DAFTAR PUSTAKA. Adetya, Bima. (2014). Penerimaan Negara. Jurnal Ilmiah. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Stan.
|
|
- Sonny Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DAFTAR PUSTAKA Adetya, Bima. (2014). Penerimaan Negara. Jurnal Ilmiah. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Stan. Departemen Keuangan Republik Indonesia. (2000). Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 561/KMK.04/2000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa. Departemen Keuangan Republik Indonesia. ( 2010). Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 24/PMK.03/2008 Tentang Tata Cara Pelaksanaan dan Penagihan Dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 85/PMK.03/2010. Erwis, Nana Andriana. (2012). Efektivitas penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa terhadap penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makasar Selatan. Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Gunadi. (2004). Bunga Rampai Pemeriksaan Penyidikan & Penagihan Pajak. Jakarta: PT. Multi Utama Indojasa. Kusumo, Rifari Widya. (2013). Efektifitas penagihan pajak dengan surat paksa dan penyitaan dalam upaya optimalisasi penerimaan pajak. Skripsi. Program Studi Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Mardiasmo. (2013). Perpajakan. Edisi Revisi. Andi. Jogjakarta. Marduati, Andi. (2012). Pengaruh penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak di KPP Pratama Makassar Barat. Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Nugroho, Mashudi Hadi. (2013). Analisis Faktor Faktor Yang Menyebabkan Penumpukan Pencairan Dana APBN Di Akhir Tahun. Jurnal Ilmiah. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.
2 Oktavia, Afni. (2012). Efektivitas Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran Dan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak Di KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Tiga. Skripsi. Program Studi Ejonomi dan Bisnis Universitas Bina Nusantara. Priyono, Eko. (2015). Analisis Efektifitas Penagihan Pajak Aktif Dengan Surat Teguran Dan Surat Paksa Sebagai Upaya Pencairan Tunggakan Pajak Pada KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Satu. Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Mercu Buana. Resmi, Siti. (2013). Perpajakan Teori dan Kasus. Salemba Empat, Jakarta. Sangadji, Etta Mamang. (2010). metodologi penelitin-pendekatan praktis dalam penelitian. Yogyakarta: ANDI. Suandy. Erly. (2011). Hukum Pajak. Salemba Empat, Jakarta. Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung. Waluyo. (2013). Perpajakan Indonesia. Edisi 11 Salemba Empat, Jakarta.
3 LAMPIRAN
4 BULAN SURAT TEGURAN 2011 PENERBITAN PENCAIRAN JENIS_WP LEMBAR NOMINAL LEMBAR NOMINAL JANUARI BADAN FEBRUARI BADAN MARET BADAN APRIL BADAN MEI BADAN JUNI BADAN JULI BADAN AGUSTUS BADAN SEPTEMBER BADAN OKTOBER BADAN NOVEMBER BADAN DESEMBER BADAN Grand Total
5 BULAN SURAT TEGURAN 2012 PENERBITAN PENCAIRAN JENIS_WP LEMBAR NOMINAL LEMBAR NOMINAL JANUARI BADAN FEBRUARI BADAN MARET BADAN APRIL BADAN MEI BADAN JUNI BADAN JULI BADAN ` AGUSTUS BADAN SEPTEMBER BADAN OKTOBER BADAN NOVEMBER BADAN DESEMBER BADAN Grand Total
6 BULAN SURAT TEGURAN 2013 PENERBITAN PENCAIRAN JENIS_WP LEMBAR NOMINAL LEMBAR NOMINAL JANUARI BADAN FEBRUARI BADAN MARET BADAN APRIL BADAN MEI BADAN JUNI BADAN JULI BADAN AGUSTUS BADAN SEPTEMBER BADAN OKTOBER BADAN NOVEMBER BADAN DESEMBER BADAN Grand Total
7 BULAN SURAT PAKSA 2011 PENERBITAN PENCAIRAN JENIS_WP LEMBAR NOMINAL LEMBAR NOMINAL JANUARI BADAN FEBRUARI BADAN MARET BADAN APRIL BADAN MEI BADAN JUNI BADAN JULI BADAN AGUSTUS BADAN SEPTEMBER BADAN OKTOBER BADAN NOVEMBER BADAN DESEMBER BADAN Grand Total
8 BULAN SURAT PAKSA 2012 PENERBITAN PENCAIRAN JENIS_WP LEMBAR NOMINAL LEMBAR NOMINAL JANUARI BADAN FEBRUARI BADAN MARET BADAN APRIL BADAN MEI BADAN JUNI BADAN JULI BADAN AGUSTUS BADAN SEPTEMBER BADAN OKTOBER BADAN NOVEMBER BADAN DESEMBER BADAN Grand Total
9 BULAN SURAT PAKSA 2013 PENERBITAN PENCAIRAN JENIS_WP LEMBAR NOMINAL LEMBAR NOMINAL JANUARI BADAN FEBRUARI BADAN MARET BADAN APRIL BADAN MEI BADAN JUNI BADAN JULI BADAN AGUSTUS BADAN SEPTEMBER BADAN OKTOBER BADAN NOVEMBER BADAN DESEMBER BADAN Grand Total
10 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP BANTEN KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TIGARAKSA Kepada Yth. Direktur Nama : PT. CREDO PRAKASA GROUP NPWP Alamat JL. KELAPA PUAN RAYA BC.24/1 1 GADING SERPONG PAKULONAN BARAT KABUPATEN TANGERANG TEGURAN Nomor : ST-00880/WP.1.08/KP Menurut tata usaha kami hingga saat ini Saudara masih mempunyai tunggakan pajak sebagai berikut : Jenis Pajak Tahun Pajak Nomor & tangga1 STP/SKPKB/SKPKBT/ SK.Pembetulani SK. Keheratan/Putusan FPI) Pasal 25/29 Badan (satu juta rupiah ) /106/11/451/12-11/10/2012 Tanggal jatuh Tempo pembayaran Jurnlah tunggakan pajak 10/11/ ,00 Jumlah Rp Untuk mencegah tindakan penagihan pajak dengan Surat Paksa berdasarkan Undang Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang Nomor 19 Tahun 2000 (UU PPSP) maka diminta kepada Saudara agar melunasi jumlah tunggakan pajak dalam waktu 21 ( dua puluh satu ) hari sejak diterbitkannya surat teguran ini. Dalam hal Saudara telah melunasi tunggakan pajak tersebut di atas, dimohon agar Saudara segera melaporkan kepada kami ( Seksi Penagihan ). PERHATIAN PAJAK HARUS DILUNASI DALAM WAKTU 21 (DUA PULUH SATU) HARI SEJAK DITERBITKANNYA SURAT TEGURAN INI. SESUDAH BATAS WAKTU ITU, TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKAN DILANJUTKAN DENGAN PENERBITAN SURAT PAKSA. (Pasal 8 ayat (I) UU Nomor 19 Tahun 2000) (Pasal 6 Kep. Men. Keu. Nomor 561/KMK.04/2000) TANGERANG. 27 Mei 2013 Kepala Kantor a nos it NIP ' S
11 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP BANTEN KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TIGARAKSA Kepada Yth. Direktur Nama : PT. TEKNIK UMUM NPWP Alamat JL.RAYA BOULEVARD BLOK.BA-3 NO.21, KABUPATEN TANGERANG TEGURAN Nomor : ST-00016/WPJ.08/KP.0804/2013 Menurut tata usaha kami hingga saat ini Saudara masih mempunyai tunggakan pajak sebagai berikut : Jenis Pajak Tahun Pajak Nomor & tanggal STP/SKPKB/SKPKBT/ SK.Pembetulan/ SK. Keberatan/Putusan PPN Dalam /107/08/451/12 - Negeri 04/12/2012 PPN Dalam Negeri /107/08/451/12-04/12/2012 Tanggal jatuh Tempo pembayaran Jumlah tunggakan pajak 03/01/ ,00 03/01/ ,00 Jumlah Rp ,00 (dua ratus tujuh puluh lima juta tujuh ratus delapan puluh tiga ribu sembilan ratus enam puluh empat rupiah ) Untuk mencegah tindakan penagihan pajak dengan Surat Paksa berdasarkan Undang Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang Nomor 19 Tahun 2000 (UU PPSP) maka diminta kepada Saudara agar melunasi jumlah tunggakan pajak dalam waktu 21 ( dua puluh satu ) hari sejak diterbitkannya surat teguran ini. Dalam hal Saudara telah melunasi tunggakan pajak tersebut di atas, dimohon agar Saudara segera melaporkan kepada kami ( Seksi Penagihan ). PERHATIAN PAJAK HARUS DILUNASI DALAM WAKTU 21 (DUA PULUH SATU) HARI SEJAK DITERBITKANNYA SURAT TEGURAN INI. SESUDAH BATAS WAKTU ITU, TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKAN DILANJUTKAN DENGAN PENERBITAN SURAT PAKSA. (Pasal 8 ayat (1) UU Nomor 19 Tahun 2000) (Pasal 6 Kep. Men. Keu. Nomor 561/KMK.04/2000) RANG, 10 Januari 2013 epala Kantor wadi S
12 Menimbang bahwa : Nama Wajib Pajak/ Penanggung Pajak NPWP Alamat KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP BANTEN KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TIGARAKSA SURAT PAKSA Nomor : SP-00050/WPJ.08/KP.0804/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA KEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK : PT. TEKNIK UMUM : : JL.RAYA BOULEVARD BLOK.BA-3 NO.21, KABUPATEN TANGERANG menunggak pajak sebagaimana tercantum di bawah ini : No Jenis Pajak Tatum Pajak Nomor & tanggal STP/SKPKB/SKPKBT/ SK.Pembetulan/ SK. Keberatan/Putusan 1 PPN Dalam Negeri /107/08/451/12-04/12/ PPN Dalam Negeri /107/08/451/12-04/12/2012 Tanggal jatuh Tempo pembayaran Jumlah tunggakan pajak 03/01/ ,00 03/01/ ,00 Jumlah Rp ,00 (dua ratus tujuh puluh lima juta tujuh ratus delapan puluh tiga ribu sembilan ratus enam puluh empat rupiah ) Dengan ini : 1. Memerintahkan Wajib Pajak/Penanggung Pajak untuk membayar jumlah tunggakan pajak tersebut ke Bank Persepsi / Kantor Pos, ditambah dengan biaya penagihan dalam waktu 2 (dua) kali dua puluh empat jam sesudah pemberitahuan Surat Paksa ini. 2. Memerintahkan kepada Jurusita yang melaksanakan Surat Paksa ini atau Jurusita lain yang ditunjuk untuk melanjutkan pelaksanaan Surat Paksa untuk melakukan penyitaan atas barang-barang milik Wajib Pajak / Penanggung Pajak apabila dalam jangka waktu 2 (dua) kali dua puluh empat jam perintah sebagaimana disebut dalam butir 1 di atas tidak dipenuhi. PERI I ATI AN PAJAK HARUS DILUNASI DALAM WAKTU 2 X 24 JAM SETELAH MENERIMA SURAT PAKSA INI SESUDAH BATAS WAKTU INI, TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKAN DILANJUTKAN DENGAN PENYITAAN. (Pasal 12 Ayat 1 UU Nomor 19 tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 19 tahun 2000) S KEPALA KANTOR PELAYANA PAJAK PRATAMA TIGARAKSA di TANGERANG Februari 2013 antor di VVV
13 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP BANTEN KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TIGARAKSA BERITA ACARA PEMBERITAHUAN SURAT PAKSA Pada Kari ini rlit t tanggal bulan Ihsrkr tahun SOG, alas permintaan Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang memilih tempat kedudukan di KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TIGARAKSA di TANGERANG - saya, Jurusita Pajak pada KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TIGARAKSA bertempat kedudukan di alamat JI. Permata Raya C.1 No. 100 Karawaci. MEMBERITAHUKAN DENGAN RESMI Kepada Direktur PT. TEKNIK UMUM bertempat tinggal di JL.RAYA BOULEVARD BLOK.BA-3 NO.21, berkedudukan sebagai ri r.finsl Surat Paksa di sebaliknya ini tertanggal 15 Februari 2013 dan saya, Jurusita Pajak, berdasarkan ketentua Sura aksa tersebut memerintahkan kepada Penanggung Pajak supaya dalam waktu 2 (dua) kali dua puluh empat jam, memenuhi isi Sur t Paksa dan oleh karena itu harus menyetor ke Bank Persepsi / Kantor Pos dan Giro IRIVVE-Ak sebanyak Rp ,00 dengan tidak mengurangi kewajiban untuk membayar biaya-biaya penagihan pajak ini dan biaya selanjutnya, dan jika is tidak membayar dalam waktu yang telah ditentukan, maka harta bendanya baik yang berupa barang bergerak maupan barang tidak bergerak akan disita dan dijual dimuka umum / dijual langsung kepada pembeli clan hasil penjualannya digunakan untuk membayar hutang pajak, denda, bunga, dan biaya-biaya yang berhubungan dengan pelaksanaan penagihan ini. Surat Paksa ini dapat dilanjutkan dengan tindakan PENCEGAHAN dan PENYANDERAAN. Saya, Jurusita Pajak, telah menyerahkan salinan Surat Paksa ini kepada Wajib Pajak/Penanggung Pajak, dan saya lakukan di tempat tinggal / kedudukan orang pribadi / badan yang menanggung pajak. Penyerahan salinan Surat Paksa ini dilakukan kepada Vdi. C Gtd"Actki Y-o&fi- Prk-,)".k WMP.i bertempat tinggal di disebabkan cretr kikt: % n (014 Yang menerima salinan Surat Paksa Jurusita Pajak NIP. \5$1'1\0 OS 10 ati (COL Biaya pelaksanaan Surat Paksa sebagai Biaya Harian Jurusita Rp. 1;;VC e"' ' Biaya Perjalanan Rp. 20. Jumlah Rp. S.P.420,
DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim, dkk Perpajakan, Jilid 1: Salemba Empat, Jakarta
DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim, dkk. 2014. Perpajakan, Jilid 1: Salemba Empat, Jakarta Damayanti, Deni, 2013. Panduan Lengkap Menyusun Proposal, Skripsi,Tesis, Disertasi Untuk Semua Jurusan, Araska, Yogyakarta.
Lebih terperinciLAMPIRAN LAMPIRAN. TEGURAN Nomor.../WPJ... KP... / 20...
1 LAMPIRAN LAMPIRAN KANTOR PELAYANAN PAJAK... TEGURAN Nomor.../WPJ.... KP.... / 20... Menurut tata usaha kami hingga saat ini Saudara masih mempunyai tunggakan pajak sebagai berikut : Jenis Tahun Nomor
Lebih terperinciLAMPIRAN II KEP-DJBC NOMOR : KEP - 06 / BC / 1999 TANGGAL : 5 Pebruari 1999
KANTOR WILAYAH... DJBC.... KANTOR PELAYANAN BEA DAN CUKAI...... Tempat,...tgl...19. Kepada Yth. Nama :.... NPWP :..... :. Di LAMPIRAN II KEP-DJBC SURAT PEMBERITAHUAN KEKURANGAN PEMBAYARAN BEA MASUK, CUKAI,
Lebih terperinciPasal 9. Ketentuan teknis yang diperlukan bagi pelaksanaan ketentuan dalam keputusan ini diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
Kantor Pelayanan Bea dan Cukai menerbitkan sekali lagi surat permintaan pembayaran kepada instansi pemerintah yang bersangkutan 5 Apabila setelah 30 (tiga puluh hari ) instansi pemerintah yang diberikan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDRAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK SURAT TAGIHAN PAJAK PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI / BADAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDRAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK SURAT TAGIHAN PAJAK PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI / BADAN N o m o r : Masa / Tahun Pajak : Tanggal Penerbitan :
Lebih terperinciSURAT, DAFTAR, FORMULIR, DAN LAPORAN YANG DIGUNAKAN DALAM PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA FORMULIR LAMA KODE BARU KODE
Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-04/PJ/2016 Tanggal : SURAT, DAFTAR, FORMULIR, DAN LAPORAN YANG DIGUNAKAN DALAM PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA NO. FORMULIR LAMA
Lebih terperinciJAMINAN TERTULIS Nomor :...
Lampiran I JAMINAN TERTULIS Nomor :... Yang bertandatangan di bawah ini, kami : Nama : Jabatan : NPWP : Alamat : dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa kami akan melunasi sekaligus seluruh Bea Masuk,
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 24/PMK.04/2011 TENTANG : TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 24/PMK.04/2011 TENTANG : TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI I. PENERBITAN STCK-I PETUNJUK PELAKSANAAN PENAGIHAN UTANG CUKAI YANG TIDAK DIBAYAR PADA WAKTUNYA,
Lebih terperinciDIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
DIREKTORAT JENDEAL BEA DAN CUKAI Jalan Jenderal A. Yani Telepon : 4890308 Jakarta 13230 Faksimili: 4890871 Kotak Pos 108 Jakarta 10002 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP - 04/BC/1999
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 441 /KMK.05/1999 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 441 /KMK.05/1999 TENTANG PENGGUNAAN JAMINAN TERTULIS UNTUK MENJAMIN PEMBAYARAN PUNGUTAN BEA MASUK, CUKAI DENDA ADMINISTRASI DAN PAJAK DALAM RANGKA
Lebih terperinciEVALUASI PROSEDUR PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANTAENG. RUSDIAH HASANUDDIN STIE-YPUP Makassar
EVALUASI PROSEDUR PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANTAENG RUSDIAH HASANUDDIN STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem penagihan
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK
ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu Tahun 2010-2012)
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA
ANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA Ester Hervina Sihombing Politeknik Unggul LP3M Medan Jl.Iskandar Muda No.3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejak bulan Agustus 2007, Kantor Pelayanan Pajak Pratama merupakan gabungan dari Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, dan
Lebih terperinciTATA CARA PENAGIHAN PAJAK AKTIF DI KPP PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR SATU
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410-9875 Vol. 17, No. 1a, November 2015 http: //www.tsm.ac.id/jba TATA CARA PENAGIHAN PAJAK AKTIF DI KPP PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR SATU IDA BAGUS NYOMAN SUKADANA STIE
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Analisis yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif. Analisis ini digunakan untuk menggambarkan dan membandingkan penagihan pajak yang
Lebih terperinciuntuk dijadikan sebagai jaminan pelunasan utang pajak sebagaimana dimaksud dalam Surat Paksa Nomor tanggal
Lampiran I Nomor : Lampiran : Perihal : Permintaan pemblokiran kekayaan Penanggung Pajak yang tersimpan Pada bank.. Kepada Yth. Sdr. Pimpinan Bank di- Sesuai dengan ketentuan Pasal 5 ayat (3) Peraturan
Lebih terperinciNomor :... 1)... 2) Lampiran :... 3) Hal : Permohonan Penetapan Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah. Wakil Kuasa dari Wajib Pajak :
LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-31/PJ/2010 TENTANG : TATA CARA PENETAPAN PENGUSAHA KENA PAJAK BERISIKO RENDAH Nomor :... 1)... 2) Lampiran :... 3) Hal : Permohonan Penetapan Pengusaha
Lebih terperinciTENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 24/PMK.04/2011 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan sistem perpajakan di Indonesia sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang pesat dalam kehidupan nasional yang perlu dilanjutkan dengan dukungan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Bangsa Indonesia telah melaksanakan pembangunan yang
Lebih terperinciuntuk dijadikan sebagai jaminan pelunasan utang pajak sebagaimana dimaksud dalam Surat Paksa Nomor tanggal
Lampiran I Nomor : Lampiran : Perihal : Permintaan pemblokiran kekayaan Penanggung Pajak yang tersimpan Pada bank.. Sdr. Pimpinan Bank di- Sesuai dengan ketentuan Pasal 5 ayat (3) Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Penyebab Terjadinya Piutang Pajak Pada Bab ini akan dibahas mengenai laporan perkembangan piutang pajak pada KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Satu. Laporan perkembangan piutang
Lebih terperinciRIFARI WIDYA KUSUMO NIM.
SKRIPSI Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat Paksa dan Penyitaan dalam Upaya Optimalisasi Penerimaan Pajak (Studi Di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur III) Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penagihan Pajak Aktif 1. Pengertian Pajak Menurut Mardiasmo (2000:31) Pajak adalah iuran yang berupa uang dari rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan
Lebih terperinciLampiran Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : KEP-04/BC/1999 Tanggal : 28 Januari 1999
Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : KEP-04/BC/1999 Tanggal : 28 Januari 1999 BENTUK-BENTUK FORMULIR PENAGIHAN PIUTANG BEA MASUK, CUKAI, DENDA, DAN BUNGA DALAM RANGKA IMPOR BERDASARKAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG NOMOR 25/BC/2009 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR 25/BC/2009 TENTANG BENTUK DAN ISI SURAT PENETAPAN, SURAT KEPUTUSAN, SURAT TEGURAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional Negara Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu proses yang harus dilewati dan harus dilaksanakan untuk memenuhi salah satu
Lebih terperinciPENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410-9875 Vol. 17, No. 1a, November 2015 http: //www.tsm.ac.id/jba PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK GERRY TJANDRA
Lebih terperinciNOMOR: 208/KMK.01/1999
MENTERI KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 208/KMK.01/1999 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 461/KMK.05/1997 TENTANG PENGGUNAAN CUSTOMS BOND SEBAGAI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Erwis (2012) menyatakan, bahwa penagihan pajak dan pencairan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Erwis (2012) menyatakan, bahwa penagihan pajak dan pencairan tunggakan pajak dengan surat teguran dan surat paksa pada KPP Pratama Makassar Selatan
Lebih terperincibersama ini mengajukan penghapusan sanksi administrasi yang tercantum dalam Surat Tagihan Pajak (STP) :
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 29/PMK.03/2015 TENTANG : PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI BUNGA YANG TERBIT BERDASARKAN PASAL 19 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 24/PMK.04/2011 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 24/PMK.04/2011 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pajak BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian pajak menurut Soemitro dalam Mardiasmo (2011:1) menyatakan bahwa Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan)
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Jakarta: PT Rineka Cipta.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Jakarta: PT Rineka Cipta. B. Ilyas, Wirawan dan Richard Burton. 2004. Hukum Pajak. Jakarta: Penerbit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dinegara-negara berkembang pasti memerlukan biaya yang. kebutuhan pembiayaan pembangunan nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telah kita ketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang didunia. Sehingga isu mengenai pembangunan nasional merupakan fokus utama
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN. Untuk mengetahui pengertian pajak, Waluyo (2013:2) dalam bukunya
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Sistem Perpajakan Indonesia 2.1.1.1. Pengertian Pajak Untuk mengetahui pengertian pajak, Waluyo (2013:2) dalam bukunya Perpajakan Indonesia
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Dasar Hukum Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan di KPP Pratama
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Dasar Hukum Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan di KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Satu Seperti yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, Indonesia sebagai negara yang sedang
Lebih terperinciSALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 209/KMK.01/1999 TENTANG
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 209/KMK.01/1999 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 585/KMK.05/1996 TENTANG PENGGUNAAN JAMINAN BANK UNTUK MENJAMIN PEMBAYARAN
Lebih terperinciTEGURAN Nomor.../WPJ.../KP.../20... Menurut tata usaha kami hingga saat ini Saudara masih mempunyai tunggakan pajak sebagai berikut :
Lampiran 1 KANTOR PELAYANAN PAJAK... Yth, Nama :... NPWP :... Alamat :... TEGURAN Nomor.../WPJ.../KP.../20... Menurut tata usaha kami hingga saat ini Saudara masih mempunyai tunggakan pajak sebagai berikut
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama 3 bulan di Kanwil DJP Jawa Timur I, kesimpulan dari penelitian yang berjudul Analisis Efektivitas dan Kontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945, bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pajak, tentunya perlu dipahami dulu apa yang dimaksud dengan pajak.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Pengertian Pajak Untuk dapat memahami mengenai pentingnya pemungutan pajak dan alasan yang mendasari mengapa wajib pajak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (rakyat) agar berbuat, atau bersikap sesuai dengan kehendak Negara, agar mematuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara dalam konteksnya sebagai organisasi kekuasaan di dalamnya terdapat suatu mekanisme atau tata hubungan kerja yang mengatur suatu kelompok masyarakat (rakyat)
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA BEKASI SELATAN
EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA BEKASI SELATAN PENDAHULUAN Latar Belakang Penerimaan pajak mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinciSE - 81/PJ/2011 INSENTIF JURUSITA PAJAK
SE - 81/PJ/2011 INSENTIF JURUSITA PAJAK Contributed by Administrator Thursday, 10 November 2011 Pusat Peraturan Pajak Online 10 November 2011 SURAT EDARANÂ DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR :Â SE - 81/PJ/2011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara bertahap, terencana dan berkelanjutan. Menurut Waluyo
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Upaya tersebut harus dilakukan secara bertahap,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 24/PMK.04/2011 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 24/PMK.04/2011 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan biaya yang besar yang harus digali, terutama dari sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan negara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Planned Behavior Menurut Ajzen (1991), Theory of Planned Behavior menjelaskan bahwa perilaku yang ditimbulkan oleh individu muncul karena adanya niat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara besar yang memiliki tujuan nasional untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material dan spiritual, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun pajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu potensi penerimaan dalam negeri terbesar yang menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun 2006-2011 pajak memberi kontribusi
Lebih terperinciRANGKUMAN TUGAS AKHIR
IMPLEMENTASI SISTEM PENAGIHAN PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA SURABAYA RUNGKUT RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : RINA SUGIARTI NIM : 2012410113 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2015
Lebih terperinciKUESIONER VARIABEL DEPENDENT
KUESIONER VARIABEL DEPENDENT PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN Indikator Sub Indikator : Surat Ketetapan Pajak : STP (Surat Tagihan Pajak) 1 Apakah STP mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Membangun perekonomian yang lebih baik tidak terlepas dari rakyat yang ikut serta berperan aktif dalam membangun perekonomian. Untuk membangun perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
Lebih terperincibahwa Penggugat memiliki tunggakan pajak sebagai berikut:
Putusan Pengadilan Pajak : Put.37588/PP/M.III/99/2012 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : pokok sengketa dalam perkara gugatan ini mengenai penerbitan Surat Tergugat Nomor:
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terdiri dari beberapa suku bangsa, budaya dan adat istiadat. Pancasila dan Undangundang Dasar 1945 merupakan landasan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. bab IV, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisi data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : a. Penagihan pajak penghasilan dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Surat Teguran 1. Pelaksanaan Surat Teguran Menurut Rudy Suhartono dan Wirawan B Ilyas (KUP) Penerbitan Surat Teguran, Surat peringatan, atau Surat lain yang sejenis merupakan
Lebih terperinciSE - 108/PJ/2009 PELAKSANAAN PEMBLOKIRAN HARTA KEKAYAAN PENANGGUNG PAJAK YANG TERSIMPAN PADA BANK M
SE - 108/PJ/2009 PELAKSANAAN PEMBLOKIRAN HARTA KEKAYAAN PENANGGUNG PAJAK YANG TERSIMPAN PADA BANK M Contributed by Administrator Tuesday, 17 November 2009 Pusat Peraturan Pajak Online 17 November 2009
Lebih terperinci2017, No Melaksanakan Pelunasan dengan Cara Pembayaran; c. bahwa untuk lebih memberikan kepastian hukum, meningkatkan pelayanan di bidang cukai
No.717, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pembayaran Cukai secara Berkala. Pengusaha Pabrik. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58/PMK.04/2017 TENTANG PEMBAYARAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam arti tidak terlalu tergantung pada pinjaman luar negeri. Upaya ekstensifikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu penerimaan negara yang paling besar kontribusinya. Penerimaan negara yang diterima dari pajak cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya,
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Analisis yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah analisis
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Analisis yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif. Analisis ini digunakan untuk menggambarkan dan membandingkan penagihan pajak yang
Lebih terperinciBUPATI INDRAGIRI HULU
BUPATI INDRAGIRI HULU PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR 88 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN SEKETIKA DAN SEKALIGUS DAN PELAKSANAAN SURAT PAKSA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
Lebih terperinciTABEL PARAMETER ANALISIS RISIKO KETIDAKTERTAGIHAN PIUTANG PAJAK
LAMPIRAN I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-29/PJ/2012 Tanggal : 11 Mei 2012 TABEL PARAMETER ANALISIS RISIKO KETIDAKTERTAGIHAN PIUTANG PAJAK TINGKAT RISIKO KETIDAKTERTAGIHAN PARAMETER BOBOT
Lebih terperinciMenurut tata usaha kami hingga saat ini Saudara masih mempunyai tunggakan pajak sebagai berikut :
Lampiran 1 KANTOR PELAYANAN PAJAK... Yth, Nama :... NPWP :... Alamat :... TEGURAN Nomor.../WPJ.../KP.../20... Menurut tata usaha kami hingga saat ini Saudara masih mempunyai tunggakan pajak sebagai berikut
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
BAB III GAMBARAN DATA A. Pengertian Penagihan Pajak Pelaksanaan penagihan pajak yang tegas, konsisten dan konsekuen diharapkan akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayarkan
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN NOMOR 5/E, 2011 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang :
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Penagihan pajak aktif melalui Surat Teguran di Kantor Pelayanan Pajak Madya Sidoarjo tahun 2013-2015 dinyatakan tidak efektif. Termasuk kategori persentase efektivitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa yang beralamat di Jl. Permata Raya C1 No. 100, Lippo Karawaci, Binong.
Lebih terperincibahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-86336/PP/M.VIA/99/2017 Jenis Pajak : Gugatan Pajak Tahun Pajak : 2016 Pokok Sengketa Menurut Tergugat : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah penerbitan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 4 Tahun 2015 Seri B Nomor 1 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 4 Tahun 2015 Seri B Nomor 1 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRATIF ATAS KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara dengan penduduk mencapai 250 juta jiwa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan penduduk mencapai 250 juta jiwa. Dengan demikian, kesejahteraan penduduknya akan sangat diperhatikan oleh pemerintah. Untuk mensejahterakan
Lebih terperinciTEGURAN Nomor.../WPJ.../KP.../20... Menurut tata usaha kami hingga saat ini Saudara masih mempunyai tunggakan pajak sebagai berikut :
Lampiran 1 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK... Yth, Nama :... NPWP :... Alamat :... TEGURAN Nomor.../WPJ.../KP.../20... Menurut tata usaha kami hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan untuk melaksankan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pajak dipungut dari warga negara Indonesia
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Realisasi Tunggakan Pajak yang Lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Realisasi Tunggakan Pajak yang Lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara Setiap tahun, target realisasi tunggakan pajak yang lunas selalu mengalami perubahan begitu
Lebih terperinciBAB IV Hasil dan Pembahasan
BAB IV Hasil dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Instansi 4.1.1. Sejarah Singkat Berdirinya Instansi Berdasarkan peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 132/PMK.01/2006 yang telah direvisi terakhir
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kualitas Penetapan Pajak berpengaruh positif terhadap pencairan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perdagangan bebas (free trade) membawa konsekuensi pula dalam kebijakan perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. sebelumnya. Pembahasan meliputi aspek-aspek penting yang perlu. diperhatikan dan selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut:
30 BAB IV PEMBAHASAN Bab ini akan membahas dan membandingkan antara teori-teori mengenai tindakan penagihan pajak aktif dengan data dan proses pelaksanaan penagihan yang terjadi pada obyek penelitian sebagaimana
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 585 /KMK.05/1996
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 585 /KMK.05/1996 TENTANG PENGGUNAAN JAMINAN BANK UNTUK MENJAMIN PEMBAYARAN PUNGUTAN BEA MASUK, CUKAI, DENDA ADMINISTRASI, DAN PAJAK DALAM RANGKA IMPOR
Lebih terperinciTABEL PARAMETER ANALISIS RISIKO KETIDAKTERTAGIHAN PIUTANG PAJAK
LAMPIRAN I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-29/PJ/2012 Tanggal 11 Mei 2012 TABEL PARAMETER ANALISIS RISIKO KETIDAKTERTAGIHAN PIUTANG PAJAK PARAMETER Karakteristik Piutang Umur Piutang Peringkat
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 27/PJ/2010 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 27/PJ/2010 TENTANG TATA CARA PENGISIAN SURAT SETORAN PAJAK, PELAPORAN, DAN PENGAWASAN PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI DIREKTUR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material dan spiritual,
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2010 TENTANG
Menimbang: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2010 TENTANG PELAKSANAAN PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU DIREKTUR JENDERAL PAJAK, bahwa
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori dan Literatur 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah sebuah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan saling berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkatkan
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA KANTOR PENERIMA PAJAK (KPP) KOTA JAYAPURA
ANALISIS EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA KANTOR PENERIMA PAJAK (KPP) KOTA JAYAPURA A. Hikmah Ayu Pratiwi Amin, Mursalam Salim Program Studi
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan kewajiban setiap orang yang berada di suatu negara dan yang berada di seluruh dunia, oleh karena itu pajak merupakan suatu permasalahan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN NOMOR P-34/BC/2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN DAN PENATAUSAHAAN DI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TANJUNG
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Dalam melakukan suatu penelitian kita perlu memaparkan tentang apa yang kita teliti hal tersebut dapat memudahkan dan menjelaskan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-10/PJ/2014 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-10/PJ/2014 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN DAN PENETAPAN ATAS SAAT MULAINYA PENYUSUTAN
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN Salah satu upaya Pemerintah untuk mengamankan penerimaan Negara adalah dengan meningkatkan kesadaran Wajib Pajak untuk mematuhi dan membayar pajak. Pada Bab I telah disampaikan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penerapan sektor non-migas (yaitu pajak), dalam kenyataannya masih banyak dijumpai adanya wajib pajak yang tidak atau kurang membayar angsuran pajak penghasilan dalam tahun berjalan, wajib pajak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia bertujuan mewujudkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Negara Republik Indonesia bertujuan mewujudkan tata kehidupan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Efektivitas Efektivitas adalah ukuran dimana berhasil tidaknya suatu organisasi untuk mencapai tujuannya, kegiatan operasional dikatakan efektif
Lebih terperinci