Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Semester II 2015
|
|
- Benny Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Semester II 2015 Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Kantor Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan
2 Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan IV 2015 Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau 1 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III-2015 Kantor Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan
3
4 Executive Summary Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai peran sangat strategis dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam hal pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor PMK-169/PMK.01/2012 tentang organisasi dan tata kerja instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Evaluasi pelaksanaan anggaran berkaitan tentang penilaian pelaksanaan anggaran, seperti operasionalisasi/teknis pelaksanaan anggaran, kendala-kendala pembayaran, teknis keterlaksanaan kegiatan, dan isu-isu terkait pelaksanaan anggaran lainnya. Dalam pelaksanaanya, evaluasi pelaksanaan anggaran dilakukan melalui kegiatan evaluasi pelaksanaan anggaran (EPA). Dalam rangka melakukan evaluasi pelaksanaan anggaran triwulan IV-2015, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau telah melaksanakan kegiatan rapat koordinasi pelaksanaan APBN dalam rangka menjamin kelancaran dan akuntabilitas pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau. Berdasarkan hasil Evaluasi Pelaksanaan Anggaran triwulan IV tahun 2015 dapat digambarkan perkembangan pelaksanaan anggaran lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau adalah: Kategori Pelaksanaan Gambaran Pelaksanaan Anggaran Anggaran Pagu Anggaran Pagu triwulan IV-2015 mengalami kenaikan 27.04% menjadi Rp.6.350,55 milyar daripada awal tahun anggaran sebesar Rp.4.998,95 milyar. Realisasi Anggaran Realisasi triwulan IV-2015 lebih rendah dibanding realisasi nasional. Realisasi nasional sebesar 39,33%, sedang lingkup Kanwil Provinsi Kepulauan Riau sebesar 37,68% lebih rendah 1,65%. Realisasi terbesar pada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan Arsip Nasional RI. Realisasi pada Kementerian tersebut di atas 93%. Rencana Penarikan Halaman III DIPA Revisi Anggaran Pengelolaan UP TUP Kontrak dan Penyelesaian Tagihan Tingkat ketepatan rencana penarikan dana pada triwulan IV-2015 adalah 73,30%. Tingkat deviasi paling tinggi terjadi pada bulan Agustus sebesar 32,55% dan sebaliknya tingkat deviasi paling rendah pada bulan Juli sebesar 23,44%. Revisi DIPA selama triwulan IV-2015 sebanyak 307 revisi. Revisi yang disahkan oleh DJA sebanyak 143 revisi dan yang disahkan oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau sebanyak 164 revisi. Jumlah UP selama triwulan IV-2015 terus mengalami penurunan. Jumlah SP2D-TUP mengalami peningkatan namun jumlah uang TUP mengalami penurunan. Pertanggungjawaban UP melalui SPM-GUP mengalami peningkatan selama triwulan IV Kontrak yang terdaftar sampai dengan triwulan IV-2015 sebanyak kontrak dengan nilai Rp Penyampaian kontrak ke KPPN yang mengalami keterlambatan adalah 84,70%. Keterlambatan tersebut terjadi pada 32 K/L. Berdasarkan hasil Evaluasi Pelaksanaan Anggaran triwulan IV tahun 2015, dapat ditarik kesimpulan bahwa rendahnya penyerapan anggaran karena terdapat berbagai permasalahan dalam pelaksanaan anggaran pada bidang infrastruktur, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Berbagai permasalahan yang mengakibatkan rendahnya penyerapan anggaran ditarik kesimpulan sebagai berikut: i daftar EPA
5 a. Infrastruktur 1) Keterlambatan pelaksanaan proses lelang. 2) Adanya restrukturisasi Kementerian Negara/Lembaga. 3) Keterlambatan persetujuan kontrak tahun jamak. 4) Dana output cadangan yang belum bisa direalisasikan dan blokir b. Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan 1) Penghematan belanja perjalanan dinas; 2) Keterlambatan penerimaan DIPA, keterlambatan penunjukan pejabat perbendaharaan, dan keterlambatan penerbitan petunjuk teknis pelaksanaan; 3) Kegiatan masih dalam proses lelang. 4) Kegiatan masih dalam proses e-purchasing; 5) Perencanaan pengadaan barang/jasa yang kurang baik Berdasarkan kesimpulan dalam hasil EPA triwulan IV-2015, dapat diusulkan rekomendasi kebijakan sebagai berikut: a. Infrastruktur 1) Satker agar mempercepat proses lelang dan berkoordinasi dengan unit layanaan pengadaan barang/jasa. 2) Satuan kerja yang mengalami restrukturisasi agar segera melakukan revisi terhadap perubahan nomenklatur, dan mengikuti ketentuan sehubungan restrukturisasi; 3) Satker segera mengajukan ijin kontrak multy years ke Kementerian Keuangan 4) Terkait pemanfaatan dana output cadangan, satuan kerja bersangkutan harus berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Kementerian Keuangan. b. Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan 1) Satker agar mempercepat proses lelang dan berkoordinasi dengan unit layanaan pengadaan barang/jasa. 2) Kegiatan-kegiatan yang belum terlaksana agar dijadwalkan dengan tepat waktu pelaksanaan kegiatan dan pencairannya. 3) Adanya pengawasan dari Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota kepada SKPD yang mengelola dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan agar sejalan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota. 4) SKPD dekonsentrasi dan tugas pembantuan harus lebih aktif berkoodinasi dan berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kementerian/Lembaga. 5) Terkait pencairan dana APBN agar berkoordinasi dengan KPPN setempat dan terkait revisi anggaran agar berkoordinasi dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau. ii Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan IV-2015
6 Daftar Isi EXECUTIVE SUMMARY I DAFTAR ISI III DAFTAR GAMBAR DAN TABEL V BAB I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG TUJUAN PELAKSANAAN 3 BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN IV PAGU ANGGARAN REALISASI ANGGARAN RENCANA PENARIKAN DANA HALAMAN III DIPA VS REALISASI ANGGARAN REVISI ANGGARAN PENGELOLAAN UP DAN GU DATA KONTRAK DAN PENYELESAIAN TAGIHAN 14 BAB III. PENUTUP KESIMPULAN MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN BELANJA MODAL INFRASTRUKTUR EVALUASI DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU REKOMENDASI MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN BELANJA MODAL INFRASTRUKTUR EVALUASI DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU RENCANA TINDAK LANJUT 23 iii daftar EPA
7
8 Daftar Gambar dan Tabel Gambar 1 Pergerakan Pagu DIPA Triwulan III 2015 di Provinsi Kepulauan Riau; halaman 7 Gambar 2 Komposisi Pagu DIPA Triwulan III 2015 di Provinsi Kepulauan Riau; halaman 8 Gambar 3 Deviasi Halaman III DIPA Triwulan III 2015; halaman 10 Gambar 4 Pengelolaan UP Selama Triwulan III 2015 di Provinsi Kepulauan Riau; halaman 12 Tabel 1 Perubahan Pagu Anggaran Akibat Restrukturisasi Kementerian Negara/Lembaga di Provinsi Kepulauan Riau 8 Tabel 2 Pagu Realiasi Anggaran APBN 2015 di Provinsi Kepulauan Riau 9 Tabel 3 Revisi DIPA selama Triwulan IV-2015 di Provinsi Kepulauan Riau 11 Tabel 4 Permasalahan Uang Persediaan Selama Triwulan IV-2015 di Provinsi Kepulauan Riau 13 Tabel 5 Permasalahan Tambahan Uang Persediaan Selama Triwulan IV-2015 di Provinsi Kepulauan Riau 13 Tabel 6 Penyampaian Data Kontrak Selama Triwulan IV-2015 di Provinsi Kepulauan Riau 14 Tabel 7 Keterlambatan Penyampaian Data Kontrak ke KPPN Selama Triwulan IV-2015 di Provinsi Kepulauan Riau 14 Tabel 8 Penyelesaian Tagihan Kontrak yang Berakhir pada Triwulan IV-2015 di Provinsi Kepulauan Riau 15 v daftar EPA
9
10 Bab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Salah satu keberhasilan dalam mengoptimalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat dinilai dari pelaksanaan anggaran yang berjalan dengan baik. Hal tersebut mendorong penyelesaian tingkat capaian kinerja yang dihasilkan dan realisasi anggaran berjalan lancar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Berbagai kebijakan reformasi dalam pengelolaan Keuangan Negara telah dilaksanakan. Kebijakan dengan tujuan agar pengelolaan Keuangan Negara dapat berjalan dengan sebaik-baiknya dan akuntabel. Sistem penganggaran berbasis kinerja, perencanaan kas yang lebih baik, pelaksanaan lelang secara elektronik, perbaikan sistem yang mendukung kelancaran pencairan merupakan berbagai reformasi pengelolaan Keuangan Negara yang dibangun untuk mendukung keberhasilan pengelolaan keuangan negara yang akuntabel. Dalam pelaksanaannya, masalah-masalah pelaksanaan anggaran yang terjadi saat ini masih relatif sama dengan periode-periode tahun anggaran sebelumnya. Berbagai masalah pelaksanaan anggaran yang masih sering terjadi hingga saat ini antara lain: a) penumpukan penyerapan anggaran pada akhir tahun; b) keterlambatan penunjukan pejabat perbendaharaan; c) keterlambatan pelaksanaan lelang; d) keterbatasan pengetahuan para pejabat perbendaharaan/pengelola keuangan; e) keterlambatan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan; f) penundaan penyelesaian pekerjaan dan masalah pelaksanaan anggaran lainnya. Dalam rangka mengantisipasi permasalahan-permasalahan tersebut dan untuk mendukung peningkatan efektivitas dan efisiensi belanja Pemerintah maka diperlukan suatu proses pengendalian. Salah satu proses pengendalian dilakukan melalui kegiatan evaluasi pelaksanaan anggaran pada satuan kerja penerima APBN. Evaluasi pelaksanaan anggaran sangat penting untuk melihat perkembangan pelaksanaan anggaran dalam periode yang telah ditetapkan. Dalam evaluasi tersebut akan dilakukan suatu penilaian dan pengukuran terhadap pelaksanaan aggaraan dan diikuti dengan identifikasi serta analisis terhadap permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan anggaran. Evaluasi pelaksanaan anggaran ini sangat penting dilakukan sehingga perkembangan pelaksanaan anggaran dapat terlihat dan permasalahan yang timbul dapat teridentifikasi. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai peran sangat strategis dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam hal pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan 1 isi EPA
11 Republik Indonesia nomor PMK-169/PMK.01/2012 tentang organisasi dan tata kerja instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Berbagai evaluasi yang dilaksanakan terkait pelaksanaan anggaran adalah terkait penilaian pelaksanaan anggaran, seperti operasionalisasi/teknis pelaksanaan anggaran, kendala-kendala pembayaran, teknis keterlaksanaan kegiatan, dan isu-isu terkait pelaksanaan anggaran lainnya. Dalam pelaksanaanya, pelaksanaan evaluasi pelaksanaan anggaran dilakukan melalui kegiatan pelaksanaan evaluasi pelaksanaan anggaran (EPA). Kegiatan EPA serta pelaporan hasil pelaksanaannya dilaksanakan setiap triwulan. Penyusunan EPA secara Triwulanan dilaksanakan agar dapat mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dengan lebih cepat. Fokus utama EPA terutama EPA Triwulan IV adalah melakukan identifikasi permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan anggaran yang terjadi pada Triwulan IV Tujuan Evaluasi pelaksanaan anggaran memiliki beberapa tujuan. Tujuan utama dalam penyusunan evaluasi tersebut antara lain: a. Identifikasi isu-isu pelaksanaan anggaran yang terjadi hingga tingkat satuan kerja; b. Identifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi terkait pelaksanaan anggaran; c. Menilai pelaksanaan anggaran. Penilaian mencakup apakah telah dilaksanakan dengan baik, mencapai target keluarannya, memenuhi tujuannya, memberikan dampak seperti yang diharapkan, dan hal-hal lainnya. d. Memberikan rekomendasi kebijakan, strategi implementasi, mekanisme pelaksanaan anggaran yang bersifat teknis dan aplikatif; e. Merumuskan tindak lanjut perbaikan pelaksanaan anggaran untuk periode berikutnya; Selain tujuan tersebut, evaluasi pelaksanaan anggaran disusun untuk kepentingan manajerial. Kepentingan manajerial tersebut berkaitan dalam pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan APBN, antara lain: a. bagi Kementerian Keuangan, sebagai masukan bagi pengambilan kebijakan anggaran; b. bagi Direktorat Jenderal Perbendaharaan, sebagai bahan perumusan regulasi, strategi pembinaan dalam rangka memperbaiki kinerja pelaksanaan anggaran; c. bagi Kementerian Negara/Lembaga dan satuan kerjanya, sebagai bahan masukan untuk memperbaiki kinerja pelaksanaan anggaran beserta dengan persiapanpersiapan dalam perencanaan dan penganggaran di waktu yang akan datang; d. bagi Pemerintah Daerah terkait, K/L maupun satker yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan merumuskan hal-hal teknis pelaksanaan keuangan pusat dan daerah sehingga dapat digunakan untuk mengharmonisasikan kebijakan fiskalnya; e. bagi masyarakat umum, sebagai alat kontrol pelaksanaan APBN yang diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan pemerintah; f. bagi pihak Swasta, sebagai informasi terkait keikutsertaan dalam aktivitas pemerintah. 2 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan IV-2015
12 1.3. Pelaksanaan Evaluasi pelaksanaan anggaran yang dilakukan pada triwulan IV tahun 2015 dilaksanakan beberapa tahapan pelaksanaan. Berbagai kegiatan evaluasi pelaksanaan anggaran dengan satuan kerja dengan metode rapat koordinasi yakni Rapat Koordinasi Pelaksanaan APBN dalam rangka menjamin kelancaran dan akuntabilitas pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau pada bulan Oktober Kegiatan dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Oktober 2015 di aula Kantor Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau. Kegiatan dihadiri 83 satuan kerja di Provinsi Kepulauan Riau. Latar Belakang: Pelaksanaan dan pertangungjawaban kegiatan pembangunan infrastruktur dan pengendalian pelaksanaan proyek-proyek strategis di Provinsi Kepulauan Riau. Maksud: mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur dan kendala pelaksanaan kegiatan di Provinsi Kepulauan Riau. Tujuan: mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan dan memberikan langkah-langkah strategis dan tepat dalam kegiatan pelaksanaannya. Peserta: Satuan Kerja Mahkamah Agung: 1) Pengadilan Negeri Ranai 2) Pengadilan Agama Natuna 3) Pengadilan Agama Batam Satuan Kerja Kementerian Hukum dan HAM RI: 1) Kanwil Hukum dan HAM Provinsi Kepulauan Riau 2) Kantor Imigrasi Batam 3) Lembaga Pemasyarakatan Batam 4) Lembaga Pemasyarakatan Tanjungpinang 5) Rumah Tahanan Negara Batam 6) Rumah Tahanan Negara Tanjungpinang 7) Cabang Rumah Tahanan Negara Tanjung Balai Karimun Satuan Kerja Kementerian Keuangan: 1) Kanwil Khusus DJBC Provinsi Kepulauan Riau 2) Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai Batam 3) Pangkalan Sarana Operasi DJBC Batam 4) Pangkalan Sarana Operasi DJBC Tanjung Balai Karimun 5) Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam Satuan Kerja Kementerian Pekerjaan Umum: 1) Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Kepulauan Riau 2) Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Kepulauan Riau 3) Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Provinsi Kepulauan Riau 4) Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera IV Provinsi Kepulauan Riau. 5) Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Sumatera IV Provinsi Kepulauan Riau Satuan Kerja Kementerian ESDM : 1) Listrik Perdesaan Kepulauan Riau 3 isi EPA
13 Satuan Kerja Kementerian Perhubungan: 1) Distrik Navigasi Tanjungpinang 2) Bandar Udara Dabo Singkep 3) Bandar Udara Sei Bati 4) Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjungpinang 5) Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kijang 6) Unit Penyelenggaran Pelabuhan Tarempa 7) Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai Tanjung Uban. 8) Pengembangan LLAJ Kepulauan Riau 9) Pengembangan LLASDP Kepulauan Riau Satuan Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: 1) LPMP Provinsi Kepulauan Riau Satuan Kerja Kementerian Kesehatan: 1) Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjungpinang Satuan Kerja Kementerian Agama: 1) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau 2) Kantor Kementerian Agama Kota Batam 3) Madrasah Aliyah Negeri Kota Batam Satuan Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan: 1) Balai Perikanan Budidaya Laut Batam Satuan Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: 1) Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Kepulauan Riau 2) Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Kepulauan Riau 3) Pengembangan Kawasan Permukiman dan Penataan Bangunan Provinsi Kepulauan Riau 4) Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Provinsi Kepulauan Riau 5) Balai Wilayah Sungai Sumatera IV 6) Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera IV Provinsi Kepulauan Riau 7) Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Sumatera IV Provinsi Kepulauan Riau Satuan Kerja Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi: 1) Universitas Maritim Raja Ali Haji 2) Politeknik Negeri Batam Satuan Kerja Badan Pusat Statistik: 1) Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau Satuan Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN: 1) Kanwil Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN Provinsi Kepulauan Riau Satuan Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional: 1) BKKBN Provinsi Kepulauan Riau Satuan Kerja Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan: 1) BPKP Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau 4 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan IV-2015
14 Satuan Kerja Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam 1) Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Satuan Kerja Perangkat Daerah Dekonsentrasi: 1) Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau 2) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Kepulauan Riau 3) Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau 4) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepulauan Riau 5) Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kepulauan Riau 6) Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kepulauan Riau 7) Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau 8) Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kepulauan Riau 9) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau 10) Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 11) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kepulauan Riau 12) Dinas Sosial Provinsi Kepulauan Riau 13) Dinas Kelautan dan perikanan Provinsi Kepulauan Riau 14) Satker Dekonsentrasi Bidang Perumahan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau 15) Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Kepulauan Riau 16) Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Riau 17) Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kepulauan Riau Satuan Kerja Perangkat Daerah Tugas Pembantuan: 1) Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau 2) RSUD Provinsi Kepulauan Riau 3) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau 4) Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan 5) Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bintan 6) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bintan 7) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bintan 8) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Karimun 9) Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun 10) Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna 11) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Natuna 12) Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga 13) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lingga 14) Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas 15) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas 16) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Batam 17) RSUD Batu Haji 18) Dinas Kesehatan Kota Batam 19) Dinas Tenaga Kerja Kota Batam 20) Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Kehutanan Kota Batam 21) Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, Kehutanan dan Energi Kota Tanjung pinang 5 isi EPA
15
16 dalam mlyaran Rupiah 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000-24% 19% 14% 9% 4% -1% Bab II. Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan IV 2.1. Pagu Anggaran Pagu anggaran adalah alokasi dana atau batas maksimum anggaran yang diberikan oleh Kementerian Keuangan kepada Kementeriaan Negara/Lembaga untuk setiap program pemerintah sebagai acuan dalam pelaksanaan APBN. Pada awal tahun 2015, seluruh Kementerian Negara/Lembaga di Provinsi Kepulauan Riau memperoleh alokasi dana sebesar Rp.4.998,95 milyar. Seiring perubahan kebutuhan dan kebijakan maka alokasi dana tersebut dapat berubah. Gambar 1 Pergerakan Pagu DIPA Triwulan IV Tahun 2015 di Provinsi Kepulauan Riau 22.11% 6, , , , , , % 1.11% -0.66% 0.00% -0.36% Januari Juni September Oktober November Desember Pagu Perubahan Sumber: PA Perbendaharaan Peningkatan pagu anggaran sangat signifikan pada akhir triwulan II-2015, namun kemudian peningkatan pagu menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Perubahan tersebut didorong oleh beberapa hal diantaranya penambahan pagu, restrukturisasi Kementerian Negara/Lembaga, dan pengurangan pagu. Peningkatan pagu triwulan IV dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,89%. Penambahan pagu total selama tahun 2015 mencapai 27,04%. 7 isi EPA
17 Tabel 1 Perubahan Pagu Anggaran Akibat Restrukturisasi Kementerian Negara/Lembaga di Provinsi Kepulauan Riau BA Kementerian Negara/Lembaga Perubahan Pagu 042 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggI 277,999,461, Kementerian Lingkungan Hidup (1,599,999,990) 067 Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 14,306,067, Badan Nasional Pengelola Perbatasan 750,000, Bendahara Umum Negara 70,412,519,000 Sumber: PA Perbendaharaan Terdapat 26 Kementerian Negara/Lembaga yang mendapat penambahan pagu dengan penambahan yang sangat signifikan seperti pada Kementerian Perhubungan dan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam yang mencapai Rp.483,51 milyar. Pengurangan pagu terjadi pada 10 Kementerian Negara/ Lembaga dengan pengurangan terbesar pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan mencapai Rp.16,31 milyar. Sedangkan perubahan karena restrukturisasi Kementerian Negara/Lembaga terjadi pada lima Kementerian Negara/Lembaga. Terdapat penambahan empat Kementerian Negara/Lembaga dan penghapusan satu Kementerian Negara. Pagu Kementerian Negara/Lembaga di Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan IV sebesar Rp.6.172,00 milyar yang digunakan untuk pelaksanaan APBN oleh 48 Kementerian Negara/Lembaga. Gambar 2 Komposisi Pagu DIPA Triwulan IV Tahun 2015 di Provinsi Kepulauan Riau BA % BA % Lainnya 20.40% BA % BA % BA % Sumber: PA Perbendaharaan BA % BA % BA % Pagu terbesar di Provinsi Kepulauan Riau disusun oleh delapan Kementerian/Lembaga. Pagu tersebut memiliki porsi 79,68 persen dari total pagu ang garan di Provinsi Kepulauan Riau. Pagu tertinggi adalah pagu Kementerian Perhubungan. Setelahnya adalah pagu Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Kementerian Pekerjaan Umum. Ketiga pagu Kementerian tersebut memiliki besaran diatas 10 persen. 8 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan IV-2015
18 2.2. Realisasi Anggaran Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, Kementerian Negara/Lembaga melakukan realisasi anggaran untuk membiayai pelaksanaan pekerjaan/kegiatannya. Di Provinsi Kepulauan Riau, pelaksanaan kegiatan yang dibiayai oleh APBN dilakukan oleh satuan-satuan kerja dibawah 47 Kementerian Negara/Lembaga. Realisasi anggaran hingga triwulan IV-2015 di Provinsi Kepulauan Riau masih lebih rendah dibandingkan dengan realisasi anggaran secara nasional. Realisasi triwulan IV di Provinsi Kepulauan Riau lebih besar dibandingkan realisasi triwulan-triwulan sebelumnya dengan realisasi mencapai 37,68 persen. Realisasi triwulan IV sangat dipengaruhi oleh realisasi Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan BP Batam. Hingga triwulan IV-2015, realisasi terbesar dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Arsip Nasional Republik Indonesia dengan realisasi di atas 93 persen. Sebanyak 27 Kementerian Negara/Lembaga di Provinsi Kepulauan Riau memiliki realisasi di atas realisasi nasional. Tabel 2 Pagu Realiasi Anggaran APBN 2015 di Provinsi Kepulauan Riau Realisasi K/L Pagu Triw.IV tdk Triw. IV (BA) Oktober Novembr Desembr aku akumult ,895,542, % 5.88% 10.73% 26.51% 92.38% ,238,940, % 11.15% 10.96% 29.91% 88.17% ,545,004, % 7.78% 8.97% 23.74% 79.62% ,197,180, % 26.09% 25.53% 59.98% 77.33% ,756,843, % 7.93% 9.38% 25.25% 96.55% ,000,424, % 7.95% 14.52% 30.19% 89.66% ,397,612, % 11.53% 18.96% 37.55% 93.05% ,751,476, % 10.57% 9.95% 32.21% 84.53% 019 3,000,000, % 11.60% 21.20% 43.86% 89.52% ,004,376, % 25.54% 18.19% 55.66% 93.97% 022 1,262,941,268, % 5.57% 26.47% 40.59% 72.24% ,011,760, % 15.94% 24.67% 46.96% 88.01% ,532,708, % 7.52% 27.49% 41.00% 71.72% ,482,119, % 13.21% 14.27% 35.92% 83.52% ,774,294, % 11.11% 23.61% 46.16% 65.78% ,147,311, % 33.18% 8.05% 45.84% 96.06% ,065,140, % 14.07% 29.13% 51.88% 82.33% ,740,532, % 9.28% 18.10% 36.16% 82.22% ,277,911, % 13.76% 20.87% 47.94% 89.77% 040 3,082,820, % 3.81% 38.60% 77.34% 90.56% ,834,367, % 3.99% 58.41% 71.31% 89.93% 044 6,738,743, % 5.60% 19.16% 43.11% 89.76% ,000, % 53.85% 33.75% 97.58% 97.58% ,041,488, % 10.60% 13.76% 31.40% 93.02% ,291, % 5.24% 10.89% 41.61% 84.50% ,999,633, % 8.70% 16.79% 34.05% 82.16% ,877, % 0.00% 19.36% 19.36% 99.63% 9 isi EPA
19 dalam mlyaran Rupiah 1,600 1,400 1,200 1, % 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% -5% -10% -15% Realisasi K/L Pagu Triw.IV tdk Triw. IV (BA) Oktober Novembr Desembr aku akumult ,563,464, % 4.01% 16.70% 26.08% 65.79% ,738,913, % 7.85% 11.82% 28.44% % ,900,109, % 10.11% 27.56% 47.61% 88.07% ,366, % 11.46% 5.66% 22.88% 85.72% ,434,476, % 8.08% 19.14% 36.64% 88.15% ,306,067, % 7.95% 21.03% 34.14% 41.24% ,570,684, % 15.14% 20.37% 38.43% 80.84% ,918,991, % 13.64% 5.54% 28.10% 91.56% ,672,622, % 0.83% 52.49% 54.16% 60.16% ,690, % 75.02% 5.92% 93.50% 93.50% ,586,901, % 13.71% 33.05% 52.70% 94.46% 090 2,004,319, % 17.23% 11.57% 38.20% 95.78% 092 9,848,516, % 20.48% 22.56% 50.78% 83.31% 104 5,584,785, % 10.49% 11.24% 28.38% 78.22% ,311,721, % 7.79% 16.40% 32.64% 85.90% ,000, % 0.00% 39.83% 89.04% 95.71% 112 1,123,728,355, % 1.73% 17.28% 23.50% 64.03% ,131,418, % 0.24% 1.57% 2.22% 5.79% ,785,414, % 12.23% 10.34% 30.71% 93.32% ,412,519, % 22.91% 29.32% 61.16% 80.02% 47 BA 6,172,000,272, % 7.98% 21.63% 37.68% 80.40% Sumber: PA Perbendaharaan 2.3. Rencana Penarikan Dana Halaman III DIPA vs Realisasi Anggaran Hal III DIPA memuat informasi rencana penarikan yang dibuat oleh satuan kerja dan atau Kementerian Negara/Lembaga yang seharusnya dijadikan dasar atau standar dalam realisasi dana belanja. Deviasi atas besaran rencana ini akan menjadi indikator buruknya perencanaan anggaran dan tidak disiplinnya satuan kerja dan atau Kementerian Negara/ Lembaga dalam pelaksanaan anggaran. Gambar 3 Deviasi Halaman III DIPA Triwulan IV Tahun 2015 di Provinsi Kepulauan Riau 34.93% 1, % % Sumber: PA Perbendaharaan Oktober November Desember Pagu Realisasi Deviasi 10 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan IV-2015
20 Berdasarkan perbandingan antara perencanaan penarikan dana yang dibuat dan realisasi pencairan dana yang dilaksanakan pada triwulan IV tahun 2015, diperoleh ratarata tingkat ketepatan antara rencana penarikan dana perbulan dengan realisasi berkisar 73,30 persen. Tingkat deviasi paling tinggi terjadi pada bulan November 2015 yaitu sebesar 34,93 persen dan sebaliknya tingkat deviasi paling rendah terjadi pada bulan Desember 2015 yaitu 8,66 persen. Terjadinya deviasi ini mengindikasikan bahwa rencana yang dibuat belum sesuai dalam pelaksanaannya Revisi Anggaran Implementasi penganggaran berbasis kinerja masih belum optimal diterapkan di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari perencanaan anggaran yang masih kurang berkualitas sehingga dalam pelaksanaan anggaran sering terjadi revisi anggaran (DIPA). Mayoritas revisi DIPA disebabkan oleh perencanaan satuan kerja dan atau Kementerian Negara/Lembaga yang belum baik, walaupun tidak tertutup kemungkinan terjadi karena sebab yang lain. Perencanaan anggaran yang baik akan mendorong pelaksanaan anggaran yang baik. Oleh karena itulah perencanaan merupakan salah satu indikator kualitas dan kinerja pelaksanaan anggaran. Indikator tersebut menunjukkan apakah satuan kerja dan atau Kementerian Negara/Lembaga serius dan bekerja dengan baik jauh sebelum pelaksanaan anggaran dilaksanakan. Revisi anggaran oleh pergeseran antar program/kegiatan/output/jenis belanja/ dan lain-lain menunjukkan adanya ketidaksesuaian perencanaan terhadap kebutuhan anggaran yang sebenarnya diperlukan. Oleh karena itu perlu usaha lebih untuk peningkatan kualitas perencanaan Kementerian Negara/Lembaga. Dengan melihat jumlah revisi yang cukup besar akan mempengaruhi pelaksanaan kegiatan. Tabel 3 Revisi DIPA selama Triwulan IV-2015 di Provinsi Kepulauan Riau Revisi Peningkatan Okt Nov Des Okt Nov Des Okt Nov Des Kanwil % 80.70% % DJA % 840% 10.34% Total % % % Sumber: Kanwil DJPB Prov.Kepri Selama triwulan IV-2015 telah terjadi revisi sebanyak 307 revisi. Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 14,69 persen lebih banyak dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan revisi terjadi pada bulan November dan Desember yang mencapai 94,03 persen dan 6,59 persen. Revisi di tingkat Kanwil Ditjen Perbendaharaan terjadi pada bulan Oktober dan Desember sedangkan bulan November 11 isi EPA
21 dalam milyaran Rupiah mengalami penurunan dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya. Untuk revisi DJA peningkatan hanyan terjadi pada bulan November, selain itu mengalami penurunan. Dari total revisi yang telah disetujui, 57,42 persen merupakan revisi kewenangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Pengelolaan UP dan GU Uang Persediaan (UP) digunakan untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari satuan kerja dan membiayai pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui mekanisme Pembayaran LS. UP merupakan uang muka kerja dari Kuasa BUN kepada Bendahara Pengeluaran yang dapat dimintakan penggantiannya (revolving) setelah digunakan minimal 50 persen. Maksimal pembayaran dengan UP kepada satu penerima paling banyak sebesar Rp.50 juta rupiah kecuali untuk pembayaran honorarium dan perjalanan dinas. Pada akhir hari kerja, uang tunai yang berasal dari UP pada Kas Bendahara Pengeluaran/BPP paling banyak sebesar Rp.50 juta rupiah. Gambar 4 Pengelolaan Uang Persediaan Selama Triwulan IV Tahun 2015 di Provinsi Kepulauan Riau UP TUP SP2D Okt Nov Des Tw.IV UP TUP TUP Nihil GUP GUP Nihil Okt Nov Des Sumber: OMSPAN Total UP: Rp.4.679,48 juta Total GUP: Rp ,44 juta Total TUP: Rp ,41 juta Selama triwulan IV-2015, jumlah UP mengalami penurunan terus menerus dari bulan Juli hingga September baik pada nominal maupun jumlah SP2D-UP. pada TUP, jumlah TUP semakin menurun namun jumlah SP2D-TUP mengalamai peningkatan. Untuk GUP baik jumlah GUP maupun jumlah SP2D-GUP mengalami peningkatan. Dalam pelaksanaan pengelolaan UP, penggantian UP paling lambat dilakukan dua bulan setelah UP diajukan. Kepala KPPN menyampaikan surat pemberitahuan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) apabila setelah dua bulan sejak SP2D-UP diterbitkan belum dilakukan pengajuan penggantian UP. Satu bulan sejak disampaikan surat pemberitahuan, belum dilakukan pengajuan penggantian UP, Kepala KPPN memotong UP 12 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan IV-2015
22 sebesar 25 persen. Satu bulan berikutnya jika belum dilakukan pengajuan penggantian UP, Kepala KPPN memotong UP sebesar 50 persen. Pemotongan dana UP dilakukan dengan cara: memperhitungkan potongan UP dalam SPM dan/atau menyetorkan ke Kas Negara. Tabel 4 Permasalahan Uang Persediaan Selama Triwulan IV-2015 di Provinsi Kepulauan Riau Kementerian Negara/Lembaga (BA) Jumlah UP Keterangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (023) Rp ,- Potong 25% Kementerian Kelautan dan Perikanan (032) Rp ,- Potong 25% Kementerian Agraria dan Tata Ruang (056) Rp ,- Pemberitahuan KPA (2 satker) Sumber: OMSPAN Terdapat dua satuan kerja yang mendapat sanksi pemotongan UP sebesar 25 persen karena terlambat mengajukan penggantian UP selama satu bulan. Kedua satuan kerja tersebut adalah Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Kepulauan Riau, dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bintan. Sedangkan satuan kerja yang mendapatkan surat pemberitahuan dari Kepala KPPN adalah Kantor Pertanahan Kota Batam, dan Kantor Pertanahan Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau. Tambahan Uang Persediaan (TUP) adalah uang muka yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam satu bulan melebihi pagu UP yang telah ditetapkan. TUP harus dipertanggungjawabkan dalam waktu satu bulan dan dapat dilakukan secara bertahap. Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke Kas Negara paling lambat dua hari kerja setelah batas waktu. Tabel 5 Permasalahan Tambahan Uang Persediaan Selama Triwulan IV-2015 di Provinsi Kepulauan Riau Kementerian Negara/Lembaga (BA) Jumlah UP Keterangan Kementerian Dalam Negeri (010) Kementerian Agama (025) Sumber: OMSPAN Rp ,- Terlambat Rp ,- Terlambat (2 satker) Terdapat tiga satuan kerja yang mengalami keterlambatan pertanggungjawaban TUP. Ketiga satuan kerja tersebut adalah Kantor Kementerian Agama Kota Tanjungpinang, Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tanjungpinang, dan Satuan Polisi Pamong Praja Kepulauan Riau. 13 isi EPA
23 2.6. Data Kontrak dan Penyelesaian Tagihan Pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran pada DIPA yang mengakibatkan pengeluaran negara dilakukan melalui pembuatan komitmen. Pembuatan komitmen dilakukan dalam bentuk perjanjian/kontrak untuk pengadaan barang jasa dan dalam bentuk penetapan keputusan. Data perjanjian/kontrak disampaikan kepada KPPN paling lambat lima hari kerja setelah ditandatanganinya perjanjian/kontrak untuk dicatat dalam Kartu Pengawasan Kontrak di KPPN. Tabel 6 Penyampaian Data Kontrak Selama Triwulan IV-2015 di Provinsi Kepulauan Riau Bulan K/L (BA) Satker Kontrak Nilai (Rupiah) Oktober 24 K/L 58 satker 132 kontrak 176,053,678,807 November 28 K/L 75 satker 142 kontrak 182,033,660,486 Desember 24 K/L 70 satker 164 kontrak 132,102,162,492 Triwulan IV 76 K/L 203 satker 438 kontrak 490,189,501,785 Sumber: OMSPAN Selama triwulan IV-2015 terjadi keterlambatan penyampaian data kontrak sebesar 84,70 persen. Tabel 7 Keterlambatan Penyampaian Data Kontrak ke KPPN Selama Triwulan IV-2015 di Provinsi Kepulauan Riau K/L (BA) Satker Kontrak Nilai Kontrak (Rupiah) K/L (BA) Satker Kontrak Nilai Kontrak (Rupiah) ,500, ,646,165, ,452,779, ,993,172, ,515, ,899,420, ,467,631, ,087,328, ,876,097, ,278, ,259,242, ,000, ,889,423, ,011,110, ,843,194, ,285, ,985,787, ,400, ,141,062, ,972, ,771,760, ,612, ,158, ,675, ,740, ,633, ,540, ,000, ,541,815, ,448, ,436,194, ,441,413,815 Sumber: OMSPAN 14 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan IV-2015
24 Total data kontrak yang mengalami keterlambatan penyampaian adalah 371 kontrak. Keterlambatan tersebut terjadi pada 32 Kementerian Negara/Lembaga. Berdasarkan satuan kerja, terdapat 126 satuan kerja yang terlambat menyampaikan data kontrak ke KPPN. Nilai kontrak yang mengalami keterlambatan penyampaian datanya adalah Rp.446,64 milyar. Ketepatan penyelesaian tagihan mengindikasikan bahwa satuan kerja dan atau Kementerian Negara/Lembaga melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan. Ketepatan tersebut dapat digunakan sebagai alat dalam mengukur kinerja pelaksanaan anggaran. Ketepatan penyelesaian tagihan SPM menggunakan tolak ukur tagihan SPM-LS nonbelanja pegawai. Hal tersebut dikarenakan SPM-LS tersebut berhubungan dengan tagihan pihak ketiga yang langsung berpengaruh terhadap masyarakat. Sesuai Peraturan Menteri Keuangan nomor 190/PMK.05/2012, batas penyelesaian tagihan SPM-LS non-belanja pegawai adalah 17 hari kerja. Namun masih ditemukannya tagihan yang melewati jangka waktu tersebut. Hal tersebut tentunya akan menurunkan kualitas dan kinerja pelaksanaan anggaran serta mengurangi manfaat belanja pemerintah kepada masyarakat. Tabel 8 Penyelesaian Tagihan Kontrak yang Berakhir pada Triwulan IV-2015 di Provinsi Kepulauan Riau Bulan Total Kontrak Kontrak Selesai Kontrak Belum Selesai (Rupiah) Nilai (Rupiah) Jml Nilai (Rupiah) Jml Oktober November Desember Triwulan IV Sumber: OMSPAN Penyelesaian tepat waktu adalah penyelesaian tagihan dalam jangka waktu yang telah ditentukan yakni 17 hari kerja, sedangkan keterlambatan adalah sebaliknya. Selama triwulan IV-2015 masih terdapat kontrak yang belum diselesaikan. Nilai kontrak yang belum selesai ditagihkan sebesar 0,82 persen dari total nilai kontrak yang harus diselesaikan pada triwulan IV. Jumlah kontrak yang sudah diselesaikan pelaksanaannya dan ditagihkan sebesar 99,18 persen. 15 isi EPA
25
26 Bab III. Penutup 3.1. Kesimpulan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Belanja Modal Infrastruktur Perkembangan umum penyerapan alokasi belanja modal khususnya pembangunan infrastruktur hingga triwulan IV-2015 di Satuan Kerja lingkup Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Kementerian Perhubungan serta Kementerian yang memiliki belanja modal gedungbangungan dan peralatan-mesin di Provinsi Kepulauan Riau relatif masih rendah. Oleh karena itu Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau mengingatkan kepada satuan kerja lingkup Kementerian tersebut untuk segera melakukan realisasi terhadap pekerjaan-pekerjaan yang sudah dikontrakkan dan berkoordinasi dengan KPPN serta Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau jika terdapat permasalahanpermasalahan yang dihadapi. Dalam FGD tersebut, masing-masing Satuan Kerja menyampaikan permasalahanpermasalahan yang dihadapi yang mengakibatkan rendahnya penyerapan anggaran untuk kegiatan belanja modal sebagai berikut: Jalan dan Jembatan, Sumber Daya Air, dan Listrik Perdesaan a) Keterlambatan pelaksanaan proses lelang dikarenakan adanya perubahan paket. Keterlambatan proses lelang terjadi pada satuan kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Kepulauan Riau, satuan kerja Perencanaan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Kepulauan Riau, dan satuan kerja Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Batam (BP Batam). Proses lelang baru dimulai bulan Februari karena perubahan pemaketan kegiatan sehingga kontrak baru dapat dimulai pada akhir bulan April sampai awal Juli b) Adanya paket yang masih dalam proses sanggah. Terdapat satu paket (Pembangunan Fly Over Simpang Kabil dan Pemeliharaan Jambatan Nara Singa Cs) yang batal lelang pada satuan kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Kepulauan Riau. c) Adanya restrukturisasi Kementerian Negara/Lembaga yang mengakibatkan terjadinya perubahan nomenklatur, perubahan pejabat perbendaharaan, dan lain-lain. Perubahan terjadi pada satuan kerja Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Provinsi Kepulauan Riau, satuan kerja Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Sumatera IV Provinsi Kepulauan Riau, dan satuan kerja BP Batam. 17 isi EPA
27 d) Adanya likuidasi Satuan Kerja di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. e) Keterlambatan persetujuan kontrak tahun jamak dikarenakan Peraturan Menteri Keuangan yang berlaku saat ini belum mengatur pengusulan kontrak tahun jamak pada pertengahan pelaksanaan tahun anggaran berjalan. Hal ini terjadi pada satuan kerja BP Batam. f) Penyediaan lahan untuk pembangunan infrastruktur belum diselesaikan dan belum tercatat sebagai aset daerah oleh Pemerintah Daerah setempat. Permasalahan ini terjadi pada satuan kerja Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera IV Provinsi Kepulaun Riau. g) Keterlambatan pengiriman material ke lokasi pekerjaan. Hal tersebut merupakan imbas pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan di daerah pulau-pulau dan merupakan daerah sulit akan alat transportasi. Permasalahan ini terjadi pada satuan kerja Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera IV Provinsi Kepulaun Riau, dan satuan kerja Listrik Perdesaan. Pelabuhan Laut dan Pelabuhan Udara Pekerjaan lanjutan pembangunan fasilitas pelabuhan laut belum dikontrakan dikarenakan anggaran masih dalam status blokir. Permasalah ini terjadi pada satuan kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjungpinang. Pekerjaan Gedung dan Bangunan/Peralatan dan Mesin a) Keterlambatan proses lelang pengadaan alat-alat berat akibat tidak sesuai antara perencanaan yang sudah dianggarkan dengan dilapangan jadi perlu adanya revisi anggaran kembali. Permasalahan ini terjadi pada satuan kerja Pangkalan Sarana Operasi Ditjen Bea dan Cukai Tanjung Balai Karimun. b) Pembatalan pekerjaan pembangunan gedung. Permasalahan ini terjadi pada satuan kerja BKKBN Provinsi Kepulauan Riau dan satuan kerja Pengadilan Negeri Tanjungpinang. c) Adanya restrukturisasi Kementerian Negara/Lembaga yang berakibat terjadinya perubahan nomenklatur, dan perubahan pejabat perbendaharaan. Permasalahan ini terjadi pada satuan kerja Universitas Maritim Raja Haji dan satuan kerja Politeknik Batam. d) DIPA belum dapat direalisasikan menunggu revisi tahap II karena adanya restrukturisasi Kementerian Negara/Lembaga, Permasalahan ini terjadi pada satuan kerja LPMP Provinsi Kepulauan Riau. 18 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan IV-2015
28 e) Terdapat kontrak mengenai renovasi gudang lama dan mess yang belum direalisasikan dikarenakan tempat kegiatan yang berbeda-beda. Permasalahan ini terjadi pada satuan kerja KPP Pratama Batam. f) Pekerjaan telah dilakukan proses lelang namun masih terdapat proses sanggah, Permasalahan ini terjadi pada satuan kerja Kementerian Agama Kota Batam. g) Pengulangan pekerjaan proses lelang akibat moratorium. Permasalahan ini terjadi pada satuan kerja BPKP Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau Evaluasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan di Provinsi Kepulauan Riau Tingkat Penyerapan Satuam Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang mengelola dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan lingkup Kementerian Kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau secara umum masih rendah. Masih terdapat SKPD yang mengelola dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan lingkup Kementerian Kesehatan di Wilayah Provinsi Kepulauan Riau yang belum melakukan penyerapan atau realisasi 0 persen. Jumlah satuan kerja tersebut sebanyak 9 dari 21 SKPD sampai dengan akhir September Dalam rakor tersebut, masing-masing SKPD menyampaikan permasalahanpermasalahan yang dihadapi yang mengakibatkan rendahnya penyerapan anggaran sebagai berikut: SKPD Lingkup Kementerian Kesehatan a) Permasalahan pada satuan kerja Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau adalah dengan adanya kebijakan penghematan belanja perjalanan dinas yang memotong 30 persen alokasi sehingga ada beberapa kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan, kekurangan sumber daya manusia, dan adanya perangkapan pekerjaan. b) Permasalahan pada satuan kerja RSUD Provinsi Kepulauan Riau adalah DIPA baru di terima bulan Juni 2015 dan Surat penetapan Pejabat Perbendaharaan baru diterima bulan Agustus Oleh sebab itu, kegiatan pengadaan alat kesehatan rujukan rumah sakit regional sebesar Rp.11,8 milyar secara e-purchasing dan lelang sehingga kontrak dan lelang menjadi tertunda. c) Permasalahan pada satuan kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan adalah: DIPA diterima Juli 2015 sedangkan penyelesaian kelengkapan administrasi dan proses pelelangan memakan waktu 1 bulan sehingga tersisa <6 bulan (perkiraan penyelesaian 6 bulan). Akibatnya kegiatan PUKD (belanja Modal 2 Kapal Motor Puskesmas Keliling Air senilai Rp.2,4 Milyar) tersebut tidak dapat dilakukan. Pembukaan blokir dana Kegiatan Penyehatan Lingkungan pada bulan Agustus 2015 sehingga (waktu tersisa <4 bulan) tidak mencukupi untuk pembangunan Konstruksi Sarana Air Minum, yaitu pembangunan 3 unit Tower Air senilai Rp.966 Juta. 19 isi EPA
29 d) Permasalahan pada satuan kerja Dinas Kesehatan Kota Batam adalah masih terdapat blokir dana hingga September 2015 pada kegiatan Alat Kesehatan/Kedokteran, dan keterbatasan SDM pengelola keuangan dan pejabat pengadaan barang dan jasa. e) Permasalahan pada satuan kerja RSUD BATU HAJI adalah kegiatan masih dalam proses epurchasing. f) Permasalahan pada satuan kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna adalah pelaksanaan pengadaan alat alat kesehatan sampai saat ini masih dalam tahap proses lelang. SKPD Non Kementerian Kesehatan a) Permasalahan pada satuan kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Kepulauan Riau adalah kegiatan masih dalam proses lelang. b) Permasalahan pada satuan kerja Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Kehutanan (KP2K) Kota Batam adalah terdapat kegiatan kontraktual pada belanja barang untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda sebesar Rp.6,5 milyar tidak dapat dicairkan karena kegiatan ditunda Rekomendasi Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Belanja Modal Infrastruktur Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan belanja modal terkait infrastruktur, maka Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau memberikan beberapa rekomendasi kepada satuan kerja di lingkup Kementerian terkait. Rekomendasi tersebut adalah: Jalan dan Jembatan, dan Sumber Daya Air a) Terkait keterlambatan proses lelang, Kanwil menugaskan Kepala KPPN untuk memberitahukan kepada satuan kerja agar secara tertib segera menyampaikan data kontrak ke KPPN paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah kontrak ditandatangani. b) Terkait paket yang masih dalam proses sanggah, satuan kerja diharapkan segera berkoordinasi dengan unit pengadaan dan unit perencanaan, terkait kendala yang dihadapi. c) Terkait perubahan nomenklatur dan likuidasi, menghimbau satuan kerja bersangkutan untuk segera melakukan revisi terhadap perubahan nomenklatur, dan melaksanakan ketentuan/persyaratan bagi satuan kerja yang mengalami likuidasi. d) Terkait kontrak tahun jamak, pengajuan izin kontrak-kontrak untuk tahun jamak agar segera diajukan ke Kementerian Keuangan terkait penerbitan Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur kondisi pekerjaan tersebut. 20 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan IV-2015
30 e) Terkait keterlambatan material untuk pekerjaan, satuan kerja bersangkutan dapat berkoordinasi dengan instansi terkait agar pengiriman material ke lokasi bisa sampai tepat waktu. Pelabuhan Laut dan Pelabuhan Udara Terkait belum dikontrakkannya pekerjaan lanjutan, satuan kerja bersangkutan harus melengkapi dokumen yang dipersyaratkan seperti analisis amdal, DED, Studi Kelayakan, dan dokumen lainnya. Pekerjaan Gedung dan Bangunan/Peralatan dan Mesin a) Terkait keterlambatan proses lelang, satuan kerja bersangkutan harus segera melakukan revisi dan berkoordinasi dengan pihak terkait agar pengadaannya bisa terealisasi. b) Terkait pembatalan, satuan kerja bersangkutan agar segera berkoordinasi dengan unit pengadaan dan unit perencanaan terkait kendala yang dihadapi. c) Terkait restrukturisasi, satuan kerja bersangkutan untuk segera melakukan revisi terhadap perubahan nomenklatur, dan melaksanakan ketentuan/persyaratan bagi satuan kerja yang mengalami likuidasi. d) Terkait revisi tahap II, satuan kerja bersangkutan agar segera berkoordinasi dengan unit pengadaan dan unit perencanaan, terkait kendala yang dihadapi. e) Terkait kontrak dengan kegiatan yang berbeda-beda, satuan kerja bersangkutan agar segera berkoordinasi dengan unit pengadaan dan unit perencanaan, terkait kendala yang dihadapi. f) Terkait paket yang masih dalam proses sanggah, satuan kerja bersangkutan diminta segera menyelesaikan dengan segera agar tidak terjadi keterlambatan dalam pencairannya. g) Terkait pengulangan lelang, satuan kerja bersangkutan diminta segera melaksanakan mengingat sudah saat ini udah memasuki semester II Evaluasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan di Provinsi Kepulauan Riau Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan belanja terkait dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan, maka Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau memberikan beberapa rekomendasi kepada satuan kerja di lingkup Kementerian terkait. Rekomendasi tersebut adalah: 21 isi EPA
31 SKPD Lingkup Kementerian Kesehatan a) Untuk SKPD dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang kegiatannya diserahkan pada masing-masing SKPD, perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan harus dijadwalkan waktu pencairannya dan disinkronisasikan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/Kota untuk menghindari penumpukan pekerjaan diakhir tahun. b) Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota agar lebih aktif dalam pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan berupa bantuan sosial sampai dengan akhir tahun. c) Dalam proses perencanaan agar SKPD diikutsertakan sehingga tidak terkendala dalam pelaksanaan di lapangan. d) Dengan waktu yang tinggal 3 bulan, SKPD dekonsentrasi dan tugas pembantuan harus lebih aktif berkoodinasi dan komunikasi dengan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/ Kota dan Kementerian/ Lembaga terkait hal sebagai berikut : Ketepatan dan kecukupan alokasi anggaran; Kesiapan petunjuk pelaksanaan; Kesiapan pelaksanaan kegiatan; Ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran; dan Optimalisasi pencapaian kinerja kegiatan e) Terkait pencairan dana APBN agar berkoordinasi dengan KPPN setempat dan terkait revisi anggaran agar berkoordinasi dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau. SKPD Non Kementerian Kesehatan a) SKPD yang mengelola dana dekonsentrasi atau tugas pembantuan agar lebih aktif berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kementerian/Lembaga. b) Kegiatan-kegiatan yang belum terlaksana agar di jadwalkan dengan tepat waktu pelaksanaan kegiatan dan pencairannya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Ketepatan dan kecukupan alokasi anggaran; Kesiapan petunjuk pelaksanaan; Kesiapan pelaksanaan kegiatan; Ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran; dan Optimalisasi pencapaian kinerja kegiatan. c) Untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya fisik atau kegiatan-kegiatan untuk mencapai sasaran tertentu/target kinerja perlu adanya kehatian-hatian dalam pelaksanaan kegiatan dan pencairan dananya mengingat waktu yang tersisa hanya sekitar 3 bulan. d) Adanya pengawasan dari Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota kepada SKPD yang mengelola dan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan agar sejalan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota. 22 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan IV-2015
Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III 2015
Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III 2015 Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Kantor Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Direktorat Jenderal
Lebih terperinciLaporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau
Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I 2016 Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I 2016 Ruang
Lebih terperinciLaporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau
Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 Ruang
Lebih terperinciLaporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau
Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III 2016 Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III 2016 Ruang
Lebih terperinciLaporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau
Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I 2017 Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I 2017 Ruang
Lebih terperinciImplementasi Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2017
RI Focus Group Discussion Implementasi Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2017 Jakarta, 9 Maret 2017 Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran
Lebih terperinciDenpasar, 25 November Oleh : R. Wiwin Istanti, S.E., Ak., M.Laws Kakanwil DJPB Prov. Bali
Revisi Anggaran Pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Tahun Anggaran 2016 Denpasar, 25 November 2016 Oleh : R. Wiwin Istanti, S.E., Ak., M.Laws Kakanwil DJPB Prov. Bali 1 LANDASAN HUKUM Peraturan Menteri Keuangan
Lebih terperinciM O N E. LANGKAH STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN Jakarta, 2017 DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU KPPN JAKARTA VI
M O N E KPPN JAKARTA VI DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU LANGKAH STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN Jakarta, 2017 PEMBAGIAN KEWENANGAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA KEWENANGAN ADMINISTRATIF (Chief Operational
Lebih terperinciPENGHEMATAN ANGGARAN JILID II
PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II http://www.republika.co.id Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2016 tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga
Lebih terperinciKEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM BOGOR, 1 FEBRUARI 2016
AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN TERKAIT PELAKSANAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2016 Oleh Kepala Bagian Keuangan Setditjen Politik dan Pemerintahan Umum BOGOR, 1 FEBRUARI 2016 KEMENTERIAN
Lebih terperinciLANDASAN HUKUM KEUANGAN DANA DEKONSENTRASI
AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN TERKAIT PELAKSANAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2016 Oleh Kepala Bagian Keuangan Setditjen Politik dan Pemerintahan Umum BOGOR, 1 FEBRUARI 2016 KEMENTERIAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKESIAPAN PENYALURAN TAHAP I DANA ALOKASI KHUSUS FISIK 2018 PROVINSI KEPULAUAN RIAU
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KANTOR WILAYAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU KESIAPAN PENYALURAN TAHAP I DANA ALOKASI KHUSUS FISIK 2018 PROVINSI KEPULAUAN RIAU BIDANG
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR). Dalam pelaksanaan kerja praktek
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan kerja praktek di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR). Dalam pelaksanaan kerja praktek
Lebih terperinciLaporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2017
Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2017 Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau 1 Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III-2015 Kantor Wilayah
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG LANGKAH-LANGKAH PENGHEMATAN BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam
No. 2005, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Dekonsentrasi. Pelimpahan dan Pedoman. TA 2017. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1469, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Anggaran. Transfer. Pelaksanaan. Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183/PMK.07/2013 TENTANG PELAKSANAAN
Lebih terperinciPeraturan Menteri Keuangan. Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinci2016, No dari Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang
No.1001, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. APBN Kemhan. TNI. Mekanisme. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109/PMK.05/2016 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1344, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pemerintahan. Pelimpahan. Penugasan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, APRIL 2017
K E M E N T E R I A N R E P U B L I K K E U A N G A N I N D O N E S I A KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, 10-21
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.05/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.05/2014 TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN DALAM RANGKA PENYELESAIAN PEKERJAAN YANG TIDAK TERSELESAIKAN
Lebih terperinci-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N
No.1764, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Dekonsentrasi. TA 2017. Dana. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170/PMK.05/2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2015 KEMENDESA-PDT-Trans. Urusan Pemerintahan. Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. TA 2015. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,
PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN RI PELAKSANAAN ANGGARAN 2012
KEMENTERIAN KEUANGAN RI PELAKSANAAN ANGGARAN 2012 LANGKAH AWAL TAHUN ANGGARAN 1 PENUNJUKAN PEJABAT PERBENDAHARAAN a. Menunjuk/Menetapkan kembali Pejabat Perbendaharaan segera dilaksanakan pada awal tahun
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN II TAHUN 2014
Nomor 01/2014 Tahun Pertama PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN II TAHUN 2014 Alokasi anggaran pusat yang dikelola oleh Kanwil
Lebih terperinciMENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.07/MEN/III/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN MENTERI KEUANGAN,
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan
Lebih terperinci2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem
No.933, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPP-PA. Dekonsentrasi. Penatausahaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciSTRATEGI PERCEPATAN PENYERAPAN ANGGARAN SATUAN KERJA PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU TAHUN 2017
STRATEGI PERCEPATAN PENYERAPAN ANGGARAN SATUAN KERJA PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU TAHUN 2017 Drs. Hasman Ma ani, M.Si Kuasa Pengguna Anggaran Satker Ditjen
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Negara R
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.562, 2016 KEMENKEU. Revisi. TA 2016. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.02/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI
Lebih terperinciBAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN
PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN V - 1 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN 5.1. Tugas Pembantuan Yang Diterima Penyelenggaraan asas tugas pembantuan adalah cerminan dari sistem dan prosedur penugasan
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.67, 2014 KEMEN ESDM. Dekonsentrasi. Energi dan Sumber Daya Mineral. Gubernur. TA 2014. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN
Lebih terperinciBERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA
No.1531, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Dekonsentrasi. Pengendalian. Pelimpahan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK
Lebih terperinciPerkembangan Pagu dan Realisasi APBN dan Dana Transfer Triwulan III 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah
Kementerian Keuangan Kanwil DJPBN Provinsi Kalimantan Tengah Perkembangan Pagu dan Realisasi APBN dan Dana Transfer Triwulan III 2015 di Provinsi Kalimantan Tengah Disampaikan oleh L u d i r o Kepala Kanwil
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 81a /PB/2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELUNCURAN PROGRAM/KEGIATAN REHABILITASI
Lebih terperinci2016, No c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kas negara terkait dengan cara pelaksanaan pembayaran kegiatan yang
No.268, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pembayaran Kegiatan. Pelaksanaan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN
Lebih terperinciSpending Review Provinsi Kepulauan Riau. Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Wilayah Provinsi Kepulauan Riau
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Spending Review 2016 Provinsi Kepulauan Riau Government Spending Spending Review APBN 2016 Provinsi Kepulauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 menjadi tonggak sejarah dalam pengelolaan Keuangan Negara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2003 menjadi tonggak sejarah dalam pengelolaan Keuangan Negara. Pemerintah berhasil menetapkan ketentuan hukum pengelolaan keuangan negara yakni UU Nomor
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.41, 2014 KEMEN KKP. Dekonsentrasi. Kelautan dan Perikanan. Gubernur. Tugas Pembantuan. Dekonsentrasi. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.05/2013 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.05/2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,
PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPAPARAN KANWIL DJPB PROVINSI JAWA BARAT RAKOR PELAKSANAAN EVALUASI DAN PELAPORAN DANA APBN PROV. JABAR
KANWIL DITJEN PERBENDAHARAN PROVINSI JAWA BARAT PAPARAN KANWIL DJPB PROVINSI JAWA BARAT RAKOR PELAKSANAAN EVALUASI DAN PELAPORAN DANA APBN PROV. JABAR INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
Lebih terperinciLANGKAH LANGKAH STRATEGIS TAHUN ANGGARAN 2018
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Kantor Wilayah Provinsi Jawa Timur LANGKAH LANGKAH STRATEGIS TAHUN ANGGARAN 2018 KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN Pengukuran : Didasarkan
Lebih terperinciRAPAT KOORDINASI MONITORING PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN Ruang Rapat Menko Jumat, 29 Juli 2016
RAPAT MONITORING PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2016 Ruang Rapat Menko Jumat, 29 Juli 2016 Agenda Pagu dan Realisasi s.d. 29 Juli 2016 Upaya pengoptimalan Capaian Realisasi Anggaran dan Kinerja Tahun 2016
Lebih terperinciBAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/V/2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman.
No.103, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.05/2009
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Assalamualaikum, Wr. Wb.
KATA PENGANTAR Assalamualaikum, Wr. Wb. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 mengamanatkan kepada para pimpinan Kementerian/Lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota untuk melakukan pemantauan terhadap
Lebih terperinciFORMAT SURAT PERNYATAAN PENGGUNAAN HASIL OPTIMALISASI UNTUK KEGIATAN PRIORITAS, MENDESAK, KEDARURATAN ATAU TIDAK DAPAT DITUNDA
2012, No.349 36 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PMK.02/2012 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2012 FORMAT SURAT PERNYATAAN PENGGUNAAN HASIL OPTIMALISASI
Lebih terperinci2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
No.1161, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan Perpusnas. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN OKTOBER TAHUN 2014
Nomor 05 Bulan Oktober 2014 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN OKTOBER TAHUN 2014 Alokasi anggaran pusat yang dikelola oleh Kanwil
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 180/PMK.02/2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1712, 2016 PERRPUSNAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. TA 2017. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.229,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.08/2012 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA CADANGAN PENJAMINAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.65,2012 PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG ENERGI DAN
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. baik. Penyelenggaraan pemerintahan negara untuk mewujudkan tujuan bernegara
Bab 1 1.1 Latar Belakang Masalah Pendahuluan Pemerintah sebagai organisasi sektor publik mempunyai tugas utama untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara untuk menciptakan kesejahteraan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 11 /PB/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
Lebih terperinci- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
- 1 - PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi.
No.522, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPENYIAPAN DOKUMEN PENGGANTIAN UANG PERSEDIAAN REVOLVING
PENYIAPAN DOKUMEN PENGGANTIAN UANG PERSEDIAAN REVOLVING P enyampaian pertanggungjawaban Penggantian UP Isi/revolving dari satuan kerja K/L kepada KPPN selaku Kuasa BUN di daerah, dilaksanakan setelah dana
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN JANUARI TAHUN 2015
Nomor 01 Bulan Januari 2015 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN JANUARI TAHUN 2015 Alokasi anggaran pusat yang dikelola oleh Kanwil
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN DESEMBER TAHUN 2014
Nomor 07 Bulan Desember 2014 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN DESEMBER TAHUN 2014 Alokasi anggaran pusat yang dikelola oleh Kanwil
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.
No.418, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /PMK.07/2009 TENTANG
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciPOKOK-POKOK PERUBAHAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 10/PMK.02/2017 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TA 2017
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1 POKOK-POKOK PERUBAHAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 10/PMK.02/2017 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TA 2017 Palembang, 12 Oktober 2017 POKOK BAHASAN
Lebih terperinci2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.114, 2018 KEMEN-KP. Dekonsentrasi kepada Gubernur. Tugas Pembantuan kepada Pemda Kab/Kota. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64/PERMEN-KP/2017
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN PEMERINTAHAN PERPUSTAKAAN NASIONAL KEPADA GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciMENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 42/M-DAG/PER/10/2010 TENTANG PENGELOLAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN SARANA DISTRIBUSI MELALUI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1931, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. Dekonsentrasi. Tugas Pembantuan. Tahun 2017 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PERMEN-KP/2016 TENTANG LINGKUP
Lebih terperinci2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 315, 2016 BAPPENAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. Pelimpahan. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG BESARAN UANG PERSEDIAAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penanda Tangan SPM, dan Bendahara. untuk mendapatkan tema yang berkaitan dengan penelitian ini.
100 Satker yang menjadi objek penelitian, yang meliputi Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penanda Tangan SPM, dan Bendahara Pengeluaran. Hasil wawancara kemudian dianalisis menggunakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk memberikan pedoman
Lebih terperinciPENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN DISAMPAIKAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN DALAM
Lebih terperinci5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Dana Tugas Pembantuan. Pembangunan. Pengembangan. Pengelolaan.
No.26, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Dana Tugas Pembantuan. Pembangunan. Pengembangan. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42/M-DAG/PER/10/2010
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 29 /PB/2007 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN GAJI DAN INSENTIF PEGAWAI TIDAK
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170/PMK.05/2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN KERJA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170/PMK.05/2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI
RANCANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JalanAmpera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA
Lebih terperinciDIREKTORAT ANGGARAN BIDANG POLHUKHANKAM & BA BUN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1
KEMENTERIAN KEUANGAN RI Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.02/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.02/2017 tentang Tata Cara Revisi TA 2017 DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN AGUSTUS TAHUN 2014
Nomor 03 Bulan Agustus 2014 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN AGUSTUS TAHUN 2014 Alokasi anggaran pusat yang dikelola oleh Kanwil
Lebih terperinciPANDUAN ADMINISTRASI KEUANGAN APBN SATKER DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA
PANDUAN ADMINISTRASI KEUANGAN APBN SATKER DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA 2017 1 Untuk TA 2017 Satker Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah dalam pengelolaan dana APBN Dekonsentrasi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.972, 2015 KEMENKEU. Dana Keistimewaan. Daerah Istimewa Yogyakarta. Penyaluran. Pengalokasian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 126/ PMK.07/2015
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2089, 2014 ANRI. Dana Dekonsentrasi. Kegiatan. Pelaksanaan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2089, 2014 ANRI. Dana Dekonsentrasi. Kegiatan. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170/PMK.05/2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN KERJA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170/PMK.05/2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.658, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Kegiatan. Dekonsentarasi. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,
Lebih terperinciBUPATI BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG BATAS PENGAJUAN UANG PERSEDIAAN (UP) UNTUK SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci