BAB I PENDAHULUAN. Ilmu bahasa tidak terlepas dari morfologi, sintaksis, dan semantik. Dalam Bahasa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Ilmu bahasa tidak terlepas dari morfologi, sintaksis, dan semantik. Dalam Bahasa"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu bahasa tidak terlepas dari morfologi, sintaksis, dan semantik. Dalam Bahasa Arab juga tidak terlepas dari ilmu Shorof, Nahwu, dan Balagah. Ilmu-ilmu tersebut sangat menunjang sekali dalam kelancaran berbahasa dan memahami Bahasa Arab. Dalam proses belajar mengajar, untuk menyampaikan materi-materi tersebut dibutuhkan metode efektif. Ilmu Nahwu atau sintaksis dalam bahasa Indonesia adalah suatu ilmu yang mempelajari gramatika Bahasa Arab atau mengkaji cara pembentukan kalimat dari berbagai kata. (Hamdani, 2004: 79) Sering kita temukan pembelajaran kurang efektip karena banyak tenaga pengajar yang hanya memenuhi tugasnya saja sebagai pengajar, yaitu hanya menyampaikan materi saja tanpa tahu keadaan siswanya. Tuntutan materi yang harus dipelajari tidak seimbang dengan kemampuan siswa. Siswa memahami materi tersebut sedikit demi sedikit supaya dapat dipahami dan tetap melekat pada ingatan. Supaya pembelajaran tersebut efektif dan dapat dipahami oleh siswa diperlukan beberapa prinsip pembelajaran di antaranya dengan menggunakan prinsip pengulangan. Teori yang dapat dijadikan sebagai petunjuk pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar, antara lain bisa dicermati dalil-dalil belajar yang dikemukakan oleh Edward L Thorndike ( ). Kesimpulan penelitiannya telah memunculkan tiga dalil belajar, yaitu: Law of effect, law of exercise, dan law of readiness. Law of effect (sebab-akibat) menyatakan bahwa sebuah hasil yang menyenangkan yang diperoleh dari suatu respon akan memperkuat hubungan antara stimulus dan respon atau perilaku yang dimunculkan, sementara itu hasil yang tidak menyenangkan akan memperlemah 1

2 hubungan tersebut. Law of exercise (latihan dan pembiasaan) menyatakan bahwa latihan akan menyempurnakan respon. Pengulangan dalam pengalaman akan meningkatkan kemungkinan munculnya respon yang benar. Law of readiness (kesiapan) menyatakan bahwa kondisi-kondisi yang dianggap mendukung dan tidak mendukung pemunculan respon. (Tim Pengembang MKDK, tt: 77) Ilmu nahwu adalah mata pelajaran yang memerlukan pemahaman karena berisi kaidah-kaidah untuk membentuk kalimat Bahasa Arab. Untuk mempermudah siswa dalam memahami kaidah-kaidah Nahwu tersebut diperlukan tadribaat atau latihan-latihan dalam membuat kalimat sesuai kaidah yang dipelajari. Dengan seringnya latihan dapat membantu siswa memahami kaidah Nahwu tersebut, karena seringnya menemukan kalimat yang mempunyai pola kalimat atau kaidah Nahwu yang sama. Adanya teori pengulangan yang direalisasikan dalam bentuk tadribaat akan membantu siswa memahami pelajaran dengan mudah, karena teori pengulangan ini dimunculkan dengan dalil belajar law of exercise dengan latihan tersebut akan menyempurnakan respon. Dalam pembelajaran nahwu, setelah siswa menerima pelajaran yaitu siswa menerima stimulus kemudian dilengkapi dengan tadribaat maka respon siswa akan sempurna. Dalam pembelajaran Nahwu, biasanya guru menyampaikan materi dan menjelaskannya dalam bentuk contoh. Setelah itu diharapkan siswa dapat membuat contoh yang sama dan dapat menjelaskan kembali. Dalam hal ini pembelajaran Nahwu dapat tersampaikan dengan mampunya siswa membuat contoh yang sesuai dengan kaidah Nahwu. Siswa dapat memahami kaidah nahwu hanya ketika proses belajar mengajar saja karena tidak diperkuat dengan tadribaat/latihan-latihan yang dapat mengasah kemampuan siswa dalam memahami kaidah Nahwu yang telah dipelajari. 2

3 Teori yang dianggap memiliki kaitan erat dengan prinsip pengulangan adalah yang dikemukakan oleh Psikologi Daya. Menurut teori daya bahwa manusia memiliki sejumlah daya seperti mengamati, menanggapi, mengingat, merasakan, mengkhayal, berpikir, dan lain sebagainya. Oleh karena itu menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya. Dengan pengulangan dimaksudkan agar setiap daya yang dimiliki manusia dapat terarah sehingga menjadi lebih peka dan berkembang. (Tim Pengembang MKDK, tt: 78) Penulis penasaran sekali untuk meneliti hal ini karena masih ada guru yang mengajarkan mata pelajaran Nahwu tanpa disertai tadribaat. Hal ini disebabkan masih melekatnya metode tradisional yang digunakan oleh beberapa sekolah. Mereka beranggapan bahwa dengan memahamkan siswa melalui penjelasan dari guru saja itu sudah cukup. Untuk mengukur kemampuan siswa dapat dilihat dari tes yang dilakukan setelah satu pembahasan itu selesai tanpa memperhatikan tes yang dilakukan tiap pertemuan. Apabila hal ini tidak diteliti maka anggapan kita tentang pelajaran Nahwu yang sukar itu akan terbukti kesukarannya karena tidak ada metode yang tepat untuk memudahkannya. Sehingga makin banyak siswa yang kurang suka dengan mata pelajaran Nahwu karena siswa sukar untuk memahaminya. Ilmu Nahwu merupakan ilmu penunjang untuk siswa agar dapat membaca teks berbahasa Arab. Dalam memahami ilmu tersebut, penulis mencoba meneliti pengaruh tadribaat terhadap kemampuan siswa dalam memahami materi-materi Nahwu. Yang diteliti penulis masuk pada masalah pendidikan dan berada dalam wilayah Bahasa Arab. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas peneliti terdorong untuk menyusun rancangan skripsi dengan judul Upaya Peningkatan Kemampuan Siswa Memahami Kaidah Nahwu Melalui Tadribaat. Studi Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Falaah, Soreang, Bandung. 3

4 B. IDENTIFIKASI MASALAH Identifikasi adalah tanda kenal diri, penentu atau penetapan identitas seseorang, benda dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994:365) Sedangkan masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakkan manusia untuk memecahkannya. (Surakhmad,1982:34) Masalah atau permasalahan ada kalau ada kesenjangan antara das sollen dan das sein; ada perbedaan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan dan apa yang tersedia, antara harapan dan kenyataan, dan sejenis dengan itu. Berdasarkan judul yang penulis sebutkan, maka dapat diidentifikasi masalahnya adalah kesulitan memahami kaidah Nahwu, yang masuk ke dalam wilayah pendidikan Bahasa Arab. a. Batasan Masalah Agar penelitian lebih terarah pada tujuan, maka penulis akan membatasi ruang lingkup penelitian ini sehingga tidak terlalu luas dan sesuai dengan kemampuan penulis. Penelitian ini penulis batasi pada pembelajaran Nahwu, materi Mubtada` Khobar dengan menyertakan tadribaat supaya lebih dipahami. Penelitian ini juga dibatasi pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Al-Falaah, Soreang, Bandung. b. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penggunaan tadribaat dalam memahami kaidah Nahwu? 2. Apa kelebihan dan kekurangan dari tadribaat? 3. Bagaimana respon siswa terhadap tadribaat? C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN a. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui penggunaan tadribaat dalam memahami kaidah Nahwu. 4

5 2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari tadribaat. 3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap tadribaat dalam memahami kaidah Nahwu. b. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian secara khusus yang penulis harapkan adalah: a. Bagi penulis yaitu mengetahui hubungan tadribaat dalam meningkatkan kemampuan siswa memahami kaidah Nahwu, sehingga dapat mengambil langkah positif untuk ikut bertanggung jawab. b. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami kaidah Nahwu. c. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa memahami kaidah Nahwu dengan mudah. D. KERANGKA PEMIKIRAN Agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah yang ada pada judul penelitian ini, penulis merasa perlu untuk menjelaskan istilah judul tersebut, sehingga diharapkan adanya persepsi yang sama terhadap masalah penelitian antara penulis dengan pembaca. Adapun istilah yang penulis gunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Tadribaat adalah latihan-latihan, yang merupakan tes. Definisi yang dikutip dari Webster s Collegiate, tes adalah serentetan pertanyaan, latihan, atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. (Arikunto, 2006: 32) Tadribaat yang dimaksud adalah latihan soal tertulis yang berisi latihan-latihan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Kaidah adalah rumusan asas yang menjadi hukum; aturan yang sudah pasti; dalil (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 489) 5

6 Ilmu Nahwu adalah ilmu dasar yang bersifat strategis. Dikatakan strategis oleh karena dengan menguasai ilmu, baik teori maupun praktek, maka kita dengan sendirinya akan mampu membaca dengan benar dan memahami dengan tepat kitab-kitab/buku-buku berbahasa Arab, terutama Al-Qur`an dan kitab hadits. (Fahmi: 2003) Ilmu Nahwu adalah suatu ilmu yang mencakup dasar-dasar atau kaidah-kaidah, untuk mengetahui keadaan kalimat-kalimat (kata:bahasa Indonesia) Bahasa Arab dari segi mu rob dan mabni (berubah atau tetap). Dengan Nahwu akan mengetahui keharusan harakat di akhir kalimat/kata itu rofa,nashab, jar atau jazm, atau kelazimannya dalam satu keadaan, setelah melihat kedudukannya dalam jumlah kalimat (kalimat:bahasa Indonesia). (Golayen, 2000: 9) Kaidah Nahwu yang dimaksud adalah pokok-pokok dalam membentuk kalimat Bahasa Arab. E. ASUMSI Sehubungan dengan hal tersebut, maka yang menjadi asumsi dalam penelitian ini adalah: 1. Tadribaat berpengaruh pada kemampuan siswa 2. Kemampuan siswa dalam memahami kaidah Nahwu berbeda-beda F. OBJEK DAN METODE PENELITIAN a. Tempat/Objek Penelitian Populasi menurut Sudjana adalah semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas. (Suherman, 2008:19) Yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MA Al-Falaah, Soreang, bandung, yang jumlahnya 15 orang siswa. MA Al-Falaah adalah sekolah yang masih menerapkan metode tradisional dalam pembelajaran nahwu, yaitu guru hanya membacakan materi yang dipelajari kemudian diterangkan dan dijelaskan berikut contoh. 6

7 Sudjana mengatakan bahwa sampel adalah sebagian yang diambil populasi. (Suherman, 2008:19). Dalam penelitian ini penulis tidak mengambil sampel sebagian, karena populasi yang diambil berjumlah 15 orang siswa. b. Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian tindakan kelas, dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Wawancara, yaitu mengadakan hubungan langsung dengan pihak-pihak yang dianggap memberikan informasi sesuai kebutuhan. 2. Observasi, yaitu melihat kenyataan yang terjadi di lapangan mengenai masalahmasalah yang diteliti. 3. Studi kepustakaan, yaitu mempelajari buku sumber sebagai penguat teori terhadap masalah yang dibahas. 4. Angket, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. 5. Tes, yaitu beberapa pertanyaan yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa. Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. (Wardani, 2004: 1.5) Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran serta aktivitas siswa di kelas, sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan pada hasil belajar siswa. c. Langkah-langkah Penelitian a). Tahap Perencanaan (a) Menetapkan jumlah siklus penelitian, minimal 3 siklus penelitian. (b) Menetapkan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan karakter materi. 7

8 (c) Menyusun silabus dan rencana pembelajaran. (d) Menetapkan cara observasi, dengan menggunakan observasi partisipatif yaitu peneliti melakukan observasi sambil ikut serta dalam kegiatan yang sedang berjalan. (e) Menetapkan jenis data dan cara pengumpulan data. (f) Menetapkan alat bantu observasi. (g) Menetapkan cara pelaksanaan refleksi, akan dilakukan setiap selesai pemberian tindakan dan pelaksanaan observasi untuk setiap siklusnya. b). Tahap Pelaksanaan (a) Peneliti memberikan pretes pada siswa untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum mendapat tindakan. (b) Penelitian ini dilakukan dalam 3 siklus, tiap siklus terdiri dari: Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelaksanaan pembelajaran berikut observasi Pelaksanaan evaluasi Pelaksanaan refleksi 1. Siklus Pertama Pembuatan RPP Pembelajaran Nahwu yang disertai tadribaat Evaluasi dari hasil pembelajaran Refleksi 2. Siklus Kedua Pembuatan RPP 8

9 Pembelajaran Nahwu yang disertai tadribaat kemudian peneliti akan memfokuskan pembelajaran yang dianggap kurang berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi pada siklus pertama Evaluasi Refleksi 3. Siklus Ketiga Pembuatan RPP Pembelajaran Nahwu disertai tadribaat. Mengadakan observasi dan melaksanakan hasil evaluasi dan refleksi pada siklus kedua Evaluasi Refleksi (c) Peneliti mengadakan postes sebagai evaluasi dari tindakan yang dilakukan dalam 3 siklus. c). Tahap Pengamatan Pengamatan dilakukan dalam setiap tindakan dengan mengumpulkan datadata. Data yang dihasilkan dalam tiap siklus maupun data yang diambil dari hasil wawancara dengan pihak terkait. d). Tahap Refleksi Data-data yang diperoleh berdasarkan observasi dan hasil evaluasi, kemudian diolah dan dianalisis untuk dijadikan pijakan untuk menyusun tindakan selanjutnya demi perbaikan dan penyempurnaan pembelajaran khususnya ilmu Nahwu. 9

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Nasution (1996: 43) mengemukakan bahwa lokasi penelitian merupakan situasi sosial yang mengandung unsur tempat, pelaku dan kegiatan. Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana langkah-langkah penggunaan media komik dalam menulis percakapan di kelas IV SDN Jatigintung II?, dan bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang cukup besar, dilakukan pengambilan sampel secara random,

BAB III METODE PENELITIAN. yang cukup besar, dilakukan pengambilan sampel secara random, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada dasarnya jenis penelitian terdiri dari penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan filsafat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 2 Sekolah Dasar Negeri Sukoagung Kecamatan Batangan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI PLUPUH I TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh : ARIKA YULIA

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KOMIK STRIP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UM METRO

PEMANFAATAN KOMIK STRIP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UM METRO PEMANFAATAN KOMIK STRIP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UM METRO Triani Ratnawuri Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro triani_rw@yahoo.co.id Abstrak Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 3 Sambung Undaan Kudus dengan subyek penelitianya adalah siswa kelas I sebanyak 32 siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Cikampek Barat III Desa Cikampek Barat Kec. Cikampek Kab. Karawang. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan, observasi/pengamatan, dan refleksi. Hubungan keempat komponen. Bagan 2. Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan, observasi/pengamatan, dan refleksi. Hubungan keempat komponen. Bagan 2. Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur dan Alur Penelitian Penelitian dilakukan dengan mengacu pada PTK yang dirumuskan oleh Arikunto, yang terdiri dari empat komponen: perencanaan, pelaksanaan tindakan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode adalah cara yang harus dilaksanakan, teknik adalah cara melaksanakan metode ( Sudaryanto dalam Sutedi, 2011:53), sedangkan instrumen adalah alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Jenengan 3 Sawit Boyolali. Penelitian ini dilaksanakan khususnya di kelas IV SD N Jenengan 3 Sawit

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh dari 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan 67 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan pendekatan penelitian pengembangan (Research & Development). Pendekatan ini mengacu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak di jalan Manunggal komplek KPAD, Bandung-Jawa

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 1 Metode yang digunakan pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ketepatan penggunaan metode penelitian. Nawawi (2007: 65) mengatakan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ketepatan penggunaan metode penelitian. Nawawi (2007: 65) mengatakan: 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode Penelitian Pemecahan masalah yang objektif akan sangat bergantung pada ketepatan penggunaan metode penelitian. Nawawi (2007: 65)

Lebih terperinci

Oleh: Dadang Sukirman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh: Dadang Sukirman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia PRINSIP PEMBELAJARAN Oleh: Dadang Sukirman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia A. Kompetensi yang diharapkan: Mahasiswa diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian eksperimen untuk mengkaji pengaruh model Cooperative Learning tipe CIRC terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Falaah Lekisrejo yang berlokasi di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Falaah Lekisrejo yang berlokasi di BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Falaah Lekisrejo yang berlokasi di Batumarta III, Kecamatan Lubuk Raja, Kabupaten OKU, Sumatera Selatan (32152).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Rubiyanto (2013:105) penelitian kualitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digambarkan sebagai berikut : Perencanaan I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digambarkan sebagai berikut : Perencanaan I 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Alur Penelitian Menurut model Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto (2006:97), alur penelitian itu terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan bahasa sebagai alat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain, mengungkapkan perasaan, mengeluarkan isi pikiran dan lain-lain.

Lebih terperinci

Suci Lawati Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK

Suci Lawati Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI PADA SISWA KELAS X MAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) Suci Lawati 09.21.0081 suciwijay@gmail.com

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMP Negeri 3

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMP Negeri 3 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMP Negeri 3 Metro. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan 51 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tamanwinangun yang beralamat di Jalan Bocor Nomor 54, Kelurahan Tamanwinangun,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sedangkan penelitian adalah wahana untuk menemukan kebenaran. Usaha untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sedangkan penelitian adalah wahana untuk menemukan kebenaran. Usaha untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan, sedangkan penelitian adalah wahana untuk menemukan kebenaran. Usaha untuk mencari kebenaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK memiliki tiga unsur atau

BAB III METODE PENELITIAN. metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK memiliki tiga unsur atau 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Tindakan Kelas Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK memiliki tiga unsur atau konsep,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan diperoleh secara otodidak.

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan diperoleh secara otodidak. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti sempit merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Sedangkan dalam arti luas, pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa, kita harus memiliki empat aspek

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa, kita harus memiliki empat aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk menguasai suatu bahasa, kita harus memiliki empat aspek keterampilan berbahasa yaitu, membaca, menulis, berbicara dan menyimak. Begitu pula dalam hal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. pemilihan metode ini dilandasi oleh keinginan peneliti untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE, TEKNIK, DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB 3 METODE, TEKNIK, DAN PROSEDUR PENELITIAN 29 BAB 3 METODE, TEKNIK, DAN PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Peranan metodologi penelitian sangat menentukan dalam upaya menghimpun data yang diperlukan dalam penelitian. Dengan kata lain, metodologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen, karena penelitian ini akan melihat pengaruh penerapan metode inkuiri

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 1, No. 2, Desember 2016 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak ) KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN Universitas Pancasakti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Tujuan penelitian dengan metode deskriptif ini adalah mendeskripsikan atau menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut I G A K Wardani dan Kuswaya Wihardit (2009: 1.4), penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketika sudah tersusun. Ilmu Nahwu dalam perkembangannya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ketika sudah tersusun. Ilmu Nahwu dalam perkembangannya menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nahwu adalah kaidah-kaidah Bahasa Arab untuk mengetahui bentuk kata dan keadaan-keadaannya ketika masih satu kata (berdiri sendiri) atau ketika sudah tersusun.

Lebih terperinci

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

(Luhut Panggabean, 1996: 31) BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (kuasi eksperimen), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Seting Waktu Penelitian ini dilakukan di SDN Jambean 01 Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati. Waktu pelaksanaan diawali dengan

Lebih terperinci

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu Sarnita Y. Bau, Hasdin, dan Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian 3.1.1.1 Lokasi Tempat penelitian adalah SD 6 Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus yang terletak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Wina Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian, yaitu suatu cara yang digunakan untuk memperoleh kelengkapan data-data yang diperlukan bagi usaha pemecahan masalah yang diteliti dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment. Penelitian quasi experiment dengan pertimbangan bahwa metode kuasi eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis, dikontrol, dan mendasarkan pada teori

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY- TWO STRAY (TS-TS) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD NEGERI PRINGANOM 3 TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen dengan one group pre-test and post-test design, (desain kelompok tunggal dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), menurut Suharsimi Arikunto (2010:11) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hal ini disebabkan tujuan penelitian adalah melihat hubungan sebab akibat

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. untuk penciptaan hasil yang maksimal. Menurut Surakhmad (1989:131), metode

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. untuk penciptaan hasil yang maksimal. Menurut Surakhmad (1989:131), metode 46 BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setiap penelitian tentu saja harus menggunakan suatu metode yang tepat untuk penciptaan hasil yang maksimal. Menurut Surakhmad (1989:131), metode merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dijelaskan tentang lokasi dan subjek yang penulis teliti, desain dan metode tentang penelitian tindakan kelas, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Subjek Penelitian 3.1.1. Populasi Populasi penelitian merupakan manusia yang dijadikan sebagai sumber data (Sutedi, 2009:179). Iqbal Hasan menjelaskan bahwa populasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. L.W. Stren (dalam Baharuddin, 2009: 73) mengatakan bahwa bakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. L.W. Stren (dalam Baharuddin, 2009: 73) mengatakan bahwa bakat dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap anak terlahir ke dunia dalam keadaan tidak mengetahui apapun. Akan tetapi setiap anak membawa bakat yang diperoleh dari orang tuanya. Bakat merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi mempelajari bahasa pertamanya dari ibunya atau lingkungan keluarganya, kemudian dari lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas. Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa inggris, yaitu Classroom Action

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan untuk melakukan penelitian. Metode penelitian juga merupakan rangkaian kegiatan pelaksanaan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi Arikunto (2006: 90-93) didefinisikan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUASAAN DIKSI TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS GAYA BAHASA METAFORA DALAM WACANA SISWA KELAS XI SMA NEGERI I ANGKOLA BARAT

PENGARUH PENGUASAAN DIKSI TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS GAYA BAHASA METAFORA DALAM WACANA SISWA KELAS XI SMA NEGERI I ANGKOLA BARAT PENGARUH PENGUASAAN DIKSI TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS GAYA BAHASA METAFORA DALAM WACANA SISWA KELAS XI SMA NEGERI I ANGKOLA BARAT Dra. Nur Afifah, M.Pd Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rencana Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Cilaku Kabupaten Cianjur. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR), BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk mendapatkan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian bisa diartikan sebagai kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk mendapatkan data atau informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen karena bertujuan untuk melihat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen karena bertujuan untuk melihat 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen karena bertujuan untuk melihat hubungan sebab akibat yang terjadi melalui pemanipulasian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan lokasi penelitian adalah SMKN I Panyingkiran Majalengka, tepatnya di Jln. Kirapandak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ledok 04 Desa Ringinanom Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Waktu penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BERMAIN BINGO PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KESAMAAN NILAI PECAHAN PADA SISWA TUNARUNGU.

PENGGUNAAN MEDIA BERMAIN BINGO PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KESAMAAN NILAI PECAHAN PADA SISWA TUNARUNGU. EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume, Nomor, Oktober 0, hlm - PENGGUNAAN MEDIA BERMAIN BINGO PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KESAMAAN NILAI PECAHAN PADA SISWA TUNARUNGU Budi Sanyoto

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca cepat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca cepat 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca cepat melalui media cerita siswa sekolah dasar, dengan harapan adanya perubahan dan peningkatan

Lebih terperinci

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI MTs MUHAMMADIYAH 7 HASAHATAN JULU Muhammad Darwis Dosen Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... i ii iii v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ix x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah adalah merupakan lembaga yang mengkhususkan diri untuk kegiatan pendidikan Islam, tempat masyarakat mentransfer keterampilan, kebiasaan, cita-cita

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Siklus I Dalam pelaksanaan siklus I mengacu pada rencana pembelajaran dengan menggunakan sosiodrama dengan pokok bahasan sikap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang nampaknya tidak

BAB II LANDASAN TEORI. yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang nampaknya tidak BAB II LANDASAN TEORI II. A. KREATIVITAS II. A. 1. Pengertian Kreativitas Kreativitas merupakan kemampuan untuk melihat dan memikirkan hal-hal yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3).

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen karena

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen karena BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen karena peneliti sengaja membangkitkan timbulnya suatu kejadian atau keadaan, kemudian diteliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan teori-teori pendidikan pada masa ini adalah hal yang marak dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode Penelitian Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Dalam penelitian ini peneliti mengharapkan gambaran kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode Penugasan mini-riset dalam penelitian adalah metode mengajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode Penugasan mini-riset dalam penelitian adalah metode mengajar 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL 1. Metode Penugasan mini-riset dalam penelitian adalah metode mengajar dengan memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan penelitian kecil berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2) metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata, yaitu kata metode dan kata penelitian. Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MEMORITER PADA SISWA DI KELAS VIII SMPN 5 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MEMORITER PADA SISWA DI KELAS VIII SMPN 5 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MEMORITER PADA SISWA DI KELAS VIII SMPN 5 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh Atik Karwati 1021.1054 DAN SEKOLAH T INGG I KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2013, hlm. 6) metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat

Lebih terperinci

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek 144 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 PEMANFAATAN SURAT KABAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SDN 1 TASIKMADU KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti hendaknya menentukan metode yang akan digunakan dalam penelitiannya, agar peneliti dapat mengatasi masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk angka-angka, begitu juga di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk angka-angka, begitu juga di Sekolah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu kegiatan belajar di Sekolah, biasanya keberhasilan atau prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk angka-angka, begitu juga di Sekolah Menengah Kejuruan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Tabongo Timur Kecamatan Tabongo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Tabongo Timur Kecamatan Tabongo BAB III METODE PENELITIAN A. Latar dan Karakteristik Penelitian 1. Penetapan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Tabongo Timur Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo, siswa yang menjadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pagelaran Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pagelaran Kabupaten III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pagelaran Kabupaten Pringsewu pada semester genap bulan Februari tahun pelajaran 2012/2013. B. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Penelitian Tindakan Kelas 1. Metode Penelitian Metode merupakan suatu cara untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus di SMP Pembangunan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus di SMP Pembangunan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus di SMP Pembangunan Kalianda tahun pelajaran 2015/2016. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam uji coba ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Seting Waktu Penelitian ini dilakukan di SD Islam Kauman Kecamatan Pati Kota Waktu pelaksanaan diawali dengan tahap persiapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghubungkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. 1

BAB III METODE PENELITIAN. menghubungkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. 1 60 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah ilmu yang membahas metode ilmiah dalam mencari, menghubungkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. 1 Metode penelitian adalah cara-cara kerja

Lebih terperinci

III. PROSEDUR TINDAKAN. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

III. PROSEDUR TINDAKAN. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak III. PROSEDUR TINDAKAN 3.1 Rancangan Tindakan Kelas Rancangan tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), ruang lingkupnya adalah pembelajaran di dalam kelas yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan dari gejala-gejala subyek suatu kelompok yang menjadi obyek penelitian atau bersifat fenomenologis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif dengan desain PTK. Peneliti memilih penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif dengan desain PTK. Peneliti memilih penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Berdasarkan jenisnya, penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian kualitatif dengan desain PTK. Peneliti memilih penelitian yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kurt

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kurt BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian tindakan ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kurt Lewin, yaitu yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) lembaga utama internasional untuk pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya dan komunikasi

Lebih terperinci