BAB IV TINJAUAN KHUSUS PROYEK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV TINJAUAN KHUSUS PROYEK"

Transkripsi

1 Jalan KH. Syafi i Hadzami Kebayoran Lama Jakarta Selatan BAB IV TINJAUAN KHUSUS PROYEK 4.1 Umum dan Keikut sertaan Praktikan dalam Proyek Selama kerja praktik, praktikan diberi kesempatan untuk belajar secara langsung di lapangan (dalam hal ini proyek). Praktikan berkesempatan mengamati dan memonitoring proyek yang sedang dikerjakan yaitu proyek Apartemen 1 Park Avenue Tower Hamilton, diantaranya pekerjaan: Plumbing Listrik Tata Udara Keamanan Gedung 4.2 Uraian Pekerjaan Plumbing Plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan gedung. Oleh karena itu, perencanaan sistem plumbing harus dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri. Fungsi utama plumbing pada sebuah gedung adalah menyediakan air bersih ke tempat-tempat tertentu dengan tekanan cukup, menyediakan air sebagai proteksi kebakaran dan menyalurkan air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari lingkungan sekitarnya Spesifikasi Instalasi Plumbing Peralatan Utama UMAR ALI I I 57

2 I 58

3 Lingkup Pekerjaan Plumbing Air Bersih Air Bersih adalah salah satu jenis sumber dayaa berbasis air bermutuu baik dan bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk di konsumsi dan sanitasi. Airr Bersih dapat diartikan sebagai air yang memenuhi persyaratan, persyaratan disini ditinjau dari persyaratan kandungan Kimia, Fisika dan Biologis. Atau memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Secara Umum I 59

4 Jalan KH. Syafi i Hadzami Kebayoran Lama Jakarta Selatan Air yang aman dan sehat yang bisa di konsumsi Manusia. 2. Secara Fisik Tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. 3. Secara Kimia PH netral (bukan asam atau basa) Tidak mengandung racun dan logam berat berbahaya Parameter seperti BOD, COD, DO, TS, TSS dan konduktiviti memenuhi aturan Pemerintah setempat Air bersih yaitu air untuk Toilet dan Pantry. Pipa air bersih berwarna biru. Kebutuhan air bersih diambil langsung dari instalasi air bersih PDAM dengan menggunakan pemipaan. Sebagai cadangan dipakailah sumur dalam dan air hujan ditampung dalam Collection Tank (Raw Water Tank) yang kemudian melalui pengolahan (WTP) ditampung dalam Clean Water Tank. Clean Water Tank ini digunakan untuk persediaan air bersih selama satu hari pemakaian. Untuk sistem air bersih supplay ke tanki atas menggunakan pompa Transfer sedangkan supplay ke masing-masing lantai secara grafitasi dan menggunakan pompa Booster. Untuk menghindari tekanan berlebih karena ketinggian bangunan sehinggu di gunakan PRV (Presure Reducing Valve) yaitu di lantai 1, 7, 13, 18, dan 23. Pompa Transfer terletak di Basement 4 sedangkan Booster Pump terletak di Roof lantai 29. Berikut penjelasan alat-alat untuk air bersih: a. Sumur Dalam (Deep Well) Sumur dalam berfungsi untuk mensuplai seluruh kebutuhan air bersih, baik untuk kebutuhan air sehari-hari maupun untuk sistem pemadam kebakaran. Air dari kedua buah sumur tersebut disalurkan ke bak air Raw Water Tank menggunakan pipa GIP (Galvanized Iron Pipe). Deep Well akan mengisi air secara otomatis jika air pada Raw Water Tank kosong dan akan mati jika sudah penuh. b. Tangki Air (Roof Tank) Tangki air atas terbuat dari Fibre Reinforced Panel (FRP) dengan sistem pembuatan Compression Moulding atau Vacum Laminate dengan standard ASTM C 582 dan BS UMAR ALI I I 60

5 4994. Pengaman air mengunakan WLC yang dapat mendeteksi ketinggian air di dalam tanki. Terdiri dari dua bilik sehingga kita bisa bersihkan secara bergantian. Perlu cleaning 6 bulan sekali. Ukuran Shell yaitu dengan module 1x1m, 1 x 0..5 m dengan ketebalan minimal sesuai dengan gambar dan kedua permukaan harus licin (both smooth surface). Terdapat dua penampungan air yang terletak di atap a (Rooff Tank), yaitu penampungan air bersih (clean water) dan air daur ulang (recycling water). Kegunaannya berbeda, dimana cleann water untuk menyediakan kebutuhan air bersih untuk mandi, mencuci yang diperoleh dari deep well, sedangan recycling water di peroleh dari air daur ulang atau sulingan (Water treatment plant). p Gambar 22. Roof Recycling Water Tank berkapasitas 3 m3 I 61

6 Gambar 23. Roof Clean Water Tank berkapasitas 16 m3 c. Pompa Distribusi (Booster( Pump) Pompa distibusi berfungsi mengalirkan air ke alat-alat plumbing pada lantai-lantai yang membutuhkan. Pompa distribusi harus mampu memasok kebutuhan air kepada pompa distribusi sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa dan paling banyak 4 pompa yang bekerja parallel. Pompa Distribusi (Booster Pump) ) pada proyek apartemen ini digunakan untuk melayani kebutuhan air dari lantai 27 keatas. d. Pompa Transfer (Transfer Pump) Pompa transfer berfungsi mengalirkan air dari tanki air bawah ke tanki air atas (Roof Tank). Pompa transfer harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap laju aliran pada setiap saat secaraa otomatis. Pompa transfer harus mempunyai sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa yangg bekerja Single Alternate sedangkan laju aliran masing-masingg pompa sesuai dengan schedullee pompa. I 62

7 Gambar 24. Pompa Transfer Clear Water Gambar 25.Pompaa Transfer Recycling Clear Water e. Ground Water Tank Tangki Tanam atau lebih di kenal dengan Ground Water Tank T (GWT)) adalah Tangki penampungan air yang di pasang di dalam tanah, sehingga tidak memerlukan tempat khusus/tidak memakan tempat. Berbentuk Silinder dengan ketebalan tertentu I 63

8 Jalan KH. Syafi i Hadzami Kebayoran Lama Jakarta Selatan sehingga kuat dan aman untuk menahan tekanan air tanah. Terbuat dari bahan fiberglass yang tidak korosif. f. Water Treatment Plant Water treatment plant adalah suatu pengolahaan air mentah menjadi air siap pakai untuk digunakan sebagai pengisi boiler (Make up water). Water Treatment plant ini memproduksi 3 x 300 m3 / hari air Air Kotoran dan Air Kotor Air kotoran yaitu pembuangan air limbah dari closet dan urinal lavatory, sedangkan air kotor yaitu pembuangan air limbah dari wastafel, shower, dan floor drain ke Sewage Pit. Selanjutnya dari Sewage Pit air limbah dipompakan ke Sewage Treatment Plant. Untuk lokasi toilet yang memungkinkan air limbah secara grafitasi maka pengaliran air limbah secara grafitasi. Berikut penjelasan alat-alat yang dipakai pada sistem air kotoran dan air kotor: a. Bak Air Kotoran (Sewage Pit) Suatu bak penampungan yang menampung air buangan dari instalasi air kotor. Bak air limbah harus dibuat dari konstruksi beton bertulang dibuat oleh bagian sipil/konstruksi, badan rapat, air sedangkan tutup harus dapat untuk laluan pompa sebagian bak air kotoran harus dapat dipompa, maka dasar bak harus miring 1:10 kearah pompa sedangkan semua ujung sudut sudah dibuat 135o. b. Pompa Air Kotoran (Sewage Pump) Setiap bak air kotoran minimum harus dipasang dua buah pompa air kotoran. Sistem kendali pompa Sewage yaitu start dan stop diatur secara otomatis oleh level switches yang berada di bak sewage. Pompa bekerja secara bergantian dan bersamaan. Apabila beban aliran kecil, maka satu pompa bekerja secara bergiliran dan apabila aliran besar maka pompa bekerja bersamaan. c. Bak Air Kotor (Sump Pit) UMAR ALI I I 64

9 Jalan KH. Syafi i Hadzami Kebayoran Lama Jakarta Selatan Pompa Sumpit termasuk ke dalam Sistem Instalasi Pembuangan Air Kotor, Pompa Sump Pit selalu diletakkan disebuah bak yang disebut Sump Tank, di sinilah pos pertama pembuangan air kotor sebuah gedung ditampung yang selanjutnya dari sump Tank ini akan didorong lagi menggunakan Pompa Sumpit menuju pos selanjutnya misalnya septic tank atau Biotech Pada prinsipnya Sumpit terletak di lantai terendah sebuah gedung seperti lantai Basement, dimana dipastikan tidak ada instalasi air kotor lagi di lantai bawah dari Sump tank ini berada. d. Pompa Air Kotor (Sump Pump) Setiap bak air kotor minimum harus dipasang dua buah pompa air kotor. Sistem kendali motor pompa yaitu start dan stop diatur secara otomatis oleh level switches yang berada di bak air kotor. Pompa bekerja secara bergantian dan bersamaan. Apabila beban aliran kecil, maka satu pompa bekerja secara bergiliran dan apabila beban aliran besar maka pompa bekerja bersamaan. e. Sewage Treatment Plant Septik tank menggunakan system pengolahan dengan menggunakan bakteri pengurai. Bahan septic tank dapat terbuat dari fiber glass ataupun beton concrete. Sistem kerja septic tank yaitu air limbah yang masuk harus dapat diurai dengan menggunakan bakteri pengurai sehingga air yang dihasilkan dari dalam septic tank tersebut layak untuk dibuang ke saluran kota (tidak berbau) Pipa Udara (Pipe Vent) Pipe vent sistem instalasi untuk mengeluarkan udara yang terjebak didalam instalasi pipa air buangan. Sistem Venting dipasang pada sistem air kotor, air bekas dan air buangan dapur melalui pipa riser langsung dibuang ke udara bebas di lantai paling atas/roof. Sistem venting dipasang pada pemipaan closet, wastafel, kitchen sink dan floor drain. UMAR ALI I I 65

10 Gambar 26. Pipe Vent Closet Sumber Air Air bersih pada Proyek 1 Park Avenue bersumber dari Sumurr Dalam yang ditampung di Ground Water Tank (GWT) atau Tangki Air Bawah. B Tangki persediaan Air Bersih terletak di area Lower Ground Mezzanine (Ground Water Tank). Tangki air bawah berfungsi untuk menyediakan air untuk kebutuhan Bangunan dengan kapasitas 800m Pemanfaatan Plumbing Pemanfaatan Plumbing pada Instalasi Air Bersih 1. Toilet I 66

11 Gambar 27. Master Bathroom dan Toilet Pembantu 2. Dapur Gambar 28. Dapur Bersih dan Dapur Kotor (Sumber: Dokumentasi Perusahaan) 3. Teras Balkon dan Ruang Outdoor AC Gambar 29. Keran Pada Area Balkon dan Outdoor AC Pemanfaatan Plumbing pada Instalasi Air Kotor atauu Limbah 1. Limbah Saniter Limbah Saniter berasal dari kloset, urinal (air kotor) dan drain lavotary, floor drain (air bekas) dialirkan secara gravitasi ke Sewage Pit kemudiann dipompakan ke Sewage Treatment Plant (STP). I 67

12 Gambar 30: Floor r Drain, Wastafel, dan Monoblock 2. Limbah Air Hujan Limbah Air Hujan berasal dari atap bangunan, dialirkan secara gravitasi melalui pipa Tegak ke bak penampungan air hujan sementara selanjutnya dipompakan ke saluran drainage kota. Untuk pelabelan dikasih tanda pada pipanya bertulisan RW dengan anah panah sebagai penunjuk arahnya. Gambar 31. Saluran Air Hujan Dari Atap Disalurkan Melalu Pipa di Shaft I 68

13 Jalan KH. Syafi i Hadzami Kebayoran Lama Jakarta Selatan Pemanfaatan Plumbing pada Instalasi Pemadam Kebakaran 1. Hidrant Kebakaran 2. Sprinkler 3. APAR Sistem Kerja Instalasi Plumbing Sistem Kerja Instalasi Air Bersih Instalasi Air Bersih Secara Vertikal UMAR ALI I I 69

14 BOOSTER PUMP TRANSFERR PUMP ROOF TANK PRV Lt. 23 PRV Lt. 18 PRV Lt. 13 PRV Lt. 7 From GWT Tower 2 PRV Lt. 1 Gambar 32. Skematik Diagram Instalasi Air Bersih (Sumber: Dokumentasi Perusahaan) Air bersih bersumberr dari PDAM sebagai penampung, dari PDAM di salurkan dan di tamping di dalam tanki air bersih (GWT)/domestic water tank di tower 2 yang terbuat dari beton (concrete) dan terlebih dahulu di lapisi water proofing I 70

15 (epoxy food grade). Kemudian air bersih dari GWT di pompa dengan pompa transfer (Transfer Pump) ke tangki air atas (Roof Tank) di lantai atap lantai 29. Selanjutnya air bersih dari roof tank didistribusikan secara gravitasi ke masing- penahan untuk menghindari tekanan berlebih karena ketinggian k bangunan maka di gunakann PRV (Presure Reducing Valve) yang ditempatkan di lantai 1, 7, 13, masing lantai unit apartemen. Pengaturan sistem gravitasi menggunakan pompa 18, dan 23. Gambar 33. Diagramm PRV (Pressure Reducingg Valve) (Sumber: Dokumentasi Perusahaan) Instalasi Air Bersih Secara Horizontal Untuk instalasi air bersih secara horizontal, praktikan mempelajarm ri untuk daerah Toilet Master Bathroom, dimana toilet ini adalah toilet untuk ruang tidur utama. Sumber air diperoleh dari Roof Tank. I 71

16 Gambar 34. Denah Typical Toilet Master Bathroom Unit B Lt. 2 (Sumber: Dokumentasi Perusahaan) Gambar 35. Potongan A dan B Typical Toilet Master Bathroom Unit B Lt. 2 (Sumber: Dokumentasi Perusahaan) I 72

17 Gambar 36. Potongan C dan D Typical Toilet Master Bathroom Unit B Lt. 2 (Sumber: Dokumentasi Perusahaan) Instalasi Air Bersih menggunakan Sistem Shaft. Dari Shaft, kemudian Air Bersih dialirkan ke titik-titik seperti monoblock, wastafel, area cuci sertaa kitchen untuk dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Sistem Shaft merupakan cabang aliran Air Bersih dari Roof Tank yang kemudian di sebar ke titik-titik Air Bersih di setiap unitnya. Pada Shaft juga terdapat Meteran untuk pengendalian Air Bersih, Meteran ini juga dapat membantu perhitungan banyaknya Air Bersih yang digunakan. Untuk pelabalen aliran air yang datang menuju ke Roof Tank dann aliran air yang menuju ke setiap lantai di beli tanda arah panahh berwarna hitam. I 73

18 Gambar 37. Instalasi Pipa Air Bersih I 74

19 Sistem Kerja Instalasii Air Kotor atau Air Limbah Air Bekas, Kotor Airr Hujan Bak Penampungan Sewage Treatment Plan(STP) Sewage Pit Grease Trap Drainage Gambar 38. Isometric Instalasi Pipa Air Bersih Master Bathroom (Sumber: Dokumentasi Perusahaan) Sistem Pembuangan Air Kotor dan Air Bekas I 75

20 Sistem pembuangan air kotor adalah sistem pembuangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotorann manusia dari alat plumbing lainnyaa (black water). Air kotor dialirkan melalui shaft menuju Sewage Pit kemudian di olah di Sewage Treatment Plant, limbah yang sudah terpisahkan dari bakteri dan sudah tidak berbau kemudian di tampung di Roof Recycling Water Tank dan dipergunakan pompa dan di kembali untuk menyiram tanaman dan kebakaran. Sedangkan system pembuangan air bekas adalah air buangan yang berasal dari wastafel (wet kitchen dan dry kitchen). Grease trap adalah alat perangkap grease atau minyak dan oli. Alatt ini membantu untuk memisahkan n minyak dari air, sehingga minyak tidak t menggumpal dan membeku di pipa pembuangan dan membuat pipa tersumbat. Terbuat dari pasangan bata maupun stainless steel sehingga aman dari korosi. Alat ini cocok digunakan di rumah tanggaa dan di restoran. Grease trap juga dikenal sebagai pencegat lemak, perangkat pemulihan (recovery) minyak dan konverter limbah minyak, merupakan perangkat pipa yang dirancang untuk mencegat sebagian besar gemuk/minyak dan zat padat lain sebelum memasuki sistem pembuangan air limbah. Gambar 39. Instalasi Pipa Air bekas (waste water) w I 76

21 Alat yang diperlukan n dalam Pemasangan Instalasi Plumbing 1. Pipa yaitu sebagai sarana untuk menyalurkann bahan fluida cair, gas maupun uap dari suatu tempat ke tempat tertentu dengan mempertimbangkan efek,temperature dan tekanan fluida yang dialirkan,lokasi serta pengaruh lingkungan sekitar. 2. GIP Pipa inii digunakan untuk Header Pompa dan Pipa Air A Limbah Luar. 3. Lem PVC Lem PVC digunakan untuk sambungan Pipa yang menggunakan sistem Sambungan Lem. 4. Alat senai Pipa Alat Senai Pipa adalah alat yang digunakan untukk membuat drat pada Pipa yang menggunakan sistem Sambungan Ulir. Gambar 40. Proses Pekerjaan Senai Pipa Galvanis 5. Fitting Elbow I 77

22 Elbow adalah jenis fitting yang pertama, elboww merupakan komponen pemipaan yang berfungsi untuk membelokan arahh aliran. Elbow terdiri dari dua jenis yang paling umum yaitu 45 dan 90 derajat. 6. Penggantung dan penunjang Pipa Gambarr 41. Penggantung pipa Pemipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau regangan pada jarak yang tidak boleh b melebihi jarak yang diberikan dalam tabel berikut ini: Tabel 7. Standar Penggantung dan Penunjangg Pipa I 78

23 7. Pengecetan Semua pipa dan gantungan harus dicat dengan warna yang dikoordinasikan Bagian luar dan dalam sambungannya flens dari d pipa-pipa besi, bagian luar dari pipa besi yang diulir, dan bagian luar dari pipa besi yang dilas, harus di beri lapisan pelindung dari Zinc Chromate Primer untuk pipa yang dipasang hunger. Bagian luar dari pipa besi Galvanized yang di d ulir haruss di cat khusus pipa bawah tanah Permukaan pipa yang akan di cat harus bersih Pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturann yang berlaku. 8. Floor Drain Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket trap, water proofved type dengan 50 mm water Seal. Floor drain terdiri dari: - Stanless Steel plate broze cover and ring - PVC neck - Bitumen coated cast iron body screw outlet connection c and with flange for water proofing. 9. Roof Drain Roof Drain yang dipergunakan disini harus dibuat dari cast iron dengan konstruksi water proof. Luas laluan air pada tutup Roof Drainn ialah sebesar dua kali luas penampang pipaa buangan. Gambar 42. Roof Drain terpasang pada lantai atap (Roof Top) I 79

24 Jalan KH. Syafi i Hadzami Kebayoran Lama Jakarta Selatan Listrik Gedung yang megah dengan Arsitektur yang mewah belum menjamin terciptanya suasana nyaman bila tidak di dukung oleh Instalasi Listrik yang baik. Resiko kebakaran, boros listrik dan suasana yang tidak nyaman jika Instalasi Listriknya sembarangan. Kebakaran dapat terjadi karena hubungan singkat ataupun karena kabel yang digunakan tidak memenuhi syarat. Arus yang berlebihan dapat menyebabkan kabel terbakar, tidak adanya Sistem Pertahanan juga menjadi salah satu pemicu. Untuk itu diperlukan Perancangan Instalasi Listrik yang baik dan ekonomis, khususnya untuk kabel Instalasi Listrik dan Sistem Pertahanan Sumber Listrik 1. PLN (Perusahaan Listrik Negara) 2. Genset Genset atau Generator Set adalah sebuah perangkat yang berfungsi menggantikan PLN ketika padam, genset menghasilkan daya listrik, disebut sebagai Generator Set dengan pengertian satu set peralatan gabungan dari dua perangkat berbeda, yaitu Engine dan Generator atau Alternator. Engine sebagai perangkat pemutar sedangkan Generator atau Alternator sebagai perangkat pembangkit Listrik Pemanfaatan Instalasi Listrik 1. Pencahayaan Listrik 2. Stop Kontak untuk keperluan penyewa tenant 3. Ventilasi Gedung dan Air Conditioning (AC) 4. Plumbing atau Sanitair (Pompa Air, dll) 5. Transportasi Vertikal (Lift) 6. Peralatan Pantry 7. Sistem Keamanan (Pemadam Kebakaran, dll) UMAR ALI I I 80

25 Sistem Kerja Instalasi Listrik Proses Pelemahan Arus Listrik Listrik dari PLN adalah Listrik dengan Arus Kuat yang belum bisa digunakan untuk Gedung, Arus Listrik tersebut masuk ke MVDP (Medium Volted Distribution Panel) yang berada di tantai LGM kemudian bergilir r ke Trafo Daya untuk pelemahan Arus agar dapat dipergunakan di dalam Gedung medium volted ke Low volted. Fungsi dari trafo ini adalah untuk mengubah Tegangan Arus Kuat dari PLN menjadi Aruss Lemah. Arus Listrik yang y sudahh Lemah masuk kedalam PUTR dan SDP Unit untuk disebarkan kee setiap panel-panel sub, kemudian dari panel sub perlantai di sebar ke setiap Koridor ataupun perlengkapan lainnyaa yang membutuhkan Arus Listrik. Sedangkan untuk Arus Listrik dari Genset langsung masuk kedalam PUTR dan SDP Unit kemudian menuju ke panel-panel sub, karena Arus Listrik dari Genset merupakan Arus Listrik Lemah yang sudah dapat dimanfaatkan oleh Gedungg tanpa harus dilemahkan melalui Trafo Daya. Gambar 43. Ruang Panel Listrik pada tiap lantai I 81

26 Jalan KH. Syafi i Hadzami Kebayoran Lama Jakarta Selatan Pemasangan Kabel Tray Horizontal Sebuah sistem tray kabel digunakan untuk mendukung kabel listrik berisolasi yang digunakan untuk distribusi listrik. Kabel tray terbuat dari bahan stainless steal dengan ukuran 200x100 yang dilengkapi dengan besi penyangga (support). Pemasangan Kabel Tray Vertikal Kabel tray Vertikal digunakan untuk mendukung kabel listrik berisolasi yang digunakan untuk distribusi listrik secara vertikal. Kabel tray vertikal memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan kabel tray horizontal. Selain itu pemasangan kabel tray di letakkan di ruangan khusus ME sehingga tidak mengganggu nilai arsitektur bangunan Pengamatan Pekerjaan Elektrikal Untuk memastikan semua pekerjaan selesai sesuai dengan standar pekerjaan baik dari instalasi maupun kerapihan pekerjaan dilakukan monitoring dan pengawasan oleh pengawas kontraktor utama yaitu PT. Total Bangun Persada, dimana Praktikan ditugaskan untuk memonitorig semua pekerjaan yang dilakukan oleh sub kontraktor, baik dari proses persiapan hingga tes fungsi diantaranya: 1. Pembagian Kelompok Instalasi (Grouping) Pembagian grouping instalasi khususnya pada bangunan kita bertujuan agar jika suatu ketika terjadi gangguan instalasi pada ruangan/blok ruangan tertentu tidak mengakibatkan seluruh bangunan padam total alias tenaga listriknya mati semua. Umum kita jumpai pembagian group instalasi terdapat pada bangunan bertingkat atau bangunan yang lumayan besar. UMAR ALI I I 82

27 Gambar 44. Test Fungsi pengelompokan (Grouping) Pada Panel Listrik 2. Test Leveling Test Leveling dilakukan pada Outlet Stopkontak dan Saklar S pekerjaan elektrikal, hal ini diperlukan untuk memaksimal hasil pekerjaan sehingga s sesuai apa yang diharapkan dan menjadikan kepuasan bagi pemilik Apartemen A nantinya, yang tentunya sudah menjadi standar pekerjaan dan komitmen dari PT. Total itu sendiri. Gambar 45. Waterpas Menunjukkan Angkaa 0,0 I 83

28 3. Test Fungsi Setelah proses Instalasi dan Pemasangan baik kabel, box panel, hingga pemasangan outlet (saklar dan stop kontak) dilakukanlah yang dinamakan test fungsi yaitu dengan mencoba semua instalasi agar dipastikan berfungsi dengan baik sebelum serah terima kepada owner. Main Kontraktor beserta Subkon didampingi oleh Manajemen Konstruksi melakukan tes fungsi disetiap Unit Apartemen yang sudah selesai dikerjakan. Gambar 46. Tes Fungsi Lampi, Tv, dan Aliran Listrik Sistem Keamanan Gedung Sistem keamanan pada gedung merupakan standarisasi yang harus diterapkan sebagai fasilitas keamanan dan kenyamanan pemakai gedung. Pemanfaatan Sistem Keamanan Gedung 1. Fire Alarm 2. CCTV (Close Cable Television) 3. Sprinkler 4. Box Hidrant 5. Smoke Detector Fire Alarm Fire alarm system adalah sistem pendeteksi keberadaan api secara otomatis dengan melihat perubahan-perubahan yangg terjadi di lingkungan sekitar yang berkaitan I 84

29 dengan kebakaran. Perubahan padaa lingkungan sekitar dapat diasumsikan sebagai tanda pendeteksi bahayaa kebakaran. Perubahan yang mungkin terjadi misalnya adalah munculnya asap, meningkatnya suhu ruangan, dan munculnya api ataupun gas. Maka dari itu, sebuah fire alarm system selalu dilengkapi dengan sensor yang peka terhadap keberadaan asap, panas, api, maupun gas. Gambar 47. Pengamanan pendeteksian Api dan Gas I 85

30 = Titik Pendeteksian kebocoran Gas = Titik Box Hidrant Gambar 48. Denah Letak Box Hidrant dan Pendeteksian Asap (Sumber: Dokumentasi Perusahaan) Untuk pengamanan berupa pendeteksian asap, terdapat di daerahh dapur bersih untuk mendeteksi apabilaa terdapat kebocoran pada tabung gas, sedangkan untuk asap di daerah service terdapat fire alarm di box hydrant yang apabila terjadi kebakaran akan mengeluarka bunyi. I 86

31 Jalan KH. Syafi i Hadzami Kebayoran Lama Jakarta Selatan CCTV (Close Cable Television) CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruangan melalui layar televisi atau monitor, yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang di sudut area koridor service, tepatnya menghadap lift barang, hal ini agar memudahkan pengawasan terhadap area service yang berbatasan dengan unit kamar apartemen. Semua kegiatan di dalamnya dapat dimonitor di suatu ruangan sekuriti. Kamera dan Mikrofon akan menangkap gambar dan suara pada area tertentu yang kemudian direkam oleh DVR (Digital Video Recorder). Informasi itu kemudian diolah oleh sebuah Personal Komputer sehingga informasi yang terekam oleh DVR (Digital Video Recorder) dapat dipindahkan ke media penyimpanan lain. UMAR ALI I I 87

32 Cctv di Area koridor Service Gambar 49. Kamera Pengawas (Sumber: Google) Sprinkler Sistem Kerja Pendeteksian Sprinkler Alat penyemprot air atau Sprinkler ditempatkan secara berselang-seling sepanjang pipa airr pada area yang akan dilindungi. merupakan alat pemercik yang dengan pola yangg seragam di I 88

33 Gambar 50. Denah Sprinklerr Unit Apartemen (Sumber: Dokumentasi Perusahaan) I 89

34 Gambar 51. Denah Sprinklerr Unit Apartemen I 90

35 Box Hidrant Posisi Box Hidrant S Gambar 52. Sprinkler pada Unit Apartemen I 91

36 Gambar 53. Box Hidrant pada area service Smoke Detector Smoke Detektor Gambar 54. Pengamanan kebakaran dengan mendeteksi asap (Smoke Detector) Detektor asap (Smoke Detector) adalah sistem deteksi kebakaran yangg mendeteksi adanya asap.. cara kerja smoke detector dipicu oleh asap yang masuk kedalam smoke detector, partikel asap yang memenuhi ruang smoke chamber saat kebakaran terjadi. Saat kepadatan asap (smoke density) sudah s memenuhi ambang batas (threshold), rangkaian elektronikk yang terdapat didalam smoke detector akan aktif. I 92

37 Jalan KH. Syafi i Hadzami Kebayoran Lama Jakarta Selatan Sistem Pengudaraan pada Gedung Sistem AC (air Conditioning) atau sering disebut juga Sistem Tata Udara merupakan salah satu hal yang penting sekarang ini, baik rumah, gedung perkantoran, mall, bandara dan lain sebagainya. Kenyamanan dalam suatu ruangan merupakan kebutuhan, terutama di Indonesia yang memiliki iklim tropis (panas). Karena itu system pendingin udara atau system tata udara telah menjadi kebutuhan. Diantara fungsi dari sistem tata udara adalah sebagai berikut: 1. Mengatur suhu udara 2. Mengatur sirkulasi udara 3. Mengatur kelembaban (humidity) udara 4. Mengatur kebersihan udara Dengan demikian, secara umum sistem tata udara berfungsi mempertahankan kondisi udara baik suhu maupun kelembaban agar udara terasa lebih nyaman. Pada Proyek Apartemen 1 Park Avenue ini menggunakan AC tiap unit kamarnya, dengan menggunakan system inverter. Inverter merupakan inovasi AC yang lebih smart, AC inverter dilengkapi dengan komponen untuk mengatur kerja kompresor sesuai dengan kebutuhan. Prinsipnya adalah listrik arus AC dari PLN dirubah menjadi DC, kemudian dirubah lagi menjadi AC yang frekuensinya diatur secara otomatis oleh sensor suhu. Sehingga jika sudah dingin, sensor akan mengatur listriknya sehingga putaran kompresor menjadi lebih lambat, yang ujung-ujungnya akan menghemat listrik. Untuk unit kamar indoor bisa di gabung menjadi 1 unit outdoor saja. Di setiap Unit hanya terdapat 2 Unit Outdoor. Untuk ruang Dining Room dan Living Room memiliki 1 unit Outdoor, dan Ruang Belajar, Ruang Tidur Anak, Ruang Tidur Utama menggunakan 1 unit Outdoor. UMAR ALI I I 93

38 Unit Indoor Unit Outdoor Gambar 55. Denahh Peletakan AC (Air Conditioning) I 94

39 Gambar 56. Outdoor AC berjumlah 2 Unit Pada Tiap Unit U Apartemen Seteah prosess instalasi pemasangan jaringan untuk Indoor dann Outdoor AC dilakukan pengecekan system jaringan (Test Megerr Cable Control) untuk memastikan jaringan kabel dari Indoor ke Outdoor sudah terpasang dengan benar. Gambar 57.. Test Meger Cable Control I 95

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK BAB IV: PENGAMATAN PROYEK 4.1. Lingkup Pekerjaan MECHANICAL & ELECTRICAL Waktu melaksanakan kerja praktek dimulai dari tanggal 07 Maret 2016 dan berakhir pada tanggal 07 Mei 2016. Jadwal kerja praktek

Lebih terperinci

INSTALASI PLUMBING. 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor) 3. Sarana peralatan sanitair dan perlengkapannya

INSTALASI PLUMBING. 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor) 3. Sarana peralatan sanitair dan perlengkapannya INSTALASI PLUMBING I. SISTEM PLUMBING Sistem plumbing di dalam gedung meliputi beberapa sarana yang terdiri dari: 1. Sarana sumber air bersih 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor)

Lebih terperinci

1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN

1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN 1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN Topik kajian dalam modul ini hanya terbatas pada Instalasi Plambing Air Bersih, Air Panas, Uap, Air Kotor/Air Kotoran, Ven dan Air Hujan. Sebelum tahapan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Mulai. Mempelajari Gambar Tender (Gambar Forkon) Survei Kondisi Lapangan. Studi Pustaka

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Mulai. Mempelajari Gambar Tender (Gambar Forkon) Survei Kondisi Lapangan. Studi Pustaka 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK Adapun alur proses pelaksanaan kerja praktik Pembuatan Gambar Kerja Instalasi Plambing ini adalah seperti diagram alur proses

Lebih terperinci

Sistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat

Sistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat Sistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat Sabtu, 02 Januari 2016 Pada artikel kali ini saya akan membahas sedikit masalah kelengkapan sistem utilitas bangunan khususnya jenis bangunan gedung bertingkat

Lebih terperinci

KOMPONEN PEKERJAAN PIPA GIP PIPA PPR PN-20 POMPA TRANSFER FILTER TANGKI AIR ATAS BOOSTER PUMP GATE VALVE QM FITTING ELBOW FITTING DRAT KRAN

KOMPONEN PEKERJAAN PIPA GIP PIPA PPR PN-20 POMPA TRANSFER FILTER TANGKI AIR ATAS BOOSTER PUMP GATE VALVE QM FITTING ELBOW FITTING DRAT KRAN KOMPONEN PEKERJAAN PIPA GIP PIPA PPR PN-20 POMPA TRANSFER FILTER TANGKI AIR ATAS BOOSTER PUMP GATE VALVE QM FITTING ELBOW FITTING DRAT KRAN FITTING TEE FITTING REDUCER ALAT YANG DIBUTUHKAN WELDING MACHINE

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA DESIGN OF PLUMBING AND FIRE HYDRANT SYSTEM IN SAPHIRE AND AMETHYS TOWER EASTCOAST

Lebih terperinci

Dalam proyek pembangunan gedung kantor PT. Jasa Raharja, progres pekerjaan elektrikal pada bulan Maret - May 2017 (pada masa kerja praktik), telah men

Dalam proyek pembangunan gedung kantor PT. Jasa Raharja, progres pekerjaan elektrikal pada bulan Maret - May 2017 (pada masa kerja praktik), telah men BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN ELEKTRIKAL 4.1. Lingkup Pekerjaan MEP Masa kerja praktik Start 28 Sep 2016 6 Maret 2017 6 May 2017 Finish 29 Agus 2017 Gambar 12. Waktu pelaksanaan kerja praktik Pada

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Disusun

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG 5.1 Program Dasar Perencanaan Program Dasar Perencanaan Relokasi Pasar Ikan Higienis Rejomulyo ini didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN PROYEK

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN PROYEK BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN PROYEK UTILITAS AIR BERSIH Pompa Air Pipa Bak Kontrol Sambungan Pipa 1 Sambungan Pipa 2 Pipa Hidrostatik Katup Pompa Air Pemasangan Pipa Air Bersih Pemasangan pipa-ipa datar

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA 3.1 UMUM Pada suatu industri, untuk menghasilkan suatu produk dibutuhkan peralatan yang memadai. Dalam pemakaian peralatan

Lebih terperinci

INSTALASI PLUMBING (AIR BERSIH DAN AIR KOTOR) Kuliah 7, 26 Oktober 2009

INSTALASI PLUMBING (AIR BERSIH DAN AIR KOTOR) Kuliah 7, 26 Oktober 2009 INSTALASI PLUMBING (AIR BERSIH DAN AIR KOTOR) Kuliah 7, 26 Oktober 2009 PENDAHULUAN Instalasi plumbing (pemipaan) sangat penting untuk menunjang operasional bangunan. Sebagai sarana penyaluran air, gas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Definisi Praktek Kerja Pipa 1.3. Macam-macam Pipa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Definisi Praktek Kerja Pipa 1.3. Macam-macam Pipa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem saluran dan pembuangan adalah suatu konstruksi yang mengatur pemasukan atau penyuplaian air bersih guna kebutuhan manusia dan pengeluaran /pembuangan air bekas/limbahnya

Lebih terperinci

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR KONSEP EKSTERIOR Konsep wujud pada masa rancangan memiliki elemen yang sama antara satu dengan yang lainnya. Yaitu kesamaan warna, tekstur, masiv void, pola, dan juga material. Ini terlihat pada detail

Lebih terperinci

Bagian III: JARINGAN AIR KOTOR

Bagian III: JARINGAN AIR KOTOR Bagian III: JARINGAN AIR KOTOR PENGERTIAN Air buangan atau Air Limbah (Waste Water) adalah air yang telah selesai digunakan oleh berbagai kegiatan manusia (rumah tangga, industri, bangunan umum dll.).

Lebih terperinci

BAB XIV INSTALASI PIPA PVC

BAB XIV INSTALASI PIPA PVC BAB XIV INSTALASI PIPA PVC Pipa PVC sudah banyak digunakan di dunia dan di Indonesia pada khususnya. Mulai untuk pipa air bersih, air kotor, kotoran, dan air hujan. Pipa PVC standar pipa pasar atau pipa

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 78 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PENGERJAAN Pada perancangan proyek yang dilakukan di perusahaan PT. Alpha Omega Nusantara diawali dengan pembuatan konsep desain yang diambil dari data

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN HYDRANT

BAB III PERENCANAAN HYDRANT BAB III PERENCANAAN HYDRANT Dalam perencanaan hydrant, terlebih dahulu harus diketahui spesifikasi dan jenis bangunan yang akan digunakan. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pemasangan instalasi

Lebih terperinci

SISTEM STRUKTUR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT

SISTEM STRUKTUR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT SISTEM STRUKTUR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT Unknown Add Comment Arsitek, sipil Sistem struktur pada bangunan gedung secara garis besar menggunakan beberapa sistem utama seperti dibawah berikut ini

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE 4.1. Konsep Dasar Rumah susun sederhana sewa di Kalurahan Pandean Lamper ini direncanakan untuk masyarakat berpenghasilan

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK SISTEM BARU Sistem apapun yang anda pilih, baik sitem septik konvensional maupun jenis aerobik, tangki penampungan yang baru harus melalui masa tenang di mana bakteri-bakteri yang diperlukan mulai hidup

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN SAND FILTER DAN KARBON FILTER SERTA PENDISTRIBUSIAN AIR DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW

ANALISA SISTEM PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN SAND FILTER DAN KARBON FILTER SERTA PENDISTRIBUSIAN AIR DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW ANALISA SISTEM PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN SAND FILTER DAN KARBON FILTER SERTA PENDISTRIBUSIAN AIR DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW NAMA : Rangga Erlangga NPM : 15411866 FAKULTAS : Teknologi Industri JURUSAN

Lebih terperinci

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis. PRODUCED BY AN AUTODESK EDUCATIONALPRODUCT PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis. Berangkat Dari Ide Ban Kendaraan yang Bersifat

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Filosofi Konsep Dasar BAB IV KONSEP PERANCANGAN Student Housing Kaku / Vertikal Arsitektur Hijau Humanis dan Ramah Lingkungan Interaksi dan Terpusat Berinteraksi Diagram 6. Filosof konsep dasar Kehidupan

Lebih terperinci

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas Bab V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang No Kelompok Kegiatan Luas 1 Kegiatan Administrasi ± 1.150 m 2 2 Kegiatan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Laporan Tugas Akhir Konsep dasar dari perancangan kampus fakultas kedokteran gigi dan mulut yaitu keselarasan dengan lingkungan sekitar dimana berada dalam kawasan kampus Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN GAMBAR

BAB IV PERANCANGAN GAMBAR BAB IV PERANCANGAN GAMBAR 4.1. Definisi Gambar Sebelum masa pembangunan, sebuah bangunan gedung akan melalui tahap perencanaan. Sebagai alat komunikasinya digunakanlah gambar-gambar yang memberikan ilustrasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA

BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA 4.1. Pembahasan Instalasi Pemipaan Sprinkler Pada instalasi pemipaan sprinkler terdapat satu riser (pipa tegak) dimana riser ini diameter pipanya adalah sebesar 100 mm yang

Lebih terperinci

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: Sistem pembuangan air kotor. Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Konsep Dasar Perancangan 5.1.1. Konsep Kinerja Bangunan 1. Sistem Distribusi Listrik Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama atau trafo.

Lebih terperinci

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep dasar perancangan bangunan secara makro yang bertujuan untuk menentukan garis besar hotel bandara yang akan dirancang. Konsep makro

Lebih terperinci

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH AKULTURASI BUDAYA KAMPUNG LAYUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Rumah Akulturasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN 3.1. Perhitungan Jumlah Hidran, Sprinkler dan Pemadam Api Ringan Tabel 3.1 Jumlah hidran, sprinkler dan pemadam api ringan Indoor No Keterangan Luas Hydrant

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Tahapan Perancangan Sistem Air Bersih 3.1.1. Menentukan Fungsi Bangunan Sebelum memulai Perancangan sistem Plambing. Penulis sebagai perancang harus mengetahui di fungsi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN 5.1 Program Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Tabel 5.1 Program ruang Sumber : Analisa Jenis Ruang Luas Kegiatan Administrasi Kepala Dinas 42,00 Sekretariat

Lebih terperinci

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang memadai. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini telah melakukan evaluasi terhadap kondisi jalur evakuasi darurat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang di gunakan pada Sekolah Tinggi Musik di Jakarta ini adalah perjalanan dari sebuah lagu, dimana

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih BAB IV: KONSEP 4.1. Pendekatan Aspek Kinerja 4.1.1. Sistem Pencahayaan System pencahayaan yang digunakan yaitu system pencahayaan alami dan buatan dengan presentase penggunaan sebagai berikut : a. Pencahayaan

Lebih terperinci

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK Pekerjaan MEP (Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing) dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan finishing. Lingkup pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Massa Bangunan Konsep massa bangunan di ambil dari axis terhadap site di Tapak dan lingkungan sekitar. 1. Letak site yang berdempetan dengan kawasan candi prambanan

Lebih terperinci

Fire Extinguisher. Samisse Hydrant Hydrant

Fire Extinguisher. Samisse Hydrant Hydrant Fire Protection Pencegahan dan penaggulangan bahaya kebakaran aktif Penanggulangan bahaya kebakaran dilakukan dengan media air( dari pasokan air utama tendon atas). Adapun alat yang dipersiapkan untuk

Lebih terperinci

AIR BERSIH GEDUNG BERTINGKAT

AIR BERSIH GEDUNG BERTINGKAT AIR BERSIH GEDUNG BERTINGKAT DIFINISI AIR BERSIH Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Kesehatan merupakan salah satu aset manusia yang sangat berharga. Menjaga kesehatan dapat dimulai dengan menjaga kesehatan lingkungan, baik lingkungan kerja

Lebih terperinci

Plumbing class PLUMBING. Sistem plambing. Rancangan Pembelajaran. Rancangan Pembelajaran. Rancangan Pembelajaran 16/02/2011 RE

Plumbing class PLUMBING. Sistem plambing. Rancangan Pembelajaran. Rancangan Pembelajaran. Rancangan Pembelajaran 16/02/2011 RE PLUMBING Welcome Students! t Lecture Note 1 RE 091307 class Apa itu plambing? Apa yang dipelajari di kuliah ini? Tugas besar perencanaan sistem plambing? Department of Environmental Engineering ITS 1 Department

Lebih terperinci

BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN

BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN 4.1 Uraian Sistem Lokasi sumber kebakaran (alarm zone) ditunjukkan berdasarkan titik lokasinya (letak detector) untuk detektor analog, sedangkan detektor jenis

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

Lebih terperinci

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI... i BAB 1 PENDAHULUAN... 1-1 1.1. LATAR BELAKANG... 1-1 1.2. PERMASALAHAN UMUM... 1-2 1.3. MAKSUD TUJUAN DAN SASARAN... 1-2 1.3.1. Maksud... 1-2 1.3.2. Tujuan... 1-3 1.3.3. Sasaran...

Lebih terperinci

PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN DI MX MALL KOTA MALANG

PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN DI MX MALL KOTA MALANG PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN DI MX MALL KOTA MALANG Oleh : Nurina Azyyati Riski 3306 100 006 Dosen Pembimbing : Ir. Didik Bambang S., MT. Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut kamus inggris-indonesia yang disusun oleh john M.chols dan hasan shadely, plumbing atau plambing berarti :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut kamus inggris-indonesia yang disusun oleh john M.chols dan hasan shadely, plumbing atau plambing berarti : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Plumbing Menurut kamus inggris-indonesia yang disusun oleh john M.chols dan hasan shadely, plumbing atau plambing berarti : a) Pipa ledeng b) pekerjaan mematri

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Berdasarkan latar belakang dan masalah yang dihadapi oleh Green Park Mall ini, maka konsep Ramah Lingkungan digunakan sebagai dasar perancangannya. Seperti diketahui

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Hasil rancangan pada Perancangan Kompleks Gedung Bisnis Multimedia di Malang ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Program Ruang Tabel 6.1. Program ruang SMA Boarding Al-Adzkar kota Tangerang Selatan Ruang Jumlah (unit) Total (m 2 ) R.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA...iv. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA...iv. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR....ii ABSTRAK...iii PRAKATA...iv DAFTAR ISI.....vi DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN.....ix DAFTAR GAMBAR....x DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 3.1 PERHITUNGAN JUMLAH HIDRAN, SPRINKLER DAN PEMADAM

BAB III PERHITUNGAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 3.1 PERHITUNGAN JUMLAH HIDRAN, SPRINKLER DAN PEMADAM BAB III PERHITUNGAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 3.1 PERHITUNGAN JUMLAH HIDRAN, SPRINKLER DAN PEMADAM API RINGAN. Tabel 3.1 Jumlah Hidran, Sprinkler dan Pemadam Api Ringan No Uraian Elevasi (m) Luas Bersih

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Ruang Dari hasil perhitungan besaran ruang pada bab sebelumnya, maka didapat program ruang sebagai berikut: GEDUNG

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1.PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Tapak Tapak yang digunakan adalah tapak existing Asrama Universitas Diponegoro, dengan

Lebih terperinci

PERTEMUAN XI PINTU DAN JENDELA. Oleh : A.A.M

PERTEMUAN XI PINTU DAN JENDELA. Oleh : A.A.M PERTEMUAN XI PINTU DAN JENDELA Oleh : A.A.M Fungsi Pintu dan Jendela: - Akses keluar/masuk ruangan - Penerangan (Lighting) - Penghawaan (Ventilation) Syarat: - Stabil, kuat dan aman Rangka pintu & jendela

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Student Housing Student housing atau asrama mahasiswa didefinisikan sebagai suatu fasilitas tempat penginapan yang ditunjukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Program perencanaan dan perancangan Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok Baru merupakan hasil analisa dari pendekatan-pendekatan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR VI.I Konsep Dasar Permasalahan dalam dari perencanaan dan perancangan bangunana Taman Pintar ini adalah, bagaimana

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT 6.1. Fungsi Bangunan Fungsi dari bangunan Student Apartment ini sendiri direncanakan sebagai tempat untuk mewadahi suatu hunian yang dikhususkan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN. Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan:

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN. Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015 Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: Sistem pembuangan air

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 58 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Di dalam suatu perencanaan Instalasi pipa (sistem plambing) ini banyak terdapat permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan dalam aplikasinya dilapangan, kadang kala hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODE PENGUMPULAN DATA Agar tujuan penelitian ini tercapai, perlu diketahui penggunaan konsumsi daya yang ada di hotel Permai ini, data-data yang akan dicari adalah data-data

Lebih terperinci

BAB VI. KONSEP DESAIN MUSEUM dan PUSAT PELATIHAN BENCANA di YOGYAKARTA

BAB VI. KONSEP DESAIN MUSEUM dan PUSAT PELATIHAN BENCANA di YOGYAKARTA BAB VI KONSEP DESAIN MUSEUM dan PUSAT PELATIHAN BENCANA di YOGYAKARTA 6.1. Ide Bentuk Disain Gambar 6.1 Ide disain 6.2. Konsep Perancangan Karakter Komunikatif, rekreatif, dan atraktif serta analogi bencana

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran. LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN Pencegahan Kebakaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Dasar Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah menjadi energi panas.

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb : BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG 4.1. Program Ruang Besaran ruang dan kapasitas di dalam dan luar GOR Basket di kampus Undip Semarang diperoleh dari studi

Lebih terperinci

INSTALASI PERMESINAN

INSTALASI PERMESINAN INSTALASI PERMESINAN DIKLAT MARINE INSPECTOR TYPE-A TAHUN 2010 OLEH MUHAMAD SYAIFUL DITKAPEL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT KEMENTRIAN PERHUBUNGAN KAMAR MESIN MACHINERY SPACE / ENGINE ROOM RUANG

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Obyek Penelitian

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Obyek Penelitian BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hotel UNY yang beralamat di Jl Karangmalang Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta. Lokasi Hotel UNY dapat dikatakan sangat strategis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Audit Keselamatan Kebakaran Gedung PT. X Jakarta Tahun 2009 DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA Data Umum Gedung a. Nama bangunan : b. Alamat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program Dasar Perencanaan mengenai Stasiun KA Merak ini didasarkan pada pendekatan yang telah dilakukan pada bab

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Dasar dari perancangan Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat ini disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Cafe and Chocolate Factory di Semarang dibagi menjadi 2 bagian yaitu program ruang dan tapak terpilih.

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 5.1.Program Dasar Perencanaan Program Ruang a. Kelompok Kegiatan Pertandingan

BAB V LANDASAN PROGRAM PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 5.1.Program Dasar Perencanaan Program Ruang a. Kelompok Kegiatan Pertandingan BAB V LANDASAN PROGRAM PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 5.1.Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang a. Kelompok Kegiatan Pertandingan Lapangan bulutangkis 378 Ruang ganti dan loker pemain 64 Ruang ganti

Lebih terperinci

DED RUSUNAWA KEMENTERIAN PU BERBASIS DESAIN PROTOTYPE T - 24 TA Jakarta, 24 Nopember 2014

DED RUSUNAWA KEMENTERIAN PU BERBASIS DESAIN PROTOTYPE T - 24 TA Jakarta, 24 Nopember 2014 DED RUSUNAWA KEMENTERIAN PU BERBASIS DESAIN PROTOTYPE T - 24 TA 2014-2015 Jakarta, 24 Nopember 2014 I. PENDAHULUAN Latar Belakang dibangun dan dikembangkannya Rumah Susun Sederhana Sewa : a. Kondisi ekonomi

Lebih terperinci