Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2017"

Transkripsi

1

2 Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2017 Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau 1 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III-2015 Kantor Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan

3

4 83,39% 95,00% 100,00% 60,68% 83,77% 85,00% 70,00% 70,00% 97,62% 100,00% Executive Summary Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai peran sangat strategis dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam hal pelaksanaan monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor PMK-262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Evaluasi Pelaksanaan Anggaran berkaitan tentang penilaian pelaksanaan anggaran, seperti operasionalisasi/teknis pelaksanaan anggaran, kendala-kendala pembayaran, teknis keterlaksanaan kegiatan, dan isu-isu terkait pelaksanaan anggaran lainnya. Dalam pelaksanaanya, Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dilakukan melalui kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran (EPA). Dalam rangka melakukan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran triwulan II-2017, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau telah melaksanakan kegiatan rapat koordinasi pelaksanaan APBN dalam rangka menjamin kelancaran dan akuntabilitas pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan anggaran triwulan II-2017 dapat digambarkan perkembangan pelaksanaan anggaran lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau sebagai berikut: a. Alokasi APBN di Provinsi Kepulauan Riau sebesar Rp ,68 miliar dengan penyerapan mencapai 33,35 persen. b. Ketepatan waktu penyelesaian tagihan di Provinsi Kepulauan Riau memiliki rasio yang sebesar 95%. c. Tingkat ketepatan antara rencana penarikan dana perbulan dengan realisasi berkisar 8,54%. Tingkat deviasi berkisar pada 1% hingga 29,42%. d. Ketepatan waktu penyampaian ADK Kontrak ke KPPN sebesar 60,68%. e. Ketepatan waktu pertanggungjawaban UP di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 83,77%. f. Tingkat kesalahan SPM sebesar 4,03%. g. Tingkat retur SP2D sebesar 0,57%. h. Ketepatan waktu penyampaian LPJ Bendahara Pengeluaran ke KPPN sebesar 97,62%. i. Penyampaian renkas cukup baik dengan deviasi 4,26%. Berdasarkan indeks kinerja pelaksanaan anggaran selama triwulan II 2017 dapat digambarkan permasalahan pelaksanaan anggaran di Provinsi Kepulauan Riau adalah: Pencapaian Indeks Kinerja Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2017 iii daftar EPA

5 Indikasi permasalahan paling dominan di Provinsi Kepulauan Riau adalah terkait kontrak. Berdasarkan hasil pelaksanaan tersebut, kesimpulan yang dapat diambil adalah: a. Permasalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan anggaran terkait penyerapan adalah perubahan pejabat perbendaharanan dan pengelola keuangan yang menyebabkan perbedaan pengetahuan terkait pelaksanaan anggaran; pengaruh pihak eksternal seperti pembebasan lahan dan kerjasama dengan pihak lain; peraturan teknis pelaksanaan yang berbeda dengan alokasi/perencanaan semula dan atau terlambat dikeluarkan. b. Permasalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan anggaran terkait kontrak dan penyelesaian tagihan adalah permasalahan input adk kontrak, pergantian pejabat perbendaharaan dan pengelola keuangan, detil uraian pada SPM yang kurang lengkap, kesalahan pencantuman tanggal kontrak dan belum adanya tagihan dari pihak ketiga, pembelajaran pengadaan melalui e-catalog, kurangnya pengetahuan pengelola keuangan terkait data kontrak, dan banyak kegiatan yang berhubungan langsung dengan kantor pusat satker. c. Permasalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan anggaran terkait pengembalian SPM dan retur SP2D adalah kesalahan pengisian nomor rekening, perubahan data suplier dan pergantian pengelola keuangan. d. Permasalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan anggaran terkait pembayaran dan pertanggungjawaban adalah nilai UP yang terlalu besar. Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau menyampaikan saran bahwa: a. Terkait penyerapan, disarankan untuk berkoordinasi dengan pihak intern untuk mempercepat penunjukan Pejabat Perbendaharaan. Selanjutnya, satker harus segera melaksanakan kegiatan sesuai perencanaan dan menyusun jadwal untuk meningkatkan ketepatan realisasi perencanaannya. Dan juga segera melakukan koordinasi dengan Eselon I untuk merevisi DIPA terkait perubahan/penyesuaian rencana kegiatan sehingga kegiatan dapat segera dilaksanakan. b. Terkait penyelesaian tagihan dan kontrak, disarankan untuk mempercepat penyampaian data ADK kontrak ke KPPN setelah kontrak ditandatangani, meningkatkan koordinasi dengan pihak ketiga untuk percepatan permintaan tagihan atas prestasi kerja yang telah diselesaikan, peningkatan ketelitian dalam pembuatan kontrak dan tagihan, pemeriksaan secara berkala agar tidak ada informasi yang terlewatkan dari KPPN terkait pelaksanaan anggaran satker. c. Terkait pembayaran dan pertanggungjawaban, disarankan meningkatkan ketelitian dalam pengajuan SPM untuk mengurangi resiko pengembalian SPM dan retur SP2D; dan peningkatan koordinasi dengan pihak terkait, segera melaksanakan kegiatan setelah peraturan diterbitkan dan menghindari penumpukan pelaksanaan kegiatan di Triwulan IV, dapat dilakukan pengurangan UP agar lebih cepat mempertanggung jawabkan mengingat periode GU lebih singkat, satker baru agar berkoordinasi dengan kantor wilayah/koordinator wilayah untuk meminta bimbingan dalam pengelolaan keuangan, serta berkonsultasi dengan KPPN dan Kanwil Ditjen Perbendaharaan, iv Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II-2017

6 Daftar Isi EXECUTIVE SUMMARY III DAFTAR ISI V DAFTAR GAMBAR DAN TABEL VII BAB I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG TUJUAN WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN PELAKSANAAN 3 BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN II PENYERAPAN ANGGARAN PENYELESAIAN TAGIHAN RENCANA PENARIKAN DANA HALAMAN III DIPA DATA KONTRAK PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN REVISI ANGGARAN KESALAHAN SPM RETUR SP2D REKON LPJ BENDAHARA PENGELUARAN RENCANA KAS PERMASALAHAN PELAKSANAAN ANGGARAN PELAKSANAAN APBN PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEKTOR POLHUKAM PELAKSANAAN APBN PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEKTOR PEREKONOMIAN PELAKSANAAN APBN PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PELAKSANAAN APBN PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEKTOR DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN 17 BAB III. PENUTUP KESIMPULAN REKOMENDASI 19 v daftar EPA

7

8 Daftar Gambar dan Tabel Gambar 1 Pagu DIPA hingga Triwulan II Tahun 2017 di Provinsi Kepulauan Riau 5 Gambar 2 Realisasi DIPA hingga Triwulan II Tahun 2017 di Provinsi Kepulauan Riau 6 Gambar 3 Penyelesaian Tagihan SPM LS NBP hingga Triwulan II Tahun 2017 di Provinsi Kepulauan Riau 7 Gambar 4 Deviasi Halaman III DIPA hingga Triwulan II Tahun 2017 di Provinsi Kepulauan Riau 8 Gambar 5 Penyampaian Data Kontrak ke KPPN hingga Triwulan II-2017 di Provinsi Kepulauan Riau 8 Gambar 6 Pengelolaan UP hingga Triwulan II-2017 di Provinsi Kepulauan Riau 9 Gambar 7 Revisi DIPA hingga Triwulan II Tahun 2017 di Provinsi Kepulauan Riau 10 Gambar 8 Pengembalian SPM hingga Triwulan II Tahun 2017 di Provinsi Kepulauan Riau 10 Gambar 9 Retur SP2D hingga Triwulan II Tahun 2017 di Provinsi Kepulauan Riau 11 Gambar 10 LPJ Bendahara Pengeluaran hingga Triwulan II Tahun 2017 di Provinsi Kepulauan Riau 12 Gambar 11 Perencanaan Kas hingga Triwulan II Tahun 2017 di Provinsi Kepulauan Riau 12 Tabel 1 Pelaksanaan Focus Group Discussion Triwulan II vii daftar EPA

9

10 Bab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan APBN yang optimal akan mendorong terpeliharanya stabilitas ekonomi dan tercapainya peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat. Dalam pelaksanaannya, masalah-masalah pelaksanaan anggaran yang terjadi saat ini masih relatif sama dengan periode-periode sebelumnya. Dalam rangka mengantisipasi permasalahan-permasalahan tersebut dan untuk mendukung peningkatan efektivitas dan efisiensi belanja Pemerintah maka diperlukan suatu proses monitoring dan evaluasi. Proses tersebut dilakukan melalui kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran (EPA) pada satuan kerja penerima APBN. EPA sangat penting untuk melihat perkembangan pelaksanaan anggaran. Dalam evaluasi tersebut akan dilakukan suatu penilaian dan pengukuran terhadap pelaksanaan aggaraan dan diikuti dengan identifikasi serta analisis terhadap permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan anggaran. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai peran sangat strategis dalam tugas dan fungsinya terkait pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK-262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Berbagai evaluasi dilaksanakan terkait pelaksanaan anggaran adalah terkait penilaian pelaksanaan anggaran, seperti operasionalisasi pelaksanaan anggaran, kendala pembayaran, teknis keterlaksanaan kegiatan, dan isu-isu lainnya. Kegiatan EPA serta pelaporan hasil pelaksanaannya dilaksanakan setiap triwulan. Penyusunan EPA secara triwulanan dilaksanakan agar dapat mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dengan lebih cepat. Fokus utama EPA pada Triwulan II adalah melakukan identifikasi permasalahanpermasalahan dalam pelaksanaan anggaran yang terjadi hingga akhir Juni Tujuan Tujuan utama dalam penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran antara lain: a. Identifikasi isu-isu pelaksanaan anggaran yang terjadi di satuan kerja; b. Identifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi terkait pelaksanaan anggaran; c. Menilai pelaksanaan anggaran. Penilaian mencakup apakah telah dilaksanakan dengan baik, telah mencapai target keluarannya, telah memenuhi tujuannya, telah memberikan dampak seperti yang diharapkan, dan hal-hal lainnya. 1 isi EPA

11 d. Memberikan rekomendasi kebijakan, strategi implementasi, mekanisme pelaksanaan anggaran yang bersifat teknis dan aplikatif; e. Merumuskan tindak lanjut perbaikan pelaksanaan anggaran untuk periode berikutnya; Selain tujuan tersebut, EPA disusun untuk kepentingan manajerial. Kepentingan tersebut berkaitan dalam pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan APBN, antara lain: a. bagi Kementerian Keuangan, sebagai masukan bagi pengambilan kebijakan anggaran; b. bagi Direktorat Jenderal Perbendaharaan, sebagai bahan perumusan regulasi, strategi pembinaan dalam rangka memperbaiki kinerja pelaksanaan anggaran; c. bagi Kementerian Negara/Lembaga dan satuan kerjanya, sebagai bahan masukan untuk memperbaiki kinerja pelaksanaan anggaran beserta dengan persiapanpersiapan dalam perencanaan dan penganggaran di waktu yang akan datang; d. bagi Pemerintah Daerah terkait, K/L maupun satker yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan merumuskan hal-hal teknis pelaksanaan keuangan pusat dan daerah sehingga dapat digunakan untuk mengharmonisasikan kebijakan fiskalnya; e. bagi masyarakat umum, sebagai alat kontrol pelaksanaan APBN yang diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan pemerintah; f. bagi pihak Swasta, sebagai informasi terkait keikutsertaan dalam aktivitas pemerintah Waktu dan Tempat Pelaksanaan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran yang dilakukan pada triwulan II tahun 2017 dilaksanakan dalam beberapa tahapan pelaksanaan. Berbagai kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dengan satuan kerja melalui Focus Group Discussion dalam rangka menjamin kelancaran dan akuntabilitas pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada bulan Juli Tabel 1 Pelaksanaan Focus Group Discussion Triwulan II-2017 FGD 1. Rapat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dan Dialog Kinerja Satker Triwulan II Tahun Anggaran 2017 Lingkup Sektor Polhukam 2. Rapat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dan Dialog Kinerja Satker Triwulan II Tahun Anggaran 2017 Lingkup Sektor Perekonomian 3. Rapat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dan Dialog Kinerja Satker Triwulan II Tahun Anggaran 2017 Lingkup Sektor Kesejahteraan Rakyat 4. Rapat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dan Dialog Kinerja Satker Triwulan II Tahun Anggaran 2017 Lingkup Sektor Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Sumber: Kanwil DJPB Provinsi Kepulauan Riau Pelaksanaan Waktu Tempat Rabu, 12 Juli 2017 Jumat, 14 Juli 2017 Senin, 17 Juli 2017 Selasa, 18 Juli 2017 Ruang Rapat Kanwil DJPB Provinsi Kepulauan Riau Peserta 12 peserta 15 satker 10 satker 13 satker 2 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II-2017

12 1.4. Pelaksanaan Pada triwulan II tahun 2017 Focus Group Discussion (FGD) telah dilaksanakan sebanyak empat kali. Latar belakang rapat evaluasi ini adalah dalam rangka melaksanakan arahan Menteri Keuangan yang ditindaklanjuti oleh Surat Ditjen Perbendaharaan S-2570/PB/2017 terkait Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran Evaluasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan anggaran dan efektivitas belanja serta optimalisasi belanja pemerintah pada satuan kerja. Pokok bahasan berupa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan anggaran pada triwulan II yang mengakibatkan tidak maksimalnya pencapaian kinerja pelaksanaan anggaran. Pelaksanaan FGD tersebut adalah: a. Rapat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dan Dialog Kinerja Satker Triwulan II Tahun Anggaran 2017 Lingkup Sektor Polhukam Rapat ini dilaksanakan berdasarkan Surat Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Nomor S-1194/WPB.31/BD.0203/2017 tanggal 10 Juli 2017 tentang rapat evaluasi pelaksanaan anggaran dan dialog kinerja satker triwulan II tahun anggaran Rapat dilaksanakan dengan perwakilan dari 12 satker sektor polhukkam yang tersebar dari 4 K/L yang teridentifikasi memiliki kinerja pelaksanaan anggaran terendah dan memerlukan peningkatan. Evaluasi dilakukan terhadap keseluruhan kinerja pelaksanaan anggaran untuk 113 satker lingkup Sektor Polhukkam, dengan fokus paparan pada evaluasi kinerja 9 satker yang hadir. Rapat ini difokuskan untuk satker BPK RI Perwakilan Prov.Kepri pada K/L BPK RI, satker Kanwil Kemenkumham Prov.Kepri dan Lapas Narkotika Tanjungpinang pada K/L Kemenkumham RI; satker SPN Polda Kepri, Polres Tanjungpinang, Polresta Barelang, Rosarpras Polda Kepri, Bid.TI Polda Kepri, Biddokes Polda Kepri, Dit.Sabhara Polda Kepri, dan Ditlantas Polda Kepri pada K/L Polri; dan satker Loka Rehabilitasi Narkoba Batam pada K/L BNN. b. Rapat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dan Dialog Kinerja Satker Triwulan II Tahun Anggaran 2017 Lingkup Sektor Perekonomian Rapat ini dilaksanakan berdasarkan Surat Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Nomor S-1206/WPB.31/BD.0202/2017 tanggal 10 Juli 2017 tentang rapat evaluasi pelaksanaan anggaran dan dialog kinerja satker triwulan II tahun anggaran Rapat dilaksanakan dengan mengundang 15 perwakilan satker lingkup sektor perekonomian yang tersebar dari 8 K/L yang teridentifikasi memiliki kinerja pelaksanaan anggaran terendah dan memerlukan peningkatan. Evaluasi yang disampaikan adalah terhadap keseluruhan kinerja pelaksanaan anggaran untuk 90 satker lingkup Sektor Perekonomian, dengan fokus paparan pada evaluasi kinerja 12 satker yang hadir. Rapat ini ditujukan untuk 3 isi EPA

13 satker KPP Madya Batam, KPKNL Batam, dan KPUBC Batam pada K/L Kemenkeu; satker Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Prov.Kepri pada K/L Kementan; satker Perhubungan Darat Prov.Kepri, Pangkalan PSDKP Batam, KSOP Pulau Sambu, dan Kantor Pelabuhan Batam pada K/L Kemenhub, satker SNVT Penyediaan Perumahan Prov.Kepri, SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Sumber Air Sumatera IV, Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Prov.Kepri, Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman Prov.Kepri pada K/L KemenPUPR; satker Kanwil BPN Prov.Kepri pada K/L KemenATR; satker BPOM di Batam; dan satker BP3TKI Tanjungpinang pada K/L BNP2TKI. c. Rapat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dan Dialog Kinerja Satker Triwulan II Tahun Anggaran 2017 Lingkup Sektor Kesejahteraan Rakyat Rapat ini dilaksanakan berdasarkan Surat Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Nomor S-1220/WPB.31/BD.0203/2017 tanggal 11 Juli 2017 tentang rapat evaluasi pelaksanaan anggaran dan dialog kinerja satker triwulan II tahun anggaran Rapat dilaksanakan dengan mengundang 10 perwakilan satker lingkup sektor kesra yang tersebar dari 4 K/L yang teridentifikasi memiliki kinerja pelaksanaan anggaran terendah dan memerlukan peningkatan. Evaluasi yang disampaikan adalah terhadap keseluruhan kinerja pelaksanaan anggaran untuk 86 satker lingkup Sektor Kesra, dengan fokus paparan pada evaluasi kinerja 10 satker yang hadir. Rapat evaluasi ini ditujukan untuk satker Kanwil Kemenag Prov.Kepri, Kantor Kemenag Kota Tanjungpinang, Kantor Kemenag Kota Batam, Kantor Kemenag Kab.Bintan, MTsN Batam pada K/L Kemenag; satker Kantor Kesehatan Pelabuhan Batam, BTKL dan Pengendalian Penyakit Batam pada K/L Kemenkes; dan satker BP Batam. d. Rapat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dan Dialog Kinerja Satker Triwulan II Tahun Anggaran 2017 Lingkup Sektor Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Rapat ini dilaksanakan berdasarkan Surat Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Nomor S-1213/WPB.31/BD.0204/2017 tanggal 11 Juli 2017 tentang rapat evaluasi pelaksanaan anggaran dan dialog kinerja satker triwulan II tahun anggaran Rapat dilaksanakan dengan mengundang 13 perwakilan satker lingkup sektor dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang tersebar dari 11 K/L yang teridentifikasi memiliki kinerja pelaksanaan anggaran terendah dan memerlukan peningkatan. Evaluasi yang disampaikan adalah terhadap keseluruhan kinerja pelaksanaan anggaran untuk 52 satker lingkup Sektor dekonsentrasi dan tugas pembantuan, dengan fokus paparan pada evaluasi kinerja 10 satker yang hadir. 4 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II-2017

14 Bab II. Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II Penyerapan Anggaran Pagu anggaran adalah alokasi dana yang diberikan Kementerian Keuangan kepada K/L untuk setiap program pemerintah sebagai acuan/dasar dalam membiayai pelaksanaan APBN. Pada tahun 2017, seluruh K/L di Provinsi Kepulauan Riau memperoleh alokasi dana sebesar Rp.7.098,68 miliar. Alokasi belanja sebagian besar digunakan untuk mem biayai kegiatan satuan kerja pada jenis belanja belanja barang, belanja modal dan belanja pegawai (menyusun 98,43%), dan kewenangan Kantor Daerah dan Kantor Pusat (menyusun 96,94%). Berdasarkan Pagu terbesar disusun oleh 10 K/L dengan alokasi menyusun 87,73% keseluruhan alokasi di Kepulauan Riau. Berdasarkan Satuan Kerja sebanyak 10 satker terbesar penerima pagu menyusun 53,95% alokasi di Kepulauan Riau. Alokasi yang sangat dominan terdapat pada satker Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) yang menyusun lebih dari seperempat APBN di Kepulauan Riau. Gambar 1 Pagu DIPA hingga Triwulan II Tahun 2017 di Provinsi Kepulauan Riau Lain-Lain 1,21% Bantuan Sosial 0,08% DS 12,58% Modal 24,15% Pegawai 21,43% Barang 40,56% Tugas Pembantuan 1,19% Desentralisasi 12,58% Dekonsentrasi 1,41% Kantor Daerah 46,52% Kantor Pusat 38,30% No BA Pagu (Rp,miliar) Porsi Satker Pagu (Rp,miliar) Porsi 1 BP Batam 1.784,86 25,14% BP Batam 1.784,86 25,14% 2 Bendahara Umum Negara 978,97 13,79% KPPN Penyalur DAK F + DD 699,61 9,86% 3 Kementerian PUPR 829,17 11,68% PJN Prov.Kepri 272,02 3,83% 4 Kepolisian Negara RI 702,24 9,89% KPPN Penyalur DAK F + DD 193,51 2,73% 5 Kementerian Perhubungan 529,03 7,45% SNVT PJSA Sumatera IV 185,94 2,62% 6 Kementerian Pertahanan 442,06 6,23% Bandara Dabo di Singkep 175,24 2,47% 7 Kementerian Keuangan 405,90 5,72% Mako Lantamal IV TPI 138,43 1,95% 8 Kementerian Agama 272,58 3,84% Korem-033/WS DAM I/BB 136,35 1,92% 9 Kementerian Kesehatan 158,11 2,23% Polresta Barelang 131,35 1,85% 10 Kemen Hukum dan HAM RI 124,86 1,76% PSO DJBC TB Karimun 112,24 1,58% 36 BA Lainnya 870,90 12,27% 334 Satker Lainnya 3.269,13 46,05% Sumber: MEBE Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, K/L melakukan realisasi anggaran untuk membiayai pelaksanaan pekerjaan/kegiatannya. Di Provinsi Kepulauan Riau, pelaksanaan kegiatan yang dibiayai oleh APBN dilakukan oleh satuan-satuan kerja dibawah 46 K/L 5 isi EPA

15 ,95% 38,36% 24,25% 9,44% 37,62% 41,39% 31,00% 28,66% 9,29% 20,81% 37,62% Gambar 2 Realisasi DIPA hingga Triwulan II Tahun 2017 di Provinsi Kepulauan Riau DK 1,41% DS 12,58 % KD 46,52 % TP 1,19% KP 38,30% Lain- Lain 1,21% Modal 24,15% DS 12,58% Bantuan Sosial 0,08% Pegawai 21,43% Barang 40,56% KP KD DK TP DS X Sumber: MEBE Hingga triwulan II 2017 berakhir, sebanyak Rp.2.367,75 miliar APBN telah direalisasikan atau sebesar 33,35% dari alokasi APBN Realisasi satker-satker seluruh Kewenangan memiliki realisasi di bawah target Nasional 40%. Berdasarkan jenis belanja, belanja pegawai memiliki realisasi tertinggi dengan tingkat penyerapan jauh di atas jenis belanja lain dan di atas target Nasional. IKPA1 Penyerapan Anggaran Sumber: MEBE Terdapat 10 Bagian Anggaran yang penyerapannya melebihi target nasional yang ditunjukkan dengan diagram warna hijau. Realisasi dari 10 Bagian Anggaran tersebut hanya menyumbang 15% dari total realisasi APBN di Kepulauan Riau. Sedangkan sisanya tidak dapat mencapai target penyerapan nasional bahkan terdapat 4 BA yang memiliki penyerapan di bawah 10% (ditunjukkan dengan warna merah) dengan 1 BA tidak ada penyerapan sama sekali yakni BA 111 Badan Nasional Pengelola Perbatasan. Hal tersebut menyebabkan indikator penyerapan di Provinsi Kepulauan Riau memiliki nilai 20,85 dari 25 poin. Terdapat 155 satker yang penyerapannya melebihi target nasional. Realisasi satker tersebut menyumbang hanya 36% dari total realisasi APBN di Kepulauan Riau. Sedangkan sisanya tidak dapat mencapai target penyerapan nasional bahkan terdapat 15 satker yang memiliki penyerapan di bawah 10% dengan 11 satker tidak ada penyerapan sama sekali yakni satker Setda Prov. Kepulauan Riau (417945), satker Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kota 6 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II-2017

16 Batam dan Tanjungpinang ( dan ), satker Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kab. Bintan, Karimun, Natuna, Lingga, dan Anambas (506055, , , , dan ), Dinas PU dan Penataan Ruang Kab. Bintan ( ), Politeknik Negeri Batam (401342), dan Badan Pengelola Perbatasan Kab. Natuna (320338) Penyelesaian Tagihan Pelaksanaan anggaran dapat berjalan dengan baik jika tagihan dari pihak ketiga tidak terlambat dibayarkan atau tidak menunda proses pembayaran atas pekerjaan yang telah selesai. Penyelesaian tagihan diselesaikan paling lambat 17 hari kerja setelah timbulnya hak tagih. Gambar 3 Penyelesaian Tagihan SPM LS NBP hingga Triwulan II Tahun 2017 di Provinsi Kepulauan Riau Tagihan IKPA 2 Penyelesaian Tagihan Tepat, 95% Sumber: MEBE Ketepatan penyelesaian tagihan dihitung berdasarkan rasio penyelesaian tagihan yang tepat waktu dibagi dengan seluruh SPM. Perhitungan tersebut menggunakan dasar perhitungan SPM LS Non Belanja Pegawai. Ketepatan waktu penyelesaian tagihan di Provinsi Kepulauan Riau termasuk baik karena memiliki rasio yang besar yakni 95%. Hal tersebut didasari oleh penyelesaian tagihan pada 24 BA (84 satker) sebanyak 420 SPM. Jumlah SPM yang terlambat hanya 21 Satker pada 9 BA. Seluruh tagihan dapat diselesaikan tepat waktu oleh 15 BA atau (warna hijau). Tagihan terbesar pada BA 033 sebesar 33% dari total tagihan di Kepulauan Riau. Kondisi di atas menyebabkan nilai IKPA 2 penyelesaian tagihan di Provinsi Kepulauan Riau memiliki nilai 19 dari 20 (pencapaian 95%) Rencana Penarikan Dana Halaman III DIPA Hal III DIPA memuat informasi rencana penarikan yang dibuat satker dan atau K/L yang seharusnya dijadikan dasar atau standar dalam realisasi dana belanja. Deviasi atas besaran rencana ini akan menjadi indikator buruknya perencanaan anggaran dan tidak disiplinnya satuan kerja dan atau K/L dalam pelaksanaan anggaran. 7 isi EPA

17 ,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% Gambar 4 Deviasi Halaman III DIPA hingga Triwulan II Tahun 2017 di Provinsi Kepulauan Riau 5 4,8 4,6 4,4 4,2 4 3,8 IKPA 3 Deviasi Halaman III DIPA Sumber: MEBE Deviasi Berdasarkan perbandingan antara perencanaan penarikan dana yang dibuat dan realisasi pencairan dana hingga triwulan II tahun 2017, diperoleh rata-rata tingkat ketepatan antara rencana penarikan dana perbulan dengan realisasi berkisar 8,54%. Tingkat deviasi berkisar pada 1% hingga 29,42% dengan deviasi di atas ambang normal hanya terjadi Satker Dinas Sosial Prov.Kepri (320003), DKP Prov.Kepri (329088), Dinas PU Prov.Kepri (329039), Disbudpar Prov.Kepri (400628), Pengadilan Agama Batam (547700), dan Kanwil Hukum dan HAM Kepri (667789). Karena alokasi dananya relatif kecil, deviasi BA dan satker tersebut tidak mempengaruhi deviasi keseluruhan sehingga Nilai IKPA 3 Kepulauan Riau sebesar 5 dari 5 (pencapaian 100%) Data Kontrak Pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran pada DIPA yang mengakibatkan pengeluaran negara dilakukan melalui pembuatan komitmen dalam bentuk perjanjian/kontrak untuk pengadaan barang jasa dan dalam bentuk penetapan keputusan. Data perjanjian/kontrak disampaikan pada KPPN paling lambat 5 hari kerja setelah ditandatanganinya perjanjian/ kontrak untuk dicatat dalam Kartu Pengawasan Kontrak di KPPN. Gambar 5 Penyampaian Data Kontrak ke KPPN hingga Triwulan II-2017 di Provinsi Kepulauan Riau Penyampaian Data Kontrak IKPA 4 Data Kontrak Tepat, 61% Sumber: MEBE 8 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II-2017

18 Total data kontrak yang disampaikan ke KPPN hingga triwulan II 2017 mencapai ADK Kontrak. ADK tersebut berasal dari 36 BA (170 satker). Hanya 4 BA dan 49 satker yang menyampaikan seluruh ADK Kontrak tepat waktu (warna hijau). Sedangkan Satker yang menyampaikan ADK kontrak terlambat terjadi pada 9 BA dan 97 satker. Kondisi tersebut mendorong ketepatan waktu penyampaian ADK Kontrak ke KPPN di Provinsi Kepulauan Riau rendah yakni sebesar 60,68% dengan nilai IKPA 4 sebesar 7,28 dari 12 (pencapaian 60,67%) Pengelolaan Uang Persediaan Uang Persediaan (UP) digunakan untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari satker dan membiayai pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui mekanisme LS. UP merupakan uang muka kerja dari Kuasa BUN kepada Bendahara Pengeluaran yang dapat dimintakan penggantiannya (revolving) setelah digunakan minimal 50%. Maksimal pembayaran UP pada satu penerima paling banyak Rp.50 juta kecuali untuk pembayaran honorarium dan perjalanan dinas. Pada akhir hari kerja, uang tunai yang berasal dari UP pada Kas Bendahara Pengeluaran/ BPP paling banyak Rp.50 juta. Pertanggungjawab an UP Gambar 6 Pengelolaan UP hingga Triwulan II-2017 di Provinsi Kepulauan Riau IKPA 5 Pengelolaan UP Tepat, 84% Sumber: MEBE Total GUP hingga triwulan II 2017 mencapai pertangungjawaban UP. GUP tersebut dilakukan oleh 44 BA (317 satker). Hanya 8 BA (92 satker) yang melakukan pertanggung jawaban UP tepat waktu seluruhnya (warna hijau). Sedangkan BA yang pertanggungjawaban nya di bawah 50% (warna merah) terdapat pada 2 BA (18 satker). Dan sebanyak 3 BA (17 satker) sama sekali tidak pernah tepat waktu. Kondisi tersebut mendorong ketepatan waktu pertanggungjawaban UP di Provinsi Kepulauan Riau cukup baik yakni sebesar 83,77% dengan nilai IKPA 5 sebesar 8,38 dari 10 (pencapaian 83,8%) Revisi Anggaran Perencanaan anggaran yang masih kurang berkualitas dalam pelaksanaan anggaran dapat dilihat dari terjadinya revisi anggaran (DIPA). Mayoritas revisi disebabkan oleh perencanaan 9 isi EPA

19 ,00 4,50 4,00 3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0, ,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 - satker dan atau K/L yang belum baik, walaupun tidak tertutup kemungkinan terjadi karena sebab yang lain. Perencanaan yang baik akan mendorong pelaksanaan anggaran yang baik. Oleh karena itulah perencanaan merupakan salah satu indikator kualitas dan kinerja pelaksanaan anggaran. Indikator tersebut menunjukkan apakah satker dan atau K/L serius dan bekerja dengan baik jauh sebelum pelaksanaan anggaran dilaksanakan. Gambar 7 Revisi DIPA hingga Triwulan II Tahun 2017 di Provinsi Kepulauan Riau Revisi DIPA IKPA 6 Revisi DIPA Geser, 69% Sumber: MEBE Hingga triwulan II-2017 telah terjadi revisi sebanyak 376 revisi dengan 69% revisi berupa pergeseran sedangkan sisanya merupakan revisi administrasi. Revisi tersebut dilakukan oleh 33 BA (248 satker). Hanya 5 BA yang rasio revisi persatker dibawah 50% (warna hijau). Sedang kan BA yang rasio revisi persatker di atas 150% (kriteria terendah) terdapat pada 7 BA (warna merah). Satker dengan revisi terbanyak adalah BNN Prov.Kepri (682626) sebanyak 5 kali revisi geser. Kondisi tersebut menyebabkan ketepatan perencanaan/penganggaran di Provinsi Kepulauan Riau cukup baik yakni sebesar 75%, dengan nilai IKPA 6 sebesar 4,25 dari 5 (pencapaian 85%) Kesalahan SPM Kesalahan SPM merupakan kesalahan yang terjadi saat pengajuan SPM ke KPPN. Sebagian besar kesalahan SPM terjadi karena terdapat perbedaan data suplier antara satker dengan KPPN. Alasan pengembalian SPM antara lain kesalahan akun, kesalahan kodefikasi, kesalahan bagan akun standar, maupun uraian data pembayaran yang tercantum pada SPM/ADK. Kesalahan penulisan nama penerima dana. Gambar 8 Pengembalian SPM hingga Triwulan II Tahun 2017 di Provinsi Kepulauan Riau Pengembalian SPM IKPA 7 Kesalahan SPM PMRT, 4% Sumber: MEBE 10 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II-2017

20 Kesalahan SPM dapat digunakan untuk mengukur kinerja pelaksanaan anggaran dengan melihat rasio pengembalian SPM dibandingkan dengan seluruh SPM yang diajukan ke KPPN. Total SPM yang diajukan ke KPPN hingga triwulan II 2017 mencapai SPM yang diajukan oleh 46 BA (333 satker). Dari jumlah tersebut, terjadi pengembalian/penolakan karena adanya kesalahan SPM sebanyak 4%. Hanya 13 BA (112 satker) yang seluruh SPM diterima KPPN untuk diterbitkan SP2D (warna hijau). Sedangkan BA yang memiliki tingkat kesalahan SPM tertinggi karena memiliki tingkat kesalahan di atas 7% terdapat pada 3 BA (59 Satker) yang warna merah. Kondisi tersebut mendorong kinerja pelaksanaan anggaran di Provinsi Kepulauan Riau cukup baik karena tingkat kesalahan SPM sebesar 4,03% dengan nilai IKPA 7 sebesar 5,6 dari 8 (pencapaian 70%) Retur SP2D Retur merupakan penolakan/pengembalian atas pemindahbukuan dan/atau transfer pencairan APBN dari Bank/Kantor Pos Penerima kepada Bank/Kantor Pos Pengirim. Alasan terjadi retur SP2D antara lain Kesalahan/perbedaan nama/nomor rekening pada SP2D dengan data perbankan. Kesalahan penulisan nama bank penerima; Rekening tidak aktif/tutup/pasif. Retur SP2D dapat digunakan untuk mengukur kinerja pelaksanaan anggaran dengan melihat rasio SP2D retur dibandingkan dengan seluruh SP2D yang diajukan ke Bank. Gambar 9 Retur SP2D hingga Triwulan II Tahun 2017 di Provinsi Kepulauan Riau Retur SP2D IKPA 8 Retur SP2D Retur, 0,57% Sumber: MEBE Total SP2D yang diterbitkan KPPN hingga triwulan II 2017 mencapai SP2D. Dari jumlah tersebut, terjadi retur sebanyak 0,57%. Terdapat 29 BA dan 305 satker yang seluruh SP2D dapat dicairkan (warna hijau). Sedangkan BA yang memiliki tingkat retur SP2D tertinggi karena memiliki tingkat kesalahan di atas 1,5% terdapat pada 2 BA (23 satker) dengan warna merah. Kondisi tersebut mendorong kinerja pelaksanaan anggaran di Provinsi Kepulauan Riau cukup baik karena tingkat retur SP2D dengan nilai IKPA 7 sebesar 3,5 dari 5 (pencapaian 70%). 11 isi EPA

21 Rekon LPJ Bendahara Pengeluaran Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara Pengeluaran dibuat sebagai wujud pertanggung jawaban bendahara atas uang yang dikelolanya. LPJ dibuat tiap bulan dan disampaikan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya atau hari kerja berikutnya jika libur kepada KPPN. Dasar hukum pelaksanaan adalah PMK-162/PMK.05/2013 dan Perdirjen Perbendaharaan PER- 03/PB/2014. Gambar 10 LPJ Bendahara Pengeluaran hingga Triwulan II Tahun 2017 di Provinsi Kepulauan Riau Penyampaian LPJ IKPA 9 Penyampaian LPJ Bendahara Pengeluaran Tepat, 97,62% Sumber: MEBE Total LPJ Bendahara Pengeluaran yang telah disampaikan satker ke KPPN hingga triwulan II 2017 mencapai SP2D. Terdapat 28 BA dan 308 satker yang menyampaikan seluruh LPJ tepat waktu (warna hijau). Kondisi tersebut mendorong ketepatan waktu penyampaian LPJ Bendahara Pengeluaran ke KPPN di Provinsi Kepulauan Riau cukup tinggi yakni sebesar 97,62% dengan nilai IKPA 9 sebesar 4,88 dari 5 (pencapaian 97,6%) Rencana Kas Perencanaan kas dilakukan terhadap pembayaran di atas Rp1 miliar dalam satu minggu diajukan sebelum pengajuan SPM ke KPPN. Renkas dapat digunakan untuk mengukur kinerja pelaksanaan anggaran dengan melihat rata-rata gap rencana kas. Gambar 11 Perencanaan Kas hingga Triwulan II Tahun 2017 di Provinsi Kepulauan Riau Renkas IKPA 10 Rencana Kas Dev, 4,26% Sumber: MEBE Total perencanaan kas yang telah disampaikan satker ke KPPN hingga triwulan II 2017 mencapai Rp 263,09 miliar dengan realisasi Rp 251,89 miliar. Terdapat 14 BA (23 satker) yang berkewajiban menyampaikan renkas dengan 7 BA selalu tepat. Kondisi tersebut mendorong 12 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II-2017

22 83,39% 95,00% 100,00% 60,68% 83,77% 85,00% 70,00% 70,00% 97,62% 100,00% ketepatan waktu penyampaian renkas ke KPPN di Provinsi Kepulauan Riau sangat baik dengan nilai IKPA 10 sebesar 5 dari 5 (pencapaian 100%) Permasalahan Pelaksanaan Anggaran Berbagai permasalahan pelaksanaan anggaran masih dialami oleh satuan kerja yang melaksanakan kegiatan sehingga sasaran yang ingin dicapai belum terealisasi dengan maksimal. Beberapa permasalahan yang dialami pada tahun anggaran sebelumnya masih terjadi pada triwulan II Berbagai permasalahan tersebut terkait kendala administratif, koordinasi dengan pihak terkait, pengadaan barang jasa, dan kebijakan di bidang pelaksanaan anggaran. Pencapaian Indeks Kinerja Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2017 Pencapaian indeks kinerja pelaksanaan anggaran mencerminkan kondisi pelaksanaan anggaran pada masing-masing indikator. Selama triwulan II 2017, pelaksanaan anggaran di Provinsi Kepulauan Riau yang dilakukan oleh satuan kerja memiliki nilai terendah pada penyelesaian tagihan dan penyampaian data kontrak. Hal tersebut mengindikasikan bahwa permasalahan paling dominan di Provinsi Kepulauan Riau selama triwulan II 2017 terkait kontrak. Berdasarkan rapat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dan dialog kinerja satker triwulan II tahun anggaran 2017 didapatkan beberapa permasalahan yang dikelompokan pada masingmasing sektor Pelaksanaan APBN Provinsi Kepulauan Riau Sektor Polhukam Pelaksanaan anggaran selama triwulan II tahun 2017 pada sektor Polhukam terkendala beberapa permasalahan yang dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok sebagai berikut: Permasalahan Penyerapan Anggaran a. Rendahnya penyerapan belanja barang akibat prioritas pelaksanaan anggaran pada DIPA lain yang dikelola oleh divisi yang sama (1 divisi mengelola 6 DIPA). Menunggu instruksi lanjutan dari Eselon I untuk menjalankan kegiatan, sehingga kegiatan diprioritaskan di DIPA lain. 13 isi EPA

23 b. Rendahnya penyerapan belanja pegawai akibat adanya pengurangan personel karena mutasi dan juga karena terlalu besarnya perencanaan anggaran 51. c. Rendahnya penyerapan belanja barang akibat keterlambatan pelaksanaan kegiatan dari bidang teknis dan revisi yang dilakukan oleh bagian perencanaan menghambat pencairan dana. d. Rendahnya penyerapan belanja modal karena masih menunggu peraturan mengenai maksimum pencairan PNBP yang belum diterbitkan. e. Rendahnya penyerapan akibat satker baru dan atau pengelola keuangan yang baru yang memerlukan penyesuaian. Permasalahan Penyelesaian Tagihan dan Kontrak a. Keterlambatan penyampaian adk kontrak karena kesalahan nama dan kesalahan/ pergantian nomor rekening supplier. b. Satker terlambat membuka pemberitahuan dari KPPN terkait penyampaian ADK kontrak KPPN. c. Keterlambatan penyampaian ADK Kontrak akibat kontrak yang dilelang di pusat dan pergantian pejabat perbendaharaan. d. Kurang jelasnya ketepatan waktu penyelesaian tagihan karena kurang lengkapnya detil uraian pada SPM. e. Keterlambatan penyelesaian tagihan karena belum adanya tagihan dari pihak ketiga. f. Keterlambatan penyelesaian tagihan akibat kesalahan pencantuman tanggal kontrak. Permasalahan Pengembalian SPM dan Retur SP2D a. Kurang ketelitian dalam pembuatan dan pengajuan SPM. b. Pergantian pengelola keuangan sehingga pengelola tersebut belum/kurang menguasai. Permasalahan Pembayaran dan Pertanggungjawaban Jumlah UP terlalu besar hingga susah untuk melakukan GUP sebulan sekali Pelaksanaan APBN Provinsi Kepulauan Riau Sektor Perekonomian Pelaksanaan anggaran selama triwulan II tahun 2017 pada sektor Perekonomian terkendala beberapa permasalahan yang dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok sebagai berikut: Permasalahan Penyerapan Anggaran a. Perubahan pengelola keuangan yang baru sehingga memerlukan penyesuaian. b. Pelaksanaan kegiatan terkendala pembebasan lahan sehingga belum dapat dilaksanakan. c. Adanya perubahan lokasi penerima bantuan di Kota Batam dan Kabupaten Lingga. 14 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II-2017

24 d. Proposal dari kabupaten/kota belum diterima sampai saat ini. e. Kurangnya tenaga operator aplikasi keuangan. f. Revisi pusat tanpa memberitahu satker. g. Beberapa kegiatan/proyek masih dalam proses lelang dan belum kontrak. h. Sebagian besar kegiatan melibatkan instansi-instansi lain sehingga terhambat dalam pelaksanaan karena terkendala penyamaan jadwal kegiatan dengan instansi-instansi tersebut. i. Kegiatan yang memiliki nilai besar sebagian besar dilakukan secara bertahap dengan puncak terbesar terealisasi pada triwulan III. j. Rendahnya penyerapan akibat satker baru dan atau pengelola keuangan yang baru yang memerlukan penyesuaian. k. Terdapat penambahan pagu yang sangat besar pada akhir semester I. Permasalahan Penyelesaian Tagihan dan Kontrak a. Penyampaian ADK Kontrak rendah karena kurang koordinasi antara PPK dengan bagian penerbit/penandatangan SPM. b. Kelengkapan berkas rekanan menjadi kendala penyampaian ADK Kontrak/data supplier. c. Petugas keuangan belum familiar dengan aplikasi dan aturan revisi. d. Keterlambatan penyampaian adk kontrak karena kesalahan nama dan kesalahan/ pergantian nomor rekening supplier. e. Pergantian pengelola keuangan sehingga pengelola tersebut belum/kurang menguasai terkait pelaksanaan anggaran satker. f. PPK terlambat menyampaikan kontrak ke Bagian Umum. g. Kelengkapan berkas rekanan menjadi kendala penyampaian ADK Kontrak/data supplier. h. Kurangnya pengetahuan petugas Satker terkait cara dan durasi pendaftaran data kontrak ke KPPN; i. Pihak ketiga tidak segera mengajukan tagihan ke PPK padahal pekerjaan telah selesai dilaksanakan. j. Adanya kesalahan persepsi mengenai macam-macam kontrak yang harus didaftarkan. k. Rasio antara volume target dan jumlah SDM dan luas wilayah sangat timpang wilayah daratan hanya ± 4% dari total luas wilayah. Terdapat kegiatan prona bidang harus selesai pada bulan Mei dan pada bulan Juli terdapat penambahan bidang. Permasalahan Pengembalian SPM dan Retur SP2D a. Kesalahan pengisian nomor rekening pihak ketiga menyebabkan terjadi retur SP2D. b. Pergantian pengelola keuangan sehingga pengelola tersebut belum/kurang menguasai terkait perencanaan anggaran satker. 15 isi EPA

25 Permasalahan Pembayaran dan Pertanggungjawaban a. Kurangnya koordinasi antara Bendahara, pejabat penandatangan SPM terhadap staff keuangan dan staff SPM. b. Pergantian pengelola keuangan sehingga pengelola tersebut belum/kurang menguasai terkait pelaksanaan anggaran satker. c. Pengembalian SPM dan retur SP2D akibat kesalahan pada data suplier dan perubahan status penerima Pelaksanaan APBN Provinsi Kepulauan Riau Sektor Kesejahteraan Rakyat Pelaksanaan anggaran selama triwulan II tahun 2017 pada sektor Kesejahteraan Rakyat terkendala beberapa permasalahan yang dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok sebagai berikut: Permasalahan Penyerapan Anggaran a. Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai perencanaan karena harus nenunggu instruksi dari Kantor Pusat (Eselon I). b. Untuk merealisasikan kegiatan harus mendapat persetujuan dari PMU (Project Management Unit) A->B perkegiatan sehingga waktu untuk melaksanakan kegiatan menjadi lebih lama. c. Tambahan anggaran di akhir triwulan I karena ada dana luncuran dari 2016 ke d. Beban kerja personil pelaksanaan yang kebanyakan dari dosen cukup tinggi sehingga proses penyiapan data dukung, pengajuan persetujuan dan proses pelaksanaan kegiatan yang sudah disetujui menjadi lebih panjang. e. Adanya kegiatan Rehab gedung yang seharusnya dilaksanakan pada Semester I namun harus merubah posisi gedung sehingga harus ada revisi akun, sementara revisi DIPA I belum keluar, hal tersebut menjadi kendala mengajukan revisi perubahan akun. f. Realisasi anggaran PNBP dapat dilakukan jika target penerimaannya tercapai. Selama triwulan II pencapaian target tersebut kurang berjalan dengan baik. g. Terjadi perubahan jadwal kegiatan yang seharusnya direalisasikan semester I menjadi triwulan III. h. Adanya Tunjangan Fungsional guru Madrasah Non PNS yang harus dibayar perbulan, namun juknis pembayarannya baru diterima pertengahan Juni Waktu tersebut bersamaan dengan libur sekolah sehingga guru-guru penerima Tunjangan belum sempat melengkapi persyaratan sesuai juknis. Pencairan akan dilaksanakan pada akhir Juli Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II-2017

26 i. Pengadaan gagal hingga 3 kali sehingga memakan waktu penyelesaian pengadaan barang tersebut. Pengadaan akan dilakukan kembali namun menunggu penyelesaian kegiatan di Triwulan IV. Permasalahan Penyelesaian Tagihan dan Kontrak a. Pergantian pengelola keuangan sehingga pengelola tersebut belum/kurang menguasai terkait pelaksanaan anggaran satker. b. Untuk Bantuan Siswa PIP, masalah rekening yang diajukan tidak dapat ditindak lanjuti. c. Keterlambatan penyampaian data kontrak terkait dengan e-katalog dimana lokasi penyedia barang/jasa berbeda dengan satker yang bersangkutan Permasalahan Pembayaran dan Pertanggungjawaban Jumlah UP terlalu besar hingga susah untuk melakukan GUP sebulan sekali Pelaksanaan APBN Provinsi Kepulauan Riau Sektor Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Pelaksanaan anggaran selama triwulan II tahun 2017 pada sektor Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan terkendala beberapa permasalahan yang dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok sebagai berikut: Permasalahan Penyerapan Anggaran a. Perubahan kegiatan yang harus menunggu persetujuan eselon I. b. Terdapat kegiatan yang baru dapat dilaksanakan pada akhir triwulan karena kurangnya koordinasi antar bidang pelaksana kegiatan c. Perubahan Nomenklatur menyebabkan banyaknya penyesuaian yang harus dilakukan sehingga menunda pelaksanaan kegiatan. Penyesuaian akibat perubahan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menyebabkan perubahan pada SKPD berupa penyesuaian struktural organisasi, penyesuaian tugas dan fungsi organisasi, dan penyesuaian nomenklatur organisasi dengan nomenklatur pada DIPA. d. Pergantian pengelola keuangan sehingga memerlukan penyesuaian. e. Koordinasi antar SKPD sangat kurang sehingga mengalami kendala dalam melaksanakan program kegiatan. f. Untuk merealisasikan kegiatan harus menunggu droping barang dari kantor pusat, dan pembayarannya di lakukan setelah barang diterima di Propinsi sehingga menghambat penyerapan dana. 17 isi EPA

27 g. Adanya kegiatan yang belum dijalankan disebabkan kegiatan tersebut masih nunggu eveneven pemerintah provinsi yaitu kegiatan promosi kesehatan, kegiatan tersebut baru akan dilaksanakan mulai di Triwulan III h. kesulitan dalam melakukan koordinasi antar satker mengingat letak geografis di Kepri yaitu kepulauan dan sinyal jaringan juga sulit sehingga sangat mengganggu dalam pelaksanaan kegiatan. Permasalahan Penyelesaian Tagihan dan Kontrak a. Keterlambatan penyampaian ADK kontrak ke KPPN karena kesalahan nama dan kesalahan/pergantian nomor rekening supplier. b. Pihak ketiga terlambat mengajukan data kontrak ke PPK. c. Pergantian pengelola keuangan sehingga pengelola tersebut belum/kurang menguasai terkait pelaksanaan anggaran satker. d. Banyak kegiatan yang berhubungan langsung dengan kantor pusat sehingga memerlukan keputusan dari kantor pusat termasuk terkait kontrak-kontrak sehingga menimbulkan keterlambatan pengajuan data kontrak ke KPPN. 18 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II-2017

28 Bab III. Penutup 3.1. Kesimpulan Setelah dilakukan rapat koordinasi dan focus group discussion terkait pelaksanaan anggaran pada beberapa satuan kerja Kementerian Negara/Lembaga maka dapat diambil kesimpulan terkait pelaksanaan anggaran di Provinsi Kepulauan Riau. 1. Permasalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan anggaran terkait penyerapan adalah perubahan pejabat perbendaharanan dan pengelola keuangan yang menyebabkan perbedaan pengetahuan terkait pelaksanaan anggaran; pengaruh pihak eksternal seperti pembebasan lahan dan kerjasama dengan pihak lain; peraturan teknis pelaksanaan yang berbeda dengan alokasi/perencanaan semula dan atau terlambat dikeluarkan. 2. Permasalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan anggaran terkait kontrak dan penyelesaian tagihan adalah permasalahan input adk kontrak, pergantian pejabat perbendaharaan dan pengelola keuangan, detil uraian pada SPM yang kurang lengkap, kesalahan pencantuman tanggal kontrak dan belum adanya tagihan dari pihak ketiga, pembelajaran pengadaan melalui e-catalog, kurangnya pengetahuan pengelola keuangan terkait data kontrak, dan banyak kegiatan yang berhubungan langsung dengan kantor pusat satker. 3. Permasalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan anggaran terkait pengembalian SPM dan retur SP2D adalah kesalahan pengisian nomor rekening, perubahan data suplier dan pergantian pejabat pengelola keuangan. 4. Permasalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan anggaran terkait pembayaran dan pertanggungjawaban adalah nilai UP yang terlalu besar Rekomendasi Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam kesimpulan pada kegiatan rapat koordinasi dan focus group discussion dan rapat koordinasi, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau memberikan beberapa rekomendasi untuk mendukung pelaksanaan anggaran di Provinsi Kepulauan Riau. Rekomendasi tersebut adalah: Penyerapan 1. Peningkatan intensitas koordinasi dengan pihak intern terkait, sehingga pelaksanaan kegiatan dapat sesuai dengan time frame, dan tidak menumpuk di akhir tahun. 19 isi EPA

29 2. Satker harus segera melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan dan menyusun jadwal kegiatan untuk meningkatkan ketepatan realisasi perencanaannya. 3. Segera melakukan koordinasi dengan Eselon I dan merevisi DIPA terkait perubahan/ penyesuaian rencana kegiatan sehingga kegiatan dapat segera dilaksanakan. Penyelesaian tagihan dan kontrak 4. Meningkatkan koordinasi dengan pihak ketiga untuk mendorong peningkatan ketepatan waktu dalam penyampaian data kontrak dan penyelesaian tagihan. Mendorong pihak ketiga untuk segera mengajukan tagihan setelah timbulnya hak tagih pada negara. 5. Peningkatan ketelitian dalam pembuatan kontrak dan ketepatan waktu penyelesaian tagihan. Pengembalian SPM dan Retur SP2D 6. Meningkatkan ketelitian dalam pengajuan SPM untuk mengurangi resiko pengembalian SPM dan retur SP2D; dan peningkatan koordinasi dengan segenap pihak intern yang terkait. 7. Satker baru agar berkoordinasi dengan kantor wilayah/koordinator wilayah untuk meminta bimbingan dalam pengelolaan keuangan, serta berkonsultasi dengan KPPN dan Kanwil Ditjen Perbendaharaan. 8. Peningkatan ketelitian dalam pengajuan SPM, dan agar satker membantu mengingatkan petugas FO KPPN jika ada update data pegawai. 9. Terkait ketelitian dalam pengajuan dokumen, satker diingatkan untuk lebih teliti dan memperhatikan detil dalam SPM dan ADK supplier, untuk mencegah pengembalian/ kesalahan SPM yang berisiko penundaan pencairan dana. Pembayaran dan Pertanggungjawaban 10. Mengingat periode GU menjadi lebih singkat, dapat diajukan pengurangan nilai UP PNBP agar dapat lebih cepat mempertanggungjawabkan. 11. Penyesuaian dengan pengaturan dalam S-2570/PB/2017 agar dilaksanakan revolving UP minimal 1 kali dalam 1 bulan. Satker dapat mengajukan pengurangan nilai UP, jika besaran UP yang harus dipertanggungjawabkan minimal 1 kali dalam 1 bulan tersebut terlalu besar. 20 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II-2017

30 LAMPIRAN EVALUASI PELAKSANAAN ANGGARAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2017 INDIKATOR KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN Bagian Anggaran- Satuan Kerja-

31 INDIKATOR KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN II 2017 TINGKAT SATUAN KERJA DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU No BA Kementerian Negara/Lembaga IKPA1 IKPA2 IKPA3 IKPA4 IKPA5 IKPA6 IKPA7 IKPA8 IKPA9 IKPA10 IKPA Badan Pemeriksa Keuangan 25,00 10,00 5,00 5,14 4,00 5,00 5,60 5,00 5,00 5,00 74, Mahkamah Agung 25,00 20,00 5,00 7,20 7,59 4,25 5,60 5,00 4,91 5,00 89, Kejaksaan Republik Indonesia 25,00 20,00 5,00 12,00 8,17 5,00 6,80 4,25 4,44 5,00 95, Kementerian Dalam Negeri 13,06 20,00 5,00-6,67 5,00 8,00 5,00 4,50 5,00 72, Kementerian Pertahanan 25,00 20,00 5,00 11,73 7,50 5,00 5,60 4,25 4,33 5,00 93, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI 25,00 18,75 5,00 7,92 9,05 4,25 5,60 5,00 4,90 5,00 90, Kementerian Keuangan 24,07 19,05 5,00 8,18 7,93 5,00 5,60 3,50 5,00 5,00 88, Kementerian Pertanian 10,82 16,52 5,00 6,67 7,94 3,50 5,60 5,00 4,87 5,00 70, Kementerian Perindustrian 25,00 20,00 5,00 12,00 8,57 3,00 8,00 5,00 4,00 5,00 95, Kementerian Perhubungan 23,29 18,40 5,00 9,74 9,31 4,25 5,60 3,50 4,93 5,00 89, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 18,35 20,00 5,00 10,29 8,97 4,25 8,00 5,00 5,00 5,00 89, Kementerian Kesehatan 21,42 20,00 5,00 9,78 8,37 3,50 8,00 4,25 4,92 5,00 90, Kementerian Agama 22,57 17,33 5,00 7,66 7,40 4,25 5,60 3,00 4,90 5,00 82, Kementerian Ketenagakerjaan 17,91 20,00 5,00-8,67 5,00 8,00 5,00 4,00 5,00 78, Kementerian Sosial 15,36 20,00 5,00 12,00 5,50 3,50 8,00 5,00 5,00 5,00 84, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 20,14 20,00 5,00 9,60 7,73 3,50 8,00 3,50 5,00 5,00 87, Kementerian Kelautan dan Perikanan 16,63 20,00 5,00 8,53 8,28 5,00 8,00 5,00 5,00 5,00 86, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 22,92 19,52 5,00 4,81 9,14 4,25 8,00 4,25 4,89 4,25 87, Kementerian Pariwisata 19,56 20,00 4,25-10,00 5,00 8,00 5,00 5,00 5,00 81, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 22,57 20,00 5,00 9,68 9,70 3,50 8,00 3,50 5,00 4,25 91, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 10,32 20,00 5,00 12,00 10,00 5,00 8,00 5,00 5,00 5,00 85, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 5,93 20,00 5,00-10,00 3,50 8,00 5,00 5,00 5,00 67, Badan Pusat Statistik 19,65 20,00 5,00 8,21 9,34 3,00 6,80 4,25 4,88 5,00 86, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional 13,06 20,00 5,00 12,00 5,00 3,50 8,00 5,00 5,00 5,00 81, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN 15,27 20,00 5,00 9,00 8,46 3,00 5,60 4,25 5,00 5,00 80, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia 8,45 20,00 5,00 12,00-5,00 8,00 5,00 5,00 5,00 73, Kementerian Komunikasi dan Informatika 25,00 20,00 5,00 4,80 10,00 3,00 5,60 5,00 5,00 5,00 88, Kepolisian Negara Republik Indonesia 23,46 18,61 5,00 1,58 9,19 4,25 5,60 4,25 4,89 5,00 81, Badan Pengawas Obat dan Makanan 12,11 20,00 5,00 6,67 5,00 3,50 5,60 5,00 5,00 5,00 72, Badan Koordinasi Penanaman Modal 6,23 20,00 5,00 12,00-5,00 8,00 5,00 4,00 5,00 70, Badan Narkotika Nasional 20,31 20,00 5,00 6,00 8,28 3,00 6,80 5,00 5,00 5,00 84, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 16,08 20,00 5,00-10,00 5,00 4,80 5,00 5,00 5,00 75, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional 24,07 20,00 5,00 6,86 9,38 3,50 8,00 5,00 5,00 5,00 91, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika 23,09 15,00 5,00 12,00 8,00 4,25 5,60 5,00 5,00 5,00 87, Komisi Pemilihan Umum 25,00 20,00 5,00-7,27 3,50 6,80 4,25 4,75 5,00 81, Arsip Nasional Republik Indonesia 17,32 20,00 5,00 12,00 6,67 5,00 8,00 5,00 5,00 5,00 88, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan 25,00 20,00 5,00 12,00 10,00 3,50 4,80 5,00 5,00 5,00 95,30

Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau

Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I 2017 Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I 2017 Ruang

Lebih terperinci

Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau

Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I 2016 Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I 2016 Ruang

Lebih terperinci

Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III 2015

Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III 2015 Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III 2015 Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Kantor Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau

Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 Ruang

Lebih terperinci

Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Semester II 2015

Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Semester II 2015 Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Semester II 2015 Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Kantor Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau

Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III 2016 Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III 2016 Ruang

Lebih terperinci

Denpasar, 25 November Oleh : R. Wiwin Istanti, S.E., Ak., M.Laws Kakanwil DJPB Prov. Bali

Denpasar, 25 November Oleh : R. Wiwin Istanti, S.E., Ak., M.Laws Kakanwil DJPB Prov. Bali Revisi Anggaran Pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Tahun Anggaran 2016 Denpasar, 25 November 2016 Oleh : R. Wiwin Istanti, S.E., Ak., M.Laws Kakanwil DJPB Prov. Bali 1 LANDASAN HUKUM Peraturan Menteri Keuangan

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Keuangan. Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Peraturan Menteri Keuangan. Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

PAPARAN KANWIL DJPB PROVINSI JAWA BARAT RAKOR PELAKSANAAN EVALUASI DAN PELAPORAN DANA APBN PROV. JABAR

PAPARAN KANWIL DJPB PROVINSI JAWA BARAT RAKOR PELAKSANAAN EVALUASI DAN PELAPORAN DANA APBN PROV. JABAR KANWIL DITJEN PERBENDAHARAN PROVINSI JAWA BARAT PAPARAN KANWIL DJPB PROVINSI JAWA BARAT RAKOR PELAKSANAAN EVALUASI DAN PELAPORAN DANA APBN PROV. JABAR INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN

Lebih terperinci

LANGKAH LANGKAH STRATEGIS TAHUN ANGGARAN 2018

LANGKAH LANGKAH STRATEGIS TAHUN ANGGARAN 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Kantor Wilayah Provinsi Jawa Timur LANGKAH LANGKAH STRATEGIS TAHUN ANGGARAN 2018 KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN Pengukuran : Didasarkan

Lebih terperinci

M O N E. LANGKAH STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN Jakarta, 2017 DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU KPPN JAKARTA VI

M O N E. LANGKAH STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN Jakarta, 2017 DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU KPPN JAKARTA VI M O N E KPPN JAKARTA VI DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU LANGKAH STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN Jakarta, 2017 PEMBAGIAN KEWENANGAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA KEWENANGAN ADMINISTRATIF (Chief Operational

Lebih terperinci

Implementasi Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2017

Implementasi Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2017 RI Focus Group Discussion Implementasi Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2017 Jakarta, 9 Maret 2017 Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN II TAHUN 2014

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN II TAHUN 2014 Nomor 01/2014 Tahun Pertama PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN II TAHUN 2014 Alokasi anggaran pusat yang dikelola oleh Kanwil

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN DESEMBER TAHUN 2014

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN DESEMBER TAHUN 2014 Nomor 07 Bulan Desember 2014 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN DESEMBER TAHUN 2014 Alokasi anggaran pusat yang dikelola oleh Kanwil

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM BOGOR, 1 FEBRUARI 2016

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM BOGOR, 1 FEBRUARI 2016 AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN TERKAIT PELAKSANAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2016 Oleh Kepala Bagian Keuangan Setditjen Politik dan Pemerintahan Umum BOGOR, 1 FEBRUARI 2016 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LANDASAN HUKUM KEUANGAN DANA DEKONSENTRASI

LANDASAN HUKUM KEUANGAN DANA DEKONSENTRASI AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN TERKAIT PELAKSANAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2016 Oleh Kepala Bagian Keuangan Setditjen Politik dan Pemerintahan Umum BOGOR, 1 FEBRUARI 2016 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/V/2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman.

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.05/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.05/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.05/2014 TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN DALAM RANGKA PENYELESAIAN PEKERJAAN YANG TIDAK TERSELESAIKAN

Lebih terperinci

Langgeng Suwito. Pemaparan Materi:PMK 214 tahun 2017 tentang Pengukuran

Langgeng Suwito. Pemaparan Materi:PMK 214 tahun 2017 tentang Pengukuran Pemaparan Materi:PMK 214 tahun 2017 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Langgeng Suwito Kepala Subdirektorat Evaluasi Kinerja Penganggaran Direktorat Sistem Penganggaran

Lebih terperinci

2016, No dari Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang

2016, No dari Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang No.1001, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. APBN Kemhan. TNI. Mekanisme. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109/PMK.05/2016 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman. No.103, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.05/2009

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN AGUSTUS TAHUN 2014

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN AGUSTUS TAHUN 2014 Nomor 03 Bulan Agustus 2014 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN AGUSTUS TAHUN 2014 Alokasi anggaran pusat yang dikelola oleh Kanwil

Lebih terperinci

PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II

PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II http://www.republika.co.id Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2016 tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.912, 2011 KEMENTERIAN SOSIAL. PNBP. Pedoman Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 81a /PB/2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELUNCURAN PROGRAM/KEGIATAN REHABILITASI

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

MEKANISME PERKIRAAN PENCAIRAN DANA DAN TINGKAT REALISASI ANGGARAN PADA KPPN POSO. Palata Luru*)

MEKANISME PERKIRAAN PENCAIRAN DANA DAN TINGKAT REALISASI ANGGARAN PADA KPPN POSO. Palata Luru*) MEKANISME PERKIRAAN PENCAIRAN DANA DAN TINGKAT REALISASI ANGGARAN PADA KPPN POSO Palata Luru*) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengetahui mekanisme perkiraan penarikan dana pada satuan kerja dan KPPN

Lebih terperinci

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N No.1764, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Dekonsentrasi. TA 2017. Dana. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1469, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Anggaran. Transfer. Pelaksanaan. Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183/PMK.07/2013 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kas negara terkait dengan cara pelaksanaan pembayaran kegiatan yang

2016, No c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kas negara terkait dengan cara pelaksanaan pembayaran kegiatan yang No.268, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pembayaran Kegiatan. Pelaksanaan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum, Wr. Wb.

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum, Wr. Wb. KATA PENGANTAR Assalamualaikum, Wr. Wb. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 mengamanatkan kepada para pimpinan Kementerian/Lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota untuk melakukan pemantauan terhadap

Lebih terperinci

Perkembangan Pagu dan Realisasi APBN dan Dana Transfer Triwulan III 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah

Perkembangan Pagu dan Realisasi APBN dan Dana Transfer Triwulan III 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah Kementerian Keuangan Kanwil DJPBN Provinsi Kalimantan Tengah Perkembangan Pagu dan Realisasi APBN dan Dana Transfer Triwulan III 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah Disampaikan oleh L u d i r o Kepala Kanwil

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN SEPTEMBER TAHUN 2014

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN SEPTEMBER TAHUN 2014 Nomor 04 Bulan September 2014 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN SEPTEMBER TAHUN 2014 Alokasi anggaran pusat yang dikelola oleh Kanwil

Lebih terperinci

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis KPPN Bandar Lampung mempunyai visi Menjadi pengelola perbendaharaan negara di daerah yang profesional, modern, transparan, dan akuntabel. Sedangkan misi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1344, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pemerintahan. Pelimpahan. Penugasan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 29 /PB/2007 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN GAJI DAN INSENTIF PEGAWAI TIDAK

Lebih terperinci

KESIAPAN PENYALURAN TAHAP I DANA ALOKASI KHUSUS FISIK 2018 PROVINSI KEPULAUAN RIAU

KESIAPAN PENYALURAN TAHAP I DANA ALOKASI KHUSUS FISIK 2018 PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KANTOR WILAYAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU KESIAPAN PENYALURAN TAHAP I DANA ALOKASI KHUSUS FISIK 2018 PROVINSI KEPULAUAN RIAU BIDANG

Lebih terperinci

2 1. Dana Operasional Menteri/Pimpinan Lembaga yang selanjutnya disebut dengan Dana Operasional adalah dana yang disediakan bagi Menteri/Pimpinan Lemb

2 1. Dana Operasional Menteri/Pimpinan Lembaga yang selanjutnya disebut dengan Dana Operasional adalah dana yang disediakan bagi Menteri/Pimpinan Lemb No.2052, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pelaksanaan. Dana Operasional Menteri. Anggaran. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 268/PMK.05/2014 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.163, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pebembayaran. Penggantian. Penerbitan Surat Berharga. Syariah Negara. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.05/2014

Lebih terperinci

Spending Review Provinsi Kepulauan Riau. Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Wilayah Provinsi Kepulauan Riau

Spending Review Provinsi Kepulauan Riau. Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Spending Review 2016 Provinsi Kepulauan Riau Government Spending Spending Review APBN 2016 Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

Metode Pembayaran Tagihan Negara

Metode Pembayaran Tagihan Negara DIKLAT SISTEM PENGELUARAN BENDAHARA NEGARA PENGELUARAN APBN Metode Pembayaran Tagihan Negara 1. Metode Pembayaran Langsung (LS) Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut Pembayaran LS adalah pembayaran

Lebih terperinci

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2017 KEMEN-LHK. Penyaluran Bantuan Lainnya. Karakteristik Bantuan Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. No.418, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /PMK.07/2009 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.41, 2014 KEMEN KKP. Dekonsentrasi. Kelautan dan Perikanan. Gubernur. Tugas Pembantuan. Dekonsentrasi. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

2016 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN ANGGARAN

2016 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN ANGGARAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang No 17 tahun 2003 pasal 1 angka 7 disebutkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN RENCANA PENARIKAN DANA BULANAN DAN RENCANA PENERIMAAN DANA

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN RENCANA PENARIKAN DANA BULANAN DAN RENCANA PENERIMAAN DANA KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN RENCANA PENARIKAN DANA BULANAN DAN RENCANA PENERIMAAN DANA DASAR HUKUM Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI RANCANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JalanAmpera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t No.33, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Urusan Pemerintahan. Tahun 2015. Penugasan. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 15/PB/2006 TENTANG MEKANISME PEMBAYARAN/PENYALURAN DAN PELAPORAN DANA PENYESUAIAN

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan faktor, keterlambatan

BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan faktor, keterlambatan BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan faktor, keterlambatan penyerapan anggaran belanja pada satuan kerja Kantor Kementerian Agama di wilayah propinsi Sumatera Barat disebabkan

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.07/MEN/III/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA

Lebih terperinci

2017, No Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor

2017, No Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor No.1963, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. RKA-K/L. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214/PMK.02/2017 TENTANG PENGUKURAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN OKTOBER TAHUN 2014

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN OKTOBER TAHUN 2014 Nomor 05 Bulan Oktober 2014 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN OKTOBER TAHUN 2014 Alokasi anggaran pusat yang dikelola oleh Kanwil

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2013

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2013 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2013 TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.231, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ARSIP NASIONAL. Pengelolaan APBN. Tahun Anggaran 2013. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengelolaan Dana Kas Kecil Bendahara Pengeluaran adalah orang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. MEKANISME PENYALURAN bantuan PENDIDIKAN DALAM BENTUK BANTUAN sosial DAN BELANJA BARANG

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. MEKANISME PENYALURAN bantuan PENDIDIKAN DALAM BENTUK BANTUAN sosial DAN BELANJA BARANG INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN MEKANISME PENYALURAN bantuan PENDIDIKAN DALAM BENTUK BANTUAN sosial DAN BELANJA BARANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA No.1531, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Dekonsentrasi. Pengendalian. Pelimpahan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN JANUARI TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN JANUARI TAHUN 2015 Nomor 01 Bulan Januari 2015 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN JANUARI TAHUN 2015 Alokasi anggaran pusat yang dikelola oleh Kanwil

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.658, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Kegiatan. Dekonsentarasi. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2089, 2014 ANRI. Dana Dekonsentrasi. Kegiatan. Pelaksanaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2089, 2014 ANRI. Dana Dekonsentrasi. Kegiatan. Pelaksanaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2089, 2014 ANRI. Dana Dekonsentrasi. Kegiatan. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN DIREKTORAT PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN SOSIALISASI PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. administratif diserahkan kepada Kementerian Negara/Lembaga (K/L), dan

BAB I PENDAHULUAN. administratif diserahkan kepada Kementerian Negara/Lembaga (K/L), dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara disebutkan bahwa pembagian tugas dan wewenang administratif diserahkan kepada Kementerian

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1931, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. Dekonsentrasi. Tugas Pembantuan. Tahun 2017 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PERMEN-KP/2016 TENTANG LINGKUP

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

- 2 - Penyelenggara Pemilu Ad Hoc di Lingkungan Komisi Pemilihan Umum;

- 2 - Penyelenggara Pemilu Ad Hoc di Lingkungan Komisi Pemilihan Umum; - 2 - Penyelenggara Pemilu Ad Hoc di Lingkungan Komisi Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,

Lebih terperinci

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU No.103, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. Pelaksanaan. APBN. Tata Cara. (Penjelesan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN

BAB II SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN BAB II SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN A. Sistem Akuntansi Keuangan SAK merupakan subsistem SAI yang digunakan untuk memproses transaksi anggaran dan realisasinya, sehingga menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Kantor Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat. Di

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Kantor Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat. Di 34 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama melaksankan kerja praktek, penulis ditempatkan di Sub Bagian Keuangan Kantor Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI DENGAN

Lebih terperinci

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SIARAN PERS Terjadi Peningkatan Kualitas dalam Penyajian Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga LKPP 2009 Wajar Dengan Pengecualian Jakarta, Selasa (1 Juni 2009) Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.382, 2016 KEMENAG. PBNP. Biaya. Nikah atau Rujuk. Pengelolaan PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG LANGKAH-LANGKAH PENGHEMATAN BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2015 KEMENDESA-PDT-Trans. Urusan Pemerintahan. Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. TA 2015. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/ /2013 TENTANG

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/ /2013 TENTANG WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/422.012/2013 TENTANG PENUNJUKANN PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN KOTA BATU TAHUN ANGGARAN 2013 WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI TERPADU PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang No.1646, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana Cadangan JKN. Penyediaan, Pencairan, dan Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 167 /PMK.02/2017 TENTANG TATA

Lebih terperinci

MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH REPUBLIK INDONESIA AGUNG REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH REPUBLIK INDONESIA AGUNG REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH REPUBLIK INDONESIA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 002/Sek/SK/I/2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN NOVEMBER TAHUN 2014

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN NOVEMBER TAHUN 2014 Nomor 06 Bulan November 2014 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN NOVEMBER TAHUN 2014 Alokasi anggaran pusat yang dikelola oleh Kanwil

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.938, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Evaluasi Kinerja. RKA-K/L. Pengukuran. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 249/PMK.02/2011 TENTANG PENGUKURAN DAN EVALUASI

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN RI PELAKSANAAN ANGGARAN 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN RI PELAKSANAAN ANGGARAN 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN RI PELAKSANAAN ANGGARAN 2012 LANGKAH AWAL TAHUN ANGGARAN 1 PENUNJUKAN PEJABAT PERBENDAHARAAN a. Menunjuk/Menetapkan kembali Pejabat Perbendaharaan segera dilaksanakan pada awal tahun

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1191, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pembayaran. Pelaksanaan APBN. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2012 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN

Lebih terperinci

Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penanda Tangan SPM, dan Bendahara. untuk mendapatkan tema yang berkaitan dengan penelitian ini.

Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penanda Tangan SPM, dan Bendahara. untuk mendapatkan tema yang berkaitan dengan penelitian ini. 100 Satker yang menjadi objek penelitian, yang meliputi Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penanda Tangan SPM, dan Bendahara Pengeluaran. Hasil wawancara kemudian dianalisis menggunakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2070, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. APBN. Otoritas Jasa Keuangan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.972, 2015 KEMENKEU. Dana Keistimewaan. Daerah Istimewa Yogyakarta. Penyaluran. Pengalokasian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 126/ PMK.07/2015

Lebih terperinci

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN V - 1 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN 5.1. Tugas Pembantuan Yang Diterima Penyelenggaraan asas tugas pembantuan adalah cerminan dari sistem dan prosedur penugasan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 268/PMK.05/2014

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 268/PMK.05/2014 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 268/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN DANA OPERASIONAL MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci