Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan"

Transkripsi

1

2

3 Pengarah: Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Direktur Pembinaan Guru Dikdas Ditjen GTK Kasubdit PKPKK Direktorat Pembinaan Guru Dikdas Ditjen GTK Kasubdit PKPKK Direktorat Pembinaan Guru Dikmen Ditjen GTK Tim Penyusun: 1. Ana Lisdiana, PPPPTK TK dan PLB 2. Suharto, PPPPTK IPA 3. Intan Rahima Sari, PPPPTK Pertanian 4. Yusi Arisandi, PPPPTK BOE 5. Diny Handayani, PPPPTK TK dan PLB 6. Poppy Kamalia Devi, PPPPTK IPA 7. Lia Zalilia, PPPPTK IPA 8. Yoki Ariyana, PPPPTK IPA 9. Wisnu Wibawa Surya Nugraha, PPPPTK TK dan PLB Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Copyright 2017 Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

4 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR DIAGRAM...vi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 4 C. Tujuan... 6 D. Sasaran... 6 E. Ruang Lingkup... 7 BAB II PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN... 8 A. Kebijakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan... 8 B. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan... 9 C. Tujuan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan D. Prinsip Dasar Pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan E. Sasaran Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan F. Penyelenggara Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan G. Pembagian Tugas dan Peran BAB III PENYELENGGARAAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN A. Komunitas Guru dan Tenaga Kependidikan B. Tahapan dan Strategi Penyelenggaraan C. Struktur Program D. Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Learning Management System (LMS) E. Perangkat Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan F. Kurikulum dan Modul G. Narasumber/ Pengampu dan Instruktur Nasional/Mentor H. Evaluasi I. Keberhasilan Pelaksanaan Program i

5 J. Tempat Kegiatan K. Pembiayaan L. Penjadwalan BAB IV PENILAIAN DAN SERTIFIKASI A. Penilaian B. Sertifikasi BAB V STANDAR PENYELENGGARAAN A. Standar Pengelolaan/Pelaksanaan B. Standar Fasilitator C. Standar Sarana dan Prasarana D. Standar Penilaian E. Standar Soal Tes Akhir F. Standar Penyelenggara G. Standar Waktu Pelaksanaan H. Standar Sertifikat BAB VI PENJAMINAN MUTU A. Ruang Lingkup B. Monitoring dan Evaluasi Program C. Pelaporan BAB VII PENUTUP Lampiran 1 Peta Wilayah Perwalian dan Tematik (SD) Lampiran 2 Format Penilaian Sikap Lampiran 3 Format Penilaian Keterampilan Lampiran 4 Format Penilaian Fasilitator Lampiran 5 Instrumen Smiley Face Lampiran 6 Instrumen Bull s Eye Lampiran 7 Instrumen Penilaian Pengampu Moda Daring Lampiran 8 Format Penilaian Penyelenggaraan Program Tatap Muka Lampiran 9 Format Penilaian Penyelenggaraan Program Moda Daring Lampiran 10 Contoh Sertifikat Penyegaran Narasumber Nasional/Pengampu.. 80 Lampiran 11 Contoh Sertifikat Penyegaran Instruktur Nasional/Mentor Lampiran 12 Contoh Surat Keterangan ii

6 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Data Jumlah Guru Peserta UKG tahun Tabel 1.2 Rerata Hasil UKG tahun 2015 dan Tabel 1.3 Rerata Hasil UKG tahun 2015 dan 2016 untuk setiap jenjang pendidikan... 3 Tabel 3.1 Tahapan Pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tabel 3.2 Struktur Program Workshop Tim Pengembang Tabel 3.3 Struktur Program Penyamaan Persepsi Strategi Penyegaran Narasumber Nasional/Pengampu dan Instruktur Nasional/Mentor Tabel 3.4 Struktur Program Penyegaran Narasumber Nasional/Pengampu dan Instruktur Nasional/Mentor Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tabel 3.5 Struktur Program Pembekalan Narasumber Nasional/Pengampu dan Instruktur Nasional/Mentor Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tabel 3.6 Struktur Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka Guru Kelas/Guru BK/Guru Mapel Non Kejuruan Tabel 3.7 Struktur Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka Guru Kejuruan Produktif Tabel 3.8 Struktur Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Daring Tabel 3.9 Struktur Program Bimtek Pengelola Sistem Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tingkat UPT Tabel 3.10 Struktur Program Bimtek Pengelola Sistem Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tingkat Dinas Tabel 3.11 Tabel Perangkat Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tabel 3.12 Variabel dan Subvariabel Keberhasilan Pelaksanaan Program Tabel 3.13 Penjadwalan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.. 45 iii

7 Tabel 4.1 Predikat dari Nilai Akhir pada Penyegaran/Pembekalan Narasumber Nasional/Pengampu dan Instruktur Nasional/Mentor Tabel 4.2 Predikat dari Nilai Akhir pada Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka Tabel 4.3 Predikat dari Nilai Akhir pada Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Daring Tabel 5.1 Jenis dan Kriteria Fasilitator iv

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Alur Pengembangan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Gambar 2.2 Bagan Organisasi Penyelenggara Program Gambar 3.1 Tahapan Pengembangan Modul Cetak Gambar 3.2 Tahapan Pengembangan Modul Digital Gambar 3.3 Tahapan Penyelenggaraan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan v

9 DAFTAR DIAGRAM Diagram 3.1 Alur Tahapan Penyelenggaraan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Diagram 3.2 Skema Sistem Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan vi

10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru sebagai pendidik pada jenjang satuan pendidikan anak usia dini, dasar, dan menengah memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan peserta didik sehingga menjadi determinan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Pentingnya peran guru dalam pendidikan diamanatkan dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mengamanatkan adanya pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagai aktualisasi dari profesi pendidik. Untuk merealisasikan amanah undang-undang sebagaimana dimaksud, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan program peningkatan kompetensi bagi semua guru, baik yang sudah bersertifikat maupun belum bersertifikat. Untuk melaksanakan program tersebut, pemetaan kompetensi telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) di seluruh Indonesia sehingga dapat diketahui kondisi objektif guru dan kebutuhan peningkatan kompetensinya. Data jumlah guru peserta UKG tahun 2015 per jenjang pendidikan disajikan pada tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1 Data Jumlah Guru Peserta UKG tahun 2015 No Jenjang Pendidikan Jumlah Peserta UKG 1 TK SD SLB SMP SMA SMK Total Sumber Data : UKG 2015 Ditjen GTK Hasil UKG pada tahun 2015 menunjukkan nilai rata-rata nasional yang dicapai adalah 56,69, meningkat dibandingkan nilai rata-rata nasional dari tahun sebelumnya yaitu 47, dan sudah melampui target capaian nilai rata- 1

11 rata nasional tahun 2015 yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu sebesar 55. Pada tahun 2016, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) mengembangkan program untuk memfasilitasi peningkatan kompetensi guru berdasarkan hasil UKG 2015 yang disebut dengan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar dengan target capaian nilai ratarata nasional yaitu 65. Jumlah guru yang telah mengikuti Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar pada tahun 2016 sebanyak orang atau 15.82% dari orang guru. Persentase partisipasi guru dalam Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar sebesar 15.82% memang belum menggambarkan populasi guru secara utuh, namun dapat memberikan sekilas gambaran mengenai hasil fasilitasi yang diberikan kepada guru dalam Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar. Rerata Hasil UKG 2015 dengan UKG 2016 secara umum digambarkan pada Tabel 1.2 dan untuk masing-masing jenjang pendidikan digambarkan pada Tabel 1.3. Tabel 1.2 Rerata Hasil UKG tahun 2015 dan Sumber Data : Ditjen GTK 1 Ditinjau dari jumlah guru dan modul yang dipelajari sama. 2

12 Tabel 1.3 Rerata Hasil UKG tahun 2015 dan 2016 untuk setiap jenjang pendidikan Sumber Data : Ditjen GTK Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa program fasilitasi yang diselenggarakan oleh Ditjen GTK dalam bentuk Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar memberikan dampak signifikan yang ditunjukkan dengan kenaikan hasil UKG melalui tes akhir pada tahun Pada tahun 2017, Ditjen GTK mengembangkan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang merupakan kelanjutan dari Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar dengan tujuan utama untuk meningkatkan kompetensi guru yang ditunjukkan dengan kenaikkan capaian nilai UKG dengan rata-rata nasional yaitu 70. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dilaksanakan berbasis komunitas guru dan tenaga kependidikan (komunitas GTK). Pemberdayaan komunitas GTK, dalam hal ini Pusat Kegiatan Gugus/Kelompok Kerja Guru (KKG)/Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)/Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK)/Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS)/Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS), merupakan salah satu prioritas Ditjen GTK. Komunitas GTK merupakan mitra strategis Ditjen GTK dalam peningkatan kompetensi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas di daerah. Oleh karena itu dalam rangka pemberdayaan komunitas GTK, Ditjen GTK melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang dalam hal ini Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan, Teknologi Informasi, dan Komunikasi (LPPPTK KPTK), serta Dinas Pendidikan atau instansi publik 3

13 lainnya menyelenggarakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang berbasis komunitas GTK. Penyelenggaraan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melibatkan Pemerintah serta partisipasi publik yang meliputi pemerintah daerah, asosiasi profesi, perguruan tinggi, dunia usaha dan dunia industri, organisasi kemasyarakatan, serta orangtua siswa. Bentuk pelibatan publik lainnya dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti memberikan dukungan bagi terselenggaranya Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, baik dalam moda tatap muka, dalam jejaring (daring) murni, maupun daring kombinasi. Pedoman ini disusun agar Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan sesuai dengan prosedur. B. Dasar Hukum Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dikembangkan dengan memperhatikan beberapa peraturan sebagai berikut. 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 4

14 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik Konselor. 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus. 9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2012 tentang Uji Kompetensi Guru. 12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. 13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi. 5

15 C. Tujuan Pedoman ini disusun untuk digunakan sebagai acuan kerja bagi semua unit kerja/instansi yang akan melaksanakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dengan moda tatap muka, daring murni, dan daring kombinasi bagi guru kelas, guru mata pelajaran/paket keahlian, dan guru bimbingan konseling untuk semua jenjang pendidikan. D. Sasaran Pedoman ini disusun untuk digunakan oleh instansi pembina dan/atau pelaksana Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, yaitu: 1. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan; 2. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK); 3. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan dan Perikanan, Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPPPTK KPTK); 4. Dinas Pendidikan Provinsi; 5. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; 6. Satuan Pendidikan; 7. Pusat Kegiatan Gugus/Kelompok Kerja Guru/Musyawarah Guru Mata Pelajaran/Musyawarah Guru Bimbingan Konseling; 8. Guru dan/atau Tenaga Kependidikan; 9. Asosiasi profesi guru. 6

16 E. Ruang Lingkup Pedoman ini memberikan informasi mengenai Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kepada semua pihak yang meliputi latar belakang, tujuan, sasaran, ruang lingkup, materi, strategi, jenis kegiatan, dan ramburambu penyelenggaraan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan serta proses penilaiannya. 7

17 BAB II PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN A. Kebijakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Sebagai agen pembelajaran, guru dituntut untuk meningkatkan kompetensinya secara terus menerus melalui berbagai upaya antara lain melalui pelatihan, kegiatan karya tulis ilmiah, dan kegiatan keprofesionalan lainnya. Di samping itu, berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, guru dipersyaratkan melaksanakan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan agar dapat naik pangkat ke jenjang berikutnya. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan harus dilakukan berdasarkan kebutuhan guru yang bersangkutan. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan untuk mencapai dan/atau meningkatkan kompetensinya di atas standar kompetensi profesi guru. Hal ini nantinya juga sekaligus berimplikasi pada perolehan angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dapat dilakukan melalui pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Pengembangan diri merupakan upaya-upaya yang dilakukan oleh seorang guru dalam rangka meningkatkan profesionalismenya. Kegiatan pengembangan diri ini dimaksudkan agar guru mampu mencapai dan/atau meningkatkan kompetensi guru yang mencakup: kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial, dan profesional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dengan demikian guru diharapkan akhirnya akan dapat melaksanakan tugas pokok dan kewajibannya dalam 8

18 pembelajaran/pembimbingan, termasuk pula dalam melaksanakan tugastugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah secara profesional. Kegiatan pengembangan diri dapat berbentuk mengikuti diklat fungsional atau mengikuti kegiatan kolektif guru Diklat fungsional adalah kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau latihan yang bertujuan untuk mencapai standar kompetensi profesi yang ditetapkan dan/atau meningkatkan keprofesian untuk memiliki kompetensi di atas standar kompetensi profesi. Untuk itu, pada tahun 2017 Ditjen GTK mengembangkan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dengan tujuan utama untuk meningkatkan kompetensi guru. B. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang dikembangkan Ditjen GTK dirancang berdasarkan Standar Kompetensi Guru (SKG) yang mengacu pada Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, Permendiknas Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus, dan Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Berdasarkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dalam SKG dikembangkan peta kompetensi guru yang dibagi menjadi 10 kelompok kompetensi. Selanjutnya, dari 10 kelompok kompetensi dikembangkan kisikisi soal UKG, dan untuk masing-masing kelompok kompetensi dikembangkan juga modul. Hasil UKG menjadi acuan dalam penilaian diri (self assessment) bagi guru tentang kompetensinya sehingga dapat menetapkan modul kelompok kompetensi mana yang dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensinya, dan menjadi acuan bagi penyelenggara Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk melakukan analisis kebutuhan. 9

19 Gambar 2. 1 Alur Pengembangan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilakukan melalui tiga moda, yaitu moda tatap muka, moda dalam jejaring (daring) murni, dan moda daring kombinasi. Pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dapat dilakukan di tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional. 1. Moda Tatap Muka Moda tatap muka merupakan bagian dari sistem pembelajaran di mana terjadi interaksi secara langsung antara fasilitator dengan peserta pembelajaran. Interaksi pembelajaran yang terjadi dalam tatap muka meliputi pemberian input materi, tanya jawab, diskusi, latihan, kuis, praktik, dan penugasan. Moda tatap muka dapat dilaksanakan dengan dua alternatif, yaitu tatap muka penuh dan tatap muka in-on-in. Penjelasan lebih lanjut mengenai pelaksanaan moda tatap muka dijelaskan dalam Petunjuk Teknis Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. 2. Moda Daring Murni Moda daring murni adalah moda dimana pembelajaran dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi komputer dan jaringan internet. Moda daring murni dapat dilaksanakan dengan mempersiapkan sistem 10

20 pembelajaran yang secara mandiri memberikan instruksi dan layanan pembelajaran kepada peserta tanpa melibatkan secara langsung para pengampu dalam proses penyelenggaraannya. Sistem instruksional yang dimaksud meliputi proses registrasi, pelaksanaan pembelajaran, penilaian diri, tes sesi, dan penentuan kelulusan peserta berdasarkan nilai yang telah diakumulasikan dengan nilai tes akhir yang dilakukan di sistem UKG, serta penerbitan sertifikat. Dalam hal tertentu, Peserta dapat berinteraksi dengan pengampu/mentor secara synchronous interaksi belajar pada waktu yang bersamaan seperti dengan menggunakan video call, telepon atau live chat, maupun asynchronous interaksi belajar pada waktu yang tidak bersamaan melalui kegiatan pembelajaran yang telah disediakan secara elektronik dengan menggunakan forum atau message. Penjelasan lebih lanjut mengenai pelaksanaan moda daring murni dijelaskan dalam Juknis Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. 3. Moda Daring Kombinasi Moda daring kombinasi adalah moda yang mengkombinasikan antara moda tatap muka dengan moda daring murni. Pengampu sebagai fasilitator dalam pembelajaran daring memfasilitasi sistem pembelajaran yang telah disiapkan dalam sistem Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan; dan peserta di sisi lain melaksanakan instruksi yang diberikan oleh sistem, mulai registrasi, pelaksanaan pembelajaran, sampai dengan evaluasi. Moda Daring Kombinasi dilaksanakan dengan mempersiapkan sistem pembelajaran yang membutuhkan keterlibatan secara langsung mentor dalam proses pembelajaran. Keterlibatan mentor dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara: (1) bertemu muka secara langsung dengan peserta di PKG (Pusat Kegiatan Gugus) untuk guru PAUD, KKG (Kelompok Kerja Guru) untuk guru SD, MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) untuk guru SMP/SMA/SMK, dan MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling) sesuai jadwal yang disepakati; atau (2) bertemu muka secara virtual, baik melalui video (Video Call), audio, maupun teks. Penjelasan lebih 11

21 lanjut mengenai pelaksanaan moda daring kombinasi dijelaskan dalam Petunjuk Teknis Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. C. Tujuan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 1. Tujuan Umum Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan secara umum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya melalui peningkatan kompetensi baik pedagogik maupun profesional, serta memiliki performa sebagai pendidik dan pemimpin bagi peserta didiknya. 2. Tujuan Khusus Secara khusus, Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bertujuan agar peserta: a. menunjukkan kemampuan sebagai profesional dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru; b. menguasai kompetensi pedagogik dan profesional sesuai dengan kelompok kompetensi yang dipelajari; c. memiliki performa sebagai pendidik dan pemimpin bagi peserta didiknya; d. menjadi contoh tentang ketangguhan, optimisme, dan keceriaan bagi peserta didiknya; dan e. memiliki kemauan untuk terus belajar mengembangkan potensi dirinya. D. Prinsip Dasar Pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 1. Taat Azas Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku, baik yang diselenggarakan di Pusat, provinsi maupun di kabupaten/kota. 12

22 2. Berbasis Kompetensi Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan dan oleh karenanya program ini berpedoman pada Standar Kompetensi Guru. 3. Terstandar Pengelolaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan harus memenuhi standar program yang ditetapkan meliputi: mekanisme kegiatan, kompetensi narasumber nasional/pengampu, kompetensi instruktur nasional/mentor, modul yang digunakan, bahan/alat, tempat pelaksanaan, kepanitiaan, dan kelulusan. 4. Profesional Hasil UKG guru TK, SD, SLB, SMP, SMA, dan SMK tahun 2015 digunakan sebagai acuan pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Pemetaan data hasil UKG digunakan untuk mengelompokkan guru per kelas dan per mata pelajaran/paket keahlian, penentuan modul yang akan dipelajari, ketersediaan tempat, ketersediaan instruktur yang kompeten, ketersediaan fasilitas, dan target waktu yang ditentukan. Dengan pemetaan, diharapkan pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dapat berlangsung secara efektif dan efisien serta secara nasional dapat selesai pada waktu yang telah ditetapkan. 5. Transparan Proses perencanaan dan pelaksanaan mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai dengan pelaporan dilakukan secara terbuka dan transparan serta dapat diketahui semua pihak yang berkepentingan. 6. Akuntabel Proses dan hasil Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dapat dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan pendidikan secara administratif, finansial, dan akademik. Kredibilitas dari pelaksanaan proses dan hasil program dapat dipercaya semua pihak. 13

23 7. Berkeadilan Semua guru pada setiap sekolah diharapkan akan mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Untuk mensukseskan penyelenggaraan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan serta pertimbangan akan adanya keterbatasan dana di Pusat, maka diharapkan Pemerintah Daerah dapat membantu dan berkontribusi dalam mengalokasikan dana melalui APBD sehingga kekurangan tersebut dapat diatasi. E. Sasaran Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Sasaran Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah guru pada semua jenjang satuan pendidikan mulai dari TK, SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB, dan SMK/SMKLB yang telah mengikuti UKG tahun 2015 atau UKG susulan tahun 2017 dengan profil hasil UKG-nya menunjukkan terdapat 3 (tiga) hingga 10 (sepuluh) kelompok kompetensi yang nilainya di bawah KCM (65). Pada kurun waktu 1 (satu) tahun, guru diwajibkan untuk menyelesaikan setidaknya 2 (dua) kelompok kompetensi yang nilainya paling rendah dalam satu tahun program berjalan dengan moda yang telah ditetapkan oleh penyelenggara Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. 14

24 F. Penyelenggara Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan TIM PENGARAH TIM PUSAT Ditjen GTK PPPPTK LPPPTK KPTK TIM PROVINSI Dinas Pendidikan Provinsi Lembaga Diklat Daerah TIM KAB./KOTA Dinas Pendidikan Kab./Kota Lembaga Diklat Daerah KOMUNITAS GTK Gugus, KKG, MGMP, MGBK Gambar 2.2 Bagan Organisasi Penyelenggara Program Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan kegiatan yang dikoordinasikan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan melibatkan UPT, Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota, serta komunitas Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK). Bagan Penyelenggara Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dapat ditunjukkan seperti pada Gambar 2.2. Dalam pelaksanaannya, penyelenggaraan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang dikoordinasikan oleh UPT, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Badan Diklat Daerah, Pusat Kegiatan Gugus/KKG/MGMP dan Satuan Pendidikan dapat bekerja sama 15

25 dengan asosiasi profesi, dunia usaha dunia industri, serta masyarakat sebagai bagian dari ekosistem peningkatan kompetensi guru. G. Pembagian Tugas dan Peran Tugas dan peran masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Ditjen GTK adalah unit utama penyelenggara Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan secara nasional dengan tugas sebagai berikut. a. Mengembangkan kebijakan pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. b. Menyusun Pedoman Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. c. Menyusun rencana pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. d. Mengkoordinasikan pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan pada semua jenjang. e. Menetapkan Prosedur Operasional Standar Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. f. Menetapkan standar dan strategi pelaksanaan program. g. Mengembangkan sistem penjaminan mutu dalam pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. h. Menetapkan standar penetapan narasumber nasional/pengampu dan instruktur nasional/mentor. i. Menetapkan struktur program penyegaran/pembekalan narasumber nasional/pengampu, penyegaran/pembekalan instruktur nasional/ mentor dan Struktur Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. j. Menetapkan persyaratan narasumber nasional/pengampu, instruktur nasional/mentor, dan guru peserta. 16

26 k. Melaksanakan penyamaan persepsi tim pengembang/fasilitator penyegaran/pembekalan narasumber nasional/pengampu. l. Melaksanakan penyegaran narasumber nasional/pengampu secara mandiri dan/atau didelegasikan kepada UPT. m. Menetapkan nama-nama narasumber nasional/pengampu. n. Menetapkan dan menyetujui perangkat kerja Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. o. Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. p. Melaksanakan monitoring dan evaluasi Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. 2. PPPPTK dan LPPPTK KPTK PPPPTK dan LPPPTK KPTK adalah UPT yang melaksanakan pengembangan bahan dan materi Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dengan tugas-tugas sebagai berikut. a. Bekerjasama dengan unit terkait mengembangkan bahan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. b. Menetapkan mekanisme pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. c. Melaksanakan Penyegaran/Pembekalan Narasumber Nasional/ Pengampu (jika didelegasikan oleh GTK). d. Melaksanakan Penyegaran/Pembekalan Instruktur Nasional/Mentor. e. Menetapkan nama-nama Instruktur Nasional/Mentor. f. Melaksanakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. g. Menetapkan bahan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka, Daring Murni dan Daring Kombinasi. h. Melaksanakan monitoring dan evaluasi program. 17

27 3. Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota a. Dinas Pendidikan Provinsi 1) Mengkoordinasikan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di provinsi masing-masing. 2) Melaksanakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bekerja sama dengan UPT. 3) Menetapkan tempat Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sesuai dengan prasyarat yang ditetapkan. 4) Menetapkan tempat pelaksanaan dan mengalokasikan anggaran untuk kegiatan tes akhir Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. 5) Menugaskan/mengijinkan guru sebagai calon narasumber nasional/ pengampu, calon instruktur nasional/mentor dan guru untuk mengikuti pembekalan, penyegaran, atau peserta Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. 6) Menerima laporan dari komunitas guru berkenaan dengan data peserta, modul, dan moda program yang diambil serta menindaklanjutinya kepada UPT yang relevan. b. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota 1) Mengkoordinasikan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di kabupaten/kota masing-masing. 2) Melaksanakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bekerja sama dengan UPT. 3) Menetapkan tempat pelaksanaan kegiatan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sesuai dengan prasyarat yang ditetapkan. 4) Menetapkan tempat pelaksanaan dan mengalokasikan anggaran untuk kegiatan tes akhir Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. 5) Menugaskan/mengijinkan guru sebagai calon narasumber 18

28 nasional/pengampu, calon instruktur nasional/mentor dan guru untuk mengikuti untuk mengikuti pembekalan, penyegaran, atau peserta Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. 6) Menerima laporan dari komunitas guru berkenaan dengan data peserta, modul, dan moda program yang diambil serta menindaklanjutinya kepada UPT yang relevan. 4. Komunitas Guru dan Tenaga Kependidikan a. Melakukan pendataan terhadap anggota komunitasnya. b. Mendiskusikan modul dan moda peningkatan kompetensi yang akan diambil. c. Mengajukan data peserta, modul dan moda peningkatan kompetensi yang dipilih kepada dinas pendidikan kabupaten/kota. d. Mengkoordinasikan pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di kelompok kerjanya masing-masing. e. Melakukan evaluasi secara internal berkenaan dengan pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di kelompok kerjanya. f. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di kelompok kerjanya ke Dinas Pendidikan Kab/Kota dengan tembusan kepada UPT yang relevan. 19

29 BAB III PENYELENGGARAAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN A. Komunitas Guru dan Tenaga Kependidikan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan syarat wajib bagi guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan bagi pengembangan karier dan profesionalismenya. Oleh karena itu, perlu adanya wadah bagi guru dan/atau guru yang mendapat tugas tambahan untuk mengikuti/melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Wadah dalam bentuk komunitas Guru dan Tenaga Kependidikan (komunitas GTK) diyakini dan diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi upaya peningkatan kompetensi anggota komunitas dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya, mengingat lokasi/tempat komunitas guru yang pada umumnya dekat dengan guru sehingga dalam pembiayaan akan jauh lebih efisien. Berdasarkan hal tersebut pemberdayaan komunitas GTK merupakan hal mendesak yang harus segera dilakukan. Pemberdayaan komunitas GTK dapat dilakukan dengan meningkatkan pelayanan komunitas GTK terhadap anggota kelompoknya baik secara administrasi, pengelolaan maupun intensitas kegiatannya. Oleh karena itu, dalam upaya pemberdayaan komunitas GTK, salah satu kebijakan pemerintah melalui Ditjen GTK tahun 2017 ini adalah Penyelenggaraan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan berbasis komunitas GTK. Komunitas GTK merupakan komunitas yang telah terdaftar dan teregistrasi secara resmi di SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Komunitas GTK ini terdiri dari komunitas pokja dan komunitas rayon. Komunitas pokja adalah komunitas yang telah disahkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota dan memiliki Surat Keputusan Pendirian Komunitas. Komunitas pokja terdiri dari pusat kegiatan Gugus, Kelompok Kerja Guru 20

30 (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK). Komunitas rayon adalah forum/wadah kegiatan profesional guru mata pelajaran/paket keahlian yang dikoordinir dan dibentuk oleh UPT. Komunitas rayon dibentuk untuk mengakomodasi guru pada mata pelajaran tertentu yang jumlahnya kurang dari delapan per provinsi. Guru yang belum tergabung dalam salah satu komunitas GTK dapat masuk ke komunitas yang sudah ada atau membentuk komunitas baru. Mekanisme pembentukan komunitas GTK baru merujuk pada Petunjuk Teknis Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. B. Tahapan dan Strategi Penyelenggaraan Kesuksesan penyelenggaraan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan akan sangat dipengaruhi oleh setiap tahapan penyelenggaraan program. Adapun alur tahapan penyelenggaraan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan digambarkan pada diagram 3.1 berikut. Rakor GTK Rakortek Rekonsiliasi Data Sosialisasi Program ke Komunitas GTK Analisis dan verifikasi data di gugus/kkg/ MGMP/MGBK Ditjen GTK PPPPTK/ LPPPTK KPTK Dinas Prov/Kab/Kota Komunitas GTK Workshop tim pengembang Penyamaan Persepsi Pembekalan NS/Pengampu Penyegaran NS/Pengampu Bimtek Sistem Tingkat UPT Pembekalan IN/Mentor Penyegaran IN/Mentor Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bimtek Sistem Tingkat Dinas Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Diagram 3.1 Alur Tahapan Penyelenggaraan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 1. Rapat Koordinasi dan Rekonsiliasi Data Dalam rangka memastikan terselenggaranya Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sesuai dengan pedoman dan juknis, 21

31 diperlukan adanya koordinasi antar berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program. Kegiatan koordinasi ini dilaksanakan dalam bentuk rapat koordinasi dan rekonsiliasi data. Kegiatan tersebut dikoordinasikan oleh Ditjen GTK melibatkan UPT dan Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota. a. Rapat Koordinasi (Rakor) merupakan wahana penyamaan persepsi dan pemahaman terhadap tugas dan peran masing-masing unit kerja yang terlibat dalam pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Tugas dan peran masing-masing unit kerja sebagaimana telah dibahas pada Bab II poin G. Peserta kegiatan rakor adalah kepala PPPPTK/LPPPTK KPTK, kepala bidang program PPPPTK/LPPPTK KPTK, dan kepala bidang fasilitasi peningkatan kompetensi PPPPTK/LPPPTK KPTK dan unitunit utama di lingkungan Ditjen GTK. Output kegiatan rakor adalah tersosialisasikannya dan terbangunnya komitmen seluruh unit di lingkungan Ditjen GTK dalam pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tahun Hasil rakor yang diselenggarakan oleh Ditjen GTK ditindaklanjuti melalui kegiatan Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) oleh UPT sesuai dengan wilayah perwaliannya. Peserta yang diundang adalah Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kepala Dinas Kabupatan/Kota. Output kegiatan rakortek adalah tersosialisasikannya Program kepada Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota dan terbangunnya komitmen antara UPT dengan Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tahun 2017 dalam bentuk nota kesepahaman. b. Rekonsiliasi data dilaksanakan untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyelenggaraan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang meliputi data peserta, data narasumber nasional/pengampu dan instruktur nasional/mentor, data Tempat Uji Kompetensi (TUK), dan data komunitas GTK. Pada 22

32 pelaksanaannya rekonsiliasi data dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan rakortek. Peserta kegiatan rekonsiliasi data adalah kepala bidang peningkatan kompetensi guru pendidikan menengah dinas provinsi, kepala bidang peningkatan kompetensi guru PLB dinas provinsi, kepala bidang peningkatan kompetensi guru pendidikan dasar dinas kab/kota, kepala bidang peningkatan kompetensi guru PAUD dinas kab/kota, dan operator Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota. Output kegiatan rekonsiliasi data adalah tersosialisasikannya Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tahun 2017 secara utuh kepada seluruh unit kerja/instansi terkait dan tersedianya dokumen data peserta, data narasumber nasional/pengampu dan instruktur nasional/mentor, data Tempat Uji Kompetensi (TUK), dan data komunitas GTK yang telah diverifikasi dan divalidasi oleh Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. 2. Tahap Penyiapan dan Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen, Learning Management System, dan Sistem Tes Akhir Sistem Informasi Manajemen (SIM) Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dikembangkan untuk mengelola data dan menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk melakukan pengawasan atau kontrol, analisis dan evaluasi program secara menyeluruh. Learning Management System (LMS) merupakan perangkat lunak yang secara komprehensif terintegrasi dengan berbagai fitur untuk mengelola kegiatan pembelajaran pada Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring secara otomatis. Sedangkan Sistem Tes Akhir merupakan sistem yang dikembangkan untuk menyelenggarakan tes akhir secara online. SIM, LMS dan Sistem Tes Akhir Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dikembangkan oleh tim khusus yang ditunjuk oleh Ditjen GTK. Pengelolaan ketiga sistem tersebut melibatkan unsur-unsur dari Ditjen GTK, UPT, Dinas Pendidikan Provinsi, dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. 23

33 3. Tahapan Penyiapan Modul Modul yang akan digunakan dalam Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dikembangkan oleh masing-masing UPT berdasarkan Standar Kompetensi Guru (SKG) yang mengacu pada Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, Permendiknas Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus, Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, dan Jabaran Standar Kompetensi Guru Kejuruan yang telah disepakati oleh PPPPTK lingkup kejuruan. SKG tersebut diuraikan menjadi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). IPK yang diturunkan dari Standar Kompetensi tersebut selanjutnya dikelompokkan menjadi sepuluh kelompok kompetensi. Setiap kelompok kompetensi terdiri dari kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Tahapan pengembangan modul dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut. Gambar 3.1 Tahapan Pengembangan Modul Cetak Modul yang dikembangkan terdiri dari dua bentuk, yaitu modul cetak 24

34 dan modul digital. Modul digital dikembangkan berdasarkan modul cetak. Tahapan pengembangan modul digital dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut. Gambar 3.2 Tahapan Pengembangan Modul Digital 4. Tahap Penyiapan Sumber Daya Manusia Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi guru TK, SD, SLB, SMP, SMA/SMK, dan Bimbingan Konseling dilakukan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut. 25

35 Gambar 3.3 Tahapan Penyelenggaraan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Workshop Tim Pengembang dan Penyamaan persepsi tim pengembang dilaksanakan oleh Ditjen GTK. Kegiatan Penyegaran/Pembekalan NS/Pengampu dilaksanakan oleh direktorat atau UPT yang didelegasikan. Kegiatan Penyegaran/Pembekalan IN/Mentor dilaksanakan oleh UPT. Sedangkan pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilakukan oleh UPT atau Dinas Pendidikan bekerja sama dengan UPT. Tahapan kegiatan sebagaimana dimaksud di atas tercantum dalam Tabel 3.1. Tabel 3.1 Tahapan Pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan No. Kegiatan Strategi 1. Workshop Tim Pengembang Kegiatan terdiri dari: - Workshop 1: penyusunan draft - Workshop 2: pembahasan dan penyempurnaan - Workshop 3: finalisasi dan validasi 26

36 No. Kegiatan Strategi 2. Penyamaan Persepsi Strategi Penyegaran/ Pembekalan Narasumber Nasional/Pengampu dan Instruktur Nasional/Mentor 3. Penyegaran Narasumber Nasional/Pengampu Pola 30 JP (1 Menit) selama 3 hari untuk setiap workshop Peserta: Tim Pengembang Perangkat Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di Tingkat Nasional Hasil: Perangkat untuk Penyegaran NS/Pengampu dan Penyegaran IN/Mentor Dilaksanakan oleh Ditjen GTK Output: perangkat untuk Penyegaran NS/Pengampu dan IN/Mentor Tempat: PPPPTK/LPPPTK KPTK, fasilitas pemerintah lainnya, atau hotel dengan menjunjung prinsip efisiensi anggaran. Pola 30 JP (1 Menit) Fasilitator: Tim Pengembang Perangkat Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di Tingkat Nasional Peserta: pengembang modul yang akan menjadi fasilitator pada penyegaran narasumber/pengampu sesuai kebutuhan; perwakilan dari setiap UPT. Dilaksanakan oleh Ditjen GTK dan/atau oleh masing-masing PPPPTK/LPPPTK KPTK sesuai dengan mapel masing-masing. Output: Tersedianya fasilitator untuk kegiatan penyegaran/ pembekalan narasumber nasional/pengampu; tersedia nya widyaiswara yang mampu mensosialisasikan perangkat untuk penyegaran/pembekalan NS/Pengampu dan IN/Mentor tahun 2017 di tingkat UPT Tempat: PPPPTK/LPPPTK KPTK, fasilitas pemerintah lainnya, atau hotel dengan menjunjung prinsip efisiensi anggaran. Menggunakan moda tatap muka pola 60 JP (1 menit) Fasilitator: Pengembang perangkat Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di Tingkat Nasional; atau Widyaiswara, PTP, tim pengembang lainnya yang telah mengikuti penyamaan persepsi strategi 27

37 No. Kegiatan Strategi penyegaran/pembekalan NS/ pengampu dan IN/mentor. Peserta: widyaiswara, PTP, dosen, guru yang mendapat predikat minimal baik pada Pembekalan Narasumber Nasional/ Pengampu tahun Dilaksanakan oleh masing-masing Direktorat terkait di lingkungan Ditjen GTK atau didelegasikan kepada PPPPTK/LPPPTK KPTK. Output: Tersedianya Narasumber Nasional/Pengampu sesuai kriteria yang mampu memfasilitasi kegiatan penyegaran/pembekalan Instruktur Nasional/Mentor Tempat: PPPPTK/LPPPTK KPTK, fasilitas pemerintah lainnya, atau hotel dengan menjunjung prinsip efisiensi anggaran. 4. Pembekalan Narasumber Nasional/Pengampu 5. Penyegaran Instruktur Nasional (IN)/Mentor Menggunakan pola 100 JP (1 Menit) Fasilitator: Pengembang perangkat Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di Tingkat Nasional; atau Widyaiswara, PTP, tim pengembang lainnya yang telah mengikuti penyamaan persepsi strategi penyegaran/pembekalan NS/ pengampu dan IN/mentor. Peserta: widyaiswara, PTP, dosen, dan guru yang memenuhi kriteria sebagai NS/Pengampu yang belum mengikuti Pembekalan Narasumber/Pengampu pada tahun Dilaksanakan oleh Ditjen GTK atau didelegasikan kepada PPPPTK/LPPPTK KPTK (jika masih dibutuhkan). Output: Tersedianya NS/Pengampu sesuai kebutuhan Tempat : PPPPTK/LPPPTK KPTK, fasilitas pemerintah lainnya, atau hotel dengan menjunjung prinsip efisiensi anggaran. Menggunakan moda tatap muka pola 60 JP (1 menit) 28

38 No. Kegiatan Strategi 6. Pembekalan Instruktur Nasional/Mentor Fasilitator: widyaiswara, PTP, dosen, guru yang telah mengikuti penyegaran Narasumber Nasional/Pengampu tahun 2017; atau tim pengembang perangkat Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di Tingkat Nasional. Peserta: guru yang mendapat predikat minimal cukup pada Pembekalan Instruktur Nasional/Mentor tahun Dilaksanakan oleh masing-masing PPPPTK dan LPPPTK KPTK Output: Tersedianya Instruktur Nasional/ Mentor sesuai kriteria yang mampu memfasilitasi peserta Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tempat: PPPPTK/LPPPTK KPTK, fasilitas pemerintah lainnya, atau hotel dengan menjunjung prinsip efisiensi anggaran. Menggunakan moda tatap muka Pola 100 JP (1 Menit) Fasilitator: widyaiswara, PTP, dosen, guru yang telah mengikuti penyegaran Narasumber Nasional/Pengampu tahun 2017; atau tim pengembang perangkat Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di Tingkat Nasional. Peserta: Guru yang memenuhi syarat sebagai IN/Mentor yang belum mengikuti Pembekalan Instruktur Nasional/Mentor pada tahun Agar di setiap komunitas pokja tersedia IN/Mentor, jika pada suatu komunitas tidak terdapat IN/Mentor atau guru yang memenuhi syarat sebagai IN/Mentor, maka guru dengan nilai UKG 2015 tertinggi di komunitas tersebut dapat diusulkan sebagai peserta Pembekalan Instruktur Nasional/Mentor. Dilaksanakan oleh PPPPTK/LPPPTK KPTK sesuai bidangnya. Output: Tersedianya IN/Mentor sesuai kebutuhan 29

39 No. Kegiatan Strategi 7. Pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tempat: PPPPTK/LPPPTK KPTK, fasilitas pemerintah lainnya, atau hotel dengan menjunjung prinsip efisiensi anggaran. Moda Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 1. Moda Tatap Muka : - untuk guru kelas dan guru mapel non kejuruan menggunakan pola 60 JP untuk dua kelompok kompetensi - untuk guru kejuruan menggunakan pola 100 JP untuk satu kelompok kompetensi 2. Moda Daring Murni dan Daring Kombinasi menggunakan pola 60 JP untuk satu kelompok kompetensi dan dilakukan selama 4 minggu. Fasilitator: 1. Moda Tatap Muka: Instruktur Nasional 2. Moda Daring: Pengampu dan/atau Mentor Peserta: guru sesuai dengan kriteria sbb: 1. Profil hasil UKG-nya menunjukkan terdapat 3 (tiga) hingga 10 (sepuluh) kelompok kompetensi yang nilainya di bawah KCM (65) 2. Teregistrasi di dalam Komunitas GTK pada Sistem Informasi Manajemen (SIM) Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 3. Berada di wilayah yang tersedia akses/jaringan internet (khusus untuk peserta moda daring murni dan daring kombinasi) Dilaksanakan oleh PPPPTK/LPPPTK KPTK atau oleh Dinas Pendidikan berkoordinasi dengan PPPPTK/LPPPTK Output: tersedianya guru yang kompeten di bidangnya. Tempat: kelompok kerja (PKG/KKG/MGMP/MGBK), PPPPTK/ LPPPTK KPTK atau tempat lain yang 30

40 No. Kegiatan Strategi ditetapkan. 8 Evaluasi dan Pelaporan Evaluasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai relevansi, efisiensi, efektivitas, hasil akhir (outcome), dampak serta keberlajutan dari penyelenggaraan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Setiap UPT wajib membuat laporan sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kepada GTK. 5. Strategi Penyelenggaraan Program Penyelenggaraan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilakukan dengan cara: a. Pemberdayaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen GTK b. Pemberdayaan Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota c. Pemberdayaan komunitas Guru dan Tenaga Kependidikan dengan menggunakan tiga moda: a. Moda Tatap Muka b. Moda Daring Murni, dan c. Moda Daring Kombinasi C. Struktur Program Struktur program sesuai dengan jenis tahapannya, meliputi: 1. Workshop Tim Pengembang 2. Penyamaan Persepsi Strategi Penyegaran/Pembekalan Narasumber Nasional/Pengampu dan Instruktur Nasional/Mentor 3. Penyegaran Narasumber Nasional/Pengampu 4. Pembekalan Narasumber Nasional/Pengampu 5. Penyegaran Instruktur Nasional/Mentor 6. Pembekalan Instruktur Nasional/Mentor 31

41 7. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Struktur program untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut. Tabel 3.2 Struktur Program Workshop Tim Pengembang No Materi Waktu (JP) Workshop Penyusunan Draft Pedoman Program Pengembangan 10 Keprofesian Berkelanjutan 2. Penyusunan Draft Petunjuk Teknis Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 20 Workshop Pembahasan dan Penyempurnaan Draft Program Pengembangan 5 Keprofesian Berkelanjutan 2. Pembahasan dan Penyempurnaan Draft Petunjuk Teknis Program 5 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 3. Penyusunan Buku Pegangan NS/Pengampu dan IN/Mentor 20 Workshop Penyempurnaan dan Validasi: Pedoman Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Petunjuk Teknis Program Pengembangan Keprofesian 30 Berkelanjutan Buku Pegangan NS/Pengampu dan IN/Mentor Tabel 3.3 Struktur Program Penyamaan Persepsi Strategi Penyegaran Narasumber Nasional/Pengampu dan Instruktur Nasional/Mentor No Materi Waktu (JP) UMUM 2 1. Kebijakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 2 POKOK Petunjuk Teknis Program Pengembangan Keprofesian 3 Berkelanjutan 3. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam Modul 2 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 4. Pengembangan Soal USBN 2 5. Materi Kompetensi Pedagogik 5 6. Materi Kompetensi Profesional 6 7. Strategi Fasilitasi Kelas pada Moda Tatap Muka, Daring Murni, dan Daring Kombinasi 8 PENUNJANG 2 32

42 No Materi Waktu (JP) 8. Penyusunan Rencana Tindak Lanjut 2 Jumlah 30 Tabel 3.4 Struktur Program Penyegaran Narasumber Nasional/Pengampu dan Instruktur Nasional/Mentor Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan No Materi Waktu (JP) UMUM 2 1. Kebijakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 2 POKOK Petunjuk Teknis Program Pengembangan Keprofesian 6 Berkelanjutan 3. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam Modul 3 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 4. Pengembangan Soal USBN*) 3 5. Materi Kompetensi Pedagogik 8 6. Materi Kompetensi Profesional Strategi Fasilitasi Kelas pada Moda Tatap Muka, Daring Murni, dan Daring Kombinasi 20 PENUNJANG 3 8. Rencana Tindak Lanjut 1 9. Tes Awal dan Tes Akhir 2 Jumlah 60 Tabel 3.5 Struktur Program Pembekalan Narasumber Nasional/Pengampu dan Instruktur Nasional/Mentor Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan No Materi Waktu (JP) UMUM 2 1 Kebijakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 2 POKOK 94 2 Petunjuk Teknis Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 6 3 Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 3 4 Pengembangan Soal USBN*) 3 5 Literasi TIK Pendukung Pembelajaran Daring 6 6 Pendekatan Andragogi 2 7 Kajian dan Simulasi Penggunaan Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 33

43 No Materi Waktu (JP) a. Fitur-fitur Moodle 6 b. Materi Pedagogik 12 c. Materi Profesional 36 8 Strategi Fasilitasi Kelas pada Moda Tatap Muka, Daring Murni, dan Daring Kombinasi 20 PENUNJANG 4 9 Penyusunan Rencana Tindak Lanjut 2 10 Tes Awal dan Tes Akhir 2 Total 100 *) untuk mapel yang tidak menyelenggarakan USBN, alokasi waktu materi pengembangan soal USBN dapat digunakan untuk pengembangan soal-soal yang relevan dengan karakteristik mapel. Tabel 3.6 Struktur Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka Guru Kelas/Guru BK/Guru Mapel Non Kejuruan No Materi Waktu (JP) UMUM 4 1 Kebijakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 2 2 Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) 2 POKOK 54 3 a. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi (ke-1) 9 b. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi (ke-1) 18 4 a. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi (ke-2) 9 b. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi (ke-2) 18 PENUNJANG 2 5 Tes Akhir 2 Total 60 34

44 Tabel 3.7 Struktur Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka Guru Kejuruan Produktif No Materi Waktu (JP) UMUM 4 1 Kebijakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 2 2 Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) 2 POKOK 94 3 a. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi 28 b. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi 66 PENUNJANG 2 4 Tes Akhir 2 Total 100 Tabel 3.8 Struktur Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Daring No Materi Waktu (JP) UMUM 4 1 Kebijakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 2 2 Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) 2 POKOK 54 3 a. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi 18 b. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi 36 PENUNJANG 2 4 Tes Akhir 2 Total 60 D. Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Learning Management System (LMS) 1. Pengertian SIM dan LMS SIM atau Sistem Informasi Manajemen terdiri atas kumpulan interaksi dari sub-sub sistem informasi yang berfungsi untuk mengelola data dan menghasilkan informasi untuk membantu pengambilan keputusan serta digunakan untuk melakukan pengawasan atau kontrol, analisis dan evaluasi program secara menyeluruh. Sedangkan LMS atau Learning Management System merupakan 35

45 perangkat lunak yang secara komprehensif terintegrasi dengan berbagai fitur untuk mengelola kegiatan pembelajaran daring secara otomatis. LMS tersebut berisi bahan ajar dalam kelas maya yang dapat dipakai oleh pengampu dan pembelajar dalam kegiatan belajar mengajar secara daring. Kegiatan belajar mengajar akan tersimpan dalam LMS dan dapat digunakan kembali di lain kesempatan. Diagram 3.2 Skema Sistem Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 2. Tujuan dan Ruang Lingkup SIM dan LMS Tujuan dari SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah untuk mengelola data pengampu, mentor, dan peserta. Ruang lingkup dari SIM Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan terdiri atas: a. Rekrutmen dan penetapan data peserta, mentor, dan komunitas GTK. b. Pengelompokan peserta, mentor dan pengampu ke dalam kelas Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring. c. Merekap seluruh data kegiatan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring. Tujuan dari LMS Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah untuk mengelola kegiatan belajar mengajar secara daring. Ruang lingkup LMS Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan terdiri atas: a. Ruang kelas digital dan materi pembelajaran moda daring. b. Dokumentasi aktivitas dalam pembelajaran moda daring. 36

46 c. Administrasi kegiatan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring. 3. Tahapan Penyiapan Pengoperasian Sistem Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan a. Bimtek Pengelola Sistem Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tingkat UPT 1) Penyelenggara kegiatan Bimtek Pengelola Sistem Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tingkat UPT adalah Ditjen GTK. 2) Fasilitator kegiatan Bimtek Pengelola Sistem Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tingkat UPT adalah tim pengembang SIM dan LMS Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan serta tim pengembang sistem tes akhir. 3) Peserta Bimtek Pengelola Sistem Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tingkat UPT adalah operator UPT, admin LMS, panitia kelas, dan admin tes akhir dari setiap UPT Pusat penyelenggara Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. 4) Bimtek Pengelola Sistem Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tingkat UPT diselenggarakan dengan pola 33 JP selama 4 hari. 5) Output: tersedianya operator UPT, admin LMS, dan panitia kelas yang terampil dalam mengoperasikan dan mengelola SIM dan LMS Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. 6) Tempat: PPPPTK, LPPPTK KPTK, Hotel, atau tempat lain yang ditetapkan. 7) Struktur Program Bimtek Pengelola Sistem Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tingkat UPT dijelaskan pada tabel

47 Tabel 3.9 Struktur Program Bimtek Pengelola Sistem Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tingkat UPT No Materi Waktu (JP) UMUM 1 Kebijakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 2 POKOK 2 Petunjuk Teknis Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 2 3 Pengelolaan Sistem pada Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 28 a. Sistem Informasi Manajemen 10 b. Learning Management System 8 c. Sistem Tes Awal dan Tes Akhir 10 PENUNJANG 4. Penyusunan Rencana Tindak Lanjut 1 Total 33 b. Bimtek Pengelola Sistem Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tingkat Dinas 1) Penyelenggara kegiatan Bimtek Pengelola Sistem Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tingkat Dinas adalah Dinas Pendidikan Provinsi dengan menggunakan dana dekonsentrasi. 2) Fasilitator kegiatan Bimtek Pengelola Sistem Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tingkat Dinas adalah operator UPT, admin LMS, dan panitia kelas dari setiap UPT penyelenggara Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang telah mengikuti Bimtek Pengelola Sistem Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tingkat UPT. 3) Peserta Bimtek Pengelola Sistem Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tingkat Dinas adalah operator dinas, panitia kelas perwakilan komunitas GTK, dan operator TUK Dinas Pendidikan Provinsi/ Kabupaten/Kota. 38

48 4) Bimtek Pengelola Sistem Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tingkat Dinas diselenggarakan dengan pola 22 JP selama 3 hari. 5) Output: tersedianya operator dinas dan operator TUK yang terampil dalam mengoperasikan dan mengelola Sistem Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. 6) Tempat: PPPPTK, LPPPTK KPTK, Balai, Hotel, atau tempat lain yang ditetapkan. 7) Struktur Program Bimtek Pengelola Sistem Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tingkat Dinas dijelaskan pada tabel 3.10 Tabel 3.10 Struktur Program Bimtek Pengelola Sistem Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tingkat Dinas No Materi Waktu (JP) UMUM 1 Kebijakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 2 POKOK 2 Petunjuk Teknis Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 3 3 Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 10 4 Pemanfaatan Sistem Tes Akhir Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 6 PENUNJANG 6 Penyusunan Rencana Tindak Lanjut 1 Total 22 E. Perangkat Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Perangkat Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang disiapkan sebagai pegangan untuk NS/Pengampu, IN/Mentor, dan guru adalah sebagai berikut. 39

49 No Tabel 3.11 Tabel Perangkat Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Perangkat Pedoman Umum Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Petunjuk Teknis Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Buku Pegangan Narasumber Nasional/Pengampu Buku Pegangan Instruktur Nasional/Mentor Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Perangkat Pembelajaran yang meliputi Silabus, Skenario, Bahan Tayang, Lembar Kegiatan. Instrumen Evaluasi meliputi soal postes, penilaian sikap, penilaian keterampilan, penilaian instruktur, dan evaluasi penyelenggaraan Perangkat Administrasi Pendukung, seperti daftar hadir, biodata, administrasi keuangan NS/ Pengampu IN/ Mentor Guru 9. Sertifikat F. Kurikulum dan Modul Pembelajaran dalam moda tatap muka, moda daring murni, dan moda daring kombinasi dapat dilakukan untuk semua jenis kompetensi, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan karakteristik kompetensi mata pelajaran yang dipelajari. Salah satu penentu keberhasilan pembelajaran ini adalah perencanaan dan persiapan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Adapun perencanaan materi dimaksud adalah tersedianya kurikulum dan modul. 40

50 1. Kurikulum Kurikulum dalam Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dirancang berdasarkan 10 kelompok kompetensi yang dikembangkan dari standar kompetensi guru. Dokumen kurikulum yang perlu dipersiapkan antara lain adalah struktur program, silabus, dan satuan acara pembelajaran. a. Struktur Program Struktur program yang digunakan pada pembelajaran dirancang sesuai dengan kurikulum Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang diselenggarakan. b. Silabus Silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtisar, pokok-pokok isi/materi pembelajaran mata pelajaran tertentu yang mencakup deskripsi singkat, kompetensi/subkompetensi, indikator, pengalaman belajar, evaluasi, alokasi waktu, bahan/alat, dan sumber belajar. c. Satuan Acara Pembelajaran Satuan acara pembelajaran merupakan panduan atau skenario pembelajaran dalam satu satuan materi yang harus dibuat oleh widyaiswara untuk setiap pembelajaran tatap muka. Satuan acara pembelajaran memuat langkah-langkah atau aktivitas pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. 2. Modul Modul yang digunakan dalam pembelajaran tatap muka menggunakan modul cetak, sedangkan pembelajaran daring menggunakan modul, lembar kerja dan lembar informasi yang disusun dan disajikan secara digital. Modul untuk moda daring harus dirancang secara interaktif, sebagian atau keseluruhan, sesuai dengan karakteristik modul. Format bahan ajar digital yang dimaksud antara lain: a. Teks, seperti dokumen dalam format: doc, pdf, html, dll. 41

51 b. Audio, misalnya: radio, kaset, CD audio, audio streaming, dll. c. Visual, misalnya: foto, gambar, model, chart, dll. d. Audio Visual, misalnya: video/film, VCD/DVD, video streaming, dll. e. Multimedia, yaitu kombinasi dari teks, audio, visual dan audio visual, seperti: CD interaktif, film, animasi, presentasi, dll. G. Narasumber/ Pengampu dan Instruktur Nasional/Mentor Tugas narasumber nasional/pengampu dan instruktur nasional/mentor adalah sebagai berikut. 1. Tugas Narasumber a. mempersiapkan dan mempelajari perangkat Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan; b. memfasilitasi pembelajaran pada Penyegaran/Pembekalan Instruktur Nasional/Mentor; c. mengevaluasi proses dan hasil belajar peserta Penyegaran/ Pembekalan Instruktur Nasional/Mentor; dan d. menyampaikan dan melaporkan hasil evaluasi peserta penyegaran/pembekalan instruktur nasional/mentor kepada institusi pelaksana. 2. Tugas Pengampu a. mempersiapkan dan mempelajari perangkat moda daring; b. berkomunikasi dengan peserta maupun mentor secara daring menggunakan media komunikasi yang telah disediakan dalam LMS Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (video call, chat, message, dsb); c. membimbing para mentor dalam melaksanakan tugasnya melakukan pendampingan peserta moda daring; d. mengevaluasi keterlaksanaan tugas mentor; e. memberikan umpan balik terhadap tugas peserta hanya pada moda daring; f. membuat laporan pelaksanaan dan hasil evaluasi moda daring. 42

52 3. Tugas Instruktur Nasional a. Memfasilitasi proses belajar selama pembelajaran berlangsung. b. Mendampingi dan memberi semangat kepada peserta dalam proses pembelajaran. c. Memberi umpan balik terhadap lembar kerja yang dikerjakan peserta. d. Melakukan penilaian sikap dan keterampilan. e. Menyusun laporan kelayakan peserta untuk mengikuti tes akhir dan disampaikan kepada panitia kegiatan. 4. Tugas Mentor a. mendukung peserta mengikuti kegiatan moda daring kombinasi; b. berkomunikasi dengan peserta secara luring dan daring menggunakan media komunikasi yang telah disediakan dalam LMS Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (Video Call, chat, message, dsb); c. mendampingi dan memfasilitasi peserta dalam mengikuti pembelajaran moda daring kombinasi; d. memberikan semangat dan mengingatkan peserta menyelesaikan tugas secara daring; e. memberi umpan balik terhadap tugas yang diungah peserta; f. memeriksa rekaman kegiatan secara daring (log activity) peserta dan menyampaikan laporan kemajuan (progress report) peserta kepada pengampu melalui e-portfolio Laporan Hasil Kemajuan Peserta ; g. menjadi pengawas ujian tes akhir di TUK bersama administrator TUK. H. Evaluasi Evaluasi dimaksudkan untuk memantau proses pelaksanaan pembelajaran dan ketercapaian kompetensi sesuai dengan karakteristik Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Evaluasi meliputi evaluasi peserta, evaluasi fasilitator, dan evaluasi penyelenggaraan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. 43

53 I. Keberhasilan Pelaksanaan Program Keberhasilan pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ditentukan oleh 5 (lima) variabel, yaitu: 1) fasilitator, 2) materi, 3) peserta, 4) strategi, dan 5) anggaran. Kelima variabel tersebut harus dipersiapkan dengan baik agar dapat terwujud pelaksanaan program yang diinginkan. Secara rinci variabel dan subvariabel program sebagaimana dimuat pada tabel berikut. Tabel 3.12 Variabel dan Subvariabel Keberhasilan Pelaksanaan Program No Variabel Subvariabel 1 Fasilitator - Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan - Jumlah memenuhi kebutuhan - Mencapai kepuasan peserta minimal 85 2 Bahan - Ketersediaan modul sesuai jumlah peserta - Kesiapan modul sebelum kegiatan. - Kelengkapan perangkat pembelajaran. - Kemudahan memahami isi modul - Kesesuaian penggandaan materi pembelajaran sesuai ketentuan 3 Peserta - Kesesuaian penempatan peserta dengan hasil UKG - Kesesuaian waktu pemanggilan peserta. - Peningkatan kompetensi sesuai modul yang diikuti 4 Strategi Pelaksanaan - Kesesuaian penggunaan pendekatan dan metode dengan karakteristik peserta. - Kesesuaian pengaturan jadwal. - Kesesuaian pelaksanaan evaluasi. - Ketersediaan laporan penyelenggaraan 5 Anggaran - Ketersediaan anggaran sesuai kebutuhan - Kelengkapan dokumen keuangan sesuai ketentuan J. Tempat Kegiatan Tempat pelaksanaan seluruh kegiatan pada Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan mengacu pada standar yang telah ditetapkan pada Bab V poin c. 44

54 K. Pembiayaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dapat dibiayai melalui APBN, APBD, mandiri atau partisipasi dari masyarakat/lembaga pendidikan. Pembiayaan melalui APBN dan APBD diprioritaskan untuk guru yang belum mengikuti program guru pembelajar pada tahun Penggunaan dana menganut prinsip efisiensi dan efektivitas. L. Penjadwalan Tabel 3.13 Penjadwalan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 45

55 BAB IV PENILAIAN DAN SERTIFIKASI A. Penilaian Penilaian dalam Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilakukan secara komprehensif, meliputi penilaian terhadap peserta, penilaian terhadap fasilitator, dan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan. Berikut ini dijelaskan masing-masing penilaian sebagai berikut. 1. Penilaian terhadap Peserta a. Penyegaran/Pembekalan Narasumber Nasional/Pengampu dan Instruktur Nasional/Mentor 1) Tujuan Penilaian Penilaian terhadap peserta bertujuan untuk mengukur kompetensi peserta melalui ketercapaian indikator kompetensi dan keberhasilan tujuan pembelajaran. 2) Aspek Penilaian Aspek yang dinilai mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penilaian dilakukan melalui tes untuk aspek pengetahuan, sedangkan untuk aspek sikap dan keterampilan menggunakan instrumen nontes melalui pengamatan selama kegiatan berlangsung dengan menggunakan format-format penilaian yang telah disediakan. Format penilaian sikap terdapat pada lampiran 2 dan format penilaian keterampilan terdapat pada lampiran 3. 3) Nilai Akhir dan Predikat Nilai Akhir (NA) Penyegaran/Pembekalan Narasumber Nasional/Pengampu dan Penyegaran/Pembekalan Instruktur Nasional/Mentor menggunakan rumus sebagai berikut: NA = [{(NS x40%)+(nk x60%)}x 70%]+[TAx 30%] 46

56 NA NS NK TA = Nilai Akhir = Nilai Sikap (rerata dari semua aspek sikap yang dinilai) = Nilai Keterampilan (rerata dari nilai keterampilan semua materi) = Nilai Tes Akhir Adapun predikat yang dipakai adalah sebagai berikut. Tabel 4.1 Predikat dari Nilai Akhir pada Penyegaran/Pembekalan Narasumber Nasional/Pengampu dan Instruktur Nasional/Mentor Angka Predikat > Amat Baik > Baik > Cukup > Sedang < 60 Kurang Peserta Penyegaran Narasumber Nasional/Pengampu atau Peserta Penyegaran Instruktur Nasional/Mentor Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan akan mendapatkan sertifikat telah mengikuti Penyegaran Narasumber Nasional/Pengampu atau Penyegaran Instruktur Nasional/Mentor Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dengan predikat dari Nilai Akhir (NA) sebagaimana tercantum pada tabel 4.1. Peserta Pembekalan Narasumber Nasional/Pengampu yang dapat ditetapkan sebagai Narasumber Nasional/Pengampu minimal mendapat predikat baik, sedangkan untuk Peserta Pembekalan Instruktur Nasional/Mentor yang dapat ditetapkan sebagai Instruktur Nasional/Mentor mendapat predikat minimal cukup. 47

57 b. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 1) Moda Tatap Muka Penilaian pada Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda tatap muka terdiri dari komponen-komponen berikut: a) Penilaian Sikap (PS) Penilaian sikap dimaksudkan untuk mengetahui sikap peserta pada aspek kerjasama, disiplin, tanggungjawab, dan keaktifan. Sikap-sikap tersebut dapat diamati pada saat menerima materi, melaksanakan tugas individu dan kelompok, mengemukakan pendapat dan bertanya jawab, serta saat berinteraksi dengan fasilitator dan peserta lain. Penilaian aspek sikap dilakukan mulai awal sampai akhir kegiatan secara terus menerus yang dilakukan oleh fasilitator pada setiap materi. Namun, untuk nilai akhir aspek sikap ditentukan di hari terakhir atau menjelang kegiatan berakhir yang merupakan kesimpulan fasilitator terhadap sikap peserta selama kegiatan dari awal sampai akhir berlangsung. Hasil penilaian sikap dituangkan dalam format Lembar Penilaian Sikap. b) Penilaian Keterampilan (PK) Penilaian keterampilan dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan peserta dalam mendemonstrasikan pemahaman dan penerapan pengetahuan yang diperoleh serta keterampilan yang mendukung kompetensi dan indikator. Penilaian keterampilan menggunakan pendekatan penilaian autentik mencakup bentuk tes dan nontest. Penilaian aspek keterampilan dilakukan pada saat pembelajaran melalui penugasan individu dan/atau kelompok oleh fasilitator. Komponen yang dinilai dapat berupa hasil Lembar Kerja dan/atau hasil praktik sesuai dengan kebutuhan. Hasil 48

58 penilaian keterampilan dituangkan dalam format Lembar Penilaian Keterampilan. c) Tes Akhir (TA) Tes akhir dilakukan oleh peserta pada akhir kegiatan moda tatap muka. Peserta yang dapat mengikuti tes akhir adalah peserta yang memenuhi minimal kehadiran 90% dan mengerjakan tugas-tugas yang telah diberikan. Pelaksanaan tes akhir dilakukan secara online di TUK yang telah ditentukan. Nilai tes akhir akan digunakan sebagai salah satu komponen nilai akhir peserta. Selanjutnya, Nilai Akhir (NA) peserta Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda tatap muka diperoleh dengan formula sebagai berikut: NA = [{(NS x40%)+(nk x60%)}x60%] + [TAx 40%] Berikut adalah kategori predikat yang diterima peserta mengadaptasi Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 15 Tahun 2015 tentang pedoman diklat prajabatan: Tabel 4.2 Predikat dari Nilai Akhir pada Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka Angka Predikat > Amat Baik > Baik > Cukup > Sedang < 60 Kurang Peserta Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda tatap muka akan mendapatkan sertifikat apabila predikat dari Nilai Akhir (NA) minimal Cukup. 49

59 2) Moda Daring Murni dan Daring Kombinasi Penilaian dalam Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring terdiri dari komponen-komponen berikut: a) Penilaian Diri (PD) Penilaian diri merupakan tugas-tugas (baik pengetahuan maupun keterampilan) yang harus diselesaikan oleh peserta. Kemudian peserta menilai sendiri hasil pekerjaannya sesuai dengan rubrik yang telah disediakan di LMS. b) Tes Sumatif Sesi (TS) Tes sumatif sesi dilakukan oleh peserta di setiap akhir sesi. Peserta diberikan kesempatan untuk mengerjakan soal tes sumatif di setiap sesi sebanyak dua kali. Nilai tes sesi merupakan nilai tertinggi dari keseluruhan nilai tes sesi yang dilakukan di setiap sesi. c) Tes Akhir (TA) Tes akhir dilakukan oleh peserta pada akhir kegiatan moda daring. Peserta yang dapat mengikuti tes akhir adalah peserta yang telah menuntaskan seluruh kegiatan pembelajaran, baik secara daring dan luring (menyelesaikan tugas dan tagihan yang dipersyaratkan dalam modul pembelajaran). Pelaksanaan tes akhir dilakukan secara online di TUK yang telah ditentukan. Nilai tes akhir akan digunakan sebagai salah satu komponen nilai akhir peserta. Penilaian pada Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring, selanjutnya disebut Nilai Sementara (NS), diperoleh dengan komposisi sebagai berikut: NS = 10% PD + 50% TS 50

60 Selanjutnya, Nilai Akhir (NA) peserta Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring diperoleh dengan komposisi sebagai berikut: NA = NS + 40% TA Berikut adalah kategori predikat yang diterima peserta mengadaptasi Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 15 Tahun 2015 tentang pedoman diklat prajabatan: Tabel 4.3 Predikat dari Nilai Akhir pada Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Daring Angka Predikat > Amat Baik > Baik > Cukup > Sedang < 60 Kurang Peserta Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring akan mendapatkan sertifikat apabila predikat dari Nilai Akhir (NA) minimal Cukup. 2. Penilaian terhadap Fasilitator a. Penilaian Fasilitator Penyegaran/Pembekalan dan Moda Tatap Muka Penilaian terhadap fasilitator adalah pengukuran dan penilaian kepada fasilitator yang dilakukan oleh peserta pada saat fasilitator melaksanakan tugas mengelola pembelajaran pada setiap materi pembelajaran yang dikelola baik pada Penyegaran/Pembekalan Narasumber Nasional/Pengampu, Penyegaran/Pembekalan Instruktur Nasional/Mentor, maupun Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda tatap muka. Instrumen penilaian yang digunakan adalah lembar pengamatan. Adapun unsur-unsur yang dinilai meliputi: 51

61 1) Sistematika penyajian 2) Kemampuan menyajikan 3) Ketepatan waktu dan kehadiran 4) Penggunaan metode dan alat bantu pembelajaran 5) Sikap dan perilaku 6) Cara menjawab pertanyaan dari peserta 7) Penggunaan bahasa 8) Pemberian motivasi kepada peserta 9) Kerapian berpakaian 10) Kerjasama antara fasilitator (dalam tim) Format penilaian fasilitator tatap Muka terdapat pada lampiran 4. Di samping lembar pengamatan sebagai instrumen penilaian terhadap fasilitator, kepuasan peserta terhadap proses pembelajaran diperoleh dengan menggunakan instrumen Smiley Face dan Bull s Eye. Instrumen Bull s Eye digunakan untuk mengukur kepuasan peserta terhadap proses pembelajaran sekaligus penyelenggaraan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan secara menyeluruh. Instrumen Smiley Face diisi oleh peserta pada setiap hari genap dan instrumen Bull s Eye akan diisi oleh peserta pada setiap hari ganjil. Instrumen Smiley Face dan instrumen Bull s Eye terdapat pada lampiran 5 dan lampiran 6. b. Penilaian Pengampu Moda Daring Penilaian terhadap pengampu adalah pengukuran dan penilaian terhadap pengampu yang dilakukan oleh peserta (pada moda daring murni) atau oleh mentor (pada moda daring murni model 2 dan daring kombinasi) pada saat pengampu melaksanakan tugasnya. Unsur yang dinilai meliputi: 1) Peran pengampu dalam proses pembelajaran moda daring 2) Kemampuan berinteraksi atau berkomunikasi pengampu dengan peserta atau mentor 3) Pemberian kesempatan berinteraksi langsung berupa chatting atau video call 52

62 4) Kejelasan penyampaian tanggapan atas pertanyaan atau permasalahan yang disampaikan oleh peserta atau mentor 5) Memberikan solusi terkait pembelajaran terhadap peserta atau mentor 6) Pemberian penguatan materi 7) Penguasaan materi pengampu 8) Peran pengampu dalam hal memfasilitasi peserta atau mentor selama proses pembelajaran Format penilaian pengampu moda daring terdapat pada lampiran Penilaian Penyelenggaraan Kegiatan a. Penilaian Penyelenggaraan Penyegaran/Pembekalan dan Moda Tatap Muka Penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan adalah pengukuran dan penilaian kepada penyelenggara yang dilakukan oleh peserta pada saat mengikuti kegiatan Penyegaran/Pembekalan Narasumber Nasional/Pengampu, Penyegaran/Pembekalan Instruktur Nasional/ Mentor, atau Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda tatap muka. Penilaian kinerja penyelenggara dilakukan terhadap pencapaian sasaran mutu penyelenggara. Adapun unsurunsur yang dinilai meliputi: 1) Administrasi Penyelenggaraan Kegiatan 2) Sarana Prasarana Penunjang Kegiatan 3) Bahan Kegiatan 4) Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan 5) Layanan Menu Format penilaian penyelenggaraan kegiatan terdapat pada lampiran 8. b. Penilaian Penyelenggaraan Moda Daring Penilaian terhadap penyelenggaraan moda daring adalah pengukuran dan penilaian kepada penyelenggara yang dilakukan oleh peserta yang mengikuti moda daring. Adapun unsur-unsur yang dinilai meliputi: 53

63 1) Kesesuaian isi pembelajaran dengan pekerjaan peserta 2) Kualitas materi pelatihan yang disediakan dalam pembelajaran 3) Dukungan pengampu dalam pembelajaran daring 4) Penilaian terhadap pembelajaran secara keseluruhan 5) Kemampuan peserta dalam menerapkan pada pekerjaan peserta 6) Hal yang paling disukai dari pembelajaran moda daring 7) Perubahan yang perlu dilakukan untuk perbaikan pembelajaran moda daring 8) Rencana yang akan dilakukan peserta di tempat kerja 9) Masalah atau kesulitan bahasa Format evaluasi penyelenggaraan moda daring terdapat pada lampiran 9. B. Sertifikasi Peserta yang telah selesai mengikuti Penyegaran/Pembekalan Narasumber Nasional/Pengampu akan menerima sertifikat yang ditandatangani Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan atau pihak yang didelegasikan. Peserta yang telah selesai mengikuti Penyegaran/Pembekalan Instruktur Nasional/Mentor akan menerima sertifikat yang ditandatangani Kepala UPT. Guru yang telah mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan mendapatkan nilai akhir > 70 akan mendapat sertifikat. Sertifikat dicetak dan didistribusikan oleh UPT dan ditandatangani oleh Kepala UPT. Dalam hal Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan diselenggarakan atas kerja sama antara UPT dengan Dinas Pendidikan, Badan Kepegawaian Daerah, atau institusi lain maka sertifikat akan ditandatangani oleh Kepala UPT bersama mitra terkait sesuai dengan kesepakatan bersama. Guru yang mendapat nilai akhir < 70 tidak mendapat surat keterangan. Narasumber/pengampu dan Instruktur Nasional/mentor yang telah melaksanakan tugasnya akan mendapatkan Surat Keterangan telah melaksanakan tugas sebagai narasumber/pengampu atau instruktur nasional/mentor dari UPT. 54

64 BAB V STANDAR PENYELENGGARAAN A. Standar Pengelolaan/Pelaksanaan Pengaturan kelas/rombongan belajar Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan diatur sebagai berikut. 1. Penyegaran/Pembekalan Narasumber Nasional/Pengampu a. Jumlah Peserta : maksimal 40 orang per kelas b. Jumlah Fasilitator : 2 orang per kelas*) team teaching c. Jumlah Panitia : 2 orang per kelas d. Materi Ajar : - Pedoman Umum Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan - Juknis Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan - Buku Pegangan Narasumber Nasional/Pengampu - Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan - Perangkat pembekalan - Format-format penilaian e. Alat Pembelajaran : Laptop, LCD, Audio system f. Bahan pembelajaran : sesuai dengan kebutuhan dan/atau skenario yang ditetapkan 2. Penyegaran/Pembekalan Instruktur Nasional/Mentor a. Jumlah Peserta : maksimal 40 orang per kelas b. Jumlah Fasilitator : 2 orang per kelas*) team teaching c. Jumlah Panitia : 2 orang per kelas d. Materi Ajar : - Pedoman Umum Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan - Juknis Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan - Buku Pegangan Narasumber Nasional/Pengampu - Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan - Perangkat pembekalan - Format-format penilaian e. Alat Pembelajaran : Laptop, LCD, Audio system f. Bahan pembelajaran : sesuai dengan kebutuhan dan/atau skenario yang ditetapkan 55

65 3. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka (TM) a. Jumlah Peserta : maksimal 40 orang per kelas bagi guru kelas, BK, dan Mapel non kejuruan; maksimal 30 orang per kelas b. Jumlah Fasilitator : 2 orang per kelas*) team teaching c. Jumlah Panitia : 2 orang per kelas d. Materi Ajar : Modul cetak, lembar kerja, softcopy bahan tayang e. Alat Pembelajaran : Laptop, LCD, Audio system f. Bahan pembelajaran : sesuai dengan kebutuhan dan/atau skenario yang ditetapkan 4. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Daring Kombinasi (DK) a. Jumlah Pengampu : 1 orang per kelas b. Jumlah Mentor : orang per kelas c. Jumlah Peserta : maksimal 600 orang per kelas d. Jumlah Admin : 1 orang per kelas e. Materi Ajar : tercantum dalam jejaring f. Alat dan bahan : Laptop LCD Audio system 5. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Belajar Daring Murni (DM) a. Jumlah Pengampu : 1 orang per kelas b. Jumlah Peserta : maksimal 40 orang per kelas c. Jumlah Admin : 1 orang per kelas d. Materi Ajar : tercantum dalam jejaring Keterangan *) Penetapan jumlah fasilitator sebanyak 2 orang secara team teaching dilandasi oleh pertimbangan sebagai berikut: a. Karakteristik pendidikan orang dewasa (andragogi) pada prinsipnya diarahkan pada pengembangan pemahaman, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki peserta sehingga pola pembelajaran dirancang 56

66 melalui berbagai aktivitas diskusi, kerja kelompok, dan presentasi, dan tidak didominasi oleh pemberian ceramah dan informasi. b. Mengingat aktivitas diskusi dan terutama kerja kelompok dilakukan secara bersamaan (paralel) maka fasilitasi dari narasumber/instruktur juga dilakukan secara paralel. Oleh karenanya, kehadiran 2 (dua) orang narasumber/instruktur dalam satu kelas sangat diperlukan. c. Pertimbangan lainnya adalah jumlah peserta sebanyak 40 orang membutuhkan penanganan dan metode pembelajaran yang lebih variatif sehingga kehadiran 2 orang fasilitator memungkinkan hal tersebut dilakukan. d. Dalam pelaksanaannya, 2 orang fasilitator bekerja sama dalam bentuk team teaching, dimana satu fasilitator dengan fasilitator lain secara bersama-sama mengelola pembelajaran, baik dalam fasilitasi pelaksanaan diskusi, kerja kelompok, praktik, simulasi, dan presentasi, maupun dalam memberikan penguatan. Dalam hal fasilitator yang satu memberikan informasi atau penguatan maka fasilitator yang lain akan bertindak sebagai observer untuk mengamati aktivitas peserta. B. Standar Fasilitator Fasilitator Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan terdiri dari Tim Pengembang, Narasumber Nasional/Pengampu, dan Instruktur Nasional/Mentor. 1. Tim Pengembang Perangkat Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di Tingkat Nasional adalah widyaiswara/ptp/tenaga pendidik lainnya yang menyusun dan mengembangkan perangkat Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Tim pengembang dapat berperan sebagai Narasumber Nasional/Pengampu maupun Instruktur Nasional/Mentor jika diperlukan. 2. Narasumber Nasional/pengampu adalah widyaiswara/ptp/dosen/guru yang memenuhi syarat: mendapat predikat minimal baik pada Pembekalan Narasumber Nasional/Pengampu tahun 2017; atau telah mengikuti Penyegaran Narasumber Nasional/Pengampu tahun

67 Narasumber Nasional/Pengampu dapat berperan sebagai Instruktur Nasional/Mentor jika diperlukan. 3. Instruktur Nasional/Mentor adalah guru yang memenuhi syarat: mendapat predikat minimal cukup pada Pembekalan Instruktur Nasional/Mentor tahun 2017; atau telah mengikuti Penyegaran Instruktur Nasional/Mentor tahun Tabel 5.1 Jenis dan Kriteria Fasilitator No Jenis Fasilitator Kriteria Pola/Kegiatan Penyelenggara 1. Tim Pengembang 2. Narasumber Nasional /Pengampu 3. Instruktur Nasional (IN)/ Mentor Widyaiswara, PTP dan Tenaga Pendidik lainnya yang menyusun dan mengembangkan perangkat Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Widyaiswara yang memiliki bidang keahlian relevan Pengembang Teknologi Pendidikan yang memiliki bidang keahlian relevan Dosen yang memiliki bidang keahlian relevan Guru dengan Skor UKG > 81 dan modul di bawah KCM < 2. Memperoleh predikat minimal baik pada Pembekalan NS/Pengampu tahun 2017; atau Telah mengikuti Penyegaran NS/Pengampu tahun 2017 Guru dengan Skor UKG > 71 dan modul di bawah KCM < 2. Memperoleh predikat minimal cukup pada Pembekalan IN/Mentor Tahun 2017; atau Telah mengikuti Penyegaran IN/Mentor tahun menit dalam bentuk FGD 100 menit dalam bentuk pembekalan atau 60 menit dalam bentuk penyegaran 100 menit dalam bentuk pembekalan atau 60 menit dalam bentuk penyegaran Ditjen GTK dan UPT Ditjen GTK dan UPT UPT 58

68 C. Standar Sarana dan Prasarana 1. Standar Sarana Sarana berupa alat dan bahan yang digunakan dalam Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, baik untuk kegiatan workshop tim pengembang, Penyegaran/Pembekalan Narasumber Nasional/Pengampu, Penyegaran/Pembekalan Instruktur Nasional/ Mentor maupun Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, baik dengan menggunakan moda tatap muka, daring murni, dan daring kombinasi dapat dikemas dalam bentuk hardcopy atau softcopy disesuaikan dengan jenis kegiatan, moda yang digunakan, karakteristik modul, serta ketersediaan anggaran. Secara umum alat dan bahan yang diperlukan dalam Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini, meliputi: a. Panduan Umum b. Petunjuk Teknis Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan c. SOP Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan d. Buku Pegangan NS/Pengampu dan IN/Mentor e. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, f. Silabus dan SAP, g. Lembar Kerja, h. Bahan tayang, i. Alat dan bahan praktik (terutama untuk guru kejuruan), j. Soal tes awal dan tes akhir, k. Laptop atau Notebook, l. LCD Projector, m. Sound system sesuai kebutuhan, dan n. Alat dan bahan lain sesuai kebutuhan materi atau modul yang disajikan. 2. Standar Prasarana Prasarana yang diperlukan untuk moda tatap muka maupun daring kombinasi adalah yang memenuhi standar: 59

69 a. ruang kelas yang mampu menampung 40 orang peserta; b. memiliki koneksi internet; c. Memiliki peralatan minimal untuk melakukan video call (web cam, audio input dan output); dan d. memiliki daya listrik yang mencukupi. D. Standar Penilaian Untuk menjamin kualitas pelaksanaan kegiatan, kepada semua peserta baik Penyegaran/Pembekalan Narasumber Nasional/Pengampu, Penyegaran/ Pembekalan Instruktur Nasional/Mentor, maupun Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan akan dilakukan penilaian. Standar penilaian meliputi: jenis dan lingkup penilaian, instrumen penilaian, penyekoran, dan penentuan batas kelulusan mengacu penilaian pada Bab IV. E. Standar Soal Tes Akhir Soal tes akhir Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan berupa tes objektif yang disusun berdasarkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang tercantum pada modul kelompok kompetensi yang dilatihkan. Jumlah soal untuk satu kelompok kompetensi sebanyak 30 butir soal, dengan proporsi 10 soal pedagogik dan 20 soal profesional. Uji validitas soal dilakukan dengan menggunakan validasi konstruk dan konten oleh pakar. F. Standar Penyelenggara Penyelenggara Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah UPT Pusat, Dinas Pendidikan, dan Komunitas GTK. Instansi penyelenggara Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dipersyaratkan memenuhi sumber daya meliputi hal-hal berikut. 1. Ketersediaan Narasumber Nasional/Pengampu dan Instruktur Nasional/Mentor. 2. Ketersediaan sarana dan prasarana sebagaimana yang diuraikan pada butir c. 60

70 3. Sumber Daya Manusia Penyelenggara. G. Standar Waktu Pelaksanaan 1. Pelaksanaan Penyegaran Narasumber Nasional/Pengampu selama menit. 2. Pelaksanaan Pembekalan Narasumber Nasional/Pengampu selama menit. 3. Pelaksanaan Penyegaran Instruktur Nasional/Mentor selama menit. 4. Pelaksanaan Pembekalan Instruktur Nasional/Mentor selama menit. 5. Pelaksanaan moda tatap muka bagi guru kelas, guru mapel non kejuruan, dan guru BK selama menit untuk dua kelompok kompetensi, sedangkan bagi guru kejuruan selama menit untuk satu kelompok kompetensi; 6. Pelaksanaan moda daring kombinasi bagi guru kelas, guru mapel/paket keahlian dan guru BK 60 JP dilaksanakan selama empat minggu untuk satu kelompok kompetensi. Estimasi interaksi pembelajaran mentor dan guru peserta paling kurang 2 JP per hari. Pelaksanaan Tatap Muka dengan mentor pada pertemuan awal selama 4 45 menit, pada pertengahan pembelajaran daring selama 4 45 menit, dan pada pertemuan akhir selama 4 45 menit. Pada moda daring kombinasi diberikan fasilitas video call untuk menunjang pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran antara pengampu, mentor, dan guru peserta. 7. Pelaksanaan moda daring bagi guru kelas, guru mapel/paket keahlian dan guru BK 60 JP dilaksanakan selama empat minggu untuk satu kelompok kompetensi. Estimasi interaksi pembelajaran antara pengampu dan guru peserta paling kurang 2 JP per hari. Seperti halnya pada daring kombinasi, pada daring penuh juga diberikan fasilitas video call untuk menunjang pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran antara pengampu dan guru peserta. 61

71 H. Standar Sertifikat Peserta yang mengikuti seluruh proses pada Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan akan mendapatkan sertifikat. Pengaturan penandatangan sertifikat sebagai berikut: 1. Sertifikat Penyegaran/Pembekalan Narasumber Nasional ditandatangani Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan atau Kepala UPT yang mendapat delegasi dari Ditjen GTK. Contoh sertifikat terdapat pada lampiran Sertifikat Penyegaran/Pembekalan Instruktur Nasional ditandatangani oleh Kepala UPT. Sertifikat dicetak dan didistribusikan oleh UPT. Contoh sertifikat terdapat pada lampiran Sertifikat Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dicetak oleh UPT. Sertifikat ditandatangani oleh Kepala UPT dan atau Kepala Dinas, Badan Kepegawaian Daerah, atau organisasi lain penyelenggara program. 4. Surat Keterangan telah Melaksanakan Tugas bagi narasumber/pengampu atau instruktur nasional/mentor ditandatangani oleh kepala UPT. Contoh surat keterangan terdapat pada lampiran

72 BAB VI PENJAMINAN MUTU Penjaminan mutu Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan mencakup semua upaya yang dilakukan dalam rangka menjamin pelaksanaan program agar dapat terlaksana sesuai ketentuan, tepat sasaran dan tepat waktu. A. Ruang Lingkup Ruang lingkup pengendalian program merupakan kegiatan strategis yang perlu mendapatkan perhatian melalui monitoring dan evaluasi. Untuk mengidentifikasi permasalahan maupun tingkat keberhasilan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, dilakukan pengendalian program meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan. UPT bertanggungjawab dalam pengendalian Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, sesuai dengan mapel atau program keahlian yang menjadi tanggungjawabnya. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi jenjang Sekolah Dasar kewenangan UPT disesuaikan dengan tanggungjawab wilayahnya (peta wilayah perwalian dan tematik terdapat pada lampiran 1). B. Monitoring dan Evaluasi Program Monitoring dan evaluasi Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan perlu dilakukan sebagai bagian dari penjaminan mutu program secara menyeluruh. Laporan hasil monitoring dan evaluasi program merupakan bahan masukan kepada pihak yang berkepentingan. Hasil evaluasi program ini akan digunakan sebagai bahan kebijakan pimpinan, perbaikan, dan pengembangan. Mekanisme pelaksanaan monitoring dan evaluasi program dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Monitoring dan evaluasi Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan mengacu pada cakupan pengendalian seperti tersebut di atas, yang meliputi monitoring dan evaluasi terhadap perencanaan 63

73 kegiatan, pelaksanaan kegiatan, ketercapaian tujuan program, dan pelaporan hasil. 2. Instrumen monitoring dan evaluasi program yang digunakan disusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam hal ini Ditjen GTK dalam bentuk angket, lembar pengamatan, atau pedoman wawancara. 3. Sasaran pemantauan meliputi; (1) Penyelenggara Program, termasuk di dalamnya panitia penyelenggara di daerah, (2) Fasilitator (Narasumber Nasional, Instruktur Nasional), dan (3) peserta. Jumlah responden disesuaikan dengan kebutuhan dengan berprinsip pada keterwakilan sasaran pemantauan di seluruh tempat pelaksanaan program. 4. Pelaksana monitoring dan evaluasi program terdiri dari unsur pusat dan UPT. 5. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program dilakukan minimal 1 kali selama pelaksanaan kegiatan. 6. Sumber dana pemantauan dibebankan pada DIPA Pusat dan UPT. 7. Penyusunan laporan dilakukan oleh masing-masing pelaksana atau petugas pemantau. 8. Teknis pelaksanaan dan perangkat monitoring dan evaluasi disajikan dalam pedoman tersendiri. C. Pelaporan Pelaporan kegiatan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilakukan oleh unit pelaksana yang mencakup Laporan Kegiatan Pembekalan Narasumber Nasional/Pengampu, Laporan Kegiatan Pembekalan Instruktur Nasional/Mentor dan Laporan Kegiatan Pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. 64

74 BAB VII PENUTUP Keberhasilan pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ditentukan oleh kesungguhan semua pihak dalam melaksanakan program. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan sehingga dapat melakukan pembelajaran yang menarik dan berinovasi sesuai kebutuhan materi yang diajarkan. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan jenjang TK, SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB dan SMK/SMKLB belum sepenuhnya menjangkau keseluruhan guru dikarenakan terbatasnya anggaran. Oleh karena itu, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota serta pihak terkait lainnya hendaknya terlibat dalam rangka meningkatkan kompetensi guru. 65

75 Lampiran 1 Peta Wilayah Perwalian dan Tematik (SD) Peta Wilayah Perwalian dan Tematik Progam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PPPPTK/ LPPPTK-KPTK Wilayah Tematik + Wali2017 PPPPTK TK dan PLB Bandung PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta PPPPTK Pertanian Cianjur PPPPTK Pendidikan Kewarganegaraan dan IPS Malang PPPPTK Pendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling Jakarta PPPPTK Bahasa Jakarta PPPPTK Matematika Yogyakarta PPPPTK Ilmu Pengetahuan Alam Bandung PPPPTK Bisnis dan Pariwisata Jakarta PPPPTK Bidang Otomotif dan Elektronika Malang PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri Bandung Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Utara Jawa Tengah Papua Papua Barat Jawa Timur Banten Bengkulu Kepulauan Riau Sumatera Selatan Aceh Bangka Belitung Gorontalo Jambi Sumatera Barat DI Yogyakarta Riau Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara Jawa Barat DKI Jakarta Lampung Maluku Bali Maluku Utara Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur 66

76 PPPPTK/ LPPPTK-KPTK PPPPTK Bidang Bangunan dan Listrik Medan LPPPTK Bidang Kelautan, Perikanan, Teknologi Informasi dan Komunikasi Gowa Wilayah Tematik + Wali2017 Sumatera Utara Sulawesi Barat Sulawesi Selatan 67

77 Lampiran 2 Format Penilaian Sikap KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN.. PENILAIAN SIKAP PESERTA Nama Kegiatan : Kelas : Tempat : Tanggal : Nilai Tiap Aspek No. Nama Peserta Instansi Kerjasama Disiplin Tanggung Jawab Keaktifan 1 2 3, Indikator Penilaian Sikap: Kerjasama Disiplin Tanggung jawab Keaktifan 1. Ketepatan 1. Kesediaan waktu melakukan kehadiran di tugas kelas 2. Komitmen 2. Keikutsertaan terhadap dalam kegiatan penyelesaian tatap muka dari tugas tepat awal sampai pada akhir waktunya 3. Kepatuhan 3. Ketuntasan terhadap tata penyelesaian tertib tugas 4. Perhatian 4. Konsekuen kepada proses terhadap 1. Kesediaan melaksanakan tugas secara bersama-sama 2. Bersikap toleran kepada peserta lain 3. Berbagi informasi kepada orang lain 4. Tidak mendominasi di dalam kelas 1. Memiliki kemauan untuk mengemukakan pendapat 2. Berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran 3. Peduli terhadap pencapaian tujuan pembelajaran 4. Memiliki kemauan untuk 68

78 Kerjasama Disiplin Tanggung jawab Keaktifan pembelajaran dalam setiap materi pelatihan tindakan yang dilakukan membantu peserta lain yang mengalami kesulitan Keterangan: Nilai Predikat > Amat Baik > Baik > Cukup > Sedang 60 Kurang 69

79 Lampiran 3 Format Penilaian Keterampilan KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN.. PENILAIAN KETERAMPILAN PESERTA Nama Kegiatan : Kelas : Tempat : Tanggal : No Nama Peserta Instansi Tagihan Penilaian Keterampilan LK LK LK LK Rera ta Predi kat 1 2 3, Keterangan: Nilai skala 100, menggunakan rubrik yang disediakan dalam Buku Pegangan Penyegaran Narasumber/Pengampu Keterangan: Nilai Predikat > Amat Baik > Baik > Cukup > Sedang 60 Kurang 70

80 Lampiran 4 Format Penilaian Fasilitator KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN.. PENILAIAN FASILITATOR Nama Kegiatan : Kelas : Tempat : Tanggal : Fasilitator : No. Aspek Penilaian (1 100) * 1 Sistematika penyajian 2 Kemampuan menyajikan 3 Ketepatan waktu dan kehadiran 4 Penggunaan metode dan alat bantu pembelajaran 5 Sikap dan perilaku 6 Cara menjawab pertanyaan dari peserta 7 Penggunaan bahasa 8 Pemberian motivasi kepada peserta 9 Kerapihan berpakaian 10 Kerjasama antara fasilitator (dalam tim) Keterangan: Responden, Kurang Sedang Cukup Baik Amat Baik , , , ,1 100 *) Perkalan Nomor 15 Tahun

81 Lampiran 5 Instrumen Smiley Face LEMBAR UMPAN BALIK PESERTA 1. Lingkari gambar ekspresi wajah yang paling mendekati perasaan Anda berkaitan dengan kegiatan pembelajaran pada hari ini. 2. Apa hal yang penting yang Anda telah pelajari hari ini? 72

82 Lampiran 6 Instrumen Bull s Eye Strategi/metode pembelajaran Materi/bahan kegiatan Efektifitas kelompok belajar Penguasaan Materi kegiatan Respon pelatih Alokasi waktu Organisasi kelas Media pembelajaran 73

83 Lampiran 7 Instrumen Penilaian Pengampu Moda Daring Instrumen penilaian pengampu digunakan untuk menjaring peran pengampu dalam hal memfasilitasi peserta atau mentor pada pelaksanaan pembelajaran daring, sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi pengampu untuk kegiatan berikutnya. Skor Penilaian: 5 = sangat baik 4 = baik 3 = cukup 2 = kurang 1= sangat kurang No Aspek Skor Peran pengampu dalam proses pembelajaran program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring a. Keaktifan memfasilitasi proses pembelajaran b. Keaktifan memonitor pelaksanaan pembelajaran c. Keaktifan memberi motivasi kepada peserta atau mentor d. Memeriksa rekaman kegiatan peserta atau mentor e. Kejelasan penyampaian penyelesaian tugas bagi peserta atau penyampaian penyelesaian laporan kemajuan peserta bagi mentor f. Pemberian umpan balik terhadap lembar kerja atau laporan kemajuan peserta 2 Kemampuan berinteraksi atau berkomunikasi pengampu dengan peserta atau mentor 3 Pemberian kesempatan berinteraksi langsung berupa chatting atau video call 4 Kejelasan penyampaian tanggapan atas pertanyaan atau permasalahan yang disampaikan oleh peserta atau mentor 5 Memberikan solusi terkait pembelajaran terhadap peserta atau mentor 6 Pemberian penguatan materi 74

84 No Aspek 7 Bagaimana Anda menilai penguasaan materi pengampu? 8 Secara umum, bagaimana peran pengampu dalam hal memfasilitasi peserta atau mentor selama proses pembelajaran? Jumlah Skor Skor Rerata Saran dan masukan terhadap pengampu terkait dengan fasilitasi pembelajaran Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda daring

85 Lampiran 8 Format Penilaian Penyelenggaraan Program Tatap Muka KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN.. PENILAIAN PENYELENGGARAAN Nama Kegiatan : Kelas : Tempat : Tanggal : No A Indikator Administrasi Penyelenggaraan Kegiatan 1 Ketersediaan panduan pelaksanaan kegiatan. 2 Kejelasan informasi [pemberitahuan] pelaksanaan kegiatan. B Sarana Prasarana Penunjang Kegiatan 1 Kemudahan akses ke tempat penyelenggaraan kegiatan. 2 Fasilitasi transportasi darat/udara dari dan ke tempat kegiatan. 3 Kesiapan dan ketersediaan sarana kegiatan [audio visual, LCD/laptop, papan putih, pelantang, spidol, penghapus]. 4 Kenyamanan ruang kegiatan [ventilasi udara/ac, pencahayaan]. 5 Kebersihan ruang kelas. 6 Kenyamanan kamar penginapan. 7 Ketersediaan perlengkapan medis sederhana [P3K]. 8 Ketersediaan sarana ibadah. C Bahan Kegiatan 1 Kelengkapan dokumen/kit bahan kegiatan [materi, ATK, name tag]. 2 Kualitas tampilan bahan kegiatan. 3 Keterbacaan pada bahan kegiatan. Skor K C B BS 76

Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Pengarah: Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Direktur Pembinaan Guru Dikdas Ditjen GTK Kasubdit PKPKK Direktorat Pembinaan Guru Dikdas Ditjen GTK Kasubdit PKPKK Direktorat Pembinaan Guru Dikmen

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR. Pedoman Program Peningkatan Kompetensi. Moda Tatap Muka, Dalam Jejaring (Daring), dan Daring Kombinasi

GURU PEMBELAJAR. Pedoman Program Peningkatan Kompetensi. Moda Tatap Muka, Dalam Jejaring (Daring), dan Daring Kombinasi GURU PEMBELAJAR Pedoman Program Peningkatan Kompetensi Moda Tatap Muka, Dalam Jejaring (Daring), dan Daring Kombinasi KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar PANDUAN DIKLAT INI TELAH Disusun Oleh: Staf Seksi Penyelenggaraan Erwin Danismaya, S.E., M.Ak Diverifikasi Oleh: Kepala Seksi Penyelenggaraan Dr. Yanto Permana, M.Pd. Divalidasi Oleh: Kepala Bidang Fastingkom

Lebih terperinci

Pedoman - Juknis. Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Petunjuk Teknis Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Pedoman - Juknis. Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Petunjuk Teknis Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pedoman - Juknis Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Petunjuk Teknis Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Moda Tatap Muka Moda Daring Moda Kombinasi Poin-poin perubahan Mekanisme pelaksanaan

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR PEDOMAN PENJAMINAN MUTU

GURU PEMBELAJAR PEDOMAN PENJAMINAN MUTU GURU PEMBELAJAR PEDOMAN PENJAMINAN MUTU PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2016 KATA

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR. Pedoman Program Peningkatan Kompetensi. Moda Tatap Muka, Dalam Jaringan (Daring), dan Daring Kombinasi

GURU PEMBELAJAR. Pedoman Program Peningkatan Kompetensi. Moda Tatap Muka, Dalam Jaringan (Daring), dan Daring Kombinasi GURU PEMBELAJAR Pedoman Program Peningkatan Kompetensi Moda Tatap Muka, Dalam Jaringan (Daring), dan Daring Kombinasi KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengembangan Diri Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Publikasi Ilmiah Karya InovaLf Kedudukan Program Pengembangan

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program PKB KS Moda Tatap Muka Pola 2 (dua) Modul

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program PKB KS Moda Tatap Muka Pola 2 (dua) Modul Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program PKB KS Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan i PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MODA TATAP MUKA POLA 2 (DUA) MODUL PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENGAWAS SEKOLAH

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENGAWAS SEKOLAH PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENGAWAS SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR. Budi Kusumawati. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

GURU PEMBELAJAR. Budi Kusumawati. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan GURU PEMBELAJAR Budi Kusumawati Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan PROGRAM PENGEMBANGAN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (RPJMN 2015 2019) Sasaran

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR. PETUNJUK TEKNIS Moda Tatap Muka

GURU PEMBELAJAR. PETUNJUK TEKNIS Moda Tatap Muka GURU PEMBELAJAR PETUNJUK TEKNIS Moda Tatap Muka KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 SAMBUTAN Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

KOP SURAT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA

KOP SURAT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA CONTOH KOP SURAT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA. Nomor : TENTANG PUSAT BELAJAR, PENANGGUNG JAWAB KEUANGAN PUSAT BELAJAR, PETUGAS ADMIN/OPERATOR PUSAT BELAJAR,

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENGAWAS SEKOLAH PPPPTK PENJAS BK

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENGAWAS SEKOLAH PPPPTK PENJAS BK PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENGAWAS SEKOLAH PPPPTK PENJAS BK 2017 DEFINISI PKB PS/M Program PKB PS mengembangkan, menjaga dan mewujudkan profesionalisme PS dilakukan secara terus menerus

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM KEPALA SEKOLAH PEMBELAJAR TAHUN 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM KEPALA SEKOLAH PEMBELAJAR TAHUN 2016 i PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM KEPALA SEKOLAH PEMBELAJAR TAHUN 2016 DIREKTORAT PEMBINAAN TENDIK DIKDASMEN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2016 PROGRAM

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Guru Pembelajar Moda Dalam Jejaring (Daring)

Petunjuk Teknis Guru Pembelajar Moda Dalam Jejaring (Daring) I i GURU PEMBELAJAR PETUNJUK TEKNIS Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Program Guru Pembelajar 1. Guru Pembelajar Kinerja pendidikan selalu dilihat dari prestasi siswa, artinya semakin bagus prestasinya, semakin memadai kinerja pendidikan. Namun demikian,

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN KEPALA SEKOLAH PPPPTK PENJAS BK 2017

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN KEPALA SEKOLAH PPPPTK PENJAS BK 2017 PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN KEPALA SEKOLAH PPPPTK PENJAS BK 2017 DEFINISI PKB KS/M Pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah proses dan kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Buku Pegangan Pembekalan Admin Program Guru Pembelajar

Buku Pegangan Pembekalan Admin Program Guru Pembelajar i ii DESKRIPSI SINGKAT BUKU PEGANGAN PEMBEKALAN ADMIN GURU PEMBELAJAR Buku pegangan ini disusun untuk membantu admin dalam melakukan persiapan dan mendukung kelancaran Guru Pembelajar (GP). Diharapkan

Lebih terperinci

Draft Petunjuk Teknis Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengawas Sekolah

Draft Petunjuk Teknis Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengawas Sekolah Draft Petunjuk Teknis i PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENGAWAS SEKOLAH MODA TATAP MUKA Pengarah: Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Direktur Pembinaan Guru

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU GTK MELALUI KOMUNITAS GTK

PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU GTK MELALUI KOMUNITAS GTK PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU GTK MELALUI KOMUNITAS GTK JAKARTA, 13 FEBRUARI 2017 Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ARUS DATA DAPODIK KE GTK

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Guru Pembelajar Moda Tatap Muka

Petunjuk Teknis Guru Pembelajar Moda Tatap Muka I i GURU PEMBELAJAR PETUNJUK TEKNIS Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR MODALITAS TATAP MUKA

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR MODALITAS TATAP MUKA PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR MODALITAS TATAP MUKA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V PEMBAHASAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB V PEMBAHASAN A. Fasilitator Guru Pembelajar 2016 1. Fasilitator Sesuai dengan Kriteria yang Ditetapkan Fasilitator program Guru Pembelajar terdiri dari Tim Pengembang, Narasumber Nasional/Pengampu,

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Moda Tatap Muka dan Moda Daring Waktu: 2 JP

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Moda Tatap Muka dan Moda Daring Waktu: 2 JP Petunjuk Teknis Pelaksanaan Moda Tatap Muka dan Moda Daring Waktu: 2 JP Disiapkan oleh: Tim Pengembang Disampaikan oleh: 1. 2. Tujuan Pembelajaran Memahami Petunjuk Teknis dalam melaksanakan Program Guru

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 3 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, 29 Agustus 2016 Kepala, Dr. Sumarno NIP

KATA PENGANTAR. Malang, 29 Agustus 2016 Kepala, Dr. Sumarno NIP KATA PENGANTAR Profesi guru harus dihargai dan dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Hal ini dikarenakan guru merupakan

Lebih terperinci

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017 1 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Pengawas Sekolah Tahun 2017 Rakornas

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN

Lebih terperinci

Nomor : 2088/B14 /DN/ Mei 2017 Lampiran : 3 (tiga) lampiran H a l : Undangan Rakortek Persiapan Pelaksanaan Program PKB

Nomor : 2088/B14 /DN/ Mei 2017 Lampiran : 3 (tiga) lampiran H a l : Undangan Rakortek Persiapan Pelaksanaan Program PKB 3 Mei 2017 Lampiran : 3 (tiga) lampiran H a l : Undangan Rakortek Persiapan Pelaksanaan Program PKB Yth. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi/Kabupaten/Kota Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21.1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21.1 TAHUN 2013 TENTANG 1 BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21.1 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DI KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Buku Saku Guru PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PPPPTK TK DAN PLB 2017 BANDUNG

Buku Saku Guru PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PPPPTK TK DAN PLB 2017 BANDUNG Buku Saku Guru PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PPPPTK TK DAN PLB 2017 BANDUNG DAFTAR ISI 1. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan?... 1 2. Siapa yang dapat mengikuti

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

Lebih terperinci

DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU

DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 3 PANDUAN PENYELENGGARAAN DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PROGRAM SERTIFIKASI PENDIDIK DAN SERTIFIKASI KEAHLIAN BAGI GURU SMK/SMA (KEAHLIAN GANDA)

PROGRAM SERTIFIKASI PENDIDIK DAN SERTIFIKASI KEAHLIAN BAGI GURU SMK/SMA (KEAHLIAN GANDA) L; PROGRAM SERTIFIKASI PENDIDIK DAN SERTIFIKASI KEAHLIAN BAGI GURU SMK/SMA (KEAHLIAN GANDA) PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN SERVICE TRAINING 1 (IN-1) DAN IN SERVICE TRAINING 2 (IN-2) i PETUNJUK TEKNIS Pelaksanaan

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Guru Pembelajar Moda Dalam Jejaring (Daring)

Petunjuk Teknis Guru Pembelajar Moda Dalam Jejaring (Daring) I i GURU PEMBELAJAR PETUNJUK TEKNIS Moda Dalam Jejaring (Daring) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI

MONITORING DAN EVALUASI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 i Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 LPPKS INDONESIA 2013 ii Pelaksanaan In-Service Learning 1 Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR. PETUNJUK TEKNIS Moda Dalam Jaringan (Daring)

GURU PEMBELAJAR. PETUNJUK TEKNIS Moda Dalam Jaringan (Daring) GURU PEMBELAJAR PETUNJUK TEKNIS Moda Dalam Jaringan (Daring) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 SAMBUTAN Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 164 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bagian akhir dari tesis, berisi tiga bagian meliputi kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi. A. Kesimpulan Merujuk pada hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN 2017

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN 2017 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN 2017 Struktur Modul Tatap Muka Kegiatan pelatihan 60 JP atau 100 JP dilaksanakan secara tatap muka antara peserta dan Instruktur Nasional (IN) sebagai fasilitator.

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1 PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH TAHUN 2012 LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2011 i Pelaksanaan

Lebih terperinci

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru. PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI GURU DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KATA PENGANTAR UU No 14 Tahun 2005 Tentang

Lebih terperinci

Kepala Sekolah Pembelajar

Kepala Sekolah Pembelajar Kepala Sekolah Pembelajar DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN EBUDAYAAN 2016 Juknis Moda Tatap

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS MODALITAS DARING DAN KOMBINASI PROGRAM KEPALA SEKOLAH PEMBELAJAR

PETUNJUK TEKNIS MODALITAS DARING DAN KOMBINASI PROGRAM KEPALA SEKOLAH PEMBELAJAR i A3 PETUNJUK TEKNIS MODALITAS DARING DAN KOMBINASI PROGRAM KEPALA SEKOLAH PEMBELAJAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 ii i ii DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

Pengembangan Keprofesian Guru. untuk Peningkatan Profesionalitas. XVII/November

Pengembangan Keprofesian Guru. untuk Peningkatan Profesionalitas. XVII/November XVII/November - 2017 07 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Upaya Peningkatan Profesionalitas Tenaga Pendidik 14 Komunitas GTK Bergabung Jadi Anggota, Guru Peroleh Manfaat PKB 26 Anugerah Kebudayaan,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR MAKALAH PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR OLEH: MUHAMMAD NURSA BAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 13-17 OKTOBER, 2011 Makalah disampaikan dalam Bimbingan Teknis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GURU MELALUI PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2015

SERTIFIKASI GURU MELALUI PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2015 BAHAN INFORMASI DAN PUBLIKASI SERTIFIKASI GURU MELALUI PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2015 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PELATIHAN PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR MODALITAS DALAM JEJARING (DARING)

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PELATIHAN PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR MODALITAS DALAM JEJARING (DARING) i PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PELATIHAN PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR MODALITAS DALAM JEJARING (DARING) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SD AWAL KELOMPOK KOMPETENSI J

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SD AWAL KELOMPOK KOMPETENSI J PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SD AWAL KELOMPOK KOMPETENSI J DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2012 KATA PENGANTAR Mulai tahun anggaran

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KOMISI 2: PENINGKATAN MUTU, RELEVANSI DAN DAYA SAING

RENCANA AKSI KOMISI 2: PENINGKATAN MUTU, RELEVANSI DAN DAYA SAING RENCANA AKSI KOMISI 2: PENINGKATAN MUTU, RELEANSI DAN DAYA SAING Sub Komisi A: Implementasi Kurikulum 2013 No Topik/Tema Rencana Aksi 1. Penetapan sasaran sekolah pelaksana Kurikulum 2013 Percepatan penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tentang guru, yang menyebutkan bahwa, guru adalah pendidik profesional

BAB I PENDAHULUAN tentang guru, yang menyebutkan bahwa, guru adalah pendidik profesional BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Guru memiliki peran strategis dalam meningkatkan proses pembelajaran dan mutu peserta didik. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 1

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 1 PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 1 PEDOMAN PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN PROFESI GURU PEMBELAJAR (PPGP) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBIAYAAN PROGRAM GURU PEMBELAJAR MODA DARING

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBIAYAAN PROGRAM GURU PEMBELAJAR MODA DARING GURU PEMBELAJAR PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBIAYAAN PROGRAM GURU PEMBELAJAR MODA DARING KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK

Lebih terperinci

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS) Kp. Dadapan RT. 06/RW. 07, Desa Jatikuwung, Gondangrejo Karanganyar, Jawa Tengah-INDONESIA Telp. +62 2718502888/+62 2718502999 Fax:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 JUKNIS ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 G. URAIAN PROSEDUR 53 LAMPIRAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PENGUATAN GURU MELALUI KELOMPOK KERJA DALAM PENYELENGGARAAN UJIAN 2017

PENGUATAN GURU MELALUI KELOMPOK KERJA DALAM PENYELENGGARAAN UJIAN 2017 PENGUATAN GURU MELALUI KELOMPOK KERJA DALAM PENYELENGGARAAN UJIAN 2017 Sumarna Surapranata, Ph.D Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN LABORAN SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2018

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN LABORAN SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2018 PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN LABORAN SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2018 DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIKDASMEN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN TEKNIS. Oleh: Winarno, M.Sc

KEBIJAKAN TEKNIS. Oleh: Winarno, M.Sc KEBIJAKAN TEKNIS Oleh: Winarno, M.Sc 1 Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional tahun 2004-2009 menetapkan bahwa

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR. PETUNJUK TEKNIS Moda Dalam Jaringan (Daring)

GURU PEMBELAJAR. PETUNJUK TEKNIS Moda Dalam Jaringan (Daring) GURU PEMBELAJAR PETUNJUK TEKNIS Moda Dalam Jaringan (Daring) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 SAMBUTAN Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan

Lebih terperinci

Deskripsi Singkat Buku Pegangan Pelatihan Instruktur Nasional/Mentor Guru Pembelajar

Deskripsi Singkat Buku Pegangan Pelatihan Instruktur Nasional/Mentor Guru Pembelajar i Deskripsi Singkat Buku Pegangan Pelatihan Instruktur Nasional/Mentor Guru Pembelajar Buku pegangan ini disusun untuk membantu fasilitator dalam memfasilitasi Calon Instruktur Nasional/Mentor pada Pelatihan

Lebih terperinci

SIMPATIKA Periode 2017/2018

SIMPATIKA Periode 2017/2018 SIMPATIKA Periode 2017/2018 Sistem Informasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kemenag PROGRAM SERTIFIKASI GURU MADRASAH KEMENAG 2017 Program GTK Basis Simpatika 2017 Tunjangan UKG PKG Sertifikasi Guru

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 JUKNIS ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 B. TUJUAN 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 G. URAIAN PROSEDUR

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN GURU PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PERTANIAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PERTANIAN Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GURU TAHUN 2016 BAHAN PENYEGARAN INSTRUKTUR PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU

SERTIFIKASI GURU TAHUN 2016 BAHAN PENYEGARAN INSTRUKTUR PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU SERTIFIKASI GURU TAHUN 2016 BAHAN PENYEGARAN INSTRUKTUR PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Direktorat

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK KE S-1/D-IV JENJANG PENDIDIKAN DASAR

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK KE S-1/D-IV JENJANG PENDIDIKAN DASAR PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK KE S-1/D-IV JENJANG PENDIDIKAN DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Salah satu tugas dan fungsi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009

DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009 DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009 Disajikan dalam Workshop Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2009 yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal PNFI Depdiknas i Pendidikan diselenggarakan secara berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat baik lokal, nasional, maupun global sehingga mampu mewujudkan

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

SERITIFIKASI GURU TAHUN 2017

SERITIFIKASI GURU TAHUN 2017 SERITIFIKASI GURU TAHUN 2017 SOSIALISASI TEKNIS PELAKSANAAN PLPG BAGI RAYON DAN SUBRAYON (BUKU 2) DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGELOLAAN BERKAS DATA GURU UNTUK PENERBITAN SK DIRJEN PMPTK TENTANG PENERIMA TUNJANGAN PROFESI TAHUN 2009

PEDOMAN PENGELOLAAN BERKAS DATA GURU UNTUK PENERBITAN SK DIRJEN PMPTK TENTANG PENERIMA TUNJANGAN PROFESI TAHUN 2009 PEDOMAN PENGELOLAAN BERKAS DATA GURU UNTUK PENERBITAN SK DIRJEN PMPTK TENTANG PENERIMA TUNJANGAN PROFESI TAHUN 2009 DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

TAGOR ALAMSYAH HARAHAP

TAGOR ALAMSYAH HARAHAP TAGOR ALAMSYAH HARAHAP ENTITAS DESAIN TATA KELOLA GTK DAPODIK Cek Data Guru setiap saat WEBSITE TUNJANGAN P2tk.dikdas.kemdikbud.go.id SIKLUS PENGIRIMAN DATA DARI SEKOLAH KE SERVER DAPODIK PUSAT Feedback

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1301, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pendidikan. Agama. Madrasah. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

UNIVERSITAS SEBELAS MARET PEDOMAN PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PENDIDIKAN PROFESI GURU SM3T FKIP UNS TAHUN 2017 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS GURU TIK DAN KKPI

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS GURU TIK DAN KKPI PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS GURU TIK DAN KKPI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014 KATA PENGANTAR Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2014 tentang Peran Guru Teknologi Informasi

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara No.107, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Guru. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

DRAFT PETUNJUK TEKNIS

DRAFT PETUNJUK TEKNIS DRAFT PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN DANA PENDIDIKAN PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK S-1/D-IV PADA JENJANG PENDIDIK ANAK USIA DINI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga harus dilakukan secara profesional. Oleh sebab itu, guru sebagai

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN. N a m a :... No. Peserta :... NUPTK :... Mapel :... Instansi :... Alamat :... No. HP. :...

SURAT PERNYATAAN. N a m a :... No. Peserta :... NUPTK :... Mapel :... Instansi :... Alamat :... No. HP. :... PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 102 UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Jln. Willem Iskandar Pasar V Medan Estate Medan 20221 Telp. 061-6613365, Telp/Fax. (061) 6614002 website: http://plpg.unimed.ac.id, e-mail: mansyah.sihombing@gmail.com

Lebih terperinci

~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU ~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR Draf 03 12 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS)

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) Jl. Parangkusumo No.51 Purwosari - Surakarta Jawa Tengah 57147 Telp & Fax (0271) 716657 e-mail : lp2kssolo@gmail.com KATA PENGANTAR Puji dan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 2

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 2 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 2 PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH TAHUN 2012 LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAAN 2011

Lebih terperinci