ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK KASUS DIARE DI RUANGAN EDELWEIS RSUD
|
|
- Hadi Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK KASUS DIARE DI RUANGAN EDELWEIS RSUD dr M.Yunus KOTA BENGKULU TAHUN 2013 Robby Junaidi Yusuf Jurusan Keperawatan Bengkulu Politeknik Kesehatan Provinsi Bengkulu Jl. Padang Harapan, Bengkulu obby06junaidi@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang: Salah satu penyakit terbanyak yang ada di masyarakat yang disebabkan oleh faktor infeksi, malabsorbsi, stress dan buruknya sanitasi di lingkungan masyarakat adalah diare, yaitu buang air besar dengan tinja encer dengan frekunesi lebih banyak dari biasanya. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Tujuan: Untuk memperoleh informasi dan gambaran pelaksanaan Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Pemenuhan Nutrisi Pada Anak Kasus Diare. Hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24 jam didapatkan hasil tidak muncul tanda-tanda dehidrasi seperti: turgor kulit elastis dan mukosa mulut lembab, BB tidak mengalami penurunan dan nutrisi dapat terpenuhi, suhu tubuh pasien berada diantara C. Kesimpulan: Kerjasama antara tim kesehatan dan pasien / keluarga sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien, komunikasi terapeutik dapat mendorong pasien lebih kooperatif, motivasi pada pasien dapat menjadikan pasien lebih percaya kepada tim kesehatan sehingga asuhan keperawatan dapat maksimal. Kata kunci : Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi, Diare PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPJP) disebutkan bahwa pembangunan sumber daya manusia diarahkan untuk terwujudnya manusia Indonesia yang sehat, cerdas, produktif dan masyarakat yang semakin sejahtera (Bappenas, 2005). Melalui Program Indonesia Sehat 2010, gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai adalah masyarakat yang antara lain hidup dalam lingkungan yang sehat dan mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat (Depkes, 2005). Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan di suatu negara. Masa perkembangan tercepat dalam kehidupan Anak terjadi masa balita. Masa balita merupakan masa yang paling rentan terhadap serangan penyakit. Terjadinya gangguan kesehatan pada masa tersebut, dapat berakibat Negatif bagi pertumbuhan anak itu seumur hidupnya, bahkan menyebabkan kematian, salah satu penyakit yang menyebabkan kematian balita adalah penyakit diare. Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI atau RSCM atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari
2 biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali sedangkan untuk bayi berumur lebih 1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali (FKUI, 2007). Menurut data organisasi kesehatan dunia atau World Health Organizatition (WHO) diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama masyarakat yang sulit untuk ditanggulangi di berbagai Negara. WHO pada tahun 2009, diare adalah penyebab kematian kedua pada anak dibawah 5 tahun. Secara global setiap tahunnya ada sekitar 2 miliar kasus diare dengan angka kematian 1.5 juta pertahun (0,75%). Pada negara berkembang, anakanak usia dibawah 3 tahun rata-rata mengalami 3 episode diare pertahun. Pada tahun 2011 memperkirakan 4 miliyar kasus diare di dunia, 2,2 juta (0,055%) diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak dibawah enam bulan hal ini sebanding dengan 1 anak meninggal setiap 15 detik (WHO, 2011). Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk di indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada anak, terutama usia di bawah 5 tahun. Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare dan sebagian besar kejadian tersebut terjadi di negara berkembang. Sebagai gambaran 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare sedangkan di Indonesia, hasil Rikesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia 27%, untuk golongan 1-4 tahun penyebab kematian karena diare 25,2% dibanding pneumonia 15,5% (Subagyo, 2011). Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama bayi dan anak di indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar diantara perseribu penduduk setahunnya. Dengan upaya yang sekarang telah dilaksanakan, angka kematian di rumah sakit dapat ditekan menjadi kurang dari 3% (FKUI, 2007) Menurut profil Dinas Kesehatan Provinsi bengkulu, pada tahun 2009 di Provinsi Bengkulu ditemukan sebanyak penderita diare dan penderita balita sebanyak dan yang ditangani pada penderita balita sebanyak (99,60%). Kasus terbanyak terjadi di Kota Bengkulu yaitu sebanyak kasus dan yang terkecil ada di Kabupaten Bengkulu Selatan dimana dilaporkan selama tahun 2007 terjadi sebanyak 443 kasus diare. Angka Kesakitan diare di Propinsi Bengkulu Tahun 2009 sebesar 34,23 per penduduk. Pada tahun 2010 di Provinsi Bengkulu di temukan sebanyak perkiraan kasus diare, sebanyak ditangani ( 37,2%). Kasus terbanyak di Kota Bengkulu yaitu sebanyak kasus dan yang terkecil ada di kabupaten Lebong sebanyak kasus. Pada tahun 2011 jumlah balita yang menderita diare dan memeriksakan ke sarana kesehatan mencapai dari perkiraan kasus sebanyak balita diare. Berdasarkan survey awal yang dilakukan di RSUD dr. M. Yunus Bengkulu pada tahun 2010 didapatkan data jumlah pasien yang menderita diare pada tahun 2010 adalah 717 orang. Pada tahun 2011 yang menderita diare adalah 802 orang. Pada tahun 2012, pada triwulan I terdapat 130 orang, pada triwulan ke II terdapat 220 orang, pada triwulan ke III terdapat 306 orang. Sedangkan berdasarkan survey awal di ruangan Edelwis RSUD dr. M. Yunus Bengkulu pada tahun 2013 tercatat dari bulan januari sampai bulan februari terdapat 8 orang anak penderita diare (Rekam Medis, 2013). Banyaknya masalah keperawatan terhadap penderita diare d Provinsi Bengkulu terutama dr. RSUD dr. M. Yunus Bengkulu peran perawat sangat di butuhkan untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satunya Peran prawat tersebut adalah untuk memberikan asuhan keperawatan terhadap penderita diare terutama pada pasien dengan masalah
3 gangguan pemenuhan nutrisi pada kasus anak diare. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan proses keperawatan harus di lakukan yaitu melaksanakan pengkajian, pengkajian yang pertama yaitu mengkaji identitas pasien dan keluhan utama pasien, kemudian menganalisa riwayat kesehatan, dan melakukan pemeriksaan fisik. Setelah pemeriksaan fisik di lakukan maka perawat dapat menyimpulkan diagnosa keperwatan yang muncul saat pengkajian tersebut. Dengan di temukan diagnosa keperawatan maka perawat dapat melaksanakan perencanaan apa yang dapat di lakukan selanjutnya dan terakhir perawat melakukan implementasi dan mengevaluasi hasil dari tindakan keperawatan yang di laksanakan tersebut. Berdasarkan data tersebut maka penulis tertarik untuk mengangkat judul karya tulis ilmiah Asuhan keperawatan pada An.x dengan masalah Gangguan Pemenuhan Nutrisi Pada Kasus Anak Diare diruangan anak Edelwis RSUD dr.m.yunus bengkulu tahun METODOLOGI A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan study kasus. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya. Menurut Nazir (1988): 63) dalam buku Contoh Metode Penelitian, metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriftif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubugan antarfenomena yang diselidiki. Menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang diunakan untuk menggambarakan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Menurut Whitney (1960: 160) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Dapat dikatakan bahwa penelitian yang berusaha mendiskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual. Dalam penelitian ini yang menjadi faktor resiko adalah kebutuhan nutrisi pada anak yang menjadi efek adalah kejadian diare. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24 jam didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Pengkajian Pengkajian merupakan dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang klien agar dapat mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang meliputi aspek Bio- Psiko- Sosial- Spritual. Pada saat pengumpulan data peneliti tidak mengalami hambatan dalam mengambil data dari keluarga klien. Hal ini dikarenakan keluarga klien sangat kooperatif pada perawat. Selain itu, datadata dari perawat ruangan yang telah membantu dan memfasilitasi pengumpulan data serta dokumentasi dengan buku status klien diruangan. Data-data yang didapatkan oleh peneliti dalam pengumpulan data meliputi keluhan utama klien dan saat pengkajian dilahan, data yang didapatkan peneliti dari klien adalah gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan. Dalam teori klien yang menderita Diare akan mengeluh demam, penurunan Berat Badan, lemah, nafsu makan menurun atau anorexsia. Gastroentritis dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri secara langsung atau oleh efek dari nurotoxin yang diproduksi air dan garam ke dalam lumen
4 usus dan juga peningkatan mobilitas, yang menyebabkan sejumlah besar makanan yang tidak di cerna dan cairan dikeluarkan. Dengan gastroenteritis yang hebat, sejumlah besar cairan dan elektrolit dapat hilang, menimbulkan dehidrasi, Hyponatermi dan hipokalemia, selain itu juga gastroenteritis yang akut maupun kronik dapat menyebabkan gangguan gizi akibat masukan kurang dan pengeluaran bertambah sehingga terjadinya peningkatan peristaltik yang dapat menyebabkan anoreksia pada klien, sehingga klien mengalami penurunan Berat badan dan kelemahan (Haryono, 2012). Dalam pengumpulan data terdapat kesenjangan antara teori dan realita dilahan penelitian seperti dalam teori saat dikaji biasanya ditemukan anorexia pada klien, namun pada saat pengkajian tidak ditemukan data tersebut. Itu dikarenakan, pola pemberian makan klien dilakukan secara teratur sehingga peningkatan peristaltik lambung berkurang, hanya saja waktu pengkajian di temukan bahwa klien mengalami kesulitan dalam menelan makanan karena klien mengalami sesak, pasien akan tampak pucat dengan pernafasan yang cepat dikarenakan mengalami asidosis metabolik, asidosis metabolik terjadi karena kehilangan NaHCO3 melalui tinja yang encer, kelaparan, produk- produk metabolik yang bersifat asam tidak dapat dikeluarkan, berpindahnya ion Natrium dari cairan ekstrasel ke cairan intrasel, dan penimbunan asam laktat atau anoksia jaringan (Hassan dan Alatas, 2007). Hingga ini berarti ada kesenjangan antara teori dengan relita dilahan yang didapatkan oleh peneliti. Adapun kesenjangan secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 1. Sikap klien dan keluraga yang mau menerima dan kooperatif dengan pengkajian dan pelaksanaan asuhan keperawatan. 2. Psikologi dan manajemen koping yang dimiliki setiap individu yang berbeda-beda. 2. Diagnosa Keperawatan Masalah-masalah keperawatan yang ada pada kasus sudah sesuai dengan yang ada pada teori. Setelah data terkumpul peneliti kemudian mengelompokkan data dan menganalisa data, setelah itu peneliti merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan hasil pengkajian dan studi kasus di lahan penelitian. Pada teori penulis tidak mencantumkan semua diagnosa yang mungkin muncul, penulis hanya mencantumkan diagnosa umum yang muncul pada klien dengan kasus diare. Berdasarkan perbandingan teori dengan kasus yang ada, ada beberapa masalah keperawatan yang ada di teori tetapi tidak diangkat dalam kasus. Seperti masalah kekurangan voleme cairan dalam tubuh, resiko infeksi kepada orang lain, dan gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri abdomen. dan ada juga masalah keperawatan yang tidak ada dalam teori tetapi diangkat di dalam kasus, seperti masalah bersihan jalan nafas tidak efektif. Secara teori (menurut Nursalam, Rekawati, 2008 dan Suriyadi, 2010), diagnosa yang mungkin muncul pada klien Diare adalah: 1. Kurangnya volume cairan air besar dan encer. 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya intake (pemasukan) dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan 3. Resiko gangguan integritas kulit air besar. 4. Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan terinfeksi kuman diare atau kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penyebaran penyakit. 5. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri abdomen.
5 6. Cemas dan takut pada anak / orang tua berhubungan dengan hospitalisasi dan kondisi sakit. Diagnosa yang muncul setelah dilakukan pengkajian adalah : 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya intake (pemasukan) dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan. 2. Resiko kekurangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan seringnya Buang Air Besar dan encer. 3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum. 4. Resiko gangguan integritas kulit air besar. 5. Cemas dan takut pada anak / orang tua berhubungan dengan hospitalisasi dan kondisi sakit. Sedangkan diagnosa yang tidak ditemukan saat setelah pengkajian dan ada dalam teori (menurut Nursalam, Rekawati, 2008 dan Suriyadi, 2010) yaitu: 1. Kurangnya volume cairan air besar dan encer. 2. Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan terinfeksi kuman diare atau kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penyebaran penyakit. 3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri abdomen. Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien hanya 5 diagnosa, yaitu 4 diagnosa ada dalam teori dan satu diagnosa yang tidak ada dalam teori. sedangkan pada teori ada 6 diagnosa. Dari 5 diagnosa yang muncul tersebut ada 2 diagnosa yang menjadi kesenjangan antara teori dan actual. Kesenjangan tersebut yaitu yang pertama pada diagnosa Resiko kekurangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan sering buang air besar dan encer sedangkan di teori diagnosa yang ada adalah kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan encer. Alasan penulis mengambil masalah kekurangan cairan lebih mengarah ke resiko kekurangan cairan di karenakan pada saat di lakukan pengkajian dan pemeriksaan fisik tidak di temukan tanda tanda dehidrasi pada klien tersebut. Kemudian kesenjangan diagnosa yang kedua tersebut adalah Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum, penulis tertarik untuk menambahkan masalah tersebut karenakan pada saat di lakukan pengkajian klien dalam keadaan sesak di karenakan penumpukan sputum sehingga klien mengalami kesulitan dalam pernafasan. Kemudian terdapat 3 Diagnosa dalam teori yang tidak muncul dalam kasus yaitu yang pertama kurangnya volume cairan dalam tubuh, alasan penulis tidak mengangkat masalah tersebut dikarenakan dalam pengkajian tidak di temukan tanda tanda dehidrasi pada klien tersebut. Selanjutnya masalah resiko infeksi kepada orang lain, alasan penulis tidak mengangkat masalah tersebut Itu dikarenakan, ibu klien berusaha merawat klien dengan baik dan terus menjaga kebersihan klien sehingga tidak memungkinkan terjadinya infeksi terhadap orang lain. Masalah terakhir adalah gangguan rasa nyaman nyeri pada abdomen klien, pada saat pengkajian tidak di temukan tanda tanda gangguan rasa nyaman yang di sebabkan nyeri pada abdomen klien. 3. Intervensi Rencana keperawatan yang ada pada bab III sudah sesuai dengan teori yang ada di bab II. Rencana tindakan keperawatan yang diterapkan pada kasus, umunya tindakan mandiri keperawatan berupa pemantauan dan kolaborasi dengan tim medis lain seperti dokter, ahli gizi. Peneliti atau pelaksana asuhan keperawatan membuat perencanaan asuhan keperawatan yang berorientasi pada masalah yang muncul pada saat pengkajian dan memulai analisa data didasarkan pada teori yang didapat oleh peneliti. Perencanaan pada klien Diare, difokuskan pada tindakan
6 keperawatan untuk mengatasi masalah gangguan pemenuhan nutrisi, resiko kekurangan voleme cairan, bersihan jalan nafas kurang efektif, resiko kerusakan integritas kulit dan cemas dan takut orang tua dengan kondisi anak. Hal-hal yang mendukung dalam kelancaran proses perencanaan yaitu keluarga klien koopertif, dukungan dari perawat ruangan, tersedia sarana dan prasarana yang memadai, tersedianya referensi, dan saran pembimbing yang sangat membantu dalam penyusunan perencanaan. Sedangkan untuk hambatanhambatan yang dialami oleh peneliti atau pelaksana asuhan keperawatan selama membuat perencanaan tidak ada. Untuk mengamati penerapan proses keperawatan dan melihat dampak dari proses keperawatan yang direncakan, penulis berencana untuk melakukan penelitian ini selama 5 hari karena apabila penulis melakukan pengamatan kurang dari 5 hari penulis sulit untuk melihat progres perkembangan klien dan dampak asuhan keperawatan yang diberikan. Penulis berharap dengan waktu yang cukup singkat ini, penulis dapat melihat perkembangan dan dampak penerapan asuhan keperawatan walaupun tidak semaksimal hasil yang diharapkan. 4. Implementasi Dalam melaksanakan implementasi keperawatan, pelaksana asuhan keperawatan berusaha melakukan sesuai dengan rencana keperawatan, baik secara mandiri maupun kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Dalam proses pelaksana tindakan keperawatan, pemberi asuhan keperawatan dapat melaksanakan semua rencana tindakan keperawatan pada klien. Pelaksana asuhan keperawatan melakanakan tindakan keperawatan selama 5 x 24 jam, implementasi pertama dilaksanakan dimulai pada tanggal 08 Juli 2013, pada implementasi ke tiga pelaksana menghentikan tindakan keperawatan tersebut di karenakan semua masalah keperawatan klien telah teratasi dan klien di perbolehkan pulang oleh Dokter pada tanggal 10 Juli Pada tanggal 12 Juni 1013 pelaksana tindakan keperawatan melajutkan kembali implementasi keperawatan di karenakan klien di rawat kembali di ruangan dengan diagnosa yang sama, sehinga implementasi di lakukan pelaksana menjadi 5 implementasi sampai pada tanggal 13 Juli Selama melaksanakan perencanaan yang telah direncanakan, peneliti menemukan hambatan dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, peneliti tidak dapat mendokumentasikan rencana tindakan yang telah dilakukan dengan lengkap pada klien selama 24 jam sehingga peneliti tidak dapat mengetahui secara penuh perkembangan klien. Namun hal tersebut dapat ditangani dengan mendelegasikan kepada perawat ruangan dan kelurga klien. Selain itu buku status klien dan buku jadwal injeksi membantu dalam pengontrolan peneliti dalam melaksanakan asuahan keperawatan. Banyak rencana-rencana yang dapat dilakukan pada klien baik berupa tindakan mandiri atau pun kolaborasi. Tindakan keperawatan secara mandiri yang dapat diterapkan pada kasus ini yaitu seperti pemantauan keadaaan umum klien, Pemeriksaan tanda-tanda vital berupa nadi, suhu dan pernafasan. Pemantauan warna kulit dan turgor kulit klien, memberikan situasi dan kondisi yang senyaman mungkin pada klien, memberikan jeda waktu dalam pemberian tindakan keperawatan, mengauskultasi bising usus klien, menjaga keamanan klien ketika memberikan makan, mengkaji kemampuan klien dalam beraktivitas, menganjurkan keluarga untuk memberikan makan klien sedikit demi sedikit tapi sering. Tindakan keperawatan secara kolaboratif yang dilakukan pada penerapan kasus ini yaitu : mengkolaborasikan dalam pemberian cairan intravena, mengkolaborasikan dalam pemberian obat. Mengkolaborasikan dengan ahli gizi dalam pemberian nutrisi klien. Kolaborasi dengan fisioterapi untuk meminimalisirkan masalah fisoterapi dada pada klien.
7 5. Evaluasi Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang berguna untuk menilai asuhan keperawatan yang telah diberikan. Evaluasi yang di lakukan terdiri dari dua jenis evaluasi, yaitu evalusai formatif (dalam bentuk respon hasil) dan evaluasi sumatif (dalam bentuk SOAP). Tahap ini dilakukan mulai tanggal 08 juli 2013 sampai dengan tanggal 10 juli 2013, pada evaluasi ini dapat diketahui semua tujuan telah tercapai sehingga klien di izinkan Dokter untuk pulang ke rumah. Pada tanggal 12 Juli 2013 klien kembali di rawat di rumah dikarenakan kekambuhan klien, sehingga pelaksana melanjutkan kembali rencana tindakan keperawatan sampai dengan tanggal 13 Juli 2013 pada evaluasi ini terdapat 2 masalah yang belum tercapai diantaranya adalah masalah gangguan pemenuhan nutrisi dan resiko kekurangan voleme cairan dalam tubuh. Dari 5 masalah yang ditemukan pada klien An. N dengan Diare yaitu: 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya intake (pemasukan) dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan. 2. Resiko kekurangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan seringnya Buang Air Besar dan encer. 3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum. 4. Resiko gangguan integritas kulit air besar. 5. Cemas dan takut pada anak / orang tua berhubungan dengan hospitalisasi dan kondisi sakit. Setelah penulis melakukan tindakan pada tanggal 08 Juli 2013 sampai dengan tanggal 10 Juli 2013 hasil dari evaluasinya adalah seluruh diagnosa 1, 2, 3, 4, 5 tujuannya dapat tercapai seluruhnya dan klien di perbolehkan Dokter untuk pulang. Faktor faktor yang mendukung tercapainya tujuan yang telah di tetapkan pada setiap diagnosa tersebut yaitu, keluarga klien koopertif, dukungan dari perawat ruangan, tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, tersedianya referensi, dan saran pembimbing yang sangat membantu dalam penyusunan perencanaan sampai tahap implementasi dan evaluasi. Adapun diagnosa yang belum tercapai tujuannya adalah diagnosa ke 1, 2, 5 diagnosa kembali muncul dikarenakan pada tanggal 12 Juli 2013 klien kembali di rawat di ruangan sehingga penulis kembali melakukan tindakan keperawatan hingga sampai tanggal 13 Juli Penulis tidak memiliki kendala dalam melakukan tindakan keperawatan tersebut, hanya saja waktu yang terdapat dalam tujuan khusus penulis untuk melakukan tindakan keperawatan dalam waktu 5 hari, sehingga mengharuskan penulis menghentikan melakukan tindakan keperawatan. Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah peran perawat ruangan untuk melanjutkan tindakan keperawatan kepada klien, dan kolaborasi tim medis lainya. SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Setelah penulis memberikan Asuahan Keperawatan selama 5x24 jam Pada An. N Dengan Masalah Gangguan Pemenuhan Nutrisi Pada Kasus Diare di Ruangan Edelweis RSUD dr. M. Yunus Bengkulu yang dilakukan pada tanggal 08 juli 2013 sampai dengan 13 juli 2013, maka dari itu dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tahap pengkajian Dari hasil pengkajian pada klien di temukan data senjang yaitu dalam teori klien yang menderita Diare akan mengeluh demam, penurunan Berat Badan, lemah, gelisah, nafsu makan menurun atau anorexsia. setelah di lakuakan pengkajian terdapat data senjang yaitu klien tidak mengalami anorexia, itu dikarenakan kondisi klien sudah membaik. 2. Tahap diagnosa keperawatan Dari data senjang yang diperoleh berdasarkan hasil pengkajian, maka
8 peneliti merumuskan diagnosa keperawatan sebagai berikut: 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya intake (pemasukan) dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan. 2. Resiko kekurangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan seringnya Buang Air Besar dan encer. 3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum. 4. Resiko gangguan integritas kulit air besar. 5. Cemas dan takut pada anak / orang tua berhubungan dengan hospitalisasi dan kondisi sakit. 3. Tahap perencanaan keperawatan Perencanaan yang dibuat sesuai dengan tuntunan dan dasar pemikiran dari setiap intervensi berdasarkan studi kasus atau referensi yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Perencanaan yang dibuat peneliti untuk menyelesaikan masalah pada diagnosa keperawatan gangguan pemenuhan nutrisi yakni menganjurkan Ibu dan kluarga memberikan makanan kepada anak secara teratur dan rutin dan kolaborasi dalam pemberian antibiotik. 4. Tahap implementasi keperawatan Dalam melakukan tindakan keperawatan, penulis berusaha melakukan sesuai dengan rencana keperawatan, baik secara mandiri maupun secara kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti dapat melaksanakan semua rencana tindakan keperawatan pada klien. Tindakan yang dilakukan dalam menangani masalah klien disesuaikan denga intervensi yang telah direncanakan. Selain itu, dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan setiap shift pagi sampai siang. 5. Tahap evaluasi Evaluasi keperawatan dilakukan pada setiap shift jaga pada tanggal 8 Juni sampai dengan 10 Juni 2013 semua masalah tersebut telah teratasi, di karenakan kondisi klien membaik dan di perbolehkan pulang oleh Dokter. Sedangkan pada tanggal 12 Juni 2013 klien kembali di rawat di ruangan dengan diagnosa keperawatan yang sama, sehingga mengharuskan penulis untuk kembali melakukan tindakan sampai tanggal 13 Juli Hasil dari evaluasi keperawatan hanya 2 masalah teratasi. dan 3 masalah yang belum teratasi. B. Rekomendasi 1. Bagi akademik Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah materi tentang masalah asuhan keperawatan klien dengan masalah gangguan pemenuhan nutrisi pada kasus anak diare sehingga dapat meningktakan pengetahuan mahasiswa untuk mempersiapkan ketika berada pada paraktek lapangan. 2. Bagi masyarakat Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai asuhan keperawatan dengan masalah gangguan pemenuhan nutrisi pada kasus anak diare. Khususnya pada masyarakat yang belum mengetahui tentang masalah ini sehingga tidak terjadi misskomunikasi dengan tenaga kesehatan lainya. 3. Bagi rumah sakit Dari hasil penelitian ini, diharapkan kepada perawat ataupun tenaga medis lainnya agar sering memantau perkembangan klien dengan masalah gangguan pemenuhan nutrisi pada kasus diare dengan memberikan penjelasan kepada keluarga klien agar tidak terjadi kesalapahaman dalam penerapan asuhan keperawatan. 4. Bagi peneliti lain Dari hasil penelitian ini, diharapkan peneliti lain mampu meneruskan penelitian ini dengan menggunakan jenis penelitian yang berbeda dan mencari diagnose lain yang menimbulkan gangguan pemenuhan nutrisi.
9 5. Bagi keluarga Dari hasil penelitian ini, agar keluarga dapat memahami dan mengerti penerapan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan masalah gangguan pemenuhan nutrisi pada kasus anak diare. DAFTAR PUSTAKA Arif Muttaqin, kumala sari Gangguan Gastrointestinal. Jakarta. Salemba Medika A. Aziz Alimul hidayat Pengantar Ilmu Kesehatan Anak, Untuk pendidikan kebidanan. Jakarta; Salemba medika. Staf pengajar ilmu kesehatan anak Ilmu kesehatan anak. Jakarta. Infomedika. Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Profil Kesehatan Bengkulu. Bengkulu. Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Profil Kesehatan Bengkulu. Bengkulu. Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Profil Kesehatan Bengkulu. Bengkulu. IDAI Buku ajar; Gastroenterologihepatlogi. Jakarta. UKK- Gastroenterologi-hepatlogi IDAI. New Merah Putih Undang-Undang Perlindungan Anak, Nomor 23 tahun Yogyakarta; Galangpress. Nursalam, Rekawati Susilaningrum, Sri Utami Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat dan bidan). Jakarta; Salemba Medika. RSUD dr. M. Yunus Rekam Medis, Penderita Diare. Bengkulu. Rudi Haryono Keperawatan Medical Bedah, Sistem Pencernaan. Yogyakarta; Gosyen Pubhlishing. Rudianto Sofwan Cara cepat atasi: Diare Pada Anak. Yogyakarta; Bhuana Ilmu Populer. Suriadi, rita yuliani Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta; CV. Agung Seto Vivian nani lia dewi Asuhan Neonatus Bayi dan anak Balita. Jakarta. Salemba medika Yogyakarta.Vivian Nanny lia Dewi Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Jakarta; Salmba medika.
BAB I PENDAHULUAN. cair, dengan atau tanpa darah dan atau lendir, biasanya terjadi secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari 3 kali sehari disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair, dengan atau tanpa
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: DIARE DI RUANG MINA RS PKU HUHAMMADIYAH SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: DIARE DI RUANG MINA RS PKU HUHAMMADIYAH SURAKARTA Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infeksi virus selain oleh bakteri, parasit, toksin dan obat- obatan. Penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan penyebab kematian ke-5 di dunia dengan jumlah 5-10 juta anak per tahun, penyebab utama diare pada anak usia dini adalah infeksi virus selain oleh bakteri,
Lebih terperinciGrafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare sampai saat ini masih merupakan penyebab kematian utama di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock, 2003). Gastroentritis adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gastroentritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus yang terjadi akibat salah makan, biasanya di sebabkan oleh penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan angka kematian yang masih tinggi terutama pada anak umur 1 sampai 4 tahun, yang memerlukan penatalaksanaan yang
Lebih terperinciLAPORAN KASUS / RESUME DIARE
LAPORAN KASUS / RESUME DIARE A. Identitas pasien Nama lengkap : Ny. G Jenis kelamin : Perempuan Usia : 65 Tahun T.T.L : 01 Januari 1946 Status : Menikah Agama : Islam Suku bangsa : Indonesia Pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi yang masih perlu diwaspadai menyerang balita adalah diare atau gastroenteritis. Diare didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan sakit (Notoatmodjo, 2005). fungsi anggota tubuh (Joyomartono, 2006).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam kehidupan, hal tersebut dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu: lingkungan, genetic, perilaku, pelayanan kesehatan. Apabila
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak terjadi pada masa balita. Masa balita merupakan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan di suatu negara. Masa perkembangan tercepat dalam kehidupan anak terjadi pada masa balita. Masa balita
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN
Lebih terperinciASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK
ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA Nur Hasanah* dan Heti Latifah** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang TBC merupakan penyakit yang sangat membahayakan, karena di dalam paru-paru kita terdapat kuman mycrobacterium tuberculosis, yang apabila di biarkan, kuman tersebut akan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA An. F DENGAN GANGGUAN GASTROENTERITIS DI BANGSAL MELATI II RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. F DENGAN GANGGUAN GASTROENTERITIS DI BANGSAL MELATI II RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan
BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab. Sementara menurut United Nations Childrens Foundation (UNICEF)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini, diare masih merupakan masalah kesehatan di dunia. Menurut data World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005). Pada
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diare merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini berada jauh dari yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk tiap tahunnya. Insiden tertinggi demam thypoid terdapat pada anakanak. kelompok umur 5 tahun (Handini, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik. Demam thypoid dijumpai secara luas di berbagai Negara berkembang terutama terletak di daerah tropis dan subtropis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak seluruh dunia, yang menyebabkan 1 miliyar kejadian sakit dan 3-5 juta kematian setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Demam Typhoid (typhoid fever) merupakan salah satu penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Demam Typhoid (typhoid fever) merupakan salah satu penyakit menular yang erat hubungannya dengan lingkungan, terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan di indonesia terutama pada anak-anak. Diare harus
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Depkes RI & DITJEN PPM & PLP (1999) dalam buku Sodikin (2010), sampai saat ini penyakit diare (gastroenteritis) masih menjadi masalah kesehatan di indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) memperkirakan 4 milyar kasus diare terjadi di dunia dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak di bawah umur 5 tahun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak bagi setiap warga Negara Indonesia, termasuk anak-anak. Setiap orang tua mengharapkan anaknya tumbuh dan berkembang secara sehat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gastroenteritis atau diare sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit gastroenteritis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menyerang seperti typhoid fever. Typhoid fever ( typhus abdominalis, enteric fever ) adalah infeksi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting. Dengan hidup sehat kita dapat melakukan segala hal, sehat tidak hanya sehat jasmani saja namun juga sehat
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR A.
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Gastroenteritis adalah radang dari lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa muntah (muntah berak) (Junaedi, dkk. 1995:585). Diare adalah buang air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan buang air besar
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 4 6 BULAN SKRIPSI. Diajukan Oleh : Afitia Pamedar J
HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 4 6 BULAN SKRIPSI Diajukan Oleh : Afitia Pamedar J 500 040 043 Kepada : FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu kerentanan fisik individu sendiri, keadaan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, utamanya penyakit infeksi (Notoatmodjo S, 2004). Salah satu penyakit infeksi pada balita adalah diare.
Lebih terperinciKekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan
F. KEPERAWATAN Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan Kaji TTV, catat perubahan TD (Postural), takikardia, demam. Kaji turgor kulit, pengisian kapiler dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan cara memelihara kesehatan.upaya kesehatan masyarakat meliputi : peningkatan
Lebih terperinciA. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:
A. lisa Data B. Analisa Data berikut: Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai No. Data Fokus Problem Etiologi DS: a. badan terasa panas b. mengeluh pusing c. demam selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan masa transisi kehidupannya ke kehidupan
Lebih terperinciDIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.
DIARE AKUT I. PENGERTIAN Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terbanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja (Manalu, Marsaulina,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) (2009) diare adalah suatu keadaan buang air besar (BAB) dengan konsistensi lembek hingga cair dengan frekuensi lebih dari tiga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari 3 kali sehari dan berlangsung selama dua hari atau lebih. Orang yang mengalami diare akan kehilangan cairan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID
ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertekat memenuhi komitmen pencapaian target MDGs ( Millenium. anak (Laporan Pencapain Perkembangan Indonesia MDGs, 2007).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan Indonesia masih cukup banyak, Pemerintah Indonesiatelah bertekat memenuhi komitmen pencapaian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang harus dijaga dan dilindungi. Anak merupakan generasi penerus bangsa maka dari itu harus tumbuh menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan neonatal. Kematian neonatus
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Oleh: MEI FATMAWATI NIM:
STUDI KASUS PADA KELUARGA Tn. A YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CAMPUREJO KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi pada tonsil atau yang biasanya dikenal masyarakat amandel merupakan masalah yang sering dijumpai pada anak- anak usia 5 sampai 11 tahun. Data rekam medis RSUD
Lebih terperinci2) Perasat (minimal 10 buah) Sop infus Sop injeksi Sop kateter Dll
TUGAS KELOMPOK Tugas kelompok: Bagilah kelompok menjadi beberapa bagian yaitu : 1. penyakit dalam 2. bedah 3. Anak 4. Maternitas 5. jiwa dan buatlah perangkat manajemen sebagai berikut: tugas harus selesai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bayi dan anak-anak di bawah lima tahun mengalami tumbuh kembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan sebuah anugerah yang diberikan oleh Alloh SWT kepada seluruh umat manusia melalui hubungan awal dari sebuah keluarga dalam tali pernikahan yang sah, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan Hidup anak ditunjukkan dengan Angka Kematian bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita Indonesia adalah tertinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dehidrasi. Di Indonesia sendiri diare masih merupakan urutan ke-6 dari 10 besar pola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare sampai saat ini masih merupakan penyakit yang tersering menyebabkan dehidrasi. Di Indonesia sendiri diare masih merupakan urutan ke-6 dari 10 besar pola penyakit
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 28 Maret 2016 pukul 15.00 WIB,
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Oleh : NOLDI DANIAL NDUN NPM :
STUDI KASUS PADA Tn. A 72 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK) DI RUANG SEDAP MALAM RSUD GAMBIRAN KOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia adalah penyakit diare. Diare adalah peningkatan frekuensi buang air
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penyakit infeksi pencernaan yang merupakan masalah masyarakat di Indonesia adalah penyakit diare. Diare adalah peningkatan frekuensi buang air besar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak umur bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, terutama penyakit infeksi (Notoatmodjo, 2011). Gangguan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atraumatic care atau asuhan yang terapeutik. 500/ penduduk dengan angka kematian antara 0,6 5 %.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sebagai klien tidak lagi dipandang sebagai miniature orang dewasa, melainkan sebagai makhluk unik yang memiliki kebutuhan spesifik dan berbeda dengan orang dewasa
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN INSIDEN DIARE PADA BAYI USIA 1-4 BULAN SKRIPSI
HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN INSIDEN DIARE PADA BAYI USIA 1-4 BULAN SKRIPSI Diajukan Oleh : Devi Pediatri J500040023 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu buang air besar yang tidak normal. berbentuk tinja encer dengan frekuensi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada umumnya keadaan lingkungan fisik dan biologis pemukiman penduduk di Indonesia belum baik, hal ini berakibat masih tingginya angka kesakitan dan kematia. karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kasus-kasus penyakit tidak menular yang banyak disebabkan oleh gaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan yang belum terselesaikan, dan terjadi peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga sebagai bagian terkecil dari masyarakat memiliki peranan penting dalam membantu mewujudkan kesehatan secara umum di masyarakat karena kalau bagian inti dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Efusi pleura Di Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong.
BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Pada Tn S : Efusi pleura Di Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. B. LATAR BELAKANG Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bronchopneumonia merupakan penyakit saluran nafas bagian bawah yang biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai dengan gejala awal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diare masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak terutama balita
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Diare masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak terutama balita di negara berkembang karena angka kesakitan dan kematiannya masih tinggi. Sekitar 80% kematian
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Obstruksi usus atau illeus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi saluran cerna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan bangsa (Dwienda.dkk, 2014). pada balita 900 per penduduk pada tahun 2012 menurut Kajian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mempersiapkan anak yang cerdas, sehat, dan berkualitas merupakan upaya pemeliharaan kesehatan anak yang dilakukan sejak masih dalam kandungan sampai berusia 18 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2014 bahwa kesehatan. harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2014 bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul 22.07 WIB Ny Y datang ke RSUD Sukoharjo dengan membawa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia. ISPA dapat diklasifikasikan menjadi infeksi saluran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Infeksi pada saluran pernafasan jauh lebih sering terjadi dibandingkan dengan infeksi
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN 2014 *Dewiyusrianti Lina ABSTRAK Stress merupakan hal yang dapat terjadi pada pasien
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di Negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan beban kerja pernafasan, yang menimbulkan sesak nafas, sehingga pasien mengalami penurunan
Lebih terperinciAndi Fatmawati (*), Netty Vonny Yanty (**) *Poltekkes Kemenkes Palu **RSUD Undata Palu
PENGARUH PEMBERIAN SUSU BEBAS LAKTOSA TERHADAP KARAKTERISTIK BUANG AIR BESAR PASIEN ANAK 1 24 BULAN DENGAN DIARE AKUT DI RUANG PERAWATAN ANAK RSU ANUTAPURA PALU 2013 Andi Fatmawati (*), Netty Vonny Yanty
Lebih terperinciCATATAN PERKEMBANGAN. (wib) abdomen
CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan NO. DX Hari/Tanggal Pukul (wib) Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) 1 Senin/27 Januari 2014 2 Senin/27 Januari 2014 16.00 1. Mengkaji kemampuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. anak yang berusia di bawah 5 tahun terdapat kematian di. miliar kasus diare yang terjadi setiap tahunnya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini disebabkan karena masih tingginya angka kesakitan dan kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diprioritaskan dalam perencanaan dan pembangunan bangsa (Hidayat, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan suatu bangsa, sebab anak sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post
BAB V PENUTUP Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post ovarektomi dextra atas indikasi kista ovarium yang merupakan hasil pengamatan langsung pada klien yang dirawat di ruang Bougenvile
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN
PENELITIAN PELAKSANAAN CUCI TANGAN OLEH PERAWAT SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN Ratna Dewi*, Endang Purwaningsih** Menurut WHO angka infeksi nosokomial (INOS) tidak boleh lebih dari
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA An. N DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DIARE AKUT DEHIDRASI SEDANG DI RUANG MELATI 2 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. N DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DIARE AKUT DEHIDRASI SEDANG DI RUANG MELATI 2 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.MOEWARDI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis. lingkungan. Dua faktor yang sangat dominan adalah sarana air bersih dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Dua faktor yang sangat dominan adalah sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor
Lebih terperinci5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan
5. Pengkajian a. Riwayat Kesehatan Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam. Anoreksia, sukar menelan, mual dan muntah. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan
Lebih terperinciPola buang air besar pada anak
Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia ratarata akan mengalami diare 23 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya
Lebih terperinciImplementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi
Lampiran 1 Senin/ 17-06- 2013 21.00 5. 22.00 6. 23.00 200 7. 8. 05.00 05.30 5. 06.00 06.30 07.00 3. Mengkaji derajat kesulitan mengunyah /menelan. Mengkaji warna, jumlah dan frekuensi Memantau perubahan
Lebih terperinciCATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan NO. DX Hari/Tanggal Pukul (wib) Tindakan Keperawatan 1 Senin/17 Juni
CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi Evaluasi Keperawatan NO. DX Hari/Tanggal Pukul (wib) Tindakan Keperawatan 1 Senin/17 Juni 16.00 1. Mengkaji 2013 kemampuan menelan 2. Mengidentifik asi aya mual/muntah.
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak balita
Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak balita (WHO, 2013 & 2016). Sebanyak 760 ribu balita meninggal karena diare di tiap tahunnya (WHO, 2013).
Lebih terperinciBAB III ANALISA KASUS
BAB III ANALISA KASUS 3.1 Pengkajian Umum No. Rekam Medis : 10659991 Ruang/Kamar : Flamboyan 3 Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2011 Diagnosa Medis : Febris Typhoid a. Identitas Pasien Nama : Nn. Sarifah Jenis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gastrointestinal ialah suatu kelainan atau penyakit pada jalan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gastrointestinal ialah suatu kelainan atau penyakit pada jalan makanan/pencernaan. Penyakit Gastrointestinal yang termasuk yaitu kelainan penyakit kerongkongan (eshopagus),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang tinggi di sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan plesetan dari bahasa medis: diarrhoea. Penyakit diare
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan plesetan dari bahasa medis: diarrhoea. Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia. Diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya beban ekonomi, makin lebarnya kesenjangan sosial, serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi suatu hal yang mengancam bagi setiap
Lebih terperinciPENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI Muhammad Mudzakkir, M.Kep. Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UN PGRI Kediri muhammadmudzakkir@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut survei WHO, angka mortalitas peritonitis mencapai 5,9 juta per tahun dengan angka kematian 9661 ribu orang meninggal. Negara tertinggi yang menderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak adalah tunas bangsa, potensi dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa. Oleh karena itu anak perlu mendapat kesempatan yang seluasluasnya untuk tumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sebagian individu yang unik dan mempunyai. kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangannya. Kebutuhan tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan sebagian individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangannya. Kebutuhan tersebut dapat meliputi kebutuhan fisiologis seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara atau daerah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan
Lebih terperinci