LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DEBU MENGGUNAKAN PERSONAL DUST SAMPLER (PDS)
|
|
- Yulia Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DEBU MENGGUNAKAN PERSONAL DUST SAMPLER (PDS) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Laboratorium Kesehatan Kerja Dosen Pengampu : Drs. Herry Koesyanto, MS Nama Kelompok : Endang Trikora Korry Apriandi Rendra Kukuh Prasetya Umi Khabibah Sri Astutik JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012
2 LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DEBU MENGGUNAKAN PERSONAL DUST SAMPLER (PDS) I. PELAKSANAAN Hari, Tanggal : Rabu, 27 Maret 2013 Waktu : Tempat : II. TUJUAN a. Mahasiswa mampu mengenal metode dan peralatan pengukuran kadar debu. b. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran kadar debu. c. Mahasiswa mampu enganalisa data hasil pengukuran. III. LATAR BELAKANG Debu adalah partkel-partikel zat padat yang disebabkan oleh kekuatan alami atau mekanisme seperti pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengepakan yang cepat, peledakan dan lain-lain dari bahan organik maupun anorganik. Debu merupakan salah satu bahan yang sering disebut sebagai partikel yang melayang di udara (Suspended Particulate Matter / SPM) dengan ukuran 1 mikron sampai dengan 500 mikron. Partikel- partikel debu yang dapat dihirup pernafasan manusia mempunyai ukuran mikron. Debu yang tertimbun dalam paru-paru bisa menyebabkan berbagai penyakit yaitu pneumokosis. Gejalanya adalah batuk kering, sesak nafas, kelelahan umum, susut berat badan, banyak dahak, dll. Dari sifatnya debu dikategorikan pada : Sifat pengendapan, yaitu debu yang cenderung selalu mengendap karena gaya grafitasi bumi. Sifat permukaan basah, sifatnya selalu basah dilapisi oleh lapisan air yang sangat tipis. Sifat penggumpalan, karena sifat selalu basah maka debu satu dengan yang lainnya cenderung menempel membentuk gumpalan. Tingkat kelembaban di atas titik saturasi dan adanya turbelensi di udara mempermudah debu membentuk gumpalan.
3 Debu listrik statik, debu mempunyai sifat listrik statis yang dapat menarik partikel lain yang berlawanan dengan demikian partikel dalam larutan debu mempercepat terjadinya penggumpalan. Sifat opsis, partikel yang basah/lembab lainnya dapat memancarkan sinar yang dapat terlihat dalam kamar gelap. Ukuran debu sangat berpengaruh terhadap terjadinya penyakit pada saluran pernafasan. Dari hasil penelitian ukuran tersebut dapat mencapai target organ sebagai berikut: 5-10 mikron akan tertahan oleh saluran pernafasan bagian atas. 3-5 mikron akan tertahan oleh saluran pernafasan bagian tengah. 1-3 mikron sampai dipermukaan alveoli. 0,5-0,1 mikron hinggap di permukaan alveoli/selaput lendir sehingga menyebabkan vibrosis paru. 0,1-0,5 mikron melayang di permukaan alveoli. Menurut WHO 1996 ukuran debu partikel yang membahayakan adalah berukuran 0,1 5 atau 10 mikron. Depkes mengisyaratkan bahwa ukuran debu yang membahayakan berkisar 0,1 sampai 10 mikron. Partikel debu selain memiliki dampak terhadap kesehatan, yaitu mengganggu kesehatan manusia seperti timbulnya iritasi pada mata, alergi, gangguan pernafasan dan kanker pada paru-paru, debu juga dapat menyebabkan gangguan sebagai berikut : Gangguan estetik dan fisik seperti terganggunya pemandangan dan pelunturan warna bangunan dan pengotoran Merusak kehidupan tumbuhan yang terjadi akibat adanya penutupan pori-pori tumbuhan sehingga mengganggu jalannya fotosintesis. Merubah iklim global regional maupun internasional. Mengganggu perhubungan/penerbangan yang akhirnya mengganggu kegiatan sosial ekonomi di masyarakat. Debu dapat di ukur dengan alat pengukuran debu, salah satunya adalah Personal Dust Sampler (PDS). IV. ALAT DAN BAHAN a. Alat tulis
4 b. Exicator c. Personal Dust Sampler (PDS) d. Timbangan Analitik e. Kertas filter f. Silika gel g. Pinset V. PRINSIP KERJA Praktikum pengukuran kadar debu menggunakan personal dust sampler ini memiliki prinsip kerja sebagai berikut: 1. Menangkap debu di tempat kerja yang dalam hal ini adalah di industri meubel dengan menggunakan personal dust sampler 2. Membandingkan berat kertas filter sesudah dengan sebelum dengan metode gravimetri 3. Menganalisis hasil dan membandingkannya dengan NAB kadar debu kayu pada SNI Membuat simpulan dan memberikan saran. VI. CARA KERJA a. Mengambil kertas filter dengan pinset, kemudian memasukkan ke dalam timbangan analitik. b. Melihat pada display berapa berat filter awal atau disebut filter kosong, kemudian mencatatnya. c. Mengambil filter tersebut dari timbangan analitik, kemudian memasukkannya ke exicator. d. PDS di-on-kan dengan flow meter berada pada posisi 2 liter/menit. e. Memasang holder pada krah baju pekerja meubel, kemudian menunggu sampai 3 jam 27 menit. f. Mematikan PDS setelah batas waktu telah selesai. g. Mengambil filter dengan pinset, kemudian menimbangnya pada timbangan analitik kembali. h. Melihat pada display berapa berat filter setelah proses pengukuran. i. Menghitung selisih antara berat filter sesudah dengan sebelum pengukuran debu di industry meubel.
5 j. Memasukkan selisih yang diketahui kedalam rumus Gravimetry untuk mengetahui kadar debunya. k. Menganalisis hasil dan membuat laporan VII. HASIL PENGUKURAN a. Waktu Praktikum Hari, tanggal : Senin, 2 April 2012 Tempat : Renja Meubel, jln. Trangkil Gunungpati. Pukul : WIB, WIB b. Hasil praktikum debu dengan PDS Flow rate Filter kosong (mg) Filter terisi (mg) Waktu 2 lt/menit 99,9 100,7 3 jam 27 menit VIII. HARGA NORMAL/NAB Menurut SNI tentang persyaratan dan tata cara penyelenggaran kesehatan lingkungan kerja industri, kandungan debu maksimal didalam udara ruangan untuk debu kayu dalam pengukuran rata-rata 8 jam adalah 1 mg/m 3. IX. PEMBAHASAN filter terisi filter kosong Kadar = x 1000 Flow rate x waktu (100,7 99,9) = x liter/menit x 207 menit 0,8 = x liter/menit = 1,93 mg/m 3
6 Berdasarkan hasil perhitungan dihasilkan kadar debu di Renja Meubel adalah 1,93 mg/m 3 ternyata Melebihi NAB yang ditetapkan SNI , yaitu 1 mg/m 3. Alat pengukuran debu PDS ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk penjabarannya adalah sebagai berikut : a. Kelebihan PDS : Praktis, karena bentuknya kecil sehingga mudah untuk dibawa kemana-mana Prosedur operasional alat mudah dipahami dan diterapkan. Pengukuran tidak mengganggu aktifitas karena tidak memerlukan pengoperasian secara khusus. b. Kekurangan PDS : Kualitas alat yang digunakan dalam praktikum ini kurang baik karena saklar on/off sudah aus sehingga sering mati Tidak efektif digunakan untuk mengukur debu pada seluruh ruangan untuk pengukuran hingga 24 jam kurang efektif karena kekuatan baterai yang digunakan hanya cukup untuk sekitar 8 jam X. PENUTUP Kesimpulan Pengukuran debu di tempat kerja standarnya 8 jam/hari, tetapi karena keterbatasan waktu kelompok kami hanya dapat mengukur selama 3 jam 27 menit. Saran 1. Sebaiknya tidak melakukan pengukuran pada cuaca mendung dan saat hujan 2. Sebaiknya melakukan pengukuran minimal 8 jam agar hasilnya lebih valid. 3. Mencari lokasi yang benar-benar berisiko teepapar debu yang tinggi. XI. DAFTAR PUSTAKA Herry K., & Eram T.P PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA. Semarang: UNNES Press R. Ferdiyanto DEBU. di akses pada Kamis, 22 Maret 2012
7 Sohodli Pengukuran kadar debu total di udara tempat kerja: Standard Nasional Indonesia (SNI ). di akses pada Kamis, 22 Maret 2012 LAMPIRAN FOTO
Metoda pengukuran kadar debu respirabel di udara tempat kerja secara perseorangan
Standar Nasional Indonesia Metoda pengukuran kadar debu respirabel di udara tempat kerja secara perseorangan ICS 13.040.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar Isi...i Prakata... ii Pendahuluan...iii
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akibat penggunaan sumber daya alam (Wardhani, 2001).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di bidang industri merupakan perwujudan dari komitmen politik dan pilihan pembangunan yang tepat oleh pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan bagi segenap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lagi dengan diberlakukannya perdagangan bebas yang berarti semua produkproduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dengan kemajuan di bidang teknologi telekomunikasi dan transportasi, dunia seakan tanpa batas dan jarak. Dengan demikian pembangunan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang dari tahun ke tahun. Peningkatan dan perkembangan ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan sektor industri di Indonesia semakin meningkat dan berkembang dari tahun ke tahun. Peningkatan dan perkembangan ini sejalan dengan peningkatan antara
Lebih terperinciPengukuran kadar debu total di udara tempat kerja
Standar Nasional Indonesia Pengukuran kadar debu total di udara tempat kerja ICS 17.060 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1. Ruang lingkup... 1 2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan kerja merupakan salah satu faktor penunjang untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan kerja merupakan salah satu faktor penunjang untuk meningkatkan produktivitas kerja. Bentuk bentuk paparan yang berupa faktor risiko bahaya harus diminimalisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Faktor lingkungan kerja merupakan salah satu penyebab timbulnya penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Faktor lingkungan kerja merupakan salah satu penyebab timbulnya penyakit akibat kerja. Potensi bahaya dapat ditimbulkan dari aktivitas kegiatan di tempat kerja setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbahaya bagi kesehatan pekerja (Damanik, 2015). cacat permanen. Jumlah kasus penyakit akibat kerja tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak tenaga kerja yang bekerja di sektor industri informal dan formal. Banyak industri kecil dan menengah harus bersaing dengan industri besar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ATP (Adenosin Tri Phospat) dan karbon dioksida (CO 2 ) sebagai zat sisa hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paru merupakan salah satu organ vital yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen (O 2 ) yang digunakan sebagai bahan dasar metabolisme dalam tubuh.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas : Variabel Terikat : 1. Kadar Debu 2. iklim kerja 3. Ventilasi 4. Umur 5. Kebiasaan Merokok Kapasitas Vital Paru 6. Kebiasaan Olahraga 7.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan pekerja dan akhirnya menurunkan produktivitas. tempat kerja harus dikendalikan sehingga memenuhi batas standard aman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tempat kerja merupakan tempat dimana setiap orang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri maupun keluarga yang sebagian besar waktu pekerja dihabiskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membahayakan terhadap keselamatan dan kesehatan para pekerja di tempat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia dewasa ini maju sangat pesat, seiring dengan tuntutan berbagai kebutuhan bermacam produk. Penerapan teknologi berbagai bidang tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara luas di hampir setiap sektor industri. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3), saat ini implementasinya telah menyebar secara luas di hampir setiap sektor industri. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara
Lebih terperinciPemantauan dan Analisis Kualitas Udara
Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara STANDARDS Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995 tentang: Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak KepKaBaPedal No 205/1996 tentang: Pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi telah terjadi perkembangan di berbagai aspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi telah terjadi perkembangan di berbagai aspek kehidupan yang bisa memberikan pengaruh dan dampak penting terhadap kehidupan manusia. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak pabrik yang mengolah bahan mentah. menjadi bahan yang siap digunakan oleh konsumen. Banyaknya pabrik ini
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia memiliki banyak pabrik yang mengolah bahan mentah menjadi bahan yang siap digunakan oleh konsumen. Banyaknya pabrik ini tentunya berdampak langsung pula pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hubungan parameter..., Duniantri Wenang Sari, FKM 2 UI, Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Jakarta sebagai kota metropolitan di Indonesia memiliki berbagai masalah, salah satu isu yang sedang hangat diperbincangkan adalah masalah pencemaran udara. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar. Salah satu industri yang banyak berkembang yakni industri informal. di bidang kayu atau mebel (Depkes RI, 2003).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri mempunyai peranan penting yang sangat besar dalam menunjang pembangunan di Indonesia. Banyak industri kecil dan menengah baik formal maupun informal mampu menyerap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan mesin, mulai dari mesin yang sangat sederhana sampai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini begitu banyak pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan mesin, mulai dari mesin yang sangat sederhana sampai dengan penggunaan mesin dengan kapasitas teknologi
Lebih terperinciResiko Kerja Bagi Pengelola Arsip ( Resume Hasil Kajian BPAD Provinsi DIY )
Resiko Kerja Bagi Pengelola Arsip ( Resume Hasil Kajian BPAD Provinsi DIY ) An Nisa Sukma Mahasiswi D III Kearsipan, UGM Pendahuluan Arsip merupakan komponen penting dalam pelaksanaan funfsi dan tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas sehingga jumlah tenaga kerja yang berkiprah disektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, Seluruh Negara dituntut untuk memasuki perdagangan bebas sehingga jumlah tenaga kerja yang berkiprah disektor industri akan bertambah sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kualitas udara merupakan komponen lingkungan yang sangat penting, karena akan berpengaruh langsung terhadap kesehatan masyarakat terutama pada pernafasan. Polutan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa. udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan komponen hidup yang sangat penting untuk manusia maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa hari, tanpa minum manusia
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KADAR DEBU DI LINGKUNGAN KERJA DAN KELUHAN SUBYEKTIF PERNAFASAN TENAGA KERJA BAGIAN FINISH MILL
Aditya S.A., dan Denny A., Identifikasi Kadar Debu di Lingkungan Kerja IDENTIFIKASI KADAR DEBU DI LINGKUNGAN KERJA DAN KELUHAN SUBYEKTIF PERNAFASAN TENAGA KERJA BAGIAN FINISH MILL Identification of Dust
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai daerah penghasilan furniture dari bahan baku kayu. Loebis dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan menjadi masalah utama baik di pedesaan maupun di perkotaan. Khususnya di negara berkembang pencemaran udara yang disebabkan adanya aktivitas dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses pembangunan industri. Sehingga peranan sumber daya manusia perlu mendapatkan perhatian
Lebih terperinciEmisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik
Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional 1 SNI 19-7117.12-2005 Daftar isi Daftar
Lebih terperinciAnalisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)
Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS) Padatan (solid) merupakan segala sesuatu bahan selain air itu sendiri. Zat padat dalam air ditemui 2 kelompok zat yaitu zat terlarut seperti garam dan molekul
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Secara geografis Kota Medan terletak pada 3 30'
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu bangsa dan negara tentunya tidak bisa lepas dari peranan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki AFTA, WTO dan menghadapi era globalisasi seperti saat ini pertumbuhan suatu bangsa dan negara tentunya tidak bisa lepas dari peranan sektor industri,pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebiasaan lain, perubahan-perubahan pada umumnya menimbulkan beberapa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan suatu masalah penting dalam setiap proses operasional baik di sektor tradisional maupun modern, khususnya pada masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja ditempat kerja. Dalam pekerjaan sehari-hari pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi sekarang ini menuntut pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja ditempat kerja. Dalam pekerjaan sehari-hari pekerjaan akan terpajan dengan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penyakit paru kronik (Kurniawidjaja,2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paru-paru merupakan alat ventilasi dalam sistem respirasi bagi tubuh, fungsi kerja paru dapat menurun akibat adanya gangguan pada proses mekanisme faal yang salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dapat lebih mudah memenuhi kebutuhan hidupnya. Keadaan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam usaha di bidang kesehatan seperti di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional di bidang kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. wilayah yang didalamnya terdapat bermacam-macam bentuk aktifitas yang berasal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Lingkungan dan Pencemaran Lingkungan dapat diartikan sebagai media atau suatu areal, tempat atau wilayah yang didalamnya terdapat bermacam-macam bentuk aktifitas
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN KADAR AIR, KADAR VOLATIL, DAN KADAR ABU OLEH KELOMPOK 1: 1. ANA AULIA TRILIANI (1407110503) 2. DINO SATRIA ANDESKI (1407121334) 3. GITAMY ANGGRAINI (1407123054)
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Udara tersebut berbentuk gas dan terdapat dimana-mana, sehingga akibatnya
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia setiap detik selama hidupnya akan membutuhkan udara. Secara ratarata manusia tidak dapat mempertahankan hidup tanpa udara lebih dari tiga menit. Udara tersebut
Lebih terperinciPemantauan dan Analisis Kualitas Udara. Eko Hartini
Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara Eko Hartini STANDARDS Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995 tentang: Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak KepKaBaPedal No 205/1996 tentang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mengganti sumber tenaga pada pembangkit uap/boiler dari Industrial Diesel
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan dalam bekerja sangat diperlukan tenaga kerja agar dalam melakukan pekerjaan selalu terjamin keselamatannya. Selain itu, pekerja merupakan modal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah infeksi saluran
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah infeksi saluran pernafasan yang dapat berlangsung sampai 14 hari. Secara klinis ISPA ditandai dengan gejala akut akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberadaannya. Terutama industri tekstil, industri tersebut menawarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat keberadaannya. Terutama industri tekstil, industri tersebut menawarkan berbagai kesempatan yang penting
Lebih terperinciARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat
HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN KADAR DEBU KACA DENGAN PENURUNAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN PRODUKSI KACA CV. FAMILY GLASS SUKOHARJO ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciAchmad Zaki Yamani Mahasiswa Pascasarjana Teknik Industri Universitas Islam Indonesia No Hp
Tinjauan Ergonomi Terhadap Ambang Debu dan Gangguan Pernafasan Pada Pekerja (Studi kasus di Industri Kecil Penyulingan Minyak Atsiri Cengkeh Samigaluh Kulonprogo) Achmad Zaki Yamani Mahasiswa Pascasarjana
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN 2 Jurusan Teknik Lingkungan FALTL Universitas Trisakti Gasal 2015/2016
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN 2 Jurusan Teknik Lingkungan FALTL Universitas Trisakti Gasal 2015/2016 KELOMPOK 9 1. Anggie Trixy (082001300004) 2. Annisa Muthiya (082001300005) TOTAL SUSPENDED
Lebih terperinciBab IV Metodologi Penelitian
Bab IV Metodologi Penelitian 4.1 Alur Penelitian Secara umum alur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1: PENDAHULUAN Survei Tempat Penelitian Proses Kerja Jumlah Pekerja Kondisi Ruang Kerja PENGUMPULAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan industri berdampak pula pada kesehatan.
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi dan industri berdampak pula pada kesehatan. Industri menimbulkan polusi udara baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja sehingga
Lebih terperinciPEMANTAUAN UDARA AMBIEN DENGAN METODE PASSIVE SAMPLER
PEMANTAUAN UDARA AMBIEN DENGAN METODE PASSIVE SAMPLER A. Latar Belakang Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada
Lebih terperinciRimba Putra Bintara Kandung E2A307058
Hubungan Antara Karakteristik Pekerja Dan Pemakaian Alat Pelindung Pernapasan (Masker) Dengan Kapasitas Fungsi Paru Pada Pekerja Wanita Bagian Pengampelasan Di Industri Mebel X Wonogiri Rimba Putra Bintara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. solusi alternatif penghasil energi ramah lingkungan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri pengolahan kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Hal ini disebabkan tingginya permintaan atas Crude Palm Oil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A World Health Organization Expert Committee (WHO) menyatakan bahwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang A World Health Organization Expert Committee (WHO) menyatakan bahwa kesehatan lingkungan merupakan suatu keseimbangan yang harus ada antara manusia dengan lingkungannya
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi suatu negara atau bahkan roda perekonomian dunia. Sektor industri telah
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan industri saat ini menjadi sektor yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan ekonomi suatu negara atau bahkan roda perekonomian dunia. Sektor industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Udara mempunyai fungsi yang sangat penting bagi makhluk hidup terutama manusia. Di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Dalam udara terdapat oksigen (O 2 ) : 78,09% volume.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Udara Udara adalah campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya (Wardhana,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja terdapat berbagai potensi bahaya yang dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tempat kerja terdapat berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja, debu adalah
Lebih terperinciAtas perhatian dan kesediaannya saudara, saya mengucapkan terima kasih.
52 Lampiran 2 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada : Yth. Calon Responden Penelitian Di tempat Dengan hormat, Saya mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Diploma III Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciHUBUNGAN PAPARAN PARTIKEL DEBU KAYU DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI UD. SURYA ABADI FURNITURE, GATAK, SUKOHARJO
HUBUNGAN PAPARAN PARTIKEL DEBU KAYU DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI UD. SURYA ABADI FURNITURE, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Lebih terperinciTSS dari sumber air baku air permukaan dengan menggunakan horizontal flow
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Laboratorium, yang dilakukan dengan percobaan dalam batasan waktu tertentu terhadap kandungan Kekeruhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sehari-hari pajanan dan proses kerja menyebabkan gangguan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia industri mengubah pola penyakit yang ada di masyarakat khususnya bagi pekerja. Pekerja menghabiskan sepertiga waktunya tiap hari di tempat kerja dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyakit saluran nafas banyak ditemukan secara luas dan berhubungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit saluran nafas banyak ditemukan secara luas dan berhubungan erat dengan lamanya pajanan terhadap debu tertentu karena pada dasarnya saluran pernafasan merupakan
Lebih terperinciCetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura
Hak cipta dilindungi Undang-Undang Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura ISBN: 978-602-97552-1-2 Deskripsi halaman sampul : Gambar
Lebih terperinciOVERVIEW SIFAT FISIK DAN KIMIA DEBU PENCEMARAN UDARA AKIBAT DEBU INDUSTRI
OVERVIEW Meningkatnya kebutuhan di zaman sekarang akibat aktivitas, produktivitas, dan mobilitas manusia menjadikan kegiatan industrialisasi juga berkembang dengan pesat. Kemajuan dalam bidang industri
Lebih terperinciAir dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan di berbagai bidang yang semakin meningkat apabila tidak disertai oleh upaya pengelolaan lingkungan yang baik, maka dapat mengakibatkan terjadinya
Lebih terperinciPEMANTAUAN KUALITAS UDARA DI DALAM RUANGAN HR-05 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL
PEMANTAUAN KUALITAS UDARA DI DALAM RUANGAN HR-05 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Suliyanto, Endang Sukesi I Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang ABSTRAK PEMANTAUAN
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4
1. Cara aman membawa alat gelas adalah dengan... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 Satu tangan Dua tangan Dua jari Lima jari Kunci Jawaban : B Alat-alat
Lebih terperinciKata Kunci: Debu Kapur, Keluhan Gangguan Pernafasan
HUBUNGAN PARTIKEL DEBU KAPUR TULIS TERHIRUP DENGAN KELUHAN GANGGUAN PERNAFASAN PADA GURU SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH DI DESA SUNGAI KABUPATEN KUBU RAYA Cici Nurhana Septiyaningsih, Aryanto Purnomo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian jenis gas dapat dipandang sebagai pencemar udara terutama apabila konsentrasi gas tersebut melebihi tingkat konsentrasi normal dan dapat berasal dari sumber
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan,
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Udara Udara merupakan campuran berbagai macam gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan, karena
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. POLUSI UDARA
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. POLUSI UDARA Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Komponen yang konsentrasinya
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Analisis Univariat 5.1.1 Konsentrasi Partikulat yang Diukur Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan di lokasi pertambangan Kapur Gunung Masigit, didapatkan bahwa total
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan jumlah kendaraan di kota besar menyebabkan polusi udara yang meningkat akibat pengeluaran emisi gas kendaraan. Banyak faktor seperti tuntutan pekerjaan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. udara, dan paling banyak terjadi pada negara berkembang. (1) Udara merupakan salah
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan lingkungan di dunia yang utama adalah pencemaran udara, dan paling banyak terjadi pada negara berkembang. (1) Udara merupakan salah satu komponen
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat terjadi
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Prakata... i ii 1 Ruang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penyakit tidak menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang, mempunyai durasi yang panjang dan umumnya berkembang lambat. Empat jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran, yaitu masuknya zat pencemar yang berbentuk gas, partikel kecil atau aerosol ke dalam udara (Soedomo,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah 1. Definisi Darah Darah berasal dari kata "haima", yang berasal dari akar kata hemo atau hemato. Merupakan suatu cairan yang berada di dalam tubuh yang berfungsi
Lebih terperinciGunung api yang meletus akan mengeluarkan berbagai jenis debu serta gas dari dalam perut. Debu Vulkanik Dan Gangguan Kesehatan
Umumnya gejala yang timbul seolah-olah ada benda asing di mata, mata terasa nyeri, gatal atau merah, mata terasa lengket, kornea mata lecet atau terdapat goresan, mata terasa seperti terbakar dan sensitif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya volume dan kapasitas paru-paru manusia hanya dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Tetapi selain itu, faktor penyakit dan aktifitas seseorang
Lebih terperinciHUBUNGAN PAPARAN DEBU DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA PENYAPU PASAR JOHAR KOTA SEMARANG. Audia Candra Meita
HUBUNGAN PAPARAN DEBU DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA PENYAPU PASAR JOHAR KOTA SEMARANG * ) Alumnus FKM UNDIP, ** ) Dosen Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM UNDIP ABSTRAK Pasar Johar merupakan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Kadar debu kayu industri mebel, keluhan kesehatan pekerja, Kepustakaan : 9 ( )
DAMPAK PAPARAN DEBU KAYU TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PEKERJA MEBEL SEKTOR INFORMAL DI SINDANG GALIH KELURAHAN KAHURIPAN KECAMATAN TAWANG KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2012 Satria Dimas Aji 1) Sri Maywati dan Yuldan
Lebih terperinciUSULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PERMUTASI (PERMUKAAN TULIS KONSERVASI) BERBAHAN MAGNET SEBAGAI PENGGANTI PAPAN TULIS BIASA UNTUK UNNES KONSERVASI
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PERMUTASI (PERMUKAAN TULIS KONSERVASI) BERBAHAN MAGNET SEBAGAI PENGGANTI PAPAN TULIS BIASA UNTUK UNNES KONSERVASI BIDANG KEGIATAN: PKM-GT Diusulkan oleh: Nur Uswatun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit ISPA merupakan
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Faktor-Faktor Risiko Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Area Produksi Industri Kayu
Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Risiko Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Area Produksi Industri Kayu Rifqi Rismandha 1, Am Maisarah Disrinima 2, Tanti Utami Dewi 3 Program Studi Teknik Keselamatan dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan di Hotel Mutiara Kota Gorontalo di mana
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Hotel Mutiara Kota Gorontalo di mana limbah cair yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari limbah cair
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknik tenaga listrik sudah mengalami kemajuan yang cukup signifikan dalam sistem penyaluran tenaga listrik. Namun, masih ada daerah yang masih sulit dijangkau
Lebih terperinciTata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung
Standar Nasional Indonesia Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung ICS 27.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mortar Menurut SNI 03-6825-2002 mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanah terdiri atas bahan padat dan ruang pori di antara bahan padat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah terdiri atas bahan padat dan ruang pori di antara bahan padat, dalam berbagai bentuk dan ukuran. Bahan padat terdiri atas bahan organic pada berbagai tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia perlu mendapat perhatian khusus baik kemampuan, keselamatan, berbagai faktor yaitu tenaga kerja dan lingkungan kerja.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses pembangunan industri. Oleh karena itu peranan sumber daya manusia perlu mendapat perhatian
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. lainnya baik dalam bidang ekonomi, politik dan sosial. (1)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan industri saat ini menjadi sektor yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan ekonomi suatu negara atau bahkan roda perekonomian dunia. Sektor industri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (eksperimen sungguhan) dengan desain pretest-posttes dengan kelompok
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian true experiment (eksperimen sungguhan) dengan desain pretest-posttes dengan kelompok
Lebih terperinciHUBUNGAN PAPARAN DEBU KAYU TERHIRUP DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA DI INDUSTRI MEBEL CV. CITRA JEPARA FURNITURE KABUPATEN SEMARANG
HUBUNGAN PAPARAN DEBU KAYU TERHIRUP DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA DI INDUSTRI MEBEL CV. CITRA JEPARA FURNITURE KABUPATEN SEMARANG Risa Kartika Putri, Yusniar Hanani Darundiati, Nikie Astorina
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Sampah dapat didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah tidak berguna atau diperlukan
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian Secara garis besar penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu pembuatan kertas dengan modifikasi tanpa tahap penghilangan lemak, penambahan aditif kitin, kitosan, agar-agar, dan karagenan,
Lebih terperinci