PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN 2017"

Transkripsi

1 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN

2 AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2016 A. Capaian Kinerja Organisasi Akuntabilitas Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan, Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan (Bapermasper, KB dan KP) Kota Salatiga adalah perwujudan Bapermasper, KB dan KP Kota Salatiga untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan pada tahun Kinerja Bapermasper, KB dan KP Kota Salatiga Tahun 2016 tergambar dalam tingkat pencapaian sasaran yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang telah ditetapkan. Pada bab ini akan disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, analisis dan evaluasi akuntabilitas kinerja, termasuk di dalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan/ kendala dan langkah langkah yang diambil guna mengatasi hambatan/ kendala dan permasalahan. Selain itu akan disajikan akuntabilitas keuangan dengan menyajikan anggaran kegiatan tahun 2016 dengan realisasi keuangannya. Sasaran 1: Meningkatnya Keberdayaan Organisasi dan Lembaga Kemasyarakatan Indikator Kinerja Utama a. Rata-rata jumlah kelompok binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK). Target tahun 2016 sebanyak 2 kelompok per kelurahan dapat tercapai sebanyak 2 kelompok, dapat terealisasi sebesar 100% 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. 2

3 Pada tahun 2015 target sebanyak 2 kelompok dapat tercapai 2 kelompok dalam hal ini untuk tahun 2015, dapat tercapai sebesar 100%. 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebanyak 2 kelompok 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Tidak ada 5. Faktor penunjang keberhasilan pencapaian indikator ini antara lain didukung oleh beberapa faktor antara lain antusiasme warga masyarakat dalam berpartisipasi membangun lingkungan mereka, program pemerintah yang mendukung pembangunan sarana dan prasarana di lingkungan masyarakat, untuk meningkatkan motivasi kerja LPMK pada tahun 2016 telah direalisasikan pemberian insentif kepada 23 ketua LPMK se Kota Salatiga. Dalam pencapaian sasaran tersebut terdapat anggaran sebesar Rp ,- dapat terealisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 88,57 %, tingginya kesadaran masyarakat akan keberadaan kelompok masyarakat pada bidang sarana dan prasarana, sosial, budaya, lingkungan dan ekonomi serta bidang lain bermanfaat sebagai sarana peningkatan aktifitas pembangunan wilayah (Kelurahan) dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan itu pula tidak luput dari SDM yang memadai dalam kelompok Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) itu sendiri, dan kesinambungan pembinaan oleh Pemerintah Daerah melalui SKPD terkait dalam bidang Pemberdayaan Masyarakat. - Kegiatan pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat pedesaan b. Cakupan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) berprestasi 3

4 Target tahun 2016 sebesar 65 % dapat tercapai sebesar 65 %, dapat terealisasi sebesar 100 % 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Pada tahun 2015 target sebesar 54 % dapat tercapai 54 %, dalam hal ini untuk tahun 2015 dapat tercapai sebesar 100%. 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 72 % 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Tidak ada 5. Faktor penunjang keberhasilan pencapaian indikator ini antara lain Pembangunan di tingkat kelurahan memang perlu didukung oleh adanya peran serta masyarakat secara nyata, karena hanya dengan dukungan masyarakat itulah pembangunan di wilayah Kelurahan dimungkinkan dapat berjalan secara lebih efektif. Salah satu lembaga yang dapat menampung aspirasi masyarakat tingkat kelurahan adalah LPMK Terbentuknya Lembaga Kemasyarkaatan di Kelurahan dalam rangka mewujudkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan Pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta melestarikan nilai-nilai kehidupan masyarakat. Lembaga masyarakat dapat bersinergi dengan baik dengan aparat Pemerintahan Kelurahan. Sehingga semua kegiatan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pencapaian sasaran tersebut terdapat anggaran sebesar Rp ,- dapat terealisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 88,57 %, tingginya kesadaran masyarakat akan keberadaan kelompok 4

5 masyarakat atas bidang sarana dan prasarana, sosial, budaya, lingkungan dan ekonomi serta bidang lain bermanfaat sebagai sarana peningkatan aktifitas pembangunan wilayah (Kelurahan) dan peningkatan kesejahteraan masyarakat kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan itu pula tidak luput dari SDM yang memadai dalam kelompok Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) itu sendiri. Untuk meningkatkan motivasi kerja LPMK pada tahun 2016 telah direalisasikan pemberian insentif kepada 23 ketua LPMK se Kota Salatiga. - Kegiatan pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat pedesaan c. Cakupan Posyandu Aktif Target tahun 2016 sebesar 100 % dapat tercapai sebesar 100 %, Kota salatiga terdapat 285 posyandu yang semuanya aktif sehingga dapat terealisasi sebesar 100% 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Pada tahun 2015 target sebesar 100 % dapat tercapai 100 %, dalam hal ini untuk tahun 2015 dapat tercapai sebesar 100%. 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 100 % 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Tidak ada 5. Faktor penunjang keberhasilan pencapaian indikator ini antara lain Cakupan Posyandu aktif merupakan salah satu indikator untuk mencapai sasaran tersebut, di kota Salatiga memiliki 285 Posyandu yang seluruhnya aktif. Keberhasilan dalam pelaksanaan posyandu sendiri didukung oleh SDM 5

6 kader posyandu yang aktif dalam menggerakkan masyarakat, peran serta masyarakat yang memahami akan pentingnya posyandu dan didukung oleh program pemerintah kota salatiga. Dalam pencapaian sasaran tersebut terdapat anggaran sebesar Rp ,- dapat terealisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 52,31 %, Penggunaan sumberdaya yang ada dalam mencapai sasaran tersebut didukung dari berbagai unsur, baik dari unsur pemerintah (mulai dari tingkat Kelurahan, Kecamatan, dan SKPD terkait Tingkat Kota, UPTD Puskesmas), maupun lembaga masyarakat (LPMK, dan PKK tingkat RW dan RT ) dan peran serta aktif Kader Posyandu. - Peningkatan Pemanfaatan sarana Kesehatan Sasaran 2: Meningkatnya Jaminan dan Kepastian Hukum terhadap Perlindungan Hak Perempuan dan Anak Indikator Kinerja Utama a. Prosentase pengaduan tentang kekerasan terhadap perempuan yang telah diselesaikan Target tahun 2016 sebesar 100 % dapat tercapai sebesar 100 %, pengaduan kekerasan terhadap perempuan sebanyak 5 kasus, dapat terselesaikan 7 kasus, sehingga dapat terealisasi sebesar 140 %. 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Pada tahun 2015 target sebesar 100 % dapat tercapai 100 %, target pengaduan kekerasan terhadap perempuan sebanyak 4 kasus, dapat terselesaikan 4 kasus, sehingga dapat terealisasi sebesar 100%, dalam hal ini untuk tahun 2015 dapat tercapai sebesar 100%. 6

7 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 100 % 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Tidak ada 5. Faktor penunjang keberhasilan pencapaian indikator ini antara lain Faktor pendukung keberhasilan pencapaian sasaran ini tidak lepas dari Pelaksanaan Sosialisasi tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan semakin mengertinya masyarakat tentang KDRT serta meningkatnya keberanian masyarakat untuk melaporkan kejadian Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Dalam mencapai sasaran tersebut anggaran tahun 2015 sebesar Rp ,- dapat terealisasi Rp ,- atau terserap sebesar 50,98 %, dan didukung oleh sumber daya dari Kejaksaan Negeri, Kementerian Agama, Polresta, Bappeda, Bagian Hukum, Tim Penggerak PKK, Pusat Penelitian Studi Gender (PPSG) UKSW yang tergabung dalam tim Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak (P2TP2A). - Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan - Pelaksanaan Sosialisasi yang terkait dengan kesetaraan gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak - Pendidikan dan pelatihan peningkatan peran serta dan kesetaraan gender - Pembinaan organisasi perempuan - Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan anak - Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak 7

8 b. Prosentase pengaduan tentang pelanggaran terhadap hak anak yang dapat diselesaikan Target tahun 2016 sebesar 100 % dapat tercapai sebesar 100 %, target pengaduan kekerasan terhadap perempuan sebanyak 5 kasus, dapat terselesaikan 13 kasus, sehingga dapat terealisasi sebesar 260 %. 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Pada tahun 2015 target sebesar 100 % dapat tercapai 100 %, target pengaduan kekerasan terhadap Anak sebanyak 5 kasus, dapat terselesaikan 5 kasus, sehingga dapat terealisasi sebesar 100%, dalam hal ini untuk tahun 2015 dapat tercapai sebesar 100%. 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 100 % 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Tidak ada 5. Faktor penunjang keberhasilan pencapaian indikator ini antara lain Faktor pendukung keberhasilan pencapaian sasaran ini tidak lepas dari Pelaksanaan Sosialisasi tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan semakin mengertinya masyarakat tentang KDRT serta meningkatnya keberanian masyarakat untuk melaporkan kejadian Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Dalam mencapai sasaran tersebut anggaran tahun 2016 sebesar Rp ,- dapat terealisasi Rp ,- atau terserap sebesar 50,98 %, dan didukung oleh sumber daya dari Kejaksaan Negeri, Kementerian 8

9 Agama, Polresta, Bappeda, Bagian Hukum, Tim Penggerak PKK, Pusat Penelitian Studi Gender (PPSG) UKSW yang tergabung dalam tim Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak (P2TP2A). - Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan - Pendidikan dan pelatihan peningkatan peran serta dan kesetaraan gender - Pelaksanaan Sosialisasi yang terkait dengan kesetaraan gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak - Pembinaan organisasi perempuan - Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan anak - Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak Sasaran 3: Meningkatnya Kualitas dan Pemerataan Pelayanan KB Indikator Kinerja Utama a. Cakupan PUS yang Istrinya dibawah usia 20 tahun Tahun 2016 target yang ditetapkan sebesar 3,5% dapat tercapai 2,8%, tingkat keberhasilan sebesar 125 %. 2. kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Tidak ada 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Tidak ada 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 3,5 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi untuk cakupan peserta KB aktif telah melampuai standar nasional dengan angka 2,8 %. 9

10 5. Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain Faktor pendukung dalam menunjang keberhasilan adanya dukungan dari para tokoh masyarakat untuk dilibatkan dalam penggerakan dan KIE bagi PUS dan Konseling pra nikah. Dalam mencapai sasaran tersebut anggaran tahun 2016 sebesar Rp ,- dapat terealisasi Rp ,- atau terserap sebesar 50,98 %, dan didukung oleh sumber daya dari jumlah kader PPKBD yang memenuhi standar Nasional yaitu 1 Kelurahan 1 Kader PPKBD - Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat - Penyediaan Biaya Operasional Keluarga Berencana b. Cakupan peserta KB Aktif Tahun 2016 target yang ditetapkan sebesar 76 % dapat tercapai 79,28 %, tingkat keberhasilan sebesar 104,31% Cakupan peserta KB aktif tahun 2016 berjumlah dari PUS. 2. kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Tahun 2015 target yang ditetapkan sebesar 76 % dapat tercapai 80,95 %, tingkat keberhasilan sebesar 106,51 %. tahun 2015 berjumlah PUS dari PUS. 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 76 % 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional 10

11 Target standar nasional ditetapkan sebesar 65 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi untuk cakupan peserta KB aktif telah melampuai standar nasional dengan angka 79,28 %. 5. Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain faktor pendukung (ketersediaan alat kontrasepsi, jarak rumah ke puskesmas, waktu tempuh dan biaya yang terjangkau), faktor pendorong (dukungan dari petugas kesehatan). Dalam pelaksanaannya beberapa indikator sasaran saling berkaitan misalnya cakupan peserta KB aktif dapat tercapai melebihi target yang telah ditentukan yaitu sebesar 79,28 %. Dalam mencapai sasaran tersebut anggaran untuk pengadaan alat kontrasepsi tahun 2016 sebesar Rp ,- dapat terealisasi Rp ,- atau terserap sebesar 85,12 %, Pencapaian sasaran tersebut tidak lepas dari sumber daya yang digunakan antara lain Tenaga Pelayanan KB yang ada dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk melayani masyarakat di 23 Kelurahan, Mobil unit penerangan KB, kemitraan dengan fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas), Organisasi Masyarakat (Aisiyah, Muslimat NU), Polri, PKK, Organisasi Profesi (IBI). - Pelayanan KIE - Pembinaan keluarga berencana - Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat - Pelayanan pemasangan kontrasepsi KB - Pengadaan Alat Kontrsepsi - Pendidikan dan pelatihan tenaga pemberi pelayanan KB - Peningkatan Kualitas Pelayanan KB c. Ratio PLKB 11

12 Target tahun 2016 sebesar 2 : 1 dapat tercapai sebesar 2,5 : 1, tingkat keberhasilan sebesar 80 % 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Tahun 2015 target sebesar 2 : 1 dapat tercapai sebesar 2,5 : 1, tingkat keberhasilan sebesar 80 % 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi menetapkan rasio perbandingan 2 : 1, yang artinya 2 Kelurahan ditangani oleh 1 Tenaga Penyuluh KB. 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan rasio perbandingan 2 : 1, yang artinya 2 Kelurahan ditangani oleh 1 Tenaga Penyuluh KB. untuk mendapatkan hasil yang optimal rasio Tenaga Penyuluh KB yang ideal sesuai dengan target nasional adalah 2 : 1 yang artinya 2 kelurahan ditangani oleh 1 tenaga PLKB. Kota salatiga memiliki rasio perbandingan 2,5 : 1, berarti kota Salatiga belum memiliki rasio perbandingan tenaga Penyuluh KB yang ideal, untuk mencapai perbandingan yang ideal antara jumlah PLKB dan jumlah kelurahan sehingga masih kekurangan tenaga PLKB sebanyak 3 orang. 5. Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain Kota salatiga memiliki rasio perbandingan 2,5:1, maka kota Salatiga belum memiliki rasio perbandingan tenaga Pelayanan KB yang ideal. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dari 9 Petugas PLKB ditempatkan 2 Petugas di masing-masing Kecamatan, kecuali Kecamatan Tingkir terdapat 3 Petugas PLKB dikarenakan jumlah Kelurahan yang mencapai 7 Kelurahan, banyaknya jumlah PUS dan terbatasnya Petugas Sub PPKBD yang terdapat di Kecamatan Tingkir. 12

13 Mutu dan jangkauan pelayanan program KB sangat ditentukan oleh jumlah dan mutu tenaga pelaksana program KB. Dalam rangka meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan program KB dilakukan usaha-usaha pendidikan dan pelatihan bagi tenaga program KB. Melalui pendidikan dan latihan tersebut, kemampuan dan keterampilan teknis para tenaga program yang terdiri dari tenaga penyuluh, tenaga medis dan tenaga pengelola program akan meningkat sehingga para tenaga program dapat memenuhi permintaan masyarakat yang akan ber-kb. - Peningkatan Kualitas Pelayanan KB - Pembinaan keluarga berencana - Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat - Pendidikan dan pelatihan tenaga pemberi pelayanan KB d. Ratio Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKBD) Target tahun 2016 sebesar 1 : 2 dapat tercapai sebesar 1 : 1,74, tingkat keberhasilannya sebesar 87 %, Jumlah PPKBD di Kota Salatiga ada 40 orang yang mengampu di 23 kelurahan, pencapaian jumlah PPKBD masih dibawah target tahun 2016 sejumlah 46 orang, yang artinya untuk perbandingan ideal untuk 1 kelurahan terdapat 2 PPKBD 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Tahun 2015 target sebesar 1 : 2 dapat tercapai sebesar 1 : 1,74, tingkat keberhasilan sebesar 87 % 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi menetapkan rasio perbandingan 1 : 2, yang artinya 1 13

14 Kelurahan ditangani oleh 2 Tenaga pembantu pembina keluarga berencana (PPKBD) 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan rasio perbandingan 1 : 1, yang artinya 1 Kelurahan ditangani oleh 1 Tenaga Pelayanan KB. 5. Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain Kesadaran masyarakat untuk mendukung Program Keluarga Berencana, serta sosialisasi dan pelatihan yang diberikan kepada masyarakat/ Kader, tujuan dilaksanakannya pelatihan Kader PPKBD adalah sebagai upaya meningkatkan kemampuan manajerial pengelolaan Program KB di Lini Lapangan, pengembangan berbagai kegiatan Operasional di wilayah kerjanya dan meningkatkan motivasi dan kinerja Kader PPKBD Dalam mencapai sasaran tersebut anggaran tahun 2016 sebesar Rp ,- dapat terealisasi Rp ,- atau terserap sebesar 99,93 %. PPKBD tetap selalu berkonsultasi dan berkoordinasi dengan PLKB, agar PLKB bisa mengkoordinasikan dengan pihak Kelurahan/ Desa, RW, Toga dan Toma. Sehingga dukungan semua pihak akan memperlancar kegiatan motivasi PPKBD. Pengetahuan dan keterampilan motivasi sangat diperlukan bagi PPKBD sebagai kader dalam perannya membantu PLKB melaksanakan program Keluarga Berencana. - Fasilitasi Pembentukan kelompok masyarakat peduli KB (PPKBD) - Pengumpulan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak (BKB) - Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di kecamatan (UPPKS) - Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat 14

15 - Pendidikan dan pelatihan tenaga pemberi pelayanan KB e. Cakupan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi Target tahun 2016 sebesar 30 % dapat tercapai sebesar 31,25 %, tingkat keberhasilan sebesar 104,17 %, Cakupan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi yang ditargetkan sebesar 30 % dapat terealisasi sebesar 104,17 % angka tersebut diperoleh dari jumlah anggaran pengadaan alkon yang bersumber dari APBD sebesar Rp ,-, sedangkan kebutuhan alkon sebesar Rp ,- 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Target tahun 2015 sebesar 30 % dapat tercapai sebesar 28,03 %, tingkat keberhasilan sebesar 93,43 %, Cakupan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi yang ditargetkan sebesar 30 % dapat terealisasi sebesar 28,03 % angka tersebut diperoleh dari jumlah anggaran pengadaan alkon yang bersumber dari APBD sebesar Rp ,-, sedangkan kebutuhan alkon sebesar Rp ,- 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 30 % 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 30 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi untuk cakupan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi telah memenuhi standar nasional dengan angka 31,25 %. 5. Faktor penunjang keberhasilan pencapaian indikator ini antara lain Pemerintah Kota Salatiga mendukung program Keluarga Berencana dengan memberikan anggaran untuk pengadaan Alat Kontrasepsi, serta tersedianya mobil distribusi Alkon menunjang kelancaran pelaksanaan pendistribusian Alat 15

16 Kontrasepsi kepada Pelayanan Keluarga Berencana Rumah sakit umum (PKBRS), Klinik Keluarga Berencana (KKB) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam mencapai sasaran tersebut anggaran tahun 2016 sebesar Rp ,- dapat terealisasi Rp ,- atau terserap sebesar 85,12 %. kerjasama dengan Pelayanan Keluarga Berencana Rumah sakit umum (PKBRS), Klinik Keluarga Berencana yang meliputi Klinik Keluarga berencana Pemerintah dan Swasta. Tersedianya prasarana dan sarana yang memadai merupakan komponen penting dalam mendukung lancarnya pelaksanaan program. Dalam program KB sarana utama adalah alat dan obat kontrasepsi. Oleh karena itu selalu diusahakan pemenuhan kebutuhan alat dan obat kontrasepsi yang sesuai dengan jenis, jumlah dan mutunya dengan pengadaan secara tepat waktu. - Pelayanan KIE - Pembinaan keluarga berencana - Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat - Pengadaan Alat Kontrsepsi - Pendidikan dan pelatihan tenaga pemberi pelayanan KB f. Cakupan Unmetneed Target tahun 2016 sebesar 8,5 % dapat tercapai sebesar 9,79 %, tingkat keberhasilan sebesar 86,82 % 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Tahun 2015 target sebesar 9 % dapat tercapai sebesar 8,84 %, tingkat keberhasilan sebesar 101,8 % 16

17 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 8,0 % 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 5,0 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi untuk cakupan unmetneed belum memenuhi standar nasional dengan angka yang tercapai sebesar 9,79 %. 5. Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain Prosentase keberhasilan capaian unmetneed Kota Salatiga Tahun 2016 sebesar 9,79 % dari target yang telah ditetapkan sebesar 9 %, hal ini dipengaruhi oleh Umur, usia kawin, tempat tinggal, pendidikan, pengetahuan tentang keluarga berencana, status pekerjaan serta kegagalan alat kontrasepsi sebelumnya dan jumlah anak sebagai faktor yang mempengaruhi tejadinya unmet need KB. Peningkatan kualitas layanan merupakan salah satu cara yang efektif untuk menurunkan prevalensi unmet need KB. Dalam memenuhi kebutuhannya, PUS sering mengalami hambatan dalam pemanfaatan layanan KB sehingga akses mereka terbatas, bahkan tertutup sama sekali. Hal ini mengakibatkan mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi, padahal sebenarnya mereka membutuhkan. Kejadian unmet need KB berhubungan dengan kehamilan yang tidak diinginkan. adanya KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukatif) oleh petugas kesehatan kepada semua pasangan usia subur untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. Dalam mencapai sasaran tersebut tidak lepas dari sumber daya yang digunakan antara lain Tenaga Pelayanan KB yang ada dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk melayani masyarakat di 23 Kelurahan, Mobil unit penerangan 17

18 KB, kemitraan dengan fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas), Organisasi Masyarakat (Aisiyah, Muslimat NU),PPKBD, Polri, PKK, Organisasi Profesi (IBI). - Pelayanan KIE - Pembinaan keluarga berencana - Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat - Pelayanan pemasangan kontrasepsi KB - Pengadaan Alat Kontrsepsi - Pendidikan dan pelatihan tenaga pemberi pelayanan KB g. cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) yang berkb Target tahun 2016 sebesar 75 % dapat tercapai sebesar 86,49 %, tingkat keberhasilan sebesar 115,32 %, Jumlah anggota kelompok BKB yang berstatus PUS di Kota Salatiga pada Tahun 2016 sejumlah 622 anggota, sedangkan anggota kelompok BKB yang menjadi peserta KB sejumlah 538 anggota, maka didapat perhitungan realisasi sebesar 86,49 % diatas target Tahun 2016 sebesar 75 %. 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Target tahun 2015 sebesar 75 % dapat tercapai sebesar 87,40 %, tingkat keberhasilan sebesar 116,53 %, Jumlah anggota kelompok BKB yang berstatus PUS di Kota Salatiga pada Tahun 2015 sejumlah 635 anggota, sedangkan anggota kelompok BKB yang menjadi peserta KB sejumlah 555 anggota, maka didapat perhitungan realisasi sebesar 87,40 %. 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 75 % 18

19 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 70 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi untuk cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) yang berkb telah memenuhi standar nasional dengan angka yang tercapai sebesar 86,49 %. 5. Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain Dukungan dana operasional dan kader BKB, Pelatihan/ Orientasi Kader BKB, Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) tenaga penggerak Tokoh Masyarakat, Pelatihan/ orientasi PLKB sebagai pembina BKB, Keterlibatan IMP, Tokoh Masyarakat dalam kegiatan BKB Dalam mencapai sasaran tersebut anggaran tahun 2016 sebesar Rp ,- dapat terealisasi Rp ,- atau terserap sebesar 99,93 %, Kelompok BKB umumnya terdiri dari keluarga muda dengan anggota yang mempunyai anak batita atau anak balita. Untuk memberdayakan keluarga Batita (Bawah Usia Tiga Tahun) dan keluarga Balita (Bawah Usia Lima Tahun), sumber daya yang digunakan antara lain PLKB, PPKBD, Kader BKB, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat. - Fasilitasi Pembentukan kelompok masyarakat peduli KB (PPKBD) - Pengumpulan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak (BKB) - Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di kecamatan (UPPKS) - Pembinaan keluarga berencana - Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat - Pelayanan Pemasangan Alat Kontrasepsi - Pendidikan dan pelatihan tenaga pemberi pelayanan KB 19

20 h. cakupan PUS anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-kb Target tahun 2016 sebesar 85 % dapat tercapai sebesar 69,35 %, tingkat keberhasilan sebesar 81,59 %, Jumlah anggota kelompok UPPKS di Salatiga yang berstatus PUS sebanyak 186 anggota, jumlah anggota kelompok UPPKS yang status PUS ber KB sebanyak 129 anggota, maka didapat perhitungan realisasi sebesar 69,35 % atau belum memenuhi target tahun 2016 yang ditetapkan sebesar 85 %. 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Target tahun 2015 sebesar 85 % dapat tercapai sebesar 84,79 %, tingkat keberhasilan sebesar 99,75 %, Jumlah anggota kelompok UPPKS di Salatiga yang berstatus PUS sebanyak 171 anggota, jumlah anggota kelompok UPPKS yang status PUS ber KB sebanyak 145 anggota, maka didapat perhitungan realisasi sebesar 84,79 % atau belum memenuhi target tahun 2015 yang ditetapkan sebesar 85 %. 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 85 % 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 87 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi untuk cakupan PUS anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-kb belum memenuhi standar nasional dengan angka yang bisa tercapai sebesar 69,35 %. 5. Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain 20

21 Beberapa faktor yang berhubungan dengan pelayanan KB antara lain pengetahuan tentang sumber kontrasepsi, jarak ke pusat pelayanan dan keterlibatan dengan media massa. Kesertaan ber KB (Istri/ Ibu) anggota kelompok UPPKS dipengaruhi oleh faktor sosio demografi yaitu pendidikan, daerah tempat tinggal, dan status tahapan Keluarga Sejahtera, status pekerjaan dan jumlah anak, faktor pengetahuan yaitu pengetahuan alat/ cara KB dan pengetahuan sumber pelayanan, selain itu juga dilihat dari faktor pendukung program yaitu kunjungan petugas. Dalam mencapai sasaran tersebut anggaran tahun 2016 sebesar Rp ,- dapat terealisasi Rp ,- atau terserap sebesar 99,93 %, sumber daya yang digunakan antara lain ketersediaan alat dan obat kontrasepsi,tenaga PLKB, PPKBD, Kader BKB, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat. - Fasilitasi Pembentukan kelompok masyarakat peduli KB (PPKBD) - Pengumpulan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak (BKB) - Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di kecamatan (UPPKS) - Pembinaan keluarga berencana - Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat - Pendidikan dan pelatihan tenaga pemberi pelayanan KB - Pelayanan Pemasangan Alat Kontrasepsi i. Cakupan Data Mikro Keluarga di setiap Desa 1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016 Target tahun 2016 sebesar 100 % dapat tercapai sebesar 100 %, tingkat keberhasilan sebesar 100 %. 21

22 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Tidak ada 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Tidak ada 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 100 %, telah memenuhi standar nasional dengan angka yang tercapai sebesar 100 %. 5. Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain Dukungan dana operasional dan kader KB, Pelatihan/ Orientasi Kader KB, Institusi Masyarakat Pedesaan/ Perkotaan (IMP) tenaga penggerak Tokoh Masyarakat, Pelatihan/ orientasi Penyuluh KB sebagai pembina Kader KB, Keterlibatan IMP, Tokoh Masyarakat. Dalam mencapai(pembinaan KB) sasaran tersebut anggaran tahun 2016 sebesar Rp ,- dapat terealisasi Rp ,- atau terserap sebesar 99,93 %, Ketersediaan Data Mikro berhubungan dengan pendataan Keluarga dan Statistik rutin Keluarga Berencana. Sumber daya yang digunakan antara lain Penyuluh KB, Kader KB, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat, serta didukung oleh Lintas Sektoral Terkait. - Pembinaan Keluarga Berencana - Penyediaan Biaya Operasional Keluarga Berencana - Pelayanan KIE - Fasilitasi Pembentukan kelompok masyarakat peduli KB (PPKBD) - Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat - Pelayanan Pemasangan Alat Kontrasepsi 22

23 - Pendidikan dan pelatihan tenaga pemberi pelayanan KB Sasaran 4: Terkoordinasinya Program-program dan Kegiatan Ketahanan Pangan Kota Indikator Kinerja Utama a. Persentase Penanganan Daerah Rawan Pangan Target tahun 2016 sebesar 70 % dapat tercapai sebesar 85 %, tingkat keberhasilan sebesar 121,42 % 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Target tahun 2015 sebesar 70 % dapat tercapai sebesar 100 %, tingkat keberhasilan sebesar 142,86 % 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 75 % 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 60 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi untuk Persentase penanganan daerah rawan pangan memenuhi standar nasional, dengan angka yang tercapai sebesar 85 %. 5. Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain Meningkatnya Pengetahuan dan peran dari kelompok masyarakat seperti PKK, Posyandu dan Organisasi Wanita lainnya yang sangat aktif terhadap konsumsi pangan dan gizi, serta kelancaran dalam koordinasi dengan Tim Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). Adanya intervensi pangan bagi daerah rawah pangan berupa bantuan beras sebesar Kg beras untuk 705 KK miskin non raskin di Kecamatan Tingkir dan Argomulyo serta bantuan beras bagi 23

24 masyarakat rawan pangan akibat dampak bencana angin puting beliung di wilayah Kelurahan Blotongan, Bugel, Sidorejo Lor sebesar Kg untuk 286 KK. Intervensi penanganan daerah rawan pangan tersebut berasal dari Balai Pengembangan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah. Dalam mencapai sasaran tersebut anggaran tahun 2016 sebesar Rp ,- dapat terealisasi Rp ,- atau terserap sebesar 97,74 %. Tim pengumpul, pengolah serta penganalis dari SKPD terkait, pembinaan cadangan pangan masyarakat bagi gapoktan/ poktan dengan adanya penyediaan stok pangan ditingkat masyarakat turut menanggulangi kemiskinan, serta program pemerintah yang mendukung pemberdayaan masyarakat rawan pangan melalui program mandiri pangan/ optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan. Pada tahun ini oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah bagi kelompok tani mendapat dukungan bantuan lumbung pangan untuk pengelolaan cadangan pangan masyarakat sebesar 3,6 ton untuk kelompok tani Al Barokah Kel. Kalibening. - Penanganan daerah rawan pangan - Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan - Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan - Pemantauan dan analisis akses pangan - Pemantauan dan analisis harga pangan - Koordinasi dewan ketahanan pangan b. Persentase Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan Target tahun 2016 sebesar 90 % dapat tercapai sebesar 91,36 %, tingkat keberhasilan sebesar 101,51 % 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. 24

25 Target tahun 2015 sebesar 90 % dapat tercapai sebesar 93,59 %, tingkat keberhasilan sebesar 103,99 % 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 95 % 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 90 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi untuk Persentase Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan telah memenuhi standar nasional, dengan angka yang tercapai sebesar 91,36 %. 5. Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain Wilayah Kota Salatiga merupakan wilayah perkotaan sehingga akses pangan cenderung baik, meskipun bukan sentra produksi pangan namun distribusi pangan dari daerah lain cukup lancar serta mudah diakses oleh masyarakat Kota Salatiga, kondisi iklim/ cuaca yang baik cukup mempengaruhi transportasi bahan pangan ke kota/ desa/ kelurahan. Indikator akses pangan pada infrastruktur jalan di Kota Salatiga turut mendukung lancarnya distribusi pangan hingga tingkat rumah tangga di pedesaan. Dalam mencapai sasaran tersebut anggaran tahun 2016 sebesar Rp ,- dapat terealisasi Rp ,- atau terserap sebesar 97,38 %. Tersedianya Sumber daya manusia yang mampu mengumpulkan data/ informasi dan menganalisis harga, distribusi dan akses pangan, ketersediaan sarana dan prasarana berupa alat transportasi dan gudang (Cold storage) untuk dapat mengangkut dan menyimpan bahan pangan, kebijakan pemerintah melalui program-program perbaikan jalan sampai ketingkat perkampungan turut mendukung kelancaran akses pangan. 25

26 - Penanganan daerah rawan pangan - Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan - Pemantauan dan analisis akses pangan - Pemantauan dan analisis harga pangan - Koordinasi dewan ketahanan pangan c. Presentase Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan Target tahun 2016 sebesar 90 % dapat tercapai sebesar 91,36 %, tingkat keberhasilan sebesar 101,51 % 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Target tahun 2015 sebesar 90 % dapat tercapai sebesar 93,59 %, tingkat keberhasilan sebesar 103,99 % 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 95 % 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 90 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi untuk Persentase stabilitas harga dan pasokan Pangan telah memenuhi standar nasional, dengan angka yang tercapai sebesar 91,36 %. 5. Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain Stabilitas harga dinyatakan harga stabil jika gejolak harga pangan disuatu wilayah kurang dari 25 % dari kondisi normal dan pasokan pangan dinyatakan stabil jika penurunan pasokan pangan disuatu wilayah berkisar antara 5-40 %. Letak Kota Salatiga yang strategis yang berada diantara jalan akses joglosemar 26

27 (Jogja, Solo, Semarang) sehingga mendukung kelancaran akses pangan di Kota Salatiga, kelancaran distribusi raskin turut berperan bagi stabilitas harga pangan. Dalam mencapai sasaran tersebut anggaran tahun 2016 sebesar Rp ,- dapat terealisasi Rp ,- atau terserap sebesar 97,38 %. Tersedianya Sumber daya manusia yang mampu mengumpulkan data/ informasi harga dan pasokan pangan terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), program Pemerintah melalui Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan untuk merumuskan kebijakan intervensi yang segera dilakukan dalam rangka stabilitasi harga dan pasokan pangan. - Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan - Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan - Pemantauan dan analisis akses pangan - Pemantauan dan analisis harga pangan - Peningkatan mutu dan keamanan pangan - Koordinasi dewan ketahanan pangan d. Persentase Kegiatan Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan Target tahun 2016 sebesar 75 % dapat tercapai sebesar 86,67 %, tingkat keberhasilan sebesar 115,56 % 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Target tahun 2015 sebesar 80 % dapat tercapai sebesar 100 %, tingkat keberhasilan sebesar 125 % 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 80 % 27

28 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 80 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi untuk Persentase kegiatan pengawasan dan pembinaan keamanan pangan sudah memenuhi standar nasional, dengan angka yang tercapai sebesar 86,67 %. 5. Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain Adanya koordinasi pengendalian, pengawasan dan monitoring peredaran bahan kimia berbahaya yang disalahgunakan untuk pangan seperti Dinas Kesehatan, Satpol PP, dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta meningkatnya pengetahuan pengelola kantin sekolah akan keamanan pangan. Dalam mencapai sasaran tersebut anggaran tahun 2016 sebesar Rp ,- dapat terealisasi Rp ,- atau terserap sebesar 65,44 %. Tersedianya SDM yang mampu melakukan analisis mutu, gizi dan keamanan produk pangan, kebijakan Pemerintah melalui SKPD terkait dalam pembinaan/ pelatihan keamanan produk pabrikan skala kecil/ rumah tangga pada kelompok produsen - Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan - Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan - Peningkatan mutu dan keamanan pangan - Penyuluhan sumber pangan alternatif - Koordinasi dewan ketahanan pangan e. Persentase Ketersediaan Energi dan Protein Perkapita Target tahun 2016 sebesar 90 % dapat tercapai sebesar 108,56 %, tingkat keberhasilan sebesar 120,62 % 28

29 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Target tahun 2015 sebesar 90 % dapat tercapai sebesar 125,6 %, tingkat keberhasilan sebesar 139,56 % 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 100 % 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 90 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi telah untuk Persentase memenuhi standar Ketersediaan nasional, energi dengan dan angka protein perkapita yang tercapai sebesar 108,56 %. 5. Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain Adanya peningkatan produktivitas padi di Kota Salatiga turut memenuhi pemasokan pangan yang bersumber dari dalam kota, serta adanya peningkatan untuk komoditas perikanan, peternakan dan hortikutura (sayur) berkontribusi positif untuk menambah tingkat ketersediaan energi tahun Cadangan pangan turut menjadi komponen penting dalam ketersediaan pangan karena cadangan pangan merupakan sumber pasokan untuk mengisi kesenjangan antara produksi dan kebutuhan dalam daerah dari waktu ke waktu sehingga perlunya pembinaan cadangan pangan masyarakat. Peran serta Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dalam mengelola cadangan pangan masyarakat yang meningkat. 6. Analisis dan efisiensi sumber daya yang digunakan Tersedianya SDM aparatur Badan/ Dinas yang terkait dengan penyelenggaraan penguatan cadangan pangan, tersedianya kelompok masyarakat pengelola 29

30 cadangan pangan masyarakat baik rumah tangga, petani, koperasi, pedagang dan industri rumah tangga. Penanganan daerah rawan pangan - Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan - Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan - Pemantauan dan analisis harga pangan - Peningkatan mutu dan keamanan pangan - Penyuluhan sumber pangan alternatif - Koordinasi dewan ketahanan pangan f. Persentase Pola Pangan Harapan (PPH) Target tahun 2016 sebesar 90 % dapat tercapai sebesar 90,70 %, tingkat keberhasilan sebesar 100,77% 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Target tahun 2015 sebesar 90 % dapat tercapai sebesar 90,50 %, tingkat keberhasilan sebesar 100,56 % 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 100 % 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 90 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi untuk Persentase skor pola pangan harapan (PPH) telah memenuhi standar nasional, dengan angka yang tercapai sebesar 90,70 %. 5. Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain 30

31 Konsumsi masyarakat yang semakin Beragam, Bergizi dan Seimbang dan Aman (B2SA) sejalan dengan peningkatan KAP (Knowledge, Attitude, Practice) konsumsi pangan pada masyarakat tentang pangan lokal, teknologi pengolahan pangan, pemanfaatan lahan pekarangan dan penguatan kelembagaan. Adanya kelompok/organisasi wanita yang berperan dalam pengelolaan optimalisasi pemanfaatan pekarangan, sehingga pemenuhan gizi bagi keluarga yang semakin meningkat keberagamanannya sesuai B2SA. Dalam mencapai sasaran tersebut anggaran tahun 2016 sebesar Rp ,-. Tersedianya aparat percepatan yang menangani penganekaragaman konsumsi pangan dan petugas pengumpul data, meningkatnya pengetahuan dan banyaknya kader pangan desa dan PKK yang aktif, pemasyarakatan makanan tradisional berbasis pangan lokal pada hotelhotel, instansi Pemerintah, dan non Pemerintah. Kebijakan Pemerintah yang mendukung pembinaan dan pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan. Adanya tenaga pendamping bagi kelompok pengelola Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang berasal dari tenaga penyuluh Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Salatiga serta tenaga penyuluh swadaya. - Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan - Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan - Pemantauan dan analisis harga pangan - Peningkatan mutu dan keamanan pangan - Penyuluhan sumber pangan alternatif - Koordinasi dewan ketahanan pangan 31

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada Tahun 2016 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Keluarga

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Berdasarkan Tugas Fungsi Pelayanan BPM, KB Ketahanan Pangan Kota Madiun Ba Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana Ketahanan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013 GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019 PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 9 Organisasi / SKPD :.8.. -DINAS KELUARGA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Halaman dari

Lebih terperinci

15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA Pembangunan dalam urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera diarahkan pada peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB melalui klinik pemerintah

Lebih terperinci

Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk PEMERINTAH KOTA TANGERANG RENJA 2017 Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) I. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah Struktur Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) A.1. Visi dan Misi Visi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013 2018 adalah Terwujudnya masyarakat Kalimantan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 06 Organisasi / SKPD :..0. -BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Lebih terperinci

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN A. Tugas Pokok dan Fungsi PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan ketersediaan pangan, serta pencegahan dan penanggulangan kerawanan

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, KELUARGA BERENCANA DAN KETAHANAN PANGAN WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA No. Program / Kegiiatan Sasaran Indikator Kinerja TARGET KINERJA

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 4.1.12 URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 4.1.12.1 KONDISI UMUM Pembangunan Kependudukan tidak lagi dipahami sebagai usaha untuk mempengaruhi pola dan arah demografi saja, akan tetapi

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF V.1 Rencana Program V.1.1. Rencana Program Keluarga

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF V.1 Rencana Program V.1.1. Rencana Program Keluarga BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF V.1 Rencana Program V.1.1. Rencana Program Keluarga Berencana : 1. Program Keluarga Berencana Program ini bertujuan

Lebih terperinci

RENCANA AKSI TAHUN 2018 DP2KBP3A KABUPATEN KEDIRI

RENCANA AKSI TAHUN 2018 DP2KBP3A KABUPATEN KEDIRI RENCANA AKSI TAHUN 2018 DP2KBP3A KABUPATEN KEDIRI No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 1. Meningkatnya partisipasi 1. Persentase Peserta KB Aktif MKJP - - - 25,60% masyarakat

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 1/2015 28 January 2015 PEMERINTAH KOTA PALEMBANG RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN KETAHANAN PANGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN KETAHANAN PANGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN (IKU) BADAN KETAHANAN PANGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NO 1. Dipertahankannya ketersediaan pangan yang cukup, meningkatkan kemandirian masyarakat, pemantapan ketahanan pangan dan menurunnya

Lebih terperinci

KAMPUNG K B OLEH DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUN DAN PERLINDUNGAN ANAK,PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BUKITTINGGI

KAMPUNG K B OLEH DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUN DAN PERLINDUNGAN ANAK,PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BUKITTINGGI KAMPUNG K B OLEH DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUN DAN PERLINDUNGAN ANAK,PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BUKITTINGGI Pengertian Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara,

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN NOMOR 83 TAHUN 2016 SERTA TATA KERJA PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KOTA BEKASI DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN PERINDUSTRIAN METROLOGI PASAR PERDAGANGAN DALAM NEGERI INDUSTRI

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB KETAHANAN PANGAN KONDISI UMUM

URUSAN WAJIB KETAHANAN PANGAN KONDISI UMUM 4.1.21 URUSAN WAJIB KETAHANAN PANGAN 4.1.21.1 KONDISI UMUM Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Akses pangan merupakan salah satu sub sistem ketahanan pangan yang menghubungkan antara ketersediaan pangan dengan konsumsi/pemanfaatan pangan. Akses pangan baik apabila

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 2 3 4 1 Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan 1. Jumlah rumah ibadah yang difasilitasi 400 jumlah kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN IV.1. Tujuan 1. Menguatkan akses pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang merata dan berkualitas 2. Peningkatan pembinaan peserta KB

Lebih terperinci

IV.B.15. Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

IV.B.15. Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA Keluarga berencana dan keluarga sejahtera memiliki makna yang sangat strategis, komprehensif dan fundamental dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : WAHYU

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 - 2-3. 4. 5. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 4.1.12 URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 4.1.12.1 KONDISI UMUM Pembangunan Kependudukan tidak lagi dipahami sebagai usaha untuk mempengaruhi pola dan arah demografi saja, akan tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi perubahan yang sedang dan akan terjadi akhir-akhir ini dimana setiap organisasi publik diharapkan lebih terbuka dan dapat memberikan suatu transparansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa bernegara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa bernegara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara.

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2. BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN CILACAP

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

Lebih terperinci

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun Rencana Tahun Target Capaian Kinerja

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun Rencana Tahun Target Capaian Kinerja Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Nama SKPD : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Lebih terperinci

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN 13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2016

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2016 DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir DPPA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 1 Urusan Wajib Bidang Pemerintahan : 1. 11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Unit Organisasi

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 285 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 285 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 285 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN GUGUS TUGAS KOTA LAYAK ANAK KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. b.

Lebih terperinci

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan 13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Pembangunan ketahanan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi penduduk merupakan salah satu urusan wajib pemerintah. Hal ini memberikan landasan dan peluang kepada daerah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN

Lebih terperinci

DATA PROFIL SKPD. 3. ALAMAT Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare Pagar Alam

DATA PROFIL SKPD. 3. ALAMAT Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare Pagar Alam PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN (DKP2) Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare Pagar Alam Telepon (0730) 623 545 Faximili (0730) 623 545 Email : dkpppagaralam@gmail.com

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 53 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan Umum adalah arahan strategis yang berfungsi sebagai penunjuk arah pembangunan Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk jangka panjang. Kebijakan

Lebih terperinci

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN 8.1. Rekomendasi Kebijakan Umum Rekomendasi kebijakan dalam rangka memperkuat pembangunan perdesaan di Kabupaten Bogor adalah: 1. Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat, adalah

Lebih terperinci

LKPJ Walikota Semarang AkhirTahunAnggaran 2015

LKPJ Walikota Semarang AkhirTahunAnggaran 2015 21. URUSAN WAJIB KETAHANAN PANGAN Pembangunan ketahanan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi penduduk merupakan salah satu urusan wajib pemerintah, Pewujudan ketersediaan pangan yang berbasis

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Anggaran : 208 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 2. 02 Urusan Wajib Bukan Pelayanan Dasar Pemberdayaan Perempuan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : DR.

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana sebuah organisasi akan dibawa. Sehingga mampu tetap eksis, dan inovatif di dalam

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA SKPD) TAHUN ANGGARAN 06 Organisasi / SKPD :..0. BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN Halaman dari 8.. KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 8 Tahun 2015 31 Desember 2015 PEMERINTAH KOTA MEDAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN

Lebih terperinci

RENCANA AKSI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 DINAS KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN GRESIK

RENCANA AKSI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 DINAS KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN GRESIK RENCANA AKSI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 201 DINAS KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN GRESIK I. SASARAN STRATEGIS -1 NO SASARAN STRATEGIS TW 1 TW II TW III TW IV TARGET

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 60 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KEMENTAN REALISASI FISIK KEGIATAN BKP April REALISASI (Rp) Mei Juni KETERANGAN

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 15 29 December 2016 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 54 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Dalam rangka mendorong dan meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN 201724 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM TERPADU PENINGKATAN PERANAN WANITA MENUJU KELUARGA SEHAT SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN WAY KANAN

Lebih terperinci

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATEN BANYUWANGI

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATEN BANYUWANGI 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 10 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI, KEPALA BADAN, SEKRETARIS, SUB BAGIAN, BIDANG DAN SUB BIDANG PADA BADAN KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3

O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Pelayanan Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Pelaksanaan Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan Partisipasi

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : Tahun 2017 27 Januari 2017 PEMERINTAH KOTA MEDAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia.

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia. BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGAA

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA Jl. Teuku Umar No.55 Magetan - 63351 Telepon/Fax. 0351 895114 Website : http//magetankab.go.id e-mail : bppkb@magetankab.go.id.

Lebih terperinci

MATRIK RENSTRA

MATRIK RENSTRA MATRIK RENSTRA 2015-2019 : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan VISI : Terwujudnya Masyarakat Sadar Perlindungan Perempuan / Anak dan Keluarga Berencana, Penguatan Lembaga Kemasyarakatan

Lebih terperinci

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Sumber Dana Penyediaan Jasa Surat Menyurat 360 Rp ,00 APBD (

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Sumber Dana Penyediaan Jasa Surat Menyurat 360 Rp ,00 APBD ( RENCANA UMUM PENGADAAN Melalui Swakelola K/L/D/I TAHUN ANGGARAN : 2015 1 DINAS PENGENDALIAN 2 DINAS PENGENDALIAN 3 DINAS PENGENDALIAN 4 DINAS PENGENDALIAN 5 DINAS PENGENDALIAN 6 DINAS PENGENDALIAN 7 DINAS

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS KETAHANAN PANGAN DAERAH

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS KETAHANAN PANGAN DAERAH VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS KETAHANAN PANGAN DAERAH 1.1 Visi dan Misi Dinas Ketahanan Tujuan menetapkan Visi adalah : 1. Mencerminkan apa yang ingin dicapai oleh Dinas Ketahanan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA PENYULUH KEPENDUDUKAN, KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA BADAN KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA O BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN KABUPATEN OKU 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan

Lebih terperinci

L A K I P ( Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ) BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA

L A K I P ( Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ) BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA L A K I P ( Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ) BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TEBO TAHUN 2016 DAFTAR ISI Daftar Isi... ii BAB. I. PENDAHULUAN... 1 1. Gambaran

Lebih terperinci

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan 13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan pangan tidak hanya mencakup pengertian kesediaan pangan yang cukup. Dalam pencapaian kondisi ketahanan pangan, ada tiga subsistem/aspek yang sangat berpengaruh, yaitu

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

DINAS PENGENDALIAAN PENDUDUK, KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN & PERLINDUNGAN ANAK

DINAS PENGENDALIAAN PENDUDUK, KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN & PERLINDUNGAN ANAK DINAS PENGENDALIAAN PENDUDUK, KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN & PERLINDUNGAN ANAK VISI KABUPATEN BLITAR Menuju Kabupaten Blitar Yang Lebih Sejahtera, Maju dan Berdaya Saing. MISI 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1232, 2017 BKKBN. Pendayagunaan Tenaga Penyuluh KKBPK. PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan terbentuk

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN KETAHANAN PANGAN DAN KOORDINASI PENYULUHAN PROVINSI

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI MUSI RAWAS, Mengingat

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF result oriented governement sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

IKHTISAR EKSEKUTIF result oriented governement sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta berorientasi kepada hasil (result oriented governement),

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Anggaran : 206 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan an :. Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Maksud & Tujuan Penyusunan Lakip

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Maksud & Tujuan Penyusunan Lakip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud & Tujuan Penyusunan Lakip Sesuai dengan ketentuan yang berlaku bahwa setiap penyelenggaraan dari tugas, fungsi dan kewenangan suatu organisasi perlu di ukur dan di evaluasi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN PERUBAHAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2015

RENCANA KERJA ANGGARAN PERUBAHAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2015 RENCANA KERJA ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir RKAP SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 1 Urusan Wajib Bidang Pemerintahan : 1. 11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Unit Organisasi

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 72 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KETAHANAN PANGAN

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 72 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KETAHANAN PANGAN WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 72 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU TAHUN ANGGARAN DPA - SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan Organisasi : : 1.12 - KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 101 TAHUN 2016 T E N T A N G

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 101 TAHUN 2016 T E N T A N G WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 101 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN KOTA PEKANBARU DENGAN

Lebih terperinci

RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2016

RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2016 SAMBUTAN DAN ARAHAN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2016 Surakarta, 29 s.d. 30 Oktober 2015 TUJUAN Mengkoordinasikan

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa Pos Pelayanan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA

Lebih terperinci

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi - 55-12. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 1. Pelayanan Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan Partisipasi Pria, Penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi,

Lebih terperinci

Tabel 3.15 Capaian Kinerja Sasaran Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Tabel 3.15 Capaian Kinerja Sasaran Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera . Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Pembangunan daerah tahun 1 pada urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dilaksanakan dalam rangka mencapai (dua) sasaran yang telah ditetapkan, yaitu:

Lebih terperinci

Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016

Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016 Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016 No. Prioritas Pembangunan Program/Pembangunan Indikator Kinerja Target SATUAN AWAL 2014 2015 2016 2017 2018 1 Percepatan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 41 TAHUN TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

NAMA SKPD : BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI JAWA TENGAH

NAMA SKPD : BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI JAWA TENGAH NAMA SKPD : BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI JAWA TENGAH URUSAN PEMERINTAH YANG DILAKSANAKAN : Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana TUGAS POKOK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diberikan kewajiban untuk menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN INSTITUSI MASYARAKAT KELURAHAN DALAM BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

9. SKPD : BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

9. SKPD : BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN 9. SKPD : BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN No A 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG a Bantuan Stimulan KUBE Perempuan Meningkatnya pendapatan ekonomi Perempuan Kab. Meningkatnya pendapatan ekonomi

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2014

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2014 1 BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH II. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 01. A. KEBIJAKAN PROGRAM Pada Urusan pilihan Pertanian diarahkan pada Peningkatan produksi pertanian dan pemberdayaan petani lokal serta peningkatan akses modal dan

Lebih terperinci