BAB I PENDAHULUAN. dengan flora, fauna juga sering ditulis dengan imbuhan nama geografis di

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. dengan flora, fauna juga sering ditulis dengan imbuhan nama geografis di"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup di dunia ini berdampingan dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya seperti flora dan fauna. Manusia, flora, dan fauna saling berhubungan dan membutuhkan. Flora berasal dari bahasa latin yang dapat diartikan sebagai alam tumbuhan atau nabatah yang mana menyangkut semua aspek mengenai macam jenis tumbuhan dan tanaman. Biasanya dalam penggunaannya diberi imbuhan dengan nama geografis, misalnya saja nabatah Jawa, nabatah Asia atau nabatah Eropa. Fauna jika dilihat dari segi bahasa juga berasal dari bahasa latin dan dapat diartikan sebagai alam hewan yang mencakup segala jenis dan macam hewan serta kehidupannya yang berada di wilayah dan masa tertentu. Sama halnya dengan flora, fauna juga sering ditulis dengan imbuhan nama geografis di belakangnya. Flora, fauna dan makhluk ciptaan Tuhan lainnya yang hidup bersama dalam wilayah dan waktu yang sama bisa disebut dengan Biota. Hewan atau binatang menurut definisi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah makhluk bernyawa yang mampu bergerak (berpindah tempat) dan mampu bereaksi terhadap rangsangan, tetapi tidak berakal budi, seperti contohnya anjing, kerbau, kuda, semut, dan lain-lain. Hewan dapat berupa hewan liar yang memang hidupnya di alam liar seperti harimau, gajah, dan lain sebagainya. Di samping itu ada pula hewan peliharaan karena memang hidupnya sengaja untuk

2 2 dipelihara oleh manusia seperti anjing, kucing, burung, dan hewan peliharaan lainnya. Manusia memanfaatkan hewan biasanya untuk digunakan sebagai salah satu sumber bahan pangan seperti diambil daging, susu, dan telur. Kulit hewanhewan tertentu juga dikenal mempunyai nilai jual tinggi apabila diolah menjadi sebuah perhiasan maupun bahan sandang, sepatu, ikat pinggang, tas, dan jam tangan. Sejak zaman dahulu hewan juga sudah dimanfaatkan manusia untuk membantu pekerjaan manusia dalam berternak maupun bertani seperti kuda, kerbau, sapi, anjing, dan masih banyak lagi. Begitu banyak kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, oleh karena itu guna untuk memenuhi mandat dari Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan bahwa sumber daya alam dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, pemerintah telah banyak mengeluarkan berbagai regulasi yang berkaitan dengan sumber daya alam hayati. Regulasi-regulasi tersebut salah satu diantaranya adalah Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 sebagai perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Sebelumnya telah dikatakan bahwa ada beberapa jenis hewan yang memang sengaja dipelihara oleh manusia, baik dipelihara untuk diternakkan dan dimanfaatkan hasil ternaknya maupun dipelihara sebagai hewan peliharaan di dalam rumah sekedar sebagai teman maupun pelepas penat jika sedang berada di rumah, bahkan dipelihara sebagai penjaga rumah. Khusus untuk hewan peliharaan

3 3 di rumah, antara hewan tersebut dengan pemiliknya tentu memiliki interaksi yang cukup sering sehingga menumbuhkan kedekatan secara lahir dan batin antar keduanya, bahkan tidak jarang jika sudah lama hidup bersama pemiliknya, hewan tersebut dianggap sebagai bagian dari keluarga sang pemilik. Pasal 1 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 jo. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan memberikan pengertian tentang kesehatan hewan, yakni kesehatan hewan adalah segala urusan yang berkaitan dengan perlindungan sumber daya hewan, kesehatan masyarakat, dan lingkungan serta penjaminan keamanan produk hewan, kesejahteraan hewan, dan peningkatan akses pasar untuk mendukung kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan pangan asal hewan. Animal Welfare atau kesehatan hewan adalah ekspresi yang berkenaan dengan moril. Semua manusia bertanggung jawab terhadap masing-masing binatang yang dipelihara atau bebas di alam. 1 Kesehatan hewan memiliki arti yang sangat penting. Ketika hewan peliharaan sakit, bisa saja penyakit yang dideritanya dapat menular kepada manusia ataupun sebaliknya. Saat hewan peliharaan sakit atau stress tidak jarang pemiliknya juga merasakan hal yang sama dan juga sedih dengan apa yang diderita oleh hewan peliharaannya sebagai efek yang timbul dari ikatan batin diantara keduanya. Seorang pemilik hewan biasanya rela melakukan apapun demi menjaga kesehatan dan memberikan kesejahteraan bagi hewan peliharannya, meski hal ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. 1 Kellie Joan Eccleston, 2009, Animal Welfare di Jawa Timur : Model Pendidikan Kesejahteraan Binatang di Jawa Timur, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

4 4 Dunia kedokteran hewan menjadi terus berkembang seiring dengan meningkatnya minat masyarakat untuk memiliki hewan peliharaan di rumah, dan juga semakin terbukanya informasi mengenai beberapa penyakit dari hewan yang dapat menular pada manusia maupun sebaliknya, dikenal dengan istilah penyakit zoonosis yang dapat membahayakan kehidupan manusia maupun hewan. Di berbagai tempat banyak bermunculan tempat pelayanan medik veteriner, baik yang dimiliki oleh pemerintah maupun yang dimiliki oleh pihak swasta. Yogyakarta yang selama ini dikenal dengan kota pelajar pun tidak ketinggalan mengikuti perkembangan dalam dunia medis kedokteran hewan. Berbagai fasilitas penunjang kesejahteraan hewan telah tersedia di Yogyakarta. Lab. Klinik Klinik Hewan Jogja yang beralamatkan di Jalan Pamularsih No. 55 Klaseman, Condongcatur (Utara Terminal Condongcatur) adalah salah satu Klinik Hewan yang berada di Yogyakarta. Lab. Klinik Klinik Hewan Jogja yang didirikan oleh Keluarga Senawi sebagai salah satu sarana pengabdian pada dunia medis kedokteran hewan, diresmikan pada tanggal 23 Juni 2013 oleh Bupati Sleman, Bapak Drs H. Sri Purnomo, M.Si. Lab. Klinik Klinik Hewan Jogja hadir karena adanya kenyataan bahwa banyak orang yang dalam kehidupan sehari-hari memerlukan hewan kesayangan namun di sisi lain banyak penyakit manusia yang terkait dengan keberadaan hewan, sehingga perlu adanya laboratorium klinik khusus hewan untuk mendukung pemeriksaan kesehatan hewan kesayangan maupun hewan peliharaan. 2 2 Lab. Klinik Klinik Hewan Jogja, Visi dan Misi, diakses pada 20 April 2016 pukul WIB

5 5 Pemilik hewan harus selalu memperhatikan hewan peliharaannya dan harus segera mengkonsultasikan ke dokter hewan apabila menemukan gejalagejala adanya penyakit pada diri hewan peliharaan tersebut, disinilah peran penting seorang dokter hewan. Pasal 1 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan menyebutkan bahwa Dokter Hewan adalah orang yang memiliki profesi di bidang kedokteran hewan, sertifikat kompetensi, dan kewenangan medik veteriner dalam melaksanakan pelayanan kesehatan hewan. Dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 02/Permentan/OT.140/1/2010 tentang Pedoman Pelayanan Jasa Medik Veteriner menjabarkan bahwa tindakan medik veteriner dalam hal ini dokter hewan dalam melaksanakan pelayanan jasa medik veteriner antara lain melakukan prognosis dan diagnosis penyakit secara klinis, patologis, laboratoris, dan/atau epidemiologis, yang hasilnya digunakan untuk menentukan langkah apa yang hendak diambil dalam penanganan lebih lanjut. Sebelum melakukan suatu tindakan medis terhadap manusia maupun hewan yang sakit, dokter biasanya meminta persetujuan tindakan medis (informed consent) terlebih dahulu kepada pasien. Adanya informed consent tersebut menimbulkan suatu hubungan hukum antara dokter dan pasien yang biasanya disebut dengan Perjanjian Terapeutik. Ketentuan mengenai informed consent yang melahirkan perjanjian terapeutik dalam dunia kedokteran manusia sudah banyak diatur dalam peraturan yang jelas, salah satunya terdapat pada Pasal 45 ayat (1) Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran berbunyi setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter

6 6 atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan. Hal ini berbeda dalam dunia medik veteriner yang belum secara khusus mengatur mengenai adanya transaksi terapeutik. Pasien yang upaya penyembuhannya tidak dapat dilakukan dengan rawat jalan karena suatu penyakit maupun hal tertentu yang memerlukan pengawasan intensif oleh dokter hewan, maka pasien tersebut disarankan untuk menjalani rawat inap. Rawat inap dalam bidang medik veteriner akan dilakukan setelah pihak klien (pemilik hewan) menanda tangani perjanjian rawat inap. Perjanjian rawat inap merupakan perjanjian standar yang bentuknya tertulis berupa formulir yang isinya telah di standarisasi (dibakukan) terlebih dahulu oleh pihak rumah sakit. Dengan ditanda tangani formulir perjanjian rawat inap tersebut mengakibatkan timbulnya hak dan kewajiban bagi klien, pasien, serta pihak rumah sakit. 3 Dalam hal ini dokter hewan yang menangani pasien tersebut juga mendapatkan hak dan kewajiban dari penanda tanganan formulir rawat inap tersebut. Suatu perjanjian pasti menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak yang terkait. Untuk melindungi terpenuhinya hak dan kewajiban tersebut, tentu harus ada perlindungan hukum. Perlindungan hukum adalah perlindungan terhadap harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum dari kesewenangan atau sebagai kumpulan peraturan atau kaidah yang akan dapat 3 Djaja S. Meliala, 2012, Hukum Perdata dalam Perspektif BW, Nuansa Aulia, Bandung, hlm. 168

7 7 melindungi suatu hal lainnya. Berkaitan dengan konsumen, berarti hukum memberikan perlindungan terhadap hak-hak pelanggan dari sesuatu yang mengakibatkan tidak terpenuhinya hak-hak tersebut. 4 Perlindungan hukum dapat berupa perlindungan hukum preventif dan perlindungan hukum represif. Perlindungan hukum preventif berbentuk perundang-undangan dalam rangka untuk mencegah terjadinya pelanggaran. Perlindungan hukum represif merupakan perlindungan berupa sanksi seperti denda, penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan apabila sudah terjadi sengketa atau telah dilakukan pelanggaran. Dalam penulisan hukum ini, penulis lebih memfokuskan pembahasan pada perlindungan hukum represif terhadap para pihak yang terkait dengan perjanjian rawat inap di Lab. Klinik Klinik Hewan Jogja. Bab V Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 02/Permentan/OT.140/1/2010 tentang Pedoman Pelayanan Jasa Medik Veteriner menjabarkan tentang hak dan kewajiban bagi dokter hewan maupun Rumah Sakit Hewan, Rumah Sakit Hewan Khusus, ataupun Klinik Hewan. Meskipun telah ada peraturan yang mengatur tentang hak dan kewajiban dalam dunia medik veteriner, namun dokter hewan maupun klien atau pemilik hewan merupakan seorang manusia biasa yang tidak luput dengan kesalahan. Kesalahan bisa timbul dari berbagai pihak. 4 Philipus M. Hadjon, 1987, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Di Indonesia. Sebuah Studi Tentang Prinsip-prinsipnya. Penanganannya oleh Pengadilan dalam Lingkungan Peradilan Umum dan Pembentukan Peradilan Administrasi Negara, PT. Bina Ilmu, Surabaya, hlm. 25

8 8 Pada kenyataannya wanprestasi yang biasanya terjadi dalam perjanjian rawat inap adalah ketika pelaksanaan pembayaran biaya rawat inap yang seharusnya dilakukan oleh klien namun tidak dilakukan. Hal ini sudah tentu merugikan pihak Rumah Sakit Hewan ataupun Klinik Hewan yang bersangkutan. Contoh kasus wanprestasi pada perjanjian rawat inap yang pernah terjadi di Lab. Klinik Klinik Hewan Jogja Yogyakarta pada 13 April 2015, pasien anjing bernama Reus, pemiliknya berinisial P. Ketika dibawa ke Lab. Klinik Klinik Hewan Jogja Yogyakarta, Reus dalam keadaan tertabrak, setelah dilakukan pemeriksaan medis dan rontgen ternyata Reus mengalami patah tulang kaki belakang dan harus menjalani operasi. Saat itu sang pemilik menyetujui tindakan medis yang hendak diambil dengan menanda tangani formulir surat pernyataan operasi, surat pernyataan rawat inap, dan juga telah membayarkan sejumlah uang muka, namun setelah beberapa hari pasca tindakan operasi tersebut, tanpa sebab yang jelas pemilik tiba-tiba menghilang dan tidak bisa dihubungi nomor telepon maupun alamat yang tertera dalam formulir pernyataan yang telah ditanda tangani sebelumnya. 5 Berdasarkan uraian diatas penulis mengangkat judul Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Para Pihak dalam Perjanjian Rawat Inap di Lab. Klinik Klinik Hewan Jogja Yogyakarta sebagai judul penelitian untuk mengkaji lebih lanjut mengenai masalah masalah yang timbul dari isu tersebut. 5 Berdasarkan hasil wawancara dengan Drh. Lilik Rifqiyanta pada tanggal 08 Juni 2016 pukul WIB

9 9 B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti ingin mengangkat beberapa pokok permasalahan yang hendak dibahas sebagai berikut : 1. Mengapa terjadi wanprestasi dalam perjanjian rawat inap di Lab. Klinik Klinik Hewan Jogja? 2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap para pihak dalam perjanjian rawat inap di Lab. Klinik Klinik Hewan Jogja? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah sebagaimana dirumuskan diatas, tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari Penelitian, adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Subyektif Penulisan hukum ini dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam rangka menyelesaikan proses belajar pada jenjang sarjana di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. 2. Tujuan Objektif Tujuan Objektif dalam penulisan hukum ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji masalah yang berhubungan dengan hukum perdata dalam bidang hukum kesehatan hewan khususnya mengenai :

10 10 a. Faktor penyebab wanprestasi dalam perjanjian rawat inap di Lab. Klinik Klinik Hewan Jogja b. Perlindungan hukum terhadap para pihak dalam perjanjian rawat inap di Lab. Klinik Klinik Hewan Jogja D. Keaslian Penelitian Berdasarkan hasil penelusuran dan pemeriksaan yang telah Peneliti lakukan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, dan sejauh yang diketahui, ditemukan beberapa penelitian yang berkaitan dengan Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Terapeutik di Lab. Klinik Klinik Hewan Jogja Yogyakarta. Penulisan hukum yang Peneliti temukan yaitu : 1. Khilmy Rosyidah (09/282050/HK/18067) pada tahun 2013, Skripsi dengan judul Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Klien (Pemilik Hewan) Dalam Perjanjian Terapeutik di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi Yogyakarta, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 6 Penulisan hukum ini mengangkat dua rumusan permasalahan yakni, bagaimana pelaksanaan perjanjian terapeutik antara klien dengan dokter hewan di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi Yogyakarta dan bagaimana perlindungan hukum terhadap klien dalam perjanjian terapeutik di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi Yogyakarta. 6 Khilmy Rosyidah, 2013, Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Klien (Pemilik Hewan) Dalam Perjanjian Terapeutik di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

11 11 Kesamaan antara penulisan hukum tersebut dengan apa yang diteliti oleh penulis adalah sama-sama membahas tentang perlindungan hukum di dalamnya. Perbedaan mendasar yang terdapat di dalam penulisan hukum tersebut dengan hal yang penulis teliti adalah tempat dilakukannya penelitian. Tempat penelitian penulisan hukum tersebut dilakukan di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi Yogyakarta, sedangkan penulis meneliti di Lab. Klinik Klinik Hewan Jogja Yogyakarta. Namun demikian juga terdapat perbedaan dalam perumusan masalah yang mendasar yaitu jika penulisan hukum tersebut lebih menekankan dalam membahas bagaimana pelaksanaan perjanjian terapeutik antara klien dan dokter hewan di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi Yogyakarta, sedangkan penulis meneliti untuk penulisan hukum ini lebih memfokuskan pada apa saja bentuk wanprestasi yang sering terjadi dalam perjanjian rawat inap di Lab. Klinik Klinik Hewan Jogja Yogyakarta dan mengapa hal demikian dapat terjadi. Penulisan hukum tersebut juga hanya fokus dalam membahas perlindungan hukum hanya untuk klien (pemilik hewan) saja, sedangkan penulis meneliti untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum untuk para pihak yang terkait dalam perjanjian rawat inap tersebut baik dari pihak pasien (hewan), klien (pemilik hewan) maupun bagi dokter hewan yang menanganinya. 2. Sherina Fauzani (11/312564/HK/18729) pada tahun 2015, Skripsi dengan judul Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Pelaksanaan Perjanjian

12 12 Operasi Bedah Hewan (Veteriner) di Rumah Sakit Hewan Jakarta (RSHJ) di DKI Jakarta, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 7 Penulisan hukum ini mengangkat dua rumusan permasalahan yakni, bagaimanakah pelaksanaan perjanjian operasi bedah hewan (veteriner) di Rumah Sakit Hewan Jakarta dan bagaimanakah perlindungan hukum bagi pemilik hewan dan dokter hewan dalam perjanjian operasi bedah hewan (veteriner) di Rumah Sakit Hewan Jakarta. Kesamaan yang terdapat antara penulisan hukum tersebut dengan apa yang penulis teliti adalah sama-sama membahas bagaimana perlindungan hukum bagi para pihak yang terkait dalam sebuah perjanjian dalam dunia medis kedokteran hewan. Perbedaan yang terdapat dalam penelitian tersebut dengan yang penulis teliti adalah bahwa penelitian tersebut membahas mengenai pelaksanaan perjanjian operasi bedah hewan (veteriner), sedangkan penulis lebih memfokuskan membahas mengenai faktor penyebab terjadinya wanprestasi dalam perjanjian rawat inap. Perbedaan selanjutnya terdapat pada tempat dilakukannya penelitian. Penelitian penulisan hukum tersebut dilakukan di Rumah Sakit Hewan Jakarta (RSHJ) di DKI Jakarta, sedangkan penulis melakukan penelitian di Lab. Klinik Klinik Hewan Jogja Yogyakarta. 7 Sherina Fauzani, 2015, Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Pelaksanaan Perjanjian Operasi Bedah Hewan (Veteriner) di Rumah Sakit Hewan Jakarta (RSHJ) di DKI Jakarta, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

13 13 3. Rizka Annisa Ilham ( ) pada tahun 2015, Jurnal dengan judul Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Atas Penjualan Obat- Obatan Ilegal Secara Online, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang. 8 Jurnal ini mengangkat permasalahan mengenai bagaimana perlindungan hukum terhadap konsumen atas penjualan obat-obatan ilegal ABC Acai Berry secara online menurut hukum positif di Indonesia yaitu Undang- Undang Perlindungan Konsumen, Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik, Undang-Undang Pangan dan Undang-Undang Kesehatan dan juga bentuk perlindungan hukumnya menurut Undang- Undang yang berkaitan. Kesamaan yang terdapat antara jurnal tersebut dengan apa yang penulis teliti adalah sama-sama membahas mengenai sebuah perlindungan hukum bagi pihak pengguna jasa dalam dunia hukum kesehatan. Perbedaan yang terdapat dalam penelitian tersebut dengan yang penulis teliti adalah bahwa penelitian tersebut hanya membahas mengenai perlindungan hukum bagi konsumen obat diet merek ABC Acai Berry namun tidak membahas mengenai bagaimana sudut pandang dari pihak produsen obat ABC Acai Berry. Jurnal tersebut juga menggunakan metode penelitian yuridis normatif yang mana peneliti jurnal tersebut hanya menggunakan pendekatan perundang-undangan, studi kepustakaan, 8 Rizka Annisa Ilham, 2015, Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Atas Penjualan Obat- Obatan Ilegal Secara Online, Jurnal, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang

14 14 penelurusan internet dan dokumentasi hukum saja tanpa melakukan penelitian lapangan. Berbeda dengan penulisan hukum yang penulis lakukan dengan metode yuridis empiris yakni, selain melakukan studi kepustakaan dengan menelaah buku-buku, penelitian, jurnal, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, penulis juga melakukan penelitian ke lapangan melalui metode wawancara guna menghubungkan antara kenyataan yang terjadi di lapangan dengan norma hukum yang berlaku. Dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka penulis beranggapan bahwa tulisan yang penulis lakukan berbeda dengan penulisanpenulisan yang sudah ada sebelumnya. Adapun perbedaan tersebut utamanya seperti yang telah penulis jabarkan diatas. Berdasarkan hal tersebut penulis beranggapan bahwa penulisan ini bersifat orisinil dan dilakukan tanpa adanya itikad buruk untuk melakukan plagiarisme. Namun apabila terdapat penelitian yang serupa, maka penulis berharap penulisan ini dapat menambah dan memperbaiki khasanah ilmu pengetahuan yang ada dari penulisan hukum maupun jurnal yang sudah ada tersebut.

15 15 E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik kepada peneliti maupun bagi pihak lain yang terkait dalam penelitian ini, manfaat penelitian ini antara lain : 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan tambahan informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada umumnya serta hukum dalam bidang Hukum Perlindungan Konsumen dan Hukum Kesehatan, khususnya mengenai perlindungan hukum bagi para pihak terkait seperti pemilik hewan sebagai konsumen dan dokter hewan terhadap pelaksanaan perjanjian rawat inap. b. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan literatur dalam dunia kedokteran hewan. c. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian yang terkait dengan penelitian ini. 2. Manfaat Praktis a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan pada umumya, dan pengembangan ilmu hukum kesehatan hewan pada khususnya, utamanya di Lab. Klinik Klinik Hewan Jogja Yogyakarta.

16 16 b. Dengan adanya penelitian ini, penulis mengharapkan kedepannya masyarakat semakin mengetahui betapa pentingnya perlindungan hukum bagi pemilik hewan sebagai konsumen dan dokter hewan terhadap pelaksanaan perjanjian rawat inap dan dapat memberikan masukan agar pelayanan kepada masyarakat bisa lebih baik lagi.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan hewan untuk dikonsumsi, namun juga untuk beberapa hewan,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan hewan untuk dikonsumsi, namun juga untuk beberapa hewan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki sumber daya alam hayati yang beranekaragam dan memiliki kedudukan serta peranan penting bagi kehidupan manusia. Hal ini sejalan dengan Pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada disekitarnya baik hewan yang dipelihara maupun hewan yang secara

BAB I PENDAHULUAN. berada disekitarnya baik hewan yang dipelihara maupun hewan yang secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kehidupan sehari-hari manusia tidak luput dari hewan yang berada disekitarnya baik hewan yang dipelihara maupun hewan yang secara tidak sengaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial. Artinya ia membutuhkan makhluk hidup lain dalam

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial. Artinya ia membutuhkan makhluk hidup lain dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahluk hidup diciptakan dengan jenis, bentuk dan rupa yang berbeda-beda, namun semua mahluk hidup itu saling terkait satu sama lain dalam banyak hal di kehidupannya.

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN PELAYANAN JASA MEDIK VETERINER

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN PELAYANAN JASA MEDIK VETERINER 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN PELAYANAN JASA MEDIK VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditunaikannya dimana ia berkewajiban untuk menangani hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditunaikannya dimana ia berkewajiban untuk menangani hal-hal yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Profesi dokter dipandang sebagai profesi yang mulia dan terhormat dimata masyarakat. Namun pada pelaksanaannya, seorang dokter memiliki tanggungjawab besar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu hak asasi manusia yang telah di amanatkan dalam UUD 1945 ialah hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, memperoleh pelayanan kesehatan, mendapatkan kemudahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wajib menjamin kesehatan bagi warganya. Peran aktif serta pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. wajib menjamin kesehatan bagi warganya. Peran aktif serta pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan jaman yang semakin pesat membuat masyarakat kini menjadi lebih sadar lagi mengenai pentingnya kesehatan bagi dirinya sendiri maupun keluarganya. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien, dikenal dengan istilah transaksi terapeutik. Menurut Veronica

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien, dikenal dengan istilah transaksi terapeutik. Menurut Veronica BAB 1 PENDAHULUAN Dalam hal pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh seorang dokter terhadap pasien, kedua belah pihak mempunyai hak dan kewajiban, adanya hak dan kewajiban dikarenakan adanya perjanjian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti kita ketahui bahwa masalah kesehatan bukanlah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Seperti kita ketahui bahwa masalah kesehatan bukanlah merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seperti kita ketahui bahwa masalah kesehatan bukanlah merupakan hal yang baru dalam kehidupan, sebab hal tersebut banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal

Lebih terperinci

Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Kota Pekanbaru. Penelitian dilakukan. peneliti menggunakan pcrtimbangan sendiri dengan berbekal pengetahuan yang

Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Kota Pekanbaru. Penelitian dilakukan. peneliti menggunakan pcrtimbangan sendiri dengan berbekal pengetahuan yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Kota Pekanbaru yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Kota Pekanbaru. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT HEWAN DI KABUPATEN BANTUL BAB I PENDAHULUAN

RUMAH SAKIT HEWAN DI KABUPATEN BANTUL BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Definisi Proyek Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 02/Permentan/OT.140/ 1/2010 tentang Pelayanan Jasa Medik Veteriner, definisi dari rumah sakit hewan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap profesi kedokteran di Indonesia akhir-akhir ini makin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap profesi kedokteran di Indonesia akhir-akhir ini makin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya pengetahuan masyarakat seiring pesatnya perkembangan teknologi dan kemudahan dalam mendapatkan informasi, membuat masyarakat lebih kritis terhadap pelayanan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 2 Tahun : 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 2 Tahun : 2017 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 2 Tahun : 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PERIZINAN PELAYANAN JASA MEDIK

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS

BAB III TINJAUAN TEORITIS BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Umum Tentang Jaminan Sosial 1. Hukum Kesehatan Kesehatan merupakan hak asasi manusia, artinya, setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses pelayanan

Lebih terperinci

Manual Prosedur. Pelayanan Medis Klinik Hewan

Manual Prosedur. Pelayanan Medis Klinik Hewan Manual Prosedur Pelayanan Medis Klinik Hewan Klinik Hewan Pendidikan Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2012 1 Manual Prosedur Pelayanan Medis Klinik Hewan Pendidikan Program Kedokteran Hewan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi dan kualitas dirinya. Seiring dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi dan kualitas dirinya. Seiring dengan berkembangnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek kesehatan merupakan salah satu hal penting dalam mengukur kualitas sumber daya manusia. Kesehatan merupakan hal yang dibutuhkan bagi setiap orang untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6019 LINGKUNGAN HIDUP. Otoritas Veteriner. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 20) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Manual Prosedur. Pelayanan Tindakan Bedah

Manual Prosedur. Pelayanan Tindakan Bedah Manual Prosedur Pelayanan Tindakan Bedah Klinik Hewan Pendidikan Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2012 i Manual Prosedur Pelayanan Tindakan Bedah Klinik Hewan Pendidikan Program Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosi harapan dan kekhawatiran makhluk insani. perjanjian terapeutik adalah Undang undang nomor 36 tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. emosi harapan dan kekhawatiran makhluk insani. perjanjian terapeutik adalah Undang undang nomor 36 tahun 2009 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal mengenai umat manusia sudah dikenal adanya hubungan kepercayaan antara dua insan, yaitu manusia penyembuh dan penderita yang ingin disembuhkan. Dalam zaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. 1 Secara umum, setiap orang yang

I. PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. 1 Secara umum, setiap orang yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dokter adalah seseorang yang ahli dalam hal penyakit dan pengobatan serta dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. 1 Secara umum, setiap orang yang sakit (pasien)

Lebih terperinci

Re-branding Andrawina Pet Center 2008 BAB 1 PENDAHULUAN

Re-branding Andrawina Pet Center 2008 BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan mahluk sosial, dimana bersosialisasi merupakan sesuatu yang mutlak dalam kehidupannya karena manusia hidup saling membutuhkan. Berteman termasuk dalam

Lebih terperinci

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016 Website :

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016 Website : KAJIAN HUKUM INFORMED CONSENT PADA PERJANJIAN TERAPEUTIK ANTARA DOKTER DAN PASIEN DIBAWAH UMUR BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO. 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi menjadi sangat penting dalam sistem pelayanan kesehatan. Rekam medis dalam bentuk manual ataupun elektronik menjadi sumber dari informasi medis yang menggambarkan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di wujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait dalam bidang pemeliharaan kesehatan. 1 Untuk memelihara kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. terkait dalam bidang pemeliharaan kesehatan. 1 Untuk memelihara kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan pokok manusia karena kesehatan merupakan modal utama manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Melaksanakan upaya kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin yang memiliki berbagai macam kemampuan. Manusia memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin yang memiliki berbagai macam kemampuan. Manusia memiliki kelebihan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang paling sempurna dari makhluk-makhluk ciptaan-nya yang lain. Manusia juga dihadirkan ke dunia sebagai pemimpin yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan sebuah teori yang disebut dengan Zoon Politicon. Teori

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan sebuah teori yang disebut dengan Zoon Politicon. Teori 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman Yunani kuno, seorang filsuf bernama Aristoteles mengungkapkan sebuah teori yang disebut dengan Zoon Politicon. Teori tersebut mengatakan bahwa manusia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

PENDAHULUAN. unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia, seperti yang termuat di dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa : Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Implementasi dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sudah dimulai sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehat dengan umur yang panjang adalah harapan bagi setiap orang. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. sehat dengan umur yang panjang adalah harapan bagi setiap orang. Tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan anugerah yang tak ternilai harganya. Hidup sehat dengan umur yang panjang adalah harapan bagi setiap orang. Tidak ada satu orang pun di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kesehatan merupakan hak setiap orang, didalam Undang-undang Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dalam bidang kesehatan adalah salah satu bentuk kongkret

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dalam bidang kesehatan adalah salah satu bentuk kongkret 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan semakin meningkat. Kesehatan bagi masyarakat menjadi sebuah kebutuhan

Lebih terperinci

PRODUKSI BARANG MEWAH DIBALIK PEMBUNUHAN HEWAN Oleh : Yerrico Kasworo* Naskah Diterima: 10 Juli 2017; Disetujui: 13 Juli 2017

PRODUKSI BARANG MEWAH DIBALIK PEMBUNUHAN HEWAN Oleh : Yerrico Kasworo* Naskah Diterima: 10 Juli 2017; Disetujui: 13 Juli 2017 PRODUKSI BARANG MEWAH DIBALIK PEMBUNUHAN HEWAN Oleh : Yerrico Kasworo* Naskah Diterima: 10 Juli 2017; Disetujui: 13 Juli 2017 Manusia dan makhluk hidup lainnya diciptakan oleh tuhan untuk hidup beriringan

Lebih terperinci

Manual Prosedur. Pelayanan Rawat Inap Klinik Hewan Pendidikan

Manual Prosedur. Pelayanan Rawat Inap Klinik Hewan Pendidikan Manual Prosedur Pelayanan Rawat Inap Klinik Hewan Pendidikan Klinik Hewan Pendidikan Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2012 1 Manual Prosedur Pelayanan Rawat Inap Klinik Hewan Pendidikan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka tidak heran jika mereka akan berusaha sedemikian rupa untuk

BAB I PENDAHULUAN. maka tidak heran jika mereka akan berusaha sedemikian rupa untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan harta yang tak ternilai harganya bagi setiap manusia. Oleh karena itu apabila di dalam tubuh manusia terdapat penyakit maka tidak heran jika mereka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK) 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK) Pada perkembangannya GOJEK telah resmi beroperasi di 10 kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta,

Lebih terperinci

Manual Prosedur. Pelayanan Grooming

Manual Prosedur. Pelayanan Grooming Manual Prosedur Pelayanan Grooming Klinik Hewan Pendidikan Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2012 1 Manual Prosedur Pelayanan Grooming Klinik Hewan Pendidikan Program Kedokteran Hewan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain adalah kesehatan. Setiap orang melakukan berbagai cara untuk memperoleh kesehatan yang prima. Seseorang

Lebih terperinci

vii DAFTAR WAWANCARA

vii DAFTAR WAWANCARA vii DAFTAR WAWANCARA 1. Apa upaya hukum yang dapat dilakukan pasien apabila hak-haknya dilanggar? Pasien dapat mengajukan gugatan kepada rumah sakit dan/atau pelaku usaha, baik kepada lembaga peradilan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)

Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent) Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent) Rumah Sakit xy Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran 1. Umum a. Bahwa masalah kesehatan seseorang (pasien) adalah tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia dan merupakan hak bagi setiap warga negara Indonesia. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan berkembang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan berkembang sangat pesat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kehidupan masyarakat modern saat ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan berkembang sangat pesat karena didukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati yang sangat indah dan beragam, yang terlihat pada setiap penjuru pulau di Indonesia banyak

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MAGELANG

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI RUMAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah memajukan kesejahteraan bangsa. Salah satunya adalah dalam bidang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah memajukan kesejahteraan bangsa. Salah satunya adalah dalam bidang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan nasional yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945 adalah memajukan kesejahteraan bangsa. Salah satunya adalah dalam bidang kesehatan (Hanafiah dan Amir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menunjang kesehatan dari masyarakat. Maju atau

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menunjang kesehatan dari masyarakat. Maju atau BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam dunia medis yang semakin berkembang, peranan rumah sakit sangat penting dalam menunjang kesehatan dari masyarakat. Maju atau mundurnya pelayanan kesehatan rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan persaingan antar rumah sakit. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya badan atau institusi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA 2.1 Perlindungan Hukum Perlindungan hukum adalah segala bentuk upaya pengayoman terhadap harkat dan martabat manusia serta pengakuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pelayanannya dilakukan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya,

I. PENDAHULUAN. pelayanannya dilakukan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan, yang sehari-hari melakukan kontak dengan pasien. Rumah sakit sebagai penyelenggara kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh Pemerintah. Di samping itu kesehatan juga merupakan salah satu indikator kesejahteraan

Lebih terperinci

LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG

LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG OUTLINE PENDAHULUAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNDANG-UNDANG TUGAS & WEWENANG PERAWAT PENDELEGASIAN

Lebih terperinci

PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN

PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN JAKARTA, INDONESIA 2013 Panduan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent) Rumah Sakit Rawamangun Paduan Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Setelah dijelaskan dan diuraikan sebagaimana tercantum dalam

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Setelah dijelaskan dan diuraikan sebagaimana tercantum dalam BAB V PENUTUP A. Simpulan Setelah dijelaskan dan diuraikan sebagaimana tercantum dalam keseluruhan bab yang sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Perlindungan terhadap pasien dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PEMERIKSAAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PEMERIKSAAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PEMERIKSAAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang : a. bahwa kesehatan hewan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota militer beserta keluarganya secara gratis termasuk masyarakat. oleh kelompok agama yang ingin mendirikan rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. anggota militer beserta keluarganya secara gratis termasuk masyarakat. oleh kelompok agama yang ingin mendirikan rumah sakit. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan rumah sakit di Indonesia sangat pesat dari waktu ke waktu, di mulai pada tahun 1626 yang didirikan oleh VOC dan dikembangkan pula oleh tentara Inggris

Lebih terperinci

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada Status hukum dan peraturan tentang catatan kesehatan harus dijaga oleh institusi pelayanan kesehatan. Istitusi kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nampaknya mulai timbul gugatan terhadap dokter dan rumah sakit (selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. nampaknya mulai timbul gugatan terhadap dokter dan rumah sakit (selanjutnya 1 BAB I PENDAHULUAN Akhir-akhir ini di beberapa media baik media cetak maupun elektronik nampaknya mulai timbul gugatan terhadap dokter dan rumah sakit (selanjutnya akan di sebut RS) yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Segala bentuk kekerasan yang dapat mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang harus dapat ditegakkan hukumnya. Penghilangan nyawa dengan tujuan kejahatan, baik yang disengaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan makanan dengan memasaknya sendiri. Terlebih lagi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan makanan dengan memasaknya sendiri. Terlebih lagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi setiap harinya. Terkadang kesibukan serta aktivitas yang padat tidak memungkinkan lagi untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Delapan puluh persen peternakan sapi perah di Indonesia merupakan peternakan sapi

PENDAHULUAN. Delapan puluh persen peternakan sapi perah di Indonesia merupakan peternakan sapi I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi perah merupakan salah satu komoditi utama subsektor peternakan. Delapan puluh persen peternakan sapi perah di Indonesia merupakan peternakan sapi perah rakyat dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. maupun tenaga kesehatan yang ada di tempat-tempat tersebut belum memadai

I. PENDAHULUAN. maupun tenaga kesehatan yang ada di tempat-tempat tersebut belum memadai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan pengobatan kepada masyarakat atau pasien yang membutuhkan pertolongan. Pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan jasa layanan kesehatan semakin tinggi, hal itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan jasa layanan kesehatan semakin tinggi, hal itu 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan jasa layanan kesehatan semakin tinggi, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan artinya kesehatan. Untuk

Lebih terperinci

Lampiran 6 LEMBAR PERSETUJUAN

Lampiran 6 LEMBAR PERSETUJUAN Lampiran 6 LEMBAR PERSETUJUAN Saya (inisial) yang bertandatangan dibawah ini : Nama :... Umur :... Alamat :... Bersedia untuk menjadi responden penelitian yang berjudul Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, timbul pula kebutuhan dan keinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, timbul pula kebutuhan dan keinginan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman sekarang adalah era reformasi.dengan bertambah cerdasnya masyarakat Indonesia, timbul pula kebutuhan dan keinginan untuk menambah pengetahuan, mengetahui

Lebih terperinci

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. SURAT KEPUTUSAN No. : Tentang PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DIREKTUR RS Menimbang : a. Bahwa untuk mengimplementasikan hak pasien dan keluarga di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang aktifitas sehari-hari. Manusia melakukan berbagai upaya demi

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang aktifitas sehari-hari. Manusia melakukan berbagai upaya demi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting dalam menunjang aktifitas sehari-hari. Manusia melakukan berbagai upaya demi mewujudkan hidup yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilakukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilakukan oleh semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilakukan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam menunjang aktifitas sehari-hari. Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam menunjang aktifitas sehari-hari. Kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan, bahwa kesehatan menyangkut semua segi kehidupan yang ruang lingkup dan jangkauannya sangat luas dan kompleks dan juga merupakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR : 2 TAHUN 2000 SERI : B PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 22 TAHUN 2000 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR : 2 TAHUN 2000 SERI : B PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 22 TAHUN 2000 T E N T A N G LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G SALINAN NOMOR : 2 TAHUN 2000 SERI : B PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 22 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI PEMERIKSAAN HEWAN TERNAK, HASIL TERNAK DAN HASIL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum Campur tangan pemerintah secara nyata dapat dilihat dalam

BAB I PENDAHULUAN. umum Campur tangan pemerintah secara nyata dapat dilihat dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awalnya kebutuhan primer manusia hanyalah berupa tiga hal yaitu: sandang, pangan dan papan. Namun seiring perkembangan waktu masalah kesehatan juga turut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat memang bukan segalanya, akan tetapi tanpa badan dan jiwa yang sehat segalanya tidak berarti. Bangsa yang rakyatnya tidak sehat akan menjadi bangsa yang tidak

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN DI BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS HULU, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA KLINIK, IZIN USAHA RUMAH BERSALIN, DAN IZIN USAHA LABORATORIUM KLINIK SWASTA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidup layak dan baik. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu

I. PENDAHULUAN. hidup layak dan baik. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu parameter untuk mengukur keberhasilan pembangunan manusia. Tanpa kesehatan manusia tidak akan produktif untuk hidup layak dan baik. Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa dari para dokter. Dokter merupakan tenaga medis yang menjadi pusat

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa dari para dokter. Dokter merupakan tenaga medis yang menjadi pusat 1" BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran yang selanjutnya disebut dengan UUPK merupakan dasar hukum bagi profesi dokter dan penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan disebut

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya kesehatan terdiri dari berbagai kegiatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan disebut sarana kesehatan.

Lebih terperinci

2 pemerintah yang dalam hal ini yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS). 2 Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah bidang sumber daya manusia aparatur sebaga

2 pemerintah yang dalam hal ini yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS). 2 Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah bidang sumber daya manusia aparatur sebaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki sejarah panjang dalam sistem pemerintahannya. Sejarah tersebut telah mencatat berbagai permasalahan yang muncul terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini membahas mengenai implementasi pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini membahas mengenai implementasi pelayanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini membahas mengenai implementasi pelayanan kesehatan hewan yang berlokasi di Kabupaten Sleman dengan fokus penelitian pada tahun 2012. Alasan utama yang

Lebih terperinci

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

KEKERASAN YANG DILAKUKAN OKNUM POLISI DALAM MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

KEKERASAN YANG DILAKUKAN OKNUM POLISI DALAM MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA KEKERASAN YANG DILAKUKAN OKNUM POLISI DALAM MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA Oleh : Bernadus Ardian Ricky M (105010100111087) KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 1 TAHUN 2002 SERI : B PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2002

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 1 TAHUN 2002 SERI : B PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2002 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 1 TAHUN 2002 SERI : B PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN, PEMERIKSAAN TERNAK DAN HASIL TERNAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KOMPETENSI MATA KULIAH PPDH

KOMPETENSI MATA KULIAH PPDH KOMPETENSI MATA KULIAH PPDH No Mata Kuliah Kode Sks TIU Kompetensi Learning outcome 1 RESEPTIR KRP 491 2 (2-0) Setelah mempelajari mata kuliah ini, 2,3,4hb,4hk, 4u, Mampu melakukan transaksi terapeutik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kasehatan mengalami perubahan, pada awal perkembangannya, rumah sakit lembaga yang berfungsi

Lebih terperinci

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG BUPATI MALANG, BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan. kesejahteraan diri serta keluarganya (KKI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan. kesejahteraan diri serta keluarganya (KKI, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia, dimana dalam Pasal 25 Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan setiap orang berhak atas taraf hidup

Lebih terperinci

GUBERNUR BENGKULU PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN TERNAK SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF

GUBERNUR BENGKULU PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN TERNAK SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF 1 GUBERNUR BENGKULU PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN TERNAK SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BENGKULU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perkarantinaan hewan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal penting bagi kesejahteraan masyarakat. Kesehatan yang

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal penting bagi kesejahteraan masyarakat. Kesehatan yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal penting bagi kesejahteraan masyarakat. Kesehatan yang dimiliki seseorang tidak hanya ditinjau dari segi kesehatan fisik semata melainkan bersifat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk dapat mempengaruhi pola perdagangan. Kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk dapat mempengaruhi pola perdagangan. Kemampuan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pesat dan majunya teknologi internet mempermudah untuk mengakses informasi apapun yang dibutuhkan, termasuk di dalamnya informasi produk. Adanya kemudahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan manusia yang lain karena manusia merupakan. makhluk sosial. Makhluk sosial tersebut kemudian membentuk suatu

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan manusia yang lain karena manusia merupakan. makhluk sosial. Makhluk sosial tersebut kemudian membentuk suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari hubungan antara manusia satu dengan manusia yang lain karena manusia merupakan makhluk sosial. Makhluk sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti halnya manusia, hewan pun memiliki hak kesejahteraan. Hak tersebut antara lain adalah hak bebas dari rasa lapar, hak merasa nyaman, hak bebas dari rasa sakit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendorong manusia untuk berbondong-bondong memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang mendorong manusia untuk berbondong-bondong memenuhi kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang terjadi seiring berjalannya waktu tentu banyak mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia di berbagai sektor kehidupannya. Tidak dapat dipungkiri

Lebih terperinci