BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberadaan dan jumlah seorang wirausahawan di negara tersebut pasalnya banyak

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberadaan dan jumlah seorang wirausahawan di negara tersebut pasalnya banyak"

Sukarno Tan
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hubungan antara kewirausahaan dan perkembangan suatu negara baik dari aspek makro dan mikro selalu menarik untuk diperbincangkan dewasa ini. Beberapa dekade ini perkembangan ekonomi yang stagnan di berbagai negara berkembang ternyata berpengaruh terhadap keberadaan dan jumlah seorang wirausahawan di negara tersebut pasalnya banyak ekonom percaya bahwa kewirausahaan dapat menjadi solusi bagi pengangguran, hal ini dilihat dari relatif banyaknya tulisan mengenai kewirausahaan yang berpotensi menciptakan lapangan kerja. 1 Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan dinamis antara jumlah wirausahawan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi sektor mikro dengan tingkat pengangguran di Yogyakarta. Menganut teori income choice (Blau, 1987), menyatakan bahwa ada suatu pemilihan keputusan dalam seorang individu untuk mengalokasikan pendapatannya, minat yang ada pada seorang wirausaha tersebutlah yang menimbulkan alokasi pada pendapatan mereka untuk menjadi catalyst (modal awal) pembuatan perusahaan mereka. Perusahaan-perusahaan yang baru dibentuk tersebut mampu meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia di pasar, sehingga dapat dikatakan munculnya wirausahawan akan menurunkan unemployment. Terdapat dua pandangan mengenai hubungan antara pengangguran dengan kewirausahaan. Teori pertama menyatakan bahwa terdapat adanya hubungan negatif antara pengangguran dan kewirausahaan, dimana peningkatan jumlah kewirausahaan dapat mengurangi pengangguran, hubungan ini disebut sebagai Schumpeter effect. Sementara itu 1 Anyadike Nkeci dkk. Entrepreneurship Development and Employment Generation in Nigeria: Problems and Prospect, Journal of Education and General Studies Vol. 1(4), April 2012, hlm. 88

2 terdapat pandangan lain, dimana terdapat hubungan positif antara pengangguran dan kewirausahaan. Peningkatan pengangguran dapat memicu naiknya kewirausahaan, hubungan ini disebut sebagai Refugee Effect. 2 Hubungan antara pengangguran dan kewirausahaan tersebut mendapatkan perhatian lebih di kalangan peneliti dan pembuat kebijakan, terutama sebagai reaksi atas relatif tingginya tingkat pengangguran di negara maju dan berkembang pada dekade terakhir. Ekonom dan pemerintah perlu memahami dengan lebih baik mengenai hubungan antara pengangguran dan kewirausahaan, terlebih karena ambiguitas dalam hubungan ini sering diabaikan di tingkat kebijakan. 3 Jumlah pengangguran umumnya didefinisikan dengan TPT atau Tingkat Pengangguran Terbuka, variabel ini merefleksikan perbandingan antara jumlah penganggur dengan jumlah angkatan kerja dapat digunakan untuk melihat perkembangan pengangguran. Badan Pusat Statistik (BPS) DIY menyampaikan tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) DIY sebesar 3,80 persen pada Februari Angka ini relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan TPT nasional yang berkisar 5 hingga 7 persen. Fluktuasi TPT di DIY dari tahun 2010 ke 2013 berada dalam kisaran 3 sampai 6 persen, meskipun ada kecenderungan mengalami penurunan. Pada Februari 2010 TPT sekitar 6,02 persen, pada Februari 2011 sebesar 5,47 persen, dan Februari 2012 mencapai 4,09 persen. 2 T.H. Gindling dan David Newhouse, Self Employment in the Developing World, Background Paper for The World Development Report 2013, Kode JEL J21 O17, P R. Baptista, R. Thurik, dan A. J. Van Stel, The relationship between entrepreneurship and unemployment in Portugal. Technological Forecasting & Social Change hlm dalam Saleh Ghavindel, G. Farjadi, dan A. Mohammadpor, The Relationship Between Entrepreneurship and Unemployment ini Developed and Developing Countries, International Conference On Applied Economics (ICOAE), 2011, P. 187

3 Tabel 1.1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Provinsi, Per Periode Agustus (%). TPT ( %) Provinsi Agustus DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Indonesia Sumber : Booklet BPS per Agustus Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia BPS Indonesia, diolah. Gambar 1.1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Provinsi, Per Periode Agustus (%). 14 TPT Provinsi Per Agustus % DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Indonesia Tahun Dari gambar 1.1 terlihat bahwa TPT Yogyakarta menunjukkan trend menurun dan bahkan relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan TPT Nasional secara keseluruhan.

4 Gambar 1.2. Tingkat Pengangguran dan Kewirausahaan Rata-Rata DI Yogyakarta, % Tingkat Pengangguran dan Kewirausahaan Rata-Rata DI Yogyakarta, ,00 45,00 40,00 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 Bantul GK Kota Yogya KP Sleman DIY Unemployment 4,60 2,98 7,16 3,69 6,18 4,92 Entrepreneurship 39,75 44,72 36,00 44,61 34,63 39,42 Sumber: Diolah dari Berita Resmi Statistik (BPS - Yogyakarta), Periode Gambar 1.2 menjelaskan bahwa rata-rata 39.42% tenaga kerja aktif di DI Yogyakarta secara keseluruhan merupakan wirausahawan, hampir separuh dari proporsi jumlah tenaga kerja se-diy. Peran kewirausahaan diduga berperan dalam menekan angka pengangguran di DI Yogyakarta. Jika berbicara seputar kewirausahawan, maka tidak lepas dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Jenis usaha ini sendiri diduga adalah poros sistem perekonomian dan sarana penyerap tenaga kerja terbesar di Yogyakarta, dimana tercatat pada Sensus Ekonomi 2006 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), dari unit usaha di DIY ternyata 99 persen tergolong UMKM dan dari segi jumlah unit UMKM sendiri mengalami tren terus berkembang setiap tahunnya.

5 1.2. Rumusan Masalah Relatif stabilnya tingkat pengangguran di DI. Yogyakarta (berkisar 3-6% pertahun) menarik perhatian peneliti karena tingkat pengangguran DI Yogyakarta berada di bawah tingkat pengangguran rata-rata nasional (berkisar 6-9% pertahun). Ada beberapa point yang menarik dan patut untuk dijabarkan dan diteliti terkait dengan korelasi dua arah antara kewirausahaan dengan pengangguran. : 1. Fakta bahwa tingkat pengangguran di DI Yogyakarta (3-6% pertahun) relatif lebih rendah dibanding rata-rata tingkat pengangguran Indonesia (6-9% pertahun). 2. Tingkat kewirausahaan di DI Yogyakarta relatif tinggi. Hampir setengah proporsi jumlah tenaga kerja berprofesi sebagai wirausaha (39,42%) dan 99% wirausaha di DI Yogyakarta berbentuk UMKM (Sensus Ekonomi : 2006). 3. Menurut penelitian-penelitian sebelumnya, di daerah berkembang Schumpeter Effect selalu ada, sedangkan Refugee Effect tidak ada. 4 Di negara maju sendiri, Refugee Effect selalu ada karena tenaga kerja yang menganggur selalu memilih profesi wirausaha sebagai alternatif untuk bertahan hidup. Apakah ini berarti tidak ada kesadaran diri bagi orang yang menganggur untuk melakukan alokasi modalnya untuk berwirausaha di daerah berkembang seperti Indonesia dan khususnya di Yogyakarta? Apakah Schumpeter Effect juga berlaku di DI Yogyakarta seperti halnya berlaku di daerah atau negara sedang berkembang? Dari uraian di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian diantaranya: 1. Bagaimana pengaruh kewirausahaan terhadap pengangguran di 5 Kabupaten se- Yogyakarta selama periode sehingga mengakibatkan relatif stabilnya pengangguran di Yogyakarta? 4 Akan diperjelas di Bab 2, sub bab 2.2, Tabel 2.3. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu. P. 27.

6 2. Bagaimana pengaruh pengangguran terhadap kewirausahaan di 5 Kabupaten se- Yogyakarta selama periode ? Apakah Refugee Effect berlaku di daerah berkembang khususnya di DI Yogyakarta? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis pengaruh kewirausahaan terhadap pengangguran di 5 Kabupaten se- Yogyakarta selama periode Menganalisis pengaruh pengangguran terhadap kewirausahaan di 5 Kabupaten se- Yogyakarta selama periode

dokumen-dokumen yang mirip

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI DIY PADA AGUSTUS 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,97 PERSEN

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 04/01/34/Th.XI, 05 Januari 2009 No. 52/11/34/Th.XIV, 5 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI DIY PADA AGUSTUS 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,97