BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Ipomoea batatas Lamk 1. Spesies tanaman Ipomoea batatas Lamk Ipomoea batatas Lamk. (ubijalar) termasuk dalam famili Convolvulaceae, terdiri dari 58 genus dan 1650 spesies (Cheng and Staples, 1995) dan 400 spesies diantaranya termasuk genus Ipomoea (Suratman dkk. 2000). Tumbuhan ini hidup di daerah tropis dan sub tropis, beberapa tumbuh di daerah sedang. Anggota genus Ipomoea yang banyak dikenal antara lain Ipomoea aquatica Forsk. (kangkung air), Ipomoea reptans Poir. (kangkung darat), dan Ipomoea batatas Lamk (Ubijalar). Diantara anggota genus tersebut yang sering dibudidayakan secara komersial adalah Ipomoea batatas Lamk (Ubijalar) (Wahyuni dan Wargiono, 2012). 2. Taksonomi Tanaman Ipomoea batatas Lamk Ipomoea batatas Lamk. (ubijalar) diklasifikasikan menurut Steenis (1987) sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermathophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Tubiflorae Sub Ordo : Convolvulineae Familia : Convolvulaceae Genus : Ipomoea Spesies : Ipomoea batatas Lamk. (Ubijalar) 3. Kandungan Zat Kimia Ipomoea batatas Lamk. Kandungan zat kimia I. batatas adalah sebagai berikut: 4

2 5 Tabel 1: Komposisi kimia ubi dan daun tiap 100 gram bahan edibel Ubi dan warna dagingnya Kandungan gizi Merah/ Daun Putih Kuning Oranye Energi (kal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Serat (g) Abu (g) Air (g) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Natrium (mg) Kalium (g) Niacin (mg) Vitamin A (IU) Vitamin B1 (mg) Vitamin B2 (mg) Vitamin C (mg) Ket: - Tidak ada data Sumber: DepkesRI (1981) cit Utomo dkk. (2011) 4. Morfologi Tanaman Ipomoea batatas Lamk. Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan, menentukan masing-masing bagian dalam kehidupan tumbuhan dan mengetahui darimana asal bentuk susunan tubuh (Tjitrosoepomo 1998).

3 6 Gambar 1. Bagian dari organ tanaman Ipomoea batatas Lamk (Sumber: Wilson 1988) a. Akar Sistem perakaran pada I. batatas terdiri dari akar serabut yang berfungsi menyerap nutrisi, air dan sebagai penyanggah tanaman. Selain itu ada akar penyimpan (ubi) yang tumbuh ke arah samping (lateral) berfungsi untuk menyimpan produk fotosintesis (Huaman 1999). Sistem perakaran yang diperoleh dari perbanyakan vegetatif dengan menggunakan akar adventif berkembang menjadi akar serabut dan bercabangcabang, dimana percabangannya akan tumbuh ke arah samping (lateral). Pada tanaman dewasa, beberapa akar pensil yang masih kecil mengalami lignifikasi, tetapi ada beberapa yang tidak mengalaminya. Akar pensil yang tidak mengalami lignifikasi akan menebal dan berdaging yang disebut dengan ubi (Storage root) Sistem perakaran tanaman yang tumbuh dari biji mempunyai bentuk yang khas dengan poros pusat yang bercabang secara lateral, fungsi dari akar ini adalah sebagai ubi (akar penyimpan).

4 7 Batang Rambut akar Akar pensil Ubi Gambar 2. Macam-macam akar pada tanaman Ipomoea batatas Lamk. (Huaman 1999) b. Batang Batangnya berbentuk membulat atau agak angular. Warna batang dominan hijau, kuning, ungu dan kombinasi dari ketiganya. Pada permukaan batang terdapat sejumlah lentisel. Adakalanya terdapat rambut pada permukaan batang yang masih muda, tetapi cenderung rontok sejalan dengan bertambahnya umur tanaman (Wahyuni dan Wargiono, 2012). c. Daun Tata letak daun I. batatas pada batang (phylotaxis) adalah berbentuk spiral dengan pola 2/5. Panjang tangkai daun berkisar antara 5-25 cm. Tangkai daun membengkak pada bagian yang berhubungan dengan batang dan pada bagian tersebut terdapat nektar. Warna tangkai daun bervariasi, dapat berwarna hijau atau dengan pigmen ungu yang terdapat pada bagian yang berhubungan dengan helaian daun atau batang, disepanjang tangkai daun atau pada keduanya (Wahyuni dan Wargiono, 2012). Helaian daun sangat bervariasi, baik ukuran maupun bentuk, meskipun pada tanaman yang sama, daun berbentuk sederhana atau bercuping. Panjang dan lebar helaian daun tergantung pada kultivar dan kondisi lingkungan. Helaian daun berwarna hijau, kadang-kadang terdapat warna ungu atau kuning khususnya di sepanjang urat atau tulang daun. Pada beberapa kultivar daun muda berwarna ungu dan daun dewasa berwarna hijau. Ukuran daun

5 8 dan keberadaan rambut sangat tergantung pada kultivar dan kondisi lingkungan. Rambut umumnya terdapat pada permukaan bawah daun (Huaman 1992). Beberapa karakter morfologis daun Ipomoea batatas Lamk. dan sifatnya menurut kriteria Huaman (1992) dalam bukunya yang berjudul Morphologic Identification of Duplicates in Collections of Ipomoea batatas, adalah sebagai berikut: 1) Bentuk helaian Bentuk helaian daun dewasa (sudah berkembang sempurna) I. batatas terdapat tujuh kategori, yaitu membulat (rounded), berbentuk ginjal (reniform), bentuk hati (cordate), bentuk segitiga (triangular), bentuk tombak (hastate), bentuk cuping (lobed), bentuk hampir terbagi (almost divided) (Huaman, 1992) (gambar 3) Membulat Ginjal Hati Segitiga Tombak Cuping Hampir terbagi Gambar 3: Bentuk helaian (Huaman, 1992)

6 9 2) Bentuk tepi daun (Kedalaman cuping daun) Bentuk tepi daun (kedalaman cuping daun) adalah tepi rata, berlekuk sangat dangkal, berlekuk dangkal, berlekuk sedang, dalam, dan berlekuk sangat dalam (gambar 4). Rata Berlekuk sangat dangkal Dangkal Sangat dangkal Berlekuk sedang Berlekuk dalam Berlekuk sangat dalam Gambar 4: Bentuk tepi daun (Huaman, 1992) 3) Jumlah cuping daun Pada umumnya daun bercuping 0, 1, 3, 5, 7, 9, dan bahkan lebih dari 9. Jika daun tidak memiliki cuping samping biasanya meruncing di bagian ujung berarti memilki satu cuping, tetapi jika ujung daun membulat berarti tidak mempunyai cuping (gambar 5). Gambar 5: Jumlah cuping daun (Huaman, 1992)

7 10 4) Bentuk ujung daun Bentuk ujung daun adalah meruncing, segitiga, membulat, runcing, elips, lancet, tumpul dan garis (gambar 6). Meruncing Segitiga Membulat Runcing Elips Lancet Tumpul Garis Gambar 6: Bentuk ujung daun (Huaman, 1992) 5) Panjang daun dewasa Panjang daun diukur dari pangkal sampai ujung daun. Hasil pengukuran panjang daun diambil dari rata-rata pengukuran tiga daun dewasa, dengan kategori pendek ( < 8 cm ), sedang ( 8-15 cm), panjang ( cm), sangat panjang (> 25 cm) (gambar 7). Panjang daun Gambar 7: Panjang daun (Huaman, 1992)

8 11 6) Warna tulang daun Warna tulang daun pada permukaan atas relatif tidak berbeda. Oleh karena itu untuk mendiskripsikannya digunakan warna tulang daun pada permukaan bawah, yang mempunyai beberapa warna diantaranya kuning, hijau dan ungu sebagai warna dominan. Menurut Huaman (1992) proporsi warna ungu pada tulang daun dewasa yang masih segar adalah : bercak ungu pada tulang daun utama, bercak ungu pada beberapa anak tulang daun, tulang daun utama sebagian berwarna ungu, tulang daun utama hampir (seluruhnya) berwarna ungu, semua tulang daun hampir berwarna ungu, dan semua tulang daun berwarna ungu (gambar 8). Bercak ungu pada tulang daun utama Bercak ungu pada beberapa anak tulang daun Tulang daun utama sebagian berwarna ungu tulang daun utama hampir (seluruhnya) berwarna ungu Semua tulang daun hampir berwarna ungu Semua tulang daun berwarna ungu Gambar 8: Warna tulang daun (Huaman, 1992) 7) Warna helaian daun dewasa Warna helaian daun dewasa adalah kuning kehijauan, hijau, hijau dengan warna ungu melingkar pada tepi daun, keabu-abuan karena adanya bulu yang tebal pada permukaan daun, hijau dengan tulang-tulang daun ungu pada permukaan atas helaian daun, sedikit ungu, sebagian besar ungu,

9 12 permukaan atas hijau - permukaan bawah ungu, dan permukaan atas dan bawah ungu. 8) Warna helaian daun muda Warna daun muda (pucuk) adalah kuning kehijauan, hijau, hijau dengan warna ungu melingkar pada bagian tepi daun, keabu-abuan karena adanya bulu yang tebal pada permukaan daun, hijau dengan tulang-tulang daun ungu pada permukaan atas helaian daun, sedikit ungu, sebagian besar ungu, permukaan atas hijau-permukaan bawah ungu, dan permukaan atas dan bawah ungu. 9) Warna tangkai daun Warna pada tangkai daun adalah hijau, hijau dengan pangkal tangkai dekat batang ungu, hijau dengan ujung tangkai dekat daun ungu, hijau dengan pangkal dan ujung tangkai ungu, hijau dengan bercak ungu pada sepanjang tangkai, hijau dengan garis-garis ungu, ungu dengan ujung tangkai berwarna hijau, sebagian besar tangkai ungu dengan sedikit warna hijau, dan seluruh tangkai berwarna ungu. 10) Panjang tangkai daun Panjang tangkai daun diukur dari pangkal (yang berhubungan dengan batang) sampai ke ujung tangkai (yang berhubungan dengan helaian daun) (Gambar 9). Panjang tangkai daun mempunyai kategori: sangat pendek (<5 cm), pendek (5-10 cm), sedang (11-15 cm), panjang (16-20 cm), sangat panjang (> 20 cm). Panjang tangkai daun Gambar 9: Panjang tangkai daun (Huaman, 1992)

10 13 d. Bunga I. batatas berbunga tunggal atau dalam bentuk rangkaian bunga yang tumbuh secara vertikal pada ketiak daun. Setiap bunga memiliki lima daun kelopak (sepal) dan lima lembar daun mahkota (petal) yang berbentuk tabung (tube corola) (gambar 10), berwarna keunguan dan merupakan bagian yang mencolok. Benang sari (stamen) berjumlah lima dan menempel pada bagian dasar bunga. Tinggi benang sari bervariasi terkait dengan tinggi putik. Pada sebagian besar kultivar terdapat dua helai benang sari yang tingginya hampir sama dengan putik. Tangkai sari (filamentum) berwarna putih dan berbulu, kepala sari (anthera) juga berwarna putih dan mengandung butir-butir serbuk sari (polen). Ovari terdiri atas dua karpel dan setiap karpel mengandung satu lokul. Setiap lokul memiliki dua ovule, sehingga dalam setiap ovari maksimum terdapat empat ovule. Ovari kedudukannya superior dengan dikelilingi kelenjar madu. Tangkai putik (stilus) relatif pendek, kepala putik berwarna putih dan bercuping dua (Huaman 1999). Kemampuan berbunga pada setiap kultivar I. batatas adalah berbeda. Pada kondisi normal, terdapat kultivar yang tidak berbunga, berbunga sangat sedikit hingga berbunga sangat banyak. Warna bunganya bervariasi dari putih, putih keunguan, ungu keputihan dan ungu. Posisi kepala sari terhadap putik juga bervariasi, dari sama tinggi, lebih tinggi, dan lebih rendah (Wahyuni dkk. 2012).

11 14 Gambar 10: Bagian-bagian bunga (Huaman 1999) 1) Bentuk permukaan mahkota Bentuk permukaan mahkota meliputi bentuk seperti bintang, pentagonal dan lingkaran (gambar 11). Seperti bintang Pentagonal Melingkar Gambar 11: Bentuk permukaan mahkota (Huaman 1991) 2) Kedudukan kepala putik (stigma) Kedudukan kepala putik (stigma) dibandingkan dengan kedudukan kepala sari (anthera) mempunyai empat tipe yaitu tenggelam (kepala putik (stigma) lebih pendek dari kepala sari (anthera)), sejajar(kepala putik (stigma) sama tinggi dengan kepala sari (anthera)), sedikit lebih tinggi (kepala putik (stigma) sedikit lebih tinggi dari kepala sari (anthera)), menonjol (kepala putik (stigma) lebih tinggi dari kepala sari (anthera)) (gambar 12).

12 15 Tenggelam Sejajar Sedikit lebih tinggi Menonjol Gambar 12: Kedudukan Kepala Putik (Stigma) (Huaman 1991) 3). Serbuk sari (Polen) Serbuk sari telah lama digunakan sebagai salah satu indikator dalam taksonomi tumbuhan, karena dalam serbuk sari terdapat banyak karakter rahasia (Brouwn 1809 cit Suranto 2012). Menurut Fahn (1992), serbuk sari mempunyai dua lapis dinding sel, yaitu lapisan dalam (intine) dan lapisan luar (exine). Intine adalah dinding pektoselulosa tipis yang mengelilingi butir serbuk sari masak dan exine merupakan lapisan di luar intine yang komponen utamanya adalah poropolenin yaitu substansi keras yang memberikan daya tahan yang hebat pada dinding butir serbuk sari. Menurut Erdtman (1952) bentuk serbuk sari dapat diidentifikasi menggunakan kenampakan pada pandangan polar dan pandangan ekuatorial. Bentuk serbuk sari dapat juga ditentukan berdasarkan perbandingan antara panjang aksis polar (P) dan diameter ekuatorial (E), atau indeks P/E. Sedangkan ukuran serbuk sari dapat ditentukan berdasarkan aksis terpanjang (kecuali pada bentuk ekinat, duri /spina tidak dimasukkan dalam ukuran). Menurut Pascoe (2007), pada tingkatan takson familia mempunyai ciri-ciri serbuk sari yang khusus dan perbedaannya tidak terlalu jauh, contohnya serbuk sari pada familia Agavaceae mempunyai ciri monocolpate, retikulat dengan colpus panjang, sedikit cekung dan melengkung pada kedua ujung, dengan permukaan hampir terbelah dua. Kesan keseluruhan bentuk serbuk sari adalah seperti perahu. Pada Familia Alismataceae mempunyai ciri berbentuk polypantoporate, ukuran<70 µm, exine menebal pada bagian yang berdekatan dengan pori (bergerigi). Serbuk sari Daucus carota (Familia Apiaceae) berbentuk seperti tulang dengan pori menonjol pada daerah equator. Familia Asteraceae mempunyai ukuran lebih kurang 40 µm (Pascoe

13 ). Hasil penelitian Aprianty dan Eniek, (2008) menjelaskan bahwa serbuk sari Hibiscus rosa sinensis (famili Malvaceae) dengan warna mahkota yang berbeda memiliki panjang antara 4-15 µm dan diameter antara 89,66-117,42 µm. Sedangkan jika diamati secara morfologinya, serbuk sari dari Hibiscus rosa sinensis dengan warna mahkota yang berbeda memiliki jumlah apertur lebih dari 6 atau banyak. e. Buah Buah I. batatas berbentuk kapsul dengan diameter 5-8 mm. Sekat palsu terbentuk selama perkembangan buah, setiap sekat berisi dua lokul, sehingga pada setiap buah yang masak terdapat empat ruang. Setiap ruang mengandung satu biji, biasanya hanya satu atau dua ruang yang berisi biji (gambar 11). Bijinya berwarna hitam dengan panjang sekitar 3 mm. Bentuk biji datar pada satu atau dua sisi permukaan, sedangkan permukaan yang lain bulat cembung. Warna biji bervariasi dari coklat hingga hitam. Mikrofil terletak pada sisi datar yang berlubang. Kulit biji yang melindungi embrio dan endosperm tebal dan sangat keras hingga kedap air dan oksigen, Oleh karena itu pengecambahan biji sangat sulit. (Huaman 1999). Buah Biji Ovari Biji Lokul Gambar 13: Buah Ipomea batatas Lamk dengan 1-4 biji (Huaman, 1999)

14 17 f. Ubi I. batatas menghasilkan ubi sebagai hasil pertumbuhan sekunder dari beberapa akar ubi (tuberous roots) pada zona perakaran (lapisan tanah sedalam cm). Bagian-bagian ubi meliputi pangkal ubi (proximal end) yang berhubungan dengan batang melalui tangkai ubi (root stalk) dimana terdapat banyak mata tunas adventif yang nantinya bakal tumbuh menjadi tanaman muda. Selanjutnya adalah bagian tengah ubi yang merupakan bagian yang lebih besar dan pucuk (ujung ubi) yang letaknya paling jauh dari tangkai ubi (distal end). Mata tunas terdapat pada bagian tengah dan ujung ubi. Mata tunas yang terletak pada ujung ubi biasanya lebih lama perkecambahannya dibandingkan dengan yang terletak di tengah ubi. Huaman (1991) menjelaskan tentang morfologi ubi yang dapat digunakan untuk melengkapi data dalam karakterisasi ubijalar, yaitu: a. Bentuk Ubi Bentuk dan ukuran ubi sangat bervariasi tergantung pada kultivar struktur tanah, dan faktor lain. Bentuk ubi pada kultivar yang sama ada kalanya juga bervariasi. Untuk menentukan bentuk ubi perlu dipilih bentuk yang paling dominan. Jika bentuk ubi lebih dari empat macam berarti tidak seragam. Bentuk ubi pada umumnya adalah: (1) membulat (perbandingan panjang : lebar ubi = 1:1), (2) elips membulat (perbandingan panjang : lebar ubi = 2:1), (3) elips (perbandingan panjang : lebar ubi = 3:1), (4) bulat telur (melebar pada bagian ujung ubi), (5) obovate ( sama dengan bulat telu tetapi bagian yang melebar pada pangkal ubi), (6) oblong (melebar pada bagian ujung sampai ke pangkal ubi dengan perbandingan panjang : lebar ubi = 2:1), (7) Oblong panjang (melebar pada bagian ujung sampai ke pangkal ubi dengan perbandingan panjang : lebar ubi = 3:1), (8) elips memanjang (perbandingan panjang : lebar ubi = >3:>1), (9) tidak beraturan (gambar 14)

15 18 Membulat Elips membulat Elips Bulat telur Obovate Oblong Elips memanjang Oblong panjang Tidak beraturan Gambar 14: Bentuk Ubi (Huaman 1991) b. Tipe formasi ubi Tipe formasi ubi merupakan salah satu penyiri tetap pada I. batatas. Adapun tipe formasi ubi didasarkan pada pola munculnya ubi pada bagian batang berdasarkan ukuran tangkai ubi yang menghubungkan antara batang dengan ubi tidak ada atau sangat pendek maka formasi pertumbuhan ubi termasuk tertutup (close cluster), dan apabila tangkai ubi panjang disebut formasi pertumbuhan terbuka (open cluster), tersebar (disperse), dan sangat tersebar (very disperse) (gambar 15). Gambar 15: Tipe formasi ubi Ipomoea batatas Lamk (Huaman 1991)

16 19 c. Warna Kulit Ubi Warna kulit ubi bervariasi dari krem, keputih-putihan, kuning, orange, coklat-orange, merah, merah muda, merah-ungu, dan ungu sangat tua tergantung pada kondisi lingkungan tumbuh. d. Warna daging ubi dan pola penyebaran warna sekunder Warna daging ubi bervariasi dari warna putih, krem, kuning, oranye dan ungu. Pada beberapa kultivar I. batatas terdapat warna sekunder berupa pigmen antosianin (warna merah-ungu) yang menyebar dengan pola bermacam-macam. Pola penyebarannya meliputi: berbentuk cincin tipis pada korteks, berbentuk cincin lebar pada korteks, bercak-bercak mengelompok dan melingkar, cincin tipis pada bagian daging ubi, cincin lebar pada bagian daging ubi, kombinasi cincin dan bagian lain, menutup pada sebagian besar daging ubi, dan menutup pada semua daging ubi (gambar 16). cincin tipis pada korteks cincin lebar pada korteks bercak-bercak mengelompok dan melingkar cincin tipis pada daging ubi Cincin lebar pada daging ubi Kombinasi Cincin Menutup sebagian besar dagimg ubi Menutup seluruh dagimg ubi Gambar 16: Pola penyebaran warna sekunder (Huaman 1991)

17 20 B. Enzim dan Isozim Peroksidase Kata enzim diperkenalkan oleh Kuhne pada tahun Kuhne menjelaskan bahwa enzim bukan suatu sel tetapi terdapat dalam sel. Definisi yang dikemukakan adalah enzim merupakan protein yang mempunyai daya katalitik karena aktifitas spesifiknya (Dixon and Webb, 1979). Kerja enzim mempercepat reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi (Lehninger, 1993). Enzim merupakan protein biokatalisator untuk proses-proses fisiologi tanaman yang pengadaan dan pengaturannya dikontrol secara genetik.dalam jumlah yang kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpangan hasil akhir reaksinya. Menurut Gaman and Sherington. (1992) kerja enzim dipengaruhi oleh suhu, ph, kofaktor dan aktivator serta konsentrasi dari substratnya.salah satu fungsi menonjol dari protein adalah aktifitas enzim. Enzim peroksidase merupakan salah satu enzim tanaman yang mempunyai hubungan dengan proses ketahanan. Untuk mengetahui kepekaan dan ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit dipergunakan pendekatan mengenai pengaruh stres lingkungan terhadap proses fisiologi tanaman. (Yanti, 2011). Peroksidase memiliki beberapa isozim yang terdiri dari berbagai molekul aktif dengan struktur kimia yang berbeda disandikan oleh gen-gen pada lokus yang sama atau pada lokus yang berbeda yang mengkatalisis reaksi yang sama (Michael et al.1983 dalam yanti 2011). Enzim peroksidase terdapat di vakuola atau ruang interseluler dan dinding sel dengan bobot molekul Dalton, tersusun dari gugus prostetik hemin, 2Ca 2+, 308 asam amino termasuk empat jembatan disulfida dalam satu rantai polipeptida yang membawa delapan rantai karbohidrat netral dan mempunyai struktur kuartener (Yanti, 2011). Enzim tersebut merupakan enzim oksidase yang paling tinggi intensitasnya di dalam jaringan luka atau sakit (Agrios 2005 ). Enzim ini mempunyai struktur kuartener yang terdapat di sitosol dan dinding sel. Aktivitas enzim peroksidase punya korelasi positif yang terbatas pada tanaman dewasa, sedangkan pada tanaman muda korelasi tersebut kurang pasti atau tidak ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas peroksidase

18 21 dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan (Dewatisari dkk, 2008). Tanaman yang tahan terjadi peningkatan aktivitas peroksidase, sedangkan pada tanaman yang peka tidak ada perubahan atau bahkan turun dibandingkan dengan keadaan sehat (Agrios, 2005). Hasil penelitian Souza et al. (2003) melaporkan bahwa aktivitas peroksidase meningkat pada tanaman jagung setelah terjadi inokulasi Maize dwarf mosaic virus (MDMV). Peningkatan aktivitas peroksidase tersebut sangat penting dalam melindungi dinding sel terhadap penyebaran virus. Menurut Cahyarini, dkk. (2004), penggunaan isozim dalam analisis keragaman genetik memiliki kelebihan karena isozim diatur oleh gen tunggal dan bersifat kodominan dalam pewarisan, kolonier dengan gen dan merupakan produk langsung dari gen. Penanda ini bersifat stabil karena tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan, lebih cepat dan akurat karena tidak menunggu tanaman mulai berproduksi. Isozim dapat dideteksi dan diisolasi, sehingga dapat digunakan sebagai penanda biokimia untuk membedakan makhluk hidup (Abdullah, 2001). Isozim telah banyak dimanfaatkan dalam analisis penyilangan, keragaman genetik dalam dan antar populasi, varietas, dan uji sifat ketahanan suatu organisme (Suranto, 2001). Identifikasi variasi genetik secara molekuler dapat dilakukan melalui pendekatan analisis isozim dan DNA. Menurut Rahayu dkk (2006) Identifikasi variasi genetik dengan isozim mempunyai beberapa kelebihan antara lain menghasilkan data lebih akurat karena isozim merupakan ekspresi gen akhir, relatif sederhana, biaya ekonomis, dan tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap enzim memberikan pola pita tertentu dalam setiap sprsies dan pita-pita tersebut selalu ditemukan di masing-masing spesies uji. Percobaan ini membuktikan bahwa data genetik (isozim) dapat diterapkan dalam klasifikasi taksonomi tanaman dan memecahkan kompleksitas masalah morfologi (Suranto, 2001). Para peneliti telah banyak menggunakan pendekatan melalui analisis isozim untuk mengetahui variasi genetik suatu populasi (Rahayu, dkk. 2006). Adapun peneltian yang pernah dilakukan untuk mengetahui keragaman makhluk hidup

19 22 dengan menggunakan pola pita isozim adalah Ranunculus (Suranto, 2001), Oriza sativa var. Rojolele (Widiyanti, dkk. 2008), Nenas (Hadiati dan Sukmadjaya, 2002), Bakau Bandul (Rhizophora mucronata Lamk) (Hamzah, dkk. 2009), Kedelai (Cahyarini, dkk. 2004), Lundi putih (Sugiyarto, 2009), Salak (Fatimah dan Sucipto, 2011), Sanseviera trifasciata (Dewatisari, dkk. 2008), Talas (Colocasia esculenta) (Trimanto, dkk. 2011), Capsicum annuum L. yang terinveksi virus (Arini, dkk. 2013). Pada penelitian ini enzim yang digunakan peroksidase. Peroksidase terdistribusi luas pada banyak jenis tanaman dan luas pada banyak bagian dari tanaman, jaringan tanaman, sel serta komponen subselulernya termasuk organel sel (Catesson, et al.1986). Peroksidase merupakan anggota enzim reduktase yang mempunyai hubungan nyata dengan penyebab perubahan pada rasa, warna, tekstur dan kandungan gizi buah-buahan dan sayur-sayuran yang belum diolah. Peroksidase pada tanaman merupakan isoenzim yang berperan dalam pertumbuhan, diferensiasi dan pertahanan. Aktivitas isoenzim peroksidase mudah dideteksi karena aktivitasnya yang luar biasa pada jaringan (Cahyarini, dkk. 2004). Beberapa fungsi dari peroksidase yaitu sebagai pengontrol tingkat regulasi hormon dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Lewak, 1986). Selain itu, enzim peroksidase juga berperan dalam mekanisme ketahanan terhadap infeksi virus. Mekanisme ketahanan dapat terlihat dengan adanya pembentukan lignifikasi pada dinding sel, pembentukan senyawa fitoalexin serta adanya reaksi hipersensitif pada jaringan tanaman, dengan demikian perkembangan patogen yang menyerang tanaman dapat terhambat (Arini, dkk. 2013). Menurut Cahyarini, dkk (2004), isozim dapat dipisahkan dengan metode elektroforesis dan hasilnya berupa zimogram pola pita yang terlihat pada gel. Zimogram hasil elektroforesis bercorak khas sehingga dapat digunakan sebagai ciri fenotip untuk mencerminkan pembeda genetik. Pita yang terbentuk untuk enzim peroksidase berwarna merah bata. Ketebalam pita dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pita yang tebal dan pita yang tipis. Pita yang tipis menunjukkan bahwa kandungan isozim tersebut konsentrasinya sedikit. Perbedaan tebal tipisnya pita

20 23 disebabkan karena perbedaan jumlah molekul-molekul yang termigrasi, pita tebal merupakan fiksasi dari beberapa pita. Pita yang memiliki kekuatan ionik lebih besar akan termigrasi lebih jauh daripada pita yang berkekuatan ionik kecil (Dewatisari, dkk. 2008) C. Kerangka Penelitian Variasi Ipomoea batatas Lamk Analisis dan deteksi tanaman Ipomea batatas Lamk Analisa morfologi dan struktur serbuk sari Analisa Pola Pita Pewarnaan Peroksidase Variasi Pola Pita Isozim Karakterisasi tanaman I batatas Dasar pemuliaan I batatas yang lebih baik Pemenuhan energi, vitamin dan mineral bagi kesehatan masyarakat Gambar 17: Skema Kerangka Penelitian D. Hipotesis 1. Terdapat perbedaan morfologi Ipomoea batatas Lamk. 2. Terdapat perbedaan struktur serbuk sari Ipomoea batatas Lamk. 3. Terdapat perbedaan pola pita isozim peroksidase Ipomoea batatas Lamk.. 4. Terdapat hubungan kekerabatan diantara kultivar Ipomoea batatas Lamk.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi morfologi Ipomoea batatas Lamk.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi morfologi Ipomoea batatas Lamk. digilib.uns.ac.id 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakterisasi Morfologi Ipomoea batatas Lamk. Karakterisasi morfologi Ipomoea batatas Lamk. dilakukan dengan mengamati organ tanaman seperti ubi, batang,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

STUDI KERAGAMAN MORFOLOGI PADA SEPULUH KULTIVAR Ipomoea batatas. Lamk. Mahasiswa Prodi Biosain Pascasarjana UNS

STUDI KERAGAMAN MORFOLOGI PADA SEPULUH KULTIVAR Ipomoea batatas. Lamk. Mahasiswa Prodi Biosain Pascasarjana UNS ELVIVO ISSN: 233990 STUDI KERAGAMAN MORFOLOGI PADA SEPULUH KULTIVAR Ipomoea batatas. Lamk. Dwi Wahyuni, Suranto 2, Edi Purwanto 3 Mahasiswa Prodi Biosain Pascasarjana UNS 2 Dosen Pembimbing I Program Studi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja atau Soja max, tetapi pada tahun 1984 telah disepakati nama botani yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar Menurut Sarwono (2005) ubijalar tergolong tanaman palawija. Tanaman ini membentuk umbi di dalam tanah. Umbi itulah yang menjadi produk utamanya. Ubijalar digolongkan ke

Lebih terperinci

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun LAMPIRAN Lampiran 1. Skoring sifat dan karakter tanaman cabai 1. Tinggi tanaman : Tinggi tanaman diukur mulai dari atas permukaan tanah hingga ujung tanaman yang paling tinggi dan dinyatakan dengan cm.

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang mempunyai jenis 180 jenis. Tanaman gladiol ditemukan di Afrika, Mediterania, dan paling banyak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Botani Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L) Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan tanaman umbi-umbian dan tergolong tanaman berumur pendek. Tumbuhnya bersifat menyemak dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekuator, memiliki iklim tropis dan curah hujan yang tinggi mendukung berbagai

BAB I PENDAHULUAN. ekuator, memiliki iklim tropis dan curah hujan yang tinggi mendukung berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang sangat kaya akan sumber daya alam, baik sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai (Capsicum annuum L.) termasuk dalam genus Capsicum yang spesiesnya telah dibudidayakan, keempat spesies lainnya yaitu Capsicum baccatum, Capsicum pubescens,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai Cabai merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan. Cabai dikenal di Eropa pada abad ke-16, setelah diintroduksi oleh Colombus saat perjalanan pulang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk kedalam famili Solanaceae. Terdapat sekitar 20-30 spesies yang termasuk kedalam genus Capsicum, termasuk diantaranya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai (Capsicum sp.) berasal dari Amerika dan menyebar di berbagai negara di dunia. Cabai termasuk ke dalam famili terong-terongan (Solanaceae). Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji ) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Durian 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian Menurut Rahmat Rukmana ( 1996 ) klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi dan Morfologi Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari genus Vignadan termasuk ke dalam kelompok yang disebut catjangdan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) 4 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Setelah perkecambahan, akar primer awal memulai pertumbuhan tanaman. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari sebuah akar tunggang yang terbentuk dari calon akar,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Tanaman Pisang Pisang (Musa spp.) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia (Prihatman,2000).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini berlangsung sejak bulan September 2013 sampai dengan Juli 2014 di Desa Sotol Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan. 3.2. Bahan dan Alat Bahan

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka A. Tinjauan Umum Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas) 1. Sejarah Singkat Ubi jalar (Ipomoea batatas) termasuk tanaman palawija penting yang diduga berasal dari Benua Amerika. Para

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Analisis Diskriminan terhadap Tanaman M-1

PEMBAHASAN Analisis Diskriminan terhadap Tanaman M-1 PEMBAHASAN Analisis Diskriminan terhadap Tanaman M-1 Perlakuan irradiasi sinar gamma menyebabkan tanaman mengalami gangguan pertumbuhan dan menunjukkan gejala tanaman tidak normal. Gejala ketidaknormalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Caisin Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan tanaman asli Asia. Caisin dibudidayakan di Cina Selatan dan Tengah, di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia,

Lebih terperinci

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor II. TINJAUAN PUSTAKA A. TALAS Talas Bogor (Colocasia esculenta (L.) Schott) termasuk famili dari Araceae yang dapat tumbuh di daerah beriklim tropis, subtropis, dan sedang. Beberapa kultivarnya dapat beradaptasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan mangrove Rhizophora stylosa 2.1.1 Klasifikasi Rhizophora stylosa Menurut Cronquist (1981), taksonomi tumbuhan mangrove Rhizophora stylosa sebagai berikut : Kingdom

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut : BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae (tumbuh-tumbuhan) :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kentang(Solanum tuberosum L) merupakan tanaman umbi-umbian dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kentang(Solanum tuberosum L) merupakan tanaman umbi-umbian dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Kentang Kentang(Solanum tuberosum L) merupakan tanaman umbi-umbian dan tergolong tanaman berumur pendek. Tumbuhnya bersifat menyemak dan menjalar dan memiliki

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Steenis (1987) kedudukan tanaman jagung (Zea mays L) dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Steenis (1987) kedudukan tanaman jagung (Zea mays L) dalam TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Steenis (1987) kedudukan tanaman jagung (Zea mays L) dalam taksonomi adalah: Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta, sub Divisi Angiospermae, Class Monocotyledoneae,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data 16 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 s/d Januari 2016. Lokasi penelitian berada di Desa Giriharjo, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gladiol Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan pada bentuk daunnya yang sempit dan panjang seperti pedang. Genus gladiolus terdiri

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pepaya

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pepaya 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pepaya Pepaya (Carica papaya L.) adalah tanaman yang berasal dari daerah Amerika tropis. Tanaman ini termasuk dalam ordo Caricales, famili Caricaceae, dan genus Carica

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Capsicum annuum L. merupakan tanaman annual berbentuk semak dengan tinggi mencapai 0.5-1.5 cm, memiliki akar tunggang yang sangat kuat dan bercabang-cabang.

Lebih terperinci

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5 ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN Pertemuan Ke-5 Bunga Buah Biji Daun Akar Batang AKAR Mengokohkan tegaknya tumbuhan Menyerap air dan garam mineral serta mengalirkannya ke batang dan daun Menyimpan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang Tanaman bawang sabrang TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi bawang sabrang menurut Gerald (2006) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Spermatophyta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo: TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo: Caryophyllales, Famili: Cactaceae, Genus:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Botani Tanaman gandum Menurut Laraswati (2012) Tanaman gandum memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu tahun yang lalu. Dalam peninggalan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MORFOLOGI TANAMAN Rhoeo discolor Pada UNIVERSITAS NEGERI MALANG

IDENTIFIKASI MORFOLOGI TANAMAN Rhoeo discolor Pada UNIVERSITAS NEGERI MALANG IDENTIFIKASI MORFOLOGI TANAMAN Rhoeo discolor Pada UNIVERSITAS NEGERI MALANG LAPORAN PENELITIAN Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Morfologi Tumbuhan yang diampu oleh Dra. Eko Sri Sulasmi, M. S. Oleh:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta;

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta; 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kedudukan tanaman bawang merah dalam tata nama atau sistematika tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta; subdivisio : angiospermae; kelas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) Kopi tergolong pohon dan termasuk dalam famili Rubiaceae. Tumbuhan ini tumbuhnya tegak, bercabang dan bila dibiarkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kamboja (Plumeria sp.)

II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kamboja (Plumeria sp.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kamboja (Plumeria sp.) Tanaman kamboja (Plumeria sp.) merupakan salah satu contoh dari famili Apocynaceae. Kamboja diketahui merupakan tumbuhan yang berasal dari Amerika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi Tanaman Anggrek Vanda tricolor Lindl. var. suavis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi Tanaman Anggrek Vanda tricolor Lindl. var. suavis 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Anggrek Vanda tricolor Lindl. var. suavis Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang mempunyai bentuk dan penampilan yang indah (Iswanto, 2002). Tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Tunggak. Kacang tunggak (Vigna unguiculata L. Walp) termasuk keluarga

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Tunggak. Kacang tunggak (Vigna unguiculata L. Walp) termasuk keluarga II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata L. Walp) termasuk keluarga Leguminoceae. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Afrika Barat yang didasarkan atas keberadaan tetuanya,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tembakau adalah: Menurut Murdiyanti dan Sembiring (2004) klasifikasi tanaman tembakau Kingdom Divisi Sub divisi Class Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Bawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan tanaman semusim yang membentuk rumpun, tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 15-50 cm (Rahayu, 1999). Menurut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Taksonomi tanaman iles-iles menurut Jansen et al. (1996) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotiledone Ordo :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae, TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae, ordo liliales,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless culture). Media tanam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman pangan dari famili Leguminosae yang berumur pendek. Secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi secara morfologi beberapa kultivar cabai di Yogyakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi secara morfologi beberapa kultivar cabai di Yogyakarta BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi secara morfologi beberapa kultivar cabai di Yogyakarta dilakukan pada bulan Januari-Juni 2016 di lahan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP Yogyakarta).

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan sebagai berikut. Kingdom Divisi Sub-divisi Class Ordo Famili Genus Spesies

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman anggrek termasuk familia Orchidaceae terdiri atas

I. PENDAHULUAN. Tanaman anggrek termasuk familia Orchidaceae terdiri atas 1 I. PENDAHULUAN Tanaman anggrek termasuk familia Orchidaceae terdiri atas 25.000-30.000 spesies yang tersebar ke dalam 800 genus (Trenggono dan Wiendi, 2009). Menurut Iswanto (2001) Phalaenopsis adalah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) Oleh Nur Azizah NIM

IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) Oleh Nur Azizah NIM IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) LAPORAN PENGAMATAN Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Botani Tumbuhan Berpembuluh yang diampu oleh Dra. Eko Sri Sulasmi, M.S. Oleh Nur Azizah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Srikaya (Annona squamosa L.). 2.1.1 Klasifikasi tanaman. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan. Klasifikasi tanaman buah srikaya (Radi,1997):

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Sorgum Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae (Poaceae). Tanaman ini telah lama dibudidayakan namun masih dalam areal yang terbatas. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantiatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melimpah dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan sumber daya alam. tersebut salah satunya adalah keanekaragaman tumbuhan yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. melimpah dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan sumber daya alam. tersebut salah satunya adalah keanekaragaman tumbuhan yang tinggi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan sumber daya alam tersebut salah satunya adalah keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM Karakterisasi Genotipe Cabai

PEMBAHASAN UMUM Karakterisasi Genotipe Cabai 77 PEMBAHASAN UMUM Karakterisasi Genotipe Cabai Varietas cabai yang tahan terhadap infeksi Begomovirus, penyebab penyakit daun keriting kuning, merupakan komponen utama yang diandalkan dalam upaya pengendalian

Lebih terperinci

Makalah Percobaan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan

Makalah Percobaan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Makalah Percobaan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Disusun oleh: Yulianus Kotouki Nim : 10414003 Prodi : Biologi PROGRAM STUDY BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI INTERNASIONAL WOMEN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah 3 TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut Maryamah (2010) pemadatan

Lebih terperinci

II. Tinjauan Pustaka. dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut Chevalier

II. Tinjauan Pustaka. dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut Chevalier II. Tinjauan Pustaka 2.1. Sejarah Tanaman Tadi Sawah (Oryza sativa L.) Tanaman padi ( Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Jagung Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada malai dan bunga betina terletak pada tongkol di pertengahan batang secara terpisah tapi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. 19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salak merupakan tanaman asli Indonesia. Tanaman salak di Indonesia sangat banyak macamnya (lampiran A). Oleh karena itu, bila kita bertanam salak berarti kita melestarikan

Lebih terperinci

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa. 6 3 lintas, ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu: 1. Apabila koefisien korelasi antara peubah hampir sama dengan koefisien lintas (nilai pengaruh langsung) maka korelasi tersebut menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna TINJAUAN PUSTAKA Tanah Gambut Tanah gambut terbentuk dari bahan organik sisa tanaman yang mati diatasnya, dan karena keadaan lingkungan yang selalu jenuh air atau rawa, tidak memungkinkan terjadinya proses

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di Indonesia. Daerah utama penanaman kedelai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

(Prihatman,2000). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Rabani, 2009; Swennen & Ortiz, 1997).

(Prihatman,2000). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Rabani, 2009; Swennen & Ortiz, 1997). II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Taksonomi Tanaman Pisang Pisang (Musa spp.) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia (Prihatman,2000).

Lebih terperinci

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV N A M A : JHONI N I M : 111134267 ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV I Ayo Belajar IPA A. StandarKompetensi 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya B. KompetensiDasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Tanaman Jagung Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Wijen (Sesamum indicum L) 1. Sistematika Tanaman Tanaman wijen mempunyai klasifikasi tanaman sebagai berikut : Philum : Spermatophyta Divisi : Angiospermae Sub-divisi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman umbi-umbian dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau uwi-uwian. Genus Dioscorea

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman cabai (Capsicum annuum L.) termasuk ke dalam kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, kelas Dicotyledoneae, ordo Solanes, famili Solanaceae, dan genus Capsicum. Tanaman ini berasal

Lebih terperinci

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015 PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015 DESKRIPSI VARIETAS LADA LADA VAR. NATAR 1 SK Menteri Pertanian nomor : 274/Kpts/KB.230/4/1988 Bentuk Tangkai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman: Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Euphorbiales, Famili

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, di antaranya adalah ketela pohon,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, di antaranya adalah ketela pohon, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Ubi kayu: Taksonomi dan Morfologi Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, di antaranya adalah ketela pohon, singkong, ubi jenderal, ubi inggris, telo puhung, kasape, bodin,

Lebih terperinci