EVALUASI PROSEDUR PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANTAENG. RUSDIAH HASANUDDIN STIE-YPUP Makassar
|
|
- Farida Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EVALUASI PROSEDUR PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANTAENG RUSDIAH HASANUDDIN STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem penagihan pajak dengat surat paksa pada KPP Pratama Bantaeng dalam meningkatkan optimalisasi target penerimaan pajak tahun Metode analisa yang digunakan adalah metode analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan pelaksanaan prosedur penagihan pajak dengan surat paksa terhadap peningkatan optimalisasi target penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantaeng. Hasilnya, adalah usaha pencapaian target penerimaan pajak pada Tahun 2009, maka KPP Bantaeng melakukan tindakan penagihan mulai cara persuasif sampai tindakan penagihan aktif. Pemanggilan Wajib Pajak adalah Tindakan Penagihan yang dilakukan secara persuasif tujuannya untuk memberikan himbauan kepada Wajib Pajak agar patuh dalam melakukan kwajiban pajaknya.tindakan penagihan aktif dilakukan di kantor KPP Pratama Bantaeng adalah Surat Teguran, Surat Paksa, Surat perintah melaksanakan penyitaan, Lelang, dan Pemblokiran Rekening. Pelunasan tunggakan pajak melalui pembayaran Surat Seturan Pajak (SSP) mencapai ankga tertinggi sebesar Rp ,- atau sebesar 45,66%. Kata Kunci : Penagihan Pajak Dengat Surat Paksa, Target Penerimaan Pajak PENDAHULUAN Dalam proses pembangunan yang terus berlangsung hingga saat ini, Indonesia membutuhkan penerimaan untuk membiayai pengeluaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Seiring biaya APBN terus meningkat setiap tahunnya, Pemerintah mengoptimalkan penerimaan dari sektor perpajakan yang dinilai cukup besar potensinya untuk menutupi defisit APBN. Optimalisasi pajak ini nampaknya harus terus ditingkatkan, karena terbukti penerimaan pajak memiliki andil yang cukup besar dalam penerimaan dari sektor pajak secara keseluruhan. Hal ini tidak lepas dari berbagai usaha intensifikasi dan reformasi perpajakan (tax reform) yang selama ini giat dilaksanakan. Di samping itu, diperlukan juga kegiatan penagihan untuk merealisasikan target penerimaan pajak. Apabila wajib pajak atau penanggung pajak tidak melunasi utang pajak yang tercantum dalam SPT, SKPKB, SKBKBT, SK.Pembetulan, SK.Keberatan dan Putusan banding yang menambah besarnya utang pajak pada tanggal jatuh tempo yang telah ditetapkan, maka upaya yang dapat dilakukan adalah dengan dilakukan tindakan penagihan pajak. Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba mengangkat tema mengenai kegiatan penagihan pajak di wilayah kerja KPP Pratama Bantaeng dalam suatu penelitian yang diberi judul Evaluasi Sistem Penagihan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantaeng.
2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar masalah yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah sistem penagihan pajak dengan surat paksa pada KPP Pratama Bantaeng dapat meningkatkan optimalisasi target penerimaan pajak tahun Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan Penelitian ini adalah : Untuk mengetahui sistem penagihan pajak dengat surat paksa pada KPP Pratama Bantaeng dalam meningkatkan optimalisasi target penerimaan pajak tahun Hipotesis Berdasarkan masalah pokok yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan hipotesis adalah Diduga bahwa prosedur penagihan pajak dengan surat paksa pada KPP Pratama Bantaeng belum dapat meningkatkan optimalisasi target penerimaan pajak di KPP Pratama Bantaeng. TINJAUAN PUSTAKA Undang-Undang Pajak Dalam Penjelasan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 pada bagian Umum disebutkan bahwa penyempurnaan perundang-undangan perpajakan adalah untuk menghadapi dampak krisis keuangan global, memperkuat basis perpajakan nasional guna mendukung penerimaan Negara dari sektor perpajakan yang lebih stabil, meningkatkan asas keadilan, asas kepastian hukum, asas legalitas, dan asas kesederhanaan. Agar dapat dicapai suatu keadilan dan kestabilan, perlu adanya hukum yang bisa menjamin keadilan dan kestabilan tersebut. Jika dikaitkan dengan pajak, maka tujuan atau tugas hukum pajak adalah membuat adanya keadilan dan kestabilan dalam pemungutan pajak. Sistem Pemungutan Pajak Mardiasmo (2009:2) menyatakan pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara mempunyai dua fungsi yaitu fungsi budgetair dan mengatur (regulerend). Dalam kedudukannya sebagai fungsi budgetair, pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Sedangkan sebagai fungsi mengatur, pajak merupakan alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Rimsk K. Judisseno(2004:3) menyatakan bahwa secara umum pemungutan Pajak ada empat cara, yaitu: 1. Official Assessment Sistem 2. Semi Self Assessment Sistem 3. Full Self Assessment Sistem 4. Witholding Sistem Dasar Hukum Penagihan Pajak Dasar Hukum Penagihan Pajak dengan Surat Paksa adalah: a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009.
3 b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 135 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. d. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 24/ PMK.03/ 2008 tentang Tata Cara Penagihan Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa. Pengertian-Pengertian Dalam Penagihan Pajak Pengertian penagihan pajak menurut Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 adalah sebagai berikut: Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, dan menjual barang yang telah disita. Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Jurusita pajak melaksanakan surat paksa dengan terminologi bahwa pelaksanaan surat paksa adalah memberitahukan bukan menyampaikan. Jurusita pajak akan membuat berita acara pemberitahuan surat paksa yang ditandatangani oleh jurusita pajak tersebut dan penanggung pajak, serta dibuat Laporan Pelaksanaan Pemberitahuan Surat Paksa. Pelaksanaan surat paksa, dibagi menjadi dua langkah, yaitu : a. Langkah Persiapan 1) Meminjam dan mempelajari berkas-berkas/data wajib pajak a) Identitas yang menjadi penanggung pajak. b) Perubahan akta perusahaan yang terkhir. c) Penanggung pajak tanggung renteng dalam kasus SKPKB/SKPKBT terhadap PPN/PPnBM. d) Kemungkinan objek sita. 2) Perubahan-perubahan susunan pengurus perusahaan atau pemegang saham, untuk mengetahui adanya pelimpahan kewajiban-kewajiban perusahaan. b. Langkah Pelaksanaan Surat Paksa 1) Jurusita pajak harus bertemu dengan penanggung pajak dan menunjukkan identitas diri serta surat tugasnya. 2) Jurusita pajak mencocokkan dokumen administrasi tunggakan pajak yang dipegang oleh penanggung pajak dengan yang tertera di surat paksa. 3) Jurusita pajak membacakan isi dari surat paksa. 4) Setelah dibacakan, selanjutnya jurusita pajak akan menanyakan mengenai kejelasan surat paksa yang dibacakan tersebut.
4 5) Membuat berita acara pemberitahuan surat paksa kemudian ditandatangani oleh jurusita pajak dan penanggung pajak, serta membuat laporan pemberitahuan surat paksa. 6) Jurusita pajak membuat pernyataan dan menyerahkan salinan surat paksa kepada penanggung pajak. 7) Jurusita pajak menanyakan apa yang dapat ditunjuk untuk dijadikan jaminan pelunasan tunggakan pajak, kemudian jaminan yang ditunjuk tersebut dicatat dalam Laporan Pelaksanaan Pemberitahuan Surat Paksa. 8) Apabila penanggung pajak menujukkan itikad yang tidak baik dalam pelunasan tunggakan pajak, serta jumlah tunggakan pajak sekurangkurangnya sama dengan jumlah yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan, maka jurusita pajak dapat mengusulkan untuk diterbitkan Surat Perintah Penyanderaan. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Bantaeng dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantaeng sebagai objek penelitian yang terletak di jalan A. Mannappiang. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan selama 2 bulan. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan pelaksanaan prosedur penagihan pajak dengan surat paksa terhadap peningkatan optimalisasi target penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantaeng. ANALISIS PEMBAHASAN Data Perkembangan Tunggakan Pajak di KPP Pratama Bantaeng Berikut ini, akan disajikan tentang Laporan Perkembangan Tunggakan Pajak periode Januari sampai dengan bulan Desember Tabel 1 memberikan gambaran bagaimana perkembangan tunggakan pajak dari bulan ke bulan. Tabel 1 LAPORAN PERKEMBANGAN TUNGGAKAN PAJAK PERIODE JANUARI DESEMBER 2009 (Dalam ribuan Rupiah) No Urut Bulan Tunggakan Awal Bulan Penambahan Pengurangan Tunggakan Akhir Bulan 1 Januari Februari Maret April Mei
5 6 Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Sumber : Seksi Penagihan Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa di KPP Pratama Bantaeng Seksi penagihan di KPP Pratama Bantaeng terdiri dari seorang kepala seksi dan tiga orang pelaksana dimana dalam tiga orang pelaksana tersebut terdapat dua orang jurusita pajak. Tabel 2 menunjukkan Laporan Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa sebagai tindak lanjut dari pencairan tunggakan pajak sebagai langkah untuk optimalisasi penerimaan pajak di KPP Pratama Bantaeng pada tahun pajak Tabel 2 selengkapnya mengenai dasar penagihan dan tindakan penagihan bisa dilihat dibawah ini. No Dasar penagihan 1 STP/SKPKB/SKP KBT/ SK.Pembetulan/SK.keb/Putusan banding yang Belum lunas No Tindakan Penagihan Tabel 2 LAPORAN PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TAHUN 2009 (Dalam ribuan Rupiah) Triwulanan/ Lembar I II III IV Triwulanan/ Lembar/ Rupiah Total Lembar/ Rupiah I II III IV 1 Surat teguran 435/ / / / / Surat Paksa 396/ / / / / SPMP 16/ / / / / Lelang Pemblokiran 6 Pemanggilan WP Sumber : Seksi Penagihan Dalam usaha untuk pencapaian target penerimaan pajak pada tahun 2009, maka KPP Pratama Bantaeng melakukan usaha tindakan penagihan mulai dengan
6 cara persuasif sampai dengan tindakan penagihan aktif. Pemanggilan wajib pajak adalah tindakan penagihan yang dilakukan secara persuasif. Pemanggilan wajib pajak ini bertujuan untuk memberikan himbauan kepada wajib pajak untuk patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Disamping itu, pemanggilan wajib pajak tersebut juga ditujukan supaya wajib pajak benar-benar mengerti bahwa pajak bukanlah hal yang harus ditakuti dan dihindari. Usaha lain yang dilakukan oleh KPP Pratama Bantaeng adalah dengan cara melakukan penagihan aktif. Penagihan aktif ditujukan untuk mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak dan juga sebagai upaya realisasi pecairan tunggakan pajak. Tindakan penagihan aktif yang dilaksanakan di KPP Pratama Bantaeng diantaranya adalah : 1. Surat Tegoran 2. Surat Paksa 3. SPMP 4. Lelang 5. Pemblokiran Rekening Pengurangan tunggakan pajak di KPP Pratama Bantaeng terjadi karena 3 (tiga) hal, antara lain: 1. Pembayaran dari Wajib Pajak/ Penanggung Pajak Pada KPP Pratama Bantaeng, pengurangan tunggakan pajak karena pembayaran ini dilakukan dengan dua cara yaitu : a. Menggunakan Sarana SSP Wajib Pajak atau Penanggung Pajak membayar hutang pajaknya secara langsung ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro, kemudian melaporkannya ke KPP. Selama tahun 2009, pengurangan pajak karena pembayaran melaui sarana SSP di KPP Pratama Bantaeng sebesar Rp ,00 atau sekitar 94,75% dari total jumlah pengurangan tunggakan. b. Pemindahbukuan (Pbk) Pemindahbukuan terjadi karena Wajib pajak dalam melakukan pembayaran hutang pajak ternyata melakukan pembayaran dua kali atau lebih dari hutang pajak yang tercantum dalam Surat ketetapan pajak sehingga dia melakukan pemindahan pembayaran tersebut pada ketetapan pajak yang lain. Pemindahbukuan dapat dilakukan oleh satu Wajib Pajak ataupun dari satu Wajib Pajak ke Wajib Pajak yang lain. Selama tahun 2009 terjadi pemindahbukuan sebesar Rp atau kurang lebih 0,2 % dari pengurangan tunggakan selama SK. Pembetulan/ SK. Keberatan/ Putusan Banding Adanya SK. Keberatan/ Putusan Banding yang mengabulkan sebagian atau seluruhnya permohonan Wajib Pajak maupun karena adanya SK. Pembetulan yang mengakibatkan hutang pajak tersebut berkurang atau terhapus sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam SK. Pembetulan/ SK. Keberatan/ Putusan Banding dimaksud.
7 Selama tahun 2009, pengurangan tunggakan pajak karena adanya SK. Pembetulan/ SK. Keberatan/ Putusan Banding oleh Direktorat Jenderal Pajak sebesar Rp atau sekitar 3,25 % dari jumlah pengurangan tunggakan. 3. Pengahpusan Piutang Pajak, WP pindah dan lain-lain Piutang Pajak yang dapat dihapuskan adalah piutang pajak dengan jumlah pajak yang masih harus ditagih sebagaimana yang tercantum dalam Surat ketetapan pajak baik berupa STP, SKPKB, SKPKBT, SK.Keberatan, SK.Pembetulan, ataupun Putusan Banding. Tabel 3. IKHTISAR PENCAIRAN HUTANG PAJAK HASIL PENAGIHAN DENGAN SURAT PAKSA PERIODE JANUARI DESEMBER 2009 Triwulan an Target pencairan Surat Paksa yang Diterbitkan SKP/SKPKB/SKPKBT/SK. Pembetulan/Putusan B anding yang Lunas SKP/SKPKB/SKPKBT/SK. Pembetulan/Putusan Banding Yang Lunas Hasil Penagihan Dengan Surat Paksa Prosentase Pelunasan Hu Hasil Penagih Lembar Rupiah Lembar Rupiah Lembar Rupiah dengan Surat I Rp Rp Rp II Rp Rp Rp III Rp Rp Rp IV Rp Rp Rp TOTAL 1967 Rp Rp Rp Sumber : Seksi Penagihan Tabel 3 menunjukkan kinerja seksi penagihan selama tahun Dalam rangka optimalisasi penerimaan pajak maka KPP Pratama Bantaeng melakukan penagihan secara aktif dan tanpa penagihan aktif. Bisa dilihat bahwa kinerja seksi penagihan terlihat pada jumlah lembar dan realisasi pelunasan STP/SKPKB/SKPKBT/SK.PEM/SK.KEB/PUT.BAN. melalui penagihan aktif. Sedangkan untuk kolom tanpa penagihan aktif menunjukkan tingkat kesadaran wajib pajak dalam pelunasan tunggakan pajaknya. Analisis Terhadap Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa di KPP Pratama Bantaeng Dari data yang didapat pada seksi penagihan dalam tabel 1 mengenai laporan perkembangan tunggakan pajak pada bulan januari-desember tahun 2009, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Dalam bulan januari 2. Peningkatan sampai dengan bulan maret tidak ada tunggakan pada awal bulan, tambahan, maupun pengurangan..
8 3. Saldo rata-rata tunggakan pajak dalam tahun 2009 tiap bulan mengalami peningkatan. 4. saldo terbesar pada tahun 2009 terjadi pada bulan oktober, dimana pada waktu itu peningkatannya sebesar Rp ( ). sedangkan pada tahun pajak 2009 KPP Pratama Bantaeng tidak mengalami penurunan saldo tunggakan setiap bulan. 5. Pengurangan pajak tertinggi terjadi pada bulan oktober sebesar Rp atau sekitar 43% ( / ). sedangkan pengurangan pajak paling rendah pada bulan September sebesar Rp atau sekitar 0.8% ( / ). 6. Dalam hal penambahan tunggakan pajak tertinggi terjadi pada bulan oktober juga yaitu sebesar Rp atau sebesar 26% ( / ) dan penambahan tunggakan pajak paling sedikit pada bulan april sebesar Rp atau sekitar 0.13% ( / ). Dari data diatas dapat diketahui bahwa tunggakan pajak pada tahun awal tahun 2009 mulai bulan januari sampai dengan maret tidak ada tunggakan pajak sehingga akan berpengaruh pada saldo tunggakan pada akhir tahun. Sedangkan terjadi penambahan dan pengurangan yang signifikan dari bulan-bulan sebelumnya pada bulan oktober KPP Pratama Bantaeng pada tahun 2009 mempunyai target pencairan tunggakan sebesar Rp Target tersebut bukan sebuah hitungan yang asal, tetapi itu adalah target yang harus dipenuhi oleh KPP dengan melihat potensi tunggakan yang bisa dilakukan pencairan guna optimalisasi penerimaan pajak di KPP Pratama Bantaeng. Dalam realisasinya, KPP Pratama Bantaeng pada tahun 2009 mampu untuk mencairkan tunggakan pajak sebesar Rp hal ini berarti dalm tahun 2009 KPP Pratama Bantaeng bisa mencairkan tunggakan pajak sebesar 20.36% ( / ). Dari hasil yang dicapai oleh seksi penagihan sebagai ujung tombak KPP Pratama Bantaeng dalam hal pencairan tunggakan kurang begitu efektif. Terlihat bahwa realisasi pencairan sebesar 20.36% bukanlah suatu hasil yang diharapkan guna optimalisasi penerimaan pajak. KESIMPULAN 1. Dalam usaha pencapaian target penerimaan pajak pada Tahun 2009, maka KPP Bantaeng melakukan tindakan penagihan mulai cara persuasif sampai tindakan penagihan aktif. a.) Pemanggilan Wajib Pajak adalah Tindakan Penagihan yang dilakukan secara persuasif tujuannya untuk memberikan himbauan kepada Wajib Pajak agar patuh dalam melakukan kwajiban pajaknya. b.) Tindakan penagihan aktif dilakukan di kantor KPP Pratama Bantaeng adalah: - Surat Teguran, - Surat Paksa, - Surat perintah melaksanakan penyitaan, - Lelang, dan
9 - Pemblokiran Rekening. 2. Pelunasan tunggakan pajak melalui pembayaran Surat Seturan Pajak (SSP) mencapai ankga tertinggi sebesar Rp ,- atau sebesar 45,66%. DAFTAR PUSTAKA Brotodiharjo, R. Santoso. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Edisi Revisi ke-4 Bandung : PT Revika Aditama, Mardiasmo. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta : Penerbit Andi, Pemerintah Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. Pemerintah Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun Judisseno, Rimsky K. Perpajakan. Edisi Revisi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, Soemitro, Rochmat. Asas dan Dasar Perpajakan 1.Edisi Revisi. Bandung : Eresco, Suandy, Erly. Perencanaan Pajak. Edisi ke-4. Jakarta : Salemba Empat, Zain, Mohammad. Manajemen Perpajakan. Edisi ke-3. Jakarta : Salemba Empat, Markus, Muda. Perpajakan Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, Nurmantu, Safri. Pengantar Perpajakan. Jakarta : Granit, Pandiangan, Liberti. Modernisasi & Reformasi Pelayanan Perpajakan. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, Prastowo, Yustinus. Panduan Lengkap Pajak. Jakarta: Raih Asa Sukses, 2009 Waluyo. Perpajakan Indonesia, Buku 1 Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat, 2008.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Dalam melakukan suatu penelitian kita perlu memaparkan tentang apa yang kita teliti hal tersebut dapat memudahkan dan menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari sektor pajak melalui intensifikasi dan ekstensifikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-undang dasar 1945, yang bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa
Lebih terperinciSejak dilakukan reformasi perpajakan pada tahun 1983 yang ditandai dengan perubahan
A. Latar Belakang Sejak dilakukan reformasi perpajakan pada tahun 1983 yang ditandai dengan perubahan sistem perpajakan dari official assessment menjadi self assessment diharapkan kesadaran Wajib Pajak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pajak BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian pajak menurut Soemitro dalam Mardiasmo (2011:1) menyatakan bahwa Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pajak, tentunya perlu dipahami dulu apa yang dimaksud dengan pajak.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Pengertian Pajak Untuk dapat memahami mengenai pentingnya pemungutan pajak dan alasan yang mendasari mengapa wajib pajak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penagihan Pajak Aktif 1. Pengertian Pajak Menurut Mardiasmo (2000:31) Pajak adalah iuran yang berupa uang dari rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Penyebab Terjadinya Piutang Pajak Pada Bab ini akan dibahas mengenai laporan perkembangan piutang pajak pada KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Satu. Laporan perkembangan piutang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli, salah. satunya menurut R. Santoso Brotodiharjo sebagai berikut:
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Perpajakan 1. Pengertian Pajak Berikut ini beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli, salah satunya menurut R. Santoso Brotodiharjo sebagai berikut: Pajak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material dan spiritual, yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia bertujuan mewujudkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Negara Republik Indonesia bertujuan mewujudkan tata kehidupan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi perkembangan negara dalam satu dekade terakhir ini menunjukkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perkembangan negara dalam satu dekade terakhir ini menunjukkan bahwa sumber utama penerimaan negara telah mengalami pergeseran dari sektor minyak dan gas bumi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional Negara Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu proses yang harus dilewati dan harus dilaksanakan untuk memenuhi salah satu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan pasal 1 undang undang No.6 tahun 1983 tentang kententuan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Berdasarkan pasal 1 undang undang No.6 tahun 1983 tentang kententuan umum dan tata cara perpajakan sebagaimana telah di ubah terakhir dengan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
BAB III GAMBARAN DATA A. Pengertian Penagihan Pajak Pelaksanaan penagihan pajak yang tegas, konsisten dan konsekuen diharapkan akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang pesat dalam kehidupan nasional yang perlu dilanjutkan dengan dukungan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Bangsa Indonesia telah melaksanakan pembangunan yang
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Pencairan Tunggakan Pajak, Penagihan Pajak. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Pajak merupakan iuran warga negara kepada negara yang akan digunakan sebagai sumber pembiayaan pembangunan tanpa adanya kontraprestasi langsung sehubungan tugas negara melaksanakan pembangunan.
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Realisasi Tunggakan Pajak yang Lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Realisasi Tunggakan Pajak yang Lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara Setiap tahun, target realisasi tunggakan pajak yang lunas selalu mengalami perubahan begitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinciSistem pemungutan pajak dari Official Assesment System menjadi Self. administrasi di bidang perpajakan. Self Assessment System merupakan sistem
Pendahuluan Sistem pemungutan pajak dari Official Assesment System menjadi Self Assesment System yang dimulai sejak reformasi perpajakan tahun 1983 menuntut wajib pajak untuk menghitung, menyetor dan melaporkan
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA
ANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA Ester Hervina Sihombing Politeknik Unggul LP3M Medan Jl.Iskandar Muda No.3
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan kewajiban setiap orang yang berada di suatu negara dan yang berada di seluruh dunia, oleh karena itu pajak merupakan suatu permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yang mempunyai tujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menelaah dan menganalisis pengaruh Pajak Penghasilan terhadap peningkatan tunggakan Pajak Penghasilan berdasarkan UU KUP No. 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan sistem perpajakan di Indonesia sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pajak Pengertian pajak menurut Waluyo (2007:2) adalah: Pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK
ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu Tahun 2010-2012)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menggali sumber-sumber pendapatannya secara lebih
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin meningkatnya kebutuhan dana pembangunan mendorong pemerintah untuk menggali sumber-sumber pendapatannya secara lebih intensif. Salah satu sumber
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terdiri dari beberapa suku bangsa, budaya dan adat istiadat. Pancasila dan Undangundang Dasar 1945 merupakan landasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara bertahap, terencana dan berkelanjutan. Menurut Waluyo
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Upaya tersebut harus dilakukan secara bertahap,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dinegara-negara berkembang pasti memerlukan biaya yang. kebutuhan pembiayaan pembangunan nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telah kita ketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang didunia. Sehingga isu mengenai pembangunan nasional merupakan fokus utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945, bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan biaya yang besar yang harus digali, terutama dari sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan negara
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penerapan sektor non-migas (yaitu pajak), dalam kenyataannya masih banyak dijumpai adanya wajib pajak yang tidak atau kurang membayar angsuran pajak penghasilan dalam tahun berjalan, wajib pajak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat mempengaruhi kemajuan suatu bangsa. 5 Guna mewujudkan hal. tersebut diperlukan adanya pemungutan pajak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya dalam mendukung pelaksanaan pembangunan nasional. Penerimaan negara dari
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan kewajiban setiap orang yang berada di suatu negara dan yang berada di seluruh dunia, oleh karena itu pajak merupakan suatu permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penerimaan dari sektor perpajakan merupakan penerimaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerimaan dari sektor perpajakan merupakan penerimaan terpenting dalam anggaran pendapatan dan belanja. Data pokok APBN, Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Planned Behavior Menurut Ajzen (1991), Theory of Planned Behavior menjelaskan bahwa perilaku yang ditimbulkan oleh individu muncul karena adanya niat
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori dan Literatur 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah sebuah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan saling berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pajak Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan teratur pada waktu tertentu. Kemudian berangsur-angsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam arti tidak terlalu tergantung pada pinjaman luar negeri. Upaya ekstensifikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu penerimaan negara yang paling besar kontribusinya. Penerimaan negara yang diterima dari pajak cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penagihan Pajak Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor perpajakan ialah sumber pendapatan utama negara, pendapatan ini didistribusikan kepada lembaga-lembaga pemerintah guna pembelanjaan rutin dan pembangunan
Lebih terperinciEVALUASI ATAS PENAGIHAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN
EVALUASI ATAS PENAGIHAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN DHAFIN FAKHRIY AZIZ Jalan Curug Cempaka No. 35 Jaticempaka Pondok Gede, 089653511162, dhafin.aziz@yahoo.com Maya Safira
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.03/2008 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.03/2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN DENGAN SURAT PAKSA DAN PELAKSANAAN PENAGIHAN SEKETIKA DAN SEKALIGUS MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun pajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu potensi penerimaan dalam negeri terbesar yang menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun 2006-2011 pajak memberi kontribusi
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Analisis yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah analisis
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Analisis yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif. Analisis ini digunakan untuk menggambarkan dan membandingkan penagihan pajak yang
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN Salah satu upaya Pemerintah untuk mengamankan penerimaan Negara adalah dengan meningkatkan kesadaran Wajib Pajak untuk mematuhi dan membayar pajak. Pada Bab I telah disampaikan
Lebih terperinciA. Penagihan Pajak dengan Surat Paksa terhadap Penanggung Pajak di. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sidoarjo Selatan.
34 BAB II UPAYA KANTOR PELAYANAN PAJAK DALAM MELAKUKAN PENAGIHAN UTANG PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENANGGUNG PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SIDOARJO SELATAN A. Penagihan Pajak dengan Surat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Erwis (2012) menyatakan, bahwa penagihan pajak dan pencairan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Erwis (2012) menyatakan, bahwa penagihan pajak dan pencairan tunggakan pajak dengan surat teguran dan surat paksa pada KPP Pratama Makassar Selatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Administrasi Perpajakan dan mata kuliah yang harus dicapai oleh setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan salah satu syarat untuk memenuhi kelulusan atau menyelesaikan studi pada program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material dan spiritual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana Penerimaan Dan Realisasi Penerimaan PPh dan PPN Pada. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rencana Penerimaan Dan Realisasi Penerimaan PPh dan PPN Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara dengan penduduk mencapai 250 juta jiwa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan penduduk mencapai 250 juta jiwa. Dengan demikian, kesejahteraan penduduknya akan sangat diperhatikan oleh pemerintah. Untuk mensejahterakan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Adetya, Bima. (2014). Penerimaan Negara. Jurnal Ilmiah. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Stan.
DAFTAR PUSTAKA Adetya, Bima. (2014). Penerimaan Negara. Jurnal Ilmiah. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Stan. Departemen Keuangan Republik Indonesia. (2000). Keputusan Menteri Keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian pajak sehingga mudah untuk dipahami. Perbedaannya hanya terletak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak memiliki beberapa batasan atau definisi yang dikemukakan oleh para ahli, yang pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu merumuskan pengertian
Lebih terperinciPENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410-9875 Vol. 17, No. 1a, November 2015 http: //www.tsm.ac.id/jba PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK GERRY TJANDRA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dan berkelanjutan serta merata di seluruh tanah air. pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945, bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. berbagai definisi tentang pajak yang berbeda-beda, tetapi pada dasarnya definisi
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak dan pandangan para ahli dalam bidang tersebut memberikan berbagai definisi tentang pajak yang berbeda-beda, tetapi pada dasarnya definisi tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang adil dan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Analisis yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif. Analisis ini digunakan untuk menggambarkan dan membandingkan penagihan pajak yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Surat Teguran 1. Pelaksanaan Surat Teguran Menurut Rudy Suhartono dan Wirawan B Ilyas (KUP) Penerbitan Surat Teguran, Surat peringatan, atau Surat lain yang sejenis merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gencar melakukan beberapa upaya seperti halnya penentuan target penerimaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam upaya meningkatkan penerimaan dari sektor pajak pemerintah gencar melakukan beberapa upaya seperti halnya penentuan target penerimaan yang sangat tinggi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pajak merupakan sumber pendapatan kas negara yang digunakan untuk
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pajak Secara Umum II.1.1 Definisi dan Unsur Pajak Pajak merupakan sumber pendapatan kas negara yang digunakan untuk pembelanjaan dan pembangunan negara dengan tujuan akhir kesejahteraan
Lebih terperinciRANGKUMAN TUGAS AKHIR
IMPLEMENTASI SISTEM PENAGIHAN PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA SURABAYA RUNGKUT RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : RINA SUGIARTI NIM : 2012410113 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perdagangan bebas (free trade) membawa konsekuensi pula dalam kebijakan perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Konsep Dasar Perpajakan II.1.1 Pengertian Pajak Pajak awalnya adalah suatu upeti (pemberian secara cuma-cuma), tetapi bersifat wajib dan dapat dipaksakan yang harus dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN 3.1 Definsi Pajak Pengertian Pajak
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Definsi Pajak 3.1.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak dan pandangan para ahli dalam bidag tersebut memberikan berbagai definsi tentang pajak yang berbeda-beda, tetapi pada dasarnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perpajakan 2.1.1. Pengertian Pajak Definisi Pajak berdasarkan pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan: Pajak adalah kontribusi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani
II.1. Dasar-dasar Perpajakan Indonesia BAB II LANDASAN TEORI II.1.1. Definisi Pajak Apabila membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan
Lebih terperinciTABEL PARAMETER ANALISIS RISIKO KETIDAKTERTAGIHAN PIUTANG PAJAK
LAMPIRAN I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-29/PJ/2012 Tanggal : 11 Mei 2012 TABEL PARAMETER ANALISIS RISIKO KETIDAKTERTAGIHAN PIUTANG PAJAK TINGKAT RISIKO KETIDAKTERTAGIHAN PARAMETER BOBOT
Lebih terperinciTABEL PARAMETER ANALISIS RISIKO KETIDAKTERTAGIHAN PIUTANG PAJAK
LAMPIRAN I Surat Edaran Direktur Jenderal Nomor : SE-29/PJ/2012 Tanggal : 11 Mei 2012 TABEL PARAMETER ANALISIS RISIKO KETIDAKTERTAGIHAN PIUTANG PAJAK TINGKAT RISIKO KETIDAKTERTAGIHAN PARAMETER BOBOT Rendah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pajak merupakan satu-satunya pendapatan terbesar bagi Indonesia. Hal ini terlihat dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945, bertujuan mewujudkan tata kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di lapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) adalah suatu kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri yang bertujuan untuk memberikan pengalaman
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (rakyat) agar berbuat, atau bersikap sesuai dengan kehendak Negara, agar mematuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara dalam konteksnya sebagai organisasi kekuasaan di dalamnya terdapat suatu mekanisme atau tata hubungan kerja yang mengatur suatu kelompok masyarakat (rakyat)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Membangun perekonomian yang lebih baik tidak terlepas dari rakyat yang ikut serta berperan aktif dalam membangun perekonomian. Untuk membangun perekonomian
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP) Lebih Bayar (SKPLB) berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
BAB IV PEMBAHASAN IV.I Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP) Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK YANG DILAKUKAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK ( KPP ) PRATAMA JAKARTA TAMAN SARI SATU
EVALUASI PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK YANG DILAKUKAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK ( KPP ) PRATAMA JAKARTA TAMAN SARI SATU Candy Leonita Sari, Murtedjo, SE., Ak., MM ABSTRAK Penelitian mengenai pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Undang-Undang Dasar 1945, dimana bertujuan untuk mencerdaskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam buku Undang-Undang Dasar 1945 (amandemen) menyebutkan bahwa, Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kebudayaan manusia dalam era globalisasi menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kebudayaan manusia dalam era globalisasi menuntut tersedianya segala sesuatu yang serba cepat dan mudah serta proses pembangunan yang pesat. Dalam kaitannya
Lebih terperinciTATA CARA PENAGIHAN PAJAK AKTIF DI KPP PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR SATU
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410-9875 Vol. 17, No. 1a, November 2015 http: //www.tsm.ac.id/jba TATA CARA PENAGIHAN PAJAK AKTIF DI KPP PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR SATU IDA BAGUS NYOMAN SUKADANA STIE
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. prosedur penagihan piutang pajak secara aktif. Selama kegiatan kerja praktek
BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Pada kegiatan kerja praktek di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang penulis ditempatkan pada Seksi Penagihan. Sesuai
Lebih terperincibahwa Penggugat memiliki tunggakan pajak sebagai berikut:
Putusan Pengadilan Pajak : Put.37588/PP/M.III/99/2012 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : pokok sengketa dalam perkara gugatan ini mengenai penerbitan Surat Tergugat Nomor:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan usaha mengadakan perubahan-perubahan menuju keadaan yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka mencapai tujuan nasional yaitu mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur, sejahtera lahir batin berdasarkan Pancasila, salah satunya dengan cara
Lebih terperinciKUESIONER VARIABEL DEPENDENT
KUESIONER VARIABEL DEPENDENT PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN Indikator Sub Indikator : Surat Ketetapan Pajak : STP (Surat Tagihan Pajak) 1 Apakah STP mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dimanfaatkan untuk melaksanakan dan meningkatkan pembangunan nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Pajak merupakan salah satu pendapatan negara yang sangat penting dan dimanfaatkan untuk melaksanakan dan meningkatkan pembangunan nasional.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novi Norma Melya Nugraha, 2015
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara hukum yang berpedoman pada Pancasila dan juga berpegang teguh pada aturan yang ada di negaranya
Lebih terperinciGilang Destriyatna Nengah Sudjana Dwiatmanto
EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT PAKSA DAN PENYITAAN DALAM MENGOPTIMALKAN PENERIMAAN PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MALANG SELATAN Gilang Destriyatna Nengah Sudjana Dwiatmanto
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.I Realisasi Tunggakan Pajak yang lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak
BAB IV PEMBAHASAN IV.I Realisasi Tunggakan Pajak yang lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pandeglang Dari tahun ke tahun, target realisasi tunggakan pajak yang lunas di setiap kantor pajak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. Ada beberapa sistem pemungutan pajak menurut Purwono (2010: 12). Lebih
BAB II KAJIAN TEORITIS 1.1 Kajian Teoritis 1.1.1 Sistem Pemungutan Pajak Ada beberapa sistem pemungutan pajak menurut Purwono (2010: 12). Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut. 1. Self Assessment Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah dari official assessment system menjadi self assessment system.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak reformasi perpajakan tahun 1983 pemungutan pajak di Indonesia berubah dari official assessment system menjadi self assessment system. Pelaksanaan self
Lebih terperinciBAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka yang dapat penulis uraikan pada bab ini antara lain sebagai berikut : 1. PAJAK a. Pengertian Pajak Pada awalnya pajak merupakan
Lebih terperinciJENIS DAN BENTUK SURAT, DOKUMEN DAN/ATAU DAFTAR YANG DIPERLUKAN DALAM RANGKA PENGUSULAN DAN TINDAK LANJUT PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK
LAMPIRAN I Surat Edaran Direktur Jenderal Nomor : SE-13/PJ./2013 Tanggal : 26 Maret 2013 JENIS DAN BENTUK SURAT, DOKUMEN DAN/ATAU DAFTAR YANG DIPERLUKAN DALAM RANGKA PENGUSULAN DAN TINDAK LANJUT PENGHAPUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi), yang langsung
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka adalah kajian hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan. Fungsi kajian pustaka adalah mengemukakan secara sistematis tentang hasil penelitian
Lebih terperinci