STUDI KERAGAMAN MORFOLOGI PADA SEPULUH KULTIVAR Ipomoea batatas. Lamk. Mahasiswa Prodi Biosain Pascasarjana UNS
|
|
- Adi Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ELVIVO ISSN: STUDI KERAGAMAN MORFOLOGI PADA SEPULUH KULTIVAR Ipomoea batatas. Lamk. Dwi Wahyuni, Suranto 2, Edi Purwanto 3 Mahasiswa Prodi Biosain Pascasarjana UNS 2 Dosen Pembimbing I Program Studi Biosain Pascasarjana UNS 3 Dosen Pembimbing II Program Studi Biosain Pascasarjana UNS ( dwi.wahyunikdr@yahoo.com ) ABSTRAK. Ipomoea batatas Lamk. hasil pemuliaan di kebun Balikabi Malang terdapat banyak kultivar dan mempunyai variasi sangat besar, baik karakter morfologi seperti umbi, daun dan perbungaan serta kimiawi seperti rasa, dan aroma. Perbanyakannya pada umum dilakukan secara vegetatif yang menyebabkan adanya kesamaan morfologi pada karakter tertentu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keragaman morfologi dan melihat hubungan kekerabatan diantara sepuluh kultivar I. batatas. Pengamatan karakter morfologi dilakukan pada organ ubi, batang, daun dan bunga di kebun Balitkabi Malang, sedangkan kultivar yang diamati terdiri dari kultivar Antin, Antin 2, Antin 3, Beta, Beta 2, Kidal, Papua Solossa, Sari, Sawentar dan Sukuh. Adapun uji kekerabatan dilakukan dengan menggunakan analisis NTSYS Spc 2.0 untuk menghasilkan gambar dendrogram hubungan kekerabatan berdasarkan data morfologi. Hasil analisis NTSYS Spc 2.0. menunjukkan bahwa kultivar Antin 3 dan Papua Solossa memiliki karakter morfologi yang berbeda dibandingkan delapan kultivar lainnya. Hasil dendrogram karakter morfologi pada koefisien 0,7 menunjukkan kultivar Antin 3 dan Papua Solossa terpisah dari delapan kultivar lainnya. Perbedaan yang terdapat pada kultivar Papua Solossa dapat dilihat dari karakter warna batang, tepi daun berlekuk dalam dan kulit ubi berwarna kuning disertai dengan daging ubi yang juga berwarna kuning. Kultivar Antin 3 mempunyai karakter kulit ubi berwarna sangat tua, pola penyebaran warna sekunder dengan membentuk cincin tipis pada daging ubi dan tangkai berwarna dengan sedikit warna hijau. Kata Kunci: Keragaman, morfologi, Ipomoea batatas PENDAHULUAN Ipomoea batatas Lamk. (ubijalar) termasuk dalam famili Convolvulaceae, terdiri dari 58 genus dan 650 spesies (Cheng et al. 995) dan 400 spesies diantaranya termasuk genus Ipomoea (Suratman dkk, 2000). Diantara anggota genus tersebut yang sering dibudidayakan secara komersial adalah Ipomoea batatas Lamk (Ubijalar) (Wahyuni dan Wargiono. 20). Perbanyakan ubijalar umumnya dilakukan secara vegetatif. Perbanyakan dengan cara ini menyebabkan terdapat kesamaan morfologi pada karakter tertentu. Veasey et al. (2007) mengemukakan pentingnya identifikasi morfologi untuk mengetahui keragaman kultivar lokal. Hal ini juga ditegaskan oleh Huaman (999) bahwa identifikasi morfologi I. batatas hasil eksplorasi pada suatu wilayah ekogeografis berguna untuk menghindari duplikasi kultivar
2 ELVIVO sehingga dapat meningkatkan efisiensi upaya koleksi dan konservasi genetik. Penelitian dengan menggunakan karakter morfologi telah banyak digunakan untuk identifikasi maupun mempelajari taksonomi pada beberapa tanaman, antara lain: Medicagi sativa L. (Li et al.2009), Sirih (Purnomo dan Rani, 2004), Anthurium (Martasari dkk. 2009), Tumbuhan paku (Nurcahyani 200), Pala (Das dkk. 202), Sambiloto (Pujiasmanto dkk.2007). Beberapa karakter morfologis yang diamati adalah ubi, batang, daun dan bunga. Adapun kriteria karakter morfologinya meliputi: Ubi (tipe formasi, bentuk, warnakulit, warna daging, pola penyebaran warna sekunder). Batang (tipe batang, warna, diameter ruas, panjang ruas). Daun (bentuk helaian, bentuk tepi, jumlah cuping, bentuk ujung, panjang daun, warna tulang daun, warna helaian daun dewasa, warna helaian daun muda, warna tangkai dan panjang tangkai). Bunga (bentuk mahkota, warna mahkota, bentuk ujung kelopak, warna kepala putik, warna tangkai putik, kedudukan kepala putik). BAHAN DAN METODE A. Alat dan Bahan Alat yang dipergunakan adalah buku petunjuk identifikasi morfologi yang berjudul Morphologic Identification of Duplicates in Collections of Ipomea batatas karangan Huaman (992), alat tulis, penggaris, pisau, kamera. ISSN: Bahan yang digunakan adalah sepuluh kultivar I. batatas yaitu Antin, Antin 2, Antin 3, Beta, Beta 2, Kidal, Papua Solossa, Sari, Sawentar dan Sukuh. Adapun organ yang digunakan adalah ubi, daun, batang, bunga, dan serbuk sari. B. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel berupa ubi, batang, daun, dan bunga dilakukan berdasarkan metode purposive sampling. C. Cara Kerja Pengamatan morfologi dilakukan dengan melihat tampilan fisik, yang meliputi: Ubi, Batang, Daun, Bunga. Pengamatan setiap kultivar dilakukan sebanyak 6 kali ulangan dan data yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabel. D. Analisa Data Data morfologi: data kualitatif yang diperoleh dari hasil pengamatan di diberi skor berdasarkan buku petunjuk identifikasi I. batatas selanjutnya dimasukkan tabel untuk menghasilkan data kuantitatif. Data tersebut kemudian diubah menjadi data binomial / biner dan dilanjutkan dengan analisis NTSYS Spc 2.0. (Rohlf, 998) untuk menghasilkan dendrogram hubungan kekerabatan dan hasilnya dibandingkan secara diskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakter Morfologi Hasil pengamatan karakter morfologi I. batatas dapat dilihat pada tabel. 2
3 ELVIVO ISSN: Tabel : Hasil pengamatan morfologi sepuluh kultivar Ipomoea batatas Lamk. Karakter Morfologi Kultivar A Ubi Tipe formasi tertutup Tipe formasi terbuka Tipe formasi tersebar 2 Bentuk membulat Bentuk elips membulat Bentuk bulat telur Bentuk oblong panjang Bentuk elips memanjang 3 Warna kulit krem 4 5 B Warna kulit kuning Warna kulit merah Warna kulit merah Warna kulit sangat tua putih krem kuning oranye sangat tidak ada cincin tipis pada korteks mengelompok dan melingkar Cincin tipis pada daging ubi Batang Warna hijau 2 3 C Warna semburat Warna Warna tua Diameter ruas sangat tipis (< 3 mm) Diameter ruas tipis (4 6 mm) Diameter ruas Cukup (7 9 mm) Panjang ruas pendek (4 5 cm) Panjang ruas Cukup (6 9 cm) Daun Helaian berbentuk hati Helaian bentuk segitiga Helaian berbentuk cuping 2 Tepi bentuk rata Tepi berlekuk dangkal Tepi berlekuk sedang Tepi berlekuk dalam 3 Jumlah cuping Jumlah cuping 3 Jumlah cuping 5 Bentuk ujung meruncing Bentuk ujung runcing Bentuk ujung elips Panjang daun: pendek (< 8 cm) Panjang daun: Sedang (85 cm) Warna tulang daun hijau Warna Tulang daun utama sebagian berwarna Warna semua tulang daun dewasa hijau Tabel : Hasil pengamatan morfologi sepuluh kultivar Ipomoea batatas Lamk. Karakter Morfologi Kultivar dewasa permukaan atas hijau permukaan bawah dewasa Permukaan atas dan bawah 8 muda kuning kehijauan muda hijau dengan warna melingkar pada tepi daun muda hijau dengan tulang daun pada permukaan atas daun muda permukaan atas dan bawah 9 hijau hijau dengan ujung tangkai dekat daun hijau dengan pangkal dan ujung tangkai sebagian besar tangkai dengan sedikit warna hijau Panjang tangkai 0 pendek (50 cm) Panjang tangkai Sedang (5 cm) D Bunga Mahkota berbentuk bintang Mahkota berbentuk pentagonal Mahkota berbentuk melingkar Mahkota berwarna putih dengan leher Mahkota berwarna muda dengan leher Bentuk ujung kelopak runcing Warna kelopak hijau Warna kelopak Sebagian hijau sebagian Warna kepala putik putih putik putih Kedudukan kepala putik sejajar Kedudukan kepala putik sedikit lebih tinggi Kedudukan kepala putik menonjol Keterangan:.Antin ; 2. Antin 2; 3. Antin 3; 4. Beta ; 5. Beta 2; 6. Kidal; 7. Papua Solossa; 8. Sari; 9. Sawentar ; 0. Sukuh 3
4 ELVIVO ISSN: Keterangan:.Antin ; 2. Antin 2; 3. Antin 3; 4. Beta ; 5. Beta 2; 6. Kidal; 7. Papua Solossa; 8. Sari; 9. Sawentar ; 0. Sukuh Gambar : Morfologi ubi Ipomoea batatas Lamk. Keterangan:.Antin ; 2. Antin 2; 3. Antin 3; 4. Beta ; 5. Beta 2; 6. Kidal; 7. Papua. Solossa; 8. Sari; 9. Sawentar ; 0. Sukuh Dari hasil pengamatan karakter morfologi pada semua organ menunjukkan bahwa sepuluh kultivar I.batatas yang diamati mempunyai karakter morfologi yang beragam. Keberagaman karakter ini dapat dilihat mulai dari organ ubi, batang, daun, dan bunga. Hasil pengamatan morfologi dari kesepuluh kultivar I. batatas Lamk. pada semua karakter yang diamati terdapat tingkat kemiripan yang rendah. Hal ini dibuktikan dengan hasil dendrogram hubungan kekerabatan pada gambar 2 dibawah ini : Gambar 2: Dendrogram hubungan kekerabatan berdasarkan Karakter Morfologi sepuluh kultivar I.batatas.Lamk. Hasil dendrogram yang diperoleh dari analisis kluster menunjukkan bahwa Pada koefisien kemiripan 0,7 terlihat bahwa kultivar Papua Solossa dan Antin 3 terpisah dari kultivar yang lain, hal ini dapat dijelaskan bahwa kedua kultivar tersebut memiliki beberapa karakter morfologi yang unik (berbeda) dengan kultivar lain. Keunikan yang terdapat pada kultivar Papua Solossa dapat dilihat dari karakter warna batang, tepi daun berlekuk dalam dan kulit ubi berwarna kuning disertai dengan daging ubi yang juga berwarna kuning. Keunikan ini hanya dimiliki oleh kultivar Papua Solossa dan membedakannya dengan kultivar lainnya. Keunikan yang terdapat pada kultivar Antin 3 dapat dilihat pada karakter kulit ubi berwarna sangat tua, mempunyai pola penyebaran warna sekunder dengan membentuk cincin tipis pada daging ubi dan tangkai berwarna dengan sedikit warna hijau. Keunikan (perbedaan) yang dimiliki oleh kultivar Papua Solossa dan Antin 3 inilah yang menyebabkan kedua kultivar ini terpisah dari kultivar yang lain. Kedua kultivar memiliki banyak perbedaan (keragaman) karakter morfologi dari kultivar yang lain. Hal ini juga ditegaskan oleh Suratman, dkk. (2000) bahwa semakin jauh hubungan kekerabatan maka semakin tinggi tingkat keragaman 4
5 ELVIVO dan semakin rendah tingkat keseragamannya, demikian pula sebaliknya. Koefisien kemiripan 0,76 kesepuluh kultivar terbagi menjadi tujuh kelompok. Dari tujuh kelompok yang terbentuk hanya dua kelompok yang mempunyai anggota lebih dari satu kultivar yaitu kelompok 2 dan 5. Kelompok 2 terdiri dari kultivar Sari dan Beta 2. Hal ini dapat dilihat dari beberapa karakter morfologi yang sama pada kedua kultivar tersebut. Karakter morfologi yang mempunyai kesamaan meliputi tipe formasi, bentuk, warna kulit ubinya, warna batang, diameter dan panjang ruas, bentuk helaian, jumlah cuping, warna tulang daun, warna helaian daun dewasa, warna helaian daun muda, warna tangkai, panjang tangkai, warna mahkota, dan warna kelopak. Adapun untuk kelompok 5 terdiri dari kultivar Sawentar, Kidal dan Beta. Hal ini dapat dilihat dari beberapa karakter morfologi yang sama pada ketiga kultivar tersebut. Persamaan karakter itu meliputi pola penyebaran warna sekunder, diameter ruas, panjang ruas, bentuk helaian, bentuk tepi, bentuk ujung, jumlah cuping daun, warna tulang daun, warna helaian daun dewasa, warna tangkai, dan warna kelopak. Hasil dendrogram diatas menunjukkan bahwa sepuluh kultivar Ipomoea batatas Lamk. yang diamati mempunyai nilai koefisien diatas 0,60 atau berada pada nilai 0,65. Hal ini secara umum menunjukkan bahwa tingkat kemiripan morfologi pada sepuluh kultivar adalah ISSN: relatif dekat. Hal ini juga ditegaskan oleh Cahyarini dkk (2004) yang menyatakan bahwa jarak kemiripan dikatakan jauh apabila kurang dari 0,6 atau 60%. Jadi dari pengelompokkan tersebut dapat dikatakan bahwa sepuluh kultivar yang diamati memiliki hubungan kekerabatan yang sangat kecil. Sitompul dan Guritno (995), menyatakan bahwa pengaruh faktor lingkungan seperti iklim, suhu, jenis tanah, ketinggian tempat dan kelembaban akan dapat menyebabkan terjadinya variasi morfologi tanaman. Hal ini tidak terjadi apabila kondisi faktor lingkungannya sama. Sepuluh kultivar I. batatas yang diamati, memiliki variasi morfologi yang kecil karena berada pada lokasi atau kebun yang sama dan faktor fisik yang sama pula. KESIMPULAN. Berdasarkan karakter morfologi menunjukkan kultivar Antin 3 dan Papua Solossa mempunyai keunikan (perbedaan) karakter dibandingkan dengan delapan kultivar yang lain 2. Berdasarkan koefisien kemiripan pada dendrogram terlihat bahwa kultivar Antin 3 dan Papua Solossa terpisah dari kultivar lainnya karena kultivar ini memiliki keunikan jika dibandingkan dengan delapan kultivar lainnya. 5
6 ELVIVO DAFTAR PUSTAKA Cahyarini, R.D., Ahmad Y, Edi P Identifikasi Keragaman Genetik Beberapa Varietas Lokal Kedelai di Jawa Berdasarkan Analisis Isozim.Agrosains 6(2): Cheng, F.R., Staples, G., 995. Convolvulaceae. Flora of China 6: Das, S S, Sudarsono, H.M.H. Bintoro D, Yudiwanti W E K Keragaman Spesies pala (myristica spp.)maluku utara Berdasarkan Penanda Morfologi Dan Agronomi.Jurnal Littri 8():. 9. Huaman, Z Morphologic Identification of Duplicates In Collections of Ipomea batatas. CIP Research Guide 36. International Potato Center,Lima Peru. Huaman, Z Systematic botany and morphology of the sweetpotato plant. Sweetpotato Germplasm Management (Ipomoea batatas). International Potato Center (CIP) Li, P., Yunwen W., Xiaolong S., Jianguo H Using microsatellite (SSR) and morphological markers to assess the genetic diversity of 2 falcata (Medicagosativa spp. falcata) populations from Eurasia. African Journal of Biotechnology. 8 (0): Martasari, C., Sugiyatno, A., Yusuf, H.M., Rahayu,D.L., Pendekatan Fenetik Taksonomi dalam Identifikasi Kekerabatan Spesies Anthurium. J.Hort. XIX (2) : Nurchayati, N. 200.Hubungan Kekerabatan Beberapa Spesies Tumbuhan Paku Familia Polypodiaceae Ditinjau Dari Karakter Morfologi Sporofit Dan Gametofit. Jurnal Ilmiah Progressif,.7.(9). Pujiasmanto, B., Moenandir,J., Bahri, S., Kuswanto Kajian Agroekologi dan Morfologi Sambiloto (Andrographis paniculata ness.) Pada Berbagai Habitat. Biodiversitas. VIII(4): ISSN: Purnomo, Rani, S Hubungan Kekerabatan Antar Spesies Piper Berdasarkan Sifat Morfologi dan Minyak Atsiri Daun di Yogyakarta.Biodiversitas. (6): 26. Rohlf, F.J NTSYS pc: Numerical Taxonomy and Multivariate Analysis System Version 2.0 User Guide. New York : Applied Biostatistics Inc. Sitompul, S.M., dan B. Guritno Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Suratman, Dwi P., Ahmad D.S Analisis Keragaman Genus Ipomoea Berdasarkan Karakter Morfologi. Biodiversitas (2): Veasey, E.A., Jurema R.Q.S., Mariana S.R., Aline B., Eduardo A.B., Nivaldo P Phenology and morphological diversity of sweet potato (Ipomoea batatas) landraces of the Vale do Ribeira. Sci.Agric. (Piracicaba, Braz.), 64(4): Wahyuni, S. dan Wargiono Morfologi dan Anatomi Tanaman. Wargiono (ed). Proc. Ubijalar: Inovasi Teknologi dan Prospek Pengembangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.Bogor :
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi morfologi Ipomoea batatas Lamk.
digilib.uns.ac.id 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakterisasi Morfologi Ipomoea batatas Lamk. Karakterisasi morfologi Ipomoea batatas Lamk. dilakukan dengan mengamati organ tanaman seperti ubi, batang,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data
16 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 s/d Januari 2016. Lokasi penelitian berada di Desa Giriharjo, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
10 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di pekarangan warga di Kecamatan Jumantono, Kecamatan Karanganyar dengan dua jenis tanah yang berbeda yaitu tanah Latosol (Desa
Lebih terperinci6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun
LAMPIRAN Lampiran 1. Skoring sifat dan karakter tanaman cabai 1. Tinggi tanaman : Tinggi tanaman diukur mulai dari atas permukaan tanah hingga ujung tanaman yang paling tinggi dan dinyatakan dengan cm.
Lebih terperinciSTUDI KERAGAMAN MORFOLOGI, STRUKTUR SERBUK SARI DAN POLA PITA ISOZIM PEROKSIDASE Ipomoea batatas Lamk. TESIS
STUDI KERAGAMAN MORFOLOGI, STRUKTUR SERBUK SARI DAN POLA PITA ISOZIM PEROKSIDASE Ipomoea batatas Lamk. TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Magister Program Studi Biosain
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
7 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Ketileng, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro pada bulan April Oktober 2015. B. Bahan dan Alat Penelitian Bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melimpah dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan sumber daya alam. tersebut salah satunya adalah keanekaragaman tumbuhan yang tinggi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan sumber daya alam tersebut salah satunya adalah keanekaragaman
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantiatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. dilaksanakan dari bulan Mei 2016 sampai Juni 2016.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Barusjahe dan Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara. Penelitian
Lebih terperinciKeragaman genetik klon Ubi Jalar (Ipomoea batatas [L.] Lam) pada beberapa sentra produksi Di Sumatera Barat
BioETI ISBN 978-602-14989-0-3 Keragaman genetik klon Ubi Jalar (Ipomoea batatas [L.] Lam) pada beberapa sentra produksi Di Sumatera Barat P.K. DEWI HAYATI, N. KRISTINA DAN SUTOYO Peminatan Pemuliaan Tanaman,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar
TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar Menurut Sarwono (2005) ubijalar tergolong tanaman palawija. Tanaman ini membentuk umbi di dalam tanah. Umbi itulah yang menjadi produk utamanya. Ubijalar digolongkan ke
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Ipomoea batatas Lamk 1. Spesies tanaman Ipomoea batatas Lamk Ipomoea batatas Lamk. (ubijalar) termasuk dalam famili Convolvulaceae, terdiri dari 58 genus
Lebih terperinciVARIASI MORFOLOGI PEPAYA (Carica papaya L.) DI KOTA PEKANBARU
VARIASI MORFOLOGI PEPAYA (Carica papaya L.) DI KOTA PEKANBARU Heria Nova 1, Nery Sofiyanti 2 dan Fitmawati 2 1 Mahasiswi Jurusan Biologi FMIPA-UR 2 Dosen Botani Jurusan Biologi FMIPA-UR Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu untuk menganalisis hubungan kekerabatan kultivar Mangifera
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini berlangsung sejak bulan September 2013 sampai dengan Juli 2014 di Desa Sotol Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan. 3.2. Bahan dan Alat Bahan
Lebih terperinciANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN JAMBU AIR (Syzigium aqueum (Burm.f.). Alston) DI KOTA PEKANBARU DAN KABUPATEN KAMPAR BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI
ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN JAMBU AIR (Syzigium aqueum (Burm.f.). Alston) DI KOTA PEKANBARU DAN KABUPATEN KAMPAR BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI Nanda Marlian Iriani, Nery Sofiyanti, Fitmawati Mahasiswa
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai
3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa
Lebih terperinciLampiran 1. Panduan Pengujian Individual Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan Melon (Deptan, 2007)
Lampiran 1. Panduan Pengujian Individual Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan Melon (Deptan, 2007) No. Karakteristik Deskripsi Notasi Data 1 Kecambah : Panjang Sangat pendek 1 hipokotil (*) Pendek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. cara merekontruksi pohon fenetik, tanpa diberikan perlakuan selama. penelitian yang dilakukan berlangsung.
25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian yang digunakan Penelitian dasar dengan metode deskriptif untuk mengetahui hubungan kekerabatan varietas I. batatas berdasarkan morfologi dengan cara merekontruksi
Lebih terperinciSubdivisio : Angiospemae. : Monocotyledoneae. Spesies : Allium ascalonicum L.
B. Pembahasan Pencandraan adalah teknik penggambaran sifat-sifat tanaman dalam tulisan verbal yang dapat dilengkapi dengan gambar, data penyebaran, habitat, asal-usul, dan manfaat dari golongan tanaman
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi secara morfologi beberapa kultivar cabai di Yogyakarta
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi secara morfologi beberapa kultivar cabai di Yogyakarta dilakukan pada bulan Januari-Juni 2016 di lahan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP Yogyakarta).
Lebih terperinciPeriode Juli-September 2016 ISSN ONLINE :
Analsis Keanekaragaman Kayu Manis (Cinnamomum burmannii (Nees & T. Nees) Blume.) Di Kabupaten Agam, Sumatera Barat Berdasarkan Karakter Morfologi SISKA SRI WAHYUNI 1*, FITMAWATI 2, NERY SOFIYANTI 3 Jurusan
Lebih terperinciLampiran 1. Sidik Ragam Parameter Jumlah Sulur (Buah Sulur) pada Umur Tanaman 20, 30, 40, 50 dan 60 HST. Sumber Keragaman db KT
Lampiran 1. Sidik Ragam Parameter Jumlah Sulur (Buah Sulur) pada Umur Tanaman 20, 30, 40, 50 dan 60 HST Sumber Keragaman db KT 20 HST 30 HST 40 HST 50 HST Pembumbunan (P) 2 1.550 tn 0.650 tn 0.117 tn 0.217
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae,
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae, ordo liliales,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis
16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
Lebih terperinciI. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulanjuni sampai Juli 2012 di Desa
I. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulanjuni sampai Juli 2012 di Desa Air Tiris Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar Provinsi Riau. 3.2.Bahan dan Alat Bahan yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani
3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia
Lebih terperinciKeanekaragaman Infraspesifik Petai (Parkia speciosa Hassk.) Di Kabupaten Indragiri hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi Berdasarkan Karakter Morfologi
Keanekaragaman Infraspesifik Petai (Parkia speciosa Hassk.) Di Kabupaten Indragiri hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi Berdasarkan Karakter Morfologi ZULHENDRA 1*, FITMAWATI 2, NERY SOFIYANTI 2 123 Jurusan
Lebih terperinciAnalisis Kekerabatan Varietas Tanaman. Ketela Pohon (Manihot utilissima) Berdasarkan Karakter Morfologi di Wilayah Kabupaten Nganjuk SKRIPSI
Analisis Kekerabatan Varietas Tanaman Ketela Pohon (Manihot utilissima) Berdasarkan Karakter Morfologi di Wilayah Kabupaten Nganjuk SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandalkan hidupnya dan bermata pencaharian dari hutan (Pratiwi, 2010 :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang memegang peranan penting dalam kehidupan. Hutan memberikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. unggulan, baik untuk tujuan ekspor mau pun kebutuhan dalam negeri. Ditinjau
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Durian ( Durio zibethinus, Murr.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki prospek cukup cerah untuk menjadi komoditas unggulan, baik untuk tujuan ekspor
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Secara umum kerabat durian (Durio spp.) merupakan tanaman buah yang memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia. Jangkauan pasarnya sangat luas dan beragam mulai dari pasar
Lebih terperinciMORPHOLOGICAL IDENTIFICATION OF NORTH SUMATRA SALAK (Salacca sumatrana Becc.) AT SOUTH TAPANULI REGION
833. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGIS SALAK SUMATERA UTARA (Salacca sumatrana Becc.) DI BEBERAPA DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN
Lebih terperinciHUBUNGAN KEKERABATAN FENETIK TUJUH ANGGOTA FAMILIA APOCYNACEAE. Rahmawati, Hasanuddin, Cut Nurmaliah, Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi, Volume 1, Issue 1, Agustus 2016, hal 1-9 HUBUNGAN KEKERABATAN FENETIK TUJUH ANGGOTA FAMILIA APOCYNACEAE Rahmawati, Hasanuddin, Cut Nurmaliah, Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciLampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun
Lampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun Lampiran 2. Analisis Data Umum Kuisioner Desa Dalig Raya KUISIONER I. Lokasi a. Kabupaten : Simalungun b. Kecamatan : Raya c. Desa : Dalig Raya d. Dusun : Tumbukan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
8 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah, serta pengamatan dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.
ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. Sifat dan perilaku tanaman kopi dapat dipelajari dari sisi biologinya. Artikel ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang beberapa aspek biologi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif untuk mendata dan mengevaluasi karakteristik morfologi daun, duri, buah, mata dan mahkota pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. sebagai satu dari empat jenis buah yang ditetapkan sebagai komoditas prioritas
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jeruk (Citrus spp.) merupakan buah tropika yang memiliki peran penting sebagai komoditas yang berpotensi besar untuk dikembangkan dalam rangka menunjang ketahanan pangan.
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Gambar 3.1.Lokasi Penelitian
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2014 di Kecamatan Kepenuhan, Kepenuhan Hulu Dan Kecamatan Rambah Hilir di Kabupaten Rokan Hulu.
Lebih terperinciHASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.
6 3 lintas, ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu: 1. Apabila koefisien korelasi antara peubah hampir sama dengan koefisien lintas (nilai pengaruh langsung) maka korelasi tersebut menjelaskan hubungan
Lebih terperinciDeskripsi Tanaman Jagung (Zea mays) Lokal Sumbawa. Wening Kusumawardani 2 Fenny Arisandi
Deskripsi Tanaman Jagung (Zea mays) Lokal Sumbawa 1 Wening Kusumawardani 2 Fenny Arisandi 1 Dosen Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Perikanan Universitas samawa 2 Mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian
Lebih terperinciPedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004
Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004 KENTANG (Disarikan dari PPPVH 2004) Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura I. UJI ADAPTASI 1. Ruang Lingkup
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Penanda Morfologi
36 HSIL DN PEMHSN nalisis Penanda Morfologi Penanda morfologi meliputi karakter bentuk, ukuran, warna untuk daun dan buah. Variasi kedudukan daun terlihat pada posisi tegak, terbuka dan terkulai. Letak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)
4 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Setelah perkecambahan, akar primer awal memulai pertumbuhan tanaman. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantiatif. Menurut Setyosari (2010) penelitian deskriptif
Lebih terperinciLampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun
Lampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun Keterangan : Daerah Penelitian K Lampiran 2. Analisis Data umum Kuisioner Desa Dolok Saribu KUESIONER I. IDENTITAS RESPONDEN a. Nama : Andi Saragih/ 14 April
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di Indonesia. Daerah utama penanaman kedelai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka A. Tinjauan Umum Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas) 1. Sejarah Singkat Ubi jalar (Ipomoea batatas) termasuk tanaman palawija penting yang diduga berasal dari Benua Amerika. Para
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi dan Morfologi Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari genus Vignadan termasuk ke dalam kelompok yang disebut catjangdan
Lebih terperinciHUBUNGAN KEKERABATAN BEBERAPA KULTIVAR CABAI (Capsicum sp.) DI YOGYAKARTA BERDASAR PADA KARAKTERISASI MORFOLOGI
HUBUNGAN KEKERABATAN BEBERAPA (Triana ) 236 HUBUNGAN KEKERABATAN BEBERAPA KULTIVAR CABAI (Capsicum sp.) DI YOGYAKARTA BERDASAR PADA KARAKTERISASI MORFOLOGI The Relation Of Some Culture Chili (Capsicum
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Tulungrejo, Batu dekat Raya Selekta, Wisata petik apel kota Batu, dan Laboratorium Biosistematika Departemen Biologi,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Botani Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L) Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan tanaman umbi-umbian dan tergolong tanaman berumur pendek. Tumbuhnya bersifat menyemak dan
Lebih terperinciDIVERSITAS GENETIK UBI JALAR UNGGULAN HASIL PEMULIAAN TANAMAN UNPAD BERDASARKAN ANALISIS KLUSTER KARAKTER MORFOLOGI 1
DIVERSITAS GENETIK UBI JALAR UNGGULAN HASIL PEMULIAAN TANAMAN UNPAD BERDASARKAN ANALISIS KLUSTER KARAKTER MORFOLOGI 1 Utary Shaumi 1, Windhy Chandria 2, Budi Waluyo 3, Agung Karuniawan 4 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai
3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai Cabai merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan. Cabai dikenal di Eropa pada abad ke-16, setelah diintroduksi oleh Colombus saat perjalanan pulang
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Gedung Meneng Kecamatan Raja
13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Gedung Meneng Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung pada bulan Agustus tahun 2015. 3.2 Bahan dan Alat
Lebih terperincihingga dapat mencapai cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut berbentuk silinder berongga yang
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae, ordo liliales, famili liliaceae, genus Allium,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari sebuah akar tunggang yang terbentuk dari calon akar,
Lebih terperinciLampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Asam Gelugur. Kabupaten Deli Serdang. Universitas Sumatera Utara
66 Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Asam Gelugur Kabupaten Deli Serdang 67 Kabupaten Langkat Kabupaten Serdang Berdagai 68 Lampiran 2. Panduan Identifikasi Karakter Tanaman Parameter deskripsi tanaman
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman pangan dari famili Leguminosae yang berumur pendek. Secara
Lebih terperinciKERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL UMBI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL UBIJALAR PADA DUA CARA TANAM
KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL UMBI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL UBIJALAR PADA DUA CARA TANAM Tinuk Sri Wahyuni Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Jl. Raya Kendalpayak, Km 8, PO Box
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani dan Morfologi Tanaman Tebu (Saccharum officinarum) termasuk dalam kelas Monokotiledon, ordo Glumaccae, famili Graminae, genus Saccharum. Beberapa spesies tebu yang lain
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap
LAMPIRAN Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap P2.1 P2.1 P2.1 P2.1 P0.2 P0.2 P0.2 P0.2 P3.2 P3.2 P3.2 P3.2 P1.3 P1.3 P1.3 P1.3 P0.1 P0.1 P0.1 P0.1 P4.1 P4.1 P4.1 P4.1 P4.3 P4.3 P4.3 P4.3
Lebih terperinciPERAKITAN VARIETAS SALAK :
PERAKITAN VARIETAS SALAK : SARI INTAN 48 : SK Mentan No.3510/Kpts/SR.120/10/2009 SARI INTAN 541 : SK Mentan No.3511/Kpts/SR.120/10/2009 SARI INTAN 295 : SK Mentan No.2082/Kpts/SR.120/5/2010 KERJASAMA ANTARA
Lebih terperinciIni Dia Si Pemakan Serangga
1 Ini Dia Si Pemakan Serangga N. bicalcarata Alam masih menyembunyikan rahasia proses munculnya ratusan spesies tanaman pemakan serangga yang hidup sangat adaptif, dapat ditemukan di dataran rendah sampai
Lebih terperinciBIOSISTEMATIKA VARIETAS PADA JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI DI AGROWISATA BHAKTI ALAM NONGKOJAJAR, PASURUAN
BIOSISTEMATIKA VARIETAS PADA JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI DI AGROWISATA BHAKTI ALAM NONGKOJAJAR, PASURUAN Sherly Ochtavia, Dr. Hamidah, M.Kes. dan Dr. Junairiah, S.Si.,
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat :
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.
19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciIDENTIFICATION MORPHOLOGY DIVERSITY OF MANGO LEAF (Mangifera indica L.) IN CROSS PLANTS BETWEEN ARUMANIS 143 VARIETIES AND PODANG URANG 2 YEARS
61 JURNAL PRODUKSI TANAMAN VOLUME 1 No.1 MARET-2013 IDENTIFIKASI KERAGAMAN MORFOLOGI DAUN MANGGA (Mangifera indica L.) PADA TANAMAN HASIL PERSILANGAN ANTARA VARIETAS ARUMANIS 143 DENGAN PODANG URANG UMUR
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman: Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Euphorbiales, Famili
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kamboja (Plumeria sp.)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kamboja (Plumeria sp.) Tanaman kamboja (Plumeria sp.) merupakan salah satu contoh dari famili Apocynaceae. Kamboja diketahui merupakan tumbuhan yang berasal dari Amerika
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai (Capsicum annuum L.) termasuk dalam genus Capsicum yang spesiesnya telah dibudidayakan, keempat spesies lainnya yaitu Capsicum baccatum, Capsicum pubescens,
Lebih terperinciLili paris ( Chlorophytum comosum Landep (Barleria prionitis L.) Soka(
Lili paris (Chlorophytum comosum) Kingdom : plantae divisi : magnoliophyta kelas : liliopsida ordo :liliaceae family : anthericaceae genus :chlorophytum spesies : chlorophytum comusum var. vittatum Batang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan mangrove Rhizophora stylosa 2.1.1 Klasifikasi Rhizophora stylosa Menurut Cronquist (1981), taksonomi tumbuhan mangrove Rhizophora stylosa sebagai berikut : Kingdom
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENELITIAN
PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Disiapkan lahan dengan panjang 21 m dan lebar 12 m yang kemudian dibersihkan dari gulma. Dalam persiapan lahan dilakukan pembuatan plot dengan 4 baris petakan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu tahun yang lalu. Dalam peninggalan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Anggrek 2.1.1 Deskripsi Anggrek Anggrek merupakan famili terbesar dalam tumbuhan biji, seluruhnya meliputi 20.000 jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo,
Lebih terperinciLAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541 Asal : Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Silsilah : Gondok x
Lebih terperinciLAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU
LAMPIRAN 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU 1. Agrostophyllum longifolium Habitat : herba, panjang keseluruhan ± 60 cm, pola pertumbuhan monopdodial Batang : bentuk pipih,
Lebih terperinciDESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBIJALAR UJ-1
DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBIJALAR 1977 2009 UJ-1 DAYA Dilepas tahun : 1977 Nomor seleksi klon : 380 Asal : Putri Selatan/Jonga, Bogor 1958 Hasil rata-rata : 23 t/ha Umur tanaman : 4 bulan Tinggi batang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Capsicum annuum L. merupakan tanaman annual berbentuk semak dengan tinggi mencapai 0.5-1.5 cm, memiliki akar tunggang yang sangat kuat dan bercabang-cabang.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan
20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata dalam penelitian ini dilakukan pada 9 varietas tumbuhan puring yang terdapat di Kota Gorontalo. Varietas puring ini
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 316/Kpts/SR.120/8/2005 TENTANG PELEPASAN KENCUR VARIETAS GALESIA I SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 316/Kpts/SR.120/8/2005 TENTANG PELEPASAN KENCUR VARIETAS GALESIA I SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat :
Lebih terperinciPENAMPILAN PARAMETER GENETIK VARIETAS LOKAL UBI JALAR ASAL CILEMBU JAWA BARAT
PENAMPILAN PARAMETER GENETIK VARIETAS LOKAL UBI JALAR ASAL CILEMBU JAWA BARAT Sekar Laras Rahmannisa 1, Budi Waluyo 2, dan Agung Karuniawan 3 1 Mahasiswa S1 Fak Pertanian Univ Padjadjaran, 2 Mahasiswa
Lebih terperinciNo. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga
Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bambu tali (G. apus (Schult.f.) Kurz) yang terdapat di pinggiran
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 124/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN JAHE PUTIH KECIL VARIETAS HALINA 1 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 124/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN JAHE PUTIH KECIL VARIETAS HALINA 1 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan sebagai berikut. Kingdom Divisi Sub-divisi Class Ordo Famili Genus Spesies
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 513/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN APEL ANNA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 513/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN APEL ANNA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyamplung Nyamplung memiliki sebaran yang luas di dunia, dari Afrika, India, Asia Tenggara, Australia Utara, dan lain-lain. Karakteristik pohon nyamplung bertajuk rimbun-menghijau
Lebih terperinciDESKRIPSI VARIETAS BARU
PERMOHONAN HAK PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DESKRIPSI VARIETAS BARU Kepada Yth.: Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman Kantor Pusat Deprtemen Pertanian, Gd. E, Lt. 3 Jl. Harsono RM No. 3, Ragunan,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Morfologi Tanaman Begonia
2 kerapatan, dan ukuran stomata (panjang dan lebar). Kerapatan stomata dapat dinyatakan dengan jumlah stomata/mm 2. Pengamatan dilakukan dengan mikroskop cahaya pada perbesaran 100x dan 400x. Irisan transversal
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tanaman hias merupakan tumbuhan yang biasa ditanam orang sebagai
11 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman hias merupakan tumbuhan yang biasa ditanam orang sebagai hiasan. Umumnya pengertian hiasan adalah hiasan di halaman rumah, dalam rumah, atau taman taman umum, oleh
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 80/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN CABE BESAR HIBRIDA DEWARENGKU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 80/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN CABE BESAR HIBRIDA DEWARENGKU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae (tumbuh-tumbuhan) :
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) termasuk ke dalam Kelas : Magnoliopsida, Ordo : Fabales, Famili : Fabaceae, Genus : Pachyrhizus, Spesies
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum
26 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Institut Pertanian Bogor yang berada pada ketinggian 216 m di atas permukaan laut, 06.55 LS dan 106.72 BT pada
Lebih terperinci