IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS"

Transkripsi

1 IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS 4.1. Sejarah Singkat Bengkalis Bengkalis berasal dari kata Mengkal yang berarti sedih atau sebak dan Kalis yang berarti tabah, sabar dan tahan uji. Kata ini diambil dari ungkapan Raja Kecil kepada pembantu dan pengikutnya sewaktu Baginda sampai di Pulau Bengkalis ketika Beliau ingin merebut Kerajaan Johor. Beliau mengungkapkan Mengkal rasanya hati ini karena tidak diakui sebagai Sultan yang memerintah negeri, namun tidak mengapalah, kita masih kalis dalam menerima keadaan ini. Ungkapan Raja Kecil ini menjadi buah bibir penduduk bahwa Baginda sedang mengkal tapi masih kalis, yang akhirnya ungkapan tersebut menjadi oh Baginda sedang mengkalis. Dari ungkapan inilah pulau ini disebut Mengkalis yang akhirnya berubah menjadi Bengkalis. Bengkalis bermula ketika Tuan Bujang alias Raja Kecil yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah mendarat di Bengkalis pada tahun Beliau disambut oleh Batin Senggoro dan Beberapa Batin pucuk suku asli seperti Batin Merbau dan Batin Selat Tebing Tinggi. Berita bahwa Raja Kecil adalah pewaris Kerajaan Johor, menjadikan batin-batin mengusulkan agar Raja Kecil membangun Kerajaannya di Pulau Bengkalis. Melalui musyawarah disepakati bahwa pusat kerajaan didirikan didekat Sabak Aur yakni ditepi Sungai Buatan, salah satu anak sungai Siak. Pusat kerajaan didirikan pada tahun Kerajaan inilah kemudian berkembang menjadi Kerajaan Siak Sri Indra Pura, yang pernah

2 menguasai kawasan yang luas dipesisir pantai sumatera bagian utara dan tengah sampai ke perbatasan Aceh. Pada tahun 1956, berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 dibentuklah Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkalis, yang pada waktu itu masih berada dibawah Provinsi Sumatera Tengah dengan pusat pemerintahan berkedudukan di Sumatra Utara. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958, dibentuk Provinsi Daerah Tingkat I Riau dan Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten yang termasuk kedalam Provinsi Daerah Tingkat I Riau Kondisi Geografis Kabupaten Bengkalis Kabupaten Bengkalis memiliki luas ,77 KM 2, dimana wilayahnya berada pada posisi 0 o 17 LU 0 o 30 LU dan 100 o 52 BT 102 o BT. Batas-batas wilayah Kabupaten Bengkalis sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Melaka (Malaysia), Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Siak, Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Dumai, Kabupaten Rokan Hilir dan Kabupaten Rokan Hulu, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Karimun (Provinsi Kepulauan Riau) dan Kabupaten Pelalawan. Wilayah Kabupaten Bengkalis merupakan dataran rendah dengan rata-rata ketinggian antara 2 6,1 meter dari permukaan laut (dpl). Sebahagian besar tanahnya merupakan tanah organosol. Di Kabupaten Bengkalis ini terdapat 26 pulau, dimana pulau-pulau besar antara lain (i) Pulau Rupat yang mempunyai luas

3 1.524,85 km 2, (ii) Pulau Tebing Tinggi yang mempunyai luas 1.436,93 km 2, (iii) Pulau Bengkalis yang mempunyai luas 938,40 km 2, (iv) Pulau Rangsang yang mempunyai luas 922,10 km 2, (v) Pulau Padang dan (vi) Pulau Merbau yang mempunyai luas 1.348,91 km 2. Secara Administratif, Kabupaten Bengkalis terdiri dari 13 wilayah kecamatan yaitu (i) Kecamatan Bengkalis dengan wilayah seluas 514,00 km 2, (ii) Kecamatan Bantan dengan wilayah seluas 424,40 km 2, (iii) Kecamatan Bukit Batu dengan wilayah seluas 1.128,00 km 2, (iv) Kecamatan Mandau dengan wilayah seluas 937,47 km 2, (v) Kecamatan Merbau dengan wilayah seluas 1.348,91 km 2, (vi) Kecamtan Rupat dengan wilayah seluas 1.524,85 km 2, (vii) Kecamatan Tebing Tinggi dengan wilayah seluas 1.436,83 km 2, (viii) Kecamatan Rangsang dengan wilayah seluas 922,10 km 2, (ix) Kecamatan Rangsang Barat dengan wilayah seluas 241,60 km 2, (x) Kecamatan Rupat Utara dengan wilayah seluas 626,50 km 2, (xi) Kecamatan Tebing Tinggi Barat dengan wilayah seluas 586,83 km 2, (xii) Kecamatan Pinggir dengan wilayah seluas 2.503,00 km 2, dan (xiii) Kecamatan Siak Kecil dengan wilayah seluas 742,21 km Penduduk dan Pola Nafkah Kabupaten Bengkalis selain kaya sumberdaya alam juga memiliki kondisi alam yang spesifik yaitu memiliki tiga tipologi wilayah yang terdiri dari pulaupulau dengan lautannya, pesisir pantai timur, dan daratan Sumatera. Keadaan yang spesifik ini berimplikasi kepada posisi sebaran wilayah dan penduduk yang terpencar-pencar. Ada penduduk yang hidup dipesisir pantai pada pulau-pulau, dan dalam beberapa komunitas tinggal pada desa-desa daratan. Pada saat ini Kabupaten Bengkalis terdiri dari 13 Kecamatan, 24 Kelurahan, 175 Desa, adapun

4 jumlah dan kepadatan penduduk yang ada di kecamatan, Kabupaten Bengkalis dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Bengkalis, Tahun 2005 Kecamatan 1. Mandau 2. Pinggir 3. Bukit Batu 4. Siak Kecil 5. Rupat 6. Rupat Utara 7. Bengkalis 8. Bantan 9. Merbau 10. Rangsang 11. Rangsang Barat 12. Tebing Tinggi 13. Tebing Tinggi Barat Penduduk (jiwa) Sumber: Bengkalis Riau In Strategic Asia (2007) Kepadatan Penduduk jiwa/km² Bengkalis dikenal sebagai daerah dengan kondisi sosial budaya dan tatanan ekonomi yang terpolarisasi, hal ini disebabkan oleh kebijakan pada masa lalu, baik yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten dan pemerintah pusat, yang tidak menyentuh dan kurang memperhatikan trend perkembangan wilayah, khususnya masyarakat secara holistik, sehingga menimbulkan kesenjangan terutama dalam kebijakan perimbangan keuangan. kesenjangan antar daerah dan antar golongan pada akhirnya menimbulkan dampak serius semisal lemahnya basis pengembangan perekonomian masyarakat karena tidak adanya kegiatan ekonomi yang mampu menggeliatkan pembangunan daerah kedepan, dan berpengaruh bagi rendahnya income masyarakat, tertinggalnya pendidikan, dan minimnya sarana infrastruktur kesehatan dan perumahan rakyat, sehingga menimbulkan kantong-kantong kemiskinan. Hal ini disebabkan oleh karena

5 tingkat sumberdaya manusianya yang sangat rendah, indikasi ini terlihat masih rendahnya kemampuan penduduk lokal dalam memanfaatkan peluang kesempatan kerja dan kesempatan berusaha yang cendrung dimanfaatkan oleh pendatang Kepadatan (jiwa/km2) Mandau Pinggir Bukit Batu Rupat Siak Kecil Bengkalis Bantan Merbau Rangsang Tebing Tinggi Brt Sumber : Bengkalis dalam Angka, Rupat Utara Tebing Tinggi Rangsang Barat Gambar 6. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Bengkalis, Tahun 2005 Perkembangan penduduk Kabupaten Bengkalis tersebar tidak merata dan dapat dilihat dari distribusi penduduk tiap kecamatan, dimana sebagian kecamatan mengalami pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi, karena masuknya penduduk dari daerah lain sedangkan di kecamatan lainnya hanya mengalami pertumbuhan alami. Hal ini juga dipengaruhi oleh letak geografis yang bertetangga dengan Negara Malaysia dan Singapura. Kepadatan penduduk pada tahun 2005 rata-rata sebesar 60 jiwa/km 2, meningkat menjadi menjadi 62 jiwa/km 2 Tahun Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa Kecamatan Mandau mempunyai kepadatan tertinggi dibandingkan kecamatan lainnya yaitu sebesar

6 255 jiwa/km 2, diikuti oleh Kecamatan Bengkalis 135 jiwa/km 2 dan Kecamatan Rangsang 116 jiwa/km 2. Pada Tahun 2006 penduduk Bengkalis meningkat 3,02 % menjadi jiwa terdiri dari (51,26 %) jiwa laki-laki dan (48,74 %) jiwa perempuan. Bila diperhatikan sebaran penduduknya yang terpencar-pencar yaitu hidup dipesisir pantai pada pulau-pulau dan pada desa-desa daratan, yang sebagian besar kehidupan mereka berpenghasilan rendah, sumber pendapatannya kebanyakan sebagai petani lahan sempit, penggarap, buruh tani dan nelayan dengan peralatan yang sederhana, buruh industri khususnya perempuan baik dipedesaan maupun di perkotaan, karena tingkat pendidikan yang sangat rendah. Masyarakat yang hidup di pesisir pantai bekerja sebagai nelayan, memiliki hasil tangkapan yang sangat minim, karena tidak memiliki alat tangkap yang memadai, hal ini diperburuk lagi bila cuaca yang tidak mendukung untuk melaut sehingga masyarakat mencari alternatif kerja yang lain. Masalah kemiskinan juga timbul karena nelayan yang memiliki alat tangkap yang canggih, namun itu hanya bersifat sementara disebabkan alat-alat tersebut adalah milik para cukong, masyarakat harus membayar dengan hasil tangkapan ikan yang dihasilkan, besarnya pembayaran telah ditentukan oleh para tengkulak, sehingga nelayan merasa tertekan, belum lagi diperburuk dengan timbulnya konflik yang berkepanjangan dengan nelayan desa lain, selain karena nelayan desa tetangga memiliki alat tangkap yang canggih, konflik tersebut disebabkan juga oleh batas-batas wilayah tangkapan yang menjadi incaran dari masing-masing nelayan, yang dianggap sangat strategis.

7 Tabel 3. Kawasan Lintas Batas dan Komoditas Utama No Kawasan Lintas Batas Komoditas 1. Kecamatan Bantan Ikan, kerajinan anyaman, kelapa, karet 2. Kecamatan Merbau Sagu, ikan, karet, kelapa 3. Kecamatan Rangsang Kelapa, ikan, buah-buahan 4. Kecamatan Rupat Sagu, ikan, kelapa, karet, buah-buahan 5. Kecamatan Bukitbatu Karet, kelapa, kerajinan tenun Sumber : Bengkalis Riau In Strategic Asia (2007) Kemudian terdapat pula pola nafkah sebagian penduduk di Kabupaten Bengkalis yang tinggal dipesisir pantai, yang mengandalkan kehidupan dengan berdagang antar lintas batas (border trade) antara masyarakat Kabupaten Bengkalis dengan masyarakat Negara Malaysia. Sesungguhnya kehidupan seperti ini sudah sangat lama berlangsung bahkan sudah bersifat turun temurun, aktivitas masyarakat ini sudah menjadi semacam hubungan ekonomi, sosial budaya, antara masyarakat Bengkalis dengan masyarakat Malaysia yang tergolong perdagangan illegal, yang pada masa itu disebut Semokel. Mencermati itu, setelah melihat kondisi demikian maka Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia melegalkan hal tersebut dengan konsep perdagangan lintas batas, dengan wilayah dan komoditas sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3. Kemudian bila dilihat dari pola kehidupan/ pola nafkah dari sebagian petani yang hidup di pulau-pulau dan daratan pulau sumatra dan pulau-pulau terpencil pada umumnya masyarakat ini hidup berkelompok didesa-desa, masyarakat ini sebagian besar masih miskin disamping tingkat pengetahuan yang rendah, juga tidak memiliki lahan olahan sendiri, mereka hanya menjadi penggarap lahan dari milik orang lain didesa tersebut, serta menjadi buruh petani

8 karet dengan tingkat upah yang sangat minim, bagi masyarakat yang memiliki lahan pertanian namun itupun luasnya sangat terbatas dan tidak cukup untuk menafkahi keluarga, yang kadang-kadang dalam satu keluarga terdapat beberapa anggota keluarga. Sementara kemiskinan terus bertambah dan tak terselesaikan di sebabkan karena mereka masih menanam sifat turun temurun yaitu rasa malas dalam berusaha, tidak mau/malas menggarap lahan-lahan tidur yang begitu luas, atau mereka lebih suka ikut sebagai buruh dari cukong-cukong kayu dan sebagai buruh industri, sebagai penebang hutan-hutan diareal yang ada, bekerja sebagai nelayan, dapat disebut bahwa masyarakat ini tidak memiliki pekerjaan tetap, adapun bantuan dari pemerintah, kebanyakan mereka jual kembali karena tidak memiliki pengetahuan untuk memanfaatkan alat tersebut, alih fungsi lahan, memperparah keadaan kemiskinan tersebut. Kemiskinan juga timbul akibat adanya perubahan ekonomi makro,di tambah adanya krisis ekonomi menyebabkan timbulnya kenaikan harga bahan baku, tingginya harga saprodi maupun harga angkutan hasil produksi karena jauhnya kebun dengan letak pasar dan yang jelas keterasingan karena letak wilayah yang sulit untuk di jangkau dan terpencil, membuat harga-harga melambung tinggi dan tidak terjangkau oleh masyarakat miskin, disamping tingkat keterampilan yang rendah akibatnya kurang mampu memasarkan hasilhasil pertanian, perikanan yang di hasilkan, dan kurangnya minat untuk mengembangkan hasil pertanian maupun perikanan yang diperoleh sebagai penganekaragaman produk.

9 Menyikapi keadaan tersebut Pemerintah Kabupaten Bengkalis senantiasa berusaha untuk mencari jalan keluar bagaimana perkembangan sektor Pertanian dan sektor-sektor lainnya yang menjadi tumpuan pendapatan masyarakat didaerah ini dan yang diharapkan, dapat menunjang sasaran pembangunan Kabupaten Bengkalis, sektor-sektor ini dapat menjadi daerah sentra pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan sektor kehutanan, disamping dapat mendorong peningkatan pendapatan regional dan akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk didaerah ini. Sektor pertanian ini mempunyai peranan yang menunjang perekonomian dan kehidupan masyarakat, untuk itu perlu peningkatan volume produksi dan kualitas produk-produk pertanian agar dapat memantapkan stabilitas nasional dan regional serta pemerataan dan penyebaran pembangunan dengan menembus isolasi serta ketraditionalisme pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan Pada tahun 2004, luas panen tanaman pangan yang terdiri dari tanaman sagu dengan luas Ha, padi sawah ha, padi ladang ha. Pada tahun 2005, luas panen tanaman padi sawah dan padi ladang meningkat masingmasingnya sebesar 0,46% dan 78,46%, sedangkan luas panen jagung mengalami penurunan 55,21%. Produksi Tahun 2005 tanaman sagu mencapai ton, padi ladang turun 0,09 % menjadi ton, padi sawah naik menjadi 33,66 % menjadi ton. Guna meningkatkan produktifitas tamanan pangan khususnya,dalam rangka menuju swa sembada pangan, perlu terus dikembangkan pembinaan dan

10 penyuluhan tentang upaya peningkatan produksi dan produktifitas kepada seluruh stakeholders. Tabel 4. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Bengkalis Jenis Tanaman Luas Panen (ha) Produsi (ton) Bahan Makanan Padi Sawah Padi Ladang Jagung Sagu Ketela Pohon Ketela Rambat Kacang Tanah Kedelai Kacang Hijau Sumber : Laporan Tahunan Sosial Ekonomi Kabupaten Bengkalis, Sub Sektor Perkebunan Dari aspek geografis dan topografis kabupaten Bengkalis memiliki potensi unggulan komoditi perkebunan kelapa sawit, karet, kelapa, dan sagu, sekaligus berpotensi untuk pengembangan industri pengolahan hasil-hasil perkebunannya. Peluang pengembangan komoditi perkebunan masih terbuka, untuk tanaman kelapa sawit seluas ha, sedangkan luas tanam yang ada ha. Perkebunan karet dengan luas tanam sekitar ha dan perluasan baru ha, lalu untuk perkebunan sagu ha luas untuk mengembangkannya. Untuk perkebunan kelapa dalam luas tanamnya mencapai ha, dan untuk tanaman kopi seluas ha. Tahun 2005 terjadi penurunan luas tanam dengan rincian, tanaman karet turun sekitar 29,54 persen, tanaman kelapa sawit naik 7,14 persen, kelapa dalam naik 2,06 persen, dan tanaman kopi turun 13,32 persen. Sampai tahun 2005 perusahaan swasta yang beroperasi di kabupaten Bengkalis, sebanyak 14 buah perusahaan dengan luas ha, dan tiga perusahaan besar

11 asing (PMA) dengan luas ha serta perkebunan rakyat seluas ha. Sejalan dengan menurunnya luas tanam tanaman perkebunan, mengakibatkan menurunnya produksi dari masing-masing komoditi tersebut, produksi tanaman karet turun sekitar 62,97 persen, kelapa sawit turun 92,98 persen kopi turun 1,21 persen, namun kelapa dalam naik sekitar 26,01 persen. Tabel 5. Luas dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat di Kabupaten Bengkalis tahun Jenis Luas (ha) Produksi (ton) Tanaman Karet Kelapa sawit Kelapa/kopra Kopi ,8 265,2 262 Sumber : Laporan Tahunan Sosial Ekonomi Kabupaten Bengkalis, Sub Sektor Perikanan Potensi sumberdaya ikan pada Tahun 2005 paling tinggi adalah penangkapan ikan laut dengan kapasitas ton per tahun, diikuti dengan jenis penangkapan dengan keramba dengan produksi 608 keramba per tahun, 278 ha, untuk jenis penangkapan ikan kolam, dan 175 ha untuk penangkapan ikan melalui budidaya tambak. Untuk penangkapan ikan dan budidaya jaring apung tersebar diseluruh wilayah perairan Kabupaten Bengkalis. Produksi perikanan mencapai produksi 99 ton/tahun, budidaya keramba menghasilkan produksi 9,00 ton/tahun, sedangkan budidaya kolam berproduksi sebanyak 150 ton pertahun.

12 Tabel 6. Pemanfatan dan Produksi Perikanan Kabupaten Bengkalis Tahun Sumberdaya Luas (Ha) Produksi Rumah Tangga Perikanan Potensi Beroperasi (ton) Perikanan (ruta) 1. Penangkapan Keramba Tambak Kolam Sumber : Laporan Tahunan Sosial Ekonomi Kabupaten Bengkalis, Sub Sektor Peternakan Kondisi lahan dan agroklimat Kabupaten Bengkalis, sesuai untuk pengembangan peternakan ditunjang dengan iklim dan luas wilayah pemukiman untuk dibukanya areal perusahaan peternakan. ternak di Kabupaten Bengkalis sampai Oktober 2005, untuk tahun 2005, paling banyak adalah ternak unggas yang terdiri dari ayam petelur, ayam pedaging, ayam kampung, dan itik. ternak sapi ekor, kerbau ekor, kambing ekor, dan babi ekor. Tabel 7. Banyaknya Ternak dan Produksi Daging di Kabupaten Bengkalis Tahun Jenis Banyaknya Ternak (ekor) Produksi Daging (ton) Ternak Sapi Kerbau Kambing Babi Ayam daging Ayam kampung Itik Sumber : Laporan Tahunan Sosial Ekonomi Kabupaten Bengkalis, 2006 Produksi daging di Kabupaten Bengkalis Tahun 2005 adalah daging unggas mencapai ton, daging sapi sebanyak ton, daging kerbau ton, serta ternak babi ton. Pada tahun ini terjadi kenaikan produksi

13 yaitu daging sapi naik sebesar 0,99 persen, daging kerbau turun 5,36 persen, daging kambing naik 1,99 persen dan babi naik 4,98 persen, ayam ras naik 231,03 persen Sub Sektor Kehutanan Subsektor kehutanan merupakan salah satu sub sektor yang di andalkan di Kabupaten Bengkalis, dengan hutan seluas ha, menghasilkan ratusan ribu meter3 kayu tiap tahun. Mengingat sub sektor ini dapat diperbaharui ( renewable resoucess ) dan merupakan penyangga paru-paru dunia, maka kelangsungan dan kelestariannya harus dipertahankan dan harus melalui pengawasan yang ketat dari pemerintah. Jenis hutan terluas di Kabupaten Bengkalis tahun 2005 adalah hutan konversi dengan luas ,87 ha (38,49 %) dari total hutan. Kemudian hutan produksi terbatas ,01 ha (24,75 %), hutan produksi tetap ,00 ha (17,35 %), hutan lindung ,00 ha (16,03%) dan peruntukan lainnya ,35 ha (2,29 %) Kondisi Kemiskinan di Kabupaten Bengkalis Penduduk/Rumah Tangga Miskin Pada tahun 2004, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Riau bekerja sama dengan BPS Provinsi Riau melakukan pendataan penduduk/keluarga miskin di Provinsi Riau menggunakan 8 variabel pengukur kemiskinan. Variabel-variabel tersebut adalah (i) frekuensi makan minimal 2 kali sehari, (ii) konsumsi lauk pauk berprotein tinggi, (iii) memiliki pakaian yang

14 berbeda untuk kegiatan yang berbeda, (iv) kepemilikan asset, (v) luas lantai per kapita, (vi) jenis lantai, (vii) ketersediaan air bersih dan (viii) kepemilikan jamban. Tabel 8. dan Persentase Penduduk/Ruta Miskin di Provinsi Riau menurut Kabupaten/Kota, 2004 Kabupaten/Kota RUTA Penduduk (jiwa) RUTA Miskin Penduduk Miskin % RUTA Miskin % Penduduk Miskin 01. Kuantan Singingi Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pelalawan Siak Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir Pekanbaru Dumai Provinsi Riau Sumber: Pendataan Penduduk/Keluarga Miskin Provinsi Riau Hasil pendataan penduduk/keluarga miskin ini mendapatkan bahwa jumlah penduduk miskin di Provinsi Riau sebanyak jiwa (22,19%) dengan jumlah rumah tangga (Ruta) miskin sebanyak Ruta (23,68%). penduduk miskin di Kabupaten Bengkalis berjumlah jiwa (22,02%) dengan jumlah Ruta miskin sebanyak Ruta (23,49%). Hasil pendataan ini menempatkan Kabupaten Bengkalis diposisi ke 2 terbanyak penduduk miskin di Provinsi Riau setelah Indragiri Hilir. dan persentase penduduk dan Ruta miskin per Kabupaten/Kota hasil pendataan Balitbang Provinsi Riau di tunjukkan pada Tabel 8. Apabila penduduk/ruta miskin di Kabupaten Bengkalis di analisis per kecamatan (13 Kecamatan) terlihat bahwa penduduk miskin terbesar berada di Kecamatan Mandau diikuti oleh Kecamatan Merbau dan Kecamatan Pinggir

15 dimana masing-masingnya berjumlah jiwa (11,15%), jiwa (36,24%) dan jiwa (20,28%). Kecamatan dengan jumlah penduduk/ruta miskin terendah dijumpai di Kecamatan Bukit Batu diikuti dengan Kecamatan Rupat Utara dan kecamatan Tebing Tinggi Barat dimana masing-masingnya berjumlah jiwa (9,89%), jiwa (41,15%) dan jiwa (33,64%). Dari perbandingan jumlah penduduk per kecamatan, ada 2 kecamatan dimana meskipun jumlah penduduk/ruta miskinnya relatif kecil dibandingkan kecamatankecamatan lain namun rasio antara jumlah penduduk dengan jumlah penduduk miskin ternyata cukup besar. Hal ini terutama terlihat di Kecamatan Siak Kecil, Rupat dan Rupat Utara, dimana masing-masing persentase penduduk miskinnya sebesar 52,65%, 51,02% dan 41,15%. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas kemiskinan di kecamatan tersebut sangat tinggi dibandingkan kecamatankecamatan lainnya. dan persentase penduduk miskin per kecamatan di Kabupaten Bengkalis ditunjukkan pada Tabel 9. Tabel 9. dan Persentase Penduduk/Ruta Miskin Menurut Kecamatan di Kabupaten Bengkalis, 2004 No Kecamatan Persentase Penduduk Miskin Desa Ruta Miskin Penduduk Miskin Ruta Penduduk Persentase Ruta Miskin 1 Mandau ,15 2,50 2 Bukit Batu ,89 2,35 3 Rupat ,02 9,86 4 Rupat Utara ,15 8,22 5 Bengkalis ,79 4,11 6 Bantan ,08 4,67 7 Merbau ,24 7,30 8 Rangsang ,91 7,23 9 Rangsang Barat ,00 7,71 10 Tebing Tinggi ,21 3,83 11 Tebing Tinggi Barat ,64 7,05 12 Pinggir ,28 4,30 13 Siak Kecil ,65 12, ,85 6,25 Sumber : Pendataan Penduduk/Keluarga Miskin Provinsi Riau 2004

16 Pada tahun 2005, Pemerintah melakukan Pendataan Sosial Ekonomi (PSE 2005) yang diikuti dengan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT). Pada PSE ini digunakan 14 variabel pengukur kemiskinan. Dari 14 variabel PSE, 8 variabel pertama persis sama dengan variabel pendataan oleh Balitbang Provinsi Riau pada tahun Hasil pendataan PSE yang disinkronkan dengan hasil pendataan Balitbang Provinsi Riau diketahui bahwa persentase penduduk/ruta miskin di Provinsi Riau menurun sebesar 1,23% (jumlah penduduk miskin) dan 0,95% (Ruta Miskin). Khusus Kabupaten Bengkalis, meski persentase jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bengkalis menurun sebesar 0,07% yaitu dari 22,05% menjadi 21,98% tetapi jumlah penduduk miskin meningkat dari jiwa pada tahun 2004 menjadi jiwa pada tahun Sedangkan Ruta miskin pada tahun 2005, baik persentasenya maupun jumlah Ruta miskin meningkat yaitu dari Ruta (23,49%) menjadi Ruta (24.10%) atau meningkat sebesar 0,61%. Tabel 10. dan Persentase Penduduk/Ruta Miskin di provinsi Riau (Hasil Simulasi Indikator Kemiskinan Balitbang Terhadap Data PSE05), 2005 Kabupaten/ Kota Ruta Penduduk (jiwa) Ruta Miskin Penduduk Miskin % Ruta Miskin % Penduduk Miskin Kuantan Singingi ,25 23,52 Indragiri Hulu ,96 29,10 Indragiri Hilir ,75 31,45 Pelalawan ,55 20,83 Siak ,70 18,37 Kampar ,97 18,89 Rokan Hulu ,72 28,35 Bengkalis ,10 21,98 Rokan Hilir ,28 20,76 Pekanbaru ,45 7,33 Dumai ,30 16,32 Provinsi Riau ,10 21,54 Sumber: Data dan Informasi Kemiskinan Provinsi Riau, 2005.

17 Apabila data penduduk/keluarga miskin ini dianalisis trend peningkatan/penurunan per kecamatan diketahui ada 8 kecamatan yang persentase penduduk/ruta miskin meningkat dan 5 Kecamatan yang menurun. Kecamatan-kecamatan yang meningkat persentase penduduk/ruta miskinnya meliputi kecamatan Bantan, Bukit Batu, Rangsang Barat, Rupat Utara, Rangsang Barat, Tebing Tinggi, Tebing Tinggi Barat dan Merbau. Kecamatan-kecamatan yang menurun persentase penduduk/ruta miskin meliputi kecamatan Siak Kecil, Rupat, Bengkalis, Mandau, Pinggir dan Rangsang. penduduk/ruta miskin tahun 2005, hasil Simulasi Indikator Kemiskinan Balitbang Terhadap Data PSE05 ditunjukkan pada Tabel 11. Tabel 11. dan Persentase Penduduk/Ruta Miskin Menurut Kecamatan di Kabupaten Bengkalis (Hasil Simulasi Indikator Kemiskinan Balitbang Terhadap Data PSE05), 2005 No Kecamatan Mandau ,40 9,26 2 Bukit Batu ,05 20,78 3 Rupat ,63 36,52 4 Rupat Utara ,63 42,54 5 Bengkalis ,40 16,21 6 Bantan ,23 37,43 7 Merbau ,77 32,82 8 Rangsang ,61 31,96 9 Rangsang Barat ,80 40,09 10 Tebing Tinggi ,51 20,58 11 Tebing Tinggi Barat ,80 33,26 12 Pinggir ,22 24,85 13 Siak Kecil ,00 36,25 Sumber: Data dan Informasi Kemiskinan Provinsi Riau, Keterangan: 1= Rumahtangga Miskin 4= Penduduk (jiwa) 2= Penduduk Miskin (jiwa) 5= Persentase Rumahtangga Miskin 3= Ruta 6= Persentase Penduduk Miskin

18 Lapangan Usaha Kepala Rumah Tangga Miskin Undang-Undang Dasar 1945 pada Pasal 27 ayat 2 menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pemenuhan hak atas pekerjaan yang layak bagi masyarakat (khususnya masyarakat miskin) ditentukan oleh ketersediaan lapangan kerja yang dapat diakses kelompok miskin, kemampuan untuk mempertahankan dan pengembangkan usaha, dan perlindungan pekerja dari eksploitasi dan ketidakpastian kerja. Pemenuhan terhadap hak atas pekerjaan tersebut secara langsung dan tidak langsung dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi makro, pengembangan sektor riil, perdagangan, ketenagakerjaan, dan pengembangan koperasi, usaha mikro dan kecil. Pengembangan sektor riil sebagai bagian dari perluasan kesempatan kerja diarahkan pada peningkatan investasi dan revitalisasi industri padat pekerja. Pada Tahun 2004, lapangan usaha yang banyak digeluti oleh kepala rumah tangga (KRT) di Kabupaten Bengkalis ada disektor pertanian/perkebunan (65,84%), diikuti bekerja disektor jasa (13,32%), kontruksi (4,19%), dan perdagangan (2,99%). Disamping itu, KRT miskin yang tidak bekerja, persentasenya cukup besar yaitu sebesar 7,42%. Pada Tahun 2005, persentase KRT yang bekerja disektor pertanian/perkebunan menurun menjadi 59,32%. Begitu juga KRT yang bekerja disektor perdagangan, dan tidak bekerja menurun masing-masingnya menjadi 2,27% dan 7,05%. Sedangkan KRT yang bekerja disektor jasa (buruh bangunan/kontruksi, jasa buruh tani, jasa ojek, dll) meningkat

19 menjadi 28,24%. Lapangan usaha KRT miskin menurut kecamatan di Kabupaten Bengkalis ditunjukkan pada Tabel 12. Tabel 12. Kepala Rumah Tangga (KRT) Miskin Menurut Kecamatan dan Lapangan Usaha di Kabupaten Bengkalis, 2004 No Kecamatan Lapangan Usaha Mandau Bukit Batu Rupat Rupat Utara Bengkalis Bantan Merbau Rangsang Rangsang Barat Tebing Tinggi Tebing Tinggi Barat Pinggir Siak Kecil Total Persentase ,0 2, Sumber: Pendataan Penduduk/Keluarga Miskin Provinsi Riau 2004 Keterangan: 1= tidak bekerja 6= konstruksi 2= pertanian, perkebunan 7= perdagangan 3= penggalian 8= angkutan 4= industri pengolahan 9= lembaga keuangan 5= listrik, gas dan air minum 10= jasa Analisis menurut wilayah administrasi kecamatan, KRT miskin yang tidak bekerja persentase terbesarnya terdapat di kecamatan Mandau (428 KRT), diikuti KRT miskin yang ada dikecamatan Tebing Tinggi (348 KRT), Bengkalis (262 KRT) dan Merbau (247 KRT). KRT miskin yang lapangan usahanya dibidang

20 pertanian/perkebunan hampir merata disemua kecamatan dengan range jumlah KRT antara KRT, kecuali dibeberapa kecamatan yang jumlahnya agak rendah yaitu dikecamatan Bukit Batu (426 KRT), Tebing Tinggi Barat (619 KRT), Rupat Utara (653 KRT), dan Tebing Tinggi (732 KRT). KRT yang bekerja disektor jasa, jumlahnya hampir merata disemua kecamatan dengan range jumlah KRT berkisar antara KRT. KRT terbesar yang bekerja di sektor jasa berada dikecamatan Mandau (5.108 KRT), diikuti di kecamatan Merbau (3.171 KRT) dan Kecamatan Pinggir (3.121 KRT). KRT yang bekerja disektor kontruksi atau lebih tepatnya sebagai buruh bangunan/tukang, jumlah terbesar berada di kecamatan Tebing Tinggi (375 KRT), diikuti dengan di kecamatan Mandau (235 KRT), Tebing Tinggi Barat (175 KRT) dan Rangsang (158 KRT). Sedangkan KRT yang bekerja disektor perdagangan, terbesar ada dikecamatan Mandau (396 KRT), diikuti di kecamatan Pinggir (176 KRT). Berdasarkan lapangan kerja yang digeluti oleh KRT miskin di Kabupaten Bengkalis, maka prioritas program/kegiatan penanggulangan kemiskinan adalah memberdayakan sektor pertanian diikuti dengan pemberdayaan sektor jasa dan perdagangan. Program/kegiatan penanggulangan kemiskinan disektor pertanian diarahkan untuk meningkatkan kepemilikan aset pertanian dan produktivitas. Sedangkan di sektor jasa dan perdagangan diarahkan untuk meningkatkan produktivitas usaha Tingkat Pendidikan Kepala Rumah Tangga Miskin Pendidikan merupakan faktor penting dalam meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan produktivitas kerja penduduk miskin usia produktif. Pendidikan juga sering menjadi pertimbangan dalam rekrutmen tenaga kerja, tingkat upah,

21 dan pada akhirnya mempengaruhi tingkat pendapatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Pendidikan juga memiliki peranan besar dalam proses adopsi teknologi pertanian. Penerapan teknologi yang rendah disektor pertanian salah satunya disebabkan oleh rendahnya pendidikan petani. Oleh sebab itu penyediaan pelayanan pendidikan non formal yang mampu meningkatkan pendidikan petani di pedesaan sangat diperlukan, agar petani miskin tersebut dapat keluar dari perangkap kemiskinan. Tabel 13. KRT Miskin Menurut Kecamatan dan Tingkat Pendidikan di Kabupaten Bengkalis, 2004 No Kecamatan Buta Huruf Tingkat Pendidikan Tamat SD ke Bawah SLTP ke Bawah SLTA ke Atas 1 Mandau Bukit Batu Rupat Rupat Utara Bengkalis Bantan Merbau Rangsang Rangsang Barat Tebing Tinggi Tebing Tinggi Barat Pinggir Siak Kecil Total Persentase 25.0% 74.8% 5.6% 0.2% 100.0% Sumber: Pendataan Penduduk/Keluarga Miskin Provinsi Riau 2004

22 Berdasarkan hasil pendataan Balitbang Provinsi Riau tahun 2004, diketahui bahwa tingkat pendidikan KRT miskin di Bengkalis tergolong rendah karena sebesar 92,60% berpendidikan tamat SD ke bawah. Bahkan 31,86% diantaranya KRT adalah buta huruf. Sedangkan KRT yang berpendidikan SLTP dan SLTA masing-masingnya hanya sebesar 7,14% dan 0,26%. Tingkat pendidikan KRT miskin ini jauh lebih rendah dibanding pendidikan KRT miskin Provinsi Riau, dimana KRT yang berpendidikan SD ke bawah hanya sekitar 62%. Tingkat pendidikan KRT menurut kecamatan di Kabupaten Bengkalis ditunjukkan pada Tabel 13. Analisis menurut wilayah administrasi kecamatan menunjukkan bahwa KRT miskin yang tergolong buta huruf banyak dijumpai di kecamatan Merbau (1.422 KRT) diikuti kecamatan Pinggir (1.032 KRT) dan Bantan (911 KRT). KRT miskin yang berpendidikan SD ke bawah banyak dijumpai di kecamatan Maudau (3.685 KRT) diikuti di kecamatan Bengkalis (1.881 KRT) dan Pinggir (1.684 KRT). Sedangkan KRT yang berpendidikan SLTP ke bawah banyak dijumpai di kecamatan Mandau (791 KRT) diikuti kecamatan Pinggir (393 KRT), Bengkalis (200 KRT) dan Tebing Tinggi (196 KRT). Beberapa program/kegiatan penanggulangan kemiskinan dalam rangka untuk meningkatkan pendidikan dan pengetahuan KRT miskin yang rendah di Kabupaten Bengkalis antara lain melalui pemberantasan buta huruf aksara dan perluasan cakupan kejar paket A, paket B dan Paket C. Program/kegiatan penanggulangan kemiskinan lainnya dapat berupa pelatihan keterampilan pertanian, jasa dan perdagangan maupun lainnya agar mereka mampu meningkatan produktivitas dan/ atau merebut peluang kerja yang tersedia.

23 Kelompok Umur Kepala Rumah Tangga Miskin Dianalisis berdasarkan kelompok umur menunjukkan bahwa sebahagian besar KRT miskin termasuk dalam kelompok umur produktif (15-55 tahun) yaitu sebesar 79,38%. Sedangkan KRT yang tergolong kepada kelompok umur tidak produktif sebesar 20,58%. Porsi KRT kelompok umur produktif dengan umur kecil dari 30 tahun yaitu sebesar 13,49% dan KRT kelompok umur produktif dengan umur antara tahun sebesar 65,93%. KRT miskin menurut kecamatan dan kelompok umur di Kabupaten Bengkalis ditunjukkan pada Tabel 14. Tabel 14. KRT Miskin Menurut Kecamatan dan Kelompok Umur di Kabupaten Bengkalis, 2004 No Kecamatan Kelompok Umur (tahun) < Mandau Bukit Batu Rupat Rupat Utara Bengkalis Bantan Merbau Rangsang Rangsang Barat Tebing Tinggi Tebing Tinggi Barat 12 Pinggir Siak Kecil Total Persentase 13% 66% 21% 100% Sumber: Pendataan Penduduk/Keluarga Miskin Provinsi Riau 2004

24 Analisis berdasarkan wilayah administrasi kecamatan diketahui bahwa KRT miskin dengan kelompok umur kecil dari 30 tahun banyak dijumpai di kecamatan Mandau (887 KRT) diikuti di kecamatan Pinggir (526 KRT) dan Merbau (316 KRT). KRT kelompok umur produktif antara tahun banyak dijumpai di kecamatan Merbau (3.434 KRT), diikuti di kecamatan Pinggir (2.142 KRT) dan Merbau (2.100 KRT). Sedangkan KRT kelompok umur tidak produktif relatif merata dihampir semua kecamatan di Kabupaten Bengkalis. Terkait dengan upaya penanggulangan kemiskinan maka KRT kelompok umur produktif ini, program penanggulangan kemiskinan yang diarahkan kepada pemberdayaan untuk kesempatan kerja dan berusaha serta peningkatan kapasitas. Sedangkan KRT kelompok umur tidak produktif diarahkan kepada program penanggulangan kemiskinan yang memberikan jaminan sosial Persebaran Rumah Tangga Miskin dan Stimulus Ekonomi Berdasarkan Tabel 8 dan Tabel 10 terlihat bahwa hampir semua Kabupaten/Kota di Provinsi Riau menunjukkan penurunan jumlah rumah tangga miskin di tahun 2005 dibandingkan tahun 2004, kecuali di Kabupaten Pelalawan, Rokan Hulu dan Bengkalis. Beberapa penjelasan kenaikan jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Bengkalis ini bisa dikemukakan antara lain karena pada tahun 2005 telah terjadi 2 kali kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Disamping itu pada tahun 2005, kondisi inflasi di Riau mencapai tingkat yang sangat tinggi yaitu sekitar 17%. Kedua faktor ini mempengaruhi kenaikan biaya transportasi masyarakat, dimana Kabupaten Bengkalis dikenal sebagai Kabupaten yang terdiri dari pulau-pulau. Kedua faktor ini juga mempengaruhi biaya produksi semua kegiatan perusahaan dalam pengolahan produknya. Salah satu upaya untuk

25 mampu bertahan dalam kompetisi pesaingan usaha banyak terjadi pemutusan hubungan kerja. Penyebab lain meningkatannya jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Bengkalis adalah karena adanya pelarangan penebangan kayu illegal oleh pemerintah. Pengetatan illegal logging ini telah menghilangkan sebahagian sumber pendapatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Migrasi buruh perkebunan ke Kabupaten Bengkalis, terutama di Kecamatan Mandau, Pinggir dan Siak Kecil turut memberikan kontribusi dalam peningkatan jumlah rumah tangga miskin. Stimulus perekonomian dari institusi Pemerintah Provinsi Riau yang terus meningkat (Rp 1,19 triliyun pada tahun 2004, Rp 2,86 triliyun tahun 2005, Rp 3,19 triliyun), (Rp 1,30 triliyun pada tahun 2004, Rp 1,52 triliyun tahun 2005 dan Rp 2,22 triliyun tahun 2006) bisa menjadi pendorong bagi roda perekonomiannya bersama dunia usaha dan masyarakat. Apalagi dana pihak ketiga di perbankan juga sangat besar yang mencapai Rp 20,6 triliyun di tahun 2005 atau naik Rp 4,5 triliyun (27,95%) dari tahun Dengan dorongan dana Dunia Usaha dan APBD pemerintah yang besar sepatutnya menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih memadai. Namun hal tersebut belum berlaku di Kabupaten Bengkalis, dimana meski pertumbuhan ekonominya cukup tinggi (Tabel 15) akan tetapi kemiskinan cenderung meningkat. Hal kontradiktif ini dapat dijelaskan Torm (2003) yang menyatakan bahwa selain stimulus pergerakan ekonomi untuk membantu mengurangi kemiskinan, diperlukan akses dan keterlibatan penduduk miskin dalam perputaran roda perekonomian. Tanpa kondisi tersebut, kemiskinan tidak dapat ditanggulangi. Kondisi inilah yang terjadi di Kabupaten Bengkalis, stimulus

26 pergerakan ekonomi belum dapat diakses dan melibatkan kelompok masyarakat miskin, sehingga meskipun pertumbuhan ekonomi tinggi, tidak diikuti dengan penurunan jumlah ruta miskin. Tabel 15. Pertumbuhan PDRB Tanpa Migas Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan 2000, (dalam persen) Kabupaten/Kota Kuantan Singgingi 5,29 6,41 7,19 9,63 8, Indragiri Hulu 7,81 7,10 7,29 7,31 8, Indragiri Hilir 7,07 8,08 6,51 7,74 7, Pelalawan 6,26 6,36 6,75 7,16 7, Siak 6,93 7,53 6,57 7,15 7, Kampar 7,13 7,03 7,06 7,28 6, Rokan Hulu 6,67 6,92 7,49 7,71 6, Bengkalis 7,14 6,68 8,13 8,20 7, Rokan Hilir 7,48 7,53 7,56 7,19 7, Pekanbaru 10,70 9,00 9,38 9,53 8, Dumai 7,33 6,32 8,14 8,67 7,85 RIAU 8,18 7,80 8,17 9,01 8,53 Sumber : Bengkalis dalam angka Tahun 2006

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA A. Sejarah Singkat Kabupaten Bengkalis Secara historis wilayah Kabupaten Bengkalis sebelum Indonesia merdeka, sebagian besar berada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

KEMBALI KE PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI RIAU (Upaya Mengembalikan Kemandirian Masyarakat Pedesaan)

KEMBALI KE PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI RIAU (Upaya Mengembalikan Kemandirian Masyarakat Pedesaan) KEMBALI KE PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI RIAU (Upaya Mengembalikan Kemandirian Masyarakat Pedesaan) Agus Sutikno, SP., M.Si. 1 dan Ahmad Rifai, SP., MP 2 (1) Pembantu Dekan IV Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No. 35/07/14/Th.XV, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI RIAU TAHUN 2013 DARI

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU MARZUKI HUSEIN Dinas Peternakan Provinsi RIAU Jl. Pattimura No 2 Pekanbaru ABSTRAK Sebagai usaha sampingan

Lebih terperinci

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

PRODUKSI PANGAN INDONESIA 65 PRODUKSI PANGAN INDONESIA Perkembangan Produksi Pangan Saat ini di dunia timbul kekawatiran mengenai keberlanjutan produksi pangan sejalan dengan semakin beralihnya lahan pertanian ke non pertanian

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) No. 60/12/14/Th.XIV, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 68,57 RIBU RUMAH TANGGA, TURUN 45,33 PERSEN DARI TAHUN 2003 Jumlah rumah tangga

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi, infrastrukur dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah masalah yang penting dalam perekonomian suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh suatu negara bertujuan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 buah dan panjang garis pantai mencapai 104.000 km (Bakosurtanal,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH Bab 5 KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH 5.1 Hasil Kajian Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki wilayah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1 MAKMUR AMAN CERDAS DAN BERMARTABAT 1 Sambutan BUPATI Musi Rawas Utara Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkat Rahmat dan Karunia-Nya jualah, buku dapat diselesaikan. Buku ini

Lebih terperinci

f f f i I. PENDAHULUAN

f f f i I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi yang kaya akan simiber daya alam di Indonesia. Produksi minyak bumi Provinsi Riau sekitar 50 persen dari total produksi minyak

Lebih terperinci

pelalawankab.bps.go.id

pelalawankab.bps.go.id ISBN : 979 484 622 8 No. Publikasi : 25 Katalog BPS : 1101002.1404041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 12 + iii Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Gambar Kulit : Seksi Integrasi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelalawan merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Riau. Kabupaten ini terletak di bagian tengah pulau Sumatera dan berbatasan langsung dengan Kabupaten

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16 KOMODITAS DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Pembangunan ketahanan pangan dan pertanian di Indonesia merupakan focus dari arus utama pembangunan nasional. Secara perlahan diarahkan secara umum

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum SNSE Kabupaten Indragiri Hilir yang meliputi klasifikasi SNSE Kabupaten Indragiri

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Keadaan Umum Wilayah Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai ratio jumlah rumahtangga petani

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Penelitian BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Secara kuantitatif pelaksanaan pembangunan di daerah Riau telah mencapai hasil yang cukup baik seperti yang terlihat dari data tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU

GAMBARAN UMUM KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU IV. GAMBARAN UMUM KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU 4.1. Kondisi Fisik Wilayah Provinsi Riau terdiri dari daratan dan perairan, dengan luas lebih kurang 329.867,61 km 2 sebesar 235.306 km 2 (71,33

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

A. Luas potensi lahan sumber pakan ternak (Ha) Luas Potensi Hijauan (Ha) No Kabupaten/Kota Tanaman Padang. Pangan Rumput

A. Luas potensi lahan sumber pakan ternak (Ha) Luas Potensi Hijauan (Ha) No Kabupaten/Kota Tanaman Padang. Pangan Rumput LAMPIRAN 93 Lampiran 1 Analisis daya dukung lahan sumber pakan ternak A. Luas potensi lahan sumber pakan ternak (Ha) Luas Potensi Hijauan (Ha) No Kabupaten/Kota Tanaman Padang Jumlah Luas Rawa Pangan Rumput

Lebih terperinci

Peranan Sektor Perikanan dan Kelautan Dalam Perekonomian Wilayah Propinsi Riau

Peranan Sektor Perikanan dan Kelautan Dalam Perekonomian Wilayah Propinsi Riau Peranan Sektor Perikanan dan Kelautan Dalam Perekonomian Wilayah Propinsi Riau Oleh Tince Sofyani ABSTRACT The objective of this study is to investigate the role of fishery sector in economic regional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

REVITALISASI PERTANIAN

REVITALISASI PERTANIAN REVITALISASI PERTANIAN Pendahuluan 1. Revitalisasi pertanian dan pedesaan, merupakan salah satu strategi yang dipilih oleh Kabinet Indonesia Bersatu dalam upayanya mewujudkan pembangunan masyarakat Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau mencapai 17.508 pulau besar dan kecil dengan garis pantai sangat panjang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia dan sebaliknya, Provinsi Riau akan menjadi daerah yang tertinggal

I. PENDAHULUAN. Indonesia dan sebaliknya, Provinsi Riau akan menjadi daerah yang tertinggal I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apabila dicermati kembali proses pemekaran Provinsi Riau menjadi Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau, ada dua perkiraan yang kontradiktif bahwa Provinsi Riau Kepulauan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI RIAU

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI RIAU BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI RIAU Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

POLICY INFORMASI. Sub Bidang Analisis Dampak Kependudukan Tahun 2015 KEMISKINAN KULTURAL DI KALIMANTAN TENGAH DAN KELUARGA BERENCANA

POLICY INFORMASI. Sub Bidang Analisis Dampak Kependudukan Tahun 2015 KEMISKINAN KULTURAL DI KALIMANTAN TENGAH DAN KELUARGA BERENCANA BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK SUB BIDANG ANALISIS DAMPAK KEPENDUDUKAN PERWAKILAN BKKBN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2015 1 POLICY INFORMASI Sub Bidang Analisis Dampak Kependudukan Tahun 2015 KEMISKINAN KULTURAL

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai. 36 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.1. Keadaan Geografis 4.1.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Sungai Jalau merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Kampar Utara, Kecamatan Kampar

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir.

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir. 37 BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu 1. Wilayah Pembentukan Kabupaten Indragiri Hulu pada awainya ditetapkan dengan UU No. 12 Tahun 1956 tentang pembentukan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2014 SEBESAR 6,56 PERSEN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2014 SEBESAR 6,56 PERSEN No. 59/11/14/Th. XV, 5 November 2014 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2014 SEBESAR 6,56 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada Agustus 2014 mencapai 2.695.247 orang.

Lebih terperinci

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH BAB I KONDISI FISIK 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH Sebelum dilakukan pemekaran wilayah, Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki wilayah terluas di Provinsi Riau dengan luas mencapai

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Provinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan, dengan luas lebih kurang 8.915.016 Ha (89.150 Km2), Keberadaannya membentang dari lereng

Lebih terperinci

pelalawankab.bps.go.id

pelalawankab.bps.go.id ISBN : 979 484 615 5 No. Publikasi : 18 Katalog BPS : 1101002.1404020 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 12 + iii Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Gambar Kulit : Seksi Integrasi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR

IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR 4.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Rokan Hilir merupakan hasil pemekaran Kabupaten Bengkalis dengan Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PELALAWAN BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempercepat proses pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasilnya upaya

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PELALAWAN BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempercepat proses pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasilnya upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemekaran wilayah pada dasarnya salah satu upaya untuk mempercepat proses pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasilnya upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian telah terbukti memiliki peranan penting bagi pembangunan perekonomian suatu bangsa. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang berperan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BOKS : PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU

BOKS : PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU BOKS : PENGEMBANGAN SUB SEKTOR PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU I. LATAR BELAKANG Perubahan mendasar cara berpikir dari daratan ke maritim yang dikenal

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI Yetti Anita Sari Fakultas Geografi UGM; Yogyakarta E-mail: yettianitasari@gmail.com ABSTRAK Sektor pertanian merupakan salah

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN REALITA PERKEBUNAN DAN INDUSTRI KELAPA SAWIT DI PROVINSI RIAU

KEBIJAKAN DAN REALITA PERKEBUNAN DAN INDUSTRI KELAPA SAWIT DI PROVINSI RIAU KEBIJAKAN DAN REALITA PERKEBUNAN DAN INDUSTRI KELAPA SAWIT DI PROVINSI RIAU Oleh : Ir. SRI AMBAR KUSUMAWATI, MSi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau Disampaikan pada Acara Focus

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 Oleh : Thamrin 1), Sabran 2) dan Ince Raden 3) ABSTRAK Kegiatan pembangunan bidang pertanian di Kabupaten

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2012 SEBESAR 4,30 PERSEN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2012 SEBESAR 4,30 PERSEN No 56/11/14/Tahun XIII, 5 November 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2012 SEBESAR 4,30 PERSEN Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Riau sebesar 4,30 persen, yang berarti

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya perubahan secara terencana seluruh dimensi kehidupan menuju tatanan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sebagai perubahan yang terencana,

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa. 31 IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografis Kecamatan Galur merupakan salah satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Kulonprogo, terdiri dari 7 desa yaitu Brosot, Kranggan, Banaran, Nomporejo, Karangsewu,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk

I. PENDAHULUAN. kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan manusia yang paling azasi, sehingga ketersedian pangan bagi masyarakat harus selalu terjamin. Manusia dengan segala kemampuannya selalu berusaha

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

Potensi Desa (Podes) 2014 Provinsi Riau

Potensi Desa (Podes) 2014 Provinsi Riau No. 14/02/14 Th. XVI, 16 Februari 2015 Potensi Desa (Podes) 2014 Provinsi Riau Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Berdasarkan hasil Podes 2014 Provinsi Riau, pada bulan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : DR.

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan sawah memiliki arti penting, yakni sebagai media aktivitas bercocok tanam guna menghasilkan bahan pangan pokok (khususnya padi) bagi kebutuhan umat manusia.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

PROFIL PEMBANGUNAN DKI JAKARTA

PROFIL PEMBANGUNAN DKI JAKARTA 1 PROFIL PEMBANGUNAN DKI JAKARTA A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH DKI merupakan daerah yang terletak di 5 19' 12" - 6 23' 54" LS dan 106 22' 42" - 106 58' 18"BT. Secara geologis, seluruh dataran terdiri

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang lautannya lebih luas daripada daratan. Luas lautan Indonesia 2/3 dari luas Indonesia. Daratan Indonesia subur dengan didukung

Lebih terperinci