Daftar Pustaka. American Lung Association (2007), Air Quality, Januari 2008.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Daftar Pustaka. American Lung Association (2007), Air Quality, Januari 2008."

Transkripsi

1 Daftar Pustaka American Lung Association (2007), Air Quality, Januari Antaruddin (2003), Pengaruh Debu Padi pada Faal Paru Pekerja Kilang Padi Yang Merokok dan Tidak Merokok, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara. BSW (2000), Sistem Pernafasan Manusia, Agustus CEPA (2001), A Guide to Health Risk Assessment, Desember Cepiar, (2007), Proses Pembuatan Cetakan Pasir, cepiar.wordpress.com, Mei Chaerani, I. (2003), Evaluasi Budaya K3 pada Divisi Tempa dan Cor di PT. X, Tugas Akhir Program Sarjana, Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Dirgawati, M. (2007), Hubungan dan Analisis Resiko Kualitas Udara Ambient Terhadap Mortalitas dan Morbiditas di Kawasan Pemukiman, Industri dan Padat Lalu Lintas Kota Bandung, Tesis Program Pasca Sarjana, Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Graham, R.L. (2007), Crystalline Silica - A Serious Health Hazard, Agustus Gratt, K. B. (1996), Air Toxic Risk Assessment and Management, Van nostrand Renhold. Hallenbeck, William H. (1993), Quantitative Risk Assessment for Environmental and Occupational Health. Lewis Pub, Tokyo. Koo, J.W., C.K. Chung, C.Y. Park, S.H. Lee, K.S. Lee, Y.M. Roh, H.W. Yim, (2000), The Effect of Silica Dust on Ventilatory Function of Foundry Workers, Department of Preventive Medicine, College of Medicine, The Catholic University of Korea, Journal of Occupational Health, 42, Labaik, G., (2008), Kajian Terhadap Bentonit di Kabupaten Tasikmalaya dan Kemungkinannya Dijadikan Bahan Pembersih Minyak Sawit (CPO), Mei Lawrence, M. (1987), Pulmonary Physiology in Clinical Practice the Essentials for Patient Cave and Evaluation, The C.V. Mosby Company, Toronto. 79

2 Medicastore (2004), Apotik on Line dan Media Informasi Obat-Penyakit, Januari 2008 NIOSH (2002), Health Effects of Occupational Exposure to Respirable Crystalline Silica, Department of Health and Human Services, Cincinnati. Olishifski, Julian B dan Frank E McElroy (1971), Fundamental of Industrial Hygiene. National Safety Council, Chicago. OSHA, (2008), Chapter 8 Sampling Dust in the Work Environment, Mei, Pudjiastuti, W. (2002), Debu Sebagai Bahan Pencemar yang Membahayakan Kesehatan Kerja, Juni Pringadi, B., (1992), Pengaruh Debu Semen Terhadap Penurunan FEV 1.0 pada Masyarakat Yang Tinggal di Sekitar Pabrik Indocement Tunggal Prakarsa, Tugas Akhir Program Sarjana, Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Ruppel, G. (2008), AARC Clinical Practice Guideline Static Lung Volumes: 2001 Revision and Update, Mei Scintag (1999), Basic of X-Ray Diffraction, Desember Setiadji, S., B. Nur, B. Gunawan (1981), Uji Faal Paru, Cermin Dunia Kedokteran, 4, Sheehy J.W.(2006), In-Depth Survey Report of a Demonstration and Evaluation of Roofing Tile Saws and Cutters Controlling Respirable and Crystalline Silica Dust, U.S. Department of Health and Human Services, Ohio. Smith, B. (2007), Energy and The Human Body Activities Respiratory System and High Altitude, Desember Soemirat, Juli (2000), Bahan Kuliah Analisis Risiko, Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Soemirat, Juli (2005), Epidemiologi Lingkungan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Soemirat, Juli (2006), Diktat Higiene Industri, Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Spirexpert (2007), Spirometri and Lung Function Testing, November

3 UIC (2007), The Circulatory, Respiratory, and Digestive Systems, Juli USEPA, (1989), Risk Assessment Guidance for Superfund, Volume I, Human Health Evaluation Manual (Part A) Interim Final. Office of Emergency and Remedial Response, EPA/540/1-89/002. United States Environmental Protection Agency. Wadjdi, F., (2008), Jenis-Jenis Sampling, Juni Wight G.D., (1994), Fundamental of Air Sampling, Lewis Publishers, Florida, 189 Yunus, F. (1997), Dampak Debu Industri Pada Paru Pekerja dan Pengendaliannya, Cermin Dunia Kedokteran, 115, Yunus, F. (1996), Dampak Debu Besi Baja terhadap Kelainan Faal Paru dan Foto Toraks Pekerja pada Bengkel Pisau di BTK Bandung, Indonesia, Majalah Kedokteran Indonesia, 53, Yunus, F. (1993), Uji Faal Paru Penyakit Paru Obstruktif, Cermin Dunia Kedokteran, 84,

4 82

5 LAMPIRAN A KUESIONER

6 LAMPIRAN B DATA PENELITIAN

7 LAMPIRAN C HASIL X-RAY DIFFRACTION

8 LAMPIRAN D PERHITUNGAN

9 LAMPIRAN E PROSEDUR PENGUKURAN SAMPEL

10 LAMPIRAN F PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT

11 LAMPIRAN G STRUKTUR ORGANISASI PT. X

12 LAMPIRAN H DOKUMENTASI PENELITIAN

13 KUESIONER I. Data Umum Responden Nama :... Jenis Kelamin : L / P * Berat / Tinggi Badan :...(Kg)/...(cm) Usia :...(tahun) Bangsa / Suku :.../... Alamat : Bekerja di Bagian :... Pendidikan Terakhir (Tamat) :... II. Perilaku Responden 1. Apakah Saudara merokok : Ya Tidak Jika ya, berapa banyak Saudara merokok dalam 1 hari : Kurang dari 6 batang 6-12 batang Jumlah lain, (sebutkan) Apakah Saudara suka minum susu : Ya Tidak 3. Apakah anda suka berolah-raga : Ya Tidak Jika ya, berapa kali anda berolah raga dalam sebulan...(kali) 4. Berapa kali biasanya Saudara makan dalam 1 hari : 1 kali 3 kali 2 kali Lebih dari 3 kali 5. Apakah Saudara menggunakan masker selama bekerja : Ya Tidak Jika ya, apakah Saudara selalu memakai masker pada saat bekerja : Selalu Sesekali Saat-saat tertentu jika, (sebutkan)... A-1

14 III. Atribut Responden 1. Sudah berapa lama Saudara bekerja di perusahaan ini :... tahun... bulan 2. Apakah sebelumnya anda pernah bekerja di perusahaan lain : Ya Tidak Jika ya, jenis pekerjaan apa yang anda lakukan... Berapa lama anda bekerja di tempat tersebut Berapa jauh jarak antara rumah dan tempat kerja Saudara Kurang dari 5 Km Lebih dari 10 Km 5-10 Km 4. Bagaimana Saudara pergi ke tempat kerja : Jalan Kaki Naik Angkutan Umum Naik Sepeda Motor Naik Mobil Naik Sepeda 5 Apakah selama Saudara bekerja pernah mengalami keluhan kesehatan : Ya Tidak Jika ya, apa keluhannya : Sesak Batuk Gangguan pernapasan lainnya, sebutkan... Apakah sekarang Saudara masih mengalami keluhan tersebut Ya Tidak Ket : Beri tanda silang pada jawaban yang sesuai * Coret yang tidak perlu Terima Kasih Atas Partisipasi Saudara Dalam Penelitian Ini A-2

15 A-3

16 I. Data Pribadi Pekerja Bagian Olah Pasir No. Kode Pekerja Usia (Th) Tinggi Bdn (cm) Berat Bdn (Kg) Lama Kerja (Th) Merokok Btg/hr Olah Raga/bln T. Ruang (Kelvin) T. Badan (Kelvin) P. Baromerik (mmhg) Brt Debu (μg) FEV 1.0 BTPS (liter) 1 O > ,8 638, ,02 Olah Pasir 2 O ,6 638, ,65 Olah Pasir 3 O < ,8 638, ,76 Olah Pasir 4 O < ,7 638, ,31 Olah Pasir Bekerja Bagian II. Data Pribadi Pekerja Bagian Cetak Pasir No. Kode Pekerja Usia (Th) Tinggi Bdn (cm) Berat Bdn (Kg) Lama Kerja (Th) Merokok Btg/hr Olah Raga/bln T. Ruang (Kelvin) T. Badan (Kelvin) P. Baromerik (mmhg) Brt Debu (μg) FEV 1.0 BTPS (liter) Bekerja Bagian 1 C ,6 638, ,28 Cetak Pasir 2 C , ,64 Cetak Pasir 3 C < ,4 638, ,43 Cetak Pasir 4 C ,4 638, ,88 Cetak Pasir 5 C , ,51 Cetak Pasir 6 C ,4 639, ,67 Cetak Pasir 7 C > ,9 639, ,91 Cetak Pasir 8 C > ,1 639, ,86 Cetak Pasir 9 C > , ,00 Cetak Pasir 10 C , ,43 Cetak Pasir 11 C ,3 638, ,63 Crane B-1

17 III. Data Pribadi Pekerja Bagian Disamatic Line No. Kode Pekerja Usia (Th) Tinggi Bdn (cm) Berat Bdn (Kg) Lama Kerja (Th) Merokok Btg/hr Olah Raga/bln T. Ruang (Kelvin) T. Badan (Kelvin) P. Baromerik (mmhg) Brt Debu (μg) FEV 1.0 BTPS (liter) Bekerja di Bagian 1 D > ,6 639, ,51 Disamatic line 2 D ,3 639, ,42 Disamatic line 3 D , ,26 Disamatic line 4 D ,9 639, ,88 Disamatic line 5 D ,7 640, ,74 Disamatic line 6 D ,3 640, ,98 Disamatic line IV. Data Pribadi Pekerja Bagian Furan Line No. Kode Pekerja Usia (Th) Tinggi Bdn (cm) Berat Bdn (Kg) Lama Kerja (Th) Merokok Btg/hr Olah Raga/bln T. Ruang (Kelvin) T. Badan (Kelvin) P. Baromerik (mmhg) Brt Debu (μg) FEV 1.0 BTPS (liter) Bekerja di Bagian 1 F ,7 638, ,12 Furan line 2 F ,7 640, ,66 Furan line 3 F > ,6 638, ,45 Furan line 4 F < ,4 639, ,10 Furan line 5 F ,6 640, ,09 Furan line 6 F ,8 638, ,18 Furan line 7 F , ,43 Furan line 8 F < ,8 639, ,26 Furan line 9 F ,1 639, ,00 Furan line B-2

18 V. Data Pribadi Pekerja Bagian Perkakas Tempa No. Kode Pekerja Usia (Th) Tinggi Bdn (cm) Berat Bdn (Kg) Lama Kerja (Th) Merokok Btg/hr Olah Raga/bln T. Ruang (Kelvin) T. Badan (Kelvin) P. Baromerik (mmhg) Brt Debu (μg) FEV 1.0 BTPS (liter) Bekerja di Bagian 1 K ,5 639, ,65 Perkakas 2 K ,8 639, ,53 Perkakas 3 K ,1 639, ,13 Perkakas 4 K , ,91 Perkakas 5 K < ,6 645, ,88 Perkakas 6 K ,8 645, ,00 Perkakas 7 K ,9 645, ,81 Perkakas 8 K > ,4 639, ,92 Perkakas 9 K < ,7 639, ,18 Perkakas 10 K > ,5 639, ,80 PPC 11 K , ,44 PPC 12 K > ,1 638, ,65 Perkakas 13 K > ,6 639, ,63 Perkakas 14 K , ,23 PPC 15 K ,1 639, ,55 PPC 16 K ,4 639, ,36 PPC 17 K ,8 638, ,11 PPC 18 K ,8 638,3 39 2,83 PPC 19 K ,9 638,3 37 3,25 PPC 20 K < ,6 638,3 34 3,50 Perkakas 21 K < ,7 639, ,27 Mutu 22 K > ,5 638, ,01 Mutu 23 K ,4 638, ,45 Mutu 24 K < ,8 638, ,02 Pemeliharaan 25 K ,2 638, ,78 Pemeliharaan B-3

19 V. Data Pribadi Pekerja Bagian Perkakas Tempa (lanjutan) No. Kode Pekerja Usia (Th) Tinggi Bdn (cm) Berat Bdn (Kg) Lama Kerja (Th) Merokok Btg/hr Olah Raga/bln T. Ruang (Kelvin) T. Badan (Kelvin) P. Baromerik (mmhg) Brt Debu (μg) FEV 1.0 BTPS (liter) Bekerja di Bagian 26 K ,4 638, ,72 Pemeliharaan 27 K ,25 < ,5 638, ,42 Pemeliharaan 28 K ,25 > ,1 638, ,07 Pemeliharaan 29 K > ,6 639, ,10 Pemeliharaan 30 K > ,4 638, ,95 Perkakas Keterangan : PPC = Production Planning Control B-4

20 VI. Atribut Pekerja Bagian Olah Pasir No. Kode Pekerja Kebangsaan Jenis Kelamin Minum Susu Olah Raga/Bln (Kali) Makan/ Hari (Kali) Pemakaian Masker Jarak Rumah- Kantor Cara Pergi ke Kantor Keluhan Kesehatan (Respirasi) Pekerjaan Sebelumnya Pendidikan Terakhir 1 O1 Indonesia Pria Ya 0 3 Saat banyak debu <5km Motor Tdk pernah Tidak STM 2 O2 Indonesia Pria Ya 5 3 Tidak <5km Motor Batuk tdk Tidak STM 3 O3 Indonesia Pria Ya 0 3 Sesekali <5km Motor Sesak msh Tidak STM 4 O4 Indonesia Pria Ya 1 3 Sesekali <5km Motor Batuk tdk Tidak STM VII. Atribut Pekerja Bagian Cetak Pasir No. Kode Pekerja Kebangsaan Jenis Kelamin Minum Susu Olah Raga/Bln (Kali) Makan/ Hari (Kali) Pemakaian Masker Jarak Rumah- Kantor Cara Pergi ke Kantor Keluhan Kesehatan (Respirasi) Pekerjaan Sebelumnya Pendidikan Terakhir 1 C1 Indonesia Pria Ya 4 3 Tidak 5-10km Motor Tdk pernah Tidak STM 2 C2 Indonesia Pria Ya 4 3 Sesekali 5-10km Motor Tdk pernah Tidak STM 3 C3 Indonesia Pria Ya 4 3 Saat banyak debu <5km Motor Batuk tdk Tidak STM 4 C4 Indonesia Pria Ya 4 3 Sesekali 5-10km Motor Tdk pernah Tidak STM 5 C5 Indonesia Pria Ya 2 3 Tidak <5km Motor Tdk pernah Tidak STM 6 C6 Indonesia Pria Ya 1 3 Sesekali 5-10km Motor Batuk msh Tidak STM 7 C7 Indonesia Pria Tidak 0 3 Tidak <5km Motor Tdk pernah Tidak STM 8 C8 Indonesia Pria Ya 0 3 Tidak <5km Motor Tdk pernah Tidak STM 9 C9 Indonesia Pria Ya 0 3 Tidak <5km Motor Tdk pernah Tidak STM 10 C10 Indonesia Pria Ya 8 3 Tidak <5km Motor Tdk pernah Tidak STM 11 C11 Indonesia Pria Ya 4 >3 Saat banyak debu <5km Motor Batuk tdk Op. msn STM B-5

21 VIII. Atribut Pekerja Bagian Disamatic Line No. Kode Pekerja Kebangsaan Jenis Kelamin Minum Susu Olah Raga/Bln (Kali) Makan/ Hari (Kali) Pemakaian Masker Jarak Rumah- Kantor Cara Pergi ke Kantor Keluhan Kesehatan (Respirasi) Pekerjaan Sebelumnya Pendidikan Terakhir 1 D1 Indonesia Pria Tidak 8 3 Tidak <5km Motor Tdk pernah Tidak STM 2 D2 Indonesia Pria Ya 4 3 Tidak >10km Motor Batuk tdk Tidak STM 3 D3 Indonesia Pria Ya 4 2 Sesekali <5km Motor Tdk pernah Buruh STM 4 D4 Indonesia Pria Ya 3 3 Tidak <5km Motor Tdk pernah Tidak STM 5 D5 Indonesia Pria Ya 4 >3 Tidak <5km Motor Tdk pernah Tidak STM 6 D6 Indonesia Pria Ya 4 3 Tidak <5km Motor Tdk pernah Tidak D1 IX. Atribut Pekerja Bagian Furan Line No. Kode Pekerja Kebangsaan Jenis Kelamin Minum Susu Olah Raga/Bln (Kali) Makan/ Hari (Kali) Pemakaian Masker Jarak Rumah- Kantor Cara Pergi ke Kantor Keluhan Kesehatan (Respirasi) Pekerjaan Sebelumnya Pendidikan Terakhir 1 F1 Indonesia Pria Ya 4 2 Saat banyak debu <5km Angkot Batuk tdk Office Boy STM 2 F2 Indonesia Pria Ya 4 3 Sesekali <5km Motor Tdk pernah Tidak STM 3 F3 Indonesia Pria Ya 0 3 Tidak <5km Sepeda Tdk pernah Tidak STM 4 F4 Indonesia Pria Ya 4 >3 Tidak >10km Angkot Tdk pernah Sales STM 5 F5 Indonesia Pria Ya 0 2 Tidak <5km Angkot Tdk pernah Tidak STM 6 F6 Indonesia Pria Ya 1 3 Saat banyak debu >10km Motor Tdk pernah Op. msn STM 7 F7 Indonesia Pria Ya 0 2 Tidak 5-10km Angkot Tdk pernah Tidak STM 8 F8 Indonesia Pria Ya 0 3 Sesekali >10km Angkot Tdk pernah Tidak STM 9 F9 Indonesia Pria Ya 2 3 Tidak <5km Motor Tdk pernah Tidak STM B-6

22 X. Atribut Pekerja Bagian Perkakas Tempa No. Kode Pekerja Kebangsaan Jenis Kelamin Minum Susu Olah Raga/Bln (Kali) Makan/ Hari (Kali) Pemakaian Masker Jarak Rumah- Kantor Cara Pergi ke Kantor Keluhan Kesehatan (Respirasi) Pekerjaan Sebelumnya Pendidikan Terakhir 1 K1 Indonesia Pria Ya 1 >3 Tidak 5-10km Motor Tidak Tidak STM 2 K2 Indonesia Pria Ya 3 >3 Tidak <5km Motor Tidak Tidak STM 3 K3 Indonesia Pria Ya 4 3 Tidak <5km Motor Tidak Maintenance STM 4 K4 Indonesia Pria Tidak 2 3 Tidak >10km Motor Tidak Tidak STM 5 K5 Indonesia Pria Ya 4 2 Tidak <5km Motor Tidak Tekstil STM 6 K6 Indonesia Pria Ya 4 3 Tidak <5km Motor Tidak Tidak STM 7 K7 Indonesia Pria Ya 8 3 Tidak <5km Motor Tidak Tidak STM 8 K8 Indonesia Pria Ya 0 2 Tidak <5km Motor Tidak Tidak D3 9 K9 Indonesia Pria Ya 4 3 Tidak 5-10km Motor Tidak Maintenance STM 10 K10 Indonesia Pria Ya 2 3 Tidak <5km Motor Tidak Tidak STM 11 K11 Indonesia Pria Ya 0 3 Tidak <5km Jalan Tidak Tidak STM 12 K12 Indonesia Pria Ya 0 3 Tidak >10km Motor Tidak Tidak STM 13 K13 Indonesia Pria Ya 1 3 Tidak <5km Motor Tidak Tekstil STM 14 K14 Indonesia Pria Ya 0 3 Tidak 5-10km Motor Tidak Tidak STM 15 K15 Indonesia Pria Ya 4 2 Tidak <5km Motor Tidak Pengembangan Produk S1 16 K16 Indonesia Pria Tidak 4 3 Tidak <5km Motor Tidak Tidak STM 17 K17 Indonesia Pria Ya 1 3 Tidak <5km Motor Tidak Tidak STM 18 K18 Indonesia Pria Ya 1 2 Tidak <5km Motor Tidak Tidak S1 19 K19 Indonesia Pria Ya 2 3 Tidak >10km Angkot Tidak Tidak D3 20 K20 Indonesia Pria Ya 0 3 Tidak <5km Motor Tidak Tidak STM 21 K21 Indonesia Pria Ya 4 3 Tidak <5km Motor Tidak Tidak D3 22 K22 Indonesia Pria Ya 1 2 Tidak >10km Angkot Tidak Tidak D2 23 K23 Indonesia Pria Tidak 0 3 Tidak <5km Motor Tidak Tidak STM 24 K24 Indonesia Pria Ya 4 2 Tidak >10km Motor Tidak Tidak STM B-7

23 X. Atribut Pekerja Bagan Perkakas Tempa (lanjutan) No. Kode Pekerja Kebangsaan Jenis Kelamin Minum Susu Olah Raga/Bln (Kali) Makan/ Hari (Kali) Pemakaian Masker Jarak Rumah- Kantor Cara Pergi ke Kantor Keluhan Kesehatan (Respirasi) Pekerjaan Sebelumnya Pendidikan Terakhir 25 K25 Indonesia Pria Ya 4 3 Tidak >10km Motor Tidak Tidak STM 26 K26 Indonesia Pria Ya 0 3 Tidak >10km Motor Tidak Tidak STM 27 K27 Indonesia Pria Ya 4 2 Tidak >10km Motor Tidak Tidak STM 28 K28 Indonesia Pria Ya 3 3 Tidak >10km Motor Tidak Tidak STM 29 K29 Indonesia Pria Ya 1 3 Tidak <5km Motor Tidak Tidak STM 30 K30 Indonesia Pria Ya 4 3 Tidak <5km Motor Tidak Tidak STM B-8

24 No Kode Pekerja XI. Nilai HI Masing-Masing Pekerja Kelompok Terpajan ADD debu silika (mg/kg.hari) Reference Dose (mg/kg.hari) Hazard Quotient Hazard Index Bekerja di bagian 1 O1 0, , ,76 81,76 Olah Pasir 2 O2 0, , ,13 84,13 Olah Pasir 3 O3 0, , ,64 100,64 Olah Pasir 4 O4 0, , ,74 60,74 Olah Pasir 5 C1 0, , ,78 77,78 Cetak Pasir 6 C2 0, , ,35 56,35 Cetak Pasir 7 C3 0, , ,97 59,97 Cetak Pasir 8 C4 0, , ,09 75,09 Cetak Pasir 9 C5 0, , ,17 52,17 Cetak Pasir 10 C6 0, , ,76 56,76 Cetak Pasir 11 C7 0, , ,66 41,66 Cetak Pasir 12 C8 0, , ,29 46,29 Cetak Pasir 13 C9 0, , ,39 31,39 Cetak Pasir 14 C10 0, , ,98 36,98 Cetak Pasir 15 C11 0, , ,28 2,28 Crane 16 F1 0, , ,91 13,91 Furan line 17 F2 0, , ,17 7,17 Furan line 18 F3 0, , ,66 8,66 Furan line 19 F4 0, , ,10 3,10 Furan line 20 F5 0, , ,61 4,61 Furan line 21 F6 0, , ,42 1,42 Furan line 22 F7 0, , ,32 3,32 Furan line 23 F8 0, , ,82 0,82 Furan line 24 F9 0, , ,59 1,59 Furan line 25 D1 0, , ,45 2,45 Disamatic line 26 D2 0, , ,89 2,89 Disamatic line 27 D3 0, , ,60 2,60 Disamatic line 28 D4 0, , ,64 1,64 Disamatic line 29 D5 0, , ,13 2,13 Disamatic line 30 D6 0, , ,83 1,83 Disamatic line Rata-rata 0, , ,743 30,743 B-9

25 No XII. Nilai HI Masing-Masing Pekerja Kelompok Tidak Terpajan Kode Pekerja ADD debu silika (mg/kg.hari) Reference Dose (mg/kg.hari) Hazard Quotient Hazard Index Bekerja di bagian 1 K1 0, , ,37 0,37 Perkakas 2 K2 0, , ,38 0,38 Perkakas 3 K3 0, , ,42 0,42 Perkakas 4 K4 0, , ,19 0,19 Perkakas 5 K5 0, , ,40 0,40 Perkakas 6 K6 0, , ,40 0,40 Perkakas 7 K7 0, , ,28 0,28 Perkakas 8 K8 0, , ,62 0,62 Perkakas 9 K9 0, , ,43 0,43 Perkakas 10 K10 0, , ,19 0,19 PPC 11 K11 0, , ,36 0,36 PPC 12 K12 0, , ,38 0,38 Perkakas 13 K13 0, , ,67 0,67 Perkakas 14 K14 0, , ,38 0,38 PPC 15 K15 0, , ,29 0,29 PPC 16 K16 0, , ,21 0,21 PPC 17 K17 0, , ,42 0,42 PPC 18 K18 0, , ,40 0,40 PPC 19 K19 0, , ,36 0,36 PPC 20 K20 0, , ,41 0,41 Perkakas 21 K21 0, , ,38 0,38 Mutu 22 K22 0, , ,41 0,41 Mutu 23 K23 0, , ,39 0,39 Mutu 24 K24 0, , ,32 0,32 Pemeliharaan 25 K25 0, , ,42 0,42 Pemeliharaan 26 K26 0, , ,35 0,35 Pemeliharaan 27 K27 0, , ,42 0,42 Pemeliharaan 28 K28 0, , ,33 0,33 Pemeliharaan 29 K29 0, , ,43 0,43 Pemeliharaan 30 K30 0, , ,27 0,27 Perkakas Rata-rata 0, , ,380 0,380 Keterangan : PPC = Production Planning Control B-10

26 B-11

27 B-12

28 GL-F-PL a DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SURVEI GEOLOGI LABORATORIUM GEOLOGI (GEOLOGY LABORATORIES) Jl. Diponegoro No. 57, Bandung, 40122, Indonesia Telp: (022) , Fax: (022) , Kode sampel (sample code) Lokasi (location) Kedalaman (depth) Pemilik (property) HASIL UJI DIFRAKSI SINAR-X (X-RAY DIFFRACTION ANALYSIS RESULT) Nomer lab. (lab. number) : 154/L/GL/1.2/04/2008 Tanggal (date) : 03 April 2008 : Cor 1 Kode lab. : 201/1.2/0721 (lab. code) : - Tanggal diuji : 03 April 2008 (analyzed date) : - Metode uji :GL-MU-1.2 : Bpk. Kresna Wibawa Program Magister Teknik Lingkungan, Bidang KKL, ITB (method) Pengambil data (data collector) Penyelia (analyzer) : Purwo Kawoco dan Ishar Rustami : Ir. Sigit Maryanto, M.Si. Pemerian umum (brief description): Sampel berupa material yang berukuran sangat halus dan menempel di membran khusus. Sampel berwarna abu-abu terang kecoklatan dengan jumlah yang cukup berarti. Mineral terperi (identified mineral): Nama mineral (mineral name) % Nama mineral (mineral name) % Calcite 49.1 Quartz 43.8 Stilbite-Ca 7.1 Parameter pengukuran (measurement parameter): File name E:\X'PERT PSD Length [ 2Th.] 2.13 DATA\2008\083-kresna wibawa-itb\15.xrdml Offset [ 2Th.] Comment Measurement Date / Time Operator Raw Data Origin (*.XRDML) Scan Axis Gonio Start Position [ 2Th.] End Position [ 2Th.] Step Size [ 2Th.] Scan Step Time [s] Scan Type PSD Mode GeolLabs 4/2/2008 2:01:11 PM Pusat Penelitian XRD measurement Continuous Scanning Divergence Slit Type Fixed Divergence Slit Size [ ] Specimen Length [mm] Measurement Temperature [ C] Anode Material Cu K-Alpha1 [Å] Generator Settings 30 ma, 40 kv Goniometer Radius [mm] Dist. Focus-Diverg. Slit [mm] Incident Beam Monochromator No Spinning No Ulasan (comment): Persentase komponen XRD adalah perbandingan secara semi kuantitatif semua komponen yang berupa kristal. Untuk jumlah komponen secara keseluruhan tidak dapat diidentifikasi, dan disarankan untuk diuji SEMguna melihat secara visual. Rekaman spektrum (spectral record): Terlampir (enclosed) Kepala Sub Bidang Laboratorium (Chief of Laboratory Subdivision) Ir. Joko Subandrio, M.Si. NIP Catatan (notes): Hasil pengujian ini hanya berlaku untuk sampel yang diuji (this analysis result is only valid for the tested sample). C-1

29 GL-F-PL a DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SURVEI GEOLOGI LABORATORIUM GEOLOGI (GEOLOGY LABORATORIES) Jl. Diponegoro No. 57, Bandung, 40122, Indonesia Telp: (022) , Fax: (022) , Kode sampel (sample code) Lokasi (location) Kedalaman (depth) Pemilik (property) HASIL UJI DIFRAKSI SINAR-X (X-RAY DIFFRACTION ANALYSIS RESULT) Nomer lab. (lab. number) : 154/L/GL/1.2/04/2008 Tanggal (date) : 03 April 2008 : Perkakas Tempa Kode lab. : 201/1.2/0722 (lab. code) : - Tanggal diuji : 03 April 2008 (analyzed date) : - Metode uji :GL-MU-1.2 : Bpk. Kresna Wibawa Program Magister Teknik Lingkungan, Bidang KKL, ITB (method) Pengambil data (data collector) Penyelia (analyzer) : Purwo Kawoco dan Ishar Rustami : Ir. Sigit Maryanto, M.Si. Pemerian umum (brief description): Sampel berupa material yang berukuran sangat halus dan menempel di membran khusus. Sampel berwarna bening hingga putih susu dengan jumlah yang sangat sedikit. Mineral terperi (identified mineral): Nama mineral (mineral name) % Nama mineral (mineral name) % Stilbite 44.2 Quartz low 55.8 Parameter pengukuran (measurement parameter): File name E:\X'PERT DATA\2008\083-kresna wibawa-itb\35.xrdml Comment GeolLabs Measurement Date / Time 4/2/2008 2:17:30 PM Operator Pusat Penelitian Raw Data Origin XRD measurement (*.XRDML) Scan Axis Gonio Start Position [ 2Th.] End Position [ 2Th.] Step Size [ 2Th.] Scan Step Time [s] Scan Type Continuous PSD Mode Scanning PSD Length [ 2Th.] 2.13 Offset [ 2Th.] Divergence Slit Type Fixed Divergence Slit Size [ ] Specimen Length [mm] Measurement Temperature [ C] Anode Material Cu K-Alpha1 [Å] Generator Settings 30 ma, 40 kv Goniometer Radius [mm] Dist. Focus-Diverg. Slit [mm] Incident Beam Monochromator No Spinning No Ulasan (comment): Persentase komponen XRD adalah perbandingan secara semi kuantitatif semua komponen yang berupa kristal. Untuk jumlah komponen secara keseluruhan tidak dapat diidentifikasi, dan disarankan untuk diuji SEMguna melihat secara visual. Rekaman spektrum (spectral record): Terlampir (enclosed) Kepala Sub Bidang Laboratorium (Chief of Laboratory Subdivision) Ir. Joko Subandrio, M.Si. NIP Catatan (notes): Hasil pengujian ini hanya berlaku untuk sampel yang diuji (this analysis result is only valid for the tested sample). C-2

30 GL-F-PL a DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SURVEI GEOLOGI LABORATORIUM GEOLOGI (GEOLOGY LABORATORIES) Jl. Diponegoro No. 57, Bandung, 40122, Indonesia Telp: (022) , Fax: (022) , Kode sampel (sample code) Lokasi (location) Kedalaman (depth) Pemilik (property) HASIL UJI DIFRAKSI SINAR-X (X-RAY DIFFRACTION ANALYSIS RESULT) Nomer lab. (lab. number) : 154/L/GL/1.2/04/2008 Tanggal (date) : 03 April 2008 : Cor 2 Kode lab. : 201/1.2/0723 (lab. code) : - Tanggal diuji : 03 April 2008 (analyzed date) : - Metode uji :GL-MU-1.2 : Bpk. Kresna Wibawa Program Magister Teknik Lingkungan, Bidang KKL, ITB (method) Pengambil data (data collector) Penyelia (analyzer) : Purwo Kawoco dan Ishar Rustami : Ir. Sigit Maryanto, M.Si. Pemerian umum (brief description): Sampel berupa material yang berukuran sangat halus dan menempel di membran khusus. Sampel berwarna bening hingga putih susu dengan jumlah yang sangat sedikit. Mineral terperi (identified mineral): Nama mineral (mineral name) % Nama mineral (mineral name) % Quartz 80.7 Clinoptilolite 19.3 Parameter pengukuran (measurement parameter): File name E:\X'PERT DATA\2008\083-kresna wibawa-itb\52.xrdml Comment GeolLabs Measurement Date / Time 4/2/2008 2:13:55 PM Operator Pusat Penelitian Raw Data Origin XRD measurement (*.XRDML) Scan Axis Gonio Start Position [ 2Th.] End Position [ 2Th.] Step Size [ 2Th.] Scan Step Time [s] Scan Type Continuous PSD Mode Scanning PSD Length [ 2Th.] 2.13 Offset [ 2Th.] Divergence Slit Type Fixed Divergence Slit Size [ ] Specimen Length [mm] Measurement Temperature [ C] Anode Material Cu K-Alpha1 [Å] Generator Settings 30 ma, 40 kv Goniometer Radius [mm] Dist. Focus-Diverg. Slit [mm] Incident Beam Monochromator No Spinning No Ulasan (comment): Persentase komponen XRD adalah perbandingan secara semi kuantitatif semua komponen yang berupa kristal. Untuk jumlah komponen secara keseluruhan tidak dapat diidentifikasi, dan disarankan untuk diuji SEMguna melihat secara visual. Rekaman spektrum (spectral record): Terlampir (enclosed) Kepala Sub Bidang Laboratorium (Chief of Laboratory Subdivision) Ir. Joko Subandrio, M.Si. NIP Catatan (notes): Hasil pengujian ini hanya berlaku untuk sampel yang diuji (this analysis result is only valid for the tested sample). C-3

31 Counts [ ]; [Å]; Stilbite-Ca [ ]; [Å]; Quartz; Stilbite-Ca [ ]; [Å]; Calcite; Stilbite-Ca [ ]; [Å]; Quartz; Stilbite-Ca [ ]; [Å]; Calcite; Stilbite-Ca [ ]; [Å]; Calcite; Stilbite-Ca [ ]; [Å]; Calcite; Quartz; Stilbite-Ca [ ]; [Å]; Calcite; Stilbite-Ca [ ]; [Å]; Calcite; Stilbite-Ca [ ]; [Å]; Calcite; Stilbite-Ca Position [ 2Theta] Visible Ref. Code Score Compound Name Displacement [ 2Th.] Scale Factor Chemical Formula * Calcite Ca C O3 * Quartz Si O2 * Stilbite-Ca Ca2.62 Al9.8 Si26.2 O72 H4.56 Catatan (notes): Hasil pengujian ini hanya berlaku untuk sampel yang diuji (this analysis result is only valid for the tested sample). C-4

32 Counts [ ]; [Å]; Stilbite [ ]; [Å]; Stilbite [ ]; [Å]; Stilbite [ ]; [Å]; Quartz low [ ]; [Å]; Quartz low Position [ 2Theta] Visible Ref. Code Score Compound Name Displacement Scale Factor Chemical Formula [ 2Th.] * Stilbite ( Na2, Ca ) Al2 Si6 O16!6 H2 O * Quartz low Si O2 Catatan (notes): Hasil pengujian ini hanya berlaku untuk sampel yang diuji (this analysis result is only valid for the tested sample). C-5

33 Counts [ ]; [Å] [ ]; [Å]; Clinoptilolite [ ]; [Å]; Quartz; Clinoptilolite [ ]; [Å]; Clinoptilolite [ ]; [Å] [ ]; [Å]; Quartz [ ]; [Å]; Quartz Position [ 2Theta] Visible Ref. Code Score Compound Name Displacement [ 2Th.] Scale Factor Chemical Formula * Quartz Si O2 * Clinoptilolite ( Na, K, Ca )6 ( Si, Al )36 O72!20 H2 O Catatan (notes): Hasil pengujian ini hanya berlaku untuk sampel yang diuji (this analysis result is only valid for the tested sample). C-6

34 I. Perhitungan ANOVA Untuk Berbagai Variabel dengan Menggunakan Microsoft Excel 1. Usia Summary Groups Count Sum Average Variance Terpajan , , Kontrol , , ANOVA Source of Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 5,4 1 5,4 0, , , Within Groups 4372, ,3954 Total 4378, Tinggi Badan Summary Groups Count Sum Average Variance Terpajan ,1 17,40345 Kontrol ,2 13,82069 ANOVA Source of Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 54, ,15 3,4684 0, ,00687 Within Groups 905, ,6120 Total 959, Berat Badan Summary Groups Count Sum Average Variance Terpajan , ,62644 Kontrol ,13793 ANOVA Source of Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 220, ,4167 3, , , Within Groups 3792, ,38218 Total 4012, D-1

35 4. Lama Kerja Summary Groups Count Sum Average Variance Terpajan ,1 47, Kontrol ,5 10, , ANOVA Source of Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 0, , , , , Within Groups 3049, ,57614 Total 3049, Merokok Summary Groups Count Sum Average Variance Terpajan , , Kontrol ,6 1, ANOVA Source of Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 0, , , , , Within Groups 70, , Total 70, FEV 1.0 Summary Groups Count Sum Average Variance Terpajan 30 98, , ,25582 Kontrol ,1743 3, , ANOVA Source of Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 2, , , , , Within Groups 18, , Total 21, D-2

36 II. Perhitungan Debu Respirabel Pada Pekerja Perhitungan debu respirabel di breathing zone pekerja dilakukan menggunakan persamaan sebagai berikut (Wight, 1994): Cs = Ms V Keterangan: Cs = Konsentrasi partikulat tersuspensi (μg/m 3 ) Ms = Massa yang terkumpul (μg) V = Volume Udara (m 3 ) Contoh perhitungan: Jika hasil sampling debu pada filter yang dipasang pada pekerja menunjukkan berat 2857 μg dengan volume udara yang dihisap personal sampling pump selama 8 jam kerja yaitu 1,2 m 3, maka konsentrasi debu yang terhirup adalah: Cs = 2857 μg 1,2 m 3 = 2,38 μg/m 3 D-3

37 III. Perhitungan ADD (Average Daily Dose) Perhitungan ADD dilakukan dengan menggunakan persamaan 4.2 (USEPA, 1989), yaitu: ADD (mg/kg.hari) = CA x IR x ET x EF x ED BW x AT CA = Konsentrasi Kontaminan di Udara (mg/m 3 ) IR = Rata-rata Inhalasi (m 3 /jam) ET = Waktu Pajanan (jam/hari) EF = Frekuensi Pajanan (hari/tahun) ED = Durasi Pajanan (tahun) BW = Berat Badan (kg) AT = Waktu Rata-rata (ED x 365 hari/tahun) Berdasarkan persamaan tersebut, konsentrasi debu total (mg/m 3 ) diperoleh dari banyaknya debu (mg) yang didapatkan secara gravimetrik. Nilai konsentrasi debu silika (CA) didapatkan dari hasil kali persentase SiO 2 dengan total debu. Nilai Inhalation Rate (IR) untuk setiap aktivitas seseorang berbeda-beda. Hasil pengukuran dengan menggunakan kalorimeter menunjukkan bahwa aktivitas pekerja yang terdapat di kedua kelompok terpajan ataupun tidak terpajan tergolong kerja ringan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata pengukuran kalorimeter pada pekerja di bagian Cor 1 dan Cor 2 yaitu 683,7 kalori, sedangkan pekerja Perkakas tempa yaitu 672,5 kalori. Hubungan antara nilai IR orang dewasa dengan berbagai aktivitas kerja dapat dilihat pada Tabel di bawah ini Tabel Nilai Intake Udara Bagi Orang Dewasa dalam Liter/Menit (Hallenbeck, 1993) Usia Jenis Kelamin Istirahat Kerja Ringan Kerja Keras Kerja Max, Selama Latihan Berat Dewasa Pria 7, ( >16 tahun) Wanita D-4

38 Nilai EF, ET, ED, BW dan AT disesuaikan dengan hasil pengukuran langsung dan pengamatan terhadap pekerja. Contoh perhitungan ADD : Jika terdapat seorang pekerja pria dewasa dengan data sebagai berikut: Aktivitas ringan Konsentrasi debu silika 1,92 mg/m 3 Bekerja 8 jam sehari, 250 hari/tahun Sudah bekerja di tempat tersebut selama 7 tahun Berat badan 53 kg Maka: 1,92mg/m 3 x 1,74m 3 /jam x 8jam/hari x 250hari/thn x 7thn = 0,345 mg/kg.hari 53 kg x (7 thn x 365 hari/thn) D-5

39 IV. Perhitungan RfD (Reference dose) atau NAB NAB silika dapat dihitung berdasarkan persamaan 2.2 (NIOSH, 2002), yaitu: Respirable PEL (mg/m 3 ) = % SiO 2 NAB silika sangat tergantung dari persentase silika bebas dalam debu. Jika suatu sampel debu mempunyai persentase silika bebas 80,7 %, maka: NAB silika bebas = 10 / 2+80,7 = 0,120 mg/m 3 Sedangkan jika terdapat cristobalite dan tridymite, maka persamaan yang digunakan adalah setengah kali Persamaan 2.2 (NIOSH, 2002). D-6

40 V. Perhitungan Konversi ATPS ke BTPS Konversi ATPS ke BTPS dilakukan menggunakan persamaan 2.4: P 1 V 1 P 2 V 2 = T 1 T 2 (1) = Kondisi ATPS P 1 = Tekanan barometrik - Tekanan uap air pada temperatur ambien (mmhg) (Tekanan barometrik) - (Tekanan uap air pada Tabel 2.3) V 1 = Volume gas yang tercatat pada spirometer (L) T 1 = Temperatur ruangan saat pengukuran ( o K) (2) = Kondisi BTPS P 2 = Tekanan barometrik - Tekanan uap air pada temperatur tubuh (mmhg) (Tekanan barometrik) - (Tekanan uap air pada Tabel 2.3) V 2 = Volume gas pada kondisi BTPS (L) T 2 = Temperatur tubuh ( o K) Jika diketahui hasil pengukuran spirometer terhadap seorang pekerja dengan data sebagai berikut: Suhu tubuh 310 o Kelvin, Tek. Barometrik 638,04 mmhg, suhu ruangan 304,2 o Kelvin, dan volume udara pada spirometer 2,6 liter, maka: P 1 = (638,04-33,7)mmHg = 604,34 mmhg V 1 = 2,9 liter T 1 = 304,2 o Kelvin T 2 = 310 o Kelvin P 2 = (638,04-46,56)mmHg = 591,48 mmhg V 2 = 604,34 mmhg x 2,9 liter x 310 o Kelvin 304,2 o Kelvin x 591,48 mmhg = 3,02 liter VI. Perhitungan Risiko Relatif Contoh perhitungan risiko relatif untuk matrik 2x2 adalah sebagai berikut: D-7

41 Tabel 5.20 Matrik 2x2 Kelompok Pekerja terhadap Nilai FEV 1.0 Terpajan Tidak Terpajan Nilai FEV 1.0 < 3,7 liter Nilai FEV 1.0 3,7 liter 4 14 Perhitungan Risiko Relatif (RR) dari Tabel 5.20 adalah sebagai berikut: RR = 26/(26+4) 16/(16+14) = 1,62 Sedangkan contoh perhitungan RR dari matrik bertingkat dapat adalah sebagai berikut: Tabel 5.21 Risiko Relatif Pekerja Shake Out dan Non-Shake Out terhadap Nilai FEV 1.0 Kontrol Aktivitas Kerja (Perkakas tempa) Non-shake out (Cor 1 dan Cor 2) Shake out otomatis (Disamatic dan Furan line Cor 1) Shake out manual (Pembongkaran cetakan Cor 2) Nilai FEV 1.0 < 3,7 liter Nilai FEV 1.0 3,7 liter Risiko Relatif 7 4 1, , ,88 7/(7+4) RR Non-Shake 16/(16+14) out = 16/(16+14) = 1,18 Untuk aktivitas yang lain, dapat digunakan cara yang sama (membandingkan antara kelompok terpajan dengan kelompok tidak terpajan). D-8

42 I. Prosedur Pengujian FEV 1.0 (Dirgawati, 2007) 1. Jelaskan pengujian yang akan di lakukan. 2. Persiapkan subjek sampel, meliputi: a. Tanyakan mengenai kondisi kesehatan subjek, pengobatan yang dilakukan, dan lain sebagainya. b. Ukur berat dan tinggi badan tanpa sepatu. 3. Cuci tangan. 4. Instruksikan dan peragakan pengujian kepada subjek, mencakup: a. Posisi tubuh yang benar dengan kepala tegak ke depan. b. Teknik bernapas dengan cepat dan lengkap. c. Posisi mouthpiece. d. Mengeluarkan napas sekuat-kuatnya. 5. Lakukan pengujian: a. Cek apakah posisi tubuh subjek sudah benar. b. Letakan penjepit hidung. c. Ambil napas dalam-dalam dan dengan cepat, tahan selama kurang dari 1 detik pada TLC (Total Lung Capacity). d. Tempatkan mouthpiece di dalam mulut. e. Keluarkan napas sekuat-kuatnya sampai tidak ada lagi udara yang dapat dikeluarkan sambil tetap menjaga postur tubuh tetap berada dalam kondisi tegak. f. Ulangi instruksi seperlunya, latih dengan penuh kesabaran. g. Ulangi pengujian sekurang-kurangnya 3 kali; umumnya tidak boleh lebih dari 8 kali. h. Cek uji repeatability dan lakukan kembali pengujian seperlunya. E-1

43 II. Pengukuran Debu Secara Gravimetrik Pengukuran debu secara gravimetrik dilakukan dengan menggunakan neraca analitik. Sebelum dilakukan penimbangan filter kosong maupun filter yang sudah berisi sampel partikulat udara, disimpan di ruangan yang terkontrol suhu dan kelembaban udara mnimal 24 jam. Suhu ruangan ideal untuk dilakukan penimbangan filter yaitu pada kondisi 20 ± 1 C dan kelembaban relatif 50 ± 5% (Sheehy, 2006). Penimbangan dilakukan sebanyak 3 kali untuk filter kosong dan filter yang telah berisi debu. Berat debu diperoleh dengan cara mengurangi rata-rata berat akhir filter dengan rata-rata berat awal filter. E-2

44 E-3

45 I. Prosedur Penggunaan Hi Flow Personal Sampler 1. Baterai dari masing-masing personal sampling pump harus diisi dengan aturan yang berlaku. 2. Personal sampling pump yang akan digunakan dikalibrasi terlebih dahulu untuk memastikan kecepatan hisap pompa pada kecepatan 2,5 liter/menit. 3. Filter yang telah dipersiapkan dimasukkan ke dalam holder dengan menggunakan pinset bersih kemudian dihubungkan dengan menggunaan cyclone dan dihubungkan dengan pompa menggunakan selang. 4. Personal sampling pump dipasang sesuai dengan petunjuk pada masingmasing responden dan dinyalakan selama 8 jam. 5. Kecepatan hisap pompa diperiksa selama pemakaian, indikator kecepatan pompa terdapat pada flow rate ball yang tertera pada personal sampling pump. 6. Setelah selesai sampling, alat dimatikan, holder dibuka, filter diambil dengan menggunakan pinset dan dimasukkan ke dalam wadah tertutup yang berisi silica gel. 7. Sampel kemudian dibawa ke ruang khusus, dan diperlakukan sama seperti ketika sebelum digunakan untuk sampling untuk kemudian ditimbang. F-1

46 II. Prosedur Penggunaan Spirometer dalam Mengukur FEV Panaskan alat selama 20 menit sebelum digunakan. 2. Pasang mouthpiece di tempat transducer. 3. Masukan data subjek yang akan diukur kualitasnya, yaitu: Jenis kelamin Umur Tinggi badan Mode FVC (Forced Vital Capacity) 4. Tekan tombol start/stop 1 kali sehingga tampil warna merah pada tombol. 5. Pada layar akan muncul perintah expire fully, lalu tarik napas sedalam dan sekuat mungkin dan keluarkan udara tadi dengan sekuat dan secepat mungkin melalui mulut (tidak melalui hidung) sampai udara betul-betul habis. 6. Tekan tombol start/stop satu kali sampai nyala merah tadi hilang, lalu tekan tombol data/curve sehingga muncul tampilan yang menunjukkan angka FEV 1.0, FVC, % FVC. tekan tombol print sehingga muncul data dan grafik hasil pengukuran. F-2

47 III. Prosedur Penggunaan Neraca Analitik Mettler Toledo 1. Atur level indikator agar masuk ke dalam lingkaran dengan menggunakan kedua kaki bagian belakang neraca ke arah yang sesuai. 2. Pastikan neraca tidak berbeban, kemudian kabel daya dihubungkan dengan sumber tegangan 220V. 3. Neraca dinyalakan dengan menekan tombol on/off (dalam waktu singkat), maka pada layar monitor akan muncul g/mg, dan neraca dibiarkan hingga stabil. 4. Lakukan kalibrasi internal dengan menekan tombol adjust int, dimana kalibrasi akan dilakukan secara otomatis oleh neraca, dengan menggunakan massa internal dalam neraca (built in calibration weight). Keadaan ini ditunggu beberapa saat hingga muncul pemberitahuan bahwa kalibrasi sudah selesai. 5. Penutup kaca neraca dibuka menggunakan tangan untuk menggerakkan handel penutup kaca neraca, atau dengan menyentuh tombol panah pada neraca. 6. Setelah proses kalibrasi selesai dilakukan, letakan sampel di wadah tabung lalu tutup dengan penutup kaca neraca. 7. Keadaan ini ditunggu beberapa saat, sampai lingkaran kecil di sebelah kiri layar menghilang. Bila tanda lingkaran telah hilang, tampilan angka yang tertera merupakan berat hasil penimbangan yang telah stabil. 8. Jika telah selesai, matikan neraca dengan menekan tombol on/off. Tombol tersebut ditekan hingga kemunculan kata off di tampilan layar akan menghilang. F-3

48 Gambar Struktur Organisasi PT. X DIREKTUR UTAMA SATUAN PENGAWAS INTERN SEKRETARIAN PERUSAHAAN PUSAT PENGAMANAN SEKRETARIAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN DIREKTUR PRODUK MILITER DIREKTUR PRODUK KOMERSIAL DIREKTUR ADMINISTRASI DAN KEUANGAN DEPUTI DIREKTUR BIDANG PENGEMBANGAN USAHA DEPUTI DIREKTUR BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA DEPUTI DIREKTUR BIDANG PENELITIAN & PENGEMBANGAN DEPUTI DIREKTUR BIDANG PEMASARAN & PENJUALAN DEPUTI DIREKTUR BIDANG PEMASARAN DEPUTI DIREKTUR BIDANG ADMINISTRASI DEPUTI DIREKTUR BIDANG KEUANGAN ANAK PERUSAHAAN DIVISI MUNISI DIVISI SENJATA DIVISI MESIN INDUSTRI DAN JASA DIVISI TEMPA DAN COR DIVISI REKAYASA INDUSTRI UNIT PENGEMBANGAN KENDARAAN FUNGSI KHUSUS G-1

49 Gambar personal sampling pump yang digunakan selama penelitian Gambar spirometer yang digunakan selama penelitian Neraca analitis yang digunakan untuk menimbang filter Cor1 Cor 2 Perkakas tempa Gambar filter berisi debu respirabel yang didapatkan dari pekerja di gedung Cor 1, Cor 2 dan Perkakas tempa H-1

50 Perkiraan kristalin silika Gambar filter yang mengandung debu silika yang berasal dari pekerja di Cor 2 H-2

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan Bab V Hasil dan Pembahasan Studi lapangan mengenai analisis risiko kesehatan terhadap pajanan debu telah dilakukan mulai Januari sampai dengan Februari 2008 di PT. X. Penelitian ini dilakukan di PT. X,

Lebih terperinci

Bab IV Metodologi Penelitian

Bab IV Metodologi Penelitian Bab IV Metodologi Penelitian 4.1 Alur Penelitian Secara umum alur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1: PENDAHULUAN Survei Tempat Penelitian Proses Kerja Jumlah Pekerja Kondisi Ruang Kerja PENGUMPULAN

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Muhammad Fida Helmi Dieter, George. Mechanical Metallurgy Edisi SI Metric. Singapore:

DAFTAR PUSTAKA. Muhammad Fida Helmi Dieter, George. Mechanical Metallurgy Edisi SI Metric. Singapore: DAFTAR PUSTAKA 1. Aluminum Foam Technology Applied to Automotive Design. Artikel oleh CYMAT Ltd. 2. 7055 Alloy Technical Data. ALCOA. 3. Alulight R datasheet. 2006. 4. Babcsan; Banhart; dan Leitlemeier.

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN DEBU TERHADAP NILAI FEV 1.0 PEKERJA DI LINGKUNGAN KERJA PT. X TESIS

ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN DEBU TERHADAP NILAI FEV 1.0 PEKERJA DI LINGKUNGAN KERJA PT. X TESIS 405/S2-TL/KKL/2008 ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN DEBU TERHADAP NILAI FEV 1.0 PEKERJA DI LINGKUNGAN KERJA PT. X TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut

Lebih terperinci

LAMPIRAN A HASIL ANALISIS AAS. Dari analisis AAS diperoleh nilai absorbansi untuk masing masing 0,2 0,024 0,4 0,0342 0,6 0,045 0,8 0, ,0602

LAMPIRAN A HASIL ANALISIS AAS. Dari analisis AAS diperoleh nilai absorbansi untuk masing masing 0,2 0,024 0,4 0,0342 0,6 0,045 0,8 0, ,0602 L-1 LAMPIRAN A HASIL ANALISIS AAS A.1 Kurva Standar Dari analisis AAS diperoleh nilai absorbansi untuk masing masing konsentrasi larutan standar sebagai berikut. Tabel A.1. Konsentrasi dan Absorbansi Larutan

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Debu Debu (partikel) dalam udara dapat bersumber peristiwa alamiah ataupun kegiatan manusia dalam mengembangkan teknologi, terutama di bidang industri. Partikel yang mencemari

Lebih terperinci

Metoda pengukuran kadar debu respirabel di udara tempat kerja secara perseorangan

Metoda pengukuran kadar debu respirabel di udara tempat kerja secara perseorangan Standar Nasional Indonesia Metoda pengukuran kadar debu respirabel di udara tempat kerja secara perseorangan ICS 13.040.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar Isi...i Prakata... ii Pendahuluan...iii

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Analisis Univariat 5.1.1 Konsentrasi Partikulat yang Diukur Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan di lokasi pertambangan Kapur Gunung Masigit, didapatkan bahwa total

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian tentang hubungan Pajanan Debu Kayu Lingkungan dengan Kapasitas Fungsi Paru Karyawan, dilakukan di bagian produksi CV. Valasindo

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari tahapan analisis risiko yaitu identifikasi bahaya yang dilakukan dengan beberapa tahap yaitu studi kondisi lapangan, pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan terhadap keselamatan dan kesehatan para pekerja di tempat

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan terhadap keselamatan dan kesehatan para pekerja di tempat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia dewasa ini maju sangat pesat, seiring dengan tuntutan berbagai kebutuhan bermacam produk. Penerapan teknologi berbagai bidang tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kawasan penambangan kapur

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kawasan penambangan kapur BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Peneitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kawasan penambangan kapur sederhana Kelurahan Buliide, Kecamatan Kota Barat. Adapun

Lebih terperinci

Bandung 1 dan 2 ABSTRAK

Bandung   1 dan 2 ABSTRAK POTENSI BAHAYA DEBU SILIKA TERHADAP KESEHATAN PANDAI BESI DESA MEKARMAJU KABUPATEN BANDUNG POTENTIAL HAZARD OF SILICA DUST TO HEALTH OF BLACKSMITH IN MEKARMAJU VILLAGE, BANDUNG Rinda Andhita Regia 1 dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Fisiologi dan Ergonomi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Fisiologi dan Ergonomi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Fisiologi dan Ergonomi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di kelompok pengrajin batik

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat, terutama pada kondisi lingkungan yang di bawah standar. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat, terutama pada kondisi lingkungan yang di bawah standar. (1) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit akibat lingkungan semakin hari semakin menimbulkan problema kesehatan masyarakat, terutama pada kondisi lingkungan yang di bawah standar. (1) Umumnya di

Lebih terperinci

Pengukuran kadar debu total di udara tempat kerja

Pengukuran kadar debu total di udara tempat kerja Standar Nasional Indonesia Pengukuran kadar debu total di udara tempat kerja ICS 17.060 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1. Ruang lingkup... 1 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas sehingga jumlah tenaga kerja yang berkiprah disektor

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas sehingga jumlah tenaga kerja yang berkiprah disektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, Seluruh Negara dituntut untuk memasuki perdagangan bebas sehingga jumlah tenaga kerja yang berkiprah disektor industri akan bertambah sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Dian Eka Sutra, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Dian Eka Sutra, FKM UI, Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polusi udara merupakan masalah lingkungan global yang terjadi di seluruh dunia. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), polusi udara menyebabkan kematian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu melakukan pengukuran terhadap nilai kapasitas vital

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa, III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa, Laboratorium Kimia Instrumentasi

Lebih terperinci

OP-005 ANALISIS KONSENTRASI KRISTAL SILIKA TERINHALASI DI LINGKUNGAN KERJA PANDAI BESI DESA MEKARMAJU, KABUPATEN BANDUNG

OP-005 ANALISIS KONSENTRASI KRISTAL SILIKA TERINHALASI DI LINGKUNGAN KERJA PANDAI BESI DESA MEKARMAJU, KABUPATEN BANDUNG Seminar Nasional Sains dan Teknologi Lingkungan II e-issn 2541-3880 OP-005 ANALISIS KONSENTRASI KRISTAL SILIKA TERINHALASI DI LINGKUNGAN KERJA PANDAI BESI DESA MEKARMAJU, KABUPATEN BANDUNG Rinda Andhita

Lebih terperinci

Penyehatan Udara. A. Sound Level Meter

Penyehatan Udara. A. Sound Level Meter Penyehatan Udara Penyehatan udara merupakan upaya yang dilakukan agar udara yang ada disekeliling kita sebagai makhluk hidup tidak mengalami cemaran yang dapat berdampak pada kesehatan. Penyehatan udara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada mesin Otto dengan penggunaan bahan bakar yang ditambahkan aditif dengan variasi komposisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. solusi alternatif penghasil energi ramah lingkungan.

BAB 1 PENDAHULUAN. solusi alternatif penghasil energi ramah lingkungan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri pengolahan kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Hal ini disebabkan tingginya permintaan atas Crude Palm Oil

Lebih terperinci

Bab IV Metodologi Penelitian

Bab IV Metodologi Penelitian Bab IV Metodologi Penelitian Alur penelitian yang dilakukan terdiri atas survei lapangan, pengumpulan data primer dan sekunder, analisis partikulat, serta analisis paparan unsur-unsur kimia. Metodologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PAJANAN KADAR DEBU KAYU LINGKUNGAN DENGAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI CV

HUBUNGAN PAJANAN KADAR DEBU KAYU LINGKUNGAN DENGAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI CV HUBUNGAN PAJANAN KADAR DEBU KAYU LINGKUNGAN DENGAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI CV. VALASINDO SENTRA USAHA KABUPATEN KARANGANYAR TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular (noncommunicable

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular (noncommunicable BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berubahnya tingkat kesejahteraan, pola penyakit saat ini telah mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan beralihnya penyebab kematian yang semula

Lebih terperinci

Indikasi Pemeriksaan

Indikasi Pemeriksaan Definisi Suatu prosedur pemeriksaan dengan menggunakan alat spirometer yang bertujuan untuk mengukur ventilasi yaitu mengukur volume statik dan volume dinamik paru. Indikasi Pemeriksaan Menilai status

Lebih terperinci

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH 3. Biasanya senyawa ini didapati

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH 3. Biasanya senyawa ini didapati 1. Amonia (NH3) Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH 3. Biasanya senyawa ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Walaupun amonia memiliki sumbangan penting bagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Faal, khususnya ilmu Kedokteran Olahraga. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei 27 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei 2015. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisika Material FMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas : Variabel Terikat : 1. Kadar Debu 2. iklim kerja 3. Ventilasi 4. Umur 5. Kebiasaan Merokok Kapasitas Vital Paru 6. Kebiasaan Olahraga 7.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan pun muncul seiring semakin padatnya jumlah penduduk. Salah. satunya permasalahan di bidang transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan pun muncul seiring semakin padatnya jumlah penduduk. Salah. satunya permasalahan di bidang transportasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali, saat ini telah menjadi salah satu kota besar di Indonesia. Pesatnya pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu alasan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Buliide, Kecamatan Kota Barat merupakan salah satu mata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Buliide, Kecamatan Kota Barat merupakan salah satu mata BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penambangan kapur tradisional yang terletak secara administratif di Kelurahan Buliide, Kecamatan Kota Barat merupakan salah satu

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN FUNGSI PARU DENGAN SPIROMETRI. Hj. Efy Afifah, SKp, M.Kes. Pengukuran obyektif paru menggunakan alat spirometer.

PEMERIKSAAN FUNGSI PARU DENGAN SPIROMETRI. Hj. Efy Afifah, SKp, M.Kes. Pengukuran obyektif paru menggunakan alat spirometer. PEMERIKSAAN FUNGSI PARU DENGAN SPIROMETRI Hj. Efy Afifah, SKp, M.Kes Tujuan praktikum: - Mahasiswa menjelaskan tujuan, indikasi dan kontraindikasi dilakukan pemeriksaan spirometri dengan benar - Mahasiswa

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gangguan Faal Paru Pada Perusahaan Galangan Kapal

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gangguan Faal Paru Pada Perusahaan Galangan Kapal Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gangguan Faal Paru Pada Perusahaan Galangan Kapal Amilatun Nazikhah 1*, Binti Mualifatul R. 2, Am Maisarah Disrinama 3 1 Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 23 April 2013. Penelitian dilakukan pada saat pagi hari yaitu pada jam 09.00-

BAB III METODE PENELITIAN. 23 April 2013. Penelitian dilakukan pada saat pagi hari yaitu pada jam 09.00- BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian akan dilakukan di peternakan ayam CV. Malu o Jaya Desa Ulanta, Kecamatan Suwawa dan peternakan ayam Risky Layer Desa Bulango

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PETERNAK AYAM. Putri Rahayu H. Umar. Nim ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PETERNAK AYAM. Putri Rahayu H. Umar. Nim ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PETERNAK AYAM (Studi Pada Peternakan Ayam CV. Malu o Jaya dan Peternakan Ayam Risky Layer Kabupaten Bone Bolango) Putri Rahayu H. Umar Nim. 811409003 ABSTRAK

Lebih terperinci

Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara

Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara STANDARDS Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995 tentang: Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak KepKaBaPedal No 205/1996 tentang: Pengendalian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012 di 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012 di Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Kimia Anorganik Jurusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan bulan Januari 2012 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara. Eko Hartini

Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara. Eko Hartini Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara Eko Hartini STANDARDS Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995 tentang: Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak KepKaBaPedal No 205/1996 tentang:

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat penelitian Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut : a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA, PENGETAHUAN PENGGUNAAN APD, DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENURUNAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA INDUSTRI MEBEL DI DESA LEILEM KECAMATAN SONDER KABUPATEN MINAHASA Jennifer

Lebih terperinci

Rimba Putra Bintara Kandung E2A307058

Rimba Putra Bintara Kandung E2A307058 Hubungan Antara Karakteristik Pekerja Dan Pemakaian Alat Pelindung Pernapasan (Masker) Dengan Kapasitas Fungsi Paru Pada Pekerja Wanita Bagian Pengampelasan Di Industri Mebel X Wonogiri Rimba Putra Bintara

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dengan Perilaku Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan Tahun 2015 A. KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja ditempat kerja. Dalam pekerjaan sehari-hari pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja ditempat kerja. Dalam pekerjaan sehari-hari pekerjaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi sekarang ini menuntut pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja ditempat kerja. Dalam pekerjaan sehari-hari pekerjaan akan terpajan dengan berbagai

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DEBU MENGGUNAKAN PERSONAL DUST SAMPLER (PDS)

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DEBU MENGGUNAKAN PERSONAL DUST SAMPLER (PDS) LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DEBU MENGGUNAKAN PERSONAL DUST SAMPLER (PDS) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Laboratorium Kesehatan Kerja Dosen Pengampu : Drs. Herry Koesyanto, MS Nama Kelompok :

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan di berbagai bidang yang semakin meningkat apabila tidak disertai oleh upaya pengelolaan lingkungan yang baik, maka dapat mengakibatkan terjadinya

Lebih terperinci

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado Hubungan Antara Lama Paparan dengan Kapasitas Paru Tenaga Kerja Industri Mebel di CV. Sinar Mandiri Kota Bitung Donald J.W.M Kumendong*, Joy A.M Rattu*, Paul A.T Kawatu* * Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Cross sectional (penelitian survey), Sifat data adalah kuantitatif dan kualitatif. Sifat data kuantitatif deskriptif

Lebih terperinci

Uji Fungsi (lung function test) Peak flow meter

Uji Fungsi (lung function test) Peak flow meter Uji Fungsi Paru-paru (lung function test) Peak flow meter Spirometer 2009/1/11 Zullies Ikawati's Lecture Notes 1 Spirometri 2009/1/11 Zullies Ikawati's Lecture Notes 2 Peak flow meter PEF = Peak Expiratory

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv. ABSTRAK...

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv. ABSTRAK... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii SUMMARY... viii

Lebih terperinci

PERBEDAAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA YANG TERPAPAR PARTIKULAT PM10 DIBAWAH DAN DIATAS NILAI AMBANG BATAS DI PT WIJAYA KARYA BETON BOYOLALI

PERBEDAAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA YANG TERPAPAR PARTIKULAT PM10 DIBAWAH DAN DIATAS NILAI AMBANG BATAS DI PT WIJAYA KARYA BETON BOYOLALI PERBEDAAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA YANG TERPAPAR PARTIKULAT PM10 DIBAWAH DAN DIATAS NILAI AMBANG BATAS DI PT WIJAYA KARYA BETON BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

LAMA PEMBELAJARAN PRAKTIK LABORATORIUM/BENGKEL DAN FUNGSI PARU MAHASISWA JURUSAN ORTOTIK PROSTETIK POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

LAMA PEMBELAJARAN PRAKTIK LABORATORIUM/BENGKEL DAN FUNGSI PARU MAHASISWA JURUSAN ORTOTIK PROSTETIK POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA LAMA PEMBELAJARAN PRAKTIK LABORATORIUM/BENGKEL DAN FUNGSI PARU MAHASISWA JURUSAN ORTOTIK PROSTETIK POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA Suhardi ¹, M Mudatsyir S ², Setiawan ³ Kementerian Kesehatan Politeknik

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO

SIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO SIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO Pabrik Semen menggunakan Bahan Aditif Fly Ash dengan Proses Kering Oleh : Palupi Nisa 230 030 04 Hikmatul

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA PENGAMBILAN SAMPEL UDARA

INSTRUKSI KERJA PENGAMBILAN SAMPEL UDARA INSTRUKSI KERJA PENGAMBILAN SAMPEL UDARA TIM SATUAN TANGGAP DARURAT BAPETEN DIREKTORAT KETEKNIKAN & KESIAPSIAGAAN NUKLIR 2009 INSTRUKSI KERJA PENGAMBILAN SAMPEL UDARA I. RUANG LINGKUP Ruang lingkup prosedur

Lebih terperinci

ABSTRAK FAAL PARU PADA PEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DAN PEROKOK PASIF PASANGANNYA

ABSTRAK FAAL PARU PADA PEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DAN PEROKOK PASIF PASANGANNYA ABSTRAK FAAL PARU PADA PEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DAN PEROKOK PASIF PASANGANNYA Siti A. Sarah M, 2011. Pembimbing I : dr.jahja Teguh Widjaja,Sp.P.,FCCP Pembimbing II: dr.sijani

Lebih terperinci

MEDICAL RECORD FOR GERIATRIC

MEDICAL RECORD FOR GERIATRIC NomerPMR : G.5221 Nama Pasien MEDICAL RECORD FOR GERIATRIC : Vicky Ztatuzizasi Usia 50 thn Jenis Kelamin laki-laki Tanggal : 25 Desember 2013 Alasan berkunjung Flu sudah berlangsung 2 hari KONDISI AWAL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Garis Besar Penelitian Penelitian yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah melakukan pengujian pengaruh putaran mesin terhadap performansi sistem pengkondisian udara

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja.

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN :

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN : PERANCANGAN SISTEM K3 BERDASARKAN JOB SAFETY ANALYSIS DAN PERHITUNGAN RISK SCORE (SUATU PENDEKATAN DENGAN METODE PARTICIPATORY ERGONOMICS) Paulus Sukapto 1*), Harjoto Djojosubroto 2) dan Yunanto 3) 1,2)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Jenis Kelamin Status Gizi Kebiasaan Merokok Kapasitas Vital Paru Masa Kerja Penggunaan Masker Posisi Kerja Gambar 3.1 Kerangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan industri berdampak pula pada kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan industri berdampak pula pada kesehatan. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi dan industri berdampak pula pada kesehatan. Industri menimbulkan polusi udara baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja sehingga

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya

Lebih terperinci

Pemakaian obat bronkodilator sehari- hari : -Antikolinergik,Beta2 Agonis, Xantin,Kombinasi SABA+Antikolinergik,Kombinasi LABA +Kortikosteroid,,dll

Pemakaian obat bronkodilator sehari- hari : -Antikolinergik,Beta2 Agonis, Xantin,Kombinasi SABA+Antikolinergik,Kombinasi LABA +Kortikosteroid,,dll LAMPIRAN 1 Lembaran Pemeriksaan Penelitian Nama : Umur :...tahun Tempat / Tanggal Lahir : Alamat : Pekerjaan : No telf : No RM : Jenis kelamin : 1. Laki laki 2. Perempuan Tinggi badan :...cm Berat badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya volume dan kapasitas paru-paru manusia hanya dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Tetapi selain itu, faktor penyakit dan aktifitas seseorang

Lebih terperinci

GAMBARAN KUALITAS UDARA AMBIEN TERMINAL KAITANNYA DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PEDAGANG TETAP WANITA DI TERMINAL JOYOBOYO SURABAYA

GAMBARAN KUALITAS UDARA AMBIEN TERMINAL KAITANNYA DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PEDAGANG TETAP WANITA DI TERMINAL JOYOBOYO SURABAYA GAMBARAN KUALITAS UDARA AMBIEN TERMINAL KAITANNYA DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PEDAGANG TETAP WANITA DI TERMINAL JOYOBOYO SURABAYA Erly Nindia Sari Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas udara perkotaan di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun dalam beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi

Lebih terperinci

DETERMINAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PADA PEKERJA PENGRAJIN KERAMIK DI KECAMATAN KLAMPOK BANJARNEGARA

DETERMINAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PADA PEKERJA PENGRAJIN KERAMIK DI KECAMATAN KLAMPOK BANJARNEGARA DETERMINAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PADA PEKERJA PENGRAJIN KERAMIK DI KECAMATAN KLAMPOK BANJARNEGARA DETERMINANT FACTORS AFFECTING LUNG CAPACITY ON CERAMIC CRAFTSMEN WORKERS IN DISTRICT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Umum Bab ini berisi tentang metodologi yang akan dilakukan selama penelitian, di dalamnya berisi mengenai cara-cara pengumpulan data (data primer maupun sekunder), urutan

Lebih terperinci

EVALUASI TERHADAP PROFIL RESIKO. Tujuan: Untuk memastikan bahwa resiko yang tidak dapat ditolerir dapat dikendalikan dengan sebaik-baiknya

EVALUASI TERHADAP PROFIL RESIKO. Tujuan: Untuk memastikan bahwa resiko yang tidak dapat ditolerir dapat dikendalikan dengan sebaik-baiknya EVALUASI TERHADAP PROFIL RESIKO Tujuan: Untuk memastikan bahwa resiko yang tidak dapat ditolerir dapat dikendalikan dengan sebaik-baiknya R E S I K O Resiko adalah kemungkinan terjadinya suatu loss (cedera,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Tirta Sibayakindo adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek AQUA yang telah

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN ANALISA AYAKAN PASIR UNTUK MATERIAL BETON (ASTM C 136-84a) Nama : M. Hafiz Nim : 08 0404 081 Material : Pasir Tanggal : 11 Januari 2014 Diameter Ayakan. () (No.) Berat Fraksi

Lebih terperinci

Lampiran No. 4 UJI EXPERT Kuesioner Gambaran Pengetahuan Tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri No Masker pada Pekerja Industri mebel Pertanyaan 1 Kanker paru dan asma adalah beberapa penyakit paru yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan 27 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material FMIPA Universitas Lampung. Uji

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional 1 SNI 19-7117.12-2005 Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

HUBUNGAN PAPARAN PARTIKEL DEBU KAYU DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI UD. SURYA ABADI FURNITURE, GATAK, SUKOHARJO

HUBUNGAN PAPARAN PARTIKEL DEBU KAYU DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI UD. SURYA ABADI FURNITURE, GATAK, SUKOHARJO HUBUNGAN PAPARAN PARTIKEL DEBU KAYU DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI UD. SURYA ABADI FURNITURE, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni 25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni 2015. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisika Material FMIPA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai dengan Oktober 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai dengan Oktober 2013. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai dengan Oktober 2013. Pembuatan sampel dilakukan di Laboratorium Fisika Material Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 4 (2015)

Tersedia online di:  Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 4 (2015) ANALISIS RISIKO CEMARAN TSP (TOTAL SUSPENDED PARTICULATE) PADA TAHAP PEMBANGUNAN GEDUNG TERHADAP KESEHATAN PEKERJA (STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PALTROW CITY SEMARANG, JAWA TENGAH) Putri Kharisma

Lebih terperinci

November sampai dengan tanggal 20 Desember tahun untuk membuat gambaran atau deskritif tentang suatu keadaan suatu objektif.

November sampai dengan tanggal 20 Desember tahun untuk membuat gambaran atau deskritif tentang suatu keadaan suatu objektif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Loksi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Lokasi penelitian dilakukan di swalayan Kota Gorontalo Tahun 2013 3.1.2 Waktu Penelitian ini dilakukan selama satu bulan yaitu dimulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem Informasi Akadamik Terpadu (SIAT) program studi Universitas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian terhidung sejak bulan Juni 2013 sampai dengan

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian terhidung sejak bulan Juni 2013 sampai dengan 29 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian terhidung sejak bulan Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat yaitu di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. waktu pengukuran atau observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang

BAB III METODE PENELITIAN. waktu pengukuran atau observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran

Lebih terperinci

PENGARUH PAPARAN GAS NOx TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PEDAGANG KULINER DI DEPAN PUSAT GROSIR SOLO DAN PASAR BUKU SRIWEDARI SURAKARTA

PENGARUH PAPARAN GAS NOx TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PEDAGANG KULINER DI DEPAN PUSAT GROSIR SOLO DAN PASAR BUKU SRIWEDARI SURAKARTA PENGARUH PAPARAN GAS NOx TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PEDAGANG KULINER DI DEPAN PUSAT GROSIR SOLO DAN PASAR BUKU SRIWEDARI SURAKARTA Muhammad Iqbal R.0212031 PROGRAM DIPLOMA 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pencemaran udara telah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pencemaran udara telah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara telah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan kendaraan bermotor. Sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan

BAB I PENDAHULUAN. Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan.

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA LUAS PERMUKAAN BADAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PRIA DEWASA NORMAL

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA LUAS PERMUKAAN BADAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PRIA DEWASA NORMAL ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA LUAS PERMUKAAN BADAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PRIA DEWASA NORMAL Reggy Trialetta Injo, 2007. Pembimbing: Pinandojo Djojosoewarno dr., Drs., AIF. Di indonesia

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

KUESIONER. a. Nama Responden : b. AlamatResponden : c. Jenis kelamin : d. Umur Responden : e. Pekerjaan : 1. Bekerja 2.

KUESIONER. a. Nama Responden : b. AlamatResponden : c. Jenis kelamin : d. Umur Responden : e. Pekerjaan : 1. Bekerja 2. Lampiran 1. KUESIONER HUBUNGAN KUALITAS UDARA AMBIEN DENGAN KELUHAN GANGGUAN PERNAFASAN PADA MASYARAKAT SEKITAR PABRIK GULA SEI SEMAYANG (PGSS) KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014 No. Responden : Tanggal

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DENGAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL

HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DENGAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DENGAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL (Survei pada Mebel Sektor Informal di Kampung Sindanggalih Kelurahan Kahuripan Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya Tahun 2014) Indri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA PERCOBAAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA PERCOBAAN BAB IV HASIL DAN ANALISA PERCOBAAN 4.1 HASIL PENGUJIAN MATERIAL Langkah pertama yang dilakukan sebelum penelitian ini dimulai adalah melakukan pengujian material penyusun geopolimer (precursor dan activator)

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI Yunus Zarkati Kurdiawan / 2310100083 Makayasa Erlangga / 2310100140 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012 26 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012 sampai Desember 2012 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium

Lebih terperinci

PENGARUH PAPARAN DEBU KAYU TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA DI PT. UTAMA CORE ALBASIA KECAMATAN CANGKIRAN TAHUN 2016

PENGARUH PAPARAN DEBU KAYU TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA DI PT. UTAMA CORE ALBASIA KECAMATAN CANGKIRAN TAHUN 2016 PENGARUH PAPARAN DEBU KAYU TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA DI PT. UTAMA CORE ALBASIA KECAMATAN CANGKIRAN TAHUN 2016 Dwi Prastiani*),Eko Hartini**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Udara mempunyai fungsi yang sangat penting bagi makhluk hidup terutama manusia. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan mesin, mulai dari mesin yang sangat sederhana sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan mesin, mulai dari mesin yang sangat sederhana sampai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini begitu banyak pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan mesin, mulai dari mesin yang sangat sederhana sampai dengan penggunaan mesin dengan kapasitas teknologi

Lebih terperinci

Instruksi Kerja Penggunaan Oven Carbolite

Instruksi Kerja Penggunaan Oven Carbolite Instruksi Kerja Penggunaan Oven Carbolite Laboratorium Kesmavet Program kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2012 1 Instruksi Kerja Penggunaan Oven Carbolite Laboratorium Kesmavet Program Kedokteran

Lebih terperinci