BAB IV GAMBARAN UMUM PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) LEDOK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV GAMBARAN UMUM PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) LEDOK"

Transkripsi

1 BAB IV GAMBARAN UMUM PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) LEDOK 4. Latar Belakang Program KRPL Ledok Pelaksanaan program kegiatan percepatan penganekaragaman konsumsi papangan (P2KP) ini merupakan implementasi dari rencana strategi kementrian pertanian yaitu empat suskses pertanian pertanian, yang salah satunya ialah mengenai peningkatan diversifikasi pangan, yang salah satu kontrak kerja antara mentri pertanian dengan presiden RI pada tahun , dengan tujuan untuk meningkatkan keanekaragaman pangan sesuai dengan karakteristik wilayah. Kontrak kerja ini merupakan tindak lanjut dari peraturan presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang kebijakan percepatan penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. Peraturan tersebut merupakan acuan untuk mendorong upaya penganekaragaman konsumsi pangan dengan cepat melalui basis kearifan lokal serta kerjasama terintegrasi antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Di tingkat provinsi, kebijakan tersebut telah ditindak lanjuti melalui surat edaran atau peraturan Gubernur (Pegub), dan ditingkat kabupaten/kota ditindak lanjuti dengan surat edaran atau peraturan Bupati/Walikota). Sebagai bentuk keberlanjutan program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP) berbasis Sumber Daya Lokal tahun 200, pada tahun 204 program P2KP di implementasikan melalui kegiatan : () Optimalisasi pemanfaatan pekarangan dengan menerapkan konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), (2) Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L), serta (3) sosialisasi dan promosi Pokok Lokal. Menurut data kementerian pertanian (202) tentang Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), dimana mengatakan bahwa Kementerian Pertanian telah menginisiasi optimalisasi pemanfaatan 28

2 pekarangan melalui konsep Rumah Pangan Lestari (RPL). RPL adalah rumah penduduk yang mengusahakan pekarangan secara intensif untuk dimanfaatkan dengan berbagai sumberdaya lokal secara bijaksana yang menjamin kesinambungan penyediaan bahan pangan rumah tangga yang berkualitas dan beragam. Berikut ini adalah daftar penerima bantuan penerima manfaat dari program kawasan rumah pangan lestari (KRPL) yang ada di salatiga antara lain: Table 4. Daftar Nominatif Kelompok Penerima Bansos P2KP Tahun 203 Kegiatan OptimalisasiI Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Kota Provinsi Jawa Tengah (Dana APBN) No Nama Kelomok Penerima Ketua Kelompok Alamat Nama Bank Nama Rekening Jumlah Dana(Rp) Kel Wanita Dasa Wisma Melati 2 KRPL Menur Kel Sidorejo Lor 3 Bant Kel Wanita Tani Cempaka 4 Bant KWT Mugi Lestari 5 KRPL Bugel Ari Supriyatmi Hartati Sugiyem Sulasih Romelah Tegalre jo RT 6 RW 4 Soka RW 8 RW 7 Nobo kulon RT 2 RW 0 Sugih waras RT 2 RW 6 Bugel Sidorej o Bank Jateng Cabang Bank Jateng Cabang Bank Jateng Cabang Bank Jateng Cabang Bank Jateng Cabang Kel Wanita Dasa Wisma Melati KRPL Menur Kel Sidorejo Lor Bant Kel Wanita Tani Cempaka Bant KWT Mugi Lestari KRPL Bugel Rp Rp Rp Rp Rp

3 6 Kel Wanita Tani Suka Sari 7 TP PKK Kel Sidorejo Kidul Total Suyati Ambar Budiningsih Tetep Wates RT 2 RW 6 Jl. Mardito mo 39 RT RW Bank Jateng Cabang Bank Jateng Cabang Kel Wanita Tani Suka Sari TP PKK Kel Sidorejo Kidul Rp Rp Rp (Sumber : BAPPERMAS (Ketahanan pangan) 203) Table 4.2 Daftar Nominatif Kelompok Penerima Bansos P2KP Tahun 204 Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Kota Provinsi Jawa Tengah (Dana APBN) No Nama Kelomok Penerima KRPL PKK RW 02 TINGKIR TENGAH KRPL PKK RT 4 RW IX KEL DUKUH KELOMPOK KRPL RW 5, KELURAHAN KAUMAN KIDUL KRPL RW CEBONGAN Ketua Kelompok Dwi Prihartini Ganti sumiyati Alamat SINGOJAY AN RT 03 RW 02 SALATIGA DUKUH RT 04 RW IX Sri Utami RW 5, KELURAHA N KAUMAN KIDUL Puji astute CEBONGAN RT 2 RW Nama Bank Bank Jateng Cabang Jumlah Dana (Rp.) Bank Jateng Cabang Bank Jateng Cabang Bank Jateng Cabang Total RP (Sumber : BAPPERMAS (Ketahanan pangan) 204) 30

4 Table 4.3 Data Penerima Hibah Sebesar Rp Unggulan Yang Direkomendasi Untuk Tahun Anggaran 204 (Dana APBD) N o NAMA LEMBAGA Tim Penggerak PKK RW IX PKK RW XI Karang Duwet PKK RW 05 Dusun Krajan PKK RW III Kalibening KRPL "Gema Trubus" RW V PKK RW 4 Kalilondo Sidorejo Kidul PKK RW III Tegalrejo PKK RW 03 Klampeyan PKK RW VI Krasak RW 04 Sidoharjo PEMOHON Heny Heryani Eny Sugiyarti Mukhibbah ALAMAT DESA KELURAHAN KECAMATAN Pondok tlagamukti RT Tingkir Tengah Tingkir 02 RW 09 RT 0 RW XI Karangduwet Kutowinangun Tingkir Krajan RT 0 RW 05 Tingkir Lor Tingkir Nurbadiah RW III Kalibening Tingkir Lilik Purnomo W Siti Wasilah Jl. Muwardi No 09 Kalilondo RT 2 RW 4 Gendongan Sidorejo Kidul Tingkir Tingkir Dasar Purwanti RW III Tegalrejo Argomulyo Yayuk Kuntorowati,S.Ag Sri Wahyuning Budihayu Sutik Suharti P Klampeyan RT 02 RW 03 Krasak Rt 02 Rw 06 Sidoharjo Rt 0 Rw 04 Noborejo Ledok Cebongan Argomulyo Argomulyo Argomulyo RW 06 Ploso Purwatiningsih Ploso RW 06 Randuacir Argomulyo PKK RW 07 Banjaran PKK RW 07 Karangalit PKK RW 03 Karangpadang PKK RW 6 Kalicacing KRPL RT 05 RW 05 Kel. Dra Puniyem Siti Rochana Nur Hayati Lilis Susan Herwati Sri Mulyati Banjaran RW VII Jl. Purbaya III/a Rt 02 Rw 07 RT 02 RW 03 Karang padang Kalicacing RW 6 Jl. Pramuka No. 26 Mangunsari Dukuh Kecandran Kalicacing Sidomukti Sidomukti Sidomukti Sidomukti Sidorejo 3

5 PKK RW 02 Bugel PKK RW IV Blotongan KRPL RW 06 Legok RW XIII Banyuputih Barat PKK RW I Rejosari Dwi Martini RT 03 RW 02 Bugel Sidorejo Nanik Rustiani RW IV Blotongan Sidorejo Badi'ah Legok RW VI Kauman Kidul Sidorejo Marliyah Banyuputih Barat RW XIII Sidorejo Lor Sutarti Jl. Dipomenggolo No.3 Pulutan (Sumber : BAPPERMAS (Ketahanan pangan) 204) Sidorejo Sidorejo Dari hasil wawancara dengan BAPPERMAS (205) dapat diketahui bahwa respon masyarakat dalam kegiatan KRPL ini cukup baik hal ini terlihat dengan adanya banyak kelurahan yang terus bertambah dalam mengikuti kegiatan KRPL akan tetapi dalam kegiatan KRPL ini ada yang berkembang dan ada yang hanya berhenti ditengah jalan karena ada beberapa masyarakat yang hanya tergantung dengan pendamping sedangkan pendamping itu sendiri ada yang hanya memanfaatkan kegiatan ini sebagai proyek saja sehingga KRPL yang dikelola tidak bisa berkembang dengan baik, hal ini terlihat pada saat akan diadakan survei lapangan ada beberapa daerah yang membeli sayuran diwilayah lain sehingga pada saat survei tersebut terlihat bahwa KRPL mereka berjalan padahal Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) tersebut tidak berjalan dengan baik. Dari data penerima bantuan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) senilai ini salah satunya yaitu Kelurahan Ledok DK. Krasak. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Kelurahan Ledok didirikan pada tanggal 28 Oktober 203. KRPL ini beranggotakan seluruh warga di di RW VI Dukuh Krasak, Kelurahan Ledok, Kecamatan Argomulyo yang diketuai oleh Sri Wahyuningsih, Sekertaris Tri Endah Lestari, Bendahara Sri Purwanti. Adapun struktur organisasi yanga ada di Kawasan Rumah pangan lestari yang ada di kelurahan Ledok ini adalah sebagai berikut: 32

6 Struktur Organisasi Kawasan Ruamah Pangan Lestari RW.VI Dukuh Krasak Kelurahan Ledok Kecamatan Argomulyo KETUA SRI WAHYUNING BUDIHAYU PENDAMPING PPL M. NAZIRUDIN BENDAHARA SRI PURWANTI SEKERTARIS TRI ENDAH LESTARI SEKSI PEMBIBITAN. Munzayanah 2. Ndoifah 3. Sunarsih 4. Siti Fitriyanti SEKSI PENGEMBANG AN KAWASAN. Muawanah 2. Rasmini 3. Nurjanah 4. Badriyah SEKSI PEMASARAN/H UMAS. Sulistyowati 2. Nurul Aini 3. Susilowati 4. Anis Fatiqah SEKSI PEMELIHARAAN GREENHOUSE. Slamet 2. Tafrikin 3. Sujiati 4. Fatimah Gambar 4. (Sumber : data primer KRPL ledok 204) 33

7 4.2 Tujuan Program KRPL Ledok Tujuan dari kegiatan KRPL itu sendiri yaitu:. Meningkatkan kesadaran, peran, dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan pola konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA) serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan pangan pokok beras. Menurut BAPERMAS tujuan pokok dari kegiatan KRPL yaitu mengubah pola prilaku masyarakat yang tadinya mereka mengkonsumsi makanan secara sembarangan seperti sayur yang dibeli dari pasar dan mengandung pertisida maka dengan adanya kegiatan KRPL ini masyarakat dapat menerapkan hidup sehat karena dari hasil tanaman mereka ini selain bisa dikonsumsi sendiri tidak usah membeli dari pasar tanaman yang mereka tanam aman karna tidak mengendung pertisida dan hanya menggunakan pupuk organik dengan demikian maka mereka sayuran yang mereka tanam dijamin aman dan sehat untuk dikonsumsi keluarga. 2. Meskipun tujuan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) belum sepenuhnya seperti yang diharapkan oleh BAPPERMAS akan tetapi Tujuan BAPERMAS tersebut sudah di terapkan dibeberapa Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) termasuk di kelurahan Ledok DK. Krasak dimana dengan menanam sayuran organik ini maka masyarakat dapat mengkonsumsi sayuran yang sehat dan dengan partisipasi masyarakat yang tinggi dalam mendukung kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) ini maka sudah mengubah pola pikir sebagian besar masyarakat ledok yang ikut dalam kegiatan tersebut, yang tadinya mereka membeli sayuran di warung mereka dapat menghasilkan sayurannya sendiri yang sehat dan bergizi karena sayuran yang mereka hasilkan tidak menggunakan pertisida dan hanya melalui proses secara organik. 34

8 3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyediaan sumber pangan dan gizi keluarga melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan sebagai hasil sumber karbonhidrat, protein, vitamin dan mineral. Dari hasil wawancara dengan ibu yayuk selaku ketua Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Ledok partisipasi masyarakat dalam mendukung diadakannya Kawasan Rumah Pangan Lestari ini sangat tingggi hal ini terlihat bahwa Kebun Bibit Desa (KBD) dibangun secara gotong- royong tidak membayar tukang sama sekali. Pembangunan green house atau kebun bibit desa (KBD) ini di cor karena di harapannya usia tidak hanya tujuh tahun tetapi bisa lebih dari 7 tahun, Pembangunan KBD ini memang lebih efektif dengan di cor karena selain lebih awet gangguan serangga yang sering merusak tanaman tidak bisa masuk karena dilindungi dengan jaring. Selain berpartisipasi masyarakat untuk mendukung kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang ada di Ledok sangat luar biasa dalam proses pembuatan Kebun Bibit Desa KBD) yang dilakukan dengan sistem gotong royong, sodakoh masyarakatnya juga tinggi, seperti halnya pada saat membutuhkan 00 bambu bahkan lebih itu yang beli hanya 20 yang 80 bambu itu yang swadaya masyarakat. Bambu diambil dari bawah jurang yang dilakukan pada saat bapak- bapak ikut dalam kegiatan gotong- royong dan sampai pada proses pembangunan green house ini dilakukan secara bersama- sama dilakukan dengan sepenuh hati dengan harapan bahwa usaha yang dilakukan tersebut dapat bermanfaat dan dapat dinikmati secara bersama- sama oleh anggota kelompok Kawasan Rumah Pangan lestari. Swadaya seperti makanan setiap ada kegiatan ibu- ibu nyangking (membawa) agar pada saat melaksanakan KRPL makanan tersebut dapat dinikmati bersama. 4. Mengembangkan usaha pengolahan pangan sekala mikro kecil menengah (UMKM) sumber karbonhidrat selain beras dan terigu 35

9 yang berbasis sumberdaya dan kearifan lokal. Kawasan Rumah Pangan Lestari yang ada di kelurahan Ledok ini bukan hanya menjual tanaman sayuran saja akan tetapi membuat makanan ringan yang dihasilkan oleh sayuran yang mereka tanam sendiri. Makanan yang mereka produksi yaitu kripik wiping dan steak wiping. Keripik wiping dan steak wiping ini adalah makanan olahan yang bahan dasarnya yaitu dari sayuran sawi jepang, masyarakat banyak yang belum mengetahuni bahwa sawi jepang juga merupakan sayuran yang dapat di masak dan minat pembelian sayur sawi jepang ini masih minim oleh karena itu sawi jepang ini maka di olah menjadi makanan ringan yang dapat dipasarkan dan bisa menarik perhatiaan konsumen karena selama ini banyak yang belum mengetahui bagaimana rasa dari kripik dan sawi jepang itu seperti apa. Selain itu mengapa dipilih sawi jepang? Karena sawi jepang merupakan komoditi sayuran yang perawatannya itu medah dan tidak terlalu memerlukan air banyak sehingga tanaman sawi jepang tersebut tidak mudah mati. 4.3 Manfaat KRPL Bagi Masyarakat Ledok Dari hasil wawancara dengan ibu wati dampak yang diperoleh dari pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) antara lain:. Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan secara lestari. Dengan adanya Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) masyarakat yang ada di kelurahan ledok khususnya Dukuh Krasak yang ikut dalam kegiatan ini maka gizi keluarga dapat tercukupi karena tanaman sayur- sayuran yang mereka konsumsi sudah terjamin tidak menggunakan obat- obatan pertisida namun mereka hanya menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang dan sekam sebagai tambahan nutrisi untuk tanaman yang 36

10 ada pada Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) sehingga aman untuk dikonsumsi oleh anggota keluarga tersebut. 2. Meningkatnya kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan diperkotaan maupun perdesaan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayur, dan tanaman obat keluarga (toga), ternak dan ikan serta pengolahan hasil dan limbah rumah tangga menjadi kompos. Dalam hal ini masyarakat Dukuh Krasak yang ada di kelurahan ledok ini mendapatkan dampak yang positif selain menghasilkan tanaman yang sehat akan tetapi juga menambah wawasan masyarakat yang tadinya mereka tidak tahu sama sekali bagaimana cara bercocok tanaman maka dengan adanya Kawasan Rumah Pangan Lestari ini maka masyarakat menjadi tahu bagaimana budidaya tanaman organik dengan baik. 3. Terjaganya kelestarian dan keberagaman sumber pangan lokal. Prosedur KRPL dari pusat yaitu dengan menanam untuk setiap rumah. Hal ini dilakukan karena dulu sudah diterapkan setiap rumah mendapatkan 0 bibit tanaman sayur akan tetapi tidak semua masyarakat konsisiten dengan tanaman yang mereka miliki sehingga tanaman tersebut mati. Dengan demikian maka sekarang masyarakat tidak dipaksakan untuk menanam tanaman dirumah masing- masing akan tetapi hanya untuk yang mau saja sehingga untuk kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) ini fotus kepada kebun percontohan yang terbuat dari bambu dan dipagari dengan jaring agar hama tidak bisa masuk dan merusak tanaman. Sayuran yang ada di dalam kebun bibit desa yang digunakan untuk percontohan ini didalamnya ada bermacam-macam sayur seperti terong, sawi, cabai, tomat dll. 4. Berkembangnya usaha ekonomi produktif keluarga untuk menopang kesejahteraan keluarga dan menciptakan lingkungan lestari dan sehat. Harapan dari BAPPERMAS dalam kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) adalah ibu-ibu anggota PKK maupun kelompok wanita tani bisa tahu komoditas tanaman yang mempunyai nilai ekonomi dan tidak menanam tanaman berdasarkan insting saja, dan bisa 37

11 menumbuhkan sebagai sentra sayuran organik yang sehat. Dimana sebelum adanya Kawasan Rumah Pangan lestari (KRPL) pengeluaran rumah tangga di kelurahan Ledok Dukuh Krasak ini untuk membeli sayur dan lauk senilai kurang lebih Rp0.000/hari, namun setelah adanya KRPL masyarakat sudah tidak mengeluarkan dana untuk membeli sayur karena mereka bisa mengambil sayur di green house yang mereka miliki. seperti halnya pada saat harga cabe melambung tinggi masyarakat tidak lagi merasa resah karena mereka sudah memiliki tanaman cabe yang yang dapat dikonsumsi tanpa harus membeli cabe yang harganya sedang melambung tersebut. Selain dikonsumsi sendiri oleh masyarakat, hasil tanaman yang dihasilkan oleh KRPL juga dijual, untuk tanaman Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) ini mereka sudah ada yang menampung sehingga masyarakat tidak merasa pusing bagaimana memasarkan tanaman yang telah mereka tanam selama didirikannya KRPL ini masyarakat sudah memanen berkali- kali untuk dijual. Tanaman KRPL ini oleh tengkulak biasanya dipasarkan pada supermarket dan tanaman yang ditanam oleh masyarakat ini tanaman yang memang sudah dipesan oleh tengkulak tersebut. Kendala yang dihadapi oleh setiap Kawasan Rumah Pangan lestari (KRPL) itu berbeda-beda, kendala yang dihadapi ini ada dua faktor yaitu faktor teknis dan non teknis. Faktor teknisnya yaitu berhubungan dengan pendampingan karena ada pendamping yang menjadikan KRPL ini sebagai proyek sehingga mereka mendampingi tidak dengan sepenuh hati dan kendala nonteknis misalnya musim atau faktor air dimana ketersediaan air mereka terbatas. Kendala non teknis ini dapat ditangani dengan sisitem draisitem pengairan misalnya menyalurkan pipa-pipa ke kolibet. 38

12 Dari hasil wawancara dengan ibu yayu kendala yang dihadapi oleh masyarakat ledok RW 6 Krasak terkait Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yaitu:. Hewan ternak yang merusak tanaman masyarakat seperti ayam, itik, bebek, angsa. 2. Hama penyakit seperti ulat dan belalang 3. Faktor alam dimana pada saat terjadinya musim hujan maka banyak tanaman yang rusak dikarenakan busuk sedangkan pada musim kemarau tanaman banyak yang mati karena layu atau kering karna kurangnya pasokan air. 4. Dalam segi penggerakan anggota kelompok masih ada hambatan karena masyarakat untuk menanam di rumah masing- masing masih belum bisa tergerak, untuk jadwal piket untuk anggota dawis tidak semua anggota dawis mau datang piket dan ada juga jadwal piket mereka bertabrakan dengan kegiatan lain, untuk anggota kelompok ini sendiri timeing untuk bertemu itu tidak bisa intens karena banyak pengurus yang merangkap sebagai pengurus dalam kegiatan lain oleh karena itu biasanya pertemuan yang dilakukan secara bersamaan. 5. Dari segi penjualan, harga jual tanaman sayur ini rendah sehingga tidak mendapatkan keuntungan padahal untuk tanaman organiini seharusnya lebih tinggi daripada tanaman non organik. 4.4 Pendekatan Kelompok KRPL Ledok Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) ini setiap desa terdiri dari kelompok yang beranggotakan minimal 30 rumah tangga yang lokasinya saling berdekatan dalam satu kawasan dengan kegiatan, dan dalam hal ini pendekatan yang dilakukan dalam kelompok di kelorahan Ledok Dukuh Krasak yaitu sebagai berikut:. Melaksanakan sosialisasi optimalisasi pemanfaatan pekarangan oleh penyuluh pendamping kepada kelompok penerima manfaat 39

13 melalui metode sekolah lapangn (SL), yang diberikan kepada penerima manfaat. Dalam hal ini Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Ledok mengadakan kegiatan Sekolah Lapang (SL) ini dilakukan satu bulan sekali, masyarakat diberitahu mulai dari bagaimana cara membuat green house, menanam tanaman, cara membuat pupuk organik dll. 2. Melaksanakan pengembangan demplot pekarangan sebagai laboraturium lapangan (LL), sekaligus berperan sebagai pekarangan percontohan ini antara lain berupa bimbingan, pembelian sarana produksi adminitrasi dan manajemen kelompok. Dalam hal ini Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Ledok mengembangkan demplot dilaksanakan pada saat piket yang sudah terjadwal setiap harinya. Luas demplot kelompok berkisar minimal 36 m 2 atau disesuaikan dengan ketersediaan lahan kelompok. Demplot di Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di kelurahan Ledok Dukuh Krasak ini ditanami berbagai jenis tanaman (sayur, buah, umbi-umbian) tidak ditanami hanya satu jenis tanaman saja. Didalam lahan demplot juga dapat di buat kolam ikan dan kadang ternak kecil, sebagai pembelajaran untuk budidaya pangan sumber protein. Hewan ternak yang ada di Kawasan Rumah Pangan lestari (KRPL) Ledok ini ayam, kambing, lele, bebek, dan kelinci. Kebun Bibit Desa (KBD) diusahakan tidak berlokasi terlalu jauh dari tempat tinggal para anggota, sehingga memudahkan proses pembelajaran dan praktek langsung dipekarangan. Pengelolaan demplot merupakan tanggung jawab anggota kelompok (dibuat jadwal piket secara bergantian) dan pada jadwal piket yang dilakukan di Ledok ini dulunya 40

14 dilakukan setiap hari karna masyarakat begitu antusias untuk mengikuti kegiatan KRPL ini akan tetapi sekarang jadwal piket dilakukan dua atau satu minggu sekali hal ini dilakukan agar tanaman tidak rusak. 3. Mengembangkan bibit kelompok yang diarahkan menjadi cikal bakal bibit kebun desa. Bibit yang dikembangkan adalah bibit tanaman sayuran, buah dan umbi-umbian. Luas bibit ini berkisar minimal 25 m 2 atau disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Peralatan dan media yang digunakan untuk pembibitan antara lain adalah : polybag (ukuran kecil/sedang/besar), pot, tanah, kompos, sekam, dll serta dapat memanfaatkan bahan daur ulang sebagai media pembibitan (barangbarang bekas). Media tanaman untuk perbenihan dikebun bibit dianjurkan untuk menggunakan campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang yang sudah matang, dengan perbandingan :: dan atau komposisi lainnya sesuai jenis tanaman. Kebun bibit kelompok menyuplai bibit untuk angota kelompok, kebun sekolah dan dapat juga untuk masyarakat sekitar. Cara distribusi bibit dilakukan sesuai dengan kesepakatan berdasarkan hasil musyawarah kelompok. Lokasi kebun bibit diusahakan terletak pada daerah yang strategis sehingga mudah dijangkau oleh anggota atau masyarakat yang membutuhkan bibit. Pengelolaan dan pemeliharaan kebun bibit menjadi tanggung jawab kelompok dengan pembagian tugas berdasarkan musyawarah kelompok. 4

15 4.5 Peran Aktor Pada Program KRPL Ledok 4.5. BAPPERMAS BAPPERMAS memberikan bantuan kepada beberapa Kawasan Rumah Pangan Lestari di kelurahan Ledok senilai 20juta, bantuan tersebut di memberikan melalui rekening kelompok jadi murni langsung diberikan dan mereka memberikan laporan, nanti dana itu dibelanjakan sesuai dengan kebutuhan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) kelompok tersebut. Pencairan dana tersebut diadakan pemantauan supaya eksistensi kelompok tersebut ada. BAPPERMAS membuat rekomendasi untuk pencairan melalui pengawasan internal, karena menurut BAPPERMAS apabila dana tersebut hanya diberikan tanpa adanya pengawasan kebablasan tidak ada tanggung jawab moral maka dari itu sebagai aparat pemerintah istilahnya Tutwuri Handayani kita dibelakang kita mengarahkan supaya dana tidak sekali habis karena aktifitas Kawasan Rumah Pangan Lestari ini sifatnya berkelanjutan. Upaya yang dilakukan BAPPERMAS dalam kegiata Kawasan Rumah Pangan Lestari yaitu BAPPERMAS melakukan monitoring dengan turun kelapangan langsung ke beberapa Kawasan Rumah Pangan lestari yang ada di, dan kegagalan yang terjadi dibeberapa wilayah menjadi evaluasi dan membuat konsep yang mungkin lebih lestari yaitu itu tadi evaluasi dari kegagalan tahun lalu. BAPPERMAS melakukan evaluasi dan monitoring rutin yang dilakukan satu TIM, pada saat ingin terjun langsung mereka melakukan peninjauan ke lokasi dilakukan secara mendadak, dengan cara inilah maka dapat mengetahui bagaimana potret asli atau kondisi Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) itu seperti apa apakah KRPL itu berhasil atau justru Kawasan Rumah pangan itu gagal. 42

16 Gambar 4. Kunjungan BAPPERMAS (Sumber: data primer tahun 205) Tanaman yang dihasilkan oleh Kawasan Rumah Pangan Lestari yanga ada di daerah ledok ini tidak hanya untuk dikonsumsi sendiri akan tetapi dapat dijual. Pada saat panen perdana Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Ledok ini mengundang BAPPERMAS untuk bisa ikut melakukan panen bersama- sama dan dengan kehadiran BAPPERMAS maupun pemerintahan lain maka masyarakat krasak semakin bersemangat karena itu merupakan bentuk perhatian lembaga pemerintahan yaitu dengan cara monitoring tersebut. Tujuan utama dari program Kawasan Rumah Pangan Lestari ini sendiri ialah penambahan gizi keluarga sehingga harapan BAPPERMAS untuk mengetahui sejauh mana masyarakat pola konsumsinya apakah sudah beragam, bergizi, seimbang dan aman belum (B2SA) jangan hanya dominasi karbon hidrat dan protein serta mineralnya tidak seimbang. Harapan BAPPERMAS dengan keberagaman maka beras ini diganti dagi buah dan sayur dan jika harga daginng mahal maka bisa di ganti 43

17 dengan ikan air tawar (lele) yang sudah diberikan kepada penerima manfaat seperti Kawasan Rumah Pangan Lestari yang ada di kelurahan Ledok. Gambar 4.2 Peran serta BAPPERMAS dalam panen Perdana (Sumber: data primer tahun 205) BAPPERMAS melakukan pembinaan disemua Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Termasuk Ledok, pembinaan tersebut ini meliputi pertemuan yang diisi materi- materi yang terkait dengan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) misalnya penyampaian materi bagaimana cara menanam dengan baik dan benar, dan mengenai tanaman Hidroponik, kemudian memberikan ilmu mengenai prodak olahan yang dilakukan dengan cara demo masak dengan beberapa anggota Kawasan Rumah Pangan Lestari yang ada disalatiga dalam hal ini BAPPERMAS mengundang ahli pembuat kue disitu di ajari bagaimana membuat makanan ringan atau kue yang dihasilkan dari tanaman yang ada dilingkungan sekitar atau tanaman yang ditanam pada Kawasan Rumah Pangan Lestari, makanan yang dibuat itu berfariasi dan sehat tentunya karna menggunakan bahan dasar dari tanaman organik. 44

18 Gambar 4.3 Demo masak di BAPPERMAS (Sumber: data primer tahun 205) Kelurahan Ledok Dari hasil wawancara dengan Titin eka novia selaku seksi ekonomi pembangunan di kelurahan Ledok respon masyarakat dengan adanya program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) baik karena tidak ada penolakan karna Kawasan Rumah Pangan Lestari ini merupakan kegiatan yang baik akan tetapi ada beberapa kendala yaitu tidak semua masyarakat itu bisa menanam karena tidak semua orang bisa menanam secara baik walaupun sudah diberikan ilmu. Upaya yang dilakukan kelurahan Ledok dalam mendorong kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari Ini yaitu mengadakan sosialisasi melalui PKK, dalam kegiatan PKK tersebut sarankan atau dihimbau untuk mencontoh Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang sudah berhasil pesat dan dengan cara tersebut maka masyarakat yang mengikuti program Kawasan Rumah Pangan Lestari 45

19 menjadi bersemangat dan ingin menghasilkan Kawasan Rumah Pangan Lestari yang bagus pula. kerjasama yang dilakukan kelurahan dengan BAPPERMAS dengan dinas pertanian dalam mendukung kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yaitu kelurahankan berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dengan mencarikan kebun percontohan yang berada dir w 6 krasak kelurahan ledok hanya sebatas kordinator yang mengkordinasikan antara masyarakat dengan dinas terkait selain itu kelurahan Ledok juga mendampingi jika ada kendala kita dan menjadi penghubung antara BAPPERMAS dengan masyarakat Krasak jika ada kegiatan yang di lakukan oleh BAPPERMAS maka undangan diberikan kekeluran ledok dan setelah itu disampaikan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Ledok yang ada di RW 6 Krasak. Dorongan kelurahan ledok dalam mendukung Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) agar sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu dengan studi banding ke magelang, kelurahan bekerjasama dengan PKK dan cipta taru karena kelurahan sendiri tidak mempunyai dana untuk kegiatan tersebut dan kegiatan tersebut dilakukan untuk melihat Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang ada disana adapun tujuan tersebut supaya Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) bisa maju seperti mereka. Kelurahan ledok ini sifatnya hanya memantau dan mendampingi sewaktuada acara- acara tertentu dan memberikan informasi jika ada pembinaan dari BAPPERMAS dan pada saat panen maka kelurahan juga di undang untuk mengikuti panen bersama masyarakat dan BAPPERMAS. 46

20 Gambar 4.4 Peran serta kelurahan ledok dalam panen Perdana (Sumber: data primer tahun 205) Pendamping Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam proses pemberdayaan masyarakat dalam program Kawasan Rumah Pangan lestari (KRPL) adalah pendampingan karena diyakini mampu mendorong terjadinya pemberdayaan masyarakat secara optimal. Salah satu pendamping dalam proses pembangunan pertanian lapangan sebagai unsur pekerja sosial dilapangan. Pendaping juga dituntut memiliki kemampuan pengetahuan dan kecakapan yang cukup didalam berkomunikasi dengan petani untuk memberikan penjelasan yang dapat menghilangkan kebimbangan petani dalam penerapan informasi teknologi baru yang disampaikan berkaitan dengan Kawasan Rumah pangan Lestari (KRPL) di Ledok. 47

21 Indikator dari peran penyuluh sebagai edukasi ada tiga: pertama, mengembangkan proses belajar bersama yaitu yang dilakukan setiap 40hari sekali ; kedua, meningkatkan pengetahuan petani yang ikut dalam kegiatan Kawasan Rumah pangan Lestari yang ada di kelurahan ledok dalam budidaya tanaman organik; dan ketiga, melaksanakan praktek langsung kelapangan yaitu pendamping memberikan ilmu bagaimana cara membuat pupuk cair dan bagaimana cara menanam dengan baik dan benar. Diketahui bahwa peranpenyuluh dengan indikator mengembangkan proses belajar bersama sudah terbilang baik hal ini terlihat berdasarkan kegiatan belajar bersama yang dilakukan oleh pendamping dapat menarik minat petani untuk ikut serta dalam belajar, baik itu belajar teori ataupun belajar praktek lapangan. Suatu hal yang dapat menarik minat anggota Kawasan Rumah Pangan lestari (KRPL) untuk ikut belajar bersama yaitu penyajian materi yang disampaikan penyuluh sangat menarik dan penyuluh selalu bercanda hal itu dilakukan supaya petani tidak bosan. Peran penyuluh dengan indikator meningkatkan pengetahuan anggota KRPL dalam budidaya tanaman organik. Peran pendamping dengan indikator menjalin melakukan pembinaan dalam pengelolaan lahan pekarangan yang ada di kelurahan Ledok bertujuan untuk mengajak petani bagaimana mengelola lahan perkarangan dengan baik dan benar. Pendamping yang ada pada Kawasan Rumah Pangan Lestari di kelurahan Ledok terbilang baik dalam menyampaikan atau membuat suatu inovasi baru dalam pelaksanaan program Kawasan Rumah pangan Lestari (KRPL). Inovasi yang dibuat oleh kedua penyuluh tersebut dalam program Kawasan Rumah pangan Lestari (KRPL) adalah bagaimana carannya supaya lahan yang sempit bisa ditanami berbagai jenis tanaman baik tanaman sayur-sayuran maupun buah-buan dan tanaman pangan lainnya. Selain itu penyuluh juga mengajarkan kepada petani untuk membuat media tanam dari berbagai 48

22 barang-barang bekas seperti botol plastik, kaleng, ember bekas, dan barang bekas lainnya. peran penyuluh sebagai konsultan adalah untuk menerima dan membarikan ide atau gagasan yang menjadi kebutuhan anggota Kawasan Rumah Pangan lestari (KRPL) Ledok, dilakukan ketika anggota KRPL Ledok mendapat masalah maka memberikan idea tau gagasan dan gagasan melalui konsultasi dengan petani dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi anggota Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). 49

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Highmore, 2008 (dalam Bambang,2010: 33), Pangan adalah sebuah barang pemenuh kebutuhan manusia yang merupakan hasil dari usaha budidaya, artinya bahwa keberadaan

Lebih terperinci

BAB V JEJARING SOSIAL PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL)

BAB V JEJARING SOSIAL PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) BAB V JEJARING SOSIAL PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Berdasarkan hasil penelitian seperti yang dijelaskan di BAB IV bahwa ada sejumlah aktor yang terlibat, atas dasar itu akan dikaji berdasarkan

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN Menghias rumah tinggal dengan tanaman hias? Itu sudah biasa. Lain halnya yang dilakukan para ibu anggota Kelompok Wanita Tani

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu 38119 PENDAHULUAN Hingga saat ini, upaya mewujudkan ketahanan

Lebih terperinci

padi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu

padi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang kaya dengan ketersediaan pangan dan rempah yang beraneka ragam.berbagai jenis tanaman pangan yaitu padi-padian, umbi-umbian,

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017

PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017 PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017 DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH Ungaran, Januari 2017 ASPEK KONSUMSI PANGAN DALAM UU NO 18/2012 Pasal 60 (1) Pemerintah

Lebih terperinci

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota Bukittinggi, Maret 2016 BIDANG PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (PKP)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha mencapai tujuan organisasi. Partisipasi menurut Kamus Besar Bahasa

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha mencapai tujuan organisasi. Partisipasi menurut Kamus Besar Bahasa II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Partisipasi 2.1.1 Pengertian partisipasi Menurut Rodliyah (2013) partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi dalam situasi kelompok sehingga dapat dimanfaatkan sebagai motivasi

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 08 TAHUN 2017 TENTANG PENGANEKARAGAMAN PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang kaya dengan ketersediaan pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu padi-padian, umbi-umbian,

Lebih terperinci

MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH

MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) merupakan program yang dicanangkan pemerintah dengan tujuan pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rumah tangga. Menurut (Hanafie, 2010) ketahanan pangan bagi suatu negara

I. PENDAHULUAN. rumah tangga. Menurut (Hanafie, 2010) ketahanan pangan bagi suatu negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia sehingga secara normatif sumber utama pasokan pangan harus dapat diproduksi sendiri hingga tingkat rumah tangga. Menurut (Hanafie,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup sepanjang waktu merupakan keniscayaan yang tidak terbantahkan. Hal ini menjadi prioritas pembangunan pertanian nasional dari

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 71 /Kpts/KPU-Kota /2016

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 71 /Kpts/KPU-Kota /2016 SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA MOR 71 /Kpts/KPU-Kota-012-329537/2016 TENTANG DAFTAR PEMILIH SEMENTARA PADA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA

Lebih terperinci

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap bermacam-macam bahan pangan. TUJUAN PEMANFAATAN PEKARANGAN 10.3

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 96 /Kpts/KPU-Kota /2016

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 96 /Kpts/KPU-Kota /2016 SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA MOR 96 /Kpts/KPU-Kota-012-329537/2016 TENTANG DAFTAR PEMILIH TETAP PADA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA SALATIGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu global selama dua dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan disebutkan

Lebih terperinci

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR Ir. PETER TANDISAU, MS., dkk. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan (food security) menjadi focus perhatian pemerintah saat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian... 9

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian... 9 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... ii ABSTRACT... iii ABSTRAK... iv RINGKASAN... v HALAMAN PERSETUJUAN... viii RIWAYAT HIDUP... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 60 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tingkat Partisipasi Wanita Tani Dalam Program P2KP di Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten Partisipasi menurut Mardikanto (1987) adalah keikutsertaan seseorang atau

Lebih terperinci

Perkembangan m-krpl Di Kabupaten Dompu Dan Dukungan Penyuluh Pertanian Lapangan

Perkembangan m-krpl Di Kabupaten Dompu Dan Dukungan Penyuluh Pertanian Lapangan Prinsip Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yaitu dibangun dari kumpulan rumah tangga agar mampu mewujudkan kemandirian pangan melalui pemanfaatan pekarangan dengan berbagai jenis tanaman pangan, sayuran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan Presiden Republik Indonesia pada tahun , yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan Presiden Republik Indonesia pada tahun , yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) merupakan implementasi dari Rencana Strategis Kementerian Pertanian yaitu Empat Sukses Pertanian, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketahanan pangan baik pada tingkat rumah tangga, nasional, regional, maupun global merupakan salah satu wacana yang sering muncul dalam pembahasan dan menjadi sebuah

Lebih terperinci

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi   Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014 BUDIDAYA SAYURAN Paramita Cahyaningrum Kuswandi Email : paramita@uny.ac.id Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014 Budidaya Tanaman Sayuran Langkah-langkah yang perlu dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu (Baliwati, dkk,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu (Baliwati, dkk, 2.1 Pola Konsumsi Pangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu (Baliwati, dkk, 2010). Pola

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki. Karena itu, sejak berdirinya Negara Republik Indonesia, UUD 1945 telah mengamanatkan bahwa Negara wajib menjalankan

Lebih terperinci

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR LATAR BELAKANG Lebih dari 50 % dari total penduduk indonesia adalah wanita (BPS,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan dalam beberapa bagian di bawah ini, yaitu : 3.1 Pendekatan dan jenis penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingginya kemiskinan dan pengangguran yang meningkat menjadi ketimpangan masyarakat merupakan tantangan dalam pembangunan, Masyarakat miskin umumnya lemah dalam

Lebih terperinci

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah Pendahuluan Indonesia memiliki potensi sumber daya lahan hayati yang sangat kaya dengan berbagai jenis tanaman pangan,

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 1 PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan ditarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut : 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM KEMISKINAN KOTA SALATIGA

BAB II KONDISI UMUM KEMISKINAN KOTA SALATIGA 5.68 7.80 11.06 10.04 10.81 12.90 BAB II KONDISI UMUM KEMISKINAN KOTA SALATIGA 2.1. Tingkat Kemiskinan Persentase penduduk miskin Salatiga pada tahun 2011 sebesar 7,80% berada di bawah rata-rata capaian

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Banjarsari terletak di Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah:

Lebih terperinci

Diah Rina K. Seminar Dosen Fakultas Pertanian UMY 21 Mei 2016

Diah Rina K. Seminar Dosen Fakultas Pertanian UMY 21 Mei 2016 Diah Rina K Seminar Dosen Fakultas Pertanian UMY 21 Mei 2016 Pasal 41 UU Pangan No 18 tahun 2012 Penganekaragaman pangan merupakan upaya meningkatkan ketersediaan pangan yang beragam dan yang berbasis

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG (APBD) KOTA SALATIGA

LAMPIRAN 1 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG (APBD) KOTA SALATIGA LAMPIRAN 1 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG (APBD) KOTA SALATIGA PETUNJUK PENGISIAN Untuk menjawab berilah tanda silang (x) pada pilihan yang tersedia dan mohon untuk diberi alasan secara tertulis. Data Informan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menduduki posisi yang sangat vital (Mardikanto,1993). Sector pertanian

I. PENDAHULUAN. menduduki posisi yang sangat vital (Mardikanto,1993). Sector pertanian I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor pertanian terhadap petumbuhan ekonomi nasional selalu menduduki posisi yang sangat vital (Mardikanto,1993). Sector pertanian memberikan kontribusi yang

Lebih terperinci

DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KOTA SALATIGA PENCAIRAN TRIWULAN 1 PERIODE JANUARI-MARET TAHUN 2017

DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KOTA SALATIGA PENCAIRAN TRIWULAN 1 PERIODE JANUARI-MARET TAHUN 2017 SD NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN NAMA REKENING (BUKAN NAMA PRIBADI) NOMOR REKENING NAMA BANK 1 SD NEGERI TEGALREJO 04 Kec. Argomulyo SD NEGERI TEGALREJO 04 2033062195 Bank Jateng 185 29.600.000 2 SD NEGERI

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1992 TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SALATIGA DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SEMARANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia selain sandang dan papan. Ketersediaan pangan yang cukup menjadi isu nasional untuk mengentaskan kerawanan pangan di berbagai daerah.

Lebih terperinci

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017 SAMBUTAN DAN ARAHAN KEPALA DINAS KETAHANAN PROVINSI JAWA TENGAH SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017 Ungaran, Januari 2017 TUJUAN Menyamakan persepsi dan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian Hasil dan pembahasan penelitian akan diawali dengan gambaran umum tentang wilayah administratif Kota Salatiga, Dinas Petanian dan Perikanan Kota

Lebih terperinci

PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KELURAHAN PAAL V KOTA JAMBI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI PENDAHULUAN

PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KELURAHAN PAAL V KOTA JAMBI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI PENDAHULUAN PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KELURAHAN PAAL V KOTA JAMBI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI Widya Sari Murni dan Rima Purnamayani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi di mana setiap manusia mampu mengkonsumsi pangan dan gizi secara seimbang untuk status gizi baik. Menurut UU Pangan No 7 tahun

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI STROBERI MELALUI GREENHOUSE DENGAN SISTEM RAK BERUNDAK DI DESA PANDANREJO KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI STROBERI MELALUI GREENHOUSE DENGAN SISTEM RAK BERUNDAK DI DESA PANDANREJO KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI STROBERI MELALUI GREENHOUSE DENGAN SISTEM RAK BERUNDAK DI DESA PANDANREJO KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU Nila Restu Wardani, Dwi Fauzia Putra Universitas Kanjuruhan Malang

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui M-KRPL di Kabupaten Cianjur

Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui M-KRPL di Kabupaten Cianjur Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui M-KRPL di Kabupaten Cianjur Arti Djatiharti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat E-mail: artidjatiharti@gmail.com Abstrak Model Kawasan Rumah Pangan

Lebih terperinci

Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali

Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali Pendahuluan Sri Murtiati dan Nur Fitriana Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Jln. BPTP No. 40 Sidomulyo, Ungaran

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. 1. Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. 1. Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP) dimulai pada tahun 2010 kementerian

Lebih terperinci

Lesson Learn. Peningkatan Penerapan Rumah Pangan Lestari dalam Upaya Membentuk Kawasan Rumah Pangan Lestari

Lesson Learn. Peningkatan Penerapan Rumah Pangan Lestari dalam Upaya Membentuk Kawasan Rumah Pangan Lestari Lesson Learn Peningkatan Penerapan Rumah Pangan Lestari dalam Upaya Membentuk Kawasan Rumah Pangan Lestari Siti Lia Mulijanti dan A. Djatiharti BPTP Jawa Barat E-mail: liamulijanti@yahoo.com Abstrak Kemandirian

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) TAHUN 2018

PETUNJUK TEKNIS OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) TAHUN 2018 PETUNJUK TEKNIS OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) TAHUN 2018 KEMENTERIAN PERTANIAN RI BADAN KETAHANAN PANGAN PUSAT PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI DAN KEAMANAN

Lebih terperinci

KEGIATAN M-KRPL KABUPATEN BARRU

KEGIATAN M-KRPL KABUPATEN BARRU KEGIATAN M-KRPL KABUPATEN BARRU Ir. Abdul Fattah, MP, dkk I.Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan di Jakarta International Convention Center (JICC) bulan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 98 BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian ini akan dikemukakan hasil temuan studi yang menjadi dasar untuk menyimpulkan keefektifan Proksi Mantap mencapai tujuan dan sasarannya. Selanjutnya dikemukakan

Lebih terperinci

PANGAN SARI KELOMPOK RUMAH PANGAN LESTARI YANG MENJADI INSPIRASI GUBERNUR BALI

PANGAN SARI KELOMPOK RUMAH PANGAN LESTARI YANG MENJADI INSPIRASI GUBERNUR BALI PANGAN SARI KELOMPOK RUMAH PANGAN LESTARI YANG MENJADI INSPIRASI GUBERNUR BALI KWT Pangan Sari Nyoman Suyasa dan Budiari Penanggung Jawab MKRPL Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali Kelompok

Lebih terperinci

Lingkup program/kegiatan KKP untuk meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga berbasis sumberdaya lokal

Lingkup program/kegiatan KKP untuk meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga berbasis sumberdaya lokal Lingkup program/kegiatan KKP untuk meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga berbasis sumberdaya lokal Yayuk FB Pembekalan KKP Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB 14 Mei 2011 CONTOH : Hasil identifikasi

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL KOTA PROBOLINGGO DENGAN

Lebih terperinci

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2 BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF 1 M. Syarif, 2 Wiwaha Anas Sumadja dan 1 H. Nasution 1 (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2 (Staf Pengajar Fakultas

Lebih terperinci

BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI DUSUN SIDODADI DAN DUSUN SUKA MAJU DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOS BERBASIS MOL REBUNGCOT.

BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI DUSUN SIDODADI DAN DUSUN SUKA MAJU DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOS BERBASIS MOL REBUNGCOT. BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI DUSUN SIDODADI DAN DUSUN SUKA MAJU DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOS BERBASIS MOL REBUNGCOT. Gusniwati dan Dedy Antoni Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL): Sebagai Solusi Pemantapan Ketahanan Pangan 1 Oleh: Handewi Purwati Saliem 2

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL): Sebagai Solusi Pemantapan Ketahanan Pangan 1 Oleh: Handewi Purwati Saliem 2 KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL): Sebagai Solusi Pemantapan Ketahanan Pangan 1 Oleh: Handewi Purwati Saliem 2 PENDAHULUAN Ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu global selama dua dekade

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN DI DESA BABAKAN, KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN DI DESA BABAKAN, KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI Media Pengabdian kepada Masyarakat Qardhul Hasan ISSN 2442 3726 Volume 1 Nomor 1, April 2015 31 OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN DI DESA BABAKAN, KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI OPTIMALISATION

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

I. GAMBARAN UMUM SL PHT

I. GAMBARAN UMUM SL PHT HASIL MONITORING PUG PADA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2012 SL PHT PADA KELOMPOK TANI BUNGA MEKAR KABUPATEN BANDUNG BARAT DAN KELOMPOK TANI PASIR KELIKI KABUPATEN SUMEDANG I. GAMBARAN UMUM SL

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kesehatan, perbaikan ekonomi, penyediaan sandang, serta lapangan kerja. Kegiatan. adalah dengan meningkatkan ketahanan pangan.

I. PENDAHULUAN. kesehatan, perbaikan ekonomi, penyediaan sandang, serta lapangan kerja. Kegiatan. adalah dengan meningkatkan ketahanan pangan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian penting dari pembangunan nasional, karena berkaitan erat dengan pembangunan industri, perbaikan pangan dan kesehatan, perbaikan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang Mengingat a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

POTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI

POTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI POTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI Dewi Mustikaningtyas 1, Wiyanto 2, Noor Aini Habibah 3 1,3 Jurusan Biologi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang bertujuan untuk perubahan dan pertumbuhan ekonomi serta perbaikan mutu hidup dan kesejahteraan seluruh warga masyarakat untuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut. KATA PENGANTAR Kekayaan sumber-sumber pangan lokal di Indonesia sangat beragam diantaranya yang berasal dari tanaman biji-bijian seperti gandum, sorgum, hotong dan jewawut bila dikembangkan dapat menjadi

Lebih terperinci

POLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO

POLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO POLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO Cahyati Setiani, Iswanto, dan Endang Iriani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Email: cahyati_setiani@yahoo.com

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62/Kpts/RC.110/J/12/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI KAWASAN RUMAH

Lebih terperinci

LAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) BPTP BENGKULU

LAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) BPTP BENGKULU LAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) BPTP BENGKULU Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Bengkulu dilaksanakan melalui pendekatan partisipatif

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM Potensi Daerah Kota Salatiga

4. GAMBARAN UMUM Potensi Daerah Kota Salatiga 4. GAMBARAN UMUM Potensi Daerah Kota Salatiga Kota Salatiga terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten Semarang, berjarak ± 47 Km dari Ibukota Provinsi Jawa Tengah yakni Kota Semarang kearah selatan.

Lebih terperinci

KAJIAN USAHA TANI PEKARANGAN DI KELURAHAN BOBOSAN KABUPATEN BANYUMAS YARD FARM ASSESSMENT IN VILLAGES BOBOSAN DISTRICT BANYUMAS

KAJIAN USAHA TANI PEKARANGAN DI KELURAHAN BOBOSAN KABUPATEN BANYUMAS YARD FARM ASSESSMENT IN VILLAGES BOBOSAN DISTRICT BANYUMAS Agros Vol.17 No.2, Juli 2015: 207-213 ISSN 1411-0172 KAJIAN USAHA TANI PEKARANGAN DI KELURAHAN BOBOSAN KABUPATEN BANYUMAS YARD FARM ASSESSMENT IN VILLAGES BOBOSAN DISTRICT BANYUMAS Indah Widyarini, Irene

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Oleh Liferdi Lukman Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang Bandung 40391 E-mail: liferdilukman@yahoo.co.id Sesuai dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber matapencaharian dari mayoritas penduduknya, sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/KPTS/KN.210/K/02/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/KPTS/KN.210/K/02/2016 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/KPTS/KN.210/K/02/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH. Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang

KEADAAN UMUM DAERAH. Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografi dan Topografi Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang memiliki luas sebesar 7551 Ha (BPS, 2015). Kecamatan Wonosari terbagi menjadi 14

Lebih terperinci

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. Menyempitnya lahan-lahan pertanian ternyata bukan suatu halangan untuk mengusahakan budidaya tanaman sayuran. Sistem vertikultur

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2016 A. Capaian Kinerja Organisasi Akuntabilitas Kinerja Badan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan pertanian memiliki tantangan dalam ketersediaan sumberdaya lahan. Di samping itu, tingkat alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian (perumahan, perkantoran,

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR Menimbang : a.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2 42 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Provinsi Lampung merupakan penghubung utama lalu lintas Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2 kota. Provinsi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/KPTS/RC.110/J/01/2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI Kelurahan Tegalgede merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember yang berjarak sekitar 2 km dari kampus UNEJ. Batas-Batas wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

5 / 7

5 / 7 LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL A. LATAR BELAKANG Keberhasilan pembangunan suatu

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan No.60, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEJAHTERAAN. Pangan. Gizi. Ketahanan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

IbM di KELURAHAN SISIR KOTA BATU (BUDIDAYA SAYURAN/TOGA ORGANIK)

IbM di KELURAHAN SISIR KOTA BATU (BUDIDAYA SAYURAN/TOGA ORGANIK) IbM di KELURAHAN SISIR KOTA BATU (BUDIDAYA SAYURAN/TOGA ORGANIK) Uswatun Chasanah 1), Dian Ermawati 2), Andri Tilaqsa 3) 1,2,3) Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KETAHANAN PANGAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KETAHANAN PANGAN WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa ketahanan

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DI KABUPATEN PURWOREJO Menimbang a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PENGESAHAN PROPOSAL PKM

PENGESAHAN PROPOSAL PKM PENGESAHAN PROPOSAL PKM iv iii DAFTAR ISI Lembar Pengesahan... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel dan Gambar... iii Ringkasan... iv BAB 1. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. Pertanian. Konsumsi Pangan. Sumber Daya Lokal.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. Pertanian. Konsumsi Pangan. Sumber Daya Lokal. No.397, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. Pertanian. Konsumsi Pangan. Sumber Daya Lokal. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 43/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 29 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PENOMORAN NASKAH DINAS

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 29 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PENOMORAN NASKAH DINAS BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 29 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PENOMORAN NASKAH DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SALATIGA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI Qanytah dan Trie Reni Prastuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN 1 PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci