Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman

Transkripsi

1 ISSN Jural Ilmu Terak da Taama Volume 3, Nomor 1, April 2013 PENGARUH BERBAGAI JENIS PENGENCER AIR KELAPA MUDA DENGAN PENAMBAHAN KUNING TELUR YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA SEMEN CAIR DOMBA EKOR TIPIS (DET) Arold I. Kewilaa, Yo S. Odho, Ey T. Setiati PENGARUH FAKTOR LUAS PENGGUNAAN LAHAN DAN KERAPATAN VEGETASI TERHADAP DEGRADASI TANAH PADA KEBUN CAMPURAN DAN LADANG BERPINDAH DI KECAMATAN KAIRATU KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT Silwaus M. Talakua SIKLUS ESTRUS, LAMA BUNTING DAN JARAK BERANAK KERBAU RAWA Rusdi, Moh. Nasir ANALISIS DIALEL SIFAT BERGANDA PADA KACANG HIJAU (Viga radiata L. Wilczek) Edizo Jambormias, Joha Marthi Tutupary, Jacob Richard Patty DINAMIKA POPULASI SAPI POTONG DI KABUPATEN RAJA AMPAT Rajab KORELASI ANTARA UMUR DAN BERAT BADAN SAPI BALI (Bos sodaicus) DI PULAU SERAM Masah Latulumamia SIFAT ORGANOLEPTIK BAKSO BERBAHAN DASAR DAGING BABI DAN ULAT SAGU DENGAN PENGIKAT TEPUNG SAGU Charliay Hetharia, A. Hitoo, S. Mulyai Agriimal Vol. 3 No. 1 Halama 1-45 Ambo, April 2013 ISSN

2 Rusdi da Nasir. 2013: Siklus Estrus, Lama Butig da... SIKLUS ESTRUS, LAMA BUNTING DAN JARAK BERANAK KERBAU RAWA Rusdi 1, Moh. Nasir 2 1 Staf Pegajar pada Fakultas Peteraka da Perikaa Uiversitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako Todo, Palu Staf Dias Peteraka da Kesehata Daerah Provisi Sulawesi Tegah Jl. R.A. Kartii Nomor 31, Palu drusdi@yahoo.com ABSTRAK Peelitia iibertujua utuk megetahui gambara karakteristikreproduksi terak kerbau rawa di Lembah Napu Kabupate Poso. Sampel diguaka dalam peelitia ii adalah peterak kerbau rawa sebayak 64 peterak sebagai respode dega metodepurposive samplig.peroleha data melaluiwawacara lagsug dega peterak di tiga kecamata yaitu Kecamata Lore Timur, Kecamata Lore Utara da Kecamata Lore Piore. Berdasarka hasil yag diperoleh kierja reproduksi terak kerbau rawadi Lembah Napu, diperoleh hasil; siklus estrus kerbau rawa di Kecamata Lore Timur rata-rata 21.9±1,07 hari, Kecamata Lore Utara rata-rata 21,8 ± 1,01 hari da Lore Piore rata-rata 21,67 ± 0,58 hari. Lama butig kerbau rawa di Kecamata Lore Timur rata-rata 11 ± 0,57 bula, Kecamata Lore Utara rata-rata 11,6 ± 0,49 bula da Kecamata Lore Peore rata-rata 11.33±0,58 bula. Calvig Iterval terak kerbau rawa di Kecamata Lore Timur rata-rata 15,0 ± 3,81 bula, Kecamata Lore Utara rata-rata 15,1 ± 3,62 bula, da Kecamata Lore Peore rata-rata 15,67 ± 2,08 bula. Kata kuci: Kerbaulumpur, siklus estrus, lama butug, calvig iterval. ESTRUS CYCLE, IMPREGNATION, AND CALVING INTERVALOF SWAMP BUFFALO ABSTRACT These researchig ithe purposes are to kow the reproductio growth of swamp buffalo Napu valley of Poso regio. Sample which are utilited i the researchig are by 64 swamp buffalo breeders to respode. Method the used is samplig purposive. The data result thorougt the direct iterviewed with the breeders of three Districts at the east Lore district, North Lore districtad Lore Piore district.based o the result of what they have gatte a bout the reproductio growth of swamp buffalo at Napu valley: estrus cycleat Napu valley district of east Lore average 21.9 ± 1.07 days, orth Lore district Average 21.8 ±1.01days, ad Lore Peore average ± 0.58 days. For impregatio of swamp buffalo Napu valley of east Lore district i average 11 ± 0.57 moths,the orth Lore District i average 11.6 ± 0.49 moths,ad Lore Peoredistricti average ± Calvig iterval at the east Lore district i average 15.0 ± 3.81 moth, ad ort Lore district i average 15.1 ± 3.62 moth, ad the Lore Peore district i average 1.67 ± 2.08 moth. Key word: Swamp buffalo, Estrus Cycle, ad Calvig Iterval. PENDAHULUAN Kerbau rawa atau Bubalus bubalis merupa salah satu jeis terak yag potesiya belum bayak diketahui. Ada dua tipe besar kerbau rawa yaitu tipe rawa yag mempuyai taduk melegkug kebelakag da tipe sugai dega taduk meligkar ke bawah (Hardjosubroto, 2004). Kerbau rawa liar atau disebut juga Ari da ditemuka di daerah daerah Pakista, Idia, Baglades, Nepal, Bhuta, Vietam, Chia Filipia, Taiwa, Thailad, da Idoesia (Wikimedia, 2008). Kerbau rawa merupaka kelompok terak rumiasia besar yag mempuyai potesi dagig da sebagai sumber teaga kerja yag sagat baikda telah dibudidayaka bertahu-tahu oleh peterak amu saat ii perkembagaya sagat lambat. Terak kerbau rawa pada peteraka rakyat lebih diusahaka dega tujua utuk megelola laha pertaia da sebagai syarat pada upacara adat maupu acara perkawia. 19

3 Agriimal, Vol. 3, No. 1, April 2013, Hal Populasi terak kerbau di Sulawesi Tegah ekor (Statistik Peteraka Provisi Sulawesi Tegah, 2009).Populasiterak kerbau rawa tertiggi terdapat di Kabupate Poso dega jumlah ekor (BPS Kabupate Poso, 2009). Salah satu wilayah di Kabupate Poso yag mempuyai potesi pegembaga terak kerbau rawa adalah di Lembah Napu. Berdasarka jumlah populasi kerbau rawa yag berada di Lembah Napu adalah Kecamata Lore Timur 228 ekor, Kecamata Lore Utara 483 ekor, Kecamata Lore Peore 265 ekor. Secara umum terak kerbau rawa di Lembah Napu adalah salah jeis kerbau rawa atau kerbau lumpur yag pelihara secara tradisioal dimaa kerbau rawa dipelihara di padag pegembalaa da di laha sawah. Terak kerbau rawa telah lama dipelihara oleh petai dimafaatka sebagai teaga kerja utuk megolah laha sawah, selai itu terak kerbau rawa jugasebagai bagia dari adat istiadat.perkembaga kerbau rawa di Lembah Napu sagatlambat hal ii di sebabka oleh sistim perkawia, kuragya pejata sehigga serig terjadiya iduk lambat mejadi butig, pajagya jarak beraak sehigga kierja reproduksi tidak berjala sesuai dega harapa. Reproduksi merupaka suatu bagia petig dalam usaha memajuka peteraka. Jika fugsi reproduksi maki dilalaika karea secara fisik tidak meujukka gejala merugika seperti halya peyakit meular atau peyakit hewa laiya. Namu bila dihitug teryata kerugia akibat kelalaia reproduksi secara ekoomis cukup besar (Feradis, 2010). Redahhya peigkata populasi terak kerbau rawa di Idoesia di sebabka oleh tigkat reproduksi. Faktor lai yag meyebaka redahya tigkat reproduksi pada kerbau rawa adalah kuragya pegetahua peterak terhadap aspek reproduksi (Toelihere, 1980). Faktor reproduksi sagat petig peraya dalam meigkatka petambaha populasi terak kerbau rawa. Kierja reproduksi adalah Kemampua seekor terakmeghasil keturua da berfugsiya proses reproduksi. Bila prestasi kerja reproduksi tidak tercapai maka berpegaruh terhadap produktifitas terak. Kemampua reproduksi kerbau rawa dalam perkembagbiakaya (reproduktivitas) sagat tergatug dari beberapa faktor, atara lai; faktor ligkuga sebagai habitat hidupya termasuk temperatur ligkuga da suhu udara pada wilayah peyebaraya, maajeme pemeliharaa, pemberia da kualitas paka.olehya itu diperluka peelitia yag berkaita dega kierja reproduksi terak kerbau rawa gua memperoleh iformasi maupu data megeai kierja reproduksi terak kerbau rawayag di Lembah Napu. Tujua peelitia adalah utuk megetahui da mempelajari siklus estrus, lama butig, da jarak beraak terak kerbau rawa di Lembah Napu Kabupate Poso. Peelitia ii diharapka aka memberika iformasi tetag gambara reproduksi terak kerbau rawa serta sebagai baha pertimbaga utuk peerapa tekologi reproduksi. METODE PENELITIAN Jeis peelitiaa ii adalah peelitia deskriptifdega megguaka metode survai da wawacara lagsug dega respode megguaka kuisoer sertapegamata secara lagsug terhadap terak kerbau rawa khususya tetag variabel peelitia. Waktu peelitia selama tiga bula, lokasi peelitia di Kabupate Poso terdiri dari tiga kecamata yaitu; Kecamata Lore Utara, Kecamata Lore Timur da Kecamata Lore Piore, peetua kecamata berdasarka populasi terak terbayak. Di setiap kecamata diambil tiga Desa yag mempuyai populasi bayak, sedag, da sedikit dega pertimbaga mempuyai sifat feotifik yag sama. Sampel pada peelitia ii aka dilakuka dega tekik Cluster Samplig dua tahap sesuai petujuk Nazir (1988). Tahap pertama adalah peetua sampel Kecamata da tahap kedua adalah peetua sampel desa. Peetua sampel ii dilakuka secara segaja berdasarka jumlah populasi terak kerbau rawaya. Jumlah sampel yag aka diguaka adalah 10% dari jumlah keseluruha terak kerbau rawa yag ada di Lembah Napu Kabupate Poso sebayak ± ekor, sehigga besarya sampel iduk kerbau rawa sebayak 51 ekor. Sesuai data dari Bada Pusat Statistik 2008, Kabupate Poso Dalam Agka tercatat bahwa ada ekor kerbau rawa utuk Lembah Napu yag terdiri dari 483 ekor di Lore Utara, 288 ekor di Lore Timur da 265 ekor di Lore Piore. Adapu dasar peetua jumlah sampel megacu pada pedapat Arikuto (1996) yag meyebutka bahwa apabila dalam suatu peelitia karakteristik yag ditetapka sebagai subjek kurag dari100 ekor maka ketetua peelitia harus diambil secara keseluruha, sehigga peelitiaya merupaka peelitia populasi. Selajutya jika subjekya besar ataulebih dari 100 ekor maka diambil 10 15% atau 20 25% atau lebih. Peelitia dilaksaaka dega dua tahap, tahap pertama yaki dega melihat kodisi lapaga selama semiggu, hal ii dimaksudka utuk megetahui kodisi lapaga, sedagka tahap kedua adalah tahap koleksi data selama dua bula. Pegambila data di tiga Kecamata di Lembah Napu, masig-masig Kecamata di ambil tiga Desa sampel Desa sampel yaitu Kecamata Lore Utara terdiri dari Desa Sedoa, Desa Wuasa da Desa Kaduwaa; Kecamata Lore Timur terdiri dari Desa Wiowaga, Desa Tamadue da Desa Maholo; da Kecamata Lore Peore terdiri dari Desa Talabosa, Desa Waga da Desa Watutau. Tekik pegumpula data dega melakuka pegamata lagsug dilapaga (kelompok peterak kerbau rawa/respode), terutama tetag kodisi peterak kerbau rawa, serta megamati da meggali 20

4 Rusdi da Nasir. 2013: Siklus Estrus, Lama Butig da... iformasi tetag pemeliharaa terak kerbau rawa. Tekik wawacara yag aka dilakuka dega model wawacara terstruktur, hal ii dega pertimbaga bahwa utuk medapat data atau iformasi terutama meyagkutpemeliharaa da reproduksiterak kerbau rawa yag ada di DataraTiggi Napu.ata yag diperoleh diverifikasi da ditabulasi. Data berupa agka-agka disusu hitug rata-rata da stadar deviasiya, diaalisis megguaka rumus (Umar, 2011) sebagai berikut: X = x 1 + x 2 + x x Keteraga: X = Rata-Rata Pegamata; = Jumlah Pegamata; x = Pegamata ke-. i=0 ( x i x )2 Sd = Keteraga: Sd = Stadar deviasi; x i = Nilai pegamata ke-i; = Jumlah Pegamata. Ρ = fx x 100 % Σ Keteraga: P = Hasil Pegamata; = Jumlah Respode; fx= Jumlah Pegamata (Sudjaa, 1986). HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus Estrus Kerbau Rawa Adapu gambara siklus estrus pada semua kerbau rawa selama peelitia dapat dilihat pada Tabel1. Berdasarka Tabel 1, maka diketahui bahwa siklus estruskerbau rawa di Lembah Napu berlagsug selama pada Kecamata Lore Timur siklus estrus ratarata 21,90 ± 1,07 hari. Kecamata Lore Utarasiklus estrus rata-rata 22,80 ± 1,01 hari. Kecamata Lore Peore siklus estrus rata-rata 19,33 ± 2,31 hari. Siklus estrus berdasarka iformasi yag diketahui oleh peterak, bila terak jata di padag pegembalaa salig meaduk, da berbuyi, tada ii terjadi maka ada betia kerbau rawa yag aka kawi. Secara umum siklus estrus pada terak kerbau rawayag terjadi di lokasi peelitia tidak jauh berbeda dega hasil peelitia Guzma (1980) bahwa kerbau rawa di Thailad memiliki siklus estrus 21 hari, sedag kerbau rawa rawa di Philipia siklus estrus selama 20 hari. Hal ii di duga bahwa kerbau rawa iduk yag berkembag pada wilayah peelitia mempuyai geetik yag sama dega yag berkembag di daerah Thailad da Philipia, yaitu kerbau rawa. Secara keseluruha bahwa siklus estrus ii sagat ditetuka oleh efektivitas kerja hormo reproduksi (FSH, LH, Estroge, Progrestero), da pera dari hormo prostagladi dalam melisis korpus luteum, sehigga meormalka kembali kerja hypothalamus da pytuitary aterior mesekresika FSH utuk merespo follikulogeesis, selajutya LH utuk proses ovulasi dalam satu siklus berahi. Lama Butig Kerbau Rawa Lama butig adalah bayakya hari atara hari perkawiaa yag terakhir jadi sampai dega hari saat kelahira. Lama kebutiga terak kerbau rawa Lembah Napu dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarka Tabel 1, rata-rata kebutiga terak kerbau rawa pada tiga Kecamata di Lembah Napu adalah pada Kecamata Lore Timur rata-rata kebutiga kerbau rawa berlagsug selama 11,00 ± 0,57 bula. Kecamata Lore Utara rata-rata kebutiga kerbau rawa berlagsug selama 11,60 ± 0,49 bula da di Kecamata Lore Peore kebutiga kerbau rawa ratarata berlagsug selama 11,33 ± 0,58 hari. Masa butig terak kerbau rawa rawa di Asia Teggara lama butigya mecapai 11,30 bula Toelihere (1980). Hasil peelitia ii tidak jauh berbeda dega hasil peelitia Suryaa (2007) bahwa lamabutig kerbau rawa rawa di Kalimata Selata yaitu bula. Bila dilihat dari perkembaga da reproduksiya kerbau rawa yag dipelihara secara berkelompok di padag peggembalaa tigkat kebutigaya lebih tiggi, dibadig terak kerbau rawa yag dipelihara tidak berkelompok. Hal itu di sebabka kerbau rawa betia (iduk) selalu berkumpul dega kerbau rawa jata di padag pegembalaa. Selag Kelahira (Calvig Iterval) Kerbau Rawa Calvig iterval terak kerbau rawa di Lembah Napu dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarka Tabel 1, meujukka bahwa selag kelahira terak kerbau rawa di Lembah Napu meujukka bahwa selag kelahira kerbau rawa betia masig-masig; pada Kecamata Lore Timur rata-rata 14,20 ±3,52 bula, Kecamata Lore Utara rata-rata 15,10 ±3,62 bula da Kecamata Lore Peore rata-rata 15,67 ± 2,08 bula. Tabel 1. Rata-rata siklus estrus, Lama Butig da Selag KelahiraTerak Kerbau Rawa No Kecamata Rata-Rata Siklus estrus (hari) Lama Butig (Bula) Selag kelahira (Bula) 1 Lore Timur 21,90 ± 1,07 11,00 ± 0,57 14,20 ± 3,52 2 Lore Utara 22,80 ± 1,07 11,60 ± ,10 ± 3,62 3 Lore Peore 19,33 ± 2, ± ,67 ± 2,08 21

5 Agriimal, Vol. 3, No. 1, April 2013, Hal Hal ii tidak jauh berbeda dega hasil peelitia Suryaa (2007) bahwa selag (jarak) beraak kerbau rawa lumpur di Kalimata Selata atara 1,5-2 tahu. Sedagka hasil peelitia Yedraliza dkk. (2010) tetag karakteristik reproduksi kerbau lumpur di Kabupate Kampar, bahwa jarak beraak dihitug dari dua kelahira berturut-turut, yaitu 391,67 ± 18,92 hari. Terak kerbau rawa di Lembah Napu yag dipelihara di padag peggembalaa. jarak kelahira lebih pedek dibadigterak kerbau rawa yag dipelihara tidak dipadag peggembalaa. Hal itu disebabka walaupu iduk meyusui aak, perkawia terus terjadi karea pejata tersedia di padag peggembalaa. Sedag kerbau rawa yag diikat lalu dipekerjaka bila terjadi estrus tidak tersedia pejata utuk dikawika. Jarak kelahira aka semaki pajag apabila perkawia kembali setelah partus terlambat, karea deteksi estrus yaggagal. Secara kumulatif bila hal ii terjadi terus meerus, maka aka meguragi kesempata terak medapatka aak pada umur produktif. Kelalaia peterak dalam megawika terakya sagat meghambat kelagsuga reproduksi terak (Feradis, 2010). SIMPULAN Berdasarka hasil yag diperoleh bahwa kierja reproduksi terak kerbau rawa di Lembah Napu bila dilihat berdasarka berdasarka wilayah peyebar-a pada setiap kecamata; siklus estrus kerbau rawa di Lembah Napu yaitu, Kecamata Lore Timur rata-rata 21,90 ± 1,07 hari, Kecamata Lore Utara rata-rata 22,80 ±1,07 hari da Lore Peore rata-rata 19,33 ± 2,31 hari. Lama butig terak kerbau rawa Kecamata Lore Timur rata-rata 11,00 ± 0,57 bula, Kecamata Lore Utara rata-rata 11,60 ± 0,49 bula da Kecamata Lore Peore rata-rata ± 0,58 bula. Sedagka selag kelahira terak kerbau rawa kekelahira berikutya (calvig iterval) pada Kecamata Lore Timur rata-rata 14,20 ± 3,52 bula, Kecamata Lore Utara rata-rata 15,10 ± 3,62 bula, Kecamata Lore Peore rata-rata 15,67 ± 2,08bula. DAFTAR PUSTAKA Arikuto, S Prosedur Peelitia Suatu Pedekata Praktek. Rieka Cipta, Jakarta. BPS Kab. Poso Biro Pusat Statistik Kabupate Poso. Feradis Reproduksi Terak. CV. Alfabet, Badug. Guzma, M.R A Overview of Recet Developmet i Swamp buffalo Research ad Maagemet i Asia. Dalam Swamp buffalo Productio for Small Farms. ASPAC. Taipei. Hardjosubroto, W Aplikasi Pemuliabiaka Terak di Lapaga PT.Gramedia WidiasaraaIdoesia,Jakarta. Umar, H Metode Peeltiautuk Skripsi da TesisBisis. PT. RajagrafidoPersada, Jakarta. Nazir, M Metode Peelitia. Ghalia Idoesia, Jakarta. Statistik Peteraka Provisi Sulawesi Tegah Dias Peteraka Da Kesehata Hewa Daerah Provisi Sulawesi Tegah. Sudjaa Metode Statistika. Tarsito, Badug. Suryaa, Usaha Pegembaga Kerbau rawa Rawa di Kalimata Selata.Jural Litbag Pertaia.Balai Pegkajia Tekologi Pertaia, Kalimata Selata. asi/ p ,pdf.diakses pada taggal 24 Pebruari, Toelihere, R.M Swamp buffalo Produktio ad Devlopme i Idoesia i: M. Tetagco (ed). Swamp buffalo Productio for small Farm.p.39 FFTC Book Series No. 15 (ASPAC FOOD ad Fertilizer Tekologi cetertaiwa) Wikimedia Kerbau rawa da Vukimedia Idoesia.esiklopedia bebas berbahasa Idoesia :http//id.wikipedia org/wiki/kerbau rawa. Yedraliza, B.P. Zespi, Z. Udi, & Jaswadi Karakteristik Reproduksi Kerbau Lumpur (Swamp buffalo) Betia di Kabupate Kampar. Semiar Nasioal Tekologi Peteraka da Veterier. www: http/peteraka.litbag.depta.go.od/fullteks/ semas/pro pdf. Diakses, 24 Pebruari joural homepage: 22