RESPONS BIBIT STEK LADA (Piper nigrum, L.) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI ZPT. Oleh AGUS EKO WASFANDRIYANTO NPM :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RESPONS BIBIT STEK LADA (Piper nigrum, L.) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI ZPT. Oleh AGUS EKO WASFANDRIYANTO NPM :"

Transkripsi

1 RESPONS BIBIT STEK LADA (Piper nigrum, L.) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI ZPT Oleh AGUS EKO WASFANDRIYANTO NPM : Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN Pada Jurusan Agroteknologi SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN DHARMA WACANA METRO 2016

2 ABSTRAK RESPONS BIBIT STEK LADA (Piper nigrum, L.) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI ZPT Oleh AGUS EKO WASFANDRIYANTO Lada (Piper nigrum L.) merupakan komoditas ekspor dan menjadi salah satu sumber devisa negara. Oleh karena itu, perlu dikembangkan budidaya yang baik untuk meningkatkan produksi, diantaranya dengan memperbaiki pembibitan tanaman lada secara vegetatif dengan menggunakan media yang tepat dan didukung dengan penggunaan ZPT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan setek lada sulur panjat, (2) Pengaruh konsentrasi ZPT terhadap pertumbuhan setek lada asal sulur panjat, (3) Interaksi antara media tanam dan konsentrasi ZPT terhadap pertumbuhan setek lada asal sulur panjat. Penelitian dilaksanakan di Desa Negri Tua, Kecamatan Marga Tiga, Lampung Timur mulai bulan Juni sampai dengan November Penelitian disusun secara Faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 3 ulangan. Faktor pertama terdiri dari 3 taraf jenis media tanam yaitu : media tanah + pupuk kandang sapi + arang sekam (m 1 ), media tanah + pupuk kandang sapi + sekam padi (m 2 ), media tanah + pupuk kandang sapi + cocopeat (m 3 ). Faktor kedua konsentrasi ZPT Growtone (Z) terdiri dari 3 taraf yaitu, ZPT 15 gr/100ml, (z 1 ), ZPT 20 gr/100ml (z 2 ), ZPT 25 gr/100ml (z 3 ). Hasil penelitian menunjukkam bahwa: (1) Media tanam yang berbeda memberikan pengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan stek lada kecuali pada berat basah tunas, (2) Konsentrasi ZPT berbagai dosis memberikan pengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan stek lada, (3) Tidak terdapat interaksi antara berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan dan hasil stek lada.

3 HALAMAN PERSETUJUAN Judul Penelitian Nama Mahasiswa : RESPONS BIBIT STEK LADA (Piper nigrum, L.) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI ZPT : AGUS EKO WASFANDRIYANTO NPM : Jurusan / PS : Agroteknologi MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing Pembimbing I, Pembimbing II, Ir. Rakhmiati, M.T.A. Ir. Yatmin, M.T.A. NIP NIP Ketua Jurusan Ir. Syafiuddin, MP. NIP

4 HALAMAN PENGESAHAN 1. Tim Penguji: Ketua Penguji : Ir. Rakhmiati, M.T.A. (...) Penguji Utama : Dr.Ir. Etik Puji Handayani, M.Si (...) Anggota Penguji : Ir. Yatmin, M.T.A (...) 2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro Ir. RAKHMIATI, M.T.A. NIP Tanggal lulus: 30 Desember 2016

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Marga Tiga pada tanggal 19 Agustus 1993, anak pertama dari 2 bersaudara dari pasangan. Bapak Ilyas dan Ibu Naryati. Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak pada tahun 2000 di TK PGRI Tanjung Harapan Marga Tiga, Sekolah Dasar pada tahun 2006 di SD N 1 Negeri Katon, Sekolah Menengah Pertama pada tahun 2009 di SMP N 2 Sekampung, dan Sekolah Menengah Atas pada tahun 2012 di SMA N 1 Marga Tiga. Tahun 2016 penulis menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1) pada Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro.

6 PERSEMBAHAN Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, kupersembahkan karya sederhana ini kepada : Orang orang yang ku sayangi Kedua Orang Tuaku tercinta, Adikku, Nenekku dan serta orang-orang yang kuhormati yang telah memberikan do a dan motivasi serta almamaterku.

7 MOTTO Sesuatu yang belum dikerjakan sering kali tampak mustahil Kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukanya dengan baik

8 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Respons Bibit Stek Lada (piper nigrum, L) Pada Berbagai Media Tanam dan Konsentasi ZPT. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada: 1. Ir. Rakhmiati, M.T.A sebagai Ketua Sekolah Tinggi Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro, dan Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran-saran dalam penulisan Skripsi ini. 2. Ir Yatmin, M.T.A. sebagai pembantu Ketua I dan dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, nasehat dan dukungannya selama ini. 3. Dr.Ir. Etik Puji Handayani, M.Si sebagai penguji yang telah memberikan arahan dan dukungannya 4. Ir. Syafiuddin, M.P. sebagai Ketua Jurusan Agroteknologi STIPER Dharma Wacana Metro. 5. Bapak dan Ibu dosen STIPER Dharma Wacana Metro yang selalu memberikan dukungan dan ilmu yang telah diberikan. 6. Kepada kedua orang tuaku yang telah membesarkanku, merawat, mendidik, mendo akan, menyediakan materi, dan memotivasi selama pendidikan. 7. Teman-teman seperjuangan semua atas saran, bantuan dan kebersamaannya selama kuliah serta bantuan dan keceriaan dalam penelitian. 8. Semua pihak yang telah berperan selama penelitian berlangsung. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat.

9 Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan skripsi-skripsi selanjutnya. Akhir kata semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan penulis berharap ada penelitian lebih lanjut tentang Budidaya Lada. Metro, 30 Desember 2016 Agus Eko W.

10 10 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... I. PENDAHULUAN Latar Belakang dan Masalah Tujuan Penelitian Dasar Pengajuan Hipotesis Hipótesis... 7 II. TINJAUAN PUSTAKA Botani dan syarat tumbuh tanaman lada Perbanyakan Tanaman Lada Media Tanam Zat Pengatur Tumbuh III. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Metode Penelitian Pelaksanaan Penelitian Persiapan Media Tanam Dan Tempat Naungan Bahan Stek Aplikasi Perlakuan ZPT Penanaman Pemeliharaan Pengamatan... 19

11 11 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Persentase Stek Tumbuh Lada (%) A. Persentase Tumbuh 30 hst B. Persentase Tumbuh 58 hst Tinggi Tunas Lada Umur 86 hst (cm) Jumlah Daun Stek Lada Umur 86 hst (helai) Panjang Akar (cm) Berat Basah Tunas (gr) Berat Kering Tunas (gr) Berat Kering Akar (gr) Ratio Tunas Akar Pembahasan V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 37

12 12 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Pengaruh Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT terhadap Perentase Tumbuh Stek Lada 30 hst Pengaruh Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT terhadap Perentase Tumbuh Stek Lada 58 hst Pengaruh Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT terhadap Tinggi Tunas Stek Lada Pengaruh Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT terhadap Jumlah Daun Stek Lada Pengaruh Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT terhadap Panjang Akar Stek Lada Pengaruh Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT terhadap Berat Basah Tunas Stek Lada Pengaruh Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT terhadap Berat Kering Tunas Stek Lada Pengaruh Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT terhadap Berat Kering Akar Stek Lada Pengaruh Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT terhadap Ratio Tunas Akar Stek Lada... 39

13 13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Deskripsi Lada Varietas Natar 1 (Kerinci) Hasil Pengamatan Persentase Stek Hidup Pada Tanaman Lada Pada Umur 30 hst Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Analisis Sidik Ragam Persentase Stek Hidup Pada Tanaman Lada Pada Umur 30 hst Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda Hasil Pengamatan Persentase Stek Hidup Pada Tanaman Lada Pada Umur 58 hst Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda Analisis Sidik Ragam Persentase Stek Hidup Pada Tanaman Lada Pada Umur 58 hst Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda Hasil Pengamatan Persentase Stek Hidup Pada Tanaman Lada Pada Umur 58 hst Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT (transf log x) Analisis Sidik Ragam Persentase Stek Hidup Pada Tanaman Lada Pada Umur 58 hst Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda (transf log x) Hasil Pengamatan Tinggi Tunas Pada Tanaman Lada Pada Umur 86 hst Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda Analisis Sidik Ragam Tinggi Tunas Pada Tanaman Lada Pada Umur 86 hst Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda

14 Hasil Pengamatan Jumlah Daun Pada Tanaman Lada Pada Umur 86 hst Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun Pada Tanaman Lada Pada Umur 86 hst Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda Hasil Pengamatan Panjang Akar Pada Stek Tanaman Lada Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda Analisis Sidik Ragam Panjang Akar Pada Tanaman Lada Pada Umur 90 hst Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda Hasil Pengamatan Berat Basah Tunas Pada Stek Tanaman Lada Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda Analisis Sidik Ragam Berat Basah Tunas Pada Stek Tanaman Lada Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda Hasil Pengamatan Berat Kering Tunas Pada Stek Tanaman Lada Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda Analisis Sidik Ragam Berat Kering Tunas Pada Stek Tanaman Lada Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda Hasil Pengamatan Berat Kering Tunas Pada Stek Tanaman Lada Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda (transf log x) Analisis Sidik Ragam Berat Kering Tunas Pada Stek Tanaman Lada Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda (transf log x) Hasil Pengamatan Berat Kering Akar Pada Stek Tanaman Lada Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Pada Stek Tanaman Lada Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda

15 Hasil Pengamatan Berat Kering Akar Pada stek Tanaman Lada Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda (transf log x) Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar Pada Stek Tanaman Lada Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda(transf log x) Hasil Pengamatan Ratio Tunas Akar Pada Stek Tanaman Lada Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda Analisis Sidik Ragam Ratio Tunas Akar Pada Stek Tanaman Lada Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda Hasil Pengamatan Ratio Tunas Akar Pada Stek Tanaman Lada Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda (transf log x) Analisis Sidik Ragam Ratio Tunas Akar Pada Stek Tanaman Lada Yang Diberi Berbagai Media Tanam Dan Konsentrasi ZPT Yang Berbeda

16 16 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Persentase Tumbuh Stek Lada Yang Diberi Beberapa Media Tanam dan Konsentrasi ZPT Berbagai Dosis Tinggi Tanaman Stek Lada Yang Diberi Beberapa Media Tanam dan Konsentrasi ZPT Berbagai Dosis Jumlah Daun Stek Lada Yang Diberi Beberapa Media Tanam dan Konsentrasi ZPT Berbagai Dosis Tata Letak Percobaan Tata letak sampel percobaan Media Tanam Konsentrasi ZPT Bibit stek lada sulur panjat Pencelupan ZPT Penanaman Pengukuran Tinggi tanaman 30 hst Tanaman 58 hst Tanaman 89 hst... 57

17 Panen 90 hst Berat basah tanaman Penjang akar Penjemuran Penimbangan berat kering... 60

18 18 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Lada (Piper nigrum L.) adalah tanaman perkebunan yang bernilai ekonomis tinggi, merupakan salah satu komoditas unggulan sub sektor perkebunan yang mempunyai potensi yang besar dalam meningkatkan devisa Negara, Selain itu lada juga merupakan salah satu jenis rempah yang sangat khas dan tidak dapat digantikan oleh rempah lainnya (Kementerian Pertanian, 2013). Bahkan sejak zaman dahulu Indonesia dikenal sebagai produsen lada utama di dunia, terutama lada hitam (Lampung black pepper) yang dihasilkan di Lampung dan lada putih (Muntok white pepper) dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kedua jenis lada ini digunakan sebagai standar perdagangan lada dunia (Departemen Pertanian, 2009). Prospek komoditi lada Indonesia juga dapat dilihat dari potensi pasar domestik yang cukup besar, yaitu dengan semakin berkembangnya industri makanan yang yang menggunakan bumbu dari lada dan industri kesehatan yang menggunakan lada sebagai obat serta meningkatnya minat masyarakat dalam menggunakan lada sebagai penyedap makanan (Marlinda, 2008).

19 19 Pembibitan sangat diperlukan untuk menghasilkan bibit yang baik sebagai suatu cara untuk menyediakan bahan tanam dalam jumlah banyak. Tanaman lada dapat ditanam langsung secara vegetatif maupun generatif. Lada diperbanyak secara vegetatif dapat menggunakan bibit yang berupa batang dengan 1-2 ruas. Hal Ini merupakan peluang bagi ketersediaan bahan tanam yang mendukung peningkatan produksi. Selain pembibitan yang baik dan benar dalam upaya peningkatan produktivitas dan mutu lada salah satunya adalah penggunaan bahan tanam unggul dan media tanam yang tepat. Untuk memperbaki teknik budidaya perlu mempersiapkan media tanam yang mampu mendukung pertumbuhan dan perkembangan akar. Prayugo (2007) menyebutkan bahwa media tanam yang baik harus memiliki persyaratan-persyaratan sebagai tempat berpijak tanaman, memiliki kemampuan mengikat air dan menyuplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman, mampu mengontrol kelebihan air (drainase) serta memiliki sirkulasi dan ketersediaan udara (aerasi) yang baik, dapat mempertahankan kelembaban di sekitar akar tanaman. Beberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai media tanam diantaranya arang sekam, cacahan pakis, sebuk sabut kelapa dan humus daun bambu. Arang sekam bersifat porous dan tidak dapat menggumpal/memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan sempurna. Serbuk sabut kelapa mempunyai kemampuan menyerap air yang tinggi yaitu delapan kali dari berat keringnya dan mengandung beberapa hara utama seperti N, P, K, Ca dan Mg. Media batang pakis bersifat mudah mengikat air, memiliki aerasi dan

20 20 drainase yang baik serta bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman (Wuryaningsih dan Andyantoro, 1998). Selain media tanam, pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dapat merangsang pertumbuhan akar dalam pembibitan. Pemberian ZPT Auksin berpengaruh terhadap pertumbuhan batang dan formasi akar. Menurut Enita (2005) mengemukakan zat pengatur tumbuh mempunyai peranan dalam pertumbuhan dan perkembangan, untuk kelangsungan hidup tanaman serta berfungsi mempengaruhi dan mengontrol pertumbuhan dari semua tingkat mulai dari perkembangan bibit, perubahan-perubahan dari fase vegetatif dan fase generatif atau sebaliknya. Salah satu zat pengatur tumbuh sintesis yang sering digunakan untuk merangsang pertumbuhan setek adalah growtone. Pemberian zat pengatur tumbuh tersebut akan menekan persentase kematian bibit di lapangan, dikarenakan growtone mampu mempercepat pertumbuhan akar serta dapat mensintesis senyawa pati menjadi karbohidrat yang dibutuhkan dalam pembentukan akar dari setek (Bukori, 2011) Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan setek lada sulur panjat 2. Pengaruh konsentrasi ZPT terhadap pertumbuhan setek lada asal sulur panjat 3. Interaksi antara media tanam dan konsentrasi ZPT terhadap pertumbuhan setek lada asal sulur panjat.

21 Dasar Pengajuan Hipotesis Tanaman lada dapat dikembangkan baik secara generatif maupun vegetatif. Perkembangbiakan generatif menggunakan biji membutuhkan waktu yang lama sehingga jarang dilakukan. Sebaliknya perkembangbiakan secara vegetatif menggunakan stek lebih banyak dilakukan karena waktu yang diperlukan lebih singkat dengan bahan yang mudah diperoleh. Pengambilan bahan stek dilakukan saat tanaman lada tidak berbunga dan ataupun berbuah agar pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak terganggu. Pertumbuhan tanaman lada menghendaki media yang kaya unsur hara. Fungsi media tanam untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang baik, yaitu sebagai tempat tersedianya unsur hara, mampu memegang air yang tersedia bagi tanaman, dapat melakukan pertukaran udara antara akar dan atmosfer di atas media dan harus dapat menyokong pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian Ansori (2001) menunjukan bahwa media dengan campuran tanah + pupuk kandang sapi + sekam berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman lada dibandingkan tanpa pupuk. Arang sekam adalah bahan yang ringan memungkinkan sirkulasi udara dan kapasitas menahan air tinggi serta karena berwarna kehitaman dapat mengabsorbsi sinar matahari dengan efektif (Hardjanti, 2005). Menurut Murbandono (2005) menyatakan bahwa media campuran antara arang sekam dapat bermanfaat menggemburkan, meningkatkan porositas, aerasi dan memudahkan pertumbuhan akar tanaman. Arang sekam mempunyai sifat yang mudah mengikat air, tidak

22 22 mudah menggumpal, harganya relatif murah, bahannya mudah didapat, ringan,steril dan mempunyai porositas yang baik (Prihmantoro dan Indriani, 2003) Sekam mentah mempunyai kelebihan sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman dan tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna (Redaksi PS, 2007). Menurut Sutedjo (1990) untuk K yang cukup tinggi (tidak perlu dipupuk) adalah 0,3 me%. Cocopeat sangat bagus digunakan sebagai media tanam karena dapat menyerap air dan menggemburkan tanah. Ihsan (2013) menyatakan bahwa kandungan hara yang terkandung dalam cocopeat yaitu unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman diantaranya adalah kalium, fosfor, kalsium, magnesium dan natrium. Cocopeat dapat menahan kandungan air dan unsur kimia pupuk serta menetralkan kemasaman tanah. Karena sifat tersebut, sehingga cocopeat dapat digunakan sebagai media yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian Amanah (2009) menunjukan pertumbuhan bibit stek lada terbaik pada panjang tunas adalah dengan media tanah + pupuk kandang + sekam. Pertumbuhan bibit stek lada dipengaruhi oleh pemberian ZPT (auksin). Konsentrasi auksin terbaik pada panjang tunas dan jumlah akar pada konsentrasi auksin 12,5 g/l. Interaksi antara media tanam dengan pemberian auksin pada pertumbuhan bibit stek lada terjadi pada jumlah akar dan persentase stek hidup. Jumlah akar pada media tanah menunjukkan respon parabolik dengan konsentrasi auksin.

23 23 Pertumbuhan stek lada dapat dipacu dengan pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT). Grow Tone merupakan salah satu ZPT sinteis jenis auksin, yang mengandung enzym, vitamin, dan asam amino untuk memacu sistem perakaran, pemanjangan sel, dan pembelahan sel. Growtone merupakan salah satu zat pengatur tumbuh yang mengandung bahan aktif Asam Asetat Naftalena 3,0 % dan Asetamida 1- Naftalena 0,75 %. Menurut PT. Delta Gro Mulia Sejati, potongan stek lada yang di celupkan selama 5 detik akan memicu sistem perakaran pada bagian potongan stek. Penggunaan ZPT sangat ditentukan oleh konsentrasi. Berdasarkan hasil penelitian Darliana (2009), pemberian zat pengatur tumbuh yang terdiri daribahan aktif 2,4- D (Dichloro Phenoxy Acetic Acid) 0,04 dan IBA (Indole Butiric Acetik Acid) 0,057 % pada stek krisan memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan akar. Diduga karna pengaruh fisiologis zat pengatur tumbuh golongan auksin. Hal ini di dukung oleh Watijo (2007), dimana penggunaan ZPT sintesis jenis auksin menghasilkan pertumbuhan tanaman lada yang terbaik dibandingkan dengan ZPT alami. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti pengaruh media tanam dan ZPT terhadap pertumbuhan stek lada Hipotesis Hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Penggunaan media tanam yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan setek lada asal sulur panjat.

24 24 2. Pemberian ZPT dengan konsentrasi yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan setek lada asal sulur panjat. 3. Terdapat interaksi antara media tanam dan ZPT terhadap pertumbuhan setek lada sulur panjat.

25 25 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani dan Syarat Tumbuh Pembibitan Lada Lada merupakan tanaman rempah penting bagi Indonesia. Lampung merupakan provinsi penghasil lada terbesar di Indonesia pada tahun , namun pada tahun 2011 tergeser oleh provinsi Bangka Belitung. Klasifikasi tanaman lada menurut Badan Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (1996): Divisi: Spermatophyta (tanaman berbiji), Sub divisi : Angiospermae (biji berada di dalam buah), Kelas: Dicotyledoneae (biji berkeping dua), Ordo : Piperales, Famili: Piperaceae, Genus: Piper, Spesies : Piper nigrum L. Genus Piper memiliki banyak spesies, sekitar spesies di antaranya tersebar di daerah tropis. Dari jumlah tersebut, terdapat beberapa spesies yang telah dibudidayakan, antara lain Piper nigrum (lada), Piper betle (sirih), dan Piper retrofractum (cabai jawa) (Rukmana, 2003). Lada memiliki akar tunggang yang terdiri dari akar utama dan akar lekat. Akar utama terletak pada dasar batang berfungsi untuk menyerap unsur hara dari dalam tanah sedangkan akar yang terdapat dibuku berfungsi untuk menempel pada tiang pemanjat, akar lekat hanya tumbuh pada buku batang orthotrop sedangkan pada cabang-cabang buah tidak tumbuh akar lekat ( Kanisius, 1980).

26 26 Batang mencapai ketinggian lebih dari 10 m. Tetapi tanaman lada yang sudah dewasa tidak akan dibiarkan memanjat sampai mencapai ketinggian lebih dari 10 m, melainkan dibentuk atau dibuat dengan ketinggian 4 5 m, melekat pada tajar. Sedangkan keliling tubuhnya (mahkota pohon) bergaris tengah 1,5 m (Rukmana, 2003). Lada memiliki batang berupa sulur yang berbentuk silindris dan berbuku-buku yang panjangnya mencapai 5 12 cm. Secara anatomi batang lada merupakan bentuk dari monocotyl dan dicotyldengan jaringan pembuluh tidak tersusun dalam bentuk xylemdan phloem sehingga perbanyakan lada secara grafting kurang berhasil. Pada tanaman lada terdapat sulur panjat, sulur gantung, sulur buah, dan sulur tanah. Sulur panjat tumbuh merambat menjadi tanaman penegak, pada setiap buku terdapat akar lekat yang apabila ditanam dapat menghasilkan individu baru. Sulur gantung merupakan sulur panjat yang tumbuhnya menggantung dan tidak memiliki akarlekat. Sulur tanah adalah sulur panjat yang tidak menemukan panjatan dan tumbuh menjalar di tanah, pada setiap akar lekat sulur tanah dapat membentuk akar adventif. Sulur buah merupakan cabang buah yang tumbuh dari batang penegak. Sulur tidak memiliki akar pelekat dan apabila ditanam akan menghasilkan buah lebih cepat. Sulur buah tidak dapat tumbuh tinggi dan tidak melekat pada batang penegak. Sulur buah digunakan untuk bahan setek lada perdu (Balai Penelitian Obat dan Rempah,1996). Lada memiliki akar yang didalam tanah dan akar yang diatas tanah dan tiga jenis batang dan cabang yaitu stolon atau tandas (batang primer), cabang orthotrop dan pang plagiotrop (cabang buah). Tanaman lada berdaun tunggal, tangkai daun

27 27 dengan panjang 2 4 cm. Bentuk daun lada ada yang bulat telur dan ada yang berbentuk jantung dengan lebar 5,0 10,0 cm dan panjang cm. Buah lada memiliki dinding buah yang tersusun dari tiga lapisan yaitu lapisan luar (epicarp), lapisan tengah (mesocarp), lapisan dalam (endocarp). Buah lada yang masak berwarna merah dengan diameter ±4 6 mm. Buah lada terletak pada malai dengan panjang 8 25 cm ( Kanisius,1980) Syarat-syarat tumbuh untuk tanaman lada adalah iklim tropis, tinggi tempat 0 s/d m dari permukaan laut, namun idealnya 0 s/d 600 m dpl, kisaran relatif udara yang optimal antara 80% - 90%, curah hujan tahunan yang optimal antara mm/tahun, struktur tanah gembur, drainase baik, tanah liat berpasir, lempung liat berdebu, tebal solum mencapai kedalaman 50 cm, ph tanah 6 7, drainase dan kelembaban tanah baik (Jufri, 2012 dalam Ahmad, 2014) 2.2. Perbanyakan tanaman lada Perbanyakan tanaman lada dilakukan dengan 2 cara yakni secara generatif dan vegetatif. Secara generatif perbanyakan tanaman lada berasal dari biji tidak dianjurkan karena biji lada relatif cepat berkurang daya tumbuhnya serta hasil semaian beraneka ragam bentuk dan sifat. Sedangkan Secara Vegetatif Perbanyakan vegetatif dengan menggunakan setek batang atau sulur panjat merupakan metode yang direkomendasikan karena efisien dalam menggunakan setek dan menghasilkan benih yang baik dan seragam. Setek lada diambil dari sulur panjat yang sudah berkayu tapi tidak terlalu tua berasal dari pohon induk varietas unggul yang belum berproduksi atau umur

28 28 tanaman masih 6-9 bulan, sehat, tanpa gejala serangan hama dan penyakit. Untuk memperbanyak lada dapat menggunakan setek 5 7 atau setek 1 buku. Penentuan jumlah setek yang akan digunakan disesuaikan dengan ketersediaan sulur panjat untuk bibit. Jika sulur panjat tersedia cukup banyak maka dianjurkan menggunakan setek 5 7 buku, namun jika ketersediaanya terbatas dapat menggunakan setek 1 buku yang dipelihara terlebih dahulu di persemaian Media tanam Media tanam bibit stek lada disesuaikan dengan habitat aslinya. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk tipe pembibitan stek lada perlu diperhatikan untuk mutu bibit tanaman. Media tanam mampu menjaga kelembapan daerah akar, menyediakan udara, dan bisa menahan keterdapatan unsur hara. Ardana (2009) menyatakan bahwa tanaman akan tumbuh subur apabila nutrisi yang terkandung pada media dapat mendukung pertumbuhan tanaman. Media penyetekan yang baik adalah media yang mempunyai porositas cukup, airase baik, drainase baik, kapasitas mengikat air tinggi, dan bebas patogen. Media dalam penyetekan ini berfungsi sebagai penahan stek selama masa pertumbuhan akar, menjaga kelembaban, dan memudahkan penetrasi udara (Wuryaningsih, 1998). Pada tahap pembibitan media tumbuh diutamakan untuk mendapatkan tanaman muda yang sehat, dan mampu tumbuh baik setelah ditanam pada media produksi. Media tanam yang berupa campuran tanah dan bahan organik memberikan dua keuntungan yaitu berperan sebagai media pertumbuhan akar dan penyedia unsur hara dan air untuk pertumbuhan perakaran (Wasito dan Nuryani, 2005)

29 29 Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak. Kualitas pupuk kandang sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan ternak, dan cara penampungan pupuk kandang. Pupuk kandang dari ternak sapi mempunyai kandungan N (0,3%), P 2 O 5 (0,2%), dan K 2 O (0,3%). Pupuk kandang perlu mengalami proses penguraian sebelum digunakan. Ciri pupuk kandang yang matang adalah warna cokelat kehitaman, cukup kering, tidak menggumpal, dan tidak berbau menyengat, C/N ratio rendah, dan temperatur stabil (Novizan, 2005). Indradewa (1995) dalam Amanah (2009) menyatakan bahwa penggunaan media campuran pupuk kandang dan sekam dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Arang sekam merupakan hasil pembakaran dari sekam padi yang banyak digunakan sebagai media secara komersial di Indonesia. Arang sekam mengandung N 0,32 %, P 0,15%, K 0,51 %, Ca 0,95 %, dan Fe 180 ppm, Mn 80 ppm, Zn 14,1 %, dan ph 6-8. Karakteristik lain dari arang sekam adalah ringan (berat jenis 0,2 kg/l) sirkulasi udara tinggi, kapasitas menahan air tinggi, berwarna kehitaman sehingga dapat mengabsorbsi sinar matahari secara efektif (Wuryaningsih, 1998). Sekam padi adalah kulit biji padi (Oriza sativa) yang terlepas saat biji digiling. Sekam padi yang biasa digunakan adalah sekam bakar dan sekam mentah. Sekam sangat berperan dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem drainase di media tanam menjadi lebih baik. Sekam mentah mempunyai kelebihan sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium

30 30 (K) yang dibutuhkan tanaman, dan tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna (Redaksi PS, 2007). Sabut kelapa (cocopeat) adalah bahan organik yang bisa dipakai sebagai media tanam. Keunggulan sabut kelapa sebagai media tanam yaitu mudah mengikat dan menyimpan air dengan baik, mengandung unsur hara yang di perlukan tanaman, serta mudah diperoleh dalam jumlah besar. Media ini mudah lapuk dan kuat menyimpan air sehingga dapat menjadi sumber penyakit busuk akar dan busuk tunas. oleh karena itu media sabut kelapa lebih sesuai untuk daerah panas. Sabut kelapa mengandung beberapa unsur hara dan senyawa antara lain K, P, Ca, dan N. Selain itu kaya bahan organik, abu, hemiselulosa, selulosa, pentosa, dan lignin (Hedaryono, 2005) 2.4. Zat Pengatur Tumbuh Zat pengatur tumbuh (ZPT) berfungsi sebagai pemacu dan penghambat pertumbuhan tanaman. Penggunaan ZPT yang sesuai dosis akan berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman namun apabila dalam jumlah terlalu banyak justru akan merugikan tanaman karena akan meracuni tanaman tersebut. Sebaliknya jika dalam jumlah yang sedikit maka akan kurang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tersebut (Ardana, 2009). ZPT pada tanaman adalah senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat, dan mengubah proses fisiologis. Auksin adalah salah satu hormon tumbuh yang tidak terlepas dari proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Auksin mempunyai beberapa peran dalam

31 31 mendukung kehidupan tanaman diantaranya adalah menstimulasi terjadinya perpanjangan sel pada pucuk dan mendorong primordial akar (Artanti, 2007). Zat pengatur merupakan substansi organik yang secara alami diproduksi oleh tanaman, bekerja mempengaruhi proses fisiologi tanaman dalam konsentrasi rendah. Ada lima jenis zat pengatur tumbuh menurut Zulkarnaen,(2009) yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu: 1. Auxin yang berfungsi untuk mempercepat pembentukan akar pada stek batang 2. Giberlin meningkatkan pembesaran dan perpanjangan sel 3. Sitokinin meningkatkan pembentukan dan perkembangan daun 4. Asam Absistat (ABA) diduga berfungsi suatu zat penghambat tumbuh 5. Etilen strukturnya sederhana dan berbentuk gas yang mempunyai respon terhadap kelebihan air Dalam percobaan ini hormon yang digunakan adalah zat pengatur tumbuh Auksin dengan merek dagang Growtone,yang mengandung bahan aktif (NAA). Asam asetat naftalena 3,0%, Asetamida 1-naftalena 0,75 % (Hartman,1983). Zat pengatur tumbuh dapat merangsang pertumbuhan stek (akar dan tunas) Sedangkan media tanam merupakan tempat tumbuh stek sehingga ada interaksi antara zat pengatur tumbuh dengan media sebagai penyedia unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman agar pertumbuhan stek, subur, sehat dan kuat. Growtone merupakan salah satu bahan yang mengandung (ZPT) asam asetat naftalena dan asetamida 1-naftalena yang berperan dalam merangsang pembentukan akar dan tunas. Zat pengatur tumbuh berbentuk tepung yang dapat larut didalam air berwarna abu-abu, Cara aplikasi dan dosis yang tepat sangat

32 32 menentukan terhadap respon Growtone pada tanaman. Salah satu usaha yang dilakukan dalam aplikasi tersebut adalah dengan menentukan dosis yang tepat. Perlakuan perendaman ini diharapkan mampu meningkatkan absorbsi larutan growtone oleh bahan setek. Lingga (1986) mengemukakan Growtone adalah hormon tumbuhan yang berbentuk bubuk berwarna abu-abu yang mengandung fungisida, yang gunanya untuk merangsang pertumbuhan akar (stump, setek, cangkok). Jadi peranan hormon ini untuk menekan serendah mungkin kematian dari setek. Penggunaan zat pengatur tumbuh diharapkan dapat menambah kadar hormon yang ada pada tanaman dan mempercepat pertumbuhan akar.

33 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Negri Tua, Kecamatan Marga Tiga, Lampung Timur mulai Bulan Juni sampai dengan Bulan November Bahan dan Alat Bahan penelitian yang digunakan adalah : batang setek lada dari sulur panjat varietas natar I, tanah permukaan (top soil), pupuk kandang sapi, sekam padi, arang sekam padi, cocopeat, ZPT Growtone, air, selang, bambu, plastik transparan, kertas label, polybag ukuran 14 cm x 20 cm. Alat yang digunakan adalah : cangkul, cutter, golok, alat siram, alat tulis, penggaris, timbangan, tali rapia, timbangan digital, ember, gembor, ayakan tanah dll Metode Penelitian Penelitian menggunakan Rancangan Faktorial dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), dengan 3 ulangan.faktor pertama terdiri dari 3 taraf jenis media tanam yaitu : media tanah + pupuk kandang sapi + arang sekam (m 1 ), media tanah + pupuk kandang sapi + sekam padi (m 2 ), media tanah + pupuk

34 34 kandang sapi + cocopeat (m 3 ) masing-masing dengan perbandingan volume 2:1:1. Faktor kedua konsentrasi ZPT Growtone (Z) terdiri dari 3 taraf yaitu, ZPT 15 gr/100ml, (z 1 ), ZPT 20 gr/100ml (z 2 ), ZPT 25 gr/100ml (z 3 ). Kombinasi perlakuan yaitu: m 1 z 1, m 1 z 2, m 1 z 3, m 2 z 1, m 2 z 2, m 2 z 3, m 3 z 1, m 3 z 2, m 3 z 3. Setiap satuan percobaan terdiri dari 10 tanaman dan diambil 5 tanaman pada setiap satuan percobaan sebagai tanaman sampel. Data penelitian dianalisis dengan sidik ragam untuk mengetahui homogeneitas, data diuji dengan uji Bartlett, dan ketakaditifan data diuji dengan uji Tuckey., dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5% Pelaksanaan Penelitian Persiapan Media Tanam dan Tempat Naungan Persiapan media tanam dimulai dengan pengambilan tanah, selanjutnya tanah dikering anginkan, kemudian diayak untuk memisahkan bahan bahan yang menggangu seperti batu. Mempersiapkan dan mencampur media sesuai dengan perlakuan dengan perbandingan volume 2:1:1 dimasukkannya kedalam polibag ukuran 14 x 20 cm dengan volume yang sama. Setelah media siap ditata dan dibuatkan tiang bambu dengan tinggi 2 meter lalu dipasang paranet dengan ukuran 5x5 yang menghadap ke timur untuk mengurangi cahaya matahari yang mempercepat penguapan.

35 Bahan stek Bahan stek yang digunakan diambil dari tanaman yang sehat dan pertumbuhan baik, tidak dalam kondisi sedang berbunga ataupun berbuah yang berasal dari daerah sukadana. Pengambilan bahan stek diambil dari batang primer atau batang panjat/sulur panjat (bukan cabang buah). Bahhan stek dipotong posisi miring. Bahan stek ditanan dengan satu ruas Aplikasi perlakuan ZPT Melarutkan ZPT kedalam air sesuai perlakuan (1) 15 gr/100ml, (2) 20 gr/100ml, dan (3) 25 gr/100ml, kemudian diaduk sampai larut dan rata. Mencelupkan bahan stek kedalam campuran ZPT dengan kedalaman ± 5cm Penanaman Penanaman dilakukan pagi hari langsung setelah pengambilan bahan stek yaitu pukul WIB. Bahan stek lada kelompok (1) pangkal, (2) tengah, (3) ujung ditanam diberi perlakuan ZPT dengan memasukkan stek kedalam media yang telah disiapkan sesuai perlakuan. Cara penanaman adalah sebagai berikut: a. Polibag yang berisi media tanam ditata rapi sesuai sesuai perlakuan. b. Polibag yang berisi media tanam disiram dan ditugal untuk memasukkan stek yang sudah diberi perlakuan ZPT. c. Media yang sudah ditanami dibiarkan ± 6 jam agar zpt meresap secara sempurna.

36 36 d. Masing-masing ulangan ditutup dengan plastik bening (sungkup) dan ditutup rapat untuk menjaga kelembaban. e. Disiram secukupnya setiap hari untuk menjaga kelembaban tanah atau media tanam Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman jika tidak hujan dengan intensitas penyiraman sesuai dengan kondisi media. Penyiangan yaitu pencabutan gulma yang dilakukan setiap saat ada gulma yang tumbuh ataupun penyiangan yang lain yang dianggap mengganggu pertumbuhan bibit stek lada ini. 3.5 Pengamatan Pengamatan dilakukan pada 5 tanaman sampel dengan perubahan yang diamati sebagai berikut: 1. Persentase tumbuh (%) Dilakukan dengan cara menghitung jumlah stek yang hidup bertunas dibagi jumlah stek yang di tanam kali 100%, pada masing-masing satuan percobaan. Pengukuran dimulai pada 30 hari setelah tanam, dilakukan setiap minggu sampai dengan 5 kali pengamatan dengan satuan %. 2. Tinggi tunas (cm) Diukur dari pangkal keluarnya tunas sampai titik tumbuh tunas. Pengamatan dilakukan setiap minggu pada tanaman sampel, yang dimulai sejak 30 hari setelah tanam sampai 3 bulan setelah tanam.

37 37 3. Jumlah daun (helai) Dihitung daun yang telah membuka dengan sempurna. dimulai sejak 30 hari setelah tanam sampai 3 bulan setelah tanam pada tanaman sampel. 4. Panjang akar (cm) Dilakukan pada 3 tanaman sampel dengan mengukur panjang akar yang muncul dari kalus sampai ujung akar yang terpanjang. Pengamatan dilakukan padaa 3 bulan setelah tanam pada tanaman sampel. 5. Berat basah tunas (gram) Dilakukan dengan cara memotong mulai dari keluarnya tunas yang sudah terlebih dahulu dibersihkan kemudian ditimbang. Pengamatan dilakukan padaa 3 bulan setelah tanam pada tanaman sampel. 6. Berat kering tunas (gram) Ditimbang setelah tunas dikeringkan pada sinar matahari sampai berat konstan. Pengamatan dilakukan padaa 3 bulan setelah tanam pada tanaman sampel. 7. Berat kering akar (gram) Ditimbang setelah akar di keringkan dengan sinar matahari, sehingga mendapatkan berat konstan 8. Ratio tunas akar Akar dikeringkan dengan sinar matahari sampai berat konstan, pengamatan dilakukan pada 3 tanaman sampel pada 3 bulan setelah tanam.

38 38 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Persentase Tumbuh Stek Lada A. Persentase Tumbuh 30 hst Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan media tanam dan konsentrasi ZPT, serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap persentase tumbuh stek tanaman lada (Lampiran 3) Tabel 1. Pengaruh berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT terhadap persentase stek tumbuh 30 hst Media tanam (M) Konsentrasi ZPT (Z) 15 gr / 100 ml 20 gr / 100 ml 25 gr / 100 ml... % Tanah + Pukan Sapi + Arang sekam 90,00 80,00 70,00 80,00 Tanah + Pukan Sapi + sekam padi 70,00 53,33 60,00 61,11 Tanah + Pukan Sapi + Cocopeat 90,00 63,33 63,33 72,22 Rata- rata 83,33 65,56 64,44 Ratarata Uji BNT pada Tabel 1 menunjukkan bahwa berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT yang berbeda menghasilkan persentase tumbuh stek tanaman lada yang sama.

39 Название оси 39 B. Persentase Tumbuh 58 hst Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan media tanam dan konsentrasi ZPT, serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap persentase tumbuh stek tanaman lada (Lampiran 5). Tabel 2. Pengaruh berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT persentase stek tumbuh 58 hst terhadap Media tanam (M) Konsentrasi ZPT (Z) 15 gr / 100 ml 20 gr / 100 ml 25 gr / 100 ml... % Tanah + Pukan Sapi + Arang sekam 93,33 90,00 100,00 94,44 Tanah + Pukan Sapi + Sekam padi 93,33 96,67 96,67 95,56 Tanah + Pukan Sapi + Cocopeat 96,66 100,00 93,33 96,67 Rata- rata 94,44 95,57 96,67 Ratarata Tabel 2 menunjukan bahwa berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT yang berbeda menghasilkan persentase tumbuh stek tanaman lada yang sama Persentase Tumbuh (%) tanam 30 hst 37 hst 44 hst 51 hst 58 hst m1z1 m1z2 m1z3 m2z1 m2z2 m2z3 m3z1 m3z2 Gambar 1. Persentase tumbuh stek lada yang diberi media tanam dan konsentrasi ZPT berbagai dosis.

40 40 Gambar 1 menunjukan grafik pertumbuhan persentase tumbuh stek tanaman lada setiap 7 hari yang dimulai umur 30 hst sampai dengan 58 hst. Pada awal pengamatan yaitu umur 30 hst sampai dengan umur 58 hst persentase terus meningkat Tinggi Tunas Stek Lada Umur 86 HST (cm) Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa media tanam dan konsentrasi ZPT, serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi stek tanaman lada (Lampiran 9). Tabel 3. Pengaruh berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT terhadap tinggi tunas Media tanam (M) Konsentrasi ZPT (Z) 15 gr / 100 ml 20 gr / 100 ml 25 gr / 100 ml... cm Tanah + Pukan Sapi + Arang sekam 25,43 23,67 23,83 24,31 Tanah + Pukan Sapi + sekam padi 23,97 21,73 20,33 22,00 Tanah + Pukan Sapi + Cocopeat 22,00 19,27 23,20 21,49 Rata- rata 23,80 21,56 22,46 Ratarata Tabel 3 menunjukan bahwa berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT yang berbeda menghasilkan tinggi tunas stek tanaman lada yang sama.

41 Tinggi Tunas (cm) m1z1 m1z2 m1z3 m2z1 m2z2 m2z3 m3z1 m3z2 m3z hst 37 hst 44 hst 51 hst 58 hst 65 hst 72 hst 79 hst 86 hst Waktu pengamatan Gambar 2. Tinggi tanaman stek lada yang diberi media tanam dan konsentrasi ZPT berbagai dosis. Gambar 2 menunjukan grafik perkembangan tinggi tanaman stek tanaman lada setiap 7 hari yang dimulai umur 30 hst sampai dengan 86 hst. Dari awal pengamatan yaitu 30 hst sampai dengan umur 86 hst tinggi tanaman terus meningkat Jumlah Daun Stek Lada Umur 86 HST (helai) Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan media tanam dan konsentrasi ZPT, serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun tanaman lada (Lampiran 11).

42 jumlah daun (helai) 42 Tabel 4. Pengaruh berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT terhadap jumlah daun Media tanam (M) Konsentrasi ZPT (Z) 15 gr / 100 ml 20 gr / 100 ml 25 gr / 100 ml... helai Tanah + Pukan Sapi + Arang sekam 6,40 5,47 5,47 5,78 Tanah + Pukan Sapi + Sekam padi 6,00 5,13 4,73 5,29 Tanah + Pukan Sapi + Cocopeat 5,53 5,40 5,60 5,51 Rata- rata 5,98 5,33 5,27 Ratarata Tabel 4 menunjukan bahwa jumlah daun stek tanaman lada yang diberi media tanam dan konsentrasi ZPT berbagai dosis memberikan pengaruh yang sama hst 37 hst 44 hst 51 hst 58 hst 65 hst 72 hst 79 hst 86 hst waktu pengamatan m1z1 m1z2 m1z3 m2z1 m2z2 m2z3 m3z1 m3z2 m3z3 Gambar 3. Jumlah daun stek tanaman lada yang diberi media tanam dan konsentrasi ZPT berbagai dosis. Gambar 3 menunjukan grafik perkembangan jumlah daun stek tanaman lada setiap 7 hari yang di mulai umur 30 hst sampai dengan 86 hst. Pada awal

43 43 pengamatan yaitu umur 30 hst sampai dengan umur 86 hst jumlah daun terus bertambah Panjang akar Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan media tanam dan konsentrasi ZPT, serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap panjang akar stek tanaman lada (Lampiran 13). Tabel 5. Pengaruh berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT terhadap panjang akar Konsentrasi ZPT (Z) Ratarata Media tanam (M) 15 gr / 20 gr / 25 gr / 100 ml 100 ml 100 ml... cm Tanah + Pukan Sapi + Arang sekam 16,20 21,43 16,83 18,15 Tanah + Pukan Sapi + sekam padi 17,87 21,67 17,17 18,90 Tanah + Pukan Sapi + Cocopeat 19,80 17,33 18,60 18,58 Rata- rata 17,96 20,14 17,53 Tabel 5 menunjukan bahwa panjang akar stek tanaman lada yang diberi media tanam dan konsentrasi ZPT berbagai dosis memberikan pengaruh yang sama.

44 Berat Basah Tunas (gram) Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan media tanam berpengaruh nyata terhadap berat basah tunas dan konsentrasi ZPT berpengaruh tidak nyata, serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap berat basah tunas stek tanaman lada (Lampiran 15). Tabel 6. Pengaruh berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT terhadap berat basah tunas. Media tanam (M) Konsentrasi ZPT (Z) Rata 15 gr / 100 ml 20 gr / 100 ml 25 gr / 100 ml... gram Tanah + Pukan Sapi + Arang sekam 8,60 9,10 9,07 8,92 B Tanah + Pukan Sapi + Sekam padi 7,07 7,20 5,13 6,47 A Tanah + Pukan Sapi + Cocopeat 7,33 6,87 7,63 7,28 AB Rata- rata 7,67 7,72 7,28 BNT(m)= 1,73 Keterangan : Angka-angka yang menunjukan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% Dari hasil uji BNT tabel 6 menunjukkan media tanam mempengaruhi berat basah tunas lada. Media tanam dengan campuran tanah + pupuk kandang sapi + arang sekam mengasilkan berat tunas lebih tinggi 37 % dibandingkan dengan media tanah + pupuk kandang sapi + sekam padi. rata Berat kering Tunas (gram) Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan media tanam dan konsentrasi ZPT, serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap berat kering tunas stek tanaman lada (Lampiran 17).

45 45 Tabel 7. Pengaruh berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT terhadap berat kering tunas. Media tanam (M) Konsentrasi ZPT (Z) 15 gr / 100 ml 20 gr / 100 ml 25 gr / 100 ml... gram Tanah + Pukan Sapi + Arang sekam 1,17 1,27 1,60 1,34 Tanah + Pukan Sapi + sekam padi 1,00 1,10 0,73 0,94 Tanah + Pukan Sapi + Cocopeat 1,23 0,93 0,87 1,01 Rata- rata 1,13 1,10 1,07 Tabel 7 menunjukan bahwa berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT yang berbeda menghasilkan berat kering tunas stek tanaman lada yang sama Berat Kering Akar Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan media tanam dan konsentrasi ZPT, serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap berat kering akar stek tanaman lada (Lampiran 21). Tabel 8. Pengaruh berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT terhadap berat kering akar. Media tanam (M) Konsentrasi ZPT (Z) 15 gr / 100 ml 20 gr / 100 ml 25 gr / 100 ml... gram Tanah + Pukan Sapi + Arang sekam 0,43 0,67 0,53 0,51 Tanah + Pukan Sapi + Sekam padi 0,43 0,43 0,33 0,40 Tanah + Pukan Sapi + Cocopeat 0,23 0,40 0,33 0,32 Rata- rata 0,37 0,47 0,40 Ratarata Ratarata

46 46 Table 8 menunjukan bahwa berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT yang berbeda menghasilkan berat kering akar stek tanaman lada yang sama Ratio Tunas Akar Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan media tanam dan konsentrasi ZPT, serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap ratio tunas akar stek tanaman lada (Lampiran 25). Tabel 9. Pengaruh berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT terhadap ratio tunas akar. Media tanam (M) Konsentrasi ZPT (Z) 15 gr / 100 ml 20 gr / 100 ml 25 gr / 100 ml... Tanah + Pukan Sapi + Arang sekam 1,83 2,50 2,43 2,26 Tanah + Pukan Sapi + sekam padi 2,37 2,50 2,53 2,47 Tanah + Pukan Sapi + Cocopeat 5,17 2,40 2,33 3,30 Rata- rata 3,12 2,47 2,43 Ratarata Tabel 9 menunjukan bahwa berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT yang berbeda menghasilkan ratio tunas akar stek tanaman lada yang sama Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tanam berbagai macam tidak memberikan pengaruh yang nyata pada uji BNT 5% terhadap semua peubah yang diamati yaitu persentase tumbuh setek lada, panjang tunas, jumlah daun, panjang akar, berat kering tunas berat kering akar dan ratio tunas akar kecuali berat basah tunas. Hal ini diduga karena berbagai macam media tanam cenderung

47 47 memperbaiki sifat fisik tanah dari pada penambahan unsur hara yang memacu pertumbuhan. Dugaan ini diperkuat dengan pernyataan Murbandono (2005) yang menyatakan bahwa media campuran antara sekam mentah, arang sekam, kompos dan pupuk kandang sapi dapat bermanfaat menggemburkan, meningkatkan porositas, aerasi dan memudahkan pertumbuhan akar tanaman. Arang sekam mempunyai sifat yang mudah mengikat air, tidak mudah menggumpal, ringan, steril dan mempunyai porositas yang baik. Namun terdapat rata-rata angka tertinggi terdapat pada media tanah + pupuk kandang sapi + arang sekam pada peubah persentase tumbuh, panjang tunas, jumlah daun, berat kering tunas,berat kering akar dan rata-rata tertinggi pada panjang akar dan ratio tunas terdapat pada media tanah + pupuk kandang sapi + sekam padi Pada perkembangan lebih lanjut, terdapat perbedaan menonjol pada media tanam yang mempengaruhi berat basah tunas. Berat basah tunas yang menggunakan media tanah + pupuk kandang sapi + arang sekam lebih tinggi 37% dibandingkan media tanah + pupuk kandang sapi + sekam padi tetapi sama dengan media tanah + pupuk kandang sapi + cocopeat, Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pemberian ZPT berbagai dosis belum memberikan pengaruh yang nyata pada uji BNT terhadap semua peubah yang di amati yaitu persentase tumbuh setek lada, panjang tunas, jumlah daun, panjang akar, berat kering tunas, berat kering akar, berat basah tunas dan ratio tunas akar. Konsentrasi ZPT yang digunakan walaupun berbeda, tetapi belum memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan stek lada. Hal ini diduga karna

48 48 konsentrasi ZPT yang diberikan diduga belum mampu memacu proses fisiologi yang maksimal selama pertumbuhanberlangsung. Namun secara data rata-rata tidak secara analisis statistik ada sedikit perbedaan rata-rata tertinggi pada persentase tumbuh 30 hst, tinggi tunas, jumlah daun, berat kering tunas dan ratio tunas terdapat pada konsentrasi ZPT 15 gram/100 ml dan rata-rata tertinggi persentase tumbuh 58 hst, panjang akar, berat basah tunas, berat kering akar terdapat pada konsentrasi ZPT 20 gram/100ml sedangkan konsentrasi ZPT 25 gram/100 ml terdapat pada urutan terbawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara media tanam dan konsentrasi ZPT, pada semua peubah yang diamati yaitu peubah persentase tumbuh setek lada, panjang tunas, jumlah daun, panjang akar, berat kering tunas, berat kering akar, berat basah tunas dan ratio tunas akar. Hal ini diduga karna berbagai jenis media tanam dan konsentrasi ZPT tidak berpengaruh nyata terhadap peubah yang diamati sehingga mengakibatkan tidak ada interaksi antara keduanya. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan media tanam yang berbeda berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan stek lada dan perlakuan ZPT konsentrasi yang berbeda berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan stek lada. Karena konsentrasi ZPT untuk memacu pertumbuhan tidak di dukung unsur hara yang terdapat pada media tanam sehingga konsentrasi ZPT menjadi terhambat, sehingga tidak terjadi interaksi antara keduanya.

49 49 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan hal hal sebagai berikut : 1. Media tanam yang berbeda memberikan pengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan stek lada kecuali pada berat basah tunas. 2. Pemberian ZPT berbagai dosis memberikan pengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan stek lada. 3. Tidak terdapat interaksi antara berbagai media tanam dan ZPT berbagai dosis terhadap pertumbuhan dan hasil stek lada Saran Mengingat semua perlakuan memberi pengaruh yang sama maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang media tanam dan konsentrasi ZPT untuk mendapatkan perlakuan yang lebih baik dalam rangka menghasilkan bibit stek lada yang baik.

50 50 DAFTAR PUSTAKA Achmad,M Pengaruh aplikasi zat pengatur tumbuhdan pupuk organik terhadap pertumbuhan setek lada(piper nigrum L. ) skripsi STIPER Dharma wacana metro Lampung 65 halaman Amanah,S Pertumbuhan Bibit Setek Lada (Piper nigrumlinnaeus) Pada Beberapa Macam Media dan Konsentrasi Auksin. skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta 62 halaman. Dalam website: Diakses pada tanggal 8 september 2015 Ansyori, M Uji Pemberian BOS ( Bioregulator of soil ) Pada Beberapa Macam Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Bibit Lada (Piper Nigrum L.) Skripsi STIBUN Lampung Bandar Lampung. 58 halaman. Ardana, R.C Pengaruh Macam Zat Pengatur Tumbuh dan Frekuensi Penyemprotan terhadap Pertumbuhan Awal Bibit Gelombang Cinta (AnthuriumPlowmanii). Skripsi S1 FPUNS Surakarta. dalam website : f. Diakses pada 8 september 2015 Artanti, F.Y Pengaruh Macam Pupuk Organik Cair dan Konsentrasi IAA terhadap Pertumbuhan Setek Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni M.). Skripsi S1 FP UNS Surakarta. Dalam website: Diakses pada tanggal 8 september 2015 Bukori Uji Pemberian GROWTONE dan Plant Catalys 2006 Pada Setek Tanaman Buah Naga (Hylocereus costaricensis). Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau Pekan Baru. 61 halaman. Dalam website: rence.pdf. Diakses pada 8 september 2015 Departemen Pertanian Pedoman Teknis Pengembangan Lada Organik. Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian. Dalam website : http//ditjenbun.pertanian.go.id/.../berita-144- pedoman-teknis-pengembangan-lada-organik. Diakses pada tanggal 10 september 2015.

51 51 Enita Pengaruh Bermacam Bahan Perbanyakan Secara Setek dan Rootone.F Pada Anggrek Vanda GentaBandung. Thesis Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau. Pekanbaru Hardjanti, S., Pertumbuhan Setek Adenium Melalui Penganginan, Asal Bahan Setek, Penggunaan Pupuk Daun dan Komposisi Media, Jurnal Agrosains, (online), jilid 7, No 2. Dalam website : Diakses tanggal 07 agustus 2016 Hartmann, H.T. and D.E.Kester Plant Propagation Principles and Principles. 4 th edition. Pentee hall,nine, Englewood, New York. 538 P. Dalam website: http// diakses pada 8 september Hedaryono, D, S Budidaya anggrek dengan bibit dalam botol. Kansius. Yogyakarta. Ihsan, M Manfaat Serbuk Cocopeat / Serbuk Sabut Kelapa. Dalam website: ditjenbun.pertanian.go.id/.../17.%20media%20tanam%20sebaga I%20FAKTO... Diakses pada tangal 21 Agustus 2016 Irawan Kesesuaian Penggunaan Cocopeat Sebagai Media Sapih Pada Politube Dalam Pembibitan Cempaka (magnolia elegans (blume.) H.keng) Jurnal WASIAN Vol.1 No.2 Tahun 2014: Balai Penelitian Kehutanan Manado. Dalam website : Diakses pada 8 september 2015 Istomo, Valentino N Pengaruh perlakuan kombinasi media terhadap pertumbuhan anakan tumih (Combretocarpus rotundatus(miq.) Danser). Jurnal Silvikultur Tropika 3(2): Dalam website: Diakses pada 8 september 2015 Kanisius Bercocok Tanam Lada. AAK Yogyakarta.125 halaman. Kementerian Pertanian mengenal jenis-jenis varietas lada. dalam website: Diakses pada tangal 21 Agustus 2016 Kartasapoetra,A.G Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Bina Aksara. Jakarta.

52 52 Kusmawardana.A Pengaruh Konsentrasi Rootone F dan Jenis Media Tanam Konsentrasi hormon Gibbralin (GA3) dan Komposisi Media Tumbuh terhadap Pertumbuhan Kayu Putih (M.caputrilinn).Thesis University of Muhamadiah Malang. Dalam website : e- journal.unbar.ac.id/file.php?file=dosen&id=458&nam Lingga Petunjuk pengunaan pupuk. Penebar swadaya. Jakarta. 163 hal. Marlin Regenerasi In Vitro Planlet Jahe Bebas Penyakit Layu Bakteri pada Beberapa Taraf Konsentrasi BAP dan NAA. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. Vol.7(1):8-14. Dalam website : diakses Pada tanggal 25 Februari 2016 Pukul WIB Marlinda, B Analisis Daya Saing Lada Indonesia di Pasar Internasional. Bogor: Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Dalam website: Diakses pada tanggal 8 september 2015 Mubarok, S,Salaimah,A., Farida Rochayat, Y., dan Setiati, Y Pengaruh Kombinasi Komposisi Media Tanam dan Konsentrasi Sitokinin Terhadap Pertumbuhan Aglonema. Jurnal Hortikultura,22(3), Murbandono, H. S. L Membuat Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta. 44 halaman. Nurdiansyah, A Pengaruh Macam Media dan Konsentrasi IAA Terhadap Pertumbuhan Tunas dari Stek Daun Tanaman Lidah Mertua (SansevieriaThunb). Skripsi SI FP UNS Surakarta. Dalam website: http: Diakses pada tangal 8 september 2015 Novizan, Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro Media Pustaka. Jakarta. Prayugo, S Media Tanam untuk Tanaman Hias. Penebar Swadaya. Jakarta. Prihmantoro, H. dan Y. H. Indriani Hidroponik Sayuran Semusim untuk Hobi dan Bisnis.Penebar Swadaya. Jakarta Purwowidodo Teknologi Mulsa. Dewa Ruci: Jakarta 163 hal Redaksi PS Ragam Media Tanam. Diaskes pada taggal 10 November Dalam website :

53 53 Rismunandar hormone tanaman. Penebar swadaya. Jakarta. 87 hal Rukmana, Rahmat Tanaman Perkebunan: Usaha Tani Lada Perdu.Yogyakarta: Penerbit Kanisius Sari.F.V Pengaruh Media Tanam dan Larutan Nutrisi Tanaman terhadap Produksi Stek Mini Kentang (Solanum tuberosuml) Skirpsi Departemen Agronomi dan Hortikultura. Fakultas Pertanian IPB.Bogor 46 hal Sasrodiardjo Ilmu Pemupukan. Yasaguna. Jakarta. 197 halaman. Setyamidjaja Pupuk dan Pemupukan. CV. Simplek. Jakarta. 22 halaman. Sukaryorini P, Arifin Kajian pembentukan caudex Adenium obesum pada diversifikkasi media tanam. Jurnal Pertanian Mapeta 10 (1): Sutedjo, M.M Analisis Tanah, Air dan Jaringan Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta Wasito, A. dan W.Nuryani Dayaguna Kompos Limbah Pertanian Berbahan Aktif Cendawan Gliocladium terhadap Dua Varietad Krisan. J.Hort. 15(2): Watijo Uji Beberapa Jenis Zat Pengatur Tumbuh Pada Stek Lada (Piper Nigrum L.) Asal Sulur Panjat Dan Sulur Gantung. Skripsi STIPER Dharma Wacana Metro Lampung. 48 Halaman. Wuryaningsih, S. dan S. Andyantoro Pertumbuhan setek melati berbuku satu dan dua pada beberapa macam media. Agri Journal. 5 (1-2) : Zaubin, R. dan P. Wahid Kebun Induk dan Kebun Perbanyakan. Monograf tanaman lada. Hal Zukarnaen, Kultur Jaringan Tanaman. Bumi angkasa Jakarta hal

54 54 Lampiran 1. Deskripsin lada Varietas Natar I (kerinci) DESKRIPSI LADA VARIETAS NATAR I Asal : Koleksi Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Panjang tangkai daun : 20 mm Bentuk tangkai daun : Bulat teratur Bentuk daun : Bulat telur hingga oval Ratio panjang/lebar : 1.71 Pertulangan daun : Bersirip ganjil, anak tulang daun 4 Warna daun : Hijau hingga hijau tua Ujung daun : Meruncing Kaki daun : Tumpul hingga bulat Permukaan daun : Licin mengkilap Bentuk batang : Pipih Warna batang muda : Unggu hijau Panjang ruas batang : 85 mm Pencabangan : Tegak Pancang ruas cabang : 68 mm Sulur gantung/sulur tanah : Banyak Jumlah akar lekat : Banyak Daya lekat akar : Kuat Rata-rata tandan percabang : 14,6 Panjang tandan : 87 mm Sifat pembungaan : Bermusim Umur mulai berbunga : 10 bulan Bentuk buah : Bulat Warna buah muda : Hijau Warna buah masak : Merah jingga Mulai berbunga sampai dengan buah masak : 8 bulan Rata-rata buah pertandan : 57,3 butir

55 55 Persentase buah sempurna : 66,7 % Berat buah kering : 53 gram Berat biji kering : 38 gram Rata-rata hasil : 4,00 ton/ha (+2,5kg/pohon) lada hitam kering Ketahanan terhadap penyakit : Agak peka terhadap penyakit kuning.medium sampai agak tahan terhadap busuk pangkal batang. Keteranga : Dianjurkan tanam di daerah yang tingkat penularan penyakit busuk batang belum begitu tinggi. Varietas ini responsive terhadap pemupukan dan cahaya. Pemangkasan tiang panjat hidup 1 x 4 bulan, setinggi +3 m diperlukan Peneliti : Auzay Hamid, Yang Nuryati, Rusli Kasim,Djiman Sitepu, Panji Laksamanhardja dan Pasril Wahid Sumber : Kementan RI. 2013

56 56 Lampiran 2. Hasil Pengamatan Persentase Stek hidup pada tanaman lada pada umur 30 hst yang diberi berbagai media tanam dan konsentrasi zpt. Perlakuan Ulangan I II III Jumlah Rata-rata.. %. m 1 z m 1 z m 1 z m 2 z m 2 z m 2 z m 3 z m 3 z m 3 z Jumlah Rata-rata Uji homogenitas : X 2 hitung = 12,6 < X 2 tabel = 15,5 ( Data homogen) Keterangan: m 1 = media tanah + pupuk kandang sapi + arang sekam z 1 = ZPT 15 gr/100 ml m 2 = media tanah + pupuk kandang sapi + sekam padi z 2 = ZPT 20 gr/100 ml m 3 = media tanah + pupuk kandang sapi + cocopeat z 3 = ZPT 25 gr/100 ml Lampiran 3. Analisis sidik ragam persentase stek hidup pada tanaman lada pada umur 30 hst yang diberi berbagai media tanam dan konsentrasi zpt yang berbeda. Sumber Ket. Derajat Jumlah Kuadrat F-hitung F-tabel Bebas Kuadrat Tengah Kelompok tn 3.63 Perlakuan tn 2.59 Media (m) tn 3.63 ZPT (z) tn 3.63 Interaksi (m x z) tn 3.01 Acak Non-aditif tn 4.54 Sisa TOTAL KK= % Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 % tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 % KK = Koefisien keterangan

57 57 Lampiran 4. Hasil pengamatan persentase stek hidup pada tanaman lada pada umur 58 hst yang diberi berbagai media tanam dan zpt yang berbeda Perlakuan Ulangan I II III Jumlah Rata-rata.... %.. m 1 z ,3 m 1 z ,0 m 1 z ,0 m 2 z ,3 m 2 z ,7 m 2 z ,7 m 3 z ,7 m 3 z ,0 m 3 z ,3 Jumlah Rata-rata 98,9 90,0 97,8 95,6 Uji homogenitas : X 2 hitung = 15,5 < X 2 tabel = 15,5 ( Data homogen) Keterangan: m 1 = media tanah + pupuk kandang sapi + arang sekam z 1 = ZPT 15 gr/100 ml m 2 = media tanah + pupuk kandang sapi + sekam padi z 2 = ZPT 20 gr/100 ml m 3 = media tanah + pupuk kandang sapi + cocopeat z 3 = ZPT 25 gr/100 ml Lampiran 5. Analisis sidik ragam persentase stek hidup pada tanaman lada pada umur 58 hst yang diberi berbagai media tanam dan zpt yang berbeda Sumber Ket. Derjat Jumlah Kuadrat F-hitung F-tabel Bebas Kuadrat Tengah Kelompok * 3.63 Perlakuan tn 2.59 Media (m) tn 3.63 ZPT (z) tn 3.63 Interaksi (m x z) tn 3.01 Acak Non-aditif * 4.54 Sisa TOTAL KK= 7.30 % Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 % tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 % KK = Koefisien keterangan

58 58 Lampiran 6. Hasil pengamatan persentase stek hidup pada tanaman lada pada umur 58 hst yang diberi berbagai media tanam dan zpt yang berbeda (transf log x ). Perlakuan Ulangan I II III Jumlah Rata-rata..gram. m 1 z 1 9,4870 9, , ,9740 9,6580 m 1 z 2 10,0000 8, , ,3670 9,4557 m 1 z 3 10, , , , ,0000 m 2 z 1 10,0000 9,4870 9, ,9740 9,6580 m 2 z 2 10, ,0000 9, ,4870 9,8290 m 2 z 3 10,0000 9, , ,4870 9,8290 m 3 z 1 10,0000 9, , ,4870 9,8290 m 3 z 2 10, , , , ,0000 m 3 z 3 10,0000 8, , ,9440 9,6480 Jumlah 89, , , ,7200 Rata 9,9430 9,4732 9,8860 9,7674 Uji homogenitas : X 2 hitung = 4,6 < X 2 tabel = 15,5 ( Data homogen) Keterangan: m 1 = media tanah + pupuk kandang sapi + arang sekam z 1 = ZPT 15 gr/100 ml m 2 = media tanah + pupuk kandang sapi + sekam padi z 2 = ZPT 20 gr/100 ml m 3 = media tanah + pupuk kandang sapi + cocopeat z 3 = ZPT 25 gr/100 ml Lampiran 7. Analisis sidik ragam persentase stek hidup pada tanaman lada pada umur 58 hst yang diberi berbagai media tanam dan zpt yang berbeda (transf log x). Sumber Derajad Jumlah Kuadrat F-hitung F-tabel Keragaman. Bebas Kuadrat Tengah Kelompok * Perlakuan tn Faktor I tn Faktor II tn Interaksi tn Acak TOTAL Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 % tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 % KK = Koefisien keterangan

59 59 Lampiran 8. Hasil pengamatan tinggi tunas pada tanaman lada pada umur 86 hst yang diberi berbagai media tanam dan zpt yang berbeda Perlakuan Ulangan I II III Jumlah Rata-rata. cm.. m 1 z ,5 26,8 76,3 25,4 m 1 z 2 25,5 14,7 30, ,7 m 1 z 3 24,2 17,5 29,8 71,5 23,8 m 2 z 1 25,9 23,1 22,9 71,9 24,0 m 2 z 2 23,1 19,4 22,7 65,2 21,7 m 2 z 3 20,4 24,2 16, ,3 m 3 z 1 21,2 21,1 23, ,0 m 3 z 2 14,7 20,2 22,9 57,8 19,3 m 3 z 3 21,8 24,6 23,2 69,6 23,2 Jumlah 200,8 190,3 219,2 610,3 Rata-rata 22,3 21,1 24,4 22,6 Uji homogenitas : X 2 hitung = 11,8 < X 2 tabel = 15,5 ( Data homogen) Keterangan: m 1 = media tanah + pupuk kandang sapi + arang sekam z 1 = ZPT 15 gr/100 ml m 2 = media tanah + pupuk kandang sapi + sekam padi z 2 = ZPT 20 gr/100 ml m 3 = media tanah + pupuk kandang sapi + cocopeat z 3 = ZPT 25 gr/100 ml Lampiran 9. Analisi sidik ragam Tinggi tunas pada tanaman lada pada umur 86 hst yang diberi bebagai media tanam dan zpt yang berbeda. Sumber Ket. Derajat Jumlah Kuadrat F-hitung F-tabel Bebas Kuadrat Tengah Kelompok tn 3.63 Perlakuan tn 2.59 Media (m) tn 3.63 ZPT (z) tn 3.63 Interaksi (m x z) tn 3.01 Acak Non-aditif tn 4.54 Sisa TOTAL KK= % Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 % tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 % KK = Koefisien keterangan

60 60 Lampiran 10. Hasil pengamatan jumlah daun pada tanaman lada pada umur 86 hst yang diberi berbagai media tanam dan zpt yang berbeda Perlakuan Ulangan I II III Jumlah Rata-rata.. helai. m 1 z 1 6,4 6,4 6,4 19,2 6,4 m 1 z 2 5,6 4 6,8 16,4 5,5 m 1 z 3 5,6 4,6 6,2 16,4 5,5 m 2 z 1 7 5,2 5,8 18 6,0 m 2 z 2 5,6 5,2 4,6 15,4 5,1 m 2 z 3 5,2 5,4 3,6 14,2 4,7 m 3 z 1 6 4,8 5,8 16,6 5,5 m 3 z 2 5,6 5,2 5,4 16,2 5,4 m 3 z 3 5,2 6,2 5,4 16,8 5,6 Jumlah 52, ,2 Rata-rata 5,8 5,2 5,6 5,5 Uji homogenitas : X 2 hitung = 10,8 < X 2 tabel = 15,5 ( Data homogen) Keterangan: m 1 = media tanah + pupuk kandang sapi + arang sekam z 1 = ZPT 15 gr/100 ml m 2 = media tanah + pupuk kandang sapi + sekam padi z 2 = ZPT 20 gr/100 ml m 3 = media tanah + pupuk kandang sapi + cocopeat z 3 = ZPT 25 gr/100 ml Lampiran 11. Analisis sidik ragam jumlah daun pada tanaman lada pada umur 86 hst yang diberi berbagai media tanam dan zpt yang berbeda Sumber Ket. Derajad Jumlah Kuadrat F-hitung F-tabel Bebas Kuadrat Tengah Kelompok tn 3.63 Perlakuan tn 2.59 Media (m) tn 3.63 ZPT (z) tn 3.63 Interaksi (m x z) tn 3.01 Acak Non-aditif tn 4.54 Sisa TOTAL KK= % Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 % tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 % KK = Koefisien keterangan

61 61 Lampiran 12. Hasil pengamatan panjang akar setek tanaman lada yang diberi berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT Perlakuan Ulangan I II III Jumlah Rata-rata..cm. m 1 z 1 20,8 12,3 15,5 48,6 16,2 m 1 z 2 20,8 19, ,3 21,4 m 1 z , ,5 16,8 m 2 z 1 16,5 19,5 17,6 53,6 17,9 m 2 z 2 21, , ,7 m 2 z 3 18,1 17,6 15,8 51,5 17,2 m 3 z 1 23,1 16, ,4 19,8 m 3 z 2 17,3 14,6 20, ,3 m 3 z 3 17,1 17,6 21,1 55,8 18,6 Jumlah 171,2 153,9 175,6 500,7 Rata-rata 19,0 17,1 19,5 18,5 Uji homogenitas : X 2 hitung = 6,1 < X 2 tabel = 15,5 ( Data homogen) Keterangan: m 1 = media tanah + pupuk kandang sapi + arang sekam z 1 = ZPT 15 gr/100 ml m 2 = media tanah + pupuk kandang sapi + sekam padi z 2 = ZPT 20 gr/100 ml m 3 = media tanah + pupuk kandang sapi + cocopeat z 3 = ZPT 25 gr/100 ml Lampiran 13. Analisis sidik ragam panjang akar pada tanaman lada pada umur 90 hst yang diberi berbagai media tanam dan zpt yang berbeda Sumber Ket. Derajad Jumlah Kuadrat F-hitung F-tabel Bebas Kuadrat Tengah Kelompok tn 3.63 Perlakuan tn 2.59 Media (m) tn 3.63 ZPT (z) tn 3.63 Interaksi (m x z) tn 3.01 Acak Non-aditif tn 4.54 Sisa TOTAL 26 KK= % Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 % tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 % KK = Koefisien keterangan

62 62 Lampiran 14. Hasil pengamatan berat basah tunas pada stek tanaman lada yang diberi berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT yang berbeda Perlakuan Ulangan I II III Jumlah Rata-rata gram.. m 1 z 1 8,8 8,4 8,6 25,8 8,6 m 1 z ,2 10,7 17,9 9,0 m 1 z 3 10,1 6 11,1 27,2 9,1 m 2 z 1 7,6 7,2 6,4 21,2 7,1 m 2 z 2 6,2 5,8 9,6 21,6 7,2 m 2 z 3 5,8 6,2 3,4 15,4 5,1 m 3 z 1 6,4 8,7 6,9 22 7,3 m 3 z 2 4,8 7,6 8,2 20,6 6,9 m 3 z 3 6,2 9,6 7,1 22,9 7,6 Jumlah 55,9 66, ,6 Rata-rata 7,0 7,4 8,0 7,5 Uji homogenitas : X 2 hitung = 8,6 < X 2 tabel = 15,5 ( Data homogen) Keterangan: m 1 = media tanah + pupuk kandang sapi + arang sekam z 1 = ZPT 15 gr/100 ml m 2 = media tanah + pupuk kandang sapi + sekam padi z 2 = ZPT 20 gr/100 ml m 3 = media tanah + pupuk kandang sapi + cocopeat z 3 = ZPT 25 gr/100 ml Lampiran 15. Analisis sidik ragam berat basah tunas pada stek tanaman lada yang diberi berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT yang berbeda Sumber Ket. Derajad Jumlah Kuadrat F-hitung F-tabel Bebas Kuadrat Tengah Kelompok tn 3.63 Perlakuan tn 2.59 media (m) * 3.63 ZPT (z) tn 3.63 Interaksi (m x z) tn 3.01 Acak Non-aditif tn 4.54 Sisa TOTAL KK= % Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 % tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 % KK = Koefisien keterangan

63 63 Lampiran 16. Hasil pengamatan berat kering tunaspada stek tanaman lada yang diberi berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT yang berbeda Perlakuan Ulangan I II III Jumlah Rata-rata gram.. m 1 z 1 1,3 0,8 1,4 3,5 1,2 m 1 z 2 0,9 1,1 1,8 3,8 1,3 m 1 z 3 1,4 1,7 1,7 4,8 1,6 m 2 z 1 1,1 1,1 0,8 3 1,0 m 2 z 2 1,3 0,6 1,4 3,3 1,1 m 2 z 3 0,8 1 0,4 2,2 0,7 m 3 z 1 1,4 1,4 0,9 3,7 1,2 m 3 z 2 0,5 1,2 1,1 2,8 0,9 m 3 z 3 0,8 0,8 1 2,6 0,9 Jumlah 9,5 9,7 10,5 29,7 Rata-rata 1,1 1,1 1,2 1,1 Uji homogenitas : X 2 hitung = 4,7 < X 2 tabel = 15,5 ( Data homogen) Keterangan: m 1 = media tanah + pupuk kandang sapi + arang sekam z 1 = ZPT 15 gr/100 ml m 2 = media tanah + pupuk kandang sapi + sekam padi z 2 = ZPT 20 gr/100 ml m 3 = media tanah + pupuk kandang sapi + cocopeat z 3 = ZPT 25 gr/100 ml Lampiran 17. Analisis sidik ragam berat kering tunas pada stek tanaman lada yang diberi berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT yang berbeda Sumber Ket. Derajad Jumlah Kuadrat F-hitung F-tabel Bebas Kuadrat Tengah Kelompok tn 3.63 Perlakuan tn 2.59 media (m) * 3.63 ZPT (z) tn 3.63 Interaksi (m x z) tn 3.01 Acak Non-aditif tn 4.54 Sisa TOTAL KK= % Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 % tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 % KK = Koefisien keterangan

64 64 Lampiran 18. Hasil pengamatan berat kering tunas pada stek tanaman lada yang diberi berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT yang berbeda (Transf x). Perlakuan Ulangan I II III Jumlah Rata-rata gram.. m 1 z 1 1,3420 1,1400 1,3780 3,8600 1,2867 m 1 z 2 1,1830 1,2650 1,5170 3,9650 1,3217 m 1 z 3 1,3780 1,4830 1,4830 4,3440 1,4480 m 2 z 1 1,2650 1,2650 1,1400 3,6700 1,2233 m 2 z 2 1,3420 1,0490 1,3780 3,7690 1,2563 m 2 z 3 1,1400 1,2250 0,9490 3,3140 1,1047 m 3 z 1 1,3780 1,3780 1,1830 3,9390 1,3130 m 3 z 2 1,0000 1,3040 1,2650 3,5690 1,1897 m 3 z 3 1,1400 1,1400 1,2250 3,5050 1,1683 jumlah 11, , , ,9350 Rata 1,2409 1,2499 1,2798 1,2569 Uji homogenitas : X 2 hitung = 4,7 < X 2 tabel = 15,5 ( Data homogen) Keterangan: m 1 = media tanah + pupuk kandang sapi + arang sekam z 1 = ZPT 15 gr/100 ml m 2 = media tanah + pupuk kandang sapi + sekam padi z 2 = ZPT 20 gr/100 ml m 3 = media tanah + pupuk kandang sapi + cocopeat z 3 = ZPT 25 gr/100 ml Lampiran 19. Analisis sidik ragam berat kering tunas pada stek tanaman lada yang diberi berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT yang berbeda (transf log x ). Sumber Ket. Derajad Jumlah Kuadrat F-hitung F-tabel Bebas Kuadrat Tengah Kelompok tn Perlakuan tn Faktor I tn Faktor II tn Interaksi tn Acak TOTAL Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 % tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 % KK = Koefisien keterangan

65 65 Lampiran 20. Hasil pengamatan berat kering akar pada stek tanaman lada yang diberi berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT yang berbeda Perlakuan Ulangan I II III Jumlah Rata-rata gram.. m 1 z 1 0,4 0,5 0,4 1,3 0,4 m 1 z 2 0,3 0,4 1 1,7 0,6 m 1 z 3 0,4 0,6 0,6 1,6 0,5 m 2 z 1 0,4 0,6 0,3 1,3 0,4 m 2 z 2 0,4 0,4 0,5 1,3 0,4 m 2 z 3 0,2 0,6 0,2 1 0,3 m 3 z 1 0,2 0,3 0,2 0,7 0,2 m 3 z 2 0,2 0,6 0,4 1,2 0,4 m 3 z 3 0,2 0,4 0,4 1 0,3 Jumlah 2,7 4,4 4 11,1 Rata-rata 0,3 0,5 0,4 0,4 Uji homogenitas : X 2 hitung = 11,0 < X 2 tabel = 15,5 ( Data homogen) Keterangan: m 1 = media tanah + pupuk kandang sapi + arang sekam z 1 = ZPT 15 gr/100 ml m 2 = media tanah + pupuk kandang sapi + sekam padi z 2 = ZPT 20 gr/100 ml m 3 = media tanah + pupuk kandang sapi + cocopeat z 3 = ZPT 25 gr/100 ml Lampiran 21. Analisis sidik ragam berat kering Akar pada stek tanaman lada yang diberi berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT yang berbeda. Sumber Ket. Derajad Jumlah Kuadrat F-hitung F-tabel Bebas Kuadrat Tengah Kelompok tn 3.63 Perlakuan tn 2.59 Media (m) tn 3.63 ZPT (z) tn 3.63 Interaksi(m x z) tn 3.01 Acak Non-aditif tn 4.54 Sisa TOTAL KK= 39.31% Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 % tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 % KK = Koefisien keterangan

66 66 Lampiran 22. Hasil pengamatan berat kering akar pada stek tanaman lada yang diberi berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT yang berbeda (Transf x). Perlakuan Ulangan I II III Jumlah Rata-rata gram.. m 1 z 1 0,9490 1,0000 0,9490 2,8980 0,9660 m 1 z 2 0,8940 0,9490 1,2250 3,0680 1,0227 m 1 z 3 0,9490 1,0490 1,0490 3,0470 1,0157 m 2 z 1 0,9490 1,0490 0,8940 2,8920 0,9640 m 2 z 2 0,9490 0,9490 1,0000 2,8980 0,9660 m 2 z 3 0,8370 1,0490 0,8370 2,7230 0,9077 m 3 z 1 0,8370 0,8940 0,8370 2,5680 0,8560 m 3 z 2 0,8370 1,0490 0,9490 2,8350 0,9450 m 3 z 3 0,8370 0,9490 0,9490 2,7350 0,9117 Jumlah 8,0380 8,9370 8, ,6640 Rata-rata 0,8931 0,9930 0,9654 0,9505 Uji homogenitas : X 2 hitung = 11,0 < X 2 tabel = 15,5 ( Data homogen) Keterangan: m 1 = media tanah + pupuk kandang sapi + arang sekam z 1 = ZPT 15 gr/100 ml m 2 = media tanah + pupuk kandang sapi + sekam padi z 2 = ZPT 20 gr/100 ml m 3 = media tanah + pupuk kandang sapi + cocopeat z 3 = ZPT 25 gr/100 ml Lampiran 23. Analisis sidik ragam berat kering akar pada stek tanaman lada yang diberi berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT yang berbeda (Transf x). Sumber Ket. Derajad Jumlah Kuadrat F-hitung F-tabel Bebas Kuadrat Tengah Kelompok * Perlakuan tn Faktor I tn Faktor II tn Interaksi tn Acak TOTAL Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 % tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 % KK = Koefisien keterangan

67 67 Lampiran 24. Hasil pengamatan ratio tunas akar pada stek tanaman lada yang diberi berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT yang berbeda Perlakuan Ulangan I II III Jumlah Rata-rata.... m 1 z 1 0,4 1,6 3,5 5,5 1,8 m 1 z 2 3 2,7 1,8 7,5 2,5 m 1 z 3 3,5 2,8 1 7,3 2,4 m 2 z 1 2,7 1,8 2,6 7,1 2,4 m 2 z 2 3,2 1,5 2,8 7,5 2,5 m 2 z 3 4 1,6 2 7,6 2,5 m 3 z ,5 15,5 5,2 m 3 z 2 2,5 2 2,7 7,2 2,4 m 3 z 3 4 0,5 2,5 7 2,3 Jumlah 30,3 18,5 23,4 72,2 Rata-rata 3,4 2,1 2,6 2,7 Uji homogenitas : X 2 hitung = 6,3 < X 2 tabel = 15,5 ( Data homogen) Keterangan: m 1 = media tanah + pupuk kandang sapi + arang sekam z 1 = ZPT 15 gr/100 ml m 2 = media tanah + pupuk kandang sapi + sekam padi z 2 = ZPT 20 gr/100 ml m 3 = media tanah + pupuk kandang sapi + cocopeat z 3 = ZPT 25 gr/100 ml Lampiran 25. Analisis sidik ragam ratio tunas akar pada stek tanaman lada yang diberi berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT yang berbeda Sumber Ket. Derajad Jumlah Kuadrat F-hitung F-tabel Bebas Kuadrat Tengah Kelompok tn 3.63 Perlakuan tn 2.59 Media (m) tn 3.63 ZPT (z) tn 3.63 Interaksi(m x z) tn 3.01 Galat Non-aditif tn 4.54 Sisa TOTAL KK= 39.83% Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 % tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 % KK = Koefisien keterangan

68 68 Lampiran 26. Hasil pengamatan ratio tunas akar pada stek tanaman lada yang diberi berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT yang berbeda (transf log x ). Perlakuan Ulangan I II III Jumlah Rata-rata... m 1 z 1 0,9490 1,4490 2,0000 4,3980 1,4660 m 1 z 2 1,8710 1,7890 1,5170 5,1770 1,7257 m 1 z 3 2,0000 1,8170 1,2250 5,0420 1,6807 m 2 z 1 1,7890 1,5170 1,7610 5,0670 1,6890 m 2 z 2 1,9240 1,4140 1,8170 5,1550 1,7183 m 2 z 3 2,1210 1,4490 1,5810 5,1510 1,7170 m 3 z 1 2,7290 2,1210 2,2360 7,0860 2,3620 m 3 z 2 1,7320 1,5810 1,7890 5,1020 1,7007 m 3 z 3 2,1210 1,0000 1,7320 4,8530 1,6177 Jumlah 17, , , ,0310 Rata-rata 1,9151 1,5708 1,7398 1,7419 Uji homogenitas : X 2 hitung = 6,3 < X 2 tabel = 15,5 ( Data homogen) Keterangan: m 1 = media tanah + pupuk kandang sapi + arang sekam z 1 = ZPT 15 gr/100 ml m 2 = media tanah + pupuk kandang sapi + sekam padi z 2 = ZPT 20 gr/100 ml m 3 = media tanah + pupuk kandang sapi + cocopeat z 3 = ZPT 25 gr/100 ml Lampiran 27. Analisis sidik ragam ratio tunas akar pada stek tanaman lada yang diberi berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT yang berbeda (transf log x ). Sumber Ket. Derajad Jumlah Kuadrat F-hitung F-tabel Bebas Kuadrat Tengah Kelompok tn Perlakuan tn Faktor I tn Faktor II tn Interaksi tn Acak TOTAL Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5 % tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 % KK = Koefisien keterangan

69 69 Gambar 4. Tata Letak Percobaan Kelompok Kelompok Kelompok I II III m 2 z 2 m 1 z 1 m 1 z 2 m 1 z 1 m 2 z 1 m 1 z 1 m 2 z 3 m 2 z 3 m 2 z 1 m 3 z 1 m 3 z 3 m 2 z 2 U m 3 z 2 m 1 z 2 m 3 z 3 m 1 z 2 m 3 z 1 m 2 z 2 m 3 z 2 m 3 z 1 m 3 z 3 m 1 z 3 m 3 z 2 50 cm m 2 z 3 30 cm m 2 z 1 m 1 z 3 m 1 z 3 Keterangan : m 1 : Media Tanah + Pupuk kandang sapi + Arang Sekam dengan perbandingan 2 : 1 : 1 m 2 : Media Tanah + Pupuk kandang sapi + Sekam padi dengan perbandingan 2 : 1 :1 m 3 : Media Tanah + Pupuk kandang sapi + cocopeat dengan perbandingan 2 : 1 : 1 Z 1 : ZPT 15 gr/100 ml Z 2 : ZPT 20 gr/100 ml : ZPT 25 gr/100 ml Z 3

70 70 Gambar 5. Tata letak plot percobaan T 1 T 3 T 5 T 2 T 4 Keterangan : T 1 : Tanaman sampel 1 T 2 : Tanaman sampel 2 T 3 : Tanaman sampel 3 T 4 : Tanaman sampel 4 T 5 : Tanaman sampel 5

71 71 Gambar 6. Media tanam Gambar 7. Konsentrasi ZPT

72 72 Gambar 8. Bibit setek lada sulur panjat Gambar 9. Pencelupan ZPT

73 73 Gambar 10. Penanaman Gambar 11. Pengukuran tinggi tanaman 30 hst

74 74 Gambar 12. tanaman 58 hst Gambar 13. Tanaman 89 hst

75 75 Gambar 14. Panen 90 hst Gambar 15. Berat basat tanaman

76 76 Gambar 16. Panjang akar Gambar 17. Penjemuran

77 Gambar 18. Penimbangan berat kering 77

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Sirih Merah. (Duryatmo 2005). Oleh karena itu, menurut Candra (2010) dalam Sudewo (2005),

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Sirih Merah. (Duryatmo 2005). Oleh karena itu, menurut Candra (2010) dalam Sudewo (2005), II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Sirih Merah Tanaman sirih merah ini merupakan tanaman merambat, yang tumbuh hingga mencapai ketinggian 10 kaki atau lebih, mudah tumbuh di daerah tropis (khususnya daerah

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK ( Piper ningrum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Tanaman

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Pertumbuhan dan perkembangan stek pada awal penanaman sangat dipengaruhi oleh faktor luar seperti air, suhu, kelembaban dan tingkat pencahayaan di area penanaman stek.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat lebih kurang 25 meter di atas permukaan laut.

Lebih terperinci

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI,

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI, II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI, Kecamatan Tanjung Karang Barat. Kota Bandar Lampung, mulai bulan Mei sampai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun tanaman hias bunga. Tanaman hias yaitu suatu tanaman yang bagian akar, batang,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah tropika yang menempati urutan ke dua terbesar setelah pisang. Indonesia merupakan produsen

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di UPT-Kebun Bibit Dinas di Desa Krasak Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat berada 96

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid) berpengaruh nyata pada jumlah akar primer bibit tanaman nanas, tetapi tidak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo: TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo: Caryophyllales, Famili: Cactaceae, Genus:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam yang digunakan berpengaruh terhadap berat spesifik daun (Lampiran 2) dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas 23 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Kampus Gedung Meneng, Bandar Lampung pada bulan Desember 2013

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Taksonomi Tanaman Dracaena Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan beruas-ruas. Daun dracaena berbentuk tunggal, tidak bertangkai,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sansevieria

TINJAUAN PUSTAKA. Sansevieria 3 TINJAUAN PUSTAKA Sansevieria Morfologi Sansevieria berakar serabut, berwarna putih dan menampilkan perakaran yang banyak pada Sansevieria yang sehat. Akar tumbuh pada rhizome atau rimpang yang merupakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, 20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro dengan ketinggian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar Lampung dengan kondisi iklim tropis, memiliki curah hujan 2000 mm/th dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Agustus 2013 sampai Oktober

Lebih terperinci

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 21 I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perkecambahan Biji 1. Kecepatan Kecambah Viabilitas atau daya hidup biji biasanya dicerminkan oleh dua faktor yaitu daya kecambah dan kekuatan tumbuh. Hal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman Gladiol 2.1.1 Taksonomi Tanaman Gladiol Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan hasil analisis tanah di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Institut Pertanian Bogor, tanah yang digunakan sebagai media tumbuh dikategorikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca dan Laboratorium Ilmu Tanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca dan Laboratorium Ilmu Tanaman 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca dan Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2013 sampai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta;

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta; 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kedudukan tanaman bawang merah dalam tata nama atau sistematika tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta; subdivisio : angiospermae; kelas

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jeruk Besar (Pamelo)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jeruk Besar (Pamelo) 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jeruk Besar (Pamelo) Tanaman jeruk besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) termasuk ke dalam famili Rutaceae. Famili Rutaceae memiliki sekitar 1 300 spesies yang dikelompokkan

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) Kopi tergolong pohon dan termasuk dalam famili Rubiaceae. Tumbuhan ini tumbuhnya tegak, bercabang dan bila dibiarkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK Arta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tinggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah

TINJAUAN PUSTAKA. tinggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman akar wangi termasuk keluarga Gramineae, berumpun lebat, akar tinggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah tua. Rumpun tanaman akar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA. India. Penyebaran lada di Indonesia pertama kali dilakukan oleh para koloni. usaha petani rakyat (Widyastuti, 2005).

BAB II TINJUAN PUSTAKA. India. Penyebaran lada di Indonesia pertama kali dilakukan oleh para koloni. usaha petani rakyat (Widyastuti, 2005). BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Lada (Piper nigrum L.) Tanaman lada (Piper nigrum L.) berasal dari daerah barat Ghat, India. Penyebaran lada di Indonesia pertama kali dilakukan oleh para koloni Hindu

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

PENGARUH BERBAGAI DOSIS PUPUK NITROGEN DAN FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays L.) Oleh : NICO DWI LESMANA NPM :

PENGARUH BERBAGAI DOSIS PUPUK NITROGEN DAN FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays L.) Oleh : NICO DWI LESMANA NPM : PENGARUH BERBAGAI DOSIS PUPUK NITROGEN DAN FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays L.) Oleh : NICO DWI LESMANA NPM : 12110055 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong yang berpotensi untuk dibudidayakan secara intensif. Prospek agribisnis

Lebih terperinci

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH (Camellia sinensis L.) Disusun Oleh: Danni Ramadhan H0712052 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung pada bulan Juni November 2014. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di Green House Laboratorium Lapangan Terpadu dan Laboratorium Teknik Sumber Daya Air

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada 5 o 22 10 LS dan 105 o 14 38 BT dengan ketinggian

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia,

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia, karena ubi kayu memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan dunia. Di Indonesia,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman selada adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus :Plantae :Spermatophyta

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Darmaga, Bogor, pada bulan Januari sampai April 2008. Lokasi percobaan terletak pada ketinggian 220 m di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Kampus Gedung Meneng, Bandar Lampung dan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di desa Cengkeh Turi dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember sampai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan yang berlokasi di Jalan Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang tanah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja, atau Soja max. Namun demikian, pada tahun 1984 telah disepakati bahwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Definisi dan Manfaat Vertikultur Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa lnggris (vertical dan culture). Menurut Nitisapto (1993) vertikultur

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan. 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara agaris yang memiliki iklim tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan perkebunan. Hampir

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman panili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu tanaman

I. PENDAHULUAN. Tanaman panili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu tanaman I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman panili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu tanaman rempah yang bernilai ekonomi cukup tinggi. Buah tanaman vanili digunakan untuk bahan pengharum

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dewasa ini, karena sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dewasa ini, karena sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Tanaman Caisin (Brassica chinensis L.) Caisin merupakan jenis sawi yang paling banyak dijajakan di pasar-pasar dewasa ini, karena sangat mudah dikembangkan dan banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Tanaman Sorgum Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. Tanaman ini sudah lama dikenal manusia sebagai penghasil pangan, dibudidayakan

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

PENGARUH PERLAKUAN BERBAGAI JENIS ZAT PENGATUR TUMBUH DAN JUMLAH RUAS TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA (Piper nigrum L.) Oleh YULIANDAWATI

PENGARUH PERLAKUAN BERBAGAI JENIS ZAT PENGATUR TUMBUH DAN JUMLAH RUAS TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA (Piper nigrum L.) Oleh YULIANDAWATI PENGARUH PERLAKUAN BERBAGAI JENIS ZAT PENGATUR TUMBUH DAN JUMLAH RUAS TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA (Piper nigrum L.) Oleh YULIANDAWATI 12110086 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai keanekaragaman tanaman hortikultura meliputi tanaman buah, tanaman sayuran dan tanaman hias. Menurut Wijaya (2006), Indonesia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di GreenHouse dan di Laboratoriums Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di GreenHouse dan di Laboratoriums Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di GreenHouse dan di Laboratoriums Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pengamatan pertumbuhan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca Gedung Hortikultura, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless culture). Media tanam

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, yaitu penyemaian benih dan penanaman bawang merah

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan selama bulan November 2016-Februari

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai arti penting bagi masyarakat. Meskipun disadari bawang merah bukan merupakan kebutuhan pokok, akan

Lebih terperinci