BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan Sebagian Desa Karangdowo Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal terkenal sebagai pengusaha tahu dan tempe. Pada tahun 1985 sempat banyak pengusaha tempe dan tahu mengalami macet dalam usahanya. Kendala yang dihadapi waktu itu adalah tidak adanya bahan baku kedelai sebagai bahan utama pembuatan tempe dan tahu. Dari sinilah muncul ide dari Alm. Bapak Muh.Rondi, Bapak Casbani, dan Bapak Subari untuk membentuk usaha produsen kedelai. Awalnya hanya sebuah toko sederhana, dengan banyaknya partisipasi penduduk sekitar kemudian Alm.Bapak Muh Rondi mendirikan sebuah koperasi hanya beranggotakan perkumpulan keluarga besar saja dan belum mengkukuhkan usahanya untuk memiliki izin berbadan hukum. Pada tahun 1985 Alm.Bapak Muh Rondi, Bapak Casbani dan Bapak Subari memberikan nama untuk usaha koperasi yaitu koperasi Harum yang artinya akan senantiasa mengharumkan nama pemilik dan usahanya harum mewangi. Agar selalu tersedia bahan baku berupa kedelai koperasi harum bekerja sama dengan PT. Sentral Multi Agung dan UD. Sumber Agung, semakin berjalannya waktu koperasi juga melebarkan usaha dengan memberi pinjaman kepada para anggota koperasi saja. 36

2 37 Semakin pesat kemajuan usaha koperasi harum maka pada tanggal 30 September 1988 diresmikan koperasi Harum dengan nama baru PRIMKOPTI Harum (Primer Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia) dan memiliki Badan Hukum No : 9585 b/bh/pad/kwk.ii/ix/96 yang berpusat di kecamatan Weleri kabupaten Kendal. Dalam pengadaan persediaan kedelai PRIMKOPTI Harum bekerjasama dengan PT. Sentral Multi Agung, PT. Nora Laksono, UD. Sumber Agung, dan UD. Sukses Makmur yang persediaan kedelai diimport langsung dari Amerika, sedangkan usaha koperasi pada unit simpan pinjam merupakan usaha yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan anggota dan mensejahterakan masyarakat umum. Untuk laporan pertanggungjawaban PRIMKOPTI Harum hanya membuat laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi, belum sepenuhnya mengacu pada SAK ETAP terbukti tidak adanya laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan Lokasi Perusahaan Penelitian ini berlokasi di Primkopti Harum yang beralamat di kantor Pusat Jl. Cempaka No.232 Desa Karangdowo Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal Visi dan Misi Perusahaan Visi PRIMKOPTI Harum yaitu maju bersama melalui usaha dan karya menuju ekonomi anggota yang lebih sejahtera. Untuk mencapai visi tersebut, PRIMKOPTI Harum memiliki misi sebagai berikut :

3 38 1. Melakukan pengelolaan manajemen koperasi di PRIMKOPTI Harum secara modern dan profesional melalui peningkatan kualitas SDM dalam pengelolaannya dan melakukan penerapan sistem administrasi berbasis teknologi informatika. 2. Menggali potensi ekonomi yang ada dari keterkaitan usaha antara anggota dengan PRIMKOPTI Harum serta kebutuhan masyarakat disekitarnya menjadi peluang usaha yang menguntungkan. 3. Meningkatkan kesadaran akan loyalitas dan partisipasi anggota dalam memanfaatkan unit usaha PRIMKOPTI Harum melalui pembinaan dan pendidikan anggota serta jalinan komunikasi yang terarah dan berkesinambungan. 4. Meningkatkan daya saing terhadap produk-produk unit usaha PRIMKOPTI Harum melalui pendekatan harga yang ekonomis dan kompetitif serta daya dukung service yang memuaskan. 5. Menjunjung tinggi prinsip-prinsip koperasi dan nilai-nilai demokrasi dalam setiap pengambilan keputusan di PRIMKOTI Harum Struktur Organisasi PRIMKOPTI Harum Struktur organisasi merupakan kerangka yang memperlihatkan sejumlah tugas, wewenang dan tanggung jawab atas fungsi yang harus dijalankan oleh orangorang yang berada dalam organisasi tersebut. Dari struktur organisasi dapat dilihat pembagian tugas setiap orang yang ada didalamnya secara tegas dan jelas. Untuk

4 39 lebih jelasnya mengenai struktur organisasi koperasi Harum berikut ini struktur organisasinya : Gambar 4.1 Struktur Organisasi PRIMKOPTI Harum RAPAT ANGGOTA KETUA BADAN PENGAWAS WAKIL KETUA BENDAHARA SEKRETARIS BAGIAN GUDANG a. Susunan Pengurus : Ketua : RIFAI, SE Wakil Ketua : TARYONO

5 40 Sekretaris : SLAMET PURNOMO Bendahara : MUSLIKHIN Bagian gudang : SUTRIMO b. Susunan Pengawas : Ketua : H. SYAHRIE, SE Anggota I : IBNU SALIM Anggota II : SLAMET SUPANGGIH Adapun tugas, wewenang serta tanggung jawab masing-masing bagian koperasi PRIMKOPTI Harum sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor 19/Per/M.KUKM/XI/2008 adalah sebagai berikut : 1. Rapat Anggota Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam struktur organisasi operasional koperasi yang memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan untuk melaksanakan kegiatan koperasi. Dalam rapat anggota ditentukan kebijakan dan rencana serta pemilihan pengurus koperasi yang akan melaksanakan tugas-tugasnya dalam organisasi tersebut. Fungsi dari Rapat Anggota : a. Menetapkan/merubah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi.

6 41 b. Mempertimbangkan, menolak/mengesahkan laporan pertanggungjawaban pengurus dan badan pemeriksa mengenai kegiatan organisasi, usaha, dan keuangan tahun buku yang lalu. c. Memilih anggota pengurus dan anggota badan pengawas pemeriksa. d. Mengesahkan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi untuk tahun buku berikutnya. e. Menetapkan pembagian sisa hasil usaha. 2. Ketua Tugas dan wewenang dari ketua adalah : a. Melaksanakan kebijakan umum koperasi yang telah ditetapkan oleh rapat anggota b. Memimpin, mengkoordinir, dan mengawasi pelaksanaan tugas anggota pengurus lainnya c. Memimpin rapat anggota dan RAT d. Memberikan keputusan terakhir dalam kepengurusan koperasi dengan memperhatikan usul dan saran, pertimbangan dari anggota pengurus lain 3. Wakil Ketua Tugas dan wewenang wakil ketua adalah : a. Membantu atau menggantikan ketua melaksanakan tugasnya apabila ketua tidak dapat atau berhalangan dalam melaksanakan tugasnya b. Mengawasi kekayaan koperasi dan harta koperasi berupa harta tetap maupun barang-barang yang lainnya

7 42 c. Mengembangkan dukungan dari anggota dan dalam rangka meningkatkan keanggotaan. 4. Badan Pengawas Pemeriksa Badan pengawas pemeriksa berfungsi sebagai pengawas keseluruhan tata kehidupan koperasi meliputi organisasi dan usaha serta pelaksanaan kebijakan pengurus. Tugas dari pengawas adalah : a. Melakukan pengawas terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi. b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. c. Pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga. 5. Bendahara Tugas-tugas dan wewenang dari bendahara meliputi : a. Menyusun rencana kerja dan anggaran belanja bersama ketua dan anggota pengurus lain b. Mengendalikan agar pengeluaran tidak melampaui anggaran belanja c. Membimbing dan mengawasi kas dan administrasi keuangan serta barangbarang secara tertib dan teratur sesuai dengan sistem pengendalian intern d. Sewaktu waktu mengadakan pengecekan atas kas dan bank serta persediaan barang, bertanggung jawab kepada ketua mengenai bidang keuangan 6. Sekretaris Tugas-tugas sekretaris meliputi :

8 43 a. Menyelenggarakan dan memelihara semua arsip-arsip b. Melakukan tugas kesekretariat dan mendandatangani surat keluar c. Memelihara tata kerja, merancang peraturan-peraturan khusus d. Bertanggung jawab dalam bidang administrasi organisasi kepada ketua e. Menyusun laporan organisasi untuk kepentingan rapat anggota maupun kepentingan pejabat sesuai dengan peraturan yang berlaku 7. Bagian Gudang Tugas dari bagian gudang sebagai berikut : a. Memberikan informasi persediaan barang kepada manajemen b. Menjaga kepastian persediaan barang c. Bertanggung jawab atas timbangan yang dilakukannya d. Membuat catatan atas timbangan pelanggan kepada sekretaris e. Mengecek jenis serta kondisi persediaan barang dari pelanggan Tujuan Perusahaan Tujuan koperasi Harum adalah meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta maju bersama melalui usaha dan karya menuju ekonomi yang sejahtera. 4.2 Hasil Penelitian Analisis Kesesuaian Neraca PRIMKOPTI Harum terhadap SAK ETAP SAK ETAP menyebutkan lebih lanjut bahwa Neraca menyajikan aset, kewajiban, dan ekuitas suatu entitas pada suatu tanggal tertentu, yaitu akhir periode

9 44 pelaporan. Penyajian Neraca tersebut minimal harus mencakup pos-pos mengenai kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, persediaan, properti investasi, aset tetap, aset tidak berwujud, utang usaha dan utang lainnya, aset dan kewajiban pajak, kewajiban diestimasi, dan ekuitas. Penerapan mengenai pemisahan akun-akun aset, kewajiban dan ekuitas yang diatur dalam SAK ETAP tersebut telah dilakukan oleh PRIMKOPTI Harum, tetapi terdapat beberapa pos-pos akun yang tidak disajikan dalam Neraca PRIMKOPTI Harum. Hal-hal tersebut disajikan dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Cheklist Pos Neraca menurut SAK ETAP POS Ada/Tidak Keterangan Kas dan setara kas Ada - Piutang Usaha dan - Piutang Lainnya Ada Persediaan Ada - Properti Investasi Ada - Aset Tetap Ada - Aset tidak berwujud Tidak Berdasarkan SAK ETAP paragraph 16.2, aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik. Definisi tersebut tidak ditemukan dalam sumber daya yang dimiliki oleh PRIMKOPTI Harum Utang usaha dan utang Ada -

10 45 lainnya Kewajiban Pajak Tidak Dalam SAK ETAP paragraf 24.3 Disebutkan bahwa entitas harus mengakui kewajiban atas seluruh pajak penghasilan periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar. Lebih lanjut SAK ETAP dalam paragraf 24.2 menjelaskan bahwa pajak penghasilan termasuk seluruh pajak domestik dan luar negeri sebagai dasar penghasilan kena pajak. Pajak penghasilan juga termasuk pajak, misalnya pemungutan dan pemotongan pajak, yang terutang oleh entitas anak, entitas asosiasi atau joint venture atas distribusi ke entitas pelapor. Berdasarkan pengaturan yang Diwajibkan SAK ETAP tersebut, Koperasi Harum belum melaksanakan Kewajiban pembayaran pajak. Kewajiban diestimasi Ada - Ekuitas Ada - Bedasarkan tabel diatas menyatakan ada pos-pos yang tidak disajikan di dalam Neraca Primkopti Harum, sehingga bentuk analisis yang digunakan hanya sebatas pos-pos yang dilaporkan pada Neraca koperasi saja. Pos-pos tersebut dijelaskan sebagai berikut :

11 46 PRIMKOPTI HARUM KAB. KENDAL NERACA PER 31 DESEMBER 2015 Nama Rekening Aktiva TAHUN 2015 (Rp) Nama Rekening Passiva TAHUN 2015 (Rp) Aktiva Lancar Kewajiban Jgk Pendek Kas Bank Piutang Persediaan , , , ,50 Dana sub.filter Limbah Tabungan Anggota Simpanan Wajib Kredit Hutang Dagang 0, , , ,00 Dana-dana ,46 Penyisihan Biaya ,12 Tabungan Sukarela ,19 Total Aset Lancar ,50 Total ,20 Aktiva Tetap Tanah, dll Akm.penys.aktiva ,00 ( ,66) Kewajiban Jgk Pjg Kredit Bank ,00 Jumlah ,47 Total Kewajiban ,00 Aktiva Lain-lain Kekayaan Bersih Piutang UPJ ,96 Simpanan ,20 Penyisihan PTT 0,00 Modal Donasi ,00 Investasi Jangka Panjang ,59 Cadangan ,57 Penyertaan ,00 Cad.Pemupukan Mdl ,47 Dana Investasi ,07 Dana Modal USP ,60 Jumlah ,55 Jumlah ,91 SHU Th.Berjalan ,86 TOTAL AKTIVA ,97 TOTAL KEWAJIBAN ,97

12 Aset SAK ETAP mendefinisikan aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari kejadian dimasa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas. Lebih lanjut, SAK ETAP menyebutkan bahwa entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, sebagai suatu klasifikasi yang terpisah dalam Neraca, kecuali jika penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang andal dan lebih relevan. Jika pengecualian tersebut diterapkan, maka semua aset dan kewajiban harus disajikan berdasarkan likuiditasnya. Berdasarkan pada definisi tersebut, maka terdapat informasi bahwa terdapat fleksibilitas yang diatur di dalam SAK ETAP mengenai bentuk penyajian aset dan kewajiban. PRIMKOPTI Harum menyajikan aset di dalam Neraca berdasarkan likuiditas pos aset, yaitu aset lancar dan aset tetap. Hal ini dirasa lebih informatif bagi pengguna laporan keuangan. Urutan pos-pos di dalam aset dirinci dalam tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.2 Ilustrasi Pos Aset Neraca PRIMKOPTI Harum ASET Aset Lancar Kas Bank Piutang Persediaan , , , , , , , ,00

13 48 Jumlah aset lancar Aset Tetap Tanah Akum.penyusutan aktiva ttp Jumlah aset tetap , ,13 ( ,00) , , ,13 ( ,82) ,31 Aset Lain-lain Piutang UPJ Penyisihan PTT Investasi Jangka Panjang Penyertaan Jumlah aset lain-lain ,96 0, , , , ,96 0, , , ,55 Lebih lanjut, SAK ETAP juga mengatur dasar pengukuran yang digunakan dalam menilai pos-pos, termasuk aset yang menyebutkan bahwa dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai wajar. Dalam praktiknya pada Koperasi Harum yang mengacu pada penjelasan sebelumnya, adanya penggunaan dasar pengukuran biaya historis untuk unsur-unsur laporan keuangan yang dilakukan PRIMKOPTI Harum, sehingga aset didefinisikan sebagai jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset pada saat perolehan. 1. Kas dan Setara Kas Berdasarkan SAK ETAP setara kas adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk tujuan investasi atau lainnya. Oleh karena itu, investasi umumnya

14 49 diklasifikasikan sebagai setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan. Dalam penerapannya pada PRIMKOPTI Harum, setara kas didefinisikan sesuai dengan definisi yang dijelaskan dalam SAK ETAP yang mencakup kas, simpanan yang sewaktu-waktu bisa dicairkan, dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang. Penjelasan mengenai pos kas dan setara kas dijelaskan lebih lanjut diilustrasikan dalam tabel 4.3 berikut ini : Tabel 4.3 Ilustrasi Pos Kas dan Setara Kas pada PRIMKOPTI Harum Kas Umum Bank BRI Bank BCA Bank PANIN Bank BPD JATENG BPD Kusuma Jumlah Kas dan Setara Kas , , , , , , , , , , , , , ,16 2. Aset Tetap Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode. Dari sisi

15 50 pengakuan, PRIMKOPTI Harum belum mengikuti kriteria yang disyaratkan oleh SAK ETAP. SAK ETAP mensyaratkan lebih lanjut bahwa tanah dan bangunan adalah aset yang dapat dipisahkan dan harus dicatat secara terpisah, meskipun tanah dan bangunan tersebut diperoleh secara bersamaan. Hal ini belum sesuai penerapan pada PRIMKOPTI Harum karena belum memisahkan aset tetap berupa tanah, bangunan dan kendaraan terlihat dari laporan keuangannya dimana perincian masih dijadikan satu belum berdiri sendiri-sendiri, aset tetap PRIMKOPTI Harum yang diilustrasikan sebagai berikut : Tabel 4.4 Ilustrasi Pos Aset Tetap pada PRIMKOPTI Harum Aktiva Tetap Tanah, dll , ,13 Akumulasi Penyusutan Aktiva ( ,66) ( ,82) Total , ,31 Pada saat pengakuan awal, dasar pengukuran aset tetap yang digunakan Koperasi ini adalah sebesar biaya perolehan. Hal ini seperti yang tercantum dalam SAK ETAP menyebutkan bahwa biaya perolehan tersebut meliputi harga beli, biayabiaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar siap digunakan, dan estimasi. Biaya perolehan aset tetap PRIMKOPTI Harum setara harga tunainya pada saat pengakuan dan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap. Sehingga dalam menentukan biaya perolehan, koperasi telah sesuai dengan SAK ETAP. Setelah di lakukan olah data dengan memisahkan aset tetap sebagai berikut :

16 51 Tabel 4.5 Ilustrasi Perhitungan Aset Tetap PRIMKOPTI Harum Harga Perolehan : Tanah Bangunan kantor dan gedung Peralatan kantor Kendaraan bermotor Jumlah Harga Perolehan , , , , ,13 Akumulasi Penyusutan : - Akum.peny.bangunan kantor ,86 - Akum.peny.peralatan kantor ,32 - Akum.peny.kendaraan bermotor ,48 Jumlah Akumulasi Penyusutan Nilai Buku , ,47 Dalam melakukan penyusutan aset tetap, Koperasi Harum menggunakan metode garis lurus, kecuali untuk tanah yang bertujuan untuk mengalokasikan harga perolehan atau nilai setelah penilaian kembali hingga mencapai nilai sisa sepanjang estimasi masa manfaat sebagai berikut : Tabel 4.6 Daftar Aset Tetap PRIMKOPTI Harum dan Metode Penyusutannya Aset Tetap Metode Penyusutan Tahun Manfaat Tanah - - Bangunan kntr dan gedung Garis Lurus 20 Peralatan kantor Garis Lurus 4 Kendaraan Bermotor Garis Lurus 8

17 52 Penggunaan metode garis lurus tersebut telah sesuai dengan yang diperbolehkan oleh SAK ETAP yang meliputi metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode jumlah unit produksi Kewajiban Berdasarkan SAK ETAP disebutkan bahwa entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, sebagai suatu klasifikasi yang terpisah dalam Neraca, kecuali jika penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang andal dan relevan. Jika pengecualian tersebut diterapkan, maka semua aset dan kewajiban harus disajikan berdasarkan likuiditasnya. Mengacu pada definisi tersebut, maka terdapat informasi bahwa terdapat fleksibilitas yang diatur di dalam SAK ETAP mengenai bentuk penyajian aset dan kewajiban. PRIMKOPTI Harum sebagai koperasi produsen menyajikan kewajiban di dalam Neraca berdasarkan likuiditas pos kewajiban, yaitu kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. Dalam penerapannya dikoperasi ini, kewajiban mencakup pos tabungan koperasi, simpanan berjangka, beban yang masih harus dibayar, pendapatan diterima dimuka, dan kewajiban lain-lain. PRIMKOPTI Harum memasukkan tabungan koperasi dan simpanan sebagai kewajiban atas dasar bahwa perlakuan keuntungan atau kerugian yang dialami oleh koperasi tidak boleh dikompensasikan ke dalam simpanan wajib yang dimiliki oleh para anggota, sehingga klasifikasi tabungan

18 53 koperasi dan simpanan dimasukkan di dalam kategori kewajiban. Pelaporan kewajiban oleh Koperasi Harum dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut : Tabel 4.7 Ilustrasi Pos Kewajiban Pada Neraca PRIMKOPTI Harum KEWAJIBAN Kewajiban Jangka Pendek : - Dana sub.filter limbah - Tabungan anggota - Simpanan Wajib Kredit - Hutang dagang - Dana-dana - Penyisihan biaya - Tabungan sukarela Jumlah kewajiban jgk pendek , , , , , , , , , , , , , , ,40 Kewajiban Jangka Panjang : - Kredit Bank Total Kewajiban , , , ,40 Tetapi, dari penyajian kewajiban yang dilakukan pada neraca PRIMKOPTI Harum menimbulkan pertanyaan atas jumlah anggota yang terlibat dalam koperasi karena dapat menghimpun simpanan atau tabungan anggota sebesar Rp yang bisa saja diartikan bahwa terdapat ratusan anggota yang bergabung dalam koperasi ini. Terdapatnya banyak anggota yang bergabung dalam koperasi juga akan meningkatkan banyaknya pengguna laporan keuangan PRIMKOPTI Harum. Berdasarkan penjelasan tersebut, secara tidak langsung akan

19 54 menimbulkan asumsi bahwa koperasi merupakan entitas yang menguasai aset untuk sekelompok besar masyarakat. Definisi ini merupakan salah satu kriteria entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan, seperti yang dijelaskan dalam SAK ETAP seharusnya PRIMKOPTI Harum dapat dikatakan juga sebagai entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dan penggunakan SAK ETAP dalam Koperasi Harum dapat menjadi pertanyaan besar. Di lain pihak terdapatnya keputusan yang menyebutkan bahwa standar akuntansi yang digunakan bagi koperasi adalah SAK ETAP membuat penerapan SAK ETAP oleh PRIMKOPTI Harum menjadi beralasan Ekuitas SAK ETAP juga menyebutkan bahwa ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam entitas harus dilaporkan sedemikian rupa sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku. Ekuitas bagi koperasi dalam SAK ETAP meliputi simpanan pokok, simpanan lain, pinjaman-pinjaman, penyisihan hasil usaha termasuk cadangan. PRIMKOPTI Harum menyebutkan di dalam Neraca bahwa pospos yang termasuk ekuitas adalah modal donasi, cadangan, dana investasi dan sisa hasil usaha tahun berjalan. Pelaporan ekuitas oleh PRIMKOPTI Harum dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

20 55 Tabel 4.8 Ilustrasi Pos Ekuitas Pada PRIMKOPTI Harum EKUITAS - Simpanan - Modal Donasi - Cadangan - Cad.Pemupukan Modal - Dana Investasi - Dana Modal USP - SHU Th Berjalan 2015 Jumlah , , , , , , , , , , , , , , , , Analisis Kesesuaian Laporan Laba Rugi PRIMKOPTI Harum terhadap SAK ETAP Sama halnya dengan Neraca yang telah dibahas sebelumnya, Laporan Laba Rugi dan Laporan Perubahan Ekuitas juga harus diakui dengan metode akrual. Laporan Laba Rugi disusun untuk memberikan gambaran atas kinerja entitas dalam satu periode akuntansi, dalam PRIMKOPTI Harum yaitu satu tahun. Laba atau rugi yang diperoleh perusahaan akan masuk mempengaruhi saldo laba dalam Neraca dan bersama perubahan komponen ekuitas lainnya, maka disusunlah Laporan Laba Rugi akan tetapi, koperasi menamai laporan tersebut sebagai Sisa Hasil Usaha. Terdapat pos-pos minimal yang harus dipaparkan oleh entitas dalam menyusun Laporan Laba Rugi yaitu pendapatan, beban keuangan, bagian laba (rugi) dari investasi yang

21 56 menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba (rugi) neto, koreksi atas kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi, jumlah tercatat awal dan akhir untuk setiap komponen ekuitas, serta jumah investasi, dividen, dan distribusi lainnya kepada pemilik ekuitas. Fakta yang terjadi pada PRIMKOPTI Harum adalah tidak semua komponen tersebut tersedia dalam laporan keuangan. Pada laporan yang diterbitkan koperasi ini, pos wajib yang ada hanyalah pendapatan, beban keuangan, laba (rugi) neto, dan jumlah akhir sisa hasil usaha koperasi sebagaimana dirangkum pada Tabel 4.9. Tidak adanya pos wajib lainnya dikarenakan memang tidak adanya investasi yang menggunakan metode ekuitas oleh Koperasi Harum dan tidak dilakukannya distribusi, koreksi, ataupun perubahan kebijakan yang dapat mempengaruhi ekuitas. Akan tetapi, terdapat satu bagian yang tidak dicantumkan oleh koperasi ini padahal pos tersebut diwajibkan, yaitu saldo awal masing-masing komponen ekuitas. Tabel 4.9 Checklist Pos Minimal Laporan Laba Rugi Terhadap SAK ETAP POS Ada/Tidak Keterangan Pendapatan Ada - Beban Keuangan Ada - Laba (Rugi) Investasi dengan metode ekuitas Tidak Tidak ada transaksi dengan laba rugi investasi dengan metode ekuitas. Beban Pajak Tidak Seharusnya dipisahkan dari beban operasional menjadi pos beban tersendiri. Laba (Rugi) Neto Ada - Koreksi atas Kesalahan atau Perubahan Kebijakan Akuntansi Tidak PRIMKOPTI Harum tidak melakukan perubahan akuntansi ataupun koreksi kesalahan apapun pada tahun Saldo Awal Masing-masing Tidak Seharusnya ada sehingga dapat

22 57 Komponen Ekuitas Saldo Akhir Masing-masing Komponen Ekuitas Investasi, Dividen, dan Distribusi Lain kepada Pemilik disimpulkan bahwa terdapat kesalahan dalam penyajian Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba tahun Ada - Tidak PRIMKOPTI Harum tidak melakukan satupun transaksi terkait dengan hal ini sepanjang tahun Berikut ini merupakan Laporan Laba Rugi atau Laporan Sisa Hasil Usaha PRIMKOPTI Harum : Perhitungan Sisa Hasil Usaha Per 31 Desember 2015 Pendapatan Penjualan : Penjualan kedelai ,00 Penjualan Pertokoan ,50 Jumlah Penjualan ,50 HPP Persediaan : HPP Kedelai HPP Pertokoan Jumlah HPP Jumlah Laba Kotor Penjualan , , , ,50 Pendapatan Operasional lain : Pend. Operasional Kedelai Pend. Operasioonal S/P Pend. Bunga Pemukiman Pend. Administrasi S/P Pend. Bunga Bank Pend. Penjualan Aktiva Pend. Bunga S/P subs. BBM , ,00 0, , , , ,00

23 58 Pend. Bunga S/P Harian Pend. Unit Usaha Angkutan Pend. Lain-lain 0, , ,00 Jumlah Pendapatan Jumlah Pend.Kotor Usaha , ,80 Biaya-Biaya : Beban Operasional Usaha Beban Organisasi Beban Administrasi & Umum Beban Keuangan Bank Jumlah Beban Usaha Penyisihan Dana-dana SHU Tahun , , , , ,94 0, ,14 Berikut akan dibahas beberapa pos penting yang diatur SAK ETAP secara rinci terkait dengan Laporan Laba Rugi sebagai berikut : 1. Pendapatan Sesuai SAK ETAP dijelaskan bahwa pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban yang merupakan komponen Neraca. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal. Dalam penyajian PRIMKOPTI Harum membagi pendapatan menjadi lebih rinci berdasarkan jenis jasa yang diberikan.

24 59 Perincian ini diperbolehkan oleh SAK ETAP karena penyajian rincian ini memberikan informasi yang relevan untuk lebih memahami kinerja koperasi dalam periode tersebut. Ilustrasi rincian pendapatan yang dipaparkan oleh PRIMKOPTI Harum dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut : Tabel 4.10 Ilustrasi Pos Pendapatan Pada Laporan Laba Rugi PRIMKOPTI Harum Pendapatan : 2015 Pendapatan Operasional Kedelai Pendapatan Operasional S/P Pendapatan Bunga Pemukiman Pendapatan Administrasi S/P Pendapatan Bunga Bank Pendapatan Penjualan Aktiva Pendapatan Bunga S/P subs. BBM Pendapatan Bunga S/P Harian Pendapatan Unit Usaha angkutan Pendapatan Lain-lain , ,00 0, , , , ,00 0, , ,00 Jumlah Pendapatan ,00 2. Beban Pada beban seharusnya diklasifikasikan lebih lanjut berdasarkan sifat atau fungsi beban. Akan tetapi, dalam SAK ETAP disebutkan bahwa entitas yang mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsi mengungkapkan informasi tambahan berdasarkan sifat beban, termasuk penyusutan dan beban amortisasi dan beban imbalan kerja. Hal ini telah diterapkan dengan baik oleh PRIMKOPTI Harum.

25 60 Koperasi Harum mengklasifikasikan beban menurut fungsinya dan kemudian memberikan informasi lebih lanjut mengenai sifat beban melalui subklasifikasi pada masing-masing beban menurut fungsi tersebut. Ilustrasinya dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai berikut : Tabel 4.11 Ilustrasi Pos Beban pada Laporan Laba Rugi Beban Usaha : Beban Operasional Usaha Beban Administrasi Beban Adminitrasi dan Umum Beban Keuangan & Bank Jumlah Beban Usaha , , , , ,94 Terdapat hal yang harus dikritisi pada bentuk penyusunan pos beban ini, yaitu sebagaimana telah dibahas sebelumnya bahwa SAK ETAP menyebutkan bahwa entitas harus menyajikan beban pajak menjadi pos tersendiri. Sedangkan dalam laporan keuangan PRIMKOPTI Harum tidak ada beban pajak dimasukkan ke dalam rinciannya Penyajian Laporan Keuangan PRIMKOPTI Harum sesudah SAK ETAP pada Bulan Desember 2015 Berdasarkan SAK ETAP ketentuan yang dipergunakan sebagai entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek dan

26 61 kewajiban jangka panjang begitu juga dengan laporan keuangan bedasarkan SAK ETAP meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Berikut laporan keuangan PRIMKOPTI Harum Desember 2015 yang disusun oleh peneliti dapat dilihat gambar 4.3 sebagai berikut : Bukti Transaksi Buku Jurnal Buku Besar Neraca Saldo Proses Peringkasan Transaksi Keuangan Proses Penyusunan Laporan Keuangan Gambar 4.3 Proses Akuntansi 1. Laporan Neraca Dalam menyusun neraca, perusahaan dapat menggunakan beberapa bentuk sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya dengan aturan dan kelaziman yang berlaku, artinya penyusunan neraca didasarkan kepada bentuk yang telah distandarisasi, terutama untuk tujuan pihak luar perusahaan (Kasmir, 2012). Berikut penyajian

27 62 laporan Neraca PRIMKOPTI Harum setelah diolah dan kemudian disusun sesuai SAK ETAP : PRIMKOPTI HARUM KAB. KENDAL NERACA PER 31 DESEMBER 2015 Nama Rekening TAHUN 2015 (Rp) Nama Rekening TAHUN 2015 (Rp) ASET KEWAJIBAN Aset Lancar Kas Bank Piutang Persediaan , , , ,50 Kewajiban Jgk Pendek Dana sub.filter Limbah Tabungan Anggota Simpanan Wajib Kredit Hutang Dagang Dana Pendidikan Dana sosial Dana PDK Penyisihan Biaya Tabungan Sukarela 0, , , , , , , , ,19 Total Aset Lancar ,50 Total ,20 Aset Tetap Tanah Bangunan kntr dan gedung Akk.Peny.kntr dan gedung Peralatan kantor Akk.Peny.peral.kantor Kendaraan bermotor Akk.Peny.Kend.bermotor , ,13 ( ,86) ,00 ( ,32) ,00 ( ,48) Kewajiban Jgk Pjg Hutang Bank ,00 Jumlah ,47 Total Kewajiban ,00

28 63 Aset Lain-lain Kekayaan Bersih Piutang UPJ ,96 Simpanan ,20 Investasi Jangka Panjang ,59 Modal Donasi ,00 Penyertaan ,00 Cadangan SHU ,57 Cad.Pemupukan Mdl ,47 Dana Investasi ,07 Dana Modal USP ,60 Jumlah ,55 Jumlah SHU Th.Berjalan , ,86 TOTAL ASET ,97 TOTAL KEWAJIBAN ,97 Sumber : Data Olahan a. Aset Lancar PRIMKOPTI Harum memiliki aset lancar untuk menjalankan usahanya sebesar Rp ,50 yang diperoleh dari kas dan setara kas sebesar Rp ,08 Bank sebesar Rp ,24 dan mempunyai piutang Rp ,13 kemudian adanya persediaan Rp ,50 pada akhir bulan Desember b. Aset Tetap Total aset tetap PRIMKOPTI Harum adalah Rp ,47 yang diperoleh dari total aset yang dimiliki dilihat dari nilai perolehannya kemudian dikurangi dengan akumulasi penyusutan, setelah data diolah terdapat pemisahan aset tetap PRIMKOPTI Harum berupa Tanah, Bangunan Kantor dan Gedung, Peralatan Kantor karena sesuai dengan SAK ETAP bahwa Tanah harus berdiri

29 64 sendiri tidak boleh dijadikan satu akun dengan aset tetap yang lain karena Tanah tidak dapat disusutkan nilainya. c. Aset Lain-lain PRIMKOPTI Harum mempunyai aset lain-lain berupa Piutang UPJ, Penyisihan PPT, Investasi Jangka Panjang dan Penyertaan yang jumlahnya Rp ,55 pada akhir 31Desember d. Kewajiban Lancar Kewajiban lancar pada PRIMKOPTI Harum sebesar Rp ,20 yang terdiri dari Tabungan Anggota, Simpanan Wajib Kredit (SWK), Hutang Dagang, Dana-dana yang terdiri dari: dana pendidikan, dana sosial, dana pembangunan daerah, Penyisihan Biaya, Tabungan Sukarela. e. Kewajiban Jangka Panjang PRIMKOPTI Harum memiliki Hutang jangka panjang pada Bank sebesar Rp ,00 namun pada Laporan Neraca ditulis dengan Kredit Bank bukan Hutang Bank atau hutang jangka panjang. f. Ekuitas Total ekuitas Primkopti Harum Rp diperoleh dari Simpanan, Modal Donasi, Cadangan SHU, Cadangan Pemupukan Modal, Dana Investasi, Dana Modal USP ditambah SHU Tahun Berjalan 2015.

30 65 2. Laporan Laba Rugi Menurut Kasmir (2013) mengemukakan perhitungan hasil usaha (laporan laba rugi) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu, dalam koperasi biasa juga disebut dengan laporan sisa hasil usaha. Dibawah ini laporan laba rugi sesudah SAK ETAP. PRIMKOPTI HARUM KAB. KENDAL LAPORAN LABA RUGI PER 31 DESEMBER 2015 (dalam rupiah) Pendapatan Penjualan : Penjualan kedelai Penjualan Pertokoan Jumlah Penjualan , , ,50 HPP Persediaan : HPP Kedelai HPP Pertokoan Jumlah HPP Jumlah Laba Kotor Penjualan , , , ,50 Pendapatan Operasional lain : Pend. Operasional Kedelai Pend. Operasioonal S/P Pend. Bunga Pemukiman Pend. Administrasi S/P Pend. Bunga Bank Pend. Penjualan Aktiva Pend. Bunga S/P subs. BBM , ,00 0, , , , ,00

31 66 Pend. Bunga S/P Harian Pend. Unit Usaha Angkutan Pend. Lain-lain 0, , ,00 Jumlah Pendapatan Jumlah Pend.Kotor Usaha , ,80 Biaya-Biaya : Beban Operasional Usaha Beban Organisasi Beban Administrasi & Umum Beban Keuangan Bank Jumlah Beban Usaha Penyisihan Dana-dana SHU Tahun 2015 sblm Pajak Pajak yg dikenakan koperasi ,14 X 25% X50% = SHU Th 2015 Setelah Pajak Sumber : Data Olahan , , , , ,94 0, ,14 ( ,00) ,14 Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa komponen yang terdapat dalam laba rugi sebagai berikut : a. Pendapatan Pendapatan pada koperasi Harum terdiri dari penjualan kedelai, pendapatan pertokoan, pendapatan operasional kedelai, pendapatan operasional simpan pinjam, pendapatan bunga pemukiman, pendapatan administrasi simpan pinjam, pendapatan bunga bank, pendapatan penjualan aktiva, pendapatan bunga simpan pinjam subsidi bbm, pendapatan bunga simpan pinjam harian,

32 67 pendapatan unit uasaha angkutan, pendapatan lain-lain pada akhir tahun 2015 sebesar Rp ,80. b. Beban Total biaya pada PRIMKOPTI Harum sebesar Rp ,80 terdiri dari beban operasional usaha, beban organisasi, beban administrasi dan umum, beban keuangan dan bank, ditambah jumlah SHU tahun ini. Setelah penyusunan laporan laba rugi menurut SAK ETAP diperoleh beban pajak Rp ,00 karena koperasi wajib membayarkan pajak kepada Pemerintah. 3. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas menurut Kasmir (2011) menyatakan bahwa Laporan Perubahan Modal menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini serta sebab berubahnya modal. Berikut laporan perubahan ekuitas berdasarkan SAK ETAP :

33 68 PRIMKOPTI HARUM KAB.KENDAL LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS PER 31 DESEMBER 2015 Modal awal Pengurangan : SHU Th Berjalan 2015 Simpanan Donasi Cadangan SHU Total Modal Akhir , , , ,57 (dalam rupiah) , , ,91 Sumber : Data Olahan Laporan perubahan ekuitas pemilik melaporkan perubahan perubahan yang terjadi pada ekuitas pemilik selama periode waktu tertentu. Periode waktunya sama dengan periode waktu yang dilaporkan dalam laporan laba rugi. Dari data diatas dapat diperoleh modal awal PRIMKOPTI Harum sebesar Rp yang dikurangi dengan Sisa Hasil Usaha tahun berjalan setelah pajak 2015 sebesar Rp ,14 diperoleh modal akhir sebesar Rp ,91. Laporan perubahan ekuitas adalah salah satu laporan yang diharuskan tercantum dan dibuat secara berkala menurut SAK ETAP, namun PRIMKOPTI Harum tidak membuat laporan perubahan ekuitas.

34 69 4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas memberikan informasi mengenai penerimaan kas dan pembayaran-pembayaran kas selama satu periode. Laporan arus kas melaporkan : pengaruh kas dari operasi selama satu periode, transaksi transaksi pendanaannya, kenaikan atau penurunan bersih kas sepanjang periode dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Pada PRIMKOPTI Harum tidak membuat laporan arus kas padahal laporan arus kas termasuk laporan keuangan yang harus disajikan menurut SAK ETAP karena dari laporan arus kas lah perputaran kas dapat terlihat jelas dari mana saja penerimaan dan pengeluaran kas diperoleh. Berikut laporan arus kas sesudah SAK ETAP :

35 70 PRIMKOPTI HARUM KAB.KENDAL LAPORAN ARUS KAS PER 31 DESEMBER 2015 Arus kas dari aktivitas operasi : Laba Bersih Penyesuaian untuk merekonsiliasikan laba bersih ke kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi Kenaikan Piutang Usaha Penurunan Persediaan Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi Arus kas dari aktivitas pendanaan : Kenaikan Kewajiban Jangka Panjang Penurunan Dana-dana Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas pendanaan Arus kas dari aktivitas investasi : Aset tetap Akum.Penyusutan Aset lain-lain Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas investasi Kenaikan (penurunan) bersih kas Kas pada awal 1 Januari 2015 Kas pada akhir 31 Januari ,00 ( ,00) ,00 ( ,12) , ,00 ( ,00) ,14 ( ,00) , , , , , , ,16 Sumber : Data Olahan

36 71 5. Catatan Atas Laporan Keuangan Laporan keuangan yang terakhir adalah Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). PRIMKOPTI Harum juga tidak membuat CALK dalam laporan keuangannya. Jika perusahaan membuat CALK, maka unsur unsur yang terdapat di dalamnya antara lain : 1. Gambaran Umum a. Pendirian PRIMKOPTI Harum didrikan di Kendal tahun 1985, koperasi ini bergerak dibidang pengadaan persediaan kedelai. Koperasi Harum beralamat di Jl. Cempaka No.232 Desa Karangdowo Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. b. Perijinan Dalam perijinan PRIMKOPTI Harum sudah memiliki ijin dengan adanya Badan Hukum No : 9585 b/bh/pad/kwk.ii/ix/ Kebijakan Akuntansi a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun berdasarkan SAK ETAP dan disusun menggunakan accrual basis kecuali pada laporan arus kas. Laporan arus kas disusun menggunakan metode tidak langsung dengan mengelompokkan penerimaan dan pengeluaran kas yang dikeluarkan dalam aktivitas operasi dan

37 72 pendanaan. Mata uang yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah rupiah. b Kas dan Setara Kas Kas pada PRIMKOPTI Harum terdiri dari kas umum dan Bank yang tidak dibatasi penggunaannya. Kas umum digunakan untuk memenuhi biaya operasional sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, biaya pengiriman, dan biaya operasional lainnya, sedangkan kas di bank adalah kas yang telah disetorkan kepada rekening atas nama koperasi. c Piutang Usaha Koperasi Harum pada dasarnya tidak mengadakan penyisihan untuk kemungkinan adanya piutang yang tidak dapat tertagih bedasarkan persentase atas saldo piutang pada tanggal neraca, tetapi dalam PRIMKOPTI Harum terdapat akun penyisihan piutang tak tertagih yang seharusnya dihapus atau tidak ditulis akun penyisihan piutang tak tertagih dalam neraca karena PRIMKOPTI Harum menggunakan metode langsung. d Persediaan Persediaan yang paling utama dalam PRIMKOPTI Harum adalah kedelai karena koperasi bergerak dalam penjualan kedelai. Dalam kaitannya dengan persediaan kedelai koperasi bekerja sama dengan PT. Sentral Multi Agung, PT. Nora Laksono, UD. Sumber Agung, dan UD. Sukses Makmur.

38 73 e Aset Tetap Aset tetap diakui sesuai harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Harga perolehan merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset tetap, sedangkan akumulasi penyusutan merupakan jumlah dari beban penyusutan tiap tahunnya. Pada PRIMKOPTI Harum aset tetap berupa tanah yang tidak dapat disusutkan dan selalu mengalami apresiasi pada nilai tanah itu sendiri. f Pendapatan dan beban Pendapatan diakui sebagai pendapatan pada saat dilakukan penyerahan / pengiriman kedelai kepada konsumen, sedangkan beban diakui sesuai dengan masa manfaatnya (accrual basis) pada periode yang bersangkutan. g Hutang Usaha Pembelian bahan baku dan bahan pembantu yang dilakukan secara kredit diakui sebagai hutang usaha. Pelunasan hutang tersebut sesuai dengan perjanjian antara perusahaan dengan supplier yang bersangkutan. h Ekuitas Ekuitas merupakan modal yang digunakan oleh pemilik untuk membangun perusahaan. Pada PRIMKOPTI Harum modal dibangun dengan modal anggota bersama. 3. Perolehan Akun dalam Penyusunan Laporan Keuangan

39 74 Dari pembuatan laporan keuangan PRIMKOPTI Harum yang disusun sesuai SAK ETAP diperoleh rincian akun-akun yang dimasukkan dalam laporan keuangan 31 Desember 2015 (dalam rupiah) sebagai berikut : a. Kas dan Setara Kas 31 Desember 2015 (Rp) Kas Umum ,08 Kas di Bank ,24 Total ,32 b. Piutang Usaha Piutang Pmk TPK Weleri ,00 Piutang S/P Weleri ,00 Piutang S/P Kendal ,00 Piutang S/P Kaliwungu ,00 Piutang Kedelai Dolog ,50 Piutang Kedelai Lokal ,13 Piutang TPK Kaliwungu ,00 Piutang Harian ,50 Piutang TPK Kendal ,00 Piutang TPK Kaliwungu ,00 Total ,13 c. Persediaan Persediaan Kedelai TPK Weleri ,00 Kedelai TPK Kendal ,00

40 75 Kedelai TPK Kaliwungu ,00 Kedelai TPK Sukorejo ,50 Pertokoan TPK Kendal ,00 Total ,50 d. Aset Tetap Tanah ,00 Bangunan Kantor dan Gedung ,13 (Akum.Peny.Bangunan Kantor dan Gedung) ( ,86) Kendaraan Bermotor ,00 (Akum.Peny.Kendaraan Bermotor) ( ,48) Peralatan Kantor ,00 (Akum.Peny.Peralatan Kantor) ( ,32) Total ,49 e. Hutang Dagang Hutang Dagang Kedelai ASS ,00 f. Hutang Bank Hutang Bank BRI ,00 Hutang BPD BBM ,00 Hutang SBN ,00 Hutang PT Bumen Redja Abadi ,00 Total ,00

41 76 g. Penjualan Penjualan Kedelai TPK Weleri ,50 Penjualan Kedelai TPK Kendal ,00 Penjualan Kedelai TPK Kaliwungu ,00 Penjualan Kedelai TPK Sukorejo ,00 Penjualan pertokoan ,50 Total ,50 h. Harga Pokok Penjualan : HPP Kedelai TPK Weleri ,00 HPP Pertokoan Weleri ,00 HPP Kedelai TPK Kendal ,00 HPP Kedelai TPK Kaliwungu ,50 HPP Kedelai Sukorejo ,50 Total ,00 i. Beban Usaha Beban Usaha koperasi Harum terdiri dari : Beban Operasional Usaha : Beban Operasional Kedelai Weleri ,00 Beban Operasional Kedelai Kendal ,00 Beban Operasional Kedelai Kaliwungu ,52 Beban Operasional Kedelai Sukorejo ,58 Beban Operasional Pertokoan ,00

42 77 Beban Operasional Simpan Pinjam ,00 Beban Susut Barang ,50 Beban Kesejahteraan Pengelola ,00 Beban Promosi ,00 Total ,60 Beban Organisasi : Beban honor pengurus ,00 Beban Pendidikan ,00 Beban Masa Bhakti Pengurus ,00 Beban Transportasi ,00 Beban Rapat Tahunan ,00 Beban Survey ,00 Total ,00 Beban Administrasi dan Umum : Beban Gaji Karyawan ,00 Beban Transportasi Karyawan ,00 Beban Konsultasi ,00 Beban Sumbangan ,00 Beban Listrik, Air ,00 Beban Kantor ,00 Beban THR & Bonus Tahunan ,00 Beban Penyusutan Aktiva Tetap ,84

43 78 Beban Komunikasi ,00 Beban Percetakan & Komputer ,00 Total ,84 Beban Keuangan dan Bank : Beban Bunga Bank ,00 Beban Administrasi Bank ,94 Beban PBB ,00 Beban Bunga Simpanan ,56 Benan STNK Bermotor ,00 Beban Asuransi ,00 Beban Notariat ,00 Beban Piutang tak Tertagih ,00 Beban Pesangon Karyawan ,00 Beban Kesejahteraan Anggota ,00 Beban Bunga LPBD-UMKM ,00 Beban Pajak ,00 Total ,00 j. Pendapatan Pend.Ops. S/P TPK Weleri ,00 Pend.Ops. S/P TPK Kendal ,00 Pend.Ops. S/P TPK Sukorejo ,00 Pend.Adm S/P Weleri ,00

44 79 Pend.Adm S/P Kendal ,00 Pend.Adm S/P Sukorejo ,00 Pend.Bunga Bank ,80 Pend.Penjualan Aktiva ,00 Pend.Adm.S/P Kaliwungu ,00 Pend. Dari usaha angkutan ,00 Pend.Ops.S/P Kaliwungu ,00 Pend.Ops.Kedelai Ass ,50 Pend.Bunga S/P BBM Weleri ,00 Pendapatan lain-lain ,00 Total /029,00 k. Sisa Hasil Usaha Sisa Hasil Usaha Th.Berjalan pada akhir Desember 2015 diperoleh sebesar Rp ,86 ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp ,17. l. Laba Bersih Laba bersih pada PRIMKOPTI Harum pada bulan Desember 2015 sebesar Rp ,14 dari hasil penjualan Rp ,50 dikurangi HPP sebesar Rp ,00 dikurangi beban-beban sebesar Rp ,94 serta beban pajak Rp ,14.

45 80 m. Kenaikan Piutang Usaha Pada bulan Desember 2015 PRIMKOPTI Harum mengalami kenaikan piutang sebesar Rp ,00 dimana saldo piutang pada akhir Desember sebesar Rp ,13. n. Penurunan Persediaan Terdapat penurunan persediaan pada PRIMKOPTI Harum terlihat dari persediaan bulan Desember 2015 sebesar Rp ,50 dibandingkan awal bulan sebesar Rp ,00. o. Penurunan Bersih Kas Pada penyusunan laporan keuangan koperasi Harum yang disusun sesuai SAK ETAP bahwa koperasi mengalami penurunan kas sebesar Rp ,00 dari awal kas bulan sebesar Rp ,39 dan diakhir bulan tersisa Rp ,08. p. Akumulasi Penyusutan Berdasarkan SAK ETAP maka dilakukan perhitungan nilai penyusutan pada aset suatu perusahaan dengan masa manfaat, berikut ini masa manfaat aset pada PRIMKOPTI Harum sebagai berikut : Jenis Aset Tanah Bangunan Kantor & Gedung Peralatan Kantor Kendaraan Bermotor Masa Manfaat Apresiasi 20 Tahun 4 Tahun 8 Tahun

46 81 q. Hutang Bank dan Beban Bunga Dari hasil penelitian dan penyusunan laporan keuangan PRIMKOPTI Harum perusahaan memiliki hutang jangka panjang pada Bank Central Asia dan Bank Rakyat Indonesia sebesar Rp , Pembahasan Analisis penelitian penyusunan laporan keuangan PRIMKOPTI Harum akan membahas mengenai kontribusi pembuatan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian mengenai kontribusi pembuatan laporan keuangan sesuai SAK ETAP akan diuraikan pada sub bab selanjutnya Analisis Komponen Laporan Keuangan PRIMKOPTI Harum dengan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP Dari data diatas menunjukkan perbedaan antara laporan keuangan PRIMKOPTI Harum dengan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Tabel Perbedaan laporan keuangan PRIMKOPTI Harum dan SAK ETAP No Elemenelemen PRIMKOPTI Harum SAK ETAP Perbedaan 1 Komponen Laporan Keuangan 1. Neraca 2. Laporan Laba Rugi 1. Neraca 2. Laporan Laba Rugi 3. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan Arus Kas 5. Catatan Atas Ada perbedaan pada komponen laporan keuangan PRIMKOPTI Harum dengan SAK ETAP. Pada koperasi harum

47 82 Laporan Keuangan tidak ada laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan ekuitas. 2 Pengakuan Basis akrual Basis akrual Tidak ada perbedaan 3 Neraca Neraca mencakup pos pos sebagai berikut : 1.Kas dan Setara Kas 2 Piutang 3. Aset Tetap 4. Utang Bank 5.Kewajiban Lancar dan Tidak Lancar 6. Ekuitas 4 Laporan Laba Rugi 5 Laporan Perubahan Ekuitas Perhitungan Hasil Usaha Mencakup pospos anatara lain : 1Pendapatan 2.Beban Keuangan 3. Laba atau Rugi Tidak membuat laporan perubahan ekuitas Neraca mencakup pospos sebagai berikut : 1. Kas dan Setara Kas 2. Piutang usaha dan Piutang Lainnya 3. Aset tetap 4. Utang usaha dan utang lainnya 5. Kewajiban Lancar dan Tidak Lancar 6. Ekuitas Laba Rugi Mencakup pos-pos antara lain : 1. Pendapatan 2. Beban Keuangan dan Beban Lainlain 3. Beban pajak 4. Laba atau Rugi Mencakup pos-pos sebagai berikut : 1. Modal awal 2. Laba tahun berjalan 3. Simpanan pokok Ada perbedaan Primkopti Harum dengan SAK ETAP yaitu Neraca pada aset tetap berupa Tanah, didalam koperasi penyajian akun Tanah dan akun akumulasi penyusutan aktiva masih dikelompokkan menjadi satu belum terpisah secara tersendiri, kemudian pada kewajiban akun dana-dana belum dipisahkan dana apa saja yang dimaksud, ini belum sesuai penerapan dengan SAK ETAP yang mewajibkan pemisahan akunakun secara tersendiri. Terdapat perbedaan dalam laporan laba rugi pada PRIMKOPTI Harum tidak terdapat beban pajak yang diwajibkan oleh SAK ETAP. Ada perbedaan karena PRIMKOPTI Harum tidak membuat laporan perubahan ekuitas yang diwajibkan

48 83 6 Laporan Arus Kas Tidak membuat laporan arus kas 4. Simpanan wajib 5. Cadangan 6. Hibah Komponen Arus kas ada 3 macam yaitu : 1. Aktivitas Operasi 2. Aktivitas Investasi 3. Aktivitas Pendanaan SAK ETAP yang semestinya untuk mengetahui modal akhir. Terdapat perbedaan karena PRIMKOPTI Harum tidak membuat Laporan Arus Kas, belum sesuai dengan SAK ETAP 7 Catatan Atas Laporan Keuanagan Tidak membuat catatan atas laporan keuangan 8 Pengukuran Kas atau setara kas : Berbasis akrual Biaya historis Uang muka : Berbasis akrual Biaya historis Aktiva tetap : Berbasis akrual Biaya historis Metode penyusutan: garis lurus. Dasar perhitungan: per setahun dan tidak dihitung mulai dari tanggal perolehan Gedung disusutkan Catatan atas laporan keuangan berisi tentang gambaran umum yang meliputi pendirian, badan hukum dan akun-akun yang diperoleh dari laporan keuangan. SAK ETAP : Berbasis akrual Biaya historis Nilai wajar SAK ETAP : Berbasis akrual Biaya historis Nilai wajar Metode penyusutan: garis lurus, saldo menurun, jumlah unit produksi. Dasar perhitungan: per setahun dan tidak dihitung mulai dari tanggal perolehan Gedung disusutkan. Ada perbedaan antara PRIMKOPTI Harum dengan SAK ETAP karena pada laporan keuangan PRIMKOPTI Harum tidak membuat adanya catatan atas laporan keuangan. Tidak terdapat perbedaan koperasi harum menerapkan sesuai SAK ETAP. Tidak terdapat perbedaan karena PRIMKOPTI Harum sudah menerapkan sesuai SAK ETAP.

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Nia Herlina Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, niaherlina01@gmail.com Abstrak Tujuan_Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Standar

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Koperasi

Akuntansi Keuangan Koperasi Akuntansi Keuangan Koperasi Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012 MENIMBANG : (d). Bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5 DAFTAR ISI Halaman LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN Neraca 1 Perhitungan Hasil Usaha 2 Laporan Perubahan Ekuitas 3 Laporan Arus Kas 4 Catatan Atas Laporan Keuangan 5 N E R A C A 31 Desember

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan konsep-konsep dasar yang telah dibahas dalam bab II dan latar belakang permasalahan yang diuraikan dalam skripsi ini akan dibahas dari sudut pandang standart

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kebijakan Akuntansi

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kebijakan Akuntansi BAB IV PEMBAHASAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap Koperasi Karyawan Balido PT. (Persero) Angkasa Pura II Palembang adalah berdasarkan akunakun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan

Lebih terperinci

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI Koperasi sebagai badan usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat haruslah dikelola secara profesional dengan menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-undang Nomor 17 tahun 2012 koperasi adalah : Badan hukum yang didirikan oleh perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

Lebih terperinci

Contoh laporan keuangan koperasi

Contoh laporan keuangan koperasi Contoh laporan keuangan koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya atas dasar prinsip koperasi dan kaidah ekonomi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012 L1 PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012 No Uraian Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp) I PENDAPATAN OPERASIONAL Penjualan Harga Pokok Penjualan Jumlah laba

Lebih terperinci

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah)

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah) Berikut di bawah ini merupakan (contoh) ilustrasi sederhana penyajian laporan keuangan yang terdiri atas: 1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Komparatif; 2. Laporan Laba Rugi Komparatif; 3. Catatan Atas

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Koperasi Kredit (Kopdit) Sehati

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Koperasi Kredit (Kopdit) Sehati BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Gambaran Umum Koperasi Kredit (Kopdit) Sehati Koperasi Kredit Sehati berdiri pada tanggal 22 Agustus 1987, yang berawal dari pertemuan antara

Lebih terperinci

Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak.

Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak. Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak. Karakteristik Nirlaba Sumber daya berasal dari : sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA

BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA A. DEFINISI PSAP 10 Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 paragraf 42 menyatakan bahwa perubahan kebijakan akuntansi harus disajikan pada Laporan Perubahan

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TANGGAL LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PENDAHULUAN Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Pesantren adalah untuk memberi panduan akuntansi

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO - 1 - PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO YANG MELAKUKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER dan DAFTAR ISI Halaman LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Laporan Posisi Keuangan... 1. Laporan Laba Rugi Komprehensif...

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian

Lebih terperinci

KOPERASI MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAPORAN LABA (RUGI) DIVISI USAHA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2016 (dalam rupiah)

KOPERASI MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAPORAN LABA (RUGI) DIVISI USAHA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2016 (dalam rupiah) LAPORAN LABA (RUGI) DIVISI USAHA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2016 KETERANGAN Mini Market Garden Cafe Layanan Jasa USP Amanah Kantin Ungu TokoKU Kopma UNY Core JUMLAH * PENJUALAN 13.151.864.819

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN BV. : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 MEI 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS A. PENDAHULUAN Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi Laporan

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. LAMPIRAN II.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS www.djpp.d DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut: RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metrokom Jaya berdiri pada tahun 2007, telah menjadi pemimpin dalam bidang penjualan komputer bekas. Memulai bisnis di

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN 1 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN Berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah, Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung dalam penyusunan dan pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI LAPORAN KEUANGAN SEMESTERAN TAHUN 2016 DAFTAR ISI Neraca Laporan Operasional Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 121.433.163.880 119.658.017.889 Deposito berjangka 5 2.135.930.652 2.424.600.790 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Sejarah Perusahaan Pembangunan di berbagai bidang yang terjadi di Indonesia berlangsung dengan pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 755, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Akuntansi. Sistem. Koperasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. AKUNTANSI PERKOPERASIAN PSAK NO. (REVISI ) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) AKUTANSI PERKOPERASIAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf

Lebih terperinci

ASET Aset Lancar Kas dan setara kas 1.429.755 1.314.091 1.020.730 Investasi jangka pendek 83.865 47.822 38.657 Investasi mudharabah - - 352.512 Piutang usaha Pihak berelasi 14.397 20.413 30.670 Pihak ketiga

Lebih terperinci

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas MATERI K.D 1.5 Kompetensi Dasar : 1.5 Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Kegiatan akhir dari proses akuntansi perusahaan dagang di antaranya adalah membuat laporan keuangan. Secara umum komponen

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 70.490.918.058 100.111.129.147 Deposito berjangka 5 2.062.615.652 2.179.143.834 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

PT. BPRS PUDUARTA INSANI NERACA 31 DESEMBER 2014 dan 2013

PT. BPRS PUDUARTA INSANI NERACA 31 DESEMBER 2014 dan 2013 Catatan 31 Desember 2014 31 Desember 2013 AKTIVA Aktiva Lancar Kas 1 393,356,550 474,788,750 Penempatan Pada Bank Lain 2 12,477,079,745 11,223,260,746 Piutang 3 31,488,397,366 30,580,798,958 Penyisihan

Lebih terperinci

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS 21 BAB 7 LAPORAN ARUS KAS A. TUJUAN 1. Laporan arus kas bertujuan menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas PDAM, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan 1. Laporan Aktivitas 2 3. Laporan Arus Kas 4. A. Informasi Umum 5. B. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting 6-7

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan 1. Laporan Aktivitas 2 3. Laporan Arus Kas 4. A. Informasi Umum 5. B. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting 6-7 Daftar Isi Halaman Pernyataan Direktur Eksekutif Tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Aktivitas 2 3 Laporan Arus Kas

Lebih terperinci

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN 01. Ekuitas adalah hak residual atas aset Bank setelah dikurangi semua kewajiban. 02. Unsur ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam neraca menjadi pos-pos ekuitas, misalnya

Lebih terperinci

2012, No.755 LAMPIRAN

2012, No.755 LAMPIRAN 5 2012, No.755 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04/Per/M.KUKM/VII/2012 PEDOMAN UMUM AKUNTANSI KOPERASI KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL

Lebih terperinci

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekshibit A NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2p,3,25 1,349,564,406,813 1,205,030,845,882 Investasi jangka

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan,

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan, BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan kuliah kerja praktek di lembaga pendidikan bahasa Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH. RSUD Dr. MOEWARDI. Jl. Kol. Sutarto 132 Telp Fax Surakarta CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH. RSUD Dr. MOEWARDI. Jl. Kol. Sutarto 132 Telp Fax Surakarta CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RSUD Dr. MOEWARDI Jl. Kol. Sutarto 132 Telp. 634634 Fax. 637412 Surakarta 57126 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan

Lebih terperinci

ISSN ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS

ISSN ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS ISSN 1829-5282 46 ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS Oleh: Ni Luh Gede Erni Sulindawati Dosen Jurusan Akuntansi Program Diploma III

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH ASET LANCAR LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam menjalankan kelangsungan hidup perusahaan, berikut beberapa pendapat mengenai

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. BAB III PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Gambaran Singkat Perusahaan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh seorang Kepala

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 Immu Puteri Sari dan Dwi Nova Azana Fakultas Ekonomi UMSB Abstrak Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN 4. NERACA KOPERASI DAN SWASTA

LAMPIRAN 4. NERACA KOPERASI DAN SWASTA LAMPIRAN 4. NERACA KOPERASI DAN SWASTA NERACA KOPERASI BAKTI PRAJA PERKIRAAN 2000 1999 1998 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas 587.358.001,77 810.992.465,77 241.817.307,68 Piutang 2.637.350.089,00 2.467.715.865,61

Lebih terperinci

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali) LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember 2009 2011 2010 (Disajikan kembali) ASET ASET LANCAR

Lebih terperinci

BAB 7 PENYESUAIAN DAN KOREKSI AKUN

BAB 7 PENYESUAIAN DAN KOREKSI AKUN BAB 7 PENYESUAIAN DAN KOREKSI AKUN A. Kebutuhan Penyesuaian Penentuan besarnya pendapatan dan beban yang harus dilaporkan pada akhir periode akuntansi bisa mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan para

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN ix RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang -Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM ) Balai Kartini Jakarta, 16 Juni 2016 Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan Bab IV PEMBAHASAN Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan Yayasan Sekolah TSK yang kemudian dianalisis

Lebih terperinci

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016. RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Tahunan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Klaten Tahun Anggaran 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. PENYAJIAN DATA 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa PT. Sehat Sukses Sentosa merupakan subjek pajak yang telah didaftar dan memiliki Nomor Pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing masing. tahun di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar.

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing masing. tahun di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Piutang timbul dari beberapa jenis transaksi, dimana yang paling umumialah dari penjualan barang ataupun jasa. Piutang usaha yang berasal dari transaksi penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, akuntansi didenifisikan sebagai sistem informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, akuntansi didenifisikan sebagai sistem informasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, akuntansi didenifisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap aktivitas ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring) BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT. FMA Finance PT. FMA Finance adalah suatu perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang pembiayaan konsumen (consumer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian dan Prinsip Koperasi Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi

Lebih terperinci

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. 2.1 Akuntansi Pemerintahan Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan lap oran keuangan mengandung

Lebih terperinci

BADAN MEDIASI PEMBIAYAAN, PEGADAIAN DAN VENTURA INDONESIA (BMPPVI)

BADAN MEDIASI PEMBIAYAAN, PEGADAIAN DAN VENTURA INDONESIA (BMPPVI) BADAN MEDIASI PEMBIAYAAN, PEGADAIAN DAN VENTURA INDONESIA (BMPPVI) LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2017 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN BADAN MEDIASI

Lebih terperinci

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri Pengelolaan Keuangan 3 Permodalan Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada pengelolaan keuangannya. Pengelolaan keuangan mencakup sumber pendanaan dan penggunaan modal koperasi. Banyak koperasi

Lebih terperinci

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA SURABAYA 2016 Lapora Laba Rugi PT Gudang

Lebih terperinci

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. (Perusahaan) didirikan di Bandung berdasarkan Akta No. 7 tanggal 1 Juli 1988 dan Notaris Nany Sukarja, S. H. Akta Pendirian

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA Lampiran III.2 Peraturan Bupati Bungo Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA I. PENDAHULUAN I.1. Tujuan 1. Tujuan kebijakan akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. memiliki tahapan-tahapan yang antara lain sebagai berikut : 1. Pengakuan unsur-unsur laporan keuangan. kriteria sebagai berikut :

BAB IV PEMBAHASAN. memiliki tahapan-tahapan yang antara lain sebagai berikut : 1. Pengakuan unsur-unsur laporan keuangan. kriteria sebagai berikut : BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Fase Peralihan SAK ETAP Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik atau SAK ETAP adalah standar akuntansi yang ditujukan bagi badan usaha kecil dan menengah (UMKM).

Lebih terperinci

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI Tujuan kebijakan akuntansi adalah menciptakan keseragaman dalam penerapan perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan, sehingga meningkatkan daya banding di antara laporan

Lebih terperinci

Membuat Bagan Akun (Chart Of Account)

Membuat Bagan Akun (Chart Of Account) Membuat Bagan Akun (Chart Of Account) Persyaratan bagan akun standar perusahaan adalah salah satu faktor paling penting dalam keputusan proses seleksi software. Persyaratan bagan akun buku besar harus

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED)

BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED) BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED) Jl. Ampera Raya No.7 Cilandak Jakarta Selatan Kata Pengantar... Daftar Isi...

Lebih terperinci

LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG LAPORAN ARUS KAS A.

LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG LAPORAN ARUS KAS A. LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG LAPORAN ARUS KAS A. PENDAHULUAN 1. Tujuan Tujuan kebijakan akuntansi ini adalah mengatur

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 Oktober 1971 di Jakarta,

Lebih terperinci

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a.

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a. ekonomi 18 Sesi KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN N JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo-saldo

Lebih terperinci