PENJADWALAN PERAWATAN SISTEM PENUNJANG MOTOR INDUK DENGAN PEMODELAN DINAMIKA SISTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENJADWALAN PERAWATAN SISTEM PENUNJANG MOTOR INDUK DENGAN PEMODELAN DINAMIKA SISTEM"

Transkripsi

1 PENJADWALAN PERAWATAN SISTEM PENUNJANG MOTOR INDUK DENGAN PEMODELAN DINAMIKA SISTEM I Putu Andhi Indira Kusuma *) *) Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS indira@ne.its.ac.id Abstrak Sistem penunjang motor induk memiliki peran yang sangat penting demi kelangsungan beroperasinya motor induk yang terpasang dikapal. Sistem penunjang motor induk terdiri dari starting air system, lubricating oil system, fuel oil system dan cooling system. Oleh karena itu apabila terjadi kegagalan pada salah satu sistemnya, kondisi ini tidak hanya berdampak pada motor induk itu sendiri tetapi hal ini juga mempengaruhi operasional kapal. Dengan begitu pentingnya peran dari sistem tersebut, sistem penunjang motor induk tentunya membutuhkan suatu penjadwalan perawatan yang baik sehingga dapat mencegah terjadinya kegagalan sistem. Pada studi ini dianalisa mengenai penjadwalan preventive maintenance dengan metode dinamika sistem untuk sistem penunjang motor induk pada kapal KM karisma milik PT. Pelayaran Nusa Tenggara. Jadwal perawatan ditentukan dengan mempertimbangkan jadwal operasional kapal sehingga semua kegiatan perawatan akan dilakukan pada saat kapal tidak sedang berlayar. Hanya komponen kritis yang dianalisa pada studi ini yang ditentukan dengan menggunakan Failure Mode and Effects Analysis (FMEA). Penjadwalan perawatan dimodelkan dengan menggunakan metode dinamika sistem dengan bantuan software powersim Hasilnya menunjukkan bahwa semua jadwal perawatan ditentukan dalam rangka untuk menghindari terjadinya kegagalan sistem. Kata kunci: Penjadwalan perawatan, FMEA, Dinamika Sistem 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agar dapat beroperasi sesuai dengan fungsinya mesin diesel yang terpasang di kapal didukung oleh sistem penunjang yaitu fuel oil system, lubricating oil system, cooling system dan starting air system. Semua sistem tersebut memiliki fungsi serta peran yang sangat penting bagi operasional motor induk, hal ini dikarenakan apabila terjadi kerusakan pada salah satu sistem penunjangnya, motor induk pasti akan mengalami masalah dan mungkin motor induk tidak dapat beroperasi dengan baik. Sebagai contoh apabila fuel oil system mengalami masalah yaitu belum terpenuhinya suhu pembakaran, serta kompresi menjadi rendah maka akhirnya flash point dari bahan bakar tidak tercapai. Begitu pula dengan cooling system serta lubricating oil system mengalami masalah, apabila cooling system mengalami masalah maka engine akan cepat menjadi panas dan juga dengan lubricating oil system yang berfungsi sebagai penyuplai minyak pelumas kebagian mesin yang perlu dilumasi mengalami masalah maka bagian engine yang kurang pelumas akan cepat aus serta dikhawatirkan motor induk tidak mampu menahan panas yang ditimbulkan oleh kerja motor induk tersebut. Dan yang terkhir apabila starting air system terjadi masalah maka starting system pada motor induk tersebut akan terganggu. Sebagai contoh nyata dilapangan bahwa misalnya kerusakan pada compressed air sistem serta fuel oil system pada kapal Caraka jaya Niaga III-31 yang mengakibatkan kegagalan pada sistem start mundurnya, sehingga mengakibatkan kapal sulit untuk melakukan manuver dipelabuhan[1]. Semua kegagalan tersebut secara ekstrem dapat mengakibatkan terhentinya kerja motor induk, sehingga dengan terhentinya kerja dari motor induk maka kapal akan gagal beroperasi. Dan apabila kejadian ini berlangsung saat kapal sedang berlayar maka akan sangat berbahaya bagi kapal, awak kapal serta lingkungan itu sendiri. Hal ini dikarenakan apabila saat berlayar motor induk tidak dapat beroperasi maka kapal akan terbawa arus serta karam dan mengakibatkan kebocoran pada lambung kapal dan apabila terjadi kebocoran pada tangki bahan bakar maka bahan bakar tersebut akan mencemari lingkungan laut. Dengan begitu pentingnya peran dan fungsi dari masing-masing sistem penunjang tersebut maka perlu dilakukan suatu manajemen perawatan yang baik agar system memiliki uptime yang baik. Manajemen perawatan tersebut dapat berupa jadwal perawatan serta analisa perawatan dan kondisi sistem setelah dilakukan perawatan. Analisa ini sangat penting untuk memprediksi bagaimana perilaku sistem di masa mendatang serta

2 bagaimana efek dari kebijakan pemeliharaan dan operasional yang telah dilakukan dan yang paling terpenting adalah hubungan antara biaya perawatan yang optimum agar sistem memiliki uptime yang baik sehingga kapal dapat beroperasi dan menghasilkan pendapatan yang optimum pula. Untuk dapat menilai keandalan sistem ataupun komponen harus diketahui dengan jelas karakteristik kerja dari sistem atau komponen yang akan dianalisa termasuk juga dengan pola operasi, pola perawatan, pola kegagalan dan pengaruh kondisi operasi terhadap kinerja sistem atau komponen tersebut[2]. Sehingga untuk dapat mengetahui karakteristik kegagalan sistem serta manajemen perawatan yang optimum maka pada tugas akhir ini penulis mempelajari mengenai dinamika sistem dari kegagalan sistem penunjang motor induk tersebut dengan membuat suatu pemodelan dinamika sistem dengan bantuan PowerSim Software. Analisa dinamika sistem sangat baik digunakan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Hal ini dikarenakan dinamika sistem memberikan suatu analisa hubungan sebab akibat antara komponen/sistem dengan komponen/sistem yang lainnya. Sehingga apabila terjadi permasalahan pada salah satu sistem maka sistem yang lainnya pun akan mengalami masalah. Pemodelan ini sangat tepat dipakai dengan analisa yang akan dilakukan pada sistem penunjang motor induk yang memiliki karakterisitik yang hampir sama yaitu saling berpengaruh terhadap satu dengan yang lainnya demi beroperasinya motor induk dengan baik. Setelah mengetahui karakteristik kegagalan yang terjadi maka selanjutnya akan dibuat suatu analisa mengenai jadwal perawatan dan biaya perawatan yang optimum serta kondisi operasi sistem setelah dilakukan perawatan. Sehingga dengan analisa ini diharapakan sistem penunjang motor induk yang terpasang di kapal memiliki uptime yang baik serta jadwal perawatan optimum yang dihasilkan dapat memberikan masukan kepada operator sehingga biaya perawatan dapat diminimalisir dengan pengoperasian sistem yang tepat dan sesuai dengan prosedur, sehingga kapal dapat berlayar sesuai dengan jadwal dan diharapkan dapat memberikan pendapatan yang baik kepada manajemen Perumusan Masalah Permasalahan pokok pada skripsi ini antara lain : 1. Bagaimana karakteristik kegagalan sistem serta perawatan dari sistem penunjang motor induk terpasang dikapal? 2. Bagaimanakah jadwal perawatan yang optimum dari sistem yang mengalami down? 3. Berapakah estimasi biaya perawatan yang akan dibutuhkan berdasarkan jadwal perawatan yang telah didapat? 4. Bagaimana kondisi sistem setelah dilakukan perawatan serta pengaruh terhadap downtime sistem selanjutnya? 1.3. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari skripsi ini antara lain : 1. Mengetahui karakteristik keandalan sistem serta perawatan dari sistem penunjang motor induk berdasarkan jadwal operasional kapal dengan pemodelan dinamika sistem. 2. Menentukan jadwal perawatan yang optimum dari masing-masing sistem yang mengalami kegagalan operasi agar dapat dilakukan pencegahan sehingga dapat meminimalisir kerusakan sistem. 3. Menentukan estimasi biaya perawatan yang akan didapatkan dari jadwal perawatan yang telah didapat. 4. Mengetahui kondisi operasional sistem setelah dilakukan perawatan dalam jangka waktu yang ditentukan Batasan masalah Untuk menegaskan dan lebih memfokuskan permasalahan yang akan dianalisa dalam penelitiaan skripsi ini, maka akan dibatasi permasalahan-permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut : 1. Pembahasan hanya dilakukan terhadap sistem penunjang motor induk yaitu fuel oil system, lubricating oil system, cooling system serta starting air system pada motor diesel putaran rendah di Kapal KM Karisma. 2. Tidak mambahas secara spesifik dari masing-masing komponen pada sistem penunjang motor induk yaitu fuel oil system, lubricating oil system, cooling system serta starting air system. 2. METODOLOGI Metodologi merupakan kerangka dasar dari tahapan penyelesaian skripsi. Metodologi penulisan pada skripsi ini mencakup semua kegiatan yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah atau melakukan proses analisa terhadap permasalahan skripsi. Langkah langkah pengerjaan skripsi ini ditunjukkan dalam flow chart berikut ini :

3 MULAI PERUMUSAN MASALAH STUDI LITERATUR PENGUMPULAN DATA SERTA SURVEY DILAPANGAN 1. Jadwal dan Rute Pelayaran 2. Data kegagalan serta perbaikan 3. Digram serta komponen sistem 4. Harga Perbaikan masing-masing komponen pada sistem. ANALISA FMEA (Failure Modes And Effect Analysis) PEMBUATAN MODEL DINAMIKA SISTEM 1. Jadwal Pelayaran 2. Jadwal Kegagalan Sistem 2. Jadwal Perawatan 1. Jurnal 2. Paper 3. Tugas Akhir 4. Buku 5. Internet Komponen Sistem Penunjang Motor Induk yang dapat diperbaiki diatas kapal. 1.Model Fuel Oil System 2.Model Cooling System 3.Model Starting Air System 4.Model Lubricating Oil System diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan proses penelitian dan jurnal-jurnal penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini. Pada tahapan ini dipelajari tentang sistem penunjang motor induk yaitu fuel oil system, lubricating oil system, cooling system serta starting air system. Sehingga dikumpulkan materi-materi pendukung seperti analisa kehandalan sistem, dinamika sistem serta pola perawatan suatu komponen untuk menganalisa sistem penunjang motor induk tersebut. Sebagai tambahan, juga dilakukan browsing di internet untuk mencari informasi-informasi lain yang dapat mendukung dan lebih melengkapi proses penelitian skripsi ini Pengumpulan Data Serta Survey di Lapangan. ANALISA KEANDALAN DAN PERAWATAN MENETAPKAN JADWAL PERAWATAN KESIMPULAN SELESAI Flow chart pengerjaan tugas akhir 2.1. Identifikasi dan Perumusan Masalah Pada tahapan ini dilakukan proses perencanaan tentang hal-hal yang perlu dipelajari dan datadata yang diperlukan untuk melakukan perhitungan serta analisa dari permasalahan yang akan dipecahkan. Hal-hal yang perlu dipelajari yaitu antara lain mengetahui karakterisitik kegagalan sistem serta perawatan dari masingmasing komponen pada sistem, mengetahui jadwal perawatan yang optimum dari sistem yang mengalami down agar sistem serta motor induk memiliki minimal cost yang optimum, mengetahui estimasi biaya perawatan yang dibutuhkan untuk melakukan proses perawatan tersebut serta mengetahui kondisi sistem setelah dilakukan perawatan serta pengaruh terhadap downtime sistem selanjutnya Studi Literatur Powersim Software 2005 Tahapan selanjutnya adalah melakukan studi literatur dengan tujuan untuk merangkum teoriteori dasar, acuan secara umum dan khusus, serta untuk memperoleh berbagai informasi pendukung lainnya yang berhubungan dengan pengerjaan skripsi ini. Studi literatur ini dapat Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data yang diperoleh secara langsung di Perusahaan Pelayaran Nusa Tenggara. Data yang dikumpulkan adalah data rute serta jadwal pelayaran kapal, dimana kapal yang dijadikan obyek untuk pencarian data adalah KM. Karisma. Data yang lain yang diperlukan adalah diagram sistem penunjang motor induk, komponen sistem penunjang motor induk serta data perawatan serta perbaikan komponen sistem penunjang motor induk yang terpasang di kapal KM. Karisma Pembuatan Model Dinamika Sistem. Pembuatan model dinamika sistem dengan menggunakan bantuan PowerSim Software 2005 dari sistem penunjang motor induk tersebut yaitu mengenai jadwal pelayaran kapal sehingga dapat diketahui kondisi kapal, Sehingga analisa kehandalan serta penjadwalan perawatan dapat dikelompokkan kedalam dua kondisi yaitu berlayar serta bersandar. Setelah membuat model jadwal pelayaran maka dibuat suatu model performa komponen sistem penunjang motor induk. Dalam hal ini adalah mengetahui waktu kegagalan serta perbaikan dari masing-masing komponen yang dapat diwakili oleh komponen kritis pada sistem. Sehingga setelah dua model itu selesai ditambahkan suatu model untuk menganalisa jadwal perawatan yang tepat berdasarkan kondisi operasional kapal pada model pertama yang nantinya dilanjutkan pembuatan model untuk menganalisa estimasi biaya perawatan yang akan digunakan untuk proses perawatan atau perbaikan tersebut. Pembuatan model ini mencakup keempat sistem penunjang motor induk yang dibahas yaitu fuel oil system, lubricating oil system, cooling system serta starting air system.

4 2.5. Analisa. Melakukan analisa terhadap kegagalan dari masing-masing komponen pada sistem penunjang motor induk serta karakteristik operasi dan perawatan dari masing-masing komponen pada sistem dengan mengembangkan model yang telah dibuat pada langkah sebelumnya serta dihubungkan dengan jadwal pelayaran sehingga nantinya diketahui posisi kegagalan sistem serta jadwal perawatan dari masing-masing sistem Perkiraan Biaya Perawatan Perhitungan biaya pada analisa ini dilakukan setelah menemukan jadwal perawatan terbaik bagi sistem yang mengalami kegagalan. Sehingga dengan analisa ini diharapakan dapat memberikan informasiseberapa besar biaya yang akan dikeluarkan oleh owner untuk perawatan yang telah dan akan dilakukan Kesimpulan dan Saran. Pada akhir pengerjaan skripsi ini akan ditarik kesimpulan dari seluruh rangkaian penelitian yang dilakukan. Kesimpulan yang dihasilkan merupakan jawaban dari permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, dan merupakan rangkuman dari proses penelitian dan pengolahan data yang dilakukan. Pada akhir penulisan skripsi ini akan diberikan berbagai saran-saran mengenai proses dan hasil dari penelitian ini. 3. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 3.1. Data Kapal Berikut ini merupakan data kapal milik Perusahaan Pelayaran Nusa Tenggara yaitu KM. Karisma yang merupakan satu dari enam kapal yang dimiliki oleh perusahaan pelayaran tersebut dengan spesifikasi sebagai berikut : Tabel 1. Data Spesifikasi KM. Karisma Identifikasi Buatan Tahun Keterangan 1990 Korea Selatan Gross Tonage 2059 GT LWT 1329 Ton LOA / LPP 88,636 / 81,50 Lebar Kapal 13 Meter Sarat Air 5,409 Kecepatan 10 Knot Motor Induk MAN B&W 6S26MC HP / Kw / R.P.M 2382 PS / 1752 / 250 Jumlah Crews 21 Orang 3.2. Jadwal Pelayaran Kapal. Tabel 2. Jadwal Pelayaran KM. Karisma Tiba Berangkat Pelabuhan Asal Tanggal Jam Tanggal Jam Balikpapan 12/09/ Gresik 15/09/ /09/ Balikpapan 20/08/ /09/ Tarjun 28/09/ Berdasarkan rute pelyaran sebenarnya dilapangan KM. Karisma merupakan kapal yang melayani rute berdasarkan trayek atau order. Sehingga dalam analisa data pada skripsi ini kapal KM. Karisma diasumsikan melayani rute seperti tabel diatas dengan sistem rute serta jadwal liner Sehingga kapal akan berlayar dengan rute yang tetap dan berulangkali selama waktu yang ditentukan Model Jadwal Pelayaran Kapal. Pembuatan model pelayaran kapal KM Karisma menggunakan bantuan Software Powersim Pada pembuatan model ini tabel rute serta pelayaran kapal diatas dibuat suatu skenario agar mempermudah pembacaan pada pemodelan jadwal pelayaran tersebut. Skenario yang dipakai adalah menetukan kondisi dari kapal baik saat berlayar ataupun bersandar, dimana pada saat keadaan berlayar dianggap dalam keadaan nilai 1 (satu) sedangkan pada saat keadaan bersandar dianggap dalam keadaan nilai 0 (nol). Sehingga dapat dibuat suatu diagram yang menunjukkan model jadwal pelayaran kapal KM. Karisma. Keadaan 1 0 Waktu Gambar 1 Diagram Jadwal Pelayaran Setelah dilakukan skenario maka data tersebut diolah dengan menggunakan bantuan Software Powersim 2005 untuk membuat diagram jadwal pelayaran KM Karisma. Dimana langkahlangkah yang dilakukan adalah :

5 1. Balikpapan-Gresik ` 3. Balikpapan-Tarjun Port Time3 Switch 1 Auxiliary1_1 Auxiliary2_2 Port Time1 Rate 3 3 Arrive Time Condition3 Rate_7 Auxiliary3_3 Arrive Time3 Rate 1 1 Rate_5 Arrive Time Condition1 Auxiliary1 Auxiliary5 Auxiliary3 Switch 3 Gambar 2 Model 1 (Balikpapan Menuju Gresik) dari Jadwal Pelayaran Arrive Time1 Gambar 6 Model 3 (Balikpapan Menuju Tarjun) dari Jadwal Pelayaran Auxiliary3_ Gambar 3 Grafik Jadwal Pelayaran (Balikpapan Menuju Gresik) 2. Gresik-Balikpapan Auxiliary Gambar 7 Grafik Jadwal Pelayaran (Balikpapan Menuju Tarjun) 4. Tarjun-Balikpapan Switch 2 Switch 0 Port Time0 Copy of Auxiliary_12 Port Time2 Auxilliary-1 Auxilliary-5 Copy of Auxiliary1 Copy of Auxiliary5 0 Rate 2 2 Rate_6 Arrive Time Condition2 Auxiliary-3 Copy of Rate 1 Copy of Rate_5 Copy of Arrive Time Condition1 Copy of Auxiliary3 Arrive Time2 Gambar 4 Model 2 (Gresik Menuju Balikpapan) dari Jadwal Pelayaran Arrive Time0 Gambar 8 Model 4 (Tarjun Menuju Balikpapan) dari Jadwal Pelayaran Auxiliary-3 Copy of of Auxiliary Gambar 5 Grafik Jadwal Pelayaran (Gresik Menuju Balikpapan) Gambar 9 Grafik Jadwal Pelayaran (Tarjun Menuju Balikpapan)

6 Dari beberapa diagram diatas kemudian digabungkan menjadi satu sehingga didapatkan grafik jadwal pelayaran KM Karisma yang tetap atau liner. Sehingga jadwal atau rute pelayaran kapal yang akan dibuat secara terus menerus akan berulang. Berikut ini proses penggabungan grafik diatas : Rate 3 Rate 2 Rate 1 Copy of Rate Arrive Time Condition3 Rate_7 Copy of 1 Rate_6 Rate_5 Copy of Rate_5 Port Time3 Port Time2 Port Time1 Arrive Time Condition2 Arrive Time Condition1 Port Time 0 Auxiliary1_1 Auxiliary3_3 Arrive Time3 Auxilliary-1 Arrive Time2 Auxiliary1 Arrive Time1 Arrive Time Condition0 Arrive Time 0 Auxiliary2_2 Auxilliary-5 Auxiliary-3 Auxiliary5 Auxiliary3 Switch 2 Switch 1 Key Switch Copy of Switch 1 Copy of Auxiliary_12 Copy of Auxiliary1 Copy of Auxiliary5 Copy of Auxiliary3 Switch 3 Gambar 10 Jadwal Pelayaran KM. Karisma Schedule yang lebih detail akan dipaparkan pada bagian lampiran dari skripsi ini. Dimana setelah didapatkan komponen kritis pada masing-masing sistem maka akan dibuatkan suatu blok diagram yang menunjukkan hubungan komponen didalam sistem tesebut, kemudian digunakan untuk melakukan analisa kegagalan sistem. Sedangkan untuk perawatan mengambil nilai mean pada repairs () pada masing-masing komponen maka akan diasumsikan presentase waktu untuk melakukan perawatan sebesar 40% serta 60 % waktu untuk mengecek komponen pada masing-masing sistem. Namun terdapat beberapa batasan dalam pengerjaan analisa ini yaitu : 1. Valve tidak dianalisa, hal ini dikarenakan informasi perusahaan mengatakan bahwa valve jarang mengalami kerusakan serta dilakukan perawatan hanya pada saat kapal docking. 2. Tanki yang dianalisa hanya de-aerating tank. Sedangkan tanki yang lain dilakukan perawatan hanya pada saat kapal docking berdasarkan informasi yang diperoleh dari perusahaan. Berikut ini akan dipaparkan urutan pekerjaan tersebut yaitu : Penentuan Komponen Kritis Serta Blok Diagram dari Starting Air System. Berdasarakan analisa FMEA didapatkan komponen kritis sebagai berikut yaitu: a. Kompresor b. Separator c. Air Receiver (Botol Angin) Schedule Sehingga setelah didapatkan komponen kritis maka akan dibuat blok diagram yang mengacu pada diagram sistem yang terdapat di kapal sehingga didapat sebagai berikut : Gambar 11 Grafik Jadwal Pelayaran 3.4. Pembuatan Model Kegagalan Komponen/Sistem. Untuk membuat model kegagalan komponen atau sistem data yang diperlukan adalah waktu kegagalan komponen/ sistem sistem. Waktu kegagalan atau failure rate diperoleh dari buku secondary data yaitu OREDA 2002 [13] serta NPRD-91 [14]. Dimana sebelum melakukan analisa kegagalam sistem untuk menentukan komponen kritis yang akan digunakan untuk mewakili sistem, maka digunakan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis). Analisa a a b b Gambar 12 Diagram Blok Komponen Kritis Starting air system Nilai laju kegagalan pada masing-masing komponen kritis adalah sbb : 1. Separator : 256,67/ Air Receiver : 24,45/ Kompressor : 3,80/ c c

7 Compressed Air System Cooling System Paralel 4 Air Receiver Fresh Water Pump Reliability 11 Fresh Water Cooler Rate_1 Separator Reliability 1 t Gambar 13 Pemodelan untuk Mencari MTTF system pada System Compressed Air a. Kompressor : max 9, min 1 b. Separator : max 7, min 1 c. Air Receiver: max 18,3, min 1 MTTR Separator Kompresor Reliability 2 Series 1 Paralel MTTR Total 1 MTTR Kompresor MTTR Air Receiver Series 3 Reliability 5 10,35 Paralel 2 MTTR TOTAL Rate2 MTTF Sys MTTR Separator ,70 De-Aeration Tank Reliability 12 SeaWater Pump Reliability 13 t Series 4 Rate_3 MTTF Sys 2 Reliability 9 Reliability ,62 Sea Water Filter Gambar 16 Pemodelan untuk Mencari MTTF System pada Cooling System a. FW Pump : max 63, min 4 b. De-Aeration Tank: max 10, min 1 c. SW Pump : max 63, min 4 d. FW Cooler : max 60, min 11 e. SW Filter : max 12, min 1. MTTR FW Cooler 2 MTTR Total 1 1 MTTR Kompresor 2 MTTR Air Receiver 2 Gambar 14 Pemodelan untuk Mencari MTTR System pada Starting Air System MTTR FW Pump MTTR FW Cooler MTTR Total 2 63,87 B MTTR FW Pump 2 MTTR Total 2 2 MTTR SW Filter 2 MTTR SW Filter Penentuan Komponen Kritis Serta Blok Diagram dari Cooling System. Deaeration Tank Sea Water Pump Deaeration Tank 2 Sea Water Pump 2 Berdasarakan analisa FMEA didapatkan komponen kritis sebagai berikut yaitu: a. Sea Water Filter b. Sea Water Pump c. De- Aerating Tank d. Fresh Water Pump e. Fresh Water Cooler a b c Gambar 15 Diagram Blok Komponen Kritis Cooling System Nilai laju kegagalan pada masing-masing komponen kritis adalah sbb : 1. FW Pump : 5,12/ De-Aeration Tank : 6/445/ SW Pump : 5,12/ FW Cooler : 19,21/ SW Filter : 1/490/ d d e Gambar 17 Pemodelan untuk Mencari MTTR System pada Cooling System Penentuan Komponen Kritis Serta Blok Diagram dari Lubricating Oil System. Berdasarakan analisa FMEA didapatkan komponen kritis sebagai berikut yaitu: a. Transfer Pump b. LO Purifier Heater c. Purifier d. Filter e. LO Main Pump f. LO Cooler a b c Gambar 18 Diagram Blok Komponen Kritis Lubricating Oil System d d e e f

8 Nilai laju kegagalan pada masing-masing komponen kritis adalah sbb : 1. LO Transfer Pump : 3/368/ Heater Purifier : 16,81/ Purifier : /046/ Filter : 438/ LO Service Pump : 3/368/ LO Cooler : 29/ Lubricating Oil System Reliability 15 LO Transfer Pump Heater Purifier Reliabilty 14 Purifier Reliability 16 Filter LO Service Pump Reliability 17 Reliability 18 t Series 5 Series 7 Paralel 5 Reliability 21 LO Cooler Rate_ ,84 MTTF Sys 3 a b c d e e Gambar 21 Diagram Blok Komponen Kritis Fuel Oil System Nilai laju kegagalan pada masing-masing komponen kritis adalah sbb : 1. FO Transfer Pump : 2/262/ Filter 1 : 438/ Supply Pump : 2/262/ Circulating Pump : 2/262/ Filter 2 : 438/ FO Line Heater : 16,81/ De-Aerating Tank : 6/445/ Purifier Fuel : /046/ Heater Purifier Fuel : 16,81/ f f g g h i i Gambar 19 Pemodelan untuk Mencari MTTF System pada Lubricating Oil System Fuel Oil System Transfer Pump Reliability 27 Reliability 28 Series 8 Rate_5 MTTF Sys Nilai mean to repairs dari masing-masing komponen kritisnya adalah sebagai berikut : a. LO Transfer Pump : max 63, min 4 b. Heater Purifier : max 27, min 19 c. Purifier : max 14, min 2 d. Filter : max 12, min 2 e. LO Service Pump : max 63, min 4 f. LO Cooler : max 37,4,min 8. MTTR FW Pump Deaeration Tank MTTR FW Cooler MTTR Total 2 63,87 B MTTR SW Filter Sea Water Pump MTTR FW Cooler 2 MTTR FW Pump 2 MTTR SW Filter 2 MTTR Total 2 2 Deaeration Tank 2 Sea Water Pump 2 Gambar 20 Pemodelan untuk Mencari MTTR System pada Cooling System Penentuan Komponen Kritis Serta Blok Diagram dari Fuel Oil System. Berdasarakan analisa FMEA didapatkan komponen kritis sebagai berikut yaitu: a. Transfer Pump b. FO Purifier Heater c. Purifier d. De-Aerating Tank e. Filter 1 f. Supply Pump g. Circulating Pump h. FO Line Heater i. Filter 2 Filter 1 Supply Pump Reliability 22 Paralel 6 Circulating Pump Copy of Paralel 6 Reliability 23 Paralel 7 t Reliability 24 Paralel 8 Reliability 29 Reliability 30 Reliability 26 Reliability 25 Heater Purifier Fuel De-Aerating Tank FO Line Heater Purifier Fuel Filter 2 Gambar 22 Pemodelan untuk Mencari MTTF System pada Fuel Oil System Nilai mean to repairs dari masing-masing komponen kritisnya adalah sebagai berikut : a. FO Transfer Pump : max 63, min 4 b. Filter 1 : max 12, min 2 c. Supply Pump : max 63, min 4 d. Circulating Pump : max 63, min 4 e. Filter 2 : max 12, min 2 f. FO Line Heate : max 27, min 19 g. De-Aerating Tank : max 10, min 1 h. Purifier Fuel : max 4, min 2 i. Heater Purifier Fuel: max 27, min 19 MTTR Heater Purifier MTTR Purifier MTTR LO Transfer Pump MTTR Filter MTTR Total 3 MTTR LO Cooler MTTR Heater Purifier 2 MTTR LO Transfer Pump 2 MTTR Total 3 3 MTTR LO Service Pump MTTR Purifier 2 MTTR Filter 2 74 C MTTR LO Cooler 2 MTTR LO Service Pump 2 Gambar 23 Pemodelan untuk Mencari MTTR System pada Fuel Oil System

9 3.5 Hubungan Jadwal Pelayaran dengan Jadwal Kegagalan Komponen Sistem Penunjang Motor Induk. Langkah awal yang dilakukan adalah membuat suatu skenario pemodelan yang dapat menunjukkan hubungan keduanya, dimana skenario yang dilakukan adalah membuat suatu grafik yang berdasarkan dengan waktu. Dimana pada axis x menunjukkan hari dan axis y menunjukkan jam opeasional. b. Cooling System Switch_2 MTTFs 2 Auxiliary_6 Level 2 Rate 9 Rate-10 Level-2 Rate-11 Switch-B Level_5 Rate_2 switch -2-- kejadian 3- kejadian 2- MTTR 2 switch Gambar 27 Pemodelan untuk Mengetahui Jumlah Kegagalan pada Cooling System Selama 2,5 Tahun Before Before Port Port Januari Februari Januari Februari Gambar 24 Grafik Baru Jadwal Pelayaran KM Karisma Berikut ini adalah langkah-langkah pemodelan dari hubungan yang akan dibuat yaitu : a. Starting air system Level_4 Gambar 28 Grafik Jumlah Kegagalan pada Cooling System Selama 2,5 Tahun c. Lubricating Oil System Rate_1 switch -2- Switch -3- Switch_3 Rate_3 Level_6 Switch_1 Auxiliary_5 Kejadian 3 MTTFs 3 Auxiliary_7 switch Sw itch Switch-4--- MTTFs Level_1 kejadian 2 Rate 10 Level 3 Rate 11 Switch-C Kejadian 4-- Rate_8 Rate_9 MTTR Switch-A Kejadian 3-- Level-- 2 Kejadian 2-- Level_2 Rate-12 MTTR 3 Rate_10 Gambar 25 Pemodelan untuk Mengetahui Jumlah Kegagalan pada Starting air system Selama 2,5 Tahun Gambar 28 Pemodelan untuk Mengetahui Jumlah Kegagalan pada Lubricating Oil System Selama 2,5 Tahun Gambar 26 Grafik Jumlah Kegagalan pada Starting air system Selama 2,5 Tahun Gambar 29 Grafik Jumlah Kegagalan pada Lubricating Oil System Selama 2,5 Tahun

10 d. Fuel Oil System Switch_4 Rate 11 MTTFs 4 Level 4 Rate-13 Auxiliary_8 Rate 12 Level---2 Switch-D Rate_4 Level_7 Kejadian 2--- MTTR 4 Switch Sw itch Sw itch Kejadian 3--- Kejadian 4--- Gambar 30 Pemodelan untuk Mengetahui Jumlah Kegagalan pada Fuel Oil System Selama 2,5 Tahun Berdasarkan tabel diatas didapatkan suatu analisa bahwa terdapat satu kegagalan sistem yang terjadi pada saat keadaan kapal berlayar. Analisa ini didapat diakarenakan apabila Switch-A lebih besar nilainya dari Switch 1 maka kejadian kegagalan terletak pada saat kondisi berlayar. b. Cooling System Tabel 4 Jumlah dan Waktu Kegagalan pada Cooling System Selama 2,5 Tahun Waktu Switch B Switch_2 Tempat (jam) 14/9/ : (berlayar) 29/5/ : (bersandar) 13/2/ : (berlayar) Berdasarkan tabel diatas didapatkan suatu analisa bahwa terdapat 2 kegagalan sistem yang terjadi pada saat keadaan kapal berlayar. Analisa ini didapat diakarenakan apabila Switch-B lebih besar nilainya dari Switch 2 maka kejadian kegagalan terletak pada saat kondisi berlayar. Gambar 31 Grafik Jumlah Kegagalan pada Fuel Oil System Selama 2,5 Tahun c. Lubricating Oil System Tabel 5 Jumlah dan Waktu Kegagalan pada Lubricating Oil System Selama 2,5 Tahun Waktu Switch C Switch_3 Tempat (jam) 2/8/ : (berlayar) 6/3/ : (bersandar) 11/10/ : (bersandar) 16/05/ : (bersandar) Gambar 32 Gabungan Grafik Kegagalan Sistem Selama 2,5 Tahun Pada pemodelan diatas terdapat dua switch yang berfungsi untuk mengetahui nilai dari posisi jatuhnya kegalan sistem yang dihubungkan dengan jadal pelayaran. Setelah itu untuk mengetahui hasilnya switch tersebut dikurangkan sehingga akan diketahui hasilnya yaitu sebagai berikut : a. Starting air system Tabel 3 Jumlah dan Waktu Kegagalan pada Compressed Air System Selama 2,5 Tahun Waktu Switch A Switch_1 Tempat (jam) 26/8/ : (besandar) 21/4/ : (berlayar) 15/12/ : (bersandar) Berdasarkan tabel diatas didapatkan suatu analisa bahwa terdapat satu kegagalan sistem yang terjadi pada saat keadaan kapal berlayar. Analisa ini didapat diakarenakan apabila Switch-C lebih besar nilainya dari Switch 3 maka kejadian kegagalan terletak pada saat kondisi berlayar. d. Fuel Oil System Tabel 6 Jumlah dan Waktu Kegagalan pada Fuel Oil System Selama 2,5 Tahun Waktu Switch D Switch_4 Tempat (jam) 9/7/ : (bersandar) 23/1/ : (bersandar) 05/8/ : (bersandar) 06/02/ : (bersandar) Berdasarkan tabel diatas didapatkan suatu analisa bahwa keseluruhan kegagalan system terjadi pada saat kondisi kapal bersandar sehingga pada saat perbaikan kapal sudah bisa diperbaiki pada saat kapal bersandar namun harus memperhatikan waktu lama kapal untuk bersandar. Dimana apabila jadwal perbaikan

11 , , , , , , , , ,12 lebih panjang dari waktu bersandar maka kapal akan dikenai denda. Analisa tersebut akan dibahas pada sub-bab selanjutnya. Analisa ini didapat diakarenakan apabila Switch-D sama dengan nilai dari Switch 4 maka kejadian kegagalan terjadi pada saat kondisi bersandar. 3.6.Perkiraan Biaya Perawatan Untuk mendapatkan analisa biaya maka terdapat beberapa asumsi awal yang disertakan berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis dilapangan yaitu sebagai berikut : 1. Biaya Downtime Kapal Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan bahwa kerugian yang diterima oleh kapal apabila tidak beroperasi per hari adalah sebesar Rp Sehingga untuk mencari kerugian perjam adalah : Rp /24 jam = Rp /jam 2. Biaya Maintenance Kapal. Memasukkan nilai biaya perawatan per masingmasing komponen yang mengalami kerusakan pada sistem serta menambahkan dengan biaya upah tambahan crew selama pelaksanaan kegiatan perawatan. Sehingga : (Jam kerja x Biaya Jam Kerja per/jam x Jumlah Crew ) + Biaya total maintenance. 3. Analisa Present Value (PV). PV = S (1/1+i) n...(1) Dimana : PV = Present Value S = Jumlah biaya kedepan i = Interest Rate n = Unit waktu Analisa ini bertujuan untuk membandingkan antara besarnya investasi yang dikeluarkan pada saat ini dengan besarnya investasi yang akan dikeluarkan kedepannya, berdasarkan interest rate yang diberikan. Sehingga besarnya biaya perawatan untuk kedepannya dapat diketahui. Pada analisa ini interest rate yang diberikan adalah 12 % sehingga nilai ini dapat dimasukkan kedalam perhitungan metoda ini. Sebelum membuat pemodelan maka dalam simulasi terdapat beberapa asumsi untuk mendukung pemodelan pada analisa biaya perawatan tersebut yaitu sebagai berikut : a. Ketika kegiatan perawatan dilakukan bagian dari komponen sistem yang gagal akan dikembalikan ke kondisi as god as new. b. Kegiatan perawatan dilakukan pada saat kondisi kapal bersandar dipelabuhan. Apabila terdapat kegagalan sistem yang Counting 3 Counting 2 terjadi pada saat kapal berlayar maka kapal akan diperbaiki pada saat kondisi kapal bersandar sebelum kejadian kegagalan pada kondisi kapal berlayar tersebut. c. Jumlah perawatan didapatkan berdasarkan pemodelan sebelumnya dengan mempertimbangkan kondisi kehandalan serta perawatan dengan kondisi as god as new. d. Simulasi diberikan dengan waktu 2,5 tahun. Hal ini dikarenakan pada saat periode 2,5 tahun kapal akan melakukan docking survey sehingga tujuan dari analisa ini adalh untuk mengetahui kegagalan, perawatan serta biaya perawatan yang dikeluarkan selama range waktu sebelum kondisi docking survey. Working Cost Working Cost Counting 4 Counting 1 Working Cost Working Cost Jumlah Crew Total Working Cost Kompressor Total Downtime Total Maintenance Cost For CAS Cost For CAS Cost Maintenence Air Receiver Kejadian 3 FW Pump Total Maintenance Cost For COS Separator De-Aeration Tank FW Cooler SW Filter kejadian 2- SW Pump Auxiliary_9 Filter LO T Pump LO Service Pump Heater urifier Kejadian 2-- Total Maintenance Cost For LOS LO Cooler Purifier Supply Pump Filter 1 Total Maintenance Cost For FOS Kejadian 3 - Circulating Pump Filter 2 Transfer Pump FO Line Heater Purifier Fuel Heater Purifier Fuel De-Aerating Tank Initial Downtime cost Total Downtime Cost For COS Total Downtime Cost For LOS Initial Downtime cost Initial Downtime cost Total Downtime Cost All System Total Maintenance Cost All System Interest Rate Preventive maintenance total lost cost PV Total Cost Gambar 33 Pemodelan untuk Mengetahui Biaya Perawatan Selama 2,5 Tahun. Dari pemodelan diatas dapat dibandingkan antara biaya perawatan dengan mengikuti jadwal preventive maintenance yang telah didapat sebelumnya dengan biaya perawatan yang tidak mengikuti jadwal tersebut. Sehingga berdasarkan hasil simulasi yang diperoleh maka didapatkan hasil sebagai berikut yaitu : 1. Biaya preventive maintenance. Biaya perawatan = Rp Crew Cost = Rp Downtime Cost = Rp Total Lost Cost = Rp PV = Rp Biaya tidak mengikuti jadwal preventive maintenance. Biaya perawatan = Rp Crew Cost = Rp Total Lost Cost = Rp PV = Rp Timestep- SimulationTime Do Nothing Total Lost Cost PV Total Cost Do Nothing Timestep--- Interest Rate- SimulationTime-

12 Pada perhitungan diatas nilai downtime cost dikurangkan dengan maintenance cost dikarenakan downtime cost disini diartikan sebagai besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan apabila operator kapal tidak mengikuti jadwal preventive maintenance yang sudah dibuat, sehingga apabila operator kapal mengikuti jadwal preventive maintenance yang sudah didapat sebelumnya. Maka pihak operator kapal mendapatkan potongan biaya pengeluaran sebesar downtime cost tersebut sehingga sedikit meringankan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. 4. Kesimpulan Berdasarkan analisa data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kegagalan sistem penunjang motor induk yang terjadi pada saat kondisi kapal berlayar adalah pada Starting air system, Cooling System serta Lubricating Oil System. Dimana masing-masing kegagalan itu terjadi yaitu Untuk Starting air system terjadi satu kali kegagalan pada saat kondisi kapal berlayar yaitu 26/8/ :00, Pada Cooling System terjadi dua kegagalan sistem yang terjadi saat kondisi berlayar yaitu 14/9/ :00 serta 13/2/ :32. Sedangkan untuk Lubricating Oil System terjadi satu kali kegagalan sistem pada saat kondisi kapal berlayar yaitu 2/8/ : Kegagalan sistem penunjang motor induk yang terjadi pada saat kondisi kapal berlayar akan diperbaiki pada pelabuhan sebelum kejadian kegagalan sistem tersebut terjadi dengan mempertimbangkan waktu perawatan serta waktu lama kapal bersandar. 3. Biaya total pengeluaran yang dikeluarkan apabila mengikuti jadwal perawatan yang telah dibuat adalah Rp serta PV sebesar Rp Sedangkan Biaya total pengeluaran yang dikeluarkan apabila tidak mengikuti jadwal perawatan yang telah dibuat adalah Rp serta PV sebesar Rp Sehingga dengan jadwal perawatan preventive maintenance terbukti dapat mengurangi biaya pengeluaran total perusahaan sebesar 25%. 5. Daftar Pustaka [1] Supardi, Analisa Kegagalan Sistem Start Mundur (Astern) Pada Reversible Diesel Engine di KM Caraka Jaya Niaga III-31 Dengan Metode Fault Tree Analysis (FTA), Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, FTK, ITS,2009. [2] Artana, Ketut Buda. Pendahuluan Kuliah Kehandalan Sistem, Handout Kuliah Kehandalan Sistem, Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, ITS, [3] Hanne-Lovise Skartveit, Katherine Goodnow and Magnhild Viste, Visualized System Dynamics Models as Information and Planning Tools, University of Bergen, (www. Informing science.com dikutip pada 31 Agustus 2009 jam WIB). [4] Baliwangi, Lahar. Arima, H. Artana, KB. Ishida, Kenji, Simulation on System Operation and Maintenance Using System Dynamics, Journal of the JIME. Vol. 00. No.00, 2007 [5] System Dynamic Encyclopedia, ( wiki/system_dynamic. dikutip pada 28 Agustus 2009 jam WIB) [6] Baliwangi, Lahar. Arima, H. Artana, KB. Ishida, Kenji, System Dynamic Simulation for Assisting System Operation and Maintenance Management, Autumn Meeting Paper JIME [7] Powersim Software AS, Powersim Studio 2005 reference manual, [8] Failure Mode and Effect Analysis Packet, dikutip pada 32 Agustus 2009 jam WIB. [9] US Dept of Defence, Procedures For Performing A Failure Mode Effect And Criticality Analysis, MIL-STD-1629A [10] Priyanta, Dwi. Modul Ajar Keandalan Dan Perawatan, Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, ITS, [11] Jardine, A.K.S, Maintenance, Replacement, and Reliability, Department of Engineering Production,Universityof Brimingham [13] NPRD Section 3, Part Details [14] OREDA, Offshore Reliability Data Handbook. 2002

STUDI ANALISA KEHANDALAN DAN JADWAL PERAWATAN SISTEM BAHAN BAKAR DI KAPAL DENGAN PEMODELAN DINAMIKA SISTEM

STUDI ANALISA KEHANDALAN DAN JADWAL PERAWATAN SISTEM BAHAN BAKAR DI KAPAL DENGAN PEMODELAN DINAMIKA SISTEM STUDI ANALISA KEHANDALAN DAN JADWAL PERAWATAN SISTEM BAHAN BAKAR DI KAPAL DENGAN PEMODELAN DINAMIKA SISTEM ABSTRAK I Putu Andhi Indira Kusuma Jurusan Teknik Perkapalan Email : indira7030@gmail.com Sistem

Lebih terperinci

STUDI ANALISA KEHANDALAN DAN JADWAL PERAWATAN SISTEM BAHAN BAKAR DI KAPAL DENGAN PEMODELAN DINAMIKA SISTEM

STUDI ANALISA KEHANDALAN DAN JADWAL PERAWATAN SISTEM BAHAN BAKAR DI KAPAL DENGAN PEMODELAN DINAMIKA SISTEM STUDI ANALISA KEHANDALAN DAN JADWAL PERAWATAN SISTEM BAHAN BAKAR DI KAPAL DENGAN PEMODELAN DINAMIKA SISTEM ABSTRAK I Putu Andhi Indira Kusuma Jurusan Teknik Perkapalan Email : indira7030@gmail.com Sistem

Lebih terperinci

ANALISA RELIABILITY BERBASIS LOGIKA FUZZY PADA SISTEM MAIN ENGINE KAPAL TUGAS AKHIR

ANALISA RELIABILITY BERBASIS LOGIKA FUZZY PADA SISTEM MAIN ENGINE KAPAL TUGAS AKHIR ANALISA RELIABILITY BERBASIS LOGIKA FUZZY PADA SISTEM MAIN ENGINE KAPAL TUGAS AKHIR MOCH. ABDUL RACHMAN Nrp. 2400 100 017 JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Lebih terperinci

Manajemen Perawatan Komponen Operasional Dengan Pemodelan Dinamika Sistem (Studi Kasus Prefractionation Unit PT.Trans Pacific Petrochemical Indotama)

Manajemen Perawatan Komponen Operasional Dengan Pemodelan Dinamika Sistem (Studi Kasus Prefractionation Unit PT.Trans Pacific Petrochemical Indotama) Manajemen Perawatan Komponen Operasional Dengan Pemodelan Dinamika Sistem (Studi Kasus Prefractionation Unit PT.Trans Pacific Petrochemical Indotama) Oleh : Pradikta Kusuma 4208 100 081 1 2 Outline Latar

Lebih terperinci

Fuzzy Inference System

Fuzzy Inference System Analisa Kondisi Mesin Induk Kapal Dengan Aplikasi i Metode Fuzzy Inference System build operate maintenance OLEH : NAHLAH M. DARMA NRP : 4107203711 LATAR BELAKANG Sistem permesinan merupakan bagian utama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berkembangmya ilmu dan teknologi memberikan banyak kemudahan bagi kehidupan umat manusia. Kendaraan bermotor merupakan sarana transportasi yang sangat menunjang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Mulai. -sistem start -reversible engine -FTA. Telaah Pustaka. Sistem Start. Reversible Diesel Engine. Pengambilan.

BAB III METODOLOGI. Mulai. -sistem start -reversible engine -FTA. Telaah Pustaka. Sistem Start. Reversible Diesel Engine. Pengambilan. 35 BAB III METODOLOGI Penulisan Tugas akhir ini dilakukan dengan pendekatan teoritis dan evaluatif terhadap pola kegagalan yang terjadi. Dalam Tugas akhir ini juga menggunakan metode fault tree analysis

Lebih terperinci

ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU

ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU Zulkifli A. Yusuf Dosen Program Studi Teknik Sistem

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN

RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN M. Rusydi Alwi Dosen

Lebih terperinci

Desain Konseptual Hybrid Propulsion Mesin Diesel dengan Motor Listrik pada Tugboat 70 Ton Bollard Pull Untuk Aplikasi di Pelabuhan

Desain Konseptual Hybrid Propulsion Mesin Diesel dengan Motor Listrik pada Tugboat 70 Ton Bollard Pull Untuk Aplikasi di Pelabuhan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-130 Desain Konseptual Hybrid Propulsion Mesin Diesel dengan Motor Listrik pada Tugboat 70 Ton Bollard Pull Untuk Aplikasi di

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Seminar Nasional IENACO ISSN: SIMULASI DINAMIKA SISTEM PADA SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR INDUK: SEBUAH ANALISA SENSITIVITAS KEMAMPUAN ANAK BUAH KAPAL (ABK) TERHADAP BIAYA PEMELIHARAAN DAN KEANDALAN SISTEM Didiet Sudiro Resobowo, Lahar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi Pemecahan masalah adalah suatu proses berpikir yang mencakup tahapan-tahapan yang dimulai dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data melalui studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kapal sebagai sebuah wahana teknis terdiri dari beberapa sistem permesinan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kapal sebagai sebuah wahana teknis terdiri dari beberapa sistem permesinan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kapal sebagai sebuah wahana teknis terdiri dari beberapa sistem permesinan yang bekerja sesuai fungsinya masing-masing. Pada setiap sistem dibangun oleh berbagai komponen

Lebih terperinci

Program Studi S1 Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Program Studi S1 Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia ANALISA PERAWATAN SISTEM DISTRIBUSI MINYAK LUMAS BERBASIS KEANDALAN PADA KAPAL KM.BUKIT SIGUNTANG DENGAN PENDEKATAN RCM (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE) Relinton B Manalu 1, Untung Budiarto 1, Hartono

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 32 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitiaan fokus pada penentuan interval pemeliharaan mesin Oven Botol di PT.Pharos Indonesia. 3.2 Langkah-langkah Penelitian Langkah Langkah-langkah

Lebih terperinci

Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal)

Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal) Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal) Anggita Hardiastuty1 *, Galih Anindita 2, Mades D. Khairansyah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR METODOLOGI PENELITIAN Dalam proses penyusunan laporan tugas akhir mengenai penerapan sistem Preventive Maintenance di departemen 440/441 men summer shoes pada

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA MESIN DEKOMPOSER DI PETROGANIK PT. PETROKIMIA GRESIK SKRIPSI

MANAJEMEN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA MESIN DEKOMPOSER DI PETROGANIK PT. PETROKIMIA GRESIK SKRIPSI MANAJEMEN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA MESIN DEKOMPOSER DI PETROGANIK PT. PETROKIMIA GRESIK SKRIPSI Oleh : PRIMA PANGLIPUR J NPM. 0532010014 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk membantu menyelesaikan masalah dengan mudah. Oleh karena itu

Lebih terperinci

Objek dalam penelitian ini adalah mesin pendukung sistem boiler yang berbahan bakar batu bara di PT Indo Pusaka Berau.

Objek dalam penelitian ini adalah mesin pendukung sistem boiler yang berbahan bakar batu bara di PT Indo Pusaka Berau. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah mesin pendukung sistem boiler yang berbahan bakar batu bara di PT Indo Pusaka Berau. 3.2 Jenis Penelitian Dalam penelitian

Lebih terperinci

Penilaian Risiko pada Mesin Pendingin di Kapal Penangkap Ikan dengan Pendekatan FMEA

Penilaian Risiko pada Mesin Pendingin di Kapal Penangkap Ikan dengan Pendekatan FMEA Penilaian Risiko pada Pendingin di Kapal Penangkap Ikan dengan Pendekatan FMEA 1 Yuniar E. Priharanto, 1 M. Zaki Latif A., 1 Akhmad Nurfauzi, 2 Rahmad Surya HS. 1. Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM) UNTUK GARDU INDUK

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM) UNTUK GARDU INDUK RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM) UNTUK GARDU INDUK DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir. Abdullah Alkaff M.Sc. P.hD. Nurlita Gamayanti ST., MT. SEMINAR dan SIDANG TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

ROI ADENAN H / FTI / TI

ROI ADENAN H / FTI / TI PERENCANAAN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DI P.T VARIA USAHA BETON WARU-SIDOARJO SKRIPSI Oleh: ROI ADENAN H 0632010175 / FTI / TI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISA PERAWATAN BERBASIS KEANDALAN PADA FUEL OIL SYSTEM KM. BUKIT SIGUNTANG DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM)

ANALISA PERAWATAN BERBASIS KEANDALAN PADA FUEL OIL SYSTEM KM. BUKIT SIGUNTANG DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) ANALISA PERAWATAN BERBASIS KEANDALAN PADA FUEL OIL SYSTEM KM. BUKIT SIGUNTANG DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) Martinus Arfendo Waroy., Untung Budiarto, Kiryanto Progam Studi S1 Teknik

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN UNDERCARRIAGE EXCAVATOR HITACHI EX200 PADA PT. TAKABEYA PERKASA GROUP DENGAN METODE FMEA

ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN UNDERCARRIAGE EXCAVATOR HITACHI EX200 PADA PT. TAKABEYA PERKASA GROUP DENGAN METODE FMEA ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN UNDERCARRIAGE EXCAVATOR HITACHI EX200 PADA PT. TAKABEYA PERKASA GROUP DENGAN METODE FMEA Irfan Maulana 1, Akhyar Ibrahim 2, Darmein 2 2 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Perancangan Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Melakukan studi literatur sejumlah buku yang berkaitan dengan preventive maintenance.

Lebih terperinci

BAB VI PENATAAN PIPA BAHAN BAKAR MFO UNTUK MAIN DIESEL

BAB VI PENATAAN PIPA BAHAN BAKAR MFO UNTUK MAIN DIESEL BAB VI PENATAAN PIPA BAHAN BAKAR MFO UNTUK MAIN DIESEL 1. Pendahuluan Untuk bahan bakar diesel perkapalan kita mengenal a. Marine Gas Oil (MGO) b. Marine Diesel Oil (MDO) c. Marine Fuel Oil (MFO) d. Marine

Lebih terperinci

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan) 62 63 3.2 Observasi Lapangan Observasi

Lebih terperinci

Pembimbing : Bpk. Ir Arie Indartono MT Bpk. Projek Priyongo SL ST MT

Pembimbing : Bpk. Ir Arie Indartono MT Bpk. Projek Priyongo SL ST MT BAB 1 BAB 2 PRESENTASI SIDANG TUGAS AKHIR ANALISA KEANDALAN PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN METODE FAILURE MODE EFFECT & ANALYSIS (FMEA) DALAM MERENCANAKAN STRATEGI PREVENTIVE MAINTENANCE (Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan bebas. Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan bebas. Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, dunia industri di Indonesia terasa semakin meningkat dan bersaing menuju ke arah persaingan global, terutama persaingan dalam hal menghadapi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 68 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Flowchart Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut ini flowchart diagaram alir metodologi penelitian untuk menganalisa terjadinya breakdown dan cara meminimasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produktifitas merupakan salah satu tolak ukur sebuah perusahaan manufaktur dan jasa dalam menilai apakah kinerja perusahaan dapat dikatakan baik. Bagaimana perusahaan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan data mengikuti metode Reliability Centered Maintenance (RCM) yang telah dilakukan maka, dapat disimpulkan : a. Penentuan komponen

Lebih terperinci

Perancangan Perangkat Lunak Sistem. Secara Real Time. Sutrisno Fakultas Teknologi Kelautan ITS 2010

Perancangan Perangkat Lunak Sistem. Secara Real Time. Sutrisno Fakultas Teknologi Kelautan ITS 2010 Perancangan Perangkat Lunak Sistem Monitoring Pemakaian Bahan Bakar di Kapal Secara Real Time Presented By : Sutrisno 4206 100 097 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS 2010

Lebih terperinci

ADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR

ADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR KELOMPOK 6: 1. YUNO PRIANDOKO 4210100060 2. ADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR 4211100018 3. AYUDHIA PANGESTU GUSTI 4211100089 4. RAHMAD BAYU OKTAVIAN 4211100068 1 TEORI, FUNGSI, KARAKTERISTIK, TIPE, DAN KOMPONEN

Lebih terperinci

Angket Mengenai Efek dari Kerusakan Pompa

Angket Mengenai Efek dari Kerusakan Pompa Angket Mengenai Efek dari Kerusakan Pompa Kami ucapkan banyak terimakasih atas kesediaan anda untuk meluangkan waktu dalam memberikan penilaian pada angket ini. Angket ini akan digunakan sebagai analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Industri manufaktur dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini disebabkan adanya perubahan yang dinamis sehingga kompetisi antara perusahaan

Lebih terperinci

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI)

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI) Mulyono: PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER D DI PT. DHARMA... 9 PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER D DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI) Julius Mulyono ), Dini Endah Setyo Rahaju

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses

Lebih terperinci

Penjadwalan Maintenance Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance II (RCM II) pada Mesin Pendingin Sabroe Di PT. SMART Tbk.

Penjadwalan Maintenance Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance II (RCM II) pada Mesin Pendingin Sabroe Di PT. SMART Tbk. Penjadwalan Maintenance Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance II (RCM II) pada Mesin Pendingin Sabroe Di PT. SMART Tbk. Atrisita Diastari 1, Priyo Agus Setiawan 2, Aulia Nadia Rachmat 3 1

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peneltian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi pabrik sebenarnya dan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui permasalahan yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERAWATAN DENGAN METODE REABILITY MAINTENANCE(RCM II) PADA MESIN ANDI PTP 3013 DI PT. PANGGUNG ELECTRIC CITRABUANA SKRIPSI

PERENCANAAN PERAWATAN DENGAN METODE REABILITY MAINTENANCE(RCM II) PADA MESIN ANDI PTP 3013 DI PT. PANGGUNG ELECTRIC CITRABUANA SKRIPSI PERENCANAAN PERAWATAN DENGAN METODE REABILITY MAINTENANCE(RCM II) PADA MESIN ANDI PTP 3013 DI PT. PANGGUNG ELECTRIC CITRABUANA SKRIPSI Disusun Oleh : AGUS PRIHANTONO NPM : 0632010188 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meminimisasi terhambatnya proses produksi jika terjadi kerusakan.

BAB I PENDAHULUAN. meminimisasi terhambatnya proses produksi jika terjadi kerusakan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan PT Pancakarsa Bangun Reksa (PBR) merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang jasa konsultan, desain dan konstruksi, mekanikal, sipil, dan elektrikal

Lebih terperinci

OLEH: Nama : DAYANG NRP : 4209 105 014

OLEH: Nama : DAYANG NRP : 4209 105 014 SKRIPSI (ME 1336) PENGARUH PERUBAHAN COMPRESSION RATIO PADA UNJUK KERJA MOTOR DIESEL DENGAN BAHAN BAKAR GAS OLEH: Nama : DAYANG NRP : 4209 105 014 JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP Yogyakarta 15 September 2012 SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP Eko Nursubiyantoro dan Triwiyanto Program studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Yogyakarta

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR ISI ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1 1.2

Lebih terperinci

DESAIN KAPAL PENUMPANG BARANG UNTUK PELAYARAN GRESIK-BAWEAN

DESAIN KAPAL PENUMPANG BARANG UNTUK PELAYARAN GRESIK-BAWEAN Presentasi UJIAN TUGAS AKHIR (MN 091382) DESAIN KAPAL PENUMPANG BARANG UNTUK PELAYARAN GRESIK-BAWEAN MOHAMAD RIZALUL HAFIZ 4110 100 039 Dosen Pembimbing: Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc 1-35 Latar Belakang

Lebih terperinci

Analisis Keandalan Mechanical Press Shearing Machine di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif

Analisis Keandalan Mechanical Press Shearing Machine di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif Analisis Keandalan Mechanical Press Shearing Machine di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif Abdurrahman Yusuf 1, Anda Iviana Juniani 2 dan Dhika Aditya P. 3 1,2,3 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur,

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan.

BAB 3 Metode Penelitian Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan. BAB 3 Metode Penelitian 1. 3.1 Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan. Kegiatan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan analisa data dan pembahasan dimana langkah-langkah pengerjaannya sesuai dengan apa yang diuraiakan dalam metodologi. Sebelum melakukan

Lebih terperinci

Oleh: Gita Eka Rahmadani

Oleh: Gita Eka Rahmadani ANALISA KEANDALAN PADA DAPUR INDUKSI 10 TON MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT & CRITICALITY ANALYSIS (FMECA) ( STUDI KASUS PT BARATA INDONESIA (PERSERO) Oleh: Gita Eka Rahmadani 6506.040.040 Latar

Lebih terperinci

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N RANCANGAN PERSIAPAN PENYUSUNAN DATABASE UNTUK KEGIATAN MAINTENANCE OVERHAUL REPAIR (STUDI KASUS DI CV. MORIA) TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PE ILAIA KETERSEDIAA SEBAGAI DASAR PE E TUA PE JADWALA PERAWATA U IT PEMBA GKIT LISTRIK TE AGA DIESEL (STUDI KASUS PLTD PESA GGARA U IT 10 DA 11)

PE ILAIA KETERSEDIAA SEBAGAI DASAR PE E TUA PE JADWALA PERAWATA U IT PEMBA GKIT LISTRIK TE AGA DIESEL (STUDI KASUS PLTD PESA GGARA U IT 10 DA 11) PEILAIA KETERSEDIAA SEBAGAI DASAR PEETUA PEJADWALA PERAWATA UIT PEMBAGKIT LISTRIK TEAGA DIESEL (STUDI KASUS PLTD PESAGGARA UIT 10 DA 11) Indra Wahyu Baskara, Dwi Priyanta, Ketut Buda Artana Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri di Indonesia yang sangat cepat menyebabkan banyak industri yang tumbuh dan bersaing dalam mendapatkan konsumennya. Melihat gejala tersebut

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang PT. Dwi Indah adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi plastik dan berbagai olahan kertas. Perusahaan ini terletak di Gunung Putri, Jawa

Lebih terperinci

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance Subsistem Kritis Engine T700 dengan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance Subsistem Kritis Engine T700 dengan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Petunjuk Sitasi: Noviyanti, A. A., Atmaji, F. T., & Juliani, W. (2017). Usulan Kebijakan Preventive Maintenance Subsistem Kritis Engine T700 dengan Metode Reliability-Centered Maintenance (RCM). Prosiding

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN ENGINE ARROWVRG TYPE 330 TA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA

ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN ENGINE ARROWVRG TYPE 330 TA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN ENGINE ARROWVRG TYPE 330 TA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA Faisal 1, Jenne Syarif 2, Darmein 2 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN SIMULASI KONTROL OTOMATIS DISTRIBUSI BAHAN BAKAR TANGKI HARIAN PADA KM. MADANI NUSANTARA

PERANCANGAN SIMULASI KONTROL OTOMATIS DISTRIBUSI BAHAN BAKAR TANGKI HARIAN PADA KM. MADANI NUSANTARA Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 PERANCANGAN SIMULASI KONTROL OTOMATIS DISTRIBUSI BAHAN BAKAR TANGKI HARIAN PADA KM. MADANI NUSANTARA Baharuddin Dosen

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN PERAWATAN PADA MESIN STAMP AND CUTTING OUTER CASING DI PT. HARAPAN CITRA JAYA BATAM

PENERAPAN MANAJEMEN PERAWATAN PADA MESIN STAMP AND CUTTING OUTER CASING DI PT. HARAPAN CITRA JAYA BATAM PENERAPAN MANAJEMEN PERAWATAN PADA MESIN STAMP AND CUTTING OUTER CASING DI PT. HARAPAN CITRA JAYA BATAM Daniel 1, Vera Methalina 2, Annisa Purbasari 3 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Riau

Lebih terperinci

Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk

Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk Farid Rafli Putra, Nurlita Gamayanti, dan Abdullah Alkaff Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rambutan PT.Perkebunan Nusantara 3 (PTPN 3) berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak sawit (CPO) dan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMELIHARAAN KENDARAAN TAKTIS DAN KHUSUS DI SATBRIMOBDA DIY DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM)

ANALISIS PEMELIHARAAN KENDARAAN TAKTIS DAN KHUSUS DI SATBRIMOBDA DIY DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) ANALISIS PEMELIHARAAN KENDARAAN TAKTIS DAN KHUSUS DI SATBRIMOBDA DIY DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Dalam

Lebih terperinci

Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan)

Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan) 60 A Perhitungan Interval Waktu Kerusakan (TTF) dan Downtime (TTR) Perhitungan Index of Fit Data TTF dan TTR Pemilihan Distribusi Data TTF dan TTR Uji Kesesuaian Distribusi Data Kerusakan Tidak Distribusi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian akan dilakukan dengan langkah-langkah berikut Gambar 3.1: Gambar 3.1 Diagram Alir 11 12 Gambar 3.2 Diagram Alir (Lanjutan) 3.2 Langkah-Langkah Penelitian

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-312

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-312 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) F-32 Evaluasi Reliability dan Safety pada Sistem Pengendalian Level Syn Gas 2ND Interstage Separator Di PT. Petrokimia Gresik Dewi

Lebih terperinci

Perancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik)

Perancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik) JURNAL TEKNIK, (2014) 1-6 1 Perancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik) Ahmad Nizar Pratama, Yudha Prasetyawan Teknik Industri,

Lebih terperinci

PENENTUAN WAKTU PERAWATAN UNTUK PENCEGAHANPADA KOMPONEN KRITIS CYCLONE FEED PUMP BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWN TIME

PENENTUAN WAKTU PERAWATAN UNTUK PENCEGAHANPADA KOMPONEN KRITIS CYCLONE FEED PUMP BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWN TIME PENENTUAN WAKTU PERAWATAN UNTUK PENCEGAHANPADA KOMPONEN KRITIS CYCLONE FEED PUMP BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWN TIME Siti Nandiroh Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.

Lebih terperinci

PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI.

PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI. PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI Oleh : NURAHADIN ZAKI ROMADHON NPM. 0632010165 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... DAFTAR ISI COVER... I HALAMAN JUDUL... II LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... III LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... IV SURAT PERNYATAAN... V HALAMAN PERSEMBAHAN... VI HALAMAN MOTTO... VII KATA PENGANTAR... VIII

Lebih terperinci

performa perubahan mesin diesel menjadi CNG Engine berbasis pada simulasi pemodelan menggunakan software GTPOWER. Diharapkan, dapat diketahui dari

performa perubahan mesin diesel menjadi CNG Engine berbasis pada simulasi pemodelan menggunakan software GTPOWER. Diharapkan, dapat diketahui dari 21/07/2010 JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER LOGO ANALISA PERFORMA PERUBAHAN MESIN DIESEL MENJADI CNG ENGINE BERBASIS PADA SIMULASI OLEH:

Lebih terperinci

RR. INTANTYA PRANANDINI SASMAYANTI

RR. INTANTYA PRANANDINI SASMAYANTI TUGAS AKHIR PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PEVENTIVE MAINTENANCE MENGGUNAKAN METODE RCM II DAN PENENTUAN PERSEDIAAN SPARE PART DENGAN PENDEKATAN RCS DAN INVENTORY POLICIES (STUDI KASUS : PT. BARATA INDONESIA

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam suatu waktu tertentu dalam kondisi operasi yang telah ditetapkan

DAFTAR ISTILAH. : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam suatu waktu tertentu dalam kondisi operasi yang telah ditetapkan DAFTAR ISTILAH Availability Consequence Assesment Corrective Maintenance Downtime Failure function Failure Rate Maintainability Maintenance : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam

Lebih terperinci

ANALISA KEANDALAN SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR INDUK PADA KM. LEUSER

ANALISA KEANDALAN SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR INDUK PADA KM. LEUSER ANALISA KEANDALAN SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR INDUK PADA KM. LEUSER Eko Sasmito H, Untung B. Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRACT Fuel oil system is one of the

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGOPERASIAN KECEPATAN KAPAL UNTUK MENGURANGI KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI CO 2

OPTIMALISASI PENGOPERASIAN KECEPATAN KAPAL UNTUK MENGURANGI KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI CO 2 OPTIMALISASI PENGOPERASIAN KECEPATAN KAPAL UNTUK MENGURANGI KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI CO 2 Adi Yudho WIjayanto (mahasiswa) I Made Ariana, ST, MT, DrMarSc (dosen pembimbing) Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Lebih terperinci

OPTIMISASI WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA LOKOMOTIF DE CC 201 SERI 99 MENGGUNAKAN METODA AGE REPLACEMENT DI PT. KERETA API INDONESIA *

OPTIMISASI WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA LOKOMOTIF DE CC 201 SERI 99 MENGGUNAKAN METODA AGE REPLACEMENT DI PT. KERETA API INDONESIA * ]Reka Integra ISSN: 2338-5081 [ Teknik Industri Itenas No.04 Vol. 01] Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [April 2014] OPTIMISASI WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA LOKOMOTIF DE CC 201 SERI 99 MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini dapat memiliki dampak yang positif dan negatif bagi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian 11 12 Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian (Lanjutan) 3.2 Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian Untuk

Lebih terperinci

Fida Faishal*, Budhi Handoko, Yeny Krista Franty. Departemen Statistika, FMIPA Universitas Padjdjaran *

Fida Faishal*, Budhi Handoko, Yeny Krista Franty. Departemen Statistika, FMIPA Universitas Padjdjaran * Penjadwalan Preventive Maintenance Multi-Subsistem Mesin Cyril Bath menggunakan Mixed Integer Non Linear Programming (Studi Kasus di PT.Dirgantara Indonesia) Fida Faishal*, Budhi Handoko, Yeny Krista Franty

Lebih terperinci

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME Much. Djunaidi dan Mila Faila Sufa Laboratorium Sistem Produksi, Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING 737-500 PK-GGF Eko Yuli Widianto 1, Herry Hartopo 2 Program Studi Motor Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM PERAWATAN YANG OPTIMAL DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE

USULAN PROGRAM PERAWATAN YANG OPTIMAL DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE USULAN PROGRAM PERAWATAN YANG OPTIMAL DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA SISTEM P1 FILLING POINT II FILLING SHED I (STUDI KASUS TBBM SEMARANG GROUP PT. PERTAMINA (PERSERO)

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian mengenai preventive maintenance mesin pada PTPTN XIII menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses operasional kapal laut yang berlangsung dalam suatu industri pelayaran semuanya menggunakan mesin dan peralatan. Menurut Siringoringo dan Sudiyantoro (2004)

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk membantu menyelesaikan masalah dengan mudah. Oleh karena itu

Lebih terperinci

Desy Ambar Yunanta ( )

Desy Ambar Yunanta ( ) Penilaian Risiko dan Perencanaan Kegiatan Perawatan Induction Furnace dengan Pendekatan RCM II (Reliability Centered Maintenance) Studi Kasus di PT Barata Indonesia (Persero) Gresik Desy Ambar Yunanta

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine rpm)

ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine rpm) ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine 600-1200 rpm) Oleh: NURHADI GINANJAR KUSUMA NRP. 6308030042 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 30 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Sejalan dengan bergantinya merek Nissan Diesel menjadi UD Trucks maka sejak Oktober 2010 PT. Astra Nissan Diesel Indonesia berganti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian perawatan Jenis-Jenis Perawatan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)...

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian perawatan Jenis-Jenis Perawatan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii HALAMAN PENGAKUAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Analisa Karakteristik Kebutuhan Daya Listrik Pada Kapal Cargo Dalam Rangka Effisiensi Energi. Oleh : Novarianto S.

TUGAS AKHIR. Analisa Karakteristik Kebutuhan Daya Listrik Pada Kapal Cargo Dalam Rangka Effisiensi Energi. Oleh : Novarianto S. TUGAS AKHIR Analisa Karakteristik Kebutuhan Daya Listrik Pada Kapal Cargo Dalam Rangka Effisiensi Energi Oleh : Novarianto S. 4205 100 004 LATAR BELAKANG Effisiensi dari generator yang di gunakan pada

Lebih terperinci

PERANCANGAN RCM UNTUK MENGURANGI DOWNTIME MESIN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ALUMINIUM RCM TO REDUCE DOWNTIME MACHINE AT ALUMINIUM MANUFACTURING

PERANCANGAN RCM UNTUK MENGURANGI DOWNTIME MESIN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ALUMINIUM RCM TO REDUCE DOWNTIME MACHINE AT ALUMINIUM MANUFACTURING PERANCANGAN RCM UNTUK MENGURANGI DOWNTIME MESIN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ALUMINIUM RCM TO REDUCE DOWNTIME MACHINE AT ALUMINIUM MANUFACTURING Herry Christian Palit 1, *), Winny Sutanto 2) 1) Industrial

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH START Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Perumusan Masalah Pengumpulan Data Pengolahan Data A Taguchi Identifikasi faktorfaktor yang berpengaruh Penentuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan (maintenance) dapat didefinisikan sebagai (Ariani, 2008): suatu kombinasi dari berbagai tindakan untuk menjaga, memperbaiki dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat Waktu pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus, September dan Oktober 2016 yang bertempat di Pabrik Kelapa Sawit 3.2 Rancangan penelitian Adapun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA

BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA 4.1. Spesifikasi Main Engine KRI Rencong memiliki dua buah main engine merk Caterpillar di bagian port dan starboard, masing-masing memiliki daya sebesar 1450 HP. Main

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mesin dalam dunia industri memiliki definisi sebagai salah satu faktor produksi yang menentukan kelancaran suatu proses produksi. Kelancaran proses produksi menuntut

Lebih terperinci