PENGARUH CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii BL.)
|
|
- Yohanes Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ENGARUH CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA DAN NAUNGAN TERHADA ERTUMBUHAN BIBIT KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii BL.) (The Effect of Vesicular Arbuscular Mycorrhizal and Shade to Growth of Cinnamon (Cinnamomum burmanii BL.) D e l v i a n Departemen Kehutanan Fakultas ertanian USU Jl. Tri Dharma Ujung No 1 Kampus USU Medan Telp Fax dvilly6@yahoo.co.uk ABSTRACT Interaction between mycorrhizal inoculant dosage with level of shade was significantly affected of seedling growth of height, total dry weight matter, shoot root ratio, content, and degree of infected root by mycorrhizal. The usage of mycorrhizal inoculant dosage at 100 g per seedling which combined with level of shade 75 % gave the best for seedling growth of Cinnamon for six month old. Increasing level of shade 25 % to 75 % increased seedling growth of Cinnamon. Furthermore, seedling of Cinnamon that treated mycorrhizal inoculant dosage at 100 g per seedling was more significantly affected of seedling growth than 50 g per seedling. Key words: Mycorrhizae, Shade, Cinnamon, Dry weight matter, content. ABSTRAK Interaksi antara dosis inokulum mikoriza dan tingkat naungan berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit, berat kering, rasio tajuk akar, serapan dan persentase akar terinfeksi. Dosis mikoriza 100 g/bibit dan tingkat naungan 75% memberikan pertumbuhan yang terbaik untuk bibit kayu manis. eningkatan naungan dari 25% sampai 75% mampu meningkat pertumbuhan bibit dengan baik. Kata kunci: Mikoriza, Naungan, Kayu Manis, Berat Kering, Serapan. ENDAHULUAN K endala utama dalam budidaya kayu manis adalah keberhasilan hidup bibit setelah pindah ke lapangan, terutama pada lahan-lahan marginal yang merupakan lahan yang masih potensial untuk pengembangan perkebunan. Untuk itu penyiapan bibit yang sehat dan baik mutlak diperlukan. Guna mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan beberapa cara, di antaranya adalah memodifikasi lingkungan tumbuh dan penggunaan cendawan mikoriza arbuskula (CMA) yang banyak memberikan keuntungan bagi pertumbuhan bibit di persemaian dan setelah pindah ke lapangan. emanfaatan CMA dapat memperbaiki kondisi tanah, meningkatkan daya hidup, kualitas dan laju pertumbuhan bibit yang baru dipindahkan ke lapangan (Abbott et al., 1992; Fakuara dan Setiadi, 1990). 28
2 engaruh Cendawan Mikoriza Arbuskula... (Delvian) ertumbuhan tanaman yang bermikoriza relatif lebih baik dibandingkan dengan yang tidak bermikoriza. Hal ini disebabkan karena tanaman bermikoriza mempunyai kemampuan menyerap unsur hara dan air lebih baik (Smith dan Read, 1997; Ruiz-Lozano dan Azcon, 1995). Hifa dari CMA dapat secara kimia merombak dan menyerap yang terfiksasi dengan bantuan enzim fosfatase yang dihasilkannya (Barea dan Aguilar, 1998). Selain itu CMA terbukti dapat mengekstrak Ca dan Mg serta beberapa unsur mikro yang biasanya bukan bagian dari pupuk buatan (Marschner dan Dell, 1994). Faktor lingkungan terutama intensitas cahaya dan suhu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan CMA serta keberhasilan simbiosisnya dengan inang (Brundrett, 1991). Intensitas cahaya matahari yang tinggi akan meningkatkan suhu tanah, selanjutnya suhu tanah akan mempengaruhi kapasitas dan derajad perkembangan CMA dalam menginfeksi akar tanaman (Smith dan Read, 1997; Brundrett, 1991). Dari hasil penelitian Suhardi et al. (1998) diketahui bahwa pembentukan dan perkembangan cendawan mikoriza yang optimum terjadi pada suhu tanah C. Cahaya dan suhu juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan bibit di persemaian. Menurut Marschner (1995) intensitas cahaya yang tinggi menyebabkan bibit tumbuh kerdil, daun kering dan gugur, bahkan dapat berakibat bibit mati. Sedangkan intensitas cahaya yang rendah atau kurang akan menimbulkan pengaruh yang kurang menguntungkan bagi pertumbuhan bibit serta menyebabkan etiolasi pada bibit (Marschner, 1995; Sitompul dan Guritno, 1995). METODE ENELITIAN ercobaan ini disusun secara faktorial dalam rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri atas dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah dosis CMA, yaitu 50 g per bibit (M1) dan 100 g per bibit (M2). Faktor kedua adalah tingkat naungan, yaitu naungan 25% (N1), naungan 50% (N2), naungan 75% (N3), dan naungan 100% (N4). Bahan naungan yang digunakan adalah bilah-bilah kayu dengan lebar 5 cm. Untuk mendapatkan tingkat naungan yang diinginkan maka jarak antar bilah kayu diatur dengan menggunakan rumus n I = % n + r dimana I = intensitas cahaya (%) yang diinginkan; n = jarak antar bilah kayu (cm) dan r = lebar kayu (cm). Data hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam (uji F) pada taraf uji 5% dan dilanjutkan dengan Duncan s New Multiple Range test (DNMRT) pada taraf 5%. Adapun parameter yang diamati adalah (1) Tinggi bibit (cm), (2) Berat kering total bibit (cm), (3) Rasio tajuk akar, (4) Serapan bibit (mg/bibit), dan (6) persentase kolonisasi (%) Serapan = jaringan x berat kering anjang akar terkolonisasi ersentase kolonisasi = x
3 Total panjang akar HASIL DAN EMBAHASAN HASIL Tinggi Bibit eningkatan dosis CMA dari 50 g/bibit menjadi 100 g/bibit pada tingkat naungan 75% memberikan peningkatan pertumbuhan sebesar 3,64 cm sedangkan pada tingkat naungan 100% hanya sebesar 1,40 cm. ada tingkat naungan 25% dan 50% peningkatan tinggi bibit akibat peningkatan dosis CMA berbeda tidak nyata. enggunaan naungan pada kedua dosis CMA mampu meningkatkan tinggi bibit. ada dosis CMA 50 g/bibit dan 100 g/bibit peningkatan naungan dari 25% sampai 75% menghasilkan peningkatan tinggi bibit masing-masing sebesar 3,61 cm dan 7,40 cm. enggunaan naungan 100% pada kedua dosis CMA hanya memberikan peningkatan sebesar 3,58 cm dan 5,13 cm seperti yang tampak pada Tabel 1. Tabel 1. engaruh interaksi antara dosis CMA dengan tingkat naungan terhadap tinggi (cm) bibit kayu manis 50 (M1) 30,58 c A 32,03 b A 34,19 a B 34,16 a B 100 (M2) 30,43 d A 32,41 c A 37,19 a A 35,56 b A Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada baris yang sama dan angka-angka yang diikuti Berat Kering Total Bibit ada Tabel 2 tampak bahwa peningkatan naungan dari 25% menjadi 100% pada dosis CMA 50 g/bibit menghasilkan peningkatan berat kering total sebesar 0,405 g. Sedangkan pada dosis CMA 100 g/bibit peningkatan naungan dari 25% menjadi 75% meningkatkan bobot kering total sebesar 1,559 g dan turun menjadi 0,173 g pada tingkat naungan 100%. ada tingkat naungan yang sama peningkatan dosis CMA dari 50 g/bibit menjadi 100 g/bibit mampu meningkatkan berat kering total bibit, meskipun peningkatannya tidak berbeda nyata. eningkatan terbesar terjadi pada tingkat naungan 75% (1,651 g) dan terendah pada tingkat naungan 1005 (0,189 g). Tabel 2. engaruh interaksi antara dosis CMA dengan tingkat naungan terhadap berat kering total (g) bibit kayu manis 50 (M1) 0,831 b A 1,373 a A 1,160 ab A 1,236 a A 30
4 engaruh Cendawan Mikoriza Arbuskula... (Delvian) 100 (M2) 1,252 b A 1,601 b A 2,811 a A 1,425 b A Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada baris yang sama dan angka-angka yang diikuti Rasio Tajuk Akar R asio tajuk akar bibit mening kat dengan meningkatnya naungan, dimana pada dosis CMA 50 g/bibit terjadi peningkatan sebesar 0,386 dengan meningkatnya naungan dari 25% menjadi 100%. ada dosis CMA 100 g/bibit peningkatan rasio tajuk akar terbesar yaitu 1,437 didapat pada tingkat naungan 75% dan turun menjadi 0,655 dengan peningkatan naungan sampai 100%. eningkatan dosis CMA pada tingkat naungan yang sama juga mampu meningkatkan rasio tajuk akar bibit. Rasio tajuk akar terbesar (3,131) diperoleh dengan dosis CMA 100 g/bibit pada tingkat naungan 75%, sedangkan terendah (1,691) pada dosis CMA 50 g/bibit dengan tingkat naungan 25% seperti yang tampak pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. engaruh interaksi antara dosis CMA dengan tingkat naungan terhadap rasio tajuk akar bibit kayu manis 50 (M1) 1,691 b A 1,952 ab A 2,008 ab A 2,077 a A 100 (M2) 1,694 c A 2,164 b A 3,131 a A 2,349 b A Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada baris yang sama dan angka-angka yang diikuti Serapan Bibit sebesar 9,013 mg dan turun menjadi 2,551 mg dengan meningkatnya naungan erapan bibit meningkat menjadi 100%. S dengan meningkatnya naungan seperti yang tampak pada Tabel 4. ada dosis CMA 50 g/bibit terjadi peningkatan sebesar 2,83 mg dengan meningkatnya naungan dari 25% menjadi 75% dan turun menjadi 1,504 mg pada naungan 100%. ada dosis CMA 100 g/bibit peningkatan naungan 25 % menjadi 75% meningkatkan serapan eningkatan dosis CMA 50 g/bibit menjadi 100 g/bibit pada tingkat naungan 75% menghasilkan peningkatan serapan sebesar 6,260 mg dan turun menjadi 1,123 mg pada naungan 100%. Sedangkan pada tingkat naungan 25% dan 50% peningkatan serapan yang dihasilkan tidak berbeda nyata. Tabel 4. engaruh interaksi antara dosis CMA dengan tingkat naungan terhadap serapan bibit (mg) bibit kayu manis 31
5 50 (M1) 0,513 c A 0,593 c A 3,343 a B 2,017 b B 100 (M2) 0,590 b A 2,807 b A 9,603 a A 3,140 b A Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada baris yang sama dan angka-angka yang diikuti ersentase Kolonisasi Akar eningkatan naungan dari 25% sampai 100% dan penggunaan CMA pada dosis yang berbeda berpengaruh terhadap persentase kolonisasi akar. ersentase kolonisasi akar tertinggi diperoleh dengan dosis CMA sebesar 100 g/bibit pada tingkat naungan 75%, yaitu sebesar 37,19%. Sedangkan persentase kolonisasi akar terendah yaitu 30,43% dihasilkan dari perlakuan dosis CMA 100 g/bibit pada tingkat naungan 25%. Hasil selengkapnya sebagaimana yang terdapat pada tabel 5 berikut ini. Tabel 5. engaruh interaksi antara dosis CMA dengan tingkat naungan terhadap persentase kolonisasi akar bibit kayu manis 50 (M1) 30,58 c B 32,03 b B 34,19 a AB 34,16 a AB 100 (M2) 30,43 d B 32,41 c B 37,19 a A 35,56 b A Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada baris yang sama dan angka-angka yang diikuti EMBAHASAN B erdasarkan hasil yang diuraikan di atas terlihat bahwa pemberian CMA pada berbagai tingkat naungan meningkatkan pertumbuhan bibit kayu manis. Hal ini erat kaitannya dengan terjadinya perubahan lingkungan terutama iklim mikro sekitar bibit dengan adanya naungan. Di samping itu dengan bantuan CMA ketersediaan dan penyerapan unsur hara dan air di dalam tanah bagi pertumbuhan bibit juga meningkat. ada Tabel 1, 2, 3, 4, dan 5 tampak bahwa perlakuan tingkat naungan 75% dan dosis CMA 100 g/bibit adalah yang terbaik. ada kondisi tersebut bibit memperoleh intensitas cahaya yang tepat dan pasokan 32
6 engaruh Cendawan Mikoriza Arbuskula... (Delvian) unsur hara yang cukup sehingga bibit mampu melakukan aktivitas metabolisme secara maksimal. eningkatan aktivitas pertumbuhan bibit tentunya akan meningkatkan berat kering bibit secara keseluruhan. Hal ini dapat dihubungkan dengan kemampuan akar bermikoriza untuk menyerap unsur hara dan air. Al- Karaki dan Clark (1998) melaporkan bahwa tanaman yang bermikoriza mempunyai berat kering yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang tidak bermikoriza. Mikoriza tidak hanya meningkatkan berat kering tanaman tetapi juga sekaligus mempengaruhi rasio tajuk akar. Menurut Barea dan Aguilar (1998), peningkatan serapan hara dan translokasi selanjutnya ke bagian atas tanaman meningkatkan penggunaan fotosintat di bagian tajuk dan hanya sebagian kecil yang ditranslokasikan ke akar. Hal ini berhubungan dengan pengambilalihan sebagian besar fungsi akar dalam menyerap unsur hara dan air oleh mikoriza sehingga energi untuk pertumbuhan dan perkembangan akar dapat dikurangi. Akibatnya rasio tajuk akar biasanya lebih besar pada tanaman yang bermikoriza. Terjadinya peningkatan pertumbuhan bibit juga berhubungan erat dengan jumlah akar terinfeksi CMA. eningkatan persentase akar terinfeksi berhubungan dengan peningkatan dosis CMA yang diberikan. Dari penelitian Clark (1997) diketahui bahwa peningkatan jumlah inokulum mikoriza dapat meningkatkan jumlah akar terinfeksi. emanfaatan CMA dengan dosis yang lebih besar menyebabkan akar tanaman terinfeksi lebih awal dan lebih banyak sehingga pertumbuhan bibit bisa maksimum. roses infeksi CMA dipengaruhi suhu udara dan suhu tanah, dimana menurut Barea dan Aguilar (1998) kondisi cahaya yang optimal bagi perkembangan inang adalah perangsang terbaik bagi asosiasi CMA dengan inangnya. Dalam penelitian ini bibit tumbuh baik pada tingkat naungan 75% dengan kisaran suhu rata-rata 31,1-33,5 0 C. Dengan demikian berarti pada kondisi ini CMA juga dapat berkembang lebih baik. Sedangkan pada tingkat naungan yang lebih rendah diduga bibit mengalami tekanan suhu tinggi yang mengganggu proses metabolismenya. Menurut Djafaruddin (1987) kayu manis tumbuh baik pada suhu rata-rata minimum 18 0 C dan maksimum 32 0 C. erlakuan tingkat naungan 100% dimana suhu udara di bawah naungan adalah 28,9-30,2 0C juga berpengaruh kurang baik bagi pertumbuhan bibit dan perkembangan CMA. ada kondisi ini intensitas cahaya tampaknya merupakan faktor pembatas utama. Menurut Abbott et al. (1992), CMA sangat peka terhadap status kelembaban tanah dimana jika terjadi suhu rendah dengan tingkat kelembaban tanah yang tinggi akan mengganggu aktivitas mikoriza. Diduga ini karena terjadinya kekurangan oksigen sehingga aktivitas mikoriza dalam penyerapan hara dan air akan terhambat. Akibatnya proses metabolisme, seperti fotosintesis, akan terganggu dan fotosintat yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta jaminan simbiosis antara akar dengan mikoriza juga berkurang. KESIMULAN enggunaan tingkat naungan 75% dan pemberian CMA dengan dosis 100 g/bibit mampu memberikan pertumbuhan bibit kayu manis yang terbaik. DAFTAR USTAKA Abbott LK, Robson AD, Jasper DA, dan Gazey C What is the role of VA mycorrhizal hyphae in soil? Di Dalam : Read DJ, Lewis DH, Fitter 33
7 AH, dan Alexander IJ. (Eds). Mycorrhizas in ecosystems. CAB International. Cambridge. Hal Al-Karaki GN and Clark RB Growth, Mineral Acquisition and Water Use by Mycorrhizal Wheat Grown Under Water Stress. J. lant Nutr. 21 : Barea JM dan CA Aguilar Mycorrhizas and Their Significances in Nodulating Nitrogen-Fixing lants. Advances in Agronomy. 46 : Brundrett MC Mycorrhizas in Natural Ecosystems. Adv. Ecol. Res. 21 : Clark RB Arbuscular Mycorrhizal Adaptation, Spore Germination, Root Colonization, and Hoast lant Growth and Mineral Acquisition at Low ph. lant and Soil 192 : Djafaruddin Bercocok Tanam Kayu Manis. Direktorat Jenderal erkebunan. Jakarta. Hal 98. Fakuara MY dan Y Setiadi Aplikasi Mikroba dalam embangunan Hutan Tanaman Industri. Dalam EB hardiyanto (Ed.). rosiding seminar Bioteknologi Hutan. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta. Hal Marschner H Mineral Nutrition of Higher lants. 2 nd. Academic ress. Harcourt Brace & Company, ublishers. London. San Diego. New York. Boston. Sydney. Tokyo. Toronto. 889 p. Marschner H dan Dell B Nutrient Uptake in Mycorrhizal Symbiosis. lant and Soil. 159 : Ruiz-Lozano JM dan Azcon R Hyphal Contribution to Water Uptake in Mycorrhizal lants as Affected by Fungal Species and Water Status. hysiol lant. 95 : Sitompul SM dan B Guritno Analisis ertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University ress. Yogyakarta. Hal 178. Smith SE and Read DJ Mycorrhizal Symbiosis. Second edition. Academic ress. Harcourt Brace & Company ublisher. London. pp Suhardi, E farida, Iskandar E, dan S Rahayu Mycorrhiza Formation and Growth of Shorea Leprosula After Charcoal and Rockphosphate in Bukit Suharto. roceeding of Yogyakarta Workshop. Bio-Refor. Japan. 34
Pengaruh Pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Setaria splendida Stapf yang Mengalami Cekaman Kekeringan
Media Peternakan, Agustus 24, hlm. 63-68 ISSN 126-472 Vol. 27 N. 2 Pengaruh Pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Setaria splendida Stapf yang Mengalami Cekaman
Lebih terperinciProgram Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara (Penulis Korespondensi,
PENGARUH INOKULASI MIKORIZA ARBUSKULA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN SLOW GROWING (GLODOKAN DAN TANJUNG ) Arbuscular Mycorrhizal Inoculation Effect on Seedling Growth Slow Growing Plant (Glodokan and
Lebih terperinciKETAHANAN RUMPUT GOLF Cynodon dactylon (L) PERS PADA KONDISI SALIN DENGAN PENGGUNAAN CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA
KETAHANAN RUMPUT GOLF Cynodon dactylon (L) PERS PADA KONDISI SALIN DENGAN PENGGUNAAN CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (Tolerance of Cynodon dactylon (L) Pers as Turf Grass in Salinity Condition by Using Arbuskula
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam pengamatan tinggi tanaman berpengaruh nyata (Lampiran 7), setelah dilakukan uji lanjut didapatkan hasil seperti Tabel 1. Tabel 1. Rerata tinggi
Lebih terperinciAPLIKASI CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) PADA TANAMAN SELADA PADA KEADAAN AIR TANAH BERBEDA ABSTRAK
1 APLIKASI CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) PADA TANAMAN SELADA PADA KEADAAN AIR TANAH BERBEDA Nerty Soverda Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jambi Jln Raya Mendalo Darat. E-mail:
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover Crop) merupakan jenis tanaman kacang-kacangan yang biasanya digunakan untuk memperbaiki sifat fisik,
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni perbanyakan inokulum cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. Perbanyakan inokulum
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Tanah hutan di Indonesia pada umumnya berjenis ultisol. Menurut Buckman dan Brady (1982), di ultisol kesuburan tanah rendah, pertumbuhan tanaman dibatasi oleh faktor-faktor yang
Lebih terperinciRESPON PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA JENIS AKASIA (Acacia spp) TERHADAP FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA
RESPON PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA JENIS AKASIA (Acacia spp) TERHADAP FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA SKRIPSI Oleh : ROMMEL PARDOSI 041202018/BUDIDAYA HUTAN DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciAmran Jaenudin* 1, Yora Erviani 2, dan Siti Wahyuni 3
Pengaruh Cendawan Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Bibit Pepaya (Carica papaya L.) The Effect of Vesicular Arbuscular Mycorrhizae to The Growth of Papaya (Carica papaya L.) cv Calina Seedling Amran
Lebih terperinciBAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Hasil análisis data penelitian dari masing-masing parameter adalah sebagai berikut: a. Hasil Analisis Kandungan Tabel 1. Tandan Kosong Kelapa Sawit *) Parameter
Lebih terperinciSULISTIYOWATI A
KOMPATIBILITAS TANAMAN TOMAT DAN CABAI DENGAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN HAYATI (CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : SULISTIYOWATI A 420 090 161 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : YULI SAGALA/ ILMU TANAH
1 PERANAN MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN, SERAPAN P DAN Cd TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) SERTA KADAR P DAN Cd ANDISOL YANG DIBERI PUPUK FOSFAT ALAM SKRIPSI Oleh : YULI SAGALA/080303013 ILMU TANAH DEPARTEMEN
Lebih terperinciPenggunaan spora cendawan mikoriza arbuskula sebagai inokulum untuk meningkatkan pertumbuhan dan serapan hara bibit kelapa sawit
Menara Perkebunan, 5, 73(1) 26-34 Penggunaan spora cendawan mikoriza arbuskula sebagai inokulum untuk meningkatkan pertumbuhan dan serapan hara bibit kelapa sawit Application of arbuscular mycorrhizal
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. endomikoriza atau FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) pada jenis tanaman. (Harley and Smith, 1983 dalam Dewi, 2007).
TINJAUAN PUSTAKA Mikoriza merupakan suatu bentuk simbiosis mutualistik antara jamur dan akar tanaman (Brundrett, 1991). Hampir pada semua jenis tanaman terdapat bentuk simbiosis ini. Umumya mikoriza dibedakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembibitan Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit, yang sangat menentukan keberhasilan budidaya pertanaman. Melalui tahap
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009
PEMANFAATAN KOMPOS TANDAN KOSONG SAWIT (TKS) SEBAGAI CAMPURAN MEDIA TUMBUH DAN PEMBERIAN MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MINDI (Melia azedarach L.) SKRIPSI Oleh Nina Astralyna 051202017/ Budidaya Hutan
Lebih terperinciPENGARUH MACAM PUPUK KANDANG DAN INOKULASI MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine Max L.) VARIETAS DETAM-1 DI TANAH REGOSOL
PENGARUH MACAM PUPUK KANDANG DAN INOKULASI MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine Max L.) VARIETAS DETAM-1 DI TANAH REGOSOL Oleh :,, Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UMY
Lebih terperinciPENAMBAHAN MIKORIZA LOKAL RIAU UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN SEMAI MERANTI (Shorea spp.) PADA MEDIA GAMBUT
PENAMBAHAN MIKORIZA LOKAL RIAU UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN SEMAI MERANTI (Shorea spp.) PADA MEDIA GAMBUT M. Mardhiansyah 1, Rosmimi 1, dan Mardiantino 2 1 Staf Pengajar Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan
Lebih terperinciPERBAIKAN KETERSEDIAAN P DAN EFISIENSI SERAPAN P OLEH TANAMAN BAWANG PREI DENGAN PEMBERIAN ASAM-ASAM ORGANIK DAN CMA PADA TANAH
51 Buana Sains Vol 8 No 1: 51-56, 2008 PERBAIKAN KETERSEDIAAN P DAN EFISIENSI SERAPAN P OLEH TANAMAN BAWANG PREI DENGAN PEMBERIAN ASAM-ASAM ORGANIK DAN CMA PADA TANAH Machfud Effendy Fak. Pertanian UPN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data penelitian yang diperoleh pada penelitian ini berasal dari beberapa parameter pertumbuhan anakan meranti merah yang diukur selama 3 bulan. Parameter yang diukur
Lebih terperinciOptimalisasi Cahaya Matahari Pada Pertanaman Padi (Oryza sativa L.) System of Rice Intensification (SRI) Melalui Pendekatan Pengaturan Jarak Tanam
Optimalisasi Cahaya Matahari Pada Pertanaman Padi (Oryza sativa L.) System of Rice Intensification (SRI) Melalui Pendekatan Pengaturan Jarak Tanam Oleh: Nurlaili Abstract System of Rice Intensification
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengaruh Mikoriza, Bakteri dan Kombinasinya terhadap parameter pertumbuhan semai jabon Hasil analisis sidik ragam terhadap parameter pertumbuhan semai jabon
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan pemberian pupuk akar NPK dan pupuk daun memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN Cassuarina equisetifolia BERMIKORIZA DALAM KONDISI CEKAMAN SALINITAS. Delvian dan Elfiati, D.
Bionatura-Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik ISSN 1411-0903 PERTUMBUHAN Cassuarina equisetifolia BERMIKORIZA DALAM KONDISI CEKAMAN SALINITAS Delvian dan Elfiati, D. Program Studi Kehutanan FP USU Jl. Tri
Lebih terperinciMIKORIZA & POHON JATI
MIKORIZA & POHON JATI Kelompok 6 Faisal Aziz Prihantoro Aiditya Pamungkas Rischa Jayanty Amelia Islamiati Faifta Nandika Maya Ahmad Rizqi Kurniawan Septa Tri Farisna 1511100001 1511100011 1511100025 1511100027
Lebih terperinciP.D.M.H. Karti, Setiana, M.A., Ariyanti, dan G.J., Kusumawati R.
Penggunaan Zeolit, Pasir dan Tanah sebagai Media Tumbuh dan Rumput serta Legum Pakan Sebagai Tanaman Inang untuk Produksi Massal Inokulum Cendawan Mikoriza arbuskula P.D.M.H. Karti, Setiana, M.A., Ariyanti,
Lebih terperinciIV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tajuk Indikator pertumbuhan tanaman dapat diketahui dengan bertambahnya volume dan juga berat suatu biomassa yang dihasilkan selama proses pertunbuhan tanaman.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa
1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 9 a)
16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Tanaman Berdasarkan hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 9 a) menunjukkan bahwa pengaruh utama mikoriza maupun interaksi antara mikoriza dan jenis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan suatu bentuk asoasiasi mutualisme antara cendawan (myces)
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Mikoriza merupakan suatu bentuk asoasiasi mutualisme antara cendawan (myces) dan perakaran (rhiza) tumbuhan tingkat tinggi. Simbiosis mikoriza melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan pangan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara dengan pertumbuhan penduduk yang besar. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk akan berakibat meningkatnya kebutuhan akan pangan. Untuk
Lebih terperincirv. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (Lampiran 6 ) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kascing dengan berbagai sumber berbeda nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi dua tahap yaitu pengambilan Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap pengambilan Bio-slurry dilakukan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter
Lebih terperinciPEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays)
Agrium ISSN 082-1077(Print) ISSN 2442-7306 (Online) April 2017 Volume 20 No. 3 PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays) Erlita 1 dan Farida Hariani
Lebih terperinciAulia. S. (Potential Time Applications Mycorrhizal and Trichoderma spp. in Peat Medium to Boost Growth Shorea leprosula Miq.
Aulia. S WAKTU POTENSIAL APLIKASI MIKORIZA DAN Trichoderma spp. PADA MEDIUM GAMBUT UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SEMAI MERANTI TEMBAGA (Shorea leprosula Miq.) (Potential Time Applications Mycorrhizal
Lebih terperincihasil pengamatan terhadap persentase infeksi mikoriza, setelah
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Persentase Infeksi Mikoriza (%) Data hasil pengamatan terhadap persentase infeksi mikoriza, setelah dilakukan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa residu dari pemberian
Lebih terperinciEFEKTIFITAS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DENGAN PROVENAN JARAK PAGAR PADA CEKAMAN KEKERINGAN
EFEKTIFITAS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DENGAN PROVENAN JARAK PAGAR PADA CEKAMAN KEKERINGAN The Effectiveness of Arbuscular Mycorrhizae Fungi with Physic Nut Provenances under Drought Stress ABSTRAK Percobaan
Lebih terperinciEFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum)
Agrium, Oktober 2012 Volume 17 No 3 EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum) Saijo Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. (Ocimum sanctum) untuk pengendalian akar gada (plasmodiophora brassicae)
26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Sidik Ragam Hasil analisis sidik ragam pengaruh konsentrasi ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) untuk pengendalian akar gada (plasmodiophora brassicae)
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk
Lebih terperinciPengaruh Lama Penyimpanan dan Diameter Stum Mata Tidur terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)
Pengaruh Lama Penyimpanan dan Diameter Stum Mata Tidur terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) The Influence of Storage Period and Diameter Stump on Stump Rubber Growth (Hevea
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) Jenis A. cadamba Miq. ini bersinonim dengan A.chinensis Lamk. dan A. indicus A. Rich. Jabon (A. cadamba Miq.) merupakan pohon yang dapat
Lebih terperinciAplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala
Aplikasi Kandang dan Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala Application of Farmyard Manure and SP-36 Fertilizer on Phosphorus Availability
Lebih terperinciJurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015
Pengaruh ph Terhadap Pembentukan Bintil Akar, Serapan Hara N, Pdan Produksi Tanaman pada Beberapa Varietas Kedelai pada Tanah Inseptisol Di Rumah Kasa The Effect of ph on Root Nodules Formation, Nitrogen
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Umum Penelitian Pada penelitian ini semua jenis tanaman legum yang akan diamati (Desmodium sp, Indigofera sp, L. leucocephala dan S. scabra) ditanam dengan menggunakan anakan/pols
Lebih terperinciPENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)
SKRIPSI PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill) Oleh: Siti Rosmiati 10982008360 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
Lebih terperinciRespons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam
Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam Response Lettuce (Lactuca sativa L.) Growth and Production
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pemanfaatan cendawan mikoriza arbuskula (CMA) dalam produksi semai di daerah-daerah tropis telah banyak diketahui dan diuji. Diantara jenis pohon yang diuji, sebagian besar adalah
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilakukan bulan Juni 2011 Oktober 2011.
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilakukan bulan Juni 2011 Oktober 2011. Bahan dan Alat
Lebih terperinciPengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)
Pengaruh ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) The Effects of (6-Benzylaminopurine) and Nitrogen Fertilizer to Growth and Production
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu komoditi sektor non-migas andalan yang berperan penting dalam menunjang pembangunan Indonesia. Produksi minyak sawit
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis
26 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis dilakukan
Lebih terperinciLampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST)
Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST) Perlakuan Persentase Hidup (%) 0% 100 25% 100 50% 100 75% 100 Total
Lebih terperinciAGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN
AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN 1979 5777 55 PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogea L.) VARIETAS LOKAL MADURA PADA BERBAGAI JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK FOSFOR Nurul Hidayat
Lebih terperinciPengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat
Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat Yuliana Susanti & Bq. Tri Ratna Erawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (Bptp) NTB Jl.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
6 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah pertumbuhan tinggi, pertumbuhan diameter, jumlah daun, berat basah akar, berat basah pucuk, berat basah
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pertambahan Tinggi Bibit (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan bahwa interaksi pupuk kompos TKS dengan pupuk majemuk memberikan pengaruh yang tidak nyata
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PUPUK HAYATI MIKORIZA DAN ROCK PHOSPHATE TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)
Seminar Nasional BKS PTN Barat Yoseva et al.: Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati 193 Bandar Lampung, 19-21 Agustus 2014 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HAYATI MIKORIZA DAN ROCK PHOSPHATE TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
Lebih terperinciCoressponding author : ABSTRACT
PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK NPK DAN HAYATI The Growth of Cacao (Theobroma cacao L.) Seedling by Using NPK Fertilizer and Biofertilizer Indah Permata Sari Siagian
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN
P R O S I D I N G 19 ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) Nur Edy Suminarti 1) 1) Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145 e-mail
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan studi populasi tanaman terhadap produktivitas dilakukan pada dua kali musim tanam, karena keterbatasan lahan. Pada musim pertama dilakukan penanaman bayam
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian di Desa Rimbo Panjang Kabupaten Kampar, dengan ketinggian tempat 10 m di atas permukaan iaut.
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN Zamriyetti 1 dan Sawaluddin Rambe 2 1 Dosen Kopertis Wilayah I dpk
Lebih terperinciPERTUMBUHAN TANAMAN GAHARU Aquilaria spp DENGAN PEMBERIAN MIKORIZA DAN MULSA PADA LAHAN TERBUKA DI TANAH ULTISOL
PERTUMBUHAN TANAMAN GAHARU Aquilaria spp DENGAN PEMBERIAN MIKORIZA DAN MULSA PADA LAHAN TERBUKA DI TANAH ULTISOL (The Growth Of Agarwood (Aquilaria spp) By Giving Mycorrhizal Fungi And Mulching In Open
Lebih terperinciVolume 11 Nomor 2 September 2014
Volume 11 Nomor 2 September 2014 ISSN 0216-8537 9 77 0 21 6 8 5 3 7 21 11 2 Hal. 103-200 Tabanan September 2014 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 HASIL
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Peneiitian 4.1.1. C/N Tanah 4.1.1.1. C/N Tanah Masa Inkubasi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN viride dan dregs juga faktor tunggal waktu aplikasi dregs berpengaruh tidak nyata sedangkan faktor tunggal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan dari tahun ke tahun meningkat, hal ini sejalan dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan pangan dari tahun ke tahun meningkat, hal ini sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang juga meningkat. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertambahan Tinggi Bibit Tanaman (cm) Hasil pengamatan terhadap pertambahan tinggi bibit kelapa sawit setelah dilakukan sidik ragam (lampiran 9) menunjukkan bahwa faktor petak
Lebih terperinciPENGARUH CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT PANILI (Vanilla planifolia Andrews)
PENGARUH CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT PANILI (Vanilla planifolia Andrews) Octivia Trisilawati dan Cecep Firman Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat ABSTRAK Inokulasi mikoriza
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia dan lingkup internasional. Di Indonesia karet merupakan salah satu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tanaman karet merupakan salah satu komoditas pertanian penting untuk perkebunan Indonesia dan lingkup internasional. Di Indonesia karet merupakan salah satu penghasil
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)
PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Bibit (cm) Hasil pengamatan terhadap parameter tinggi bibit setelah dianalisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit memberikan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK Growth and yield of shallot on Different Soil Tillage and Giving NPK fertilizer Romayarni Saragih 1*,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungi Mikoriza Arbuskular Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk kelangsungan hidupnya fungi berasosiasi dengan akar tanaman. Spora berkecambah dengan
Lebih terperinciPENINGKATAN SERAPAN P TANAMAN BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) DI TANAH ANDISOL MELALUI PEMBERIAN TANAH LAPISAN ATAS HUTAN PINUS DAN PUPUK P
PENINGKATAN SERAPAN P TANAMAN BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) DI TANAH ANDISOL MELALUI PEMBERIAN TANAH LAPISAN ATAS HUTAN PINUS DAN PUPUK P Martana 1, Djoko Purnomo 2, Samanhudi 3 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciPEMBERIAN KAPUR CaCO 3 DAN PUPUK KCl DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SERTA SERAPAN K DAN Ca TANAMAN KEDELAI SKRIPSI OLEH:
1 PEMBERIAN KAPUR CaCO 3 DAN PUPUK KCl DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SERTA SERAPAN K DAN Ca TANAMAN KEDELAI DI TANAH ULTISOL SKRIPSI OLEH: RANGGA RIZKI S 100301002 AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
Lebih terperinciPENGARUH MACAM PUPUK FOSFAT DOSIS RENDAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS SINGA, PELANDUK, DAN GAJAH
PENGARUH MACAM PUPUK FOSFAT DOSIS RENDAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS SINGA, PELANDUK, DAN GAJAH THE EFFECT LOW DOSAGE OF PHOSPHAT FERTILIZER ON GROWTH AND
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAHAN DAN METODE
PENDAHULUAN Tebu ialah tanaman yang memerlukan hara dalam jumlah yang tinggi untuk dapat tumbuh secara optimum. Di dalam ton hasil panen tebu terdapat,95 kg N; 0,30 0,82 kg P 2 O 5 dan,7 6,0 kg K 2 O yang
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah pertumbuhan tinggi, pertumbuhan diameter batang, panjang buku, jumlah buku, jumlah daun,
Lebih terperinciUrea fertilizer and goat manure application for increasing N Total on Inceptisol Kuala Bekala and corn growth ( Zea mays L. )
APLIKASI PUPUK UREA DAN PUPUK KANDANG KAMBING UNTUK MENINGKATKAN N-TOTAL PADA TANAH INCEPTISOL KWALA BEKALA DAN KAITANNYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) fertilizer and goat manure application
Lebih terperinciAPPLICATION OF DOSE MIKORIZA VESKULA ARBUSKULAR (MVA) AND TIME APPLICATION INCREASE CROP PRODUCTION CORN (Zea mays L.)
APPLICATION OF DOSE MIKORIZA VESKULA ARBUSKULAR (MVA) AND TIME APPLICATION INCREASE CROP PRODUCTION CORN (Zea mays L.) APLIKASI DOSIS MIKORIZA VESKULA ARBUSKULAR (MVA) DAN WAKTU APLIKASI TERHADAP PENINGKATAN
Lebih terperinciPENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN SP 18 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN PADA ANDOSOL
PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN SP 18 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN PADA ANDOSOL Haryanto, Kartini dan A.H. Syaiful Anwar Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman
Lebih terperinciPengaruh Aplikasi Cendawan Mikoriza dan Perlakuan Pemberian Air terhadap Peningkatan Kadar Asiatikosida Tanaman Pegagan (Centella asiatica (L.
Pengaruh Aplikasi Cendawan Mikoriza dan Perlakuan Pemberian Air terhadap Peningkatan Kadar Asiatikosida Tanaman Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) Roni Ramadhan 1*), Ellis Nihayati 2), dan Sitawati
Lebih terperinciRESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK
864. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA
Lebih terperinciAlusia Destia Sari *), Didik Hariyono dan Titin Sumarni
PENGARUH PUPUK KANDANG DAN CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) EFFECT OF ANIMAL MANURE AND MYCORRHIZAL ARBUSCULAR (FMA) ON GROWTH AND YIELD OF CORN
Lebih terperinciPENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU
PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU Oleh : Sri Utami Lestari dan Azwin ABSTRAK Pemilihan
Lebih terperinciPengaruh Pengayaan Oksigen dan Kalsium terhadap Pertumbuhan Akar dan Hasil Selada Keriting (Lactuca sativa L.) pada Hidroponik Rakit Apung
14 Vegetalika. 2017. 6(4): 14-27 Pengaruh Pengayaan Oksigen dan Kalsium terhadap Pertumbuhan Akar dan Hasil Selada Keriting (Lactuca sativa L.) pada Hidroponik Rakit Apung The Effects of Oxygen and Calcium
Lebih terperinciTEST SOME DOSE OF Mycorrhizal BIOFERTILIZER ON THE GROWTH OF RUBBER (Hevea brasiliensis) MINI STUMP
TEST SOME DOSE OF Mycorrhizal BIOFERTILIZER ON THE GROWTH OF RUBBER (Hevea brasiliensis) MINI STUMP UJI BEBERAPA DOSIS PUPUK HAYATI MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN STUM MINI KARET (Hevea brasiliensis) Sudnoris
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)
PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) SKRIPSI OLEH : HENDRIKSON FERRIANTO SITOMPUL/ 090301128 BPP-AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM STUDI
Lebih terperinciEFEKTIVITAS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DENGAN PROVENAN JARAK PAGAR PADA CEKAMAN KEKERINGAN
EFEKTIVITAS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DENGAN PROVENAN JARAK PAGAR PADA CEKAMAN KEKERINGAN Iskandar M.Lapanjang 1, Bambang S.Purwoko 2, Hariyadi 2, Sri Wilarso 3, dan Maya Melati 2 1 Fakultas Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan di Indonesia, baik sebagai bahan makanan manusia, pakan ternak maupun bahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan fungi akar yang memiliki peran dan manfaat yang penting
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Mikoriza merupakan fungi akar yang memiliki peran dan manfaat yang penting dalam dunia pertanian, karena mikoriza memiliki kemampuan menunjang pertumbuhan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap pertumbuhan jagung masing-masing menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumput Gajah Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) adalah tanaman yang dapat tumbuh di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa tambahan nutrien
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Jumlah Spora Sebelum Trapping Hasil pengamatan jumlah spora pada kedua jenis lahan sayur dan semak sebelum trapping disajikan pada Tabel 3. Lahan sayuran
Lebih terperinciEFEK PEMBERIAN MIKORIZA DAN PEMBENAH TANAH TERHADAP PRODUKSI LEGUMINOSA PADA MEDIA TAILING LIAT DARI PASCA PENAMBANGAN TIMAH
EFEK PEMBERIAN MIKORIZA DAN PEMBENAH TANAH TERHADAP PRODUKSI LEGUMINOSA PADA MEDIA TAILING LIAT DARI PASCA PENAMBANGAN TIMAH SKRIPSI NOVRIDA MAULIDESTA DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS
Lebih terperinci