BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia industri terus mengalami perkembangan, terutama di bidang manufaktur. Dalam industri, suatu desain menjadi hal yang penting karena persaingan semakin ketat, sehingga inovasi harus semakin berkembang untuk mendapatkan pasar. Kondisi tersebut membuat produsen harus mampu merespon kondisi dengan cepat dan merealisasikan suatu konsep menjadi produk yang diinginkan oleh pasar agar dapat menjadi leader dari pasar tersebut, salah satu tahapan untuk merealisasikan produk yang diinginkan pasar tersebut adalah dengan prototyping, karena tidak mingkin produsen akan berani memproduksi suatu produk secara massal tanpa melihat prototype terlebih dahulu. Prototyping menjadi kunci utama untuk menilai apakah desain suatu produk telah memenuhi kriteria yang diinginkan dan siap untuk diproduksi atau belum. Prototyping akan sangat membantu kelanjutan proses dalam desain produk dan menentukan investasi yang harus dikeluarkan. Prototyping sendiri merupakan proses untuk membuat bentuk serupa dari suatu produk sesuai dengan spesifikasi yang dibuat, untuk mengetahui apakah hasilnya telah memuaskan untuk menghindari kerugian waktu dan biaya. Perkembangan teknologi saat ini membuat pembuatan prototype tidak lagi membutuhkan waktu dan biaya yang banyak, karena saat ini pembuatan prototype dapat dilakukan dalam waktu singkat dan biaya yang murah dengan mesin rapid prototyping. 3D printing yang dikenal saat ini awalnya dikenal dengan rapid prototyping. Mesin yang digunakan disebut dengan printer 3D, mesin tersebut mencetak benda dalam bentuk 3 dimensi, benda 3 dimensi tersebut dibuat dengan membuat lapisan berturut-turut dengan bahan yang dapat ditentukan oleh pencetaknya. Teknologi printer 3D ini akan menghasilkan benda padat, bukan seperti mencetak gambaran 2D pada selembar kertas. Printer 3D ini memiliki banyak manfaat yang dapat dihasilkan, contohnya dalam bidang medis, printer 3D ini dapat digunakan untuk kebutuhan pembuatan 1

2 2 implan yang dapat dibuat sangat mirip dengan bagian tubuh pasien, dapan juga dibuat untuk membuat tangan/kaki robot untuk membantu orang-orang yang tidak memiliki jari-jari tangan dan dapat disesuaikan dengan ukuran penggunanya, printer 3D juga dapat mencetak tulang buatan dan bioprinting dengan menyesuaikan bahan yang digunakan untuk penyembuhan pasien. Selain dalam bidang medis, printer 3D juga bermanfaat dalam bidang industri karena dapat digunakan untuk mencetak produk-produk industri seperti gitar, phone case, alatalat rumah tangga, pajangan, dan lain-lain. Printer 3D juga mulai menjangkau dunia fashion karena dapat mencetak produk-produk seperti sepatu, baju dengan hiasan futuristik, dan perhiasan. Selain itu pada bidang arsitektur, printer 3D ini dapat mencetak sebuah prototype bangunan seperti rumah, gedung, dan lain-lain. Bisnis manufaktur dengan teknologi printer 3D baru terdengar di Indonesia, namun peluangnya menjanjikan karena menarik perhatian publik, karena sebenarnya banyak orang yang butuh membuat berbagai objek dengan teknologi semacam ini, hanya saja belum banyak orang yang mengetahui teknologi printer 3D ini. 3D System Corp, ExOne, dan Hewlett-Packard Company adalah beberapa perusahaan yang berkecimpung dalam bidang ini. Perusahaan-perusahaan itu menjual mesin, material, hingga hasil printer 3D. Bisnis di bidang 3D printing berpeluang menyasar pasar perusahaan manufaktur, desain, bahkan personal. Para konsultan industri telah memperkirakan pertumbuhan pasar 3D printing akan mencapai 20% setiap tahunnya (Sekar, 2014). Printer 3D yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah printer 3D Aurora yang dirakit oleh mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Industri Universitas Gadjah Mada yang sudah bisa dijalankan dan berfungsi dengan baik, yang apabila dikembangkan lebih lanjut akan dapat digunakan untuk berbagai proyek. Informasi mengenai pertumbuhan 3D printing diatas menunjukkan bahwa kebutuhan dan harapan dari printer 3D ini akan terus meningkat, namun seringkali printer 3D mengalami kerusakan dan belum banyak terdapat tempat servis di Indonesia. Hal ini lah yang menginspirasi penulis untuk dapat memaksimalkan performa alat tersebut dengan merancang kegiatan perawatan yang dapat memperpanjang umur pakai printer 3D tersebut agar dapat terus memenuhi harapan

3 3 pengguna dan konsumen, perancangan kegiatan perawatan yang terjadwal juga dapat membantu penggunanya untuk menyiapkan komponen yang dibutuhkan untuk memperbaiki printer 3D tersebut agar tidak mengalami kegagalan terlalu lama. Kegiatan perawatan untuk printer 3D pun dirancang untuk mengurangi resiko kegagalan yang diperkirakan akan terjadi pada peralatan di printer 3D, dan metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah Reliability Centered Maintenance (RCM), RCM adalah suatu metode atau proses yang digunakan untuk memastikan bahwa suatu aset fisik dapat terus bekerja melakukan apa yang penggunanya ingin lakukan sesuai dengan konteks pengoperasiannya saat ini (Moubray, 1997). Dalam metode kualitatif ini akan dibahas mengenai sistem yang akan diteliti dari printer 3D Aurora adalah pemilihan sistem dan pengumpulan informasi, deskripsi sistem dan functional block diagram, analisis kegagalan fungsi, penyebab terjadinya kegagalan, dan efek kegagalan, serta penggunaan logic tree analysis untuk analisis kategori kegagalan dan menentukan tindakan perawatan. Sehingga dari penelitian ini akan menghasilkan rancangan jenis tindakan kegiatan perawatan pada printer 3D Aurora Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah yang akan menjadi pembahasan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana menentukan sistem perawatan untuk printer 3D Aurora dalam membangun manajemen perawatan yang baik dan sesuai? 2. Bagaimana hasil identifikasi terhadap functional failure, failure modes, dan failure effects pada komponen-komponen dalam printer 3D Aurora? 3. Bagaimana hasil analisis penentuan kategori kegagalan pada komponenkomponen dalam printer 3D Aurora? 4. Bagaimana hasil analisis RCM dalam menentukan keputusan tindakan perawatan dan waktu perawatan terhadap komponen-komponen dalam printer 3D Aurora?

4 Batasan Masalah Adapun asumsi dan batasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Objek penelitian adalah Printer 3D Aurora buatan mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Industri Universitas Gadjah Mada. 2. Perancangan tindakan perawatan ini berfungsi untuk produk baru, yang sebelumnya telah memiliki beberapa histori kerusakan. 3. Hasil penelitian akan digunakan untuk menentukan jenis tindakan perawatan terhadap objek penelitian. 4. Tidak dilakukan analisis biaya sebagai konsekuensi terhadap keputusan proses seleksi tindakan perawatan. 5. Jangka waktu tindakan perawatan ditentukan dengan expert judgement Tujuan Penelitian 1. Menentukan sistem perawatan yang sesuai untuk Printer 3D Aurora. 2. Mengidentifikasi function, functional failure, failure mode, dan failure effect dari Printer 3D Aurora. 3. Menentukan hasil analisis kategori kegagalan pada komponen-komponen printer 3D Aurora. 4. Menentukan tindakan perawatan dan waktu perawatan pada komponenkomponen printer 3D Aurora. 5. Pembuatan penjadwalan untuk tindakan perawatan printer 3D Aurora 1.5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini digunakan untuk keperluan penyusunan buku manual tindakan perawatan untuk printer 3D Aurora, sehingga mampu menjalankan fungsi sesuai dengan yang diharapkan oleh penggunanya.

5 5