BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN
|
|
- Ridwan Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN 4.1 Uraian Sistem Lokasi sumber kebakaran (alarm zone) ditunjukkan berdasarkan titik lokasinya (letak detector) untuk detektor analog, sedangkan detektor jenis konvensional berdasarkan area lokasinya (zone detector). Jenis detector yang dipasang pada tempattempat umum disesuaikan dengan fungsi dan luas ruangan. Manual call point yang dilengkapi intercom ditempatkan dilintasan umum, didalam / dekat hydrant box atau dekat pintu keluar dari ruangan yang cukup besar. Lampu flasher (Flasher lamp) dipasang pada tempat yang mudah terlihat oleh umum. Bel tanda bahaya (Alarm bell) mempunyai sound level minimum 15 db di atas noise level pada saat keadaan mulai gawat (emergency). Master control panel fire alarm (MCPFA) ditempatkan di ruang kontrol elektronik lantai dasar. Network Annunciator ditempatkan di ruang security dan pusat pengendali kebakaran lantai dasar. Pembagian Daerah Kebakaran (Zone Alarm Area) untuk : a. Memudahkan petugas menentukan route gerak yang cepat menuju daerah kebakaran. b. Membantu petugas mengetahui ada atau tidak adanya personil ditempat kebakaran. c. Memudahkan petugas menentukan lokasi kebakaran. d. Membantu petugas mengetahui bekerja atau tidaknya alat pemadam kebakaran. 27
2 Apabila terjadi kebakaran disuatu lantai pada zone area tertentu, maka pada MCPFA akan terindikasi zone area tersebut. Petugas datang memeriksa apakah benar terjadi kebakaran atau hanya alarm palsu. Alarm bell pada lantai tersebut serta satu lantai diatas dan dibawahnya akan berbunyi dan VRF akan dimatikan pada lantai bersangkutan, bila kebakaran memang terjadi pada area yang terindikasi. Kondisi ini memberikan kesempatan pada petugas untuk mengatasi terjadinya kebakaran apabila bisa diatasi maka untuk menghindari panik pada panel MCPFA dapat dimatikan bunyi alarm bell. Apabila kondisi tidak bisa diatasi maka dapat dilakukan petunjuk evakuasi paging dari sentral tata suara. Kalaupun kondisi diatas tetap tidak bisa diatasi maka akan diaktifkan general alarm, dimana seluruh alarm bell akan berbunyi dan lift akan diturunkan kelantai dasar. Setiap indikasi dari detektor, titik panggil manual, akan diteruskan ke sistem panel kontrol (MCPFA), tanda bahaya kebakaran. Dengan adanya indikasi ini maka panel kontrol akan membunyikan tanda bahaya dimana alat ini ditempatkan, membunyikan bel elektronik buzzer dipanel kontrol. Petugas yang telah ditunjuk dapat menghentikan untuk sementara bunyi bell tanda bahaya dengan menekan tombol SILENCE dan selanjutnya petugas harus memeriksa keadaan. Jika api berada dilokasi kebakaran, maka petugas akan segera bergerak mengikuti petunjuk route yang paling effektif dan cepat menuju ke lantai yang bersangkutan. Setelah berada pada arah zone alarm kebakaran yang tepat maka petugas dapat langsung menuju lokasi dimana terjadi kebakaran, mengambil tindakan pemadaman dan melaporkan situasi ke sentral melalui intercom atau handi talki. Bila keadaan tidak dapat dikuasai, barulah dibunyikan / diaktifkan general alarm. Fungsi dari fire intercom sebagai alat komunikasi antara fireman (petugas pemadam kebakaran) dengan operator MCPFA pada saat kebakaran terjadi sehingga informasi / kondisi dilapangan dapat diterima / diketahui dengan baik. Koordinasi untuk menangani kebakaran tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar. Untuk tujuan tersebut maka diperlukan kabel Instalasi dari jenis Fire Resistance Cable (FRC) sehingga walaupun kabel tersebut terbakar, komunikasi tetap dapat dilakukan dengan baik. Kabel FRC tidak hanya untuk instalasi pada alat intercom akan tetapi kabel FRC juga digunakan untuk peralatan seperti manual push button, bel tanda 28
3 bahaya (alarm bell), lampu flasher (flasher lamp), panel lift, pressurize fan, tamper switch, flow switch, panel genset, panel listrik dll. Bila terjadi kebakaran : a. MCPFA mengirimkan sinyal / informasi ke key telepon, supaya key telepon mendial-up line direct yang disediakan khusus untuk Dinas Pemadam Kebakaran terdekat (disediakan 1 line direct khusus untuk ke Dinas Pemadam Kebakaran). b. MCPFA juga mengirimkan sinyal ke panel kontrol Lift, sehingga panel kontrol lift secara otomatis memberikan perintah ke lift untuk turun ke lantai dasar / lantai 1. c. MCPFA mengirimkan sinyal ke sentral tata suara untuk memberi petunjuk evakuasi bila kondisi kebakaran telah dapat diatasi. d. Car lift yang dapat diaktifkan secara manual oleh petugas DPK hanya car lift service, apabila tidak ada car lift service maka petugas DPK bisa mengaktifkan lift penumpang. MCPFA bekerja, jika ada indikasi dari detektor yang didahului adanya kenaikan suhu dengan cepat diluar normal, tingkat suhu melebihi tingkat normal, dan kepekatan asap melebihi kepekatan asap yang normal serta adanya bunga api. Indikasi ini di deteksi oleh detektor & kemudian diteruskan ke panel MCPFA sebagai pusat kontrol dari tanda bahaya kebakaran, dari indikasi tersebut maka panel kontrol akan membunyikan tanda bahaya dengan cara membunyikan bell elektronik buzzer di panel kontrol. Bila terjadi kebakaran maka kamera CCTV secara otomatis langsung merekam kejadian tersebut. Perangkat DVR (Digital Video Recorder) perangkat yang merekam pada sistem CCTV, akan merekam kejadian tersebut setelah mendapat inputan dari MCPFA berupa tegangan 24 volt. 29
4 Sistem Yang Dibutuhkan a. Adanya gejala sumber api yang bisa menimbulkan bahaya kebakaran harus bisa diketahui lebih awal, dengan mengamati gejala-gejala sbb : - Kenaikan suhu dengan cepat diluar normal. - Tingkat suhu melebihi tingkat yang normal. - Kepekatan asap melebihi kepekatan asap yang normal pada ruangan yang memang biasanya ada asap misal pada ruangan dimana orang diperbolehkan merokok. Sedangkan pada ruangan yang biasanya tidak ada asap maka adanya asap memberikan pertanda adanya gejala sumber api. - Adanya bunga api (flame). b. Indikasi lokasi api harus memberikan informasi yang cepat dan effektif kepada operator, petugas kebakaran, petugas keamanan gedung dan petugas utility gedung untuk mengambil tindakan penyelamatan orang dan material serta tindakan pemadam api. c. Pemberitahuan adanya bahaya api kepada umum harus bisa selektif sesuai dengan tingkat bahayanya agar tidak menimbulkan kepanikan dan kemacetan arus orang. Tetapi bila diperlukan bisa juga all-call serempak keseluruhan bagian bila keadaan sudah sangat gawat. Sistem tanda bahaya atau pemberitahuan emergency harus mendapat prioritas pertama (dominant) mengatasi (override) system background music, panggilan atau acara-acara lainnya. d. Dalam keadaan supply listrik dari PLN terputus, sistem ini harus di backup oleh supply cadangan selama 24 jam agar sistem masih tetap bisa mendeteksi api. Back-up dilakukan oleh battery dan genset. Sedangkan dalam keadaan sistem diaktifkan oleh adanya sumber api dimana sistem kontrol, monitoring dan alarm bell harus dibunyikan maka untuk menghindari bahaya orang terkena arus hubung singkat ada kemungkinan aliran listrik dari PLN maupun dari genset diputuskan, 30
5 maka sistem ini harus tetap sanggup bekerja dengan supply dari battery selama 4 jam (general alarm). Kapasitas battery sebesar 100 AH. e. Sistem harus effektif, tidak berlebihan, murah tapi bisa dipromosikan sebagai sistem yang cukup memberikan rasa aman. f. Sistem alarm terhubung dengan panel AC dan sistem M/E lainnya. Fasilitas interkoneksi yaitu hubungan antara sentral deteksi kebakaran (MCPFA) dengan sistem ME lainnya untuk keperluan : a. Mengindikasikan tertutup atau tidaknya control valve pada sistem fire fighting. b. Mengindikasikan bekerjanya flow switch yang ada di tiap control valve. c. Mematikan panel utama tegangan rendah pada waktu terjadinya general alarm. d. Memerintahkan hidup pressurized fan pada waktu terjadinya kebakaran. e. Memerintahkan seluruh car lift turun ke lantai dasar. f. mengirimkan sinyal ke system tata suara untuk evakuasi. Untuk memudahkan petugas Dinas Pemadam Kebakaran (DPK) bekerja, maka di ruang kontrol/ruang pusat kendali kebakaran dipasang tombol/switch manual serta kabel Fire Resistance Cable (FRC) dari Main Control Fire Alarm (MCPFA) ke pressurized fan di lantai atap masing-masing tangga kebakaran. Pressurized fan diperintahkan hidup oleh panel alarm secara otomatis, apabila perintah secara otomatis tidak berfungsi sistem akan di hidupkan secara manual.dari ruang kontrol elektronik, panel manual akan di letakkan diruang kontrol untuk memindahkan apabila ada kendala di sistem MCPFA. Semua panel deteksi kebakaran harus diberi pentanahan dengan kawat NYA 4 mm dan MDF dengan kawat NYA 50 mm 2. Pentanahan yang digunakan adalah sistem Pembumian Pengaman (sistem PP). 31
6 4.2 Bahan dan Peralatan Utama Tipe Detektor - Detektor asap Photoelektrik konvensional (Conventional Addressable Photoelectric Smoke Detectors). - Detektor asap photoelektrik analog dilengkapi sirine dan LED indikator (untuk kamar). - Detektor Panas Konvensional Tipe Kombinasi (Conventional Rate Of Rise Heat Detektor). - Detektor Panas Analog Tipe Temperature Tetap (Conventional Fixed Temperature Heat Detector). - Detektor Gas Tipe LPG. - Titik Panggil Manual (Manual Push Button). - Bel Tanda Bahaya (Alarm Bell). - Lampu Flasher (Flasher Lamp) Tipe Panel Main control panel fire alarm (MCPFA) 1 loop = 127 address, total 4 loop Kabel - STP 16 AWG (1,3 mm 2 ), 2 pair. - FRC STP 16 AWG (1,3 mm 2 ), 1 pair. - FRC 2 x 2,5 mm 2. - FRC 2 x 1,5 mm 2. - FRC 4 x 1,5 mm 2. - NYA 4 mm 2. 32
7 4.3 Gambar Instalasi Gambar 4.1 Gambar Instalasi Panel Di Ruang Kontrol Gambar 4.2 Gambar Instalasi Gas Detekor dan Fix Temperature 33
8 Gambar 4.3 Gambar Instalasi Photoelectric Smoke Detekor di kamar Gambar 4.4 Gambar Instalasi Hydrant Box di koridor 34
9 Gambar 4.5 Gambar Skematik 35
BAB III METODE PELAKSANAAN
BAB III METODE PELAKSANAAN 3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Proyek ini mulai dilaksanakan September 206 hingga Desember 206. Semua pekerjaan termasuk penyusunan skripsi dikerjakan di Kantor Konsultan Mekanikal
Lebih terperinciBranch Exchange) dengan Hunting System.
JARINGAN EKSTERNAL TELEPON KAWASAN Sistem komunikasi: PABX (Private Automatic Branch Exchange) dengan Hunting System. Jaringan sambungan dari PT TELKOM masuk ke Terminal Box Telkom (TB-TEL) di Ruang Operator
Lebih terperinciFIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport
FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA Elektronika Bandara Kualanamu International Airport Definisi Fire Alarm System Fire alarm system adalah suatu system terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk
Lebih terperinciTabel 4.1 Data Fire Alarm di setiap Lantai
BAB IV ANALISA SYSTEM FIRE ALARM GEDUNG CHASE TOWER 4.1 Latar Belakang Pemasangan Fire Alarm Keselamatan manusia merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan ketika terjadinya kebakaran pada suatu
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PERANCANGAN. 3.2 Diagram Alir Pelaksanaan Diagram alir pelaksanaan Proyek ini antara lain sebagai berikut : Mulai
63 BAB III METODELOGI PERANCANGAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Proyek perencanaan ini telah dilaksanakan sejak Agustus 2016 lalu sampai sekarang. Semua pekerjaan termasuk penyusunan skripsi dikerjakan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL
No. 11 / Tahun VI. April 2013 ISSN 1979-2409 IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Akhmad Saogi Latif Pusat Teknologi
Lebih terperinci1. Non Addressable System (Conventional System) Sistem ini disebut juga dengan conventional system. Pada sistem ini MCFA menerima sinyal masukan langs
BAB III TEORI DASAR 3.1. Definisi Fire Alarm Fire Alarm adalah suatu sistem terintegrasi yang di design dan di bangun untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian memberikan peringatan (warning)
Lebih terperinciESSER PENJELASAN TEHNIS TEHNOLOGY FIRE ALARM SYSTEM PERIODE MARET 2013 BANDARA JUANDA SURABAYA. Fire Alarm System
PENJELASAN TEHNIS TEHNOLOGY FIRE ALARM SYSTEM ESSER Fire Alarm System PERIODE MARET 2013 BANDARA JUANDA SURABAYA FIRE ALARM SYSTEM Apa? Seperangkat peralatan yang terdiri dari detector, unit kontrol dan
Lebih terperinciSMOKE DETECTOR. a. Open Loop (Loop Terbuka)
SMOKE DETECTOR Semakin berkembangnya zaman, kemajuan teknologi semakin berkembang pesat pula. Berkembangnya kemajuan teknologi sekarang semakin memberikan kemudahan bagi kita untuk melakukan sesuatu aktifitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Istilah dan Definisi 2.1.1 Bangunan Gedung Wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN INSTALASI ELEKTRONIK DAN TELKOMUNIKASI RUMAH SAKIT JIH SURAKARTA
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN INSTALASI ELEKTRONIK DAN TELKOMUNIKASI RUMAH SAKIT JIH SURAKARTA Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB II PIRANTI INPUT DAN OUTPUT. Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan
BAB II PIRANTI INPUT DAN OUTPUT 2. 1. Pendahuluan Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan mencapai temperatur kritis dan bereaksi secara kimia dengan oksigen, sehingga dapat menghasilkan
Lebih terperinci128 Universitas Indonesia
BAB 8 PENUTUP 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap audit keselamatan kebakaran di gedung PT. X Jakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bangunan gedung
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Audit Keselamatan Kebakaran Gedung PT. X Jakarta Tahun 2009 DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA Data Umum Gedung a. Nama bangunan : b. Alamat
Lebih terperinciSetting Konfigurasi Fire Alarm Control Panel
Setting Konfigurasi Fire Alarm Control Panel Master Control Fire Alarm baik yang conventional maupun yang addressable harus di lakukan seting dan konfigurasi sebelum di lakukan komisioning test hal ini
Lebih terperinciDAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA...iv. DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI Halaman SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR....ii ABSTRAK...iii PRAKATA...iv DAFTAR ISI.....vi DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN.....ix DAFTAR GAMBAR....x DAFTAR
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana perancangan fire alarm sistem yang dapat ditampilkan di web server dengan koneksi Wifi melalui IP Address. Perancangan alat ini
Lebih terperinciBab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas
Bab V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang No Kelompok Kegiatan Luas 1 Kegiatan Administrasi ± 1.150 m 2 2 Kegiatan
Lebih terperinciFire Alarm dikenal memiliki 2 (dua) sistem, yaitu: 1. Sistem Konvensional. 2. Sistem Addressable.
Fire Alarm dikenal memiliki 2 (dua) sistem, yaitu: 1. Sistem Konvensional. 2. Sistem Addressable. Sistem Konvensional: yaitu yang menggunakan kabel isi dua untuk hubungan antar detector ke detector dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Dalam penelitian ini terdapat beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti laksanakan mulai dari proses perancangan model dari sistem hingga hasil
Lebih terperinciSEBARAN KARIR INSINYUR (ENGINEER) (Sumber : Slide Profil Organisasi PII )
SEBARAN KARIR INSINYUR (ENGINEER) (Sumber : Slide Profil Organisasi PII 2012-2015) Yang tercakup dalam PII meliputi Insinyur yang berlatar belakang berbagai disiplin keilmuan dan berkiprah di berbagai
Lebih terperinciAKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR
KONSEP EKSTERIOR Konsep wujud pada masa rancangan memiliki elemen yang sama antara satu dengan yang lainnya. Yaitu kesamaan warna, tekstur, masiv void, pola, dan juga material. Ini terlihat pada detail
Lebih terperinciTerminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal
Lebih terperinciFIRE ALARM SYSTEM. Fire alarm menjadi. fire safety pada. prasyarat. gedung (khususnya. High Rise). Alarm haruslah. agar dapat berfungsi.
Fire Alarm FIRE ALARM SYSTEM Fire alarm menjadi prasyarat fire safety pada gedung (khususnya High Rise). Alarm haruslah dirancang sedemikian rupa agar dapat berfungsi sedini mungkin memperingatkan penghuni
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI GOLONGAN POKOK TEKNISI FIRE ALARM MELAKUKAN PRA-KOMISIONING SISTEM FIRE ALARM
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI GOLONGAN POKOK TEKNISI FIRE ALARM MELAKUKAN PRA-KOMISIONING SISTEM FIRE ALARM 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperincikondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang memadai. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini telah melakukan evaluasi terhadap kondisi jalur evakuasi darurat
Lebih terperinciBAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK
BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK 3.1. SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT. ASTRA GRAPHIA TBK Sistem distribusi tenaga listrik dimulai dari suplai tegangan menengah 20 kv, dari jaringan
Lebih terperinciSEBARAN KARIR INSINYUR (ENGINEER) (SUMBER : SLIDE PROFIL ORGANISASI PII )
SEBARAN KARIR INSINYUR (ENGINEER) (SUMBER : SLIDE PROFIL ORGANISASI PII ) SEBARAN KARIR INSINYUR (ENGINEER) (Sumber : Slide Profil Organisasi PII 2012-2015) Yang tercakup dalam PII meliputi Insinyur yang
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DI KABUPATEN BADUNG
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang
Lebih terperinciBAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI
BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI 3.1. Deskripsi studi kasus Universitas Mercu Buana didirikan pada 22 Oktober 1985. Sampai saat ini, telah mempunyai 4 kampus yang terdiri dari kampus utama yang dinamakan
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek INTEGRATED BUILDING MANAGEMENT SYSTEM DI GEDUNG THE ENERGY
Makalah Seminar Kerja Praktek INTEGRATED BUILDING MANAGEMENT SYSTEM DI GEDUNG THE ENERGY Julian llham (L2F005546) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Jln. Prof. Soedharto,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem
BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar
Lebih terperinciMATERI PENUNJANG KULIAH MK UTILITAS: SISTEM PENCEGAH BAHAYA KEBAKARAN JAFT UNDIP. MK UTL BGN : Gagoek.H
MATERI PENUNJANG KULIAH MK UTILITAS: SISTEM PENCEGAH BAHAYA KEBAKARAN JAFT UNDIP MK UTL BGN : Gagoek.H PENCEGAH BAHAYA KEBAKARAN Pengaturan lay out bangunan dan masa bangunan Perlengkapan untuk penyelamatan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN INSTALASI SISTEM ELEKTRONIKA DAN TELEKOMUNIKASI ROYAL SANUR HOSPITAL BALI
TUGAS AKHIR PERENCANAAN INSTALASI SISTEM ELEKTRONIKA DAN TELEKOMUNIKASI ROYAL SANUR HOSPITAL BALI Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit)
Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit) Pertanyaan : 1. Apakah RSUP H Adam Malik mempunyai
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PEMADAM TERINTEGRASI DAN ANALISA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK PADA ELECTRICITY BUILDING PLANT DAN SERVER ROOM (PT
ASSALAMMUALAIKUM PERANCANGAN SISTEM PEMADAM TERINTEGRASI DAN ANALISA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK PADA ELECTRICITY BUILDING PLANT DAN SERVER ROOM (PT.SCHERING-PLOUGH)) HANA FATMA WT LATAR BELAKANG
Lebih terperinciINSTALASI JARINGAN KOMUNIKASI. Kuliah November 2009
INSTALASI JARINGAN KOMUNIKASI Kuliah 11 16 November 2009 INSTALASI TELEPON Sistem telepon pada bangunan dibagi menjadi dua fungsi utama: Komunikas dengan pihak luar bangunan (eksternal): telepon lokal,
Lebih terperinciSistem Deteksi Kebakaran Pada Gedung Berbasis Programmable Logic Controller (PLC)
: 99-104 Sistem Deteksi Kebakaran Pada Gedung Berbasis Programmable Logic Controller (PLC) Rika Sri Rizki #1, Ira Devi Sara *2, Mansur Gapy #3 # Jurusan Teknik Elektro, Fakultas teknik Universitas Syiah
Lebih terperinci5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 1
Bagian PROTEK.KEB 5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 1 5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 2 Phenomena kebakaran 5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 3 Lapis I Pet. Peran Kebakaran Lapis II Fire Men FIRE
Lebih terperinciESSER BUKU PANDUAN PEARAWATAN FIRE ALARM SYSTEM PERIODE MARET 2013 BANDARA JUANDA SURABAYA. Fire Alarm System
BUKU PANDUAN PEARAWATAN FIRE ALARM SYSTEM ESSER Fire Alarm System PERIODE MARET 2013 BANDARA JUANDA SURABAYA Maksud dan tujuan Maksud disusunya Pedoman Pemeliharaan dan/atau perawatana sarana dan/atau
Lebih terperinciGambar 2. Diagram Blok Sistem Kontrol Tertutup Ada banyak proses yang harus dilakukan untuk menghasilkan suatu produk sesuai standar, sehingga
SMOKE DETECTOR Semakin berkembangnya zaman, kemajuan teknologi semakin berkembang pesat pula. Berkembangnya kemajuan teknologi sekarang semakin memberikan kemudahan bagi kita untuk melakukan sesuatu aktifitas
Lebih terperinciPEMERIKSAAN KONDISI DETEKTOR KEBAKARAN IRM UNTUK MENGETAHUI PENYEBAB TIMBULNYA ALARM PALSU
ISSN 19792409 Pemeriksaan Kondisi Detektor Kebakaran IRM Untuk Mengetahui Penyebab Timbulnya Alarm Palsu (Muradi, dan Suliyanto) PEMERIKSAAN KONDISI DETEKTOR KEBAKARAN IRM UNTUK MENGETAHUI PENYEBAB TIMBULNYA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Metode Observasi Metode observasi dimasudkan untuk mengadakan pengamatan terhadap subyek yang akan diteliti, yaitu tentang perencanaan sistem
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. TUJUAN PERANCANGAN Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan sebuah fasilitas kesehatan berupa hunian bagi kaum lansia agar dapat terlihat lebih nyaman
Lebih terperinciBAB III KEBUTUHAN GENSET
BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.
Lebih terperinciSISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I
Pertemuan ke-12 Materi Perkuliahan : Sistem penanggulangan bahaya kebakaran 1 (Sistem deteksi kebakaran, fire alarm, fire escape) SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I Kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran merupakan kejadian timbulnya api yang tidak diinginkan atau api yang tidak pada tempatnya, di mana kejadian tersebut terbentuk oleh tiga unsur yaitu unsur
Lebih terperinci5.Stand. 1.Sim Card Slot. 2.Connect Button. 3.Power On/Off. 4.Adapter Interface
1.Power/System status LED Indikator 2.GSM Signal/Connect/Alarm IED Indikator 3.Panic Button 4.Breathing Lamp 5.Stand 6.Monitoring MIC 1.Sim Card Slot 2.Connect Button 3.Power On/Off 4.Adapter Interface
Lebih terperinci2015 PT. Grahaniaga Tatautama. Bulletin Edisi 22. Yang kami hormati, Bapak dan Ibu Para Penyewa Gedung Graha CIMB Niaga
Yang kami hormati, Bapak dan Ibu Para Penyewa Gedung Graha CIMB Niaga Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Salam sejahtera bagi kita semua Dengan segala kerendahan hati, kita panjatkan Puji Syukur
Lebih terperinciBAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG
BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG 5.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan dari uraian bab sebelumnya mengenai analisis dan pemikiran didasarkan
Lebih terperinciDST-X10 Alarm & Control System
DST-X10 Alarm & Control System RS232 SIRENE KONTAK1 KONTAK2 KONTAK3 POWER MACRO PANIC Battery Backup MIC NETWORK LED CPU LED SENSOR 1 2 3 4 5 6 7 8 ARM/DISARM PROGRAM GSM ANTENNA LED NETWORK : LED indikasi
Lebih terperinciBAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk
BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan
Lebih terperinciBAB VI HASIL PENELITIAN
45 BAB VI HASIL PENELITIAN 6.1. Identifikasi Potensi Bahaya Kebakaran Tabel dibawah ini merupakan identifikasi bahaya kebakaran di dan diklasifikasikan menurut SNI 03-3989-2000. Tabel 6.1 Identifikasi
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI
DAFR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii SURAT PERNYAAN TENNG ORISINILIS... iv KA PENGANR... v ABSTRACT... vi ABSTRAK... vii DAFR ISI... viii DAFR BEL... xi DAFR
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA
BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Konsep Dasar Perancangan 5.1.1. Konsep Kinerja Bangunan 1. Sistem Distribusi Listrik Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama atau trafo.
Lebih terperinciBAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN
BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN 5.1 Program Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Tabel 5.1 Program ruang Sumber : Analisa Jenis Ruang Luas Kegiatan Administrasi Kepala Dinas 42,00 Sekretariat
Lebih terperinciBAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat pesat pada saat ini, hampir
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat pesat pada saat ini, hampir semua alat-alat keperluan sehari-hari tidak terlepas dari catuan listrik, dari mulai
Lebih terperinciPROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)
PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK) KEADAAN DARURAT Keadaan darutat adalah situasi atau kondisi atau kejadian yang tidak normal o Terjadi tiba tiba o Menggangu kegiatan
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
6.1 Besaran Ruang BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Dari pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan, didapatkan program ruang yang dibutuhkan Pusat Kesenian Kabupaten Wonosobo,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Adapun hasil jadi rangkaian alat pendeteksi kebakaran dengan menggunakan sensor asap berbasis mikrokontroler ATmega8535 pada Gambar IV.1 sebagai berikut : Gambar IV.1.
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN ( )
PERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN (6506 040 009) 1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka 3. Metode Penelitian
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN SISTEM
BAB III PERECAAA SISTEM Perencanaan system control dan monitoring rumah ini untuk memudahkan mengetahui kondisi lingkungan rumah pada titik - titik tertentu serta dapat melakukan pengendalian. Dimulai
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih
BAB IV: KONSEP 4.1. Pendekatan Aspek Kinerja 4.1.1. Sistem Pencahayaan System pencahayaan yang digunakan yaitu system pencahayaan alami dan buatan dengan presentase penggunaan sebagai berikut : a. Pencahayaan
Lebih terperinciRENCANA UMUM KEGIATAN PENGADAAN BARANG/JASA KANTOR PUSAT SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TA Nomor : K.01/RUP/KPA-ROV/2014
RENCANA UMUM KEGIATAN PENGADAAN BARANG/JASA KANTOR PUSAT SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TA. 2014 Nomor : K.01/RUP/KPA-ROV/2014 Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM ALARM KEBAKARAN
PERENCANAAN SISTEM ALARM KEBAKARAN (Aplikasi pada Rumah Sakit Cut Nyak Dien, Meulaboh) Oleh: EFRIZA ERBY 025203013 PROGRAM DIPLOMA IV TEKNOLOGI INSTRUMENTASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciLIFT (ELEVATOR) Berikut yang perlu diketahui tentang lift, antara lain : A. Jenis Jenis Motor Penggerak Lift. 1. Motor Gear
LIFT (ELEVATOR) Lift atau elevator merupakan alat transfortasi vertikal suatu gedung. Lift sekarang ini telah menjadi kebutuhan yang mendasar di gedung gedung pemerintahan, perkantoran, hotel, apartemen,
Lebih terperinciOleh: Mike Yuliana PENS-ITS
Pesawat Telepon Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS POKOK BAHASAN Komponen-komponen Pesawat Telepon Jenis Perangkat Telepon DTMF (Dual Tone Multi Frequency) Fungsi Pesawat Telepon Jaringan Telepon Private phones
Lebih terperinciBAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG 5.1 Program Dasar Perencanaan Program Dasar Perencanaan Relokasi Pasar Ikan Higienis Rejomulyo ini didasarkan pada
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. INTISARI... iv. ABSTRACT... v. MOTTO... vi. PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v MOTTO... vi PERSEMBAHAN... vii PRAKATA... viii DAFTAR ISI... xii DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciTeknik Telekomunikasi Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat pada kehidupan kita saat ini, khususnya pada bidang elektronika dan telekomunikasi. Hal ini
Lebih terperinciANALISA SISTEM PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN SAND FILTER DAN KARBON FILTER SERTA PENDISTRIBUSIAN AIR DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW
ANALISA SISTEM PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN SAND FILTER DAN KARBON FILTER SERTA PENDISTRIBUSIAN AIR DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW NAMA : Rangga Erlangga NPM : 15411866 FAKULTAS : Teknologi Industri JURUSAN
Lebih terperinciI Wayan Widiyana, Ade Lili Hermana. PRR-Batan, kawasan Puspiptek Serpong, ABSTRAK ABSTRACT
PERANCANGAN SISTEM MONITORING DAN KENDALI JARAK JAUH BERBASIS SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) PADA SISTEM KESELAMATAN DI PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA (PRR) I Wayan Widiyana, Ade Lili Hermana PRR-Batan,
Lebih terperinciPROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA KANTOR (POS-ROUM )
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR () PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA KANTOR (-ROUM-4.2.01) TAHUN 2016 SUBBAGIAN PEMELIHARAAN BAGIAN RUMAH TANGGA DAN PROTOKOL BIRO UMUM NO : -ROUM-4.2.01 TGL. PEMBUATAN : 21-10-2013
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Obyek Penelitian
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hotel UNY yang beralamat di Jl Karangmalang Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta. Lokasi Hotel UNY dapat dikatakan sangat strategis
Lebih terperinciW A L I K O T A B A N J A R M A S I N
W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PENGAMANAN OBJEK VITAL DAN FASILITAS PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang
Lebih terperinciBAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.
BAB VIII PENUTUP 8.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian terhadap evaluasi sistem penanggulangan kebakaran di kapal penumpang KM Lambelu, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian untuk mengetahui kinerja dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem dan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia sehari-hari baik untuk kepentingan pribadi maupun dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenaga listrik merupakan kebutuhan yang sangat vital dalam kehidupan manusia sehari-hari baik untuk kepentingan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Lebih terperinciKONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION
STANDAR APAR MENURUT NFPA 10/ No. Per 04/Men/1980 Terdapat APAR yang sesuai dengan jenis kebakaran Tedapat label penempatan APAR Penempatan APAR mudah dilihat, mudah diambil, dan mudah digunakan pada saat
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
16 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem pemadam kebakaran atau sistem fire fighting disediakan digedung sebagai preventif (pencegahan) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler,
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah
III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Tempat penelitian Penelitian dan pengambilan
Lebih terperinciMAKALAH BENGKEL ELEKTRONIKA PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM355. Oeh:
MAKALAH BENGKEL ELEKTRONIKA PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM355 Oeh: Fatimah N. H. Kusnanto Mukti W. Edi Prasetyo M0209025 M0209031 M0210019 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT
BAB IV PENGUJIAN ALAT Dalam uji coba ini penulis akan melakukan simulasi alat dari kerja rangkaian sistem pengeruk sampah secara otomatis ini. Pengujian ini dilakukan untuk menguji sekaligus membuktikan
Lebih terperinciIonisasi Dan Photoelektrik Smoke Detector
Ionisasi Dan Photoelektrik Smoke Detector Teknologi keamanan saat ini berkembang sangat cepat di dalamnya termasuk teknologi Ionisasi Dan Photoelektrik Smoke Detector fire alarm system, Tingginya permintaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Pengujian Untuk mengetahui apakah sistem hasil rangkaian dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi perencanaan, maka perlu dilakukan pengujian dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perencana (arsitek, struktur & MEP) dan tim pelaksana (lapangan). Tim perencanaan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Pada suatu proyek pembangunan gedung bertingkat (high rise building) terdapat tim-tim untuk mendukung suskesnya proyek pembangunan tersebut seperti tim perencana
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT
59 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT 4.1 Pengujian Tegangan pada Alat Bab ini akan membahas proses pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengetahui cara kerja
Lebih terperinciPhysical Security and Biometrics. Abdul Aziz
and Biometrics Abdul Aziz Email : abdulazizprakasa@ymail.com Definisi: Tindakan atau cara yang dilakukan untuk mencegah atau menanggulangi dan menjaga hardware, program, jaringan dan data dari bahaya fisik
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil Penilaian
Lampiran 1 Hasil Penilaian FORMULIR ISIAN DATA ANGUNAN Tanggal : 12 s.d. 16 September 2017 Pemeriksa : Akhid Gunawan Tanda Tangan : DATA ANGUNAN Nama bangunan : Hotel UNY Alamat : Jl arangmalang aturtunggal
Lebih terperinciTEMA RANCANGAN TRANSFORMASI BENTUK. Gedung Orkestra Surabaya
TEMA RANCANGAN TRANSFORMASI BENTUK Adanya sculptur pemain pemain cello diletakkan pada area depan untuk menunjukkan kesan bangunan musik. Penggunaan lempeng lengkung titanium pada bangunan menyelaraskan
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG PT.PLN (Persero) adalah sebuah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang ketenagalistrikan, dengan visi yaitu diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Tujuan Pengujian Pengujian yang akan dilakukan untuk mengetahui apakah sistem sudah berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pengujian dilakukan pada beberapa
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN CHIEF EXECUTIVE OFFICER RUMAH SAKIT SEHAT SEJAHTERA NOMOR : 1/Dir-RSSS/2014 TANGGAL : 9 Januari PENDAHULUAN Salah satu hal
PERATURAN CHIEF EXECUTIVE OFFICER RUMAH SAKIT SEHAT SEJAHTERA NO : 1/Dir-RSSS/2014 TENTANG PANDUAN PENGELOLAAN KESELAMATAN KEBAKARAN RUMAH SAKIT SEHAT SEJAHTERA CHIEF EXECUTIVE OFFICER RUMAH SAKIT SEHAT
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KERUSAKAN KONVEYOR JALUR -1 DI INSTALASI RADIOMETALURGI
IDENTIFIKASI KERUSAKAN KONVEYOR JALUR -1 DI INSTALASI RADIOMETALURGI Junaedi, Supriyono, Darma Adiantoro, Setia Permana Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK IDENTIFIKASI KERUSAKAN KONVEYOR
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Bab ini akan membahas proses pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengetahui proses kerja dan fungsi alat secara keseluruhan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran menjadi sebuah masalah yang bisa terjadi di mana saja baik itu di gedung perkantoran, perumahan ataupun di fasilitas umum. Keterlambatan dalam penanganan
Lebih terperinci