BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan hewan untuk dikonsumsi, namun juga untuk beberapa hewan,
|
|
- Liani Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki sumber daya alam hayati yang beranekaragam dan memiliki kedudukan serta peranan penting bagi kehidupan manusia. Hal ini sejalan dengan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 bahwa perlu adanya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam hayati secara lestari, selaras, serasi dan seimbang bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hewan adalah salah satu sumber daya alam hayati yang memiliki keterkaitan erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Manusia membutuhkan hewan untuk dikonsumsi, namun juga untuk beberapa hewan, manusia membutuhkan hewan sebagai teman dalam menjalani kehidupannya. Negara-negara di dunia telah membicarakan mengenai kesejahteraan hewan sebagai bagian yang penting dalam kehidupan manusia. Pemerintah diharapkan ikut turut campur tangan untuk membentuk suatu peraturan hukum yang menyangkut tentang kesejahteraan hewan. Indonesia sendiri telah mengakomodir pengaturan kesejahteraan hewan atau animal welfare dalam beberapa peraturan, salah satunya yakni Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan jo. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pengertian kesejahteraan hewan adalah segala urusan yang berhubungan dengan keadaan fisik dan mental hewan menurut ukuran perilaku alami hewan yang perlu diterapkan dan ditegakkan untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap orang yang 1
2 2 tidak layak terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia. 1 Penilaian tingkat kesejahteraan hewan telah dikenal dengan konsep Lima Kebebasan (Five of Freedom) yang dicetuskan oleh Inggris sejak tahun Lima unsur kebebasan tersebut adalah : 2 1. Bebas dari rasa lapar dan haus (Freedom from hunger and thirst) 2. Bebas dai rasa tidak nyaman (Freedom from discomfort) 3. Bebas dari rasa sakit, luka, dan penyakit (Freedom from pain, injury and diseases) 4. Bebas dari rasa takut dan stress (Freedom from fear and distress) 5. Bebas untuk mengekspresikan tingkah laku alamiah (Freedom to express natural behavior) Banyaknya komunitas hewan, seperti Animal Welfare, Animal Defenders Indonesia, dan kontes-kontes hewan peliharaan menunjukkan perhatian masyarakat di bidang kesejahteraan hewan. Perdagangan hewan peliharaan pun semakin menjamur di masyarakat dan kini hewan telah menjadi salah satu objek jual yang memiliki nilai tinggi hingga puluhan juta rupiah. Kesejahteraan hewan seperti kebutuhan makanan, fasilitas perawatan dan kesehatan hewan menjadi kebutuhan pokok utama bagi hewan dan penyayang hewan. Mulai bermunculan praktik dokter hewan mandiri, praktik dokter hewan bersama, klinik hewan maupun rumah sakit hewan sangat diperlukan 1 Pasal 1 ayat 42 Undang-Undang Nomor 41 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2 Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Prinsip-Prinsip Kesejahteraan Hewan (Animal Welfare) di dalam Penelitian Biomedis, berita/1275-prinsip-prinsip-kesejahteraan-hewan-animal-welfare-di-dalam-penelitian-biomedis diakses pada 7 November 2014
3 3 untuk memberikan pelayanan pengobatan dan meningkatkan kesejahteraan hewan melalui penanganan dokter hewan yang berkompeten. Dokter hewan adalah orang yang memiliki profesi di bidang kedokteran hewan, sertifikat kompetensi dan kewenangan medik veteriner dalam melaksanakan pelayanan kesehatan hewan. 3 Berbeda dengan manusia, hewan tidak dapat menunjukkan rasa sakitnya apabila ia terkena penyakit. Pemilik hewan memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan hewan peliharaannya yaitu dengan selalu memperhatikan hewannya dan segera mengkonsultasikan ke dokter hewan apabila menemukan gejala-gejala adanya penyakit pada diri hewan peliharaan. Dokter hewan akan memeriksa hewan tersebut dan mendiagnosis penyakit yang ditemukan dalam diri hewan serta menanganinya lebih lanjut. Kondisi hewan yang sehat tentu akan menciptakan suasana sehat dan bahagia bagi pemiliknya, maka meskipun hewan hanya sebagai hewan peliharaan namun kesehatan hewan sangat mempengaruhi kondisi manusia sebagai pemiliknya. Pelayanan kesehatan hewan adalah serangkaian kegiatan yang meliputi pelayanan jasa laboratorium veteriner, jasa pemeriksaan dan pengujian veteriner, jasa medik veteriner, dan/atau jasa di pusat kesehatan hewan atau pos kesehatan hewan. 4 Salah satu pelayanan kesehatan hewan ialah operasi bedah veteriner atau operasi bedah hewan, Bedah atau surgery adalah spesialisasi dalam kedokteran yang mengobati penyakit atau luka dengan operasi manual dan instrument. 5 Operasi bedah hewan dalam dunia kedokteran hewan dinamakan Veterinary Surgery atau Operasi 3 Pasal 1 ayat 29 Undang-Undang Nomor 41 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. 4 Bab I Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 02/Permentan/OT.140/1/2010 tentang Pedoman Pelayanan Jasa Medik Veteriner 5 Ns. Indri Permanasari, S.Kep, 2012, Dasar-Dasar Ilmu Bedah,
4 4 Bedah Veteriner yang dilakukan oleh dokter hewan untuk kepentingan dan kesejahteraan hewan dengan mengupayakan kesembuhan bagi hewan dari penyakit yang berbahaya atau kecelakaan yang mengakibatkan patah/rusaknya organ tubuh hewan sehingga dibutuhkan tindakan operasi bedah. Pelaksanaan perjanjian operasi bedah hewan (veteriner) ini dilakukan oleh dokter hewan dengan terlebih dahulu memberikan lembar persetujuan kedokteran atau informed consent kepada pemilik hewan disertai dengan informasi yang berkaitan dengan tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap hewan tersebut. Informed consent ini sebagai landasan timbulnya perjanjian operasi bedah hewan (veteriner). Rumah Sakit Hewan Jakarta merupakan salah satu rumah sakit hewan yang cukup besar di DKI Jakarta dan terletak di Jalan Harsono RM No. 28, Kelurahan Ragunan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Rumah Sakit Hewan ini diresmikan pada tanggal 25 Desember 1993 oleh Ibu Tien Soeharto yang didirikan oleh yayasan Sapta Nawami Bhakti dan dikelola oleh PT. Pramukarti Semesta. Rumah Sakit Hewan Jakarta merupakan rumah sakit swasta pertama di Indonesia dan memiliki fasilitas antara lain yaitu Instalasi Rawat Inap, taman pusara satwa, jasa ambulance, ruang mayat, petshop, grooming untuk hewan sakit, apotek, akupuntur, operasi bedah, Instalasi gawat Darurat (IGD) dan melayani selama 24 jam. Salah satu pelayanan jasa yang sering ditangani oleh Rumah Sakit Hewan Jakarta adalah operasi bedah hewan (veteriner). Terdapat 2 (dua) jenis dalam operasi bedah hewan (veteriner) yakni operasi mayor dan operasi minor. Operasi mayor merupakan operasi besar yang berupa operasi sterelisasi, sistotomi, gastrotomi, dan lain-lain. Sedangkan operasi minor yakni operasi kecil yang berupa jahit luka, dan
5 5 operasi kastrasi. Sebelum dilakukannya operasi bedah, dokter hewan terlebih dahulu memberikan perjanjian mengenai persetujuan tindakan kedokteran atau informed consent operasi bedah kepada pemilik hewan. Isi dalam lembar persertujuan tindakan kedokteran operasi bedah hewan telah dibuat sebelumnya oleh pihak rumah sakit hewan dan memuat klausula baku yaitu berupa aturan atau ketentuan yang sudah dipersiapkan dan atau ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha, yang dituangkan dalam perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen. 6 Pertanyaan yang kemudian timbul adalah apakah isi dalam perjanjian operasi bedah hewan telah memberikan perlindungan hukum bagi pemilik hewan sebagai konsumen dan juga bagi dokter hewan sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan hewan. Dokter hewan akan melakukan upaya terbaiknya untuk melakukan penyembuhan bagi hewan melalui operasi bedah hewan, meskipun hasil operasi bedah tidak selalu menuai keberhasilan dan memiliki resiko yang besar berupa kematian pada hewan. Sebelum tindakan operasi bedah dilakukan, pemilik hewan harus menandatangi lembar persetujuan tindakan medik operasi bedah hewan yang di dalamnya mengatur mengenai kewajiban pemilik hewan untuk membayar seluruh biaya tindakan medik operasi bedah hewan. Namun, Pemilik hewan sebagai konsumen seringkali tidak mau melaksanakan kewajibannya untuk membayar sisa pembayaran operasi bedah. Dalam hukum perdata, perilaku konsumen yang tidak membayar sesuai dengan yang telah diperjanjikan sebelumnya dapat disebut sebagai wanprestasi dan mengakibatkan kerugian secara materiil maupun immateriil bagi 6 Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
6 6 Rumah Sakit Hewan Jakarta yang telah melakukan operasi bedah hewan. Sedangkan, apabila dokter hewan yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya pada saat melakukan operasi bedah hewan dan memberikan dampak buruk bagi kondisi kesehatan hewan tersebut, hal ini akan menimbulkan kerugian bagi pemilik hewan maupun bagi kesehatan hewan itu sendiri. Selain itu peraturan perundang-undangan belum ada yang mengakomodir mengenai praktik kedokteran hewan veteriner, sebagaimana Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran bagi dokter atau dokter gigi kepada manusia. Mengenai perlindungan hukum bagi kedua belah pihak yaitu dokter hewan dan pemilik hewan dalam perjanjian operasi bedah hewan (veteriner) belum ada pengaturan yang jelas seperti halnya perlindungan hukum bagi kesehatan manusia sebagai pasien. Maka berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Pelaksanaan Perjanjian Operasi Bedah Hewan (Veteriner) di Rumah Sakit Hewan Jakarta (RSHJ) di DKI Jakarta B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian operasi bedah hewan (veteriner) di Rumah Sakit Hewan Jakarta? 2. Bagaimana perlindungan hukum bagi pemilik hewan dan dokter hewan dalam perjanjian operasi bedah hewan (veteriner) di Rumah Sakit Hewan Jakarta?
7 7 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dari Penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Subyektif Penulisan hukum ini dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam rangka menyelesaikan proses belajar pada jenjang sarjana di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. 2. Tujuan Objektif Tujuan Objektif dalam penulisan hukum ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji masalah yang berhubungan dengan hukum perdata dalam bidang hukum kesehatan hewan khususnya mengenai : a. Pelaksanaan perjanjian operasi bedah hewan (veteriner) di Rumah Sakit Hewan Jakarta. b. Perlindungan hukum bagi pemilik hewan dan dokter hewan dalam perjanjian operasi bedah hewan (veteriner) di Rumah Sakit Hewan Jakarta. D. Keaslian Penelitian Sejauh penelusuran penulis untuk mengetahui keaslian penelitian terhadap karya-karya yang dapat dikatakan sejenis, penulis menemukan beberapa penelitian
8 8 lain yang telah dilaksanakan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada yang sekiranya juga berkaitan dengan penelitian ini, antara lain : 1. Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Klien (Pemilik Hewan) dalam Perjanjian Terapeutik di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi Yogyakata yang disusun oleh Khilmy Rosyidah (09/282050/HK/18067) dengan rumusan masalah : a. Bagaimana pelaksanaan perjanjian terapeutik antara klien dengan dokter hewan di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi Yogyakarta b. Bagaimana perlindungan hukum terhadap klien dalam perjanjian terapeutik di Rumah Sakit Hewan Prof. Soperwi Yogyakarta? 7 Perbedaan yang terdapat di dalam penulisan hukum tersebut dengan hal yang penulis teliti adalah apabila dalam penulisan hukum tersebut membahas mengenai perlindungan hukum bagi Klien (Pemilik Hewan) dalam perjanjian terapeutik, maka hal yang penulis bahas yaitu mengenai perlindungan hukum pemilik hewan dan dokter hewan dengan mengkhususkan pada perjanjian operasi bedah hewan. Selain itu, perbedaan dalam penulisan hukum tersebut adalah lokasi penelitian yaitu penelitian dilakukan di Rumah Sakit Hewan Soeparwi Yogyakarta, sedangkan penulis melakukan penelitian di Rumah Sakit Hewan Jakarta. 7 Khilmy Rosyidah, 2013, Perjanjian Terapeutik di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi Yogyakarta, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada
9 9 2. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Perjanjian Jasa Penitipan Hewan Peliharaan Di Kabupaten Sleman yang disusun oleh Tata Hendrata (09/282604/HK/18162) dengan rumusan masalah : a. Bagaimana perlindungan hukum bagi konsumen dalam perjanjian jasa penitipan hewan peliharaan? b. Bagaimana penyelesaian wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian jasa penitipan hewan peliharaan? 3. Pelaksanaan Perjanjian Penitipan Hewan di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi oleh Audy Ferdiananda (10/296881/HK/18729) dengan rumusan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana pelaksanaan perjanjian penitipan hewan di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi? b. Bagaimanakah bentuk-bentuk wanprestasi dan cara penyelesaiannya pada perjanjian jasa penitipan hewan di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi? Perbedaan yang terdapat dalam penelitian tersebut dengan yang penulis teliti adalah bahwa penelitian tersebut membahas mengenai perjanjian jasa penitipan hewan, maka hal yang penulis bahas mengenai perlindungan hukum bagi para pihak yaitu pemilik hewan selaku konsumen dan dokter hewan dalam pelaksanaan operasi bedah hewan (veteriner). Selain itu lokasi penelitian juga berbeda dengan lokasi yang diteliti penulis yaitu Rumah Sakit Hewan Jakarta.
10 10 E. Manfaat Penelitian Penelitian yang penulis lakukan memiliki beberapa kegunaan atau manfaat bagi beberapa pihak, yaitu : 1. Manfaat Teoritis Penulisan Hukum ini dilaksanakan dengan harapan dapat menjadi bahan informasi dan dapat menambah pengetahuan dalam bidang Hukum Perlindungan Konsumen dan Hukum Kesehatan, khususnya mengenai perlindungan hukum bagi pemilik hewan sebagai konsumen dan dokter hewan terhadap pelaksanaan perjanjian operasi bedah hewan (veteriner), serta menambah pengetahuan mengenai praktik kedokteran hewan sehingga dapat menjadi bahan masukan bagi penelitian lain. 2. Manfaat Praktis Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan pada umumnya, utamanya di Rumah Sakit Hewan Jakarta, dan pengembangan ilmu hukum kesehatan hewan pada khususnya. Selain itu, penulis mengharapkan agar masyarakat luas dapat mengetahui perlindungan hukum bagi pemilik hewan sebagai konsumen dan dokter hewan terhadap pelaksanaan perjanjian operasi bedah hewan (veteriner) dan memberikan masukan dalam rangka pelayanan lebih baik kepada masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN. berada disekitarnya baik hewan yang dipelihara maupun hewan yang secara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kehidupan sehari-hari manusia tidak luput dari hewan yang berada disekitarnya baik hewan yang dipelihara maupun hewan yang secara tidak sengaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan flora, fauna juga sering ditulis dengan imbuhan nama geografis di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup di dunia ini berdampingan dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya seperti flora dan fauna. Manusia, flora, dan fauna saling berhubungan dan
Lebih terperinciRUMAH SAKIT HEWAN DI KABUPATEN BANTUL BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Definisi Proyek Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 02/Permentan/OT.140/ 1/2010 tentang Pelayanan Jasa Medik Veteriner, definisi dari rumah sakit hewan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial. Artinya ia membutuhkan makhluk hidup lain dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahluk hidup diciptakan dengan jenis, bentuk dan rupa yang berbeda-beda, namun semua mahluk hidup itu saling terkait satu sama lain dalam banyak hal di kehidupannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi dan kualitas dirinya. Seiring dengan berkembangnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek kesehatan merupakan salah satu hal penting dalam mengukur kualitas sumber daya manusia. Kesehatan merupakan hal yang dibutuhkan bagi setiap orang untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wajib menjamin kesehatan bagi warganya. Peran aktif serta pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan jaman yang semakin pesat membuat masyarakat kini menjadi lebih sadar lagi mengenai pentingnya kesehatan bagi dirinya sendiri maupun keluarganya. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilakukan oleh semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilakukan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 19 TAHUN TENTANG IZIN PELAYANAN JASA MEDIK VETERINER
SALINAN BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 19 TAHUN 20172016 TENTANG IZIN PELAYANAN JASA MEDIK VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan persaingan antar rumah sakit. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya badan atau institusi yang
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN PELAYANAN JASA MEDIK VETERINER
1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN PELAYANAN JASA MEDIK VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciManual Prosedur. Pelayanan Medis Klinik Hewan
Manual Prosedur Pelayanan Medis Klinik Hewan Klinik Hewan Pendidikan Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2012 1 Manual Prosedur Pelayanan Medis Klinik Hewan Pendidikan Program Kedokteran Hewan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan untuk peduli akan hukumnya sangat rendah. Dalam hal ini,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rechtfictie atau yang lazim disebut fiksi hukum, memiliki pengertian bahwa setiap orang dianggap tahu akan hukum, jadi ketika seseorang tidak tahu hukumnya tidak
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 26 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA PELAYANAN JASA MEDIK VETERINER
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 26 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA PELAYANAN JASA MEDIK VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA TANGERANG, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan
Lebih terperinciBAB III ELABORASI TEMA
BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema yang akan diangkat dalam perancangan Rumah Sakit Islam Ini adalah Habluminallah wa Habluminannas yang berarti hubungan Manusia dengan Tuhan dan hubungan Manusia
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA KLINIK, IZIN USAHA RUMAH BERSALIN, DAN IZIN USAHA LABORATORIUM KLINIK SWASTA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA KLINIK, IZIN USAHA RUMAH BERSALIN, DAN IZIN USAHA LABORATORIUM KLINIK SWASTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan manusia yang lain karena manusia merupakan. makhluk sosial. Makhluk sosial tersebut kemudian membentuk suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari hubungan antara manusia satu dengan manusia yang lain karena manusia merupakan makhluk sosial. Makhluk sosial
Lebih terperinciPERAWATAN HEWAN DAN ANIMAL WELFARE
PERAWATAN HEWAN DAN ANIMAL WELFARE DISAJIKAN OLEH I Made Sukada 3 oktober 2015 Latar Belakang Manusia Mungkin inginkan hiburan Tidak memerlukan hiburan yang menggunakan hewan Hewan-hewan memiliki sejumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya. Orang tua akan merasa kesulitan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua di era modern ini menemui tantangan yang berat dalam melaksanakan kewajiban utamanya yaitu mengurus dan mendidik buah hati mereka. Pasal 45 ayat
Lebih terperinciManual Prosedur. Pelayanan Tindakan Bedah
Manual Prosedur Pelayanan Tindakan Bedah Klinik Hewan Pendidikan Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2012 i Manual Prosedur Pelayanan Tindakan Bedah Klinik Hewan Pendidikan Program Kedokteran
Lebih terperinciBAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN
BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN 1.1 Kesimpulan Pada bab sebelumnya telah diuraikan pembahan mengenai Rumah Sakit Korban Lakalantas Kendal, sehingga dapat disimpulkan berbagai masalah, dan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam menunjang aktifitas sehari-hari. Kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan, bahwa kesehatan menyangkut semua segi kehidupan yang ruang lingkup dan jangkauannya sangat luas dan kompleks dan juga merupakan
Lebih terperincimaupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti halnya manusia, hewan pun memiliki hak kesejahteraan. Hak tersebut antara lain adalah hak bebas dari rasa lapar, hak merasa nyaman, hak bebas dari rasa sakit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia dan merupakan hak bagi setiap warga negara Indonesia. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pasien, dikenal dengan istilah transaksi terapeutik. Menurut Veronica
BAB 1 PENDAHULUAN Dalam hal pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh seorang dokter terhadap pasien, kedua belah pihak mempunyai hak dan kewajiban, adanya hak dan kewajiban dikarenakan adanya perjanjian.
Lebih terperinciManual Prosedur. Pelayanan Grooming
Manual Prosedur Pelayanan Grooming Klinik Hewan Pendidikan Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2012 1 Manual Prosedur Pelayanan Grooming Klinik Hewan Pendidikan Program Kedokteran Hewan Universitas
Lebih terperincivii DAFTAR WAWANCARA
vii DAFTAR WAWANCARA 1. Apa upaya hukum yang dapat dilakukan pasien apabila hak-haknya dilanggar? Pasien dapat mengajukan gugatan kepada rumah sakit dan/atau pelaku usaha, baik kepada lembaga peradilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 1 Kesehatan sebagai salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cita-Cita Bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia
Lebih terperinciPENERAPAN KESEJAHTERAAN HEWAN DI RUMAH POTONG HEWAN Oleh. drh. Aryani Widyawati
PENERAPAN KESEJAHTERAAN HEWAN DI RUMAH POTONG HEWAN Oleh. drh. Aryani Widyawati Kesejahteraan hewan merupakan persoalan sosial yang cukup penting saat ini. Adanya larangan expor sapi dari negara Australia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan sebuah teori yang disebut dengan Zoon Politicon. Teori
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman Yunani kuno, seorang filsuf bernama Aristoteles mengungkapkan sebuah teori yang disebut dengan Zoon Politicon. Teori tersebut mengatakan bahwa manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh manusia, karena kesehatan menentukan segala aktivitas dan kinerja manusia. Pengertian sehat
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 163 TAHUN 2012 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI DI SUMBAWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus ditunaikannya dimana ia berkewajiban untuk menangani hal-hal yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Profesi dokter dipandang sebagai profesi yang mulia dan terhormat dimata masyarakat. Namun pada pelaksanaannya, seorang dokter memiliki tanggungjawab besar yang
Lebih terperinciBUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN TERNAK SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF
PEMERINTAH PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN TERNAK SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G POLA TARIF BLUD RSUD PROF.DR.M.A HANAFIAH SM BATUSANGKAR
BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012 NOMOR 2 SERI E PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G POLA TARIF BLUD RSUD PROF.DR.M.A HANAFIAH SM BATUSANGKAR DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SUMATERA SELATAN SEMESTA (JAMSOSKES SUMSEL SEMESTA) DI KABUPATEN OGAN ILIR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciInformed Consent INFORMED CONSENT
Informed Consent INFORMED CONSENT Asal mula istilah consent ini adalah dari bahasa latin: consensio, consentio, consentio, dalam bahasa Inggris consent berarti persetujuan, izin, menyetujui, memberi izin
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,
BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR, Menimbang : Mengingat a. bahwa rumah sakit merupakan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN. Tahun 2007 No. 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 15 TAHUN 2007
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN Tahun 2007 No. 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG IZIN APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS I. PENDAHULUAN Rekam medis berdasarkan sejarahnya selalu berkembang mengikuti kemajuan ilmu kesehatan dan kedokteran. Sejak masa pra kemerdekaan rumah sakit di Indonesia sudah
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG
PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DAN SERTIFIKASI BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman dimana segalanya telah menggunakan perangkat dan alat berteknologi canggih yang dapat menunjang berbagai kemudahan. Masyarakat lebih cendrung memilih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciTINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI
TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI Oleh : MEILINA DYAH EKAWATI K 100 050 204 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciPedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)
Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent) Rumah Sakit xy Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran 1. Umum a. Bahwa masalah kesehatan seseorang (pasien) adalah tanggung
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciPerbedaan jenis pelayanan pada:
APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas kesehatan tersebut dengan biaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu negara memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas kesehatan tersebut dengan biaya seminimal
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar spesialistik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan, sehingga pengembangan rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang memberikan pelayanan rawat inap,
Lebih terperinciRUJUKAN. Ditetapkan Oleh Ka.Puskesmas SOP. Sambungmacan II. Kab. Sragen. Puskesmas. dr.udayanti Proborini,M.Kes NIP
SOP No. Kode Terbitan No. Revisi : : 01 : 00 Ditetapkan Oleh Ka. Halaman : 1-1. dr.udayanti Proborini,M.Kes NIP. 19740409 200312 2 002 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong setiap manusia untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya masing-masing. Manusia memerlukan bantuan orang lain
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Delapan puluh persen peternakan sapi perah di Indonesia merupakan peternakan sapi
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi perah merupakan salah satu komoditi utama subsektor peternakan. Delapan puluh persen peternakan sapi perah di Indonesia merupakan peternakan sapi perah rakyat dengan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk implementasi pengaturan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus bangsa oleh karena itu, proses tumbuh kembang anak merupakan hal yang perlu untuk diperhatikan baik secara fisik, emosional, sosial
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan jiwa adalah proses interpesonal yang berupaya untuk
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan jiwa adalah proses interpesonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mengkonstribusi pada fungsi yang terintegrasi. Pasien atau
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG TARIF LAYANAN RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG
PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG TARIF LAYANAN RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Instalasi Gawat Darurat (IGD). Setiap tindakan yang diberikan dokter IGD, selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah Sakit Bedah Surabaya (RSBS) terletak di jalan Raya Manyar 9 Surabaya yang berdiri sejak tanggal 20 Desember 2010, telah memiliki sebuah Instalasi Gawat
Lebih terperinciPANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN
PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN JAKARTA, INDONESIA 2013 Panduan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent) Rumah Sakit Rawamangun Paduan Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu hak asasi manusia yang telah di amanatkan dalam UUD 1945 ialah hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, memperoleh pelayanan kesehatan, mendapatkan kemudahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi Arsitek merupakan salah satu keahlian di dalam bidang jasa konstruksi. Di dalam merancang seorang arsitek tidak hanya mementingkan keindahan saja. Beberapa
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 115 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENETAPAN BESARAN TARIF PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 4 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 2
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 4 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN SWASTA, IZIN INDUSTRI RUMAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan disebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya kesehatan terdiri dari berbagai kegiatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan disebut sarana kesehatan.
Lebih terperinciRumah Sakit Hewan di Semarang
TUGAS AKHIR 138 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Rumah Sakit Hewan di Semarang Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : Eko Budi Prasetyo
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN BANTUAN OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternal yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa merupakan pengendalian diri dalam menghadapi stresor di lingkungan sekitar dengan selalu berpikir positif dalam keselarasan tanpa adanya tekanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia. Kesehatan pada umumnya melekat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia. Kesehatan pada umumnya melekat pada diri manusia. Kesehatan adalah modal utama bagi seseorang untuk melakukan segala aktifitas. Seseorang
Lebih terperinciPANDUAN PENOLAKAN PELAYANAN ATAU PENGOBATAN RSIA NUN SURABAYA 1. LATAR BELAKANG
PANDUAN PENOLAKAN PELAYANAN ATAU PENGOBATAN RSIA NUN SURABAYA 1. LATAR BELAKANG Seiring perkembangan tekologi dan tingkat pendidikan masyarakat dewasa ini yang semakin maju maka rumah sakitpun dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 1. Pengetahuan 1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan suatu bagian dari seluruh proses pelayanan yang mempunyai peran sangat besar dalam rumah sakit. Tugas perawat secara umum adalah memberikan pelayanan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mendapatkan sorotan dari masyarakat, karena sifat pengabdianya kepada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini profesi kesehatan merupakan salah satu profesi yang banyak mendapatkan sorotan dari masyarakat, karena sifat pengabdianya kepada masyarakat yang sangat kompleks.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat pada umumnya semakin sadar akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan. Kesehatan merupakan salah satu kunci utama bagi seseorang dalam melaksanakan
Lebih terperinciGUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN PENGGUNAAN DANA PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini. Dengan meningkatnya status perekonomian masyarakat, kemudahan komunikasi serta peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan jiwa adalah pelayanan kesehatan professional yang didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan
Lebih terperinciyang disampaikan perawat dapat diterima dengan baik oleh pasien (Alex, 2010). Sasongko (2010), dalam penelitiannya yang berjudul perbedaan tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan ancaman terhadap tubuh, integritas dan jiwa seseorang. Tindakan pembedahan
Lebih terperinciBUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,
SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN TIDAK MAMPU DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TONGAS KABUPATEN PROBOLINGGO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menunjang kesehatan dari masyarakat. Maju atau
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam dunia medis yang semakin berkembang, peranan rumah sakit sangat penting dalam menunjang kesehatan dari masyarakat. Maju atau mundurnya pelayanan kesehatan rumah
Lebih terperinci2016, No Republik Indonesia Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum c. bahwa Kepala Kepolisian Nega
No. 236, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. RS Bhayangkara Tingkat III Nganjuk. POLRI. Tarif Layanan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/PMK.05/2016 TENTANG TARIF
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tiga strategic business unit yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara X
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jember Klinik (Rumah Sakit Perkebunan Jember) adalah salah satu dari tiga strategic business unit yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara X (Persero). Rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang menyediakan
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Public Relations adalah sebuah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 112 TAHUN 2010 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 112 TAHUN 2010 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN IZIN USAHA DI BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa dari para dokter. Dokter merupakan tenaga medis yang menjadi pusat
1" BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran yang selanjutnya disebut dengan UUPK merupakan dasar hukum bagi profesi dokter dan penyelenggaraan
Lebih terperinciBUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BESARNYA BIAYA JASA SARANA DAN BIAYA JASA PELAYANAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BESARNYA BIAYA JASA SARANA DAN BIAYA JASA PELAYANAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan Pasien Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja layanan kesehatan yang diterima setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAULUAN. penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif), dan serta pelayanan secara
BAB I PENDAULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan sebuah institusi pelayanan kesehatan yang bertugas untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna selain itu juga untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik digunakan pada hewan maupun manusia (Mutschler, 1991), menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Obat adalah sediaan farmasi yang merupakan hasil pencampuran satu atau lebih zat aktif dalam jumlah yang tepat dan berada di dalam satu bentuk sediaan baik
Lebih terperinciPANDUAN INFORMED CONSENT
PANDUAN INFORMED CONSENT A. PENGERTIAN Persetujuan tindakan medik atau yang sering di sebut informed consent sangat penting dalam setiap pelaksanaan tindakan medic di rumah sakit baik untuk kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Setiap aktivitas yang dilakukan tentu memerlukan komunikasi. Tidak terkecuali seorang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU
PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN DI BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS HULU, Menimbang
Lebih terperinci