BAB I PENDAHULUAN. Penelitian terhadap ilmu-ilmu bahasa Arab tidak terhenti pada
|
|
- Iwan Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian terhadap ilmu-ilmu bahasa Arab tidak terhenti pada menghasilkan teori-teori saja, akan tetapi berlanjut secara terus menerus mengikuti perkembangan zaman. Ketika zaman berkembang, maka ilmu bahasa Arab pun ikut berkembang, baik dari sisi usaha menemukan teori-teori baru ataupun dari sisi menjelaskan teori-teori yang telah ada sebelumnya. Bahasa Arab memiliki keindahan yang khas dalam penyusunan kalimatnya dan urutan kata-katanya yang dapat memberi pengaruh yang kuat di hati para pendengarnya. Bahasa Arab memiliki peran yang besar dalam pengembangan peradaban umat manusia hingga masa sekarang ini. Bahasa Arab berkaitan erat dengan kejayaan ummat Islam, dan ini merupakan salah satu hubungan yang saling melengkapi antara satu sama lainnya, ibarat hubungan yang kuat antara ruh dan jasad. Di antara keistimewaan yang dimiliki bahasa Arab adalah bahwa pada sebagian fi il (verba/kata kerja) memiliki makna yang banyak, meskipun lafazhnya satu. Hal tersebut disebabkan oleh adanya charf yang terdapat sebelumnya, seperti: Lam yadzhab Lan yadzhaba Liyadzhaba dia belum/tidak pergi dia tidak akan pergi untuk/agar dia pergi Ataupun juga disebabkan oleh charf yang terdapat setelahnya, seperti: Raghiba fî Raghiba an Bachatsa fî Bachatsa an menyukai membenci membahas mencari
2 2 Dari contoh-contoh tersebut kita mendapati bahwa charf lam, lan, lî, an, dan fî terhubung dengan fi il (verba). Dalam bahasa Arab kata terbagi kepada tiga macam: isim (nomina/kata benda), fi il (verba/kata kerja), dan charf (partikel). Isim adalah kata yang memberi nama pada manusia atau yang lainnya, seperti: Sa îd (nama orang), bait (rumah), dan chadîqah (taman). Fi il adalah kata yang menunjukkan kepada suatu perbuatan yang terjadi di waktu yang telah lewat, di waktu sekarang, ataupun di waktu yang akan datang, seperti: kharaja (keluar), dzahaba (pergi), dan yata allamu (sedang belajar). Sedangkan charf adalah kata yang menjadi jelas maknanya setelah disambungkan dengan kata selainnya, contoh: ilâ (ke), min (dari), dan fî (di/di dalam) (Marghani, 2011: 26). Kita tidak dapat mengetahui secara pasti jumlah keseluruhan dari isim dan fi il, sedangkan charf berjumlah 202 dan semuanya mabni (tidak dapat berubah harakat akhirnya), seperti: an (tentang), alâ (di atas), fî (di/di dalam), bâˋ (dengan), lâm (untuk), min (dari), dan ilâ (ke). Churûf tersebut dinamakan dengan churûf jarr. Semua charf bermakna seperti disebut di atas apabila terletak sebelum isim, namun apabila charf tersebut terletak setelah fi il maka akan mengubah makna fi il tersebut. Dalam bahasa Arab isim dapat berubah-ubah bentuknya menjadi beberapa bentuk (1) bentuk mutsannâ (bentuk dual), (2) bentuk jamak, (3) dapat ditambahkan penanda muˋannats (feminim), (4) dapat ditambahkan yâˋ nisbah untuk membentuk adjektif, (5) dapat berubah i râb-nya (kasusnya) dari rafa (nominatif) menjadi bentuk manshûb (akusatif) dan majrûr (genitif).
3 3 Fi il dalam bahasa Arab berbeda pembentukannya dengan isim. Perubahan fi il dapat dilakukan dengan cara penambahan huruf, dengan penambahan charf, ataupun dengan ibdâl (metatesis/perubahan letak huruf). Perubahan bentuk fi il dengan penambahan huruf telah dilakukan dengan cara dan kaidah yang paten. Contohnya adalah kata karuma (menjadi terhormat) dari wazan fa ula, yaitu fi il lâzim (verba intransitif). Jika ingin dibuat menjadi fi il muta addi (verba transitif), maka kita tambahkan huruf raˋ menjadi dobel (syaddah) yaitu karrama, maka artinya berubah menjadi mengormati. Begitu juga kita dapat mengubahnya dengan menambahkan huruf alif di awalnya yaitu menjadi akrama yang artinya juga menghormati (Hadi, 2009: 1). Fi il yang metatesis ribuan jumlahnya dan akan menjadi objek telaah yang sangat penting dalam hal perubahan fi il dari sisi bentuk maupun maknanya. Perubahan ini maksudnya adalah mengubah letak huruf pada sebuah kata kerja, misalnya kata rasyada (râˋ-syîn-dâl) diubah menjadi syarada (syîn-râˋ-dâl) yang artinya berubah dari memberi petunjuk menjadi menyesatkan. Artinya setelah mengalami metatesis ia mengalami perubahan, terkadang ada yang menjadi sinonimnya dan terkadang pula menjadi antonimnya. Adapun perubahan fi il dengan penambahan charf telah ada yang menyusunnya, namun belum sempurna dan masih perlu dikoreksi. Penambahan charf yang paling utama adalah penambahan dengan charf jarr ( an, alâ, fî, bâˋ, lâm, min, ilâ). Penambahan huruf pada fi il akan mempengaruhi maknanya, dimana fi il mujarrad (hanya berhuruf asli) dapat berubah maknanya jika diubah menjadi fi il mazîd (dengan penambahan huruf) baik dengan satu huruf, dua huruf, maupun tiga
4 4 huruf. Ketika maknanya menjadi bermacam-macam, maka semakin banyak pula fi il yang ada, bahkan jumlahnya mencapai ±3000 fi il (Hadi, 2009: 2). Permasalahannya bukan hanya terletak pada sisi perubahan maknanya saja, akan tetapi juga pada sisi fi il itu sendiri dan huruf-huruf tambahannya. Dari sisi fi il-nya, kita melihat bahwa fi il terkadang terdiri dari tiga huruf asli (mujarrad) dan terkadang mendapatkan penambahan huruf (mazîd). Dari sisi penambahan hurufnya menjadi bermacam-macam pula, terkadang penambahan dengan satu huruf, dengan dua huruf, ataupun dengan tiga huruf. Perubahan makna fi il bisa juga terjadi karena adanya charf jarr yang tersambung setelahnya (Hadi, 2009: 2). Keberagaman ini tentunya berpengaruh pada banyaknya jumlah makna fi il yang berbeda-beda dan menjadi luas. Fi il juga dapat berubah dari sisi maknanya, baik disebabkan oleh charf yang terletak sebelumnya (pre-posisi) maupun charf yang terletak setelahnya (post-posisi) atau yang disebut dengan charf jarr. Dengan adanya charf tersebut, baik sebelum maupun setelahnya, maka makna fi il dapat berubah, bahkan bisa saja malknanya menjadi banyak dan terbentuk makna-makna baru baginya. Di Indonesia, penggunaan charf terkadang digunakan secara tidak tepat, terutama charf yang terletak setelah fi il yaitu charf jarr, seperti kita mengatakan ibta id minnî (menjauhlah dariku) dan washaltu fî Yogyakarta (saya telah sampai di Yogyakarta). Padahal yang benar adalah ibta id annî dengan menggunakan charf an dan washaltu ilâ Yogyakarta dengan menggunakan charf ilâ. Oleh karenanya, maka dibutuhkan pembahasan dan penelitian yang mendalam tentang charf yang tersambung dengan fi il, supaya kita dapat mengetahui maknamakna baru pada fi il tersebut dan dapat menggunakannya secara tepat dan benar.
5 5 1.2 Batasan Penelitian Dari latar belakang penelitian yang telah penulis paparkan, maka diperlukan batasan-batasan judul dan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Bersambungnya fi il dengan charf 2. Charf jarr yang terletak setelah fi il 3. Charf jarr, pembagian dan maknanya 4. Pembahasan khusus tentang studi semantik yang berkaitan dengan fi il yang tersambung dengan charf jarr. 1.3 Rumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah mencakup pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1. Apakah fi il dapat tersambung dengan charf? 2. Apakah charf memiliki pengaruh terhadap fi il? 3. Apa pengaruh yang diberikan charf terhadap fi il? 4. Pola apa sajakah yang digunakan untuk menjelaskan bersambungnya fi il dengan charf jarr? 5. Apa makna baru pada fi il akibat pengaruh dari adanya charf jarr setelahnya? 1.4 Tujuan Penelitian Dalam setiap penelitian apa pun, seorang peneliti pasti memiliki tujuantujuan tertentu yang ingin dicapainya melalui penelitiannya tersebut. Maka pada penelitian ini pun penulis tentunya memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu:
6 6 1. Mengetahui charf yang dapat tersambung dengan fi il 2. Mengetahui pentingnya charf jarr dalam sebuah kalimat Arab dan pengaruhnya terhadap fi il yang terletak sebelumnya 3. Mengklasifikasikan makna-makna charf jarr 4. Menemukan pola-pola yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara fi il dan charf 5. Mengetahui pengaruh dari charf jarr pada fi il dari sisi perubahan maknanya 6. Mengetahui makna-makna fi il yang tersambung dengan charf jarr berdasarkan pola yang digunakan. 1.5 Manfaat Penelitian Setiap penelitian pasti memiliki manfaat-manfaat yang diberikan oleh peneliti untuk orang lain, dengan harapan para pembaca dapat mengambil manfaatnya dalam mengembangkan pengetahuan mereka atau menerapkan pengetahuan-pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat penelitian dari tesis ini meliputi manfaat teoritis dan manfaat praktis Manfaat Teoritis 1. Menambah referensi dalam bidang ilmu semantik, terutama dalam studi makna charf jarr dan makna fi il yang terbentuk dengan keberadaan charf jarr setelah. 2. Memperkaya wawasan keilmuan bagi masyarakat yang concern terhadap bidang linguistik, terutama linguistik Arab.
7 Manfaat Praktis 1. Memahamkan kepada pembaca tentang makna-makna baru pada fi il yang dihasilkan dari ketersambungannya dengan charf jarr yang terletak setelahnya 2. Penelitian ini memberi manfaat bagi para penutur maupun penulis bahasa Arab dalam hal penggunaan charf jarr yang tepat karena terkait erat dengan makna yang terkandung dalam fi il yang tersambung sebelumnya. Jika terjadi kesalahan dalam penggunaan charf jarr maka makna fi il tersebut bisa jadi tidak sesuai dengan yang dimaksud oleh penutur. 1.6 Tinjauan Pustaka Terkait dengan makna fi il yang tersambung dengan charf jarr, Syamsul Hadi dan Sayyid Abid (2009) telah menyusun sebuah kamus khusus tentang fi il dengan tema Al-Af âlul-muttashilah Bicharfin (fi il yang tersambung dengan charf jarr). Dalam laporan penelitiannya, beliau menuliskan kelompok fi il yang tersambung dengan charf jarr dengan disertai makna-maknanya. Kita memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas karya beliau tersebut, namun dalam kamus tersebut beliau hanya memaparkan makna fi il secara umum dan belum diklasifikasikan secara semantik. Oleh karenanya pada tesis ini penulis bermaksud untuk mengembangkannya dengan menelaahnya secara semantik, yaitu dengan cara mengklasifikasikan fi il-fi il tersebut berdasarkan sisi semantik dan pembentukan makna barunya.
8 8 1.7 Landasan Teori Fokus pada tesis ini adalah pembahasan seputar charf jarr yang tersambung dengan fi il dan pengaruhnya pada pembentukan makna baru bagi fi il. Ketika berbicara tentang macam-macam bentuk kata, kasusnya, dan maknanya, maka dibutuhkan studi analisis sintaksis, morfologi, dan semantik. Dari sisi kasusnya (i râb) atau perubahan akhir kata menjadi marfû (nominatif), manshûb (akusatif), majrûr (genitif), dan majzûm, maka kata mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor pengubah yang masuk padanya ( âmil), demikian pula dengan fi il. Perubahan-perubahan ini dipelajari dengan pendekatan ilmu sintaksis. Ilmu sintaksis (nachwu) adalah ilmu untuk mengetahui keadaan-keadaan kata dalam bahasa Arab, baik secara ifrâd (hanya berupa satu kata) maupun secara penyusunan (Syarînah, 2003: 14). Sedangkan dari sisi perubahan bentuk kata, yaitu dengan menghapus salah satu hurufnya atau dengan menambahkan huruf melalui metatesis (ibdâl), maka ini merupakan pembahasan pada ilmu morfologi. Ilmu morfologi (sharf) didefinisikan sebagai ilmu untuk mengetahui keadaan-keadaan kata dari sisi shiẖẖah-nya (selamat dari huruf illah), i lâl, qalb, ibdâl (metatesis), huruf aslinya, penghapusan huruf, penggabungan dua huruf dan lain-lainnya yang bukan merupakan mu rab (dapat berubah) dan mabni (tidak dapat berubah) (Syarînah, 2003: 14). Al-Ghalâyaini (2011: 1/8) mendefiniskannya sebagai ilmu dengan dasardasar untuk mengetahui macam-macam bentuk kata dalam bahasa Arab dan keadaan-keadaannya, yang bukan merupakan mu rab maupun mabni.
9 9 Sedangkan menurut Ahnan (1999: 7), ilmu morfologi secara bahasa berarti berubah atau mengubah dari bentuk asal menjadi bentuk lainnya, seperti mengubah bentuk bangunan rumah klasik menjadi bangunan rumah modern. Dalam ilmu sintaksis dan morfologi menjadi jelas bahwa yang dibahas pada keduanya adalah kata. Kata adalah lafazh yang menunjukkan kepada makna mufrad (satu). Kata terdiri atas tiga jenis, yaitu isim, fi il, dan charf (Al-Ghalâyaini, 2011: 1/8). Sedangkan dari sisi maknanya, kata dalam bahasa Arab memiliki makna yang berbeda-beda satu sama lainnya. Begitu pula halnya dengan fi il, memiliki makna yang banyak dan berbeda-beda. Walaupun hanya merupakan satu fi il tetapi maknanya dapat berubah-ubah jika ditambahkan beberapa huruf padanya, atau juga dengan cara menggabungkan dua huruf yang sama (idghâm) maupun metatesis. Tidak sampai di situ saja, satu fi il pun dapat berubah-ubah maknanya jika ditambahkan charf tertentu setelahnya. Analisis seperti ini masuk dalam kategori ilmu ma âni atau yang disebut dengan ilmu semantik. Ilmu semantik juga merupakan salah satu dari cabang ilmu linguistik Arab. Sebagian para linguis mendefinisikan ilmu semantik sebagai studi telaah makna, atau ilmu yang mempelajari makna. Ilmu semantik merupakan salah satu cabang dari ilmu linguistik yang memfokuskan pada teori-teori tentang makna, atau bisa juga disebut sebagai salah satu cabang yang mempelajari syarat-syarat yang harus terpenuhi pada simbol/tanda sehingga dapat memiliki makna (Umar, 2009: 11). Pada definisi yang terakhir menitik-beratkan pembahasan ilmu semantik pada peran simbol dan tanda. Tanda atau simbol ini bisa saja berupa rambu atau
10 10 petunjuk yang terdapat di jalan-jalan, atau bisa juga berupa isyarat tangan atau mimik muka, dan bisa juga berupa kata ataupun kalimat. Dengan kata lain, tanda atau simbol yang bukan bahasa sekalipun bisa jadi memiliki makna, sebagaimana tanda atau simbol bahasa. Contoh dari tanda yang memiliki makna tersebut adalah wajah kemerah-merahan menunjukkan rasa malu, bertepuk tangan sebagai tanda menganggap baik, tanda-tanda dalam penulisan, gambar siluet seorang wanita yang memegang timbangan sebagai simbol keadilan, meletakkan garpu dan pisau yang disilangkan di kereta menunjukkan adanya restoran di dalamnya, dan lain sebagainya. Para linguis modern berbeda pendapat dalam hal definisi wachdah dilâliyyah (semantic unit) dan istilah ilmiah yang dipakai padanya. Sebagian menyebutnya dengan istilah semantic unit, sebagian lainnya menyebutnya dengan sememe, yaitu istilah yang pertama kali diperkenalkan dalam ilmu linguistik tahun 1908 oleh Adolf Noreen dan juga Bloomfield tahun 1926 (Umar, 2009: 21). Pandangan-pandangan para linguis tentang unit semantik berbeda-beda, ada yang mengatakan sebagai unit terkecil pada makna, ada yang mengatakan sebagai penggabungan dari pandangan-pandangan sekilas yang spesifik, dan ada yang mengatakan sebagai pengembangan dari perkataan yang berlawanan dan kontradiktif secara makna (Umar, 2009: 21). 1.8 Metode Penelitian Setiap penelitian biasanya berpedoman pada metode-metode tertentu agar dapat memperoleh bahan masukan yang terdapat dalam permasalahan yang dibahas. Karena didalam penelitian yang baik seharusnya menggunakan metode penelitian yang sesuai kemana arah yang akan dimaksud. Adapun yang perlu
11 11 diperhatikan dalam penelitian ini adalah, adakah atau tidak bahan yang akan digarap, yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas? Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode analisis deskriptif yaitu dengan jalan mengumpulkan data, menyusun dan mengklasifikasikannya, menganalisis dan menginterpretasikannya. Bahan-bahan masukan atau data diambil dari kitab-kitab yang berkaitan dengan bahasa Arab, terutama kitab-kitab nachwu dan semantik Arab. Setelah datadata dikumpulkan dan diseleksi, baru kemudian dianalisis. Hasil dari analisis tersebut kemudian akan dituangkan dalam bentuk karya tulis. Bahan-bahan yang dijadikan acuan dalam penulisan tesis ini di antaranya diambil dari beberapa kitab berikut: 1. An-Nachwul Wâfî karya Abbas Hasan 2. Jâmi ud-durûsil- Arabiyyah karya Musthafa Al-Ghalâyaini 3. Syarhu Ibnu Aqîl alâ Alfiyyati Ibnu Mâlik karya Ibn Aqîl 4. Al-Wâdhiẖ fî ilmish-sharfi karya Nûri Ali Syarînah 5. Ilmud-Dilâlah karya Achmad Mukhtar Umar 6. Kamus Al-Af âlul-muttashilah Bicharfin karya Syamsul Hadi dan Sayyid Abid 7. Buku-buku dan kamus-kamus lainnya 1.9 Sistematika Penyajian Penulisan hasil penelitian ini dibagi menjadi empat bab yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan kesempurnaan dalam merepresentasikan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Setiap bab dalam penelitian ini dikembangkan ke dalam beberapa sub-bab yang disesuaikan dengan luasnya tema
12 12 pada setiap pokok bahasan. Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab pertama merupakan bab pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, batasan penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian. Bab kedua tentang bersambungnya fi il dengan charf jarr. Dalam bab ini membahas tentang jumlah (kalimat) dalam bahasa Arab dan penyusunannya, charf dan pembagiannya, dan tersambungnya fi il dengan charf. Bab ketiga tentang charf jarr dan makna-maknanya. Dalam bab ini membahas tentang penamaan dan fungsi charf jarr, kemudian menjelaskan maknamaknanya, dan mengklasifikasikan makna yang sama pada beberapa charf jar. Bab keempat tentang al- af âl ma al-charf dan makna barunya. Bab ini membahas tentang tanâwub churûf, tarâduf, tadhâd, ta diyah, dan penggunaan lebih dari dua charf, yang meliputi pengertian-pengertiannya, pandangan para nuchât tentangnya, dan makna-makna fi il yang tersambung dengan charf jarr. Bab kelima sebagai penutup yang mengemukakan kesimpulan dari penelitian ini serta tindaklanjut untuk penelitian selanjutnya dalam bentuk saran.
BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu perlawanan kata. Perlawan kata dalam pelajaran bahasa Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk hubungan makna yang terdapat dalam satuan bahasa yaitu perlawanan kata. Perlawan kata dalam pelajaran bahasa Indonesia biasanya disebut dengan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. tentang morfologi, sintaksis, morfosintaksis, verba transitif, dan implikasinya
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 1.1 Simpulan Berikut ini disajikan simpulan dari seluruh rangkaian kegiatan studi tentang morfologi, sintaksis, morfosintaksis, verba transitif, dan implikasinya terhadap
Lebih terperinciBab II. Mengenal Macam-macam Isim
8 Bab II Mengenal Macam-macam Isim Alokasi Waktu Materi : 120 menit :- Pembagian Isim Ditinjau dari Bilangannya - Pembagian Isim Ditinjau dari Perubahannya - Beberapa Contoh Isim lainnya ISIM bilangannya
Lebih terperinciSTRUKTUR KEBAHASAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. (A. Suherman)
STRUKTUR KEBAHASAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB (A. Suherman) A. Sruktur Kebahasaan Yang dimaksud dengan struktur-struktur kebahasaan adalah struktur- struktur grammar atau tata bahasa. Terdapat banyak
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dengan adanya bahasa manusia dapat menyampaikan tujuan mereka kepada orang lain dengan mudah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Arab. Keindahan bahasa, susunan kata-kata, serta maknanya menjadi perhatian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alquran merupakan kitab yang disampaikan dan ditulis dalam bahasa Arab. Keindahan bahasa, susunan kata-kata, serta maknanya menjadi perhatian bagi para peneliti
Lebih terperinciBAB II LEKSIKOGRAFI ARAB
BAB II LEKSIKOGRAFI ARAB 1.1. Pengertian Leksikografi Arab Leksikografi adalah bidang linguistik terapan yang mencakup metode dan teknik penyusunan kamus. Maksudnya adalah bagaimana caranya menyusun leksikon
Lebih terperinciDi dalam tulisannya tidak akan anda temukan bagaimana uraian tentang hal tersebut, karena untuk tahu penjelasan lengkapnya anda harus mengikuti
Inti Ilmu Nahwu Tulisan ini terilhami oleh uraian Yusuf Mulan di internet, yang membahas tentang cara baru mempelajari bahasa Arab. Di situ beliau, antara lain, menyinggung tentang 6 cara menulis Zaid
Lebih terperinciMAKALAH ALIF LAYYINAH. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Qowaidul Imla Dosen Pengampu: M. Mas ud, S.P.I.
MAKALAH ALIF LAYYINAH Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Qowaidul Imla Dosen Pengampu: M. Mas ud, S.P.I. Disusun oleh: 1. Dwi Wahyu Rofiqoh NIM: 111 13 159 2. Endang Asmiatun NIM. 111
Lebih terperinciSILABUS NAHWU 1 AR 105. Dr. Maman Abdurrahman M. Zaka Alfarisi, S. Pd.
SILABUS NAHWU 1 AR 105 Dr. Maman Abdurrahman M. Zaka Alfarisi, S. Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA SAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 40 1. Identitas Mata Kuliah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia, karena dalam kehidupannya manusia tidak terpisahkan dari pemakaian bahasa. Dengan bahasa, manusia
Lebih terperinciḥ așalat bitarkībi ba ḍ ihā ma a ba ḍ in min i rābin wa binā`in wa mā yatba uhumā/ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan untuk menyampaikan suatu maksud atau keinginan kita kepada orang lain.
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012
KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (IPA/IPS/BHS) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Bahasa Arab Jumlah Soal : 50 Butir Kurikulum
Lebih terperinciBAB SATU PENGENALAN. topik perbincangan dalam kajian morfologi ( ) perlu diketengahkan. fonologi yang berlaku dalam pembentukan kata bahasa Arab.
BAB SATU PENGENALAN 1.0 Pernyataan Masalah Dalam pembentukan kata bahasa Arab, aspek fonologi memainkan peranan yang penting dan mempunyai signifikannya yang tersendiri. Penghasilan sesuatu perkataan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Saat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, manusia menggunakan bahasa baik bahasa lisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa seseorang memiliki sifat serta pengetahuan yang baik. memadukan kalimat-kalimat yang kita tulis dan ucapkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan bahasa yang baik dalam penulisan latar belakang skripsi sangat penting, disamping menunjukkan kepribadian sang penulis, juga lebih menunjukkan bahwa seseorang
Lebih terperinciInfleksi Alias I'rãb
Infleksi Alias I'rãb Dalam tatabahasa Bahasa Arab (selanjutnya disingkat TbBA), kita menemukan konsep tentang perubahan kata secara tatabahasa (i'rãb). Itulah TbBA, dan segala hal selainnya berputar di
Lebih terperinciAL-NAKIRAH WA AL-MA RIFAH
Volume III, Nomor 2, Januari-Juni 2015 7 AL-NAKIRAH WA AL-MA RIFAH Hamka Ilyas Dosen pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Abstrak: Dalam pembahasan tentang isim, maka akan ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial, dikaruniai akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya. Manusia tidak bisa hidup
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BAHASA JEPANG
KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BAHASA JEPANG Kompetens Pedagogik 2. Menguasai teori belajar dan prinsip prinsip pembelajaran yang mendidik. 1. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip prinsip
Lebih terperinciMAKALAH. Hamzah di Tengah Kalimat
MAKALAH Hamzah di Tengah Kalimat Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Muhammad Yanis Abdillah 111-13-012 Tolhah Husen 111-13-124
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah : Nahwu II Kode Mata Kuliah : AR 303 Bobot SKS : 2 SKS Semseter : III (Tiga) Prasyarat : Lulus mata kuliah/mengontrak: 1. Arabiyah Asasiyah 2. Nahwu 1 D o s e
Lebih terperinciDalam Ayat tersebut terdapat fi il mabni majhul yaitu lafadz ا ر س ل ت م, disebut fi il
BAB IV ANALISIS FI IL MABNI MAJHUL DALAM SURAH AL FUSHSHILAT A. Analisis Fi il Mabni Majhul dalam Surah Al Fushshilat Dalam Ayat tersebut terdapat fi il mabni majhul yaitu lafadz ل ت,ف ص disebut fi il
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013
BAB I PENDAHULUAN Dalam bagian ini akan diuraikan, latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan. Adapun uraiannya sebagai berikut.
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif antar manusia. Dalam berbagai macam situasi bahasa dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan pembicara kepada pendengar
Lebih terperinciKAIDAH BACA KITAB AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA AH
KAIDAH BACA KITAB AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA AH Kaidah-kaidah dalam membaca Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama ah, yaitu : 1. Apabila ada huruf, dimana setelahnya adalah Alif mati ( ا ), maka huruf tersebut
Lebih terperinciBAB II METODE QIYASIYYAH DAN PEMBELAJARAN QAWA ID NAHWU
21 BAB II METODE QIYASIYYAH DAN PEMBELAJARAN QAWA ID NAHWU A. Metode Qiyasiyyah 1. Pengertian Metode Qiyasiyyah Menurut Muhammad Abdul Qadir Ahmad bahwa metode qiyasiyyah merupakan metode yang pertama
Lebih terperinciBAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat
BAB V P E N U T U P 5.1 Kesimpulan Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat tunggal bahasa Sula yang dipaparkan bahasan masaalahnya mulai dari bab II hingga bab IV dalam upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Fungsi bahasa utama yaitu sebagai alat
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENULIS SKRIPSI MELALUI PENGENALAN MUTA ALLAQ PADA MATA KULIAH INSYA Oleh: Yayan Nurbayan
PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENULIS SKRIPSI MELALUI PENGENALAN MUTA ALLAQ PADA MATA KULIAH INSYA Oleh: Yayan Nurbayan Abastrak Penyelenggaraan perkuliahan Insya tampaknya belum mencapai hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa selalu digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa selalu digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk berkomunikasi dengan orang lain. Ayeomoni, dkk (2012) mengatakan bahwa fungsi utama bahasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer, konvensional, dan memiliki makna. Sifat dinamis itu muncul karena manusia sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu bahasa tidak terlepas dari morfologi, sintaksis, dan semantik. Dalam Bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu bahasa tidak terlepas dari morfologi, sintaksis, dan semantik. Dalam Bahasa Arab juga tidak terlepas dari ilmu Shorof, Nahwu, dan Balagah. Ilmu-ilmu tersebut sangat
Lebih terperinciANALISIS DESKRIPTIF BUKU AJAR BAHASA ARAB KELAS XI MA KARANGAN KEMENAG. Muchammad Huud Almuafa
ANALISIS DESKRIPTIF BUKU AJAR BAHASA ARAB KELAS XI MA KARANGAN KEMENAG Muchammad Huud Almuafa 103211031 ABSTRAK Nama : Muchammad Huud Almuafa NIM : 103211031 Judul : Analisis Deskriptif buku ajar
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHN (SAP)
SATUAN ACARA PERKULIAHN (SAP) Mata Kuliah : Mengenal dasar-dasar bahasa Arab Kode Mata Kuliah : AR100 Bobot SKS : 2 SKS Semester : 1 Prasyarat : - Penanggung jawab : Dr. Mamat Zaenuddin, MA. Anggota :
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK 2.1 Teori-Teori Yang Relevan Dengan Variabel Yang Diteliti 2.1.1 Pengertian Semantik Semantik ialah bidang linguistik yang mengkaji hubungan antara tanda-tanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketika sudah tersusun. Ilmu Nahwu dalam perkembangannya menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nahwu adalah kaidah-kaidah Bahasa Arab untuk mengetahui bentuk kata dan keadaan-keadaannya ketika masih satu kata (berdiri sendiri) atau ketika sudah tersusun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik dia berperan sebagai
Lebih terperinciSTRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM
STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun
Lebih terperinciMAKALAH. MENAMBAH ALIF dalam KALIMAT. Disusun guna memenuhi tugas Qowa idul Imla yang diampu oleh : Muhammad Mas ud M.Pd.i. Oleh :
MAKALAH MENAMBAH ALIF dalam KALIMAT Disusun guna memenuhi tugas Qowa idul Imla yang diampu oleh : Muhammad Mas ud M.Pd.i. Oleh : 1.Ali Faqih Syarifuddin 111-13-078 2.Denny Arizal.R 111-13-091 3.Muhammad
Lebih terperinciMAKALAH. Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla. Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Fitri Wijayanti
MAKALAH Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Fitri Wijayanti 111-13-098 Kurnia Luthfiyani 111-13-099 Fina Luthfina Aldian 111-13-100
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang harf jar di Program studi Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya USU, telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu : Analisis makna harf jar ala pada surah Al- Baqarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan / (Library Research) mencatat serta mengolah bahan penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan / (Library Research) yaitu penelitian yang dilaksanaakan dengan menggunakan literature kepustakaan baik
Lebih terperinciMAKALAH. Hamzah di Akhir Kalimat. Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla. Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I.
MAKALAH Hamzah di Akhir Kalimat Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Hamidah Nur Vitasari 111-13-262 Lailia Anis Afifah 111-13-264
Lebih terperinciMAKALAH QOWAIDUL IMLA AZ-ZIYADAH ALIF PENAMBAHAN ALIF )
MAKALAH QOWAIDUL IMLA AZ-ZIYADAH ALIF PENAMBAHAN ALIF ) Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Qowaidul Imla Masita Mulyaningtyas 111-13-283 Nur Azizah 111-13-298 Aisah Umi Zar I 111-13-302
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tutur/ pendengar/ pembaca). Saat kita berinteraksi/berkomunikasi dengan orang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan kurikulum dari KTSP ke Kurikulum 2013 yang masih prematur menyebabkan guru dan peserta didik harus mampu menyesuaikan diri dengan kurikulum yang baru.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial, oleh karena itu manusia perlu melakukan interaksi, kerja sama, komunikasi dan menjalin kontak sosial di dalam kehidupan bermasyarakat.
Lebih terperinciMENGENAL DASAR-DASAR BAHASA ARAB
MENGENAL DASAR-DASAR BAHASA ARAB oleh Dr. Mamat Zaenuddin, MA i PRAKATA بسم الله الرحمن الرحيم االحمد الذي علم بالقلم علم اإلنسان مالم يعلم والصالة والسالم على بالضاد سيدنا محمد وعلى آله وصحبه الذين نھجوا
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif yang disajikan oleh majalah Oto Plus. Majalah ini terbit setiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majalah Oto Plus adalah majalah yang mengupas tentang berbagai bidang otomotif, diantaranya adalah bidang modifikasi, modif balap dan masih banyak lagi bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan. Seperti yang sering
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan. Seperti yang sering didengar dan diketahui fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Dalam kehidupan
Lebih terperinciMAKALAH HAMZAH DIAWAL KALIMAT
MAKALAH HAMZAH DIAWAL KALIMAT Disusun Guna Memenuhi Tugas Qow aidul Imla Dosen Pengampu : Muhammad Mas ud, M.Pd.I Disusun Oleh : 1. Diah Fajar Utami : 111-13-267 2. Nurul Hidayah : 111-13-290 3. Nurul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu cara manusia berinteraksi dengan orang lain yang biasa disebut interaksi sosial. Interaksi sosial ini dapat mengungkapkan perasaan
Lebih terperinciRELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN
0 RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Lebih terperinciPERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA Munirah Pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar munirah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah adalah merupakan lembaga yang mengkhususkan diri untuk kegiatan pendidikan Islam, tempat masyarakat mentransfer keterampilan, kebiasaan, cita-cita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu. serta latar belakang suatu bangsa (Simatupang, 1999 : 8)
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam masyarakat sebagai alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,
Lebih terperinciMAKALAH ALIF LAYYINAH DI TENGAH KATA
MAKALAH ALIF LAYYINAH DI TENGAH KATA Disusun guna memenuhi tugas Qowa idul Imla yang diampu oleh : Bapak Muhammad Mas ud M.Pd.I. Oleh : 1. Umi Mahmudah / 111-13-040 2. ShintaYuniati / 111-13-052 SEKOLAH
Lebih terperinciMenurut Al-Khuli (1982: 157) dalam A dictionary of Theoretical Linguistics
1.1 Latar Belakang Kemampuan menguasai dan menggunakan bahasa merupakan ciri yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Dengan bahasa, manusia dapat berfikir dan mengkomunikasikan pikirannya. Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia untuk menyampaikan gagasan atau pikiran, dan ide- idenya dengan maksud ingin mengutarakannya kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun isyarat. Bahasa digunakan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak sampai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sangat penting bagi kehidupan manusia karena bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi dan alat untuk menuangkan pikiran, baik secara lisan, tulisan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Majid (1997:2) dalam Syihabuddin (2002:1) mengatakan bahwa suatu kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Majid (1997:2) dalam Syihabuddin (2002:1) mengatakan bahwa suatu kebudayaan tidak lahir dari kekosongan. Ia didahului oleh kebudayaan-kebudayaan lain yang menjadi unsur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 21
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Negara Republik Indonesia yang tercantum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah bahasa Negara Republik Indonesia yang tercantum dalam UUD 1945 Bab XV pasal 36. Sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia dipergunakan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Sharaf I Kode Mata Kuliah : AR 106 Bobot SKS : 2 SKS Semester : 2 Prasyarat : - Penanggung jawab : Dr. H. Mamat Zaenuddin, MA. Anggota : Drs. H. Masor Pertemuan I:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lambang (simbol- simbol) ini memiliki bentuk dan makna (bersisi dua), atau dikatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai alat sarana komunikasi vital dalam hidup ini. Bahasa adalah milik manusia. Bahasa adalah salah satu ciri
Lebih terperinciA. Kasih Sayang Nabi Muhammad saw.
Pelajaran 1 Kasih Sayang Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Amati dan ceritakan gambar berikut Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1 A. Kasih Sayang Nabi Muhammad saw. Muhammad Rasulullah menyayangi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al-
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai bentuk peneletian sistematis, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan rumusan masalah yang telah ditelusuri yaitu: 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu identitas sebuah bangsa demikian juga halnya dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti bahasa Indonesia
Lebih terperinciPROPOSAL PENELITIAN. Diajukan untuk penyusunan skripsi di Jurusan Pedagogik pada Program Studi PGSD. oleh
PROPOSAL PENELITIAN ------------------------------------------------------------------ ------------------------------------------------------------------ -------------------------------------------------
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia dalam sepanjang hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
36 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, pada bab ini akan dijelaskan tentang perencanaan dan langkah pembuatan dari aplikasi, dari mulai langkah-langkah awal
Lebih terperinci2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap kali gurindam disebut, maka yang terbesit tidak lain ialah Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Seakan-akan hanya Gurindam Dua Belas satu-satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang berbentuk lisan dan tulisan yang dipergunakan oleh masyarakat,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada saat ini banyak menuntut masyarakat untuk memahami berbagai macam penggunaan bahasa yang digunakan sebagai suatu alat untuk berkomunikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan alat untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Kalimat berperan penting sebagai wujud tuturan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sesama manusia. Penutur
Lebih terperinciKUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM
MODUL PENGENALAN KAIDAH BAHASA ARAB DASAR BAHASA ARAB KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM Diterbitkan oleh: MA HAD UMAR BIN KHATTAB YOGYAKARTA bekerjasama dengan RADIO MUSLIM YOGYAKARTA 1 ال م ف ر د ات (Kosakata)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan secara lisan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan secara lisan yang disebut bahasa lisan maupun secara tertulis yang disebut bahasa tulis. Bahasa juga bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat ini. Kemampuan ini hendaknya dilatih sejak usia dini karena berkomunikasi merupakan cara untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hurford dan Hearsly menyatakan bahwa semantik merupakan cabang dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hurford dan Hearsly menyatakan bahwa semantik merupakan cabang dari linguistik yang mengkaji arti di dalam bahasa (Hurford dan Hearsly, 1983:1). Saat seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya di muka bumi ini. Semua orang menyadari betapa pentingnya peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Studi dalam penelitian ini berkonsentrasi pada kelas verba dalam kalimat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Studi dalam penelitian ini berkonsentrasi pada kelas verba dalam kalimat bahasa Sunda. Dalam pandangan penulis, kelas verba merupakan elemen utama pembentuk keterkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan Jawa yang tidak bisa lepas dari pengaruh Hindu-Budha, Cina, Arab (Islam) dan Barat telah menjadikan Jawa sebagai tempat persilangan budaya antar etnik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Kebutuhan akan bahasa sudah jauh sebelum manusia mengenal
Lebih terperinciLUGHATUNA QIRAAH - EDISI KELIMA Asri Ibnu Tsani Djali Setting dan Desain Cover Asri Ibnu Tsani Djali
LUGHATUNA QIRAAH - EDISI KELIMA Asri Ibnu Tsani Djali Setting dan Desain Cover Asri Ibnu Tsani Djali Edisi Kelima: Cetakan I, Jumadal Ukhra 1433 / Mei 01 Edisi Keempat: Cetakan I, Muharram 143 / Mei 011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari hari. Salah satu perannya ialah bahasa merupakan alat berkomunikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari hari. Salah satu perannya ialah bahasa merupakan alat berkomunikasi yang digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik bagi peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Pokok Bahasan Bahasa adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi. Adapun definisinya secara umum, adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sesuatu yang kḥas, yang hanya dimiliki oleh manusia. Ernest Cassier dalam hal ini menyebutkan manusia sebagai animal symbolicum, yakni makhluk yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk dapat berinteraksi dengan manusia lainnya, di samping itu bahasa dapat menjadi identitas bagi penuturnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi utama untuk saling berinteraksi satu sama lain. Bahasa adalah sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa sebagai alat komunikasi utama untuk saling berinteraksi satu sama lain. Bahasa adalah sistem lambang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi sertiap manusia, dengan pendidikan kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan hidup di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan ungkapan manusia yang dilafalkan dengan kata-kata dalam. dan tujuan dari sebuah ujaran termasuk juga teks.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia telah dikodratkan oleh penciptanya untuk hidup berkomunikasi, salah satu bentuk komunikasi adalah dengan bahasa. Bahasa merupakan ungkapan manusia yang
Lebih terperinci