BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2014
|
|
- Sudomo Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi di Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2014 sebesar 28 juta orang atau 11,25 persen dari penduduk Indonesia (BPS, 2014). Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi hal tersebut. Zakat diyakini bisa menjadi salah satu instrumen untuk mengurangi kemiskinan tersebut (Ali dkk, 2015; Nadzri dkk, 2015, Abdullah dkk, 2015; Embong dkk, 2013; Theodossiou, 2015). Implementasi dari zakat ini dapat menyediakan dana untuk program pembiayaan mikro kepada yang miskin (Kahf, 2004). Hal ini didukung dengan adanya potensi zakat di Indonesia yang besar. Berdasarkan penelitian Firdaus dkk (2012), potensi zakat di Indonesia mencapai 217 triliun rupiah atau setara dengan 3,14 % dari PDB. Namun potensi yang demikian besar belumlah optimal dan hanya tercapai sedikit. Zakat yang terkumpul di organisasi pengelola zakat (yang selanjutnya disebut OPZ) secara nasional pada tahun 2015 tercapai 3,8 triliun rupiah 1. Upaya maksimal diperlukan untuk mencapai potensi tersebut salah satunya dengan sosialisasi, pembuatan peraturan terkait zakat dan penelitian terkait faktorfaktor yang memengaruhi keputusan membayar zakat di OPZ. 1 Pernyataan Direktur Pemberdayaan Zakat Kementerian Agama RI Jaja Jaelani. 1
2 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan dalam membayar zakat misalnya umur, status pernikahan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan pembayaran melalui mekanisme pemotongan gaji (Hairunizam dkk, 2005), sikap, norma subjektif dan pengendalian perilaku (Saad dan Haniffa, 2014; Azman dan Bidin, 2015), keimanan (Muda dkk, 2006; Mukhlis dan Beik, 2013), sosial (Abu Bakar dan Abdul Rashid, 2010; Mukhlis dan Beik, 2013). Selain itu ada faktor balasan, kepuasan pribadi, pemahaman agama (Muda dkk, 2006; Mukhlis dan Beik, 2013), faktor organisasi (Muda, 2006), tingkat religiusitas (Azman dan Bidin, 2015) insentif pemerintah, paksaan hukum (Khamis dan Yahya, 2015). Dari beberapa penelitian di atas terlihat bahwa faktor intrinsik (yang berasal dari dalam diri muzakki) lebih banyak diteliti dibandingkan dari faktor ekstrinsik (yang berasal dari luar diri muzakki). Kepercayaan kepada OPZ juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi komitmen membayar zakat (Nurhayati dan Siswantoro, 2015). Beberapa kasus penggelapan dana zakat oleh amil zakat sempat muncul di media 2. Adanya skandal dan penyalahgunaan wewenang oleh lembaga non governmental organization (NGO) membuat permintaan akuntabilitas yang lebih besar dari NGO (Gibelman & Gelman, 2000). Amil atau OPZ harus membuktikan dan meyakinkan kepada donatur potensial bahwa pandangan negatif mereka kepada OPZ tidak benar (Indahsari dkk, 2013). 2 Terdapat kasus penggelapan dana zakat di BAZDA Kampar pada tahun 2011 ( Tahun 2012 dengan kasus penggelapan dana zakat di kalangan militer ( Tahun 2015 terdapat kasus penggelapan dana zakat di 4 SKPD di Pagaralam Sumatera Selatan ( 2
3 OPZ sebagai organisasi yang menjembatani (intermediary) individu dan perusahaan (donatur potensial) dengan penerima manfaat disarankan untuk menyediakan informasi secara sering, spesifik dan luas (Therkelsen, 2011). Ketersediaan informasi menjadi salah satu alasan seseorang dalam memilih tempat membayar zakat (Mukhlis dan Beik, 2013). Informasi yang disediakan oleh OPZ untuk pihak eksternal (muzakki, sponsor, pemerintah, dll) bisa diperoleh dari media elektronik (website lembaga, TV, radio) maupun media cetak (suratkabar, majalah, leaflet, dll). Penyediaan informasi oleh OPZ bukan berarti tanpa ada biaya. Rumah Zakat (RZ) sebagai salah satu OPZ mengeluarkan beban iklan dan marketing tahun 2013 sejumlah Rp atau 15% dari total penggunaan dana Rp Jumlah tersebut juga melampaui pemasukan pada pos dana amil RZ pada tahun 2013 yang sejumlah Rp sehingga beban iklan menggunakan dana dari pos lain. Prinsip kehati-hatian dan efisiensi untuk pengeluaran iklan dan marketing juga perlu dipertimbangkan mengingat dana yang digunakan adalah dana zakat. Saat OPZ bisa menghindari penyediaan informasi yang kurang berguna bagi muzakki, dana tersebut bisa digunakan untuk agenda pemberdayaan masyarakat yang lain. Informasi yang memengaruhi keputusan muzakki untuk membayar zakat di OPZ belum diketahui. Laporan keuangan sebagai informasi akuntansi mempunyai peranan penting dalam membantu menganalisis dan mengevaluasi organisasi 3 Laporan tahunan Rumah Zakat
4 (Parsons, 2003). Saat OPZ memberikan informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh muzakki, maka muzakki akan merespon dengan memberikan dana zakat kepada OPZ. Hasil akhir yang diharapkan adalah dana zakat yang terkumpul di OPZ di Indonesia semakin meningkat. Peningkatan jumlah dana zakat akan memperbanyak kesempatan pemberdayaan masyarakat dan peralihan status dari mustahiq (orang yang menerima zakat) menjadi muzakki akan semakin banyak. Penelitian terkait pengaruh adanya informasi akuntansi dan nonakuntansi terhadap keputusan untuk memberikan donasi sudah dilakukan beberapa kali (Heijden, 2013; Khuwamala dkk, 2005; Trussel dan Parsons, 2008; Buchheit dan Parsons, 2006; Parsons, 2007; Xie dan Ding, 2013). Namun demikian, belum ada penelitian yang meneliti pengaruh informasi akuntansi dan nonakuntansi dalam memengaruhi keputusan muzakki untuk membayar zakat. Berbeda dengan donasi misalnya sedekah dan wakaf yang bersifat sukarela, zakat adalah kewajiban yang harus dibayar oleh seorang muslim yang sudah memenuhi nisab 4 dan haul. Penelitian ini melanjutkan penelitian Parsons (2007) terkait pengaruh informasi akuntansi dan nonakuntansi terhadap keputusan memberikan donasi dengan konteks zakat. Mengikuti Heijden (2013), penelitian ini menggunakan kondisi multi lembaga karena Parsons (2007) menggunakan kondisi satu lembaga saja. Hal ini karena jumlah OPZ yang semakin 4 Nisab adalah batas minimum harta yang wajib dikeluarkan zakatnya (PSAK 109). 4
5 meningkat setiap tahunnya membuat muzakki memiliki banyak pilihan tempat untuk membayar zakat. Penelitian ini dilakukan dengan dengan metode eksperimen dengan perlakuan adanya informasi akuntansi yang berupa laporan perubahan dana zakat dan informasi nonakuntansi yang berupa informasi pertumbuhan penerima manfaat. Kedua informasi ini sesuai dengan PSAK 109 tentang akuntansi zakat dan shadaqoh. Rintasari (2010) menemukan beberapa informasi dari laporan keuangan OPZ yang dibutuhkan oleh muzakki sesuai dengan PSAK 109. Penelitian ini menggunakan informasi pertumbuhan penerima manfaat sebagai informasi nonakuntansi. Terdapat beberapa perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Pertama, penelitian ini menggunakan kondisi multi lembaga sedangkan penelitian Parsons (2007) hanya satu lembaga. Kedua, penelitian sebelumnya menggunakan konteks keputusan memberikan donasi di lembaga sosial yang bersifat sukarela (voluntary), sedangkan penelitian ini menggunakan konteks zakat yang bersifat wajib (mandatory) bagi muzakki yang sudah memenuhi syarat. Ketiga, penelitian ini adalah penelitian pertama dalam ranah zakat yang memasukkan pengaruh informasi akuntansi dan nonakuntansi dalam pengambilan keputusan membayar zakat. Penelitian dalam bidang zakat sebelumnya didominasi oleh faktor-faktor internal muzakki, sedangkan dari faktor eksternal masih terbatas. Informasi akuntansi dan nonakuntansi yang 5
6 berasal dari eksternal muzakki bisa menambah literatur terkait faktor eksternal dan keputusan membayar zakat. Keempat, penelitian ini menggunakan informasi akuntansi yang berupa laporan perubahan dana zakat dan informasi nonakuntansi yang berupa informasi pertumbuhan penerima manfaat. Kedua informasi tersebut digunakan agar lebih sesuai dengan lapangan yang menggunakan PSAK 109 tentang akuntansi zakat dan shadaqoh. Kelima, penelitian ini menggunakan metode eksperimen sedangkan penelitian dalam bidang zakat sebelumnya didominasi oleh metode survei. Metode eksperimen ini adalah metode dengan validitas internal yang paling tinggi dibandingkan metode penelitian lainnya Rumusan Masalah Potensi dana zakat yang besar di Indonesia yaitu 217 triliun rupiah (Firdaus, 2012) namun realisasinya belum tercapai. BAZNAS mencatat pada tahun 2015 dana zakat yang terkumpul sejumlah 3,8 triliun rupiah atau dua persen dari total potensi dana zakat di Indonesia. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan pengumpulan dana zakat misalnya sosialisasi zakat, pembuatan peraturan terkait zakat dan penelitian terkait zakat. Penyediaan informasi tersebut juga memerlukan dana yang besar. Informasi akuntansi dan nonakuntansi adalah informasi yang disediakan OPZ. Namun demikian, belum ada penelitian untuk mengetahui pengaruh informasi akuntansi dan informasi nonakuntansi terhadap keputusan muzakki untuk membayar zakat di OPZ. Sehingga pertanyaan dalam penelitian 6
7 ini adalah Apakah informasi akuntansi berupa laporan perubahan dana zakat dan informasi nonakuntansi berupa informasi pertumbuhan penerima manfaat akan memengaruhi keputusan muzakki dalam membayar zakat di OPZ? 1.3.Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh adanya informasi akuntansi berupa laporan perubahan dana zakat dan informasi nonakuntansi berupa informasi pertumbuhan penerima manfaat terhadap keputusan muzakki untuk membayar zakat di OPZ Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki beberapa kontribusi baik secara teori maupun praktik, yaitu: a. Secara teori penelitian ini memberikan tambahan keilmuan dengan mengembangkan dari penelitian Parsons (2007) dalam menggunakan konteks zakat. Selain itu, penelitian ini sepengetahuan penulis juga merupakan penelitian pertama yang memasukkan pengaruh informasi akuntansi dan nonakuntansi dalam konteks keputusan membayar zakat. Penelitian ini memberikan gambaran bagaimana muzakki merespon adanya pengaruh informasi akuntansi dan nonakuntansi yang disediakan dalam konteks multi OPZ. Penelitian ini dapat menambah wawasan penelitian terkait keputusan muzakki untuk membayar zakat yang didominasi oleh faktor internal muzakki dan metode survei. 7
8 b. Secara praktik, penelitian ini memberikan gambaran pentingnya informasi akuntansi dalam proses pengambilan keputusan muzakki untuk membayar zakat. OPZ diharapkan melakukan pengelolaan dana zakat yang lebih efisien dan memberikan informasi baik yang sudah diatur dalam PSAK 109 dan yang belum diatur. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu bukti manfaat dari informasi akuntansi dari PSAK 109 tentang akuntansi zakat dan shadaqoh di OPZ sehingga, bagi BAZNAS atau Dewas Standar Akuntansi Syariah, sosialisasi PSAK 109 dan pembuatan aturan terkait akuntabilitas OPZ tetap perlu digencarkan. 1.5.Sistematika Penulisan Penelitian ini memiliki sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab. BAB I: PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian serta sistematika penulisan. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi uraian tentang the majority of confirming dimension heuristic theory, zakat dan kemiskinan, penelitian terkait keputusan membayar zakat, informasi akuntansi, informasi nonakuntansi dan pengembangan hipotesis. 8
9 BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan desain penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, partisipan, operasional variabel, teknik analisa data dan uji analisis. BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi uraian hasil uji data penelitian yang meliputi cek manipulasi, statistika deskriptif, pengujian normalitas, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V: PENUTUP Bab ini berisi tentang simpulan hasil penelitian, implikasi penelitian, keterbatasan yang terdapat dalam penelitian serta saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya. 9
BAB I PENDAHULUAN. ingin berkembang. Indonesia yang merupakan Negara berkembang tentunya
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan jika suatu Negara ingin berkembang. Indonesia yang merupakan Negara berkembang tentunya harus mengupayakan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai keberhasilan dalam kelangsungan ke masa yang akan datang untuk menciptakan kesadaran umat. Dalam hal
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Simpulan Akuntabilitas di Badan Amil Zakat masih dalam kategori cukup baik. Penelitian ini menemukan bahwa: 1. Badan amil zakat, infaq sudah sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Islam adalah agama yang diturunkan sebagai rahmat bagi alam semesta, yakni agama yang membimbing umat manusia untuk mencapai kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh makhluk. Menurut (Wijaya, 2014) Al-quran meyakinkan bahwa sumber daya itu tersedia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu rukun islam yang wajib ditunaikan oleh umat muslim atas harta kekayaan seorang individu yang ketentuannya berpedoman pada Al-Qur an
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga zakat adalah lembaga yang berada ditengah-tengah publik sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi Pengelolaan Zakat (OPZ) dalam
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. berpengaruh terhadap minat membayar zakat di Badan Amil. Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik.
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh secara simultan Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa variabel bebas yakni religiusitas (X 1 ), gaji (X 2 ) dan kepercayaan (X 3 )
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Faktor-faktor religiusitas dipertimbangkan muzakki membayar zakat
BAB V PEMBAHASAN A. Faktor-faktor religiusitas dipertimbangkan muzakki membayar zakat pada BAZNAS di Tulungagung Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, dapat diketahui bahwa variabel religiusitas menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. zakat berarti memberikan sebagian dari harta yang sudah sampai nishab-nya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat adalah salah satu pilar Islam dan salah satu bagian dari ibadah yang dibutuhkan oleh umat Islam (Khamis et al. 2014). Dalam istilah fiqih, zakat berarti memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia per-september 2015 mencapai 28,51 juta orang atau sekitar 11,13% dari total jumlah penduduk.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang. Perkembangan ekonomi islam telah menjadikan islam sebagai satu-satunya solusi masa depan. Hal ini di tandai dengan semakin banyak dan ramainya kajian akademis serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan fundamental yang tengah dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan merupakan salah satu penyebab
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara-negara maju memiliki perbedaan dengan negara-negara sedang berkembang antara lain dalam hal kemiskinan dan distribusi pendapatan. Di negara maju jauh lebih baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan data pertumbuhan terakhir yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara yang tercatat memiliki penduduk Islam terbesar di dunia. Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahun selalu mengalami peningkatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya berhubungan dengan nilai ketuhanan saja namun berkaitan juga dengan hubungan kemanusian yang bernilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi di negara berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi di negara berkembang dan telah menjadi isu yang cukup menyita perhatian pemerintah dan masyarakat dunia. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para penganut sistem ekonomi kapitalisme berpendapat bahwa inti masalah ekonomi adalah masalah produksi. Mereka berpendapat bahwa penyebab kemiskinan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan Nasional bangsa di Indonesia senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental spiritual, antara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu secara finansial. Zakat menjadi salah satu rukun islam keempat setelah puasa di bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara layak. Menurut Siddiqi mengutip dari al-ghazali dan Asy-Syathibi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya lembaga filantropi di dalam memberdayakan usaha mikro agar dapat menjadikan manusia yang produktif melalui peran penyaluran dana ZIS yang telah dikumpulkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk Indonesia Secara demografi mayoritasnya beragama Islam dan setiap muslim mempunyai kewajiban untuk membayar zakat. Zakat sebagai rukun Islam yang ketiga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspek ruhiyah harus senantiasa dimiliki oleh manusia dalam menjalani setiap aktivitasnya, yaitu kesadaran akan hubungannya dengan Allah Yang Maha Menciptakan. Manifestasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan dalam konteks masyarakat muslim. Zakat merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar. melansir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar. www.bisnis.com melansir bahwa Badan Amil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan (filantropi) dalam konteks masyarakat Muslim. Zakat merupakan kewajiban bagian dari setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut Aziz
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar dan merupakan negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Islam mengenal istilah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tahun 2000, perwakilan dari 189 negara termasuk Indonesia menandatangi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tahun 2000, perwakilan dari 189 negara termasuk Indonesia menandatangi deklarasi yang disebut dengan Millenium Declaration Goals (MDG s) di New York. Deklarasi
Lebih terperinciBAB IV\ ANALISIS DATA. A. Analisis Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah di BAZNAS Kota
BAB IV\ ANALISIS DATA A. Analisis Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah di BAZNAS Kota Mojokerto Pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah di BAZNAS kota Mojokerto dilakukan berdasarkan Undang-Undang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No 109, Zakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No 109, Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki sesuai dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL ZAKAT. Potensi Pengoperasian ZAKAT Pusat Kajian Strategis BAZNAS, 8 Desember 2016 Dr. Zainulbahar Noor, Wakil Ketua BAZNAS
SEMINAR NASIONAL ZAKAT Potensi Pengoperasian ZAKAT Pusat Kajian Strategis BAZNAS, 8 Desember 2016 Dr. Zainulbahar Noor, Wakil Ketua BAZNAS TUJUAN PENGELOLAAN ZAKAT UU No. 23/2011 : Pengelolaan zakat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat sebagai sistem jaminan sosial bagi penanggulangan kemiskinan sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zakat sebagai sistem jaminan sosial bagi penanggulangan kemiskinan sangat penting, karena dalam pandangan Islam setiap individu harus secara layak di tengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harta dan dilarang untuk memubazirkan dan menyia-nyiakannya, karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Harta yang dimiliki manusia sesungguhnya hanyalah sebuah titipan dari Allah SWT. Manusia ditugaskan untuk mengelola dan memanfaatkan harta tersebut sesuai dengan ketentuannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk kesejahteraan masyarakat, selain itu juga dapat berupa shodaqoh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Islam, harta merupakan hak penuh milik Allah SWT sedangkan manusia tidak lain hanya sebatas kepemilikan sementara dengan tujuan menjalankan amanah untuk mengelola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh Bangsa Indonesia. Pada satu sisi pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan kemiskinan masih menjadi salah satu problematika utama yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Pada satu sisi pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut sejarahnya pengelolaan zakat di negara Indonesia sebelum tahun 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Pada tahun 90-an belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muslim dengan jumlah 88,1 persen dari jumlah penduduk indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia 230.641.326 juta jiwa, dimana mayoritas penduduknya adalah muslim dengan jumlah 88,1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam dan Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam memiliki instrumen penting yang bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah salah satu kegiatan dasar manusia dan proses sosial
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah salah satu kegiatan dasar manusia dan proses sosial yang dijalani. Komunikasi merupakan mesin pendorong proses sosial yang memungkinkan terjadinya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zakat menurut terminologi merupakan sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah disebutkan di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini, sebagai fakta bahwa 80% dari 220 juta penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesadaran masyarakat Indonesia untuk melakukan zakat cukup tinggi, beberapa tahun terakhir ini, sebagai fakta bahwa 80% dari 220 juta penduduk Indonesia
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGUMPULAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA PEKALONGAN. Analisis manajemen pengumpulan dana zakat di BAZNAS Kota Pekalongan
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGUMPULAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA PEKALONGAN Analisis manajemen pengumpulan dana zakat di BAZNAS Kota Pekalongan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengarahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesungguhnya seluruh kebutuhan manusia telah diciptakan Allah SWT, sehingga manusia tidak perlu khawatir lagi tidak akan memperoleh bagian rezeki. Namun, pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat, hal ini diperkuat dengan diterbitkannya Undang-Undang No.38 Tahun 1999
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan akuntansi syariah di Indonesia, maka konsep akuntansi dengan basis syariah mulai digunakan pada berbagai aspek dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat adalah sebuah langkah kemandirian sosial yang diambil dengan dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar dalam mengumpulkan zakat sehingga jumlah zakat yang terkumpul. dapat membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan menjadi salah satu masalah yang terus menjadi sorotan oleh pemerintah. Pemerintah selalu berusaha memberantas kemiskinan dengan menjalankan program-program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proyek Pembinaan Zakat dan Wakaf Departemen Agama RI, Pedoman Zakat, Jakarta, 1990, hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kajian tentang urgensi zakat sebetulnya telah banyak diulas dan disosialisasikan oleh para ahli, akademisi, da'i dan kyai di seluruh pelosok negeri. Melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang pemilihan judul Kemajuan ekonomi menjadi salah satu tolak ukur suatu negara untuk mendapatkan pengakuan dari negara lain, bahwa negara itu termasuk negara maju atau
Lebih terperinciTitle: The Variables that Affect Compliance of Muslim Merchants for Zakat Maal in the District of Cianjur
Title: The Variables that Affect Compliance of Muslim Merchants for Zakat Maal in the District of Cianjur PUSAT KAJIAN STRATEGIS BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (PUSKAS BAZNAS) Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA Istutik (2013) meneliti mengenai penerapan standar akuntansi Zakat Infak/Sedekah (PSAK: 109) pada pertanggungjawaban keuangan atas aktivitas penerimaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Semakin besarnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang penerimaan dalam negeri adalah untuk menggali, mendorong, dan mengembangkan sumbersumber penerimaan dari
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. pengembangan zakat menjadi salah satu pemerataan pendapaatan.
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Secara demografi dan kultural, bangsa Indonesia merupakan bangsa dengan mayoritas masyarakat beragama islam sehingga memiliki potensi yang besar dalam pengembangan
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG
1 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT PROFESI, INFAK DAN SEDEKAH PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zakat tidak sekedar dimaknai sebagai sebuah ibadah semata yang diwajibkan kepada setiap umat Islam bagi yang sudah memenuhi syarat, akan tetapi lebih dari pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai peluang untuk berkomunikasi dengan pelanggannya. pemasaran yang mempunyai peranan sangat besar dalam memfasilitasi proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telepon gengam (ponsel/telepon seluler) telah berkembang menjadi salah satu kebutuhan mendasar bagi berbagai kalangan, baik tua maupun muda. Bagi sebagian orang, kehadiran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi zakat, PSAK 109, Lembaga Amil Zakat dan rerangka pemikiran. Selain itu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II menjelaskan mengenai landasan teori dan konsep yang mendukung penelitian, yaitu pengertian zakat, infak/sedekah, kompetensi sumber daya manusia, akuntansi zakat, PSAK 109,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk besar yang sebagian besar penduduknya menganut agama Islam, dimana dalam ajaran Islam terdapat perintah yang harus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memasuki era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal setelah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang otonomi daerah yang didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan
BAB I PENDAHULUAN A. KONTEKS PENELITIAN Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan zakat itu berlaku bagi setiap muslim yang dewasa, merdeka, berakal sehat, dan telah memiliki harta
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI MANAJERIAL, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN UNTUK PENELITIAN SELANJUTNYA
99 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI MANAJERIAL, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN UNTUK PENELITIAN SELANJUTNYA 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dalam penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan organisasi pengelola zakat di Indonesia semakin pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari dukungan masyarakat dalam menjaga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara dunia ketiga atau negara berkembang, termasuk Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara, termasuk negara maju seperti Amerika Serikat (AS) sekalipun. Ternyata tercatat 15 juta tenaga kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdaulat, tentunya kedaulatan yang diperoleh dari hasil semangat juang serta tetesan darah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tak terasa enam puluh dua tahun sudah bangsa Indonesia menjadi sebuah bangsa yang berdaulat, tentunya kedaulatan yang diperoleh dari hasil semangat juang serta tetesan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Hasil penelitian ini membuktikan dugaan hipotesis dapat diterima yaitu :
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: Hasil penelitian ini membuktikan dugaan hipotesis dapat diterima yaitu : 1) Tanggapan responden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. etimologis, zakat memiliki arti kata berkembang (an-namaa), mensucikan (atthaharatu)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zakat adalah salah satu pilar penting dalam ajaran Islam. Secara etimologis, zakat memiliki arti kata berkembang (an-namaa), mensucikan (atthaharatu) dan berkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu kewajiban yang bersifat dogmatis dan hanya mengandung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelusuran dan penjelasan masalah zakat menjadi penting, karena masyarakat muslim Indonesia masih ada yang melihat eksistensi zakat sebagai suatu kewajiban yang bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut didalam Al-Quran, salah satunya pada surah Al-Baqarah ayat 43 : yang rukuk. (QS. Al-Baqarah Ayat 43)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang di dalamnya terdapat unsur ibadah, sosial dan ekonomi, yang mana setiap orang muslim mempunyai kewajiban melaksanakan sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggelapan pajak masih menjadi permasalahan utama di berbagai negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggelapan pajak masih menjadi permasalahan utama di berbagai negara (Pommerehne & Peter Zweif, 1991; Wenzel, 2005; Tsakumis dkk 2007). Bahkan hal ini masih terjadi
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa menunaikan zakat merupakan kewajiban umat Islam yang mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan satu dari lima Rukun Islam yang wajib dilaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Zakat merupakan satu dari lima Rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Setiap muslim mempunyai kewajiban membayar zakat bila harta kekayaannya telah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1)
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya berhubungan dengan nilai ketuhanan saja, namun berkaitan juga dengan hubungan kemanusian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah mengandalkan berbagai pemasukan negara sebagai sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang notabenenya masih tergolong sebagai negara berkembang tentunya masih berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH
1 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan memerlukan pencatatan transaksi yang terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memerlukan pencatatan transaksi yang terjadi dalam operasional usahanya. Pencatatan ini sering disebut dengan akuntansi atau pembukuan. Pencatatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat Center Thoriqotul Jannah (Zakat Center) merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat Center Thoriqotul Jannah (Zakat Center) merupakan salah satu Lembaga Amil Zakat (LAZ), yaitu suatu lembaga nirlaba yang bergerak di bidang pengelolaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius yang menyangkut dimensi kemanusiaan. Kemiskinan tetap merupakan masalah yang tidak
Lebih terperinciBUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SEDEKAH DI KABUPATEN LUMAJANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG,
Lebih terperinciBUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU
Menimbang : BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN, a. bahwa menunaikan zakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Al-Amin (dapat dipercaya). Rasulullah mewajibkan kepada kita untuk dapat selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang menarik untuk di kaji adalah mengenai kepercayaan muzakki terhadap lembaga amil zakat. Zakat sebagai salah satu rukun islam mempunyai
Lebih terperinciMANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL
MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Islam Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia. Kondisi ini memiliki keuntungan tersendiri bagi proses pembangunan menuju masyarakat muslim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum Good Corporate Governance merupakan sebuah sistem yang terdapat pada sebuah perusahaan atau badan usaha baik yang mencari laba maupun nirlaba yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedudukannyasangatpentingdalamislam. Bisadilihatdalam Al-Qur an Surat At-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Penelitian Zakat adalahsalahsaturukunislam diwajibkanbagisetiapumatmuslim mampu, kedudukannyasangatpentingdalamislam. Bisadilihatdalam Al-Qur an Surat At- Taubahayat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat muslim Indonesia sebenarnya memiliki potensi strategis yang layak dikembangkan menjadi salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti Sabda Nabi yang menyatakan bahwa kefakiran itu mendekati pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak sedikit Umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu seperti Sabda Nabi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SWT. 1 Zakat juga merupakan bagian dari sistem ekonomi Islam. Perintah
SWT. 1 Zakat juga merupakan bagian dari sistem ekonomi Islam. Perintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kewajiban zakat merupakan salah satu jalan atau sarana untuk tercapainya keselarasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu serta menjadi unsur dari rukun Islam. Zakat merupakan pilar utama dalam Islam khususnya dalam perannya
Lebih terperinci- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melekat pada pajak (budgetair dan regulerend), maka dalam pemungutannya pajak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpajakan merupakan salah satu instrument kebijakan fiskal yang dinamis, penerapannya harus senantiasa mengikuti dinamika perekonomian, baik domestik maupun internasional
Lebih terperinciAKUNTANSI ZAKAT PSAK 109 TAHUN Dr. Saparuddin Siregar SE.Ak, SAS, MAg, MA, CA
AKUNTANSI ZAKAT PSAK 109 TAHUN 2010 Dr. Saparuddin Siregar SE.Ak, SAS, MAg, MA, CA A. DEFINISI 1. Amil adalah entitas pengelola zakat yang pembentukannya dan atau pengukuhannya diatur berdasarkan peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu seperti sabda Nabi yang menyatakan
Lebih terperinciPOTENSI DAN REALISASI DANA ZAKAT INDONESIA
al-uqud: Journal of Islamic Economics E-ISSN 2548-3544, P-ISSN 2549-0850 Halaman 14-26 POTENSI DAN REALISASI DANA ZAKAT INDONESIA Clarashinta Canggih*, Khusnul Fikriyah, Ach. Yasin Universitas Negeri Surabaya
Lebih terperincitidak dapat memilih untuk membayar atau tidak. (Nurhayati, 2014)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu praktek akuntansi merupakan hal yang sangat penting dalam bisnis, tetapi dalam entitas nirlaba ilmu dan praktek akuntansi tidak begitu diperhatikan (Simanjuntak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Potensi zakat, baik penerimaan maupun pendistribusiannya cukup besar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potensi zakat, baik penerimaan maupun pendistribusiannya cukup besar. Supaya ia menjadi riil sebagai dana untuk menanggulangi kemiskinan dan sarana pemerataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zaman sekarang bentuk pendapatan yang paling menonjol adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman sekarang bentuk pendapatan yang paling menonjol adalah apa yang diperoleh dari pekerjaan dan profesinya. Zakat pendapatan atau profesi telah dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Upaya untuk mewujudkan tujuan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Zakat
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Zakat Zakat adalah kewajiban yang dipandang dari segi moral dan agama sangat mutlak dilaksanakan. Zakat merupakan hak fakir dan miskin dalam kekayaan orang kaya. Hak
Lebih terperinciPotensi Zakat Nasional: Peluang dan Tantangan Pengelolaan
Potensi Zakat Nasional: Peluang dan Tantangan Pengelolaan Yusuf Wibisono Peneliti Senior PEBS FEUI Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Zakat 2016, diselenggarakan oleh PUSKAS BAZNAS dan PEBS FEBUI
Lebih terperinci