DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 309

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 309"

Transkripsi

1 DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 309 PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN IPS DENGAN METODE JIGSAW MELALUI SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN BAGI GURU KELAS TINGGI SD BINAAN 04 KECAMATAN PANCUR SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Siti Markamah *) Pengawas SD Dabin Ki Hajar Dewantara UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang *) ABSTRAK Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas pokoknya merupakan salah satu usaha dari pengawas sekolah dalam memperbaiki agar tujuan pada khususnya dan tujuan pendidikan pada umumnya dapat tercapai secara optimal. Pendampingan dalam bentuk supervisi akademik berkelanjutan terhadap guru kelas tinggi dalam melaksanakan IPS dengan metode Jigsaw menjadi penting agar guru dapat melaksanakan Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Hasil analisa data menunjukkan bahwa hasil penilaian kinerja guru dalam melaksanakan prasiklus menunjukkan rata-rata 69 kategori cukup, siklus I meningkat 8% dengan nilai rata-rata 77 kategori baik, sedangkan pada siklus II meningkat lagi sebesar 8% menjadi 85 dengan kategori baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui supervisi akademik berkelanjutan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kemampuan guru kelas tinggi dalam melaksanakan IPS pada SD binaan 04 Kecamatan Pancur. Kata Kunci: IPS, Jigsaw, Supervisi Akademik Berkelanjutan 1. Pendahuluan Pendidikan merupakan proses pembentukan pola pikir berdasarkan budaya dan teknologi yang berkembang, maka pendidikan mempunyai peran penting dalam mencerdaskan bangsa. Peranan guru sangat strategis dalam proses pendidikan, dapat dikatakan bahwa kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas kemampuan guru. Hal ini sejalan dengan Aqib (2007: 22) yang menyatakan bahwa guru adalah faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya menjelaskan bahwa kewajiban guru dalam /pembimbingan meliputi: (1) merencanakan, (2) melaksanakan /pembimbingan yang bermutu, (3) menilai dan mengevaluasi hasil /bimbingan, (4) melaksanakan perbaikan dan pengayaan, (5) melaksanakan pengembangan keprofesian berkelanjutan sesuai dengan kebutuhannya. Agar dapat melaksanakan tugasnya secara profesional seorang guru harus memiliki kemampuan tehnik edukatif, sehingga mampu melaksanakan yang efektif, kreatif dan inovatif. Karena pada hakekatnya perubahan mendasar yang dituntut dalam melaksanakan kurikulum yang berbasis kompetensi adalah pada proses dan penilaian, guru dituntut untuk dapat membantu dan memfasilitasi siswa agar mampu mencapai kompetensi yang telah distandarkan. Oleh karena itu upaya peningkatan kemampuan guru menjadi salah satu program prioritas yang harus segera ditangani mulai dari tingkat sekolah itu sendiri. Dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar Proses diamanatkan bahwa dalam kegiatan inti harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Berdasarkan hasil supervisi akademik yang telah dilakukan oleh kepala sekolah/pengawas bahwa hasil penilaian kemampuan guru dalam melaksanakan belum maksimal dan pada umumnya guru lebih banyak menggunakan metode ceramah, sehingga guru belum melaksanakan metode Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan PAIKEM antara lain melalui kegiatan workshop, pendidikan dan pelatihan, seminar, dengan materi yang di fokuskan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan metode PAIKEM. SD Kecamatan

2 DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 310 Pancur berjumlah 23 SD yang meliputi 21 SD Negeri dan 2 SD Swasta, sehingga kesempatan guru untuk dapat mengikuti Diklat/Woskshop sangat terbatas mengingat permintaan peserta diklat dari pemerintah setiap tahun sangat terbatas apalagi untuk sekolah swasta. Apabila ada guru yang telah mengikuti diklat/workshop, belum semuanya dapat menerapkan dan mengimbaskan hasilnya di sekolah masing-masing karena sampai saat ini belum banyak guru yang dapat menggunakan model-model dengan metode PAIKEM seperti model kooperatif, Inkuiri, Berbasis Masalah. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi terhadap prestasi belajar peserta didik terbukti KKM tiap mata pelajaran belum mencapai 75. Menurut Permendiknas nomer 12 tahun 2007 salah satu demensi kompetensi pengawas sekolah yaitu kompetensi supervisi akademik. Kompetensi supervisi akademik adalah kemampuan pengawas sekolah dalam melaksanakan pengawasan akademik yakni menilai dan membina guru dalam rangka mempertinggi kualitas proses yang dilaksanakannya agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa (Depdiknas, 2009: 2) Tugas pokok pengawas sekolah sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 tahun 2010 tentang jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya, tugas pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, Penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus. Mengingat tugas pokok pengawas tersebut maka pengawas sekolah wajib melaksanakan penilaian, pembimbingan dan pelatihan melaluli supervisi akademik baik secara individu maupun kelompok terhadap guru pada sekolah wilayah binaannya terutama untuk kompetensi profesional dan paedagogik Beberapa kemampuan tersebut adalah kemampuan dalam penguasaan landasan kependidikan, psikologi pengajaran, penguasaan materi pelajaran, penerapan berbagai metode dan strategi, kemampuan dalam merancang dan memanfaatkan berbagai media/sumber belajar, kemampuan dalam menyusun program, kemampuan dalam mengevaluasi, kemampuan dalam mengembangkan kemampuan (Sugiyanto, 2010: 2) Oleh sebab itu supervisi akademik berkelanjutan dengan pada SD wilayah binaan merupakan salah satu kegiatan yang dipandang perlu dilakukan dalam upaya peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan dengan menggunakan metode Jigsaw. Pelaksanaan dengan menggunakan motode Jigsaw merupakan salah satu metode kooperatif, siswa melaksanakan kelompok saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Supervisi dilaksanakan secara akademik berkelanjutan agar pengawas dapat memberikan arahan secara langsung kepada guru. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka judul penelitian ini adalah Peningkatan kemampuan melaksanakan IPS dengan metode Jigsaw melalui supervisi akademik berkelanjutan bagi guru kelas tinggi SD Binaan 04 kecamatan Pancur semester II tahun pelajaran 2015/ Materi dan Metode 2.1. Materi Dalam Carter Good s Dictionary of Education seperti dikutip Oteng Sustisna (1983), supervisi didefinisikan sebagai: segala sesuatu dari para pejabat sekolah yang diangkat yang diarahkan kepada penyediaan kepemimpinan bagi para guru dan tenaga pendidikan lain dalam perbaikan pengajaran, melihat pertumbuhan profesional dan perkembangan dari para guru, seleksi dan revisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar dan evaluasi pengajaran (Arikunto, 2004: 11). Menurut Piet A. Sahertian (2000: 19) Supervisi merupakan usaha memberikan layanan kepada guru-guru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran. Kata Kunci dari pemberi supervisi pada akhirnya ialah memberikan layanan dan bantuan. Menurut Peter F.Olivia (1976: 19-20) seorang supervisor dapat berperan : (1) sebagai koordinator ia dapat mengkoordinasikan program belajar-mengajar, tugastugas anggota staf berbagai kegiatan yang berbeda-beda diantara guru-guru, (2) sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan, bersama mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individual maupun secara kelompok, (3) sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensi kelompok, pada saat mengembangkan kurikulum, materi pelajaran dan kebutuhan profesional guru-guru secara bersama, (4) sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan proses belajar, dapat menilai kurikulum yang sedang dikembangkan. Usaha untuk membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi sumber daya guru dapat dilaksanakan dengan berbagai alat (device) dan teknik supervisi. Umumnya alat dan teknik supervisi dapat dibedakan dalam dua macam alat atau teknik. Teknik yang bersifat individual, yaitu teknik yang dilaksanakan untuk seseorang guru secara individual dan teknik yang bersifat kelompok yaitu teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu orang. Teknik yang bersifat individual meliputi: (1) perkunjungan kelas, (2) observasi kelas, (3) percakapan pribadi, (4) inter-

3 DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 311 visitasi, (5) penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar, (6) menilai diri sendiri Metode Penelitian dilaksanakan pada Semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016 bulan Januari sampai dengan April 2016 yang meliputi kegiatan Perencanaan, Pelaksanaan Tindakan dan Pembuatan Laporan hasil penelitian. Observasi awal dilakukan pada bulan Januari Peneliti melaksanakan supervisi untuk mengetahui kondisi awal guru dalam melaksanakan ketrampilan mengajar dan permasalahan permasalahan yang dihadapi guru dalam melaksanakan ketrampilan mengajar. I dilaksanakan pada bulan Pebruari 2016 dan siklus II dilaksanakan pada bulan Maret Penelitian dilaksanakan di SD wilayah binaan 04 Kecamatan Pancur yang terdiri dari: (1) SDN Gemblengmulyo; (2) SDN Criwik; (3) SDN Wuwur; (4) SDN Banyuurip; (5) SDN Kedung; (6) SDN Pancur ; (7) SDN Warugunung. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu Penelitian Tindakan Sekolah yang lazim disebut PTS. Dengan demikian penelitian ini sifatnya berbasis sekolah karena dilakukan dengan melibatkan komponen yang terdapat didalam penyelenggaraan sekolah meliputi guru, materi, tehnik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Sekolah, yang direncanakan terdiri dari 2, dengan langkah-langkah: 1. Planning (perencanaan) 2. Acting (pelaksanaan) 3. Observing (observasi proses) 4. Reflecting (mendiskusikan temuan untuk bahan tindakan berikutnya) Guru adalah faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar (Aqib, 2007: 22) Upaya peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan merupakan hal yang perlu dilaksanakan karena kinerja guru adalah usaha guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa melalui pengajaran. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan dengan menggunakan metode yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, melalui supervisi individual dengan pendekatan direktif. Guru sering kali mendapat masalah dan kesulitan dalam menggunakan metode yang sesuai dengan materi terlebih metode yang PAIKEM. Oleh karena itu diperlukan pendampingan terhadap guru mulai dari memilih metode yang akan digunakan, membuat rencana pelaksanaan, teknik penggunaan metode sampai dengan pelaksanaan dikelas. Apabila pendapingan terhadap guru yang berupa supervisi individual dengan pendekatan direktif pada SD wilayah binaan itu dilakukan dengan baik, diduga dapat memberikan kontribusi pada upaya peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan dengan menggunakan metode Jigsaw. Setelah melalui kajian teori maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah diduga supervisi akademik berkelanjutan dapat meningkatkan kemampuan melaksanakan IPS dengan metode jigsaw bagi guru kelas tinggi SD wilayah binaan 04 pada SD 04 Kecamatan Pancur semester dua tahun pelajaran 2015/ Hasil dan Pembahasan 3.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal merupakan keadaan sebelum tindakan dilaksanakan. Sebelum melaksanakan tindakan siklus I terlebih dahulu dilaksanakan pendataan awal terhadap hasil supervisi kunjungan kelas yang telah dilaksanakan oleh peneliti untuk mengetahui kemampuan awal guru kelas tinggi dalam melaksanakan IPS sebelum dilaksanakan penelitian. Selanjutnya melaksanakan analisis terhadap hasil supervisi kunjungan kelas untuk mengetahui tingkat kemampuan guru dalam melaksanakan awal sebelum dilaksanakan supervisi akademik berkelanjutan. Tindakan pra siklus yang dilakukan yaitu melaksanakan analisis hasil penilaian pelaksanaan yang telah dilaksanakan oleh peneliti dalam kegiatan supervisi kunjungan kelas sebelum dilaksanakan penelitian pelaksanaan meliputi; pra, kegiatan inti terdiri dari Penguasaan Materi pelajaran, Pendekatan/Strategi, Pemanfaatan sumber belajaran/media, yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, Penilaian proses dan hasil belajar, Penggunaan bahasa dan Penutup. Tabel 1. Hasil penilaian kemampuan guru Kelas tinggi dalam pelaksanaan pembelajan IPS pada pra. No Aspek yang dinilai maksimal Nilai Kategori 1 Pra 7, Kegiatan Inti a. Penguasaan Materi 14, pelajaran b. Pendekatan/Strategi 12, Cukup c. Pemanfaatan sumber 6, Cukup belajaran/media d. yang 6, Cukup memicu dan memelihara keterlibatan siswa e. Penilaian proses dan 7, Cukup hasil belajar f. Penggunaan bahasa 7,

4 DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 312 No Aspek yang dinilai maksimal Nilai Kategori 3 Penutup 7, Cukup Jumlah 69, Cukup Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa kemampuan guru Kelas tinggi SD wilayah Binaan 04 Kecamatan Pancur pada awal tahun ajaran 2015/2016 dalam pelaksanaan masih dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 69. Rata-rata Nilai kemampuan guru Kelas tinggi dalam melaksanakan IPS pada pra siklus meliputi : (1) Pra 78 (2) Kegiatan Inti terdiri dari: Penguasaan Materi pelajaran 72, Pendekatan/Strategi 65, Pemanfaatan sumber belajaran/media 63, yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 65, Penilaian proses dan hasil belajar 70, Penggunaan bahasa 74, (3)Penutup 70. Masih cukupnya kemampuan guru kelas tinggi dalam pelaksanaan IPS dikarenakan beberapa faktor baik faktor internal maupun eksternal. Pemanfaatan sumber belajar/media, pendekatan/strategi, yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil belajar dalam kategori cukup sebab guru belum memanfaatkan media TIK, metode yang dipakai metode ceramah, sehingga keterlibatan siswa dalam belum maksimal. Guru masih mendominasi suasana, belum memicu terjadinya interaksi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa. 3.2 Deskripsi Tiap Deskripsi I Hasil refleksi awal dijadikan sebagai dasar untuk melakukan supervisi akademik berkelanjuta terhadap guru Kelas tinggi SD wilayah Binaan 04 Kecamatan Pancur, supervisi yang dilakukan yaitu membantu guru menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan mulai dari penyusunan perencanaan (RPP) sampai dengan pelaksanaan dengan menggunakan metode diskusi kelompok Jigsaw. Setiap langkah dibimbing dan diidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru, diberikan arahan-arahan yang operasional dan mudah dilaksanakan oleh guru. Tindakan supervisi yang dilakukan dengan pendekatan langsung kepada guru IPS mulai dari bimbingan penggunaan metode diskusi kelompok model Jigsaw, penyusunan RPP sampai dengan bimbingan pelaksanaan meliputi kegiatan awal, kegiatan Inti (Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi). Kegiatan penutup berdasarkan Permendiknas no 41 tahun 2004 tentang standar Proses. Kemampuan guru Kelas tinggi dalam melaksanakan setelah dilaksanakan supervisi akademik berkelanjutan pada siklus I sebagai berikut. Tabel 2. Hasil penilaian kemampuan guru IPS dalam pelaksanaan pembelajan pada I. No Aspek yang dinilai Nama Guru (responden) A B C D E F G H I Rata rata 1 Pra Keg.inti a. Peng.materi ,67 pelajaran b. Pendk./Strategi c. Peman.sumber ,67 belajar/media d. Pembl.yang Memicu dan Memelihara Keterlib.siswa e. Penil.proses hasil ,33 belajar f. Pengg. bahasa ,33 3 Penutup Jumlah Tabel 3. Hasil penilaian kemampuan guru IPS dalam pelaksanaan pembelajan pada I. No Aspek yang dinilai Rata-rata Rata-rata Kategori maks. Nilai 1 Pra 9, Sangat 2 Kegiatan Inti a. Penguasaan 14, Materi pelajarn b. Pendekatan/Strate 15, gi c. Pemanfaatan 6, Cukup sumber belajaran/media d. 7, yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa e. Penilaian proses 7, dan hasil belajar f. Penggunaan 7, bahasa 3 Penutup 8, Jumlah 76, Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa rata-rata skor semua aspek penilaian terjadi peningkatan dengan hasil prosentase pra siklus yang mencapai skor rata-rata sebesar 69 dan hasil siklus I sebesar 77, sehingga terjadi peningkatan sebesar 8. Rata-rata nilai kemampuan guru Kelas tinggi dalam melaksanakan IPS pada setiap aspek penilaian hasil siklus I adalah: (1) Pra 90 (2) Kegiatan Inti terdiri dari: Penguasaan Materi pelajaran 73, Pendekatan/Strategi 78,

5 DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 313 Pemanfaatan sumber belajaran/media 67, yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 77, Penilaian proses dan hasil belajar 73, Penggunaan bahasa 73, (3) Penutup 8 Dari data tersebut diatas nilai kemampuan guru Kelas tinggi dalam IPS yang paling rendah adalah nilai kemampuan pada aspek Pemanfaatan sumber belajaran/media belum dapat mencapai kategori baik karena prosentasenya masih paling kecil baru mencapai 67 dalam kategori cukup. Hal itu terjadi karena guru belum familier dalam menggunakan media masih menunjukkan kecanggungan dan siswa belum secara aktif dilibatkan dalam membuat media. Maka pada akhir siklus I dilaksanakan refleksi untuk merenungkan kembali hal-hal yang telah terjadi pada siklus I selanjutnya diperbaiki pada kegiatan siklus I untuk memperoleh hasil yang lebih baik Deskripsi II Tindakan siklus II dilaksanakan karena pada siklus I kemampuan Guru Kelas tinggi dalam melaksanakan IPS termasuk dalam kategori baik tetapi belum memenuhi target maksimal nilai dalam kategori baik dengan rentang nilai antara Hasil refleksi dari hasil tindakan pada siklus I selanjutnya dijadikan sebagai dasar untuk melakukan supervisi akademik berkelanjutan terhadap guru Kelas tinggi pada tahap selanjutnya. Supervisi yang dilakukan yaitu membantu guru mengidentifikasi kekurangan-kekurangan mulai dari penyusunan RPP sampai dengan melaksanakan di kelas dengan metode diskusi kelompok model Jigsaw. Selanjutnya diberikan bimbingan tentang pelaksanaan kegiatan inti disertai arahanarahan yang lebih operasional dan mudah dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan kemampuan guru Kelas tinggi dalam melaksanakan. Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan supervisi pada siklus I bahwa semua guru Kelas tinggi secara aktif mengikuti bimbingan dari pengawas sekolah yang dilanjutkan dengan kegiatan supervisi kunjungan kelas. Tindakan supervisi akademik berkelanjutan dilakukan dengan pendekatan direktif, berdasarkan pengamatan umumnya guru belum familier dalam menggunakan media berbasis TIK siswa belum dilibatkan dalam pembuatan media. Pada siklus II ini guru diberikan bimbingan dalam penggunaan berbagai media dan sumber termasuk media berbasis TIK seperti pembuatan power point, penggunaan internet dan lain-lain sehingga lebih inovativ dalam kegiatan dengan harapan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Selanjutnya setiap guru disarankan untuk meningkatkan inovativnya dalam melaksanakan terutama dalam pemanfaatan sumber dan media sehingga peserta didik dapat terlibat dalam memanfaatkan sumber dan media. Hasil penilaian kemampuan guru Kelas tinggi setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II diperoleh nilai seperti pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil penilaian kemampuan guru Kelas tinggi dalam pelaksanaan pembelajan IPS pada II No Aspek yang dinilai Nama Guru (responden) A B C D E F G H I Rata rata 1 Pra Keg.inti a. Peng.materi pelajaran b. Pendk./Strategi c. Peman.sumber belajar/media d. Pembl.yang Memicu dan Memelihara Keterlib.siswa e. Penil.proses hasil belajar f. Pengg. bahasa Penutup Jumlah Tabel 5. Hasil penilaian kemampuan guru Kelas tinggi dalam pelaksanaan pembelajan IPS pada II. No Aspek yang dinilai Rata-rata Rata-rata Kategori maks. Nilai 1 Pra 9, Sangat 2 Keg. Inti a. Penguasaan 16, Materi pelajaran b. Pendekatan/Strate 18, Sangat gi c. Pemanfaatan sumber /media d. yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 8, , Sangat e. Penilaian proses 8, dan hasil belajar f. Penggunaan 8, bahasa 3 Penutup 8, Sangat Jumlah 85, Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa kemampuan guru Kelas tinggi wilayah Binaan 04 Kecamatan Pancur setelah dilakukan supervisi akademik berkelanjutan pada siklus II terdapat peningkatan nilai kemampuan guru dari 77 menjadi 85 sehingga terjadi peningkatan sebesar 8, dalam kategori tetapi sudah memenuhi target nilai maksimal dalam rentang nilai kategori baik. Rata-rata nilai kemampuan guru Kelas tinggi dalam melaksanakan IPS pada setiap aspek penilaian hasil siklus II adalah: (1) Pra 90 (2) Kegiatan Inti terdiri dari: Penguasaan Materi

6 DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 314 pelajaran 82, Pendekatan/Strategi 90, Pemanfaatan sumber belajaran/media 80, yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 87, Penilaian proses dan hasil belajar 80, Penggunaan bahasa 83, (3) Penutup 87. Rata-rata nilai pada tiap aspek penilaian hasil siklus II yang mengalami peningkatan antara lain ; (1) Pra 90 (2) Kegiatan Inti terdiri dari: Penguasaan Materi pelajaran dari 73 menjadi 82, Pendekatan/Strategi dari 78 menjadi 90, Pemanfaatan sumber belajaran/media dari 67 mendadi 80, yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa dari 77 menjadi 87, Penilaian proses dan hasil belajar dari 73 menjadi 80, Penggunaan bahasa dari 73 menjadi 83, (3) Penutup dari 83 menjadi 87. Berdasarkan pengamatan pelaksanaan supervisi akademik berkelanjutan siklus II semua guru Kelas tinggi secara aktif mengikuti bimbingan dari pengawas yang dilanjutkan dengan supervisi kunjungan kelas bahwa guru-guru mampu melaksanakan IPS dengan menggunakan metode jigsaw, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan nilai kemampuan guru Kelas tinggi pada siklus II. 3.3 Pembahasan Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan pada hasil prasiklus, hasil tindakan siklus I dan hasil tindakan siklus II. Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan melalui 2 tahap yaitu siklus I dan siklus II. Selanjutnya hasil refleksi akhir dapat dilihat peningkatan nilai kemampuan guru Kelas tinggi dari hasil penilaian prasiklus, siklus I dan siklus II pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Penilaian kemampuan Guru Kelas tinggi pada Prasiklus, I dan II Nilai rata-rata I Prosentase Peningkatan Prasiklus- I- Prasiklus- I II II No Aspek yang dinilai Pra II 1 Pra % - 12% 2 Kegiatan Inti a. Pengs. Materi pelajaran % 9% 10% b. Pendekatan / Strategi % 12% 25% c. Pemanfaatan sumber belajar/media % 13% 17% d. Pembel.yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa e. Penilaian proses dan hasil belajar % 10% 22% % 7% 10% f. Penggunaan bahasa % 10% 9% 3 Penutup % 4% 17% Rata-rata nilai % 8% 16% Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai kemampuan Guru Kelas tinggi SD wilayah Binaan 04 Kecamatan Pancur dalam melaksanakan dari prasiklus sebesar 69 setelah tindakan siklus I menjadi 77 terjadi peningkatan 8% dan setelah tindakan siklus II meningkat lagi menjadi 85 terjadi peningkatan 8% sehingga dari prasiklus sampai dengan siklus II terjadi peningkatan 16% Pra I Pra Inti Penutup Gambar 1. Perkembangan prosentase rata-rata nilai kemampuan Guru Kelas tinggi dalam IPS pada I Pra I II Pra Inti Penutup Gambar 2. Perkembangan prosentase rata-rata nilai kemampuan Guru Kelas tinggi dalam IPS pada I dan II. Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai kemampuan guru Kelas tinggi dalam IPS pada setiap aspek penilaian semua mengalami peningkatan. Uraian tabel tersebut dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut hasil pra siklus rata-rata mencapai 69 dalam kategori cukup, setelah dilakukan tindakan siklus I mencapai 77 dalam kategori baik sehingga mengalami peningkatan sebesar 8 % dan setelah dilakukan tindakan siklus II menjadi 85 dalam kategori baik sehingga mengalami peningkatan sebesar 8%. Peningkatan nilai

7 DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 315 kemampuan guru dalam melaksanakan tersebut terjadi pada semua aspek penilaian mulai dari Prasiklus sampai siklus II antaralain kegiatan pra terjadi peningkatan 12%, kegiatan inti terjadi peningkatan 17% dan kegiatan penutup terjadi peningkatan 17%. Hasil penelitian tindakan supervisi akademik berkelanjutan terhadap guru Kelas tinggi wilayah Binaan 04 Kecamatan Pancur terbukti memberikan peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan. Hal itu dapat dipahami bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan, maka akan terjadi yang efektif dengan hasil yang lebih optimal. Peningkatan kemampuan guru Kelas tinggi dalam melaksanakan IPS tersebut dapat meningkatkan pula kualitas mata pelajaran IPS yang pada akhirnya hasil belajar mata pelajaran IPS menjadi lebih optimal. 4. Kesimpulan Setelah ditemukan data pada siklus I dan II maka dapat disimpulkan sebagai berikut: supervisi akademik berkelanjutan dapat meningkatkan kemampuan melaksanakan IPS dengan metode Jigsaw bagi guru kelas tinggi SD Binaan wilayah 04 kecamatan Pancur semester II tahun pelajaran 2015 /2016. Daftar Pustaka Aqib, Zainal Profesionalisme Guru Dalam, Surabaya: Insan Cendekia. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Departemen Pendidikan Nasional Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik, Jakarta: Depdiknas. Kementrian Pendidikan Nasional Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya. Jakarta: Kepmendiknas Kementrian Pendidikan Nasional Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Kepmendiknas Mohammad Jauhar Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 21 tahun tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Jakarta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 16 tahun tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta Sahertian, Piet Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan dalam rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyanto Model-Model Inovatif, Surakarta: Yuma Pustaka Sugiyono, Kuantitatif Kualitatif Dan Metode Penelitian R&D. Bandung : Alfabeta

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SD Negeri Pesarean 01 Adiwerna Tegal Abstrak Penelitian tindakan kelas ini di latarbelakangi

Lebih terperinci

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGELOLA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BERBASIS PAIKEM DI SD NEGERI 2 GROBOGAN, KECAMATAN GROBOGAN, KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER I TAHUN

Lebih terperinci

D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY. Ahmadi 1 1,2,3

D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY. Ahmadi 1 1,2,3 D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY Ahmadi 1 1,2,3 SMP Negeri Model Terpadu Bojonegoro Email: ABSTRAK Merujuk Peraturan Menteri Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (Scientific

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (Scientific 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mencermati karakteristik Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (Scientific

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengawas sekolah melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengawas sekolah melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru adalah tiga unsur utama pelaku pendidikan di sekolah yang dalam melaksanakan tugasnya perlu bersinergi agar tujuan sekolah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pelaksanaan supervisi akademik pengawas, perencanaan,pemantauan, penilaian, dan pembinaan dan pembimbingan Pengawas.

Kata Kunci: Pelaksanaan supervisi akademik pengawas, perencanaan,pemantauan, penilaian, dan pembinaan dan pembimbingan Pengawas. ANALISIS PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS PADA SMA NEGERI 1 WATAMPONE Muhammad Subaer SMA Negeri 1 Watampone Kabupaten Bone subaermuhammad@yahoo.com Abstrak MUHAMMAD SUBAER. 2015. Analisis Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Oktober sampai 02 November 2009 di MTs Safinatul Huda Kemujan Karimunjawa pada saat pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan proses pembelajaran merupakan salah satu bentuk penjaminan mutu pada satuan pendidikan yang dilakukan secara internal dan eksternal. Pengawasan internal

Lebih terperinci

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

12 Media Bina Ilmiah ISSN No 12 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RPP BERBASIS PAIKEM MELALUI WORKSHOP PADA SMP BINAAN KOTA MATARAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh

Lebih terperinci

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109 DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI SUPERVISI KLINIS BAGI GURU KELAS I, DAN I SD NEGERI KARANGTURI KECAMATAN LASEM Teguh Riyanto

Lebih terperinci

PEMENUHAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BAGI GURU SDN DAN SDN KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG

PEMENUHAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BAGI GURU SDN DAN SDN KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG PEMENUHAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BAGI GURU SDN. 101801 DAN SDN. 108075 KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG Halimatussakdiah, Khairul Anwar Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED Jln. Willem

Lebih terperinci

Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN :

Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN : 9-14 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BERPUSAT KOOPERATIF MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SD NEGERI 13 LANGSA TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Jasimah Sekolah Dasar Negeri 13 Langsa Diterima

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.65

Lebih terperinci

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN Prosiding SENASGABUD http://research-report.umm.ac.id/index.php/senasgabud (Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman 95-106 E-ISSN 2599-8406 MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN

Lebih terperinci

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) PADA SISWA KELAS VIIIA SMP MATARAM KASIHAN Anna Revi Nurutami Universitas PGRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia dan dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju. Komponen-komponen

Lebih terperinci

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta 1 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) KELAS VIID SMP NEGERI 4 PANDAK Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269 Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU YANG TELAH DISERTIFIKASI DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN PADA SEKOLAH BINAAN DI SAMBAS

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO Prosiding Seminar Nasional Volume 2, Nomor 1 ISSN 2443-119 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN

Lebih terperinci

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015 Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh: Drs. Amiruddin. A 9 Abstrak

Lebih terperinci

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

12 Media Bina Ilmiah ISSN No 12 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS PAIKEM MELALUI WORKSHOP PADA SD BINAAN KOTA MATARAM Oleh: I Nyoman

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Opi Pradita, Mestawaty, As, dan Sarjan N. Husain Mahasiswa

Lebih terperinci

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Supervisi merupakan tahapan proses yang sangat penting bagi suatu organisasi dalam mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program yang telah direncanakan demi tercapainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan proses interaksi antara pengajar dan peserta didik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam proses

Lebih terperinci

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIIID SMP NEGERI 1 MLATI Oleh: Riza Dyah Permata 11144100098 Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemampuan yang dimiliki guru harus senantiasa dikembangkan agar kinerjanya semakin meningkat. Kenyataan yang terjadi hingga saat ini, bahwa kesadaran guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM.

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengalaman peneliti dalam melaksanakan pembelajaran IPS saat ini tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat dan hanya dengan anak di suruh membaca buku

Lebih terperinci

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI (GI) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX-1 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun

Lebih terperinci

Sri Sudarni, S.Pd.SD SDN III Krisak, Selogiri, Wonogiri.

Sri Sudarni, S.Pd.SD SDN III Krisak, Selogiri, Wonogiri. PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PERKEMBANGAN SISTEM ADMINISTRASI WILAYAH INDONESIA MELALUI PENGGUNAAN MODEL GROUP FINDING PADA SISWA KELAS VI SD N III KRISAK KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. METODE PENELITIAN Dalam pelaksanaan penelitian diperlukan suatu cara atau metode ilmiah tertentu untuk memperoleh data dan informasi, metode ilmiah tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa Setidaknya terdapat tiga syarat

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa Setidaknya terdapat tiga syarat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK Endah Yanuarti SMK Muhammadiyah Tepus e-mail: endahyanuarti22@yahoo.co.id Abstrak Penelitian Tindakan Sekolah ini merupakan

Lebih terperinci

JEMBER TAHUN PELAJARAN

JEMBER TAHUN PELAJARAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MATERI MENGIDENTIFIKASIKAN CIRI- CIRI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU BAGI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Belajar Siswa Menurut pengertian bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu pengertian istilah, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian Tinjauan Pustaka akan didiskripsikan tentang teori peningkatan kinerjaruru, teori supervisi kunjungan kelas, PTS melalui supervisi kunjungan kelas, kajian penelitian

Lebih terperinci

SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti

SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP SD Negeri Kaliwadas 01 Adiwerna

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas II. KAJIAN PUSTAKA A. Supervisi Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah tenaga pendidik. Tenaga pendidik (guru) dituntut untuk mampu melaksanakan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Hal ini perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam rangka memacu

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Hal ini perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam rangka memacu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar dapat tercapai jika di adakan reformasi pendidikan secara menyeluruh atas berbagai dimensi dan berbagai komponen

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG. PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG Nanik Sudaryati 9 Abstrak: Pada tahun pelajaran sebelumnya, sebagian besar peserta

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I. Oleh Wahyudi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I. Oleh Wahyudi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I Oleh Wahyudi Pendahuluan Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

Lebih terperinci

Bab III Metode Penelitian

Bab III Metode Penelitian 24 Bab III Metode Penelitian 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Arikunto (2008) penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1..1 Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Oleh karena itu, pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu Prov. Sumatera Selatan

Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu Prov. Sumatera Selatan PENGGUNAAN SUPERVISI INDIVIDUAL PENDEKATAN KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD BAGI SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 CILONGOK SEMESTER II TAHUN 2016/2017

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD BAGI SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 CILONGOK SEMESTER II TAHUN 2016/2017 12 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD BAGI SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 CILONGOK SEMESTER II TAHUN 2016/2017 Afrita Heksa Guru SMP Negeri 2 Cilongok Email: afrita_heksa@yahoo.com

Lebih terperinci

Dwi Wurciptaningsih. Kata Kunci : Hasil Belajar, Pedosfer, Pembelajaran Kooperatif, Investigasi Kelompok.

Dwi Wurciptaningsih. Kata Kunci : Hasil Belajar, Pedosfer, Pembelajaran Kooperatif, Investigasi Kelompok. Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar Geografi Konsep Pedosfer Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Pada Siswa Kelas X Sma Negeri I Klirong Kabupaten Kebumen Dwi Wurciptaningsih

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 1 Dan metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK Muhammad Ali Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pinang Sori Kabupaten Tapanuli Tengah Abstrak Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan 51 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

oleh, I Gede Margunayasa Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK

oleh, I Gede Margunayasa Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK PELATIHAN PEMBUATAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI I2M3 DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU SD DI GUGUS XIV KECAMATAN BULELENG oleh, I Gede Margunayasa Jurusan PGSD Fakultas

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN METODE JIG SAW PADA KELAS V SEMESTER I TENTANG PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DI SDN 01 DOPLANG, KARANGPANDAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN METODE JIG SAW PADA KELAS V SEMESTER I TENTANG PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DI SDN 01 DOPLANG, KARANGPANDAN UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN METODE JIG SAW PADA KELAS V SEMESTER I TENTANG PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DI SDN 01 DOPLANG, KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar haluan negara (GBHN) bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan sempurna sehingga ia dapat

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. 21

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. 21 36 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 20 PTK mempunyai karakteristik tersendiri

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. PSKGJ - Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. PSKGJ - Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGGUNAAN STAD DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN MENGIDENTIFIKASI CARA MAKHLUK HIDUP MENYESUAIKAN DIRI DENGAN LINGKUNGAN PADA MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 03 SUMBEREJO TAHUN 2012/2013 NASKAH

Lebih terperinci

Penerapan Model Pair Checks Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Kelas VI. Siti Zaenab

Penerapan Model Pair Checks Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Kelas VI. Siti Zaenab Penerapan Model Pair Checks Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Kelas VI Siti Zaenab SDN 1 Pogalan Kecamatan Pogalan Kabuapten Trenggalek Email: sitizaenab656@yahoo.co.id Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR, AKTIVITAS DAN SIKAP PADA MATERI GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI, MELALUI METODE DISKUSI, OBSERVASI, DAN EKSPERIMEN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR, AKTIVITAS DAN SIKAP PADA MATERI GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI, MELALUI METODE DISKUSI, OBSERVASI, DAN EKSPERIMEN p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR, AKTIVITAS DAN SIKAP PADA MATERI GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI, MELALUI METODE DISKUSI, OBSERVASI, DAN EKSPERIMEN Yuni Lestari Purnomowati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permendiknas RI No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan menyatakan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. menerapkan model pembelajaran kooperatif struktural tipe mind mapping

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. menerapkan model pembelajaran kooperatif struktural tipe mind mapping BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Penerapan model pembelajaran struktural tipe mind mapping dengan media flash cards

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolompok orang (kepala sekolah guru-guru, staf, dan siswa) untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sekolompok orang (kepala sekolah guru-guru, staf, dan siswa) untuk mencapai tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sekolah sebagai satu unit organisasi pendidikan formal merupakan wadah kerja sekolompok orang (kepala sekolah guru-guru, staf, dan siswa) untuk mencapai tujuan pendidikan.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Student Team Achievement Division (STAD), yang merupakan suatu variasi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Student Team Achievement Division (STAD), yang merupakan suatu variasi BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan tindakan berupa model pembelajaran Student

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, guru sebagai tenaga profesional memiliki peranan yang sangat penting. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah pencermatan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam UU no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan juga bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan berperan penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Oleh karena itu, pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 5 KARANGRAYUNG KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

Kata Kunci: Hasil Belajar, Al-Kausar, Mencari Pasangan. Utiatullaili Dinas Pendidikan Kota Pagar Alam Sumsel

Kata Kunci: Hasil Belajar, Al-Kausar, Mencari Pasangan. Utiatullaili Dinas Pendidikan Kota Pagar Alam Sumsel 189 JIP: Jurnal Ilmiah PGMI Volume 2, Nomor 2, Juli 2016 Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik dalam Menghafal Ayat-Ayat Pendek Al-Quran Surah Al-Kausar dengan Model Pembelajaran Mencari Pasangan di

Lebih terperinci

DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 325

DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 325 DDAKTKA PGR, 2, (2), 2016, 325 UPAYA MENNGKATAKAN KNERJA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALU SUPERVS AKADEMK DENGAN TEKNK KUNJUNGAN KELAS BAG GURU KELAS V SD SE WLAYAH BNAAN UPT DNAS PENDDKAN KECAMATAN

Lebih terperinci

SUPERVISI AKADEMIK DAPAT MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN. Oleh Zainuddin*

SUPERVISI AKADEMIK DAPAT MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN. Oleh Zainuddin* 212 SUPERVISI AKADEMIK DAPAT MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN Oleh Zainuddin* Abstrak Supervisi akademik berpengaruh kepada kegiatan membantu guru dalam mengembangkan pembelajaran

Lebih terperinci

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017 Penggunaan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik di Kelas Inklusif Florentina Atik Purwatmini SMP Negeri 226 Jakarta email : florentinaatik@yahoo.com Abstrak Hasil

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER Oleh : Bambang Sumantri Dosen Tetap Yayasan STKIP PGRI Ngawi Abstrak : Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Artikel Jurnal. Oleh : Diaz Wiryawan NIM

Artikel Jurnal. Oleh : Diaz Wiryawan NIM KONTRIBUSI PARTISIPASI GURU DALAM KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DAN INTENSITAS SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA Artikel Jurnal Diajukan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salis Edward, Total quality Manajement in Educational, Terj. Ali Riyadi dan Fahrurrazi, IRCiSoD, Yogyakarta, 2012, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Salis Edward, Total quality Manajement in Educational, Terj. Ali Riyadi dan Fahrurrazi, IRCiSoD, Yogyakarta, 2012, hlm. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas menjadi tanggung jawab pendidikan nasional, terutama dalam mempersiapkan peserta didik untuk menjadi

Lebih terperinci

Universitas Muhammadiyah Purwokerto. J l Raya Dukuh Waluh, PO BOX 202 Purwokerto Telp. (0281)

Universitas Muhammadiyah Purwokerto. J l Raya Dukuh Waluh, PO BOX 202 Purwokerto Telp. (0281) Upaya Peningkatan Sikap Kerja Keras Dan Prestasi Belajar Materi Matematika Bangun Ruang Melalui Model Pembelajaran Van Hiele Di Kelas V SD Muhammadiyah Purwokerto Sri Muryaningsih 1, Subuh Anggoro 2 1,2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Subjek Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Salatiga 03. Alamat Jalan Margosari No. 03 salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh: RIZNA PERICLESERI RUFI ATNA NIM: A

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh: RIZNA PERICLESERI RUFI ATNA NIM: A PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JETIS 01 KECAMATAN BAKI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dilakukan analisis pembahasan tentang kinerja pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik di SMK

Lebih terperinci

SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU

SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU Nurohiman SMKN 1 Ketahun, Jl. Poros Pasar Ketahun, Kab. Bengkulu Utara e-mail: rohimannur@gmail.com Abstract: The objective of the

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN KELAS 3 SD

PENERAPAN PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN KELAS 3 SD PENERAPAN PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN KELAS 3 SD Nur Laili Lutfianah 158620600153/VI/B2/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Laili.novandana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasus-kasus pembelajaran di kelas mata pelajaran Agama Islam lebih dekat dengan pembentukan perilaku daripada pengetahuan. Seorang muslim tidak dilihat dari ilmunya

Lebih terperinci

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu Maryati, Jamaludin, Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ARUM DEWI MARTHANTI A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NASKAH PUBLIKASI ARUM DEWI MARTHANTI A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING SISWA KELAS V SD NEGERI SEKARJALAK 01 KECAMATAN MARGOYOSO KABUPATEN PATI TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Upaya yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas 33 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan tindakan berupa penerapan active learning

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Berikut Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) DIMENSI KOMPETENSI INDIKATOR Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Merumuskan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan pembahasan uraian dan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, ada empat faktor yang mempengaruhi Implementasi Standar Pengawas

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1 CIASEM MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN TEKA-TEKI SILANG (TTS)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1 CIASEM MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1 CIASEM MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) Oleh: DEDI SUGIANTO Guru SMP Negeri 1 Ciasem Email: spensa.cis@gmail.com ABSTRAK Hasil

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

Yuyun Ambarwanto SD Negeri II Ngadirojo Kabupaten Wonogiri

Yuyun Ambarwanto SD Negeri II Ngadirojo Kabupaten Wonogiri PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN BIASA MELALUI METODE INKUIRI BAGI SISWA KELAS VA SDN II NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Yuyun Ambarwanto SD

Lebih terperinci

BAB III STANDAR PROSES

BAB III STANDAR PROSES BAB III STANDAR PROSES Bagian Kesatu Sistem Pembelajaran Pasal 11 (1) Proses pembelajaran pada Universitas Muhammadiyah Sidoarjo diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Pra Siklus Sebelum dilakukan Penelitian Tindakan Kelas, peneliti melakukan survei awal. Survei awal ini dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendidikan, supervisi mengandung arti yang luas namun intinya sama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendidikan, supervisi mengandung arti yang luas namun intinya sama BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Supervisi Akademik 1. Hakekat Supervisi Akademik Supervisi merupakan suatu bagian yang penting dalam pendidikan, supervisi mengandung arti yang luas namun intinya sama

Lebih terperinci