Teknologi pengenalan pola mengalami perkembangan dari tahun ke tahun.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Teknologi pengenalan pola mengalami perkembangan dari tahun ke tahun."

Transkripsi

1

2 Teknologi pengenalan pola mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Perkembangan teknologi yang sangat pesat juga mendukung berkembangnya teknologi pengenalan pola ini secara signifikan.

3

4 KOTAK

5 SEGITIGA

6 LINGKARAN

7 KOTAK

8 LINGKARAN

9 SEGITIGA

10

11 MERAH

12 BIRU

13 HIJAU

14 MERAH

15 BIRU

16 MERAH

17 Murenut sautu pelneitian, utruan hruuf dlaam ktaa tiadk penitng. Ckuup huurf petrama dan trekahhir ynag ada pdaa tepmatyna. Siasyna bsia dtiluis berantaakn, teatp ktia daapt mebmacayna. Ini dsieabbkan kaerna oatk ktia tdiak mebmcaa huurf per hruuf, nmaun ktaa per ktaa. Laur bisaa kan? Nah, Sdaar aatu ngagk ktia brau sjaa mambcea dgnaen tiluasn ynag braentakan... Laur basia!... Inlaih khebeatan oatk mansuia...!!! Alpagi ynag nyitpain oatk...!! Subhanallah

18 Teknologi pengenalan pola adalah studi tentang bagaimana mesin dapat mengamati lingkungan, belajar untuk membedakan pola utama dari sebuah gambar dengan obyek lainnya, dan dapat mengkategorikan pola dengan baik.

19 Menggunakan pengenalan pola, mesin atau sistem akan menjadi lebih cerdas, sistem atau mesin mampu mengenali pola yang sudah ditetapkan. Dari pola yang dikenali, bisa dilakukan aksi setelah mengenali pola tersebut

20 Data Driven & Conceptually Driven Pemrosesan data driven dimulai dengan datangnya data penginderaan (suara, bau, rasa, texture, gambar). Pemrosesan conceptually driven pemrosesan informasi dimulai dengan pembentukan konsep tentang informasi yang mungkin dijumpainya (pengetahuan yang disimpan di memori).

21 Psikologi Gestalt, Canonic Perspectives, Pemrosesan Bottom-up/Top-down, Template Matching, Feature Analysis, Prototype Matching.

22 Psikologi Gestalt

23 Psikologi Gestalt Sebagian besar orang akan mengenali dan menyebutkannya sebagai segi empat. Pengenalan pola melibatkan keseluruhan stimulus yang bekerja bersama menghasilkan suatu kesan yang lebih dari sekedar totalitas penjumlahan dari penginderaan terhadap bagian-bagiannya.

24 Psikologi Gestalt

25 Canonic Perspectives Perspektif canonic merupakan perluasan ide dari para Gestalt. Perspektif canonic merupakan pandanganpandangan yang paling baik dalam merepresentasikan suatu objek atau imageimage yang datang pertama kali ketika dihadapkan pada suatu bentuk.

26 Canonic Perspectives Uji Coba : 1. Buatlah gambar cangkir kopi 2. Buatlah gambar kuda

27 Canonic Perspectives Uji Coba : 1. Buatlah gambar cangkir kopi

28 Canonic Perspectives Kesimpulan dan penjelasan atas hasil eksperimen tersebut adalah : (1) Lebih sedikit bagian dari objek yang tidak dapat dilihat. (2) Sudut pandang canonic merupakan sudut pandang yang paling sering kita lihat. (3) Sudut pandang canonic merupakan sudut pandang yang paling ideal atau paling baik.

29 Pemrosesan Bottom-up/Top-down Bagaimana kita mengenali suatu pola? Persoalannya, apakah kita mengawalinya dengan pengenalan bagian-bagian yang selanjutnya menjadi dasar pengenalan terhadap keseluruhan (bottom-up), ataukah diawali dengan hipotesis terhadap keseluruhan dan selanjutnya menjadi dasar untuk mengidentifikasi dan merekognisi bagianbagiannya (top-down).

30 Pemrosesan Bottom-up/Top-down Bottom-up : Mengidentifikasi anjing karena kita telah mengenal kembali bulunya, keempat kakinya, matanya, kupingnya, dll. Top-down : Mengenal kembali bulu anjing, mata anjing, kuping anjing, kaki anjing karena kita telah mengidentifikasi anjing.

31 Template Matching Template matching merupakan salah satu ide yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana mengenali kembali bentuk-bentuk atau polapola. Template dalam konteks rekognisi pola menunjuk pada konstruk internal yang jika cocok (match) dengan stimulus mengantar pada rekognisi suatu objek. Atau pengenalan pola terjadi jika terjadi kesesuaian antara stimulus dengan bentuk mental internal.

32 Template Matching Kelemahan : Jika perbandingan eksternal objek dgn internal objek 1:1, maka objek yang berbeda sedikit saja dengan template tidak akan dikenali. Oleh karena itu, jutaan template yang spesifik perlu dibuat agar cocok dengan berbagai bentuk

33 Feature Analysis Halleret (2007) menjelaskan konsep untuk memproyeksikan objek ke dunia nyata membutuhkan tiga langkah yaitu dengan terlebih dulu melakukan penglihatan (Vision) terhadap lingkungan tempat pencitraan visual, kemudian dilakukan pelacakan (Tracking) terhadap objek yang spesifik, setelah objek dikenali, dianalisis, lalu akan di lakukan proses pencitraan objek tersebut pada tampilan (Display).

34 Feature Analysis

35 Prototype Matching Pendekatan ini merupakan alternative dari template matching dan feature analysis. Pandangan ini beranggapan bahwa pembentukan prototype adalah lebih mungkin daripada membentuk template khusus atau sejumlah feature dari pola yang berbeda-beda, yang diaktifkan pada waktu merekognisi.

36 Prototype Matching Adanya prototype memungkinkan kita untuk mengenali suatu pola meskipun pola tersebut mungkin tidak identik dengan prototype dan hanya serupa (similar).

37 Prototype Matching

38 Sekian

PATTERN RECOGNITION (REKOGNISI POLA)

PATTERN RECOGNITION (REKOGNISI POLA) P S I K O L O G I K O G N I T I F PATTERN RECOGNITION (REKOGNISI POLA) Ursa Majorsy 3 rd meeting 1 Pola Komposisi stimulus penginderaan yang kompleks yang dapat dikenali oleh manusia (pengamat) sebagai

Lebih terperinci

ISSN : Download edisi bulan ini dan edisi sebelumnya di :

ISSN : Download edisi bulan ini dan edisi sebelumnya di : ISSN : 2477-2860 Izin Terbit Berdasarkan SK ISSN no. 0005.24772860/Jl.3.1/SK.ISSN/2015.11 Dibawah Lindungan Dinas Pendidikan Aceh Pelindung : Kafrawi, M.Pd Penanggung Jawab : Zainal Amri, S.Pd Pembina/Pemimpin

Lebih terperinci

PENGERTIAN. Pandemonium merupakan salah satu sistem atau metode dalam rekognisi pola (pattern

PENGERTIAN. Pandemonium merupakan salah satu sistem atau metode dalam rekognisi pola (pattern PENGERTIAN Pandemonium merupakan salah satu sistem atau metode dalam rekognisi pola (pattern recognition) yang menggunakan analisis tampang (feature analysis). Sistem ini merupakan salah satu cara untuk

Lebih terperinci

Otak melakukan Integrasi (penggabungan), rekognisi, reorganisasi & interpretasi informasi sensoris yg lebih kompleks Makna

Otak melakukan Integrasi (penggabungan), rekognisi, reorganisasi & interpretasi informasi sensoris yg lebih kompleks Makna SENSASI PERSEPSI Dita Rachmayani., S.Psi., M.A PROSES Sensasi Transduksi Persepsi Tanggapan Proses pendeteksian hadirnya stimuli Sederhana/perasaan/- kesan yg timbul sebagai akibat Perangsangan suatu reseptor

Lebih terperinci

PERSEPSI adalah proses yg memanfaatkan pengetahuan sebelumnya unt mengumpulkan dan memaknakan stimuli yg didaftar oleh organ penginderaan.

PERSEPSI adalah proses yg memanfaatkan pengetahuan sebelumnya unt mengumpulkan dan memaknakan stimuli yg didaftar oleh organ penginderaan. PENDAHULUAN PERSEPSI adalah proses yg memanfaatkan pengetahuan sebelumnya unt mengumpulkan dan memaknakan stimuli yg didaftar oleh organ penginderaan. Dua aspek persepsi yg relevan dg kognisi adalah rekognisi

Lebih terperinci

Ejaan & Tanda Baca Fitri Dwi Lestari

Ejaan & Tanda Baca Fitri Dwi Lestari Ejaan & Tanda Baca Fitri Dwi Lestari Pelneitian di Uinervtisas Cmabridge Murenut sautu pelneitian di Uinervtisas Cmabridge, atruan hruuf dlaam ktaa tiadk penitng. Ckuup huurf petrama dan trekahhir ynag

Lebih terperinci

membangkitkan aktivitas neural

membangkitkan aktivitas neural Lanjutan PERSEPSI Pengalaman disadari bila terjadi transduksi (energi stimulus diubah menjadi energi neural) dan diteruskan ke otak. A. threshold : intensi energi minimal agar stimulus disadari (mampu

Lebih terperinci

PERSEPSI KELOMPOK 4. Febrianto Amelia Sheren Shelly Meilisa

PERSEPSI KELOMPOK 4. Febrianto Amelia Sheren Shelly Meilisa PERSEPSI KELOMPOK 4 Febrianto Amelia Sheren Shelly Meilisa Pengamatan Dunia Nyata Persepsi kita terhadap dunia nyata merupakan olahan smua informasi yang di terima oleh inderaindera yang dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

SPEED READING / MEMBACA CEPAT BERMANFAAT UNTUK :

SPEED READING / MEMBACA CEPAT BERMANFAAT UNTUK : SPEED READING / MEMBACA CEPAT BERMANFAAT UNTUK : Memilah Informasi Penting Cepat Menguasai Informasi Meningkatkan Pemahaman Speed Reading dalam banyak hal justru membantu menyerap informasi dengan lebih

Lebih terperinci

Input dari berbagai pancaindera : persepsi Visual persepsi Auditori persepsi Haptic (Touch)/sentuhan

Input dari berbagai pancaindera : persepsi Visual persepsi Auditori persepsi Haptic (Touch)/sentuhan Input dari berbagai pancaindera : persepsi Visual persepsi Auditori persepsi Haptic (Touch)/sentuhan 3 Terdapat dua teori pendekatan yang menjelaskan tentang bagaimana cara manusia melihat suatu obyek:

Lebih terperinci

MATERI : 1. Human Information Processing 2. Persepsi 3. Pattern Recognition & Pandemonium 4. Perhatian 5. Memori 6. Mnemonic

MATERI : 1. Human Information Processing 2. Persepsi 3. Pattern Recognition & Pandemonium 4. Perhatian 5. Memori 6. Mnemonic MATERI : 1. Human Information Processing 2. Persepsi 3. Pattern Recognition & Pandemonium 4. Perhatian 5. Memori 6. Mnemonic Sumber : Lindsay, PH & Norman, DA. 1977. Human Imformation Processing : An introduction

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus dan intensitas cahaya pada bidang dwimatra

Lebih terperinci

PENGINDERAAN & PERSEPSI

PENGINDERAAN & PERSEPSI P S I K O L O G I K O G N I T I F PENGINDERAAN & PERSEPSI Ursa Majorsy 2 nd meeting 1 Menjelaskan bagaimana manusia memperoleh informasi dari lingkungan Menjelaskan tahap-tahap pemrosesan informasi Persepsi

Lebih terperinci

Persepsi dan Komunikasi Visual Pada Manusia

Persepsi dan Komunikasi Visual Pada Manusia Persepsi dan Komunikasi Visual Pada Manusia Sistem Indera Visual Manusia Psikologi Persepsi Sistem Indera Visual Sistem visual adalah suatu rangkaian komponen visual yang saling berkaitan satu sama lain

Lebih terperinci

Dasar Dasar Desain 1. Modul ke: 04FTPD. Unsur Rupa : Obyek Visual. Fakultas. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Program Studi Desain Produk

Dasar Dasar Desain 1. Modul ke: 04FTPD. Unsur Rupa : Obyek Visual. Fakultas. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Program Studi Desain Produk Modul ke: Dasar Dasar Desain 1 Unsur Rupa : Obyek Visual Fakultas 04FTPD Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Program Studi Desain Produk Unsur Rupa : Obyek Visual Modul Dasar-dasar Desain 1 Obyek

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 2 Fakultas FDSK Nina Maftukha, S.Pd., M.Sn. Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Apakah sensasi = persepsi? Apakah sensasi = persepsi? Sensasi

Lebih terperinci

Manusia pemroses informasi 1. Informasi diterima dan ditanggapi dengan proses masukankeluaran

Manusia pemroses informasi 1. Informasi diterima dan ditanggapi dengan proses masukankeluaran Pert 3 Manusia pemroses informasi 1. Informasi diterima dan ditanggapi dengan proses masukankeluaran 2. Informasi disimpan dalam ingatan (memory) 3. Informasi diproses, diinterpretasi, dan diaplikasikan

Lebih terperinci

Pengantar Psikologi Ingatan. Dosen Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

Pengantar Psikologi Ingatan. Dosen Meistra Budiasa, S.Ikom, MA Pengantar Psikologi Ingatan Dosen Meistra Budiasa, S.Ikom, MA Sifat Dasar Ingatan Para Psikolog mendefinisikan ingatan (memory) sebagai penyimpan informasi atau pengalaman seiring dengan berjalannya waktu

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM CP3 Feature Detection. Oleh: Tim Penyusun Laboratorium Psikologi

MODUL PRAKTIKUM CP3 Feature Detection. Oleh: Tim Penyusun Laboratorium Psikologi MODUL PRAKTIKUM CP3 Feature Detection Oleh: Tim Penyusun Laboratorium Psikologi UNIVERSITAS GUNADARMA 2012 MODUL PENYAJIAN FEATURE DETECTION (Disusun oleh Febrina Nur Sulistiyawati dan Fransiscus Febrianto)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Mengapa Interaksi Manusia dan Komputer (Human Computer Interaction)?

PENDAHULUAN. Mengapa Interaksi Manusia dan Komputer (Human Computer Interaction)? PENDAHULUAN Mengapa Interaksi Manusia dan Komputer (Human Computer Interaction)? Human Computer Interaction (HCI = IMK) merupakan studi tentang interaksi antara manusia, komputer dan tugas/ task. Bagaimana

Lebih terperinci

02FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

02FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Modul ke: Persepsi Bentuk Fakultas 02FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (terlibat 8%) (Austroads, 2002). Salah satu faktor terbesar penyebab kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. (terlibat 8%) (Austroads, 2002). Salah satu faktor terbesar penyebab kecelakaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kecelakaan lalu lintas diindonesia tergolong cukup tinggi. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) Indonesia, terdapat sebanyak 117.949 kecelakaan lalu lintas pada

Lebih terperinci

INFORMATION & OPERATION PERTEMUAN 6 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT

INFORMATION & OPERATION PERTEMUAN 6 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT INFORMATION & OPERATION PERTEMUAN 6 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT Outline Pemahaman Proses Komponen Pengantar Kecelakaan lalu lintas terjadi karena pengemudi lalai menggunakan ponsel ketika

Lebih terperinci

12/1/ Pengaturan 2.Keseimbangan 3.Warna 4.Legibilitas (Kemudahan dibaca) 5.Menarik

12/1/ Pengaturan 2.Keseimbangan 3.Warna 4.Legibilitas (Kemudahan dibaca) 5.Menarik Perancangan Visual Unsur Visual (Foto, gambar, grafik) TIM Media Pembelajaran FT Unsur teks/huruf 1.Pengaturan 2.Keseimbangan 3.Warna 4.Legibilitas (Kemudahan dibaca) 5.Menarik a. Perataan b. Bentuk c.

Lebih terperinci

Pokok Bahasan 5a PENGAMATAN

Pokok Bahasan 5a PENGAMATAN Pokok Bahasan 5a PENGAMATAN Prof. Drs. Dakir Prof. Dra. Sri Rumini Dr. Edi Purwanto Dra. Purwandari, M.Si Dra. Tin Suharmini, M.Si Yulia Ayriza, M.Si, Ph.D (yulia_ayriza@uny.ac.id) Pengamatan Pengertian

Lebih terperinci

Didalam konteks IMK, suatu piranti memungkinkan komunikasi antara manusia dan komputer melalui beberapa saluran komunikasi fisik Diklasifikasikan

Didalam konteks IMK, suatu piranti memungkinkan komunikasi antara manusia dan komputer melalui beberapa saluran komunikasi fisik Diklasifikasikan Didalam konteks IMK, suatu piranti memungkinkan komunikasi antara manusia dan komputer melalui beberapa saluran komunikasi fisik Diklasifikasikan sebagai: Piranti masukan (ke komputer), mis: keyboard Piranti

Lebih terperinci

Didalam konteks IMK, suatu piranti memungkinkan komunikasi antara manusia dan komputer melalui beberapa saluran komunikasi fisik Diklasifikasikan

Didalam konteks IMK, suatu piranti memungkinkan komunikasi antara manusia dan komputer melalui beberapa saluran komunikasi fisik Diklasifikasikan Didalam konteks IMK, suatu piranti memungkinkan komunikasi antara manusia dan komputer melalui beberapa saluran komunikasi fisik Diklasifikasikan sebagai: Piranti masukan (ke komputer), mis: keyboard Piranti

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Implementasi dan Evaluasi yang dilakukan penulis merupakan implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem secara keseluruhan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM KOGNITIF CP3 CHAPTER : IMPLICIT & EXPLICIT MEMORY. Disusun Oleh : Tim Penyusun Laboratorium Psikologi Universitas Gunadarma

MODUL PRAKTIKUM KOGNITIF CP3 CHAPTER : IMPLICIT & EXPLICIT MEMORY. Disusun Oleh : Tim Penyusun Laboratorium Psikologi Universitas Gunadarma MODUL PRAKTIKUM KOGNITIF CP3 CHAPTER : IMPLICIT & EXPLICIT MEMORY Disusun Oleh : Tim Penyusun Laboratorium Psikologi Universitas Gunadarma LABORATORIUM PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2013 TIM PENYUSUN

Lebih terperinci

SOAL EKSPLORASI. Jawab: (a) Tiga buah (4 4 1, 3 3 3, 4 3 2) Skema penilaian: Satu jawaban benar nilainya 1. Dua jawaban benar nilainya

SOAL EKSPLORASI. Jawab: (a) Tiga buah (4 4 1, 3 3 3, 4 3 2) Skema penilaian: Satu jawaban benar nilainya 1. Dua jawaban benar nilainya SOAL EKSPLORASI 1. Kita ingin membuat kerangka berbentuk segitiga yang panjang sisi-sisinya berupa bilangan bulat dari sehelai kawat. Sebagai contoh, dari kawat sepanjang 9 cm kita dapat membuat kerangka

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME

IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME Hendy Mulyawan, M Zen Hadi Samsono, Setiawardhana Jurusan Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi

Lebih terperinci

SILABUS PSIKOLOGI KOGNITIF 2014

SILABUS PSIKOLOGI KOGNITIF 2014 SILABUS PSIKOLOGI KOGNITIF 2014 I. IDENTITAS MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Psikologi Kognitif Jumlah SKS : 2 SKS Semester : III Program Studi : Psikologi/S1 Status Mata Kuliah : Mata Kuliah Dasar Prasyarat

Lebih terperinci

Fitur Bentuk Pada Citra. Achmad Basuki, Nana R PENS-ITS, 2008

Fitur Bentuk Pada Citra. Achmad Basuki, Nana R PENS-ITS, 2008 Fitur Bentuk Pada Citra Achmad Basuki, Nana R PENS-ITS, 008 Materi Fitur Bentuk Deteksi Tepi Histogram Proyeksi Histogram Sudut Aplikasi Pengenalan Angka Fitur Bentuk Fitur bentuk adalah fitur dasar dalam

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) CIG4I3 SISTEM REKOGNISI Disusun oleh: Tjokorda Agung Wirayudha PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY LEMBAR PENGESAHAN Rencana Semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem biometrika merupakan teknologi pengenalan diri dengan menggunakan bagian tubuh atau perilaku manusia. Sidik jari, tanda tangan, DNA, telinga, wajah, infrared,

Lebih terperinci

PENGENALAN ANGKA PADA PLAT NOMOR DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

PENGENALAN ANGKA PADA PLAT NOMOR DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING PENGENALAN ANGKA PADA PLAT NOMOR DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING Rendra Pranadipa 1, Vika Novitasari 2, Maya Kurniawati 3, Nurlia Puspitasari 4, Yana Bonita 5 Informatika,, Malang E-mail: 1 rendradipa19@gmail.com,

Lebih terperinci

PERSEPSI BENTUK. Persepsi, Lanjutan Modul 2. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

PERSEPSI BENTUK. Persepsi, Lanjutan Modul 2. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk PERSEPSI BENTUK Modul ke: Persepsi, Lanjutan Modul 2 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstract Istilah persepsi sering disamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komputer yang semakin canggih, membuat para ahli

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komputer yang semakin canggih, membuat para ahli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komputer yang semakin canggih, membuat para ahli komputer berkeinginan menciptakan komputer yang berkemampuan hampir sama dengan otak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik dalam dunia bisnis maupun hiburan. Salah satu teknologi informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. baik dalam dunia bisnis maupun hiburan. Salah satu teknologi informasi yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi sudah menjadi bagian dari kehidupan seharihari, baik dalam dunia bisnis maupun hiburan. Salah satu teknologi informasi yang sedang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Meteran Air Meteran air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor, unit penghitung,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Konsep, Konsepsi dan Representasi Solso dan Maclin (2008) mendefinisikan konsep sebagai penggambaran mental, ide, atau proses. Hurlock (1999) juga mengungkapkan konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai periode penting yang terjadi dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir

BAB I PENDAHULUAN. berbagai periode penting yang terjadi dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia. Pada masa ini ditandai

Lebih terperinci

PENGINDERAAN DAN INFORMASI

PENGINDERAAN DAN INFORMASI PENGINDERAAN DAN INFORMASI Pengertian Display Display merupakan bagian dari lingkungan yang perlu memberi informasi kepada pekerja agar tugastugasnya menjadi lancar. Arti informasi disini cukup luas, menyangkut

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 MKB3383 - Teknik Pengolahan Citra Pengolahan Citra Digital Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 CITRA Citra (image) = gambar pada bidang 2 dimensi. Citra (ditinjau dari sudut pandang matematis)

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN-FAKULTAS PSIKOLOGI-UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI UMUM 1 KODE MATA KULIAH / SKS = MKK / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN-FAKULTAS PSIKOLOGI-UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI UMUM 1 KODE MATA KULIAH / SKS = MKK / 3 SKS TIU : mahasiswa mampu memahami pengertian psikologi sebagai sebuah ilmu yang mempelajari hidupan manusia beserta fakr-fakr yang mempengaruhi perilakunya 1 Pengertian A. sebagai suatu ilmu : memahami dan

Lebih terperinci

Sensasi persepsi perhatian - berpikir - mengambil keputusan - memori motivasi

Sensasi persepsi perhatian - berpikir - mengambil keputusan - memori motivasi Proses Kognitif Proses kognitif dalam diri manusia terdiri dari : Sensasi persepsi perhatian - berpikir - mengambil keputusan - memori motivasi 1. Sensasi - Tahap paling awal dalam penerimaan informasi

Lebih terperinci

Perspektif mata burung : dilihat secara keseluruhan dari atas. Perspektif mata normal : dilihat secara keseluruhan dengan batas mata normal

Perspektif mata burung : dilihat secara keseluruhan dari atas. Perspektif mata normal : dilihat secara keseluruhan dengan batas mata normal Pengertian Perspektif Menurut Leonardo da Vinci, perspektif adalah sesuatu yang alami yang menampilkan yang datar menjadi relative dan yang relative menjadi datar. Perspektif adalah suatu system matematikal

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. Latar Belakang masalah. Data-data Analisis. Solusi Permasalahan

II. METODOLOGI. Latar Belakang masalah. Data-data Analisis. Solusi Permasalahan A. Kerangka Berpikir Studi II. METODOLOGI Latar Belakang masalah Data-data Analisis Penentuan Ide Penentuan Sasaran Desain Ingin mengangkat citra kayu peti kemas ketingkat yang lebih tinggi. Membuat furniture

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Perkembangan robot dari zaman ke zaman terus

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Perkembangan robot dari zaman ke zaman terus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi robotika di masa sekarang sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Perkembangan robot dari zaman ke zaman terus meningkat dengan sangat

Lebih terperinci

MODEL GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA

MODEL GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA MODEL GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA Rasional Pengajaran membaca dalam bahasa, termasuk dalam bahasa Sunda, kini telah berkembang. Namun khususnya dalam pengajaran membaca, hasil

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran yang diperoleh dari sekolah adalah pengenalan dan pemahaman akan

1 BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran yang diperoleh dari sekolah adalah pengenalan dan pemahaman akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak lahir, balita masih belum mengenal apapun yang dilihatnya. Dalam pertumbuhannya, balita mulai dapat mengenali sesuatu. Proses pengenalan pada balita dengan

Lebih terperinci

BAB I PENGENALAN INTELEGENSI BUATAN

BAB I PENGENALAN INTELEGENSI BUATAN BAB I PENGENALAN INTELEGENSI BUATAN A. Pengantar Intelegensi Buatan (AI) Intelegensi Buatan (Artificial Intelligence) merupakan cabang terpenting dalam dunia computer yang membuat agar mesin (computer)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. 15 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakterisitik yang tidak dimiliki

Lebih terperinci

A. Latar belakang B. Rumusan masalah C. Batasan masalah D. Tujuan perancangan E. Manfaat perancangan F. Kajian ide perancangan G. Metode perancangan

A. Latar belakang B. Rumusan masalah C. Batasan masalah D. Tujuan perancangan E. Manfaat perancangan F. Kajian ide perancangan G. Metode perancangan A. Latar belakang B. Rumusan masalah C. Batasan masalah D. Tujuan perancangan E. Manfaat perancangan F. Kajian ide perancangan G. Metode perancangan H. Landsan teori I. Sistematika perancangan J. Alur

Lebih terperinci

Interaksi Manusia - Komputer

Interaksi Manusia - Komputer Interaksi Manusia - Komputer Marcello Singadji marcello.singadji@upj.ac.id, singadji@gmail.com OVERVIEW Memahami keterbatasan manusia dalam mengolah informasi. Memahami berbagai media penyampaian informasi.

Lebih terperinci

Piranti Input/Output

Piranti Input/Output Piranti Interaktif Piranti Input/Output Didalam konteks IMK, suatu piranti memungkinkan komunikasi antara manusia dan komputer melalui beberapa saluran komunikasi fisik Diklasifikasikan sebagai: Piranti

Lebih terperinci

2015 PERSEPSI SISWI TERHADAP PENCITRAAN IDEAL REMAJA PUTRI

2015 PERSEPSI SISWI TERHADAP PENCITRAAN IDEAL REMAJA PUTRI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persepsi merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat penting, yang memungkinkannya untuk mengetahui dan memahami dunia sekelilingnya. Istilah persepsi berasal

Lebih terperinci

B A B I I K A J I A N T E O R I D A N H I P O T E S I S T I N D A K A N

B A B I I K A J I A N T E O R I D A N H I P O T E S I S T I N D A K A N B A B I I K A J I A N T E O R I D A N H I P O T E S I S T I N D A K A N 2. 1 K a j i a n T e o r i 2. 1. 1 P e r m a i n a n B o l a B a s k e t P e r m a i n a n b o l a b a s k e t t e r c e t u s d

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 4.1 Analisis Identifikasi Objek Pada Jembatan

BAB IV ANALISIS. 4.1 Analisis Identifikasi Objek Pada Jembatan BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Identifikasi Objek Pada Jembatan Identifikasi objek dilakukan pada saat survey penyuluhan (reconnaissance). Kegiatan yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan dokumentasi-dokumentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ini bisa dilihat dengan begitu maraknya shopping mall atau pusat

BAB I PENDAHULUAN. Ini bisa dilihat dengan begitu maraknya shopping mall atau pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan fashion, model busana, rancangan pakaian, gaya kostum dan lain-lain di Indonesia sudah sampai dititik yang mengesankan. Ini bisa dilihat dengan begitu

Lebih terperinci

Pengantar PENGOLAHAN CITRA. Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007

Pengantar PENGOLAHAN CITRA. Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007 Pengantar PENGOLAHAN CITRA Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007 TUJUAN Mahasiswa dapat membuat aplikasi pengolahan citra Mahasiswa dapat menerapkan konsep-konsep pengolahan citra untuk menghasilkan suatu

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN-FAKULTAS PSIKOLOGI-UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI UMUM 1 KODE MATA KULIAH / SKS = IT / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN-FAKULTAS PSIKOLOGI-UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI UMUM 1 KODE MATA KULIAH / SKS = IT / 3 SKS TIU : mahasiswa mampu memahami pengertian psikologi sebagai sebuah ilmu yang mempelajari hidupan manusia beserta fakr-fakr yang mempengaruhi perilakunya 1 Pengertian A. sebagai suatu ilmu : memahami dan

Lebih terperinci

Gestalt PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY

Gestalt PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY Gestalt PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY Aliran Gestalt muncul di Jerman sebagai kritik terhadap strukturalisme Wundt. Pandangan Gestalt menolak analisis dan penguraian jiwa ke dalam elemen-elemen yang lebih

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasan Display merupakan bagian dari lingkungan yang memberikan informasi mengenai keadaannya kepada manusia dan kepada pekerja agar tugas-tugasnya menjadi lancar.

Lebih terperinci

Pertemuan 3 MEMAHAMI PEMAKAI

Pertemuan 3 MEMAHAMI PEMAKAI Pertemuan 3 MEMAHAMI PEMAKAI Contoh Permainan Mobil Bayangkan usaha untuk mengemudi suatu mobil dengan menggunakan sekedar 'keyboard' komputer. Empat panah kunci adalah digunakan untuk mengemudikan, bar

Lebih terperinci

Proses mengelompokkan suatu set objek ke dalam kelompok-kelompok objek yang sejenis. Bentuk yang paling umum digunakan adalah unsupervised learning

Proses mengelompokkan suatu set objek ke dalam kelompok-kelompok objek yang sejenis. Bentuk yang paling umum digunakan adalah unsupervised learning CLUSTERING DEFINISI Clustering : Proses mengelompokkan suatu set objek ke dalam kelompok-kelompok objek yang sejenis Bentuk yang paling umum digunakan adalah unsupervised learning # Unsupervised learning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagaimana dinyatakan oleh Yamin bahwa pendidikan adalah media mencerdaskan kehidupan bangsa (Yamin, 2013:1). Peran pendidikan signifikan dan sentral sebab

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Generatif (Generative Learning) Pembelajaran Generatif merupakan terjemahan dari Generative Learning.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Generatif (Generative Learning) Pembelajaran Generatif merupakan terjemahan dari Generative Learning. 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Generatif (Generative Learning) Pembelajaran Generatif merupakan terjemahan dari Generative Learning. Model pembelajaran generatif menggunakan teori kontruktivisme

Lebih terperinci

KECERDASAN BUATAN Artificial Intelligence (AI)

KECERDASAN BUATAN Artificial Intelligence (AI) KECERDASAN BUATAN Artificial Intelligence (AI) Pengertian AI Putu Putra Astawa S.Kom.,M.kom Ptputraastawa@gmail.com Ptputraastawa.wordpress.com Kedudukan Ilmu Kecerdasan Buatan Kecerdasan? Kecerdasan berasal

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 3 NO. 1 MARET 2011

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 3 NO. 1 MARET 2011 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGENALAN GAMBAR KATA DAN BILANGAN DENGAN KELUARAN SUARA Muhammad Ilhamdi Rusydi 1 Hendra Syahputra 2 ABSTRACT The development of computer technology has triggered

Lebih terperinci

Jurnal TIMES, Vol. III No 2 : 1-5, 2014 ISSN : Character Recognition Dengan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

Jurnal TIMES, Vol. III No 2 : 1-5, 2014 ISSN : Character Recognition Dengan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Jurnal TIMES, Vol III No 2 : 1-5, 2014 Character Recognition Dengan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Hendri, SKom MKom STMIK TIME, Jl Merbabu No 32 AA-BB Medan Email : h4ndr7@hotmailcom Abstrak Jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan diri pada suatu lingkungan baru, sedangkan mapping merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan diri pada suatu lingkungan baru, sedangkan mapping merupakan BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1 Latar Belakang Localisation merupakan proses yang dilakukan oleh robot untuk memposisikan diri pada suatu lingkungan baru, sedangkan mapping merupakan proses untuk membangun peta

Lebih terperinci

PERTEMUAN 11 KONSEP PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK

PERTEMUAN 11 KONSEP PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK PERTEMUAN 11 KONSEP PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK 1. Pendahuluan POKOK BAHASAN 2. Pengenalan Pemrograman Berorientasi Objek 3. Pengenalan Objek & Class 4. Karakteristik OOP 5. Kelebihan OOP 6. Pemrograman

Lebih terperinci

Class. Object. Object Oriented Programming (OOP) Object Oriented Programming (OOP)

Class. Object. Object Oriented Programming (OOP) Object Oriented Programming (OOP) Pemrograman Visual (TH22012 ) by Kartika Firdausy 081.328.718.768 kartikaf@indosat.net.id kartika@ee.uad.ac.id blog.uad.ac.id/kartikaf kartikaf.wordpress.com Object Oriented Programming (OOP) 2 Object

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persepsi Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memiih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif

Lebih terperinci

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF: PIAGET. Dr. J anprasetyo, SpKJ (K)

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF: PIAGET. Dr. J anprasetyo, SpKJ (K) TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF: PIAGET Dr. J anprasetyo, SpKJ (K) PRINSIP DASAR TEORI PIAGET Jean Piaget (1896-1980): dikenal dgn teori perkembangan intelektual yg menyeluruh yg mencerminkan adanya kekuatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Konsep, Konsepsi dan Prakonsepsi Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek, misalnya benda-benda atau kejadian-kejadian yang mewakili kesamaan ciri khas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu yang mempelajari Multi-Robot System (MRS) telah tumbuh secara signifikan dan pentingnya dalam beberapa tahun terakhir [1]. Perhatian khusus telah diberikan untuk

Lebih terperinci

Dok. Irsyadi Siradjuddin

Dok. Irsyadi Siradjuddin PENGERTIAN WIRAUSAHA WIRAUSAHA WIRASWASTA MK. KEWIRAUSAHAAN PERTANIAN PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN PERTANIAN IRSYADI SIRADJUDDIN Wira = utama, gagah, luhur, berani, teladan, dan pejuang Usaha = penciptaan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. visual dalam konteks ruang. Sedangkan menurut Piaget (Marliah, 2006:28)

BAB II LANDASAN TEORI. visual dalam konteks ruang. Sedangkan menurut Piaget (Marliah, 2006:28) 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Spasial 1. Pengertian Kemampuan Spasial Menurut Wahyudin (2015:85) kemampuan spasial adalah kemampuan membayangkan, membanding, menduga, menentukan, menkonstruksi,

Lebih terperinci

Uji mutu organoleptik. Pramudya Kurnia

Uji mutu organoleptik. Pramudya Kurnia Uji mutu organoleptik Pramudya Kurnia Organoleptik Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN A. Kelompok Data berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Media cetak adalah sebuah media yang memiliki fungsi sebagai penyampaian informasi yang memiliki manfaat dan terkait

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi Informasi

Pengantar Teknologi Informasi Pengantar Teknologi Informasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) Defri Kurniawan, M.Kom Fasilkom 1/7/2016 What s Artificial Intelligence What is Artificial Intelligence (AI) Cabang Science yang

Lebih terperinci

BAB - I MANUSIA By. By Ala n Ala Dix, D ix, Jan Ja et t Fin F lay, a y, Grego g ry o D ry. D Ab A owd o, wd, Russ us e s ll Be l ale a

BAB - I MANUSIA By. By Ala n Ala Dix, D ix, Jan Ja et t Fin F lay, a y, Grego g ry o D ry. D Ab A owd o, wd, Russ us e s ll Be l ale a BAB - I MANUSIA By. Alan Dix, Janet Finlay, Gregory D. Abowd, Russell Beale 1.1. Pendahuluan Ada 3 subsistem model antara lain: - Sistem Persepsi - Pengendalian sensor stimulus dari dunia luar - Sistem

Lebih terperinci

Pengalaman Belajar sesuai Teori Berpikir van Hiele

Pengalaman Belajar sesuai Teori Berpikir van Hiele Pengalaman Belajar sesuai Teori Berpikir van Hiele Posted by abdussakir on May 5, 2009 A. Teori Berpikir van Hiele Teori van Hiele yang dikembangkan oleh dua pendidik berkebangsaan Belanda, Pierre Marie

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM KOGNITIF CP3 CHAPTER : IMPLICIT & EXPLICIT MEMORY

MODUL PRAKTIKUM KOGNITIF CP3 CHAPTER : IMPLICIT & EXPLICIT MEMORY MODUL PRAKTIKUM KOGNITIF CP3 CHAPTER : IMPLICIT & EXPLICIT MEMORY Disusun Oleh : Tim Penyusun Laboratorium Psikologi Universitas Gunadarma A. TEORI LABORATORIUM PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012 Apakah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Analisis Gradasi Butiran sampel 1. Persentase Kumulatif (%) Jumlah Massa Tertahan No.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Analisis Gradasi Butiran sampel 1. Persentase Kumulatif (%) Jumlah Massa Tertahan No. 32 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Pemeriksaan material dasar dilakukan di Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pasir Ynag digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : / Psikologi Persepsi (S1 DKV) Revisi ke : 1 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 3 JANUARI 2015 Jml Jam kuliah dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Perolehan informasi musik...,aurora Marsye, FASILKOM UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Perolehan informasi musik...,aurora Marsye, FASILKOM UI, 2008 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang penelitian (bagian 1.1), rumusan masalah penelitian (bagian 1.2), tujuan penelitian (bagian 1.3), ruang lingkup penelitian (bagian 1.4), metodologi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV. PEMBAHASAN dan Pengujian

BAB IV. PEMBAHASAN dan Pengujian BAB IV PEMBAHASAN dan Pengujian Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembahasan dan pengujian dari alat yang dibuat secara keseluruhan. Seperti halnya perancangan maka pada tahapan pengujian dilakukan

Lebih terperinci

Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan

Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan Sebelum membahas pemodelan produk berbasis yang disusun berdasarkan algoritma pengurang terlebih dahulu akan dijelaskan hal-hal yang mendasari pembuatan algoritma tersebut,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan kajian untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana prosesproses

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan kajian untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana prosesproses 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan kajian untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana prosesproses fenomena alam terjadi. Sehingga kegiatan pembelajarannya pun sebagian besar dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paradigma pengelolaan ritel modern merupakan pandangan yang menekankan pengelolaan ritel dengan menggunakan pendekatan modern di mana konsep pengelolaan ritel lebih

Lebih terperinci

BAB - I MANUSIA. By. Alan Dix, Janet Finlay, Gregory D. Abowd, Russell Beale. Ada 3 subsistem model antara lain: dunia luar

BAB - I MANUSIA. By. Alan Dix, Janet Finlay, Gregory D. Abowd, Russell Beale. Ada 3 subsistem model antara lain: dunia luar BAB - I MANUSIA By. Alan Dix, Janet Finlay, Gregory D. Abowd, Russell Beale 1.1. Pendahuluan Ada 3 subsistem model antara lain: - Sistem Persepsi - Pengendalian sensor stimulus dari dunia luar - Sistem

Lebih terperinci

Visioning a New Way to Work

Visioning a New Way to Work Visioning a New Way to Work setelah berbagai macam langkah yang telah ditempuh dalam proses pengerjaan proyek sperti mearncang afinitas, mengatur dan rancang model kerja, menganalisis berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, hal ini membuktikan bahwa pengenalan pola sangatlah penting terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, hal ini membuktikan bahwa pengenalan pola sangatlah penting terutama dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini telah banyak penerapan pengenalan pola di banyak negara maju maupun negara berkembang, hal ini membuktikan bahwa pengenalan pola sangatlah penting terutama

Lebih terperinci

TEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN

TEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN TEORI TEORI BELAJAR Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam

Lebih terperinci