BAB IV : TINJAUAN KHUSUS PRAKTIK PROFESI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV : TINJAUAN KHUSUS PRAKTIK PROFESI"

Transkripsi

1 BAB IV : TINJAUAN KHUSUS PRAKTIK PROFESI Pekerjaan MEP (Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing) dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan finishing. Lingkup pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pekerjaan Mekanikal yaitu : HVAC (Ventilasi dan AC) Lift Fire Sprinkler Hydrant dan APAR Genset Gondola b. Pekerjaan Elektrikal yaitu : Listrik Telepon Tata Suara (Audio) CCTV Fire Alarm Acsess Card c. Pekerjaan Plumbing yaitu : Pengolahan Air Bersih Pengolahan Air Bekas Pengelolaan Air Kotor (STP) Pengolahan Air Hujan TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 55

2 Pada Proyek Gold Coast Office belum semua pekerjaan MEP diselesaikan. Pekerjaan yang sudah dan sedang dikerjakan pada proyek tersebut adalah : 1. Pekerjaan Mekanikal HVAC Fire Sprinkler Lift 2. Pekerjaan Elektrikal Listrik 3. Pekerjaan Plumbing Pemipaan Air Bersih Pengolahan Air Kotor Instalasi Air Hujan 4.1 Pengamatan Pengerjaan Mekaknikal HVAC 1. Ketentuan Teknis Kenyamanan dalam suatu ruangan merupakan kebutuhan, terutama di Indonesia yang memiliki iklim tropis (panas). Karena itu system pendingin udara atau system tata udara telah menjadi kebutuhan. Diantara fungsi dari sistem tata udara adalah sebagai berikut: a. Mengatur suhu udara b. Mengatur sirkulasi udara c. Mengatur kelembaban (humidity) udara d. Mengatur kebersihan udara Dengan demikian, secara umum sistem tata udara berfungsi mempertahankan kondisi udara baik suhu maupun kelembaban agar udara terasa lebih nyaman. TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 56

3 A. Diffuser Diffuser adalah alat untuk mengatur besar kecilnya saluran udara sehingga aliran udara dari AC pun jadi teratur. Produk ini terbuat dari bahan alumunium dengan ketebalan 3mm, di finishing dengan teknik powder coating.terdapat di setiap lantai Air distribusi outlet atau gril yang dirancang untuk mengarahkan aliran udara ke dalam pola yang diinginkan. Gambar 4.1.Diffuser (Wahana Teknik) Gambar 4.2. Detail Diffuser (sumber: Data Perusahaan) TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 57

4 Gambar 4.3. Letak dan Sistem Diffuser pada Groundfloor (sumber: Data Perusahaan) B. Ducting Ducting adalah saluran atau media tempat menyalurkan bahan produksi ataupun sisa produksi,biasanya berbentuk debu halus dari mesin produksi (dryer,hopper dll) ke proses produksi berikutnya (chute,conveyor,burner, dll). Bentuknya menyerupaipipa,bisa juga berbentuk kotak memanjang. Ducting terlelak di bagian atas (langit-langit) ruangan dan dibantu dengan kipas besar atau blower. Ducting terletak pada setiap ruang, mengingat fungsinya sebagai sirkulasi udara pada setiap ruang. Selain itu tugas lain dari ducting adalah membawa bau tidak sedap dari setiap ruang menerus keatas dan pada akhirnya dibuang keudara melalui libang yang terletak diujung ducting. Lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan (termasuk fabrikasi) duct lengkap dengan isolasi/tanpa isolasi, spliter damper, volume damper, diffuser, grilles,register,dan attenuator berikut alat-alat bantu yang menunjang pekerjaan tersebut seperti ditunjukkan dalam gambar rencana yang melengkapi dokumen ini TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 58

5 Jenis material plat yang dipakai sebagian besar menggunakan carbon steel plate,sebagian perusahaan ada juga yang menggunakan ducting dengan jenis plat steinless steel.hal ini dimaksudkan karena bahan produksi yang melewati ducting tersebut banyak mengandung zat-zat kimia yang dengan mudah merusak dinding ducting yang terbuat dari plat carbon steel biasa. Gambar 4.4.Sistem AC & Ducting (sumber: Data Perusahaan) TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 59

6 Gambar 4.5. Ducting pada Groundfloor (sumber: Data Perusahaan) 1) Pelaksanaan Dilapangan Gambar 4.6.Ducting pada Groundfloor (sumber: Dokumen Pribadi) TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 60

7 2) Kendala di Lapangan Pekerjaan ducting sebagian masih dalam tahap pembuatan. Proses pabrikasi dilakukan di ground floor untuk perakitannya. Sejauh ini belum ada kendala karena bahan-bahan untuk pembuatan masih tersedia. C. Exhaust FAN Exhaust fan berfungsi untuk menghisap udara di dalam ruang untuk dibuang ke luar, dan pada saat bersamaan menarik udara segar di luar ke dalam ruangan. Selain itu exhaust fan juga bisa mengatur volume udara yang akan disirkulasikan pada ruang. Supaya tetap sehat ruang butuh sirkulasi udara agar selalu ada pergantian udara dalam ruangan dengan udara segar dari luar luar ruangan. Exhaust fan merupakan salah satu jenis kipas angin yg difungsikan untuk sirkulasi udara dalam ruang atau rumah. Oleh karena itu,peletakkannya diantara indoor dan outdoor. Exhaustfan,banyak digunakan karena dapat membuat ruangan sejuk tanpa AC.Meski begitu, yang menggunakan AC juga harus memasang exhaust fan,untuk mengurangi kelembaban udara dalam ruang. Spesifikasi exhaust fan yang perlu diperhatikan diantaranya: Konsumsi listrik (watt). Sesuaikan dengan daya sambungan listrik PLN. RPM yaitu rotation per minute atau putaran kipas per menit. Semakin tinggi RPM, semakin cepat sebuah exhaust fan menarik udara. Noise atau tingkat keberisikan suara exhaust fan dalam satuan desibel (db).dan yang terpenting adalah Air volume, yaitu volume udara yang mampu ditarik oleh exhaust fan. Volume udara biasanya ditulis dalam satuan CMM (meter kubik per menit) atau CMH (meter kubik per jam). Luas dan fungsi ruangan menentukan seberapa besar air change rate atau tingkat keperluan pertukaran udara yang ditulis dalam satuan ACH (air changes per hour). TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 61

8 Gambar 4.7. Exhaust pada Groundfloor (sumber: Data Perusahaan) Gambar 4.8. Detail Exhaust (sumber: Data Perusahaan) Fire Sprikler Fire Sprinkler adalah sistem pemancar air pada sistem pemadam kebakaran yang bekerja secara otomatis bilamana suhu ruang mencapai suhu tertentu. Sprinkler berfungsi mengeluarkan air saat terdeteksi adanya asap (kebakaran). Sprinkler ini berada di setiap lantai. Spesifikasi untuk kabel sprinkler memakai merk Viking, Vitaulic, Grinel, Central. Sprinkler akan pecah jika panas di ruangan sudah mencapai limit suhu springkler. Jarak antara head springkler max 3 m dan tekanan keluar kurang lebih 0.7 m. TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 62

9 Gambar 4.9.Alur Sprinkler Groundfloor (sumber: Data Perusahaan) Pelaksanaan Dilapangan Sprinkler yang dipergunakan pada bangunan Gold Coast Office adalah dari jenis glass bulb dengan temperatur pecah 68 C, terbuat dari chromium plated brass yang dilengkapi dengan flushing flange, kecuali daerah gudang dan parkir mempergunakan bronze finish. TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 63

10 Gambar 4.10.Pipa Sprinkler pada Groundfloor (sumber: Dokumen Pribadi) 1. Sistem Kerja Pendeteksian Sprinkler Alat penyemprot air atau Sprinkler merupakan alat pemercik yang ditempatkan secara berselang-seling dengan pola yang seragam di sepanjang pipa air pada area yang akan dilindungi. Untuk mencapai efisiensi maksimum, arus air harus dibagi menjadi beberapa droplet. Suatu deflektor (bagian dari bingkai dari alat penyemprot air) akan membagi air itu. TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 64

11 2. Sistem Kerja Pendeteksian Head Detector Pada pendeteksian tingkat pertama, detektor mendeteksi kenaikan rata- rata dari suhu ruangan yang dicangkupnya.ketika rata-rata kenaikan suhu melebihi 6oC dalam selang waktu 4 detik. Detektor akan langsung berubah dari open circuit menjadi close circuit dan akan mengaktifkan alarm kebakaran. Pada saat yang bersamaan LED akan menyala yang menandakan bahwa sedang dalam keadaan aktif. LED akan tetap aktif sampai suhu turun dan secara otomatis akan meresetnya menjadi keadaan open circuit standby. Dalam suhu normal sehari-hari, detektor akan tetap dalam keadaan standby. Konsumsi arus saat standby adalah 0UA dan berubah menjadi 60 ma ketika detektor diaktifkan. 3. Fire Alarm Fire Alarm digunakan untuk memberikan peringatan apabila terjadi kebakaran, Fire Alarm akan menyala apabila Heat Detector sudah menghirup panas sebesar Elevator/Lift Elevator merupakan alat untuk menaikkan dan menurunkan muatan di antara tingkat-tingkat pada sebuah bangunan bertingkat banyak atau lebih dari satu tingkat. Di Indonesia alat ini lebih dikenal denganmenggunakan bahasa Inggris yaitu Lift.Sebenarnya praktik menaikkan suatu beban dengan cara mekanik selama pembangunan sebuah gedung sudah berkembang pada jaman Romawi. Arsitek Romawi, Vi truvius, pada abad ke 1SM membuat sebuah panggung yang dapat naik turun dengan menggunakan katrol dan poros, yang digerakkan menggunakan tenaga manusia, binatang, atau air.ahli matematika bangsa Yunani, Archimedes, juga telah menggambarkan suatu model elevator sekitar tahun 230 SM. Ciptaan nya menggunakan katrol, tali, dan dapat mengangkat satu orang. Elevator komersial pertama dibuat pada tahun Elevator ini hanya dapat melayani dua tingkat,namun talipenarik sangkar elevator ini sering mengalami putus. Kemudian pada tahun 1852, Elisha Graves Otis mengembangkan sistem pengereman yang akan bekerja bila tali penarik sangkar elevator putus. TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 65

12 Jenis-jenis Elevator 1. Elevator Penumpang ( Passenger Lift), yaitu elevator yang berfungsi khusus untuk mengangkut manusia saja, elevator ini sangat dijaga kehandalan sistem keamanannya. Hal ini karena menyangkut keselamatan manusia penumpang lift tersebut. 2. Elevator Barang (Dumbwaiter), elevator ini fungsinya hanya untuk mengangkat barang saja, elevator ini juga tak kalah handalnya dengan elevator penumpang namun ada sedikit perbedaan dalam hal system keamanannya. 3. Elevator Servis ( Service Lift ), Elevator servis ini biasanya dipasang diperhotelan atau diperkantoran, fungsinya untuk mengantarkan barang ke kamar-kamar penghuni hotel atau ke ruang-ruang kantor. Elevator ini hampir sama dengan elevator penumpang, perbedaan dari elevator service dengan elevator penumpang ini sangat jelas dari sistem pengangkutannya, yaitu elevator penumpang hanya khusus untuk manusia saja tapi elevator servis ini berfungsi untuk mengangkut manusia dan barang. Pada bangunan Gold Coast Office lift terdiri atas 2 kelompk, yaitu lit penumpang dan lift service. Secara teknis kedua lift tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hanya sistem penggunaan dan luasnya yang memiliki perbedaan. Lift penumpang digunakan setiap saat oleh pengguna gedung, sedangkan lift servic hanya digunakan pada keadaan tertentu. TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 66

13 1. Ruang Mesin Lift Gambar Letak Lift di lantai (sumber: Data Perusahaan) Mengingat pengerjaan bangunan gedung Gold Coast Office masih dalam pengerjaan. Ruang mesin lift pada Gold Coast Office terletak di lantai 12 dan lantai roof (25). TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 67

14 Gambar 4.12.Ruang Mekanikal Lift di lantai 12 dan lantai 26 (Roof) (sumber: Data Perusahaan) 2. Ruang Luncur (Hoist Way) Ruang yang berada dibawah ruang luncur lift ini berfungsi untuk meberikan kesempatan kerja untuk menghabiskan tenaga kinetik yang diredam oleh buffer pada saat lift jatuh ke pit yang terletat di lantai Basement.Kecepatan lift maksimal adalah TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 68

15 1,0 m/s (60 mpm) pada lantai podium. Pada lift VIP, Lift servis, dan High zone adalah 2,5 m/s (150 mpm). sedangkan pada low zone adalah 2,0 m/s (120 mpm) 1) Pelaksanaan Dilapangan Area lift pada setiap lantai telah dipasang dinding celcon dan plester dinding diarea luar dan dalam. Gambar Kondisi Pengerjaan Area Mesin Lift Lt.12 (sumber: dokumen pribadi) Setelah ruang untuk area lift dan mesin lift telah selesai maka sebelum lift dipasang terlebih dahulu dilakukan uji kekuatan mesin dan kecepatan lift (test). Beban yang digunakan untuk uji kekuatan merupakan beton dengan berat 4 Ton. Gambar Kondisi Pengerjaan Lift (sumber: dokumenpribadi) TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 69

16 Gambar Kondisi Test Kecepatan dan Kekuatan Lift (sumber: dokumen pribadi) 4.2 Pengamatan Pengerjaan Elektrikal Lingkup pekerjaan instalasi Elektrikalmeliputi : 1. Instalasi Listrik, meliputi sumber listrik (trafo dan genset) dan perangkat yang menggunakan listrik dalam gedung. 2. Tray, meliputi jaringan kabel di dalam gedung, mulai dari kabel listrik, telepon, fire alarm, acsess card, CCTV, sound system, dll. Instalasi listrik pada proyek Puri Indah Financial Tower menggunakan sumber listrik dari PLN. Lingkup pekerjaan pada instalasi listrik adalah pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi listrik (termasuk motor listrik) pengkabelan, panelpanel dan instrumentasi Kontrol seperti yang ditunjukan pada gambar-gambar rencana/diagram yang melengkapi dokumen. Berikut penjelasan untuk sistem instalasi elektrikal : Motor listrik Motor untuk FCU (IU) : - Jenis induction motor, (motor satu permanentsplit capacitor packaged dengan dengan thermaloverload FCU) protector. - 1 ph/220 V/50 Hz - 3 tingkat kecepatan - Insulation class E Motor Fan : - Motor yang menjadi satu dengan fan, jumlah phasa tergantung kapasitas fan. TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 70

17 Panel Starter - Star Delta Starter : Bila motor kapasitas 7,5 HP keatas. - Direct on Line : Bila motor kapasitas dibawah 7,5 HP. - Panelstarter harus dilengkapi dengan pilot lamp (green,red,white), voltmeter sertaampermeter dengan selector switch untuk 3 phase,plat namauntuk peralatan yang dilayani serta push button ON, OFF dan disconneting switchbila memakai remote starstop. Peralatan Kontrol a. Temperatur Controller (TC) - Fungsi control : PI - Temp.set point scale : C pada range C to 32 C - Supply voltage/ current : 16 V DC/10 ma - Ambient temp/rh : max. 50 C 90 % RH - Control output (Output voltage ) : 2-10 V - Control input : 0-16 V DC/max. 0,1 ma - Input voltage/current b. Temperatur Sensor (TS) Temperatur detector dari type thermistor max.temp. 100 C. Wiring a. Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam PVC conduit JIS standard. b. Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan AC yang bersangkutan. c. Kabel yang dipasang didalam tanah, jenis NYFGbY harus dipasang sekurangkurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan pelindung, kemudian dilindungi dengan batu pelindung sebelum diurug kembali. d. Pada route kabel, tiap-tiap 50 m dan setiap belokan supaya diberi tanda adanya galian kabel dan tanda arah kabel. e. Untuk kabel yang menyeberangi selokan, jalan raya atau instalasi lainnya, harus dilindungi dengan pipa galvanis kelas medium. f. Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan. TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 71

18 g. Jari- jari pembelokan kabel, hendaknya minimum 15 kali diameter kabel. h. Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan "kabel schoen" i. harus kabel 25 mm keatas pemasangan "kabel schoen" harus menggunakan j. timah pateri lalu dipres hydraulis. k. Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan. l. Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai metal m. flexible conduit. n. Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit dandiklem rapi ke dinding memakai klem pipa. o. Kabel- kabel yang digantung pada plat beton harus memakai klem penggantung dan wire rod yang diramset ke beton. p. Kabel yang dapat digunakan adalah buatan Kabel metal atau Kabelindo. Gambar 4.16 Sumber Listrik (Sumber : Data Perusahaan) 1. Proses Pelemahan Arus Listrik dari PLN Listrik dari PLN adalah listrik dengan arus kuat yang belum bisa digunakan untuk gedung, arus listrik tersebut nantinya masuk ke MVDP (Medium Volted Distrubution Panel) yang berada di lantai Ground kemudian bergilir ke trafo daya untuk pelemahan arus yang selanjutnya dapat digunakan didalam gedung Medium Volted ke Low Volted. Fungsi dari trafo yaitu untuk mengubah tegangan arus kuat dari PLN menjadi arus lemah. Arus listrik yang sudah lemah masuk kedalam PUTR TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 72

19 dan SDP unit untuk disebarkan ke setiap panel-panel sub, kemudian dari panel sub perlantai di sebar ke setiap Koridor ataupun perlengkapan lainnya yang membutuhkan arus listrik. Sedangkan untuk arus listrik dari genset langsung masuk kedalam PUTR dan SDP unit kemudian menuju ke panel-panel sub, karena arus listrik dari genset merupakan arus listrik lemah yang sudah dapat dimanfaatkan oleh gedung tanpa harus dilemahkan melalui trafo daya. Gambar Ruang Panel (sumber: dokumen pribadi) Panel box yaitu Bagian luar dari panel yang berfungsi sebagai tempat dari rangkain-rangakaian panel itu sendiri. Box Panel ini terbuat dari bahan logam, oleh karena itu dalam rangkaian panel diberi ground agar aman bagi pengguna. Panel box ini berfungsi Panel berfungsi untuk membagi daya instalasi dan daya tenaga. Panel juga memiliki bermacam-macam alat kontrol, seperti sakelar, tombol tekan, lampu indikator, sakelar magnet, kawat penghubung. Kemampuan alat kontrol harus sesuai dengan penggunaan dan harus memiliki tanda atau kode warna yang sesuai, seperti tombol merah untuk memutuskan tegangan dan tombol hijau untuk menghubungkan tegangan sehingga mempermudah pelayanan. 2. Pemasangan Kabel Tray Horizontal Sebuah sistem tray kabel digunakan untuk mendukung kabel listrik berisolasi yang digunakan untuk distribusi listrik. Tray terbuat dari bahan stainless steal dengan ukuran 200x100 yang dilengkapi dengan besi penyangga(support). TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 73

20 Gambar Instalasi Kabel Tray (sumber: dokumen pribadi) 4.3 Pengamatan Pengerjaan Plumbing Lingkup pekerjaan Plumbing secara garis besar sebagai berikut : 1. Sistem Pemipaan 2. Pengolahan Air Bersih 3. Pengolahan Air Bekas 4. Pelongalan Air Kotor dan Kotoran 5. Air Hujan Pemipaan Pada semua instalasi pengerjaan plumbing tidak terlepas dari penggunaan pipa. Pada proyek Gold Coast Office telah ditentukan penggunaan jenis pipa berdasarkan spesifikasi sebagai berikut: TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 74

21 Tabel 4.1. Tabel Spesifikasi Pipa (sumber: PT. Beca Indonesia) Gambar Pipa Plumbing (sumber: dokumen pribadi) TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 75

22 Pada pekerjaan plumbing terdiri dari pemipaan air bersih, air bekas, air kotor, dan air hujan. Sama halnya dengan jalur kabel, agar memudahkan maka pipa-pipa diklasifikasikan dalam beberapa warna, yaitu : Pipa Merah : untuk hydrant dan fire sprinkler Pipa Putih : untuk air kotor Pipa Hijau : untuk saluran bersih Saluran-saluran air tersebut tergabung dalam sebuah shaft yang terhubung pada tiap lantainya seperti terlihat pada gambarberikut. Gambar 4.20.Shaft Pipa Plumbing (sumber: dokumen pribadi) Pipa merah yang digunakan untuk instalasi fire spinkler memiliki head sprinkler dengan jarak 3 meter pada setiap head sprinkler.tiap sambungan pipa, khususnya pada pipa merah diberi klep agar memperkuat sambungan dan tidak terjadi kebocoran sambungan pipa tersebut. Selain itu pada penyambungan dari dua pipa menjadi perlu diberi penggantung. Setelah mengetahui persyaratan dalam pemasanga perpipaan maka harus mengetahui penggantungan dan penumpuan pipa secara baik dan benar berikut sistematikanya: 1. Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakangerakan pemuaian atau perenggangan pada jarak yang tidak boleh melewati dari standar yang sudah ditentukan TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 76

23 2. Penunjang atau penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini : a. Perubahan arah b. Titik percabangan c. Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis 3. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Ukuran Pipa Ukuran Pipa Batang Sampai 20 mm 6 mm 25 mm s/d 50 mm 9 mm 65 mm s/d 150 mm 13 mm 200 mm s/d 300 mm 15 mm 300 mm atau lebih besar Dihitung dengan factor keamanan 5 Penunjang pipa lebih dari 2 Dihitung dengan factor keamanan 5 terhadap kekuatan puncak 4. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak. Semua pipa gantungan dan penumpu sebelum dicat, harus memakai dasar pengecetan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku Gambar 4.20 Sambungan pipa dan penggantungnya (sumber: dokumen pribadi). TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 77

24 Selain itu, pada setiap lantai terdapat kamar mandi yang di dalamnya terdapat shaft untuk tempat aliran-aliran pipa yang berisi air bersih, air bekas dan air kotor terhubung pada setiap lantai. Gambar 4.22.Shaft Pipa Pada Toilet (sumber: dokumen pribadi) Masalah yang terjadi pekerjaan plumbing adalah adanya kebocoran pada sambungan pipa, atau belum terpasangnya pipa sehingga menimbulkan genangangenangan pada area tertentu. Solusinya adalah dengan memperbaiki pipa tersebut Air Bersih Air Bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air bermutu baik dan bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk di konsumsi dan sanitasi. Air Bersih dapat diartikan sebagai Air yang memenuhi persyaratan, persyaratan disini ditinjau dari persyaratan kandungan Kimia, Fisika dan Biologis. Atau memenuhi syarat sebagai berikut : a) Secara Umum:Air yang aman dan sehat yang bisa di konsumsi Manusia b. Secara Fisik :Tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa c. Secara Kimia: PH netral (bukan asam atau basa) Tidak mengandung racun dan logam berat berbahaya TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 78

25 Parameter seperti BOD, COD, DO, TS, TSS dan konduktiviti memenuhi aturan Pemerintah setempat Pada bangunan Gold Coast Office air bersih digunakan untuk toilet, kantin, dimana pipa yang digunakan berwarna hijau. Kebutuhan air bersih diambil langsung dari instalasi air bersih PDAM dengan menggunakan pemipaan.sebagai cadangann dipakailah sumur dalam dan Air hujan ditampung dalam Collection Tank (Raw Water Tank) yang kemudian melalui pengolahan (WTP) ditampung dalam Clean Water Tank. Clean Water Tank ini digunakan untuk persediaan air bersih selama satu hari pemakaian. Untuk sistem air bersih supplay ke tanki atas menggunakan pompa Transfer sedangkan supplay ke masing-masing lantai secara grafitasi dan menggunakan pompa Booster. Pompa Transfer terletak di Basement sedangkan pompa booster terletak di Roof lantai 26. Regulasi 1. Standar Nasional Indonesia (SNI) SNI tentang sistem plumbing. SNI tentang tata cara perencanaan sistem plumbing. SNI tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2. Peraturan Gubernur (PERGUB) PERGUB DKI tentang sumur resapan PERGUB DKI tentang bakumutu limbah 3. Kepmen LH tentang baku mutu limbah cair RS 4. American Society for Testing and Material (ASTM) ASTM B88 tentang Seamless copper water and gas tube. Lingkup Pekerjaan 1. Sistem air bersih Deep well, Pompa transfer, Pompabooster, Rooftank& Pemipaan air bersih 2. Sistem air kotor, bekas& vent Pompasubmersible, Sewage Treatment Plant (STP)&Pemipaan air kotor, bekas& vent 3. Sistem air hujan TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 79

26 Pompa submersible, Roofdrain& Pemipaan air hujan Sistem Kerja Instalasi Air Bersih Merupakan instalasi yang meliputi penyediaan dan distribusi air bersih. 1. Sumber air bersih berasal dari PDAM & Deep Well. 2. Air dari PDAM disimpan di GWT (Clean Water Tank). 3. Air dari Deep Well disimpan di RWT (Raw Water Tank). 4. Air yang berada di raw water tank ditreatment dulu di instalasi Water Treatment Plant dan selanjutnya di alirkan ke clean water tank. 5. Air dari clean water tank selanjutnya dialirkan ke roof tank dengan pompa transfer. 6. Distribusi air bersih pada 2 lantai teratas menggunakan pompa booster, sedang untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi. Berikut merupakan bagian-bagian dari alur pengolahan air bersih pada proyek gedung Gold Coast Office : TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 80

27 Gambar Skema Air Bersih (Sumber: Lidiawati, 2016) START Instalasi pemipaan (PPR/GIP) Test tekan partial Instalasi Rooftank Instalasi Pompa (Transfer & Booster) Pemasangan panel-panel dan pengkabelan Test & Commissioning FINISH Gambar Flow Chart (Sumber: Lidiawati, 2016) TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 81

28 Booster pump Roof Tank P R V Clean Water Tank Pompa Transfer dari Clean water tank Gambar Diagram Air Bersih GCO-PIK (sumber: Data Perusahaan) Air bersih bersumber dari PDAM sebagai penampung, dari PDAM di salurkan dan di tamping di dalam tanki air bersih (GWT) / domestic water tank yang terbuat dari beton (concrete) dan terlebih dahulu di lapisi water proofing (epoxy food grade). Kemudian air bersih dari GWT di pompa ke tangki air atas / roof tank di lantai atap office. Selanjutnya air bersih dari roof tank didistribusikan secara gravitasi ke masingmasing lantai office. Uraian Sistem Lantai 25 s/d Lantai 23 Sistem air bersih pada Lantai 25 s/d Lantai 33 dibantu menggunakan Pompa Booster, hal ini dikarenakan gaya gravitasi dilantai ini sangat kecil. Pompa Booster berguna untuk memberi tekanan pada air dari roof tank. Pada bangunan Gold Coast Office hanya menggunakan satu pompa booster yang terletak di tower 7. TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 82

29 Lantai 22 s/d Lantai 18 Sistem Air Bersih pada Lantai 22 s/d Lantai 18 hanya memanfaatkan gaya gravitasi, hal ini dikarenakan pada lantai 22 sampai dengan lantai 18 memiliki tekanan air yang terhitung cukup untuk memenuhi kebutuhan tiap shaft. Lantai 17 s/d Lantai podium 3 Sistem Air Bersih pada Lantai 17 s/d Lantai podium 3 memanfaatkan gaya gravitasi dan dibantu oleh PRV (Pressure Reducing Valve) yang berfungsi untuk mengendalikan tekanan air agar stabil. Insatalasi Air Bersih Secara Horizontal shaft Gambar Sistem Lajur Air Bersih GCO-PIK (sumber: Dokumen Perusahaan) Instalasi Air Bersih pada Lantai Ground s/d Lantai 25 proyek Gold Coast Officemenggunakan sistem shaft. dimulaiari shaft selanjutnya air bersih dialirkan ke titik-titik seperti toilet (kloset duduk, keran, washtafle), janitor dan pantry berdasarkan fungsinya. Sistem Shaft merupakan cabang aliran air bersih dari Roof Tank yang selanjutnya di sebar ke titik-titik air bersih di setiap unitnya.pada shaft juga terdapat meteran untuk pengendalian air bersih, selain itu juga untuk menghitung banyaknya air yang digunakan. TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 83

30 4.3.3 Air Kotor instalasi air kotor adalah sistem pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia dari alat plambing lainnya (black water). Lokasi pengolahan air kotor berada pada basement. Air kotor yaitu pembungan air limbah dari closet dan urinal lavatory. Dari Sewage Pit air limbah dipompakan ke Sewage Treatment Plant (STP)/ Wash Water Treatment Plant (WWTP).Selanjutnya dilakukan ricycle airasion atau clarivication treatment (pembersihan) yang selanjutnya kepembuangan akhir saluran kota atau IPAL (Instalasi Pembuangan Air Limbah) atau dapat digunakan untuk penyiraman tanaman. START Instalasi pemipaan (PVC/CIP) Instalasi STP Instalasi Pompa (Submersible) Gambar Skema Air Kotor (Sumber: Lidiawati, 2016) Pemasangan panel-panel dan pengkabelan Test & Commissioning FINISH Gambar Flow Chart Air Kotor GCO-PIK (Sumber: Lidiawati, 2016) TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 84

31 Gambar Sistem Lajur Air Kotor GCO-PIK (sumber: Dokumen Perusahaan) Gambar Detail A (sumber: Dokumen Perusahaan) Gambar 4.31.Alur Instalasi Air Kotor (sumber: Dokumen Perusahaan) TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 85

32 Gambar di atas merupakan diagram instalasi penyaluran air bekas & kotor secara horizontal dari toilet female & male yang akan di salurkan secara vertikal menuju ke STP. Sewage Treatment Plant (STP) STP merupakan septik tank dalam gedung yang menggunakan sistem pengolahan dengan menggunakan bakteri pengurai.bahan septik tank dapat terbuat dari fiber glass ataupun beton concrete. Sistem kerja septik tank yaitu air limbah yang masuk harus dapat diurai dengan menggunakan bakteri pengurai sehingga air yang dihasilkan dari dalam septictank tersebut layak untuk dibuang ke saluran kota (tidak berbau).ruang pengolahan air kotor terdapat pada lantai basement. Pada proyek Gold Coast Office STP yang digunakan memiliki kapasitas hingga 480 m 3 /hari. Septik tank menggunakan system pengolahan dengan menggunakan bakteri pengurai.bahan septik tank dapat terbuat dari fiber glass ataupun beton concrete. Sistem kerja septik tank yaitu air limbah yang masuk harus dapat diurai dengan menggunakan bakteri pengurai sehingga air yang dihasilkan dari dalam septic tank tersebut layak untuk dibuang ke saluran kota (tidak berbau Gambar 4.32.Ruang STP pada Basement (sumber: dokumen pribadi) TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 86

33 Gambar 4.33.Potongan Ruang STP (sumber: Data Perusahaan) Tabel 4.3. Standarisasi kadar zat kimia STP (sumber: PT. Beca Indonesia) Berikut tahap pengolahan air limbah dari alat Sewage Treatment Plant : 1. Pre treatment. Pada tahap ini dilakukan pemisahan padatan berukuran besar ataupun grease, agar tidak terbawa pada unit pengolahan selanjutnya, agar tercipta performa pengolahan yang optimal. Air dialirkan lewat inlet chamber di mana ada screen yang dapat menyaring benda padat. Selanjutnya air masuk ke grease trap yang berguna untuk memisahkan lemak yang dapat mengganggu proses biologi. Kemudian air akan menuju ke primary clarifier. TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 87

34 2. Primary clarifier, pada proses ini terjadi pemisahan partikel yang mengendap secara grafitasi (suspended solid) sehingga mengurangi beban pengolahan pada unit selanjutnya. Pada proses ini berguna untuk membuat aliran jadi lebih tenang dan aliran dapat stabil. 3. Rotating Biological Contactor (RBC)yaitu proses pengolahan yang di lakukan adalah untuk menurunkan BOD (bio-chemical oxygen demand) dan COD (chemical oxygen demand) yang ada pada air limbah, sehingga dapat memenuhi kualitas air yang layak untuk kita buang ke saluran kota, Pengolahan polutan dilakukan oleh mikroorganisma yang melekat pada permukaan disk yang berputar. Perputaran ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan oksigen untuk kehidupan mikroorganisma dan mencegah terjadinya kondisi anaerob yang dapat menimbulkan bau. Pada saat diskberputar terjadi kontak biomass yang dengan oksigen pada saat disk menyembul di permukaan dan terjadi kontak pada material organik yang ada pada air limbah untuk menjadi makanan pada saat disk terendam. Jadi bila diskterlihat kotor jangan dibersihkan karena sebenarnya itu adalah bakteri. 4. Final Clarifie Unit ini berfungsi sebagai clarifier akhir untuk mengendapkan partikel-partikel yang masih belum terendapkan, serta biomass yang telah mati. 5. Disinfeksi. Pada proses ini dilakukan penginjeksian chlorine yang bertujuan membunuh bakteri-bakteri patogen yang ada. 6. Effluent Tank. Air yang telah kita olah akan dialirkan menuju effluent tank untuk selanjutnya dibuang pada saluran kota. Sebagian air ini dapat kita proses lagi untuk keperluan recycling yang dapat kita gunakan untuk menyiram taman dan air cuci kendaraan. 7. Sand Filter. Air dari effluent tank kita alirkan ke sand filter menggunakan pompa, pada proses ini air akan di saring oleh pasir silika yang berfungsi menyaring padatan yang masih terbawa pada sistem, dan juga untuk menurunkan kekeruhan yang ada. Pada proses ini yang harus di perhatikan adalah perbedaan tekanan aliran masuk dan keluar. Bila tekanan lebih dari tekanan yang ditentukan, maka perlu kita lakukan TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 88

35 proses back washing. Yang berfungsi untuk mencuci kembali sand filter yang ada Air Hujan Air hujan yang jatuh diarea gedung akan mengalir melalui gutter yang selanjutnya di alirkan ke sump pit yang akhirnya dialirkan ke drainase. Sumur resapan Bak Sump Pit Gutter Gambar 4.34.Sistem Lajur Air Hujan GCO-PIK (sumber: Data Perusahaan) Sump Pit Pompa Sump Pit selalu diletakkan disebuah bak yang disebut Sump Tankdisinilah pos pertama pembuangan air kotor sebuah gedung ditampung yang TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 89

36 selanjutnya dari sump Tank ini akan didorong lagi menggunakanpompa Sump Pit menuju pos selanjutnya misalnya Septic tank atau Biotech. Sump pit yang digunakan pada bangunan ini memiliki kapasitas 250 Lpm. Gambar 4.35.Sumppit (sumber: Dokumen Pribadi) Gambar Detail Sumppit (sumber: Dokumen Pribadi) 4.4 Pengamatan Pekerjaan Di Office Gambar Pekerjaan Office (sumber: Dokumen Pribadi) Selain melakukan pengamatan pada pengerjaan proyek, penulis juga melakukan pekerjaan di office yaitu berupa checklish lahan. Kegiatan ini dilakukan ketika setiap ruang sudah siap untuk pengerjaan instalasi MEP atau belum. Form Checklish lahan yang telah selesai diisi dan ditandatangani oleh semua subcon kan kontraktor terkait maka selanjutnya akan disatukan untuk kemudian dilaporkan kepada owner. TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 90

37 4.5 Kendala Dan Solusi Pekerjaan MEP Dalam pengerjaan Mekanikal Elektrikal dan Plumbing (MEP) pada Proyek Gold Coast Office - PIK terdapat kendala dalam pengerjaannya. Kendala tersebut diantaranya: a. Gambar perencanaan kurang jelas. Gambar perencanaan MEP yang diajukan untuk pengerjaan (Shop drawing) masih ada yang bagian yang kurang jelas. Solusinya, koordinasi konsultan perencanaan MEP dan kontraktor pelaksana dilakukan lebih intens agar kontraktor mengerti dari gambar yang dimaksud. b. Produksi gambar lambat. Banyaknya gambar yang harus diselesaikan dan jumlah drafter yang kurang banyak membuat produksi gambar kerja lambat. Solusinya, adalah penambahan drafter untuk bagian MEP. c. Benturan Desain MEP dan Finishing. Pekerjaan finishing yang dilakukan setelah struktur membuat adanya benturan desain antara MEP dan pekerjaan finishing. Solusinya adalah perubahan dengan sedikit pergeseran atau perombakan dan koordinasi dengan bagian finishing. d. Cuaca tak mendukung.saat terjadi cuaca yang ekstrim menjadi salah satu kendala dalam pengerjaan. TRI WAHYU INDAH KARTIKA M.W TEKNIK ARSITEKTUR 91

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK BAB IV: PENGAMATAN PROYEK 4.1. Lingkup Pekerjaan MECHANICAL & ELECTRICAL Waktu melaksanakan kerja praktek dimulai dari tanggal 07 Maret 2016 dan berakhir pada tanggal 07 Mei 2016. Jadwal kerja praktek

Lebih terperinci

Dalam proyek pembangunan gedung kantor PT. Jasa Raharja, progres pekerjaan elektrikal pada bulan Maret - May 2017 (pada masa kerja praktik), telah men

Dalam proyek pembangunan gedung kantor PT. Jasa Raharja, progres pekerjaan elektrikal pada bulan Maret - May 2017 (pada masa kerja praktik), telah men BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN ELEKTRIKAL 4.1. Lingkup Pekerjaan MEP Masa kerja praktik Start 28 Sep 2016 6 Maret 2017 6 May 2017 Finish 29 Agus 2017 Gambar 12. Waktu pelaksanaan kerja praktik Pada

Lebih terperinci

1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN

1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN 1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN Topik kajian dalam modul ini hanya terbatas pada Instalasi Plambing Air Bersih, Air Panas, Uap, Air Kotor/Air Kotoran, Ven dan Air Hujan. Sebelum tahapan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, DAN PLUMBING PROYEK GOLD COAST OFFICE PANTAI INDAH KAPUK, JAKARTA UTARA DISUSUN OLEH : TRI WAHYU INDAH KARTIKA MUTIARA WATI 41213010077 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK Pekerjaan MEP (Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing) dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan finishing. Lingkup pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG 5.1 Program Dasar Perencanaan Program Dasar Perencanaan Relokasi Pasar Ikan Higienis Rejomulyo ini didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Mulai. Mempelajari Gambar Tender (Gambar Forkon) Survei Kondisi Lapangan. Studi Pustaka

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Mulai. Mempelajari Gambar Tender (Gambar Forkon) Survei Kondisi Lapangan. Studi Pustaka 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK Adapun alur proses pelaksanaan kerja praktik Pembuatan Gambar Kerja Instalasi Plambing ini adalah seperti diagram alur proses

Lebih terperinci

INSTALASI PLUMBING. 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor) 3. Sarana peralatan sanitair dan perlengkapannya

INSTALASI PLUMBING. 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor) 3. Sarana peralatan sanitair dan perlengkapannya INSTALASI PLUMBING I. SISTEM PLUMBING Sistem plumbing di dalam gedung meliputi beberapa sarana yang terdiri dari: 1. Sarana sumber air bersih 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor)

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA 3.1 UMUM Pada suatu industri, untuk menghasilkan suatu produk dibutuhkan peralatan yang memadai. Dalam pemakaian peralatan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Disusun

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN SAND FILTER DAN KARBON FILTER SERTA PENDISTRIBUSIAN AIR DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW

ANALISA SISTEM PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN SAND FILTER DAN KARBON FILTER SERTA PENDISTRIBUSIAN AIR DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW ANALISA SISTEM PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN SAND FILTER DAN KARBON FILTER SERTA PENDISTRIBUSIAN AIR DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW NAMA : Rangga Erlangga NPM : 15411866 FAKULTAS : Teknologi Industri JURUSAN

Lebih terperinci

Sistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat

Sistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat Sistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat Sabtu, 02 Januari 2016 Pada artikel kali ini saya akan membahas sedikit masalah kelengkapan sistem utilitas bangunan khususnya jenis bangunan gedung bertingkat

Lebih terperinci

Sewage Treatment Plant

Sewage Treatment Plant Sewage Treatment Plant Sewage Treatment Plant Adalah sebuah sistem pengolahan air limbah menjadi air berkualitas 3, yang kemudian bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman atau dibuang ke saluran pembuangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Konsep Dasar Perancangan 5.1.1. Konsep Kinerja Bangunan 1. Sistem Distribusi Listrik Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama atau trafo.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Penaksiran Laju Aliran Air Ada beberapa metoda yang digunakan untuk menaksir besarnya laju aliran air, di antaranya yang akan dibahas di sini, yaitu : a. Berdasarkan jumlah

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN GAMBAR

BAB IV PERANCANGAN GAMBAR BAB IV PERANCANGAN GAMBAR 4.1. Definisi Gambar Sebelum masa pembangunan, sebuah bangunan gedung akan melalui tahap perencanaan. Sebagai alat komunikasinya digunakanlah gambar-gambar yang memberikan ilustrasi

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA 2. 1 Pengumpulan Air Limbah Air limbah gedung PT. Sophie Paris Indonesia adalah air limbah domestik karyawan yang berasal dari toilet,

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN 5.1 Program Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Tabel 5.1 Program ruang Sumber : Analisa Jenis Ruang Luas Kegiatan Administrasi Kepala Dinas 42,00 Sekretariat

Lebih terperinci

Bagian III: JARINGAN AIR KOTOR

Bagian III: JARINGAN AIR KOTOR Bagian III: JARINGAN AIR KOTOR PENGERTIAN Air buangan atau Air Limbah (Waste Water) adalah air yang telah selesai digunakan oleh berbagai kegiatan manusia (rumah tangga, industri, bangunan umum dll.).

Lebih terperinci

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI... i BAB 1 PENDAHULUAN... 1-1 1.1. LATAR BELAKANG... 1-1 1.2. PERMASALAHAN UMUM... 1-2 1.3. MAKSUD TUJUAN DAN SASARAN... 1-2 1.3.1. Maksud... 1-2 1.3.2. Tujuan... 1-3 1.3.3. Sasaran...

Lebih terperinci

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR KONSEP EKSTERIOR Konsep wujud pada masa rancangan memiliki elemen yang sama antara satu dengan yang lainnya. Yaitu kesamaan warna, tekstur, masiv void, pola, dan juga material. Ini terlihat pada detail

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas Bab V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang No Kelompok Kegiatan Luas 1 Kegiatan Administrasi ± 1.150 m 2 2 Kegiatan

Lebih terperinci

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH AKULTURASI BUDAYA KAMPUNG LAYUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Rumah Akulturasi

Lebih terperinci

BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN

BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN 4.1 Uraian Sistem Lokasi sumber kebakaran (alarm zone) ditunjukkan berdasarkan titik lokasinya (letak detector) untuk detektor analog, sedangkan detektor jenis

Lebih terperinci

INSTALASI PLUMBING (AIR BERSIH DAN AIR KOTOR) Kuliah 7, 26 Oktober 2009

INSTALASI PLUMBING (AIR BERSIH DAN AIR KOTOR) Kuliah 7, 26 Oktober 2009 INSTALASI PLUMBING (AIR BERSIH DAN AIR KOTOR) Kuliah 7, 26 Oktober 2009 PENDAHULUAN Instalasi plumbing (pemipaan) sangat penting untuk menunjang operasional bangunan. Sebagai sarana penyaluran air, gas,

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE 4.1. Konsep Dasar Rumah susun sederhana sewa di Kalurahan Pandean Lamper ini direncanakan untuk masyarakat berpenghasilan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA DESIGN OF PLUMBING AND FIRE HYDRANT SYSTEM IN SAPHIRE AND AMETHYS TOWER EASTCOAST

Lebih terperinci

Fire Extinguisher. Samisse Hydrant Hydrant

Fire Extinguisher. Samisse Hydrant Hydrant Fire Protection Pencegahan dan penaggulangan bahaya kebakaran aktif Penanggulangan bahaya kebakaran dilakukan dengan media air( dari pasokan air utama tendon atas). Adapun alat yang dipersiapkan untuk

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Hasil rancangan pada Perancangan Kompleks Gedung Bisnis Multimedia di Malang ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 5 SPESIFIKASI BANGUNAN IPAL DAN PERALATAN

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 5 SPESIFIKASI BANGUNAN IPAL DAN PERALATAN BAB 5 SPESIFIKASI BANGUNAN IPAL DAN PERALATAN 42 5.1. Spesifikasi Bangunan a. Bak Pengumpul Ukuran : lihat gambar as built. Jumlah ruang : 2 ruang. Material : Beton tebal 15 cm, besi 10 mm satu lapis.

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 78 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PENGERJAAN Pada perancangan proyek yang dilakukan di perusahaan PT. Alpha Omega Nusantara diawali dengan pembuatan konsep desain yang diambil dari data

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN HYDRANT

BAB III PERENCANAAN HYDRANT BAB III PERENCANAAN HYDRANT Dalam perencanaan hydrant, terlebih dahulu harus diketahui spesifikasi dan jenis bangunan yang akan digunakan. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pemasangan instalasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA

BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA 4.1. Pembahasan Instalasi Pemipaan Sprinkler Pada instalasi pemipaan sprinkler terdapat satu riser (pipa tegak) dimana riser ini diameter pipanya adalah sebesar 100 mm yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Latar Belakang Proyek Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya di kota - kota besar seperti Jakarta, maka dibutuhkan tempat tinggal yang nyaman

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem pemadam kebakaran atau sistem fire fighting disediakan digedung sebagai preventif (pencegahan) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler,

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK 29 4.1 Prosedur Start-Up IPAL Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC Start-up IPAL dilakukan pada saat IPAL baru selesai dibangun atau pada saat

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Tahapan Perancangan Sistem Air Bersih 3.1.1. Menentukan Fungsi Bangunan Sebelum memulai Perancangan sistem Plambing. Penulis sebagai perancang harus mengetahui di fungsi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN PROYEK

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN PROYEK BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN PROYEK UTILITAS AIR BERSIH Pompa Air Pipa Bak Kontrol Sambungan Pipa 1 Sambungan Pipa 2 Pipa Hidrostatik Katup Pompa Air Pemasangan Pipa Air Bersih Pemasangan pipa-ipa datar

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

KOMPONEN PEKERJAAN PIPA GIP PIPA PPR PN-20 POMPA TRANSFER FILTER TANGKI AIR ATAS BOOSTER PUMP GATE VALVE QM FITTING ELBOW FITTING DRAT KRAN

KOMPONEN PEKERJAAN PIPA GIP PIPA PPR PN-20 POMPA TRANSFER FILTER TANGKI AIR ATAS BOOSTER PUMP GATE VALVE QM FITTING ELBOW FITTING DRAT KRAN KOMPONEN PEKERJAAN PIPA GIP PIPA PPR PN-20 POMPA TRANSFER FILTER TANGKI AIR ATAS BOOSTER PUMP GATE VALVE QM FITTING ELBOW FITTING DRAT KRAN FITTING TEE FITTING REDUCER ALAT YANG DIBUTUHKAN WELDING MACHINE

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem tata udara Air Conditioning dan Ventilasi merupakan suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Massa Bangunan Konsep massa bangunan di ambil dari axis terhadap site di Tapak dan lingkungan sekitar. 1. Letak site yang berdempetan dengan kawasan candi prambanan

Lebih terperinci

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal

Lebih terperinci

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang memadai. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini telah melakukan evaluasi terhadap kondisi jalur evakuasi darurat

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG 5.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan dari uraian bab sebelumnya mengenai analisis dan pemikiran didasarkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sistem Water Filter Sistem water filter adalah sistem pengolahan air dengan metode penyaringan menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

Lebih terperinci

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 - BUKU PETUNJUK UNTUK TIPE: SP 127, SP 129A, SP 130A, SWP 100, SWP 250A, DWP 255A,DWP DWP 375A DWP 505A, DPC 260A - 1 - Pembukaan Sebelum menyalakan pompa harap membaca buku petunjuk ini terlebih dahulu

Lebih terperinci

SISTEM STRUKTUR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT

SISTEM STRUKTUR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT SISTEM STRUKTUR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT Unknown Add Comment Arsitek, sipil Sistem struktur pada bangunan gedung secara garis besar menggunakan beberapa sistem utama seperti dibawah berikut ini

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

UMY. Sistem Sanitasi dan Drainase Pada Bangunan. Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKUKTAS

UMY. Sistem Sanitasi dan Drainase Pada Bangunan. Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKUKTAS UMY Sistem Sanitasi dan Drainase Pada Bangunan Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKUKTAS www.umy.ac.id PENDAHULUAN Pada perencanaan sistem sanitasi

Lebih terperinci

Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN

Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN AR-3121: SISTEM BANGUNAN & UTILITAS Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN 12 Oktober 2009 Dr. Sugeng Triyadi PENDAHULUAN Penghawaan pada bangunan berfungsi untuk mencapai kenyamanan thermal. Dipengaruhi:

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Dasar dari perancangan Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat ini disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP 5.1 Dasar Pendekatan Kolam Renang Universitas Diponegoro merupakan kolam renang tipe C. Program perencanaannya berdasarkan pada tinjauan

Lebih terperinci

PERTEMUAN XI PINTU DAN JENDELA. Oleh : A.A.M

PERTEMUAN XI PINTU DAN JENDELA. Oleh : A.A.M PERTEMUAN XI PINTU DAN JENDELA Oleh : A.A.M Fungsi Pintu dan Jendela: - Akses keluar/masuk ruangan - Penerangan (Lighting) - Penghawaan (Ventilation) Syarat: - Stabil, kuat dan aman Rangka pintu & jendela

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Instalasi air Bersih

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Instalasi air Bersih 267 5.1 Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.1 Kesimpulan Instalasi air Bersih Dari analisa Perencanaan instalasi air bersih pada gedung kantor Politekik Kediri diperoleh beberapa kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

DED RUSUNAWA KEMENTERIAN PU BERBASIS DESAIN PROTOTYPE T - 24 TA Jakarta, 24 Nopember 2014

DED RUSUNAWA KEMENTERIAN PU BERBASIS DESAIN PROTOTYPE T - 24 TA Jakarta, 24 Nopember 2014 DED RUSUNAWA KEMENTERIAN PU BERBASIS DESAIN PROTOTYPE T - 24 TA 2014-2015 Jakarta, 24 Nopember 2014 I. PENDAHULUAN Latar Belakang dibangun dan dikembangkannya Rumah Susun Sederhana Sewa : a. Kondisi ekonomi

Lebih terperinci

BAB V 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar dari perancangan Pusat Rehabilitasi Medik ini adalah menciptakan suasana nyaman yang membuat pasien merasa baik. Artinya jika pasien merasa baik, maka pasien akan lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yang dimaksud dengan Air Bersih ialah Air yang dapat di gunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yang dimaksud dengan Air Bersih ialah Air yang dapat di gunakan dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Air Bersih Yang dimaksud dengan Air Bersih ialah Air yang dapat di gunakan dalam kebutuhan hidup manusia sehari-hari. Yaitu untuk kebutuhan pangan, mandi, cuci dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN ( )

PERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN ( ) PERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN (6506 040 009) 1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka 3. Metode Penelitian

Lebih terperinci

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis. PRODUCED BY AN AUTODESK EDUCATIONALPRODUCT PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis. Berangkat Dari Ide Ban Kendaraan yang Bersifat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang di gunakan pada Sekolah Tinggi Musik di Jakarta ini adalah perjalanan dari sebuah lagu, dimana

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN 3.1. Perhitungan Jumlah Hidran, Sprinkler dan Pemadam Api Ringan Tabel 3.1 Jumlah hidran, sprinkler dan pemadam api ringan Indoor No Keterangan Luas Hydrant

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Laporan Tugas Akhir Konsep dasar dari perancangan kampus fakultas kedokteran gigi dan mulut yaitu keselarasan dengan lingkungan sekitar dimana berada dalam kawasan kampus Universitas

Lebih terperinci

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I Pertemuan ke-12 Materi Perkuliahan : Sistem penanggulangan bahaya kebakaran 1 (Sistem deteksi kebakaran, fire alarm, fire escape) SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I Kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan

Lebih terperinci

BAB I SYARAT SYARAT PENAWARAN

BAB I SYARAT SYARAT PENAWARAN DAFTAR ISI Halaman BAB I SYARAT SYARAT PENAWARAN... 1/7 Pasal 01 Maksud... 1/7 Pasal 02 Dokumen Pelelangan... 1/7 Pasal 03 Itikat Penawaran... 6/7 Pasal 04 Masa Berlaku Penawaran... 6/7 Pasal 05 Keabsahan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO 5.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN Program dasar perencanaan Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro terdiri dari program ruang dan daya

Lebih terperinci

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK A. DEFINISI - Pengangkutan Pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi penumpukan ke

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. penggerak frekuensi variable. KONE Minispace TM

BAB III TEORI PENUNJANG. penggerak frekuensi variable. KONE Minispace TM BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. KONE MiniSpace TM KONE Minispace TM adalah lift dengan pengimbang menggunakan EcoDisc, motor sinkronisasi tanpa perseneling yang digerakkan oleh suatu penggerak frekuensi variable.

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB IV TINJAUAN KHUSUS PROYEK Jalan KH. Syafi i Hadzami Kebayoran Lama Jakarta Selatan BAB IV TINJAUAN KHUSUS PROYEK 4.1 Umum dan Keikut sertaan Praktikan dalam Proyek Selama kerja praktik, praktikan diberi kesempatan untuk belajar

Lebih terperinci

INTI BANGUNAN. Pertemuan 14: 7 Desember 2009

INTI BANGUNAN. Pertemuan 14: 7 Desember 2009 INTI BANGUNAN Pertemuan 14: 7 Desember 2009 Pendahuluan Inti bangunan (core) adalah bagian dari bangunan bertingkat yang merupakan area atau tempat berkumpulnya fungsifungsi ruang tertentu, jaringan, instalasi,

Lebih terperinci

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui Teknik Perpipaan Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan slang kebakaran. Sistem ini terdiri

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: Sistem pembuangan air kotor. Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Ide Awal Ide awal rancangan bangunan perpustakaan ini adalah bangunan sebagai fitur taman. Masyarakat yang menggunakan ruang terbuka kota/taman Maluku ini dapat sekaligus menggunakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB IV TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB IV TINJAUAN KHUSUS PROYEK 4.1. Uraian Umum Pekerjaan MEP (Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing) dikerjakan bersamaan, dengan pekerjaan finishing. Lingkup pekerjaan yang dilakukan adalah pada Proyek M-Town

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih BAB IV: KONSEP 4.1. Pendekatan Aspek Kinerja 4.1.1. Sistem Pencahayaan System pencahayaan yang digunakan yaitu system pencahayaan alami dan buatan dengan presentase penggunaan sebagai berikut : a. Pencahayaan

Lebih terperinci

"CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L)

CAP COMBI 2600 CL (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L) "CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur + 5250 L air, total 15,250 L) Peralatan kombinasi yang diperuntukkan untuk menyedot & membersihkan saluran dan cairan apapun (tidak termasuk limbah berbahaya),

Lebih terperinci

PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN DI MX MALL KOTA MALANG

PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN DI MX MALL KOTA MALANG PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN DI MX MALL KOTA MALANG Oleh : Nurina Azyyati Riski 3306 100 006 Dosen Pembimbing : Ir. Didik Bambang S., MT. Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencana (arsitek, struktur & MEP) dan tim pelaksana (lapangan). Tim perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. perencana (arsitek, struktur & MEP) dan tim pelaksana (lapangan). Tim perencanaan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Pada suatu proyek pembangunan gedung bertingkat (high rise building) terdapat tim-tim untuk mendukung suskesnya proyek pembangunan tersebut seperti tim perencana

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Konvensi Besar Konvensi Sedang Konvensi Kecil Auditorium 2400 m 2 Pre function lobby 600 m 2 Stage 80

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGOPERASIAN

PETUNJUK PENGOPERASIAN PETUNJUK PENGOPERASIAN UNIT PENGOLAHAN LIMBAH CHEMICAL WASTEWATER TREATMENT (CWWTP) FAKULTAS KEDOKTERAN PROYEK PENGEMBANGAN UNIVERSITAS GADJAH MADA OECF LOAN IP - 494 PT. BESTINDO PUTRA MANDIRI 2003 DAFTAR

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Filosofi Konsep Dasar BAB IV KONSEP PERANCANGAN Student Housing Kaku / Vertikal Arsitektur Hijau Humanis dan Ramah Lingkungan Interaksi dan Terpusat Berinteraksi Diagram 6. Filosof konsep dasar Kehidupan

Lebih terperinci

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK SISTEM BARU Sistem apapun yang anda pilih, baik sitem septik konvensional maupun jenis aerobik, tangki penampungan yang baru harus melalui masa tenang di mana bakteri-bakteri yang diperlukan mulai hidup

Lebih terperinci

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1.PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Tapak Tapak yang digunakan adalah tapak existing Asrama Universitas Diponegoro, dengan

Lebih terperinci