PENERAPAN BALANCE SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KINERJA PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO UNIT PENGELOLA KEGIATAN (UPK) BINA MANDIRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN BALANCE SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KINERJA PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO UNIT PENGELOLA KEGIATAN (UPK) BINA MANDIRI"

Transkripsi

1 J u r n a l E K B I S / V o l. X / N o. 1 / e d i s i M a r e t PENERAPAN BALANCE SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KINERJA PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO UNIT PENGELOLA KEGIATAN (UPK) BINA MANDIRI *( Ahmad Faishol Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Penerapan balance scorecard sebagai pengukuran kinerja pada lembaga keuangan mikro unit pengelola kegiatan (upk) bina mandiri kecamatan kembangbahu digunakan untuk menganalisis kinerja Lembaga Keuangan Mikro Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Bina Mandiri Kecamatan Kembangbahu. Peneliti mengunakan metode penelitian diskriptif kualitatif. Strategi penelitian yang digunakan adalah tunggal terpancang yaitu jika penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu sasaran. Dalam penelitian ini penentuan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Sumber data yang digunakan adalah informan, dan dokumen. Metode pengumpulan data adalah dengan wawancara, observasi, dokumentasi dan triangulasi/gabungan. Sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah analisa keuangan dan penilaian objective oleh peneliti. Berdasarkan dari hasil analisa data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: (1) Hasil pengukuran pada perspektif keuangan adalah cukup. (2) Hasil pengukuran pada perspektif pelanggan adalah cukup. (3) Hasil pengukuran pada perspektif proses bisnis internal adalah kurang. (4) Hasil pengukuran pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah baik. Secara keseluruhan kinerja UPK Bina Mandiri Kecamatan Kembangbahu adalah cukup. Hal ini ditunjukkan oleh nilai yang didapat yaitu 0,3, dari perhitungan skor yang diperoleh 4 dari 13 skor kriterium. Kata kunci : Balance scorecard, Kinerja PENDAHULUAN Salah satu sasaran pembangunan pemerintah adalah pembangunan sosial kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat. Dalam usaha menanggulangi kemiskinan, pemerintah telah banyak meluncurkan program-program peningkatan pendapatan masyarakat. Salah satunya melalui pemberian pinjaman modal kerja kepada usaha-usaha kecil yang khusus dikelola oleh para ibu yang tergabung dalam kelompok yang ada di setiap Desa khususnya Rumah Tangga Miskin (RTM). Program ini diberi nama Simpan Pinjam khusus Perempuan yang menjadi pendukung Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan yang sering kita dengar dengan istilah Dana Bergulir. Sekarang ini, Program Dana Bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat menjadi sorotan publik, terutama pengelolanya. Tentang bagaimana program tersebut bisa berlanjut atau tidak, semua itu tergantung bagaimana mengelolanya dan oleh siapa program tersebut dikelola. Program dana bergulir menjadi satu kesatuan antara pemberian pinjaman modal kerja sekaligus pemberdayaan masyarakat. Jadi tidak hanya bantuan keuangan saja, melainkan kesuksesan program ini juga diukur sejauh mana masyarakat bisa produktif dan mandiri. Untuk itu lembaga yang mengelola program tersebut harus bisa memahami keinginan masyarakat, memiliki rencana strategis untuk bisa mengembangkan dan melestarikan program dana bergulir, memiliki struktur kelembagaan yang kuat agar bisa bertahan di tengah persaingan yang ketat dengan lembaga keuangan lainnya. Hal tersebut tentunya dimulai dari kemampuan karyawan dalam mengelola dana bergulir, juga tujuan dari lembaga yang tidak boleh menyimpang dari prinsip PNPM. Untuk mengetahui hasil kerja pengelolaan Program Dana Bergulir PNPM, maka perlu menganalisa sejauh mana kesuksesan yang bisa diraih. Apakah kesuksesan yang diraih sudah mencakup segala aspek baik internal maupun eksternal. Itulah mengapa pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan. Selain itu, hasil pengukuran kinerja dapat digunakan untuk membuat perencanaan strategis pada periode selanjutnya. Berdasarkan uraian di atas maka masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah: Bagaimana kinerja Lembaga Keuangan Mikro UPK Bina Mandiri Kec. Kembangbahujika diukur dengan Pendekatan Balance Scorecard?. Kinerja perusahaaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh

2 J u r n a l E K B I S / V o l. X / N o. 1 / e d i s i M a r e t kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya-sumber daya yang dimiliki (Helfert dalam Imam Widodo, 2011: 9). Tujuan utama dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personal dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi (Nurul Umam, 2010: 7). Berkaitan dengan pengukuran kinerja, pemilihan ukuran-ukuran kinerja yang tepat dan berkaitan langsung dengan tujuantujuan strategis perusahaan sangat penting dan menentukan dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. Kaplan dan Norton dalam Imam Widodo (2011: 16-17), menjelaskan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat telah merubah pola persaingan perusahaan dari industrial competition menjadi information competition, dimana telah mengubah acuan yang dipakai untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Alat ukur kinerja tradisional yang memfokuskan pada pengukuran keuangan tentunya harus bergeser menyesuaikan dengan tuntutan agar memberikan arah yang lebih baik bagi perusahaan. Hanya dengan menggunakan ukuran keuangan saja, belum dapat menggambarkan kinerja suatu perusahaan secara keseluruhan. Balance Scorecard merupakan suatu alat pengukuran kinerja perusahaan yang mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan baik keuangan maupun non keuangan dengan mempertimbangkan empat aspek yang berkaitan dengan perusahaan, antara lain: aspek keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Balance Scorecard terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan (2) berimbang (balance). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personil di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang akan diwujudkan personil di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja sesungguhnya. Selanjutnya, Kaplan dan Norton juga menjelaskan bahwa Balance Scorecard merupakan penjabaran visi, misi, dan strategi perusahaan dalam serangkaian tujuan dan dari penjabaran tersebut dijadikan ukuran bagi pengukuran kinerja perusahaan. Visi, misi, dan strategi tersebut dijabarkan dalam empat pespektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Balance Scorecard menekankan bahwa pengukuran keuangan dan non keuangan harus merupakan bagian dari sistem informasi bagi seluruh karyawan dari semua tingkatan dalam perusahaan. Sehingga Balance Scorecard merupakan suatu bingkai kerja, suatu bahasa untuk mengkomunikasikan misi dan strategi kepada seluruh pegawai tentang apa yang menjadi kunci penentu sukses saat ini dan masa mendatang. Sebagai sarana komunikasi misi dan strategi, Balance Scorecard memuat suatu pesan kepada semua karyawan tentang pentingnya mengejar secara seimbang terhadap empat perspektif sekaligus. Sasaran-sasaran perspektif keuangan oleh Kaplan dan Norton dalam Imam Widodo(2011: 42) dibedakan pada masingmasing tahap dalam siklus bisnis menjadi tiga pilar: a) Tahap growth (Bertumbuh): perusahaan yang berada pada awal siklus kehidupan bisnis memiliki potensi pertumbuhan, sehingga strategi dan pengukuran perspektif finansial yang dilakukan dapat difokuskan pada revenue growth, positive earning, dan sales and market share growth. b) Tahap Sustain Stage (Bertahan). Setelah melalui tahap pertumbuhan, perusahaan akan berada dalam tahap kedua. Perusahaan akan tetap melakukan investasi dan reinvestasi tetapi sudah membutuhkan pengembalian yang baik dari investasi di masa lalu. Perusahaan diharapkan mempertahankan pangsa pasar dan berusaha untuk meningkatkan penguasaannya dari tahun ke tahun. Kebanyakan perusahaan pada tahap ini akan menggunakan tujuan keuangan yang berhubungan dengan profitabilitas dan ukuran yang digunakan seperti return on Investment (ROI), return on capital employed (ROCE), dan economic value added (EVA). c) Tahap Harvest (Panen). Perusahaan akan dapat mencapai fase kedewasaan dari siklus kehidupan bisnisnya, dimana perusahaan akan menuai hasil dari investasi yang telah dilakukannya Dalam perspektif pelanggan terdapat dua kelompok pengukuran yang terkait menurut Kaplan dan Norton dalam Nurul Umam (2010: 40) yaitu: a) Kelompok Inti

3 J u r n a l E K B I S / V o l. X / N o. 1 / e d i s i M a r e t (1) Pangsa Pasar: mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar tertentu yang dikuasai oleh perusahaan (2) Tingkat Perolehan para Pelanggan Baru (3) Kemampuan Mempertahankan Pelanggan Lama (4) Tingkat Kepuasan Pelanggan (5) Tingkat Profitabilitas Pelanggan: mengukur seberapa besar keuntungan yang berhasil diraih oleh perusahaan dari penjualan produk kepada para pelanggan b) Kelompok Penunjang (1) Atribut-atribut Produk (fungsi, harga dan mutu) (2) Hubungan dengan Pelanggan (3) Citra dan reputasi perusahaan beserta produk-produk dimata para pelanggannya dan masyarakat konsumen Menurut Kaplan dan Norton dalam Nurul Umam (2010: 41) dalam proses bisnis internal, manajer harus bisa mengidentifikasi proses internal yang penting karena proses internal tersebut mempunyai nilai-nilai yang diinginkan konsumen dan dapat memberikan pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham. Tahapannya meliputi: c) Inovasi, besarnya produk-produk baru, lama waktu yang digunakan untuk mengembangkan produk secara relatif jika dibandingkan perusahaan pesaing d) Proses Operasi. Tahapan dimana perusahaan berupaya memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. e) Proses Penyampaian Produk atau Jasa pada Pelanggan Selanjutnya adalah perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Tujuan dari perspektif ini adalah menyediakan infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya. Faktor faktor yang harus diperhatikan adalah (Kaplan dan Norton, dalam Nurul Umam 2010: 42): a) Karyawan, kepuasan karyawan dan produktivitas kerja karyawan b) Kemampuan Sistem Informasi. Tolok ukur yang sering digunakan adalah bahwa informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan, tepat dan tidak memerlukan waktu lama. c) Motivasi, pemberdayaan dan keselarasan METODE PENELITIAN Menurut tarafnya, jenis penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif. Sedangkan bila ditinjau dari tempat penelitian, penelitian ini merupakan Studi Kasus. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi, (Prof. Dr. Sugiyono, 2011: 9) Berdasarkan pada permasalahan yang diteliti maka strategi penelitian yang digunakan adalah tunggal terpancang. Menurut HB Sutopo (2002: 112) suatu penelitian disebut sebagai studi tunggal terpancang bilamana penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu sasaran. Disini permasalahan yang diteliti terfokus pada penilaian kinerja Lembaga Keuangan Mikro UPK Bina Mandiri. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan, dimana sampel yang diambil tidak ditekankan pada jumlah melainkan pada kualitas pemahamannya kepada masalah yang akan diteliti. Mengacu pada penjabaran populasi di atas maka sampelnya adalah UPK PNPM Kecamatan kembangbahu. Namun menurut penjelasan Prof. Dr. Sugiyono diatas maka dalam penelitian ini peneliti akan menentukan informan untuk diwawancarai yaitu Ketua UPK Bina Mandiri yang tentunya memahami seluk beluk Lembaga secara keseluruhan. Metode pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini antara lain: 1. Wawancara 2. Observasi 3. Dokumentasi 4. Triangulasi/ Gabungan PEMBAHASAN Menurut teori dan hasil wawancara serta dokumen-dokumen UPK Bina Mandiri, maka peneliti dapat menyusunketerkaitan visi, misi, dan rencana strategis perusahaan dengan keempat perspektif Balance Scorecard. Visi: Bersama Masyarakat Mewujudkan Masyarakat yang Produktif, Mandiri dan Sejahtera Misi: Memberdayakan masyarakat melalui penyuluhan dan pelatihan, mengelola asset dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan masyarakat, dan menciptakan serta mengembangkan usaha produktif masyarakat

4 J u r n a l E K B I S / V o l. X / N o. 1 / e d i s i M a r e t Perspektif keuangan: indikatornya adalah: peningkatan asset produktif, peningkatan keuntungan, optimalisasi asset produktif Perspektif pelanggan: indikatornya adalah: peningkatan kepercayaan nasabah dan peningkatan kualitas Perspektif proses bisnis internal: indikatornya adalah: pengembangan produk dan proses operasi Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran: indikatornya adalah: peningkatan produktivitas dan komitmen karyawan Kriteria keseimbangan digunakan sebagai pedoman untuk memberikan skor pada setiap perspektif Balance Scorecard. Peneliti memberikan skor 1 untuk ukuran strategis yang mengalami perbaikan setiap tahunnya. Skor 0 untuk ukuran strategis yang mengalami perubahan tetapi tidak memberi dampak perbaikan atau penurunan kinerja yang berarti. Sedangkan skor -1 diberikan untuk strategis yang mengalami penurunan setiap tahun sehingga memberikan penurunan kinerja UPK. Untuk mengukurnya, meneliti menghitung dengan cara membagi jumlah skor yang diperoleh dengan jumlah skor keseluruhan. Kemudian nilai yang diperoleh dijadikan acuan untuk menilai kinerja. Nurhayati dalam Nurul Umam (2010: 76) menyatakan bahwa kinerja dikatakan baik bila nilai yang diperoleh lebih besar dari 0,6, cukup bila nilai yang diperoleh pada rentang 0 0,6, sedangkan kurang baik bila nilai yang diperoleh kurang dari Perspektif Keuangan 1) Pertumbuhan Asset produktif Ukuran strategisnya adalah prosentase perkembangan asset produktif. Semakin besar perkembangannya maka kinerja UPK semakin baik. Jumlah asset produktif diketahui dari neraca microfinance per 31 Desember 2011, 2012, Dari hasil analisa dapat diketahui bahwa perkembangan asset Produktif meningkat setiap tahun. Tahun 2012 meningkat 17,7%. Sedangkan tahun 2013 meningkat 37,6%. Dengan demikian Pertumbuhan Asset Produktif UPK Bina Mandiri mendapat skor 1. 2) Peningkatan Surplus/laba Peningkatan surplus/laba dapat diketahui dengan membandingkan jumlah surplus berjalan di neraca microfinance per 31 Desember dari tahun 2011, 2012, Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui bahwa surplus UPK Bina Mandiri meningkat setiap tahun dengan prosentasi 5,84% di tahun 2012 dan 13,16% di tahun Dengan demikian peningkatan surplus mendapat skor 1. 3) Optimalisasi Asset Produktif Optimalisasi asset produktif dimaksudkan agar seluruh asset produktif yang dimiliki dapat digunakan semaksimal mungkin untuk memperoleh pendapatan. Ukuran strategisnya menggunakan Rasio Return of Asset (ROA). Dari hasil analisa menunjukkan bahwa lembaga tersebut tidak mengalami kemajuan, bahkan terjadi kemunduran. Karena optimalisasi asset produktif terus menurun selama tiga tahun berturut-turut. Dengan demikian optimalisasi asset produktif mendapat skor -1. Berdasarkan uraian di atas, dapat dihitung kinerja perspektif keuangan memperoleh nilai 0,33, sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja perspektif keuangan UPK Bina mandiri adalah cukup. 2. Perspektif Pelanggan 1) Pangsa Pasar Segmen pasar UPK Kembangbahu adalah kelompok yang beranggotakan perempuan yang memiliki usaha skala mikro, diutamakan anggota RTM (Rumah tangga Miskin). Dari laporan perkembangan kelompok, peneliti mendapatkan bahwa selama ini kelompok yang menjadi nasabah sebagian besar adalah kelompok simpan pinjam. Pada tahun 2011, dari 70 kelompok hanya 6 kelompok aneka usaha, sisanya kelompok simpan pinjam. Pada tahun 2012, jumlah kelompok menurun menjadi 65 kelompok, dan 9 kelompok adalah kelompok aneka usaha. Sedangkan pada tahun 2013, jumlah kelompok meningkat signifikan menjadi 94 kelompok, satu diantaranya kelompok usaha bersama, dan 14 kelompok aneka usaha, sisanya kelompok simpan pinjam. Terjadi flkutuasi terhadap jumlah kelompok, namun segmen pasarnya terus meningkat. Dengan demikian pangsa pasar mendapat skor 1. 2) Akuisisi Pelanggan Pengukuran kinerja pada perspektif ini dilakukan dengan cara membandingkan jumlah pelanggan dari tahun ke tahun. Jika jumlah kelompok meningkat

5 J u r n a l E K B I S / V o l. X / N o. 1 / e d i s i M a r e t setiap tahun maka perusahaan dinilai mampu memperoleh pelanggan baru. Berdasarkan laporan perkembangan kelompok per 31 Desember 2011, 2012, 2013 diketahui jumlah kelompok menurun pada tahun 2012 namun meningkat tajam di tahun Dengan demikian akuisisi pelanggan mendapatkan skor 0. 3) Loyalitas Pelanggan UPK Bina Mandiri memiliki kriteria tersendiri untuk mengetahui tingkat loyalitas pelanggan. Yaitu dengan meningkatnya tingkat pengembalian tepat waktu. Peneliti membandingkan antara target dengan realisasi pengembalian. Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui loyalitas pelanggan mulai meningkat. Akan tetapi kembali agak kurang baik pada tahun Dengan demikian loyalitas nasabah mendapat skor 0. Dari uraian di atas dapat dilakukan penghitungan yang menghasilkan nilai 0,33. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja Perspektif Pelanggan UPK Bina mandiri adalah cukup. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal 1) Inovasi dan Pengembangan Produk Dari dua produk pinjaman yang ditawarkan UPK antara pinjaman berjangka 12 bulan dan 10 bulan tidak ada salah satu yang lebih banyak menyumbangkan realisasi perguliran. Seharusnya UPK melakukan pengembangan produk yang inovatif yang bisa memperbanyak jumlah dana yang digulirkan dan mempercepat perguliran. Dengan demikian inovasi dan pengembangan produk mendapat skor 0. 2) Rasio Biaya Penghitungan rasio biaya digunakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan dana oleh UPK dalam menjalankan operasinya untuk meningkatkan pendapatan. Rasio biaya dapat diketahui dengan membandingkan total biaya selama satun tahun dengan total pendapatan jasa satu tahun. Data berikut berdasarkan laporan laba/rugi UPK tahun 2011, 2012, Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui rasio biaya dari tahun 2011 sampai tahun 2013 terus meningkat. Ini dapat diartikan perusahaan belum dapat melakukan efisiensi terhadap biaya yang dikeluarkan. Dengan demikian rasio biaya mendapat skor -1. 3) Penyaluran Pembiayaan Penyaluran Pembiayaan yang dilakukan oleh UPK Bina Mandiri meliputi membuat dan melaksanakan aturan perguliran yang sesuai dengan prinsip PNPM. Yaitu memuat persyaratan kelayakan kelompok, aturan jasa pinjaman, jangka waktu, jadwal angsuran, serta pengelolaan pinjaman bermasalah.upk sudah melaksanakan perguliran sesuai dengan aturan yang berlaku. Bahkan UPK juga memfasilitasi calon nasabah dalam mempersiapkan dokumen pengajuan pinjaman. Sedangkan dalam realisasi pinjaman UPK butuh waktu paling lama dua minggu. Dengan demikian pengelolaan pinjaman mendapat skor 0. 4) Pendampingan Kelompok Selain melestarikan asset perguliran, UPK mempunyai tugas lain yang sangat penting yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat. UPK Bina Mandiri juga melaksanakan fasilitasi kelompok, baik yang berkaitan dengan administrasi pinjaman kelompok maupun usaha yang dijalankan kelompok. Namun sampai saat ini yang berhasil dilakukan adalah pendampingan administrasi, belum sepenuhnya berhasil dalam pendampingan usaha kelompok. Dengan demikian layanan purna jual mendapat skor 0. Dari uraian diatas, dapat dilakukan penghitungan yang menghasilkan nilai - 0,25untuk Perspektif Proses Bisnis Internal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja perspektif Proses Bisnis Internal UPK Bina mandiri adalah kurang baik. 4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 1) Produktivitas karyawan Ukuran strategis pada perspektif ini adalah mengukur seberapa besar keuntungan yang berhasil didapat oleh perusahaan. Produktivitas karyawan menunjukkan besarnya perolehan surplus tiap tahun yang dihasilkan oleh setiap karyawan dalam satu tahun. Dari hasil analisa dapat diketahui bahwa perolehan surplus setiap karyawan meningkat setiap tahun. Dengan demikian produktivitas karyawan mendapat skor 1. 2) Kepatuhan Rencana Kerja Setiap berakhir tahun anggaran UPK melakukan laporan pertanggung

6 J u r n a l E K B I S / V o l. X / N o. 1 / e d i s i M a r e t jawaban kepada Musyawarah Antar Desa. Sekaligus menyusun dan menetapkan rencana untuk tahun anggaran berikutnya. Dalam pelaksanaannya, UPK selalu memperhatikan rencana kerja yang sudah dibuat. Tidak ada kegiatan yang terlewatkan, semua sesuai rencana walaupun kadang-kadang ada kegiatan yang tiba-tiba harus dilaksanakan tapi tidak ada di rencana kerja, biasanya kegiatan tersebut berhubungan dengan Asosiasi UPK se-kabupaten Lamongan. Sedangkan untuk bidang keuangan, UPK menggunakan biaya operasional tidak lebih dari yang dianggarkan. Biasanya yang bertambah adalah anggaran untuk pembiayaan yang terkadang nasabah mengajukan pembiayaan lebih besar atau bertambahnya kelompok baru. Dari uraian hasil wawancara dengan ketua UPK tersebut dapat disimpulkan kepatuhan rencana kerja UPK cukup baik. Dengan demikian kepatuhan rencana kerja mendapat skor 1. 3) Pelatihan Karyawan Untuk meningkatkan kualitas dan motivasi karyawan, maka lembaga mengadakan pelatihan karyawan yang diadakan bersama dengan UPK se Kabupaten Lamongan. Pelatihan tersebut diadakan setiap tahun anggaran. Dengan demikian Pelatihan karyawan mendapat skor 1. Berdasarkan data di atas dapat dilakukan perhitungan dan menghasilkan nilai 1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran UPK Bina mandiri adalah baik. KESIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Hasil Keseluruhan Penilaian Kinerja UPK Bina Mandiri berdasarkan Kriteria penilaian dengan Balance Scorecard dapat diketahui kinerja secara keseluruhan cukup, tetapi untuk perspektif proses bisnis internal menunjukkan hasil kuang. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran menjadi inti dari kinerja perusahaan. Dengan nilai perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang bernilai sempurna, seharusnya perspektif yang lain juga baik. Dengan demikian apabila kinerja suatu perusahaan dikatakan baik, belum tentu semua aspek baik. Itulah mengapa penting dilakukan penilaian kinerja pada masing-masing aspek agar lebih fokus di sisi mana yang masih perlu dibenahi dan ditingkatkan. SARAN Untuk selanjutnya agar dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat rencana strategis dalam mewujudkan visi-misi lembaga. Perusahaan juga dapat mengembangkannya dengan menerapkan Balance Scorecard pada individu dilanjutkan pada organisasi agar menghasilkan kinerja yang lebih maksimal. Serta mengembangkannya secara total dengan menerapkan konsep baru Total Performance Scorecard yang merupakan gabungan konsep Balance Scorecard, Total Quality Management dan Competence management. DAFTAR PUSTAKA Widodo, Imam Analisis Kinerja Perusahaan dengan Menggunakan Pendekatan Balance Scorecard pada PT. Jansen Indonesia. FE Universitas Diponegoro Semarang. Gaspersz, Vincent, Balance Scorecard dengan Six Sigma. Jakarta: Gramedia. Kaplan, Robert S dan David P Norton Balance Scorecard: Translating Strategi into Action. Boston. Havard Business School Press. Chamdan, Nurul Umam N. Penerapan Metode Balance Scorecard sebagai Pengukuran Kinerja Pada Lembaga Keuangan Syariah (BMT) Bina Insan Mandiri Gondangrejo FKIP Sebelas Maret Surakarta. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitati Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung. Hansen dan Mowen Akuntansi Manajemen Jilid I. Jakarta: Erlangga Akuntansi Manajemen Jilid II. Jakarta: Erlangga Mulyadi Balance Scorecard. Jakarta: Salemba Empat. Pearce II, John A. Dan Richard B. Robinson. Manajemen Strategik jilid I. Tangerang: Binarupa Aksara. Rampersad, Hubert K Total Performance Scorecard: Manajemen Baru Mencapai Kinerja dengan Integritas. Jakarta: Gramedia

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan topik kajian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai pembanding.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2014, Hal. 161-167 JURNAL AKUNTANSI INDONESIA IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG Abstract

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. berbasis Balanced Scorecard dengan menggunakan keempat perspektif Balanced

BAB V PENUTUP. berbasis Balanced Scorecard dengan menggunakan keempat perspektif Balanced BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penilaian kinerja berbasis Balanced Scorecard dengan menggunakan keempat perspektif Balanced Scorecard sebagai ukuran kinerjanya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghipun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana terbsebut kepada

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) LAMONGAN)

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) LAMONGAN) ANALISIS PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) LAMONGAN) Ahmad Faishol Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan pada sisi keuangan (financial perspective). Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata

Lebih terperinci

Farah Esa B

Farah Esa B ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA (Studi Kasus pada RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) LAMONGAN)

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) LAMONGAN) ANALISIS PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) LAMONGAN) Ahmad Faishol Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert

Lebih terperinci

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS Majalah Ilmiah Unikom, Vol.6, hlm. 51-59 BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS ISNIAR BUDIARTI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai

BAB II LANDASAN TEORI. dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai BAB II LANDASAN TEORI A. Balanced Scorecard Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai popular pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial). 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN 2.1 Konsep Dasar Audit Manajemen Menurut Bayangkara (2008:2), audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisien dan efektivitas operasi perusahaan.

Lebih terperinci

Jurnal Sains & Teknologi

Jurnal Sains & Teknologi JUS TEKNO Jurnal Sains & Teknologi ISSN 2580-2801 BALANCE SCORE CARD (BSC), SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA Wastam Wahyu Hidayat Abstrak Tujuan penulisan ini untuk mengetahui bagaimana mengukur kinerja organisasi/pusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek keuangannya saja. Masalah tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Kinerja Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini persaingan perdagangan di Indonesia semakin pesat. Baik perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, maka perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap pengukuran kinerja perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Organisasi sektor Publik Awalnya, sektor publik ini muncul karena adanya kebutuhan masyarakat secara bersama terhadap barang atau layanan tertentu. Sektor

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa

TINJAUAN PUSTAKA. suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan teknologi yang ada. Adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Singkat Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan

Lebih terperinci

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value. Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang-orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pembahasan kinerja dengan konsep balanced scorecard telah banyak

BAB II LANDASAN TEORI. Pembahasan kinerja dengan konsep balanced scorecard telah banyak BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pembahasan kinerja dengan konsep balanced scorecard telah banyak dibahas. Sebagaimana yang dikutip oleh Sony Yuwono dari penelitian Ovle, kata benda score merujuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan sehingga dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan. Pertama, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua perusahaan di era globalisasi saat ini. Kunci untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi pasar persaingan (globalisasi) dan lingkungan bisnis yang cepat berubah. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari era pasar bebas yang saat ini dirasakan adalah persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari era pasar bebas yang saat ini dirasakan adalah persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dampak dari era pasar bebas yang saat ini dirasakan adalah persaingan ketat antar perusahaan. Hal ini menuntut perusahaan untuk selalu meningkatkan pencapaian

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. Manajemen strategis (strategic management) merupakan arus keputusan dan

BAB 3 LANDASAN TEORI. Manajemen strategis (strategic management) merupakan arus keputusan dan BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Manajemen Strategis Manajemen strategis (strategic management) merupakan arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada perkembangan suatu strategi atau strategi-strategi

Lebih terperinci

BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, kinerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Induktif Pada bagian ini menjelaskan mengenai kajian-kajian literature yang diperoleh dari peneliti sebelumnya. Beberapa peneliti mengenai pengukuran kinerja diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Idealnya, setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Objek yang selalu diukur adalah bagian keuangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996) 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil atau prestasi kerja suatu perusahaan selama periode waktu tertentu yang dipengaruhi oleh proses operasional perusahaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja merupakan kriteria penting dalam menilai suatu perusahaan. Pengukuran ini memperlihatkan hubungan antara perencanaan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN (Studi Kasus pada Poliklinik dan Rumah Bersalin Rejosari Husada Delanggu Klaten) p SKRIPSI Disusun Sebagai Salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam beberapa dasarwasa ini telah terjadi perubahan yang cepat dan terus menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari era

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, DAN RERANGKA PEMIKIRAN. kinerja dalam organisasi masa depan. Istilah Balanced scorecard terdiri dari 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA, DAN RERANGKA PEMIKIRAN. kinerja dalam organisasi masa depan. Istilah Balanced scorecard terdiri dari 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA, DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Balanced scorecard 1. Pengertian Balanced scorecard Balanced scorecard pertama kali diperkenalkan oleh David P Norton dan Robert Kaplan pada awal tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja 2.1.1. Definisi Pengukuran Kinerja Kaplan, dan Norton (1996) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai : the activity of measuring the performance of an activity

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Menurut Robbins dalam Rai (2008:40), kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor ekonomi yaitu bidang industri merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling utama di Indonesia. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Rebublik Indonesia (Kepmenkes RI) No. 1332/Menkes/SK/X/2002 mengenai Ketentuan dan Tata cara Pemberian Izin Apotek, yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang sangat mendasar bagi semua manusia karena setiap aktivitas manusia pasti memerlukan air bersih. Tersedianya air

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak- pihak tertentu untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penilaian Kinerja Melihat aktifitas perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasinya sehari - hari maka akan menghasilkan penilaian yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD 3.1 Sejarah dan Definisi Balanced scorecard 3.1.1. Sejarah Balanced scorecard Balanced scorecard pertama kali dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia bisnis banyak mengalami perkembangan sehingga tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Republik Indonesia Nomor: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007. Unit Jasa

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Republik Indonesia Nomor: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007. Unit Jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007. Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Balanced Scorecard Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai populer pada

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masa kini dan di masa depan, organisasi pasti mengalami lingkungan bisnis yang sangat komplek. Organisasi dituntut untuk saling berkompetisi, tidak hanya mempertahankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki era perdagangan bebas, persaingan bisnis yang terjadi di antara perusahaan semakin ketat, termasuk pula pada bisnis di sektor perbankan. Untuk itu, perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam era persaingan bisnis yang pesat seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi apapun. Selain

Lebih terperinci

Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia

Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia Oleh: Taryana Suryana NPM:2006210007 1 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA Visi Menjadi

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Indah Pratiwi, Herrizqi Shinta, Dessy Riyasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

Sumber : Penulis (2014)

Sumber : Penulis (2014) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Desain Landasan Teori Untuk mengukur kinerja dengan Balanced Scorecard, maka dibutuhkan alur untuk melihat tahapan-tahapan guna melihat proses untuk sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Menurut Wibowo (2008), kinerja berasal dari pengertian performance. Adapun pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management

Lebih terperinci

Prepared by Yuli Kurniawati

Prepared by Yuli Kurniawati BALANCE SCORECARD Prepared by Yuli Kurniawati SEJARAH BALANCE SCORECARD Pertama kali disampaikan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business Review tahun 1992 dalam artikel berjudul Balanced

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengukuran Kinerja Perusahaan 1. Kinerja dan Pengukuran Kinerja Perusahaan Rivai dan Basri (2005), Kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan perusahaan di abad ke-21 ini semakin ketat sejalan dengan diberlakukannya era perdagangan bebas. Hal ini tentu juga mempengaruhi persaingan di dunia

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Solo Kartasura) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG Ainun Jariah 1, Titin Ruliana 2, Suyatin 3 Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Pada suatu organisasi bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Balanced Scorecard 2.1.1 Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs. Robert Kaplan (Harvard Business

Lebih terperinci

MVC dengan BALANCED SCORECARD (BSC)

MVC dengan BALANCED SCORECARD (BSC) MVC dengan BALANCED (BSC) Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. BSC DAN PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN 1. What we want to be? - Visi dan Misi 2. What we have to do? - Kebijakan/Program/Kegiatan 3. Where

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT Bank Perkreditan Rakyat Danatama Indonesia yang tumbuh dan berkembang di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR Pundi

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk

ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk Disusun oleh: SITI KARINA HAFSARI Niaga Pratama 1 BC/3 17116, 081287847957, sitikarinahafsari@hotmail.com

Lebih terperinci

ditetapkan sebelumnya agar mencapai tindakan dan hasil yang diinginkan. Penilaian

ditetapkan sebelumnya agar mencapai tindakan dan hasil yang diinginkan. Penilaian BAB I PENDAHULUAN A, Latar Belakang Penelitian Di zaman perekonomian modern sekarang ini, perusahaan menghadapi Iingkungan bisnis kompleks dan turbulen yang terjadi dengan semakin meningkatnya proses globalisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan iklim kompetisi antar perusahaan semakin tajam dan ketat, juga ditambah

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE BALANCE SCORECARD UNTUK PENGUKURAN KINERJA PADA GANYSHA KUE PIE KERING

ANALISIS PENERAPAN METODE BALANCE SCORECARD UNTUK PENGUKURAN KINERJA PADA GANYSHA KUE PIE KERING ANALISIS PENERAPAN METODE BALANCE SCORECARD UNTUK PENGUKURAN KINERJA PADA GANYSHA KUE PIE KERING SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) Pada Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran 22 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA CV. FABAMUS FAMILI UTAMA SEMARANG DENGAN BALANCED SCORECARD

ANALISIS KINERJA CV. FABAMUS FAMILI UTAMA SEMARANG DENGAN BALANCED SCORECARD ANALISIS KINERJA CV. FABAMUS FAMILI UTAMA SEMARANG DENGAN BALANCED SCORECARD Nilla Mega P 1, Hari Susanta N 2 & Sendhang Nurseto 3 nilla.permata@gmail.com Abstract A method of measuring the performance

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Atas Pengukuran Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan bisnis terutama dengan pekembangan teknologi yang terus update, permintaan konsumen yang semakin beragam mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Penilaian Kinerja Sistem penilaian kinerja merupakan sistem yang digunakan oleh manajemen perusahaan untuk melakukan evaluasi atas seluruh sumber daya perusahaan apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan iklim usaha, informasi dan teknologi yang semakin maju berdampak pada persaingan bisnis yang semakin ketat, sehingga para pelaku bisnis harus

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT BUMI JASA UTAMA DI MAKASSAR AMRIL ARIFIN

PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT BUMI JASA UTAMA DI MAKASSAR AMRIL ARIFIN PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT BUMI JASA UTAMA DI MAKASSAR AMRIL ARIFIN STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengukur kinerja PT. Bumi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Hansen, Mowen, 2005, Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Hansen, Mowen, 2005, Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System. Edisi ke Sebelas, Salemba Empat, Jakarta. Hansen, Mowen, 2005, Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Jakarta. Ikatan

Lebih terperinci