BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Iwan Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Algoritma adalah logika, metode dan tahapan (urutan) sistematis yang digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan (Utami, 2005).Algoritma adalah urutan langkah-langkah logis penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis (Munir, 2005). Berdasarkan defenisi tersebut dapat diambilkesimpulan bahwa Algoritma merupakan ilmu yang mempelajari cara menyelesaikan masalah dengan langkah-langkah yang disusun dengan sistematis dan menggunakan bahasa yang logis untuktujuan tertentu. Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus mangkus (efisien). Algoritma yang bagus adalah algoritma yang mangkus. Kemangkusan algoritma diukur dari berapa jumlah waktu dan ruang (space) memori yang dibutuhkan untuk menjalankannya. Algoritma yang mangkus ialah algoritma yang meminimumkan kebutuhan waktu dan ruang. Kebutuhan waktu dan ruang suatu algoritma bergantung pada ukuran masukan (n), yang menyatakan jumlah data yang diproses. Kemangkusan algoritma dapat digunakan untuk menilai algoritma yang terbaik Notasi Asimptotik Untuk membandingkan dan menyusun urutan dari pertumbuhan, ilmuwan komputer menggunakan tiga notasi: 1. O (big oh) 2. Ө (big theta) 3. Ω (big omega)
2 Dalam penelitian ini, penulis akan membandingkan Ө ( Smith dan algoritma Raita big theta) dari algoritma Notasi O Fungsi t(n) dikatakan berada padao(g(n)), disimbolkan kan dengan t(n) ϵ O(g(n)), jika t(n) diberi batas atas oleh beberapa pengali konstan dari g(n) untuk semua n bernilai besar, contohnya, jika ada beberapa konstan c bernilai positif dan n0 integer bukan negatif seperti t(n) cg(n) untuk semua n n0 (Levitin, 2012). Adapun grafik dari notasi big-oh seperti pada gambar 2.1 berikut ini. Gambar 2.1 Notasi Big oh (Levitin, 2012) Notasi Ө Fungsi t(n) dikatakan berada dalam Ө(g(n)), disimbolkan dengan t(n) ϵ Ө(g(n)), jika t(n) diberi batas atas dan batas bawah oleh beberapa pengali konstan dari g(n) untuk semua n bernilai besar, contohnya, jika ada beberapa konstan c1 dan c2 bernilai positif dan n0 integer bukan negatif seperti c2g(n) t(n) c2g(n) untuk semua n n0 (Levitin, 2012).
3 Adapun grafik dari notasi big-theta seperti pada gambar 2.2 berikut ini NotasiΩ Gambar 2.2 Notasi Big theta (Levitin, 2012). Fungsi t(n) dikatakan berada dalam Ω(g(n)), disimbolkan dengan t(n) ϵ Ω(g(n)), jika t(n) diberi batas bawah oleh beberapa pengali konstan dari g(n) untuk semua n bernilai besar, contohnya, jika ada beberapa konstan c bernilai positif dan n0 integer bukan negatif seperti t(n) cg(n) untuk semua n n0 (Levitin, 2012). Adapun grafik dari notasi big-omega seperti pada gambar 2.3 berikut ini. Gambar 2.3 Notasi Big omega (Levitin, 2012). 2.3 Pencocokan String (String Matching) Masalah string matching, yaitu menemukan semua kejadian dari satu string sebagai substring dari satu sama lain, merupakan masalah mendasar dalam ilmu komputer.(nebel, 2006).Pencocokan string adalah masalah mendasar yang terjadi dalam berbagai aplikasi praktis. (Mitani & Ino, 2016).Pencocokan
4 stringadalah proses menemukan jumlah kejadian dari P pola panjang m di T teks panjang n, di mana dalam prakteknya m jauh lebih kecil dari n.(abdulrakeeb & Hassan, 2017).Pencocokan string (string matching) merupakan proses pencarian semua kemunculan query yang selanjutnya disebut pola (pattern) ke dalam string yang lebih panjang (teks). Patterndisimbolkan dengan x=x[0...m-1] dan panjangnya adalah m. Teks disimbolkan dengan y=y[0...n-1] dan panjangnya adalah n. Kedua string terdiri dari sekumpulan karakter yang disebut alfabet disimbolkan dengan Σ dan mempunyai ukuran σ (Sarmo, 2012). Algoritma pencocokan stringatau string matching algorithm adalah algoritma untukmelakukan pencarian semua kemunculan string pendek P[0..n- 1] yang disebut pattern di string yang lebih panjang T[0..m-1] yang disebut teks. (Kumara, 2008). Persoalan dalam pencarian string dirumuskan sebagai berikut. 1. Diberikan teks, yaitu string yang panjangnya n karakter 2. Diberikan pattern, yaitu string dengan panjang m karakter (m<n) yang akan dicari di dalam teks Setelah itu,dicari lokasi pertama pada teks yang bersesuaian dengan pattern. Contoh : Teks : Pattern : Algoritma pencocokan stringdiklasifikasikan menjadi dua, yaitu : 1. Inexact string matching atau Fuzzy string matching, adalah pencocokan string secara samar, yaitu pencocokan string dimana string yang dicocokkan memiliki kemiripan namun keduanya memiliki susunan karakter yang berbeda (mungkin jumlah atau urutannya) tetapi string tersebut memiliki kemiripan, baik kemiripan tekstual/penulisan atau kemiripan ucapan (Rochmawati, 2015). Sebuah tantangan signifikan di similarity join adalah untuk mengimplementasikan sebuah efektif fuzzy (samar) pada operasi pencocokan untuk menemukan semua pasangan string sejenis yang mungkin tidak sama persis. (Wang, Li, & Fe, 2011). Misalnya, pattern MULIA akan menunjukkan kecocokan dengan string MUTIA yang terdapat dalam teks ZARIANI MUTIA SYARA.
5 2. Exact string matching, merupakan pencocokan stringsecara tepat dengan susunan karakter dalam string yang dicocokkan memiliki jumlah maupun urutan karakter dalam string yang sama (Syaroni, 2005). algoritma exact string matching yang merupakan kelas penting dari algoritma pencarianstring yang mencoba untuk menemukan semua kejadian yang mungkin dari pola P ukuran m dari T teks string ukuran n. Misalnya, pattern MUTIA hanya akan menunjukkan kecocokan dengan string MUTIA pada teks ZARIANI MUTIA SYARA.Algoritma Smith dan Raita adalah algoritma yang tergolong dalam exact string matching. Kedua algoritma tersebut lah yang akan dibahas pada penelitian ini Algoritma Smith Algoritma Smith diperkenalkan oleh P. D. Smith pada tahun Smith memperhatikan bahwa dengan menghitung pergeseran dengan karakter teks persis di samping karakter jendela teks paling kanan terkadang memberikan pergeseran yang lebih pendek daripada menggunakan karakter jendela teks paling kanan. Lalu ia menganjurkan untuk mengambil maksimum antara kedua nilai. (Charras &Lecroq, 2004). Kebanyakan algoritma pencocokan string terdiri dari fase preprocessing dan fase pencarian. Tahap preprocessing menganalisis karakter dalam pola untuk menggunakan informasi ini untuk menentukan pergeseran pola dalam kasus ketidakcocokan atau seluruh pencocokan, dengan tujuan mengurangi jumlah perbandingan karakter, sedangkan fase pencarian mendefinisikan urutan perbandingan karakter dalam setiap upaya antara pola dan teks.(klaib&osborne, 2009). Pada algoritma Smith terbagi atas 2 fase, yaitu : 1. Fase Preprocessing 2. Fase Pencarian
6 Fase Preprocessing Fase preprocessingpada algoritma Smith adalah perpaduandari perhitungan fungsi pergeseran bad-character dari algoritma Quick Search dengan fungsi pergeseran bad-character dari algoritma Boyer Moore. Bad-character merupakan kumpulan karakter yang mewakili pola (pattern). Fungsi pergeseran bad-character dari algoritma Boyer Moore disimpan pada tabel bmbc, sementara fungsi pergeseran bad-character dari algoritma Quick Search disimpan pada tabel qsbc. Kedua fungsi tersebut digunakan pada fase preprocessing algoritma Smith. Contoh perhitungan tabel pergeseran bmbc untuk patternmutiapada teks ZARIANI MUTIA SYARA. Pattern : i x[i] Langkah 1 : Diambil setiap perwakilan karakter dari pattern dan sebuah karakter pembantu * untuk mewakilkan karakter yang belum ada. c * bmbc[c] Langkah 2 : Nilai bmbc [x[i]] diisi dengan nilai dari panjang pattern (m). Pada contoh ini karena Pattern memiliki panjang 5, maka nilai bmbc [x[i]] adalah 5. c * bmbc[c] 5 Langkah 3 : Dilakukan perhitungan nilai bmbc [x[i]] untuk i=0 sampai i=m-2.(dalam contoh ini i=0 sampai i=3) dengan rumus untuk menghitung bmbc[x[i]] yaitu: bmbc [x[i]] = m-i- Untuk i =0 ; mewakili karakter M pada pattern MUTIA
7 bmbc [x[i]] = m-i-1 = = 4 Untuk i =1 ; bmbc [x[i]] = m-i-1 = = 3 Untuk i =2 ; bmbc [x[i]] = m-i-1 = = 2 Untuk i =3 ; bmbc [x[i]] = m-i-1 = = 1 Dikarenakan i sudah bernilai 3, maka proses perhitungan nilai bmbc di hentikan dan nilai A adalah 5 sesuai dengan panjang pola, karena abjad yang tidak ada pada tabel maka diinisialisasikan dengan tanda (*) kemudian nilainya sesuai dengan panjang pola. Maka, untuk perhitungan tabel BmBc adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Nilai bmbc[c] untuk pattern MUTIA bmbc[c] Contoh perhitungan tabel pergeseran qsbc untuk patternmutiapada teks ZARIANI MUTIA SYARA. Pattern : I x[i] Langkah 1 : Diambil setiap perwakilan karakter dari pattern dan sebuah karakter pembantu * untuk mewakilkan karakter yang belum ada. qsbc[c] Langkah 2 : Nilai qsbc [x[i]] diisi dengan nilai dari panjang pattern (m+1). Pada contoh ini karena Pattern memiliki panjang 5, maka nilai bmbc [x[i]] adalah 6. qsbc[c] 6 Langkah 3 :
8 Dilakukan perhitungan nilai qsbc [x[i]] untuk i=0 sampai i=m-1.(dalam contoh ini i=0 sampai i=4) dengan rumus untuk menghitung qsbc [x[i]] yaitu: qsbc [x[i]] = m-i Untuk i =0 ; mewakili karakter M pada pattern MUTIA qsbc [x[i]] = m-i = 5-0 = 5 Untuk i =1 ; qsbc [x[i]] = m-i = 5-1 = 4 Untuk i =2 ; qsbc [x[i]] = m-i = 5-2 = 3 Untuk i =3 ; qsbc [x[i]] = m-i = 5-3 = 2 Untuk i =4 ; qsbc [x[i]] = m-i = 5-4 = 1 Maka, untuk perhitungan tabel qsbc adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Nilai qsbc[c] untuk pattern MUTIA qsbc[c] Fase Pencarian Contoh proses pencarian pattern MUTIA pada teks ZARIANI MUTIA SYARA. Dengan nilai bmbc[c] dan qsbc[c] untuk pattern MUTIA dapat dilihat dari tabel 2.3 dibawah ini. Tabel 2.3 Nilai bmbc[c] dan qsbc[c] untuk pattern MUTIA bmbc[c] qsbc[c] Pada fase pencarian, jumlah pergeseran berdasarkan perbandingan terbesar nilai bmbc dari karakter yang paling kanan dari jendela teks yang bersesuaian dengan panjang patterndengan nilai qsbc dari karakter yang
9 disebelahnya.algoritma ini akan tetap mencari dengan bergerak kekanan hingga karakter pada teks berakhir. Tetapi, Jika sebelum teks berakhir pattern yang dicari sudah ditemukan, maka jumlah pergeseran pencarian selanjutnya berubah menjadi nilai qsbc dari karakter yang disebelah kanan karakter yang paling kanan dari jendela teks yang bersesuaian dengan panjangpattern. hingga teks berakhir. Tahap 1 : 1 Bergeser sejauh 6 (bmbc[a] = qsbc[n]) Tahap 2 : 1 Bergeser sejauh 2 (bmbc[t] = qsbc[i] Tahap 3 : Pada percobaan ketiga, pattern sudah sesuai dengan karakter pada teks. Pada contoh ini teks belum berakhir, maka pencarian akan dilanjutkan dengan nilai pergesaran berubah menjadi qsbc. Bergeser sejauh 6 (qsbc [SPASI (*)]) Tahap 4 : 1 Pada tahap keempat pencarian selesai, dikarenakan teks sudah berakhir. Pada contoh ini algoritma Smith melakukan 8 kali perbandingan karakter dengan teks.
10 2.5 Algoritma Raita Algoritma Raita dirancang untuk membandingkan karakter terakhir dari jendela teks dengan pattern yang bersesuaian, jika cocok kemudian karakter pertama,jika cocok juga maka dilanjutkan ke karakter tengah. Akhirnya,jika mereka benar-benar cocok, maka selanjutnya algoritma akan membandingkan karakter lain mulai dari karakter kedua hingga ke karakter kedua terakhir, dan mungkin membandingkan dengan karakter tengah lagi. Kebanyakan algoritma pencocokan string terdiri dari fase preprocessing dan fase pencarian. Tahap preprocessing menganalisis karakter dalam pola untuk menggunakan informasi ini untuk menentukan pergeseran pola dalam kasus ketidakcocokan atau seluruh pencocokan, dengan tujuan mengurangi jumlah perbandingan karakter, sedangkan fase pencarian mendefinisikan urutan perbandingan karakter dalam setiap upaya antara pola dan teks.(klaib&osborne, 2009). Pada algoritma Raita terbagi atas 2 fase, yaitu : 1. Fase Preprocessing 2. Fase Pencarian Fase Preprocessing Fase preprocessingpada algoritma Raitaterdiri dari penghitungan fungsi pergeseran bad-characterdari algoritma Boyer Moore.Bad-character merupakan kumpulan karakter yang mewakili pola (pattern). Fungsi pergeseran bad-character dari algoritma Boyer Moore ini disimpan pada tabel bmbc. Contoh perhitungan tabel pergeseran bmbc untuk patternmutiapada teks ZARIANI MUTIA SYARA.
11 Pattern : i x[i] Langkah 1 : Diambil setiap perwakilan karakter dari pattern dan sebuah karakter pembantu * untuk mewakilkan karakter yang belum ada. Langkah 2 : c * bmbc[c] Nilai bmbc [x[i]] diisi dengan nilai dari panjang pattern (m). Pada contoh ini karena Pattern memiliki panjang 5, maka nilai bmbc [x[i]] adalah 5. Langkah 3 : c * bmbc[c] 5 Dilakukan perhitungan nilai bmbc [x[i]] untuk i=0 sampai i=m-2. (dalam contoh ini i=0 sampai i=3) dengan rumus untuk menghitung bmbc[x[i]] yaitu: bmbc [x[i]] = m-i- 1 Untuk i =0 ; mewakili karakter M pada pattern MUTIA bmbc [x[i]] = m-i-1 = = 4 Untuk i =1 ; bmbc [x[i]] = m-i-1 = = 3 Untuk i =2 ; bmbc [x[i]] = m-i-1 = = 2 Untuk i =3 ; bmbc [x[i]] = m-i-1 = = 1 Dikarenakan i sudah bernilai 3, maka proses perhitungan nilai bmbc di hentikan dan nilai A adalah 5 sesuai dengan panjang pola, karena abjad yang tidak ada pada tabel maka diinisialisasikan dengan tanda (*) kemudian nilainya sesuai dengan panjang pola.
12 Maka, untuk perhitungan tabel BmBc adalah sebagai berikut: Tabel 2.4 Nilai bmbc[c] untuk pattern MUTIA bmbc[c] Fase Pencarian Contoh proses pencarian pattern MUTIA pada teks ZARIANI MUTIA SYARA. Dengan nilai bmbc[c] untuk pattern MUTIA dapat dilihat dari tabel 2.5 dibawah ini. Tabel 2.5 Nilai bmbc[c] untuk pattern MUTIA bmbc[c] Tahap 1 : 2 1 Tidak cocok Cocok Bergeser sejauh 5 (bmbc [A]) Tahap 2 : 1 Tidak cocok Bergeser sejauh 3 (bmbc [U]) Tahap 3 : Cocok
13 Cocok Cocok Cocok Cocok Pada tahap ini dilihat bahwa : Karakter terakhir pattern cocok. Setelah itu karakter pertama pattern cocok Lalu karakter tengah pattern cocok. Jika akhir, pertama, dan tengah pattern telah cocok maka pencocokan dilanjutkan. Pada karakter kanan dari awal (kedua) patterndan terus bergerak kekanan hingga ke karakter sebelah kiri dari karakter terakhir pattern. jika cocok maka karakter teks dengan karakter pattern dikatakan cocok dan berhasil ditemukan. 2.6 Penelitian yang Relevan 1. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Nasution, 2016) tentang Implementasi Algoritma Raita Dalam Kamus Bahasa Indonesia- Mandailing Berbasis Android, menyimpulkan bahwa pada algoritma Raita digunakan karakter pola sebagai field untuk mencari kaa pada database. 2. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Hutagalung, 2016) tentang Studi PerbandinganKinerja Teoretis dan Riil Algoritma Exact StringMatchingApostolico-Crochemore dan Smith, menyimpulkan bahwasecara teoretis, pada fase pencarian algoritma Smith lebih efektif untuk patternyang sangat pendek, sementara algoritma Apostolico- Crochemore lebih efektif untuk pattern yang panjang. 3. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Kumara, 2008) tentang Visualisasi Beberapa Algoritma Pencocokan String Dengan Java, menyimpulkan bahwa Visualisasi terhadap pencocokan string dapat dilakukan dan dapat membantu pemahaman akan cara kerja algoritma pencocokan string yang beragam.
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Istilah algoritma (algorithm) berasal dari kata algoris dan ritmis, yang pertama kali diungkapkan oleh Abu Ja far Mohammed Ibn Musa al Khowarizmi (825 M) dalam buku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Pencocokan string merupakan masalah mendasar yang terjadi dalam berbagai aplikasi praktis. (Mitani & Ino, 2016).Pencocokan string adalah proses menemukan jumlah kejadian
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aplikasi Berbasis Web Aplikasi merupakan program yang berisikan perintah-perintah untuk melakukan pengolahan data. Secara umum, aplikasi adalah suatu proses dari cara
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kamus Kamus menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) merupakan buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan dan makna,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma Algoritma ditemukan oleh seorang ahli matematika dari Uzbekistan, yang bernama Abu Ja far Muhammad Ibnu Al-Kwarizmi (770-840). Dalam bukunya yang berjudul Al-Jabr
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Istilah algoritma (algorithm) berasal dari kata algoris dan ritmis, yang pertama kali diungkapkan oleh Abu Ja far Mohammed Ibn Musa al Khowarizmi (825 M) dalam buku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi telekomunikasi memiliki peranan penting bagi pembangunan Nasional, karena telekomunikasi dapat menyalurkan dan menyediakan informasi secara cepat bagi manusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan pada saat ini semakin berkembang dengan pesat yang disertai dengan semakin banyaknya arus informasi dan ilmu pengetahuan ilmiah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Information Retrieval Information Retrieval atau sering disebut temu kembali infromasi adalah suatu sistem yang mampu melakukan penyimpanan, pencarian, dan pemeliharaan informasi.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Algoritma adalah urutan langkah logis tertentu untuk memecahkan suatu masalah. Yang ditekankan adalah urutan langkah logis, yang berarti algoritma harus mengikuti suatu
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kamus Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Kamus berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan maksud kata
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT, STRING MATCHING ON ORDERED ALPHABET, dan BOYER-MOORE dalam PENCARIAN UNTAI DNA
PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT, STRING MATCHING ON ORDERED ALPHABET, dan BOYER-MOORE dalam PENCARIAN UNTAI DNA Tito Daniswara 3506097 Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Algoritma adalah urutan langkah-langkah penyelesaian masalah yang disusun secara matematis dan logis. Tanpa kita sadari, kebanyakan dari kegiatan yang kita lakukan setiap
Lebih terperinciPENERAPAN STRING MATCHING DENGAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA APLIKASI FONT ITALIC UNTUK DETEKSI KATA ASING
PENERAPAN STRING MATCHING DENGAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA APLIKASI FONT ITALIC UNTUK DETEKSI KATA ASING Rohmat Indra Borman 1), Agus Pratama 2) 1) Komputerisasi Akuntansi, STMIK Teknokrat 2) Teknik Informatika,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Algoritma Optimal Mismatch ini mencari data secara berurut pada tiap
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Optimal Mismatch Algoritma Optimal Mismatch ini mencari data secara berurut pada tiap karakter dalam teks sehingga pencarian seperti ini disebut pencarian sekuensial
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam ilmu kesehatan banyak terdapat istilah medis yang berasal dari bahasa Yunani atau Latin. Secara umum, istilah yang berkaitan dengan diagnosis dan operasi memiliki
Lebih terperinciAPLIKASI PENERJEMAH KALIMAT BAHASA INDONESIA KE BAHASA SIMALUNGUN DENGAN ALGORITMA BERRY - RAVINDRAN
APLIKASI PENERJEMAH KALIMAT BAHASA INDONESIA KE BAHASA SIMALUNGUN DENGAN ALGORITMA BERRY - RAVINDRAN Saut Dohot Siregar 1*, Mawaddah Harahap 2, Yohana Marbun 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma Pencocokan String Algoritma pencocokan string merupakan komponen dasar dalam pengimplementasian berbagai perangkat lunak praktis yang sudah ada. String matching
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakter ASCII ASCII (American Standard Code for Information Interchange) merupakan suatu standar internasional dalam kode huruf dan simbol seperti Hex dan Unicode. Kode ASCII
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hadits Menurut pendapat muhaddihin muta akhirin, di antaranya dikemukakan oleh ibn Salah (w. 643 H/1245 M) dalam muqaddimah-nya. Hadits shahih adalah hadits yang bersambung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkomunikasi satu sama lain merupakan salah satu sifat dasar manusia. Komunikasi berfungsi sebagai sarana untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia terkadang
Lebih terperinciPENCOCOKAN DNA NR_ DAN DNA DI MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE
PENCOCOKAN DNA NR_108049 DAN DNA DI203322 MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE Yulius Denny Prabowo 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer dan Ilmu Komunikasi, Kalbis Institute JL Pulomas
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 String Matching 2.1.1 Pengertian String Matching String matching adalah pencarian sebuah pattern pada sebuah teks (Cormen, T.H. et al. 1994). String matching digunakan untuk menemukan
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA BOYER-MOORE, KNUTH- MORRIS-PRATT, DAN RABIN-KARP MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL
ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA BOYER-MOORE, KNUTH- MORRIS-PRATT, DAN RABIN-KARP MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL Indra Saputra M. Arief Rahman Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang
Lebih terperinciPenerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore untuk Keamanan Komputer
Penerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore untuk Keamanan Komputer Eric Cahya Lesmana 13508097 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciAnalisis Algoritma Knuth Morris Pratt dan Algoritma Boyer Moore dalam Proses Pencarian String
Analisis Algoritma Knuth Morris Pratt dan Algoritma Boyer Moore dalam Proses Pencarian String Rama Aulia Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA BOYER-MOORE PADA PERMAINAN WORD SEARCH PUZZLE
IMPLEMENTASI ALGORITMA BOYER-MOORE PADA PERMAINAN WORD SEARCH PUZZLE Steven Kristanto G 1 Antonius Rachmat C 2 R. Gunawan Santosa 3 stev_en12@yahoo.co.id anton@ti.ukdw.ac.id gunawan@ukdw.ac.id Abstract
Lebih terperinciPENGGUNAAN ALGORITMA APOSTOLICO-CROCHEMORE PADA PROSES PENCARIAN STRING DI DALAM TEKS
PENGGUNAAN ALGORITMA APOSTOLICO-CROCHEMORE PADA PROSES PENCARIAN STRING DI DALAM TEKS Sindy Gita Ratri Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciVolume VI No 1, Juni 2017 pissn : eissn : X. Tersedia online di
Volume VI No 1, Juni 2017 pissn : 2337 3601 eissn : 2549 015X Tersedia online di http://ejournal.stmik-time.ac.id Analisa Perbandingan Boyer Moore Dan Knuth Morris Pratt Dalam Pencarian Judul Buku Menerapkan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kamus Kamus merupakan buku rujukan yang berisi penjelasan terkait dengan makna katakata. Kamus berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan makna
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Sistem Tahapan ini dilakukan untuk memaparkan pemahaman tentang sistem yang dibuat secara keseluruhan. Baik kinerja sistem maupun proses perancangan
Lebih terperinciTECHNICAL REPORT PENGGUNAAN ALGORITMA PENCOCOKAN STRING BOYER-MOORE DALAM MENDETEKSI PENGAKSESAN SITUS INTERNET TERLARANG
TECHNICAL REPORT PENGGUNAAN ALGORITMA PENCOCOKAN STRING BOYER-MOORE DALAM MENDETEKSI PENGAKSESAN SITUS INTERNET TERLARANG Ario Yudo Husodo Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Information Retrieval System 2.1.1. Pengertian Information Retrieval System Information retrieval system merupakan bagian dari bidang ilmu komputer yang bertujuan untuk pengambilan
Lebih terperinciAplikasi String Matching Pada Fitur Auto-Correct dan Word-Suggestion
Aplikasi String Matching Pada Fitur Auto-Correct dan Word-Suggestion Johan - 13514206 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10
Lebih terperinciVisualisasi Beberapa Algoritma Pencocokan String Dengan Java
Visualisasi Beberapa Algoritma Pencocokan String Dengan Java Gozali Harda Kumara (13502066) Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro Informatika Institut Teknologi Bandung Abstraksi Algoritma pencocokan
Lebih terperinciMencari Pola dalam Gambar dengan Algoritma Pattern Matching
Mencari Pola dalam Gambar dengan Algoritma Pattern Matching Muhammad Farhan Majid (13514029) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma String Matching Algoritma string matching merupakan komponen dasar dalam pengimplementasian berbagai perangkat lunak praktis yang sudah ada. String matching digunakan
Lebih terperinciAplikasi String Matching pada Plugin SMS Blocker untuk Validasi Pesan
Aplikasi String Matching pada Plugin SMS Blocker untuk Validasi Pesan Mario Tressa Juzar 13512016 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kamus Menurut Lauder (2005:223), Kamus adalah sebuah karya yang berfungsi sebagai referensi. Kamus pada umumnya berupa senarai kata yang disusun secara alfabetis. Selain itu, disertakan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA BRUTE FORCE DALAM PENCARIAN DATA KATALOG BUKU PERPUSTAKAAN
IMPLEMENTASI ALGORITMA BRUTE FORCE DALAM PENCARIAN DATA KATALOG BUKU PERPUSTAKAAN Mesran Dosen Tetap Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No.338 Simpang Limun Medan
Lebih terperinciAplikasi Algoritma Pencarian String Dalam Sistem Pembayaran Parkir
Aplikasi Algoritma Pencarian String Dalam Sistem Pembayaran Parkir Andi Kurniawan Dwi P - 13508028 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.
Lebih terperinciPenerapan Algoritma Pattern Matching untuk Mengidentifikasi Musik Monophonic
Penerapan Algoritma Pattern Matching untuk Mengidentifikasi Musik Monophonic Fahziar Riesad Wutono (13512012) 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinciPerbandingan Penggunaan Algoritma BM dan Algoritma Horspool pada Pencarian String dalam Bahasa Medis
Perbandingan Penggunaan BM dan Horspool pada Pencarian String dalam Bahasa Medis Evlyn Dwi Tambun / 13509084 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciVariasi-Variasi Algoritma Boyer-Moore dan perbandingannya dalam pencarian String
Variasi-Variasi Algoritma Boyer-Moore dan perbandingannya dalam pencarian String Flora Monica Mirabella 13510094 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinciAlgoritme Pencocokan String (String Matching) Menurut Black (2016), string adalah susunan dari karakter-karakter (angka, alfabet, atau karakte
II KAJIAN PUSTAKA 2! KAJIAN PUSTAKA 2.1! Ejaan Bahasa Indonesia Ejaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016) adalah kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam tulisan
Lebih terperinciStudi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String
Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String Vina Sagita, Maria Irmina Prasetiyowati Program Studi Teknik Informatika, Universitas
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud
Lebih terperinciPerbandingan dan Pengujian Beberapa Algoritma Pencocokan String
Perbandingan dan Pengujian Beberapa Algoritma Pencocokan String Hary Fernando Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jln. Ganesha No.10 Bandung, e-mail: hary@hary.web.id ABSTRAK Pencocokan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
7 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Saat ini informasi sangat mudah didapatkan terutama melalui media internet. Dengan banyaknya informasi yang terkumpul atau tersimpan dalam jumlah yang banyak, user
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk utama penyimpanan data (Purwoko, 2006). 2006). Karena itu lah pencarian string merupakan salah satu hal yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri lagi teknologi telah berkembang sangat cepat pada zaman sekarang. Hampir semua manusia modern memanfaatkan teknologi untuk mempermudah
Lebih terperinciPenerapan Pencocokan String pada Aplikasi Kamusku Indonesia
Penerapan Pencocokan String pada Aplikasi Kamusku Indonesia Reno Rasyad - 13511045 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciII. DASAR TEORI I. PENDAHULUAN
Pencocokan Poligon Menggunakan Algoritma Pencocokan String Wiwit Rifa i 13513073 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA POSTING TWITTER TMC POLDA METRO JAYA UNTUK MELAPORKAN KONDISI LALULINTAS DAN RUTE JALAN KOTA JAKARTA
PENERAPAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA POSTING TWITTER TMC POLDA METRO JAYA UNTUK MELAPORKAN KONDISI LALULINTAS DAN RUTE JALAN KOTA JAKARTA Rudi Setiawan Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Telematika,
Lebih terperinciINFORMATION RETRIEVAL SYSTEM PADA PENCARIAN DOKUMEN DIGITAL PADA SMARTPHONE MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE
INFORMATION RETRIEVAL SYSTEM PADA PENCARIAN DOKUMEN DIGITAL PADA SMARTPHONE MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE Gilang Yulianta 1, Yudi Setiawan 2, Diyah Puspitaningrum 3 1,2,3 Program Studi Teknik Infomatika,
Lebih terperinciKombinasi Algoritma Pattern Matching dan BFS-DFS pada aplikasi Music Discovery
Kombinasi Algoritma Pattern Matching dan BFS-DFS pada aplikasi Music Discovery Disusun Oleh : Levanji Prahyudy / 13513052 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Kombinasi Algoritma
Lebih terperinciPenggunaan String Matching Dalam Mencari Kata Dalam Permainan Mencari Kata Dari Sebuah Matriks Huruf
Penggunaan String Matching Dalam Mencari Kata Dalam Permainan Mencari Kata Dari Sebuah Matriks Huruf Luthfi Kurniawan 13514102 1 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut
Lebih terperinciPengembangan Algoritma Boyer Moore pada Translator Bahasa Pemrograman
Pengembangan Algoritma Boyer Moore pada Translator Bahasa Pemrograman Diana Effendi 1) danandri Kurnaedi 2) Prodi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UniversitasKomputer Indonesia (UNIKOM),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang [1] [2] [3] [4] [5]
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Algoritma adalah prosedur komputasi yang terdefinisi dengan baik yang menggunakan beberapa nilai sebagai masukan dan menghasilkan beberapa nilai yang disebut keluaran.
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciImplementasi Algoritma Boyer-Moore pada Aplikasi Kamus Kedokteran Berbasis Android
Implementasi Algoritma Boyer-Moore pada Aplikasi Kamus Kedokteran Berbasis Android Kencana Wulan Argakusumah, Seng Hansun Program Studi Teknik Informatika, Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang,
Lebih terperinciArtikel Ilmiah. Peneliti: Ditya Geraldy ( ) Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom. Yos Richard Beeh., S.T., M.Cs.
Studi Perbandingan Algoritma Brute Force, Algoritma Knuth- Morris-Pratt, Algoritma Boyer-Moore untuk Identifikasi Kesalahan Penulisan Teks berbasis Android Artikel Ilmiah Peneliti: Ditya Geraldy (672011064)
Lebih terperinciPenerapan Algoritma Boyer Moore-Dynamic Programming untuk Layanan Auto-Complete dan Auto-Correct
Penerapan Algoritma Boyer Moore-Dynamic Programming untuk Layanan Auto-Complete dan Auto-Correct Christabella Chiquita B. - 13509050 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Lebih terperinciAlgoritma String Matching pada Mesin Pencarian
Algoritma String Matching pada Mesin Pencarian Harry Octavianus Purba 13514050 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Bandung, Indonesia 13514050@stei.itb.ac.id Proses
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kamus Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kamus adalah buku acuan yang memuat kata dan ungkapan yang biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan maknanya, pemakaiannya
Lebih terperinciKompleksitas Algoritma
Kompleksitas Algoritma Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus mangkus (efisien). Algoritma yang bagus adalah algoritma yang mangkus. Kemangkusan algoritma diukur dari berapa jumlah
Lebih terperinciPenggunaan Algoritma Knuth-Morris-Pratt untuk Pengecekan Ejaan
Penggunaan Algoritma Knuth-Morris-Pratt untuk Pengecekan Ejaan Andreas Dwi Nugroho - 13511051 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciAPLIKASI ALGORITMA PENCOCOKAN STRING KNUTH-MORRIS-PRATT (KPM) DALAM PENGENALAN SIDIK JARI
APLIKASI ALGORITMA PENCOCOKAN STRING KNUTH-MORRIS-PRATT (KPM) DALAM PENGENALAN SIDIK JARI Winda Winanti Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciPendahuluan. Ukuran input (input s size)
Kompleksitas Algoritma Sesi 14 Pendahuluan Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus mangkus (efisien). Algoritma yang mangkus ialah algoritma yang meminimumkan kebutuhan waktu dan ruang.
Lebih terperinciAplikasi Algoritma String Matching dan Regex untuk Validasi Formulir
Aplikasi Algoritma String Matching dan Regex untuk Validasi Formulir Edmund Ophie - 13512095 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT PADA APLIKASI PENERJEMAHAN BAHASA MANDAILING-INDONESIA
IMPLEMENTASI ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT PADA APLIKASI PENERJEMAHAN BAHASA MANDAILING-INDONESIA Rivalri Kristianto Hondro 1, Zumrotul Aqobah Hsb 2, Suginam 3, Ronda Deli Sianturi 4 1, 3, 4 Dosen Tetap
Lebih terperinciANALISIS STRING MATCHING PADA JUDUL SKRIPSI DENGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS PRATT (KMP)
ANALISIS STRING MATCHING PADA JUDUL SKRIPSI DENGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS PRATT (KMP) Wistiani Astuti whistieruslank@gmail.com Teknik Informatika, Universitas Muslim Indonesia Abstrak Skripsi adalah suatu
Lebih terperinciAplikasi Algoritma Pencocokan String pada Mesin Pencari Berita
Aplikasi Pencocokan String pada Mesin Pencari Berita Patrick Nugroho Hadiwinoto / 13515040 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA STRING SEARCHING BRUTE FORCE, KNUTH MORRIS PRATT, BOYER MOORE, DAN KARP RABIN PADA TEKS ALKITAB BAHASA INDONESIA
PERBANDINGAN ALGORITMA STRING SEARCHING BRUTE FORCE, KNUTH MORRIS PRATT, BOYER MOORE, DAN KARP RABIN PADA TEKS ALKITAB BAHASA INDONESIA Darmawan Utomo Eric Wijaya Harjo Handoko Fakultas Teknik Program
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsip Dalam Undang-Undang No.43 Tahun 2009 menjelaskan bahwa arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi
Lebih terperinciAplikasi String Matching dalam Analisis Cap Bibir
Aplikasi String Matching dalam Analisis Cap Bibir Khoirunnisa Afifah (13512077) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Performansi Algoritma Zhu-Takaoka dan Algoritma Karp-Rabin Pada Pencarian Kata Di Rumah Baca Buku Sunda
Analisis Perbandingan Performansi Algoritma Zhu-Takaoka dan Algoritma Karp-Rabin Pada Pencarian Kata Di Rumah Baca Buku Sunda LATAR BELAKANG RUMAH BACA BUKU SUNDA BANYAKNYA Buku Banyaknya Algoritma 35
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
14 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan pengumpulan, penginterpretasi dan pendiagnosaan persoalan sehingga menjadi prasyarat untuk mendesain sistem dan spesifikasi
Lebih terperinciPerbandingan Algoritma String Matching yang Digunakan dalam Pencarian pada Search Engine
Perbandingan Algoritma String Matching yang Digunakan dalam Pencarian pada Search Engine Eldwin Christian / 13512002 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciSISTEM DETEKSI KEMIRIPAN JUDUL SKRIPSI PRODI TEKNIK INFORMATIKA MENGGUNAKAN ALGORITMA RABIN-KARP
SISTEM DETEKSI KEMIRIPAN JUDUL SKRIPSI PRODI TEKNIK INFORMATIKA MENGGUNAKAN ALGORITMA RABIN-KARP SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Progam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aplikasi permainan (game) sekarang ini sudah semakin berkembang. Hal ini dibuktikan melalui media yang dipakai untuk game yang semakin beragam. Sekarang ini game
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1 Word search puzzle Sumber (http://en.wikipedia.org/wiki/word_search)
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Permainan Word Search Puzzle Permainan word search puzzle atau permainan pencarian kata adalah permainan permainan berbasis puzzle untuk mencari kata-kata yang disusun dalam bentuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Era komputerisasi informasi telah berkembang dengan pesat.terdapat sistem operasi yang berkembang dengan sangat cepat di smartphone. Smartphone sebagai produk
Lebih terperinciPenerapan Pencocokan String dalam Aplikasi Duolingo
Penerapan Pencocokan String dalam Aplikasi Duolingo Reno Rasyad 13511045 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka berpikir, dan hipotesis yang mendasari penyelesaian Traveling Salesman Problem dalam menentukan lintasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia IT (Information Technology) dengan hadirnya mesin pencarian (Search Engine) di dalam sistem komputer yang merupakan salah satu fasilitas internet
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT DAN APOSTOLICO-CROCHEMOE PADA APLIKASI KAMUS BAHASA INDONESIA - BELANDA SKRIPSI
i PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT DAN APOSTOLICO-CROCHEMOE PADA APLIKASI KAMUS BAHASA INDONESIA - BELANDA SKRIPSI HUSNIL KHOTIMAH SIREGAR 131401008 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciRANCANG BANGUN APLIKASI SIMULASI KEGIATAN P3K DENGAN ANIMASI 2D MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER-MOORE
RANCANG BANGUN APLIKASI SIMULASI KEGIATAN P3K DENGAN ANIMASI 2D MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER-MOORE Khaerul Manaf 1), Ruqi Antika 2) Jurusan Sistem Informatika, Fakultas Teknik Universitas Sangga Buana Jl.PHH
Lebih terperinciKOMPLEKSITAS ALGORITMA PENGURUTAN (SORTING ALGORITHM)
KOMPLEKSITAS ALGORITMA PENGURUTAN (SORTING ALGORITHM) Andi Kurniawan Dwi Putranto / 3508028 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jln. Ganesha
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Algoritma Algoritma adalah prosedur komputasi yang didefinisikan dengan baik yang mengambil beberapa nilai yaitu seperangkat nilai sebagai input dan output yang menghasilkan
Lebih terperinciPERBANDINGAN KOMPLEKSITAS ALGORITMA PENCARIAN BINER DAN ALGORITMA PENCARIAN BERUNTUN
PERBANDINGAN KOMPLEKSITAS ALGORITMA PENCARIAN BINER DAN ALGORITMA PENCARIAN BERUNTUN Yudhistira NIM 13508105 Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika ITB Jalan Ganesha No.10 Bandung e-mail: if18105@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciPenerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore dan Knuth-Morris-Pratt (KMP) dalam Pencocokkan DNA
Penerapan Algoritma Pencocokan String Boyer-Moore dan Knuth-Morris-Pratt (KMP) dalam Pencocokkan DNA Khaidzir Muhammad Shahih 1351268 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Lebih terperinciPengembangan Algoritma Boyer Moore
Pengembangan Algoritma Boyer Moore Aldyaka Mushofan - 13512094 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia
Lebih terperinciImplementasi Algoritma KMP dan Boyer-Moore dalam Aplikasi Search Engine Sederhana
Implementasi Algoritma KMP dan Boyer-Moore dalam Aplikasi Search Engine Sederhana Moch. Yusup Soleh/13507051 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesan SMS dapat dijadikan sebagai barang bukti digital dalam kasus tindak kejahatan. Di Indonesia sendiri barang bukti digital dalam pengungkapan tindak kejahatan
Lebih terperinciHubungan Kompleksitas Algoritma dengan Cara Belajar
Hubungan Kompleksitas Algoritma dengan Cara Belajar Ryan Ignatius Hadiwijaya / 13511070 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10
Lebih terperinciAplikasi Algoritma Pencocokan String dan Algoritma Runut Balik dalam Konversi Romaji ke Hangul
Aplikasi Algoritma Pencocokan String dan Algoritma Runut Balik dalam Konversi Romaji ke Hangul Denita Hanna Widiastuti - 13514008 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut
Lebih terperinciDesign and Analysis of Algorithm
Design and Analysis of Algorithm Week 3: Notasi Asymptotic dan Kelas Dasar Efisiensi Dr. Putu Harry Gunawan 1 1 Department of Computational Science School of Computing Telkom University Dr. Putu Harry
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa
Lebih terperinciPengantar Strategi Algoritmik. Oleh: Rinaldi Munir
Pengantar Strategi Algoritmik Oleh: Rinaldi Munir 1 Masalah (Problem) Masalah atau persoalan: pertanyaan atau tugas yang kita cari jawabannya. Contoh-contoh masalah: 1. [Masalah pengurutan] Diberikan senarai
Lebih terperinci