PERENCANAAN KEBIJAKAN YANG INKLUSIF BAGI PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS

Transkripsi

1 PERENCANAAN KEBIJAKAN YANG INKLUSIF BAGI PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial Diskusi Publik Pemenuhan Hak Penyandang - KSP Jogjakarta, 8 September 1

2 PERTANYAAN KUNCI KSP Bagaimana peran pemerintah pusat dalam upaya pengarusutamaan isu disabilitas di kementerian/lembaga? Bagaimana koordinasi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam upaya pemenuhan hak hak dan pengarusutamaan isu disabilitas? Bagaimana peran Bappenas dalam mengawal terwujudnya Komisi Nasional dan terbentuknya 7 Peraturan Pemerintah yang ideal dan sesuai dengan kebutuhan penyandang disabilitas? 2

3 KERANGKA REGULASI PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS Undang-Undang 19 /2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-Hak Penyandang ) Komitmen Indonesia dalam masyarakat global untuk melakukan upaya dalam merealisasikan penghapusan segala bentuk diskriminasi dan menjamin partisipasi penyandang disabilitas dalam setiap aspek kehidupan. Perpres No. 2/2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Bidang Kesejahteraan Sosial Arah kebijakan bagi penyandang disabilitas yaitu meningkatkan inklusivitas penyandang disabilitas yang menyeluruh pada setiap aspek kehidupan Perpres 75/ 2015 dan Inpres 10/2015 tentang Rencana Aksi Nasional terkait Hak Asasi Manusia (RAN HAM) Debottlenecking aksesibilitas penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya untuk berpartisipasi dalam bidang sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya, dituangkan dalam aksi-aksi yang dilaksanakan oleh K/L di pusat dan SKPD di daerah. Koordinasi, pemantauan, dan evaluasi dilaksanakan Sekber RANHAM, tdd: Kemenkumham, Kemensos, Kemendagri, Bappenas, dan Kemlu. Undang-Undang 8/ 2016 tentang Penyandang menjabarkan secara rinci hak-hak penyandang disabilitas dan upaya pemenuhannya melalui berbagai mekanisme koordinasi dan pendanaannya 3

4 RPJMN ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM SASARAN Membantu pemenuhan hak penyandang disabilitas dalam setiap aspek kehidupan Meningkatkan advokasi terhadap peraturan dan kebijakan di tingkat pusat dan daerah bagi penyandang disabilitas Mengembangkan fasilitas, mekanisme, & kapasitas tenaga pelayanan publik agar dapat diakses oleh penyandang disabilitas RUANG LINGKUP Penghapusan segala bentuk diskriminasi dan menjamin partisipasi penyandang disabilitas dalam setiap aspek kehidupan, seperti: 1. Akses layanan dasar 2. Lingkungan tempat tinggal 3. Perlindungan sosial 4. Kesempatan bekerja dan berusaha 5. Hukum dan politik, dan lainnya Mengembangkan skema manfaat disabilitas miskin berbasis keluarga, pelatihan vokasi, peningkatan kesempatan kerja, & pemberdayaan ekonomi serta kredit usaha. Sosialisasi, edukasi, dan pengarusutamaan di masyarakat untuk mendukung sistem sosial dan lingkungan yang peduli penyandang disabilitas 4

5 Ribu (Jiwa) Persen (%) PERBAIKAN DATA PENYANDANG DISABILITAS DI INDONESIA Berdasarkan SP 2010, terdapat 10,6 juta (4,45%) penduduk menyandang disabilitas Persentase Penyandang berumur 2 tahun ke atas menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Jenis Kelamin L+P Jenis Kelamin Perempuan Jenis Kelamin Laki-laki ,500 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, <3% 3 3,99% 4 4,99% Jumlah dan Persentase Penyandang Berumur 2 Tahun Ke Atas berdasarkan Jenis, Penglihatan Pendengaran Berjalan atau naik tangga Jumlah Penyandang 8.94 > 5% Mengingat Mengurus diri Lebih dari dari atau sendiri satu disabilitas berkonsentrasi Persentase Penyandang 5

6 KONDISI DISABILITAS BERDASARKAN SUPAS TAHUN 2015 Jabar Jatim Jateng Sulsel Sumut Lampung Sumsel Banten DKI Bali DIY Aceh Sumbar NTT Riau NTB Kalsel Jambi Sulut Kalbar Sultra Sulteng Kalteng Bengkulu Kaltim Maluku Gorontalo Malut Sulbar kep. Riau Kep. Babel Papua Papua Barat Kalut Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Sama Sekali Tidak Bisa Melihat 11,306 10,075 9,503 7,533 7,441 7,072 5,969 5,829 5,593 5,373 5,333 5,148 4,824 4,484 3,747 3,552 3,468 3,017 2,871 2,518 2,499 1,825 1,550 1,542 1,209 1,159 1, ,681 Jatim 47,530 Jabar 44,917 Jateng Sulsel Sumut Sumsel NTT NTB Banten Lampung DKI Bali Sumbar Kalbar Aceh Riau Kalsel Sulut DIY Sulteng Jambi Maluku Sultra Kalteng Kaltim Bengkulu Gorontalo Sulbar Papua Barat Kep. Babel Papua Malut kep. Riau Kalut - 20,000 40,000 60,000 Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Sama Sekali Tidak Bisa Mendengar 8,606 8,569 6,173 5,714 5,457 4,946 4,870 4,528 4,275 3,659 3,291 3,132 2,927 2,090 1,917 1,853 1,695 1,692 1,623 1,562 1,527 1,505 1,219 1, ,709 30,313 27,495-10,000 20,000 30,000 40,000 Jatim Jateng Jabar Sumut Sulsel DKI Lampung Banten Sumbar Aceh Riau DIY Sumsel NTB NTT Bali Kalsel Kalbar Sulut Jambi Sultra Sulteng Kaltim Kalteng kep. Riau Maluku Bengkulu Kep. Babel Gorontalo Sulbar Malut Papua Papua Barat Kalut Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Sepenuhnya Butuh Bantuan Orang Lain untuk Berjalan atau Naik Tangga 30,403 27,758 23,454 21,649 14,882 14,800 14,752 14,346 14,286 14,112 13,431 11,442 11,204 11,061 10,948 6,837 6,608 6,550 5,967 5,571 5,317 4,383 4,357 3,286 3,098 3,023 2,880 1,960 1, Total=270,471 Total= 178,613 Total= 672, , , , , , ,000

7 Jatim Jabar Jateng Sumut DKI Sulsel Lampung Banten Sumsel Aceh NTT Kalbar NTB Riau Bali Sumbar Jambi Kalsel Sulut Sultra DIY Kaltim kep. Riau Kep. Babel Maluku Kalteng Sulteng Bengkulu Papua Gorontalo Sulbar Kalut Malut Papua Barat Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Sama Sekali Tidak Bisa Menggunakan/Menggerakkan Tangan/Jari 7,578 6,077 4,664 3,756 3,505 3,484 2,983 2,842 2,580 2,519 2,366 2,137 2,070 1,781 1,545 1,343 1,342 1,325 1,281 1, ,111 25,398 23,862 Total= 129,959-10,000 20,000 30,000 Jateng Jatim Jabar Sumut Sulsel Lampung DKI Banten Sumsel Sumbar NTT Aceh NTB DIY Riau Bali Kalbar Kalsel Sulteng Sulut Jambi Kaltim Kalteng Sultra Maluku Bengkulu kep. Riau Kep. Babel Papua Gorontalo Sulbar Malut Papua Barat Kalut Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Selalu Kesulitan Mengingat/Berkonsentrasi 22,993 16,802 14,814 13,264 13,004 12,197 11,732 10,120 9,813 9,600 9,057 8,608 7,528 7,099 5,496 5,374 5,084 4,659 3,927 3,840 3,778 3,332 2,685 2,374 2,282 2,147 1,844 1,441 1, ,702 74,386 71,510 Total= 441,552-20,000 40,000 60,000 80, ,000 Jateng Jatim Jabar Sumut Sulsel Banten Lampung DIY NTT Sumbar NTB Sumsel DKI Riau Aceh Kalbar Bali Jambi Sulut Kalsel Sulteng Kalteng Kaltim Maluku Sultra Bengkulu Papua kep. Riau Gorontalo Sulbar Kep. Babel Malut Papua Barat Kalut Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Selalu mengalami Gangguan Perilaku dan atau Emosional 11,083 10,567 10,340 8,076 7,384 7,260 7,183 7,107 6,646 6,355 5,230 5,214 4,512 3,861 3,458 3,303 2,960 2,846 2,632 2,119 1,949 1,813 1,800 1,485 1,417 1,386 1,345 1, Total= 268,214 47,119 45,457 43, ,000 20,000 30,000 40,000 50,000

8 Jatim Jabar Jateng Sulsel Sumut Lampung DKI Sumsel Banten NTB Sumbar NTT Aceh Kalbar Riau Bali DIY Kaltim Sulut Kalteng Kalsel Jambi Sulteng Bengkulu Sultra Maluku Kep. Babel kep. Riau Gorontalo Papua Sulbar Malut Papua Barat Kalut Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Sama Sekali Tidak Bisa Berbicara/Memahami/Berkomunikasi 10,178 9,994 8,710 8,321 8,156 7,721 7,475 6,606 6,482 6,199 5,828 5,550 5,533 4,431 4,423 3,582 3,550 3,385 3,328 3,097 2,378 2,165 1,804 1,484 1,332 1,328 1,309 1, ,524 46,888 44,924-10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 Jatim Jateng Jabar Sumut Sulsel Lampung DKI Sumbar Sumsel DIY Banten Bali Aceh NTB NTT Riau Kalbar Sulut Kalsel Jambi Kaltim Sulteng Sultra Kalteng kep. Riau Maluku Bengkulu Kep. Babel Sulbar Gorontalo Malut Papua Papua Barat Kalut Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Sama Sekali Tidak Bisa Mengurus Diri Sendiri 21,238 16,087 15,564 14,969 12,084 11,424 11,339 11,221 10,571 9,318 9,271 8,570 8,106 6,982 6,375 5,884 4,876 4,573 4,077 4,066 3,652 3,100 2,980 2,956 2,884 2,181 1,902 1,480 1, Total= 277,402 Total= 474,259 88,020 85,194 81,123-20,000 40,000 60,000 80, ,000 8

9 CONTOH ANALISIS TANTANGAN PENYANDANG DISABILITAS DALAM PENDIDIKAN Penyandang disabilitas memiliki angka perkiraan lulus Sekolah Dasar yang lebih rendah dibandingkan dengan anak normal Hal ini menghambat anak penyandang disabilitas untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi No Alasan Belum/Berhenti Sekolah Jumlah % Jumlah Tidak ada biaya 12,453, ,538,095 Bekerja 5,098, ,486,838 Menikah 3,088, ,574,406 Merasa pendidikan cukup 2,245, ,545,880 Belum cukup umur 6,496, ,290,086 Malu karena ekonomi 184, ,301 Sekolah jauh 556, , , ,414 Menunggu pengumuman 128, ,506 Tidak diterima 4,121, ,873 Lainnya 12,453, ,538,095 Terdapat proporsi anak penyandang disabilitas yang tidak/belum pernah sekolah. Persentase anak penyandang disabilitas yang tidak lagi bersekolah semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia bersekolah % Jumlah 10,903,551 6,314,125 4,070,126 2,473,530 5,743, , , ,770 72,923 64,437 3,658, % Jumlah ,047, ,031, ,693, ,603, ,925, , , , , , ,995,172 % merupakan salah satu penyebab anak usia 5-24 tahun belum/berhenti sekolah. Nilai ini meningkat dari tahun ke tahun 9 dari Sumber: Diolah Susenas Kor

10 PROGRAM-PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS PENANGANAN AFIRMASI - Peningkatan inklusivitas bagi penyandang disabilitas (melalui kerangka regulasi dan pengarusutamaan). - Penguatan fungsi keluarga dan masyarakat untuk pengasuhan dan pencegahan resiko (penguatan pekerja sosial). - Bantuan modal ekonomi produktif (UEP) dan pendampingan kewirausahaan. - Pemberian alat bantu - Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial: Layanan sosial sesuai risiko yang dihadapi: a) Pengasuhan (homecare dan institutio-nal care). b) Pendampingan dan integrasi sosial (day care). c) Layanan berbasis masyarakat. - Dukungan Pendapatan dan Pelatihan: a) ASPDB (Asistensi Sosial Bagi Penyandang ) b) PKH: mulai tahun 2016 menambahkan komponen ( jiwa <<) 10 10

11 DISABILITAS DALAM PRIORITAS RENCANA AKSI HAM 1. Pendidikan 2. Kesehatan 3. Kepastian Hukum 4. Ketenagakerjaan 5. Masyarakat Miskin Dan Rentan 6. Lingkungan Hidup 7. SPPA Pangan 10.Intoleransi Kemensos Draft Perpres mengenai KND Draft RPP mengenai Kessos PD Permensos mengenai Kartu PD Kemenkes Penyusunan Peta Jalan Layanan Kesehatan Inklusi KemenKUMHAM Penyediaan prasarana dan sarana informasi bagi penyandang disabilitas di kantor imigrasi seluruh Indonesia Kementerian Pemuda dan Olah Raga Pemberian penghargaan bagi pelaku olahraga disabilitas yang berprestasi internasional (peraih medali) Fasilitasi penyelenggaraan Pekan Paralimpik Nasional (PEPARNAS) 2016 bagi olahragawan penyandang disabilitas Fasilitasi olahragawan penyandang disabilitas dalam kegiatan ASEAN Paragames di Kuala Lumpur, Malaysia Pembangunan sentra olahraga disabilitas di tingkat daerah Kemendikbud Pelatihan guru/ pendamping bagi siswa penyandang disabilitas di sekolah umum Peningkatan sekolah inklusi bagi penyandang disabilitas Penyelenggaraan program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) inklusif Penyandang Kementerian Perhubungan Peningkatan Layanan Sarana dan Prasarana perhubungan bagi: lanjut usia, wanita/ibu hamil, penyandang disabilitas dan anak Kepolisian Negara RI Tindak lanjut penyusunan nota kesepahaman (MoU) antara Kepolisian dengan Kementerian Sosial mengenai penyediaan pendamping dan pengampu (wali), dan ahli dalam proses hukum bagi penyandang disabilitas dan lanjut usia 11

12 ISU STRATEGIS DALAM UU NO. 8/2016 Kewajiban Negara (Pemerintah dan Pemda) = 61 Pasal Pembentukan Komisi Nasional = 4 Pasal Paling lama terbentuk 3 tahun sejak UU diundangkan Kartu Penyandang = 3 Pasal Bahasa Isyarat sebagai Bahasa resmi Penyandang Sensorik (Rungu dan/atau Wicara) = 4 Pasal 18 tanggung jawab utama Kementerian/Pemda yang wajib dilaksanakan: - Pendidikan - Keolahragaan - Kewarganegaraan - Pekerjaan - Kebudayaan dan - Kesehatan pariwisata - Politik - Kesejahteraan sosial - Keagamaan - Aksesibilitas - Pelayanan publik - Perlindungan bencana - Habilitasi dan rehabilitasi - Pendataan - Berekspresi dan kominfo - Pelibatan masyarakat - Perlindungan khusus (diskriminasi, penelantaran, penyiksaan, & eksploitasi), - subyek hukum. 12

13 Rangkaian Proses Penyusunan RPP 15 April 2016 UU No terbit Sosialis asi dan koordin asi (nov- Mei) Koordin asi Lintas Sektor Juli Rakor Lintas K/L Juli Temu Konsult asi Nasiona l 11 Agutu s Rapat Koordin asi Percepa tan Sosialisasi dan Koordinasi 1. Rangkaian sosialisasi dan konsultasi substansi UU dengan K/L, OPD dan instansi terkait 2. Identifikasi keterkaitan UU 8/2016 dengan regulasi lainnya 3. Pengelompokan Peraturan Pelaksana 4. Pembahasan draft awal Koordinasi Lintas Sektor Kemenko PMK mengkoordinasikan rangkaian pertemuan koordinasi lintas sektor dengan K/L, OPD dan instansi terkait untuk memperkuat sinergi dan percepatan penyusunan peraturan pelaksana Rapat Konsultasi Lintas K/L 1.Pembahasan Substansi RPP sesuai dengan amanat UU. Lokasi Bogor 2.Kesepakatan akan penggabungan konten 7 RPP dalam 1 RPP Temu Konsultasi Nasional 1.Pertemuan dihadiri oleh K/L, OPD dan pihak terkait lainnya 2.Usulan untuk kembali menjadi 7 RPP Rakor RPP 1.Kesepakatan kembali ke 7 RPP 2.Menunjuk K/L terkait sebagai leading sektor penyusunan RPP 3.Pelibatan OPD dalam penyusunan RPP 4.Memasukkan penyusunan RPP ini sebagai aksi HAM

14 STRATEGI PENYUSUNAN RPP Opsi Awal : Sectoral Approach Inisiator: Kemenkeu Substansi: Besar dan jenis konsesi untuk penyandang disabilitas Bentuk dan tata cara insentif bagi perusahaan pemberi konsesi PD Inisiator: KemenPUPR Substansi: Permukiman dan pelayanan publik yang aksesibel Penanganan pra-bencana, tanggap darurat dan pasca bencana Insentif dan Konsesi bagi Layanan terhadap Penyandang Aksesibilitas dan Pelayanan Publik bagi Penyandang Perencanaan, Penyelenggaraan, dan Evaluasi Penghormatan, Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Pasal 27 (3) AMANAT UU No.8/2016 Akomodasi yang Layak bagi Penyandang dalam Penegakan Hukum Pendidikan Inklusif bagi Penyandan g Inisiator: BAPPENAS Substansi: Perencanaan penganggaran Evaluasi Inisiator: KemenkumHAM Substansi: Penyediaan akomodasi yang Layak bagi Penyandang dalam proses peradilan oleh Lembaga Penegak Hukum Inisiator: Kemendikbud Substansi: Pembentukan Unit Layanan Akomodasi yang layak untuk peserta didik Inisiator: Kemensos Substansi: Rehsos, jamsos, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial Layanan habilitasi dan rehabilitasi oleh Pemerintah dan Pemda Kesejahtera an Sosial Penyandan g Unit Layanan (ULD) Inisiator: KemenPAN dan RB Substansi: Bentuk dan tata cara insentif perusahaan Pembentukan ULD oleh Pemda Pemberian insentif bagi perusahaan pariwisata penyedia jasa perjalanan aksesibel 14

15 Opsi Percepatan : Collaborative Approach Sektor Bappenas OPD Inisiator (K/L) Matter : Mainstreaming isu disabilitas di tiap Inisiator belum seragam Source: OPD telah menyusun draft RPP sebagai bahan masukan Solution: Masing-masing inisiator dapat berkolaborasi dengan OPD dan sektor terkait di Bappenas (tim kecil) dalam menyusun substansi RPP bagiannya RPP Inisiator Sektor Bappenas OPD Perencanaan, Penyelenggaraan, dan Evaluasi Penghormatan, Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Bappenas Hubungan Kelembagaan Direktorat Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial (PKKS) Direktorat Otonomi Daerah Maulani Rotinsulu (HWDI) Kesejahteraan Sosial Penyandang Kemensos Direktorat PKKS Direktorat Perencanaan Kependudukan & Perlindungan Sosial Yeni Rosa Damayanti Akomodasi yang Layak bagi Penyandang dalam Penegakan Hukum Kemenkumham Direktorat Hukum dan Regulasi Direktorat Politik dan Komunikasi Fajri Nur Syamsi (PSHK) Pendidikan Inklusif Kemendikbud Direktorat Pendidikan dan Agama Dir. Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda, OR Unit Layanan Kemenpan RB Direktorat Aparatur Negara Direktorat Tenaga Kerja & Perluasan Kesempatan Kerja Direktorat Pengembangan UKMK Aria Indrawati Bambang Prasetyo Aksesibilitas dan Pelayanan Publik bagi Penyandang Kementerian PUPR Direktorat Perkotaan, Perumahan dan Permukiman Direktorat Transportasi Aryani Insentif dan Konsesi bagi Layanan terhadap Penyandang Kementerian Keuangan Direktorat Keuangan Negara dan Analisis Moneter Mahmud (PPDI) 15

16 TIME FRAME PENYUSUNAN RPP DISABILITAS Kegiatan September Oktober November Desember Januari 2018 Februari 2018 Maret 2018 April 2018 Perencanaan dan penganggaran (sektor bappenas) Rakor antar K/L inisiator RPP Substansi RPP Rakor Substansi Finalisasi RPP Bappena s Kemenko Harmonisasi PMK K/L Catatan: 1. Pembahasan dan penyusunan RPP akan dilaksanakan secara paralel oleh setiap inisiator RPP yang melibatkan OPD sejak awal pembahasan 2. Pada tahap pemabahsan substansi dan harmonisasi RPP turut melibatkan Kemenkum HAM dan Sekretariat Negara 16

17 TINDAK LANJUT 1. Penting untuk menjadi perhatian adalah solusi yang tepat sasaran dan dapat segera dieksekusi mengingat hal Penghormatan, Pelindungan, dan Pemenuhan hak Penyandang semakin penting untuk dilaksanakan. 2. Perlu Strategi Khusus dan prioritas untuk mempercepat penerbitan aturan pelaksana UU. No. 8 (RPP, RPerpres, Permen) 3. Evaluasi dan pelaporan pencapaian program disabilitas 4. Voicing yang lebih luas dan sistematis berdasarkan evidence-based analysis dan pembelajaran baik yang sudah ada. Hasil Cost-based Analysis (CBA), opsi pembentukan Komisi Nasional (KND) sangat rasional untuk dilaksanakan sebagai amanat dari UU No.8/2016, namun ada opsi lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu penguatan kebijakan dari kelembagaan yang sudah ada saat ini (misalnya penguatan peran dan fungsi Setber RANHAM) 17