeri Model Terpadu Bojonegoro Email: ABSTRAK Merujuk Peraturan Menteri Pendidikan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) atau Classroom Action Reseach (CAR). Menurut wijaya (2009:9)

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH/ PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH/ PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH/ PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Oleh : Legiman, M.Pd Widyaiswara LPMP D.I. Yogyakarta email : legiman.maman@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Formal dalam memasuki era globalisasi ditandai dengan adanya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Formal dalam memasuki era globalisasi ditandai dengan adanya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Formal dalam memasuki era globalisasi ditandai dengan adanya suatu perubahan (inovasi). Perubahan pada hakekatnya adalah sesuatu yang wajar karna itu adalah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE

PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE (IC) OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SMK KOSGORO 2 NGANTANG KABUPATEN MALANG Mochamad Mudjiono Cabang Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian

psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah telah menetapkan visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi utama guru adalah meningkatkan mutu pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. fungsi utama guru adalah meningkatkan mutu pendidikan nasional BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang. Kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan model atau strategi pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persoalan-persoalan tersebut di atas,melalui pembaharuan dalam sistim pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. persoalan-persoalan tersebut di atas,melalui pembaharuan dalam sistim pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai suatu sistem pencerdasan anak bangsa, dewasa ini dihadapkan pada berbagai persoalan, baik ekonomi, sosial, budaya,maupun politik, teknologi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik

Lebih terperinci

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus A. Prinsip Pengembangan Silabus Prinsip-prinsip pengembangan silabus adalah: 1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 34 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENGEMBANGAN KBM Menurut BSNP: Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK Endah Yanuarti SMK Muhammadiyah Tepus e-mail: endahyanuarti22@yahoo.co.id Abstrak Penelitian Tindakan Sekolah ini merupakan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pelaksanaan supervisi akademik pengawas, perencanaan,pemantauan, penilaian, dan pembinaan dan pembimbingan Pengawas.

Kata Kunci: Pelaksanaan supervisi akademik pengawas, perencanaan,pemantauan, penilaian, dan pembinaan dan pembimbingan Pengawas. ANALISIS PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS PADA SMA NEGERI 1 WATAMPONE Muhammad Subaer SMA Negeri 1 Watampone Kabupaten Bone subaermuhammad@yahoo.com Abstrak MUHAMMAD SUBAER. 2015. Analisis Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berlandaskan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

Tri Wibowo 2 UPTD Kecamatan Padamara ABSTRAK

Tri Wibowo 2 UPTD Kecamatan Padamara ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PROGRAM SUPERVISI MELALUI PEMBINAAN BERKELANJUTAN BAGI KEPALA SEKOLAH DASAR DI DABIN 2 UPT DINAS PENDIDIKAN PADAMARA PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016 1 Tri

Lebih terperinci

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN Prosiding SENASGABUD http://research-report.umm.ac.id/index.php/senasgabud (Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman 95-106 E-ISSN 2599-8406 MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN A. Rasional Standar proses proses pembelajaran merupakan acuan penyelenggaraan serta bentuk akuntabilitas perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAHAN AJAR (MINGGU KE 1) MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)

BAHAN AJAR (MINGGU KE 1) MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) BAHAN AJAR (MINGGU KE 1) MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) VISI PENDIDIKAN NASIONAL Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan adalah sektor pendidikan. Menyadari betapa pentingnya. tentang pendidikan harus selalu ditingkatkan.

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan adalah sektor pendidikan. Menyadari betapa pentingnya. tentang pendidikan harus selalu ditingkatkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu bangsa, dapat dilihat dari segi Pendidikannya, sehingga jika suatu bangsa ingin maju tentunya yang pertama kali harus diprioritaskan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai negara di dunia tidak pernah surut melakukan upaya peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan bahwa sistem penjaminan dan

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Berikut Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) DIMENSI KOMPETENSI INDIKATOR Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Merumuskan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 3, No. 2, Desember 2016 256 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Saepuloh 1, Dede Suhayat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. unjuk kerja adalah keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu

BAB II KAJIAN TEORITIS. unjuk kerja adalah keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu BAB II KAJIAN TEORITIS A.Kinerja 1. Pengertian Menurut Maler (dalam Kusumastuti, 2001) bahwa kinierja sebagai unjuk kerja adalah keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Ilyas (2001)

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIS DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MODELING TERHADAP GURU MATA PELAJARAN KIMIA PADA SEKOLAH BINAAN

MENINGKATKAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIS DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MODELING TERHADAP GURU MATA PELAJARAN KIMIA PADA SEKOLAH BINAAN QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm. 13-24 13 MENINGKATKAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIS DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MODELING TERHADAP GURU MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya,

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &

Lebih terperinci

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN : Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : 2088-5792 E ISSN : 2580-6513 http://journal.upgris.ac.id/index.php/malihpeddas UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENDEKATAN PAIKEM MELALUI TEKNIK

Lebih terperinci

Kondang Liliawati ABSTRAK. Kata kunci: kinerja guru, media pembelajaran, supervisi,sd Negeri 1 Temon

Kondang Liliawati ABSTRAK. Kata kunci: kinerja guru, media pembelajaran, supervisi,sd Negeri 1 Temon PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM MEMANFAATKAN MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK BAGI GURU KELAS SD NEGERI 1 TEMON SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Kondang Liliawati ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

Kata Kunci = kompetensi pedagogik, perencanaan pembelajaran, dan supervisi akademik

Kata Kunci = kompetensi pedagogik, perencanaan pembelajaran, dan supervisi akademik PENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU NON PNS DALAM PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SD NEGERI CABEAN 2 SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Al Munawar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Latar Penelitian ini dilaksanakan di Gugus Hasanuddin Kecamatan Kedungjati yang merupakan terdiri dari 10 SD. Keberadaan Gugus Hasanuddin Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masingmasing satuan pendidikan. Letak Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PELAJARAN BAHASA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PELAJARAN BAHASA DI KELAS V SEKOLAH DASAR IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PELAJARAN BAHASA DI KELAS V SEKOLAH DASAR Dyaristya P. E. Wismasari, Agus Wedi, Eka Pramono Adi Universitas Negeri Malang Email: dyaristya.putri@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA KKG GUGUS IV JATIWARAS TAHUN 2015/2016

PROGRAM KERJA KKG GUGUS IV JATIWARAS TAHUN 2015/2016 PROGRAM KERJA KKG GUGUS IV JATIWARAS TAHUN 2015/2016 A. Pendahuluan Peningkatan mutu pendidikan, khususnya pada jenjang Sekolah Dasar telah menjadi komitmen pemerintah yang harus diwujudkan secara nyata.

Lebih terperinci

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10 LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : 0216-7433 Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10 PENERAPAN COACHING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM SUPERVISI AKADEMIK PADA SMP BINAAN DINAS PENDIDIKAN KOTA

Lebih terperinci

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM ABSTRAK LINA YETTI BUDI ASIH Guru IPA SMP Negeri 11 Mataram

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana utama untuk membentuk dan menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah, melalui pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemampuan yang dimiliki guru harus senantiasa dikembangkan agar kinerjanya semakin meningkat. Kenyataan yang terjadi hingga saat ini, bahwa kesadaran guru

Lebih terperinci

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) SILABUS DAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) Disunting dan dikembangkan oleh Pirdaus Widyaiswara LPMP Sumsel Perencanaan Proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN INDIVIDUAL DI SD CANDI 01 KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

MENINGKATKAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN INDIVIDUAL DI SD CANDI 01 KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : 2088-5792 E ISSN : 2580-6513 http://journal.upgris.ac.id/index.php/malihpeddas MENINGKATKAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat bagi

Lebih terperinci

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas PAPARAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 1 PERTAMA: KONSEP DASAR 2 Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK Muhammad Ali Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pinang Sori Kabupaten Tapanuli Tengah Abstrak Berdasarkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH MELALUI SUPERVISI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH MELALUI SUPERVISI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH MELALUI SUPERVISI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR Suryantini UPTD Dikpora Kecamatan Banjarsari Surakarta Suryantini1958@gmail.com ABSTRACT The research is aimed

Lebih terperinci

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik dan pendidik melalui sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (PERMENDIKBUD No 103 tahun 2015 pasal 1).

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL Artikel yang berjudul Implementasi Kompetensi Supervisi Akademik Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Kabupaten Banggai Kepulauan Oleh Ida Roswita R. Sapukal Pembimbing I Pembimbing

Lebih terperinci

PENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI DIRECT GUIDANCEPADA SEKOLAH SASARAN KURIKULUM

PENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI DIRECT GUIDANCEPADA SEKOLAH SASARAN KURIKULUM PENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI DIRECT GUIDANCEPADA SEKOLAH SASARAN KURIKULUM Penelitian Tindakan terhadap Guru SMPN 1 Denpasar di Kota pada Tahun 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun : PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TEGALGONDO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi

Lebih terperinci