BAB 1 PENDAHULUAN. budaya pada konteks tempat tertentu. Otts (1989 dalam Alam et al, 2011)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. budaya pada konteks tempat tertentu. Otts (1989 dalam Alam et al, 2011)"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepercayaan merupakan satu dari beberapa unsur yang membentuk budaya pada konteks tempat tertentu. Otts (1989 dalam Alam et al, 2011) mendefinisikan budaya sebagai setiap teknologi, kepercayaan, dan pengetahuan yang diberikan dan ditransfer kepada generasi selanjutnya. Karena pengaruh budaya sangat besar terhadap motif dan pemilihan produk ketika berbelanja (Chang, 2005), maka tidak berlebihan jika dikatakan bahwa budaya dan subbudaya merupakan faktor-faktor yang sangat penting pada penelitian mengenai perilaku konsumen (Alam et al, 2011). Kepercayaan terhadap agama tertentu menjadi faktor yang penting dalam pembentukan sikap dan perilaku konsumen. Agama dapat mempengaruhi kehidupan seseorang, pilhan yang mereka buat, dan apa yang mereka konsumsi (Fam et al, 2004). Sebagai contoh, didalam Islam tidak diperbolehkan seorang Muslim mengkonsumsi daging babi, minuman beralkohol dan mengambil sesuatu dari hal yang bersifat Riba, sedangkan dalam agama Protestan dan agama lainnya hal tersebut tidak dilarang. Didalam agama Hindu, mengkonsumsi daging sapi sangat dilarang, sedangkan dalam agama Islam tidak dilarang. Jika menelusur pada penelitian-penelitian sebelumnya, hubungan antara agama, perilaku individu dan sosial juga sudah terbukti saling terkait (lihat Greeley, 1977; Hirschman, 1983; LaBarbera, 1987; Michell dan Al-Mossawi,

2 1999; McDaniel dan Burnett, 1990; Waller dan Fam, 2000; Birch et al, 2001, dalam Fam et al, 2004). Faktor-faktor tersebut telah banyak dipertimbangkan pada penelitian-penelitian empiris pada topik media dan iklan. Variabel yang banyak digunakan diantaranya religiusitas (seperti Alam et al, 2011 dan Mukhtar dan Butt, 2012) dan persepsi terhadap label Halal (seperti Lada et al, 2009; Alam dan Sayuti, 2011; dan Salehudin dan Luthfi, 2011). Bahkan meskipun sensitif, penelitian silang agama juga menjadi aspek yang banyak disorot akhir-akhir ini (seperti Mathew et al, 2012; Rezai et al, 2012; Raihana dan Kauthar, 2014). Beberapa variabel yang diteliti dan diuji dalam penelitian ini di adopsi dari penelitian-penelitian terdahulu, yaitu: (1) religiusitas intrinsik; (2) kredibilitas yang dipersepsikan; (3) sikap terhadap iklan TV Islami; serta dua variabel utama yaitu (4) norma subjektif dan (5) dogmatisme. Dua variabel utama tersebut masih belum banyak didiskusikan dalam penelitian dengan topik iklan TV Islami. Iklan TV Islami yang dimaksud dalam penelitian ini adalah iklan TV dengan endorser yang menggunakan atribut Islami. Religiusitas adalah tingkatan komitmen seorang individu terhadap agamanya (Mokhlis, 2009), sehingga dapat mempengaruhi persepsi serta perilaku konsumen atau individu (Mutsikiwa dan Basera, 2012). Allport dan Ross (1967) membedakan religiusitas seseorang berdasarkan faktor ekstrinsik dan intrinsiknya. Faktor ekstrinsik yaitu terkait dengan keikutsertaan individu dalam kegiatan keagaamaan atau berhubungan dengan sosial dan faktor intrinsik berkaitan dengan keimanan atau keyakinan terhadap ajaran agamanya. Penelitian ini meneliti religiusitas dilihat dari motivasi intrinsiknya. Seorang Nasrani dengan religiusitas

3 yang tinggi dan memiliki pandangan yang berbeda dengan nilai-nilai Islam, dapat mempersepsikan iklan dengan atribut atau simbol Islami secara negatif. Satu dari beberapa persepsi terhadap iklan yang muncul adalah kredibilitas yang dipersepsikan yaitu persepsi konsumen untuk mempercayai atau tidak mempercayai klaim yang disampaikan tentang merek (atau produk) didalam iklan (McKenzie dan Lutz, 1989). Kredibilitas iklan adalah persepsi konsumen terhadap kebenaran dan keyakinan terhadap Iklan. Kredibilitas yang difokuskan dalam penelitian ini adalah kredibilitas dari sumber atau endorser nya pada media TV. Seperti suudah diketahui oleh masyarakat bahwa nilai-nilai yang dipercaya konsumen Nasrani berbeda dengan nilai-nilai Islam (misal penggunaan hijab bagi wanita), maka mereka yang memiliki religiusitas Nasrani yang tingi dapat mempersepsikan iklan TV Islami sebagai tidak kredibel. Namun demikian persepsi tersebut dapat melemah dan dapat pula menguat bergantung pada faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi. Faktor intenal yaitu faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri, dalam hal ini yang dimaksud adalah dogmatisme. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari lingkungan masyarakat, dalam hal ini yang dimaksud adalah norma subjektif. Di negara dengan mayoritas penduduk Islam, atribut-atribut dan simbolsimbol yang melambangkan Islam sudah menjadi hal yang normal, seperti jilbab, simbol masjid, dan lain sebagainya. Sedangkan atribut-atribut dan simbol-simbol Islam tersebut dapat menjadi tidak normal di negara dengan mayoritas penduduk non-islam. Ketika atribut dan simbol suatu agama sudah menjadi hal yang biasa di suatu daerah, maka kemudian hal tersebut menjadi suatu norma yang diterima

4 sosial. Norma sosial adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai hal yang normal oleh orang-orang pada suatu daerah tertentu (Paluck et al, 2010). Persepsi tekanan sosial terhadap seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku, dinamakan dengan norma subjektif. Tekanan dari sosial itulah yang kemudian dapat mempengaruhi persepsi serta perilaku konsumen beragama Nasrani dalam menilai iklan TV Islami. Namun demikian, pengaruh tekanan sosial diatas tidak memiliki dampak yang signifikan jika konsumen Nasrani sangat konservatif dan dogmatik. Menurut Fiechtner and Krayer (1986), dogmatisme adalah sistem pertentangan terhadap perubahan keyakinan yang diorganisir dalam sistem tertutup. Reisenwitz dan Cutler (1998) menambahkan bahwa dogmatisme merefleksikan tingkat ketegasan yang ditampakkan seseorang terkait informasi yang tidak familiar dan berlawanan dengan keyakinan. Maka konsekuensinya adalah individu yang sangat dogmatik sulit menerima perubahan dan sangat tertutup (Rokeach, 1960 dalam Swink, 2011). Informasi dan perubahan-perubahan pada konteks penelitian ini mengacu pada pengaruh dari masyarakat Muslim sebagai mayoritas. Maka, dogmatisme yang dipegang tinggi dapat mempengaruhi setiap persepsi positif konsumen Nasrani terhadap iklan TV Islami. Sehingga pada akhirnya konsumen tersebut memiliki sikap yang negatif terhadap iklan TV Islami. Penelitian lintas agama juga sudah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, diantaranya adalah Dotson dan Hyatt (2000) serta Taylor et al (2010). Penelitian mereka yang menggunakan metode eksperimen meneliti sikap serta perilaku konsumen Nasrani terhadap iklan yang menampilkan simbol

5 Nasrani, namun hasil penelitian mereka berdua tidak berbeda. Dotson dan Hyatt (2000) pada uji eksperimennya mendapati bahwa adanya simbol Nasrani pada iklan tidak mempengaruhi reaksi/respon low-involved partisipan dengan dogmatisme yang tinggi terhadap iklan tersebut (tidak mendukung teori Elaboration Likelihood Model (ELM). Mereka bereaksi hanya terhadap simbolnya bukan terhadap iklannya. Sementara itu, Taylor et al (2010) meneliti bagaimana respon konsumen Nasrani terhadap iklan yang menampilkan simbol Nasrani (salib). Mereka melakukan 2 (dua) studi eksperimen. Studi pertama menggunakan metode eksperimen lapangan dengan variasi responden dari segi umur, sedangkan studi kedua dilakukan untuk generalisasi studi pertama terhadap konsumen usia muda dengan eksperimen laboratorium. Dari kedua studi eksperimen tersebut didapatkan hasil yang bervariasi dan tidak konsisten. Pada studi pertama, semakin besar religiusitas evangelikal semakin baik persepi konsumen terhadap kualitas pemasar dan konsumen memiliki niat membeli yang tinggi. Kemudian kepercayaan, kesamaan sikap, keahlian, dan skeptisme terbukti memediasi hubungan antara simbol Nasrani (variabel independen) dan niat untuk membeli (variabel dependen). Pada studi kedua, tingginya religiusitas evangelikal tidak mempengaruhi persepi terhadap kulitas pemasar dan niat untuk membeli. Hanya kepercayaan dan kesamaan sikap yang terbukti memediasi hubungan antara variabel independen dan dependen. Ketidakkonsistenan pada kedua penelitian mereka penulis identifikasi karena beberapa hal sebagai berikut:

6 1) Dari penelitian Dotson dan Hyatt (2000) dapat diidentifikasi bahwa penggunaan simbol Nasrani pada iklan tidak mempengaruhi respon konsumen terhadap iklan tetapi konsumen memperhatikan simbolnya saja. Penulis berpendapat bahwa masalah tersebut terjadi karena penelitian dilakukan menggunakan simbol Nasrani kepada konsumen Nasrani. 2) Dari penelitian Taylor et al (2010), hasil pada studi pertama ternyata tidak dapat digeneralisasi ke studi kedua. Penulis berpendapat bahwa masalah tersebut terjadi karena penelitian dilakukan dengan metode eksperimen (dimana validitas eksternalnya lemah). Masalah pada penelitian pertama dapat diperbaiki dengan melakukan penelitian terkait respon konsumen Nasrani terhadap iklan dengan atribut Islami. Penulis menduga bahwa konsumen Nasrani memiliki persepsi beragam terhadap atribut Islami pada Iklan. Penelitian dengan metode survei dapat menutup masalah pada penelitian kedua. Hasil pada metode survei dapat digeneralisasi kepada konsumen dengan segmen yang sama pada satu waktu (cross-section). Inilah yang kemudian menjadi celah dari penelitian sebelumnya yang berusaha untuk ditutup dengan penelitian ini. 1.2 Perumusan Masalah Secara keseluruhan, penelitian ini berangkat dari celah penelitianpenelitian sebelumnya yang masih dapat untuk ditutup oleh penelitian yang akan datang. Peneliti mengidentifikasi celah pertama dari sisi metodologis yang peneliti bagi menjadi dua yaitu celah dalam pengukuran variabel dan rancangan penelitian.

7 Celah metodologis dalam hal pengukuran variabel yang menjadi sorotan peneliti terkait dengan pengukuran variabel religiusitas. Pengukuran religiusitas yang selalu ditemukan dalam artikel-artikel ilmiah selalu dibangun berdasarkan motivasi intrinsik (intra) dan ekstrinsik (inter). Skala pengukuran yang biasa digunakan adalah skala Allport dan Ross (1967) dan Worthington et al (2003). Permasalahan yang muncul dalam skala pengukuran religiusitas saat ini berkaitan dengan kontrakdiksi antara sikap dan perilaku serta adanya bias sosial. Seperti contoh, pada skala Allport dan Ross (1967) religiusitas dibedakan antara intrinsik dan ekstrinsik dan pada skala Worthington et al (2003) religiusitas dibedakan antara intra-religius dan inter-religius. Kedua skala tersebut hanya mencakup komponen iman (kepercayaan) dan ihsan (kesempurnaan) namun meniadakan satu komponen yang tidak kalah penting yaitu akhlak (perilaku atau perbuatan). Bisa saja responden mengaku sebagai orang yang religius namun tidak tercermin dalam akhlak atau perilakunya. Hal tersebut membuat celah antara sikap dan perilaku, yaitu antara klaim dan predikat religius dengan keadaan sebenarnya. Permasalahan selanjutnya terkait pengukuran religiusitas yaitu tingginya bias sosial, yaitu ketika seseorang mengaku religius untuk menghindari pengucilan sosial. Pernyataan senada juga telah disampaikan oleh Mokhlis (2009) yang menyatakan bahwa seseorang dapat menghadiri kegiatan keagamaan (religiusitas ekstrinsik) untuk menghindari pengucilan sosial, menyenangkan teman, atau hanya sekedar ingin mendapat predikat religius. Kedua masalah pada pengukuran religiusitas diatas menjadi pertimbangan peneliti untuk kemudian

8 mengukur religiusitas yang dikhususkan pada sisi keimanan atau kepercayaan (intrinsik). Dari sisi empiris, mayoritas penelitian yang meneliti hubungan religiusitas dan kredibilitas iklan persepsian berfokus pada kredibilitas media tempat dimana iklan ditayangkan atau ditampilkan (contoh: penelitian Golan dan Kiosis, 2010; Golan dan Day, 2010; serta Ariyanto et al., 2007). Namun, masih sangat jarang peneliti yang mengkaitkan religiusitas dengan kredibilitas iklan yang dipersepsikan dari sisi sumber atau endorsernya. Lebih lanjut, pada topik penelitian iklan TV Islami masih belum banyak peneliti yang menguji peran dogmatisme sebagai moderator dan membandingkannya pengaruhnya dengan norma sosial (subjektif). Dari sisi praktis, kebanyakan penelitian dalam ranah pemasaran Islami menjadikan konsumen Muslim sebagai objek penelitian. Hal tersebut seakan membatasi implikasi penelitian hanya kepada Muslim saja. Padahal konsumen non-muslim juga dapat menjadi pasar yang potensial. Penelitian terdahulu mendapatkan temuan bahwa konsumen Non-Muslim yang tinggal di negara mayoritas Muslim memiliki pemahaman yang baik tentang konsep Halal (lihat Rezai et al, 2011). Selain itu, dalam Raihana dan Kauthar (2011) didapatkan bahwa konsumen non-muslim mempersepsikan baik produk dengan logo Halal. Maka, tidak heran jika Mathew et al (2012) menyarankan produsen produk Halal untuk menyasar pasar Non-Muslim juga selain menyasar pasar Muslim.

9 Temuan-temuan diatas ditemukan pada penelitian yang meneliti persepsi konsumen Non-Muslim terhadap label atau logo Halal. Namun, belum banyak ditemukan pada penelitian dengan topik iklan Islami. Dengan demikian, secara ringkas celah penelitian terdahulu yang coba untuk ditutup pada penelitian ini adalah: 1) Celah metodologis: pengukuran religiusitas pada penelitian terdahulu masih menyisakan beberapa kekurangan terutama terkait masalah kontradiksi antara sikap dan perilaku serta masalah bias sosial. Penelitian terdahulu juga banyak yang menggunakan studi eksperimen. Penelitian ini ingin memperkaya kajian literatur dengan melakukan studi berbasis survei. 2) Celah empiris a) Masih belum ada penelitian terdahulu yang meneliti hubungan antara religiusitas dan kredibilitas media berdasarkan endorsernya. b) Peran dogmatisme sebagai pemoderator dalam literatur iklan TV Islami terkhusus kajian lintas agama belum banyak dikaji. c) Belum banyak penelitian sebelumnya yang membandingkan pengaruh antara dogmatisme dan norma subjektif dalam pembentukan sikap konsumen terhadap iklan TV Islami. 3) Celah praktis: implikasi praktis penelitian pada konteks pemasaran islami terbatas kepada konsumen beragama Islam saja. Penelitian ini menawarkan implikasi praktis kepada konsumen beragama Nasrani.

10 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah empiris yang sudah disebutkan sebelumnya, pertanyaan penelitian yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1) Apakah terdapat hubungan yang negatif signifikan antara religiusitas intrinsik (Nasrani) terhadap kredibilitas iklan TV yang dipersepsikan berdasarkan endorser dengan atribut Islami? 2) Apakah terdapat hubungan yang positif signifikan antara kredibilitas iklan TV yang dipersepsikan berdasarkan endorser dengan atribut Islami terhadap sikap konsumen Nasrani? 3) Apakah kredibilitas iklan TV yang dipersepsikan berdasarkan endorser dengan atribut Islami memediasi hubungan antara religiusitas intrinsik dan sikap konsumen Nasrani secara parsial? 4) Apakah dogmatisme dan norma subjektif memoderasi hubungan religiusitas intrinsik dan kredibilitas iklan TV yang dipersepsikan berdasarkan endorser dengan atribut Islami? 5) Apakah dogmatisme dan norma subjektif memoderasi hubungan kredibilitas iklan TV yang dipersepsikan berdasarkan endorser dengan atribut Islami dan sikap konsumen Nasrani? 6) Variabel mana antara dogmatisme dan norma subjektif yang pengaruhnya lebih kuat sebagai pemoderator? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara religiusitas intrinsik dan kredibilitas iklan berdasarkan endorsernya yang belum

11 dikaji oleh peneliti terdahulu. Kemudian untuk membandingkan dampak pengaruh eksternal (norma subjektif) dan internal (dogmatisme) dalam mempengaruhi sikap konsumen beragama Nasrani pada iklan TV Islami. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini secara keseluruhan diharapkan dapat memberikan manfaat nyata secara praktis dan teoritis, diantaranya: Manfaat Praktis. Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan menjadi rujukan serta pertimbangan bagi pemasar dan perusahaan dengan strategi Iklan TV Islami dalam mengiklankan produknya kepada konsumen non-muslim. Manfaat Teoritis. Penelitian ini diiharapkan dapat memperkaya bahasan topik tentang pengaruh atribut agama pada respon konsumen dengan mempertimbangkan dogmatisme agama sebagai variabel yang mempengaruhi kepercayaan konsumen.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dengan pertanyaan penelitian, sebagai berikut: 1. Brand image berpengaruh positif pada sikap terhadap produk.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dengan pertanyaan penelitian, sebagai berikut: 1. Brand image berpengaruh positif pada sikap terhadap produk. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan yang sesuai dengan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era ini, industri sepeda motor menjadi salah satu jenis usaha yang sedang mengalami pertumbuhan. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan penjualan pasar

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Perhatian dan konsumsi terhadap produk yang ramah lingkungan, khususnya produk organik merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi proses penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media promosi yang efektif. Iklan efektif dalam menarik. perhatian konsumen serta dapat menstimulus perilaku konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media promosi yang efektif. Iklan efektif dalam menarik. perhatian konsumen serta dapat menstimulus perilaku konsumen. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Saat ini pemasar menghadapi persaingan yang semakin ketat termasuk dalam kegiatan beriklan.dalam bidang pemasaran, iklan merupakan media promosi yang efektif. Iklan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Bab ini berisi pemaparan simpulan, keterbatasan, saran dan implikasi

BAB V PENUTUP. Bab ini berisi pemaparan simpulan, keterbatasan, saran dan implikasi BAB V PENUTUP Bab ini berisi pemaparan simpulan, keterbatasan, saran dan implikasi penelitian yang terdapat dalam penelitian ini. Pemaparan simpulan bertujuan menjelaskan ringkasan hasil penelitian guna

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. yang telah dilakukan pada bab sebelumnya adalah: mempengaruhi individu untuk melakukan internalisasi nilai-nilai organisasi

BAB V PENUTUP. yang telah dilakukan pada bab sebelumnya adalah: mempengaruhi individu untuk melakukan internalisasi nilai-nilai organisasi BAB V PENUTUP A. Simpulan Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik atas hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya adalah: 1. Identifikasi organisasional berpengaruh positif dan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL 5.1 Kesimpulan berikut: Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai 1. Label halal berpengaruh positif signifikan terhadap

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menengah perkotaan, mereka menyadari bahwa penampilan memegang peranan

BAB V PENUTUP. menengah perkotaan, mereka menyadari bahwa penampilan memegang peranan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Sebagai komunitas yang dibentuk berdasarkan kesadaran religious, Komunitas Hijabers Yogyakarta ingin menampilkan sebuah identitas baru yaitu berbusana yang modis tapi tetap

Lebih terperinci

BAB V. SIMPULAN, KONTRIBUSI, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI PADA PENELITIAN BERIKUTNYA. 5.1 Simpulan

BAB V. SIMPULAN, KONTRIBUSI, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI PADA PENELITIAN BERIKUTNYA. 5.1 Simpulan 123 BAB V. SIMPULAN, KONTRIBUSI, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI PADA PENELITIAN BERIKUTNYA 5.1 Simpulan Penelitian ini menemukan faktor yang mempengaruhi kontradiksi pengaruh iklim psikologis persaingan terhadap

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas layanan, yang terdiri

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas layanan, yang terdiri BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas layanan, yang terdiri dari 6 dimensi, yaitu: desain situs, reliabilitas, layanan pelanggan, keamanan/privasi, personalisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada pada produk yang telah di berikan perusahaan kepada konsumen. Sepeda

BAB I PENDAHULUAN. ada pada produk yang telah di berikan perusahaan kepada konsumen. Sepeda 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minat beli ulang yang dirasakan konsumen tidak terlepas dari kualitas yang ada pada produk yang telah di berikan perusahaan kepada konsumen. Sepeda motor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak didefenisikan dari perspektif pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tanggapan yang negatif. Studi Nye et al., (2008) tentang iklan komparatif dalam konteks lintas negara, sikap

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tanggapan yang negatif. Studi Nye et al., (2008) tentang iklan komparatif dalam konteks lintas negara, sikap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kompetisi di pasar dunia semakin meningkat, peningkatan penggunaan iklan komparatif pun tak terelakkan. Penelitian yang memeriksa iklan komparatif dalam

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. yang terdiri dari dimensi pengetahuan lingkungan dan sikap terhadap

BAB V PENUTUP. yang terdiri dari dimensi pengetahuan lingkungan dan sikap terhadap BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ekolabel terhadap niat beli ulang produk ramah lingkungan dan menguji pengaruh kepedulian lingkungan terhadap kekuatan hubungan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Hasil penelitian ini membuktikan dugaan hipotesis dapat diterima yaitu :

BAB V PENUTUP. Hasil penelitian ini membuktikan dugaan hipotesis dapat diterima yaitu : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: Hasil penelitian ini membuktikan dugaan hipotesis dapat diterima yaitu : 1) Tanggapan responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjanjikan bagi perusahaan kosmetik. Perkembangan kosmetik di

BAB I PENDAHULUAN. yang menjanjikan bagi perusahaan kosmetik. Perkembangan kosmetik di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk yang cukup padat menjadikan Indonesia sebagai pasar yang menjanjikan bagi perusahaan kosmetik. Perkembangan kosmetik di Indonesia tumbuh cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, makanan berkontribusi pada kesehatan tiap individu. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, makanan berkontribusi pada kesehatan tiap individu. Makanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Di samping itu, makanan berkontribusi pada kesehatan tiap individu. Makanan berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. involvement. Adapun hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. involvement. Adapun hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepuasan konsumen pada niat pembelian ulang yang dimediasi oleh kepercayaan merek dan dimoderasi oleh involvement.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harus diakui, memang sulit mencapai keselarasan dalam. iklan yang berhasil memadukan dampak komersial dan sosial budaya, akan

BAB I PENDAHULUAN. Harus diakui, memang sulit mencapai keselarasan dalam. iklan yang berhasil memadukan dampak komersial dan sosial budaya, akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periklanan adalah fenomena bisnis modern. Tidak ada perusahaan yang ingin maju dan memenangkan kompetisi bisnis tanpa mengandalkan iklan. Setiap kegiatan bisnis pasti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi makanan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi makanan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi makanan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi makanan yaitu agama, ras, pengetahuan, persepsi, dan lain-lain. Agama

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pilihan yang mungkin dipilih, yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan

BAB V PENUTUP. pilihan yang mungkin dipilih, yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan BAB V PENUTUP Pada bab ini akan dipaparkan secara lebih lanjut mengenai kesimpulan dan implikasi dari hasil penelitian terkait fenomena yang diangkat menjadi tema dalam penelitian ini, pengaruh atribut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. empat variabel independen (produk ramah lingkungan, atribut merek hijau,

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. empat variabel independen (produk ramah lingkungan, atribut merek hijau, BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN A. Kesimpulan Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi pada empat variabel independen (produk ramah lingkungan, atribut merek hijau,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa industri musik dapat memberikan pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menjaga penampilan merupakan hal yang sangat penting bagi wanita hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Menjaga penampilan merupakan hal yang sangat penting bagi wanita hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjaga penampilan merupakan hal yang sangat penting bagi wanita hal ini disebabkan karena mayoritas wanita ingin tampil cantik dan sempurna dimana pun dan kapanpun

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : Persepsi konsumen terhadap harga sangat baik. Konsumen merasa harga

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta analisis mengenai pengaruh persepsi konsumen pada atribut produk terhadap niat beli ulang Pocari Sweat yang diwakili oleh 180

Lebih terperinci

VARIABEL PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA DOSEN : DIANA MA RIFAH

VARIABEL PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA DOSEN : DIANA MA RIFAH VARIABEL PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA DOSEN : DIANA MA RIFAH PENGERTIAN Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Llabel adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang

BAB II LANDASAN TEORI. Llabel adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Label Halal Label adalah sejumlah keterangan pada kemasan produk. Secara umum, label minimal harus berisi nama atau merek produk, bahan baku,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan, keterbatasan, saran, serta implikasi sebagai bagian akhir dari penelitian. Kesimpulan didasarkan pada hasil análisis data yang telah dilakukan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena mengenai perilaku konsumen dapat di lihat dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena mengenai perilaku konsumen dapat di lihat dalam kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena mengenai perilaku konsumen dapat di lihat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu dari perilaku konsumen tersebut adalah prilaku membeli. Seperti yang dikatakan

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Disain Penelitian Menurut Sugiyono (2004,p5) jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut, tujuan, pendekatan, dan tingkat eksplanasi, dan analisis & jenis data. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wanita merupakan simbol dari keindahan. Salah satu upaya wanita untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. Wanita merupakan simbol dari keindahan. Salah satu upaya wanita untuk menjaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita merupakan simbol dari keindahan. Salah satu upaya wanita untuk menjaga keindahannya adalah dengan cara merawat diri baik dari dalam yaitu dengan berolahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengambilan keputusan pembelian tanpa rencana atau impulsive buying.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengambilan keputusan pembelian tanpa rencana atau impulsive buying. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelian kompulsif dewasa ini menjadi salah satu topik yang menarik bagi sejumlah peneliti dibidang konsumsi maupun bidang pemasaran karena dianggap sebagai akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas pendirinya, Adolf Dassler, yang mulai memproduksi sepatu pada 1920-an di

BAB I PENDAHULUAN. atas pendirinya, Adolf Dassler, yang mulai memproduksi sepatu pada 1920-an di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya merek yang beredar di pasaran memberi peluang kebebasan konsumen memilih merek produk yang diinginkan sesuai sikap mereka terhadap produk tersebut,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. dan rekomendasi. Pembahasan dari masing-masing dijelaskan secara runtut sebagai

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. dan rekomendasi. Pembahasan dari masing-masing dijelaskan secara runtut sebagai BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI Bab ini membahas tentang kesimpulan penelitian, implikasi, saran, keterbatasan dan rekomendasi. Pembahasan dari masing-masing dijelaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipertahankan selamanya. Ini bukan merupakan tugas yang mudah mengingat

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipertahankan selamanya. Ini bukan merupakan tugas yang mudah mengingat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemasar pada umumnya menginginkan bahwa pelanggan yang diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Ini bukan merupakan tugas yang mudah mengingat perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan bagi pengusaha untuk tetap berada dalam persaingan industri.

BAB I PENDAHULUAN. tantangan bagi pengusaha untuk tetap berada dalam persaingan industri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis yang sangat tajam pada saat ini merupakan sebuah tantangan bagi pengusaha untuk tetap berada dalam persaingan industri. Persaingan yang terjadi akan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR ISI DAFTAR ISI....iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 9 1.4 Manfaat Penelitian... 9 1.5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya dalam suatu lingkungan bisnis. Pada era sekarang itu bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya dalam suatu lingkungan bisnis. Pada era sekarang itu bukan lagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk dapat menyusun strategi bisnis yang tepat dalam rangka mempertahankan eksistensinya dalam suatu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Bab ini menyajikan simpulan hasil penelitian, kontribusi penelitian, keterbatasan,

BAB V PENUTUP. Bab ini menyajikan simpulan hasil penelitian, kontribusi penelitian, keterbatasan, BAB V PENUTUP Bab ini menyajikan simpulan hasil penelitian, kontribusi penelitian, keterbatasan, dan saran bagi penelitian mendatang. Simpulan dipaparkan untuk menjelaskan pemahaman perilaku konsumen secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia pada tahun 2010 sekitar 217 juta jiwa dari total penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet sampai pada bulan Juni 2016 melebihi 3,68 miliar. Meskipun penetrasi

BAB I PENDAHULUAN. internet sampai pada bulan Juni 2016 melebihi 3,68 miliar. Meskipun penetrasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Internet World Statst (2016), jumlah orang yang menggunakan internet sampai pada bulan Juni 2016 melebihi 3,68 miliar. Meskipun penetrasi melambat dari pengguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetik merupakan salah satu produk yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan keinginan konsumen, khususnya perempuan agar tampil lebih cantik dan menarik.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara garis besar, kata halal dalam hukum diartikan sebagai sesuatu yang bukan haram, sedangkan haram merupakan perbuatan yang mengakibatkan dosa dan ancaman siksa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus yang dilakukan pada periode 1 Mei 15 Juni 2010 adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perilaku konsumen juga akan menentukan proses pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perilaku konsumen juga akan menentukan proses pengambilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep pemasaran sekarang ini menjadi lebih nyata dan para pelaku usaha melakukan persaingan yang sangat ketat untuk mengambil simpati para konsumen dan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin selektif dalam melakukan pemilihan produk yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. semakin selektif dalam melakukan pemilihan produk yang akan digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyaknya iklan yang beredar di televisi nasional membuat konsumen semakin selektif dalam melakukan pemilihan produk yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah penelitian konklusif atau deskriptif. Penelitian ini menyediakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah penelitian konklusif atau deskriptif. Penelitian ini menyediakan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian konklusif atau deskriptif. Penelitian ini menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terbentuknya persepsi yang tepat pada konsumen menyebabkan mereka

BAB I PENDAHULUAN. Terbentuknya persepsi yang tepat pada konsumen menyebabkan mereka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terbentuknya persepsi yang tepat pada konsumen menyebabkan mereka memiliki kesan dan memberikan penilaian yang tepat. Jika konsumen mempersepsikan bahwa produk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 1. Celebrity Endorsement. (McCracken,1989). Kata celebrity mengacu pada seseorang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 1. Celebrity Endorsement. (McCracken,1989). Kata celebrity mengacu pada seseorang yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 1. Celebrity Endorsement Celebrity merupakan seseorang yang memiliki ketenaran dan memiliki atribut khusus yang atraktif dan dapat dipercaya (McCracken,1989).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Lingkungan Toko Lingkungan toko merupakan salah satu bagian dari bauran eceran yang memiliki arti yang sangat penting dalam menjalankan bisnis ritel. Dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi informasi yang semakin pesat ini, menimbulkan pemikiran baru bagi pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya agar dapat bersaing dengan pelaku

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI A. Landasan Teori 1. Perpindahan Merek (Brand Switching) Perpindahan merek (brand switching) adalah pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035 menjadikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di

I. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Intensitas penayangan iklan melalui media televisi di Indonesia dalam perkembangannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini ditandai dengan semakin sering munculnya

Lebih terperinci

syarat penting untuk kemajuan produk-produk pangan lokal di Indonesia khususnya agar dapat bersaing dengan produk lain baik di dalam maupun di

syarat penting untuk kemajuan produk-produk pangan lokal di Indonesia khususnya agar dapat bersaing dengan produk lain baik di dalam maupun di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan (makanan dan minuman) yang halal dan baik merupakan syarat penting untuk kemajuan produk-produk pangan lokal di Indonesia khususnya agar dapat bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion adalah istilah umum untuk gaya atau mode. Fashion dan wanita merupakan dua hal yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Setiap wanita ingin tampil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periklanan merupakan fenomena sosial yang menjadi salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. Periklanan merupakan fenomena sosial yang menjadi salah satu cara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Periklanan merupakan fenomena sosial yang menjadi salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk menyampaikan pesan produk kepada para konsumen. Tentunya sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Newell (2000) adalah dengan memahami hubungan antara minat beli konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Newell (2000) adalah dengan memahami hubungan antara minat beli konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan merupakan media komunikasi yang paling umum bagi perusahaan untuk mengenalkan produknya kepada konsumen. Iklan menurut Goldsmith, Lafferty dan Newell (2000) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di pasar untuk membeli produknya. merek yang mapan, sehingga telah memiliki kekuatan pasar. Di tengah

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di pasar untuk membeli produknya. merek yang mapan, sehingga telah memiliki kekuatan pasar. Di tengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring semakin cerdasnya konsumen dan semakin bertambahnya pilihan produk yang tersedia di pasar, menimbulkan persaingan yang semakin ketat pada sisi produsen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sekarang merupakan negara mayoritas muslim terbesar di dunia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. yang sekarang merupakan negara mayoritas muslim terbesar di dunia. Pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam, yang sekarang merupakan negara mayoritas muslim terbesar di dunia. Pada sensus penduduk 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik Oleh Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga, Jurnal EKonomi, 2016, hal. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik Oleh Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga, Jurnal EKonomi, 2016, hal. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita tentu ingin selalu tampil cantik di mana pun dan kapan pun. Banyak yang dilakukan untuk mendapatkan tampilan yang diinginkan agar terlihat menawan. Hal yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis di antara perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis di antara perusahaan-perusahaan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan bisnis di antara perusahaan-perusahaan semakin ketat. Hal ini menyebabkan perlunya suatu kebijaksanaan tertentu dari perusahaan untuk

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN AIR MINUM TOTAL DI KECAMATAN LAWEYAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN AIR MINUM TOTAL DI KECAMATAN LAWEYAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN AIR MINUM TOTAL DI KECAMATAN LAWEYAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitihan Terdahulu Penelitian terdahulu yang melandasi atau menjadi pedoman dalam penelitian tentang Pengaruh Kesadaran merek, Asosiasi merek, Loyalitas merek dan Citra merek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan global dan ekonomi yang terjadi, membuat pola pembelian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan global dan ekonomi yang terjadi, membuat pola pembelian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan global dan ekonomi yang terjadi, membuat pola pembelian konsumen terhadap produk lokal telah bergeser dengan banyaknya pilihan produk impor yang tersedia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembahasan pada bab ini dimaksudkan untuk memberi penjelasan mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu berdasarkan variabel-variabel yang menjadi objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu media pandang dengar (audio visual) yang paling kuat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu media pandang dengar (audio visual) yang paling kuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia modern di kota besar memiliki tuntutan lebih pada media elektronika audio visual. Televisi merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran sensorik (sensory marketing) didefinisikan oleh Krishna (2012) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran sensorik (sensory marketing) didefinisikan oleh Krishna (2012) sebagai BAB I PENDAHULUAN Pemasaran sensorik (sensory marketing) didefinisikan oleh Krishna (2012) sebagai pemasaran yang melibatkan indera konsumen dan mempengaruhi persepsi, penilaian dan perilakunya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beli di internet. Hingga pengguna internet meningkat mencapai 500 miliar pada

BAB I PENDAHULUAN. beli di internet. Hingga pengguna internet meningkat mencapai 500 miliar pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Revolusi digital berkembang cukup pesat dalam 20 tahun terakhir. G&R ad Network (2012) menjelaskan bahwa terdapat tiga tahapan dalam revolusi digital tersebut. Tahap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini peneliti menguraikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis. Selain itu, bab ini juga dilengkapi dengan implikasi manajerial, keterbatasan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Konsumsi dan Konsumen Konsumsi berasal dari bahasa Belanda consumptie. Pengertian konsumsi secara tersirat dikemukakan oleh Holbrook

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan pola pikir manusia mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami banyaknya perubahan

Lebih terperinci

BAB I. Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai. dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan

BAB I. Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai. dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen dalam menentukan produk yang akan dibelinya. Konsumen akan memilih

BAB I PENDAHULUAN. konsumen dalam menentukan produk yang akan dibelinya. Konsumen akan memilih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan dalam bidang pemasaran produk begitu ketat guna mendapatkan pangsa pasar yang tinggi. Persaingan tersebut ditambah dengan semakin kritisnya konsumen dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi di Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2014 sebesar 28 juta orang atau 11,25

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar industri sejenis maupun tidak sejenis semakin ketat sehingga untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar industri sejenis maupun tidak sejenis semakin ketat sehingga untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan antar industri sejenis maupun tidak sejenis semakin ketat sehingga untuk dapat memenangkan persaingan, perusahaan harus mampu meningkatkan kinerja

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam era globalisasi saat ini perkembangan teknologi dan industri

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam era globalisasi saat ini perkembangan teknologi dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam era globalisasi saat ini perkembangan teknologi dan industri kian meningkat tiap tahunnya. Tidak menutup kemungkinan para produsen mengambil peluang

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dengan dibukanya kesempatan oleh pemerintah bagi pihak swasta untuk ikut berperan serta dalam industri siaran televisi, hal ini menyebabkan masyarakat mempunyai alternatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring berjalannya waktu perekonomian di dunia semakin berkembang. Globalisasi membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Karena itu, organisasi dituntut untuk

Lebih terperinci

12 Berdasarkan konteks studi perilaku organisasional, bahwa kepercayaan mengarah pada level tertinggi pada loyalitas, yaitu komitmen (Morgan dan Hunt,

12 Berdasarkan konteks studi perilaku organisasional, bahwa kepercayaan mengarah pada level tertinggi pada loyalitas, yaitu komitmen (Morgan dan Hunt, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Dalam bab ini akan menjelaskan variabel penelitian. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah reputasi merek, prediktabilitas merek, kompetensi merek,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian atau tahap-tahap penelitian yang akan dilalui dari awal hingga akhir. Pada penelitian ini, tahapantahapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, dunia periklanan dan pertelevisian di

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, dunia periklanan dan pertelevisian di BAB 1 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman, dunia periklanan dan pertelevisian di Indonesia sudah sangat maju dan tidak kalah dengan negara lain. Begitu juga dengan selebriti baru yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, maka dengan sendirinya akan menimbulkan adanya perubahan di segala bidang seperti mode, informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memacu perubahan dalam bidang pemasaran, operasional,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memacu perubahan dalam bidang pemasaran, operasional, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penguasaan teknologi berperan dalam mendukung pencapaian tujuan bisnis pada berbagai skala usaha dan jenis industri. Kecakapan dalam pemanfaatan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perilaku Konsumen Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam memproduksi dan meyalurkan barang-barang dan jasa. Dalam masyarakat industri yang sudah maju, seperti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Kimaja no.2 Way Halim Bandar Lampung. dan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh. Maka jenis data yang

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Kimaja no.2 Way Halim Bandar Lampung. dan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh. Maka jenis data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Rumah Makan Ayam Bakar Pak Gendut yang berlokasi di Jl. Kimaja no.2 Way Halim Bandar Lampung. 3.2 Jenis dan Sumber Data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagi konsumen wanita, kosmetik adalah salah satu kebutuhan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Bagi konsumen wanita, kosmetik adalah salah satu kebutuhan yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi konsumen wanita, kosmetik adalah salah satu kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Keinginan mereka yang besar untuk memiliki kulit yang lebih halus dan

Lebih terperinci

mempengaruhi pembelian impulsif berupa faktor kognitif? 3. Bagaimana faktor celebrity endorser yang terdiri dari kredibilitas, daya tarik,

mempengaruhi pembelian impulsif berupa faktor kognitif? 3. Bagaimana faktor celebrity endorser yang terdiri dari kredibilitas, daya tarik, Pengaruh Celebrity Endorser pada Faktor Afeksi, Faktor Kognitif, Tingkat Pendapatan, Tendensi Belanja, dan Nilai Produk dalam Pembelian Impulsif Nicholas/ Shellyana Junaedi Latar Belakang Masalah Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I. dari unsur-unsur tersebut (Kotler dan Keller, 2009). Tujuannya untuk. mengidentifikasi produk dan layanan dari kelompok penjual serta untuk

BAB I. dari unsur-unsur tersebut (Kotler dan Keller, 2009). Tujuannya untuk. mengidentifikasi produk dan layanan dari kelompok penjual serta untuk BAB I 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, merek sudah menjadi salah satu fokus pemasaran. Upaya membangun suatu merek yang kuat pun perlu dilakukan. Merek dapat juga didefinisikan sebagai sebuah nama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran industri dan perubahan perilaku karyawan. Sumber daya manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran industri dan perubahan perilaku karyawan. Sumber daya manusia (SDM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perasaingan dalam dunia bisnis merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh organisasi. Organisasi dituntut untuk mampu menghadapi perubahan paradigma, pergeseran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat konsumsi susu cair di Indonesia masih menjadi hal yang sangat jarang. Pada umumnya susu cair dikonsumsi pada saat sarapan sebagai minuman atau sebagai pelengkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja dan keberlanjutan sebuah organisasi adalah tantangan terbesar yang dihadapi oleh seorang pemimpin (Emmons, 2013). Kesuksesan tidak hanya berbicara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (http://kbbi.web.id/jilbab). Pada zaman orde baru pemerintah melarang

BAB I PENDAHULUAN. (http://kbbi.web.id/jilbab). Pada zaman orde baru pemerintah melarang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia sehingga banyak ditemui perempuan muslim Indonesia menggunakan jilbab,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada di Surakarta khususnya, sangat banyak supermarket yang. menawarkan kelebihan supermarket dengan skala besar.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada di Surakarta khususnya, sangat banyak supermarket yang. menawarkan kelebihan supermarket dengan skala besar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di kota Surakarta telah meningkatkan persaingan di antara supermarket. Setiap supermarket dituntut untuk bisa memenuhi kebutuhan konsumennya secara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Teori Penelitian Terdahulu Analisis Pendapat Responden menggunakan Multi Atribut Fishbein Atribut-atribut Produk Yang Dipertimbangkan Responden Sikap Responden

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. usaha organisasi atau perusahaan dalam mendesain, promosi, harga dan distribusi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. usaha organisasi atau perusahaan dalam mendesain, promosi, harga dan distribusi BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Green marketing Green marketing (pemasaran hijau) sebagai salah satu usaha strategis dalam menciptakan suatu bisnis yang berbasis

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Baros (2007) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh atribut produk terhadap terbentuknya citra merek (Brand Image) di PT. Radio Kidung Indah Selaras

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjanjikan di Indonesia. Hal ini terlihat dari pertumbuhan perusahaan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjanjikan di Indonesia. Hal ini terlihat dari pertumbuhan perusahaan PENDAHULUAN Latar Belakang Peningkatan konsumsi daging olahan telah menjadi pasar yang menjanjikan di Indonesia. Hal ini terlihat dari pertumbuhan perusahaan yang melakukan proses pengolahan daging menjadi

Lebih terperinci