Katalog BPS : STATISTIK DAERAH KABUPATEN PONOROGO. Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Katalog BPS : STATISTIK DAERAH KABUPATEN PONOROGO. Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo"

Transkripsi

1 Katalog BPS : STATISTIK DAERAH KABUPATEN PONOROGO 2012 Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo

2

3 STATISTIK DAERAH KABUPATEN PONOROGO 2012 No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : iv + 36 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Gambar Kulit : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Diterbitkan oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo Dicetak oleh : CV. Media Konstruksi, Sidoarjo Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

4 Kata Sambutan Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, saya menyambut baik penerbitan publikasi Statistik Daerah yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi dan kabupaten/kota. Penyusunan publikasi Statistik Daerah ini merupakan inovasi dan pengembangan kegiatan perstatistikan serta penyebarluasan informasi sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan visi BPS sebagai pelopor data statistik terpercaya untuk semua. Penerbitan publikasi Statistik Daerah dimaksudkan untuk melengkapi ragam publikasi statistik yang telah tersedia di daerah seperti Daerah Dalam Angka (DDA) yang telah terbit secara rutin dalam memotret kondisi daerah. Buku ini menyajikan indikatorindikator terpilih yang menggambarkan tentang kondisi daerah dalam bentuk tampilan uraian deskriptif sederhana. Saya berharap, publikasi Statistik Daerah ini mampu memberikan informasi secara cepat dan tepat kepada pemerintah daerah dan masyarakat yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan, monitor dan evaluasi mengenai perkembangan pembangunan di berbagai sektor serta membantu para pengguna data lainnya dalam memahami kondisi umum daerahnya. Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi hingga terbitnya publikasi ini, dan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa meridhoi usaha kita. Jakarta, September 2012 Kepala Badan Pusat Statistik Dr. Suryamin M.Sc. ii

5 Kata Pengantar Publikasi yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Kabupaten Ponorogo yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Kabupaten Ponorogo. Publikasi diterbitkan untuk melengkapi publikasi-publikasi statistik yang telah terbit secara rutin setiap tahun. Berbeda dengan publikasi-publikasi yang sudah ada, publikasi ini lebih menekankan pada analisis. Materi yang disajikan dalam memuat berbagai informasi/indikator terpilih yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Kabupaten Ponorogo dan diharapkan dapat menjadi bahan rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan. Kritik dan saran konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan penerbitan mendatang. Semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan akademisi maupun masyarakat luas. Ponorogo, September 2012 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo, Drs. Heri Sudibyo, MM. iii

6 DAFTAR ISI 1. Geografi dan Iklim 1 2. Pemerintahan 2 3. Penduduk 4 4. Ketenagakerjaan 6 5. Pendidikan 7 6. Kesehatan 8 7. Perumahan dan Lingkungan Hidup 9 8. Pembangunan Manusia Pertanian Pertambangan dan Energi Industri Pengolahan Hotel dan Pariwisata Transportasi dan Komunikasi Perbankan dan Investasi Pengeluaran Penduduk Perdagangan Pendapatan Regional Perbandingan Regional 20 iv

7 GEOGRAFI DAN IKLIM Kabupaten Ponorogo mempunyai luas 1.371,78 km² yang terletak antara Bujur Timur dan Lintang Selatan dengan ketinggian antara 92 sampai dengan meter diatas permukaan laut, yang berbatasan dengan, sebelah utara Kabupaten Madiun, Magetan dan Nganjuk, sebelah Timur Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek, sebelah Selatan Kabupaten Pacitan serta sebelah Barat Kabupaten Pacitan dan Wonogiri (Jawa Tengah). Dilihat dari keadaan geografisnya, Kabupaten Ponorogo di bagi menjadi 2 sub area, yaitu area dataran tinggi yang meliputi kecamatan Ngrayun, Sooko dan Pulung serta Kecamatan Ngebel sisanya merupakan daerah dataran rendah. Sungai yang melewati ada 16 sungai dengan panjang antara 4 sampai dengan 58 Km sebagai sumber irigasi bagi lahan pertanian. Sebagian besar dari luas lahan yang ada digunakan untuk area pertanian yaitu seluas 739,86 Km 2, sedang sisanya adalah lahan hutan negara, pekarangan dan bangunan serta lainnya. Selama tahun 2011 rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 357 mm dengan 20 hari hujan, sementara bulan Juli, Agustus dan September mempunyai rata-rata curah hujan terendah karena tidak terjadi hujan. Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Ponorogo 1

8 PEMERINTAHAN Ponorogo Kauman Mlarak Siman Babadan Pudak Badegan Bungkal Sooko Balong Jambon Jenangan Ngebel Sukorejo Sambit Sampung Slahung Sawoo Pulung Ngrayun 504 Luas Wilayah Per Kecamatan (Km 2 ) Jetis PNS Di Lingkungan Pemda Kabupaten Ponorogo Tahun ,31 22, ,61 37,20 37,95 43,93 48, ,35 54,01 55,33 56,96 57,48 59,44 59,50 59,58 59,83 80,61 90, ,71 127, Gol I Gol II Gol III Gol IV Pria Wanita 184,76 0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Ponorogo Secara administratif wilayah Kabupaten Ponorogo terbagi menjadi 21 kecamatan serta 305 kelurahan dan desa dengan RW / RT. Jumlah total perangkat di 305 desa/kelurahan sebanyak orang yang terdiri dari 279 Kepala Desa/Kelurahan, 235 Sekretaris Desa/Kelurahan, 896 Kaling/ Kasun/ Kamituwo dan petugas urusan teknis desa. Dengan rata-rata setiap desa/kelurahan ditangani oleh 13 orang perangkat diharapkan kegiatan pemerintahan di tingkat desa/kelurahan dapat berjalan dengan baik. Untuk menjalankan roda pemerintahan, Pemerintah Kabupaten Ponorogo didukung oleh Pegawai Negeri Sipil yang terdiri dari PNS pria sebanyak orang, dan PNS wanita sebanyak orang. Dari Pegawai Negeri Sipil Daerah bila dirinci menurut golongan kepangkatan masing-masing adalah golongan I sebanyak 528 orang, golongan II sebanyak orang, golongan III sebanyak orang dan golongan IV sebanyak orang. Dengan jumlah PNS terbanyak berasal dari golongan III dan IV mengakibatkan anggaran keuangan daerah yang diperlukan untuk belanja pegawai cukup besar. 2

9 Pendapatan Daerah Kabupaten Ponorogo tahun 2011 sebanyak Rp miliar, meningkat 16,2 persen dibanding tahun Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Transfer mengalami kenaikan yang cukup signifikan, berkebalikan dengan pendapatan lain-lain yang turun sekitar 65,67 persen. Seiring dengan meningkatnya pendapatan daerah maka jumlah belanja daerah juga bertambah hingga mencapai Rp miliar dengan belanja terbesar yaitu belanja operasional Rp.929 miliar dan belanja modal Rp.127 miliar. Bila pada tahun sebelumnya surplus anggaran sebesar Rp.13,5 miliar, maka pada tahun 2011 ini sedikit menurun menjadi Rp.13,2 miliar. Berdasarkan hasil Pemilu 2009 jumlah anggota DPRD Kabupaten Ponorogo sebanyak 50 orang yang berasal dari PDI- P, Partai Golkar, Partai Demokrat, PKB, PAN, Partai Hanura, PKNU, PPP, PKS, PNI Marhaenisme dan PKPI. Dari total 50 anggota DPRD, 19 persen (8 orang) diantaranya wanita. Tingkat pendidikan anggota DPRD semakin baik karena sebagian besar merupakan lulusan D-IV/S1 (74 persen) sehingga diharapkan mereka dapat menghasilkan produk hukum yang lebih baik dan lebih diperlukan oleh masyarakat Kabupaten Ponorogo. Pendapatan/ Belanja Realisasi Pendapatan dan Belanja Keuangan Daerah Pendapatan , ,92 PAD , ,92 Transfer , ,00 Lain-lain , ,00 Belanja , ,14 Operasional , ,14 Modal , ,00 Tidak Terduga , ,00 Transfer , ,00 Surplus/Defisit , ,78 Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kab. Ponorogo 100% 80% 60% 40% 20% 0% Anggota DPRD hasil Pemilu 2009 Menurut jenis kelamin dan asal partai politik Laki-laki Perempuan PARTAI PDI-P Golkar Demokrat PKB PAN Hanura PKNU PPP PKS PNI PKPI Laki-laki Perempuan Sumber : Sekretariat DPRD Kab. Ponorogo 3

10 Ngray un Slahung Bungkal Sambit Sawoo Sooko Pudak Pulung Mlarak Siman Jetis Balong Kauman Jambon Badegan Sampung Sukorejo Ponorogo Babadan Jenangan Ngebel PENDUDUK PENDUDUK Penduduk Kabupaten Ponorogo menurut Jenis Kelamin Tahun 2000, 2010 dan Laki-laki Perempuan Total Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Tahun 2011 Sumber : Hasil Pengolahan SUSENAS dan SP 2010 Menurut hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Ponorogo berjumlah jiwa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Sedangkan untuk jumlah penduduk pada tahun 2011 sebesar jiwa, sedikit mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2010 dengan jumlah penduduk laki-laki jiwa dan penduduk perempuan jiwa. Sex Ratio atau perbandingan jumlah penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan adalah 100,13, yang berarti secara rata-rata di Kabupaten Ponorogo perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan hampir seimbang. Di antara 21 kecamatan yang ada, Kecamatan Ponorogo mempunyai penduduk yang terbanyak yaitu jiwa atau sebesar 8,7 % dari total penduduk di Kabupaten Ponorogo, disusul Kecamatan Babadan dan Kecamatan Ngrayun. Kepadatan penduduk Kabupaten Ponorogo pada tahun 2011 tercatat 627 jiwa/km 2. Kecamatan Ponorogo mempunyai kepadatan terbesar yaitu jiwa/km 2, kepadatan ini karena Kecamatan Ponorogo merupakan pusat pemerintahan sekaligus perekonomian untuk Kabupaten Ponorogo, sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Pudak sebesar 183 jiwa/km 2. 4

11 Komposisi penduduk Kabupaten Ponorogo menunjukkan bahwa mayoritas penduduk mengelompok pada usia produktif dimana kelompok terbesar pada usia tahun. Perlu diperhatikan pula bahwa pada kelompok usia balita (0-4 th) dan usia tua (65 th ke atas) juga cukup besar mencapai jiwa. Hal ini membuat makin besar pula beban ketergantungan pada penduduk usia produktif. Angka Kelahiran Kasar menunjukkan trend yang meningkat meski pada tahun 2010 sedikit mengalami penurunan pada angka 13,5 kelahiran per 1000 penduduk namun pada tahun 2011 kembali meningkat pada angka 14,43. Hal ini harus diwaspadai bila tidak ingin terjadi lonjakan penduduk di masa mendatang. Program KB sebagai salah satu cara mengatur pertumbuhan penduduk menunjukkan trend yang cenderung membaik di Kabupaten Ponorogo. Hal ini tercermin dari meningkatnya jumlah akseptor KB dari orang pada tahun 2008 menjadi orang pada tahun Piramida Penduduk Kabupaten Ponorogo Tahun Sumber : Hasil Susenas 2011 dan SP ,86 Angka Kelahiran Kasar 14,06 14,56 13,5 Perempuan Laki-laki 14, Jumlah Akseptor KB Akseptor KB Menurut Metode Kontrasepsi Tahun IUD M O Implant Pil Suntik Kondom Sumber : Badan Keluarga Berencana Kab. Ponorogo

12 KETENAGAKERJAAN 80 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Berdasarkan konvensi Internasional Labour Organization (ILO), batasan penduduk usia kerja minimal adalah usia 15 tahun ke atas Sumber : Data Susenas 2007 dan Sakernas % 4% 3% 2% 1% 75,7 69,89 73,97 73,74 70, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ,76% 3,73% 3,45% Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2011 sejumlah orang dengan nilai TPAK 70,05%. Nilai TPAK ini turun sebesar 3,69% bila dibanding tahun sebelumnya. Turunnya minat penduduk usia produktif untuk bekerja di sektor pertanian yang menjadi penopang utama kegiatan perekonomian di Kabupaten Ponorogo turut berpengaruh terhadap turunnya TPAK pada tahun Selama tiga tahun terakhir tingkat pengangguran terbuka relatif rendah, namun cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 tercatat sebesar 3,45 % dan meningkat menjadi 4,37 % pada tahun Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pembangunan ekonomi yang dilakukan belum dapat menyerap tenaga kerja yang tersedia secara optimal. 3,83% 4,37% Jumlah penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha pada tahun 2011 tetap didominasi oleh sektor pertanian dengan persentase sebesar 51,14 %, diikuti sektor perdagangan dan jasa sebesar 16,01 %, dan yang paling sedikit adalah sektor keuangan dan jasa sebesar 1,03 %. 0% Sumber : Data Sakernas Tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh sebagian besar angkatan kerja masih cukup rendah yaitu dibawah SD sederajat (58,25%), hanya 22,8% yang berpendidikan SLTA ke atas. 6

13 PENDIDIKAN Ketersediaan sarana maupun prasarana pendidikan baik berupa fisik maupun non fisik yang memadai merupakan upaya untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Tingkat Pendidi kan Jumlah Sekolah Jumlah Murid Jumlah Guru Rasio Guru Murid SD : 10 Pada tahun 2011, sarana pendidikan tingkat dasar yang tersedia sebanyak 601 sekolah (baik negeri maupun swasta) dengan murid sejumlah siswa dan guru sebanyak orang. Di tingkat SLTP tersedia sarana pendidikan sebanyak 89 sekolah, siswa dan guru. Sedangkan pada tingkat SLTA, sarana pendidikan yang tersedia sebanyak 59 sekolah, siswa dan guru. Berdasarkan rasio guru murid per tingkat pendidikan maka guru pendidikan tingkat SLTP mempunyai beban yang paling banyak karena 1 orang guru harus menangani 12 murid. Angka buta huruf penduduk usia 15 tahun ke atas pada tahun 2011 tercatat sebesar 12,68 persen, mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yaitu 14,27 persen. Berbagai usaha terus dilakukan oleh dinas terkait untuk menurunkan angka buta huruf, misalnya melalui program keaksaraan fungsional. SLTP : 12 SLTA : 11 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo Pada tahun 2011 sebanyak 87,32 % penduduk Kabupaten Ponorogo yang berusia 15 tahun ke atas adalah penduduk melek huruf. Ini berarti masih ada 12,68 % penduduk yang masih buta huruf. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kelompok Umur Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka partisipasi sekolah (APS) tahun 2011 relatif stabil pada tingkat pendidikan dasar yaitu usia 7-12 tahun (98,86%), namun cenderung menurun pada usia tahun (96,78%) dan pada usia tahun (65,60%) Sumber : Data Susenas

14 KESEHATAN Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Ponorogo Tahun Jenis Sarana Kesehatan Rumah Sakit Sumber : Data Susenas Puskesmas Pustu Pusling Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Ponroogo Persalinan yang ditolong tenaga medis tahun ,17% 90,90% 91,37% 95,51% 100% Angka Harapan Hidup dan Angka Kematian Bayi Tahun ,06 69,31 69,62 69,93 70,24 Kesehatan merupakan salah satu faktor penting di dalam kehidupan masyarakat. Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat mutlak diperlukan sarana kesehatan maupun tenaga medis yang memadai. Dari tahun ke tahun sarana kesehatan relatif stabil. Pada tahun 2011, jumlah rumah sakit yang beroperasi sebanyak 6 unit. Puskesmas yang tersedia sebanyak 31 unit yang dalam kegiatan operasionalnya dibantu oleh 56 unit puskesmas pembantu dan 47 puskesmas keliling. Jumlah dokter yang ada di Kabupaten Ponorogo sebanyak 98 orang, terdiri dari dokter spesialis 25 orang, dokter umum 54 orang dan dokter gigi 19 orang. Sementara tenaga perawat yang ada 606 orang dan bidan 396 orang. Kelahiran bayi yang ditolong tenaga medis (dokter, bidan, maupun paramedis lainnya) dapat memperkecil resiko-resiko yang mungkin terjadi pada proses kelahiran. Sampai dengan tahun 2011 seluruh proses kelahiran bayi sudah ditolong oleh tenaga medis. Angka ini meningkat dibanding tahun 2010 (95,51%). 32,01 31,41 30,72 28,97 27, Angka Harapan Hidup ( tahun) Angka Kematian Bayi Sumber : Angka Harapan Hidup (Data IPM) Angka Kematian Bayi (Inmakro Jawa Timur) 8 Sementara angka harapan hidup di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2011 mencapai 70,24 tahun. Angka kematian bayi juga mengalami trend penurunan dari tahun ke tahun hingga mencapai 27,32 kematian setiap 1000 kelahiran.

15 PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN Kondisi perumahan dengan segala fasilitas serta lingkungannya dapat menjadi gambaran kondisi sosial ekonomi serta kesehatan suatu masyarakat. 19,56% Rumah Tangga Dengan Luas Lantai < 50 m Rumah dengan luas lantai yang cukup akan memberikan keleluasaan, sirkulasi udara yang memadai dan nyaman bagi para penghuninya. Pada tahun 2011, sekitar 7,87% rumah memiliki luas lantai di bawah 50 m 2, mengalami penurunan bila dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar 11,66%. Akses air bersih terutama sebagai sumber air minum merupakan hal yang sangat penting bagi kesehatan masyarakat. Pada tahun 2011, sebanyak 98,40% rumah tangga telah menggunakan air kemasan, leding, pompa, sumur terlindung dan mata air terlindung yang tergolong sebagai sumber air bersih yang baik untuk keperluan minum sehari-hari. Sampai tahun 2011 rumah tangga yang memiliki jamban sendiri sebesar 68,81%, sedangkan sisanya masih menggunakan jamban secara bersama-sama atau jamban umum, ataupun masih memanfaatkan sungai sebagai jamban mereka. 8,96% 8,87% Sumber : Data Susenas ,90 % rumah di Kabupaten Ponorogo telah berdinding tembok dan 76,50 % rumah mempunyai lantai non tanah. 99,53% Rumah Tangga Pengguna Listrik ,07% 11,66% 7,87% 99,63% Sejumlah 99,63 % penduduk Kabupaten Ponorogo telah menggunakan listrik sebagai sumber penerangan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2011 hampir seluruh penduduk Kabupaten Ponorogo telah memanfaatkan listrik untuk memenuhi kebutuhan penerangan mereka. 98,78% 98,58% Sumber : Data Susenas

16 PEMBANGUNAN MANUSIA IPM Kabupaten Ponorogo Kabupaten Ponorogo Jawa Timur Klasifikasi IPM menurut UNDP : Rendah : IPM 50 Menengah ke bawah : 50 < IPM 66 Menengah ke atas : 66 < IPM 89 Tinggi : IPM 90 Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Ponorogo Tahun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan Indeks yang mengukur pencapaian pembangunan manusia yang direpresentasikan oleh 3 dimensi, yaitu : Angka Harapan Hidup, pencapaian pendidikan dan paritas daya beli. IPM merepresentasikan kesempatan warga masyarakat untuk mengakses hasil dari suatu proses pembangunan di suatu daerah. IPM Kabupaten Ponorogo pada tahun 2011 berada pada klasifikasi menengah ke atas. Dalam kurun waktu , IPM Kabupaten Ponorogo menunjukkan tren meningkat dengan nilai 71,15 pada tahun Namun demikian IPM Kabupaten Ponorogo masih berada di bawah rata-rata IPM Jawa Timur. Meski IPM meningkat namun secara absolut jumlah penduduk miskin yang ada di Kabupaten Ponorogo masih cukup banyak. Penduduk miskin adalah seseorang/rumahtangga yang kondisi kehidupannnya serba kekurangan sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan minimal yang layak bagi kehidupannya. 16,62% 14,63% 13,22% Selama kurun waktu 2008 hingga 2010 persentase penduduk miskin yang ada di Kabupaten Ponorogo menunjukkan kecenderungan menurun hingga mencapai angka 13,22 persen atau sekitar 113 ribu jiwa Sumber : Inmakro Jawa Timur

17 PERTANIAN Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu daerah penyangga pangan di Jawa Timur, yang mempunyai luas lahan sawah Ha, terdiri dari daerah irigasi teknis seluas Ha, setengah teknis seluas 625 Ha, non teknis Ha dan tadah hujan seluas Ha. Luas panen tanaman padi pada tahun 2011 sebesar Ha, mengalami penurunan sebesar 2,74 % dengan produksinya sebesar kwintal. Produksi tanaman padi mengalami penurunan tajam bila dibanding dengan tahun sebelumnya yang sebesar kwintal sebagai akibat dari serangan hama wereng yang merajalela. Pada tahun 2011 hampir semua komoditi tanaman pangan lainnya seperti jagung, kacang tanah dan kacang kedelai mengalami penurunan produksi dibanding tahun sebelumnya. Hanya jenis komoditi ubi kayu dan ubi jalar yang produksinya meningkat dibanding tahun Efek perubahan cuaca dan iklim yang terjadi serta berkurangnya produktivitas lahan pertanian cukup berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan produksi hasil pertanian utamanya tanaman pangan. Luas Lahan Sawah Dirinci menurut Jenis Pengairan 2011 Irigasi Teknis Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Produksi Padi (kwintal) Tadah Hujan Irigasi 1/2 teknis Irigasi Non Teknis Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo 11

18 Komoditi Luas dan Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Tanaman Tahun Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Sumber Kakao : Kantor PT PLN Kabupaten 539,98 Ponorogo 390,45 0,7 Produksi Tanaman Buah-buahan Tahun 2011 (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) Kelapa 922, ,33 3,3 Kopi arabika 81,45 35,74 0,4 Cengkeh 1.504,33 236,03 0,2 Kopi Robusta 236,10 123,09 0,5 Jambu Mete 713,12 173,88 0,2 Kapuk Randu 1.302,47 283,15 0,2 Tembakau Virginia 211,04 358,26 1,7 Tembakau Jawa 219,96 280,04 1,3 Tebu 1.760, ,22 5,2 Kabupaten Ponorogo juga menghasilkan berbagai produk tanaman perkebunan seperti kelapa, cengkeh, jambu mete, kapuk randu, tebu, kakao dan tembakau. Dari beberapa jenis komoditi tersebut pada tahun 2011, luas tanam dan produksi untuk cengkeh, kopi robusta, kakao dan tembakau virginia maupun tembakau jawa mengalami peningkatan dibanding tahun Tanaman tebu yang memiliki luas areal terluas yaitu 1.760,51 hektar pada tahun 2011 mampu berproduksi hingga 9.133,22 ton. Sementara produktivitas tanaman tembakau juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan mencapai 1,7 ton per hektar untuk jenis tembakau virginia dan 1,3 ton per hektar untuk jenis tembakau jawa. Selain tanaman perkebunan, Kabupaten Ponorogo juga merupakan penghasil tanaman buah-buahan yang cukup potensial seperti alpukat, nangka, pepaya, jeruk keprok, durian, mangga dan pisang. Produksi alpukat, nangka, durian dan mangga mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Bahkan produksi mangga meningkat hampir 3 kali lipat dibanding tahun Sementara untuk tanaman sayur-sayuran, komoditi yang banyak dihasilkan pada tahun 2011 adalah petai (5.457 ton), buncis (4.253 ton), wortel (3.674 ton), melinjo (3.613 ton) dan cabe rawit (3.231 ton). Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo 12

19 Perkembangan produksi perikanan air tawar di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2011 tercatat 2.420,29 ton mengalami kenaikan sebesar 38,24 persen dibanding tahun Dari jumlah tersebut 96,7 persen (2.340,39 ton) merupakan hasil budidaya sementara sisanya (79,9 ton) merupakan hasil tangkapan di perairan umum seperti telaga dan sungai. Populasi ternak besar yang terdiri dari sapi perah, sapi potong, kerbau dan kuda pada tahun 2011 juga mengalami kenaikan. Namun tidak demikian halnya dengan ternak kecil yang terdiri dari kambing yaitu ekor dan domba sebanyak ekor masing-masing mengalami penurunan 18,8 persen dan 19,9 persen bila dibanding tahun Populasi ternak unggas mengalami peningkatan cukup signifikan pada jenis unggas ayam kampung dan mentok, masing-masing sebesar 55,8 persen dan 101,3 persen dibanding tahun Begitu pula hasil produksi ternak dan unggas seperti daging, telur dan susu juga mengalami kenaikan. Produksi Perikanan Darat menurut Area Tangkapan Tahun 2011 (ton) Kolam Budiday a; 2340,39 Uraian Populasi Ternak (ekor) Jumlah Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Perairan Umum; 79,9 1. Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kuda Kambing Domba Ayam Kampung Mentok Produksi Ternak Populasi dan Produksi Ternak Tahun Daging (kg) Telur (kg) Susu (liter)

20 PERTAMBANGAN DAN ENERGI Persentase Pelanggan Listrik Menurut Golongan Tahun 2011 Rumah tangga; 95,50% Kantor; 0,19% PJU; 2,49% Sumber : Kantor PT PLN Kabupaten Ponorogo Industri; 0,03% Usaha; 1,79% Jumlah Pemakaian Listrik Rumah Tangga dan Nilai Penjualan Tahun 2011 Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan rakyat, salah satu indikatornya adalah penggunaan jasa listrik oleh rumah tangga. Pada akhir tahun 2011 persentase pelanggan listrik rumah tangga mencapai 95,5 % dari jumlah pelanggan listrik keseluruhan. Jumlah Kwh listrik yang terjual untuk rumah tangga pada tahun 2011 mencapai meningkat 6,15% dibanding tahun sebelumnya dengan nilai penjualan sebesar 75,17 miliar rupiah. Sementara itu jumlah pelanggan PLN juga selalu bertambah setiap tahunnya. Jumlah pelanggan pada tahun 2011 berjumlah pelanggan, meningkat 2,05 persen dari tahun sebelumnya yang berjumlah pelanggan. Kabupaten Ponorogo juga mempunyai sumber daya alam yang berupa bahan pertambangan dan galian. Produk yang dihasilkan adalah andesit, bentonit, tanah urug, batu gamping, trass dan sirtu. Yang terbesar adalah batu gamping dengan jumlah produksi tahun 2011 mencapai m3 dengan nilai 22,9 milyar rupiah. nilai jual (juta) Sumber : Kantor PT PLN Kabupaten Ponorogo pemakaian (rb Kwh) Selain itu untuk jumlah air bersih yang disalurkan dari PDAM pada tahun 2011 sebesar 2,8 juta m 3 dengan nilai mencapai 6,8 milyar rupiah. Konsumen terbesar adalah pelanggan rumah tangga dengan persentase 95,46 % dari jumlah total pelanggan. 14

21 INDUSTRI PENGOLAHAN Menurut data dari Dinas Industri, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Kabupaten Ponorogo, jumlah unit usaha industri pada tahun 2011 sebanyak yang terdiri dari industri formal sebanyak 747 dan industri non formal usaha. Jumlah tenaga kerja yang terserap sebesar orang, dengan rincian sebanyak berada pada industri formal dan pada industri non formal. Industri formal yang banyak ditemui di Kabupaten Ponorogo adalah industri moulding, tegel, mebel kayu dan rokok kretek. Sementara industri non formal adalah industri tikar mendong, anyaman, tempe dan batu merah. Bila dilihat dari segi nilai produksi yang dihasilkan, komoditi terbesar ada pada industri tepung tapioka, genteng, furniture, moulding, rokok kretek dan industri tempe yang menyumbang andil sebesar 46,01 persen dari total nilai produksi seluruh komoditi yang ada Jumlah Industri Di Kabupaten Ponorogo industri non formal industri formal Persentase Tenaga Kerja Sektor Industri Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2011 Industri Non Formal 83% Tenaga kerja yang terserap oleh sektor industri ini adalah pekerja, dengan 82,65 persen pekerja berasal dari industri non formal. Jenis industri non formal yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah pada industri tempe, tikar mendong, genteng, batu merah, anyaman bambu dan moulding. Industri Formal 17% Sumber : Dinas Industri, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Ponorogo 15

22 35,67 35,32 35,56 45,41 42,11 42,64 40,14 38,09 48,05 44,03 57,87 56,76 HOTEL DAN PARIWISATA Tahun Sarana Hotel dan Penginapan Tahun Jumlah Hotel & Penginapan Jumlah Kamar Jumlah Tempat Tidur Tingkat Hunian Kamar Hotel Menurut Bulan Tahun 2011 Ponorogo dikenal dengan julukan kota reog, karena merupakan tempat lahirnya kesenian reog yang kini menjadi ikon wisata Jawa Timur. Festival Reog tahunan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati hari lahir Kota Ponorogo menjadi salah satu jadwal kalender wisata yang sayang untuk dilewatkan. Obyek wisata alam yang dapat dikembangkan sejajar dengan obyek wisata di daerah lain yaitu Telaga Ngebel yang berada di Kecamatan Ngebel. Danau yang masih alami ini dikelilingi oleh Gunung Wilis, merupakan objek wisata potensial yang mampu mendatangkan turis domestik maupun mancanegara apabila dikembangkan secara matang dan terpadu. Dalam rangka menunjang sub sektor kepariwisataan ini, perlu kiranya tersedia sarana hotel dan penginapan yang memadai. Di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2011 terdapat 15 hotel/losmen dan 19 penginapan yang siap menerima tamu baik wisatawan domestik maupun luar negeri. Jumlah total kamar yang tersedia selama tahun 2011 dari 34 hotel dan penginapan adalah 627 kamar dengan jumlah tempat tidur 877 buah. Tingkat hunian kamar hotel selama tahun 2011 adalah 43,55 persen dengan tingkat hunian tertinggi pada bulan Juli yang mencapai 57,87 persen. 16

23 TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Salah satu prasarana transportasi dalam kegiatan perekonomian serta kemudahan untuk mobilitas penduduk dalam kegiatan sosial adalah tersedianya jalan yang baik. Seiring dengan makin meningkatnya pembangunan nasional di Kabupaten Ponorogo, senantiasa selalu terjadi perbaikan dan pembangunan baik jalan provinsi maupun jalan kabupaten yang ada. Keseluruhan panjang jalan yang ada di Kabupaten Ponorogo adalah 1.002,69 km dengan rincian jalan provinsi sepanjang 86,58 km dan jalan kabupaten sepanjang 916,11 km. Bila dilihat menurut jenis permukaannya, keseluruhan panjang jalan yang telah diaspal mencapai 713,61 km, masih makadam (kerikil) 217,28 km dan jalan tanah 71,80 km. Pembangunan sarana pos dan telekomunikasi serta peningkatan kualitas pelayanannya saat ini dirasakan sudah sangat mendesak, karena dengan tersedianya sarana komunikasi yang baik akan sangat memperlancar segala aktivitas sosial, ekonomi maupun pemerintahan. Menurut data dari PT. Telekomunikasi Indonesia Cabang Ponorogo, tercatat jumlah pelanggan telepon baik residensial maupun sosial pada tahun 2011 sebanyak pelanggan. Pada tahun 2011 untuk surat pos dalam negeri maupun luar negeri mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Agaknya layanan pos saat ini dirasa kurang bersaing dengan sarana telekomunikasi dan keuangan yang lain seperti jasa pengiriman paket swasta dan jasa transfer keuangan lewat perbankan. 713, pak et , ,80 Residensial; Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan Tahun 2011 Banyaknya Surat Pos dan Paket Tahun ,97 272,21 Jumlah Pelanggan Telepon Menurut Segmentasi Pelanggan Tahun 2011 Warnet; ,44 Sosial; Telepon Umum/ Wartel; 700 Sumber : PT. POS Indonesia Kabupaten Ponorogo 135,07 aspal kerikil tanah baik sedang rusak rusak Jenis Permukaan Kondisi Jalan berat Sumber : PT. TELKOM Indonesia Cabang Ponorogo surat luar negeri surat dalam negeri

24 PERBANKAN & INVESTASI Posisi Dana Simpanan Bank Umum dan BPR (juta Rp.) Tahun Giro Deposito Tabungan Sumber : Bank Indonesia Cabang Kediri Banyaknya Koperasi Tahun KUD Non KUD Jumlah Anggota Uraian Modal Sendiri Profil Koperasi di Kabupaten Ponorogo Tahun 2011 Jumlah orang 323,6 miliar rupiah Posisi dana simpanan di seluruh Bank Umum dan BPR dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 2011 total mencapai 2,3 triliun rupiah. Posisi simpanan tersebut terbagi dalam 3 jenis simpanan yaitu giro pada posisi 165,8 miliar rupiah, deposito sebesar 411,3 miliar rupiah dan tabungan sebesar 1,7 triliun rupiah. Karena kegiatannya didasarkan atas azas usaha bersama dalam rangka mewujudkan kesejahteraan bersama, maka koperasi dijadikan salah satu alternatif pilihan dalam rangka menggerakkan perekonomian di Kabupaten Ponorogo. Setiap tahun jumlah koperasi selalu mengalami peningkatan. Hingga akhir tahun 2011 di Kabupaten Ponorogo terdapat 858 koperasi dengan rincian 26 Koperasi Unit Desa dan 832 koperasi Non KUD. Seiring dengan peningkatan jumlahnya, kinerja koperasi pun terus menunjukkan peningkatan yang signifikan baik dari sisi keanggotaan maupun jumlah modalnya. Pada tahun 2011 tercatat jumlah anggota koperasi sebesar orang dengan jumlah kekayaan mencapai 634,9 miliar rupiah dan volume usaha sebesar 417,1 miliar rupiah. Modal Luar Kekayaan Volume Usaha Sisa Hasil Usaha 311,3 miliar rupiah 634,9 miliar rupiah 417,1 miliar rupiah 23,2 miliar rupiah Sumber : Dinas INDAKOP Kabupaten Ponorogo 18

25 PENGELUARAN PENDUDUK Pendapatan dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat. Namun pada kenyataannya data tentang pendapatan riil penduduk sangat sulit untuk didapatkan. Oleh karena itu digunakan pendekatan melalui nilai konsumsi, baik makanan maupun non makanan yang selanjutnya akan menghasilkan indikator pengeluaran perkapita. Pada tahun 2011, sebesar 37,88 persen penduduk Kabupaten Ponorogo (mayoritas penduduk) memiliki pengeluaran perkapita sebulan pada rentang rupiah. Persentase ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 43,17 persen. Namun pada rentang pengeluaran yang lebih tinggi yaitu lebih dari 500 ribu rupiah mengalami peningkatan persentase. Hal ini mengindikasikan semakin meningkatnya pendapatan masyarakat. Dilihat dari jenis pengeluaran yang dikonsumsi, pengeluaran makanan lebih mendominasi dibanding pengeluaran non makanan yaitu 55,48 persen untuk pengeluaran makanan dan sisanya sebesar 44,52 persen merupakan pengeluaran non makanan. Kedepannya diharapkan persentase pengeluaran makanan akan menurun karena meningkatnya kesejahteraan penduduk biasanya ditandai dengan bergesernya proporsi konsumsi untuk makanan kepada konsumsi non makanan. Pengeluaran perkapita Tahun , ,59 2,96 1, ,63 11,98 11, ,75 43,17 37, ,57 31,05 30, ,39 10,83 18,19 Total 100,00 100,00 100,00 45,39 44,58 44,52 Jenis Pengeluaran Perkapita Penduduk Tahun ,61 55,42 55, Makanan Non Makanan 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Sumber : Data Susenas

26 PERDAGANGAN 2,96% Usaha Perdagangan Tahun Besar Menengah Kecil Jumlah ,05% Pengajuan SIUP menurut Sektor Usaha ,54% 0,59% 10,30% 61,89% 0,59% 9,11% 2,25% 2,72% Usaha Perdagangan menurut Golongan Tahun Perta nia n Pertambangan Industri Pengolahan Listri k, Gas dan Air Bangunan Perda gangan Ang kutan, Komuni kasi Keuang an, Asuransi Jasa Kemasy arakatan Lai nnya Usaha perdagangan dirinci menjadi 3 golongan berdasarkan besaran asset usaha. Usaha perdagangan dengan asset lebih dari 200 juta digolongkan menjadi usaha perdagangan besar, yang assetnya antara juta digolongkan menjadi usaha perdagangan menengah, dan usaha dengan asset kurang dari 50 juta dikategorikan sebagai usaha perdagangan kecil. Sampai tahun 2011 sebanyak surat ijin usaha perdagangan (SIUP) diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Ponorogo. Jumlah ini meningkat 0,45 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak usaha. Secara umum jumlah usaha perdagangan pada semua golongan usaha terjadi peningkatan. Sementara bila dilihat menurut pengajuan SIUP menurut sektor usaha, secara persentase hampir sama dengan tahun sebelumnya pada masing-masing sektor dengan dominasi terbesar pada sektor perdagangan (61,89%). Usaha perdagangan besar yang pada tahun sebelumnya sejumlah 76 usaha meningkat menjadi 77 usaha. Begitu pula dengan usaha perdagangan menengah yang meningkat 4,61 persen dibanding tahun Hanya jenis usaha kecil yang mengalami sedikit penurunan sebesar 1,05 persen. besar meneng ah kecil Sumber : Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Ponorogo 20

27 PENDAPATAN REGIONAL Potensi perekonomian suatu wilayah dicerminkan oleh PDRB yang nilainya merupakan agregat nilai tambah yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang beroperasi di wilayah tersebut. PDRB juga merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk dimana besaran PDRB menunjukkan pendapatan yang diterima oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduknya. PDRB atas dasar harga berlaku (adhb) menggambarkan produksi riil yang dipengaruhi oleh perubahan harga. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (adhk) menggambarkan pertumbuhan riil dari tahun ke tahun tanpa dipengaruhi perubahan harga/inflasi. PDRB Kabupaten Ponorogo tahun 2011 atas dasar harga berlaku sebesar 8,4 triliun rupiah. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 3,5 triliun rupiah. Sektor Pertanian merupakan sektor yang paling besar kontribusinya dalam pembentukan PDRB yaitu sebesar 34,55 persen. Sementara sektor yang kontribusinya paling kecil adalah sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (1,32 persen). Listrik, Gas dan Air Bersih 1% Industri Pengolahan 5% Pertambangan & Penggalian 2% 2011 ** 2010 * Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011 Konstruksi 2% Perdagangan, Hotel & Restoran 29% Pertanian 35% Angkutan & Komunikasi 5% Jasa-jasa 14% PDRB per Kapita ADHB (Rp.) Tahun *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Keuangan, persewaan & jasa perusahaan 7% PDRB per kapita (adhb) penduduk Kabupaten Ponorogo selama tahun 2011 sebesar 9,7 juta rupiah, naik 12,19 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar 8,7 juta rupiah per tahun. 6,52% Laju Pertumbuhan PDRB Tahun *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 6,21% Laju pertumbuhan PDRB pada tahun 2011 sebesar 6,21 persen. Sektor dengan laju pertumbuhan terbesar adalah sektor Angkutan dan Komunikasi yaitu 12,07 persen dan disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 10,72 persen. 5,78% 5,63% 5,01% * 2011 ** Sumber : PDRB Kabupaten Ponorogo

28 PERBANDINGAN REGIONAL Kab./Kota PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Di Wilayah Eks Karesidenan Madiun Tahun 2011 PDRB ADHB (Milyar Rp.) Pertumbuhan Ekonomi (%) Kab. Pacitan 3.741,61 6,67 Kab. Ponorogo 8.404,94 6,21 Kab. Madiun 7.777,30 6,41 Kab. Magetan 8.278,18 6,16 Kab. Ngawi 8.116,20 6,14 Kota Madiun 5.689,25 7,18 Sumber JAWA : TIMUR BPS Provinsi Jawa ,57 Timur 7,22 Perbandingan IPM Di Wilayah Eks Karesidenan Madiun Tahun Kab./Kota * 2011** Kab. Pacitan Kab. Ponorogo Kab. Madiun Kab. Magetan Kab. Ngawi Kota Madiun Jawa Timur Keterangan : 70,91 71,45 71,91 72,48 69,07 69,75 70,34 71,15 68,63 69,28 70,18 70,50 71,79 72,32 72,72 73,17 68,02 68,41 68,82 69,73 75,89 76,23 76,61 77,07 70,38 71,06 71,62 72,18 * angka diperbaiki ** angka sementara Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Bila dibandingkan dengan total PDRB Jawa Timur yang mencapai 884,14 triliun rupiah pada tahun 2011, PDRB Kabupaten Ponorogo menyumbang peranan yang relatif kecil yaitu 0,95 persen. Namun demikian bila melihat keterbandingan antar wilayah se-eks Karesidenan Madiun, PDRB Kabupaten Ponorogo memiliki nominal terbesar dibanding kabupaten/kota lainnya. Meski mempunyai nominal PDRB yang terbesar di wilayah eks-karesidenan Madiun namun dari sisi pertumbuhan, pada tahun 2011 pertumbuhan PDRB Kabupaten Ponorogo sebesar 6,21 persen masih di bawah pertumbuhan Kota Madiun yang mencapai 7,18 persen, Kabupaten Pacitan 6,67 persen dan Kabupaten Madiun 6,41 persen. Bahkan jauh di bawah rata-rata pertumbuhan Provinsi Jawa Timur yang mencapai 7,22 persen. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Ponorogo pada tahun 2011 tercatat sebesar 71,15, berada di urutan keempat diantara Kabupaten/Kota se-eks Karesidenan Madiun, dan masih lebih rendah dibanding IPM Provinsi Jawa Timur yang sebesar 72,18. Hal ini mengindikasikan bahwa pembangunan manusia di Kabupaten Ponorogo perlu ditingkatkan, serta hal ini perlu dijadikan perhatian khusus dari pemerintah Kabupaten Ponorogo agar terus memaksimalkan potensi sumber daya manusia yang ada di Kabupaten Ponorogo. 22

29 Penduduk mempunyai peranan sangat penting dalam pembangunan suatu wilayah. Jumlah penduduk dan komposisinya akan berpengaruh besar pada kegiatan pembangunan yang berjalan di suatu wilayah. Perbandingan Jumlah Penduduk Di Wilayah Eks Karesidenan Madiun Tahun 2011 Kab./Kota Laki-laki Perempuan Total Kab. Pacitan Pada tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Ponorogo sebesar jiwa dengan komposisi laki-laki dan perempuan. Jumlah ini adalah yang terbanyak bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di wilayah se-eks Karesidenan Madiun dan merupakan 2,28 persen dari seluruh penduduk di Jawa Timur. Bila diperhatikan menurut komposisi jenis kelamin, diantara kabupaten/kota se-eks Karesidenan Madiun hanya Kabupaten Ponorogo yang jumlah penduduk lakilakinya lebih banyak dibanding penduduk perempuan. Hal ini sedikit banyak dipengaruhi oleh kondisi Kabupaten Ponorogo yang merupakan daerah kantong TKI (Tenaga Kerja Indonesia) ke luar negeri yang didominasi oleh kaum perempuan. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Ponorogo selama tahun sebesar 0,59 persen berada di bawah Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Magetan. Namun masih lebih tinggi dibanding laju pertumbuhan penduduk Jawa Timur yang sebesar 0,44 persen. Kab. Ponorogo 0,80 0,60 0,40 0,20 0, Kab. Madiun Kab. Magetan Kab. Ngawi Kota Madiun JAWA TIMUR Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Perbandingan Laju Pertumbuhan Penduduk Di Wilayah Eks Karesidenan Madiun Tahun ,59 0,59 0,57 0,60 0,64 0,56 Sumber : Susenas ,44 23

30 Tingkat Pengangguran Terbuka Di Wilayah Eks Karesidenan Madiun Tahun Kab./Kota Kab. Pacitan Kab. Ponorogo Kab. Madiun Kab. Magetan Kab. Ngawi Kota Madiun Jawa Timur Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Kab./Kota 3,10 1,32 0,87 2,70 3,73 3,45 3,83 4,37 8,44 6,04 5,55 3,37 4,37 3,82 2,41 3,16 8,18 4,49 4,80 4,06 12,72 11,27 9,52 5,15 6,42 5,08 4,25 4,16 Perbandingan Garis Kemiskinan dan Persentase Penduduk Miskin Di Wilayah Eks Karesidenan Madiun Tahun 2010 * Garis Kemiskinan (Rp/Kap/Bln) Persentase Penduduk Miskin (%) Kab. Pacitan ,50 Kab. Ponorogo ,22 Kab. Madiun ,45 Kab. Magetan ,95 Kab. Ngawi ,26 Tingkat Pengangguran Terbuka di Jawa Timur selama kurun waktu 2008 hingga 2011 cenderung terus menurun. Namun tidak demikian halnya dengan keadaan di kabupaten/kota yang cenderung fluktuatif. Di Kabupaten Ponorogo angka TPT tahun 2011 berada pada besaran 4,37 persen meningkat 0,54 poin dibanding tahun sebelumnya. Demikian pula halnya dengan Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Magetan. Sedangkan Kabupaten Madiun, Ngawi dan Kota Madiun menunjukkan penurunan, terutama Kota Madiun yang turun sebesar 4,37 poin. Sementara bila melihat perbandingan persentase penduduk miskin tahun 2010 terlihat bahwa di Kabupaten Ponorogo persentase penduduk miskinnya dengan angka sebesar 13,22 persen, masih relatif lebih rendah dibanding kabupaten se-eks Karesidenan Madiun lainnya. Garis kemiskinan Kabupaten Ponorogo pada tahun 2010 sebesar rupiah/kapita/bulan juga relatif rendah dibanding kabupaten/kota se-eks Karesidenan Madiun lainnya kecuali Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ngawi. Kota Madiun ,11 Keterangan : * angka sementara Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur 24

31

32

33 Tabel 1 Jumlah Penduduk dan Sex Ratio Menurut Jenis KelaminDan Kelompok Umur Tahun 2011 Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio , , , , , , , , , , , , , ,76 TOTAL ,13 Sumber : Ponorogo Dalam Angka

34 Tabel 2 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun (persen) Kabupaten/Kota Sumber : Inmakro Jawa Timur Kab. Pacitan 3,10 1,32 0,87 2,70 02 Kab. Ponorogo 3,73 3,45 3,83 4,37 03 Kab. Trenggalek 3,73 3,91 2,15 3,18 04 Kab. Tulungagung 3,99 4,54 3,50 3,58 05 Kab. Blitar 4,26 3,00 2,24 3,61 06 Kab. Kediri 7,79 5,10 3,75 4,54 07 Kab. Malang 6,22 6,35 4,49 4,63 08 Kab. Lumajang 4,33 2,24 3,17 2,70 09 Kab. Jember 4,48 4,42 2,71 3,95 10 Kab. Banyuwangi 5,62 4,05 3,92 3,71 11 Kab. Bondowoso 2,93 2,88 1,59 2,84 12 Kab. Situbondo 3,89 2,28 3,13 4,74 13 Kab. Probolinggo 3,46 2,60 2,02 3,20 14 Kab. Pasuruan 6,72 5,03 3,49 4,83 15 Kab. Sidoarjo 11,91 10,19 8,35 4,75 16 Kab. Mojokerto 7,04 5,54 4,84 4,31 17 Kab. Jombang 5,78 6,19 5,27 4,24 18 Kab. Nganjuk 6,06 3,98 3,64 4,73 19 Kab. Madiun 8,44 6,04 5,55 3,37 20 Kab. Magetan 4,37 3,82 2,41 3,16 21 Kab. Ngawi 8,18 4,49 4,80 4,06 22 Kab. Bojonegoro 5,93 4,52 3,29 4,18 23 Kab. Tuban 5,74 4,22 2,86 4,15 24 Kab. Lamongan 6,30 4,92 3,62 4,40 25 Kab. Gresik 7,50 7,01 7,70 4,36 26 Kab. Bangkalan 7,26 5,01 5,79 3,91 27 Kab. Sampang 3,46 1,70 1,77 3,91 28 Kab. Pamekasan 3,42 2,18 3,53 2,89 29 Kab. Sumenep 3,92 2,27 1,89 3,71 71 Kota Kediri 11,27 8,32 7,39 4,93 72 Kota Blitar 6,97 8,47 6,66 4,20 73 Kota Malang 11,14 10,44 8,68 5,19 74 Kota Probolinggo 9,93 8,53 6,85 4,66 75 Kota Pasuruan 10,72 7,57 7,23 4,92 76 Kota Mojokerto 12,12 9,30 7,52 5,86 77 Kota Madiun 12,72 11,27 9,52 5,15 78 Kota Surabaya 11,84 8,63 6,84 5,15 79 Kota Batu 8,95 6,88 5,55 4,57 Jawa Timur 6,42 5,08 4,25 4,16 28

35 Persentase Penduduk Jawa Timur Usia 10 Tahun Ke Atas Dirinci Menurut Kabupaten/Kota & Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Tahun 2011 Tabel 3 Kabupaten/Kota Tidak/Belum Pernah Sekolah Tidak/Belum Tamat SD/MI SD/MI SLTP Sederajat SMU Sederajat SMK Sederajat Perguruan Tinggi Jumlah 01 Kab. Pacitan 7,46 18,37 39,55 19,44 7,21 4,26 3,70 100,00 02 Kab. Ponorogo 7,83 22,42 29,20 19,87 11,02 5,70 3,96 100,00 03 Kab. Trenggalek 5,01 19,27 41,43 19,97 6,62 4,70 2,98 100,00 04 Kab. Tulungagung 4,03 17,56 36,94 22,05 9,99 5,59 3,85 100,00 05 Kab. Blitar 5,97 21,82 34,11 20,88 9,12 5,29 2,82 100,00 06 Kab. Kediri 5,48 18,24 33,71 20,26 10,76 7,06 4,50 100,00 07 Kab. Malang 7,33 22,11 34,03 18,77 8,61 5,22 3,93 100,00 08 Kab. Lumajang 10,48 21,84 38,86 15,01 8,84 1,76 3,21 100,00 09 Kab. Jember 14,15 26,29 30,17 13,75 9,06 3,31 3,26 100,00 10 Kab. Banyuwangi 8,92 25,05 28,71 19,78 9,78 4,67 3,10 100,00 11 Kab. Bondowoso 12,31 32,05 30,93 11,07 7,39 2,79 3,47 100,00 12 Kab. Situbondo 16,89 24,14 30,93 13,66 8,67 2,26 3,45 100,00 13 Kab. Probolinggo 10,51 31,34 32,31 14,32 6,34 2,61 2,56 100,00 14 Kab. Pasuruan 7,73 26,39 34,03 15,77 9,73 4,25 2,10 100,00 15 Kab. Sidoarjo 1,82 12,75 21,40 20,76 23,18 10,38 9,71 100,00 16 Kab. Mojokerto 3,99 21,07 27,07 23,31 14,67 7,04 2,85 100,00 17 Kab. Jombang 5,21 19,53 28,89 23,17 12,34 6,78 4,08 100,00 18 Kab. Nganjuk 6,15 18,93 34,47 19,88 11,04 5,47 4,07 100,00 19 Kab. Madiun 10,04 18,02 31,98 18,21 9,20 8,56 3,99 100,00 20 Kab. Magetan 6,76 18,67 31,23 18,99 10,82 8,07 5,46 100,00 21 Kab. Ngawi 12,19 17,63 31,40 20,43 9,87 4,20 4,27 100,00 22 Kab. Bojonegoro 11,02 19,23 35,75 18,93 9,40 2,98 2,70 100,00 23 Kab. Tuban 11,26 18,98 36,08 19,46 8,95 3,29 1,99 100,00 24 Kab. Lamongan 7,43 21,76 27,91 20,49 13,52 3,99 4,90 100,00 25 Kab. Gresik 4,40 15,37 25,39 21,58 20,43 5,36 7,48 100,00 26 Kab. Bangkalan 21,09 24,07 35,62 8,84 7,52 0,53 2,33 100,00 27 Kab. Sampang 27,11 30,95 28,26 6,94 4,03 0,49 2,21 100,00 28 Kab. Pamekasan 16,00 21,84 31,95 14,07 10,82 1,68 3,64 100,00 29 Kab. Sumenep 25,27 20,57 31,57 12,11 7,97 0,54 1,96 100,00 71 Kota Kediri 1,83 10,06 23,53 19,63 24,70 9,44 10,80 100,00 72 Kota Blitar 2,50 14,82 18,57 21,61 16,20 14,17 12,13 100,00 73 Kota Malang 2,44 12,11 22,91 18,53 22,69 9,09 12,22 100,00 74 Kota Probolinggo 8,25 18,14 27,03 16,49 14,78 8,97 6,33 100,00 75 Kota Pasuruan 3,03 18,62 25,55 17,04 16,39 9,30 10,08 100,00 76 Kota Mojokerto 2,68 12,31 19,64 18,56 23,06 13,04 10,70 100,00 77 Kota Madiun 2,21 9,88 18,89 19,47 24,49 12,89 12,16 100,00 78 Kota Surabaya 3,41 8,49 22,39 19,67 24,36 8,41 13,27 100,00 79 Kota Batu 3,09 20,87 28,91 19,36 15,52 5,95 6,29 100,00 Jawa Timur 8,81 20,18 30,56 18,04 12,26 5,20 4,95 100,00 Sumber : Hasil Susenas 2011 Jawa Timur 29

36 Tabel 4 Angka Kematian Bayi (AKB) Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun Kabupaten/Kota Sumber : Inmakro Jawa Timur 2012 Keterangan : *) Angka Sementara * 01 Kab. Pacitan 24,82 24,46 24,57 23,54 22,93 02 Kab. Ponorogo 32,01 31,41 30,72 28,97 27,32 03 Kab. Trenggalek 24,51 24,13 23,79 22,55 21,85 04 Kab. Tulungagung 25,62 25,38 24,13 23,07 22,27 05 Kab. Blitar 25,32 24,80 26,99 24,60 23,71 06 Kab. Kediri 33,39 33,17 31,15 29,86 29,07 07 Kab. Malang 38,93 38,72 33,46 32,10 30,75 08 Kab. Lumajang 43,31 42,88 41,34 39,67 38,55 09 Kab. Jember 59,59 58,47 59,13 57,74 56,45 10 Kab. Banyuwangi 43,91 43,30 40,60 38,29 35,04 11 Kab. Bondowoso 59,47 58,02 58,71 56,62 54,35 12 Kab. Situbondo 62,42 62,25 57,74 56,45 54,60 13 Kab. Probolinggo 69,66 69,14 67,89 65,45 64,19 14 Kab. Pasuruan 59,81 59,48 55,36 53,34 51,62 15 Kab. Sidoarjo 30,79 30,51 28,18 25,43 23,88 16 Kab. Mojokerto 31,02 30,67 29,27 27,89 25,57 17 Kab. Jombang 29,24 28,69 28,81 28,05 27,03 18 Kab. Nganjuk 37,77 37,67 33,59 32,27 31,45 19 Kab. Madiun 35,20 34,86 33,16 32,07 31,35 20 Kab. Magetan 28,84 28,82 24,90 23,88 23,21 21 Kab. Ngawi 32,99 32,52 30,85 29,10 27,46 22 Kab. Bojonegoro 41,12 40,76 40,26 39,41 38,89 23 Kab. Tuban 40,34 39,90 38,22 36,96 34,84 24 Kab. Lamongan 37,96 37,72 36,62 34,58 34,02 25 Kab. Gresik 27,46 27,09 25,40 24,29 23,46 26 Kab. Bangkalan 59,81 59,21 56,91 55,69 54,22 27 Kab. Sampang 67,10 65,46 62,59 58,92 55,11 28 Kab. Pamekasan 58,54 57,89 56,24 53,72 51,66 29 Kab. Sumenep 51,79 50,72 50,95 49,85 48,47 71 Kota Kediri 30,32 30,10 28,61 27,29 25,10 72 Kota Blitar 22,80 22,39 22,27 20,94 20,02 73 Kota Malang 30,13 29,49 29,30 27,85 25,26 74 Kota Probolinggo 31,58 31,18 30,16 28,35 25,60 75 Kota Pasuruan 42,27 41,68 42,42 41,97 41,31 76 Kota Mojokerto 24,90 24,66 23,74 22,80 22,21 77 Kota Madiun 27,92 27,75 25,21 24,27 23,43 78 Kota Surabaya 29,60 29,37 27,13 24,32 23,35 79 Kota Batu 31,91 31,38 32,17 30,52 29,27 Jawa Timur 32,93 32,20 31,41 29,99 29,24 30

37 Tabel 5 Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Dinding Terluas Rumah Tahun 2011 Kabupaten/Kota Jenis Dinding Terluas Tembok Kayu Bambu Lainnya 01 Kab. Pacitan 70,57 17,00 12,29 0,14 100,00 02 Kab. Ponorogo 90,90 2,87 6,09 0,13 100,00 03 Kab. Trenggalek 85,10 4,58 9,91 0,41 100,00 04 Kab. Tulungagung 90,41 0,29 8,83 0,47 100,00 05 Kab. Blitar 86,48 5,97 7,43 0,12 100,00 06 Kab. Kediri 93,95 1,07 4,84 0,15 100,00 07 Kab. Malang 90,20 2,52 6,87 0,41 100,00 08 Kab. Lumajang 91,41 0,95 7,64-100,00 09 Kab. Jember 79,10 2,42 17,97 0,51 100,00 10 Kab. Banyuwangi 84,44 1,35 13,80 0,40 100,00 11 Kab. Bondowoso 55,16 18,86 25,52 0,46 100,00 12 Kab. Situbondo 41,22 35,65 21,84 1,29 100,00 13 Kab. Probolinggo 74,99 6,42 12,62 5,97 100,00 14 Kab. Pasuruan 83,60 10,18 4,50 1,72 100,00 15 Kab. Sidoarjo 97,78 1,72 0,50-100,00 16 Kab. Mojokerto 87,99 4,61 7,41-100,00 17 Kab. Jombang 83,95 6,49 8,98 0,58 100,00 18 Kab. Nganjuk 89,34 7,07 3,59-100,00 19 Kab. Madiun 79,43 15,85 4,33 0,38 100,00 20 Kab. Magetan 94,10 4,31 1,59-100,00 21 Kab. Ngawi 51,56 41,49 6,95-100,00 22 Kab. Bojonegoro 30,68 57,47 10,89 0,96 100,00 23 Kab. Tuban 54,09 35,53 10,27 0,11 100,00 24 Kab. Lamongan 69,00 24,68 6,13 0,19 100,00 25 Kab. Gresik 85,61 9,30 4,69 0,41 100,00 26 Kab. Bangkalan 66,55 17,00 9,34 7,12 100,00 27 Kab. Sampang 41,30 30,57 24,69 3,44 100,00 28 Kab. Pamekasan 73,68 3,63 14,80 7,89 100,00 29 Kab. Sumenep 85,61 7,44 6,53 0,42 100,00 71 Kota Kediri 95,27 2,65 1,73 0,35 100,00 72 Kota Blitar 96,62 0,74 2,46 0,18 100,00 73 Kota Malang 96,43 1,81 1,66 0,11 100,00 74 Kota Probolinggo 93,24 0,95 5,80-100,00 75 Kota Pasuruan 97,03 1,62 1,14 0,21 100,00 76 Kota Mojokerto 92,18 1,45 6,21 0,16 100,00 77 Kota Madiun 98,62 0,58 0,80-100,00 78 Kota Surabaya 94,21 4,37 0,79 0,62 100,00 79 Kota Batu 95,62 1,89 2,28 0,21 100,00 Jawa Timur 80,30 10,37 8,40 0,93 100,00 Sumber : Hasil Susenas 2011 Jawa Timur Jumlah 31

38 Tabel 6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2011 Kabupaten/Kota Angka Harapan Hidup (tahun) Angka Melek Huruf (persen) Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan (ribu rupiah PPP) IPM Reduksi Shortfall 01 Kab. Pacitan 71,48 91,60 6,94 634,70 72,48 1,46 02 Kab. Ponorogo 70,24 87,32 6,99 638,25 71,15 2,92 03 Kab. Trenggalek 71,87 92,84 7,26 640,56 73,66 1,56 04 Kab. Tulungagung 71,72 93,58 7,85 635,15 73,76 1,58 05 Kab. Blitar 71,09 92,02 7,36 652,75 74,06 1,48 06 Kab. Kediri 69,90 92,84 7,69 632,75 72,28 1,88 07 Kab. Malang 69,23 89,59 7,02 639,07 71,17 2,17 08 Kab. Lumajang 67,46 86,56 6,41 632,28 68,55 2,25 09 Kab. Jember 63,03 83,60 6,73 630,48 65,53 1,66 10 Kab. Banyuwangi 67,98 87,36 6,89 635,02 69,58 2,23 11 Kab. Bondowoso 63,54 78,25 5,66 630,22 63,81 2,35 12 Kab. Situbondo 63,36 80,44 6,19 637,51 64,67 1,14 13 Kab. Probolinggo 61,42 90,03 5,80 638,17 63,84 2,27 14 Kab. Pasuruan 64,31 97,76 6,54 639,73 68,24 1,92 15 Kab. Sidoarjo 70,79 94,12 9,85 651,31 76,90 2,31 16 Kab. Mojokerto 70,42 92,87 7,82 644,82 73,89 1,87 17 Kab. Jombang 70,18 91,07 7,84 640,42 73,14 1,63 18 Kab. Nganjuk 69,11 89,55 7,44 635,57 71,48 2,46 19 Kab. Madiun 69,07 90,56 7,39 627,94 70,50 1,07 20 Kab. Magetan 71,41 85,54 7,60 640,82 73,17 1,64 21 Kab. Ngawi 70,24 84,81 6,99 624,99 69,73 2,93 22 Kab. Bojonegoro 67,28 85,83 6,68 620,17 67,32 1,22 23 Kab. Tuban 68,00 88,71 6,49 631,85 68,71 1,26 24 Kab. Lamongan 68,38 94,56 7,46 634,92 70,52 2,91 25 Kab. Gresik 71,22 82,87 8,84 644,70 75,17 2,76 26 Kab. Bangkalan 63,48 67,56 5,30 636,44 65,01 1,42 27 Kab. Sampang 63,49 81,82 4,20 636,12 60,78 2,67 28 Kab. Pamekasan 64,39 78,66 6,32 629,18 65,48 2,48 29 Kab. Sumenep 64,89 97,56 5,64 648,05 66,01 1,19 71 Kota Kediri 70,64 97,27 10,21 648,01 76,79 2,12 72 Kota Blitar 72,51 97,24 9,75 654,18 77,89 2,12 73 Kota Malang 70,68 92,51 10,84 655,22 77,76 2,45 74 Kota Probolinggo 70,52 96,43 8,53 654,52 74,85 2,02 75 Kota Pasuruan 66,41 97,13 8,96 656,21 73,89 1,65 76 Kota Mojokerto 71,78 97,80 9,98 652,47 77,50 2,07 77 Kota Madiun 71,22 98,07 10,44 644,61 77,07 1,95 78 Kota Surabaya 71,27 98,27 10,08 657,14 77,85 2,52 79 Kota Batu 69,72 88,52 8,52 644,73 74,93 1,86 Jawa Timur 69,86 7,34 647,46 72,18 1,97 32

39 Kabupaten/Kota Pengeluaran Rumahtangga Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Pengeluaran Makanan Dan Non Makanan Perkapita Sebulan Tahun 2011 Pengeluaran Makanan Rangkuman (Dalam Rupiah) Pengeluaran Non Makanan Pengeluaran Perkapita Sebulan Jumlah Pengeluaran Makanan Tabel 7 Persentase Pengeluaran Non Makanan Jumlah 01 Kab. Pacitan ,29 48,71 100,00 02 Kab. Ponorogo ,48 44,52 100,00 03 Kab. Trenggalek ,66 49,34 100,00 04 Kab. Tulungagung ,44 50,56 100,00 05 Kab. Blitar ,84 48,16 100,00 06 Kab. Kediri ,71 50,29 100,00 07 Kab. Malang ,59 50,41 100,00 08 Kab. Lumajang ,98 43,02 100,00 09 Kab. Jember ,10 46,90 100,00 10 Kab. Banyuwangi ,20 48,80 100,00 11 Kab. Bondowoso ,24 38,76 100,00 12 Kab. Situbondo ,05 40,95 100,00 13 Kab. Probolinggo ,56 42,44 100,00 14 Kab. Pasuruan ,52 42,48 100,00 15 Kab. Sidoarjo ,97 51,03 100,00 16 Kab. Mojokerto ,70 46,30 100,00 17 Kab. Jombang ,24 52,76 100,00 18 Kab. Nganjuk ,08 45,92 100,00 19 Kab. Madiun ,13 44,87 100,00 20 Kab. Magetan ,11 49,89 100,00 21 Kab. Ngawi ,40 42,60 100,00 22 Kab. Bojonegoro ,62 45,38 100,00 23 Kab. Tuban ,12 42,88 100,00 24 Kab. Lamongan ,77 46,23 100,00 25 Kab. Gresik ,61 49,39 100,00 26 Kab. Bangkalan ,89 37,11 100,00 27 Kab. Sampang ,70 38,30 100,00 28 Kab. Pamekasan ,55 41,45 100,00 29 Kab. Sumenep ,06 38,94 100,00 71 Kota Kediri ,93 56,07 100,00 72 Kota Blitar ,27 55,73 100,00 73 Kota Malang ,66 59,34 100,00 74 Kota Probolinggo ,91 53,09 100,00 75 Kota Pasuruan ,59 55,41 100,00 76 Kota Mojokerto ,29 56,71 100,00 77 Kota Madiun ,80 55,20 100,00 78 Kota Surabaya ,49 59,51 100,00 79 Kota Batu ,46 52,54 100,00 Jawa Timur ,64 49,36 100,00 Sumber : Hasil Susenas 2011 Jawa Timur 33

40 Tabel 8 Garis Kemiskinan, Persentase Penduduk Miskin dan Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun Kabupaten/Kota Garis Kemiskinan Tahun 2009 Tahun 2010 * Persentase Penduduk Miskin Jumlah Penduduk Miskin Garis Kemiskinan Persentase Penduduk Miskin Jumlah Penduduk Miskin Rp/Kap/Bln % (000) Rp/Kap/Bln % (000) 01 Kab. Pacitan ,01 102, ,50 105,40 02 Kab. Ponorogo ,63 127, ,22 113,00 03 Kab. Trenggalek ,27 119, ,98 107,80 04 Kab. Tulungagung ,60 101, ,64 105,40 05 Kab. Blitar ,19 136, ,14 135,50 06 Kab. Kediri ,05 239, ,52 232,80 07 Kab. Malang ,57 318, ,54 306,70 08 Kab. Lumajang ,83 157, ,98 140,80 09 Kab. Jember ,43 348, ,27 311,70 10 Kab. Banyuwangi ,16 180, ,25 175,10 11 Kab. Bondowoso ,18 138, ,89 131,90 12 Kab. Situbondo ,99 96, ,23 105,20 13 Kab. Probolinggo ,69 280, ,22 276,60 14 Kab. Pasuruan ,58 219, ,18 199,30 15 Kab. Sidoarjo ,91 120, ,45 145,40 16 Kab. Mojokerto ,24 130, ,23 125,40 17 Kab. Jombang ,46 182, ,84 166,40 18 Kab. Nganjuk ,22 167, ,91 151,60 19 Kab. Madiun ,97 105, ,45 102,30 20 Kab. Magetan ,97 84, ,95 80,20 21 Kab. Ngawi ,01 154, ,26 149,10 22 Kab. Bojonegoro ,27 262, ,78 227,20 23 Kab. Tuban ,01 240, ,19 225,80 24 Kab. Lamongan ,47 235, ,70 220,50 25 Kab. Gresik ,14 225, ,42 193,80 26 Kab. Bangkalan ,45 287, ,12 255,60 27 Kab. Sampang ,94 285, ,47 285,40 28 Kab. Pamekasan ,32 200, ,48 179,20 29 Kab. Sumenep ,89 264, ,61 256,60 71 Kota Kediri ,41 27, ,31 24,90 72 Kota Blitar ,56 9, ,63 10,10 73 Kota Malang ,58 44, ,90 48,40 74 Kota Probolinggo ,06 47, ,03 41,40 75 Kota Pasuruan ,34 15, ,00 16,80 76 Kota Mojokerto ,19 7, ,42 8,90 77 Kota Madiun ,93 10, ,11 10,40 78 Kota Surabaya ,27 171, ,07 195,60 79 Kota Batu ,81 8, ,11 9,70 Sumber : Inmakro Jawa Timur 2012 Keterangan : *) Angka Sementara 34

41 Tabel 9 Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) Dalam Rangka Pelaksanaan Program Perlindungan Sosial Kecamatan PSE 2005 PPLS 2008 PPLS 2011 * 01 Ngrayun Slahung Bungkal Sambit Sawoo Sooko Pudak Pulung Mlarak Siman Jetis Balong Kauman Jambon Badegan Sampung Sukorejo Ponorogo Babadan Jenangan Ngebel Jumlah Ket. * : Cakupan PPLS 2011 diperluas terhadap 40 persen rumah tangga berpendapatan rendah. 35

42 Tabel 10 Persentase Balita Menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Terakhir Kelahiran di Jawa Timur Tahun 2011 Penolong Terakhir Kelahiran Kabupaten/Kota Dokter Bidan Tenaga Medis Lain Dukun Famili Lainnya Jumlah 01 Kab. Pacitan 15,25 79,51-3,80 0,56 0,89 100,00 02 Kab. Ponorogo 16,97 82,19 0, ,00 03 Kab. Trenggalek 29,57 65,51-4, ,00 04 Kab. Tulungagung 19,54 78,40-2, ,00 05 Kab. Blitar 20,09 77,41-2, ,00 06 Kab. Kediri 25,58 70,54 0,28 3, ,00 07 Kab. Malang 19,86 71,40 0,46 8, ,00 08 Kab. Lumajang 7,98 82,63-9, ,00 09 Kab. Jember 9,88 61,61 0,66 27,13 0,36 0,36 100,00 10 Kab. Banyuwangi 15,42 74,69-9, ,00 11 Kab. Bondowoso 9,90 68,67 1,26 20, ,00 12 Kab. Situbondo 7,33 73,26-18,67 0,74-100,00 13 Kab. Probolinggo 15,34 62,00-22,10 0,56-100,00 14 Kab. Pasuruan 11,18 77,98-10, ,00 15 Kab. Sidoarjo 37,22 62, ,00 16 Kab. Mojokerto 11,88 85,75 0,68 1, ,00 17 Kab. Jombang 23,67 75,99-0, ,00 18 Kab. Nganjuk 19,82 78,10 0,60 0,97 0,51-100,00 19 Kab. Madiun 17,59 79,30 0,58 2, ,00 20 Kab. Magetan 15,22 84, ,00 21 Kab. Ngawi 11,95 85,93 0,75 0,61 0,75-100,00 22 Kab. Bojonegoro 11,61 79,59 0,36 8, ,00 23 Kab. Tuban 15,40 79,06-5, ,00 24 Kab. Lamongan 28,21 70,83-0, ,00 25 Kab. Gresik 21,73 76,30 1,21 0, ,00 26 Kab. Bangkalan 5,92 60,60 0,35 32,71 0,41-100,00 27 Kab. Sampang 5,92 49,09-44, ,00 28 Kab. Pamekasan 4,54 81,14-14, ,00 29 Kab. Sumenep 10,40 52,81 1,97 34, ,00 71 Kota Kediri 28,87 68,50 1,82 0, ,00 72 Kota Blitar 25,34 74, ,00 73 Kota Malang 34,40 64,96-0, ,00 74 Kota Probolinggo 23,75 68,72-6,99 0,54-100,00 75 Kota Pasuruan 20,97 74,69-4, ,00 76 Kota Mojokerto 34,29 63,27 1, ,68 100,00 77 Kota Madiun 19,79 78, ,13-100,00 78 Kota Surabaya 34,32 63,44 0,32 1,56-0,36 100,00 79 Kota Batu 34,39 64,98-0, ,00 Jawa Timur 18,95 71,42 0,33 9,14 0,11 0,06 100,00 Sumber : Susenas Jawa Timur

43

44 D A T A MENCERDASKAN BANGSA Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo Jl. Letjend. Suprapto No. 14 Ponorogo Telp/Fax : bps3502@mailhost.bps.go.id

STATISTIK DAERAH KABUPATEN PONOROGO 2011 No. Publikasi : 35025.003 Katalog BPS : 1101002.3502 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan oleh Dicetak oleh : 17 cm x 25 cm : 26 halaman :

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KABUPATEN PONOROGO 2010

STATISTIK DAERAH KABUPATEN PONOROGO 2010 STATISTIK DAERAH KABUPATEN PONOROGO 2010 No. Publikasi : 35025.003 Katalog BPS : 1101002.3502 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan oleh Dicetak oleh : 17 cm x 25 cm : 26 halaman :

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KABUPATEN PONOROGO 2015 No. Publikasi : 35020.1503 Katalog BPS : 1101002.3502 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : iv + 36 halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan oleh : Seksi

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

https://probolinggokab.bps.go.id

https://probolinggokab.bps.go.id STATISTIK DAERAH KECAMATAN TONGAS 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TONGAS 2015 Katalog BPS : 1101002.3513.230 Ukuran Buku : 17,6 X 25 cm Jumlah Halaman Naskah : : iv + 10 halaman Koordinator Statistik Kecamatan

Lebih terperinci

kaurkab.bps.go.id Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i

kaurkab.bps.go.id Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i STATISTIK KECAMATAN PADANG GUCI HILIR 2016 Halaman ii Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PADANG GUCI

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 1706.1416 Katalog BPS : 4102004.1706040

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Sepaku rata-rata 177,2 mm pada tahun 2010 Kecamatan Sepaku memiliki luas 438,50 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

https://probolinggokab.go.id

https://probolinggokab.go.id STATISTIK DAERAH KECAMATAN KREJENGAN 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KREJENGAN 2014 Katalog BPS : 1101002.3513.160 Ukuran Buku : 17,6 X 25 cm Jumlah Halaman Naskah : : iv + 10 halaman Koordinator Statistik

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 Statistik Daerah Kecamatan Teras Terunjam 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 Nomor

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN PESISIR 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1421 Katalog BPS : 1101001.2102.063 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 12

Lebih terperinci

Laporan Eksekutif Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2013 Berdasarkan Data Susenas 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Laporan Eksekutif Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2013 Nomor Publikasi : 35522.1402

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN GUNUNG KIJANG 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1419 Katalog BPS : 1101001.2102.061 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : Naskah:

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN LAMONGAN PROFIL KEMISKINAN DI LAMONGAN MARET 2016 No. 02/06/3524/Th. II, 14 Juni 2017 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa selain Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta), Banten,

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kecamatan Waru 2015

Statistik Daerah Kecamatan Waru 2015 go.id :// pp uk ab.b ps. ht tp Statistik Daerah Kecamatan Waru 2015 i Statistik Daerah Kecamatan Waru 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WARU No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409020 Naskah

Lebih terperinci

Katalog : pareparekota.bps.go.id

Katalog : pareparekota.bps.go.id Katalog : 1101002.7372011 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT TAHUN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT TAHUN 2014 ISSN : Katalog BPS : 1101002.7372011 Ukuran Buku : 21 cm x 14,8 cm Jumlah

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1423 Katalog BPS : 1101001.2102.070 Ukuran Buku : 17,6

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah) 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. Selain Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur menempati posisi tertinggi

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 No Publikasi : 2171.15.31 Katalog BPS : 1102001.2171.081 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 11 hal. Naskah

Lebih terperinci

serangkota.bps.go.id

serangkota.bps.go.id STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2010 BPS KOTA SERANG STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2010 ISBN : 978-979-1426-81-7 No. Publikasi : 3673.1002 Katalog BPS : 1101002.3673 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

KATALOG BPS BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN

KATALOG BPS BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN KATALOG BPS1101002.1103031 BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN KLUET TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KLUET TIMUR 2015 ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : 1101002.1103031

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT.

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT. BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SALAWATI BARAT 2012 No.Publikasi : 91080.12.37

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 Katalog BPS : 1101002.6271012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

Lebih terperinci

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 61/09/35/Tahun XI, 2 September 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI JAWA TIMUR (ANGKA SEMENTARA) JUMLAH RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 SEBANYAK

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA Katalog BPS : 1101002.6271012 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2014 ISSN : 2089-1725 No. Publikasi : 62710.1415 Katalog BPS : 1101002.6271012 Ukuran Buku

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.050 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT 2012

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT 2012 Katalog : 1101002.7372011 1101002 i STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT 2012 ISSN : Katalog BPS : 1101002.7372011 Ukuran Buku : 21 cm x 14,8 cm Jumlah Halaman : 20 halaman Naskah : Koordinator Statistik

Lebih terperinci

https://probolinggokab.bps.go.id

https://probolinggokab.bps.go.id STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAJARAKAN 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAJARAKAN 2015 Katalog BPS : 1101002.3513.170 Ukuran Buku : 17,6 X 25 cm Jumlah Halaman Naskah : : iv + 10 halaman Koordinator Statistik

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Penajam rata-rata 239,5 mm pada tahun 2010 Kecamatan Penajam memiliki luas Peta Kecamatan Penajam 1.207,37 km

Lebih terperinci

Tabel 2.19 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun

Tabel 2.19 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 41 2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.1.2.1.1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Lebih terperinci

STATISTIK KECAMATAN MAJE 2016 Statistik Daerah Kecamatan Maje 2016 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN MAJE 2016 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 17040.1619 Katalog BPS : 1101002.1704020 Ukuran Buku : 25,00

Lebih terperinci

RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO

RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO 2 Penjelasan Umum Sensus Ekonomi 2016 Sensus Ekonomi merupakan kegiatan pendataan lengkap atas seluruh unit usaha/perusahaan (kecuali

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota TAHUN LAKI-LAKI KOMPOSISI PENDUDUK PEREMPUAN JML TOTAL JIWA % 1 2005 17,639,401

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 Katalog BPS : 1101002.6271020 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

Lebih terperinci

PROFIL PEMBANGUNAN JAWA TIMUR

PROFIL PEMBANGUNAN JAWA TIMUR 1 PROFIL PEMBANGUNAN JAWA TIMUR A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH Provinsi Jawa Timur mempunyai 229 pulau dengan luas wilayah daratan sebesar 47.130,15 Km2 dan lautan seluas 110.764,28 Km2. Wilayah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.040 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

https://rotendaokab.bps.go.id

https://rotendaokab.bps.go.id STATISTIK DAERAH KECAMATAN ROTE TENGAH 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN ROTE TENGAH 2016 ISSN : No. Publikasi: 5314.1616 Katalog BPS : 1101002.5314040 Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : iv +

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015

STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015 STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015 BPS KOTA SERANG STATISTIK DAERAH KOTA SERANG 2015 ISSN : 2302-3716 No. Publikasi : 3673.1503 Katalog BPS : 1101002.3673 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman :

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BONDOWOSO 2015

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BONDOWOSO 2015 Katalog BPS : 1101002.3511100 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BONDOWOSO 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BONDOWOSO STATISTIK DAERAH KECAMATAN BONDOWOSO 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BONDOWOSO 2015 ISSN

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PEGANDON 2016

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PEGANDON 2016 Katalog BPS 1101002.2324100 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PEGANDON 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KENDAL STATISTIK KECAMATAN PEGANDON TAHUN 2016 NO. Publikasi/ Publikasi Number : 33.24.100.13.02 No.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) No. 75/11/35/Th.XII, 3 November 2014 A. PADI Produksi Padi Provinsi Jawa Timur berdasarkan Angka Ramalan II (ARAM

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL HALAMAN. iii

DAFTAR TABEL HALAMAN. iii i DAFTAR ISI HALAMAN KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Tujuan dan Sasaran... 3 I.3 Sumber Data... 4 I.4 Sistematika Penulisan... 5 BAB II Metodologi...

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BABULU No Publikasi : 640950.1608 Katalog : 1101002.6409010 Ukuran Buku : 17 cm x 24,5 cm Jumlah Halaman : viii + 12 halaman Naskah : BPS

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL HALAMAN. iii

DAFTAR TABEL HALAMAN. iii DAFTAR ISI HALAMAN KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Tujuan dan Sasaran... 3 I.3 Sumber Data... 4 I.4 Sistematika

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BANTARAN 2015

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BANTARAN 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BANTARAN 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BANTARAN 2015 Katalog BPS : 1101002.3513.060 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 17,6 X 25 cm : iv + 10 halaman Naskah : Koordinator Statistik

Lebih terperinci

STATISTIK KECAMATAN MUARA SAHUNG 2016

STATISTIK KECAMATAN MUARA SAHUNG 2016 STATISTIK KECAMATAN MUARA SAHUNG 2016 S t a t i s t i k K e c a m a t a n M u a r a S a h u n g 2 0 1 6 i ii S t a t i s t i k K e c a m a t a n M u a r a S a h u n g 2 0 1 6 Statistik Kecamatan Muara

Lebih terperinci

Statistik Daerah. Kecamatan Sarudik. Katalog BPS :

Statistik Daerah. Kecamatan Sarudik. Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.1204.032 Statistik Daerah Kecamatan Sarudik Pelabuhan Perikanan Nusantara Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Jalan N. Daulay No. Pandan, Telp. 371082 Email : bps1204@bps.go.id

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 21 Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah 211 Aspek Geografi dan Demografi 2111 Aspek Geografi Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun ) No.22/03/35/Th XIII,2 Maret 2015 A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar 12,398 juta ton Gabah

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkaan uraian sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Topografinya, Kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) zona/klasifikasi

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kecamatan Waru 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WARU No. Publikasi : 640950.1611 Katalog BPS : 1101002.6409020 Ukuran Buku : 17 cm x 24,5 cm Jumlah Halaman : viii + 12 halaman Naskah :

Lebih terperinci

https://rotendaokab.bps.go.id

https://rotendaokab.bps.go.id STATISTIK DAERAH KECAMATAN ROTE BARAT DAYA 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN ROTE BARAT DAYA 2016 ISSN : No. Publikasi: 5314.1613 Katalog BPS : 1101002.5314010 Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KOTA BLITAR 2013

STATISTIK DAERAH KOTA BLITAR 2013 STATISTIK DAERAH KOTA BLITAR 2013 No Publikasi : 35725.1102 Katalog BPS : 1101002.3572 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 17,6 cm x 25 cm : iv + 30 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

Segmentasi Pasar Penduduk Jawa Timur

Segmentasi Pasar Penduduk Jawa Timur Segmentasi Pasar Penduduk Jawa Timur Sebelum melakukan segmentasi, kita membutuhkan data-data tentang jawa timur sebagaiuntuk dijadikan acuan. Berikut data-data yang dapat dijadikan sebagai acuan. Segmentasi

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

Tabel 2.26 Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur Tahun Keterangan

Tabel 2.26 Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur Tahun Keterangan 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kondisi Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur dapat dielaborasi kedalam tiga fokus utama, yaitu Fokus Kesejahteraan Masyarakat dan Pemertaan Ekonomi, Fokus Kesejahteraan

Lebih terperinci

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 )

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 ) LAMPIRAN 1 LUAS WILAYAH,, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH RUMAH JIWA / RUMAH PENDUDUK DESA KELURAHAN DESA+KEL. PENDUDUK (km 2 ) TANGGA

Lebih terperinci

https://rotendaokab.bps.go.id

https://rotendaokab.bps.go.id STATISTIK DAERAH KECAMATAN ROTE SELATAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN ROTE SELATAN 2016 ISSN : No. Publikasi: 5314.1617 Katalog BPS : 1101002.5314041 Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : iv

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINAKAL 2015

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINAKAL 2015 Statistik Daerah Kecamatan Binakal 2015 i STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINAKAL 2015 ISSN : 1858-0955 No. Publikasi: 35110.1540 Katalog BPS : 1101002.3511111 Ukuran Buku: 18,2 cm x 25,7 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Profil Eks Karesidenan Madiun Karesidenan merupakan pembagian administratif menjadi kedalam sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografi dan Iklim Kota Madiun Gambar 4.1. Peta Wilayah Kota Madiun Kota Madiun berada di antara 7 o -8 o Lintang Selatan dan 111 o -112 o Bujur Timur. Kota Madiun

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.1218.050 Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai Jalan Negara Medan Tebing Tinggi Kompleks Instansi Vertikal Sei Rampah 20695 Telepon 0621-441805/Fax. 0621-441806 E-mail :

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 ISSN : No. Publikasi : 3211.1608 Katalog BPS : 1102001.3211050 Ukuran Buku : 17,6 cm 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG TIM PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA INVESTASI NON PMDN / PMA PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2006 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

KATALOG BPS:

KATALOG BPS: KATALOG BPS: 1101002.190 STATISTIK DAERAH KECAMATAN GIRI 2013 Katalog BPS : 1101002.3510190 Ukuran Buku : 18,2 cm x 25,7 cm Jumlah Halaman : vi + 14 Halaman Pembuat Naskah : Koordinator Statistik Kecamatan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BALARAJA 2015 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang Katalog BPS : 1101002.3603.130 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BALARAJA TAHUN 2015 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAY JEPARA TAHUN 2015

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAY JEPARA TAHUN 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAY JEPARA TAHUN 2015 Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Timur STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAY JEPARA TAHUN 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAY JEPARA 2015 ISBN : No. Publikasi

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAHANDUT 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAHANDUT 2013 Katalog BPS : 1101002.6271010 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAHANDUT 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAHANDUT 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PAHANDUT 2013 ISSN :

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU KEPADA PROVINSI JAWA TIMUR DAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

NO KATALOG :

NO KATALOG : NO KATALOG : 1101002.3510210 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WONGSOREJO 2013 Katalog BPS : 1101002.3510210 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 25,7 cm x 18,2 cm : vi + Halaman Pembuat Naskah : Koordinator Statistik

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PONOROGO

ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PONOROGO ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2014 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Ponorogo DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR No. 16/02/35/Th. XIII, 16 Februari 2015 Tipologi Wilayah Jawa Timur Hasil Pendataan Potensi Desa 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan

Lebih terperinci

Katalog BPS : 1101002.3208 STATISTIK DAERAH KABUPATEN KUNINGAN 2014 STATISTIK DAERAH KABUPATEN KUNINGAN 2014 ISBN : 978-602-0964-40-9 No. Publikasi : 32080.1450 Katalog BPS : 1101002.3208 Ukuran Buku

Lebih terperinci

KATALOG BPS : 1101002.3502150 Goa Lowo, Desa Sampung Sampung BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PONOROGO STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAMPUNG 2015 No. Publikasi : 35020.1540 Katalog BPS : 1101002.3502150 Ukuran

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dari tahun ketahun. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

Katalog BPS:

Katalog BPS: Katalog BPS: 1101002.3201040 Statistik Daerah Kecamatan Cibungbulang 2015 1 STATISTIK DAERAH KECAMATAN CIBUNGBULANG 2015 Statistik Daerah Kecamatan Cibungbulang 2015 2 STATISTIK DAERAH KECAMATAN CIBUNGBULANG

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci