STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA DENGAN PENDEKATAN BLUE OCEAN STRATEGY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA DENGAN PENDEKATAN BLUE OCEAN STRATEGY"

Transkripsi

1 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA DENGAN PENDEKATAN BLUE OCEAN STRATEGY (Kasus DaFa Yoghurt Produk Unit Pengolahan Susu Koperasi Pondok Pesantren Pertanian Darul Fallah, Ciampea, Bogor) SKRIPSI SYURA AWATHIF AHMAD ABDUL WADUD H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 i

2 RINGKASAN SYURA AWATHIF AHMAD ABDUL WADUD. Strategi Pengembangan Usaha dengan Pendekatan Blue Ocean Strategy (Kasus DaFa Yoghurt Produk Unit Pengolahan Susu Koperasi Pondok Pesantren Pertanian Darul Fallah, Ciampea, Bogor). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan ANDRIYONO KILAT ADHI). Salah satu sektor agribisnis yang sebaiknya harus terus dibangun dan dikembangkan seiring dengan upaya pembangunan ekonomi nasional adalah sektor agribisnis berbasis peternakan. Hal ini dikarenakan sektor peternakan memiliki peranan sebagai sumber perekonomian Indonesia dan juga sebagai bahan pangan. Kontribusi produk hasil peternakan juga turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam hal kesehatan, yakni turut mensuplai kebutuhan gizi masyarakat. Salah satu hasil atau produk peternakan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah susu sapi. Seiring perkembangan zaman, sekarang ini teknologi semakin berkembang. Sehingga produk-produk hasil usahatani (on-farm) dalam agribisnis, tidak lagi hanya dikonsumsi dalam bentuk segarnya, namun diolah menjadi berbagai produk yang mempunyai nilai tambah lebih (added value). Salah satu hasil olahan susu adalah yoghurt. Yoghurt merupakan salah satu jenis minuman yang unik dan jika dikembangkan menjadi satu usaha atau bisnis akan memiliki prospek yang bagus. Salah satu usaha bisnis yang memproduksi yoghurt cukup besar di Kabupaten Bogor adalah Unit Pengolahan Susu Koperasi Pondok Pesantren Pertanian Darul Fallah (UPS Koppontren Darul Fallah), Ciampea, Kabupaten Bogor. Produk yoghurt yang dikomersilkan memiliki brand dengan nama DaFa Yoghurt. Namun, UPS mengalami kendala dari sisi produksi dan juga pemasarannya. Selain itu, saat ini banyak perusahaan yang juga mengusahakan yoghurt, baik dalam skala besar maupun kecil dan rumah tangga. Hal ini menyebabkan DaFa Yoghurt akan menghadapi situasi persaingan yang ketat. Sehingga Oleh karena itu, agar tidak terbawa arus persaingan dengan kompetitor lainnya serta mampu untuk mengembangkan usahanya, UPS Koppontren Darul Fallah perlu untuk merumuskan strategi yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi faktor-faktor yang dijadikan kompetisi dalam industri yoghurt di Bogor, (2) mendeskripsikan kondisi industri yoghurt di Bogor saat ini, serta (3) memformulasikan blue ocean strategy (BOS) yang baik dan layak untuk komersialisasi DaFa Yoghurt. Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan juga kuantitatif melalui pendekatan strategi samudera biru. Analisis kualitatif dilakukan untuk mendeskripsikan industri yoghurt dan juga merumuskan strategi samudera biru untuk perusahaan. Alat-alat analisis yang digunakan dalam analisis kualitatif terdiri dari kanvas strategi dan kurva nilai, kerangka kerja empat langkah, dan skema hapuskan-kurangi-tingkatkan-ciptakan, kerangka kerja enam jalan, serta rangkaian strategi samudera biru. Sedangkan ii

3 analisis kuantitatif hanya digunakan pada saat pembuatan kanvas strategi. Alatalat analisis yang digunakan dalam analisis kuantitatif terdiri dari Uji Cochran uji penilaian kinerja berdasarkan skala ordinal dan nilai rataan, serta analisis faktor. Faktor-faktor kompetisi dalam industri yoghurt diidentifikasi dalam dua bagian, yakni berdasarkan perspektif sebagai konsumen dan non-konsumen, serta berdasarkan perspektif produsen, distributor, dan penjual. Berdasarkan perspektif konsumen dan non-konsumen, dari 25 faktor yang diuji menggunakan Uji Cochran, dihasilkan 5 faktor yang valid, yaitu (1) faktor banyak sedikitnya variasi rasa, (2) kebersihan atau higienitas, (3) informasi produk, (4) khasiat atau manfaat bagi kesehatan, serta (5) kemudahan memperoleh produk. Sedangkan berdasarkan perspektif produsen, agen distributor, dan penjual, dari 18 faktor dihasilkan 6 faktor valid berbeda dari perspektif konsumen dan nonkonsumen, yaitu (1) faktor harga yoghurt dari produsen atau agen, (2) volume isi, (3) kemudahan memperoleh bahan baku, (4) fasilitas yang diberikan perusahaan atau agen, (5) sistem kontrak penjualan, serta (6) sistem distribusi. Berdasarkan penilaian kinerja oleh responden terhadap faktor-faktor di atas, dihasilkan nilai rataan yang kemudian dipetakan dalam kanvas strategi. Interpretasi kurva nilai dari kanvas strategi yang dibuat tersebut adalah perusahaan terperangkap dalam samudera merah, strategi perusahaan yang tidak koheren, dan adanya kontradiksi strategis. Formulasi Blue Ocean Strategy (BOS) disusun berdasarkan empat prinsip penyusunan strategi samudera biru, yaitu antara lain (1) merekonstruksi batasanbatasan pasar, (2) fokus pada gambaran besar, bukan pada angka, (3) menjangkau melampaui permintaan yang ada, dan (4) melakukan rangkaian strategis. Hasil analisis dari pendekatan kerangka kerja enam langkah antara lain adalah (1) mencermati industri alternatif seperti tempat olahraga, rumah makan, dan tempat permainan, dan (2) mencermati penawaran produk dan jasa pelengkap seperti layanan konsumen, dan (3) mencermati waktu dengan memproduksi yoghurt hangat. Hasil analisis dari pendekatan kerangka kerja empat langkah antara lain (1) menghapuskan kompetisis faktor variasi rasa dan faktor harga dari produsen atau agen, (2) mengurangi kompetisi faktor khasiat bagi kesehatan, fasilitas yang diberikan produsen, dan sistem distribusi, (3) meningkatkan faktor higienitas, informasi produk, kemudahan memperoleh produk, kemudahan memperoleh bahan baku, sistem kontrak, dan produksi jenis yoghurt, serta (4) menciptakan faktor kemitraan atau kerja sama, fasilitas jasa penunjang untuk konsumen, dan diversifikasi produk. Tiga karakteristik BOS yang baik untuk rekomendasi pada DaFa Yoghurt adalah (1) memiliki fokus untuk menciptakan ruang pasar baru (blue ocean), meningkatkan jumlah permintaan, serta menciptakan value bagi pembeli, (2) membuat divergensi pada kurva nilai kanvas strategi dengan melihat kerangka kerja empat langkah yang disusun, (3) membuat moto yang memikat, yaitu Kapanpun.. Di manapun.. Aktivitas apapun.. Teman Sehat ya DaFa Yoghurt. Pengujian ide strategi samudera biru dengan mempertimbangkan empat unsur, yaitu utilitas istimewa, harga, biaya, dan pengadopsian. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan kesimpulan bahwa ide strategi samudera biru yang disusun, sudah baik dan layak untuk diterapkan oleh UPS Koppontren Darul Fallah dalam bisnis DaFa Yoghurt. iii

4 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA DENGAN PENDEKATAN BLUE OCEAN STRATEGY (Kasus DaFa Yoghurt Produk Unit Pengolahan Susu Koperasi Pondok Pesantren Pertanian Darul Fallah, Ciampea, Bogor) SYURA AWATHIF AHMAD ABDUL WADUD H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 iv

5 Judul Skripsi Nama NRP : Strategi Pengembangan Usaha dengan Pendekatan Blue Ocean Strategy (Kasus DaFa Yoghurt Produk Unit Pengolahan Susu Koperasi Pondok Pesantren Pertanian Darul Fallah, Ciampea, Bogor) : Syura Awathif Ahmad Abdul Wadud : H Menyetujui, Pembimbing Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi NIP Mengetahui, Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus : v

6 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha dengan Pendekatan Blue Ocean Strategy (Kasus DaFa Yoghurt Produk Unit Pengolahan Susu Koperasi Pondok Pesantren Pertanian Darul Fallah, Ciampea, Bogor) adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Juli 2010 Syura Awathif Ahmad A. W. H vi

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kabupaten Semarang pada tanggal 12 Juli Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Ayahanda Mudzakkir Ahmad dan Ibunda Yushinta Ramprihatini. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Islam Istiqomah Ungaran pada tahun 2000 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2003 di SLTP Negeri 1 Ungaran. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMA Negeri 2 Semarang diselesaikan pada tahun Penulis diterima pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun Selama mengikuti pendidikan di bangku kuliah, penulis tercatat sebagai pengurus Lembaga Dakwah Kampus Al-Hurriyyah IPB pada Divisi Syi ar periode , Bendahara Umum pada Unit Kegiatan Mahasiswa Century periode , Kepala Departemen Hubungan Luar pada Himpunan Profesi Mahasiswa Peminat Agribisnis (HIPMA) periode , dan Kepala Department of Social and Environmental Life pada HIPMA periode Selain itu, penulis juga aktif dalam mengikuti berbagai kompetisi pembuatan karya tulis ilmiah, esai, dan proposal bisnis, baik tingkat Perguruan Tinggi dan juga Nasional. Prestasi yang telah diraih diantaranya adalah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan didanai DIKTI tahun 2007, PKM bidang Pengabdian Masyarakat didanai DIKTI tahun 2008, dan PKM bidang Kewirausahaan didanai DIKTI tahun Selain itu penulis juga meraih prestasi sebagai Finalis tingkat Nasional pada Kompetisi Pemikiran Kritis Mahasiswa (KPKM) tahun 2008 di Surabaya, Peringkat IV tingkat Nasional pada Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa (KKTM) bidang Seni tahun 2008 di Jogjakarta, Juara III tingkat IPB pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Qur an (LKTIA) dalam Mutsabaqoh Tilawatil Qur an (MTQ) Mahasiswa IV IPB tahun 2009, Finalis tingkat Nasional pada Kompetisi Karya Tulis Al-Qur an (KKTA) dalam PIMNAS XXII tahun 2009 di Unibraw Malang, serta menjadi Juara II tingkat Nasional pada Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa (Katulistiwa) 2 tahun 2010 di Unibraw Malang. vii

8 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha dengan Pendekatan Blue Ocean Strategy (Kasus DaFa Yoghurt Produk Unit Pengolahan Susu Koperasi Pondok Pesantren Pertanian Darul Fallah, Ciampea, Bogor). Penelitian ini dilakukan atas dasar ketertarikan yang besar dari penulis terhadap strategi bisnis pada perusahaan. Terkait dengan penelitian yang dilakukan, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menganalisis situasi industri yoghurt di Bogor serta memformulasikan blue ocean strategy (strategi samudera biru) untuk Unit Pengolahan Susu Koperasi Pondok Pesantren Darul Fallah dalam rangka komersialisasi produk DaFa Yoghurt. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Namun, penulis sangat berharap, skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca serta membuka cakrawala dan keilmuan kita. Bogor, Juli 2010 Syura Awathif Ahmad A. W. viii

9 UCAPAN TERIMA KASIH Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis secara khusus ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Bapak Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 2. Ibu Eva Yolynda Aviny, SP, MM, selaku dosen penguji utama pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 3. Ibu Yanti Nuraeni Muflikh, SP, M.Agribuss, selaku dosen penguji departemen pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 4. Ayahanda Mudzakkir Ahmad dan Ibunda Yushinta Ramprihatini serta keluarga penulis tercinta atas segala kasih sayang, bimbingan, dan segala do a yang diberikan, serta dukungan baik moril maupun materil. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik. 5. Ibu Dra. Yusalina, M.Si, yang telah menjadi dosen pembimbing akademik penulis selama di Departemen Agribisnis. 6. Ibu Etrya, SP, MM, Bapak Rahmat Yanuar, SP, M.Si, Bapak Arif Karyadi Uswandi, SP, Ibu Dra. Yusalina, M.Si, Bapak Ir. Lukman Mohammad Baga, MAEc, dan Ibu Eva Yolynda Aviny, SP, MM, yang telah membimbing dan mengajarkan berbagai ilmu, sehingga penulis bisa mengikuti dan menjadi finalis berbagai lomba karya tulis tingkat nasional, serta memudahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 7. Seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis yang telah mengajarkan dan memberikan ilmu, pengetahuan, dan bantuan kepada penulis selama penyusunan skripsi dan menempuh pendidikan di Departemen Agribisnis. 8. Pihak Unit Pengolahan Susu dan Koperasi Pondok Pesantren Pertanian Darul Fallah atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan. 9. Ichfani Listiawati dan Firza Maudi yang telah berjuang bersama-sama dengan penulis untuk mengukir banyak prestasi dalam berbagai lomba karya tulis ix

10 tingkat nasional, sehingga dari sana kita pun bisa merajut sebuah persahabatan dan persaudaraan karena Allah SWT. 10. Rozak Ade R, Gangga NAS, Achmad F, Ribut YAW, Nugroho Bagus U, Dessy N, Muhammad Adam D, Shara NP, Dita N, Utut SA, Novi N, Deni S, Dhida PS, Dani AR, Ray S, Indah S, Meilina F, Hatta MK, Junasa AI, yang dengan senang hati menjalin persahabatan dan persaudaraan yang indah. 11. Rizka M. dan Tomy Goom TS, sebagai sahabat dalam satu pembimbing skripsi, yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 12. Rekso P, Rani A, Agista R, dan Ervina DA, yang menjadi sahabat saat Gladikarya dan juga selama di Departemen Agribisnis Sahabat-sahabat seperjuangan Departemen Agribisnis angkatan 43 atas kasih sayang, rasa persahabatan serta persaudaraan yang telah diukir sejak masuk di Departemen Agribisnis Teman-teman sekaligus saudara di Patra Atlas Semarang yang telah banyak membantu selama di IPB, serta kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga segala bantuan, dukungan, dan kasih sayang yang telah diberikan selama ini menjadi amal ibadah dan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Bogor, Juli 2010 Syura Awathif Ahmad A. W. x

11 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian II. TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Perkembangan Yoghurt Definisi Yoghurt Jenis-Jenis Yoghurt Kualitas dan Kandungan Gizi Yoghurt Manfaat Yoghurt Definisi Industri dan Penggolongannya Samudera Merah (Red Ocean) Blue Ocean Strategy (BOS) Menciptakan Inovasi Nilai Membuat Kanvas Strategi Kerangka Kerja Empat Langkah dan Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan Penelitian Terdahulu III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Analisis Deskriptif Blue Ocean Strategy (BOS) Formulasi Blue Ocean Strategy (BOS) Prinsip 1: Merekonstruksi Batasan-Batasan Pasar Prinsip 2: Fokus pada Gambaran Besar, Bukan pada Angka Prinsip 3: Menjangkau Melampaui Permintaan yang Ada Kerangka Kerja Empat Langkah dan Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan Prinsip 4: Menjalankan Rangkaian Strategis Secara Benar Kerangka Pemikiran Operasional xiv xvi xvii xi

12 IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Penentuan Responden Desain Penelitian Data dan Instrumentasi Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Analisis Deskriptif Kanvas Strategi dan Kurva Nilai Identifikasi Faktor-Faktor Kompetisi dalam Industri Yoghurt Uji Cochran Skala Ordinal dan Nilai Rataan Analisis Faktor (Komponen Utama) Kerangka Kerja Enam Jalan Kerangka Kerja Empat Langkah dan Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan Rangkaian Strategi Samudera Biru V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Singkat Pondok Pesantren Pertanian Darul Fallah Kondisi Lahan dan Wilayah Pesantren Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren) Darul Fallah Sejarah Singkat Koppontren Darul Fallah Visi dan Misi Koppontren Darul Fallah Struktur Organisasi dan Keanggotaan Koppontren Darul Fallah Unit-Unit Usaha Koppontren Darul Fallah Unit Peternakan (Dafa Farm) Koppontren Darul Fallah Visi dan Misi Unit Peternakan Sumber Daya yang Dimiliki Unit Peternakan Produk DaFa Unit Pengolahan Susu (UPS) Visi, Misi, dan Tujuan UPS Sumber Daya yang Dimiliki UPS Sumber Daya Manusia (SDM) pada UPS Gambaran Umum DaFa Yoghurt Produksi DaFa Yoghurt Pemasaran DaFa Yoghurt VI. ANALISIS SITUASI INDUSTRI YOGHURT DI BOGOR Definisi Industri Yoghurt di Bogor Faktor-Faktor Kompetisi dalam Industri Yoghurt di Bogor xii

13 VII Faktor-Faktor Kompetisi Industri Yoghurt Berdasarkan Uji Cochran Faktor-Faktor Kompetisi Perspektif Konsumen dan Non-Konsumen Faktor-Faktor Kompetisi Perspektif Produsen, Agen Distributor, dan Penjual Kanvas Strategi Industri Yoghurt Kanvas Strategi Perspektif Konsumen dan Non-Konsumen Kanvas Strategi Perspektif Produsen, Agen Distributor, dan Penjual Kanvas Strategi Industri Yoghurt di Bogor FORMULASI BLUE OCEAN STRATEGY (BOS) PADA PRODUK DAFA YOGHURT Formulasi Blue Ocean Strategy (BOS) Prinsip 1: Merekonstruksi Batasan-Batasan Pasar Mencermati Industri-Industri Alternatif Mencermati Penawaran Produk dan Jasa Pelengkap Mencermati Waktu Ringkasan Kerangka Kerja Enam Jalan Prinsip 2: Fokus pada Gambaran Besar, Bukan pada Angka Memenuhi Tiga Ciri Strategi Samudera Biru yang Baik Prinsip 3: Menjangkau Melampaui Permintaan yang Ada Tiga Tingkatan Non-Konsumen Yoghurt Kerangka Kerja Empat Langkah Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan- Ciptakan Kanvas Strategi Baru Produk DaFa Yoghurt Prinsip 4: Menjalankan Rangkaian Strategis Secara Benar Utilitas Istimewa bagi Pembeli Pemberian Harga Strategis Pembiayaan Sasaran Hambatan Pengadopsian VIII. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

14 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun (Persen) Persentase Sumbangan Sektor Pertanian terhadap Produk Domestik Bruto atas Dasar Harga yang Berlaku Tahun (Persen) Pengeluaran Rata-Rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang, Tahun 2005, 2007, 2008 (Rupiah) Volume Ekspor dan Impor Yoghurt Nasional Tahun Top Brand Index (TBI) Yoghurt Bermerek di Indonesia Tahun Daftar Produsen Yoghurt di Kota dan Kabupaten Bogor Tahun Perkembangan Volume Produksi dan Penjualan DaFa Yoghurt UPS Koppontren Darul Fallah (Januari Mei 2010) Standar Nasional Indonesia untuk Yoghurt (SNI ) Kandungan Gizi Susu dan Yoghurt tiap 100 gram Kandungan Vitamin Susu dan Yoghurt tiap 100 gram Strategi Samudera Merah Versus Strategi Samudera Biru Enam Prinsip Strategi Samudera Biru Enam Jalan Menuju Blue Ocean Empat Langkah dalam Memvisualkan Strategi Nilai dan Interpretasi Tingkat Kinerja Faktor-Faktor Kompetisi Industri Yoghurt Jumlah Sapi Perah dan Kambing Perah Unit Peternakan Darul Fallah Tahun Kebutuhan Rata-Rata Bahan Baku dan Perlengkapan DaFa Yoghurt Selama Satu Bulan Faktor-Faktor Kompetisi dalam Industri Yoghurt di Bogor Rataan Nilai Kinerja Yoghurt Perspektif Konsumen dan Non-Konsumen xiv

15 20. Interpretasi Rataan Nilai Kinerja Yoghurt Perspektif Konsumen dan Non-Konsumen Asosiasi Faktor Kompetisi Perspektif Konsumen dan Non-Konsumen Dua Komponen Utama Faktor Kompetisi Perspektif Konsumen dan Non-Konsumen Rataan Nilai Kinerja Yoghurt Perspektif Produsen, Agen Distributor, dan Penjual Interpretasi Rataan Nilai Kinerja Yoghurt Perspektif Produsen, Agen Distributor, dan Penjual Asosiasi Faktor Kompetisi Perspektif Produsen, Agen Distributor, dan Penjual Dua Komponen Utama Faktor Kompetisi Perspektif Produsen, Agen Distributor, dan Penjual Asosiasi Faktor Kompetisi Industri Yoghurt di Bogor Tiga Komponen Utama Faktor Kompetisi Perspektif Produsen, Agen Distributor, dan Penjual Rataan Nilai Kinerja Industri Yoghurt di Bogor Interpretasi Rataan Nilai Kinerja Industri Yoghurt di Bogor Ringkasan Kerangka Kerja Enam Jalan xv

16 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Konsumsi Susu di Indonesia (Liter per Kapita) Konsumsi Susu di Asia Tahun 2008 (per Kapita per Liter) Dampak Penciptaan Blue Ocean terhadap Laba dan Pertumbuhan Kanvas Strategi Industri Anggur AS pada Akhir 1990-an Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan: Kasus Yellow Tail Kanvas Strategi Yellow Tail Tiga Tingkatan Non-Konsumen Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian Contoh Grafis Kanvas Strategi Kerangka Kerja Empat Langkah Rangkaian Strategi Samudera Biru Struktur Organisasi Koppontren Darul Fallah Struktur Unit Bisnis Unit Peternakan Koppontren Darul Fallah Prosedur Proses Produksi DaFa Yoghurt Sistem Distribusi Bahan Baku dan DaFa Yoghurt Kanvas Strategi Industri Yoghurt Perspektif Konsumen dan Non-Konsumen Kanvas Strategi Industri Yoghurt Perspektif Produsen, Agen Distributor, dan Penjual Kanvas Strategi Industri Yoghurt di Bogor Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan Produk DaFa Yoghurt Kanvas Strategi Baru Produk DaFa Yoghurt: Masa Lalu dan Masa Depan Rangkaian Strategi Samudera Biru DaFa Yoghurt xvi

17 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Ringkasan Penelitian Terdahulu Persamaan dan Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu Daftar Inventaris Peralatan UPS per Tanggal 31 Desember Daftar Agen Distributor DaFa Yoghurt Kuesioner Penelitian I : Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kuesioner Penelitian II : Identifikasi Faktor-Faktor Kompetisi Industri Yoghurt di Bogor (Konsumen dan Non-Konsumen) Data Awal Responden untuk Perhitungan Uji Cochran Faktor Kompetisi Perspektif Konsumen dan Non-Konsumen Resume Perhitungan Uji Cochran Faktor Kompetisi Perspektif Konsumen dan Non-Konsumen Kuesioner Penelitian III : Penilaian Kinerja Faktor-Faktor Kompetisi Industri Yoghurt di Bogor (Konsumen dan Non-Konsumen) Kuesioner Penelitian IV : Identifikasi Faktor-Faktor Kompetisi Industri Yoghurt di Bogor (Produsen, Agen Distributor, dan Penjual) Data Awal Responden untuk Perhitungan Uji Cochran Faktor Kompetisi Perspektif Produsen, Agen Distributor, dan Penjual Resume Perhitungan Uji Cochran Faktor Kompetisi Perspektif Produsen, Agen Distributor, dan Penjual Kuesioner Penelitian V : Penilaian Kinerja Faktor-Faktor Kompetisi Industri Yoghurt di Bogor (Produsen, Agen Distributor, dan Penjual) xvii

18 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agribisnis merupakan sektor perekonomian yang menghasilkan dan mendistribusikan masukan bagi pengusaha tani, dan memasarkan, memproses, serta mendistribusikan produk usahatani kepada pemakai akhir (Downey & Erickson 1989). Dari definisi tersebut, dapat diartikan bahwa di dalam agribisnis, terdapat kegiatan bisnis yang menghasilkan manfaat ekonomi bagi pelaku agribisnis, termasuk juga kepada konsumen. Agribisnis merupakan usaha yang bersifat megasektor, baik dari aspek fungsional maupun skala usaha. Agribisnis meliputi berbagai skala usaha, mulai dari usaha berskala besar, menengah, hingga kecil dan rumah tangga. Agribisnis mencakup sektor pangan maupun non-pangan utama seperti hortikultura, florikultura, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan. Sedangkan dari aspek fungsional, agribisnis memiliki beberapa fungsi yang salah satunya adalah fungsi pengolahan hasil komoditas agribisnis (Gumbira-Sa id dan Prastiwi 2005). Kontribusi agribisnis sangat besar dalam perekonomian Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun (Persen) Lapangan Usaha Smt Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 13,1 13,0 13,7 14,4 15,6 2. Pertambangan dan Penggalian 11,1 11,0 11,2 11,0 8,9 3. Industri Pengolahan 27,4 27,5 27,1 27,9 26,9 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,0 0,9 0,9 0,8 0,9 5. Konstruksi 7,0 7,5 7,7 8,4 9,9 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 15,6 15,0 14,9 14,0 13,4 7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,5 6,9 6,7 6,3 6,4 8. Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan 8,3 8,1 7,7 7,4 7,4 9. Jasa-jasa 10,0 10,1 10,1 9,8 10,6 PDB 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 PDB Tanpa Migas 88,6 88,9 89,5 89,3 92,6 Sumber: BPS (2009 a) 1

19 Tabel 1 di atas menggambarkan PDB Indonesia tahun 2005 sampai dengan semester I tahun Tabel tersebut menunjukkan bahwa distribusi PDB menurut sektor atau lapangan usaha atas dasar harga berlaku, menunjukkan peran sektor-sektor ekonomi pada tahun tersebut. Tiga sub-sektor yang menjadi pondasi utama yaitu agribisnis on-farm, industri pengolahan, dan perdagangan mempunyai peran lebih dari separuh dari total perekonomian yaitu sebesar 56,1 persen pada tahun 2005, 55,5 persen (2006), 55,7 persen (2007) dan 56,3 persen (2008) serta 55,9 persen pada semester I tahun Hal ini membuktikan bahwa agribisnis adalah sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia dan selayaknya untuk terus dikembangkan. Salah satu sektor dari agribisnis yang sebaiknya harus terus dibangun dan dikembangkan seiring dengan upaya pembangunan ekonomi nasional adalah sektor agribisnis berbasis peternakan. Hal ini dikarenakan agribisnis yang berbasis peternakan merupakan salah satu alternatif usaha yang bisa tumbuh pesat ketika luas lahan untuk sektor pertanian, perkebunan, dan lainnya menjadi terbatas. Selain itu, adanya tuntutan sistem usahatani terpadu pun menjadi semakin rasional seiring dengan tuntutan efisiensi dan efektivitas penggunaan lahan, tenaga kerja, modal, dan faktor produksi lain yang sangat terbatas. Alasan lain mengapa sektor peternakan perlu untuk diperhatikan adalah karena agribisnis peternakan memiliki peranan yang cukup besar, baik kepada masyarakat maupun pemerintah dalam konteks pembangunan ekonomi. Sektor peternakan memberikan banyak manfaat terhadap kehidupan manusia, baik sebagai sumber makanan, sumber minuman, bahan pakaian, kendaraan, dan sebagai hiburan bagi manusia. Dalam konteks pembangunan ekonomi, sektor peternakan mampu berperan dalam pembangunan ekonomi melalui kontribusi terhadap PDB, perolehan devisa, peningkatan pendapatan masyarakat, maupun dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Persentase kontribusi sektor peternakan terhadap PDB Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2 mengenai sumbangan sektor pertanian (agribisnis) terhadap PDB. Dalam hal ini, sektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian (agribisnis). 2

20 Tabel 2. Persentase Sumbangan Sektor Pertanian terhadap Produk Domestik Bruto atas Dasar Harga yang Berlaku Tahun (Persen) No. Sektor / Sub sektor Tahun * 2007** 2008*** 1. Tanaman bahan makanan 6,54 6,42 6,78 7,94 2. Tanaman perkebunan 2,03 1,90 2,13 1,94 3. Peternakan dan hasilnya 1,59 1,53 1,57 1,57 4. Kehutanan 0,81 0,90 0,90 0,76 5. Perikanan 2,15 2,23 2,45 2,46 Pertanian 13,13 12,97 13,83 14,68 Produk Domestik Bruto (Milyar Rupiah) , , , ,8 Keterangan: * : Angka sementara ** : Angka sangat sementara *** : Angka sangat-sangat sementara Sumber: BPS (2008) Berkaitan dengan manfaat sektor peternakan sebagai sumber makanan dan minuman untuk manusia, kontribusi produk hasil peternakan juga turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam hal kesehatan, yakni turut mensuplai kebutuhan gizi masyarakat. Pada umumnya, salah satu hasil atau produk peternakan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah susu yakni seperti susu sapi, susu kambing, susu kuda, dan lain sebagainya. Hal ini terlihat pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Pengeluaran Rata-Rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang, Tahun 2005, 2007, 2008 (Rupiah) Kelompok Barang / Commodity Group Makanan / Food 147, , , Padi-padian / Cereals 24,483 35, , Umbi-umbian / Tubers 1,664 1,991 2, Ikan / Fish 13,374 13,822 15, Daging / Meat 6,984 6,898 7, Telur dan susu / Eggs and milk 8,946 10,497 12, Sayur-sayur / Vegetables 11,607 13,690 15, Kacang-kacangan / Legumes 4,887 5,207 5, Buah-buahan / Fruits 6,203 9,055 8, Minyak dan lemak / Oil and fats 5,540 5,959 8, Bahan minuman / Beverage stuff 6,384 7,799 8, Bumbu-bumbuan / Spices 3,819 3,900 4,312 Sumber: BPS (2009 b) 3

21 Tabel 2 di atas menunjukkan tentang pengeluaran rata-rata per kapita pada produk makanan. Terlihat bahwa ternyata pengeluaran per kapita penduduk Indonesia pada telur dan susu yang merupakan produk dari sektor peternakan, relatif cukup tinggi, dan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun yang cukup tinggi dibandingkan produk yang lain. Untuk produk susu saja misalnya, jumlah konsumsi per kapita penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini. Gambar 1. Konsumsi Susu di Indonesia (Liter per Kapita) 1 Sumber: Josh Chen (2009) Gambar 1 menunjukkan bahwa mulai tahun 2000 sampai 2008, konsumsi susu penduduk Indonesia per kapita meningkat. Pada tahun 2008, konsumsi susu penduduk Indonesia hampir mencapai angka 10 liter per kapita. Namun, perlu diperhatikan bahwa sebenarnya angka ini masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan konsumsi penduduk negara-negara yang lain. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini. 1 Josh Chen Ayo Kita Nyusu. [15 Maret 2010] 4

22 Gambar 2. Konsumsi Susu di Asia Tahun 2008 (per Kapita per Liter) 2 Sumber: Josh Chen (2009) Data pada Gambar 2 membuktikan bahwa konsumsi susu Indonesia walaupun dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang signifikan, namun masih jauh lebih rendah dibanding negara tetangga terdekat seperti Singapura dan Malaysia. Sebenarnya jika diteliti lebih dalam, masalah dalam konsumsi susu di Indonesia adalah sumber perolehan produk susu di Indonesia sebagian besar masih diimpor, karena produksi dan produktivitas di dalam negeri masih sangat rendah. Saat ini produksi susu dalam negeri baru bisa memasok tidak lebih dari 30 persen permintaan nasional, sedangkan 70 persen sisanya berasal dari impor 3. Selain itu, hal kedua yang menjadi masalah adalah daya beli masyarakat juga masih rendah. Harga susu di supermarket dan minimarket sekitar Rp Rp per 250 gram (relatif berdasarkan merek dan rasa). Hal ini sangat memprihatinkan, karena berdasarkan informasi di lapangan, harga susu segar di tingkat petani hanya sekitar Rp per liter. Kemudian seiring perkembangan zaman, sekarang ini teknologi semakin berkembang, sehingga produk-produk hasil on-farm dalam agribisnis, termasuk juga sektor peternakan, tidak lagi hanya dikonsumsi oleh masyarakat dalam 2 Loc.cit 3 Arief Daryanto Persusuan Indonesia Kondisi, Permasalahan, dan Kebijakan. [15 Maret 2010] 5

23 bentuk segarnya, namun diolah menjadi berbagai produk yang mempunyai nilai tambah (added value), contohnya adalah yoghurt, yang merupakan hasil pengolahan produk susu segar. Saat ini seiring dengan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, produk yoghurt sudah terkenal di kalangan masyarakat Indonesia dan dunia. Yoghurt bisa dikonsumsi untuk menggantikan susu, karena berdasarkan Tamime dan Robinson (2007), kandungan yoghurt relatif sama dengan susu. Yoghurt merupakan salah satu jenis minuman yang unik dan jika dikembangkan menjadi satu usaha atau bisnis akan memiliki prospek yang bagus. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan jumlah ekspor dan impor produk yoghurt seperti pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Volume Ekspor dan Impor Yoghurt Nasional Tahun Tahun Ekspor Impor Berat (Kg) Nilai (US$) Berat (Kg) Nilai (US$) (Jan Okt) (Jan Okt) Sumber: Departemen Perdagangan (2009) Berdasarkan data ekspor dan impor yoghurt nasional yang ditunjukkan pada Tabel 4, pada tahun 2004 sampai 2005, jumlah ekspor yoghurt lebih tinggi daripada jumlah impor. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun tersebut, yoghurt lebih diminati oleh pasar luar negeri. Sedangkan mulai tahun 2006 sampai sekarang, jumlah impor yoghurt menjadi lebih tinggi daripada jumlah ekspornya. Hal ini menunjukkan bahwa kini yoghurt sudah mulai diminati oleh konsumen dalam negeri dan industri yoghurt nasional sudah mulai berkembang. Meningkatnya jumlah impor yoghurt dari tahun 2004 ini menunjukkan besarnya minat masyarakat terhadap yoghurt saat ini. Sehingga tercipta adanya peluang pasar yang besar terhadap produk yoghurt. Adanya peluang pasar ini, 6

24 menyebabkan banyaknya perusahaan baik skala besar, menengah, kecil, maupun rumah tangga yang memproduksi yoghurt. Berikut disajikan pada Tabel 5 mengenai perusahaan-perusahaan yoghurt berskala besar di Indonesia. Tabel 5. Top Brand Index (TBI) Yoghurt Bermerek di Indonesia Tahun 2008 Merek Produk Produsen Top Brand Index (%) Yakult PT Yakult Indonesia Persada 81,4 Vitacharm PT Ultra Prima Artaboga 8,0 Activia PT Danone Indonesia 4,0 Calpico PT Ajinimoto Calpis Beverage Indonesia 1,9 Queen PT Queen Bandung 0,6 Yo-Lite PT Cisarua Mountain Diary 0,5 Bio Kul PT Diamond Cold Storage 0,4 Sumber: Majalah Marketing No.08/VIII/Agustus/2008 diacu dalam Masrurah (2009) Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa produk yoghurt di pasar, terdiri dari beragam dan merek yoghurt. Selain itu, tiap produsen juga memproduksi yoghurt yang berbeda jenisnya. Namun, kesemuanya mempunyai keunggulan manfaat yang sama, yakni untuk kesehatan pencernaan. Top Brand merupakan wujud pengakuan dari konsumen terhadap suatu merek yang dilihat dari kesadaran (awareness) yang tinggi dan pangsa pasar (market share) yang besar (Hariadi 2005, diacu dalam Harnasari 2009). TBI tertinggi adalah minuman probiotik Yakult, yang merupakan pelopor minuman susu fermentasi. Activia merupakan produk yoghurt baru jenis krim yang dipasarkan pada tahun 2008, namun memiliki presentase cukup besar, yaitu empat persen. Hal ini disebabkan promosi yang menarik dengan tagline produk sesuai target pasarnya yaitu wanita yang mengalami masalah pencernaan. Sedangkan jenis yoghurt drink, Calpico dan lainnya memiliki TBI jauh di bawah Yakult, Vitacharm, dan Activia. Hal ini dikarenakan posisi Calpico dan perusahaan yoghurt yang memiliki TBI rendah adalah market follower dari Yakult. Adanya berbagai jenis dan merek yoghurt di lingkup nasional, tentunya akan menciptakan situasi persaingan yang ketat dalam industri yoghurt. Tingkat 7

25 persaingan yang tinggi ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah perusahaan yoghurt tersebut dan juga kompetisi dalam meraih market share. Sebenarnya situasi persaingan tidak hanya terjadi pada lingkup nasional, melainkan juga di tingkat regional atau daerah. Di tingkat regionalpun juga banyak perusahaan yang memproduksi yoghurt, salah satunya adalah Bogor. Tabel 6 berikut adalah daftar produsen yoghurt yang ada di Kota dan Kabupaten Bogor. Tabel 6. Daftar Produsen Yoghurt di Kota dan Kabupaten Bogor Tahun 2009 No. Nama Perusahaan Alamat Usaha Kapasitas Produksi Terpasang per Tahun (liter) 1. PT Fajar Ahad Desa Banjarwangi, Mandiri Kecamatan Ciawi Riri Yoghurt Desa Pasir Buncir, Kecamatan Caringin Murita Yoghurt Desa Pasir Buncir, Kecamatan Caringin PP Darul Fallah Desa Benteng, PT Bambino Boga Persada PT Trias Sukses Dinamika 7. Mella Kecamatan Ciampea Jalan Pajajaran, Bogor Timur Jalan Raya Tajur Komplek LIPI B-8 Tajur, Bogor Selatan Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota dan Kabupaten Bogor (2010) Sebenarnya selain produsen-produsen tersebut di atas, masih banyak juga produsen yoghurt pada skala home industry yang tidak tercatat oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan karena tidak memiliki surat izin atau Tanda Daftar Industri (TDI). Hal ini menunjukkan bahwa di tingkat regional, persaingan tidak hanya terjadi antara perusahaan multinasional, melainkan juga dengan industri kecil dan rumah tangga. Adanya kondisi persaingan tersebut dipastikan akan berimplikasi kepada tiap perusahaan, sehingga para manajer di tiap perusahaan tersebut harus merumuskan dan menerapkan strategi yang layak agar masing-masing produk yoghurt mereka tidak kalah dengan produk yoghurt pesaing. Pada umumnya, dalam menghadapi persaingan ini masing-masing perusahaan tersebut akan melakukan berbagai macam strategi untuk bersaing atau berkompetisi maupun 8

26 untuk bertahan dalam kondisi persaingan yang ada. Strategi-strategi yang diterapkan tersebut umumnya merupakan strategi bersaing (red ocean strategy), seperti dalam teori yang dikemukakan oleh Michael E. Porter, Fred R. David, serta Wheelen dan Hunger. Michael E. Porter mengemukakan tentang strategi generik, yang terdiri dari strategi kepemimpinan biaya (cost leadership), strategi diferensiasi, dan strategi fokus. Fred R. David mengemukakan integration strategies, intensive strategies, diversivication strategies, dan devensive strategies. Sedangkan Wheelen dan Hunger mengemukakan strategi ekspansi, strategi stabilitas, dan strategi penciutan. Strategi-strategi tersebut di atas merupakan hasil pemikiran strategis yang selama ini lebih difokuskan pada strategi yang dikenal dengan sebutan red ocean strategy (strategi samudera merah), yakni strategi yang berbasiskan kompetisi, yang bertujuan untuk memenangi kompetisi dengan membangun posisi kokoh dalam pangsa pasar dan tatanan industri yang ada. Penerapan strategi bersaing pada persaingan yang sangat ketat dapat menimbulkan lautan darah bagi perusahaan-perusahaan yang bersaing karena setiap perusahaan harus berdarahdarah atau saling berkompetisi secara ketat untuk mengalahkan satu sama lain. Pada tahun 2005, dua orang pakar strategi dan manajemen internasional INSEAD, W. Chan Kim dan Renée Mauborgne, menyatakan bahwa red ocean strategy sudah tidak lagi ampuh untuk menciptakan pertumbuhan dan keuntungan di masa depan. Kemudian mereka mengusulkan sebuah strategi baru yang disebut blue ocean strategy (BOS) atau strategi samudera biru. Perbedaan antara red ocean strategy dan blue ocean strategy, secara garis besar antara lain dalam menyikapi tentang pasar, persaingan, permintaan, nilai, dan strategi. Meskipun istilah samudera biru itu baru, namun eksistensi samudera biru itu tidaklah demikian adanya. Dan sebenarnya strategi samudera biru telah banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di masa silam maupun masa kini, walaupun tanpa menyadari atau menyebut strategi yang diterapkan tersebut sebagai blue ocean strategy. Sebagai contoh adalah Cirque du Soleil dengan sirkusnya yang mendunia, Casella Wines dengan minuman pergaulannya, dan Yamaha dengan motor mio matiknya. 9

27 Melalui penelitiannya bertahun-tahun dari tiga puluh industri, kemudian Kim dan Mauborgne (2005) merumuskan strategi samudera biru dalam buku yang berjudul Blue Ocean Strategy (Strategi Samudera Biru). Blue oean strategy adalah strategi bisnis yang digunakan bukan untuk menghadapi kompetisi, melainkan menjadikan kompetisi tersebut tidak lagi relevan. Strategi samudera biru berfokus untuk menumbuhkan permintaan, sehingga bisa menjadikan perusahaan yang menerapkan strategi tersebut unggul dibandingkan pesaingnya, karena menciptakan pasar sendiri. Oleh karena itu, dengan keunggulan lebih yang dimiliki blue oean strategy daripada strategi bersaing lainnya, maka blue oean strategy dapat menjadi strategi bisnis yang tepat untuk diterapkan oleh perusahaan yoghurt yang tidak ingin terjebak dalam situasi persaingan yang ketat Perumusan Masalah Salah satu produsen yoghurt yang terdapat di Kabupaten Bogor adalah Unit Pengolahan Susu Koperasi Pondok Pesantren Pertanian Darul Fallah (UPS Koppontren Darul Fallah), yang terletak di Ciampea. Produk yoghurt yang diproduksi memiliki brand dengan nama DaFa Yoghurt. UPS Koppontren Darul Fallah merupakan unit bisnis di bawah Unit Peternakan dari Koperasi Pondok Pesantren Pertanian Darul Fallah yang berdiri sejak tahun Selain menjual susu sapi segar secara langsung, dengan adanya Unit Pengolahan Susu ini, Koppontren Darul Fallah memiliki tambahan pemasukan dari profit yang didapatkan dari unit bisnis ini. Saat ini Unit Pengolahan Susu memproduksi berbagai produk olahan dari susu sapi segar, seperti berbagai jenis yoghurt dan es susu. Namun, produk susu olahan yang mendapat perhatian besar untuk terus dikembangkan oleh UPS Koppontren Darul Fallah adalah yoghurt. Saat ini yoghurt lebih banyak diproduksi dalam bentuk stick seperti es lilin. UPS Koppontren Darul Fallah ini memiliki sumber daya (resourcement) internal yang bisa dikatakan potensial, yakni dari segi potensi kapasitas yang cukup besar. UPS Koppontren Darul Fallah juga memiliki akses bahan baku yang mudah karena Koppontren Darul Fallah memiliki peternakan sapi perah sendiri dan juga melakukan kemitraan dengan banyak peternak. Selain itu, UPS 10

28 Koppontren Darul Fallah juga memiliki mesin pengolahan yoghurt yang memadai untuk melakukan proses produksi dalam kapasitas yang besar secara efisien. Berdasarkan Tabel 6 sebelumnya, jumlah kapasitas produksi yoghurt terpasang UPS Koppontren Darul Fallah termasuk tiga peringkat terbesar dibandingkan produsen lainnya di wilayah Bogor. Kapasitas produksi terpasang yoghurt UPS Koppontren Darul Fallah sebesar liter per tahun atau lebih dari liter per bulannya. Tiap 1 liter yoghurt dapat dihasilkan minimal 30 yoghurt stick. Dengan demikian jika dihitung dalam bentuk yoghurt stick, UPS Koppontren Darul Fallah seharusnya bisa memproduksi yoghurt stick minimal sebanyak stick tiap bulannya. Walaupun kapasitas produksi yoghurt UPS Koppontren Darul Fallah cukup besar, namun potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh UPS. Produksi yoghurt UPS masih terbatas pada bentuk stick yang jumlahnya tergantung pada jumlah bahan baku susu sapi murni yang tersedia. Tabel 7 di bawah ini disajikan mengenai jumlah penjualan DaFa Yoghurt selama lima bulan pertama tahun Tabel 7. Perkembangan Volume Produksi dan Penjualan DaFa Yoghurt UPS Koppontren Darul Fallah (Januari Mei 2010) Bulan Stick Jumlah Penjualan Liter Januari Februari ,33 Maret ,37 April ,67 Mei ,3 Berdasarkan Tabel 7 di atas, jumlah penjualan rata-rata lima bulan pertama pada tahun 2010 adalah sebesar 907,93 liter. Angka tersebut juga menunjukkan jumlah produksi rata-rata dalam lima bulan pertama tersebut. Namun, angka ini masih lebih rendah dari kapasitas produksi yoghurt terpasang yang mencapai liter per bulan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat gap antara jumlah produksi riil-nya dengan jumlah kapasitas produksi yoghurt terpasang. 11

29 Selain masalah dalam sisi produksi yang belum optimal, UPS juga menghadapi masalah di sisi pemasarannya, yaitu saat ini pemasaran DaFa Yoghurt hanya bertumpu pada agen distributor. UPS belum banyak melakukan pemasaran langsung kepada konsumen akhir, sehingga profit yang diterima oleh UPS masih rendah karena harus berbagi profit dengan agen distributor. Oleh karena itu, agar profit yang ingin diperoleh UPS menjadi lebih besar, maka UPS perlu meningkatkan saluran distribusinya. Saat ini UPS memiliki 19 agen distributor. Biasanya tiap agen tersebut memesan rata-rata 75 pak (isi 20 stick per pak) atau sekitar 1500 stick setiap dua minggu. Hal ini berarti jika dihitung secara akumulasi, tiap bulannya UPS mempunyai jumlah permintaan (demand) sebesar stick atau sekitar liter. Adanya gap antara jumlah demand dan juga supply ini, menunjukkan bahwa UPS perlu mengembangkan usahanya lagi. Selain itu, di sisi pemasaran, DaFa Yoghurt juga menghadapi situasi persaingan dengan produsen lainnya. Hal ini seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 6 sebelumnya. UPS tidak hanya bersaing dengan perusahaan-perusahaan yoghurt berskala besar, melainkan juga menghadapi persaingan dengan para produsen yoghurt yang ada di Bogor. Dengan melihat adanya masalah produksi dan pemasaran yang dihadapi, maka UPS Koppontren Darul Fallah, sebagai salah satu bisnis yoghurt dengan brand produk DaFa Yoghurt ini perlu menerapkan strategi bisnis yang bertujuan untuk mengembangkan bisnis DaFa Yoghurt menjadi lebih besar lagi. Strategi pengembangan usaha ini juga harus mengatasi permasalahan akibat adanya situasi kompetisi atau persaingan yang terjadi dalam industri yoghurt. Banyaknya perusahaan yang memproduksi yoghurt, menyebabkan DaFa Yoghurt saat ini sedang terbawa arus persaingan yang cukup ketat. Pada umumnya, untuk menghadapi situasi persaingan, strategi yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan merupakan strategi samudera merah, yakni strategi yang berbasis kompetisi. Dimana strategi yang diterapkan tersebut adalah bertujuan untuk memenangi kompetisi yang ada, meraih pangsa pasar yang tinggi, dan juga berusaha untuk mengokohkan posisi strategis dalam tatanan industri yang ada. 12

30 Oleh karena itu, agar tidak terbawa arus persaingan dengan kompetitor lainnya serta mampu untuk mengembangkan usahanya, UPS Koppontren Darul Fallah perlu untuk merumuskan strategi yang tepat. Salah satu strategi yang bisa diterapkan oleh UPS Koppontren Darul Fallah adalah blue ocean strategy (strategi samudera biru). Karena pada dasarnya samudera biru dapat diciptakan oleh bisnis apa saja yang memang perusahaan tersebut tidak ingin terjebak secara terusmenerus dalam suasana persaingan yang ada. Berdasarkan latar belakang dan juga paparan yang telah disebutkan di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1) Faktor-faktor apa sajakah yang dijadikan kompetisi dalam industri yoghurt di Bogor? 2) Bagaimana kondisi industri yoghurt di Bogor saat ini? 3) Bagaimana memformulasikan blue ocean strategy (BOS) yang tepat dan layak untuk komersialisasi DaFa Yoghurt? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan tersebut di atas, maka tujuan dari dilakukannya penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi faktor-faktor yang dijadikan kompetisi dalam industri yoghurt di Bogor. 2) Mendeskripsikan kondisi industri yoghurt di Bogor saat ini. 3) Memformulasikan blue ocean strategy (BOS) yang tepat dan layak untuk komersialisasi DaFa Yoghurt Kegunaan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah dan juga tujuan dari penelitian yang telah dituliskan sebelumnya, maka diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi banyak pihak, diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Bagi pihak terkait, Unit Pengolahan Susu Koperasi Pondok Pesantren Pertanian Darul Fallah (UPS Koppontren Darul Fallah), rekomendasi yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan 13

31 dan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam usaha bisnis pengembangan DaFa Yoghurt. 2) Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengaplikasian pengetahuan yang telah diperoleh selama masa kuliah serta melatih kemampuan tentang perumusan strategi bisnis, sehingga dapat diterapkan dalam usaha bisnis yang nyata. 3) Bagi pembaca, tulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan tambahan informasi dan pengetahuan dalam memperluas wawasan, sekaligus sebagai bahan informasi dan literatur untuk penelitian selanjutnya Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian dengan topik strategi bisnis menggunakan metode blue ocean strategy (BOS) sebagai kerangka analisis dan juga alat analisis, merupakan suatu penelitian yang relatif masih baru dan belum dilakukan secara meluas. Hal ini menyebabkan proses pengumpulan data dan pengolahan data menjadi sedikit sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan ini masih sederhana dengan melakukan pengamatan dari luar industri dan melakukan wawancara dengan para responden yang mengerti akan situasi industri yoghurt di Bogor. Penelitian ini terbatas pada perumusan atau formulasi blue ocean strategy (BOS) dan tidak mengkaji pada eksekusi strategi yang dirumuskan. Sehingga penelitian ini hanya melakukan analisis berdasarkan empat prinsip formulasi (perumusan) strategi samudera biru, dan tidak melakukan analisis enam prinsip yang ada dalam strategi samudera biru. Selain itu, pengujian terhadap strategi yang didapatkan dari proses penelitian ini, sebagian besar dilakukan secara kualitatif dengan mendiskusikan kepada para responden dan juga para ahli. Sangat banyaknya produsen yoghurt yang ada di Indonesia, menyebabkan penelitian lebih difokuskan pada penelitian terhadap usaha bisnis yoghurt di Bogor. 14

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun (Persen) Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun (Persen) Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agribisnis merupakan sektor perekonomian yang menghasilkan dan mendistribusikan masukan bagi pengusaha tani, dan memasarkan, memproses, serta mendistribusikan produk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 (diakses Agustus 2009)

I. PENDAHULUAN. 1  (diakses Agustus 2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi mengakibatkan perubahan dalam masyarakat mulai dari gaya hidup sampai pada pola berpikir. Perubahan ini akan terus terjadi sejalan dengan dinamika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kasus pada salah satu usaha bisnis yoghurt yang cukup besar di Kabupaten Bogor, yakni di Unit Pengolahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk menopang perekonomian nasional dan daerah, terutama setelah terjadinya krisis ekonomi yang dialami

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

VII. FORMULASI BLUE OCEAN STRATEGY (BOS) PADA PRODUK DAFA YOGHURT

VII. FORMULASI BLUE OCEAN STRATEGY (BOS) PADA PRODUK DAFA YOGHURT VII. FORMULASI BLUE OCEAN STRATEGY (BOS) PADA PRODUK DAFA YOGHURT 7.1. Formulasi Blue Ocean Strategy (BOS) Kim dan Mauborgne (2005) menyebutkan dalam bukunya, Blue Ocean Strategy, bahwa terdapat enam prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan perekonomian nasional. Peranannya sebagai menyumbang pembentukan PDB penyediaan sumber devisa

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor peternakan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan agribisnis di Indonesia yang masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Komoditi peternakan mempunyai

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI MOHAMAD IKHSAN H34054305 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI NOPE GROMIKORA H34076111 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN NOPE

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian sebagai penyedia dan pemenuh kebutuhan pangan di Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan perekonomian nasional. Sektor pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KUD (KOPERASI UNIT DESA) GIRI TANI (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KUD (KOPERASI UNIT DESA) GIRI TANI (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat) ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KUD (KOPERASI UNIT DESA) GIRI TANI (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat) SKRIPSI DE AULIA RAMADHAN H34066030 PROGRAM PENYELENGGARAAN KHUSUS AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

EVALUASI KEMITRAAN PETANI PADI DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DESA CIBURUY, KECAMATAN CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI

EVALUASI KEMITRAAN PETANI PADI DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DESA CIBURUY, KECAMATAN CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI EVALUASI KEMITRAAN PETANI PADI DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DESA CIBURUY, KECAMATAN CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI OKTIARACHMI BUDININGRUM H34070027 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR SKRIPSI ITA FUSFITAWATI H34053987 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun * (Miliar Rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun * (Miliar Rupiah) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan di Indonesia merupakan salah satu sektor yang telah berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA JAWA TIMUR. Oleh : Endang Pudji Astuti A

ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA JAWA TIMUR. Oleh : Endang Pudji Astuti A ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA JAWA TIMUR Oleh : Endang Pudji Astuti A14104065 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) Skripsi AHMAD MUNAWAR H 34066007 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO RINGKASAN ISVENTINA. H14102124. Analisis Dampak Peningkatan Ekspor Karet Alam Terhadap Perekonomian Indonesia: Suatu Pendekatan Analisis Input-Output. Di bawah bimbingan DJONI HARTONO. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Secara umum sektor ini memberikan kontribusi yang besar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Konsumsi susu cair di Indonesia berpotensi terus tumbuh ditopang urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan (duniaindustri.com,

Lebih terperinci

SKRIPSI ARDIANSYAH H

SKRIPSI ARDIANSYAH H FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI KEBUN PLASMA KELAPA SAWIT (Studi Kasus Kebun Plasma PTP. Mitra Ogan, Kecamatan Peninjauan, Sumatra Selatan) SKRIPSI ARDIANSYAH H34066019

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Skripsi SRI ROSMAYANTI H 34076143 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR SKRIPSI OOM ROHMAWATI H34076115 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Kebun Raya Bogor dengan pengelolanya adalah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (PKT-KRB), LIPI. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar) 1 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Komoditas kelapa sawit Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan sangat penting dalam penerimaan devisa negara, pengembangan perekonomian

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A 14105563 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor) EKO SUPRIYANA A.14101630 PROGRAM STUDI EKSTENSI

Lebih terperinci

PERAN KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BELIMBING DEWA (Studi Kasus Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok, Jawa Barat)

PERAN KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BELIMBING DEWA (Studi Kasus Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok, Jawa Barat) PERAN KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BELIMBING DEWA (Studi Kasus Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok, Jawa Barat) SKRIPSI ERNI SITI MUNIGAR H34066041 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS MODERNITAS SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEBERHASILAN UNIT USAHA KECIL TAHU SERASI BANDUNGAN

ANALISIS MODERNITAS SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEBERHASILAN UNIT USAHA KECIL TAHU SERASI BANDUNGAN ANALISIS MODERNITAS SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEBERHASILAN UNIT USAHA KECIL TAHU SERASI BANDUNGAN (Studi Kasus Unit Usaha Kelompok Wanita Tani Damai, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah yang dimanfaatkan sebagian besar penduduk dengan mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ROBBI FEBRIO H34076133 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR

PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR SKRIPSI INTAN AISYAH NASUTION H34066065 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN LAHAN SAWAH DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI

HUBUNGAN PENGUASAAN LAHAN SAWAH DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI HUBUNGAN PENGUASAAN LAHAN SAWAH DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Studi Kasus Kelompok Tani Harum IV Kelurahan Situmekar, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi) SKRIPSI OCTIASARI H34070084 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran (rumah makan) merupakan lapangan usaha yang sangat berperan terhadap perekonomian Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI KOTA TANGERANG PADA MASA OTONOMI DAERAH ( ) OLEH NITTA WAHYUNI H

ANALISIS PERTUMBUHAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI KOTA TANGERANG PADA MASA OTONOMI DAERAH ( ) OLEH NITTA WAHYUNI H ANALISIS PERTUMBUHAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI KOTA TANGERANG PADA MASA OTONOMI DAERAH (2001-2005) OLEH NITTA WAHYUNI H14102083 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI, SP.MP.

PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI, SP.MP. PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI, SP.MP. TM2 MATERI PEMBELAJARAN PENDAHULUAN PERAN PERTANIAN SEBAGAI PRODUSEN BAHAN PANGAN DAN SERAT PERAN PERTANIAN SEBAGAI PRODUSEN BAHAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang dan masalah Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia menjadi sebuah negara industri yang tangguh dalam jangka panjang. Hal ini mendukung Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian Indonesia saat ini semakin kompleks, seiring dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa disebut dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR

ANALISIS PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR ANALISIS PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR SKRIPSI WINWORK SINAGA H34066130 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI. Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A

ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI. Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A14104105 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK KENAIKAN EKSPOR SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PENDAPATAN FAKTOR PRODUKSI, INSTITUSI, DAN SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DI INDONESIA

ANALISIS DAMPAK KENAIKAN EKSPOR SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PENDAPATAN FAKTOR PRODUKSI, INSTITUSI, DAN SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DI INDONESIA ANALISIS DAMPAK KENAIKAN EKSPOR SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PENDAPATAN FAKTOR PRODUKSI, INSTITUSI, DAN SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DI INDONESIA OLEH SITI ADELIANI H14103073 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR Oleh : Dini Vidya A14104008 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG SKRIPSI HESTI FANNY AULIA SIHALOHO H34066060 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) Oleh : CITRA WIDYALESTARI A 14105522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI SUSU OLAHAN (Studi Kasus : Unit Usaha Sapi Perah KUD Mitrayasa, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat)

OPTIMALISASI PRODUKSI SUSU OLAHAN (Studi Kasus : Unit Usaha Sapi Perah KUD Mitrayasa, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat) OPTIMALISASI PRODUKSI SUSU OLAHAN (Studi Kasus : Unit Usaha Sapi Perah KUD Mitrayasa, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat) Oleh : SIESKA RIDYAWATI A14103047 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN SUSU UHT MEREK REAL GOOD DI KOTA BOGOR. Oleh : YUSTIKA MUHARASTRI A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN SUSU UHT MEREK REAL GOOD DI KOTA BOGOR. Oleh : YUSTIKA MUHARASTRI A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN SUSU UHT MEREK REAL GOOD DI KOTA BOGOR Oleh : YUSTIKA MUHARASTRI A14104120 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ANALISIS KEPUASAN

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Penggambaran Situasi Industri Penggambaran situasi industri dilakukan dengan menggunakan alat analisis yaitu kanvas strategi dan kurva nilai.

Lebih terperinci

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor)

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) SKRIPSI AULIA RAHMAN HASIBUAN A.14104522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dominan, dibandingkan dengan sektor pertanian. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. lebih dominan, dibandingkan dengan sektor pertanian. Sektor industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, negara-negara di berbagai belahan dunia berlomba-lomba untuk memajukan seluruh sektor yang terdapat di dalam negara untuk memajukan nama negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya pengertian agribisnis adalah merupakan usaha komersial (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan langsung dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H

ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H14102092 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPO PEMASARAN IKAN (DPI) AIR TAWAR SINDANGWANGI Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Oleh : WIDYA ANJUNG PERTIWI A

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPO PEMASARAN IKAN (DPI) AIR TAWAR SINDANGWANGI Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Oleh : WIDYA ANJUNG PERTIWI A ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPO PEMASARAN IKAN (DPI) AIR TAWAR SINDANGWANGI Kabupaten Majalengka, Jawa Barat Oleh : WIDYA ANJUNG PERTIWI A14104038 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

DAMPAK PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI BERAS NASIONAL (P2BN) TERHADAP PENDAPATAN PETANI. Oleh : ROHELA A

DAMPAK PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI BERAS NASIONAL (P2BN) TERHADAP PENDAPATAN PETANI. Oleh : ROHELA A DAMPAK PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI BERAS NASIONAL (P2BN) TERHADAP PENDAPATAN PETANI Oleh : ROHELA A14105699 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 11/02/72/Th. XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah pada tahun 2013 yang diukur dari persentase kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PANTAI LOMBANG DI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PANTAI LOMBANG DI KABUPATEN SUMENEP ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PANTAI LOMBANG DI KABUPATEN SUMENEP SKRIPSI MOHAMMAD REZA H34051684 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 0 ANALISIS STRATEGI

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN ULAT SUTERA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN ULAT SUTERA ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN ULAT SUTERA (Studi Kasus pada Peternakan Ulat Sutera Bapak Baidin, Desa Karyasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor) SKRIPSI MADA PRADANA H34051579 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN VEGETARIAN KARUNIA BARU BOGOR. Oleh DESMAN MANURUNG A

KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN VEGETARIAN KARUNIA BARU BOGOR. Oleh DESMAN MANURUNG A KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN VEGETARIAN KARUNIA BARU BOGOR Oleh DESMAN MANURUNG A 14104663 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat strategis dalam pembangunan perekonomian negara Indonesia. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar penduduk Indonesia yaitu sekitar

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/02/72/Th. XIV. 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan implementasi serta bagian integral dari pembangunan nasional. Dengan kata lain, pembangunan nasional tidak akan lepas dari peran

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

PERSUSUAN INDONESIA: KONDISI, PERMASALAHAN DAN ARAH KEBIJAKAN

PERSUSUAN INDONESIA: KONDISI, PERMASALAHAN DAN ARAH KEBIJAKAN PERSUSUAN INDONESIA: KONDISI, PERMASALAHAN DAN ARAH KEBIJAKAN Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis, antara lain

Lebih terperinci

POTENSI PASAR BANK YANG BERBASIS AGRIBISNIS BAGI PENGEMBANGAN PT. BANK BUKOPIN, TBK CABANG KARAWANG DI WILAYAH KABUPATEN PURWAKARTA

POTENSI PASAR BANK YANG BERBASIS AGRIBISNIS BAGI PENGEMBANGAN PT. BANK BUKOPIN, TBK CABANG KARAWANG DI WILAYAH KABUPATEN PURWAKARTA POTENSI PASAR BANK YANG BERBASIS AGRIBISNIS BAGI PENGEMBANGAN PT. BANK BUKOPIN, TBK CABANG KARAWANG DI WILAYAH KABUPATEN PURWAKARTA SKRIPSI EMMY WARDHANI A14102528 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR ANALISIS RENCANA KEMITRAAN ANTARA PETANI KACANG TANAH DENGAN CV MITRA PRIANGAN (Kasus pada Petani Kacang Tanah di Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur) SKRIPSI TIARA ASRI SATRIA H34052169 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1 Jenis-jenis produk pangan IPB 2 Jenis produk. Bio yoghurt. Chicken nugget stick & wings Jambu Taiwan IPB 02

PENDAHULUAN. Tabel 1 Jenis-jenis produk pangan IPB 2 Jenis produk. Bio yoghurt. Chicken nugget stick & wings Jambu Taiwan IPB 02 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Petani yang sejahtera, kondisi ketahanan pangan yang baik, dan kemandirian teknologi tentu dapat menjadi pilar yang kokoh dalam memajukan perekonomian nasional (Hatta, 29 November

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TOMAT BANDUNG DI SUPERMARKET SUPER INDO MUARA KARANG JAKARTA UTARA SKRIPSI

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TOMAT BANDUNG DI SUPERMARKET SUPER INDO MUARA KARANG JAKARTA UTARA SKRIPSI ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TOMAT BANDUNG DI SUPERMARKET SUPER INDO MUARA KARANG JAKARTA UTARA SKRIPSI Oleh: ARIEF FERRY YANTO A14105515 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ada tiga jenis kebutuhan pokok atau primer manusia, yaitu sandang, pangan dan papan. Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR Titik Hidayati A14102584 PROGRAM STUDI SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA SKRIPSI MUHAMMAD SALIM R H34076107 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIJAKAN PAJAK EKSPOR TERHADAP PERDAGANGAN MINYAK KELAPA SAWIT KASAR (Crude Palm Oil) INDONESIA. Oleh : RAMIAJI KUSUMAWARDHANA A

PENGARUH KEBIJAKAN PAJAK EKSPOR TERHADAP PERDAGANGAN MINYAK KELAPA SAWIT KASAR (Crude Palm Oil) INDONESIA. Oleh : RAMIAJI KUSUMAWARDHANA A PENGARUH KEBIJAKAN PAJAK EKSPOR TERHADAP PERDAGANGAN MINYAK KELAPA SAWIT KASAR (Crude Palm Oil) INDONESIA Oleh : RAMIAJI KUSUMAWARDHANA A 14104073 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

USAHA SUSU KEDELAI. Oleh : A

USAHA SUSU KEDELAI. Oleh : A ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SUSU KEDELAI BUBUK INSTAN (Studi Kasus: PD Mas Adam Berdasi, Kec. Rumpin, Bogor) Oleh : AGUS SATRIYO BUDI A14104072 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan besar untuk menggerakkan roda perekonomian. Pada saat usaha besar tidak mampu mempertahankan eksistensinya,

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR Oleh : NOVA RESKI SEPTINA K A14104117 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KRIM YOGHURT ACTIVIA (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: SURURUN MASRURAH H

ANALISIS FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KRIM YOGHURT ACTIVIA (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: SURURUN MASRURAH H ANALISIS FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KRIM YOGHURT ACTIVIA (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: SURURUN MASRURAH H34066120 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor industri mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah,

Lebih terperinci

ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H

ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H14101038 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A 14104631 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN, LOYALITAS, DAN PREFERENSI KONSUMEN MARTABAK AIR MANCUR BOGOR

ANALISIS KEPUASAN, LOYALITAS, DAN PREFERENSI KONSUMEN MARTABAK AIR MANCUR BOGOR ANALISIS KEPUASAN, LOYALITAS, DAN PREFERENSI KONSUMEN MARTABAK AIR MANCUR BOGOR SKRIPSI GRACE MAHARANI H34053276 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor potensial yang memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor potensial yang memiliki peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor potensial yang memiliki peranan penting di dalam pembangunan ekonomi suatu negara, khususnya di negaranegara sedang berkembang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENETAPAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) GABAH TERHADAP PENDAPATAN PETANI

EFEKTIVITAS PENETAPAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) GABAH TERHADAP PENDAPATAN PETANI EFEKTIVITAS PENETAPAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) GABAH TERHADAP PENDAPATAN PETANI (Kasus Kecamatan Binong, dan Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, Jawa-Barat) Oleh: MILA YULISA A 14105572 PROGRAM

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH KABUPATEN KARAWANG PERIODE Penerapan Analisis Shift-Share. Oleh MAHILA H

PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH KABUPATEN KARAWANG PERIODE Penerapan Analisis Shift-Share. Oleh MAHILA H PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH KABUPATEN KARAWANG PERIODE 1993-2005 Penerapan Analisis Shift-Share Oleh MAHILA H14101003 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 09/02/61/Th. XIII, 10 Februari 2010 PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT TAHUN 2009 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2009 meningkat 4,76 persen dibandingkan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN MIE INSTANT GAGA MIE 100 PADA PT JAKARANA TAMA FOOD INDUSTRY KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : DIAN HERYANTO A

STRATEGI PEMASARAN MIE INSTANT GAGA MIE 100 PADA PT JAKARANA TAMA FOOD INDUSTRY KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : DIAN HERYANTO A STRATEGI PEMASARAN MIE INSTANT GAGA MIE 100 PADA PT JAKARANA TAMA FOOD INDUSTRY KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Oleh : DIAN HERYANTO A14105662 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha menyadari suatu kebutuhan untuk mengeksploitasi sepenuhnya aset-aset mereka demi memaksimalkan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti pertumbuhan pendapatan perkapita, akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PERAN SEKTOR UNGGULAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI DKI JAKARTA OLEH GITA IRINA ARIEF H

IDENTIFIKASI DAN PERAN SEKTOR UNGGULAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI DKI JAKARTA OLEH GITA IRINA ARIEF H IDENTIFIKASI DAN PERAN SEKTOR UNGGULAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI DKI JAKARTA OLEH GITA IRINA ARIEF H14050032 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci