KEEFEKTIFAN TEKNIK MNEMONIC UNTUK MENINGKATKAN MEMORI JANGKA PANJANG DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEEFEKTIFAN TEKNIK MNEMONIC UNTUK MENINGKATKAN MEMORI JANGKA PANJANG DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA"

Transkripsi

1 KEEFEKTIFAN TEKNIK MNEMONIC UNTUK MENINGKATKAN MEMORI JANGKA PANJANG DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA Skripsi Dalam rangka penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi Oleh : Muhammad Abdul Halim G Pembimbing: 1. Dra. Sri Wiyanti M.Si 2. Rin Widya Agustin, M.Psi PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

2 ii

3 iii

4 iv

5 v

6 MOTTO Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (QS. Al-Insyirah 6-8) vi

7 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya sederhana ini aku persembahkan kepada : 1. Bapak Ibu tercinta serta adik-adikku tersayang (Burhan dan kuny) atas doa, kasih sayang, dukungan dan perhatiannya yang tak akan pernah terhenti. 2. Someone special yang telah menjadi inspirasi dalam penulisan karya ini 3. Sahabat-sahabat spesial yang memberikan warna dalam perjalanan hidupanku 4. Almamaterku tercinta. vii

8 KATA PENGANTAR Bissmillahirrahmanirrahim, Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-nya serta menganugerahkan tetesan ilmu, kesehatan, dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai syarat mendapatkan gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Pendidikan Strata I Psikologi dengan judul Keefektifan Teknik Mnemonic untuk Meningkatkan Memori Jangka Panjang dalam Pembelajaran Biologi pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dorongan dan doa dari berbagai pihak, untuk itu diucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Zaenal Arifin Adnan, Sp PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi dukungan bagi mahasiswa untuk berprestasi. 2. Bapak Drs. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis serta senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik bagi mahasiswanya. 3. Ibu Dra. Sri Wiyanti, M.Si. dan Ibu Rin Widya Agustin, M.Psi. selaku dosen pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu disela-sela kesibukannya untuk memberikan arahan, bimbingan, motivasi, masukan, dan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penyelesaian commit skripsi to user ini. viii

9 4. Bapak Drs. Thulus Hidayat SU, MA. dan Ibu Dra. Tuti Hardjajani M.Si. selaku penguji I dan II yang telah bersedia memberikan saran dan kritik kepada penulis demi sempurnanya penulisan skripsi ini. 5. Bapak Aditya Nanda Priyatama, S.Psi, M.Si. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan perhatian dan arahan selama penulis menempuh studi. 6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan banyak bekal ilmu, pengalaman berharga, dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian studi. 7. Staf Tata Usaha Program Studi Psikologi (Mbak Ana, Mas Dimas, dan Mas Ryan, Mas Yanu, Mas Syaifudin) dan segenap karyawan Program Studi Psikologi (Pak No, Mas Aan, Bu Jum, Mas Edi, Mas Wahyu, Pak Satpam) atas kesabaran dan bantuannya yang dapat memperlancar proses penyelesaian kuliah dan skripsi ini. 8. Bapak H. Mufti Addin, S.Pd., selaku Kepala SMP Al-Islam 1 Surakarta, Bapak Drs. M. Syafi i selaku Guru Bagian Kesiswaan, dan Ibu Purwaningsih selaku guru bidang studi biologi kelas VIII beserta seluruh staf pengajar dan staf tata usaha yang bersedia memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian serta Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta yang telah bersedia menjadi subjek penelitian dan membantu dalam proses pengumpulan data. 9. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak dan Ibu serta adik-adikku tersayang Burhan dan Kuny yang telah memberikan cinta kasihnya, dukungan, nasihat, kesabaran, dan pengertian serta tak henti mendoakan penulis selama ix

10 mengikuti tugas belajar di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta dan menyelesaikan skripsi ini. 10. Teman-teman fasilitator (Busrini, Sofi, dan Prilly) yang telah bersedia meluangkan waktu dan energinya dalam Penelitian Teknik Mnemonic. 11. Sahabat-sahabat terspesial (Maya, Adhisty, Ali & Aan, Ichsan & Lala, Suryo & Awan, Didik & Andre, Bibah Anis, dan Afif) yang telah memberikan inspirasi, waktu, energi, dukungan materi maupun moril, serta tempat untuk berbagi. 12. Keluarga besar Psikozeroseven, kakak-kakak dan adik-adik angkatan 2004, 2005, 2006, 2008, 2009, 2010, dan 2011 yang telah memberikan kenangan manis, kebersamaan, persahabatan, dan motivasi selama menempuh studi. 13. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT berkenan memberikan pahala yang sepadan dengan jerih payah Bapak Ibu dan teman-teman lakukan, dan semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, Juli 2012 Penulis x

11 KEEFEKTIFAN TEKNIK MNEMONIC UNTUK MENINGKATKAN MEMORI JANGKA PANJANG DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA Muhammad Abdul Halim Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Biologi merupakan salah satu mata pelajaran pada tingkat sekolah menengah pertama yang dipelajari dengan hafalan materi. Penerapan sistem belajar yang kurang tepat membuat materi sulit dipelajari dan tidak dapat diingat dalam jangka waktu yang lama. Teknik mnemonic merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mempelajari materi yang membutuhkan banyak hafalan. Teknik mnemonic memanipulasi proses belajar dengan menerapkan prinsip-prinsip penyandian memori jangka panjang sehingga dapat mempermudah proses penyimpanan informasi belajar ke dalam memori jangka panjang. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui keefektifan teknik mnemonic untuk meningkatkan memori jangka panjang dalam pembelajaran biologi pada siswa kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain Matched Two Groups Design, Posttest Only. Kriteria subjek penelitian yaitu siswa yang memiliki nilai biologi murni di bawah nilai 67 yang merupakan standar kompetensi mata pelajaran biologi di SMP Al- Islam 1 Surakarta. Subjek penelitian sebanyak 32 siswa yang memenuhi kriteria yang terbagi menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Subjek kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran biologi dengan teknik mnemonic, sedangkan subjek kelompok kontrol mempelajari materi biologi sendiri tanpa bimbingan dari guru atau pengajar. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan tes rekognisi yang dikenakan pada subjek setelah perlakuan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik parametrik uji Independent Samples T-Test. Hasil analisis penelitian diperoleh nilai t=5,344 (t>1,697) dan F=0,179 (F>0,05). Nilai rata-rata pada kelompok eksperimen adalah 67,81, sedangkan nilai rata-rata pada kelompok kontrol adalah 34,69. Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sebesar 33,12. Hasil tersebut menunjukkan bahwa teknik mnemonic efektif untuk meningkatkan memori jangka panjang dalam pembelajaran biologi pada siswa kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta. Kata Kunci : Memori Jangka Panjang, Teknik Mnemonic, Siswa Sekolah Menengah Pertama xi

12 THE EFFECTIVITY OF MNEMONIC TECHNIQUE TO IMPROVE LONG TERM MEMORY IN LEARNING BIOLOGY ON THE STUDENTS OF CLASS VIII SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA Muhammad Abdul Halim Sebelas Maret University Surakarta ABSTRACT Biology is one science lesson in Junior High School that requires good memorizing. Improper learning system affects difficulty in understanding and memorizing the material in a long term memory. Mnemonic technique is one way to understand the material that requires good memorizing. Mnemonic technique manipulates learning process by applying the encodement principles of long term memory so that it makes easier the process of keeping learning information into long term memory. The purpose of this research is to find out the effectivity of mnemonic technique to improve long term memory in learning biology on the students of Class VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta. This research is categorized experimental research with the experimental design Matched Two Groups Design, Posttest Only. The subjects criteria in this research are students who get the score of biology less than 67 which is the competency standard of biology in SMA Al-Islam 1 Surakarta. The subjects in this research are 32 students who suit the criteria and devided into experimental group and controlled group. The subjects in experimental group were given a treatment that allowed them to learn biology by mnemonic technique, while the subjects in controlled group were instructed to learn biology on their own. The instrument of this research is recognition test employed to subjects after the treatment. Data analysis in this research is test parametric statistic Independent Samples T-Test. The result of the research analysis is the value of t = (t>1.697) and F = (F>0.05). The average score in experimental group is 67.81, while the average score in controlled group is That indicates the different average score between experimental group and controlled group as significant as The result shows that mnemonic technique is effective to improve long term memory in learning biology on the students of Class VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta. Keywords: Long Term Memory, Mnemonic Technique, Junior High School Students xii

13 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv MOTTO... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii ABSTRAKSI... xi DAFTAR ISI... xiii DAFTAR TABEL... xviii DAFTAR BAGAN... xix DAFTAR GRAFIK... xx DAFTAR LAMPIRAN... xxi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian BAB II LANDASAN TEORI A. Memori Jangka Panjang Pengertian Memori Jangka Panjang xiii

14 a. Pengertian Memori b. Tahapan Proses Memori c. Area Penyimpanan Memori Pemrosesan Informasi Dalam Memori Jangka Panjang a. Penyandian b. Pengambilan Kembali Memori Jangka Panjang Dalam Pembelajaran Biologi a. Pengertian Biologi b. Biologi Sebagai Pembelajaran Teori c. Penyimpanan Informasi Dalam Pembelajaran Biologi Pengukuran Memori Jangka Panjang a. Tes Recall b. Tes Rekognisi c. Tes Pengetahuan konsepsual, Leksikal, Perseptual d. Tes Pengetahuan Prosedural Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Memori Jangka Panjang a. Keahlian b. Emosi atau Afeksi c. Pemberian Kode khusus Lupa a. Decay Theory (Teori Kerusakan) b. Interference Theory (Teori Halangan) c. Cue-Dependent Forgetting Theory xiv

15 B. Mnemonic Pengertian Mnemonic Prinsip Teknik Mnemonic a. Pemaknaan b. Asosiasi c. Imajinasi d. Organisasi e. Pengulangan Macam-macam Teknik Mnemonic a. Teknik Mnemonic Markowitz dan Jensen b. Teknik Mnemonic Buzan C. Pengaruh Teknik Mnemonic Terhadap Memori Jangka Panjang D. Kerangka Berpikir E. Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel B. Definisi Operasional Variabel Memori Jangka Panjang Teknik Mnemonic C. Subjek Penelitian D. Rancangan Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Uji Validitas dan Reliabilitas xv

16 1. Uji Validitas Uji Reliabilitas G. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Orientasi Kancah Penelitian Persiapan Administrasi Persiapan dan Pelaksanaan Screening Persiapan Alat Ukur Persiapan eksperimen Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Penyusunan Alat Ukur Jadwal penelitian B. Pelaksanaan Penelitian Penentuan Subjek Penelitian Pelaksanaan Eksperimen Pelaksanaan Pengambilan Data Posttest C. Hasil Penelitian Analisis Data Kuantitatif Analisis Deskriptif Hasil Observasi Hasil Analisis Evaluasi Proses D. Pembahasan xvi

17 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA xvii

18 DAFTAR TABEL Tabel 1. Distribusi Nilai Ujian Nasional Pada Mata Pelajaran IPA Tahun Ajaran 2009/ Tabel 2. Prosedur Penggunaan Teknik Mnemonic Tabel 3. Blue Print Tes Rekognisi Biologi Pokok Bahasan Sistem Saraf Manusia Tabel 4. Hasil Uji Validitas Soal Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas Alpha Cronbach Tabel 6. Distribusi Soal Tes Rekognisi Untuk Penelitian Tabel 7. Jadwal Penelitian Tabel 8. Pembagian Subjek ke Dalam Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Dengan Cara Dipasangkan (Matching) Tabel 9. Rata-rata Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Tabel 10. Hasil Uji Normalitas pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Tabel 11. Hasil Uji Independent Sample T Test pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Tabel 12. Analisis Deskriptif Tabel 13. Kriteria Kategori Tingkat Memori Jangka panjang dan Distribusi Skor Subjek Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Tabel 14. Hasil Analisis Evaluasi Proses Pembelajaran Biologi dengan Teknik Mnemonic xviii

19 DAFTAR BAGAN Bagan 1. Pemrosesan Informasi dalam Memori Bagan 2. Proses memori menurut Atkinson dan Shiffrin Bagan 3. Kerangka Berpikir xix

20 DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perolehan Nilai Posttest antara Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol Grafik 2. Komposisi Tingkat Memori Jangka Panjang Subjek Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Grafik 3. Tanggapan Subjek pada Indikator Kesesuaian Isi Materi dalam Modul Pembelajaran dengan Pokok Bahasan Grafik 4. Tanggapan Subjek pada Indikator Kualitas Materi dalam Modul Pembelajaran Grafik 5. Tanggapan Subjek pada Indikator Penyajian Materi dalam Modul Pembelajaran Grafik 6. Tanggapan Subjek pada Indikator Cara Pengajar Menyampaikan Materi Grafik 7. Tanggapan Subjek pada Indikator Sistematika dan Alur pembelajaran Grafik 8. Tanggapan Subjek pada Indikator Penggunaan Waktu Pembelajaran Grafik 9. Pemahaman Materi Setelah Kegiatan Pembelajaran Grafik 10. Pengetahuan Yang Didapat Setelah Mengikuti Kegiatan Pembelajaran Grafik 11. Perasaan Setelah Mengikuti Kegiatan Belajar Grafik 12. Perolehan Nilai Posttest Subjek Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Grafik 13. Komposisi Tingkat Memori Jangka Panjang Subjek Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol xx

21 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A. Susunan Kegiatan Pembelajaran Biologi dengan Teknik Mnemonic Susunan Kegiatan Pembelajaran Biologi pada Kelompok Kontrol Lampiran B. Penjelasan Penelitian Lampiran C. Lembar Sistem Loci Materi Biologi dengan Teknik Mnemonic untuk Kelompok Eksperimen Lembar Evaluasi Belajar Kelompok Eksperimen Materi Biologi Untuk Kelompok Kontrol Lembar Evaluasi Belajar Kelompok Kontrol Lampiran D. Alat Ukur (Tes Rekognisi) Lembar Jawab Tes Rekognisi Kunci Jawaban Tes rekognisi Lampiran E. Lembar Review Lembar Observasi Lembar Evaluasi Proses Lampiran F. Hasil Screening Subjek Penelitian Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Tabulasi Skor Tes Rekognisi Tabulasi Skor Posttest xxi

22 Lampiran G. Hasil Uji Validitas Hasil Uji Reliabilitas Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Homogenitas dan Uji hipotesis Hasil Analisis Deskriptif Lampiran H. Dokumentasi Penelitian Lampiran I. Surat Ijin Pra Penelitian Surat Ijin Penelitian Surat Keterangan Penelitian xxii

23 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting bagi setiap manusia. Peradaban dan kebudayaan dibangun melalui proses pendidikan. Proses tersebut awalnya dilakukan dalam rangka penyesuaian diri terhadap lingkungan dan terus berkembang menjadi pengetahuan yang semakin kompleks. Semakin majunya perkembangan jaman, maka setiap individu dituntut memiliki kompetensi yang baik agar dapat menyesuaikan diri terhadap tuntutan jaman. Oleh karena itu kegiatan pendidikan perlu ditingkatkan terus menerus baik dari segi kualitas maupun kuantitas agar setiap individu memiliki pengetahuan yang semakin sempurna guna menghadapi perkembangan jaman yang semakin kompleks. Kegiatan pendidikan dapat dilakukan melalui jalur formal maupun informal. Pendidikan informal merupakan proses belajar yang dilakukan di luar lembaga formal pendidikan yaitu di lingkungan keluarga dan masyarakat. Pendidikan formal adalah pendidikan yang dilaksanakan di sekolah secara terstruktur dan sistematis pada institusi pendidikan. Pendidikan formal terdiri dari tiga jenjang yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pada setiap jenjang pendidikan peserta didik diajarkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kurikulum yang diatur dalam undang-undang. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menjelaskan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan 1

24 2 menengah wajib memuat: pendidikan agama; pendidikan kewarganegaraan; bahasa; matematika; ilmu pengetahuan alam; ilmu pengetahuan sosial; seni dan budaya; pendidikan jasmani dan olahraga; keterampilan/kejuruan; dan muatan lokal. Berdasarkan paparan tersebut dapat diketahui bahwa kurikulum yang diajarkan pada pendidikan dasar dan menengah mencakup berbagai mata pelajaran yang bersifat praktik, konsep, dan teori. Mata pelajaran yang bersifat praktik merupakan mata pelajaran yang menggunakan praktik secara langsung dalam pembelajarannya. Mata pelajaran tersebut diantaranya mata pelajaran yang tercakup dalam muatan lokal, keterampilan, pendidikan jasmani dan olahraga, serta pendidikan seni dan budaya. Mata pelajaran yang bersifat konsep berarti menggunakan pemahaman konsep dan penalaran dalam pembelajarannya. Konsep berkaitan dengan makna sedangkan penalaran berkaitan dengan kemampuan menarik kesimpulan dalam proses pemecahan masalah (Suharnan, 2005). Mata pelajaran tersebut antara lain fisika dan kimia yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam serta matematika. Mata pelajaran teori merupakan mata pelajaran yang memerlukan pemahaman sesuai dengan teori yang berkenaan dengan materi. Teori-teori tersebut pada umumnya sudah baku pada suatu materi, sehingga mempelajari teori berarti harus mengetahui atau dengan kata lain menghafal isi dari materi yang bersangkutan. Mata pelajaran yang bersifat teori diantaranya sejarah, sosiologi, dan geografi yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan sosial serta biologi yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam.

25 3 Mata pelajaran yang bersifat teori pada umumnya membutuhkan lebih banyak hafalan dalam mempelajarinya. Pada praktiknya mata pelajaran tersebut banyak diajarkan dengan metode konvensional atau dengan ceramah, padahal banyak kandungan materi yang perlu diketahui secara labih mendetail yang memerlukan pendekatan yang lebih tepat. Penyampaian dengan cara demikian membuat mata pelajaran tersebut hanya dianggap seperti dongeng atau sebagai mata pelajaran pelengkap belaka. Akibatnya ketika dihadapkan pada soal ujian, siswa akan mengalami kesulitan untuk mengingat kembali materi yang telah diterima dan berpengaruh pada capaian nilai yang pada umumnya rendah. Kenyataan di atas menjadikan mata pelajaran yang bersifat teori sering dikeluhkan oleh siswa, karena dianggap mata pelajaran yang sulit atau mata pelajaran yang tidak penting. Terdapat dua hal yang menjadikan mata pelajaran teoretikal sering dikeluhkan, yaitu dari aspek mata pelajarannya dan aspek metode pengajarannya (Romi Asrulloh, 2008). Berdasarkan aspek pelajaran sering kali siswa tidak tertarik dengan mata pelajaran tersebut karena banyak hafalan sehingga siswa cenderung mengabaikan mata pelajaran yang diterima. Dilihat dari aspek metode pengajaran, guru cenderung mengajarkan mata pelajaran teori dengan ceramah atau hanya sekedar hafalan yang monoton yang mengakibatkan kurangnya minat siswa pada mata pelajaran tersebut. Pengetahuan siswa terhadap suatu mata pelajaran diukur dalam ujian nasional dan digunakan sebagai syarat untuk menentukan kelulusan siswa. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi capaian nilai siswa dalam ujian nasional diantaranya tingkat pengetahuan siswa, cara belajar, kesehatan fisik, atau faktor-faktor yang

26 4 bersifat teknis seperti kelalaian saat mengisi jawaban sehingga tidak memilih jawaban yang dimaksud, maupun tidak terbacanya jawaban oleh mesin komputer. Terlepas dari beberapa faktor yang tersebut, pada dasarnya ujian nasional merupakan suatu pengukuran ilmiah untuk mengukur pengetahuan siswa terhadap materi-materi pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya sesuai dengan kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa yang lulus dalam ujian nasional berarti telah memiliki pengetahuan tentang materi pelajaran dan mampu mengingat kembali materi tersebut ketika diadakan ujian, sebaliknya siswa yang tidak lulus ujian berarti tidak mampu menjawab pertanyaan yang diberikan dan dapat diasumsikan bahwa siswa tersebut tidak menyimpan materi pelajaran yang telah diajarkan dengan baik dan tidak mampu mengingatnya kembali ketika mengerjakan soal ujian. Berdasarkan data hasil nilai ujian nasional sekolah menengah pada tahun ajaran 2009/2010 yang dikeluarkan oleh Puspendik Kemendiknas dan BSNP, diketahui persebaran nilai ujian nasioal untuk program IPA ditunjukkan seperti pada tabel berikut :

27 5 Tabel 1. Distribusi Nilai Ujian Nasional Pada Mata Pelajaran IPA Tahun Ajaran 2009/2010 Rentang Nilai Jumlah Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Fisika Kimia Biologi ,00-9, ,00-8, ,00-7, ,00-6, ,00-5, Jumlah ,25-5, Jumlah ,00-4, , ,00-1, ,01-0, Jumlah Sumber : diolah dari sistem informasi Hasil UN 2009/2010 Puspendik Kemendiknas dan BSNP Tabel tersebut menunjukkan bahwa siswa yang memiliki rentang nilai 5,00 sampai 10 berarti lulus dengan predikat aman karena berada di atas standar kelulusan nasional. Siswa dengan rentang nilai 4,25 sampai 5,49 berada pada zona bahaya yang berpotensi tidak lulus bila rata-rata nilai ujian nasional tidak lebih dari 5,50. Rentang nilai 0,01 sampai 4,24 berada pada zona tidak lulus. Jika peserta ujian nasional memiliki nilai pada zona tersebut, dapat dipastikan peserta tersebut tidak lulus.

28 6 Berdasarkan data pada tabel diatas dapat diketahui prosentase siswa yang tidak lulus ujian nasional secara langsung untuk pelajaran fisika sebesar 35 %, kimia 12 %, dan biologi 53 %. Hal tersebut menunjukkan tingkat ketidaklulusan siswa secara langsung pada mata pelajaran biologi paling besar dibandingkan dengan mata pelajaran ilmu pengetahuan alam yang lain. Tabel tersebut memperlihatkan bahwa mata pelajaran biologi memiliki potensi ketidaklulusan yang tinggi dan secara umum dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan lebih besar pada mata pelajaran biologi dibandingkan dengan mata pelajaran ilmu pengetahuan alam yang lain. Berdasarkan kenyataan tersebut dipandang perlu adanya upaya agar mata pelajaran yang bersifat teori dapat dipelajari secara lebih mudah oleh siswa seperti halnya mata pelajaran aplikatif dan konseptual. Mata pelajaran biologi pada umumnya diajarkan dengan penekanan pada hafalan, karena banyaknya materi yang dihafal. Tanpa adanya cara yang sistematis untuk mengingat, maka materi yang dihafal tersebut cepat hilang dari ingatan. King (2010) mengungkapkan bahwa hal tersebut dikarenakan informasi yang diingat hanya tersimpan dalam memori jangka pendek yang memiliki durasi penyimpanan sekitar 30 detik saja. Hal tesebut menunjukkan bahwa ketika seseorang sekilas mempelajari suatu materi pelajaran sebenarnya materi tersebut sudah dimasukkan dalam memori, tetapi durasi penyimpanannya sangat terbatas yaitu sekitar 30 detik saja sehingga tidak dapat diingat kembali untuk rentang waktu yang lebih lama. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Miller (dalam King, 2010) diketahui bahwa kapasitas penyimpanan memori jangka pendek sekitar item, sehingga tidak dapat digunakan untuk menyimpan informasi

29 7 dengan jumlah yang lebih banyak. Hal tersebut berarti suatu informasi akan tergeser setelah seseorang memasukkan lebih dari item sehingga informasi terdahulu akan terlupakan. Oleh karena itu, agar informasi dapat diakses kembali dalam jangka waktu yang lebih lama dan kapasitas yang lebih banyak, informasi tersebut harus tersimpan di dalam memori jangka panjang. Suharnan (2005) menyebutkan bahwa memori jangka panjang merupakan proses penyimpanan informasi yang relatif permanen. Hal tersebut menunjukkan bahwa durasi penyimpanan memori jangka panjang lebih lama dari durasi penyimpanan memori jangka pendek yaitu 30 detik sampai batas waktu tak terhingga. Selain durasi penyimpanannya yang permanen, memori jangka panjang juga memiliki kapasitas penyimpanan yang tidak terbatas. Oleh karena itu dalam mempelajari mata pelajaran biologi perlu mempertimbangkan hal-hal yang mempengaruhi memori jangka panjang sehingga dapat digunakan cara yang efektif dalam mempelajari materi-materi yang mempergunakan hafalan yang banyak. Alex Sobur (2003) mengungkapkan petunjuk-petunjuk tentang menghafal diantaranya adalah (1) sesuatu yang akan dihafal hendaknya dipahami/dimengerti benar-benar, (2) hal-hal yang dihafal harus jelas kaitannya antara satu masalah dengan masalah lainnya, (3) adanya aplikasi terhadap hal-hal yang dihafal, (4) penggunaan memo teknik, (5) pengulangan pada hafalan. Petunjuk-petunjuk tersebut menjelaskan bahwa suatu informasi yang akan dihafal tidak cukup dihafal secara mentah-mentah, tapi juga memerlukan pemahaman akan konsep mengenai materi yang sedang dipelajari sehingga seseorang memahami garis besar hal yang

30 8 dipelajari dan kaitan antar materi yang ada di dalamnya. Hal tersebut dapat menjelaskan mengenai perolehan nilai siswa pada mata pelajaran fisika dan kimia yang cenderung lebih sedikit mengalami kegagalan dari pada mata pelajaran biologi, karena bila siswa sudah paham akan konsep maka ia tahu prinsip-prinsip dari pelajaran tersebut secara menyeluruh. Memahami konsep sangat membantu dalam mengingat, namun terkadang seseorang mengalami kesulitan untuk memanggil kembali informasi yang baru dipelajari. Oleh karena itu diperlukan pengulangan pada hafalan dan penggunaan memo teknik agar suatu informasi yang baru dipelajari dapat tersimpan kuat di dalam memori jangka panjang. Salah satu teknik memo yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah dalam menghafal adalah penggunaan teknik mnemonic (Suharnan, 2005). Teknik tersebut merupakan teknik pengorganisasian informasi yang mengikuti prinsip penyandian dalam memori jangka panjang yaitu makna, hubungan, imajinasi, penggolongan, dan pengulangan. Penggunaan teknik mnemonic dalam menghafal juga diungkapkan oleh Buzan (2007) dengan menggunakan dua prinsip yaitu imajinasi dan asosiasi. Penggunaan imajinasi berarti dalam proses pengajaran perlu dieksplorasi daya imajinatif siswa supaya mampu menghayati pelajaran yang disampaikan sehingga memahami makna materi yang disampaikan. Begitu juga dengan asosiasi akan dapat menghubungkan materi baru yang hendak diingat dengan fakta yang sudah dikenal sebelumnya. Hal ini berfungsi untuk membangkitkan informasi ketika hendak dipanggil kembali.

31 9 Teknik mnemonic bermanfaat untuk menyelesaikan problem ingatan dalam kehidupan sehari-hari seperti mengingat barang-barang yang banyak atau menghafal pidato. Orator Yunani sering menggunakan teknik mnemonic untuk menghafal isi dari orasi yang akan disampaikannya. Para pemain catur internasional menggunakan teknik tersebut untuk menghafal langkah dan menentukan kemungkinan langkah ke depan. Penerapan mnemonic dalam bidang ilmu biologi salah satunya digunakan pada sistem klasifikasi. Teknik mnemonic sangat cocok diterapkan pada pendidikan sekolah menengah karena siswa berada pada tahap perkembangan operational formal. Pada tahap tersebut proses pertumbuhan otak telah mencapai kesempurnaan, sehingga kapasitas seseorang untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara efisien berjalan dengan optimal (Desmita, 2006). Bila pada anak-anak belajar harus menggunakan hal-hal yang bersifat konkret, pada tahap tersebut siswa telah mampu belajar sesuatu yang abstrak seperti imajinasi dan asosiasi yang menjadi prinsip dalam teknik mnemonic. Oleh karena itu penggunaan teknik mnemonic dapat berfungsi dengan lebih efektif bila diterapkan pada siswa dalam tahap perkembangan operational formal. Secara umum teknik mnemonic mudah untuk diaplikasikan pada pembelajaran, termasuk pada mata pelajaran biologi yang merupakan mata pelajaran yang membutuhkan banyak hafalan. Teknik tersebut lebih efektif bila diterapkan pada siswa sekolah menengah karena berada pada puncak perkembangan kognitif. Metode mnemonic yang mengikuti prinsip kognitif, dapat diharapkan efektif dalam meningkatkan memori jangka panjang pada siswa. Oleh

32 10 karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang penerapan teknik mnemonic dalam pembelajaran biologi pada siswa kelas VIII SMP Al Islam 1 Surakarta untuk mengetahui keefektifannya dalam meningkatkan memori jangka panjang siswa sekolah menengah pertama. Penelitian yang dimaksud berjudul Keefektifan Teknik Mnemonic Untuk Meningkatkan Memori Jangka Panjang Dalam Pembelajaran Biologi Pada Siswa Kelas VIII SMP Al Islam 1 Surakarta. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu : apakah teknik mnemonic efektif untuk meningkatkan memori jangka panjang dalam pembelajaran biologi pada siswa kelas VIII SMP Al Islam 1 Surakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui keefektifan teknik mnemonic untuk meningkatkan memori jangka panjang dalam pembelajaran biologi pada siswa kelas VIII SMP Al Islam 1 Surakarta. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang didapat jika penelitian berhasil dan menunjukkan angka yang signifikan diantaranya adalah :

33 11 1. Manfaat teoretis a. Menambah pengetahuan mengenai prinsip-prinsip penyimpanan informasi dalam memori jangka panjang. b. Menambah informasi tentang penggunaan teknik mnemonic sebagai metode dalam mengingat dan menghafal. c. Memberi informasi tentang keefektifan penggunaan teknik mnemonic untuk meningkatkan memori jangka panjang. 2. Manfaat praktis a. Memberi keterampilan kepada siswa tentang penggunaan teknik Mnemonic untuk mempelajari materi pelajaran Biologi secara efektif. b. Memberi pemahaman kepada guru mengenai cara penggunaan teknik Mnemonic pada pembelajaran hafalan khususnya Biologi. c. Memberi masukan kepada pihak sekolah agar merintis guru-guru bidang studi IPA khususnya Biologi untuk menggunakan alternatif metode pembelajaran Mnemonic agar materi pelajaran dapat diingat siswa dalam jangka waktu yang lama.

34 BAB II LANDASAN TEORI A. Memori Jangka Panjang 1. Pengertian Memori Jangka Panjang a. Pengertian Memori Eksistensi manusia terbentuk dari proses berpikir yang melibatkan memori di dalamnya. Hering (dalam Atkinson dkk, 1998) mengungkapkan bahwa memori merupakan kekuatan pengikat dan penyatu kehidupan mental manusia. Dengan memori manusia menyatukan hampir seluruh aspek mental seperti ide, konsep, persepsi, pikiran, dan aktivitas sehari-hari menjadi suatu perilaku yang membentuk eksistensi dirinya. Memori berasal dari bahasa Inggris yaitu memory yang berarti ingatan atau kenang-kenangan. Istilah memori sudah menjadi satu kata tersendiri dalam bahasa Indonesia yang memiliki persamaan arti dengan ingatan. Ingatan atau kenangkenangn berkaitan erat dengan pengalaman dan masa lalu. Ingatan tersebut memungkinkan manusia untuk menerima, menyimpan, dan menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang pernah dialaminya. Namun hal tersebut tidak berarti semua pengalaman yang dialami manusia dapat ditimbulkan kembali. Hal-hal yang diingat justru sering tidak dapat ditimbulkan kembali atau terlupakan. Oleh karena itu berbicara tentang konsep memori berarti sekaligus berbicara mengenai kelupaan. 12

35 13 Para ahli mengungkapkan berbagai pengertian tentang memori. Santrock (2007, 2009) menyebutkan bahwa memori merupakan penyimpanan informasi sepanjang waktu. Hal tersebut berarti memori mengacu pada penyimpanan yang berkesinambungan pada setiap waktu yang dialami manusia, mulai dari masa lalu, saat sekarang, dan berlanjut pada masa depan sepanjang hidup manusia. Hal tersebut juga berarti proses memori terjadi saat pengaksesan kembali informasi yang disimpan pada masa lalu untuk digunakan pada masa sekarang. Pendapat serupa diungkapkan Suharnan (2005) dengan mengungkapkan bahwa memori merujuk pada proses penyimpanan dan pemeliharaan sepanjang waktu. Titik tekan dari definisi tersebut terletak pada kemampuan seseorang dalam menyimpan informasi yang dapat dipertahankan atau dipanggil kembali dalam jangka waktu yang lama. Kesulitan dalam mengingat kembali informasi yang telah diingat disebabkan karena informasi tersebut tidak disimpan dan dipelihara dengan baik. King (2010) menyatakan bahwa memori merupakan penyimpanan informasi atau pengalaman seiring dengan berjalannya waktu. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa memori mencakup sistem penyimpanan informasi pada manusia secara berkala dari waktu ke waktu. Hal-hal yang dapat disimpan dalam memori meliputi berbagai pengalaman yang dialami oleh manusia. Schlessinger dan Groves (dalam Jalaluddin Rahmat, 2001) menjelaskan bahwa memori adalah sistem yang sangat berstuktur yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing

36 14 perilakunya. Penjelasan tersebut mengungkapkan bahwa memori meliputi sistem penerimaan, penyimpanan, dan pengaksesan kembali tentang berbagai kejadian yang dialami manusia. Sistem tersebut memiliki struktur yang kompleks, dan dari sistem tersebut terciptalah perilaku yang ditampilkan oleh manusia. Tulving dan Craick (dalam Sternberg, 2008) mendefinisikan memori sebagai cara-cara mempertahankan dan menarik pengalaman-pengalaman dari masa lalu untuk digunakan pada masa sekarang. Definisi tersebut menjelaskan bahwa memori mencakup kemampuan untuk mempertahankan informasi yang telah diterima di masa lalu dan ditimbulkan kembali untuk keperluan pada saat sekarang. Hal tersebut diperjelas oleh Bimo Walgito (2004) yang mendefinisikan bahwa memori tidak sebatas pada kemampuan menyimpan informasi saja, namun juga meliputi kemampuan untuk menerima, menyimpan, dan menimbulkan kembali. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap kejadian yang diingat seseorang, berarti pernah dialami oleh orang tersebut dan pernah dimasukkan ke dalam jiwanya. Kejadian tersebut kemudian disimpan, dan pada suatu waktu ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Berdasarkan berbagai definisi yang diungkapkan di atas dapat diketahui bahwa memori merujuk pada kemampuan psikis yang mencakup aspek pemenerimaan, penyimpanan, serta pengambilan kembali informasi yang pernah dialami seseorang untuk ditimbulkan dalam kesadaran pada suatu sistem pemrosesan dan menjadi pembentuk dari perilaku yang ditampilkan seseorang.

37 15 b. Tahapan Proses Memori Memori bukanlah kemampuan yang berdiri sendiri, namun terdiri dari beberapa tahapan dalam pemrosesan. Berbagai definisi mengenai memori menyebutkan bahwa memori terdiri dari sistem penerimaan, penyimpanan, dan pengambilan kembali suatu informasi. Mussen dan Rosenzweig (dalam Jalaluddin Rahmat, 2001) menyebutkan bahwa terdapat tiga tahapan dalam proses memori yaitu penyandian, penyimpanan, dan pengambilan kembali. Ketiga tahapan tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri, namun memiliki keterkaitan yang mempengaruhi satu sama lain. Secara skematis tahapan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut. Penyandian Pengambilan kembali 1) Penyandian Penyimpanan Bagan 1. Pemrosesan Informasi dalam Memori Penyandian merupakan suatu penterjemahan informasi yang masuk ke dalam gambaran mental dalam bentuk kode-kode (King, 2010). Hal tersebut berarti penyandian merupakan proses mengubah sifat suatu informasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan sifat memori masing-masing individu.

38 16 Proses tersebut menentukan lamanya penyimpanan dan proses pengambilan kembali informasi dari memori. Proses penyandian memiliki peranan dalam menentukan suatu informasi akan disimpan dalam memori jangka pendek atau memori jangka panjang. King (2010) menjelaskan bahwa penyandian pada memori jangka pendek sangat selektif, hanya menampung informasi yang dipilih dan diperhatikan saja. Hal tersebut berarti tidak semua informasi dapat masuk pada penyimpanan jangka pendek tergantung pada perhatian yang diberikan individu terhadap informasi tersebut. Sementara penyandian yang melibatkan emosi dan makna akan mendorong informasi disimpan dalam memori jangka panjang. 2) Penyimpanan Penyimpanan yaitu proses mempertahankan informasi yang telah disusun (Akyas Azhari, 2004). Proses mempertahankan tersebut terjadi setelah tahap penyandian. Penyimpanan memiliki pengaruh terhadap kualiatas ingatan. Untuk memperoleh kualitas ingatan yang baik, maka informasi harus disimpan dengan baik setelah dikodekan dengan baik. Proses penyimpanan memiliki durasi yang berbeda tergantung dari tipe area penyimpanan. Atkinson dan shiffrin (dalam Solso, 2007) membagi memori menjadi tiga area penyimpanan yaitu memori sensoris, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang. Sistem penyimpanan dalam pemrosesan informasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan berikut:

39 17 Informasi Yang masuk Memori Sensoris Bila Tidak Informasi akan hilang dalam beberapa detik Tidak Diproses Informasi akan hilang dalam detik Apakah informasi tersebut diperhatikan? Bila Ya Memori Jangka Pendek Bagaimana informasi diproses? Pengulangan Informasi dipertahankan lebih lama Proses mendalam Memori Jangka Panjang Bila informasi dibutuhkan, kelak akan diteruskan ke memori jangka pendek. Bagan 2. Proses memori menurut Atkinson dan Shiffrin Penjelasan dari proses penyimpanan tersebut adalah sebagai berikut : a) Rangsangan atau informasi diterima memori sensoris dengan durasi penyimpanan sekitar 1 detik. Informasi yang diperhatikan ditransfer ke

40 18 dalam memori jangka pendek, sedangkan yang tidak diperhatikan akan terlupakan dan hilang dari penyimpanan. b) Informasi yang mendapat perhatian disimpan dalam memori jangka pendek dengan durasi penyimpanan selama detik. Durasi penyimpanan dapat ditingkatkan dengan pengulangan (dalam Sternberg, 2008). Informasi yang dapat dipertahankan lebih lama dan diproses secara mendalam dengan makna akan ditransfer ke dalam tahap penyimpanan selanjutnya yaitu memori jangka panjang, sedangkan yang tidak memiliki makna akan terlupakan dari ingatan. c) Tahap penyimpanan terakhir dari sistem memori adalah memori jangka panjang. Informasi yang disimpan pada tahap tersebut adalah informasi yang diproses secara mendalam dengan pemaknaan atau dengan pengorganisasian. Informasi tersebut disimpan secara permanen di dalam ingatan. Informasi dapat diakses dengan mentransfer kembali ke memori jangka pendek untuk dikeluarkan dalam kesadaran. Informasi yang tidak dapat diakses kembali berarti terlupakan yang disebabkan karena proses penyandian yang kurang baik maupun kegagalan dalam proses pengambilan kembali. 3) Pengambilan kembali Proses memori yang terakhir adalah pengambilan kembali, yaitu suatu proses mencari dan menemukan suatu informasi yang tersimpan di dalam memori untuk digunakan kembali bila dibutuhkan (Irwanto 1996). Hal

41 19 tersebut berarti proses pengambilan kembali merupakan pengaksesan kembali informasi yang tersimpan dalam area penyimpan memori jangka pendek maupun memori jangka panjang. Jalaluddin Rahmat (2001) menyebutkan bahwa pengambilan kembali merupakan satu-satunya proses memori yang dapat diketahui. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses pengambilan kembali merupakan indikator dari proses dalam memori yang berarti pengukuran memori dilakukan pada tahap tersebut. c. Area Penyimpanan Memori Teori pemrosesan informasi membagi memori ke dalam tiga tahapan yaitu penyandian, penyimanan, dan pengambilan kembali. Atkinson dan Shriffin (dalam Solso dkk, 2007) dalam teori tersebut mengembangkan model memori dalam tiga tipe area penyimpanan yang dikenal dengan three stage model of memory. Tiga area penyimpanan tersebut antara lain memori sensoris, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang. 1) Memori Sensoris Memori sensoris berkaitan dengan penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh panca indra. Pendapat serupa diungkapkan oleh Wade dan Tavris (2007) dengan menyatakan bahwa memori sensoris mencakup beberapa subsistem memori yang memiliki jumlah yang sama dengan jumlah indera yang dimiliki manusia. Hal tersebut berarti terdapat lebih dari satu

42 20 memori sensoris dalam diri manusia yaitu sensoris visual, auditori, penciuman, pengecapan, dan peraba. Pada proses pendidikan, siswa menggunakan sensoris visual dan auditori yang berkaitan langsung dengan penyandian dalam belajar seseorang. Memori sensoris sangat kaya dan detail, tetapi informasi cepat hilang karena durasi pinyimpanan memori sensoris sangat singkat yaitu berkisar 250 milidetik untuk informasi visual dan sekitar 4 detik untuk informasi audio (Solso dkk, 2007). Walaupun kapasitasnya besar, tetapi sebagian besar informasi tidak diproses lebih jauh dari tahap memori sensoris. Hal tersebut dikarenaka informasi hanya dipertahankan untuk waktu yang sangat singkat. Informasi yang berhasil dipertahankan yaitu yang diperhatikan akan ditransfer pada tahap penyimpanan selanjutnya yaitu memori jangka pendek. 2) Memori Jangka Pendek Memori jangka pendek adalah ingatan sesaat yang merupakan suatu sistem kesadaran tempat penyimpanan informasi sementara dan pemakaian informasi yang dipanggil dari memori jangka panjang. Memori jangka pendek berhubungan dengan sesuatu yang sedang dipikirkan seseorang pada saat menerima stimulus dari lingkungan. Kapasitas penyimpanan memori jangka pendek sangat terbatas dengan durasi sekitar 30 detik (Wade dan Tavris, 2007). Hal tersebut berarti durasi penyimpanan memori jangka pendek sangat singkat namun lebih lama daripada memori sensoris. Perbedaan lain memori jangka pendek dengan memori sensoris yaitu informasi yang disimpan dalam

43 21 memori jangka pendek tidak lagi berbentuk kesan sensoris secara harfiah, namun telah diubah menjadi suatu bentuk penyandian seperti dalam bentuk kata atau frase. Kapasitas penyimpanan memori jangka pendek lebih terbatas bila dibandingkan dengan memori sensoris. Keterbatasan tersebut berkisar antara item. Hal tersebut diungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Miller (dalam King, 2010) yang menyatakan bahwa seseorang yang diberi satu kali presentasi dapat mengingat secara berurutan 8 atau 9 digit tanpa membuat kesalahan. Hal-hal tersebut menunjukkan penggunaan memori jangka pendek untuk menyimpan informasi yang panjang tidak efektif dan sering terjadi kegagalan karena melampaui kapasitas penyimpanan memori jangka pendek yang terbatas. Pada dasarnya durasi dan kapasitas penyimpanan memori jangka pendek dapat ditingkatkan. Sternberg (2008) menyebutkan bahwa pengulangan dapat membuat durasi penyimpanan lebih lama menjadi beberapa menit dan kapasitas penyimpanan dapat ditingkatkan dengan chunking. Pengulangan dapat menjaga inforamasi tetap aktif dalam memori dan chunking menambah kapasitas penyimpanan dengan mengubah informasi menjadi unit-unit yang bermakna. Informasi yang dapat dipertahankan lebih lama di dalam memori jangka pendek akan ditransfer ke tahap penyimpanan selanjutnya yaitu memori jangka panjang, sedangkan yang tidak mampu dipertahankan akan hilang dan tidak dapat diakses kembali.

44 22 3) Memori Jangka Panjang Memori jangka panjang didefinisikan oleh Atkinson dan Shiffrin (dalam King, 2010) sebagai suatu proses penyimpanan yang relatif permanen. Penyimpanan yang relatif permanen berarti informasi dapat diakses lagi setelah proses penyandian dalam jangka waktu yang tak terbatas melebihi durasi penyimpanan memori jangka pendek. Pendapat tersebut didukung oleh Suharnan (2005) dengan menyebutkan bahwa penyimpanan dalam memori jangka panjang berlangsung lebih lama dari beberapa menit sampai waktu yang tidak terbatas. Hal tersebut berarti memori jangka panjang mengacu pada durasi penyimpanan mulai dari beberapa menit sampai tak terhingga lamanya sepanjang hidup manusia. Hudmon (2006) menyebutkan bahwa penyimpanan memori jangka panjang sangat luas dalam artian dapat berlangsung bermenit-menit, berjamjam, hingga sepanjang hidup manusia. Berbagai pendapat tersebut menekankan pada durasi penyimpanan dari memori jangka panjang yang dapat bertahan sangat lama dan tak terbatas. Seger (2006) menyatakan bahwa memori jangka panjang mencakup seluruh pembelajaran atau pengetahuan yang disimpan dalam pikiran dalam waktu lebih lama dari beberapa detik atau menit. Hal tersebut meliputi segala bentuk belajar dan kenangan masa lalu, fakta, keterampilan motorik, keterampilan persepsi, serta pengkondisian. Penjelasan tersebut menunjukkan tidak hanya durasi penyimpanan, tetapi juga mencakup materi yang disimpan dalam memori jangka panjang yang meliputi

45 23 pengalaman, hasil belajar, serta keterampilan secara sadar maupun secara spontan. Hunt dan Ellis (2004) memperkuat pendapat tersebut dengan menyebutkan bahwa memori jangka panjang berhubungan dengan segala pengetahuan yang dimiliki seseorang yang dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun pengetahuan khusus yang dimiliki seseorang. Hal tersebut menunjukkan memori jangka panjang tidak hanya mencakup pengetahuan, namun juga keterampilan yang dipergunakan seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan paparan di atas, dapat diketahui bahwa memori jangka panjang mencakup proses penyimpanan informasi dengan durasi penyimpanan yang tak terbatas. Informasi yang disimpan dalam memori jangka panjang mencakup pengalaman hidup maupun pengetahuan yang didapat dari proses belajar dan berbagai keterampilan yang disadari maupun kemampuan spontan yang dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Pemrosesan Informasi dalam Memori Jangka Panjang a. Penyandian Penyandian pada memori jangka panjang memiliki prinsip yang berbeda dari penyandian memori jangka pendek. Tidak semua informasi dari memori jangka pendek dapat ditransfer ke dalam memori jangka panjang. Sebagian informasi hilang dari memori jangka pendek dan yang dapat disandikan dengan baik dapat ditransfer ke dalam memori jangka panjang.

46 24 Atkinson dkk (1998) menyebutkan bahwa prinsip penyandian memori jangka panjang yaitu makna dan hubungan bermakna. Makna berarti arti atau kesan yang dialami seseorang terhadap sesuatu dengan mengetahui esensi dari suatu informasi bukan hanya sebatas definisi, sedangkan hubungan bermakna menunjukkan asosiasi suatu informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya yang telah memiliki makna. Buzan (2003) mengungkapkan bahwa agar informasi dapat dipertahankan lama dalam memori, maka yang dibutuhkan adalah imajinasi dan asosiasi. Imajinasi berfungsi sebagai daya pembangkit kreativitas berpikir, sedangkan asosiasi berperan sebagai pengait antara informasi baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki dalam memori. Sternberg (2008) menyebutkan bahwa salah satu cara yang digunakan untuk mentransfer informasi ke dalam memori jangka panjang adalah pengulangan. Pengulangan dilakukan untuk menjaga informasi tetap aktif. Pengulangan yang dimaksud adalah pengulangan elaboratif yang dimaksudkan untuk memindahkan informasi ke dalam memori jangka panjang. Hal tersebut didukung oleh Wade dan Tavris (2007) yang menyatakan bahwa pengulangan elaboratif membuat informasi dapat diakses lebih lama. Prinsip dari pengulangan elaboratif melibatkan asosiasi pengetahuan baru dengan informasi yang telah dimiliki sebelumnya dan dilakukan secara berulang-ulang. Cara demikian memungkinkan informasi tersimpan kuat di dalam memori jangka panjang dan dapat diakses lebih efisien hanya dengan mengingat hal yang telah dimiliki sebelumnya.

47 25 Bentuk penyandian pada memori jangka panjang yang lain adalah pengorganisasian. King (2010) menyebutkan bahwa salah satu cara untuk mentransfer informasi ke dalam memori jangka panjang selain pengulangan adalah pengorganisasian dengan cara pengelompokan atau chunking. Fungsi utama pengelompokan adalah untuk meningkatkan kapasitas memori jangka pendek. Proses chungking dapat mentransfer informasi ke dalam memori jangka panjang dengan pemaknaan pada kelompok-kelompok informasi. Davidoff (1988) menyebutkan bahwa organisasi informasi merupakan salah satu bentuk penyandian memori jangka panjang. Serupa dengan pendapat King (2010), pengorganisasian tersebut dilakukan dengan cara pengelompokan informasi ke dalam unit-unit bermakna dengan penambahan asosiasi dengan hal yang telah diketahui sebelumnya. Hal tersebut berarti sejumlah informasi yang akan diingat disederhanakan dengan cara dikelompokkan dalam beberapa kategori. Penyederhanaan tersebut dimaksudkan agar informasi dapat diproses dengan baik pada memori jangka pendek yang kapasitas penyimpanannya terbatas sebelum ditransfer ke dalam memori jangka panjang. Setelah informasi dikelompokkan dengan lebih sederhana, informasi tersebut diasosiasikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Apabila seseorang ingin mengingat informasi tersebut, maka yang dilakukan adalah mengingat asosiasi dari informasi tersebut dan secara otomatis informasi yang diinginkan dapat diingat. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa penyandian memori jangka panjang terjadi saat pentransferan informasi dari memori jangka pendek ke

Keefektifan Teknik Mnemonic untuk Meningkatkan Memori Jangka Panjang dalam Pembelajaran Biologi pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta

Keefektifan Teknik Mnemonic untuk Meningkatkan Memori Jangka Panjang dalam Pembelajaran Biologi pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta Keefektifan Teknik Mnemonic untuk Meningkatkan Memori Jangka Panjang dalam Pembelajaran Biologi pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta The Effectivity of Mnemonic Technique to Improve Long Term

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA JAMAAH PENGAJIAN HAQQUL AMIN DI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA JAMAAH PENGAJIAN HAQQUL AMIN DI SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA JAMAAH PENGAJIAN HAQQUL AMIN DI SURAKARTA SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata 1

Lebih terperinci

PERBEDAAN KECENDERUNGAN KECANDUAN INTERNET DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT- EKSTROVERT DAN JENIS KELAMIN

PERBEDAAN KECENDERUNGAN KECANDUAN INTERNET DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT- EKSTROVERT DAN JENIS KELAMIN PERBEDAAN KECENDERUNGAN KECANDUAN INTERNET DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT- EKSTROVERT DAN JENIS KELAMIN SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program

Lebih terperinci

PENGARUH HYPNOTEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

PENGARUH HYPNOTEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PENGARUH HYPNOTEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA (Studi Pra-Eksperimen pada Topik Berkomunikasi terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 17 Medan) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan ujian

Lebih terperinci

GALIH PRIAMBADA NIM K

GALIH PRIAMBADA NIM K PENGARUH PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI PANCA INDERA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XII DI SLB C YPSLB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI Disusun oleh : GALIH PRIAMBADA

Lebih terperinci

TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS VII SMP N 1 KEBONARUM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS VII SMP N 1 KEBONARUM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS VII SMP N 1 KEBONARUM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI Oleh : ANIS PRASTIWI NIM K3111010 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RESILIENSI DENGAN STRES DALAM MENYUSUN SKRIPSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

HUBUNGAN ANTARA RESILIENSI DENGAN STRES DALAM MENYUSUN SKRIPSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET HUBUNGAN ANTARA RESILIENSI DENGAN STRES DALAM MENYUSUN SKRIPSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW

PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW DAN PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA DI PURWODADI GROBOGAN Tesis Untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN TOKEN EKONOMI GUNA MENINGKATKAN KEHADIRAN SISWA DI KELAS PINTAR RUMAH HEBAT INDONESIA : SEBUAH PENELITIAN TINDAKAN SKRIPSI

PENERAPAN TOKEN EKONOMI GUNA MENINGKATKAN KEHADIRAN SISWA DI KELAS PINTAR RUMAH HEBAT INDONESIA : SEBUAH PENELITIAN TINDAKAN SKRIPSI PENERAPAN TOKEN EKONOMI GUNA MENINGKATKAN KEHADIRAN SISWA DI KELAS PINTAR RUMAH HEBAT INDONESIA : SEBUAH PENELITIAN TINDAKAN SKRIPSI Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 2 PIYUNGAN TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

: WAHYU CAHYA SETYONINGRUM K

: WAHYU CAHYA SETYONINGRUM K TEKNIK MODELING DENGAN MEDIA FILM SEMESTA MENDUKUNG UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI Oleh : WAHYU CAHYA SETYONINGRUM

Lebih terperinci

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SEKOLAH (PENELITIAN PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014) SKRIPSI Oleh : ZAFIRAH FARIS

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PERBANDINGAN ANTARA METODE MAKE A MATCH DENGAN METODE THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SYMBOLIC MODELING UNTUK MENINGKATKAN PERENCANAAN KARIER SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SYMBOLIC MODELING UNTUK MENINGKATKAN PERENCANAAN KARIER SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016 BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SYMBOLIC MODELING UNTUK MENINGKATKAN PERENCANAAN KARIER SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : DIANITA ARLIYANTI K3112021 FAKULTAS

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K PEMBELAJARAN FISIKA GASING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA KELAS X MATERI GERAK LURUS DITINJAU DARI MINAT SISWA Skripsi Oleh: Gilang Ramadhan K 2310046 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP PENINGKATAN EMPATI PADA SISWA REGULER KELAS INKLUSI KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR NEGERI PETORAN SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP PENINGKATAN EMPATI PADA SISWA REGULER KELAS INKLUSI KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR NEGERI PETORAN SURAKARTA SKRIPSI PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP PENINGKATAN EMPATI PADA SISWA REGULER KELAS INKLUSI KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR NEGERI PETORAN SURAKARTA SKRIPSI Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2014/2015

SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2014/2015 digilib.uns.ac.id i SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh : DAY SHELLA ELQURAHMA CITRA PAMUDYA K3110017 FAKULTAS

Lebih terperinci

TEKNIK SELF MONITORING UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN TATA TERTIB DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SURAKARTA

TEKNIK SELF MONITORING UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN TATA TERTIB DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SURAKARTA TEKNIK SELF MONITORING UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN TATA TERTIB DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : DEBBY AYU ARVIANOLA NIM K3111024 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN FISIKA DENG

PEMBELAJARAN FISIKA DENG PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL CTL MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI ILMIAH SISWA PADA MATERI FLUIDA KELAS XI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT Skripsi Oleh : Emilia Nur

Lebih terperinci

Perilaku yang Sesuai Dengan Prinsip-Prinsip Solidaritas yang Dilandasi Ajaran Agama dan Kepercayaan yang Dianutnya SKRIPSI

Perilaku yang Sesuai Dengan Prinsip-Prinsip Solidaritas yang Dilandasi Ajaran Agama dan Kepercayaan yang Dianutnya SKRIPSI PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DITINJAU DARI PENGGUNAAN SISTEM PENILAIAN GURU ANTARA PENILAIAN OTENTIK DAN PENILAIAN KONVENSIONAL Studi pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Teras Kompetensi Dasar Menghayati Perilaku

Lebih terperinci

TEKNIK TOKEN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SOKO GABUS PATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

TEKNIK TOKEN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SOKO GABUS PATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 TEKNIK TOKEN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SOKO GABUS PATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh MANGGIH MASSANING MITHA K3111039 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI BAHASA PENGANTAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS X IMERSI SMA NEGERI 4 SURAKARTA

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI BAHASA PENGANTAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS X IMERSI SMA NEGERI 4 SURAKARTA HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI BAHASA PENGANTAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS X IMERSI SMA NEGERI 4 SURAKARTA Skripsi Oleh: Triliana Nurprikawati K4306012 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODIFIKASI PERILAKU DENGAN TEKNIK TOKEN ECONOMIC

KEEFEKTIFAN MODIFIKASI PERILAKU DENGAN TEKNIK TOKEN ECONOMIC KEEFEKTIFAN MODIFIKASI PERILAKU DENGAN TEKNIK TOKEN ECONOMIC UNTUK MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT DI KELAS PADA SISWA KELAS V SD N TRITIH WETAN 01 CILACAP TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH IKLAN BLACKBERRY MELALUI MEDIA CETAK TERHADAP PERSEPSI FUNGSI FASILITAS PRODUK BLACKBERRY SKRIPSI. derajat dan gelar Sarjana S-1 Psikologi

PENGARUH IKLAN BLACKBERRY MELALUI MEDIA CETAK TERHADAP PERSEPSI FUNGSI FASILITAS PRODUK BLACKBERRY SKRIPSI. derajat dan gelar Sarjana S-1 Psikologi PENGARUH IKLAN BLACKBERRY MELALUI MEDIA CETAK TERHADAP PERSEPSI FUNGSI FASILITAS PRODUK BLACKBERRY SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian peryaratan guna memperoleh derajat dan gelar Sarjana S-1 Psikologi Disusun

Lebih terperinci

Disusun oleh: DEWI PRASTIWI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Disusun oleh: DEWI PRASTIWI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA KONTRIBUSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI SISWA (Pada Siswa Kelas

Lebih terperinci

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI JUMAPOLO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: ANDI WAHYUDI K4310005 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PENGEMBANGAN KARIR PADA PEGAWAI PT ANDALAN MULTI KENCANA JAKARTA.

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PENGEMBANGAN KARIR PADA PEGAWAI PT ANDALAN MULTI KENCANA JAKARTA. HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PENGEMBANGAN KARIR PADA PEGAWAI PT ANDALAN MULTI KENCANA JAKARTA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Astri Risdiana NIM

SKRIPSI. Oleh Astri Risdiana NIM PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI GERAK BENDA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 MIRENG TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: Muhammad Fauzan K8412052 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH ALAT PERAGA TANGRAM TERHADAP PEMAHAMAN

PENGARUH ALAT PERAGA TANGRAM TERHADAP PEMAHAMAN PENGARUH ALAT PERAGA TANGRAM TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PECAHAN UNTUK ANAK TUNARUNGU KELAS III SD DI SLB NEGERI UNGARAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : HAKSARI WIJAYANTI S K5109023 FAKULTAS

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN ANALOGI MATEMATIS SISWA SMA NEGERI 1 KEDUNGREJA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, KEAKTIFAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS ALAT BANTU VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERAWAT DIRI ANAK GANGGUAN SPEKTRUM

EFEKTIVITAS ALAT BANTU VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERAWAT DIRI ANAK GANGGUAN SPEKTRUM EFEKTIVITAS ALAT BANTU VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERAWAT DIRI ANAK GANGGUAN SPEKTRUM AUTIS KELAS II SLB NEGERI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: AGNES WIJAYANTI HANDAYANI K5112002

Lebih terperinci

NADIA DEVINA ARYA PUTRI K

NADIA DEVINA ARYA PUTRI K EFEKTIVITAS METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PEMBAGIAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV DI SLB NEGERI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: NADIA

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Quasi Eksperimen KD Sebaran Flora Dan Fauna Kelas XI IPS SMA N 1 Karanganyar Tahun Ajaran

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING, TERSTRUKTUR, DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA. (Studi Eksperimen di SMP Negeri 2 Kebakkramat) Tesis

PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING, TERSTRUKTUR, DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA. (Studi Eksperimen di SMP Negeri 2 Kebakkramat) Tesis PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING, TERSTRUKTUR, DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA (Studi Eksperimen di SMP Negeri 2 Kebakkramat) Tesis Diajukan kepada Program Studi Magister manajemen Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA EFEKTIVITAS METODE PICTURE EXCHANGE COMMUNICATION SYSTEM (PECS) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT BERBASIS EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD) PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VIb SLB-B YRTRW SURAKARTA

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA ANAK TUNARUNGU KELAS V DI SLB-B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Oleh: ADHI SYAHPUTRA K5110002 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PERMAINAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KEPEMIMPINAN PENGURUS OSIS SMP NEGERI 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

PERMAINAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KEPEMIMPINAN PENGURUS OSIS SMP NEGERI 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 PERMAINAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KEPEMIMPINAN PENGURUS OSIS SMP NEGERI 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh ANIEQ DIYANAH NIM K3109013 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

OPTIMALISASI HASIL BELAJAR DAN SIKAP KREATIF SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS HANDS ON ACTIVITIES UNTUK SISWA DI SMP SKRIPSI

OPTIMALISASI HASIL BELAJAR DAN SIKAP KREATIF SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS HANDS ON ACTIVITIES UNTUK SISWA DI SMP SKRIPSI OPTIMALISASI HASIL BELAJAR DAN SIKAP KREATIF SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS HANDS ON ACTIVITIES UNTUK SISWA DI SMP SKRIPSI Oleh Dinicen Viclara NIM 090210102026 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi. Oleh : Titik Rahmawati G

SKRIPSI. Untuk Memenuhi persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi. Oleh : Titik Rahmawati G HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN TOLERANSI STRES DENGAN PROKRASTINASI PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL BIRO ADMINISTRASI UMUM DAN KEUANGAN DI KANTOR PUSAT UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

PELATIHAN BERPIKIR OPTIMIS UNTUK MENINGKATKAN HARGA DIRI PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN

PELATIHAN BERPIKIR OPTIMIS UNTUK MENINGKATKAN HARGA DIRI PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN PELATIHAN BERPIKIR OPTIMIS UNTUK MENINGKATKAN HARGA DIRI PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN Tesis Minat Utama Bidang Psikologi Klinis Diajukan Oleh: Eka Marwati T 100 080 077 PROGRAM PENDIDIKAN MAGISTER PSIKOLOGI

Lebih terperinci

TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 MATESIH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 MATESIH TAHUN PELAJARAN 2013/2014 TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 MATESIH TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : TRI YUNIATI K3109077 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK MODEL SIMBOLIS UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 SRAGEN TAHUN AJARAN 2015/2016

KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK MODEL SIMBOLIS UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 SRAGEN TAHUN AJARAN 2015/2016 KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK MODEL SIMBOLIS UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 SRAGEN TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : INTAN PERMATASARI K3112041 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 PURWOKERTO

PENGARUH PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 PURWOKERTO PENGARUH PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 PURWOKERTO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: DIANA FATIHATUL ULUMI K4310020 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

TEKNIK PERMAINAN EDUKATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA SISWA SD KELAS V DI SD N 02 PAPAHAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

TEKNIK PERMAINAN EDUKATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA SISWA SD KELAS V DI SD N 02 PAPAHAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 TEKNIK PERMAINAN EDUKATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA SISWA SD KELAS V DI SD N 02 PAPAHAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh DWI SULISTYANINGSIH NIM K3109028 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERORIENTASI MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA BONDOWOSO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERORIENTASI MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA BONDOWOSO PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERORIENTASI MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA BONDOWOSO SKRIPSI Oleh: Rifa Aghina Arif NIM 080210192009 PROGRAM

Lebih terperinci

PERMAINAN TRADISIONAL BENTENGAN UNTUK MENINGKATKAN ADVERSITY QUOTIENT SISWA KELAS V SD NEGERI I MLOPOHARJO WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PERMAINAN TRADISIONAL BENTENGAN UNTUK MENINGKATKAN ADVERSITY QUOTIENT SISWA KELAS V SD NEGERI I MLOPOHARJO WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PERMAINAN TRADISIONAL BENTENGAN UNTUK MENINGKATKAN ADVERSITY QUOTIENT SISWA KELAS V SD NEGERI I MLOPOHARJO WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh UMAYMAH LATHIFAH K3111065 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PERBEDAAN KESADARAN MULTIKULTURAL ANTARA SISWA

PERBEDAAN KESADARAN MULTIKULTURAL ANTARA SISWA PERBEDAAN KESADARAN MULTIKULTURAL ANTARA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 SUKOHARJO DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS ASSALAAM SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: HESTI OKTAVIA NIM. K6410031

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP CRITICAL THINKING PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS 2 DI SMA NEGERI 1 BANYUDONO SKRIPSI Oleh: YASYFA NAFI ROSYIDA K5410065

Lebih terperinci

Magister Profesi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya 2016

Magister Profesi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya 2016 ADLN ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL SISWA TAMAN KANAK-KANAK Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Profesi

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN MANAJEMEN DIRI TERHADAP TOLERANSI STRES PADA PENGURUS HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PENGARUH PELATIHAN MANAJEMEN DIRI TERHADAP TOLERANSI STRES PADA PENGURUS HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENGARUH PELATIHAN MANAJEMEN DIRI TERHADAP TOLERANSI STRES PADA PENGURUS HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SKRIPSI Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

EKSPERIMEN MODEL BLENDED LEARNING DAN JOYFULL LEARNING SUB TEMA EKOSISTEM AIR TAWAR DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMPN 9 SURAKARTA

EKSPERIMEN MODEL BLENDED LEARNING DAN JOYFULL LEARNING SUB TEMA EKOSISTEM AIR TAWAR DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMPN 9 SURAKARTA EKSPERIMEN MODEL BLENDED LEARNING DAN JOYFULL LEARNING SUB TEMA EKOSISTEM AIR TAWAR DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMPN 9 SURAKARTA Skripsi Oleh : Anantyas Kusuma D K2311006 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TTW (THINK-TALK-WRITE) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh: SYAHRIYATUL M NIM

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TTW (THINK-TALK-WRITE) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh: SYAHRIYATUL M NIM PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TTW (THINK-TALK-WRITE) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI Oleh: SYAHRIYATUL M NIM 050210102125 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SKRIPSI Diajukan Oleh : AFIFAH NUR AINI F 100 070 127 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Lebih terperinci

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH : FIKI EKA SUGIANTO AHMAD MUHARAM

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PTK Bagi Siswa Kelas VIIC SMP Muhammadiyah 4 Sambi Tahun 2013/2014) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

CHRISTINA INDAH PUSPITA SARI A

CHRISTINA INDAH PUSPITA SARI A PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI (GI) DALAM UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA (PTK Pada Siswa Kelas XI Semester Genap MAN Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011)

Lebih terperinci

TEKNIK SELF REGULATED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/ 2016

TEKNIK SELF REGULATED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/ 2016 TEKNIK SELF REGULATED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/ 2016 SKRIPSI Oleh YULIYA WIJAYANTI NIM K3111069 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

NILAI KARAKTER ANAK DI RA SUDIRMAN KARANGMOJO, TASIKMADU, KARANGANYAR

NILAI KARAKTER ANAK DI RA SUDIRMAN KARANGMOJO, TASIKMADU, KARANGANYAR PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP NILAI KARAKTER ANAK DI RA SUDIRMAN KARANGMOJO, TASIKMADU, KARANGANYAR SKRIPSI Oleh AYU UMUL KHOIRIYAH NIM K8110010 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI TINGKAT PEROLEHAN KOSAKATA

STUDI KOMPARASI TINGKAT PEROLEHAN KOSAKATA STUDI KOMPARASI TINGKAT PEROLEHAN KOSAKATA SISWA TUNARUNGU KELAS PERSIAPAN ANTARA YANG MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DENGAN MEDIA MODEL DI SLB-B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : AYU WIJAYANTI

Lebih terperinci

PERMAINAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA

PERMAINAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA PERMAINAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA DALAM MENYELESAIKAN TUGAS AKADEMIK PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 WERU SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: HANING NIKITASARI K3110032

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh : SAMSUL MA ARIF

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh : SAMSUL MA ARIF PERBANDINGAN STRATEGI LEARNING STARTS WITH A QUESTION DAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP SISWA KELAS VII SMP N 2 ANDONG BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK

Lebih terperinci

LAYANAN INFORMASI TENTANG KEUNGGULAN PARIWISATA

LAYANAN INFORMASI TENTANG KEUNGGULAN PARIWISATA LAYANAN INFORMASI TENTANG KEUNGGULAN PARIWISATA UNTUK MENUMBUHKAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE SMK JURUSAN PARIWISATA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : LINDA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: July Trianita Widya Rahayu K

SKRIPSI. Oleh: July Trianita Widya Rahayu K EKSPERIMEN BLENDED LEARNING TIPE KELAS MURNI DAN APLIKASI PRAKTIS SUB TEMA BIOMASSA ENERGI TERBARUKAN DITINJAU DARI MINAT SISWA KELAS VIII SMP N 7 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: July Trianita Widya Rahayu K2311039

Lebih terperinci

PERBEDAAN AGGRESSIVE DRIVING DITINJAU DARI ALTRUISME DAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA DI KOTA SURAKARTA

PERBEDAAN AGGRESSIVE DRIVING DITINJAU DARI ALTRUISME DAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA DI KOTA SURAKARTA PERBEDAAN AGGRESSIVE DRIVING DITINJAU DARI ALTRUISME DAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA DI KOTA SURAKARTA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI MENGAJAR GURU DAN KREATIFITAS GURU DALAM PEMILIHAN MEDIA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI KELAS X SMA N 1

PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI MENGAJAR GURU DAN KREATIFITAS GURU DALAM PEMILIHAN MEDIA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI KELAS X SMA N 1 PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI MENGAJAR GURU DAN KREATIFITAS GURU DALAM PEMILIHAN MEDIA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI KELAS X SMA N 1 KAYEN PATI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN SMALL-GROUP WORK DAN MEDIA FLANNELGRAPH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD AL-FIRDAUS

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN SMALL-GROUP WORK DAN MEDIA FLANNELGRAPH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD AL-FIRDAUS PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN SMALL-GROUP WORK DAN MEDIA FLANNELGRAPH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD AL-FIRDAUS SURAKARTA TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION DISERTAI LEMBAR KERJA LAPANGAN (LKL) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI.

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION DISERTAI LEMBAR KERJA LAPANGAN (LKL) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION DISERTAI LEMBAR KERJA LAPANGAN (LKL) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI Oleh Sakiinatus Sajadah NIM 090210102009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Lebih terperinci

SRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh: Puput Kurniawati A

SRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh: Puput Kurniawati A EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013 SMP MUHAMMADIYAH 5

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA CD INTERAKTIF TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 TEMANGGUNG SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA CD INTERAKTIF TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 TEMANGGUNG SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA CD INTERAKTIF TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 TEMANGGUNG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Lebih terperinci

(Studi Kasus Pembelajaran Biologi Materi Pokok Fotosintesis Kelas VIII Semester II di SMP Negeri 2 Colomadu Tahun Pelajaran 2010/2011) SKRIPSI

(Studi Kasus Pembelajaran Biologi Materi Pokok Fotosintesis Kelas VIII Semester II di SMP Negeri 2 Colomadu Tahun Pelajaran 2010/2011) SKRIPSI STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY) DILENGKAPI MEDIA KOMPUTER PROGRAM MACROMEDIA FLASH DENGAN MEDIA KOMIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EMPLOYEE ENGAGEMENT DAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN P.T. AIR MANCUR.

HUBUNGAN ANTARA EMPLOYEE ENGAGEMENT DAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN P.T. AIR MANCUR. HUBUNGAN ANTARA EMPLOYEE ENGAGEMENT DAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN P.T. AIR MANCUR Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program

Lebih terperinci

PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSI SISWA PADA

PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSI SISWA PADA PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSI SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII DI SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

MUHAMMAD YUSUF AZHARRI A

MUHAMMAD YUSUF AZHARRI A PERSETUJUAN PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE RANTAI TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS II SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 Dipersiapkan dan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP N 1 KEC.

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP N 1 KEC. PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP N 1 KEC. SIMAN Oleh: FITRIA HAPPY NOVITA DEWI 13321724 Skripsi ini Ditulis untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO

PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO SKRIPSI Oleh : NIKEN TRI WIDAYATI K 2312049 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Miftah Rosyadi NIM

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Miftah Rosyadi NIM PENGARUH PENERAPAN MODEL SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI 1 AMPEL KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

MOHAN TAUFIQ MASHURI NIM

MOHAN TAUFIQ MASHURI NIM PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BERBASIS PEDAGOGICAL CHEMISTRY KNOWLEDGE TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA MOHAN TAUFIQ MASHURI NIM 10708251032

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

HALAMAN JUDUL EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING HALAMAN JUDUL EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KLATEN

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 KARANGANYAR SKRIPSI

Lebih terperinci

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Oleh: VIKI ARI SETIAJI A

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Oleh: VIKI ARI SETIAJI A STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEYAKINAN DIRI DAN DUKUNGAN ORANGTUA DENGAN KESIAPAN KERJA PADA SISWA KELAS XII SMK WISUDHA KARYA KUDUS SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEYAKINAN DIRI DAN DUKUNGAN ORANGTUA DENGAN KESIAPAN KERJA PADA SISWA KELAS XII SMK WISUDHA KARYA KUDUS SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEYAKINAN DIRI DAN DUKUNGAN ORANGTUA DENGAN KESIAPAN KERJA PADA SISWA KELAS XII SMK WISUDHA KARYA KUDUS SKRIPSI DisusunOleh: WAHYU AGUS SAPUTRO 2012 60 050 UNIVERSITAS MURIA KUDUS FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH BIBLIOTHERAPY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN MATEMATIKA SKRIPSI

PENGARUH BIBLIOTHERAPY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN MATEMATIKA SKRIPSI PENGARUH BIBLIOTHERAPY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN MATEMATIKA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

Oleh: NURUL NA MATUL MUFIDA A

Oleh: NURUL NA MATUL MUFIDA A EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) DAN DIRECT INSTRUCTION (DI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI TINGKAT MOTIVASI SISWA KELAS VIII SMP

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMAMPUAN ANALISIS

KONTRIBUSI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMAMPUAN ANALISIS KONTRIBUSI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI KOLOID DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: AZWAR ANNAS K3309021 FAKULTAS

Lebih terperinci

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DENGAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MEDIA PERMAINAN SMART

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MEDIA PERMAINAN SMART SKRIPSI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MEDIA PERMAINAN SMART MONOPOLI UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS V SD NEGERI TUMENGGUNGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: AHMAD JAWANDI NIM K3109006 FAKULTAS

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI 3 PURWOREJO

MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI 3 PURWOREJO MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI 3 PURWOREJO SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PELATIHAN KESADARAN DIRI

KEEFEKTIFAN PELATIHAN KESADARAN DIRI KEEFEKTIFAN PELATIHAN KESADARAN DIRI (SELF-AWARENESS TRAINING) SEBAGAI BIMBINGAN UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2 NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Pahala Alalam Kayana

SKRIPSI. Disusun untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Pahala Alalam Kayana PENGARUH METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL (CD INTERAKTIF) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD N CABAK KECAMATAN JIKEN KABUPATEN BLORA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBEX TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RAWALO MATA PELAJARAN BIOLOGI TAHUN AJARAN 2016/2017

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBEX TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RAWALO MATA PELAJARAN BIOLOGI TAHUN AJARAN 2016/2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBEX TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RAWALO MATA PELAJARAN BIOLOGI TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PEER LESSON

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PEER LESSON PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PEER LESSON DENGAN SUPERITEM DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Surakarta)

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: RIKA SULISTIONINGSIH A

Diajukan Oleh: RIKA SULISTIONINGSIH A EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM POSING BERBASIS ASSESSMENT FOR LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI TINGKAT KEAKTIFAN SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh

MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP SKRIPSI Oleh CARINA ASTRIE LEONY WIYANDA NIM 090210102082 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Lebih terperinci

PERBEDAAN EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN SMALL GROUP HASIL BELAJAR KB AKDR KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan

PERBEDAAN EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN SMALL GROUP HASIL BELAJAR KB AKDR KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan PERBEDAAN EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN SMALL GROUP DISCUSSION DENGAN CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR KB AKDR KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ANINDYA

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PREZI TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PREZI TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PREZI TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO SKRIPSI Oleh : DEWI KUSUMA WATI K7412050 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci