KUALITAS AUDIT DAN AUDIT TENURE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KUALITAS AUDIT DAN AUDIT TENURE"

Transkripsi

1 KUALITAS AUDIT DAN AUDIT TENURE Reygen Pramana Jati Alumni Prodi Akuntansi Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana ABSTRACT Audit quality is determined by auditor s competence to find misstatements in financial report and report the findings in the audit report that makes auditor s independency strongly affect audit quality, in addition to auditor s competency in performing their duties. Auditor s independency is related to lengthy audit engagement with client. This study aims to obtain empirical evidence about the influence of lengthy audit engagement to audit quality. Based on the literature review, the hypothesis proposed in this study is the length of the audit engagement negatively affects audit quality. This study uses earnings benchmarks as proxy of audit quality developed from Carey and Simnett (2006). To test the hypothesis, an empirical model was developed and tested with binary logistic regression technique. Empirical test results indicate a significant negative influence of lengthy audit engagements to audit quality. It means that lengthy audit engagement deteriorates audit quality, indicated by the failure to meet earnings benchmark. Keywords: Audit Tenure, Audit Quality, Earnings Benchmark. ABSTRAK Kualitas audit ditentukan oleh kemampuan auditor untuk menemukan penyimpangan yang terjadi dalam pelaporan keuangan dan melaporkan hasil temuan tersebut dalam laporan audit. Hal ini menjadikan independensi auditor salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit di samping komptensi auditor dalam melaksanakan tugasnya. Independensi auditor diduga berhubungan dengan lamanya masa perikatan audit dengan klien. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh lamanya masa perikatan audit terhadap kualitas audit. Berdasarkan telaah pustaka, hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah lamanya masa perikatan audit berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Penelitian ini menggunakan earnings benchmark sebagai indikator kualitas audit yang dikembangkan dari model Carey & Simnett (2006). Untuk menguji hipotesis, model empiris dikembangkan dan diuji dengan teknik regresi binary logistic. Hasil uji empiris menunjukkan adanya pengaruh signifikan negatif masa perikatan audit terhadap kualitas audit. Hal ini berarti bahwa semakin lama masa perikatan auditor dengan klien, kualitas audit yang dilaksanakan semakin menurun yang diindikasikan dengan kegagalan perusahaan klien memenuhi earnings benchmark. Kata kunci: Audit Tenure, Kualitas Audit, Earnings Benchmark. 61

2 JRAK, Volume 10, No.1 Februari 2014 PENDAHULUAN Audit laporan keuangan perusahaan dirancang untuk mengungkap salah saji pada informasi keuangan (Ho, 2010). Auditor diharapkan dapat menemukan penyimpangan-penyimpangan dalam pelaporan keuangan perusahaan yang mungkin muncul akibat hubungan keagenan antara pemegang saham dengan manajer perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976). Ketidakmampuan auditor untuk mendeteksi penyimpangan yang terjadi merupakan salah satu risiko audit yakni detection risk. Kualitas audit salah satunya ditentukan oleh kemampuan auditor dalam mengantisipasi detection risk. Kegagalan auditor dalam mengungkap penyimpangan yang tersembunyi dalam pelaporan keuangan perusahaan menggambarkan rendahnya kualitas audit yang dilaksanakan. Kualitas audit berkaitan dengan akurasi informasi keuangan. Semakin akurat informasi keuangan disajikan, kualitas audit diyakini semakin tinggi. Keyakinan ini dijustifikasi dengan konsep bahwa proses audit yang baik dapat mendeteksi salah saji dalam informasi keuangan dan melaporkannya dalam temuan audit. De Angelo (1981) berargumen bahwa kualitas audit ditentukan oleh tingkat pengalaman dan independensi auditor. Tingkat pengalaman auditor menggambarkan kemampuan auditor untuk memahami lingkungan bisnis klien yang akan berguna untuk menilai kesesuaian dengan standar yang berlaku maupun tingkat kewajaran informasi keuangan. Selain itu, periode perikatan tugas antara auditor dengan klien juga diyakini mempengaruhi independensi auditor yang berdampak pada kualitas audit. Implikasi hasil temuan ini adalah ketika hubungan auditor dengan klien berlangsung pada periode yang panjang, independensi auditor berkurang demikian pula dengan kualitas audit yang dilaksanakan. Sementara di sisi lain, periode penugasan yang terlalu singkat akan berakibat auditor tidak mampu memahami kompleksitas lingkungan bisnis klien dan kemungkinan auditor tidak dapat mendeteksi penyimpangan yang terjadi dalam pelaporan keuangan. Adanya tradeoff antara independensi dan expertise auditor menjadi hal utama yang perlu dikaji lebih mendalam oleh regulator. Brooks (2011) meneliti hubungan antara auditor tenure dengan kualitas audit. Salah satu temuan dalam penelitiannya adalah kualitas audit meningkat seiring dengan periode penugasan auditor saat bonding effect (efek perikatan yang mengakibatkan berkurangnya independensi auditor) yang terjadi lemah, seperti halnya perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis dan hanya terjadi pada bidang bisnis dengan risiko litigasi yang tinggi. Bonding effect yang kuat digambarkan dengan pola parabolik/kuadratis. Implikasi konsep ini adalah kualitas audit terus meningkat mulai periode awal penugasan hingga pada titik tertentu mencapai puncaknya, kemudian menurun seiring periode penugasan berikutnya. Skema ini berlaku ketika perusahaan diaudit oleh auditor yang bukan spesialis di bidang bisnis klien, adanya ketergantungan finansial dengan klien serta bidang bisnis dengan risiko litigasi yang rendah. KAJIAN LITERATUR DAN PE- NGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) memandang hubungan antara manajer dan pemilik dalam kerangka hubungan keagenan. Dalam hubungan keagenan, terjadi kontrak antara kedua belah pihak. Kontrak tersebut mengharuskan agent memberikan jasa kepada principal. Pendelegasian wewenang dari pemilik kepada manajemen membuatnya memiliki 62

3 hak untuk mengambil keputusan bisnis bagi kepentingan pemilik. Akan tetapi, kepentingan dua pihak ini tidak selalu sejalan sehingga muncul konflik kepentingan antara keduanya. Konflik kepentingan ini memunculkan kebutuhan atas keyakinan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen bebas dari unsur kecurangan dan telah disajikan sesuai standar yang berlaku. Auditor dikenal sebagai pihak yang membatasi agent dalam hal pelaporan keuangan perusahaan. Auditor memiliki peran dan tanggung jawab penting dalam mengurangi wewenang manajer dengan melakukan pemeriksaan terhadap pelaporan keuangn dan jika terjadi melaporkan manipulasi informasi dalam laporan keuangan yang akan digunakan principal dalam mengambil keputusan. Masalah keagenan auditor bersumber pada mekanisme kelembagaan antara auditor dan klien. Klien menunjuk auditor untuk melakukan audit bagi kepentingan principal. Sementara, klien-lah yang membayar jasa audit. Keadaan ini dapat menimbulkan ketergantungan auditor pada klien. Ketergantungan ini menyebabkan auditor mulai kehilangan independensi dan berusaha mengakomodasi ekspektasi klien dengan harapan perikatan dengan klien tidak terputus. Hal demikian bertentangan dengan prinsip auditor selaku pihak ketiga yang dituntut untuk independen dalam melaksanakan audit dan dalam memberikan pendapat atas laporan keuangan klien (Tuanakotta, 2011). Kualitas Audit Kualitas audit merupakan suatu hal yang relatif untuk diukur tergantung siapa yang menilai dan berdasarkan apa penilaian dilakukan. Audit sendiri merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk menyatakan pendapat (mengenai kewajaran penyajian) laporan keuangan yang disampaikan manajemen (Tuanakotta, 2011). Penilaian audit sebagai suatu proses tentunya mencakup keseluruhan aktivitas yang terjadi di dalamnya dan hasil yang diperoleh dari proses tersebut. Auditor menilai kualitas audit berdasarkan ketaatan terhadap standar audit ketika melakukan proses audit, kemampuan untuk menilai dan mengidentifikasi kelemahan pengendalian internal klien, serta meminimalisir risiko litigasi yang ada dengan tetap mempertahankan reputasinya sebagai auditor, sedangkan pengguna laporan keuangan menilai kualitas audit berdasarkan tingkat akurasi informasi pada laporan keuangan hasil audit. Definisi yang disampaikan oleh De Angelo (1981) mengenai kualitas audit adalah probabilitas auditor menemukan dan melaporkan adanya penyimpanganpenyimpangan pada pelaporan keuangan. Probabilitas untuk menemukan penyimpangan yang terjadi sangat tergantung pada kompetensi auditor dalam melaksanakan tugasnya. Probabilitas untuk menyampaikan laporan atas penyimpangan yang ditemukan tergantung pada independensi auditor. Hasil penelitiannya adalah auditor Big 4 yang memiliki kompetensi yang lebih memadai dibandingkan non-big 4, memiliki kualitas audit yang lebih tinggi. Independensi Auditor Standar Umum Audit nomor dua mengharuskan auditor untuk mengutamakan independensi sikap mental dalam segala hal yang termasuk dalam penugasan audit. Auditor tidak dibenarkan memihak kepada siapapun, sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang dimiliki, auditor akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya. Kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditor sangat penting bagi perkembangan profesi di 63

4 JRAK, Volume 10, No.1 Februari 2014 bidang audit. Kepercayaan akan menurun jika terdapat bukti bahwa independensi sikap auditor ternyata berkurang, bahkan kepercayaan masyarakat dapat juga menurun disebabkan oleh keadaan mereka yang berpikiran sehat (reasonable) dianggap dapat mempengaruhi sikap independennya. Untuk menjadi independen, auditor harus secara intelektual jujur, bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai kepentingan dengan kliennya. Auditor harus mengelola praktiknya dalam persepsi independensi dan aturan ditetapkan untuk mencapai derajat independensi dalam melaksanakan pekerjaannya. Untuk menekankan independensi auditor dari manajemen, penunjukan auditor dari banyak perusahaan dilaksanakan oleh dewan komisaris, rapat umum pemegang saham, atau komite audit. Dilihat dari sudut pandang auditor, kualitas audit dapat menurun seiring dengan bertambahnya auditor tenure (masa perikatan auditor dengan klien). Hal ini terjadi karena adanya keterikatan/ ketergantungan auditor kepada klien dalah hal ekonomis maupun sosial (bonding effect). Bonding effect mengurangi kualitas audit sebab hubungan personal yang dekat antara auditor dengan klien mempengaruhi penilaian auditor dari waktu ke waktu (Mautz dan Sharaf, 1961 dalam Brooks, 2011). Bonding effect yang kuat menghambat auditor dalam melaksanakan audit dengan ketat serta menjadikan auditor kurang waspada atas anomalianomali yang terjadi dan rentan akan bukti yang kurang kompeten. Berdasarkan argumen ini, kualitas audit digambarkan mengalami penurunan secara konstan terhadap peningkatan masa perikatan dengan klien. Pengalaman Auditor Berpijak pada definisi yang disampaikan oleh De Angelo (1981) bahwa kualitas audit merupakan gabungan antara kemampuan auditor untuk menemukan dan melaporkan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, kualitas audit dipengaruhi juga oleh kompetensi auditor untuk memahami likuliku bisnis klien. Kualitas audit dapat meningkat seiring dengan auditor tenure karena auditor memiliki pemahaman yang lebih baik atas sistem klien, lingkungan dan industri bisnis klien serta pengendalian internal klien (learnings effect). Argumen ini menggambarkan kualitas audit mengalami peningkatan secara konstan terhadap peningkatan masa perikatan dengan klien. Auditor Tenure Pembahasan masa perikatan auditor dengan klien bekaitan dengan keputusan auditor untuk menerima penugasan dari klien. Tuanakotta (2011) menerangkan bahwa titik kritis dalam penugasan audit adalah ketika auditor memutuskan untuk menolak atau menerima klien (baik klien lama maupun baru). Ini adalah keputusan sebelum proses perencanaan dimulai. Keputusan menolak atau menerima penugasan merupakan sesuatu hal yang krusial. Di satu pihak ia berhubungan langsung dengan peningkatan pendapatan auditor. Di sisi lain, ia berhubungan dengan berbagai risiko yang berpotensi mengancam kelangsungan profesi auditor. Auditor tidak berkewajiban memberi jasa audit kepada perusahaan apa pun. Auditor berkewajiban menyeleksi perusahaan mana yang akan diterimanya. Auditor berkewajiban menolak perusahaan yang tidak memenuhi persyaratan. Ini adalah esensi dari keputusan untuk menerima penugasan. Lebih lanjut Tuanakotta (2011) menjelaskan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan auditor dalam menentukan keputusan penugasan sebagai berikut: 1) Persyaratan yang berkaitan dengan auditor 64

5 itu sendiri. Apakah auditor memiliki benturan kepentingan yang membuatnya tidak independen (independency in fact) atau terkesan tidak independen (independency in appearance). Auditor juga mempertimbangkan kemampuan untuk memahami kompleksitas lingkungan bisnis calon klien. 2) Keadaan yang berkenaan dengan perusahaan yang akan diaudit. Halhal khusus, pemegang kepentingan, eksekutif puncak, risiko luar biasa merupakan contoh hal yang dijadikan pertimbangan. Pengembangan Hipotesis Kualitas audit memiliki pergerakan parabolik terhadap auditor tenure (Brooks, 2011). Learnings effect yang terjadi sejak masa awal penugasan meningkatkan kualitas audit hingga suatu saat tidak ada lagi hal baru yang dapat dipelajari auditor. Kualitas audit kemudian mengalami penurunan seiring melemahnya learnings effect dan menguatnya bonding effect yang terjadi. Chi dan Huang (2005) mendokumentasikan bahwa titik balik peningkatan kualitas audit terhadap audit tenure perusahaan-perusahaan di Taiwan berada pada kisaran 5 tahun setelah penugasan pertama. Sementara Brooks (2011) melakukan penelitian pada perusahaanperusahaan di Amerika Serikat dan menemukan bahwa titik balik kualitas audit berada pada kisaran 12 tahun. Dua hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa pada jangka panjang kualitas audit cenderung menurun seiring bertambahnya masa perikatan dengan klien. Carey dan Simnett (2006) mengkonfirmasikan adanya penurunan kualitas audit pada masa perikatan yang panjang dengan klien dalam hasil penelitiannya. Penurunan ini diindikasikan oleh ketidakmampuan memenuhi earnings benchmark, going concern opinion yang diterima dan tingkat abnormal working capital accruals yang diperoleh dari perhitungan berdasarkan informasi pada laporan keuangan perusahaan. Berdasarkan argumen-argumen tersebut di atas, hipotesis yang diajukan terkait audit tenure adalah sebagai berikut: H1: Audit tenure berpengaruh negatif terhadap kualitas audit METODA PENELITIAN Variabel dependen penelitian ini adalah kualitas audit. Kualitas audit diukur dengan earnings benchmark dalam Carey dan Simnett (2006). Kualitas audit diukur terkait dengan manajemen laba yang dilakukan perusahaan, apakah auditor mampu mengungkap dan melaporkan adanya manajemen laba tersebut ataukah tidak. Salah satu manajemen laba yang dapat dilakukan adalah menghindari pelaporan kerugian. Formula yang dapat dipakai untuk penghindaran pelaporan kerugian tersebut adalah earnings/total assets. Oleh karena itu, earnings/total assets atau yang lebih sering dikenal dengan ROA (return on assets) dipilih menjadi tolok ukur penentu kualitas audit. Earnings benchmark yang digunakan adalah antara μ-σ hingga μ+σ. Kualitas audit diasumsikan buruk apabila: 1) laba melebihi earnings benchmark ROA > μ+σ, yang diartikan bahwa auditor memberi kesempatan kepada perusahaan untuk melakukan praktik window dressing (usaha manajemen untuk meningkatkan laba sehingga manajemen dapat menikmati bonus di masa kini). 2) Rugi melebihi earnings benchmark ROA < μ-σ, yang diartikan bahwa auditor memberi kesempatan perusahaan untuk melakukan praktik taking a bath (usaha manajemen untuk meningkatkan rugi dengan harapan manajemen akan mendapat bonus di masa depan karena laba yang meningkat). Variabel kualitas audit diformulasikan sebagai berikut: 1) BENCH = 1 memenuhi kriteria μ-σ < 65

6 JRAK, Volume 10, No.1 Februari 2014 ROA < μ+σ, menunjukkan kualitas audit yang tinggi. 2) BENCH = 0 untuk ROA > μ+σ di mana manajemen melakukan praktik window dressing atau ROA < μ- σ di mana manajemen melakukan praktik taking a bath, yang menunjukkan kualitas audit yang rendah. Variabel independen pada penelitian ini adalah audit tenure. Audit tenure ditentukan dengan melihat laporan keuangan auditan perusahaan selama 11 tahun berturut-turut, yaitu tahun 2012 kemudian ditelusur hingga tahun Pemilihan durasi penelitian ini bertujuan untuk memperoleh penilaian yang memadai mengenai masa perikatan auditor. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK. 01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik Pasal 3 ayat 1 menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut. Audit tenure ditentukan menurut jumlah tahun perikatan audit sebenarnya. Penelitian ini menggunakan tiga variabel kontrol yaitu: Pertama, variabel dummy ukuran auditor yang ditentukan berdasarkan kategori Big 4 atau non-big 4 (Carey dan Simnett,2006). DeAngelo (1981) berpendapat bahwa kedua indikator kualitas audit yakni kompetensi dan independensi hanya dimiliki oleh KAP berukuran besar. Pendapat ini didukung oleh Chi dan Huang (2005) dan Becker dkk (1998). KAP berukuran besar lebih cepat dalam memahami lingkungan bisnis klien dengan dukungan sumber daya yang dimiliki serta lebih resisten terhadap bonding effect yang mungkin terjadi. Kwon (2012) berargumen jika auditor dan klien sama-sama memiliki ukuran yang relatif kecil, maka ada probabilitas yang besar bahwa penghasilan auditor akan tergantung pada fee audit yang dibayarkan kliennya. Oleh karena itu, auditor berukuran kecil cenderung tidak independen terhadap kliennya, sebaliknya auditor berukuran besar cenderung lebih independen terhadap kliennya, baik ketika kliennya berukuran besar maupun kecil. Kedua, Log normal total aset perusahaan digunakan sebagai ukuran perusahaan klien (Doogar dan Easley, 1998 dalam Rosietta dan Wibowo, 2009). Ukuran perusahaan yang besar terkait dengan dukungan sumber daya yang lebih baik untuk menghasilkan informasi keuangan yang berkualitas. Ketiga debt ratio (total liabilities/total assets) digunakan sebagai ukuran leverage perusahaan klien (Gunny, 2007 dalam Rosietta dan Wibowo, 2009). Rasio leverage menunjukkan komposisi pembiayaan aset dari utang atau modal. Perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi diasumsikan memiliki kecenderungan yang lebih untuk melakukan manipulasi informasi keuangan dengan tujuan menjamin kepercayaan kreditor dan atau pihak lain yang memberikan pendanaan. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kriteria purposive sampling yang diterapkan adalah: 1) Perusahaan manufaktur yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2002 hingga 2012; 2) Informasi keuangan perusahaan tersedia untuk tahun 2002 sampai dengan 2012; 3) Informasi auditor yang mengaudit laporan keuangan perusahaan tersedia untuk tahun 2002 sampai dengan Data penelitian menggunakan data sekunder, yaitu data yang diambil dari ICMD (Indonesian Capital Market Directory) tahun Sampel yang berhasil dikumpulkan dengan metode purposive sampling dalam penelitian ini sebanyak data dari 103 perusahaan sampel selama 11 tahun. Sebanyak 5 perusahaan tidak disertakan dalam pengujian karena data auditor laporan keuangan tidak lengkap. 66

7 Tabel 1 Pengambilan Sampel Penelitian Kriteria Purposive Sampling Jumlah Perusahaan Manufaktur terdaftar di BEI tahun Perusahaan dengan data tidak lengkap -5 Jumlah sampel per tahun 103 Jumlah data point keseluruhan (11 tahun pengamatan) Model Statistik Penelitian ini menggunakan model Carey dan Simnett (2006) yaitu dengan pendekatan earnings surprise benchmark. Penggunaan model statistik ini berdasarkan variabel dummy dependennya. Formulasi logistic regression: Pr (BENCH=1 atau 0) = β0+β1ten+ β2aud+β3size+β4lev+e Hasil statistik deskriptif menunjukkan rata-rata ROA sampel adalah sebesar 6,5%. Sebanyak 981 sampel memenuhi earnings benchmark yang diartikan memiliki kualitas audit yang tinggi sementara 152 sampel gagal memenuhi earnings benchmark atau memiliki kualitas audit yang rendah. Sebanyak 606 sampel diaudit oleh auditor Big 4 sementara 527 sisanya diaudit auditor non Big 4. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian memiliki ratarata total aset senilai Rp (diperoleh dari hasil EXP 13,80 dan data dalam satuan juta) dengan rata-rata perbandingan hutang terhadap modal sebesar 61%. Dilihat dari masa perikatan audit, rata-rata masa perikatan audit yang dimiliki sampel sebesar 3,81 (3 hingga 4 tahun). Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel Variable Mean St. Minimum Maximum Dev. Value Freq. Value Freq. ROA 0,065 0,218-1,44 1 4,68 1 BENCH TEN 3,81 2, TEN 2 0,412 0, < TEN 7 0,472 0, TEN > 7 0,116 0, AUD LEV 0,61 0,47 0,04 1 5,16 1 SIZE 13,80 1,55 10, ,02 1 Untuk melihat distribusi frekuensi masa perikatan yang dimiliki sampel, variabel TEN dikategorikan menjadi 3 kelompok yaitu masa perikatan singkat 67

8 JRAK, Volume 10, No.1 Februari 2014 (TEN tidak lebih dari 2 tahun), masa perikatan medium (TEN antara 3 hingga 7 tahun) dan masa perikatan panjang (TEN lebih dari 7 tahun). Sampel yang memiliki masa perikatan lebih dari 7 tahun sebanyak 131 sampel, sebanyak 535 sampel memiliki masa perikatan antara 3 hingga 7 tahun sementara terdapat 467 sampel yang memiliki masa perikatan kurang dari atau sama dengan 2 tahun. Tabel 3 Frekuensi Earnings Benchmark TEN Singkat TEN Medium TEN Panjang TOTAL BENCH = 0 54 (12%) 68 (13%) 29 (22%) 151 BENCH = (88%) 467 (87%) 102 (78%) 982 Total 467 (100%) 535 (100%) 131 (100%) 1133 Hosmer dan Lemeshow Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris sesuai dengan model. Tabel 4 Hasil Uji Kelayakan Model Step Chi-square df Sig Nilai Chi-square sebesar 10,048 dengan signifikansi 0,262. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti model ini memenuhi syarat prediktif bagi nilai observasinya. Uji ketepatan model bertujuan untuk mengetahui seberapa tingkat ketepatan model dalam menggambarkan situasi yang diteliti. Tabel 5 Hasil Uji Ketepatan Model Predicted BENCH Percentage Observed 0 1 Correct Step 1 BENCH = ,3 BENCH = ,6 Overall Percentage 86,5 Tabel klasifikasi menunjukkan prosentase ketepatan model menjelaskan situasi yang diamati sebesar 86,5%. Tingkat ketepatan ini cukup memberikan keyakinan bahwa model relatif dapat menggambarkan feno- mena yang diamati. Koefisien hasil regresi dapat dilihat pada kolom B. Nilai positif ataupun negatif juga mengikuti nilai yang tertera pada kolom B. 68

9 Tabel 6 Hasil Uji Regresi Step 1a B S.E. Wald df Sig. Exp(B) TEN -0,069 0,032 4, ,032 0,933 LEV -0,871 0,160 29, ,000 0,419 SIZE 0,169 0, ,69 1 0,000 1,184 AUD 0,961 0,194 24, ,000 2,615 Koefisien regresi TEN sebesar 0,069 dengan nilai negatif menunjukkan bahwa masa perikatan audit yang lebih lama akan menurunkan kualitas audit. Koefisien regresi LEV sebesar 0,871 dengan nilai negatif menunjukkan bahwa ukuran leverage perusahaan yang lebih tinggi akan menurunkan kualitas audit. Koefisien regresi SIZE sebesar 0,169 dengan nilai positif menunjukkan bahwa ukuran perusahaan yang lebih besar akan meningkatkan kualitas audit. Koefisien regresi AUD sebesar 0,961 dengan nilai positif menunjukkan bahwa auditor yang lebih besar akan meningkatkan kualitas audit. Variabel independen TEN signifikan pada signifikansi 0,032. Hasil regresi menunjukkan hubungan negatif antara masa perikatan auditor dengan kualitas audit. H 1 diterima, auditor tenure berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Variabel kontrol LEV signifikan pada signifikansi 0,000. Hasil regresi menunjukkan hubungan negatif antara leverage dengan kualitas audit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Variabel kontrol SIZE signifikan pada signifikansi 0,000. Hasil regresi menunjukkan hubungan positif antara ukuran perusahaan klien dengan kualitas audit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan klien berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Variabel kontrol AUD signifikan pada signifikansi 0,000. Hasil regresi menunjukkan hubungan positif antara auditor size dengan kualitas audit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa auditor size berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Berdasarkan hasil analisis data, masa perikatan audit berhubungan negatif dengan kualitas audit. Penelitian ini membuktikan adanya pengaruh masa perikatan auditor terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini senada dengan penelitian Carey dan Simnett (2006) yang mendokumentasikan adanya penurunan kualitas audit dalam asosiasi dengan masa perikatan audit yang lama. Sebaliknya, Ho (2010) menemukan adanya kecenderungan perusahaan untuk tidak melakukan upward earnings management pada masa perikatan audit yang lama. Ketika masa perikatan auditor dengan klien kian bertambah, auditor akan mengalami penurunan tingkat independensi dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien bernilai negatif. Ketergantungan finansial sangat mungkin terjadi mengingat klienlah yang membayar audit fee yang menjadi sumber penghasilan auditor. Hal ini menjadikan auditor lebih toleran dan memberi keleluasaan yang lebih kepada kliennya untuk melakukan adjusments atas informasi keuangan perusahaannya. Jika auditor dan klien sama-sama memiliki ukuran yang relatif kecil, maka ada probabilitas yang tinggi bahwa penghasilan auditor akan tergantung pada fee audit yang dibayarkan kliennya. Oleh 69

10 JRAK, Volume 10, No.1 Februari 2014 karena itu, auditor berukuran kecil cenderung tidak independen terhadap kliennya. Sebaliknya, jika auditor berukuran besar, maka auditor cenderung lebih independen terhadap kliennya, baik ketika kliennya berukuran besar maupun kecil. Argumentasi terkait ukuran auditor (dalam penelitian ini ukuran KAP) tersebut didukung pula dengan nilai koefisien AUD yang bernilai positif dan signifikan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil uji hipotesis dan mengacu pada perumusan serta tujuan dari penelitian ini, kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa masa perikatan auditor berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Penelitian ini menambah literatur mengenai pengaruh independensi auditor yang diproksikan dengan masa perikatan audit terhadap kualitas audit yang diukur berdasarkan tingkat kewajaran informasi keuangan hasil audit. Hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh negatif dan signifikan antara masa perikatan dengan kualitas audit mendukung hipotesis awal penelitian ini. Saran penulis bagi penelitian selanjutnya dengan mempertimbangkan keterbatasan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini adalah 1) Penggunaan earnings benchmark sebagai indikator kualitas audit memiliki keterbatasan: (i) informasi laba yang dijadikan acuan berasal dari perusahaan klien, sehingga tidak sepenuhnya mencerminkan kualitas audit yang melibatkan auditor; (ii) nilai benchmark ditentukan berdasarkan ratarata ROA sampel penelitian tanpa memperhitungkan fenomena spesifik yang terjadi (seperti krisis ekonomi) dan 2) Penilaian kualitas audit belum mencakup hal-hal lain yang dapat menggambarkan kualitas audit seperti hal-hal yang terkait kondisi pengendalian internal perusahaan, tingkat spesialisasi auditor atau opini audit yang diterima perusahaan. Maka untuk penelitian berikutnya dapat menambahkan variabel lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi kualitas audit atau dimensi pengukuran lain yang berhubungan dengan kualitas audit seperti spesialisasi auditor, faktor internal perusahaan (misalnya, pengendalian internal, efektivitas komite audit dan dewan komisaris independen) dan opini audit. Sementara model statistik yang dikembangkan dalam penelitian ini belum mencakup kemungkinan adanya pergerakan parabolik antara masa perikatan audit terhadap kualitas audit. Model yang dikembangkan masih sebatas fungsi linear (garis lurus) saja. Penelitian berikutnya dapat menggunakan model statistik yang memperhitungkan fungsi kuadratis masa perikatan audit terhadap kualitas audit, seperti yang dilakukan oleh Brooks (2011) dan Chi dan Huang (2005) dengan rentang waktu penelitian yang lebih panjang. DAFTAR REFERENSI Brooks, Li Zheng Auditor Tenure and Audit Quality. Disertasi, di Louisiana State University. Carey, P. and Simnett, R Audit Partner Tenure and Audit Quality. The Accounting Review, 8(3): Chi, W., and Huang, H Discretionary Accruals, Audit-Firm Tenure and Auditor Tenure: An empirical case in Taiwan. Journal of Contemporary Accounting and Economics, DeAngelo, L.E Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and Economics, 3,

11 Ho, L. J., Liu C., and Schaefer T Audit tenure and earnings surprise management. Review of Accounting and Finance, 9 (2): Institute for Economic and Financial Research Indonesia Capital Market Directory ( ) Institut Akuntan Indonesia (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta. Salemba Empat Jensen, M.C., and Meckling, W.H Theory of The Firm: Managerial Behaviour Agency Cost and Ownership Structure. Jurnal Of Finance Economic, 3 (4): Menon, K., and William, D Former Audit Partners and Abnormal Accruals. The Accounting Review, 79 (4): Rosietta, H. and Wibowo, A Faktor-Faktor Determinasi Kualitas Audit, Suatu Studi dengan Pendekatan Earnings Surprise Benchmark. Suprapto The Effect of Audit Partner Rotation and Audit Firm s Annual Fees on Audit Quality. Tesis. Universitas Gajah Mada Yogyakarta Tuanakotta, Th. M Berpikir Kritis dalam AUDITING. Jakarta. Salemba Empat Weiner J Auditor Size vs. Audit Quality: An Analysis of Auditor Switches. Honors College Thesis. 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan gambaran hasil penelitian, hasil pengujian hipotesis hipotesis, dan pembahasan. Ketiga bagian tersebut dijelaskan secara terpisah. Hasil penelitian

Lebih terperinci

pengerjaan audit sehingga audit fee yang didapatkannya akan semakin kecil. dalam laporan keuangan terlambat didapat oleh investor.

pengerjaan audit sehingga audit fee yang didapatkannya akan semakin kecil. dalam laporan keuangan terlambat didapat oleh investor. perusahaan akan mendapatkan ketidakpastian akan hasil auditnya. Jika perusahaan mengalami lag cukup lama pada periode sebelumnya maka auditor akan mendapatkan audit fee yang lebih kecil karena auditor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015 agar dapat menggambarkan kondisi sesungguhnya perusahaan.

Lebih terperinci

PENGARUH AUDIT TENURE, SPESIALISASI KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TERHADAP KUALITAS AUDIT

PENGARUH AUDIT TENURE, SPESIALISASI KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TERHADAP KUALITAS AUDIT DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 03, Nomor 03, Tahun 2014, Halaman 1-9 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806 PENGARUH AUDIT TENURE, SPESIALISASI KANTOR AKUNTAN

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH : IAN PRATAMA LIMBONG

SKRIPSI OLEH : IAN PRATAMA LIMBONG SKRIPSI PENGARUH SPESIALISASI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN KLIEN,AUDITOR SWITCHING DAN AUDIT FEE TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di BEI) OLEH

Lebih terperinci

Lanny Wijaya Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021)

Lanny Wijaya Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021) ANALISIS PENGARUH OPINI AUDIT, PERUBAHAN STRUKTUR DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK SERTA PERTUMBUHAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK SECARA VOLUNTARY Lanny Wijaya Stefanus

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN KAP, FEE AUDIT, DAN AUDIT TENURETERHADAP KUALITAS AUDIT

PENGARUH UKURAN KAP, FEE AUDIT, DAN AUDIT TENURETERHADAP KUALITAS AUDIT PENGARUH UKURAN KAP, FEE AUDIT, DAN AUDIT TENURETERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015) SKRIPSI DiajukanUntukMemenuhiTugasdanSyarat-

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu Negara dapat dilihat dari peningkatan pasar modalnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama lima tahun terakhir bergerak menuju ke arah lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Watkins dkk. (2004) telah mengidentifikasi empat buah definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Watkins dkk. (2004) telah mengidentifikasi empat buah definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Kualitas Audit DeAngelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu

Lebih terperinci

MARGARETHA MEI EVITA SARI

MARGARETHA MEI EVITA SARI Pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP dan Ukuran Perusahaan terhadap Kualitas Audit pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013. SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Astuti dan Ramantha (2014) melakukan penelitian dengan judul pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Astuti dan Ramantha (2014) melakukan penelitian dengan judul pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Astuti dan Ramantha (2014) Astuti dan Ramantha (2014) melakukan penelitian dengan judul pengaruh audit fee, opini going concern, financial distress,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahanperusahaan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahanperusahaan manufakur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2008-2012. Teknik

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun )

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun ) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2013-2015) Uun Kumalasari, Arief Rahman, Tri Lestari Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan Non Financial yang listing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan Non Financial yang listing BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan Non Financial yang listing di BEI pada tahun 2013-2015. Berdasarkan metode purposive

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sehingga analisis deskriptif dipisahkan dari variabel lain. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sehingga analisis deskriptif dipisahkan dari variabel lain. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Penelitian menggunakan lima variabel independen dan satu variabel dependen. Dari kelima variabel tersebut terdapat satu buah variabel yaitu reputasi

Lebih terperinci

Prosiding Ilmu Ekonomi ISSN :

Prosiding Ilmu Ekonomi ISSN : Prosiding Ilmu Ekonomi ISSN : 2460-6553 Pengaruh Audit Rotation dan Audit Tenure terhadap Kualitas Audit dengan Fee Audit sebagai Variabel Pemoderasi (Studi pada Manufaktur yang Terdaftar di Bei Tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Pada sampel penelitian yang digunakan yaitu seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap auditor

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap auditor 39 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian

BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah 100 perusahaan kecil yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012. Pemilihan sampel dalam

Lebih terperinci

Oleh: RIA RIZKY ANDRIAN B

Oleh: RIA RIZKY ANDRIAN B PENGARUH AUDIT TENURE, ROTASI KAP, UKURAN PERUSAHAAN DAN UKURAN KAP TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pemakai dalam pembuatan keputusan akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pemakai dalam pembuatan keputusan akuntansi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan berisi mengenai informasi keuangan suatu perusahaan dalam satu periode akuntansi tertentu, yang menampilkan hasil kinerja dari perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. target yang diinginkan baik secara artificial (melalui metode akuntan si) maupun

BAB I PENDAHULUAN. target yang diinginkan baik secara artificial (melalui metode akuntan si) maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perataan laba dapat didefinisikan sebagai suatu cara yang dilakukan manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengkajian dan Analisis Data 1. Statistik deskriptif Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian. Berdasarkan

Lebih terperinci

Oleh: Doan Tegar Prastyawan, Dr. Erwin Saraswati, Ak.,CPMA.,CSRS.,CA.

Oleh: Doan Tegar Prastyawan, Dr. Erwin Saraswati, Ak.,CPMA.,CSRS.,CA. PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAN DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011) Oleh: Doan Tegar Prastyawan, Dr. Erwin

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 56 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Obyek Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik pengambilan sampel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selama 3 tahun dari tahun Perusahaan manufaktur dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. selama 3 tahun dari tahun Perusahaan manufaktur dipilih dengan A. Objek / Subjek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama 3 tahun dari tahun 2013 2015. Perusahaan manufaktur dipilih dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas,

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas, 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang lebih menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan yang telah diaudit dari perusahaan manufaktur yang terdaftar

Lebih terperinci

Lie et al. / Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 1, No. 2 (2016):

Lie et al. / Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 1, No. 2 (2016): Lie et al. / Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 1, No. 2 (2016): 84-105 84 Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, dan Rencana Manajemen terhadap Opini Audit Going Concern (Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi tentang suatu perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan tersebut. Informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan

Lebih terperinci

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang, Kepulauan Riau ABSTRAK

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang, Kepulauan Riau ABSTRAK PENGARUH AUDIT TENURE, PERGANTIAN DEWAN KOMISARIS, AUDIT DELAY, DAN PERSENTASE PERUBAHAN ROA TERHADAP AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE & PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014. Juhartin

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini mengambil laporan keuangan perusahaan manufaktur yang

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini mengambil laporan keuangan perusahaan manufaktur yang BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini mengambil laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 dan 2011. Industri yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan melakukan auditor switching. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi adalah kumpulan darimana sampel yang dipilih (Cochran : 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun Berdasarkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun Berdasarkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun 2013-2015. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaaan tugasnya, yang bertentangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang baik akan menjadi informasi dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang baik akan menjadi informasi dalam pengambilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi seluruh perusahaan baik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia maupun tidak. Perusahaan membutuhkan auditor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud) BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate governance merupakan salah satu topik pembahasan sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud) maupun keterpurukan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Data penelitian yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasi yang

BAB III METODA PENELITIAN. Data penelitian yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasi yang 27 BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data penelitian yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasi yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dengan dibentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun karena AEC mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang

PENDAHULUAN. Dengan dibentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun karena AEC mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan dibentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015 ini, persaingan dunia usaha akan semakin ketat karena arus perdagangan barang dan jasa semakin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A.Karakteristik Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah 139 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan tingkat total

Lebih terperinci

Nama : Farisah Hasniar NPM : Fakultas : Ekonomi Jurusa : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dr. Widyatmini

Nama : Farisah Hasniar NPM : Fakultas : Ekonomi Jurusa : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dr. Widyatmini FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007-2011) Nama : Farisah Hasniar NPM

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) atau idx.com dan website masing-masing perusahaan. Objek dalam penelitian

Lebih terperinci

Oleh: Ilmiawan Iqbal. Dosen Pembimbing: Achmad Zaky, MSA., Ak., CA., SAS., CMA. Abstrak

Oleh: Ilmiawan Iqbal. Dosen Pembimbing: Achmad Zaky, MSA., Ak., CA., SAS., CMA. Abstrak PENGARUH PERGANTIAN AKUNTAN PUBLIK TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2012) Oleh: Ilmiawan Iqbal Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat mengharapkan profesi akuntan publik melakukan penilaian yang bebas dan tidak memihak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara tidak langsung atau melalui media perantara, Sumber-sumber data dapat

BAB III METODE PENELITIAN. secara tidak langsung atau melalui media perantara, Sumber-sumber data dapat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sumber Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder karena data diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara, Sumber-sumber data dapat diperoleh

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi strata I pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi strata I pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DI INDONESIA UNTUK MELAKUKAN PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2014) PUBLIKASI ILMIAH

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2010 yang

Lebih terperinci

Sandi Prianggoro / Pembimbing Sundari., SE.,MM

Sandi Prianggoro / Pembimbing Sundari., SE.,MM PENGARUH UKURAN KAP, QUICK RATIO, TOTAL DEBT TO ASSET RATIO, TOTAL DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET, DAN AUDITOR CHANGES TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI

Lebih terperinci

NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Iman Murtono Soenhadji, Ph.D

NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Iman Murtono Soenhadji, Ph.D ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTIMBANGAN AUDITOR DALAM MENGELUARKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris: Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI 2007-2011) 2011) Nama : Dwi Astuti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan quantitative research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan quantitative research (penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan quantitative research (penelitian kuantitatif) dengan penekanan pada pengujian teori melalui variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dependen merupakan variabel dengan ketertarikan utama dari

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dependen merupakan variabel dengan ketertarikan utama dari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Dependen Variabel dependen merupakan variabel dengan ketertarikan utama dari peneliti, dimana faktor keberadaannya dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Djarwanto, 2012: 93). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

BAB III METODE PENELITIAN. Djarwanto, 2012: 93). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 POPULASI DAN SAMPEL Populasi atau universe adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuansatuan)/individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Subagyo dan Djarwanto,

Lebih terperinci

akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.

akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. 14 keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak agen, yaitu manajemen sebagai pengelola perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak agen, yaitu manajemen sebagai pengelola perusahaan. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntan publik adalah pihak independen yang dianggap mampu menjembatani benturan kepentingan antara pihak prinsipal (pemegang saham) dengan pihak agen, yaitu manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Populasi penelitian ini meliputi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tahun penelitian 2013, 2014, dan 2015. B. Tehnik Pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2013-2015. Pemilihan perusahaan manufaktur disebabkan karena

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laporan tahunan selama periode pengamatan yakni Selain itu,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laporan tahunan selama periode pengamatan yakni Selain itu, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian No Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menerbitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan tentunya dapat mengurangi kualitas keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan tentunya dapat mengurangi kualitas keputusan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Benturan kepentingan yang seringkali terjadi antara pihak prinsipal (pemegang saham) dan pihak agen (manajemen) dapat menyebabkan adanya asimetri informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi dan kinerja keuangan suatu entitas dalam suatu periode.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan jumlah perusahaan go public. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan jumlah perusahaan go public. Oleh karena itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan pasar modal pada beberapa tahun terakhir di Indonesia menyebabkan peningkatan jumlah perusahaan go public. Oleh karena itu, dibutuhkan kualitas laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan menurut Jensen dan Meckling (1976) adalah teori yang menghubungkan antara agen (pengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998). Para auditor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan faktor-faktor mengenai perusahaan dan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan faktor-faktor mengenai perusahaan dan sebagai dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi oleh perkembangan perusahaan pada umumnya. Semakin banyak perusahaan publik, semakin banyak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikumpulkan oleh pihak instansi lain ( Supranto,1991). Data sekunder yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikumpulkan oleh pihak instansi lain ( Supranto,1991). Data sekunder yang 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Teknik Pengumpulan Data 3.1.1 Jenis Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: financial distress, opini audit, pertumbuhan perusahaan, auditor switching.

ABSTRAK. Kata kunci: financial distress, opini audit, pertumbuhan perusahaan, auditor switching. Judul : Financial Distress Sebagai Pemoderasi Pengaruh Opini Audit dan Pertumbuhan Perusahaan Pada Auditor Switching. Nama : Ni Wayan Wulan Tisna NIM : 1306305028 ABSTRAK Auditor yang memiliki hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan auditor mengandung kepentingan tiga kelompok, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan auditor mengandung kepentingan tiga kelompok, yaitu : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Kualitas Audit Laporan auditor mengandung kepentingan tiga kelompok, yaitu : 1. Manajer perusahaan yang diaudit, 2. Pemegang saham perusahaan, 3. Pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan. memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik.

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan. memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Imbal jasa audit (fee audit) dapat diartikan sebagai imbalan jasa yang diterima auditor atas jasa audit yang diberikan terhadap laporan keuangan. Besarnya fee

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. statistik deskriptif untuk memperoleh gambaran atau deskripsi variabel-variabel

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. statistik deskriptif untuk memperoleh gambaran atau deskripsi variabel-variabel 43 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Statistik Deskriptif Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan analisis statistik deskriptif untuk memperoleh gambaran atau deskripsi variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan perusahaan adalah salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan perusahaan adalah salah satu sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan perusahaan adalah salah satu sarana mengkomunikasikan kondisi keuangan perusahaan terhadap stakeholdersnya, baik internal stakeholders maupun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. B. Jenis Data Jenis data pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut (Sugiyono, 2007) dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut (Sugiyono, 2007) dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Menurut (Sugiyono, 2007) dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: 1. Data Primer Merupakan data penelitian yang diperoleh secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PENELITIAN VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN KUALITAS AUDIT (X1) OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA (X2) OPINI AUDITOR TENTANG GOING CONCERN (Y) PREDIKSI KEBANGKRUTAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan diuraikan mengenai statistik deksriptif dari penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Table 4.1 Statistik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia periode Penelitian ini meggunakan data sekunder yaitu dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia periode Penelitian ini meggunakan data sekunder yaitu dari BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan hasil analisis data dari pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi logistik. Objek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan tahun 2015 berdasarkan metode purposive sampling pada. TABEL 4. 1 Prosedur Pengambilan Sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan tahun 2015 berdasarkan metode purposive sampling pada. TABEL 4. 1 Prosedur Pengambilan Sampel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang berturut-turut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini menguji pengaruh antara audit tenure (X1), auditor firm size (X2) secara bersama-sama terhadap variabel kualitas audit (Y). Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah berjumlah 120 perusahaan. Sampel

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah berjumlah 120 perusahaan. Sampel BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi objek penelitian ini adalah meneliti profil perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntan publik adalah pihak independen yang dianggap mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntan publik adalah pihak independen yang dianggap mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntan publik adalah pihak independen yang dianggap mampu menjembatani benturan kepentingan antara pihak prinsipal (pemegang saham) dengan pihak agen, yaitu manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Keagenan (Agency Theory) bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena mereka dipilih, maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Keagenan (Agency Theory) bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena mereka dipilih, maka BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen.

Lebih terperinci

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Audit Tenure terhadap Audit Report Lag dengan Reputasi Kantor Akuntan Publik sebagai Variabel Moderasi

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Audit Tenure terhadap Audit Report Lag dengan Reputasi Kantor Akuntan Publik sebagai Variabel Moderasi Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Audit Tenure terhadap Audit Report Lag dengan Reputasi Kantor Akuntan Publik sebagai Variabel Moderasi 1 Muhammad Yogi, 2 Pupung Purnamasari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan bisnis di Indonesia mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan bisnis di Indonesia mengharuskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan bisnis di Indonesia mengharuskan manajemen perusahaan yang go public memberikan informasi yang memadai kepada pihak pemakai laporan keuangan.

Lebih terperinci

Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Perusahaan yang Mengalami Kesulitan Keuangan (Financial Distress)

Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Perusahaan yang Mengalami Kesulitan Keuangan (Financial Distress) Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Perusahaan yang Mengalami Kesulitan Keuangan (Financial Distress) ILHAM PANDIKA Program Studi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai media komunikasi, laporan keuangan harus dapat mempertemukan dua kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan bahwa hubungan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengujipengaruh Ukuran KAP, spesialisasi

BAB 5 PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengujipengaruh Ukuran KAP, spesialisasi 80 BAB 5 PENUTUP 5.1. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengujipengaruh Ukuran KAP, spesialisasi industri, masa penugasan audit, client important, kesediaan pelaporan opini audit, ukuran perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to the entire group of people, events, or things of interest that the researcher

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PT Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), IDX Statistics Book, Indonesian

BAB III METODE PENELITIAN. PT Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), IDX Statistics Book, Indonesian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik dokumentasi dari data-data yang dipublikasikan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dana dari pihak eksternal, dipihak lain pihak eksternal ingin

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dana dari pihak eksternal, dipihak lain pihak eksternal ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Laporan keuangan merupakan salah salah satu media terpenting dalam mengkomunikasikan fakta-fakta mengenai perusahaaan dan sebagai dasar untuk dapat menentukan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kantor akuntan publik juga untuk menjamin informasi yang diberikan. pihak pengguna laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. kantor akuntan publik juga untuk menjamin informasi yang diberikan. pihak pengguna laporan keuangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan modal sangat diperlukan oleh perusahaan untuk meningkatkan usahanya, terutama dalam menghadapi persaingan usaha sekarang ini. Perusahaan memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA MALAYSIA

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA MALAYSIA ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA MALAYSIA Suriani Ginting 1), Erlina Fransisca 2) Program Studi Akuntansi STIE Mikroskil Jl

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan manufaktur yang telah go public berjenis miscellaneous industry dan data diperoleh dari Bursa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan teori sebagai dasar dalam melakukan penelitian. II.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan yang terdaftar dalam Bursa

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah mengambil data 120 laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga

Lebih terperinci