PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN II TAHUN 2014

Transkripsi

1 Nomor 01/2014 Tahun Pertama PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN II TAHUN 2014 Alokasi anggaran pusat yang dikelola oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi tahun 2014 sebesar Rp ,-, yaitu pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan (KPPN) Mamuju sebesar Rp ,- dan KPPN Majene sebesar Rp ,-. Realisasi anggaran pusat sampai dengan triwulan II tahun 2014 baru mencapai Rp ,- atau 30,89% dari total alokasi, yaitu pada KPPN Mamuju sebesar Rp ,- atau 31,40%, dan pada KPPN Majene sebesar Rp ,- atau 29,38%. Sampai dengan triwulan II tahun 2014, Satker K/L dengan tingkat penyerapan anggaran paling tinggi adalah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Barat (340152) yaitu sebesar 91,66%. Tiga fungsi yang mendapat alokasi anggaran paling besar yaitu fungsi ekonomi dengan alokasi pagu sebesar Rp 880 miliar, fungsi pelayanan umum sebesar Rp 774 miliar, dan fungsi pendidikan sebesar Rp 348 miliar, dengan realisasi masingmasing sebesar Rp 267 miliar (30,40%), Rp 283 miliar (36,61%), dan Rp 74 miliar (21,41%). Apabila dibandingkan periode yang sama tahun 2013 (y-o-y), alokasi ketiga fungsi di atas meningkat masing-masing sebesar 10,3%, 23,48%, dan 27,43%. Berdasarkan jenis kewenangannya, alokasi anggaran tertinggi terdapat pada DIPA KD sebesar Rp 1,106 triliun, namun tingkat penyerapan anggaran tertinggi berada pada DIPA TP 36,71%. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013 (y-o-y), alokasi anggaran tertinggi terdapat pada DIPA KD sebesar Rp 864 miliar dan tingkat penyerapan anggaran tertinggi pada DIPA UB sebesar 38,09%. Berdasarkan jenis belanja, alokasi anggaran tertinggi terdapat pada belanja modal dengan pagu sebesar Rp 1,160 triliun (44%), diikuti oleh belanja barang sebesar Rp 726 miliar (27,6%), dan belanja pegawai sebesar Rp 432 miliar (16,4%). Namun demikian tingkat penyerapan tertinggi berada pada belanja pegawai sebesar 35,7%, sedangkan belanja modal merupakan yang terendah sebesar 28,4%. Apabila berdasarkan bagian anggaran/kementerian negara/lembaga, alokasi anggaran terbesar berada pada Kementerian Pekerjaan Umum sebesar Rp 902 miliar, diikuti Kementerian Agama sebesar Rp 334 miliar, dan Kementerian Pertanian Rp 170 miliar, dengan tingkat penyerapan masing-masing sebesar 29,8%, 27,2%, dan 37,03%. Sampai dengan triwulan II tahun 2014, satker Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Barat (349905) merupakan satker dengan jumlah revisi terbanyak dengan tujuh kali melakukan revisi DIPA. 1 Halaman

2 1. Gambaran Umum Pelaksanaan Anggaran Pusat Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Barat mengelola DIPA Kementerian/Lembaga sebanyak 275 DIPA. Dari seluruh DIPA tersebut, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Barat mengelola total anggaran pusat sebesar Rp Rp ,-. Alokasi anggaran tersebut dikelola melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan (KPPN) Mamuju sebesar Rp , - dan KPPN Majene sebesar Rp ,-. Tabel 1. Alokasi dan Realisasi Anggaran Pusat Berdasarkan Jenis Kewenangan DIPA Realisasi anggaran pusat pada lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Barat sampai dengan triwulan II tahun 2014 baru mencapai Rp ,- atau 30,89% dari total alokasi anggaran pusat. Realisasi anggaran tersebut terdiri dari realisasi anggaran pada KPPN Mamuju sebesar Rp ,- atau sebesar 31,40% dan realisasi anggaran KPPN Majene sebesar Rp ,- atau sebesar 29,38% dari total alokasi anggaran pusat. Apabila dikaitkan dengan jenis kewenangannya, satker Tugas Perbantuan (TP) merupakan satker yang tertinggi tingkat penyerapan anggarannya yaitu sebesar Rp ,- atau 36,71% dari Rp ,- alokasi anggaran pusat yang dikelola. Grafik 1. Keterkaitan Pagu dan Penyerapan Dari tren yang ada, terlihat bahwa kinerja anggaran satker tidak dipengaruhi oleh jumlah dana yang dikelola, mengingat pengaruh keduanya tidaklah robust. Dari grafik juga terlihat bahwa tingkat penyerapan anggaran tertinggi diraih satker Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Barat yaitu sebesar 91,66% dari pagu sebesar Rp ,-. Sedangkan Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Sulawesi Barat yang mengelola pagu terbesar sebesar Rp ,- tingkat penyerapan anggarannya mencapai Rp ,- atau 46,57%, masih di atas target triwulan II sebesar 40%. 2 Halaman

3 2. Alokasi Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Fungsi Alokasi pagu dan realisasi DIPA 2014 untuk wilayah Sulawesi Barat berdasarkan fungsi dapat dilihat dari grafik di bawah ini: Grafik 2. Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2014 Berdasarkan Fungsi Tiga fungsi yang mendapat alokasi anggaran tertinggi di Provinsi Sulawesi Barat yaitu fungsi ekonomi, fungsi pelayanan umum dan fungsi Pendidikan, dengan alokasi masing-masing sebesar Rp 880 miliar, Rp 774 Miliar, pdan Rp 348 Miliar. Apabila dibandingkan dengan triwulan II tahun 2013, tiga fungsi yang sama juga mendapat alokasi anggaran paling besar dengan kenaikan sebesar 10,3%, 23,48% dan 27,43% (y-o-y). Fungsi pariwisata dan budaya merupakan fungsi yang memperoleh alokasi anggaran paling rendah dengan pagu sebesar Rp 5,4 miliar. Di sisi lain, apabila dilihat dari tingkat penyerapan anggarannya, maka fungsi agama merupakan fungsi yang penyerapan anggaran paling tinggi yaitu 37,48% dan diikuti dengan fungsi ketertiban dan keamanan yaitu sebesar 37,31%. Fungsi dengan tingkat penyerapan anggaran paling rendah adalah fungsi pariwisata dan budaya yang hanya sebesar Rp 536,3 juta atau 9,83% dari pagu anggarannya. 3. Alokasi Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Kewenangan Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 160/PMK.02/2012 tentang Petunjuk Penyusunan dan Pengesahan Daftar Isian Anggaran, DIPA K/L dikategorikan menjadi 5 kategori kewenangan yaitu DIPA Kantor Pusat (KP), DIPA Kantor Daerah (KD), DIPA Dana Dekonsentrasi (DK), DIPA Tugas Pembantuan (TP), dan DIPA Urusan Bersama (UB). Alokasi pagu dan realisasi anggaran berdasarkan kode kewenangan dapat dilihat dari grafik di bawah ini. 3 Halaman

4 Grafik 3. Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2014 Berdasarkan Kewenangan DIPA dengan kewenangan KD mendapatkan alokasi anggaran paling tinggi yaitu sebesar Rp ,-, diikuti DIPA dengan kewenangan KP yaitu sebesar Rp ,-, dengan tingkat penyerapan 31,86% dan 29,76% dari pagunya masing-masing. Hal ini berbeda dengan DIPA TP yang mempunyai pagu sebesar Rp ,-, namun tingkat penyerapan anggarannya merupakan yang tertinggi yaitu sebesar 36,71%. Apabila dibandingkan dengan kondisi tahun 2013, alokasi anggaran yang paling tinggi terdapat pada DIPA dengan jenis kewenangan KD dan KP yaitu masing-masing sebesar Rp ,- dan Rp ,-. Namun tingkat penyerapan anggaran paling tinggi pada jenis kewenangan UB yaitu sebesar 38,09%. 4. Alokasi Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja Pagu dan Realisasi berdasarkan jenis belanja sampai dengan triwulan II tahun 2014 disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 2. Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2014 Berdasarkan Jenis Belanja Dari keempat jenis belanja tersebut, belanja modal merupakan jenis belanja yang mendapat alokasi anggaran terbesar sejumlah Rp ,- atau sekitar 44,08% dari total pagu secara keseluruhan, kemudian diikuti oleh belanja barang sebesar Rp ,- atau sekitar 27,6%, dan belanja pegawai sebesar Rp ,- atau sekitar 16,4%. Namun demikian tingkat penyerapan anggaran terbesar berada pada belanja pegawai dengan tingkat penyerapan sebesar 35,7%, sedangkan belanja modal menempati urutan terakhir dengan tingkat penyerapan anggaran sebesar 28,4%. 4 Halaman

5 5. Alokasi Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Bagian Anggaran Untuk melihat prioritas pembangunan Pemerintah Pusat terhadap suatu wilayah dapat dilihat dari alokasi anggaran berdasarkan Bagian Anggaran Kementerian/Lembaga. Terdapat 40 Bagian Anggaran yang menjadi tanggung jawab Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Barat. Dari 40 Bagian Anggaran di lingkup kerja Kanwil DJPBN Provinsi Sulbar berikut disajikan data pagu dan realisasi dari 10 Bagian Anggaran yang mendapat alokasi dana paling besar pada tahun anggaran 2014 ini. Grafik 4. Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Bagian Anggaran Kementerian Pekerjaan Umum merupakan Bagian Anggaran yang paling banyak mendapat alokasi anggaran (Rp 902 miliar), diikuti Kementerian Agama (Rp 334 miliar) dan Kementerian Pertanian (Rp 170 miliar). Dari 10 Bagian Anggaran di atas, terlihat 3 Bagian Anggaran dengan tingkat penyerapan tertinggi, yaitu Kementerian Pertanian sebesar 37%, Kementerian Pekerjaan Umum sebesar 30%, dan Kementerian Agama sebesar 27%. 6. Alokasi Pagu dan Realisasi Anggaran Satuan Kerja yang Berpengaruh Besar Berikut disajikan 10 Satker K/L dengan alokasi pagu terbesar beserta tingkat penyerapan anggarannya di lingkup kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulbar. Tabel 3. Satker K/L Dengan Alokasi Pagu Terbesar 5 Halaman

6 Alokasi pada satker di atas, sebagian besar ditujukan untuk pembangunan dan perbaikan infrastruktur dasar, di antaranya untuk pembangunan jalan arteri menuju Pelabuhan Belang-Belang; peningkatan dan pelebaran jalan di wilayah Mamuju Tengah dan Utara; penggantian jembatan di Polewali Mandar, Mamuju dan Mamuju Utara; pengendalian banjir di Mamuju; dan pengendalian abrasi pantai di Mamuju Utara. Selain itu juga terdapat proyek-proyek pembangunan gedung kantor maupun PNPM masyarakat perdesaan. Berdasarkan kewenangan DIPA DK, di Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulbar terdapat 65 Satker K/L DK. Berikut ini disajikan 10 Satker K/L dengan tingkat realisasi anggaran tertinggi dalam tabel di bawah ini. Tabel 4. Satker K/L DK Dengan Realisasi AnggaranTertinggi Dari seluruh 65 Satker DK tersebut, Satker Kantor Arsip Daerah Prov. Sulawesi Barat (340086) yang mendapat alokasi pagu sebesar Rp , - menduduki peringkat pertama penyerapan anggarannya yaitu sebesar 87,67%, diikuti Satker Dinas Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat (340160) sebesar 86,35%, dan Satker Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Barat (340167) sebesar 58,19%. Berdasarkan kewenangan DIPA KP di lingkup kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulbar terdapat 18 K/L. Berikut ini disajikan 10 Satker KP dengan tingkat penyerapan tertinggi. Tabel 5. Satker K/L KP Dengan Realisasi Anggaran Tertinggi Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Sulbar (498667) merupakan Satker KP yang tingkat penyerapannya tertinggi yaitu 46,57% dari alokasi pagu anggaran sebesar Rp ,-, diikuti oleh Satker Pengembangan Kawasan Permukiman Sulawesi Barat (452796) dengan 39,30% dari alokasi pagu anggaran sebesar Rp ,-, dan Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Sulawesi Barat (477060) dengan 38,63% d ari pagu anggaran sebesar Rp ,-. 6 Halaman

7 Satker K/L dengan jenis kewenangan DIPA KD berjumlah 130 Satker. Berikut ini ditampilkan 10 Satker KD dengan tingkat penyerapan anggaran tertinggi. Tabel 6. Satker KD Dengan Realisasi Anggaran Tertinggi Satker Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat (664773) merupakan Satker K/L dengan Kewenangan KD yang tingkat penyerapan anggarannya tertinggi yaitu 83,92% dari pagu anggaran sebesar Rp ,-, diikuti Satker Pengadilan Agama Majene (309092) dengan tingkat penyerapan anggaran 71,57% dari pagu anggaran sebesar Rp ,-, dan Satker Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mamuju Utara dengan tingkat penyerapan anggaran 61,58% dari pagu anggaran yang dikelola sebesar Rp ,-. Di lingkup kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan terdapat 18 Satker K/L dengan kewenangan DIPA Kantor Pusat (KP). Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Sulbar (498667) merupakan satker dengan tingkat penyerapan anggaran tertinggi yaitu 46,57% dari pagu anggaran sebesar Rp ,-. Tabel 7. Satker KP Dengan Realisasi Anggaran Tertinggi Satker K/L dengan kewenangan DIPA TP berjumlah 55 Satker, di mana 10 Satker dengan tingkat penyerapan anggaran tertinggi tersaji berikut ini. Tabel 8. Satker TP Dengan Realisasi Anggaran Tertinggi 7 Halaman

8 Dari 10 Satker K/L dengan kewenangan DIPA TP tersebut, Satker Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Barat (340152) me miliki tingkat penyerapan anggaran tertinggi yaitu 91,66% dari pagu anggaran sebesar Rp ,-, diikuti oleh Satker Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Barat (240147) yaitu 91,30% dari pagu anggaran sebesar Rp ,-, dan Satker Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Mamuju Utara (340309) yaitu 77,86% dari pagu anggaran sebesar Rp ,-. Satker K/L dengan kewenangan DIPA UB di lingkup kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Barat berjumlah 7 Satker sebagaimana tersaji di bawah ini. Tabel 9. Satker UB Dengan Realisasi Anggaran Tertinggi Satker Pembangunan Infrastruktur Kabupaten Majene (505071) dan Satker Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kab. Polewali Mandar (505090) memiliki tingkat penyerapan anggaran tertinggi yaitu 63,16% dari pagu anggaran sebesar Rp ,- dan Rp ,-, diikuti Satker Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintah Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Mamuju Utara (340334) yaitu 43,75% d ari pagu anggaran sebesar Rp ,-. 7. Perkembangan Revisi Anggaran Tabel 10. Tabel Rekapitulasi Revisi Anggaran Perjenis Revisi 8 Halaman

9 Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 7/PMK.02/2014 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2014, Kanwil Ditjen Perbendaharaan memiliki kewenangan untuk melaksanakan pengesahan anggaran. Dari tabel di atas terdapat 3 jenis revisi yang frekuensinya terbanyak yaitu revisi Geser Jenis Belanja, Geser Sumber Dana dan Geser Kabupaten/Kota sebanyak 206 revisi, diikuti Geser Output sebanyak 205 revisi, dan revisi Geser Program/Kegiatan sebanyak 202 revisi. Dari rekapitulasi tersebut tidak terdapat revisi rencana penarikan/revisi halaman III DIPA. Sebagaimana diketahui, pada halaman III DIPA Petikan yang diterima oleh satker masih berupa perkiraan kasar yang belum disesuaikan dengan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan, sehingga harus ditindaklanjuti dengan revisi halaman III secara berkala. Sayangnya sampai saat ini hal tersebut belum berjalan dengan optimal, sehingga rencana penarikan dana pada halaman III kurang akurat untuk digunakan sebagai analisis. Informasi mengenai frekuensi Satker K/L dalam melakukan revisi DIPA dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 11. Tabel Rekapitulasi Revisi Anggaran Per Satker Satker Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sulawesi Barat (349905) merupakan Satker dengan jumlah revisi terbanyak yaitu sebanyak 7 revisi DIPA, disusul Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Barat sebanyak 4 kali, dan KPU Kabupaten Mamuju Utara sebanyak 3 kali. Jumlah revisi yang dilakukan turut mengindikasikan kualitas perencanaan satker yang bersangkutan. Evaluasi dan pembinaan terkait revisi anggaran akan terus dilakukan secara berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas revisi anggaran yang ada. 8. Satuan Kerja yang Memerlukan Perhatian Khusus Dari 275 DIPA Satker yang ada, masih terdapat 19 Satker dengan realisasi nol. Dari hasil identifikasi, penyebab hal tersebut antara lain belum ditetapkannya pejabat perbendaharaan, DIPA Petikan ditetapkan setelah tahun anggaran berjalan, adanya DIPA yang diblokir/self-blocking, dan adanya pergantian Kuasa Pengguna Anggaran sebagai akibat mutasi pejabat struktural. Sebagian besar satker dengan realisasi nol adalah Satker TP sebanyak 9 satker, disusul dengan Satker KP sebanyak 5 satker, Satker DK 4 satker, dan Satker KD 1 satker. Adapun rincian Satker K/L tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. 9 Halaman

10 Tabel 12. Satker K/L Dengan Realisasi Nol Diterbitkan oleh: Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Barat Gedung Keuangan Negara Mamuju Lantai III Jl. Soekarno Hatta Mamuju Sulawesi Barat Telp. (0428) , Faks. (0428) Website: 10 Halaman