PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A"

Transkripsi

1 PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Perancangan Lanskap Sekolah Islam Terpadu Ummul Quro Berdasarkan Konsep Taman Islami belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi atau lembaga mana pun untuk tujuan memperoleh gelar akademik tertentu. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Januari 2008 Fisqa Tasyara A

3 Hak cipta milik Fisqa Tasyara, tahun 2008 Hak cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya

4 PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

5 LEMBAR PENGESAHAN Judul Nama NRP : Perancangan Lanskap Sekolah Islam Terpadu Ummul Quro Berdasarkan Konsep Taman Islami : Fisqa Tasyara : A Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Alinda F. M. Zain, MSc NIP Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr. NIP Tanggal lulus:

6 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul Perancangan Lanskap Sekolah Islam Terpadu Ummul Quro Berdasarkan Konsep Taman Islami ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Atas semua bimbingan, bantuan, dukungan dan perhatian yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ibu Dr. Ir. Alinda F. M. Zain, MS. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini, 2. Bapak Ir. Qodarian Pramukanto, MS dan ibu Fitriah Nurul H. U, ST. MT selaku penguji, 3. Bapak Dr. Ir. Nizar Nasrullah, MAgr. selaku pembimbing akademik atas bimbingannya selama masa kuliah, 4. Bapak Winarno dari Balai 2 BMG, 5. Seluruh Staff dan Pengelola SIT Ummul Quro atas segala bantuannya, dan keramahannya, 6. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Arsitektur Lanskap, 7. Papa dan Mama tercinta, mbak Tina beserta seluruh keluarga atas doa dan dukungannya, 8. M. Topani, atas perhatian, waktu, dan dukungan yang tiada henti, 9. Lidya Sofyanti, just for being there, 10. Michan, Puji, dan Erlin atas bantuan dan waktu yang telah dilewati bersamasama, 11. Mpiet dan Indah, teman sejawat, atas waktu yang telah kita lewati bersama serta atas semangat yang telah kalian tularkan, 12. Teman-teman seperjuangan angkatan 40 atas persahabatan yang sangat berharga dan seluruh waktu yang telah dilewati bersama-sama, 13. Teman-teman lanskap 38, 39, 41, dan 42 atas segala bantuannya,

7 14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Penulis menyadari masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki dalam skripsi ini. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi peningkatan kualitas di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis serta bagi yang menggunakannya. Bogor, Januari 2008 Penulis

8 RIWAYAT HIDUP Fisqa Tasyara, dilahirkan di Jakarta pada tanggal 18 Mei Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Yoyok Sunaryo dan Ibu Srie Saptarijati. Penulis menamatkan pendidikan dasarnya pada tahun 1996 di SDN 05 Gunuk, Jakarta, kemudian melanjutkan pendidikan ke SLTPN 46 Jakarta hingga tamat pada tahun Tahun 2002 penulis menyelesaikan pendidikan lanjutan atas di SMU Negeri 8 Jakarta. Melalui jalur beasiswa penulis pernah mengikuti perkuliahan di jurusan arsitektur Universitas Gunadarma antara tahun 2002 hingga Pada Tahun 2003, melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) penulis diterima menjadi mahasiswa Program Studi Arsitektur Lanskap, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selama masa kuliah penulis aktif sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP) dan Studio Pro Arsitektur Lanskap. Penulis pada tahun menjadi asisten mata kuliah Perancangan pada tahun ajaran 2006/2007 dan mata kuliah Analisis Tapak pada tahun ajaran 2007/2008. Selain itu penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan kepanitiaan baik internal maupun eksternal kampus, seperti pada acara Seminar dan Kolokium Nasional Menuju Jabodetabek Berkelanjutan pada tahun Penulis pun menjadi asisten peneliti ada Working Group Jabodetabek P4W, LPPM IPB. Selain itu, pada saat ini penulis sedang menyusun buku tentang taman tropis bersama Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, MS.

9 RINGKASAN FISQA TASYARA. Perancangan Lanskap Sekolah Islam Terpadu Ummul Quro Berdasarkan Konsep Taman Islami. Dibimbing oleh ALINDA F. M. ZAIN. Pendidikan merupakan suatu proses mendasar pada perubahan manusia. Dedikasi manusia terhadap ilmu pengetahuan satu dan lain cara dianggap oleh Islam setara dengan dedikasi terhadap Tuhan (Abdalati, 1975). Kitab suci Islam, Al-Quran, mendorong umatnya untuk menggali pengetahuan seluas-luasnya untuk mendapatkan kebenaran. Untuk mendukung kegiatan pendidikan maka diperlukan adanya suatu lingkungan yang menyediakan sarana dan prasarana yang baik. Taman Islam yang banyak diinspirasikan oleh penggambaran surga dalam ayatayat Al-Quran dan hadist akan membentuk ruang terbuka yang nyaman lahir maupun batin serta ideal untuk melakukan proses pembelajaran baik ilmu hayati maupun etika dan moral jika diimplementasikan secara baik dengan menggunakan ilmu arsitektur lanskap. Ummul Quro adalah salah satu institusi pendidikan formal yang selain mengajarkan pengetahuan dasar pada murid-muridnya, juga mengajarkan pengetahuan mengenai agama Islam dengan porsi yang lebih banyak daripada porsi yang biasa diberikan oleh institusi pendidikan formal pada umumnya. Konsep Taman Islam sangat potensial untuk dikembangkan di Kompleks Sekolah Islam Terpadu (SIT) Ummul Quro. Penelitian ini mempunyai tujuan umum untuk membuat karya perancangan lanskap kompleks pendidikan Islam Ummul Quro Bogor dengan memperhatikan diversitas usia pengguna (usia TK hingga SMP) dan melalui penataan elemen-elemen lanskap, pengaturan tata ruang, pengadaan dan tata letak fasilitas yang sesuai dengan ajaran Islam sehingga diharapkan dapat menciptakan lanskap kampus yang selain fungsional, nyaman, serta bernilai estetis, juga bernapaskan Islam. Penelitian ini dilaksanakan di areal kompleks pendidikan Islam Ummul Quro, Kabupaten Bogor. Pengambilan data dan pengamatan dimulai dari bulan Februari Penelitian ini akan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap pelaksanaan studi literatur, survey lapang, serta pengembangan konsep berupa tahap perencanaan dan perancangan. Studi literatur dilakukan untuk menghasilkan rumusan konsep taman Islam berdasarkan Al Quran dan Hadits. Pada tahap kedua dilakukan inventarisasi dan analisis tapak untuk mengetahui potensi pada tapak yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan konsep Taman Islam. Tahap perencanaan dan perancangan dilakukan untuk menerapkan konsep taman Islam pada areal kompleks pendidikan Ummul Quro sesuai dengan hasil studi literatur. Lokasi SIT Ummul Quro, Kemang, Bogor cukup mudah dicapai baik dari arah Kabupaten maupun Kotamdya Bogor. Topografinya yang sudah dibuat datar pada tahap pertama pembangunan menciptakan berbagai alternatif perubahan lanskap di dalam tapak. Vegetasi yang ada pada tapak masih memerlukan penataan kembali terhadap konsep disain taman sekolah tersebut. Permasalahan utama yang muncul di dalam tapak adalah kenyamanan yang kurang karena suhu yang tertalu tinggi pada musim kemarau serta

10 munculnya genangan pada musim penghujan. Selain itu berbagai kegiatan pengguna masih belum terakomodasi dengan baik. Masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan penyediaan fasilitas dan utilitas yang diperlukan disertai dengan perbaikan penataan vegetasi. Dari hasil analisis sekunder yang telah dilakukan terhadap berbagai referensi, maka dapat diambil kesimpulan bahwa konsep taman Islam pada dasarnya adalah penciptaan suatu taman yang dapat dinikmati secara optimal oleh kelima indera dan mampu memberikan kemudahan orientasi terhadap kiblat dengan tetap menjunjung nilai kepatutan. Adapun karakteristik umum dari konsep taman Islam adalah taman yang dapat dinikmati secara optimal oleh kelima panca indera dengan tetap memberikan kemudahan orientasi terhadap kiblat dan menjunjung nilai kepatutan. Hasil analisis sekunder yang telah dilaksanakan kemudian diimplementasikan di dalam tapak. Adapun karaktristik khusus Taman Islam yang dimunculkan di dalam tapak ini adalah; 1. Elemen air dalam taman berupa 2 kolam dengan air terjun, 2. Penataan pola perkerasan yang disesuaikan dengan arah mata angin untuk mempermudah penentuan arah kiblat, 3. Pemberian alternatif kepada pengguna melalui keragaman tanaman serta penerapan sirkulasi terbuka, 4. Unsur warna dan aroma dimunculkan melalui penggunaan vegetasi, 5. Penambahan jumlah pohon peneduh, 6. Penggunaan vegetasi produksi dalam tapak, 7. Elemen-elemen taman yang dapat menimbulkan bahaya tidak digunakan di dalam tapak, 8. Akses ke dalam tapak dimudahkan dan tidak dibatasi hanya pada satu kelompok saja 9. Unsur kepatutan dimunculkan dengan menghindari elemen-elemen yang mengandung sifat keberhalaan, serta penggunaan vegetasi yang memiliki sifat tembus pandang untuk mendukung pengawasan terhadap sesama. Pada dasarnya penataan ruang terbuka di tapak SIT Ummul Quro dikembangkan dengan kombinasi dari pendekatan antroposentris (berdasarkan kebutuhan manusia) dan biosentris (berdasarkan konservasi tanah dan keragaman hayati). Berdasarkan kedua pendekatan tersebut selanjutnya dibuat konsep tata ruang, konsep sirkulasi, konsep tata hijau, dan konsep utilitas. Ruang yang diakomodasikan pada tapak SIT Ummul Quro ialah ruang religi yang mencakup ruang akademik, non akademik, dan dan ruang sirkulasi. Ruang religi adalah keseluruhan tapak yang berfungsi untuk mendukung berbagai kegiatan keagamaan di dalam tapak. Ruang akademik adalah ruang tempat berlangsungnya semua proses pendidikan formal dan administrasinya. Suasana yang diciptakan di dalam ruang ini adalah suasana yang teduh, tenang, dan segar agar proses belajar-mengajar dapat berlangsung dengan baik. Ruang kegiatan non akademik adalah ruang untuk melakukan kegiatan-kegiatan sosial, budaya, keagamaan, dan olahraga. Ruang ini terdiri dari dari ruang aktif dan pasif. Perancangan SIT Ummul Quro meliputi perancangan pada area penerimaan, Children playground, Plaza, lapangan olahraga/upacara, dan taman sekolah. Disain kawasan mengikuti bentukan lanskap yang sudah ada dengan memperhatikan fungsi awal, serta kebutuhan dari pengguna tapak.

11 vii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii Bab I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Kegunaan... 3 Bab II TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Sekolah Ruang Terbuka dan Struktur Terbangun Taman Islami Lanskap Sekolah Islami Perencanaan Perancangan Bab III METODOLOGI Tempat dan Waktu Metode Penelitian Studi Literatur Survey Lapang Inventarisasi Data Analisis Data Sintesis Pengembangan Konsep Perencanaan Perancangan Digitalisasi Batasan Studi Bab IV KONDISI AWAL TAPAK Aspek Fisik dan Biofisik Lokasi dan Batas Tapak Tanah dan Topografi Hidrologi Aksesibilitas dan Sirkulasi Kondisi Ruang Terbuka Tempat Parkir Lapangan Olahraga dan Upacara Children Playground Bangunan Utilitas Iklim Vegetasi dan Satwa Potensi Visual... 41

12 viii Akustik Aspek Sosial Latar Belakang Yayasan Pendidikan Islam Terpadu Ummul Quro Pengguna Tapak Persepsi dan Preferensi Kuisioner Pengajuan Rancangan Awal Aspek Ekonomi Aspek Perancangan Ruang Waktu Dinamika Bab V ANALISIS DAN SINTESIS Aspek Fisik dan Biofisik Lokasi dan Aksesibilitas Tanah dan Topografi Hidrologi Sirkulasi Pola Sirkulasi Kendaraan Sirkulasi Pejalan Kaki Kondisi Ruang Terbuka Tempat Parkir Lapangan Olahraga dan Upacara Children Playground Bangunan Utilitas Iklim Vegetasi dan Satwa Potensi Visual Akustik Aspek Sosial Aspek Ekonomi Aspek Perancangan Ruang Waktu Dinamika Program Ruang Hubungan Antar Ruang Alokasi Penggunaan Ruang Bab VI KONSEP Karakteristik Khusus Taman Islam Konsep Tata Ruang Konsep Sirkulasi Konsep Tata Hijau Konsep Utilitas Konsep Fasilitas... 83

13 ix Bab VII PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rencana Fasilitas Tapak Tempat Parkir Lapangan Upacara Tempat Duduk dan Tempat Sampah Rencana Sirkulasi Jalur Kendaraan Jalur Pejalan Kaki Rencana Utilitas Rencana Tata Hijau Tata Hijau Estetis Tata Hijau Pencipta Iklim Mikro Tata Hijau Untuk Pendidikan Tata Hijau Penyangga Perancangan Welcome Area Perancangan Children Playground Perancangan Plaza Perancangan Lapangan Olahraga/Upacara Perancangan Taman Sekolah Bab VIII SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

14 x DAFTAR TABEL Halaman 01. Jenis, Bentuk, dan Data yang Diperlukan Data Iklim Rata-rata Bulanan Tahun Data Komposisi Pengguna Sekolah Islam Terpadu Ummul Quro Hasil Diskusi Pengajuan Rancangan Kepada Pihak SIT Ummul Quro Analisis dan Sintesis Alokasi Penggunaan Ruang Pembagian Tempat Parkir Tabel Jenis Furnitur Tapak, Deskripsi, Lokasi, Jumlah, dan Bahan di Dalam Tapak Jenis dan Jumlah Tanaman yang Digunakan... 92

15 xi DAFTAR GAMBAR Halaman 01. Diagram Proses Metodologi Penelitian Peta Lokasi Batas Tapak Denah Existing Peta Penyebaran Tanah Latosol Coklat Kemerahan Peta Topografi Keadaan Jalan Soleh Iskandar Akses Utama Menuju Tapak Sirkulasi Dalam Tapak Pada Saat Penggunaan Rendah Sirkulasi Dalam Tapak Pada Saar Penggunaan Tinggi Lahan Parkir Milik SIT Ummul Quro Lahan Kosong yang Dimanfaatkan Sebagai Area Parkir Area Parkir Motor Perkerasan di Area Parkir Motor Lapangan Olahraga dan upacara Children Playground di Area TK Bangunan Taman Kanak-kanak Bangunan SD Bangunan SMP Saluran Listrik di Atas Permukaan Penampungan Air Bersih di Mesjid Aliran Drainase Inlet Drainasedi Tepi Lapangan (tipe 1) Inlet Drainase di Tepi Lapangan (tipe 2) Saluran Drainase di Jalur Pedestrian View Pada Level 1 ke Arah Barat View Pada Level 1 ke Arah Utara View Pada Level 3 ke Arah Barat View Pada Level 3 ke Arah Utara... 42

16 xii 30. Lokasi Kemacetan di Ruas Jalan H. Soleh Iskandar Lokasi Pintu-pintu Utama Pada Tapak Lokasi Genangan Daerah teduh di Sekitar Bangunan SD Daerah Teduh di Sekitar Kantin Daerah Teduh di Sekitar Children Playground Daerah Teduh di Sekitar Bangunan SMP Daerah Teduh di Sekitar Plaza Hubungan Antar Ruang Hubungan Antar Fasilitas Konsep Penataan Ruang Lokasi Pintu-pintu Akses ke Dalam Maupun ke Luar Tapak Ilustrasi Jalur Pedestrian Pola Perkerasan di Area Parkir Motor Site Plan SIT Ummul Quro Konstruksi Saluran Drainase (French Drain) Site Plan Welcome Area Pola Perkerasan di Area Children Playground Site Plan Children Playground Pola Perkerasan Area Plaza Site Plan Lapangan Olahraga, Plaza, dan Parkir Motor... 99

17 xiii DAFTAR LAMPIRAN Halaman 01. Grafik Data Iklim Tapak Tahun Kuisioner Preferensi Pengguna Tabel Hasil Jawaban Kuisioner Bagian A Tabel Hasil Jawaban Kuisioner Bagian B Peta Kontur Denah Lanskap Planting Plan Denah Drainase Detil Drainase dan Sumur Resapan Detil Drainase dan Sumur Resapan Denah dan Detil Kolam Detil Tiang Bendera Detil Kolam Detil Papan Nama Detil Planter Box Detil Planter Box Tipe Detil Planter Box Tipe Detil Planter Box Tipe Denah dan Tampak Pergola Denah dan Tampak Pergola Tampak dan Potongan Pergola Detil Bangku Taman Detil Perkerasan Perkerasan Parkir Motor

18 Bab I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses mendasar pada perubahan manusia. Kesejahteraan akan terwujud jika manusia memiliki kepedulian terhadap lingkungan pendidikan. Islam sangat memperhatikan intelektual serta kemampuan umatnya untuk berlogika. Dedikasi manusia terhadap ilmu pengetahuan satu dan lain cara dianggap oleh Islam setara dengan dedikasi terhadap Tuhan (Abdalati, 1975). Kitab suci Islam, Al-Quran, selain merupakan literatur pertama yang mengungkapkan kekayaan pengetahuan di bumi dan jagad raya juga mendorong umatnya untuk menggali pengetahuan seluas-luasnya untuk mendapatkan kebenaran. Firman Allah SWT dalam kitab suci Al-Quran, pengetahuan yang sebenarnya hanya bisa didapatkan melalui pengalaman ataupun penelitian. Setiap manusia harus berusaha untuk mendapatkan pengetahuan tersebut karena keyakinan yang mudah didapatkan akan lebih mudah goyah daripada yang didapatkan dengan sesuatu pengorbanan (Abdalati, 1975). Salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan adalah melalui badan pendidikan baik formal maupun non formal. Untuk mendukung kegiatan pendidikan maka diperlukan adanya suatu lingkungan yang menyediakan sarana prasarana yang baik. Sudah selayaknya keadaan fisik suatu kompleks pendidikan menjadi titik perhatian karena menurut Greenbie (1985), fisik lingkungan mampu membentuk perilaku sosial manusianya. Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah kebutuhan akan fisiologi, keamanan, afiliasi, aktualisasi diri, penghargaan, dan terakhir adalah estetika. Semua kebutuhan dasar manusia tersebut seharusnya dapat dipenuhi oleh sekolah, namun seringkali lahan di sekolah hanya berupa ruang terbuka yang bernilai estetika tanpa adanya kesinambungan dengan kegiatan pendidikan di sekolah tersebut. Idealnya suatu lanskap buatan manusia juga turut memasukan faktor sosial untuk mengarahkan kondisi dan perilaku user ke arah yang lebih positif. Selain itu, penataan ruang terbuka juga dapat menjadi penyeimbang

19 2 suasana jenuh dari kegiatan rutin di dalam ruang tertutup. Penataan ruang terbuka dapat memajukan kualitas pendidikan karena adanya lanskap sekolah yang aman, nyaman, akomodatif, dan kondusif bagi berjalannya proses belajar-mengajar. Taman Islam adalah suatu bentukan taman yang banyak diinspirasikan oleh penggambaran surga dalam ayat-ayat dalam Al-Quran dan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. Selain itu, gaya ini juga dipengaruhi oleh penguasaan masingmasing orang akan ajaran Al-Quran, selera pribadi, kondisi alam, serta kebudayaan setempat. Surga dalam beberapa ayat Al-Quran digambarkan berupa suatu taman yang sangat indah, asri, dan teduh dengan dipenuhi oleh pepohonan buah-buahan, hamparan bunga, serta sungai-suangai yang sangat jernih. Implementasi penggambaran tersebut dengan menggunakan ilmu arsitektur lanskap akan membentuk ruang terbuka yang nyaman lahir maupun batin serta ideal untuk melakukan proses pembelajaran baik ilmu hayati, maupun etika dan moral. Ummul Quro adalah salah satu institusi pendidikan formal yang selain mengajarkan pengetahuan dasar pada murid-muridnya, juga mengajarkan pengetahuan mengenai agama Islam dengan porsi yang lebih banyak daripada porsi yang biasa diberikan oleh institusi pendidikan formal pada umumnya. Kompleks pendidikan Ummul Quro ini mencakup Taman Kanak-kanak Islam (TKI), Sekolah Dasar Islam (SDI), Sekolah Lanjutan Khusus Islam (SLKI) yang setingkat dengan SLTP, dan MMQ. Kompleks pendidikan Ummul Quro berada cukup jauh dari pusat kota sehingga terhindar dari keramaian dan aktivitas kota. Hal ini mendukung kelancaran kegiatan belajar-mengajar. Area kompleks pendidikan ini memiliki cukup banyak ruang terbuka, namun hingga kini kondisi ruang terbuka yang tersedia masih kurang memadai baik segi fungsi maupun estetika sehingga kurang mendukung kegiatan akademik maupun non akademik. Diperlukan adanya suatu penataan lanskap kompleks pendidikan yang berkesinambungan dengan fokus utama pendidikan di Ummul Quro. Konsep pendidikan Islam yang sangat kuat di Ummul Quro bisa menjadi satu titik acuan untuk pengembangan lanskap di area kompleks pendidikan tersebut. Karena proses belajar-mengajar seharusnya tidak hanya bisa dilakukan di

20 3 dalam ruangan saja maka ada baiknya konsep Islam tersebut dialirkan juga ke luar ruangan sehingga dapat terwujud nuansa keislaman baik di dalam maupun di luar ruangan. Penataan lanskap area ini merupakan bagian dari perancangan lanskap kompleks pendidikan yang diharapkan dapat menciptakan lanskap yang bernilai estetis, fungsional, serta bersuasana pendidikan dengan nilai filosofi yang kuat Tujuan Penelitian ini mempunyai tujuan umum untuk membuat karya perancangan lanskap kompleks pendidikan Islam Ummul Quro Bogor dengan memperhatikan diversitas usia pengguna (usia TK hingga SMP) dan melalui penataan elemen-elemen lanskap, pengaturan tata ruang, pengadaan dan tata letak fasilitas yang sesuai dengan ajaran Islam sehingga diharapkan dapat menciptakan lanskap kompleks pendidikan yang selain fungsional, nyaman, serta bernilai estetis, juga bernapaskan Islam Kegunaan Hasil rancangan lanskap kompleks pendidikan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi perencana, perancang, dan pengelola Instasi Pendidikan Islam Ummul Quro Bogor secara khusus, serta perencana, perancang, dan pengelola lanskap pada umumnya dalam menata lanskap pendidikan yang Islami. Selain itu diharapkan rancangan ini dapat dinikmati sebagai disain lanskap kompleks pendidikan yang fungsional, nyaman, estetis, dan bernapaskan Islam.

21 Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Lanskap Sekolah Lanskap menurut Eckbo (1964) adalah ruang di sekeliling manusia mencakup segala hal yang dapat dilihat dan dirasakan. Menurut Rachman (1984), Arsitektur lanskap adalah bidang ilmu dan seni yang mempelajari pengaturan ruang dan massa di alam terbuka (tata ruang luar) dengan mengkomposisikan elemen-elemen lanskap alami maupun buatan manusia, beserta segenap kegiatan di dalamnya, agar tercipta kepuasan jasmaniah dan rohaniah manusia beserta mahluk hidup lainnya, selaras dengan faktor ruang, waktu, dan geraknya. Dinas Pekerjaan Umum (2002) mengatakan bahwa sekolah adalah tempat dimana berlangsung kegatan guru mengajar dan murid belajar dimana pengertian belajar disini, menurut Suparno (2000), merupakan aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. Perubahan-perubahan tersebut tidak disebabkan oleh kelelahan (fatigue), kematangan, maupun karena mengkonsumsi obat tertentu. Bloom (1974) dalam Suparno (2000) menyatakan bahwa terdapat tiga kategori jenis belajar yang dikenal antara lain domain atau ranah kognitif (cara mereka berpikir), ranah afektif (cara mereka bersikap dan merasakan sesuatu), dan ranah psikomotorik (bagaimana mereka berbuat). Flemming dan Tscharner (1981) dalam Titidarnila (1999) menyatakan bahwa penataan tempat pendidikan akan melekat dalam ingatan, ada tempattempat atau obyek khusus yang menjadi kenangan tersendiri bagi guru maupun para murid dimana diharapkan akan didapatkan kenangan yang positif. Lalu menurut Gagne dan Briggs (1979) dalam Suparno (2000), perencanaan pengajaran harus didasarkan pada pengetahuan tentang bagaimana individu belajar agar diketahui bagaimana kondisi-kondisi harus ditata Ruang Terbuka dan Struktur Terbangun Ruang terbuka menurut Hakim (1991) meliputi seluruh bidang tanah yang tidak ditempati oleh bangunan. Bentuk dari ruang terbuka ini sangat tergantung

22 5 pada pola dan susunan bangunan. Menurut Simonds (1983) terdapat hubungan langsung antara ruang terbuka dengan penggunaan struktur bangunan, sehingga ruang terbuka dapat mendukung fungsi struktur tersebut. Hakim (1991) menambahkan fungsi ruang terbuka adalah sebagai sarana penghubung antara suatu tempat dengan tempat lain, pembatas atau jarak massa bangunan dan pelembut arsitektur bangunan. Ditinjau dari kegiatannya, Hakim (1991) membagi ruang terbuka menjadi dua jenis, pertama adalah ruang terbuka aktif, yaitu ruang terbuka yang mengandung unsur-unsur kegiatan, antara lain: bermain, olahraga, upacara, komunikasi, dan berjalan-jalan. Jenis kedua adalah ruang terbuka pasif, yaitu ruang yang di dalamnya tidak mengandung kegiatan manusia. Contoh ruang terbuka pasif antara lain berupa penghijauan taman sebagai sumber pengudaraan lingkungan. Eckbo (1964) menyatakan bahwa semua daerah terbuka kampus/sekolah harus menciptakan suasana yang intim, tempat-tempat duduk yang menyenangkan. Area-area tersebut merupakan perlengkapan bagi kehidupan suatu sekolah, yaitu ruang untuk kegiatan tertentu, ruang untuk belajar, dan ruang untuk komunikasi sosial. Selain itu, sebuah kompleks pendidikan sejatinya harus dapat memenuhi semua kebutuhan dasar dari pengguna yang terkait. Dalam membentuk suatu lingkungan yang akan digunakan oleh manusia maka harus diketahui dan dipahami siapa yang akan menggunakan lingkungan tersebut, adat dan kebutuhannya secara fisiologis maupun psikologis agar diperoleh beberapa pemahaman dari beberapa sikap dasar mereka (Nurisjah dan Pramukanto, 1993). Ruang yang nyaman merupakan salah satu faktor sosial yang perlu diperhatikan agar rancangan ruang lingkungan sekitar sesuai secara sosial. Kenyamanan psikologis dan kenyamanan fisik merupakan aspek yang dapat mempengaruhi manusia untuk menggunakan suatu ruang (Hester, 1975). Kenyamanan yang diinginkan bisa didapatkan jika suatu lingkungan dirancang dengan memperhatikan kebutuhan penggunanya. Kebutuhan setiap pengguna akan ruang terbuka berbeda, salah satu yang mempengaruhinya adalah tingkat usia.

23 6 Berikut adalah kebutuhan akan ruang terbuka bagi kelompok-kelompok umur menurut Krauss (1977): a. Kelompok usia 5-7 tahun Bermain bagi anak-anak yang berusia antara 5 hingga 7 tahun merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting bagi mereka. Bermain merupakan pendorong perkembangan fisik dan kesehatan mereka. Selain itu, bermain memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengeksplorasi dan mengetahui batas kemampuan mereka sendiri pada berbagai bidang. Anak-anak pada tingkat usia tersebut membutuhkan ruang terbuka yang akan memberikan kesempatan bagi mereka untuk melakukan berbagai macam rekreasi, aktivitas fisik, serta penjelajahan di alam. b. Kelompok umur 8-10 tahun Kelompok umur ini memiliki kebutuhan yang tidak jauh berbeda dengan kelompok umur 5-7 tahun dimana kegiatan bermain masih merupakan kegiatan yang esensial. Namun dengan mulai munculnya kebutuhan untuk berada dalam grup maka selain ruang terbuka untuk berekreasi kelompok umur ini juga membutuhkan ruang untuk bersosialisasi dan melakukan berbagai kegiatan yang melibatkan kerjasama tim/kelompok. Pada masa ini kesadaran akan adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan juga membutuhkan perhatian. Kelompok usia ini membutuhkan ruang terbuka yang mampu mencirikan kedua kelompok gender tersebut. c. Kelompok usia tahun Kelompok usia yang berada pada masa yang masih canggung ini sangat membutuhkan penerimaan dari rekan sebayanya. Pada masamasa ini dibutuhkan lebih banyak kesempatan untuk melakukan aktivitas berkelompok. Dengan munculnya ketertarikan terhadap lawan jenis maka dibutuhkan juga ruang untuk melakukan aktivitas yang dapat dilakukan secara bersama antara kedua kelompok tersebut.

24 7 Pada masa ini dibutuhkan adanya keseimbangan antara kegiatan yang bersifat kompetisi maupun yang bukan. d. Kelompok usia Remaja tahun Kelompok usia ini merupakan kelompok usia yang kritis. Pada masa transisi antara kemandirian dan anak-anak ini mereka menuntut adanya tanggung jawab yang lebih besar daripada sebelumnya. Kelompok ini membutuhkan ruang yang dapat memberikan kebebasan bagi mereka untuk berkreasi. Ruang yang dibentuk dengan partisipasi mereka akan lebih disukai daripada ruang yang terbentuk hanya dengan otorisasi orang dewasa. e. Kelompok usia dewasa muda tahun Kegiatan yang dilakukan olek kelompok ini sebagian besar terpusat di sekitar institusi ataupun organisasi yang mereka ikuti (Kegiatan kesenian yang diselenggarakan oleh kampus, klub olahraga mahasiswa, dan sebagainya). Fokus utama kelompok ini adalah untuk bersosialisasi dimana kegiatan rekreasi merupakan kegiatan favorit mereka. Ruang terbuka sangat dibutuhkan untuk mendukung kegiatankegiatan mereka yang sebagian besar dilakukan tidak dapat dilakukan di dalam ruang tertutup. f. Kelompok usia dewasa Kelompok ini membutuhkan ruang untuk mengembangkan minat dan kepribadian mereka dengan juga memberikan kedalaman budaya. Berbagai kegiatan rekreasi yang mereka lakukan sebagian besar terjadi di dalam ruangan sehingga kebutuhan akan ruang terbuka untuk kelompok dewasa tidaklah sebanyak kelompok usia lainnya. g. Kelompok usia dewasa tua Kelompok usia ini membutuhkan kegiatan yang berkaitan dengan olahraga ringan lebih banyak daripada kelompok lainnya. Kegiatan fisik ringan seperti latihan pernapasan, berjalan, memancing, berenang, dan lain sebagainya perlu dilakukan untuk mempertahankan kekuatan dan kesehatan tubuh serta untuk mengurangi tekanan dan

25 8 stress. Selain itu, kegiatan bersosialisasi juga dilakukan dengan intensitas yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Hal tersebut terutama dilakukan oleh mereka yang telah pensiun untuk menghabiskan waktu bersantai mereka yang berlebih. Lebih lanjut, Akbar (2002) menggolongkan tahap perkembangan psikologis anak dari masa bayi hingga usia 13 tahun ke dalam beberapa masa: a. Preeschool age. Masa yang menunjukan bahwa harapan dan tekanan yang diharapkan pada masa ini sangat berbeda dari yang anak alami saat masuk sekolah b. Pregang age. Masa dimana anak mulai belajar pada hal-hal yang bersangkutan dengan perilaku sosialnya kelak c. Exploratory age. Masa dimana terdapat minat yang besar dari anak untuk bertanya mengenai apa saja yang berada di sekitarnya d. Imitative age. Masa dimana seorang anak cenderung untuk mengikuti cara bicara atau perilaku apa saja yang berada di sekitarnya e. Creative age. Masa dimana setiap anak tampak lebih kreatif Suatu kompleks pendidikan yang tidak hanya memberikan perhatian kepada satu tingkat pendidikan harus memperhatikan kebutuhan setiap level usia dari pengguna yang terkait. Setiap pengaturan ruang yang diterapkan pada tapak yang bersangkutan sebaiknya memperhatikan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Walau begitu, ditinjau dari sudut ekonomi ruang, pengaturan dan penempatan lapangan bermain, lapangan parkir, bangunan, dan jaringan jalan sebaiknya sejajar dengan batas tepian tapak atau dengan daerah-daerah utama lainnya. Kecuali jika terdapat suatu pertimbangan fisiografis atau persyaratan program khusus untuk menyimpang dari itu (Laurie, 1986) Taman Islami Taman Islam adalah suatu bentuk penataan yang tidak dapat terlepas dari kesenian Islam. Korelasi antara pembentukan taman Islam dengan kesenian Islam sangat erat dimana kesenian dalam peradaban Islam merupakan hasil perkembangan kebudayaan dari berbagai ras manusia yang menganut ajaran agama Islam di banyak negara selama beberapa periode sejarah.

26 9 Menurut Hyams (1971) dalam Lidiawati (2000), proses akulturasi kebudayaan luar dengan kebudayaan setempat terjadi melalui dua cara: 1. Diterima, diolah kembali dan mempengaruhi gaya tradisional. Tujuannya untuk memperoleh kenyamanan yang lebih baik. Integritas yang sebelumnya telah ada tidak rusak, malah memperkaya gaya taman tersebut. 2. Pengaruh luar terlalu kuat, langsung diterima sehingga gaya lama menjadi kehilangan integritasnya serta mengakibatkan terhentinya ide-ide tradisional. Proses akulturasi kebudayaan Islam dengan kebudayaan setempat lebih mendekati proses yang pertama, karena budaya Islam bersifat fleksibel. Sejarah ekspansi agama Islam sangat berkaitan dengan pengislaman daerah-daerah di dalam maupun di luar jazirah Arab. Perubahan kepercayaan dari non Islam menjadi Islam akan berlanjut pada terjadinya interaksi dan integrasi antara kaum penakluk dengan penduduk daerah yang dikuasainya. Proses asimilasi tersebut meliputi aspek kepercayaan maupun aspek kebudayaan (adat istiadat), yang pada akhirnya akan memunculkan pola kebudayaan Islam yang baru. Konsep pertamanan yang sudah ada sebelum masuknya Islam diperkaya atau diberi jiwa Islam selama tidak bertentangan dengan ajaran dasar agama. Oleh karena itu konsep pertamanan Islam pada dasarnya berisikan kebudayaan daerah tersebut yang sudah di-islamisasi. Menurut Al Jundy (1993) dalam Lidiawati (2000), tujuan dari seni Islam adalah membebaskan manusia dari aliran-aliran keberhalaan yang menyerukan peniruan alam. Konsep Islam yang paling menonjol adalah dipegangnya prinsip keseimbangan antara ruh dan materi, serta lebih mengutamakan akhlak daripada keindahan. Di dalam pandangan Islam, seni merupakan alat untuk memperindah kehidupan dan sarana pencapaian kebahagiaan rohani. Kedudukan seni sebagai salah satu unsur pemikiran manusia saling melengkapi dengan sastra, masyarakat, akhlak, agama, dan peradaban. Seni kaum muslim memiliki sikap yang luas/fleksibel dengan adanya tradisi artistik kebudayaan Timur Tengah. Bentuk-bentuk seni disesuaikan dengan

27 10 nilai-nilai Islam. Secara teoritis seni Islam dapat mengungkapkan konsep tauhid dengan pandangan hidup kaum muslim. Di dalam ajaran Islam, alam bukanlah sesuatu yang disakralkan, tetapi merupakan ciptaan Tuhan yang bersifat keduniaan dan fana. Taman adalah produk manusia yang menciptakan kembali alam untuk memenuhi kebutuhan hidup dan memuaskan rasa estetikanya (Amin, 1996). Taman Islam banyak diinspirasikan oleh penggambaran keindahan surga dalam ayat-ayat Al-Quran dan Hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. Dalam pewujudannya dalam bentuk fisik, taman Islam juga dipengaruhi oleh penguasaan masing-masing orang akan ajaran Al-Quran, selera pribadi, kondisi alam, dan kebudayaan setempat. Sadiq (1978) dalam Lidiawati (2000) menyatakan bahwa kata surga sendiri berasal dari lafadz Jannah (menutupi) karena di dalamnya terdapat pohonpohon yang sangat rindang dengan cabang yang saling bertaut. Kata Jannah ini merupakan istilah yang paling umum digunakan. Kata ini berasal dari akar kata Jann yang artinya menyembunyikan sesuatu sedemikian rupa sehingga tidak tertangkap oleh indera. Menurut Deradjat et al (1986) kata Jannah digunakan untuk menunjukkan arti yang dalam bahwa keberkatan (selamat dan kebaikan) atau salam (selamat dan bahagia) yang dikandungnya tidak tertangkap oleh panca indera secara lahiriah. Ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan mengenai Jannah seringkali berupa ayat yang bersifat mutasybihat, yaitu ayat yang memiliki arti kiasan. Kata-kata yang memiliki arti kiasan dalam ayat-ayat tersebut antara lain adalah: dhil (naungan, keteduhan, bayangan), buah-buahan, sungai/mata air, pintu-pintu, singgasana, bantal-bantal, permadani, dan sebagainya. Ayat-ayat ini akan diinterpretasikan melalui ilmu Lanskap sebagai dasar implementasi sehingga akan didapatkan keadaan yang nyaman secara lahiriah maupun batiniah tanpa bermaksud untuk meniru persis keadaan surga. Keberadaan Surga dinyatakan dalam 101 surat di Al-Quran, sedangkan deskripsinya dinyatakan dalam 27 ayat. Salah satu diantaranya adalah sebagai berikut: Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa (ialah surga) yang mengalir sungai-sungai di bawahnya (di dalamnya), makanannya

28 11 (buah-buahan) abadi (tidak ada habis-habisnya) begitupun naungannya (QS 13:35). Dari satu ayat tersebut saja manusia sudah dapat mengidentifikasikan elemen-elemen utama yang sepatutnya ada dalam sebuah taman dengan ciri Islam. Salah satu elemen yang paling sering dinyatakan adalah elemen air. Elemen ini dilukiskan sebagai elemen yang berada di bawah surga. Penggunaan frase di bawah ini memberikan beberapa pengertian, salah satunya sebagai sungai yang berada tepat dibawah surga. Menurut penafsiran lain disebutkan bahwa sungai itu mengalir di dalam surga, bukan di bawah surga. Begitu banyak ayat di dalam Al-Quran yang menceritakan tentang buahbuahan. Hal ini mungkin karena buah-buahan tersebut identik dengan kenikmatan, kelezatan, dan kesegaran. Elemen ini digambarkan sebagai sesuatu yang jumlahnya melimpah, memiliki jenis yang beragam (sesuai dengan selera penghuni surga), berpasang-pasangan, mudah dan bebas untuk dipetik (milik publik), serta selalu ada ketika diinginkan (tidak tergantung pada musim). Ayat yang menggambarkan tentang melimpahnya tanaman buah-buahan ini antara lain: Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang beriman dan bagi mereka di dalamnya bermacam buah-buahan dan ampunan dari Tuhannya (QS 47:15), serta ayat yang berbunyi; Dan buah-buahan yang banyak, tidak terputus, dan tidak terlarang untuk dipetik (QS 56:32-33). Elemen lainnya adalah naungan. Naungan yang dimaksud disini tidak hanya dihasilkan dengan keberadaan vegetasi, namun juga dengan adanya bangunan fisik seperti yang dinyatakan di dalam salah satu ayat Al-Quran: Di dalamnya mereka duduk di atas dipan-dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (terik) matahari dan tidak pula dingin bersengatan. Dan naungan (pohon-pohon surga) berada di dekat atas mereka dan dimudahkan memetik buah-buahannya dengan semudah-mudahnya: (QS 76:13-14). Berdasarkan penafsiran terhadap ayat-ayat AI Quran dan AI Hadits yang mengungkapkan tentang keindahan surga maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu Allah menciptakan surga untuk memuliakan orang-orang yang bertakwa kepada- Nya (Lidiawati, 2000). Surga merupakan sumber inspirasi bagi manusia tentang keindahan, kesejukan, kemudahan, keteduhan, kenyamanan, keragaman, keamanan, keterbukaan dan kepatutan (terhindar dari hal-hal buruk).

29 12 Pada dasarnya tidak ada aturan yang mengikat mengenai penerapan dari deskripsi akan surga di dalam kitab suci Al Quran ke dalam kehidupan sehari-hari. Adapun karakteristik umum dari konsep taman Islam adalah taman yang dapat dinikmati secara optimal oleh kelima panca indera dengan tetap memberikan kemudahan orientasi terhadap kiblat dan menjunjung nilai kepatutan. Ciri karakteristik khusus taman Islam sendiri menurut Lidiawati (2000) meliputi: 1. Adanya elemen air di dalam taman, seperti misalnya air mancur, air kolam atau sungai dan danau buatan, tergantung pada kondisi tapak. Keberadaan air dapat memberikan efek dinamis pada taman melalui bunyi air yang lembut. Selain sebagai elemen dekoratif yang berfungsi sebagai penyumbang keindahan dan kesejukan, elemen air berperan penting sebagai sarana untuk berwudhu dan berkontemplasi. 2. Pembagian ruangan dapat menggunakan pola simetris maupun asimetris. Selama ini pola simetris dianggap sebagai ciri khas dari taman Islam, terutama pada peninggalan kebudayaan Persia, Spanyol dan India dengan memperlihatkan keteraturan yang sempurna. Pola simetris segi empat memiliki kelebihan dengan memberikan orientasi arah. Penggunaan bentuk segi tiga, segi lima ataupun segi enam akan menyebabkan terjadinya disorientasi arah dimana user akan kesulitan untuk menentukan arah, terutama arah kiblat. Penempatan elemen-elemen pada taman Islam sebaiknya diatur sedemikian rupa untuk memudahkan orientasi ke arah kiblat. 3. Pemberian pilihan atau alternatif kepada para pengguna taman adalah sesuatu yang sangat penting, mengingat adanya perbedaan selera masingmasing. Allah SWT selalu memberikan pillihan kepada makhluk-nya (manusia) dengan tidak memaksakan kehendak-nya. Hal ini yang dicoba dimanifestasikan dalam taman dengan menyediakan keragaman elemenelemen taman. 4. Unsur warna dan aroma merupakan unsur penyumbang keindahan yang cukup penting di dalam taman Islam. Kedua unsur ini dapat memperkaya keragaman elemen taman. Pemilihan warna tanaman sebaiknya harus memperhatikan keseimbangan untuk menciptakan suatu keharmonisan dalam desain taman.

30 13 5. Penanaman kelompok pohon peneduh sebagai pemberi naungan yang bersifat fisik dan psikis sehingga tercipta suatu kenyamanan bagi pengguna taman. Efek keteduhan menjadi hal yang sangat penting karena keberadaannya dapat mendukung fungsi taman. 6. Adanya penanaman vegetasi produksi yang hasilnya dapat dikonsumsi manusia, dengan menganut sifat keterbukaan untuk semua kalangan sosial. Jenis vegetasi ini meliputi tanaman buah-buahan dan tanaman obat yang sesuai dengan iklim tropis Indonesia. Jenis sayuran kurang dianjurkan untuk ditanam di dalam taman karena biasanya penanaman jenis ini dilakukan dalam kuantitas yang besar dan memerlukan lahan yang luas. Adapun maksud pemilihan tanaman jenis buah dan obat-obatan ialah agar dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup manusia. Hal ini diharapkan dapat mendukung fungsi sosial tapak serta untuk membantu proses pengajaran di sana. 7. Taman Islam menjadi suatu simbol bagi keterbukaan dimana taman berfungsi sebagai open space (ruang terbuka). Pengguna taman dapat bebas memasuki taman dari berbagai arah melalui jalan masuk yang tersedia. Taman Islam diperuntukkan bagi semua kalangan (tidak terbatas) tetapi pada saat tertentu tapak dapat berfungsi spesisifik, misalnya untuk mendukung kegiatan ibadah. 8. Perlu dihindarkan elemen-elemen taman yang dapat melukai atau membahayakan pengguna tapak. Pemilihan pohon-pohon peneduh harus didasarkan pada pertimbangan tidak membahayakan lingkungan, seperti tidak mudah tumbang, tidak menghasilkan buah yang besar dan keras. Selain itu perlu juga dihindari tanaman yang berduri, bergetah dan beracun yang sekiranya akan mengganggu keamanan pengguna tapak. 9. Konsep taman Islam yang sesuai dengan AI Quran dan AI Hadits ialah suatu taman yang menjunjung sifat kepatutan (sesuai dengan norma dan ajaran agama), untuk dimana hal-hal yang menyimpang dari ajaran Islam sedapat mungkin dihindarkan. Taman islami menurut Fireza (2007) memiliki beberapa paradigma yang saling berkaitan, yaitu objek rancangan dan jiwa rancangan dimana desian taman didasari oleh kepercayaan absolut kepada Allah dan kepercayaan tersebut

31 14 diwujudkan dengan mempercayai hasil ciptaan-nya yang nyata (manusia, hewan, dan alam) maupun yang abstrak (seperti harmonisasi antara manusia, alam, dan Sang Khalik). Kesatuan antara dua paradigma tersebut terpancar melalui arsitektur yang menerapkan 7 kosep perencanaan dalam taman islami. Ketujuh konsep itu menurut Fireza (2007) adalah: 1. Keragaman Berbagai taman islami yang sudah ada (misalnya di Timur Tengah) berisikan interaksi yang konstan antara realita dan idealisme, kepraktisan dan fantasi, fisik dan metafisik, kebendaan dan simbolik, natural dan buatan. Seperti kesenian islami lainnya, dalam taman Islami juga terdapat perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni, cahaya dan bayangan, serta ruangan yang tak terbatas untuk imajinasi dan kebebasan jiwa. Singkatnya pesan yang terdapat pada tipikal taman islami adalah; intirk desian akan lebih menyenangkan bila didasari oleh suatu tatanan, dan keragaman akan lebih memuaskan jika dicapai lewat elemen kesatuan. 2. Keindahan Rasulullah Saw. bersabda, Tuhan itu Mahaindah, dan mencintai keindahan. Hadis ini direfleksikan pada banyak keputusan desain. Keindahan tanpa kesobongan adalah nilai yang berakar pada kebudayaan islami. Selanjutnya, interior rumah tinggal dan bangunan publik dapat didekorasi seindah mungkin, sementara eksteriornya tetap sederhana, datar, dan biasa-biasa saja. 3. Konservasi Air adalah sumber kehidupan yang harus dijaga. Taman islami memperlakukannya sebagai suatu yang berharga, terutama jika dikaitkan dengan iklim panas yang kekurangan air. Sebagai elemen estetis, air tidak digunakan dengan semburan banyak dan besar, tetapi semburan kecill, tunggal, dan lembut sehingga menghasilkan suara yang undah dan menyentuh. Pada dasarnya penggunaan berbagai elemen dalam taman sebaiknya ditekankan pada nilai ekonomis, kendati tetap mempertimbangkan nilai estetis.

32 15 4. Konteksualitas Hubungan tatanan spasial antara beberapa tata guna lahan yang berbeda di berbagai kota Islam mengindikasikan adanya rasa perencanaan yang konseptual. Bagi perancang Muslim, konteksualitas adalah kata yang sarat makna. Arsitek tidak menempatkan bangunan dan taman pada ruang kosong di mana mereka bisa berkarya dengan bebas. Mereka berinteraksi dengan lingkungan, sehingga rancangan harus disesuaikan dengan dua lingkungan: natural dan buatan; ciptaan Tuhan dan kreasi manusia. 5. Individualisme Islam menyatakan bahwa setiap individu berpijak pada keyakinan, mencari kebenaran, membuat keputusan, dan bertanggung jawab sendiri kepada Tuhan. Pernyataan ini diwujudkan pada desain dan perencanaan taman secara langsung dan jelas. Keputusan yang tepat pada suatu pembangunan jarang dapat diterapkan langsung pada pembangunan lain pada situasi yang berbeda. Penghargaan pada variasi regional pada taman Islami di sepanjang Timur Tengah adalah kunci dari kekayaan dan keragaman tipologi. 6. Multifungsi Tipikal taman islami adalah oasis kehidupan yang berkelanjutan, menguntungkan manusia, burung, dan binatang. Oasis itu merupakan suatu taman, menghasilkan buah, air, dan tempat istirahat bagi burung. Atas sebab itu, taman menyediakan air bagi segala jenis mahluk. Taman selain indah juga harus berguja dan produktif. Menghasilkan makanan sambil menampilkan keindahan. Selain itu, taman juga harus bisa mengakomodir beragam aktivitas; seperti pertemuan formal dan informal, kegiatan belajar, kegiatan ibadah, rekreasi, dan sebagainya. 7. Kesederhanaan Taman islami mencerminkan keseimbangan antara sesuatu yang rasional dan yang alami. Perancang Muslim telah mencapai keseimbangan dan menemukan sintesis yang bermuara pada positioning baru. Meneruskan perkataan Al-Quran yang mengajarkan keberadaan manusia sebagai sosok yang sederhana. Usaha perancang difokuskan pada pencarian Zat Yang

33 16 Mahabenar lagi Mahaadil di mana saja mereka berada. Singkatnya, bagi perancang Muslim, mendesain atau membangun apa pun dengan corak yang bagaimanapun, harus diawali dengan niat mulia untuk mencari rida Tuhan Yang Mahakuasa. Berdasarkan uraian ciri-ciri karakteristik taman Islam di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa konsep taman Islam sebenarnya memiliki sifat yang sangat universal dan dibuat untuk memenuhi konsumsi panca indera sebagai kebutuhan dasar setiap manusia. Hal yang membedakan taman Islam dari taman yang lainnya adalah adanya sifat kepatutan yang ingin dimunculkan dalam desain taman Islam Penempatan elemen-elemen didalamnya tidak boleh menyimpang dari ajaran Islam. Adapun contoh dari elemen tersebut seperti patung maupun gambar, yang merupakan penyerupaan bentuk mahluk hidup. Walaupun masih terjadi perbedaan pendapat mengenai hal ini, sebaiknya elemen-elemen tersebut dihindari untuk mengurangi konflik yang mungkin timbul (Lidiawati, 2000).. Sifat kepatutan juga dapat diwujudkan dengan menciptakan taman yang bersifat terbuka, yang akan memudahkan dilakukannya pengawasan antar sesama umat. Untuk itu harus dihindari penempatan vegetasi yang rimbun dan tertutup, dimana akan memungkinkan terjadinya perbuatan yang bersifat asusila dan kejahatan yang rawan terjadi di tempat yang bersifat tertutup. Konsep taman islami menurut Attia (2006) tidak hanya memiliki fungsi ornamental ataupun fungsi teologi. Konsep taman islami jika diterapkan dengan baik juga dapat digunakan untuk mengendalikan dan memperbaiki iklim mikro di dalam dan di sekitar bangunan. Pola penataan ruang yang membentuk asksisaksis dengan kanal-kanal yang dihias dengan berbagai tanaman berbuah dan berbunga mampu meningkatkan keadaan iklim mikro di sekitar bangunan. Penggunaan elemen air di dalam taman dapat menurunkan suhu udara setempat. Penggunaan vegetasi yang cukup banyak di taman islami dapat mereduksi berbagai polusi. Selain itu, penggunaan pagar dan dinding pembatas seperti yang sering kali dituliskan dalam Al-Quran dapat menjaga privasi taman, menyediakan pengamanan, serta membentuk bayangan di dalam taman Lanskap Sekolah Islam Penataan ruang terbuka dalam sekolah Islam, atau lebih dikenal sebagai

34 17 Madrasa, mengadopsi pengaturan yang diterapkan dalam taman islami. Madrasamadrasa yang cukup tersohor pada masa kejayaan Islam kini banyak yang sudah berubah fungsi menjadi bangunan lain atau sudah hancur, namun pola penataan ruang di dalam kompleks madrasa-madrasa tersebut masih dapat diamati. Salah satu madrasa yang terkenal adalah madrasa dan mesjid Abdullah Khan. Bentukan dasar yang seringkali diterapkan dalam penataan bangunan dalam suatu kompleks madrasa adalah tipe madrasa dengan empat iwan (bangunan berkubah dengan bukaan monumental berbentuk melengkung) dimana iwan-iwan tersebut dapat difungsikan sebagai ruang kelas, tempat ibadah, ataupun fungsi-fungsi lainnya. Tapak lokasi madrasa pada umumnya berbentuk persegi untuk memudahkan pengaturan ruang di dalamnya. Selain tapak yang persegi, bangunan di dalam kompleks madrasa juga dibuat persegi atau simetris. Arah bangunan tidak harus dibuat menghadap arah kiblat walaupun penataan sedemikian merupakan penataan yang sering diterapkan. Pada umumnya bangunan-bangunan di dalam kompleks madrasa dibuat menghadap atau dihubungkan oleh bangunan lainnya ke satu pusat. Elemen air juga dimunculkan di lanskap sekolah Islam baik berupa kanal yang juga berfungsi sumbu utama tapak ataupun hanya sebagai kolam kecil dengan pancuran sederhana Perencanaan Perencanaan adalah suatu proses sintetis yang kreatif, tanpa akhir dan dapat bertambah. Perencanaan juga merupakan proses yang rasional dari evolusi yang teratur. Kegiatan perencanaan merupakan urutan pekerjaan yang panjang. Kegiatan ini terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan berkaitan. Semua bagian dari kegiatan perencanaan tersusun sedemikian rupa sehingga apabila terjadi perubahan pada satu bagian maka bagian yang lain akan turut terpengaruhi juga (Simonds, 1983). Perencanaan lanskap merupakan proses pemikiran dari suatu ide ke arah bentuk nyata. Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu tindakan mengatur dan menyatukan berbagai tata guna lahan dalam suatu proses berdasarkan pengetahuan teknis lahan dan kualitas estetiknya (Nurisjah dan Pramukanto, 1993). Rachman (1984) menyatakan bahwa perencanaan adalah ilmu dan seni dari pengorganisasian ruang dan massa hingga tercapai keharmonisan yang secara

35 18 fungsional berdaya guna dan secara estetis indah. Menurut Simonds (1983), perbedaan pengorganisasian ruang dapat memberikan dampak yang berbeda terhadap psikologis manusia. Dampak tersebut dapat berupa timbulnya rasa takut, keriangan, gerak dinamis, ketegangan, keheningan, dan lain-lain. Sedangkan menurut Laurie (1986), perencanaan Lanskap merupakan suatu penyesuaian antara lanskap dengan program yang akan dikembangkan untuk menjaga kelestarian ekosistem dan pemandangan lanskap sehingga tercapai penggunaan terbaik. Lebih lanjut, perencanaan merupakan pemilihan, pembuatan, dan penggunaan fakta-fakta yang tersedia dan anggapan yang berhubungan dengan fakta-fakta. Perencanaan juga berkenaan dengan pandangan ke masa yang akan datang serta merumuskan kegiatan atau aktivitas yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan. Untuk merencanakan suatu tindakan pada tapak maka sebelumnya perlu dilakukan analisis perencanaan terhadap tapak. Pengertian perencanaan tapak menurut Laurie (1986) adalah suatu proses dimana persyaratan pada program dilengkapi, ditempatkan, dan dihubungkan satu sama lain dengan menghindari kerusakan pada tapak, diikuti imajinasi serta kepekaan dalam analisis tapak. Perencanaan tapak adalah melakukan penyesuaian antara program dengan tapak yang bersangkutan. Perencanaan tapak juga merupakan tahap awal dari perancangan detil dimana terjadi proses pemahaman dan pengaturan ruang, sirkulasi, sarana dan prasarana, nilai-nilai keindahan, air dan perlindungan tanah, serta keadaan di permukaan suatu tapak. Hasil dari suatu perencanaan tapak tidak hanya harus dapat dilaksanakan, namun juga harus dapat dipelihara dan menarik. Hubungan timbal balik antara tapak dengan program akan menghasilkan suatu rencana tata guna lahan. Rencana ini akan memperlihatkan lokasi dimana suatu program dapat ditampung oleh suatu tapak, letak sirkulasi yang menghubungkan elemen demi elemen, dan bagaimana proyek tersebut dapat dihubungkan dengan lingkungan sekitarnya. Pada perencanaan tapak terdapat hubungan diagramatis antara bangunan-bangunan dengan ruang luar dan dengan pengaturan elemen-elemen serta penyebaran zona-zona untuk berbagai kebutuhan dan fungsi yang beraneka ragam. Prinsip yang dapat digunakan dalam merencanakan suatu lanskap adalah mengeliminasi elemen-elemen yang buruk atau tidak harmonis dan menonjolkan

36 19 yang baik. Karakter lanskap yang menarik harus diciptakan atau dipertahankan jika sudah tersedia. Ada suatu bentuk pemakaian yang ideal untuk suatu tapak dan ada tapak yang ideal bagi setiap bentuk pemakaian (Simonds, 1983). Perencanaan tapak menempatkan struktur dan aktivitas di dalam ruang. Dalam perencanaan tapak diyakini bahwa tidak ada satupun elemen yang dapat diubah tanpa memberikan pengaruh yang luas. Tapak bukan sekedar kumpulan bangunan dan jalan saja, namun juga merupakan suatu sistem dari struktur, permukaan, ruang, mahluk hidup, iklim, dan hal-hal detil lainnya. Proses perencanaan dimulai dengan memahami manusia yang akan menggunakan tapak tersebut serta kebijakan-kebijakan yang bersangkutan Perancangan Perancangan merupakan suatu perluasan dari perencanaan yang berkenaan dengan seleksi komponen-komponen rancangan, bahan-bahan, tumbuh-tumbuhan, dan kombinasinya sebagai pemecahan masalah di dalam perencanaan. Di samping dasar-dasar teknik mengenai bahan dan elemen, perancangan juga berhubungan dengan visual. Seperti halnya di dalam perencanaan, bentuk dan wujud dalam dalam rancangan timbul dari kendala dan potensi yang dimiliki oleh tapak serta dari suatu perumusan yang jelas atas masalah perancangan (Laurie, 1986). Menurut Simonds (1983), perhatian perancang ditujukan pada penggunaan ruang dan volume. Setiap volume memiliki bentuk, tekstur, ukuran, bahan, warna, dan kualitas lain. Semua elemen tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengekspresikan dan mengakomodasikan fungsi-fungsi yang diinginkan. Untuk mendapatkan hasil perancangan yang baik, maka suatu kegiatan perancangan harus berpedoman pada prinsip desain seperti yang diungkapkan oleh Rachman (1984): 1. Tema sebagai unsur penyatu 2. Gradasi sebagai pencipta variasi lembut 3. Kontras sebagai pencipta variasi semarak 4. Kontrol sebagai unsur penyeimbang Dasar estetika dalam perancangan lanskap adalah garis, bentuk, tekstur, warna, variasi, perulangan, keseimbangan, dan penekanan. Garis merupakan pembentuk dan pengontrol pola, pergerakan, visual dan fisik berupa garis lurus

37 20 maupun garis lengkung. Bentuk-bentuk dalam lanskap banyak tercipta dengan penggunaan tanaman baik secara vertikal maupun horizontal. Tekstur dapat dibentuk oleh tanaman maupun material lainnya. Warna diyakini dapat mempengaruhi kejiwaan manusia dan seorang perancang harus dapat menggunakan warna sebagai salah satu variabel dalam mendesain lanskap. Variasi digunakan untuk mengurangi kemonotonan sementara perulangan memberikan ekspresi pada variasi. Dasar dari keseimbangan adalah penentuan bentuk formal dan informal ataupun simetris dan asimetris. Penggunaan penekanan adalah untuk mengarahkan mata pada satu atau lebih obyek yang dipentingkan dari suatu komposisi (Carpenter et al, 1975). Perancangan, menurut Laurie (1984), menuntut suatu kemampuan imajinasi untuk merencana suatu bentuk baru dan kreatif dari analisa permasalahan dan faktor-faktor penentu bentuk. Lebih lanjut dikatakan bahwa pemilihan materi perancangan merupakan suatu titik perhatian selain penggunaan teknologi dan pemeliharaan. Materi yang digunakan dalam perancangan bervariasi sifatnya serta memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

38 Bab III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di areal kompleks pendidikan Islam Ummul Quro, Kabupaten Bogor. Pelaksanaan penelitian berlangsung dari bulan Februari 2007 hingga Juli 2007 dengan rincian 3 bulan pertama berupa survei dan pengamatan Lapang, dan 3 bulan berikutnya berupa pengolahan data, analisis spasial, pembuatan rancangan dan detil rancangan, serta presentasi hasil kepada pemilik tapak Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap pelaksanaan studi literatur, survey lapang, serta pengembangan konsep berupa tahap perencanaan dan perancangan. Studi literatur dilakukan untuk menghasilkan rumusan konsep taman Islam berdasarkan Al Quran dan Hadits. Pada tahap kedua dilakukan inventarisasi dan analisis tapak untuk mengetahui potensi pada tapak yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan konsep Taman Islam. Tahap perencanaan dan perancangan dilakukan untuk menerapkan konsep taman Islam pada areal kompleks pendidikan Ummul Quro sesuai dengan hasil studi literatur Studi Literatur Tahap studi literature/analisis data sekunder dilaksanakan dengan melalui tiga langkah utama sesuai dengan yang telah diungkapkan oleh Chadwick et al (1984). Tiga langkah tersebut adalah merancang pengumpulan data, mengidentifikasi dan mengatasi kekeliruan dalam perangkat data yang terpilih, serta memilih indikator-indikator untuk mengukur konsep yang diinginkan. Langkah pertama yaitu pemilihan data, meliputi pemilihan berbagai literatur mengenai berbagai studi yang sudah pernah dilakukan sebelumnya dan berhubungan dengan topik penelitian. Literatur ini terdiri dari buku, jurnal, laporan penelitian, maupun berbagai artikel dan berita dari majalah ataupun surat

39 22 kabar. Melalui literatur-literatur tersebut dicari persamaan maupun perbedaan pendapat mengenai konsep taman Islam. Berikutnya, pada tahap ini dilakukan analisis kembali terhadap data yang telah diperoleh dari buku referensi dan membandingkannya dengan kitab suci Al Quran dan Al Hadits untuk memperoleh rumusan yang benar. Perbedaan pemahaman dengan penulis sebelumnya mungkin akan timbul sehingga diperlukan sikap kritis terhadap pandangan-pandangan yang diajukan penulis sebelumnya untuk mendapatkan hasil yang objektif. Secara lebih spesifik, dasar untuk perumusan konsep taman Islam ini mencakup berbagai hal yang berhubungan dengan: 1. Sejarah perkembangan budaya Islam 2. Kebudayaan masyarakat di beberapa negara yang pernah menjadi daerah kekuasaan Islam 3. Gambaran keadaan Lanskap bernuansa Islam di negara-negara Eropa maupun Asia 4. Sumber-sumber hukum Islam, seperti Al Quran dan Al Hadits Langkah kedua dalam studi literatur adalah tahap dimana akan dilakukannya analisa kembali serta perbandingan antara data-data yang telah diperoleh dari buku referensi dengan data yang didapatkan dari Al Quran maupun Hadits untuk mendapatkan rumusan yang ideal Survey Lapang Tahapan studi lapang mencakup tahap perencanaan dan perancangan. Proses perencanaan dan perancangan akan dilakukan berdasarkan proses berfikir lengkap merencana dan melaksana oleh Rachman (1984). Pendekatan ini mencakup delapan tahap, yaitu tahap inventarisasi, analisis, sintesis, perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan pemeliharaan. Dalam studi ini kegiatan akan dilakukan hingga tahap perancangan dengan turut mempertimbangkan tahap pelaksanaan dan pemeliharaan Inventarisasi Data Perencanaan diawali dengan pengambilan data dan penghayatan tapak. Pengambilan data meliputi data fisik dan non fisik yang mempengaruhi tapak.

40 23 Informasi diperoleh dalam bentuk data, survey lapang, maupun studi pustaka. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di tapak, mengamati keadaan umum, visual tapak, aksesibilitas, pemotretan, dan wawancara dengan pihak pemerintah kota Bogor dan instansi terkait lainnya. Survey lapang dilakukan untuk mengetahui keadaan tapak sebenarnya sebagai data penunjang penentuan potensi, kendala, amenity, dan danger signal pada tahap analisis. Selain itu, pada tahap ini juga akan dilakukan wawancara dan pengamatan terhadap pengguna untuk mengetahui siapa yang akan menggunakan dan cara penggunaan, kebiasaan, bagaimana pola tata laku, serta apa yang dibutuhkan secara fisiologis maupun psikologis agar diperoleh berapa pemahaman dari sikap dasar mereka dalam menggunakan tapak. Tabel 1. Jenis, Bentuk, dan Sumber data yang diperlukan No. Jenis Data Unit Data Kegunaan 1. Biofisik - Lokasi tapak Letak, luas, & batas tapak - Aksesibilitas - Jenis tanah - Hidrologi dan drainase - Topografi dan kemiringan - Iklim - Vegetasi dan satwa 2. Sosial - Keadaan sosial tapak - Pengguna Jaringan jalan, fasilitas Jenis tanah kawasan Keadaan hidrologi & drainase % kemiringan lahan Curah hujan, suhu, kelembaban, kec. Angin, lama penyinaran, dll. Pola penyebaran Kehidupan sosial masyarakat sekitar Identitas, persepsi, & preferensi Jumlah kegiatan dan keragamannya Inventarisasi dan analisis tapak Inventarisasi dan analisis tapak Analisis tapak Data tapak Data tapak Analisis tapak Analisis tapak Data sosial Data sosial - Aktivitas dan Data Sosial intensitas 3. Ekonomi - Sumber dana Informasi Data Ekonomi 4. Kelembagaan - Sejarah Yayasan - Struktur organisasi Perkembangan dari waktu ke waktu Unit organisasi perusahaan Data kelembagaan Data kelembagaan

41 24 Studi pustaka diperoleh dari buku-buku acuan, laporan-laporan pendahuluan, dan bacaan lain yang berhubungan serta mendukung pelaksanaan penelitian. Data yang dikumpulkan berupa aspek biofisik, yaitu data lokasi, luas, topografi, geologi dan tanah, iklim, curah hujan, suhu, angin, kelembaban, keadaan flora dan fauna, hidrografi dan hidrologi, fasilitas, serta data sosial dan ekonomi masyarakat sekitar lokasi Analisis Data Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan dianalisis setelah sebelumnya diklasifikasikan ke dalam empat bagian, yaitu potensi, kendala kenyamanan, dan bahaya yang mungkin timbul. Potensi adalah segala hal, di dalam dan luar tapak, yang bersifat menguntungkan bagi tapak dan penggunanya. View menarik merupakan salah satu contohnya. Segala potensi yang dimiliki oleh sebuah tapak sebisa mungkin dipertahankan atau dikembangkan, sedangkan kendala tapak yang bersifat mengganggu ataupun menghambat sebaiknya segera ditanggulangi. Kenyamanan meliputi hal-hal yang mendukung pengembangan tapak lebih lanjut. Elemen ini perlu dipertahankan dan dikembangkan di tapak. Berbeda dengan itu, bahaya yang mungkin ada dalam tapak sedapat mungkin harus dihilangkan dan dicari solusinya agar tidak membahayakan pengunjung. Selain data yang telah disebutkan, data sosial dan eknomi tapak juga perlu mendapat perhatian. Dari data sosial dan ekonomi akan diketahui keinginan dan rencana pemerintah terhadap pengembangan kawasan, kebijakan dan peraturan yang terkait, serta persepsi masyarakat Sintesis Hasil yang diperoleh pada tahap analisis dikembangkan sebagai masukan untuk memperoleh hasil sintesis sesuai dengan tujuan perencanaan ulang. Pada tahap ini potensi dan amenity dikembangkan pemanfaatannya, sedangkan kendala dan danger signal dicari pemecahannya. Hasilnya berupa alternatif tindakan pemanfaatan dan pemecahan masalah, dengam mempertimbangkan dampak dari berbagai tindakan tersebut. Langkah yang ditempuh dalam menentukan alternatif-alternatif penggunaan lahan adalah melakukan pendekatan sumberdaya/biotisik serta

42 25 pendekatan aktivitas dan perilaku masyarakat; baik penduduk kota maupun pengunjung. Hasil pendekatan ini adalah zonasi tapak, yaitu zona-zona yang perlu dipertahankan dan yang perlu melalui perencanaan ulang Pengembangan Konsep Pada tahap ini konsep perencanaan dibuat berdasarkan alternatif pemanfaatan potensi dan pemecahan masalah yang telah didapatkan pada tahap sintesis. Konsep yang akan disajikan dalam studi ini meliputi konsep dasar dan konsep pengembangan. Konsep dasar dibuat dengan menjadikan fungsi utama yang akan dikembangkan di dalam tapak sebagai acuan utama. Konsep pengembangan akan mencantumkan konsep zonasi, sirkulasi dan tata hijau yang merupakan bagian dari lanskap keseluruhan. Pada tahap ini akan dihasilkan peta konsep taman pendidikan yang Islami Perencanaan Pada tahap perencanaan dipilih konsep pengembangan yang mengacu pada tujuan serta fungsi yang telah ditetapkan. Konsep tersebut dikembangkan lebih lanjut dalam bentuk tata ruang, tata hijau, tata letak fasilitas, dan aktivitas tapak. Hasil dari tahap ini berupa rencana tapak yang menggambarkan aktivitas dan fasilitas yang dapat dikembangkan, penataan penghijauan, jalur sirkulasi, serta tata letak elemen lanskap lainnya Perancangan Tahap perancangan adalah tahap akhir dari proses desain. Produk yang dihasilkan dari tahap ini adalah gambar rencana tapak (site plan) lengkap dengan render untuk setiap elemen dan fasilitas yang ada, rancangan detil, potongan, perspektif, serta rencana anggaran biaya (RAB) dalam bentuk tertulis. Rancangan detil yang dimaksud disini mencakup detil konstruksi bangunan, fasilitas, serta detil penanaman. Hasil ini harus sesuai dengan tujuan utama, yaitu membuat suatu perancangan yang mengacu pada konsep awal, jadi perancangan yang dibuat tidak boleh menyimpang.

43 Digitalisasi Seluruh hasil rancangan dibuat dalam bentuk digital atau dengan menggunakan beberapa software penunjang. Program akan digunakan untuk menampilkan hasil desain dalam bentuk 2D dan 3D. Program yang digunakan adalah program AutoCAD serta Adobe Photoshop untuk meningkatkan tampilan gambar akhir. Studi literatur Studi Literatur Kitab Suci Al Quran Al Hadits Referensi Lainnya Konsep Taman Kegiatan Lapang Pengembangan konsep Inventarisasi Analisis Sintesis Perencanaan Pengumpulan data meliputi data karakteristik tapak Lingkungan, biofisik kawasan, data sosial, data user Hasil berupa peta inventarisasi Pengolahan Data dan analisa kebutuhan ruang dari pengguna (berdasarkan kriteria umur) Hasil berupa penjabaran potensi dan kendala secara deskriptif Pemanfaatan potensi dan solusi terhadap kendala Hasil berupa konsep ruang, konsep sirkulasi, dan konsep tata hijau Perancangan Digitalisasi Produk akhir berupa rencana tapak dengan gambar detil, gambar rencana penanaman, gambar potongan, gambar perspektif, & ilustrasi 3D menggunakan AutuCAD & PhotoShop CS2 Gambar 1. Diagram Proses metodologi Penelitian

44 Batasan Studi Batasan studi pada penelitian ini menjelaskan bahwa hasil studi penelitian tidak bermaksud untuk menggambarkan taman surga yang sebenarnya karena pada hakekatnya surga memiliki sifat tersembunyi dari penghayatan panca indera manusia dan sesungguhnya kehidupan di akhirat tidak ada yang ekuivalen dengan segala sesuatu di dunia (Darajat et al, 1986). Penerjemahan Al Quran tidak akan dilakukan secara langsung melainkan melalui buku tafsir dan terjemahan karena adanya keterbatasan penguasaan bahasa Arab. Penelitian ini dibatasi hanya sampai tahap perancangan dengan menerapkan konsep Islam dengan juga memperhatikan kegiatan pelaksanaan dan pemeliharaan. Aplikasi taman Islam pada lanskap kompleks pendidikan Islam Ummul Quro lebih menekankan fungsi taman sekolah sebagai taman publik, bukan sebagai taman pribadi.

45 4.1 Aspek Fisik dan Biofisik Bab IV KONDISI AWAL TAPAK Lokasi dan Batas Tapak Sekolah Islam Terpadu (SIT) Ummul Quro Bogor terletak di jalan K.H. Soleh Iskandar no.1 Salabenda, kelurahan Parakan Jaya, Kemang Bogor. Kompleks ini secara administratif termasuk ke dalam wilayah kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Lokasi Studi terletak pada ketinggian m diatas permukaan laut dan secara geografis terletak sekitar 6 o Lintang Selatan dan 106 o Bujur Timur. Lokasi Gambar 2. Peta Lokasi 1 SIT Ummul Quro dipisahkan dari area pemukiman di bagian Barat, Selatan, dan Utara oleh tembok bata setinggi 2 meter. Bagian Timur, tapak ini berbatasan langsung dengan jalan lingkungan, dipisahkan hanya oleh tembok pagar setinggi 1,5 meter. Lahan seluas m 2 ini mencakup satu bangunan Mesjid, satu bangunan TK yang berhimpit dengan Kantin, satu bangunan SD dan kantor Pengelola yayasan, satu bangunan SMP, serta satu bangunan khusus untuk dapur umum. Ruang terbuka yang tersedia di antara bangunan-bangunan yang ada telah diberi perkerasan berupa paving block. 1 Sumber gambar: Peta Jabodetabek Version 2.0 edisi 2004/2005, CD-ROM. Disusun oleh : Holtorf, Gunther W.

46 29 Gambar 3. Batas Tapak 2 Gambar 4. Denah Existing (tanpa skala) Tanah dan Topografi Berdasarkan data yang diperoleh dari Balai Pusat Penelitian Tanah (peta tahun 1979), jenis tanah di kecamatan Kemang, Bogor adalah tanah latosol coklat kemerahan dengan tekstur halus, drainase sedang. Bentuk wilayah kawasan tersebut sedianya adalah berombak dengan punggung-punggung datar. Bahan 2 Sumber gambar: Foto diambil pada tanggal 7 Juni 2007 pukul 1:31 PM

47 30 induk tanah di kawasan tersebut adalah tuf andesit. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh balai tersebut tanah di Kecamatan Kemang sangat cocok baik untuk tanaman semusim, tanaman tahunan, maupun tanaman padi sawah. Tapak Ummul Quro, sebelum pembangunan, dimanfaatkan sebagai areal sawah oleh penduduk sekitar. Gambar 5. Peta Penyebaran Tanah Latosol Coklat Kemerahan (tanpa skala) ,984 sq.m hectares Gambar 6. Peta topografi 4 3 Sumber Balai Pusat Penelitan Tanah, peta persebaran tanah darah Bogor, tahun Data didapatkan melalui kegiatan turun lapang dengan mnggunakan alat berupa GPS Trimbal

48 31 Tapak ini berada pada ketinggian antara ,5 meter di atas permukaan laut. Bentukan wilayah di dalam tapak sudah tidak alami lagi karena adanya bangunan. Selain itu, ruang terbuka yang masih ada juga sudah diberi perkerasan dengan menggunakan paving block dan beton Hidrologi Sumber air di dalam tapak berasal dari air hujan dan empat sumur artesis yang airnya dipompa menggunakan jet pump. Air bersih yang didapatkan dari sumur artesis didistribusikan melalui jaringan air bersih di masing-masing bangunan. Air hujan yang jatuh dibiarkan menyerap ke dalam tanah melalui selasela paving block. Sisa air hujan yang tidak terserap oleh tanah dibiarkan mengalir ke dalam saluran drainase melalui lubang-lubang yang sudah dibuat di beberapa titik di dalam tapak Aksesibilitas dan Sirkulasi Kompleks Ummul Quro ini dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan umum, maupun kendaraan pribadi. Selain itu, pihak Yayasan Ummul Quro juga menyediakan fasilitas antar-jemput bagi siswa. Fasilitas ini diutamakan untuk siswa TK dan SD. Pencapaian utama menuju tapak ini baik dari arah Kabupaten Bogor maupun dari arah Kotamadya Bogor adalah melalui Jalan Soleh Iskandar (jalan Baru). Jalan tersebut berbatasan langsung dengan jalan raya Parung, jalan yang menghubungkan antara Kota Bogor dengan kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. Jalan arteri ini dilalui oleh beberapa trayek angkot serta beberapa bus antar kota. Gambar 7. Keadaan Jalan Soleh Iskandar 5 Gambar 8. Akses Utama Menuju Tapak 2 5 Foto diambil pada hari Selasa, 31 Juli 2007, pukul WIB

49 32 Jarak tapak dari kota Bogor + 10 km ke arah Selatan, yang dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor selama + 45 menit. Jarak tapak dari pusat Kabupaten Bogor adalah + 18 km. Jarak tersebut dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor selama 60 menit. Tapak ini memiliki dua pintu utama yang langsung menghubungkan jalan lingkungan dengan welcome area tapak (areal Mesjid) pada bagian Timur tapak. Areal mesjid dengan areal sekolah sendiri dihubungkan oleh satu buah gerbang kecil. Selain itu, pada bagian selatan terdapat satu buah gerbang, menghubungkan areal mesjid dengan lahan yang digunakan sebagai lahan parkir mobil penjemput/pengantar siswa. Semua gerbang yang sudah ada di tapak tidak dikhususkan bagi pejalan kaki namun juga untuk kendaraan. Semua gerbang tersebut belum memiliki ciri khusus untuk membedakan gerbang utama dengan gerbang lainnya. Kondisi jalan Soleh Iskandar sudah beraspal dengan lebar 10 meter, sedangkan kondisi jalan lingkungan pada bagian Timur tapak masih berupa perkerasan dengan menggunakan beton cor tanpa tulangan. Jalan lingkungan yang terbentang di sebelah Utara dan Barat tapak hanya merupakan jalur pedestrian dengan lebar 1,2 meter yang tidak bisa dilewati oleh kendaraan bermotor. Jalanjalan lingkungan tersebut menghubungkan Ummul Quro dan pemukiman di sekitarnya dengan jalan Soleh Iskandar. Lahan Kosong Panti Gambar 9. Sirkulasi Dalam Tapak Saat Penggunaan Rendah

50 33 Sirkulasi di dalam lingkungan kompleks Ummul Quro secara umum menerapkan sirkulasi terbuka. Bangunan-bangunan yang terdapat di dalam tapak tersebut tidak semuanya dihubungkan dengan jalur sirkulasi yang khusus, melainkan hanya dengan areal terbuka yang diberi perkerasan berupa paving block. Selain itu, lapangan olahraga yang tersedia secara tidak langsung juga menghubungkan bangunan SD dengan bangunan SMP. Jalur pedestrian yang disediakan hanya menghubungkan areal TK dengan kantin. Lahan Kosong Panti Gambar 10. Sirkulasi Dalam Tapak Saat Penggunaan Tinggi Kondisi Ruang Terbuka Kompleks Pendidikan Islam Terpadu Ummul Quro ini dibangun di atas tapak seluas m 2, dimana 60% diantaranya adalah bangunan. Ruang terbuka disisakan sebanyak 40% dari keseluruhan tapak. Ruang terbuka di dalam kompleks Ummul Quro ini pada dasarnya adalah ruang terbuka yang terbentuk di sekitar bangunan. Ruang ini sebagian dimanfaatkan sebagai lapangan olahraga yang juga merupakan lapangan upacara dan sisanya dimanfaatkan sebagai area parkir kendaraan Tempat Parkir Ummul Quro memiliki beberapa area parkir yang dipisahkan untuk motor dan mobil. Tempat parkir mobil utama terdapat di dalam welcome area di sekitar

51 34 mesjid dengan perkerasan berupa paving blok. Ruang terbuka ini hanya dilengkapi dengan penghijauan yang sangat minim sehingga menyebabkan tempat parkir ini terlihat gersang dan panas.. Sistem pengaturan parkir di tapak ini seharusnya merupakan tipe parkir satu jalur dengan peletakan kendaraan menyerong + 45 o. Pada kenyataannya, untuk menghemat ruang, seringkali kendaraan parkir parallel secara sembarangan sehingga menghalangi kendaraan di depannya. Dengan pengaturan yang kurang baik itupun tempat parkir ini hanya dapat menampung 10 hingga 12 mobil pada satu waktu tanpa menghalangi sirkulasi kendaraan lainnya. Jika area parkir utama sudah penuh maka pengguna kendaraan dapat parkir di lahan kosong pada bagian Selatan tapak. Lahan tersebut bukanlah lahan milik Ummul Quro, melainkan lahan milik keluarga dari salah satu pendiri Yayasan Ummul Quro. Lahan ini dapat dimanfaatkan oleh Ummul Quro selama pihak pemilik belum berkeinginan untuk memugar ataupun memanfaatkan lahan tersebut. Gambar 11. Lahan Parkir Milik SIT Ummul Quro 6 Gambar 12. Lahan Kosong Yang Dimanfaatkan Sebagai Area Parkir 6 Ummul Quro juga memiliki tempat parkir khusus kendaraan roda dua, yaitu di area terbuka di sebelah barat kantin. Tempat parkir dan kantin dipisahkan oleh pagar semi masif setinggi 1 meter. Lahan berukuran 171 m 2 ini dapat menampung lebih dari 50 kendaraan. Sistem pengaturan parkir di area ini menggunakan tipe parkir dua jalur dengan peletakan kendaraan tegak lurus batas area (90 o ). 6 Foto diambil pada tanggal 25 Mei 2007, pukul 09:49 WIB

52 35 Gambar 13. Area Parkir Motor 7 Gambar 14. Perkerasan di Area Parkir Motor Lapangan Olahraga & Upacara Lapangan olahraga yang tersedia adalah lapangan Basket dan lapangan Voli. Kedua lapangan tersebut terletak di pusat tapak. Lapangan yang diberi perkerasan berupa beton cor ini merupakan salah satu titik konsentrasi masa selain kantin. Keadaan dari kedua lapangan tersebut masih baik dan terawat walaupun garis batas lapangan sudah pudar karena injakan. Ring maupun tiang net dari lapangan-lapangan tersebut juga masih dalam keadaan baik dan layak pakai, walaupun sudah berkarat. Gambar 15. Lapangan Olahraga dan Upacara 7 Gambar 16. Children Playground di Area TK Children Playground Children playground dialokasikan di Plaza yang terletak di antara bangunan TK dan Mesjid. Plaza yang diberi perkerasan berupa paving block ini menampung dua set ayunan, satu buah jungle gym, satu buah enjot-enjotan, dan satu buah perosotan. Selain itu, di tapak ini juga telah disediakan areal bertanah yang digunakan untuk berlatih bercocok tanam. Sebuah pelataran beratap dengan 7 Foto diambil pada tanggal 13 Mei 2007, pukul WIB

53 36 beberapa buah keran terletak sampingnya. Sebuah kolam kecil diletakkan di pojok tapak, tersembunyi di pelataran tersebut Bangunan Bangunan-bangunan di tapak ini tersebar sejajar batas tapak. Bangunan mesjid diletakkan di bagian Timur dan menjadikannya bangunan pertama yang ditemui ketika memasuki tapak. Mesjid ini memiliki ukuran pintu dan jendela yang besar di kedua lantainya. Ukuran bangunan yang besar didesain untuk menampung kegiatan siswa yang seringkali dilakukan di sana. Bangunan ini didominasi oleh warna putih dengan sedikit aksen hijau muda di beberapa bagian bangunan. Atap bangunan merupakan atap dak beton dan dihiasi bentukan kubah berwarna di bagian tengahnya. Bangunan sekolah TK terletak tepat di belakang Mesjid, terpisahkan dengan mesjid oleh plaza yang berfungsi sebagai children playground. Seluruh fasad bangunan yang menghadap ke arah plaza dihiasi oleh gambar-gambar menarik dengan warna-warna yang ceria. Bangunan dua tingkat ini terdiri dari 8 ruang yang berfungsi sebagai ruang kelas dan ruang guru. Hiasan-hiasan buatan siswa menggantung di depan ruang kelas mereka masing-masing. Atap bangunan ini merupakan atap pelana dengan penutup berupa genting yang dicat berwarna hijau tua. Gambar 17. Bangunan Taman Kanak-Kanak 6 Bangunan SD dan SMP terletak di bagian barat tapak. Kedua bangunan tersebut dibuat menghadap lapangan olahraga. Ruang-ruang kelas SD disusun hanya satu baris dimana semua pintu ruang kelas membuka ke arah lapangan. Berbeda dengan bangunan SD, kelas-kelas di bangunan SMP disusun ke dalam

54 37 dua baris yang saling berhadapan. Semua pintu ruang kelas di bangunan SMP dibuat membuka ke arah koridor di dalam bangunan. Bangunan SMP dibuat berbentuk persegi panjang dengan teras kecil di bagian muka, sedangkan bangunan SD dibuat menyerupai huruf U dengan koridor di sepanjang muka kelas yang juga berfungsi sebagai teras bangunan. Persamaan dari kedua bangunan tersebut, selain orientasi fasad bangunan, adalah tinggi bangunan serta bentukan dan warna atapnya. Kedua bangunan yang terdiri dari tiga lantai tersebut memiliki atap berbentuk pelana dengan penutup berupa genting yang dicat dengan warna hijau. Gambar 18. Bangunan SD 8 Gambar 19. Bangunan SMP Utilitas Jaringan utilitas di tapak ini meliputi jaringan listrik, telepon, air bersih, air buangan, dan sistem persampahan. Kebutuhan listrik dilayani oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Total daya sebesar Watt dialirkan ke setiap gedung melalui saluran kabel di atas permukaan. Kabel-kabel ini dipasang di sekeliling tapak sejajar dengan tembok batas dengan disangga tiang-tiang listrik setinggi 5 meter. Kabel-kabel listrik tersebut dilengkapi dengan bahan pembungkus khusus sehingga terjamin keamanannya. Untuk mencegah koslet (short sircut) serta untuk mempermudah pengelolaan tagihan, meteran KWH yang juga berfungsi sebagai sekering utama diletakan di setiap gedung. Gedung SD dan SMP masing-masing memiliki dua buah meteran, sedangkan Mesjid hanya memiliki satu buah meteran. Pendistribusian listrik di dalam bangunan dilakukan deangan menggunakan kabel yang disembunyikan di dalam plafond. Sistem jaringan telepon (PABX) juga menggunakan sistem jaringan di atas permukaan tanah seperti jaringan listrik. 8 Foto diambil pada tanggal 5 Oktober 2006 pukul WIB

55 38 Gambar 20. Saluran Listrik di Atas Gambar 21. Penampungan Air Bersih di Mesjid (sistem Permukaan 9 yang sama diguankan pada banguan lainnya) 10 Sumber air bersih untuk setiap bangunan didapat dari empat buah sumur artesis dengan jet pump yang diletakkan masing-masing satu buah di setiap bangunan. Air bersih yang didapat kemudian ditampung di dalam tabung-tabung penampungan di bangunan yang bersangkutan. Pendistribusian air dilakukan melalui pipa air bersih ke toilet serta tempat wudhu. Khusus untuk bangunan SD, air bersih juga didistribusikan ke apur umum. Penggunaan air bersih ini adalah untuk Mandi cuci kakus (MCK), dan untuk keperluan memasak. Gambar 22. Aliran Drainase (gambar tanpa skala) 9 Foto diambil pada tanggal 25 Mei 2007 pukul WIB 10 Foto diambil pada tanggal 13 Mei 2007 pukul WIB

56 39 Sistem pembuangan air hujan utama melalui saluran pembuangan tertutup yang dibuat melintasi tepi lapangan olahraga. Dengan lebar 40 cm dengan kedalaman bervariasi antara 30 hingga 60 cm. Aliran air hujan yang jatuh di lapangan diarahkan ke dalam saluran pembuangan yang sengaja menjadi titik terendah tapak. Saluran pembuangan ini dibuat mengarah ke sungai kecil di sebelah utara tapak yang menjadi juga menjadi muara saluran drainase rumahrumah di sekitar tapak. Air kotor dibuang dengan menggunakan fasilitas septic tank. Gambar 23. Inlet Drainase di Gambar 24. Inlet Drainase di Gambar 25. Saluran Drainase Tepi Lapangan (tipe 1) Tepi Lapangan (tipe 2) di Jalur Pedestrian 11 Tempat-tempat sampah disediakan di setiap ruangan. Selain itu, beberapa lokasi juga disediakan tempat sampah berupa tong besi berukuran sedang. Setiap hari sampah-sampah tersebut dikumpulkan ke tempat pembuangan sampah di bagian Tenggara tapak. Sampah-sampah yang telah terkumpul tersebut kemudian diambil oleh petugas pengumpul sampah lingkungan untuk kemudian dibuang ke tempat pembuangan sampah umum. Petugas tersebut selain mengumpulkan sampah dari SIT Ummul Quro juga dari pemukiman sekitar Iklim Berdasarkan data Stasiun Geofisika Darmaga, Bogor yang diperoleh dari Balai 2 Badan Meteorolgi dan Geofisika (BMG, data tahun ), curah hujan rata-rata tahunan adalah 3941,9 mm/th. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April yaitu 573,8 mm dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus, yaitu 131,5 mm. Menurut perhitungan yang telah dilakukan oleh BMG, jumlah 11 Foto untuk Gambar diambil pada tanggal 25 mei 2007 pukul WIB

57 40 bulan basah tapak ini adalah 9 bulan, sedangkan jumlah bulan kering tapak ini adalah 3 bulan. Tapak ini berdasarkan klasifikasi Schmidth-Ferguson termasuk ke dalam tipe iklim B atau daerah basah. Tabel 2. Data Iklim Rata-rata Bulanan Tahun Bulan Temperatur o C Curah Kecepatan Lama Kelembaban hujan angin Penyinaran Rata2 Maks Min (%) (mm) (knot) (%) Januari 25,4 26,8 23,7 502,5 89,8 2,4 36,7 Februari 24,9 26,1 23,9 487,8 89,9 2,5 24,7 Maret 25,8 27,1 23,8 548,7 86,8 2,4 65,3 April 26,0 27, ,8 87,1 2,1 64,0 Mei 26,3 27,9 24,8 434,5 84,6 1,9 73,6 Juni 25,8 26,9 24,2 218,9 84,0 1,8 86,7 Juli 25,7 26, ,8 83,3 2,1 71,9 Agustus 25,5 26, ,8 77,5 2,6 86,5 September 26,1 27,3 24,4 282,0 75,5 2,8 77,6 Oktober 26,2 27,7 24,2 327,6 77,9 2,4 78,3 Nopember 26,2 27, ,5 84,3 2,2 56,7 Desember 26,0 28,1 24,4 397,4 86,1 1,9 50,0 Sumber data: Balai 2 Badan Meteorologi dan Geofisika, Stasiun Pengataman Darmaga Suhu udara rata-rata adalah 25,8 o C dengan maksimum rata-rata 26,3 o C dan minimum rata-rata adalah 24,9 o C. Lama penyinaran matahari rata-rata adalah 58,2% dimana rata-rata tertingi (86,5%) terjadi pada bulan Agustus dan rata-rata terendah (24,7%) terjadi pada bulan Februari. Kelembaban rata-rata kawasan tersebut 83,9% dimana kelembaban tertinggi (89,9%) terjadi di bulan Februari dan kelembaban terendah (75,5%) terjadi pada bulan September. Kecepatan angin rata-rata tahunan adalah sebesar 2,3 knot (4,25 km/jam). Kecepatan rata-rata tertinggi sebesar 2,8 knot (5,17 km/jam) terjadi pada bulan September. Kecepatan rata-rata terendah sebesar 1,9 knot (3,51 km/jam) terjadi pada bulan Desember. Menurut Laurie (1984), iklim mikro adalah iklim spesifik suatu tapak. Iklim mikro tercipta oleh topografi, vegetasi, keterbukaan terhadap angin, pola-

58 41 pola bayangan yang disebabkan oleh bangunan dan pepohonan, ketinggian dari muka laut, dan hubungan tapak terhadap suatu kawasan air yang luas. Iklim mikro pada tapak diciptakan dari vegetasi, pola bayangan bangunan dan pepohonan, serta permukaan perkerasan Vegetasi dan Satwa Vegetasi yang terdapat di tapak ini belum begitu banyak jika dibandingkan dengan luasan ruang terbuka yang ada. Pada area mesjid (welcome area) terdapat sejumlah pohon kelapa yang ditanam jarang, sejajar dengan tembok pembatas. Jalur sirkulasi utama hanya dihiasi oleh satu buah beringin yang ditanam berdekatan dengan pos satpam. Lapangan olahraga yang luas juga hanya dihiasi oleh dua buah pohon kersen yang ditanam di sisi lapangan voli dan beberapa rumpun bambu yang ditanam sejajar dengan tembok Barat. Satwa liar maupun satwa budidaya tidak ditemukan di tapak ini. Tapak ini hanya menjadi habitat bagi serangga rumahan seperti semut. Walau begitu, kupukupu dan beberapa jenis burung kecil pernah terlihat di dalam tapak pada beberapa kesempatan Potensi Visual Pemandangan ke luar tapak hanya dapat dilihat pada lantai dua ke atas karena pada level satu (sejajar tanah) terhalang oleh tembok tinggi yang mengelilingi tapak. Pemandangan ke arah barat, terlihat pemukiman penduduk dan jalan raya Soleh Iskandar dengan lalu lintasnya yang tidak begitu padat. Pemandangan ke arah Utara, Timur, dan Selatan terhalang oleh bangunanbangunan lain yang ada di tapak tersebut. Konfigurasi bangunan yang sedemikian rupa menyebabkan adanya konsentrasi pandangan ke tengah lapangan. Pada level satu bangunan SD, pandangan yang terlihat adalah lapangan, gazebo, serta bangunan SMP dan kantin. Pada level satu bangunan SMP pandangan yang terlihat dari dalam kelas adalah bangunan SD dan kantin yang sedikit terhalang tangga. Pandangan dari level satu bangunan TK adalah plaza dan mesjid yang ada di depannya. Jika melihat dari level kedua bangunan TK, maka akan terlihat ke arah utara kebun milik penduduk di sekitar tapak.

59 42 Gambar 26. View Pada Level 1 ke Arah Barat Gambar 27. View Pada Level 1 ke Arah Utara Gambar 28. View Pada Level 3 ke Arah Barat Gambar 29. View Pada Level 3 ke Arah Utara Akustik Bunyi-bunyian yang ada di dalam tapak didominasi oleh bunyi dari pengguna tapak sendiri, yaitu berjalan kaki, berlari, bercakap-cakap. Selain itu, terkadang juga terdengar suara kendaraan bermotor yang melintas. Dari luar tapak sumber bunyi yang sering terdengar adalah suara dari kendaraan bermotor yang melintas di jalan lingkungan di bagian Timur, Selatan, dan Barat tapak. 4.2 Aspek Sosial Latar Belakang Yayasan Pendidikan Islam Terpadu Ummul Quro Yayasan Ummul Quro berdiri pada tahun 1996 dengan akte notaris Ny. Husna Darwis, S.H. Nomor 8 Tanggal 1996 kemudian disesuaikan dengan UU Yayasan No 16 tahun 2001 berdasarkan Akte Notaris Ny. Hj. Sri Dewi, S.H. Nomor 23 Tanggal 16 Desember 2004 dengan nama Yayasan Ummul Quro Bogor. Sejak awal berdiri Yayasan Ummul Quro Bogor berperan serta membangun citra pendidikan Islam. Kualitas pendidikan Islam, yang secara umum rendah, dirasakan belum banyak memberikan kontribusi positif dalam

60 43 berbagai peran di negeri ini. Untuk itu Yayasan Ummul Quro Bogor hadir untuk melakukan berbagai terobosan baru pendidikan Islam. Yayasan Ummul Quro memiliki misi untuk membentuk lembaga pendidikan, dakwah, sosial dan ekonomi Islam bagi terwujudnya generasi qur'ani. Untuk mewujudkan visi tersebut, Yayasan Ummul Quro menetapkan misi untuk : 1. Membentuk lembaga pendidikan tingkat kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Perguruan Tinggi yang menerapkan konsep Pendidikan Islam Terpadu, 2. Membentuk lembaga dakwah dengan mengoptimalkan mesjid sebagai pusat kegiatan ke-islaman di berbagai sektor kehidupan, 3. Membentuk lembaga sosial yang secara aktif memberikan pelayanan kepada masyarakat, 4. Membentuk lembaga ekonomi Islam yang profesional untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sekolah yang dikelola Yayasan Ummul Quro sejak tahun 1996, berawal dari pelimpahan pengelolaan dari Yayasan Annizariyyah Jl. Pasir kuda no 9 Ciomas Bogor yang sudah mengelola SDIT sejak tahun Pada perkembangannya, pada tahun 1998 berdiri TKIT Ummul Quro dan pada tahun 2002 berdiri SMPIT Ummul Quro. Hinggi kini Yayasan Ummul Quro Bogor terdiri dari 3 (tiga) unit sekolah, satu unit pelayanan (UP), dan satu unit da wah dan sosial ta mir mesjid. Ruang lingkup kegiatan unit sekolah meliputi KBM baik di dalam maupun luar ruangan (seperti kegiatan di kelas dan laboratorium, olahraga, observasi di luar ruangan), ekstrakurikuler, lomba dan kreatifitas siswa, dan kegiatan lintas kurikulum berupa kunjungan ke luar sekolah. Ruang lingkup unit pelayanan meliputi antar jemput siswa, kantin, katering, dan toko atk dan seragam. Sedangkan ta mir masjid memiliki ruang lingkup kegiatan yang berhubungan dengan aktifitas ibadah, da wah dan sosial untuk masyarakat sekitar masjid Pengguna Tapak Dari komposisi jumlah civitas Sekolah Islam Terpadu Ummul Quro, siswa menempati bagian terbesar dari jumlah keseluruhan pengguna kampus. Dari data terakhir bulan Juli 2007 jumlah siswa TK hingga SMP adalah sebesar siswa

61 44 sedangkan jumlah pegawai (termasuk staf pengajar) hanya sebesar 160 orang. Jumlah siswa paling sedikit adalah siswa TK, hanya 129 siswa. Jumlah siswa paling banyak adalah siswa SD, yaitu sebanyak 832 siswa. Jumlah siswa SMP hanya mencapai 340 siswa. Tabel 3. Data Komposisi Pengguna Sekolah Islam Terpadu Ummul Quro Pengguna Pengajar dan Karyawan Siswa Taman Kanak-kanak Siswa Sekolah Dasar Siswa Sekolah Menengah Pertama Jumlah Total Penggunaan tapak dimulai sejak pukul WIB pada hari Senin hingga Sabtu. Aktivitas untuk pegawai akhwat (perempuan) pada hari Senin hingga Jumat dibatasi hanya hingga pukul WIB, sedangkan pegawai pria masih diperbolehkan untuk beraktivitas hingga pukul WIB. Pada hari Sabtu aktivitas di dalam tapak berlangsung hanya hingga pukul WIB. Pada hari Minggu tidak ada kegiatan di SIT Ummul Quro ini Persepsi dan Preferensi Kuisioner Pengumpulan pendapat pengguna diperoleh melalui daftar pertanyaan/kuisioner untuk responden yang terdiri dari 25 orang tua siswa SD dan TK, 10 siswa SMP, dan 10 orang perwakilan dari Ummul Quro (pegawai dan guru). Menurut hasil Kuisioner yang telah disebarkan (lampiran 1), kompleks Sekolah Ummul Quro tidak nyaman (71%). Alasan ketidaknyamanan kompleks karena suhu yang terlalu panas memperoleh presentase terbesar, yaitu 73%. Kondisi tempat parkir dianggap sudah cukup memadai (56%), namun 44% responden menyatakan bahwa area parkir kurang nyaman dan perlu perbaikan. Sarana/fasilitas kegiatan yang diinginkan adalah sarana untuk kegiatan sosialisasi (berinteraksi, berdiskusi, dll) dimana pernyataan tersebut didukung oleh 64% dari seluruh responden. Selain itu, oleh 44% responden sarana olahraga

62 45 juga dirasa perlu untuk diadakan. Sarana olahraga futsal adalah sarana yang paling diinginkan (36%). Ruang terbuka yang diinginkan oleh responden adalah ruang terbuka dengan lebih banyak tanaman (71%). Bentuk taman yang organik adalah bentuk yang paling disukai (60%). Jenis pohon yang diharapkan ada di dalam taman adalah pohon berdaun lebat (51%) dan pohon berbuah (26%). Jenis semak yang disukai oleh responden adalah semak yang dibentuk/topiary (56%) dan semak berbunga cantik (33%). Untuk melengkapinya, tanaman penutup tanah yang disukai oleh responden adalah tanaman penutup tanah yang berbunga. Tempat penanaman yang disukai oleh responden adalah di dalam bak tanaman (84%), namun penanaman langsung ke dalam tanah juga cukup diharapkan (22%). Pengenalan siswa terhadap vegetasi dan satwa sejak dini sangat diharapkan oleh 43 responden (96%) Pengajuan Rancangan Awal Sebelum memasuki tahap penulisan laporan, dilakukan diskusi terlebih dahulu dengan pihak yayasan yang juga mengundang perwakilan orang tua murid. Diskusi secara formal dilakukan sebanyak tiga kali, bertempat di kantor pengelola yayasan SIT Ummul Quro. Diskusi pertama dilakukan untuk mensosialisasikan rencana penelitian yang akan dilakukan di tapak tersebut. Diskusi kedua dilakukan untuk mengajukan rancangan awal serta estimasi biaya dalam bentuk Lump Sum. Kritik dan saran yang disampaikan dalam diskusi ini dimasukan sebagai bahan untuk perbaikan rancangan yang kemudian diajukan kembali dalam diskusi ketiga. Pada diskusi ketiga rancangan yang diajukan secara umum sudah disetujui untuk kemudian akan dilaksanakan secara bertahap, sesuai dengan ketersediaan dana. Penulisan laporan dilaksanakan setelah diskusi ketiga dilakukan, sebelum rancangan dilaksanakan. Hasil diskusi di jelaskan di dalam tabel Aspek Ekonomi Sekolah Islam Terpadu Ummul Quro didirikan oleh Yayasan Ummul Quro. Selain dana dari SPP siswa setiap bulanan, yayasan inilah yang menjadi sumber dana bagi SIT Ummul Quro. Dana yang disediakan kemudian dialokasikan sesuai dengan program-program yang telah dibuat setiap bulannya, baik program

63 46 pengembangan maupun program perbaikan. Dana tersebut termasuk dana pemeliharaan kompleks SIT untuk elemen lunak (tanaman) dan elemen keras (fasilitas-fasilitas). Walaupun tidak terdapat masalah dalam pendanaan, namun pelaksanaan berbagai program temasuk perancangan lansekap kampus ini tetap harus dilaksanakan secara efisien. Tabel 4. Hasil Diskusi Pengajuan Rancangan Kepada Pihak SIT Ummul Quro Tanggal Pengajuan Masukan/pertanyaan 17 Juli Pandangan ke arah kantin perlu diberi penghalang agar konsentrasi siswa tidak terpecah 2. Perkerasan perlu ditata menyerupai bentuk-bentuk geometrik dasar untuk menunjang proses belajarmengajar di dalam kelas 3. Planter box perlu dikombinasikan dengan tempat duduk 4. Lahan segitiga di depan Gazebo perlu diolah juga 5. Gerbang utama perlu diberi penegasan 6. Ruang penyambutan kurang memberikan kesan pertama yang baik 7. Area TK memerlukan ruang kosong untuk berlatih bercocok tanam 8. Apakah teknis pelaksanaan perlu diawasi oleh perancang? 31 Juli Sebaiknya tanaman yang digunakan dapat mewakili tipe pembiakan yang berbeda 2. Untuk mencegah penyebaran beberapa penyakit, sebaiknya tanaman yang digunakan juga berfungsi sebagai tanaman repellant 3. Tanaman peneduh yang digunakan sebaiknya bukan tanaman berbuah untuk mencegah kerusakan dan kecelakaan karena siswa akan berusaha untuk memetik buah

64 Apek Perancangan Ruang SIT Ummul Quro memiliki bentuk ruang yang relatif datar, namun lapangan olahraga yang dibuat lebih tinggi dari area yang lain menciptakan bentukan seperti bukit dimana punggungnya menghadap ke bangunan SD. Bentukan alami tapak SIT Ummul Quro sudah banyak diubah oleh manusia. Pemanfaatan ruang terbuka yang di dalam tapak belum optimal, terutama area di bagian barat Waktu Penggunaan material untuk fasilitas lanskap SIT Ummul Quro direncanakan untuk jangka waktu yang lama. Material yang dipilih haruslah memiliki ketahanan yang kuat, baik terhadap serangan hama maupun terhadap pengaruh iklim. Untuk jangka pendek, kegiatan di dalam tapak berlangsung selama 9 jam setiap harinya, sejak pukul Penggunaan tapak berlangsung sejak hari Senin hingga Sabtu Dinamika Dinamika /gerak yang dijumpai di dalam tapak adalah pergerakan manusia, baik siswa maupun karyawan serta, pada saat-saat tertentu, para orangtua murid. Pergerakan yang mendominasi adalah gerak siswa. Gerakan paling intensif terjadi di sekitar lapangan olahraga, area sekitar kantin dan warung, serta di children playground. Acara-acara khusus yang sering dilakukan di dalam tapak adalah acara pengambilan raport, kelulusan, serta beberapa acara insidentil lainnya yang sebagian besar berhubungan dengan hari besar agama Islam. Acara-acara tersebut diselenggarakan hanya untuk keluarga besar SIT Ummul Quro dengan juga mengundang partisipasi terbatas dari pihak di luar sekolah.

65 Bab V ANALISIS DAN SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik Tapak SIT Ummul Quro memiliki luasan sebesar m 2 dengan ruang terbuka seluas m 2. Menurut Chiara (1997), luasan tapak minimal untuk sekolah lanjutan pertama (SMP) adalah seluas minimal 20 are ( m 2 ) dan 1 are (4.046,9 m 2 ) untuk 100 murid. SIT Ummul Quro terdiri dari TK, SD, dan SMP dengan jumlah murid seluruhnya sebanyak siswa. Jika mematuhi syarat luasan minimal dari Chiara (1997) untuk luasan sekolah, maka untuk SMP saja luasan tapak yang harus disediakan adalah seluas m 2 (9.5 ha). Luasan tapak yang sekarang dimiliki oleh Ummul Quro hanya 7% dari jumlah lahan yang ideal. Luasan yang kecil menyebabkan daya dukung lahan akan kegiatan pendidikan di dalam tapak kecil Lokasi dan Aksesibilitas Berada di Kabupaten Bogor, + 10 km dari pusat kotamadya Bogor, lokasi tapak menunjang proses belajar-mengajar karena jauh dari pusat industri dan perdagangan, jauh dari keramaian dan kesibukan kota. Walaupun tapak dikelilingi oleh pemukiman, namun proses belajar-mengajar tetap tidak terganggu. Kebisingan yang bersal dari rumah-rumah di sekitar tapak telah dapat dikurangi dengan menggunakan tembok pembatas dengan ketinggian lebih dari 2 meter. Letaknya yang berdekatan dengan lapangan Udara Atang Sanjaya, Semplak, tidak terganggu dengan lalu lalang pesawat karena selain pemanfaatan lapangan udara tersebut rendah, lokasi tapak juga tidak berada dalam jalur utama sirkulasi pesawat ataupun helikopter yang lepas landas dari bandara tersebut. Sekolah Islam Terpadu (SIT) Ummul Quro Bogor terletak di jalan H. Soleh Iskandar. Pencapaian ke kompleks SIT Ummul Quro ini relatif mudah karena sudah tersedianya berbagai kendaraan umum yang melintasi jalan H. Soleh Iskandar dari berbagai arah, baik dari arah Kabupaten Bogor (kecamatan Parung), maupun arah Kotamadya Bogor. Kebisingan yang bersumber pada jalan raya Soleh Iskandar tidak terdengar dengan jelas pada tapak karena jarak antara tapak dengan jalan cukup jauh, dihalangi oleh SPBU di sebelah timur tapak.

66 49 Sebagai salah satu sekolah Islam terbesar di Kabupaten Bogor, SIT Ummul Quro tidak memiliki kontribusi berarti pada kemacetan di jalan H. Soleh Iskandar, bahkan pada saat aktivitas tapak tinggi seperti pada saat pengambilan Rapot. Kemacetan pada jalan arteri tersebut hanya terjadi pada ruas jalan antara pintu kereta Kebon Pedes hingga Lampu Merah Yasmin. Gambar 30. Lokasi kemacetan di ruas jalan H. Soleh Iskandar Walau akses ke dalam tapak sudah relatif mudah, namun jalan lingkungan yang melintas tepat di depan tapak hanya memiliki lebar 5 meter. Pada saat-saat tertentu pengendara mobil kerap kali mengalami kesulitan jika harus berpapasan dengan mobil dari arah yang sebaliknya. Oleh karena itu, jalan terluar dari jalan masuk ke SIT Ummul Quro harus dirancang untuk memberikan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan saat melintas maupun saat akan memasuki tapak. Jalan tersebut juga harus berpotensi untuk memunculkan identitas yang dapat menyatakan territorial sekolah. Jalan masuk juga sebaiknya bersifat terbuka, mengundang orang yang melaluinya, bersifat intim dan ramah. Agar gerbang masuk tertata rapi, perlu adanya keharmonisan ruang, berkesan luas, dan nyaman Tanah dan Topografi Bentuk dasar permukaan tanah (topografi) merupakan salah satu sumber daya visual dan estetika yang dapat mempengaruhi alternatif tata guna lahan (Chiara, 1997). Penyesuaian antara rancangan tapak dengan topografi eksisting

67 50 akan mengurangi biaya pembangunan serta pemeliharaannya. Tapak SIT Ummul Quro secara umum tidak memiliki perbedaan kontur yang signifikan. Area yang memiliki ketinggian yang sangat berbeda dengan area sekitarnya adalah lapangan olahraga. Area tersebut dihubungkan dengan area parkir motor dan area terbuka di depan SD menggunakan undakan yang membentang dari Utara ke Selatan. Bentukan lahan sedemikian membentuk pembatas ruang yang maya. Lapangan olahraga menjadi ruang yang terpisah dengan ruang-ruang dibawahnya namun tetap ada kontinuitas yang jelas. Laju aliran air hujan di permukaan telah dapat dikurangi dengan adanya undakan-undakan yang terbuat dari coran beton dengan finishing kasar tersebut. Tanah dalam tapak berjenis tanah latosol coklat kemerahan dengan tekstur halus, drainase sedang. Tanah jenis ini bersifat liat dengan struktur remah hingga gumpal lemah. Konsistensi gembur, permeabilitas tinggi, mudah meresapkan air menjadi air tanah, daya menahan air cukup baik (Soepardi, 1988). Dengan sifat seperti ini, seharusnya tanah di tapak cukup ideal bagi pertumbuhan tanaman namun penggunaan tapak sebagai sawah telah merusak struktur tanah itu sendiri yang mengakibatkan penurunan daya untuk menahan air. Terjadinya banjir di musim hujan serta kekeringan di musim kemarau merupakan akibat dari turunnya kemampuan tanah untuk mengikat air. Kualitas tanah yang kurang baik tersebut juga dipengaruhi oleh penutupan tanah. Permukaan tanah di dalam tapak sudah diberi perkerasan berupa paving block dan beton di seluruh ruang terbuka yang tersisa. Walaupun paving block mampu memberikan kesempatan untuk terjadinya peresapan air ke dalam tanah, namun kesempatan yang diberikan oleh tanah terbuka tetap lebih baik Hidrologi Sumber pengadaan air yang terdapat di dalam tapak, secara alami berasal dari air hujan dan mata air. Curah hujan di daerah ini termasuk tinggi sehingga ketersediaan air sepanjang tahun untuk tanaman yang sesuai untuk daerah tropis seharusnya tidak menjadi masalah utama. Seluruh permukaan tanah di dalam tapak ini sudah diberi perkerasan. Oleh sebab itu, penyerapan air ke dalam tanah di dalam tapak terhambat.

68 51 Perkerasan di dalam tapak ini sebagian besar adalah paving block yang memberi kesempatan untuk terjadinya penyerapan air hujan ke dalam tanah. Walau begitu, kecepatan penyerapan yang terjadi lebih lambat jika dibandingkan dengan penutup tanah berupa vegetasi. Kombinasi antara perkerasan yang berpori dengan vegetasi penutup tanah akan memberikan kesempatan untuk terjadinya penyerapan air ke dalam tanah yang lebih baik dibandingkan jika hanya menggunakan paving block biasa Sirkulasi Sirkulasi dalam tapak SIT Ummul Quro ini terbagi menjadi dua sirkulasi utama, yaitu sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pejalan kaki. Semua area yang ditujukan sebagai jalur sirkulasi diberi perkerasan berupa paving block. Penggunaan material tersebut memberi peluang untuk terjadinya resapan air hujan ke dalam tanah, tidak menimbulkan silau, serta menghindari jalan licin Pola Sirkulasi Kendaraan Sirkulasi di dalam tapak berbeda pada saat aktivitas tinggi dengan saat aktivitas tapak rendah. Perbedaan utama terdapat pada penggunaan pintu masuk. Gambar 31. Lokasi Pintu-pintu Utama Tapak Pintu A digunakan sebagai pintu masuk maupun keluar kendaraan hanya jika aktivitas di dalam tapak sedang rendah, namun jika aktivitas dalam tapak

69 52 sedang tinggi maka pintu A hanya digunakan untuk jalan keluar kendaraan. Pintu yang digunakan sebagai jalur masuk pada saat aktivitas dalam tapak tinggi adalah pintu C yang menghubungkan antara area Mesjid dengan lahan kosong di Selatan tapak. Pola sirkulasi seperti dijelaskan di atas masih belum cukup efisien. Hal tersebut terjadi karena daya dukung tapak kurang seimbang dengan volume kendaraan yang datang. Sirkulasi dalam tapak seringkali terhambat karena penumpukan kendaraan di satu area yang sama. Pemecahan yang logis untuk dilakukan adalah untuk menambah luasan area untuk parkir, namun padatnya area sekitar tapak dengan pemukiman penduduk maka pemecahan tersebut tidak mungkin direalisasikan. Salah satu cara lain untuk memperbaiki alur sirkulasi di dalam tapak adalah dengan memperjelas lokasi pintu masuk pada saat penggunaan tapak tinggi maupun rendah serta dengan memberi tanda-tanda yang akan membantu pergerakan kendaraan. Tanda yang dimaksud dapat berupa rambu untuk membimbing pergerakan pengguna. Rambu tersebut sebaiknya tidak bersifat permanen sehingga mudah umtuk dirubah/dipindahkan sesuai kebutuhan Sirkulasi Pejalan Kaki Tapak ini masih belum memiliki jalur sirkulasi pejalan kaki yang jelas, sehingga arah pergerakan manusia di tapak ini masih belum terarah. Jalur sirkulasi yang sudah ada saat ini hanya menghubungkan antara bangunan Mesjid, dengan TK dan SD. Bangunan SMP dihubungkan dengan bangunan-bangunan lain (TK dan SD) hanya oleh lapangan Olahraga di depannya. Jalur sirkulasi yang sudah disediakan saat ini adalah jalur dengan penutup (canopy) sehingga pejalan kaki dapat berpindah dari Mesjid ke TK dan SD dengan nyaman. Penutup yang ada sudah mampu memberikan keteduhan pada pengguna pada siang hari dan menaungi pengguna pada saat hujan. Selain jalur tersebut, pejalan kaki tidak disediakan fasilitas lainnya sehingga pergerakan pejalan kaki di dalam tapak masih dirasa kurang nyaman. Lanskap sekolah, seharusnya dapat menimbulkan sifat keteraturan, namun sifat tersebut belum didapat di tapak ini. Salah satu cara untuk menimbulkan hal tersebut adalah dengan menerapkan pola sirkulasi yang terarah. Implementasi

70 53 dalam tapak tidak selalu harus dengan membuat jalan setapak. Penataan perkerasan dengan pola yang terarah merupakan salah satu alternatif Kondisi Ruang Terbuka Ruang terbuka di dalam kompleks SIT Ummul Quro masih kurang dimanfaatkan. Ruang-ruang tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi sarana-sarana pendukung kegiatan akademik serta untuk dijadikan tempat bersosialisasi ataupun berdiskusi Tempat Parkir Kebutuhan tempat parkir di dalam tapak, terutama parkir untuk mobil, belum cukup memadai. Hal tersebut terlihat pada hari-hari kerja dimana SIT Ummul Quro harus meminjam lahan kosong di sebelah Selatan tapak untuk digunakan sebagai area parkir. Selain itu, pada hari-hari khusus, seperti pada saat pengambilan raport ataupun upacara kelulusan, SIT Ummul Quro juga terpaksa meminjam lahan milik SPBU di sebelah Timur tapak. Hal tersebut merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan area parkir. Kebutuhan parkir kendaraan beroda dua (motor dan sepeda) di dalam tapak sudah dapat diakomodir oleh lahan yang disediakan. Jumlah kendaraan yang datang melebihi kapasitas lahan pada waktu-waktu tertentu masih dapat ditampung tanpa harus meminjam lahan milik orang lain. children playground yang terletak di depan TK pada saat tertentu dapat dialihfungsikan sebagai lahan parkir untuk motor dan sepeda. Area parkir yang sudah tersedia hanya dilengkapi dengan penghijauan yang sangat minim sehingga menyebabkan tempat parkir ini terlihat gersang dan panas. Penggunaan vegetasi peneduh yang ditata di antara vegetasi yang sudah ada dapat mengatasi masalah tersebut. Vegetasi yang baru harus ditata sedemikian rupa sehingga daya tampung area parkir tidak akan berkurang Lapangan Olahraga & Upacara Lapangan olahraga yang tersedia adalah lapangan Basket dan lapangan Voli, namun seringkali olahraga yang dilakukan di lapangan tersebut adalah permainan Futsal. Penggunaan yang tidak sesuai tersebut meningkatkan bahaya

71 54 pada area sekitarnya. Jika pada olahraga Basket dan Voli pergerakan bola diarahkan dengan kedua tangan, pada Futsal pergerakan diatur dengan menggunakan kaki. Karena pada umumnya kekuatan kadua kaki manusia lebih tinggi daripada kekuatan kedua tangan maka kecepatan gerak bola akan lebih tinggi. Hal tersebut pada akhirnya akan mengakibatkan timbulnya gaya yang lebih besar. Jika terjadi tendangan yang melenceng maka tingkat kerusakan yang terjadi akan lebih tinggi daripada jika terjadi lemparan yang melenceng. Untuk mencegah terjadinya kerusakan maupun kecelakaan pada siswa maka sebaiknya disediakan penghalang di sepanjang sisi bangunan. Penghalang tersebut terutama diletakan di sisi bangunan yang berbatasan langsung dengan lapangan olahraga. Peletakan kedua lapangan olahraga yang berorientasi ke arah Utara- Selatan sudah tepat. Ring-ring pada lapangan basket di letakan di sebelah Utara dan Selatan tapak. Tiang-tiang net Voli ditanam dikedua sisi lapangan, di sebelah Barat dan Timur. Peletakan yang sedemikian tidak akan membuat pemain silau karena sinar matahari akan datang dari sisi kanan ataupun kiri mereka. Lapangan Olahraga yang tersedia juga memiliki fungsi sebagai lapangan upacara. Minimnya peneduh mengurangi kenyaman area, terutama pada saat upacara pagi. Bagian timur lapangan merupakan area yang paling terekspos oleh matahari pagi dan bayangan bangunan TK yang hanya memiliki tinggi sekitar enam meter tidak akan mencapai area tersebut. Pemilihan dan penataan vegetasi yang baik dapat mengatasi masalah tersebut Children Playground Penataan elemen keras di tapak ini sudah cukup baik. Beberapa mainan yang ada diletakan di sisi-sisi Plaza dengan jarak yang cukup. Pergerakan siswa dan guru tidak terhalang oleh benda-benda yang tidak perlu. Area tanah yang digunakan sebagai area bercocok tanam masih kurang baik. Lahan selebar 1,2 meter yang membentang sepanjang sisi tembok Utara Plaza ini dibatasi dengan menggunakan pagar bambu. Pergerakan siswa di lahan tersebut dihalangi oleh pagar. Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan tersebut, akan lebih baik jika kegiatan bercocok tanam dilakukan di area yang lebih dekat dengan kelas. Planter box yang diletakan di depan kelas akan memudahkan siswa maupun guru untuk menanam dan memelihara tanaman.

72 55 Walaupun secara umum area ini sudah dirasa nyaman, namun minimnya peneduh tetap mengurangi kenyamanan pengguna, terutama kenyamaan orangtua siswa. Vegetasi-vegetasi peneduh dapat ditambahkan di area tersebut. Kolam ikan kecil selain mempermudah pengenalan siswa akan satwa juga akan membantu menurunkan suhu area Bangunan Bangunan-bangunan yang terdapat di dalam tapak diatur sedemikian hingga tercipta tiga ruang/area utama: area mesjid, TK, dan SD-SMP. Semua bangunan tersebut tidak diatur menghadap satu pusat yang sama. Penataan bangunan di tapak ini sudah cukup baik jika dilihat dari segi privasi dan pencapaian. Bangunan mesjid diletakan pada bagian depan karena bangunan ini bersifat publik dan tidak hanya digunakan oleh siswa dan pegawai namun juga oleh penduduk sekitar. Penonjolan mesjid di tapak ini juga telah dapat memebrikan suatu ciri pada tapak bahwa sekolah yang berada di tapak ini adalah sekolah Islam dimana bangunan utamanya adalah bangunan mesjid. Bangunan TK dikondisikan sebagai bangunan utama yang kedua dengan akses yang mudah terhadap area parkir sudah cukup tepat karena aktivitas di area ini cukup singkat sehingga pada saat siswa/orangtua bergerak menjauhi TK maka kegiatan belajar mengajar di SD maupun SMP tidak terganggu. Bangunan SMP diletakan pada sudut terjauh dari pintu masuk sudah tepat dimana bangunan ini merupakan bangunan dengan durasi aktivitas yang paling lama. Aktivitas di dalam bangunan SMP tidak akan terganggu oleh pergerakan siswa SD yang meninggalkan kelas setelah kegiatan belajar di dalam kelas berakhir karena sirkulasi dari SD ke pintu gerbang/parkir tidak harus melewati bangunan SMP. Pola tata letak bangunan di tapak ini sudah cukup baik. Pencapaian antar bangunan mudah dilakukan. Kemudahan akses terhadap bangunan menjadi masalah ketika kantin menjadi terlalu mudah untuk diakses. Beberapa orangtua siswa serta guru menyayangkan hal tersebut. Dengan pengaturan bangunan saat ini, kantin dapat dilihat dan diakses dengan mudah baik dari bangunan SD maupun bangunan SMP. Kemudahan ini meningkatkan dorongan dalam diri siswa untuk datang ke kantin. Hal tersebut dapat dihindari dengan memberi

73 56 screen/penghalang pandangan. Penghalang tersebut dapat berupa elemen keras maupun elemen lunak (tanaman). Semua bangunan di tapak ini dibuat dengan bentuk yang sederhana dan masif dengan warna yang monotone. Untuk tingkat umur remaja (siswa SMP) hal tersebut merupakan pendukung agar tercipta keteraturan dalam keseharian siswa. Namun untuk siswa TK dan SD yang seharusnya didorong untuk aktif bergerak bangunan yang monoton akan mengurangi dorongan tersebut. Penataan vegetasi yang baik akan mengurangi kesan kaku tersebut. Variasi dalam bentuk, ukuran, maupun warna dapat menambah kesan dinamis pada tapak Utilitas SIT Ummul Quro sudah memiliki kelengkapan jaringan utilitas listrik telepon, maupun air. Hal tersebut sangat membantu dalam pengadaan fasilitasfasilitas pertamanan. Distribusi listrisk maupun telepon dilakukan langsung ke bangunan-bangunan yang berkaitan dari tiang listrik terdekat sehingga tidak menggangu pemandangan dalam tapak. Selain itu, sistem pendistribusian yang telah dilakukan juga aman bagi manusia dan mahluk hidp di sekitarnya. Penyediaan gen set dianjurkan sebagai cadangan sumberdaya jika terjadi pemadaman listrik dari pusat PLN. genangan Gambar 32. Lokasi Genangan

74 57 Sistem pembuangan air hujan di tapak ini hanya bertujuan untuk mengalirkan air menuju sungai yang berada di selatan dan utara tapak. Sistem drainase di tapak ini masih sering mengalami masalah. Pada saat volume hujan sedang tinggi seringkali timbul genangan di dekat bangunan SD. Hal tersebut terjadi karena saluran drainase dalam tapak bersambung langsung dengan sungai yang merupakan outlet limbah cair penduduk sekitar. Pemindahan lokasi sauran pembuangan maupun penutupan akses dari saluran drainase dalam tapak ke sungai kecil di sebelah selatan dan utara tapak sulit untuk dilakukan. Jika pun penutupan akses dapat dilakukan ditakutkan akan terjadi penumpukan di kedua ujung sungai yang berdekatan dengan bangunan di SIT Ummul Quro. Perbaikan saluran drainase serta pengadaan penyaring saluran air dan sumur resapan diharapkan akan mengurangi masalah tersebut Iklim Curah hujan rata-rata bulanan adalah sebesar 381,3 mm. Tapak ini memiliki 9 bulan basah dan 3 bulan kering. Curah hujan yang tinggi dapat dimanfaatkan sebagai sumber air bagi vegetasi dan air tanah, akan tetapi bila curah hujan terlalu tinggi dan berkepanjangan maka kenyamanan dan keamanan pengguna akan berkurang. Keamanan dan kenyamanan pengguna akan berkurang antara lain karena hempasan air hujan serta genangan air yang timbul, terutama karena tapak ini memiliki drainase yang kurang baik. Gambar 33. Daerah Teduh di Sekitar Bangunan SD Gambar 34. Daerah Teduh di Sekitar Kantin

75 58 Gambar 35. Daerah Teduh di Sekitar Children Playground Gambar 36. Daerah Teduh di Sekitar Bangunan SMP Gambar 37. Daerah Teduh di Sekitar Plaza 1 Kelembaban rata-rata kawasan tersebut 83,9%. Persentase tersebut berada di atas kisaran nyaman menurut Laurie, yaitu 40-75%. Curah hujan dan kelembaban yang tinggi akan menimbulkan masalah perkembangan jamur dan lumut. Pengaturan vegetasi yang memungkinkan masuknya sinar matahari serta penggunaan material yang kuat dapat mengatasi masalah tersebut. Tapak memiliki suhu rata-rata 25,83 o C dengan suhu udara maksimum rata-rata adalah 26,3 o C dan minimum rata-rata adalah 24,9 o C. Kisaran suhu tersebut berada di dalam kisaran nyaman menurut Laurie (1984), yaitu 10-26,6 o C. Walaupun berada dalam kisaran nyaman, namun kurangnya vegetasi dalam tapak dapat menimbulkan masalah yang cukup serius bagi pengguna. Pada daerah dengan minim vegetasi fluktuasi suhu udara akan terjadi dengan sangat ekstrim. 1 Foto untuk Gambar diambil pada tanggal 25 Mei 2007 antara pukul WIB

76 59 Kisaran suhu yang nyaman bagi manusia dapat tercapai jika suatu daerah memiliki cukup vegetasi yang dapat menyerap panas dan sinar matahari. Oleh sebab itu, penanaman vegetasi di dalam tapak akan sangat membantu mencegah terjadinya peningkatan maupun penurunan suhu dengan cepat. Nilai rata-rata lama penyinaran adalah 58,2%, atau dengan kata lain 14 jam penyinaran matahari setiap harinya, namun intensitas penyinarannya tergantung pada tingkat penutupan awan. Intensitas dan lama penyinaran yang tinggi akan meningkatkan suhu tubuh melalui proses radiasi langsung, konveksi, maupun konduksi. Lama penyinaran dikombinasikan dengan nilai kelembaban yang tinggi akan mengakibatkan rendahnya kenyamanan di dalam tapak. Pengaturan vegetasi peneduh yang tepat akan mengurangi efek dari lamanya penyinaran. Nilai kenyamanan dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan THI (Temperature Humidity Index), dimana THI=0,8T+(rH x T)/500. Pada umumnya masyarakat lokal daerah tropis akan merasa tidak nyaman jika nilai THI lebih dari 27. Dengan suhu udara maksimum rata-rata 26,3 o C dan kelembaban rata-rata 83,9% maka didapat nilai THI sebesar 25,45. Nilai ini berada dalam kisaran kenyamanan untuk daerah Tropis. Berdasarkan perhitungan nilai THI tesebut tapak SIT Ummul Quro dapat disimpulkan sebagai daerah yang nyaman untuk ukuran daerah tropis. Penanaman dan penataan vegetasi yang baik akan mempertahankan, bahkan meningkatkan kenyamanan tersebut Vegetasi dan Satwa Menurut Carpenter et al. (1975), fungsi utama penanaman dalam kompleks pendidikan adalah untuk menciptakan kesinambungan. Vegetasi berfungsi sebagai pengikat variasi visual lingkungan menjadi satu. Penanaman pohon-pohon besar dari hanya beberapa spesies akan menciptakan kesinambungan visual. Penggunaan vegetasi sebagai penghalang maupun pembatas daerah-daerah tertentu juga perlu diperhatikan. Vegetasi yang terdapat di dalam kompleks SIT Ummul Quro belum sepenuhnya menunjang kegiatan sekolah. Pemilihan vegetasi di sekitar area parkir juga belum memenuhi fungsinya sebagai peneduh. Pemilihan jenis vegetasi serta peletakannya perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan fungsi yang ingin

77 60 dipenuhi. Sebaiknya vegetasi yang dipilih adalah vegetasi yang dapat mendukung jalannya proses belajar-mengajar. Penataan vegetasi harus tetap memperhatikan kaidah estetika sehingga pengguna tapak tidak akan segera merasa bosan dengan penataan tersebut. Minimnya satwa yang hidup di dalam tapak dapat diatasi dengan menggunakan vegetasi yang merupakan panganan utama hewan yang diinginkan. Selain itu, habitat buatan seperti kolam ikan juga merupakan alternatif lain yang dapat dimanfaatkan Potensi Visual Pandangan keluar tapak sulit dilakukan. Kalaupun dapat dilakukan maka pemandangan tersebut adalah pemandangan ke arah pemukiman penduduk yang kurang indah. Dengan alasan itu, maka pandangan pengguna tapak dikonsentrasikan ke bagian tengah tapak, yaitu lapangan olahraga/upacara. Untuk menarik pandangan ke arah lapangan, perlu adanya penataan vegetasi serta perkerasan yang menarik Akustik Bunyi-bunyian yang ada di dalam tapak masih dalam taraf yang mampu ditoleransi oleh pengguna sehingga tidak mengganggu proses belajar-mengajar. Selain itu, bunyi-bunyian yang berasal dari luar tapak juga tidak mengganggu proses belajar-mengajar di SIT Ummul Quro. Selain karena bangunan-bangunan terletak jauh dari jalan raya yang sibuk, suara-suara dari luar tapak juga telah dapat diredam oleh tembok yang membatasi tapak. 5.2 Aspek Sosial Berdasarkan hasil wawancara dan pengumpulan hasil kuisioner, banyak pengguna yang mengeluhkan suhu yang terlalu panas walaupun sebetulnya suhu rata-rata tertinggi di tapak menurut data BMG hanya sekitar 26,3 o C. Hal ini terjadi karena kurangnya vegetasi sehingga timbul kesan bahwa tapak ini gersang dan panas. Sebab lain adalah kurangnya area teduh terutama di area parkir dan lapangan Olahraga. Pemilihan dan penataan vegetasi diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.

78 61 Keinginan akan sarana untuk bersosialisasi (berinteraksi dan beristirahat) yang lebih baik dapat dipenuhi dengan pengadaan ruang rekreasi. Ruang rekreasi yang dimaksud disini terdiri dari perbaikan sarana Gazebo, serta tempat-tempat duduk dengan teduhan pohon. Keadaan area parkir yang kurang nyaman dapat diperbaiki dengan memanfaatkan vegetasi untuk memberi naungan kepada kendaraan-kendaraan yang sedang parkir. Taman-taman kecil yang tersebar di beberapa bagian akan menambah keindahan area. Ruang terbuka yang diinginkan oleh responden adalah ruang terbuka dengan lebih banyak tanaman dengan bentuk taman yang organik. Jenis pohon yang diharapkan ada di dalam taman adalah pohon berdaun lebat dan pohon berbuah sehingga selain menaungi tanaman-tanaman tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran. Jenis semak yang disukai oleh responden adalah semak yang dibentuk/topiary dan semak berbunga cantik. Untuk melengkapinya, tanaman penutup tanah yang disukai oleh responden adalah tanaman penutup tanah yang berbunga. Vegetasi-vegetasi tersebut dapat ditanam di dalam planter box yang diletakan di sepanjang muka bangunan. Planter Box yang digunakan selain berfungsi untuk menampung tanaman juga dapat berfungsi sebagai tempat duduk. Bentukan Planter box yang diinginkan adalah yang disatukan dengan bentukan tempat duduk. Untuk membantu proses pengenalan siswa terhadap vegetasi dan satwa, maka semua kelompok tanaman di dalam tapak akan diberi papan nama. Selain itu, tanaman yang akan digunakan adalah tanaman-tanaman yang dapat mewakili jenis tanaman dengan tipe pembiakan yang brebeda. 5.3 Aspek Ekonomi Realisasi dari perancangan lanskap di SIT Ummul Quro ini memerlukan dana yang tidak sedikit. Walaupun dana sudah tersedia dari yayasan dan organisasi orangtua, pemilihan jenis material penyusun fasilitas tetap harus memperhatikan segi keefisienan dan kekuatan bahan terhadap faktor lingkungan dan faktor waktu. Untuk mengatasi masalah kebutuhan dana yang cukup besar maka pelaksanaan perancangan lanskap SIT Ummul Quro ini akan dilakukukan secara bertahap, tergantung pada tingkat kepentingan serta ketersediaan dana.

79 Aspek Perancangan Ruang Menurut Hakim (1993), ruang memiliki arti penting bagi kehidupan manusia. Semua kehidupan dan kegiatan manusia berkaitan dengan aspek ruang. Adanya hubungan antara manusia dengan suatu obyek baik melalui indera penglihatan, indera pendengar, indera penciuman, ataupun indera perasa akan menimbulkan kesan ruang. Tapak SIT Ummul Quro merupakan lingkungan sekolah yang tidak hanya menitikberatkan pendidikannya pada segi akademiknya saja namun juga pada segi keagamaannya. Keberadaan mesjid yang besar di dalam tapak merupakan salah satu pembuktian visi yayasan. Integrasi yang baik antar area sekolah dengan area mesjid akan membentuk suatu hubungan yang harmonis serta menimbulkan kesan ruang yang baik. Tapak SIT Ummul Quro memiliki bentuk ruang yang datar. Hal ini dikarenakan sudah terjadinya pemadatan dan pemberian perkerasan tanah yang dilakukan oleh yayasan untuk menampung kegiatan di sekolah. Permukaan yang datar memberi alternatif kegiatan yang bervariasi. Keadaan muka tanah seperti yang telah disebutkan juga memudahkan proses perancangan dimana tidak lagi diperlukan land grading Waktu Perancangan lanskap SIT Ummul Quro direncanakan untuk jangka waktu yang lama. Karena alasan tersebut, maka pemilihan bahan material penyusun fasilitas dalam tapak harus memiliki ketahanan yang baik terhadap iklim, hama, maupun terhadap penggunaan fasilitias itu sendiri. Penggunaan tapak yang hanya terjadi di siang hari selama + 9 jam setiap harinya. Penerangan tapak di malam hari tidak menjadi suatu keharusan. Tapak hanya memerlukan penerangan yang cukup untuk mempermudah pengawasan. Untuk penggunaan di siang hari, letak jatuhnya bayangan perlu diperhatikan pengguna dapat merasa nyaman menggunakan fasilitas yang telah dirancang.

80 63 Tabel 5. Analisis dan Sintesis Aspek Fisik dan Biofisik Tapak No Aspek 1 Lokasi dan aksesibilitas Tapak terletak di pinggir kota, terdapat banyak alternatif kendaraan untuk menuju tapak 2 Sirkulasi - Sirkulasi kendaraan beroda dua - Sirkulasi kendaraan beroda empat/lebih - Sirkulasi pejalan kaki Perkerasan menggunakan paving block Analisis Sintesis Potensi Kendala Pemanfaatan Pemecahan Tapak terhindar dari keramaian kota sehingga menambah kenyamanan Tapak mudah dicapai dari berbagai arah Penggunaan paving block memberi kesempatan untuk terjadinya peresapan air hujan ke dalam tanah Jalur pedestrian dalam tapak sudah diberi kanopi Jalan yang menghubungkan antara jalan raya Soleh Iskandar dengan tapak SIT Ummul Quro hanya selebar 5 m menyulitkan pengguna kendaraan ketika berpapasan dengan kendaraan lain Sirkulasi untuk pejalan kaki masih belum jelas Vegetasi peneduh masih kurang Sirkulasi kendaraan dalam tapak masih kurang efisien dan membingungkan bagi penguna yang baru pertama kali datang ke tapak ini Tapak dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mengakomodir kebutuhan ruang serta kegiatan dalam tapak Pada saat penggunaan tapak tinggi maka jalan lingkungan diatur menjadi jalan satu arah dengan pengaturan jalur dibantu oleh petugas. Arus lalu lintas (mobil) dari arah pemukiman penduduk di sebelah utara tapak diarahkan untuk melintasi areal tapak SIT Ummul Quro. Jalur sirkulasi pejalan kaki di dalam tapak dipertegas, Pemilihan dan peletakan vegetasi peneduh di sekitar jalur sirkulasi Pemberian tanda/rambu untuk memandu pergerakan kendaraan dalam tapak 63

81 64 Tabel 5 (Lanjutan) No Aspek 3 Ruang terbuka - lapangan olahraga/upacara - tempat parkir - Children Playground 4 Bangunan Tinggi bangunan bervariasi, 2-3 lantai, bentuk bangunan formal, bahan bangunan tembok plesteran, warna cat putih dan hijau. 5 Utilitas Jaringan listrik, air bersih, dan jaringan Telepon Pembuangan air kotor dan sampah Analisis Sintesis Potensi Kendala Pemanfaatan Pemecahan Ruang terbuka berpotensi untuk dikembangkan sebagai sarana penunjang kegiatan sekolah seperti praktikum, rekreasi, dan olahraga Distribusi aliran langsung ke bangunan yang membutuhkan dari saluran permukaan tanah yang terdekat Jaringan Utilitas lengkap dan mampu mendukung kegiatan di dalam tapak Vegetasi pada ruang terbuka kurang mendukung aktivitas dalam tapak Minimnya vegetasi pada tempat parkir mengurangi kenyamanan pengguna Bangunan berkesan kaku dan monoton Perlindungan terhadap jendela dari lemparan bola sangat minim (bahaya tinggi) Saluran drainase tidak selalu mampu menampung buangan air hujan di tapak sehingga sering kali timbul genangan pada plaza yang berdekatan dengan bangunan SD Ruang terbuka yang cukup luas dikembangkan menjadi sarana pendukung aktivitas sekolah Pemilihan dan peletakan tanaman disesuaikan dengan fungsi dan tujuan area yang direncanakan Perbaikan fisik ruang tebuka yang sudah kurang memadai Penataan vegetasi yang baik dan bervariasi dapat memberi kesan lembut serta mengurangi kesan monoton pada bangunan Pengadaan screen atau penghalang Pengadaan sumur dan lubang resapan di beberapa lokasi 64

82 65 Tabel 5 (Lanjutan) No Aspek 6 Hidrologi Sumber air; sumur artesis/air tanah dan air hujan 7 Topografi dan tanah Jenis tanah Latosol Merah, pernah dimanfaatkan sebagai lahan sawah Kontur seluruhnya sudah buatan manusia (manmade) 8 Iklim (nilai rata-rata) - Curah hujan 381,3 mm/bulan - Kelembaban 83,9% - Suhu udara 25,8 o C - Lama penyinaran matahari 58,2% - Kecepatan angin 2,3 knot - THI: 25,45 Analisis Sintesis Potensi Kendala Pemanfaatan Pemecahan Kondisi air tanah baik, tidak brebau dan tidak berwarna Tanah pada dasarnya relative subur dan sesuai baik untuk tanaman tahunan maupun musiman Topografi datar Lama penyinaran matahari cukup Angin lemah Suhu masih berada di dalam kisaran suhu yang nyaman THI dalam kisaran nyaman Agregat tanah bekas sawah sudah buruk dengan kemampuan mengikat air yang rendah. Bekas pupuk dan pestisida ditakutkan masih terkandung di dalam tanah Kelembaban berada diatas kisaran nyaman Daerah dengan banyak perkerasan/gersang menimbulkan kesan suhu yang lebih panas. Daerah yang dinaungi sangat kurang Air dimanfaatkan untuk keperluan mandi, cuci, kakus (MCK) dan untuk menyiram tanaman Topografi yang sudah relatif datar dengan lapangan olahraga dibuat lebih tinggi dari bagian lain membri kemudahan dalam proses perancangan Faktor iklim yang baik mendukung perencanaan dan pengadaan sarana serta fasilitas di dalam tapak Untuk penanaman, tanah perlu diberi tambahan bahan organik dan pupuk Sebaiknya vegetasi yang dipergunakan adalah vegetasi tahan kering Pengaturan antara penyiraman secara manual serta secara alami perlu diperhatikan Pemilihan material penyusun elemen keras sebaiknya yangtahan lama dan tahan dengan keadaan iklim pada tapak Penanaman pohon peneduh pada daerah dengan perkerasan 65

83 66 Tabel 5 (Lanjutan) No Aspek 9 Vegetasi dan satwa Vegetasi penghijauan Minimnya vegetasi di dalam tapak yang menimbulkan kesan suhu udara yang lebih tinggi mengurangi kenyamanan pengguna serta mengurangi minat siswa untuk melakukan kegiatan di luar ruang 10 Potensi Visual dan Akustik Terjadi pemusatan pandangan ke arah Plaza (TK) dan lapangan olahraga (SD dan SMP) Analisis Sintesis Potensi Kendala Pemanfaatan Pemecahan Pemandangan pemukiman penduduk di bagian Barat tapak kurang sedap dipandang Vegetasi yang sudah ada dan masih dalam keadaan baik akan dipertahankan keberadaannya Pemilihan dan penataan vegetasi yang sesuai dengan kebutuhan serta fungsi ruang dalam tapak Pemandangan yang kurang sedap akan dibuat menjadi semakin tidak signifikan dengan membuat vocal point yang menarik di area terbuka dekat lapangan olahraga 66

84 67 Tabel 6. Analisis dan Sintesis Aspek Sosial dan Ekonomi Tapak No A 1 Aspek Aspek Sosial Hasil kuisioner Analisis Sintesis Potensi Kendala Pemanfaatan Pemecahan Dapat mengetahui pendapat dan keinginan responden terhadap lanskap SIT Ummul Quro, yaitu: - Tapak panas, tidak nyaman - Perlu adanya sarana untuk bersosialisasi (berdiskusi, dll) - Ruang terbuka dengan lebih banyak tanaman dalam penataan yang organik lebih diinginkan Saran dan keinginan responden menjadi masukan dalam merencanakan dan merancang kembali lanskap SIT Ummul Quro, terutama dalam hal; - pemilihan dan penataan vegetasi - pengadaan sarana untuk bersosialisasi seperti plaza/taman sekolah 2 Hasil pengajuan rancangan Dapat mengetahui pendapat pihak Yayasan serta perwakilan orangtua/wali murid akan hasil rancangan awal Saran dan kritik dari pihak yang terkait menjadi bahan masukan untuk perbaikan rancangan 67

85 68 Tabel 6 (Lanjutan) No B Aspek Aspek Ekonomi Sumber dana utama dari Yayasan dan sumbangan orang tua murid Analisis Sintesis Potensi Kendala Pemanfaatan Pemecahan Sumber dana sudah jelas dan relatif stabil Dana yang tersedia tidak memungkinkan untuk pelaksanaan pembangunan yang besar-besaran maupun pemeliharaan yang terlampau intensif Dana yang tersedia digunakan untuk pelaksanaan perancangan 68

86 Dinamika Gerak dan aktivitas pengguna dalam tapak belum diatur secara jelas oleh jalur sirkulasi maupun oleh pola perkerasan. Pengalihgunaan ruang sirkulasi menjadi arena untuk bermain futsal merupakan salah satu akibatnya. Banyaknya siswa yang berkumpul di koridor pada waktu istirahat disebabkan karena kurangnya naungan di area terbuka. Koridor beralih fungsi sebagai area untuk beristirahat dan berdiskusi. Pemilihan dan penataan perkerasan yang sesuai dengan fungsi area dapat membatasi penggunaan, dan untuk segi kenyamanan perlu disediakan lebih banyak naungan agar pengalihgunaan ruang dapat dihindari. 5.5 Program Ruang Program ruang merupakan rencana-rencana yang akan dikembangkan dalam SIT Ummul Quro. Program ruang yang dimaksud adalah sebagai berikut: Keseluruhan tapak dikelompokan menjadi sebuah ruang religiri. Ruang religi yang dimaksud disini merupakan ruang yang berfungsi baik untuk mendukung berbagai kegiatan keagamaan juga sebagai areal pendidikan agama baik secara akademik maupun non akademik. Ruang ini mencakup keseluruhan tapak SIT Ummul Quro, baik ruang terbuka maupun area terbangunnya. Fungsi dan tujuan ruang religi ini dapat dicapai melalui pengaturan ruang-ruang di dalamnya. 1. Ruang Akademik Ruang akademik adalah tempat berlangsungnya semua proses pendidikan formal dan administrasinya. Dalam ruang ini terdapat gedung sekolah TK, SMP, dan SD yang sekaligus sebagai gedung administrasi. Suasana yang diciptakan di dalam ruang ini adalah suasana yang teduh, tenang, dan segar agar proses belajar-mengajar dapat berlangsung dengan baik. 2. Ruang Kegiatan Non Akademik Dalam ruang ini, pengguna dapat melakukan kegiatan-kegiatan sosial, budaya, keagamaan, dan olahraga. Ruang kegiatan non akademik dibagi lagi menjadi dua tipe ruang; aktif dan pasif.

87 70 a. Ruang aktif Dalam ruang ini terdapat lapangan olahraga/lapangan upacara, childreen playground, serta plaza yang dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan rekreasi aktif. b. Ruang Pasif Dalam ruang ini terdapat mesjid, gazebo, kantin, parkir, dan area taman sekolah. Pada saat-saat tertentu ruang non akademik ini dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menunjang kegiatan akademik seperti praktikum dan ujian. 3. Sirkulasi Ruang ini merupakan jalur-jalur pencapaian antar ruang dalam tapak yang meliputi sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan. 5.6 Hubungan Antar Ruang Untuk menghasilkan tata ruang yang harmonis maka hubungan atau interaksi antar ruang maupun fasilitas di dalam tapak perlu diperhatikan. Hubungan tersebut dibagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu: erat, kurang erat, dan tidak erat (gambar 39 dan 40). Gambar 38. Hubungan Antar Ruang Sirkulasi berhubungan erat dengan semua ruang lainnya karena sirkulasi merupakan sarana penghubung ruang-ruang tersebut. Ruang akademik membutuhkan hubungan yang kurang erat dengan ruang non akademik aktif maupun pasif. Keadaan tersebut perlu diciptakan karena walaupun aktivitas dalam ruang kegiatan non akademik dapat menunjang aktivitas dala ruang akademis,

88 71 tetapi tata ruangnya perlu diperhatikan agar nantinya tidak menjadi gangguan dalam ruang akademik itu sendiri. Gambar 39. Hubungan Antar Fasilitas Sirkulasi berhubungan erat dengan semua fasilitas di dalam tapak karena sirkulasi merupakan sarana penghubung semua fasilitas tersebut. Bangunan sekolah dengan Mesjid juga berhubungan erat karena fokus utama pendidikan di SIT Ummul Quro selain akademik adalah pendidikan agama. Bangunan Sekolah memiliki hubungan yang kurang erat dengan lapangan olahraga/childreen playground, begitu juga lapangan olahraga/childreen playground dengan kantin/dapur, dan kantin/dapur dengan area parkir. Hubungan yang kurang erat perlu diciptakan karena walaupun fasilitas-fasilitas tersebut memiliki fungsi yang saling mendukung, namun tata ruangnya perlu diperhatikan agar tidak terjadinya gangguan pada saat aktivitas di fasilitas-falisitas tersebut sedang tinggi. Bangunan mesjid dan area parkir juga memiliki hubungan yang kurang erat. Hubungan tersebut perlu diciptakan karena pengguna Mesjid tidak bersifat eksklusif hanya kepada siswa dan karyawan SIT Ummul Quro. Hubungan yang tidak erat perlu diciptakan antara bangunan sekolah dengan kantin/dapur karena jika kedua fasilitas tersebut berhubungan erat maka konsentrasi siswa pada saat berlangsungnya proses belajar-mengajar akan terganggu. Bangunan sekolah dan lapangan olahraga/childreen playground juga tidak perlu dihubungkan secara erat dengan area perkir. Hal ini disebabkan oleh danger hazard serta kebisingan yang timbul karena penggunaan area parkir

89 72 ditakutkan akan mengurangi kenyamanan di bangunan sekolah dan lapangan. Mesjid juga tidak memiliki hubungan yang erat dengan lapangan olahraga dan kantin/dapur karena fungsi area yang berbeda dan tidak saling menunjang. 5.7 Alokasi Penggunaan Ruang Alokasi penggunaan ruang menguraikan mengenai fungsi, aktivitas, dan fasilitas di dalam ruang-ruang yang akan dikembangkan dalam perancangan. Alokasi penggunaan ruang dalam tapak direncanakan berdasarkan analisis tapak SIT Ummul Quro. Penataan ruang di dalam tapak tetap dipertahankan karena adanya keterbatasan lahan. Selain itu, tata ruang di dalam tapak juga dinilai sudah cukup baik. Tabel 6. Alokasi Penggunaan Ruang Fungsi Aktivitas Fasilitas Ruang Akademik Ruang non Akademik - Ruang aktif - Ruang Pasif Ruang Sirkulasi - Prose belajar mengajar, membaca - Praktikum - Upacara - Berolahraga - Bermain - Duduk-duduk, beristirahat, bersantai, berdiskusi - Makan, minum - Beribadah - Berkendaraan dan berjalan kaki - Gedung sekolah & perpustakaan - Nursery - Lapangan upacara/olahraga - Children Playground - Plaza - Taman sekolah (plaza, area penghijauan, gazebo, tempat duduk - Kantin & dapur umum - Mesjid - Jalur untuk kendaraan dan pejalan kaki - Area Parkir Penggunaan Ruang Luas (m 2 ) % Parkir Ruang Penghijauan penyangga Total

90 Bab VI KONSEP Konsep taman Islam berusaha menciptakan suatu taman yang dapat dinikmati secara optimal oleh kelima indera. Pada akhirnya, diharapkan konsep ini dapat memberikan pengaruh yang baik pada jiwa manusia. Secara umum, taman yang dibuat sebagai implementasi dari surga di dunia akan memiliki bentuk yang beragam, sesuai dengan selera dan kondisi alam setempat. Oleh karena itu, sifat dari taman Islam tidak kaku terhadap suatu pola tertentu. Taman Islam adalah taman yang bebas mengikuti selera pemiliknya dengan tidak mengabaikan faktor keindahan dan keharmonisan (Lidiawati, 2000). 6.1 Karakteristik Khusus Taman Islam Ciri atau karakteristik khusus taman Islam yang akan dimunculkan di dalam tapak ini adalah sebagai berikut: 1. Elemen air Elemen air merupakan elemen yang cukup krusial dalam taman islami. Elemen ini sering kali ditampilkan dalam bentuk kanal-kanal yang lurus (biasanya berjumlah empat buah) dan berpotongan di satu atau beberapa titik. Tampilan seperti yang telah disebutkan sulit untuk diterapkan di dalam tapak ini. Ruang terbuka yang sudah ada masih terlampau kecil jika dibandingkan dengan jumlah penggunanya sehingga ruang terbuka yang sudah ada tidak dapat diubah menjadi kanal/sungai buatan. Selain itu, maslah sumber air juga merupakan kendala yang menghalangi penerapan ciri ini. Elemen air di dalam tapak ini dimunculkan melalui penggunaan kolam dan air terjun mini yang ditempatkan di dua lokasi berbeda. Kedua kolam ini memanfaatkan air hujan yang turun di tapak. Pada saat musim penghujan air hujan akan ditampung di bak penampung untuk kemudian digerakan kembali pada musim kemarau dengan mengguankan pompa dengan biofilter. Jika air tersebut pada musim kemarau sudah sangat berkurang ataupun kotor maka air dapat diganti dengan menggunakan sumber air

91 74 yang paling dekat. Air yang tidak dapat ditampung akan dialirkan ke sumur serapan yang dibuat di dekat kolam-kolam tersebut. Keberadaan elemen air di tapak ini akan memberikan efek dinamis pada taman melalui bunyi air yang lembut. Selain itu, elemen air ini juga akan berfungsi sebagai elemen dekoratif yang memberikan keindahan dan kesejukan ke dalam tapak ini. Untuk segi pendidikan kolam ini juga dapat dimanfaatkan utnuk menerangkan konsep siklus air serta untuk menerangkan proses perubahan suhu karena keberadaan badan air. 2. Pembagian ruang Pada umumnya pembagian ruang dalam taman islami adalah pembagian ruang yang geometrik dan simetris. Pada pengembangannya, pembagian ruang pada sekolah Islam dibuat terpusat pada suatu halaman berbentuk persegi atau terletak pada lahan berbentuk persegi. Penataan bangunan pada sekolah-sekolah Islam biasanya diatur agar mengarah ke kiblat atau mengarah pada satu titik. Hal yang sedemikian sulit untuk diterapkan di tapak ini karena terbentur pada masalah luasan tapak, kondisi bangunan eksisting dan pembagian ruang dengan fungsi yang sudah tidak dapat dirubah. Oleh karena itu, pembagian ruang yang diterapkan di dalam tapak ini adalah pembagian ruang yang asimetris mengikuti keadaan eksisting. Walau ruang-ruang di dalam tapak ditata tidak secara simetris namun orientasi pengguna terhadap arah tetap dibuat semudah. Aksis yang terbentuk karena penataan bangunan akan dipertegas dengan memberikan planter box. Kemudahan orientasi akan arah kiblat akan diterapkan melalui penggunaan perkerasan dengan pola yang teratur. Perkerasan akan dibuat dengan pola sesuai dengan arah mata angin, terutama ke arah Barat dan Timur. Pemisahan antara siswa perempuan dan laki-laki yang telah diterapkan di dalam kelas sulit untuk dilakukan di luar kelas. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan ruang yang tidak seimbang dengan jumlah siswa SIT Ummul Quro. Pemisahan kegiatan dalam tapak dapat disiasati dengan pengaturan waktu istirahat yang dibuat berbeda ataupun dengan pengadaan aktivitas pada waktu yang berbeda untuk murid perempuan dan murid laki-laki.

92 75 3. Pemberian pilihan atau alternatif Hal ini dimanifestasikan di dalam taman dengan meyediakan keragaman elemen-elemen taman. Berbagai fasilitas dalam tapak seperti bangku taman dan jalur sirkulasi juga akan dibuat sedemikian rupa sehingga pilihan penggunaan oleh pengguna tidak akan terbatas hanya satu. Ruangruang dalam tapak tidak ditujukan untuk mengakomdir hanya satu tipe kegiatan saja. Ruang untuk melakukan berbagai aktivitas rekreasi aktif maupun pasif disediakan di dalam tapak sehingga siswa dapat memilih kegiatan yang ingin mereka lakukan. 4. Warna dan aroma Warna dan aroma dimunculkan di dalam taman melalui penggunaan vegetasi berdaun indah serta tanaman berbunga indah yang dapat menimbulkan aroma menyenangkan. Peletakan elemen dengan warna dan aroma yang indah akan diatur sedemikian rupa sehingga elemen yang ingin ditonjolkan tidak akan saling mengganggu dan mengurangi kenyamanan pengguna. Vegetasi-vegetasi yang digunakan di dalam taman islami seringkali ditanam di dalam bedding atau pot. Bentukan yang sering ditemui adalah bentuk-bentuk geometrik. Penerapan kombinasi warna dan aroma di tapak ini didominasi oleh penanaman semak rendah berbunga 5. Teduh Kelompok pohon peneduh ditanam di beberapa lokasi untuk memberikan naungan yang bersifat fisik dan psikis sehingga tercipta suatu kenyamanan bagi pengguna tapak. Ruang yang tercipta di bawah naungan yang disediakan akan dapat tetap digunakan untuk kegiatan rekreasi aktif maupun pasif. Tanaman peneduh yang akan digunakan di area parkir sengaja dipilih tanaman yang tidak menghasilkan buah agar tidak terjadi potensi konflik di lokasi ini. 6. Vegetasi produksi Adanya vegetasi produksi di dalam tapak menunjukan sifat keterbukaan karena hasil dari tanaman tersebut dapat dinikmati oleh semua orang. Vegetasi yang akan digunakan di dalam tapak ini adalah vegetasi yang

93 76 meliputi tanaman buah-buahan dan tanaman obat yang sesuai dengan iklim mikro di tapak ini. Pemilihan vegetasi dilakukan dengan memperhatikan tingkat kenyamanan serta keamanan pengguna setelah vegetasi yang dipilih berbuah. Tanaman dengan buah yang besar, keras dan berduri seperti Nangka dan Durian tidak akan digunakan karena dapat mengancam keselamatan pengguna. 7. Keterbukaan Pengguna tapak dapat memasuki taman/ruang terbuka di dalam tapak dari berbagai arah. Taman tidak akan diberi penghalang masif yang dapat mengurangi akses dari ruangan yang bersebelahan. Walau begitu, penghalang maya yang dapat mengarahkan pandangan tetap perlu diberikan agar aktivitas di setiap ruang tidak akan terganggu. 8. Keamanan Elemen yang berbahaya bagi pengguna tapak perlu dihindari. Untuk memenuhi ciri tersebut maka vegetasi yang dipilih adalah vegetasi yang tidak mudah tumbang/patah, tidak menghasilkan buah yang besar dan keras, tidak berduri, dan tidak bergetah/beracun. 9. Menjunjung sifat kepatutan Pemisahan antara laki-laki dan perempuan perlu diterapkan sejak usia dini untuk membiasakan para siswa akan adanya konsep hijab dalam Islam. Keterbatasan luasan lahan serta kecilnya daya dukung tapak menyulitkan penerapan hal tersebut. Karena hal tersebut maka sifat kepatutan pengguna tapak dapat diarahkan dengan tidak menyediakan ruang tersembunyi serta dengan menyediakan elemen-elemen yang dapat mendorong pengguna untuk berbuat sesuai aturan serta norma yang berlaku. Vegetasi yang digunakan diusahakan memiliki sifat tembus pandang untuk mempermudah pengawasan terhadap sesama. 6.2 Konsep Tata Ruang Keharmonisan dalam penataan ruang dapat dicapai dengan memperhatikan interaksi antar ruang, baik interaksi yang intensif, semi, maupun non intensif. Setelah itu, perlu dilakukan pengaturan ruang berdasarkan tingkat keeratan hubungan. Ruang-ruang yang memiliki hubungan yang erat sebaiknya diletakan

94 77 berdekatan. Ruang yang tidak memiliki hubungan yang erat sebaiknya diletakan berjauhan agar aktivitas dalam ruang tidak saling menggangu. Tujuan pendirian SIT Umul Quro adalah untuk memberikan pendidikan dengan menekankan pada pendidikan agama. Untuk mendukung tujuan tersebut maka ruang yang dikembangkan secara umum dapat dikelompokan sebagai ruang religi. Ruang religi ini mencakup ruang akademik, ruang non akademik dan ruang sirkulasi. 1. Ruang Akademik Ruang akademik merupakan fungsi yang paling menonjol di dalam tapak. Ruang ini diperuntukan untuk kegiatan-kegiatan akademik seperti kegiatan belajar-mengajar, praktikum, kepustakaan, perkantoran, dan administrasi. Fasilitas yang tersedia pada ruang ini adalah ruang kelas, kantor pengelola, perpustakaan, dan outdoor lab. Fasilitas-fasilitas utama pada ruang ini telah ada pada kondisi awal tapak dan tidak direncanakan perubahan selain penataan kembali halaman di sekitarnya. Suasana yang diharapkan pada ruang akademik ini adalah suasana formal, tenang, nyaman, dan segar. 2. Ruang non Akademik Ruang kegiatan non akademik adalah ruang yang diperuntukan bagi kegiatankegiatan non akademik terlepas dari kegiatan pendidikan formal. Kegiatan yang dapat dilakukan di dalam ruang ini adalah kegiatan seperti diskusi, duduk, makan, minum, upacara, olahraga, beribadah, kegiatan sirkulasi, kegiatan organisasi intra sekolah, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Ruang kegiatan non akademik ini terbagi atas dua tipe ruang; aktif dan pasif, berdasarkan kegiatan yang terdapat di dalamnya, yaitu: 1. Ruang aktif Dalam ruang ini terdapat lapangan olahraga/lapangan upacara, children playground, serta plaza yang dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya rekreatif. a. Ruang olahraga/lapangan upacara Ruang ini terletak di bagian barat, membentang dari barat laut hingga tenggara tapak, dikelilingi oleh gedung SD dan SMP. Batas ruang yang terdiri dari lapangan basket dan voli ini ditandai dengan buffer untuk

95 78 menghalangi pandangan siswa dari dalam kelas. Penghalang sengaja dibuat agar kegiatan yang sedang dilakukan di ruang ini tidak akan mengganggu fungsi dari ruang yang lain. Selain itu, penghalang juga akan mengurangi danger hazards yang dapat muncul karena penggunaan ruang olahraga. b. Children Playground Ruang yang terdapat di bagian timur bangunan TK ini dapat digunakan oleh siswa TK untuk melakukan rekreasi aktif sesuai dengan nalurinya. Pengaturan mainan di lokasi ini tidak dirubah dari keadaannya semula. Perubahan yang dilakukan adalah penambahan Planter box, kolam sebagai vokalpoint, serta penanaman tanaman rambat (Passiflora sp.) pada pagar eksisting. Gambar 40. Konsep Penataan Ruang c. Plaza Ruang yang terdapat di bagian barat bangunan SD ini ditujukan sebagai ruang untuk melakukan rekreasi aktif. Walau begitu, namun kegiatan yang dimaksudkan bukanlah kegiatan olahraga yang menggunakan bola seperti yang selama ini dilakukan oleh siswa. Perkerasan dengan list rumput gajah mini diharapkan dapat mengurangi kenyamanan siswa dalam bermain bola sehingga pada akhirnya kegiatan tersebut di ruang ini akan berhenti sama sekali.

96 79 2. Ruang Pasif Dalam ruang ini terdapat mesjid, gazebo, kantin, parkir, dan area taman sekolah. Pada saat-saat tertentu ruang non akademik ini dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menunjang kegiatan akademik seperti praktikum dan ujian. a. Ruang rekreasi pasif (taman sekolah dan kantin) Ruang ini berfungsi sebagai ruang terbuka hijau dimana pengguna tapak dapat beristirahat, melepas lelah, dan menghirup udara segar. Selain itu, ruang ini juga berfungsi sebagai identitas sekolah. Ruang ini diletakan di dalam tapak pada dua lokasi. Lokasi pertama terletak di barat tapak dimana terdapat landmark tapak berupa tiang bendera yang dikelilingi kolam berukuran sedang dengan air terjun buatan yang minimalis. Ruang tersebut dilengkapi dengan plaza, area penghijauan, gazebo, serta tempat duduk. Lokasi kedua terdapat di sebelah timur dari gedung sekolah TK dengan fasilitas berupa kantin, tempat perkir, serta area penghijauan. Lokasi lainnya terletak di timur tapak dengan fasilitas area penghijauan dan tempat parkir. Aktivitas di ruang-ruang tersebut merupakan aktivitas rekreasi yang pasif. b. Ruang Peribadatan Ruang yang terdapat di bagian timur tapak ini dapat digunakan untuk berbagai kegiatan peribadatan. Fasilitas yang terdapat di dalam ruang ini adalah mesjid yang dikelilingi oleh plaza dengan teduhan pohon. Ruang ini bersinggungan secara langsung dengan ruang sirkulasi dan area parkir. 3. Ruang Sirkulasi/Parkir Kendaraan Ruang sirkulasi berfungsi sebagai area yang menghubungkan setiap ruang dan fasilitas yang ada di dalam tapak ini. Ruang ini terdiri atas sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pejalan kaki. Aktivitas yang terdapat di dalam ruang ini adalah aktivitas aktif dengan intensitas penggunaan yang intensif hingga kurang intensif.

97 80 4. Ruang Penyangga Ruang Penyangga merupakan ruang terbuka hijau yang berfungsi untuk melindungi aktivitas maupun fasilitas yang ada di dalam tapak dari gangguan dari luar tapak. Ruang penyangga tidak ditujukan untuk menampung kegiatan apapun sehingga vegetasi di daerah ini sengaja ditanam dengan rapat. Vegetasi di ruang penyangga lebih bersifat fungsional dengan didominasi oleh vegetasi jenis pohon yang tidak memerlukan perawatan intensif. 6.3 Konsep Sirkulasi Konsep sirkulasi yang direncanakan pada umumnya tetap mengacu pada sirkluasi yang sudah ada. Tidak adanya perubahan yang berarti pada pola sirkulasi di dalam tapak ini disebabkan oleh terbatasnya lahan serta tata letak bangunan yang sudah stabil dan tidak dapat dirubah kembali. Gambar 41. Lokasi Pintu-pintu Akses ke Dalam Maupun ke Luar Tapak Akses ke dalam kompleks SIT Ummul Quro sedikit dirubah. Jika pada awalnya akses utama ke dalam SIT Ummul Quro pada saat penggunaan tapak rendah adalah melalui pintu A (gambar 42) maka pada pengembangannya disusulkan untuk merubah akses utama melalui pintu B. Dengan ini diharapkan kondisi blind spot pengendara dapat dikurangi. Secara umum jalur sirkulasi dalam tapak dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

98 81 1. Sirkulasi kendaraan Yaitu jalur sirkulasi dengan fungsi utama sebagai jalur kendaraan bermotor, baik mobil maupun sepeda motor. Sirkulasi kendaraan dibedakan kembali menjadi dua tipe; a. sirkulasi pada saat penggunaan tapak tinggi Pada saat penggunaan tapak tinggi pengguna yang membawa kendaraan bermotor masuk melalui pintu C dan keluar melalui pintu A. Area parkir yang digunakan hanya area parkir mobil di sebelah selatan tapak, di sebelah timur Mesjid dan area parkir motor di sebelah barat kantin. b. sirkulasi pada saat penggunaan tapak rendah Pada saat penggunaan tapak rendah pengguna yang membawa kendaraan bermotor masuk melalui pintu B dan keluar melalui pintu A. Area parkir yang digunakan hanya area parkir mobil di sebelah timur Mesjid dan area parkir motor di sebelah barat kantin. Perbedaan dari kedua tipe sirkulasi tersebut terletak pada letak akses utama ke dalam tapak. Gambar 42. Ilustrasi Jalur Pedesrtrian 2. Sirkulasi pejalan kaki Jalur sirkulasi ini adalah jalur yang diperuntukan bagi pejalan kaki, baik yang menghubungkan gedung-gedung SIT Ummul Quro maupun yang menghubungkan ruang-ruang dalam tapak. Sirkulasi pejalan kaki dibagi menjadi dua tipe;

99 82 a. sirkulasi yang diarahkan. Sirkulasi ini menggunakan jalan setapak untuk menghubungkan area tempat parkir dengan bangunan-bangunan yang terdekat. Sirkulasi pejalan kaki yang berdekatan dengan jalur sirkulasi kendaraan hanya dipisahkan deengan menggunakan perkerasan dengan warna yang berbeda. Pembagian ruang untuk sirkulasi pejalan kaki (pedestrian) dan kendaraan adalah seperti pada ilustrasi di gambar 42. b. sirkulasi terbuka. Menghubungkan antara bangunan SD, SMP, Kantin, dan lapangan olahraga. Pergerakan pengguna tapak diarahkan secara tersamar dengan penggunaan perkerasan dengan pola yang terarah. 6.4 Konsep Tata Hijau Vegetasi merupakan salah satu elemen penting dalam prencanaan dan perancangan lanskap. Penggunaan vegetasi dalam tapak dapat memberikan keseimbangan alam serta menjaga kelestarian lingkungan. Pemilihan jenis vegetasi dan peletakannya harus disesuaikan dengan tujuan perencanaan dan fungsi dari tanaman itu sendiri. Selain itu, tanaman yang dipilih juga harus memenuhi karakteristik taman Islam dimana tanaman yang digunakan tidak boleh berpotensi membahayakan pengguna tapak. Sebaiknya tanaman yang dipilih adalah tanaman yang memiliki warna-warna yang indah, bermanfaat (seperti tanaman produksi), berbau harum, dan dapat memberi keteduhan pada tapak. 1. Tata hijau estetis Vegetasi ditata untuk memberikan nilai keindahan pada tapak. Penataan seperti ini diletakan pada ruang di sekitar bangunan mesjid dan gazebo. Tanaman yang digunakan dari jenis pohon pendek, perdu, hingga penutup tanah dengan bunga, daun, batang, atau bentuk keseluruhan yang indah. 2. Tata hijau pencipta iklim mikro Penataan ini ditujukan terutama untuk mengurangi radiasi sinar matahari langsung sehingga dapat menurunkan suhu dan membuat suasana sekitarnya menjadi nyaman. Fungsi lainnya adalah untuk mengurangi pantulan sinar matahari dari bangunan dan perkerasan. Tata hijau ini akan

100 83 diletakan di sekitar bangunan dan area rekreasi yang membutuhkan keteduhan dan kenyamanan. 3. Tata hijau penyangga Tata hijau ini berfungsi untuk melindungi aktivitas maupun fasilitas yang ada di dalam tapak dari gangguan. Gangguan yang umum terjadi adalah gangguan karena aktivitas di luar ruang/tapak yang menimbulkan kebisingan, gangguan karena adanya pemandangan yang kurang baik, serta gangguan keamanan. Untuk mengatasi masalah tesebut dapat digunakan vegetasi yang berfungsi sebagai pembatas ruang, pembatas pandangan yang kurang baik (screening/visual barier) atau pembingkai pemandangan indah, sekaligus pemikat satwa, terutama burung. Tata hijau ini tersebar di seluruh tapak. 6.5 Konsep Utilitas Sistem utilitas yang terdapat di dalam tapak terdiri dari jaringan listrik, telepon, pemadam kebakaran, serta saluran air bersih dan air kotor. Beberapa utilitas ditempatkan sesuai kondisi awal dan sebagian lainnya ditata kembali sesuai dengan pengembangan tapak. Penataan sistem utilitas diarahkan agar dapat memanfaatkan jaringan yang ada di sekitar tapak, mudah dipelihara, tidak mengganggu jaringan utilitas lainnya, tidak mengurangi potensi keindahan yang ada, dan aman bagi manusia. 6.6 Konsep Fasilitas Setiap ruang yang direncanakan akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk mendukung kegiatan di dalamnya. Penyediaan fasilitas pendukung tersebut direncanakan dengan mempertimbangkan tata letak, fungsi, dan nilai estetikanya. Fasilitas tempat duduk dan tempat sampah banyak disediakan di ruang non akademis, terutama di ruang rekreasi/taman sekolah. Fasilitas ini direncanakan dengan tampilan yang sederhana. Garis horizontal pada fasilitas ini akan lebih dominan sehingga fasilitas tersebut akan terkesan lebih menyatu dengan alam. Kantin dan dapur umum direncanakan di ruang rekreasi di samping barat bangunan TK seperti pada keadaan awal. Fasilitas ini diperuntukan bagi siswa/staff SIT Ummul Quro.

101 84 Fasilitas olahraga yang direncanakan adalah lapangan basket dan lapangan voli. Kedua lapangan tersebut juga dapat diubah menjadi lapangan futsal dengan menggunakan gawang yang disediakan. Ruang olahraga ini juga dilengkapi dengan fasilitas tempat duduk/bangku taman dengan teduhan pohon. Lapangan olahraga di tapak ini juga memiliki fungsi sebagai lapangan upacara. Tempat parkir merupakan fasilitas yang penting untuk disediakan di dalam tapak. Tempat parkir ini dibedakan berdasarkan tipe kendaraan bermotor yang digunakan. 1. Tempat parkir mobil Tempat parkir ini diletakan pada bagian muka tapak (sebelah barat) dan berhubungan langsung dengan gerbang-gerbang utama. Fasilitas ini akan dilengkapi dengan vegetasi-vegetasi yang berfungsi sebagai peneduh dan pembatas. 2. Tempat parkir motor Tempat parkir ini diletakan di bagian tengah tapak, di sebelah barat bangunan TK. Lokasi ini bersisian langsung dengan kantin sehingga pembatas merupakan elemen yang penting. Selain pembatas, fasiilitas ini juga akan dilengkapi dengan vegetasi peneduh.

102 Bab VII PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 7.1 Rencana Fasilitas Tapak Tempat Parkir Fasilitas tempat parkir dibedakan menjadi dua tipe sesuai tipe kendaraan yang akan diparkir. Kedua tempat parkir itu akan diletakan di dua lokasi yang berbeda. Pembagian tempat parkir tersebut dapat dilihat pada table 7. Kebutuhan minimum untuk akses menuju tempat parkir adalah 5,4 m untuk dua kendaraan (Harris dan Dines, 1998). Kebutuhan ruang parkir untuk satu mobil ukuran standar adalah sepanjang 6 m dengan lebar 2,4 3 m (Chiara dan Koppelman, 1978). Tabel 7. Pembagian Tempat Parkir Tempat Lokasi parkir Mobil I Timur dan selatan bangunan Mesjid Mobil II Motor Luas Daya (m 2 ) Tampung Tipe Parkir Tegak lurus/90 o paralel Tenggara tapak Tegak lurus/90 o paralel Barat bangunan kantin Tegak lurus/90 o Keterangan Paling mudah dicapai, digunakan saat ramai maupun sepi. Untuk karyawan, pengajar, dan penjemput/orang tua siswa. Hanya digunakan jika tempat parkir I sudah tidak mampu menampung volume kendaraan yang datang. Dapat digunakan oleh karyawan, pengajar, dan penjemput/orang tua siswa. Bahan perkerasan untuk area parkir di luar ruangan dipilih dengan mempertimbangkan kekuatan bahan, kelicinan bahan, kemudahan pemeliharaan, serta harga bahan. Perkerasan dari bahan concrete block memiliki keuntungan berupa pemasangan yang mudah, penggunaan sepanjang tahun, pemeliharaan yang mudah, permukaan yang tidak licin, serta tahan lama. Selain itu, bahan ini

103 86 juga dapat menyerap panas, berpori, serta tersedia dalam beberapa pola, warna, dan tekstur yang menarik (Haris dan Dines, 1998). Berdasarkan pertimbangan tersebut maka perkerasan area parkir di dalam tapak ini tetap menggunakan concrete block. Bahan perkerasan yang digunakan di area parkir motor adalah kombinasi antara concrete block dengan rumput sebagai penanda wilayah parkir tiap motor. Pada area yang akan menerima beban dari motor concrete block dipasang rapat, hanya diikat oleh pasir. Untuk memisahkan area dari setiap motor maka akan diberi lis berupa rumput gajah. Concrete Block Rumput Gajah Gambar 43. Pola Perkerasan di Area Parkir Motor Lapangan Upacara Lokasi dan luas lapangan upacara tidak mengalami perubahan, yaitu di bagian barat tapak, dikelilingi oleh bangunan SD, SMP, dan Kantin. Perubahan direncanakan pada desainnya yang disesuaikan dengan desain tapak keseluruhan. Permukaan perkerasan lapangan menggunakan beton cor dan area sekitarnya menggunakan stepping stone dengan list berupa rumput gajah mini. Bahan untuk perkerasan dipilih dengan mempertimbangkan keefisienan, kekuatan, serta kenyamanan pengguna. Perkerasan diatur dalam pola yang membenang dari arah Barat-Timur dalam bentukan yang geometris. Pola perkerasan seperti ini dipilih untuk memudahkan orientasi ke arah kiblat. Bentukan Geometrik dipilih karena pola seperti ini menimbulkan kesan formal. Diharapkan kesan formal seperti ini dapat membantu menciptakan kebiasaan yang teratur juga pada siswasiswi SMP.

104 87 Gambar 44. Site Plan SIT Ummul Quro

105 Tempat Duduk dan Tempat Sampah Ukuran tempat duduk yang nyaman untuk satu orang adalah dengan tinggi duduk antara cm, lebar duduk antara cm dan panjang dudukan 60 cm, ada sandaran belakang dan sandaran tangan (Harrie dan Dines, 1978). Bentuk bangku taman yang digunakan pada tapak ini adalah bangku taman tanpa sandaran. Bentuk tersebut dipilih agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna dengan lebih fleksibel. Pada ruang terbuka sebelah barat bangunan SD dan pada Children Playground, bak tanaman juga berfungsi sekaligus sebagai bangku taman. Lokasi, jenis/bahan, dan jumlah fasilitas dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Tabel Jenis Furnitur Tapak, Deskripsi, Lokasi, Jumlah, dan Bahan di Dalam Tapak Tipe Deskripsi Lokasi Jumlah Bahan Planter Box tipe 1 Planter box yang digabung dengan tempat duduk dan pagar pembatas Volume 432 L Plaza sebelah Barat bangunan SD 10 Beton Pipa Besi diameter 4 cm Wiremesh Planter box tipe 2 Planter box tipe 3 Bangku taman tipe 1 Bangku taman tipe 2 Tempat Sampah Planter box dari beton, volume 300 L Planter box yang digabung dengan pagar pembatas pendek. Volume 432 L Tempat duduk tanpa sandaran Tinggi 45cm, lebar dudukan 45 cm, panjang 2 m, bentuk geometrik. Wall mounted seating, dibuat menyatu dengan struktur eksisting di bagian barat tapak. Tinggi 45 cm, lebar dudukan 45 cm, panjang 1,5 m. Tempat Sampah semi tertutup, dibedakan antara tempat untuk sampah kering dan sampah basah. Tinggi 80 cm, diameter 75 cm. Stationer Children Playground 4 Beton Parkir Motor 4 Beton Pipa Besi diameter 4 cm Plaza, bagian barat tapak dan tepi Timur lapangan olahraga Plaza bagian barat tapak Area parkir motor, dekat pintu SMP, dekat Gazebo 8 Beton bertulang, finishing weatherporoof 2 Bata susun, semen, dan finishing weatherproof 6 Fiberglass Tempat sampah diletakan pada lokasi-lokasi yang mudah terlihat, mudah dijangkau, dan berdekatan dengan tempat duduk dengan bentuk yang mudah

106 89 dikenali. Ukuran tempat sampah dibuat cukup besar untuk menampung sejumlah sampah, mudah dipelihara, berbahan kuat dan tahan terhadap cuaca maupun vandalisme. Tempat sampah yang digunakan adalah tipe semi tertutup untuk mencegah menyebarnya bau tidak sedap. Ukuran ideal untuk sebuah tempat sampah menurut Harris dan Dines (1988) adalah 91,5 cm (tinggi) dengan diameter maksimum 76 cm. 7.2 Rencana Sirkulasi Jalur Kendaraan Berdasarkan konsep sirkulasi, jalur sirkulasi di tapak berbeda untuk saat penggunaan tapak rendah dengan saat penggunaan tapak tinggi. Perbedaan tersebut dimaksudkan untuk mencegah konflik di akses utama tapak dan di jalur sirkulasi itu sendiri. Jalur sirkulasi di dalam SIT Ummul Quro direncanakan dan dirancang untuk satu alur kendaraan dan digabung dengan jalur pejalan kaki. Lebar badan jalan yang ditujukan untuk jalur sirkulasi adalah 3 meter. Jalur sirkulasi dipisahkan dari tempat parkir hanya dengan menggunakan garis pembatas dari cat putih. Hal tersebut dilakukan karena tapak yang tersedia tidak mencukupi untuk membuat median. Bahan yang digunakan sebagai perkerasan untuk jalur sirkulasi adalah concrete block. Bahan tersebut dipilih dengan mempertimbangkan efisiensi, pemeliharaan, tekstur bahan, sifat bahan, serta penampilan yang menarik dari warna dan teksturnya Jalur Pejalan Kaki Sirkulasi pejalan kaki terbagi menjadi sirkulasi yang terarah dan sirkulasi terbuka. Jalur sirkualsi yang terarah terbagi menjadi dua macam; jalur dengan atap dan jalur tanpa atap. Jalur tanpa atap mengarahkan pengguna dari pintu akses utama menuju area drop off. Jalur ini hanya dibedakan dari sekitarnya dengan menggunakan perkerasan dengan warna yang berbeda. Jalur dengan lebar hanya 1 meter ini dibuat rata dengan jalur sirkulasi kendaraan agar jalur tersebut dapat memenuhi kebutuhan tidak hanya pejalan kaki namun juga pengendara kendaraan dengan lebih fleksibel.

107 90 Jalur beratap berada tetap seperti kondisi awal tapak yang menghubungkan ruang-ruang akademik akademik dan pintu utama. Lebar dari jalur ini adalah sebesar 1,2 m dengan penutup berupa Plastik Kanopi berwarna biru. Bahan yang digunakan untuk kedua jalur sirkulasi tersebut adalah concrete block. 7.3 Rencana Utilitas Sistem utilitas di dalam tapak terdiri dari jaringan listrik, telepon, pemadam kebakaran, serta saluran air bersih dan air kotor. Sistem-sistem tersebut tetap menggunakan sistem pada kondisi awal, yaitu dengan menggunakan saluransaluran yang tersembunyi di dalam konstruksi bangunan yang ada. Sistem tersebut dipertahankan karena memiliki keuntungan dari segi keamanan dan kenyamanan. Gambar 45. Konstruksi Saluran Drainase (French Drain) Sistem yang dirubah adalah sistem pembuangan air yang berfungsi untuk mengalirkan air yang berasal dari hujan atau aliran permukaan yang berada di sekeliling bangunan, plaza, dan sepanjang jalur sirkulasi. Saluran yang melintasi lapangan upacara/olahraga dibuat semi terbuka seperti pada kondisi awal. Selain itu, penambahan saluran juga dilakukan untuk mengurangi masalah genangan yang kerap terjadi pada saat hujan deras. Saluran yang ditambahkan adalah saluran dengan sistem saluran French Drain. Saluran tipe ini merupakan saluran tipe semi terbuka. Pipa PVC yang dihubungkan dengan beberapa pipa berlubang sebagai lubang serapan diletakkan di suatu saluran terbuka dengan dasar tanah yang dilapisi pasir. Sebagai penutup saluran, digunakan lapisan tebal dari batu kerikil. Sistem yang digunakan pada saluran ini hampir serupa dengan sistem

108 91 sumur resapan. Penggunaan sistem drainase ini memberikan kesempatan bagi air untuk menyerap ke dalam tanah, bukan hanya disalurkan ke pembuangan seperti yang sekarang diterapkan di dalam tapak. 7.4 Rencana Tata Hijau Rencana Tata Hijau di dalam tapak dibuat berdasarkan konsep tata hijau yang terdiri dari tata hijau estetis, pencipta iklim mikro, dan penyangga. Jenis tanaman yang digunakan dalam perancangan ini dipilih berdasarkan klasifikasi fisik yang meliputi kegunaan tanaman dari segi estetis, arsitektural, teknik, tingkat keamanan, serta klasifikasi hortikultur yang meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pada dasarnya tanaman yang dipilih untuk tapak ini adalah tanaman yang dapat memenuhi karakteristik taman Islami seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Selain itu, tanaman yang akan digunakan di dalam tapak dipilih dengan memperhatikan sifat dan ciri khusus yang dapat membantu proses belajar-mengajar di dalam SIT Umul Quro Tata Hijau Estetis Vegetasi yang memiliki fungsi khusus estetis ditanam terutama di sekitar bangunan-bangunan sekolah, mesjid, dan plaza. Karakteristik tanaman yang digolongkan ke dalam tata hijau estetis adalah tanaman yang memiliki nilai keindahan khas pada bagian-bagian tanamannya seperti pada tajuk, bunga, daun, ataupun batang. Tanaman yang digunakan pada tata hijau estetis ini berupa pohon, perdu, semak, tanaman merambat, dan tanaman penutup tanah Tata Hijau Pencipta Iklim Mikro Tata hijau ini berfungsi terutama untuk mengurangi radiasi sinar matahari langsung dengan menggunakannya dalam proses fotosintesis. Penggunaan tata hijau ini dapat menurunkan suhu sehingga suasana menjadi lebih teduh dan nyaman. Tanaman yang digunakan harus dapat tumbuh dan berkembang pada daerah terbuka, tahan terhadap kekeringan, tidak mudah tumbang oleh angin, tahan terhadap hama dan penyakit, tajuknya dapat memberi keteduhan, serta tahan polutan. Tanaman yang dapat memperbaiki iklim mikro ini terutama direncanakan untuk daerah dengan perkerasan, yaitu pada daerah rekreasi/plaza, tempat parkir,

109 92 dan di sekitar bangunan. Vegetasi untuk area parkir adalah Tengguli (Casia fistula L.). Tabel 9. Jenis dan Jumlah Tanaman yang Digunakan Jenis Tanaman Nama Lokal (Nama Latin) Jumlah Pohon Bambu Jepang (Arundinaria pumila) Kersen (Muntingia calabura) Cempaka (Michelia champaca) Palem Botol (Mascarena lagenicaulis) 20 rumpun 5 pohon 6 pohon 24 Polybag Semak/Perdu & Tanaman Rambat Penutup Tanah Tanaman Air Alamanda (Allamanda cathartica) Air mata pengantin (Antigonon leptasus) Bayam Merah (Choleus x hybrid) Bunga Batavia (Jatropha pandurifolia) Browalia (Browalia) Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis) Keladi hias (Caladium bicolor) Crossandra (Crossandra ifundibuliformis) Markisa (Passilflora) Monstera (Monstera deliciosa) Nona Makan Sirih (Clorendendrum thomsoniae) Ophiopogon (Ophiopogon jaburan) Taiwan Beauty (Chupaea sp.) Sambang Darah (Iresine sp.) Seruni (Wedelia biflora) Teh-tehan (Durantha repens) Philodendron (Philodendron sp.) Peperomia (Peperomia magnoliaefolia) Puring (Codiaeum variegatum) Kangkung (Ipomea reptans) Rumput Manila (Zoysia matella) Rumput Gajah Mini Kacang-kacangan (Arachis pintoii) Melati Air (Echinodorus radicans) Apu-apu (Pistia stratiotes) 24 polybag 15 polybag 180 polybag 4 Polybag 30 polybag 2 polybag 10 polybag 35 polybag 20 polybag 5 polybag 15 Polybag 16 polybag 90 polybag 29 polybag 25 polybag 10 polybag 40 polybag 4 polybag 5 polybag 10 m 2 30 m 2 45 m 2 10 m 2 3 polybag 8 polybag Tata Hijau Untuk Pendidikan Proses belajar-mengajar di dalam suatu tapak sekolah sebaiknya dapat dilakukan di dalam maupun di luar ruang kelas. Demi mencapai tujuan tersebut maka vegetasi yang digunakan di dalam tapak adalah tanaman yang dapat memberikan kontribusi dalam proses tersebut. Vegetasi yang dimaksud antara lain adalah tanaman Hibiscus rosasinensis (Kembang sepatu) yang sering digunakan

110 93 untuk menerangkan organ reproduksi pada tanaman, brebagai tanaman rambat untuk menjelaskan mengenai pergerakan tanaman, beberapa jenis tanaman air, berbagai tanaman produksi, dan lain-lain Tata Hijau Penyangga Tata hijau ini berfungsi terutama untuk melindungi aktivitas maupun fasilitas yang ada di dalam tapak dari gangguan baik gangguan kebisingan maupun gangguan lainnya. Tanaman yang digunakan adalah tanaman pohon yang dapat berfungsi sebagai peneduh, screen, dan/atau barier. 7.5 Perancangan Welcome Area Area pertama yang dapat dimasuki oleh pengguna adalah welcome area. Area ini mencakup bangunan mesjid, area parkir, serta area drop off. Penataan ruang di dalam area ini tetap mengikuti penataan eksisting dengan diberi tambahan berupa taman-taman mungil di lahana-lahan yang tersisa serta pemberian vegetasi peneduh. Taman Mungil Pintu Masuk Area parkir Papan nama Area Drop off Pintu Masuk Gambar 46. Site Plan welcome Area Elemen utama dari taman islami yang dimunculkan di area ini salah satunya adalah elemen air yang dimunculkan pada papan nama sekolah. Dinding tempat

111 94 melekatnya papan nama tersebut adalah dinding yang dialiri air (dinding air) dengan menggunakan pompa kecil. Air ditampung di kolam kecil di bagian dasar dinding. Vegetasi peneduh yang digunakan di tapak ini adalah pohon Michelia campaca (Cempaka) yang berbunga harum. Tanaman berbuah tidak digunakan di area ini untuk menghindari konflik kepentingan. 7.6 Perancangan Children Playground Area ini terletak di sebelah timur bangunan TK. Tata letak mainan di playground ini dipertahankan karena keadaan eksisting tersebut tidak menimbullkan masalah yang berarti pada pengguna, bahkan pada saat penggunaan tertinggi. Perubahan direncanakan terhadap pola perkerasan area dan penambahan vegetasi. Perkerasan di dalam tapak ini dibuat menggunakan concrete block. Concrete block yang digunakan adalah kombinasi dua warna yang berbeda. Warna yang lebih gelap sengaja disusun membentuk lingkaran-lingkaran kecil agar tapak terlihat dinamis tanpa menimbulkan kesan berantakan. Selain itu, dengan penataan tersebut siswa dapat belajar bentuk geometris tanpa mereka sadari. Pusat-pusat lingkaran diletakan berurutan sesuai arah mata angin agar orientasi terhadap arah kiblat tetap ada, namun tidak mencolok seperti pada ruangruang lain. Penggunaan kombinasi tiga warna primer di area perkerasan ditujukan untuk menimbulkan kesan dinamis pada tapak sehingga diharapkan akan mendorong pregerakan dari siswa SD. Selain itu, kombinasi warna tersebut juga ditujukan untuk mengenalkan warna-warna primer kepada para siswa TK. Jalur dengan bentukan geometris menghubungkan dua pusat lingkaran dimana kedua pusat tersebut merupakan lokasi dari dua set mainan yang berbeda. Lingkaran yang berada sebelah tenggara merupakan lokasi ayunan sedangkan lingkaran yang berada di sebelah barat laut merupakan lokasi mainan mangkok putar. Area ini mendapat penambahan beberapa Planter box berukuran 2 m x 45 cm x 45 cm. Planter box yang terletak diantara koridor dengan playground ini diisi langsung dengan tanah sebagai media bagi siswa untuk berlatih bercocok tanam. Peletakan planter box sengaja diatur berdekatan dengan ruang kelas untuk memudahkan pemeliharaan dan penanaman ulang jika diperlukan.

112 95 Gambar 47. Pola Perkerasan di Area Ghildren Playground Kolam Bangunan eksisting Children Playground Koridor beratap Area Drop off Gambar 48. Site Plan Children Playground Vokal point dari area ini terletak di bagian utara berupa kolam kecil dengan air terjun buatan yang memanfaatkan air hujan. Kolam tersebut berbentuk

113 96 setengah lingkaran dengan kotak penampung air tertutup dibagian paling selatan. Kotak penampung air tersebut ditutupi oleh hamparan batu kecil yang juga berfungsi sebagai penyaring air. Air hujan dialirkan ke dalam kotak penampung melalui talang air hujan dari bangunan TK. Air hujan kemudian disimpan di dalam kotak penampungan. Air yang tidak dapat ditampung dialirkan ke dalam kolam melalui dua titik sehingga membentuk dua buah air terjun kecil di sisi kanan dan kiri kotak. Air yang tidak dapat ditampung oleh kolam tersebut akan dialirkan melalui dua saluran khusus ke kali kecil yang terletak di sebelah selatan tapak. Pada saat tidak terjadi hujan, air dalam tampungan akan dipompa dan dialirkan ke saluran di atas kotak penampungan sehingga membentuk sebuah air terjun kecil. 7.7 Perancangan Plaza Plaza terletak di bagian barat bangunan SD. Area ini berfungsi sebagai area rekreasi yang aktif namun terbatas. Area ini tidak ditujukan untuk menampung kegiatan olahraga seperti yang sering dilakukan oleh siswa di waktuwaktu istirahat. Fasilitas utama yang terdapat di area ini adalah bangku taman yang konstruksinya menyatu dengan planter box dan pagar pembatas (Planter box tipe 1). Tanaman yang digunakan di area ini sama seperti kombinasi tanaman yang diguankan di tepi lapangan olahraga. Tanaman-tanaman tersebut dipilih dengan memperhatikan nilai estetisnya serta fungsinya sebagai pencipta iklim mikro dan sebagai barier. Area ini ditujukan terutama untuk digunakan oleh siswa SD karena letaknya yang saling bersisian. Oleh karena itu maka perkerasan yang digunakan di dalam area ini disusun dalam pola yang dinamis namun sudah lebih memiliki keteraturan daripada perkerasan yang digunakan pada area TK. Perkerasan plaza menggunakan kombinasi antara concrete block dengan lis berupa rumput Gajah Mini. Penataan concrete block di area ini sengaja dibuat membentuk pola lingkaran yang teratur dengan warna yang berbeda agar area ini tampil dinamis tanpa terlihat berantakan. Pembentukan pola demikian juga memudahkan pengarah/orientasi ke arah kiblat karena pusat-pusat lingkaran sengaja disusun berurutan dengan kemiringan sesuai arah mata angin. Kombinasi antara concrete block dengan rumput digunakan untuk mengurangi alternatif penggunaan lahan

114 97 oleh pengguna. Selain itu, jika ruang antara perkerasan plaza diisi dengan tanaman penutup tanah (dalam hal ini rumput Gajah Mini), maka aliran permukaan dapat dikurangi dan penyerapan air hujan ke dalam tanah akan lebih baik. Untuk mendukung tujuan tersebut maka lapisan pengisi di bawah concrete block yang digunakan adalah lapisan pasir, bukan lapisan dari semen. Gambar 49. Pola Perkerasan di Area Plaza 7.8 Perancangan Lapangan Olahraga/Upacara Ruang ini terletak di bagian barat, membentang dari barat laut hingga tenggara tapak, dikelilingi oleh gedung SD dan SMP (gambar 46). Ruang ini memiliki dua fungsi yang tidak saling mendukung. Hal tersebut dikarenakan oleh terbatasnya lahan yang tersedia. Permukaan perkerasan lapangan Olahraga menggunakan beton cor dan area sekitarnya menggunakan stepping stone dengan list berupa rumput gajah mini. Bahan untuk perkerasan dipilih dengan mempertimbangkan keefisienan, kekuatan, serta kenyamanan pengguna. Pola perkerasan digunakan selain untuk fungsi estetika juga untuk mengarahkan pergerakan pengguna serta mempermudah orientasi arah kiblat. Batas ruang yang terdiri dari lapangan basket dan voli ini ditandai dengan buffer untuk menghalangi pandangan siswa dari dalam kelas. Penghalang sengaja dibuat agar kegiatan yang sedang dilakukan di ruang ini tidak akan mengganggu fungsi dari ruang yang lain. Selain itu, penghalang juga akan mengurangi danger hazards yang dapat muncul karena penggunaan ruang olahraga. Penghalang yang digunakan di sini adalah berupa planter box yang dibuat menyatu dengan pagar pembatas setinggi 1,5 meter (Planter box tipe 1) serta beberapa pohon Kersen. Tanaman lain yang digunakan di area ini adalah Nona makan sirih yang

115 98 dirambatkan di pagar pembatas, dikombinasikan dengan tanaman Taiwan Beauty dan Peperomia yang ditanam di Planter box. Area ini lebih ditujukan kepada para siswa laki-laki baik usia SD maupun SMP. Hal ini dikarenakan adanya kecenderungan dari para siswa laki-laki untuk lebih menyukai permainan yang aktif, dan khusus untuk siswa SMP adalah permainan yang berkelompok dan lebih bersifat kompetitif. 7.9 Perancangan Taman Sekolah Taman Sekolah terletak pada bagian paling barat dari tapak, berbatasan langsung dengan area lapangan olahraga/upacara. Area taman dan lapangan upacara tidak diberi pembatas ruang agar tidak menimbulkan kesan sempit pada tapak. Area ini memiliki fasilitas berupa gazebo serta tempat duduk (tempat duduk tipe 1 dan 2). Perkerasan pada area ini menggunakan kombinasi antara stepping stone dengan lis rumput gajah mini. Pola perkerasan serupa dengan perkerasan di sekitar lapangan basket dan voli agar muncul kontinuitas antar ruang. Vokal point dari area ini didapat dari kolam kecil dengan dengan bentukan geometris. Kolam ini memanfaatkan air hujan sebagai sumber air utamanya yang akan disimpan di bak penyimpanan dan kolam terbuka untuk kemudian dialirkan kembali membentuk 4 buah air terjun mini. Air hujan yang tidak dapat ditampung baik di dalam kolam maupun dalam bak penampungan akan dialirkan ke empat lubang resapan yang dibuat di kedua sisi kolam. Selain memenuhi fungsi estetika, kolam ini juga merupakan salah satu cara untuk memperbaiki keadaan iklim mikro di dalam tapak. Keberadaan badan air di dalam suatu area dapat menurunkan suhu udara yang pada akhirnya akan menginduksi pergerakan udara karena perbedaan suhu yang terjadi. Kolam yang juga berfungsi sebagai stormwater management ini juga dapat dimanfaatkan oleh para guru untuk menjelaskan mengenai siklus pembentukan air. Pulau kecil dibuat di sekitar tiang bendera yang terletak di dalam area taman sehingga tiang tersebut seolah menyatu dengan kolam. Untuk mempercantik penampilan, di sekeliling kolam perkerasan tapak dibuat dengan pola yang sama namun dengan ukuran stepping stone yang lebih besar. Selain itu,

116 99 antara kolam dengan perkerasan diberikan hamparan rumput dengan pola setengah lingkaran. Parkir Motor Kolam Plaza Gazebo Lapangan Olahraga Planter box tipe 1 Planter box tipe 1 Gambar 50. Site Plan Lapangan Olahraga, Plaza, dan Parkir Motor (tanpa skala) Area taman ini ditujukan terutama untuk para siswa perempuan. Hal ini ditunjukan dengan penempatan sejumlah tempat duduk serta penggunaan berbagai vegetasi berbunga indah. Suasana yang ingin dimuculkan di area ini adalah suasana yang nyaman dan tenang. Suasana tersebut pada umumnya lebih disukai oleh para siswa perempuan, terutama siswa SMP, yang suka melakukan kegiatan berkelompok seperti berkumpul serta berdiskusi dengan sesamanya.

117 Bab VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Pada dasarnya konsep taman Islam merupakan penciptaan suatu taman yang dapat dinikmati secara optimal oleh kelima panca indera untuk dapat memberikan pengaruh yang baik pada manusia. Hal yang membedakan taman Islam dari taman lainnya adalah sifat kepatutan dalam disain taman Islam. Adapun karakteristik khusus dari taman Islam adalah suatu taman yang memberikan keindahan, kesejukan, kemudahan, keteduhan, keamanan, keterbukaan, keragaman, keseimbangan, dan kepatutan. SIT Ummul Quro adalah lembaga pendidikan yang menitikberatkan pada pendidikan agama Islam, oleh karena itu maka konsep yang paling cocok untuk dikembangkan dalam proses perencanaan dan perancangan SIT Ummul Quro adalah konsep Islam. Adapun karakteristik khusus taman Islam yang dimunculkan di tapak ini adalah: 1. Elemen air dalam taman berupa 2 kolam dengan air terjun yang terletak di area children playground dan area taman sekolah. Air di kolam ini diusahakan agar selalu mengalir/selalu bergerak, 2. Kemudahan orientasi terhadap arah kiblat hanya dapat diakomodir melalui penataan perkerasan yang disusun sesuai arah mata angin. Hal tersebut disebabkan oleh pola penataan bangunan di dalam tapak yang sulit untuk diubah kembali, 3. Pemberian alternatif kepada pengguna melalui keragaman tanaman dan fasilitas serta penerapan sirkulasi terbuka, 4. Unsur warna dan aroma dimunculkan melalui penggunaan vegetasi yang menghasilkan aroma tertentu ataupun yang memiliki keragaman warna baik pada bunganya maupun pada daunnya, 5. Penambahan jumlah pohon peneduh diutamakan dengan menggunakan pohon yang dapat memberikan hasil produksi, namun tetap disesuaikan dengan fungsi dari masing-masing ruang,

118 Vegetasi produksi digunakan di area children playgound, plaza, dan taman sekolah. Vegetasi produksi tidak digunakan di area parkir/welcome area untuk menghindari terjadinya konflik, 7. Elemen-elemen taman yang dapat melukai atau menimbulkan bahaya tidak digunakan di dalam tapak, terutama pada area-area dengan aktivitas tinggi, 8. Tapak dapat diakses melalui beberapa pintu yang memiliki lebar yang cukup besar. Selain itu, setiap ruang di dalam tapak tidak dibatasi penggunaannya hanya untuk satu kelompok saja walaupun pada perancangan area tersebut dititikberatkan hanya pada kelompok tertentu, 9. Elemen-elemen yang mengandung sifat keberhalaan tidak dipergunakan, sebagai gantinya tanaman yang memiliki nilai estetis tinggilah yang ditonjolkan. Selain itu, vegetasi yang digunakan di dalam tapak diusahakan untuk memiliki sifat tembus pandang untuk mendukung pengawasan terhadap sesama. Keterbatasan luasan dan daya dukung lahan memberikan batasan pengembangan sehingga pemisahan antara ruang terbuka yang dikhususkan untuk perempuan dan laki-laki tidak dapat dilakukan. Hal tersebut juga disebabkan oleh penataan ruang eksisiting yang belum menerapkan konsep lanskap islami pada pengembangan awal. Keterbatasan ruang juga mengurangi peluang untuk pengadaan ruang terbuka bagi siswa untuk lebih berinteraksi dengan alam maupun untuk mengembangkan kreativitas mereka. 9.2 Saran Pelaksanaan pembuatan taman di SIT Ummul Quro berdasarkan konsep taman Islami ini sebaiknya dilakukan secara bertahap. Hasil perancangan lanskap SIT Ummul Quro ini sebaiknya dapat dilaksanakan dan dikelola dengan baik sehingga tercipta suatu lanskap yang nyaman dan menyenangkan bagi penggunanya. Sebaiknya pengelola ataupun pihak yayasan mempertimbangkan usaha perluasan tapak sehingga berbagai kegiatan pendidikan di luar kelas dapat berjalan dengan lebih optimal. Diharapkan jika perluasan lahan dilakukan pada

119 102 masa yang akan datang maka pengembangan ruang terbuka/ruang kreatif siswa akan turut dikembangkan secara seimbang dengan penambahan jumlah bangunan. Ruang terbuka yang dapat dikembangkan antara lain adalah sawah mini, nursery mini untuk tanaman hortikultura, dll. Pengembangan dari ruang-ruang terbuka maupun bangunan di dalam tapak ini sebaiknya dilakukan dengan mengimplementasikan konsep taman islami yang sudah sejalan dengan visi dari yayasan ini.

120 DAFTAR PUSTAKA Abdalati, Hammudah Islam in Focus. American Trust Publications, Indianapolis. Anonim. Adullah Khan Mosque and Madrasa. (berkala sambung jarring) Anonim. Madar-e Shah Madrasa Madrasa. (berkala sambung jarring) Attia, Shady The Role of Landscape Design in Improving the Microclimate in Traditional Courtyard-Buildings in Hot and Arid Climates. Di dalam The 23 rd Conference on Passive and Low Energy Architecture, Geneva, Switzerland, 6-8 September. Carpenter, P. L., T. D. Walker dan F. O. Lanphear Plants in the Landscape. W. H. Freeman and Co. San Fransisco. Chiara, Joseph De, dan Lee E. Koppelman Standar Perencanaan Tapak (terjemahan). Penerbit Erlangga, Jakarta. Darajat, Z., Sadali dan Mustofa Buku Dasar Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Agama. Kuning Mas. Jakarta. Dinas Pekerjaan Umum Standar Pembangunan Tapak Sekolah Menengah Umum. Pemda DKI Jakarta. Eckbo, G Urban Landscape Design. Mc. Graw Hill Book Co. New York. Fireza, Doni Desain Taman Islami. Hikmah (PT. Mizan Publika), Jakarta. Greenbie, B. B Spaces; Dimension of the Human Landscape. New Haven and London Yale University, London. Harris, C. W. Dan N. T Dines Time Saver Standards for Landscape Architecture. McGraw-Hill Book Co. New York. Hester, R. T Planning Neighborhood Space with People. Van Nostrand Reinhold Co. New York. Krauss, Richard G Recreation Today. Goodyear Publishing Company. Santa Monica, California. Laurie, M Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan (Terjemahan). Intermatra, Bandung.

121 104 Lidiawati, Linda Studi Konsep Taman Islam Pada Kawasan Mesjid Al Hurriyah, Kampus IPB Darmaga Bogor. Karya Ilmiah Jurusan Budidaya Pertanian (Tidak dipublikasikan). Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Nurisjah, S. Dan Qodarian Pramukanto Penuntun Praktikum Perencanaan Lanskap. Program Studi Arsitektur Pertamanan, Jurusan Budi Daya Pertanian IPB. Bogor. Rahman, Z Proses Berpikir Lengkap Merencana dan Melaksana dalam Arsitektur Lanskap. Makalah Diskusi Festa VI Himagron (Tidak Dipublikasikan). Bogor. Simonds, J. O Landscape Architecture. Mc Graw - Hill Co., New York. Suparno A., Suhaenah Membangun Kompetensi Belajar. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas. Jakarta. Titidarnila, Nurhasanah Evaluasi Taman Bermain pada Taman Kanakkanak di Kota Bogor. Karya Ilmiah Jurusan Budidaya Pertanian (Tidak dipublikasikan). Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

122 107 Lampiran 1. Graffik Data Iklim Tapak Tahun ,5 26,3 26,1 25,9 T o C 25,7 25,5 25,3 25,1 24,9 24,7 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Bulan Gambar 1. Grafik Suhu Rata-rata Bulanan tahun ,0 550,0 500,0 Curah Hujan (mm) 450,0 400,0 350,0 300,0 250,0 200,0 150,0 100,0 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Bulan Gambar 2. Grafik Curah Hujan Rata-rata Bulanan Tahun ,0 89,0 87,0 85,0 RH (%) 83,0 81,0 79,0 77,0 75,0 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Bulan Gambar 3. Grafik Data Rata-rata Kelembaban Bulanan tahun

123 108 Lampiran 1. Graffik Data Iklim Tapak Tahun (Lanjutan) 2,9 2,7 Kecepatan Angin (knot) 2,5 2,3 2,1 1,9 1,7 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Bulan Gambar 4. Grafik Rata-rata Kecepatan Angin Bulanan Tahun ,0 90,0 80,0 Lama Penyinaran (%) 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Bulan Gambar 5. Grafik Rata-rata Lama Penyinaran Bulanan Tahun

124 109 Lampiran 2. Kusioner Preferensi Pengguna Data Responden Umur Wali/murid kelas Kuisioner Preferensi Pengguna : : Bagian A 1. Apakah menurut anda lingkungan Ummul Quro sudah nyaman? a. Ya b. Tidak Jika jawaban yang dipilih adalah a maka pertanyaan nomor 2 tidak perlu dijawab. 2. Apa penyebab ketidaknyamanan tersebut? Jawaban boleh lebih dari satu. a. Terlalu panas b. Terlalu lembab c. Bising/berisik d. Bau e. Becek f. Lainnya 3. Apakah fasilitas kegiatan yang diinginkan? a. Fasilitas Olahraga b. Fasilitas kegiatan Seni (teater terbuka, pentas seni, dll) c. Fasilitas pendidikan di luar ruang (diskusi, pertemuan, dll) d. Kegiatan bersosialisasi (tempat berkumpul, istirahat, dll) e. Lainnya... Jika jawaban a tidak dipilih, maka pertanyaan nomor 4 tidak perlu dijawab. 4. Apa sarana olahraga yang diinginkan? a. Futsal b. Basket c. Bulutangkis d. Ruang Olahraga tertutup 5. Bagaimanakah kondisi jalur sirkulasi dan tempat parkir yang sudah ada saat ini? a. Kurang nyaman, perlu perbaikan b. Cukup nyaman, namun perlu perbaikan c. Sudah nyaman dan memadai Bagian B 1. Mana yang lebih disukai? a. Lebih banyak ruang terbuka dengan perkerasan/lapangan dari semen b. Lebih banyak hamparan rumput c. Lebih banyak tanaman

125 Bentukan taman seperti apa yang disukai? a. Organik b. geometrik 3. Jenis pohon apa yang disukai? a. pohon berbunga indah b. pohon berdaun rimbun c. pohon berbuah 4. Jenis semak apa yang disukai? a. Semak berbunga indah b. Semak berdaun indah

126 111 c. Semak yang dibentuk d. Semak yang berbau harum 5. Jenis tanaman penutup tanah seperti apa yang disukai? a. Berbunga indah b. Berdaun Indah 6. Dimana tempat penanaman yang disukai? a. Di tanah b. Dalam pot c. Di bak Tanaman 7. Apakah menurut anda perlu adanya pengenalan sejak dini terhadap berbagai jenis tanaman maupun hewan? a. Ya b. Tidak

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A34203058 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Dengan ini

Lebih terperinci

Linda Lidiawati. Studi Konsep Taman Islam pada Lanskap Mesjid A1 Hurriyah, Kampus IPB Darmaga, Bogor. (Dibawah bimbingan Andi Gunawan).

Linda Lidiawati. Studi Konsep Taman Islam pada Lanskap Mesjid A1 Hurriyah, Kampus IPB Darmaga, Bogor. (Dibawah bimbingan Andi Gunawan). Linda Lidiawati. Studi Konsep Taman Islam pada Lanskap Mesjid A1 Hurriyah, Kampus IPB Darmaga, Bogor. (Dibawah bimbingan Andi Gunawan). Pada saat ini adanya keanekaragaman taman yang sudah ada memang telah

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN Oleh : Mutiara Ayuputri A34201043 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A34201023 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YULIANANTO

Lebih terperinci

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A34203039 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN INDRA SAPUTRA. A34203039.

Lebih terperinci

PERANCANGAN PLAZA FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN ISI YOGYAKARTA RIZKY PUJI LESTARINA A

PERANCANGAN PLAZA FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN ISI YOGYAKARTA RIZKY PUJI LESTARINA A PERANCANGAN PLAZA FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN ISI YOGYAKARTA RIZKY PUJI LESTARINA A34203016 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN RIZKY PUJI LESTARINA.

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN Oleh: Syahroji A34204015 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SYAHROJI. Perancangan

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A

PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A34203015 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERENCANAAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK Oleh : Dina Dwi Wahyuni A 34201030 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA Oleh : RIDHO DWIANTO A34204013 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR. Oleh : Annisa Budi Erawati A

PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR. Oleh : Annisa Budi Erawati A PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR Oleh : Annisa Budi Erawati A34201035 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A

SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A i SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A34203053 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB V ANALISIS SINTESIS BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,

Lebih terperinci

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN Disusun oleh: DENI HERYANI A34203018 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DENI

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP AGROWISATA IKAN HIAS AIR TAWAR DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

PERANCANGAN LANSKAP AGROWISATA IKAN HIAS AIR TAWAR DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT PERANCANGAN LANSKAP AGROWISATA IKAN HIAS AIR TAWAR DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT Oleh: GIN GIN GINANJAR A34201029 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA

KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN ARSYAD KHRISNA A44052252. Kajian Pencahayaan

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TERHADAP FUNGSI DAN LOKASI OBYEK-OBYEK REKREASI DI KEBUN RAYA BOGOR

PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TERHADAP FUNGSI DAN LOKASI OBYEK-OBYEK REKREASI DI KEBUN RAYA BOGOR PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TERHADAP FUNGSI DAN LOKASI OBYEK-OBYEK REKREASI DI KEBUN RAYA BOGOR Oleh SEPTA ARI MAMIRI A34203047 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu. Keterangan Jl. KH. Rd. Abdullah Bin Nuh. Jl. H. Soleh Iskandar

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu. Keterangan Jl. KH. Rd. Abdullah Bin Nuh. Jl. H. Soleh Iskandar 20 METODOLOGI dan Waktu Studi dilakukan di kawasan Jalan Lingkar Luar Kota Bogor, Jawa Barat dengan mengambil tapak di kawasan lanskap Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar. Kegiatan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA. Oleh : Mustika Retno Arsyanur A

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA. Oleh : Mustika Retno Arsyanur A PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA Oleh : Mustika Retno Arsyanur A34204025 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA Oleh: PUTERA RAMADHON A34204046 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI

KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN INDAH CAHYA IRIANTI. A44050251.

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT Oleh : RINRIN KODARIYAH A 34201017 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap merupakan suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

PENGARUH REKLAME TERHADAP KUALITAS ESTETIK LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR RAKHMAT AFANDI

PENGARUH REKLAME TERHADAP KUALITAS ESTETIK LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR RAKHMAT AFANDI PENGARUH REKLAME TERHADAP KUALITAS ESTETIK LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR RAKHMAT AFANDI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 Judul Nama NRP : Pengaruh

Lebih terperinci

RINGKASAN. Denpasar, bawah bimbingan Nurhajati A. Mattjik).

RINGKASAN. Denpasar, bawah bimbingan Nurhajati A. Mattjik). RINGKASAN INE NILASARI. Perencanaan Lanskap Jalan Westertz By Pass di Kotamadya Denpasar, Bali @i bawah bimbingan Nurhajati A. Mattjik). Jalan Western By Pass dengan panjang keseluruhan.t 13 km merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH ELEMEN LANSKAP TERHADAP KUALITAS ESTETIKA LANSKAP KOTA DEPOK. Oleh: Medyuni Ruswan A

ANALISIS PENGARUH ELEMEN LANSKAP TERHADAP KUALITAS ESTETIKA LANSKAP KOTA DEPOK. Oleh: Medyuni Ruswan A ANALISIS PENGARUH ELEMEN LANSKAP TERHADAP KUALITAS ESTETIKA LANSKAP KOTA DEPOK Oleh: Medyuni Ruswan A34201045 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat perbankan dan pusat perindustrian menuntut adanya kemajuan teknologi melalui pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu 3. 2 Alat dan Bahan 3. 3 Metode dan Pendekatan Perancangan 3. 4 Proses Perancangan

BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu 3. 2 Alat dan Bahan 3. 3 Metode dan Pendekatan Perancangan 3. 4 Proses Perancangan BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di areal kompleks perguruan tinggi ISI Yogyakarta, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Pelaksanaan penelitian dimulai bulan Januari 2008.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Sekolah

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Sekolah TINJAUAN PUSTAKA 1. Lanskap Sekolah Menurut Eckbo (1964) lanskap adalah ruang di sekeliling manusia mencakup segala hal yang dapat dilihat dan dirasakan. Menurut Hubbard dan Kimball (1917) dalam Laurie

Lebih terperinci

EVALUASI KEBERADAAN DAN PENGGUNAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI LINGKUNGAN RUMAH SUSUN PROVINSI DKI JAKARTA DIANA SISKAYATI A

EVALUASI KEBERADAAN DAN PENGGUNAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI LINGKUNGAN RUMAH SUSUN PROVINSI DKI JAKARTA DIANA SISKAYATI A EVALUASI KEBERADAAN DAN PENGGUNAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI LINGKUNGAN RUMAH SUSUN PROVINSI DKI JAKARTA DIANA SISKAYATI A34204036 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan 116 VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan adalah mengembangkan laboratorium lapang PPDF sebagai tempat praktikum santri sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan dan juga dikembangkan

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI. Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A

PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI. Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A Skripsi PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A34203012 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

A (1fAfPP- ;LOOI 0\?'--I STUDI PERANCANGAN LANSKAP KAMPUS FAKULTAS PERTANIAN. INSTITUT PERTANIAN BOGOR DARMAGA BOGOR. Oleh: Cahyo Nugroho

A (1fAfPP- ;LOOI 0\?'--I STUDI PERANCANGAN LANSKAP KAMPUS FAKULTAS PERTANIAN. INSTITUT PERTANIAN BOGOR DARMAGA BOGOR. Oleh: Cahyo Nugroho (1fAfPP- ;LOOI 0\?'--I STUDI PERANCANGAN LANSKAP KAMPUS FAKULTAS PERTANIAN. INSTITUT PERTANIAN BOGOR DARMAGA BOGOR Oleh: Cahyo Nugroho A02495006 JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A

PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A34203044 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada Agustus Oktober 2010, mencakup pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

PERENCANAAN KAMPUNG BERBASIS LINGKUNGAN (ECOVILLAGE) DI KAWASAN PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON BANTEN

PERENCANAAN KAMPUNG BERBASIS LINGKUNGAN (ECOVILLAGE) DI KAWASAN PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON BANTEN PERENCANAAN KAMPUNG BERBASIS LINGKUNGAN (ECOVILLAGE) DI KAWASAN PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON BANTEN (Kasus Kampung Cimenteng, Desa Taman Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Propinsi Banten)

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan ialah merupakan metode dalam sebuah perancangan. Yang hal ini bisa

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan ialah merupakan metode dalam sebuah perancangan. Yang hal ini bisa BAB III METODE PERANCANGAN Mengembangkan, menciptakan, dan menentukan konsep dan teori dalam perancangan ialah merupakan metode dalam sebuah perancangan. Yang hal ini bisa diuraikan dengan mengumpulkan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A)

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) Redesain Masjid Darussalam Sebagai Tempat Ibadah dan Pusat Bisnis di Kampung Perhiasan Jayengan Disusun dalam Rangka Pemenuhan Syarat

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 26 BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Studi mengenai Perencanaan Jalur Hijau Jalan sebagai Identitas Kota Banjarnegara dilakukan di jalan utama Kota Banjarnegara yang terdiri dari empat segmen,

Lebih terperinci

masjidlah Rasulullah membina generasi pertama Islam. Maka pertanyaan tentang keterlibatan masjid kampus dalam pusat perkembangan Islam, adalah

masjidlah Rasulullah membina generasi pertama Islam. Maka pertanyaan tentang keterlibatan masjid kampus dalam pusat perkembangan Islam, adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah bangunan bisa memiliki posisi sentral dalam mempengaruhi suatu peristiwa penting. Dalam skala individu hal itu bisa jadi karena bangunan tersebut menyimpan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II 2.1 Desain TINJAUAN PUSTAKA Desain adalah suatu proses kreatif yang merespon suatu kondisi dengan berkonsenterasi pada ide, arti, dan nilai-nilai. Desain lanskap adalah pembentukan suatu bentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan,

Lebih terperinci

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK HANDOUT PERKULIAHAN MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU PROF. Dr. H. MAMAN HILMAN, MPd, MT. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide perancangan Gua Lowo merupakan obyek wisata alam yang berada di pegunungan dengan dikelilingi hutan jati yang luas. Udara yang sejuk dengan aroma jati yang khas, serta

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep perancangan Sekolah Tinggi Seni Teater ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah INTERAKSI. Interaksi dapat diartikan sebuah bangunan yang dirancang

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses BAB III METODE PERANCANGAN Secara umum kajian perancangan dalam tugas ini, merupakan paparan dari langkah-langkah dalam proses merancang. Sedangkan analisis data dilakukan dengan metode berdasarkan logika,

Lebih terperinci

METODOLOGI. Gambar 6 Peta lokasi penelitian. Sumber: www. wikimapia.com 2010 dan BB Litbang Sumber Daya Lahan, 2008.

METODOLOGI. Gambar 6 Peta lokasi penelitian. Sumber: www. wikimapia.com 2010 dan BB Litbang Sumber Daya Lahan, 2008. METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian berlokasi di Yayasan Pengembangan Insan Pertanian Indonesia (YAPIPI) yang secara administratif berlokasi di Kp. Bojongsari RT 03 RW 05 Kecamatan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A34204018 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang Desti Rahmiati destirahmiati@gmail.com Arsitektur, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN 23 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Desain Lanskap kampus Fakultas Seni Rupa dan Desain menitikberatkan pada sebuah plaza dengan amphitheatre di bagian tengah kampus yang menghubungkan semua gedung

Lebih terperinci

ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YANG UNGGUL, INKLUSIF, DAN HUMANIS

ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YANG UNGGUL, INKLUSIF, DAN HUMANIS LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YANG UNGGUL, INKLUSIF, DAN HUMANIS TUGAS AKHIR SARJANA STRATA-1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Estetika

TINJAUAN PUSTAKA Estetika 4 TINJAUAN PUSTAKA Estetika Istilah estetika dikemukakan pertama kali oleh Alexander Blaumgarten pada tahun 1750 untuk menunjukkan studi tentang taste dalam bidang seni rupa. Ilmu estetika berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang kemudian disintesis. Sintesis diperoleh berdasarkan kesesuaian tema rancangan yaitu metafora

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PERANCANGAN VERTICAL GARDEN PADA DINDING JALAN UNDERPASS BOGOR MENGGUNAKAN BARANG BEKAS, SEBAGAI SOLUSI MENGHINDARI VANDALISME DAN PERBAIKAN LINGKUNGAN BIDANG KEGIATAN : PKM

Lebih terperinci

II. LANSKAP DAN KARAKTERISTIK

II. LANSKAP DAN KARAKTERISTIK Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) II. LANSKAP DAN KARAKTERISTIK Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan, SP., MAgr, PhD. LANSKAP DAN KARAKTERISTIK Tujuan: Memahami dasar pemikiran merencana

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH 56 ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan hasil inventarisasi maka dari faktor-faktor yang mewakili kondisi tapak dianalisis sehingga diketahui permasalahan yang ada kemudian dicari solusinya sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang ABSTRAK Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang

Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang ABSTRAK Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang Tema: Healing Environment Khikmatus Amaliyah Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi UIN MALIKI Malang Jl.Gajayana no.

Lebih terperinci

ANALISIS MANFAAT RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS EKOSISTEM KOTA BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GIS ARIEV BUDIMAN A

ANALISIS MANFAAT RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS EKOSISTEM KOTA BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GIS ARIEV BUDIMAN A ANALISIS MANFAAT RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS EKOSISTEM KOTA BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GIS ARIEV BUDIMAN A34203009 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004)

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004) VII. RENCANA TAPAK Tahap perencanaan ini adalah pengembangan dari konsep menjadi rencana yang dapat mengakomodasi aktivitas, fungsi, dan fasilitas bagi pengguna dan juga makhluk hidup yang lain (vegetasi

Lebih terperinci

PERSEPSI KUALITAS ESTETIKA DAN EKOLOGI PADA JALUR WISATA ALAM TAMAN NASIONAL GEDE PANGRANGO. Oleh DIDIK YULIANTO A

PERSEPSI KUALITAS ESTETIKA DAN EKOLOGI PADA JALUR WISATA ALAM TAMAN NASIONAL GEDE PANGRANGO. Oleh DIDIK YULIANTO A PERSEPSI KUALITAS ESTETIKA DAN EKOLOGI PADA JALUR WISATA ALAM TAMAN NASIONAL GEDE PANGRANGO Oleh DIDIK YULIANTO A34202008 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTIT UT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk ditunjukkan pada pengunjung sekaligus sebagai pusat produksi

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PASAR TERAPUNG SUNGAI BARITO KOTA BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PASAR TERAPUNG SUNGAI BARITO KOTA BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PASAR TERAPUNG SUNGAI BARITO KOTA BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA OLEH: MOCH SAEPULLOH A44052066 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Kompleks kawasan smart masjid terbagi atas beberapa massa yang terdiri dari bangunan masjid, penitipan anak, kantin dan bussiness center. Dalam penataan

Lebih terperinci

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN 4.1 Temuan Studi Berdasarkan hasil analisis, terdapat beberapa temuan studi, yaitu: Secara normatif, terdapat kriteria-kriteria atau aspek-aspek yang

Lebih terperinci

GELANGGANG REMAJA MUSIK DI BANDUNG

GELANGGANG REMAJA MUSIK DI BANDUNG GELANGGANG REMAJA MUSIK DI BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO PERANCANGAN TUGAS AKHIR SEMESTER I TAHUN 2007/2008 Sebagai Sebagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur oleh:

Lebih terperinci

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN VI.1. Konsep Desain Lanskap Tepian Sungai Martapura Kota Banjarmasin menitikberatkan kepada sungai sebagai pusat perhatian dan pemandangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM... i ii iv v viii xiv xix xx BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Tata Letak Bangunan Gate entrance menuju Fasilitas Wisata Agro terletak di jalan akses masuk wisata Kawah Putih, dengan pertimbangan aksesibilitas jalan

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI BERBASIS BIOREGION. Oleh : ARIN NINGSIH SETIAWAN A

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI BERBASIS BIOREGION. Oleh : ARIN NINGSIH SETIAWAN A PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI BERBASIS BIOREGION Oleh : ARIN NINGSIH SETIAWAN A34203031 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

DESAIN LANSKAP WISATA PANTAI KELAPA RAPAT (KLARA), KABUPATEN PESAWARAN, PROVINSI LAMPUNG OLEH : YUSTIANI YUDHA PUTRI A

DESAIN LANSKAP WISATA PANTAI KELAPA RAPAT (KLARA), KABUPATEN PESAWARAN, PROVINSI LAMPUNG OLEH : YUSTIANI YUDHA PUTRI A DESAIN LANSKAP WISATA PANTAI KELAPA RAPAT (KLARA), KABUPATEN PESAWARAN, PROVINSI LAMPUNG OLEH : YUSTIANI YUDHA PUTRI A34204047 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

EVALUASI ASPEK FUNGSI DAN KUALITAS ESTETIKA TANAMAN LANSKAP KEBUN RAYA BOGOR (Kasus : Pohon dan Perdu) IPAH NAPISAH A

EVALUASI ASPEK FUNGSI DAN KUALITAS ESTETIKA TANAMAN LANSKAP KEBUN RAYA BOGOR (Kasus : Pohon dan Perdu) IPAH NAPISAH A EVALUASI ASPEK FUNGSI DAN KUALITAS ESTETIKA TANAMAN LANSKAP KEBUN RAYA BOGOR (Kasus : Pohon dan Perdu) IPAH NAPISAH A34204014 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 2 Sub Pokok Bahasan : a. Lingkungan alamiah dan buatan b. Ekologi kota c. Ekologi kota sebagai lingkungan terbangun

Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 2 Sub Pokok Bahasan : a. Lingkungan alamiah dan buatan b. Ekologi kota c. Ekologi kota sebagai lingkungan terbangun MINGGU 4 Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 2 Sub Pokok Bahasan : a. Lingkungan alamiah dan buatan b. Ekologi kota c. Ekologi kota sebagai lingkungan terbangun Lingkungan Alamiah Dan Buatan Manusia Para dipahami

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber : BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep perancangan sebuah tapak secara luas, hal ini ditujukan untuk mendefinisikan wujud Padepokan Pencak Silat yang akan dibangun. Konsep makro yang

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI MALANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI MALANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI MALANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : HASAN AL HAMID L2B 097

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMELIHARAAN POHON PENGISI JALUR HIJAU JALAN DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR OLEH : RR. RIALUN WULANSARI A

PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMELIHARAAN POHON PENGISI JALUR HIJAU JALAN DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR OLEH : RR. RIALUN WULANSARI A PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMELIHARAAN POHON PENGISI JALUR HIJAU JALAN DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR OLEH : RR. RIALUN WULANSARI A 34201036 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. sebagai alat visual metode merancang arsitektur. Adapun tahapan dan kerangka dari

BAB III METODE PERANCANGAN. sebagai alat visual metode merancang arsitektur. Adapun tahapan dan kerangka dari BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan rumah singgah dakwah ini memiliki tahapan dan proses kajian yang digunakan. Secara Umum, proses kajian dilakukan secara paparan/deskriptif serta secara kualitatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Budaya Lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dimana karakter tersebut menyatu secara harmoni

Lebih terperinci

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP RANCANGAN BAB V KONSEP RANCANGAN 5.1 Ide Awal Pertimbangan awal saat hendak merancang proyek ini adalah : Bangunan ini mewadahi keegiatan/aktivitas anak yang bias merangsang sensorik dan motorik anak sehingga direpresentasikan

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A

PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A34204040 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN

Lebih terperinci

LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE)

LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE) Magister Desain Kawasan Binaan (MDKB) LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE) Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan, SP., MAgr, PhD. Pendahuluan Tujuan : Memberi pemahaman tentang: - Pengertian

Lebih terperinci

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 46 VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 7.1. Perencanaan Alokasi Ruang Konsep ruang diterjemahkan ke tapak dalam ruang-ruang yang lebih sempit (Tabel 3). Kemudian, ruang-ruang tersebut dialokasikan ke dalam

Lebih terperinci

V. KONSEP PENGEMBANGAN

V. KONSEP PENGEMBANGAN 84 V. KONSEP PENGEMBANGAN 5.1. Pengembangan Wisata Sebagaimana telah tercantum dalam Perda Provinsi DI Yogyakarta No 11 tahun 2005 tentang pengelolaan Kawasan Cagar Budaya (KCB) dan Benda Cagar Budaya

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI Unsur-unsur bangunan seperti Ketinggian bangunan, Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB) / Building

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide/gagasan dasar perancangan kembali pondok pesantren Lirboyo ini, yakni : 1. Ide desain didasarkan pada fakta dan isu yang digali dari lokasi perancangan

Lebih terperinci

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia termasuk dalam universitas yang bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Persaingan yang ketat di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota adalah sebuah sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomis yang heterogen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang sebagai sebuah kota yang terletak pada kawasan pantai utara Jawa memiliki berbagai potensi yang belum sepenuhnya dikembangkan. Sesuai dengan Peraturan

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA 14 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian inii dilakukan di Sentul City yang terletak di Kecamatan Babakan Madang dan Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Gambar

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini memakai konsep Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF KOTA ARAYA, MALANG KARTIKA NURHAYATI

PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF KOTA ARAYA, MALANG KARTIKA NURHAYATI PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF KOTA ARAYA, MALANG KARTIKA NURHAYATI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN KARTIKA NURHAYATI. Pemeliharaan Lanskap Padang

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LANSKAP HOTEL JAKARTA HILTON INTERNATIONAL. Oleh : FAIKA RAHIMA ZORAIDA A

PEMELIHARAAN LANSKAP HOTEL JAKARTA HILTON INTERNATIONAL. Oleh : FAIKA RAHIMA ZORAIDA A PEMELIHARAAN LANSKAP HOTEL JAKARTA HILTON INTERNATIONAL Oleh : FAIKA RAHIMA ZORAIDA A34201024 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 RINGKASAN FAIKA RAHIMA ZORAIDA.

Lebih terperinci