ANALISIS IDENTITAS BUDAYA DALAM DE VEERTIGSTE DAG KARYA FRANS LOPULALAN
|
|
- Susanti Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS IDENTITAS BUDAYA DALAM DE VEERTIGSTE DAG KARYA FRANS LOPULALAN Penulis : Rani Dwika Artati NPM : Pembimbing : Mursidah NIP : Fakultas : Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Prodi : Sastra Belanda
2
3
4
5 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah non-seminar yang berjudul Analisis Identitas Budaya dalam De Veertigste Dag Karya Frans Lopulalan dengan baik. Penulisan makalah non-seminar ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Makalah ini membahas mengenai identitas budaya dari tokoh Frans sebagai generasi kedua orang Maluku di Belanda dalam cerita De Veertigste Dag. Penyusunan makalah non-seminar ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : (1) Ibu Mursidah M.Hum., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga, dan pikirannya yang mengarahkan penulis dalam penyusunan makalah nonseminar; (2) Orang tua dan keluarga yang telah membantu penulis secara moral dan material dalam menyusun makalah non-seminar; (3) Teman-Teman penulis khusunya dari program studi Sastra Belanda angkatan 2009 dan 2008 yang telah memberikan dukungan moral dalam penyusunan makalah non-seminar. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan wawasan kepada kita mengenai identitas budaya generasi kedua dari orang Maluku yang tinggal di Belanda, serta bagaimana ik sebagai generasi kedua tersebut mempertahankan budaya dan kebiasaan-kebiasaannya sebagai orang Maluku. Penulis menyadari bahwa makalah non-seminar ini jauh dari sempurna dan memiliki banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, penulis mohon maaf bila ada yang kurang tepat dan kurang berkenan pada penulisan makalah nonseminar ini. i
6 Penulis juga dengan senang hati menerima saran dan kritik untuk penyempurnaan makalah non-seminar ini agar lebih baik lagi. Jakarta, 27 Februari 2013 Penulis ii
7 ABSTRAK Nama : Rani Dwika Artati Program Studi : Sastra Belanda Judul : Analisis Identitas Budaya dalam De Veertigste Dag Karya Frans Lopulalan (Analysis of Cultural Identity in Frans Lopulalan s De Veertigste Dag ) Makalah ini merupakan analisis identitas budaya dalam De Veertigste Dag Karya Frans Lopulalan. Tujuan makalah ini memaparkan bagaimana identitas budaya generasi kedua orang Maluku di Belanda, yang digambarkan melalui tokoh utama ik (Frans) dalam De Veertigste Dag. Makalah ini menggunakan teori identitas budaya being and becoming dari Stuart Hall. Kata kunci: Identitas Budaya, Frans Lopulalan, Orang Maluku di Belanda. Abstract This paper is an analysis of cultural identity in Frans Lopulalan s De Veertigste Dag. The Purpose of this paper explain about cultural identity of the Moluccas second generation in The Netherland, described by the protagonist ik (Frans) in De Veertigste Dag. This paper uses theory being and becoming of cultural identity from Stuart Hall keywords: cultural identity, Frans Lopulalan, Moluccas in The Netherland iii
8 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i ABSTRAK...iii DAFTAR ISI...iv I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan Metode Penulisan Landasan Teori...3 II. PEMBAHASAN Ikhtisar Cerita Analisis...5 III. KESIMPULAN...11 DAFTAR PUSTAKA...12 iv
9 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang KNIL atau Koninklijke Nederlandsch-Indische Leger merupakan tentara kerajaan Hindia Belanda yang ditugaskan untuk berjuang membantu Belanda dalam menjaga ketertiban dan kedamaian. Anggota KNIL terdiri dari orang-orang Eropa dan pribumi. Di antara orang-orang pribumi tersebut, banyak orang Maluku yang bergabung menjadi anggota KNIL. Sejak pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda tahun 1949, tentara Belanda harus pergi dari Indonesia, termasuk tentara yang berasal dari Maluku. Tetapi banyak orang Maluku enggan meninggalkan Indonesia. Di tahun yang sama beberapa politisi Maluku memutuskan untuk memproklamasikan negara sendiri, yang disebut dengan RMS atau Republik Maluku Selatan. Pemerintah pusat menganggap RMS sebagai pemberontak dan kemudian juga menjalankan militer ofensif terhadap RMS. Menghadapi keadaan yang tidak kondusif tersebut, banyak orang Maluku yang pro-belanda mengajukan perlindungan kepada Pemerintah Belanda. Melalui perundingan yang panjang antara Belanda dan Indonesia pada tahun 1951, pemerintah Belanda menyanggupi untuk menerima mantan anggota KNIL beserta keluarganya untuk sementara waktu mengungsi ke Belanda. Pada dasarnya orang-orang Maluku yang tinggal di Belanda lebih senang kembali dan tinggal di tanah asalnya, Maluku. Memburuknya hubungan Belanda dan Indonesia pada tahun 60-an, membuat mereka lebih memilih untuk menetap di Belanda, sehingga terbentuklah permukiman orang-orang Maluku di Belanda. Generasi pertama dari orang-orang Maluku yang pindah ke Belanda ini tetap mempertahankan kebiasaan-kebiasaannya sebagai orang Maluku, walaupun mereka sudah lama tinggal di Belanda. Mereka selalu menanamkan nilai-nilai budaya Maluku kepada anak cucu mereka, seperti mengajarkan untuk pergi ke gereja Maluku setiap hari Minggu dan melakukan tradisi budaya Maluku seperti acara perayaan keagamaan dan kematian. Generasi pertama lebih mempertahankan dan memegang teguh budaya Maluku daripada generasi selanjutnya yang justru lebih berakulturasi dengan 1
10 kebudayaan-kebudayaan Belanda, seperti contohnya; mereka tidak lagi pergi ke gereja Maluku atau lebih memilih untuk menikahi orang yang berkulit putih. Bukan sesuatu hal yang mudah bagi generasi pertama orang Maluku yang tinggal di Belanda untuk mempertahankan identitasnya sebagai orang Maluku, terlebih lagi pada awalnya mereka harus tinggal di sebuah kamp pengungsian di Belanda. Pengalaman dan peristiwa yang dialami oleh orang Maluku yang tinggal di Belanda ini, antara lain dituangkan dalam buku Onder De Sneeuw Een Indisch Graf (1985) karya Frans Lopulalan. Frans Lopulalan adalah generasi kedua dari orang Maluku yang tinggal di Belanda. Selain Onder De Sneeuw Een Indisch Graf (1985), Frans Lopulalan juga mempublikasikan beberapa buku roman yang menarik, di antaranya: De Pop van Dasisca (1986), Dakloze Herinneringen (1994), Kind in De Wachtkamer (1997), Juffrouw Ziezo (1999). Lopulalan juga memfilmkan bukunya Dakloze Herinneringen, yang bercerita mengenai Maluku dan ia bekerja sama dengan John Albert Jansen dalam pengerjaan film tersebut. Onder De Sneeuw Een Indisch Graf merupakan sebuah buku autobiografi dari Frans Lopulalan. Dalam Buku tersebut terdiri dari dua fragmen besar, salah satunya berjudul De veertigste dag. De veertigste dag adalah sebuah cerita yang menggambarkan ayah Frans Lopulalan sendiri. Ayahnya adalah generasi pertama orang Maluku yang tinggal di Belanda. Dalam cerita tersebut, Frans Lopulalan menceritakan bagaimana ayahnya sebagai generasi pertama orang Maluku menanamkan nilai-nilai budaya sebagai orang Maluku kepada anak-anaknya. Cerita mengenai generasi kedua orang Maluku di Belanda, yang dalam hal ini adalah tokoh ik dalam mempertahankan tradisi, kebiasaan, dan nilai budaya Maluku yang lain dalam cerita ini, akan penulis analisis lebih lanjut pada bab-bab selanjutnya Rumusan Masalah Permasalahan yang diangkat dalam analisis De Veertigste Dag, yaitu bagaimana identitas budaya tokoh ik sebagai generasi kedua orang Maluku di Belanda ditampilkan dalam cerita ini. 2
11 1.3. Tujuan Penulisan Analisis ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana identitas budaya generasi kedua orang Maluku di Belanda, digambarkan melalui tokoh utama ik (Frans) dalam De Veertigste Dag Metode Penulisan Penulis akan memaparkan analisis terhadap De Veertigste Dag karya Frans Lopulalan, dengan menerapkan teori identitas budaya being and becoming dari Stuart Hall Landasan Teori Dalam menganalisis cerita De Veertigste dag teori yang dipakai adalah teori identitas budaya dari Stuart Hall. Stuart Hall berpendapat bahwa identitas budaya bukanlah sesuatu yang jelas dan tanpa masalah karena identitas budaya adalah suatu produk yang tidak pernah selesai, selalu dalam proses pembentukan dan terbentuk dalam suatu representasi. Hall mengatakan bahwa ada dua cara untuk memikirkan tentang identitas budaya. Pertama dengan memposisikan identitas budaya dalam satu budaya. Kedua dengan memposisikan identitas budaya dengan mengakui adanya persamaan dan perbedaan. Dalam pengertian yang kedua ini, Hall juga mengatakan bahwa identitas budaya adalah persoalan tentang bagaimana seorang membentuk dirinya sebagai becoming dan being ( Cultural Identity and Diaspora dalam Identity, Community, Culture, Difference, 53). Identitas budaya masuk ke dalam dunia masa depan sekaligus dunia masa lalu. Stuart Hall menjelaskan mengenai identitas budaya yang masalah identifikasinya bersifat tidak tetap. Identitas adalah sesuatu yang tidak pernah berhenti pembentukannya, bukan hanya sesuatu yang ada, namun sesuatu yang terus menjadi. Identitas adalah sesuatu yang terus menerus dibentuk dalam kerangka sejarah dan budaya, sesuatu yang diposisikan pada suatu tempat dan waktu, sesuai dengan konteks. Identitas juga dipaparkan oleh Hall sebagai suatu hal yang selalu 3
12 berubah dan tidak pernah tetap. Oleh karena itu, seseorang dapat mengalami perubahan identitas seiring dengan perkembangan kehidupannya. (Hall, 1990: 227) 4
13 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Ikhtisar Cerita De veertigste dag karya Frans Lopulalan bercerita tentang ingatan -ingatan dari tokoh ik atau Frans mengenai saat-saat terakhir kehidupan dan kematian dari ayahnya. Ayah Frans termasuk dalam generasi pertama orang Maluku yang tinggal di Belanda. Dia tiba di Belanda saat berusia 31 tahun, bersama dengan sanak keluarga dan orang orang Maluku lainnya. Dalam cerita ini diungkapkan eratnya hubungan kekeluargaan warga Maluku yang pindah ke Belanda. Keakraban itu amat terlihat pada saat prosesi pemakaman ayah Frans dan setelah acara tersebut berlangsung. Mereka masih melakukan kebiasaan-kebiasaan dari negeri asal mereka (Maluku) dalam mengurus acara pemakaman, seperti menyanyikan lagu berduka cita yang berjudul Iring dikau atau melakukan tradisi Malam Penghiburan. Generasi pertama orang Maluku seperti ayah Frans, kakak dan adik ayahnya, berupaya menanamkan nilai-nilai budaya Maluku pada anak-anak mereka. Mereka tetap mempertahankan kebiasaan-kebiasaan dan tradisi orang Maluku, meskipun berada di Belanda. Hidup sebagai imigran di negeri orang tidak mudah, budaya Barat amat berbeda dari budaya Timur, begitu pula keadaan alam, iklim, dan cuacanya. Mereka juga kecewa terhadap Belanda yang tidak memperhatikan orang-orang Maluku dan merasa ditelantarkan oleh Belanda. Misalnya, biaya pemakaman adik dan kakak Frans, sebagai anak-anak dari mantan tentara KNIL tidak ditanggung oleh pemerintah Belanda Analisis Identitas adalah sesuatu yang tidak pernah berhenti pembentukannya, karena identitas adalah sesuatu hal yang cair. Maksud dari kata cair di sini adalah, identitas tersebut dapat berubah-ubah tergantung dengan siapa seseorang berinteraksi, kapan, dan dimana ia berada. Hall telah menegaskan bahwa identitas bukan sesuatu yang kaku dengan karakteristik tetap yang tidak berubah dari zaman ke zaman. Hal itu 5
14 berarti, bahwa identitas budaya tidak abadi di masa lalu, melainkan terbuka untuk larut dalam perubahan sejarah, kebudayaan dan kekuasaan. (Stuart Hall, 1990: 227) Sejak kecil ik dibesarkan dalam lingkungan budaya Maluku yang dibawa oleh generasi pertama, yaitu ayah ik. Ayahnya beserta dengan generasi pertama orangorang Maluku lainnya di Belanda, selalu menerapkan kebiasaan-kebiasaan budaya Maluku kepada anak-anaknya. Mereka seperti menciptakan Maluku kecil di Belanda dengan terus menerus melakukan tradisi-tradisi budaya Maluku dalam lingkungan keluarga dan kehidupan sehari-hari. Orang tua ik berperan penting dalam pembentukan identitas pada dirinya. Identitas adalah sesuatu yang terus menerus dibentuk dalam kerangka sejarah dan budaya. Lingkungan keluarga merupakan peran penting dalam penanaman masuknya unsur unsur budaya kepada diri seseorang. Het was de toon van vroeger [...] waar ik bij mijn oom en tante en mij neven en nichten vakantie zou gaan houden. [...] Kijk jongen, zei hij, naar de grond starend, je hoeft echt niet te bang te zijn. Jij bent nog klein, maar je vader was al een man van éénedertig toen we in Nederland kwamen. Ik droeg je broer op mijn arm toen ik zonder cent op zak voet aan wal zette in Rotterdam. [...] hoe ver je ook gaat, je familie is altijd in de buurt. Je hoeft nooit echt bang te zijn... (hlm. 487) Kutipan tersebut merupakan ingatan ik ketika ia masih kecil akan pergi berlibur bersama tante, paman dan saudara sepupunya. Keakraban keluarga terlihat di sini. Pentingnya nilai kekeluargaan juga ditanamkan secara tidak langsung oleh pamannya, yang menekankan bahwa sebagai anak kecil ik tidak perlu takut karena di manapun mereka berada selalu ada keluarga. Dari kutipan di atas juga terlihat bahwa anak-anak tidak hanya dididik oleh orang tua kandung, tapi juga oleh tante dan pamannya. Kemanapun mereka pergi harus selalu ingat sanak saudara, karena jika terjadi sesuatu, keluarga lah yang akan menolong. Keluarga berperan penting membentuk identitas ik, sebagai bagian dari keluarga Maluku. Semasa kecil, ik juga dididik untuk selalu pergi ke gereja. Setiap minggu ayah ik beribadah ke gereja dengan wewangian rempah-rempah, dan selalu mengajaknya ikut ke gereja. Wewangian rempah merupakan bagian tradisi Maluku yang terus dipertahankan ayahnya, dan secara tidak langsung dia ingin menanamkan kebiasaan tersebut pada anaknya. Het eerste wat ik gewaar werd was de aromatische kruidengeur, vermengd met de achte geur van mijn vader aftershave, die hij al gebruikte toen ik nog een kind was en zondags naast hem in de kerkbank zat (hlm. 488) 6
15 Identitas sebagai orang Maluku yang taat beragama, dengan pergi ke gereja setiap hari minggu dan kebanggaan terhadap kekayaan tanah airnya (rempah-rempah) tercermin dari kebiasaan tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Stuart Hall bahwa identitas budaya adalah sesuatu yang terus dibentuk dan bersifat cair, berubah-ubah sesuai dengan konteksnya. Hal ini berkaitan dengan tokoh ik yang seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia, maka ia mengalami beberapa perubahan dalam hidupnya dan juga dalam identitasnya. Semakin dewasa, perlahan ik mulai bersentuhan dengan kebudayaan Belanda dan menjadi vernederlanst, atau semakin menjadi seperti orang Belanda. Untuk memenuhi kebutuhannya, Ik mulai bergaul dan berinteraksi dengan orangorang Belanda, sehingga perlahan ia mulai meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang diajarkan oleh ayahnya. Ik telah menikah dengan wanita berkulit putih yang merupakan orang Belanda. Ik tidak lagi melanjutkan studinya, tidak pergi ke gereja seperti yang telah diajarkan oleh ayahnya dulu, dan dia tidak lagi tinggal bersama di pemukiman orangorang Maluku. Hal itu tercermin dalam kutipan: Frans hield op met studeren, wist niet meer hoe de kerk er van binnen uitzag, was getrouwd met een blanke en stond op het punt om te gaan scheiden. (hlm. 493). Perubahan identitas ini tidak lagi dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, tetapi oleh lingkungan masyarakat Belanda yang berinteraksi dengan tokoh ik. Perubahan yang terjadi membuat jarak dirinya dengan lingkungan Maluku di Belanda menjadi besar. Namun hubungan kekerabatan antara ik dan generasi pertama orang Maluku tetaplah kuat. Ik sebagai pribadi berkembang. Semakin dewasa, semakin luas pergaulan dan interaksinya dengan masyarakat dan budaya Belanda. Namun, di sisi lain kesadarannya sebagai anak keturunan Maluku semakin menguatkan identitas dirinya. Nadat ik één- en andermaal de naam Lopulalan had herhaald, vroeg hij: Abbenees zeker? Ambonezen, inderdaad, antwoordde ik licht geírriteerd. Hij drentelde voor me uit, en omdat ik had gezegd dat het oude graven waren, bleef hij voor iedere verwaarloosde grafsteen staan. (hlm. 485) 7
16 Kutipan di atas memperlihatkan ik yang dengan rasa bangga dan sedikit jengkel menegaskan kepada petugas pemakaman bahwa dirinya adalah orang Ambon, saat orang tersebut bertanya dan melafalkan kata yang salah Abbenees untuk Ambonees. Ik sebagai orang Maluku dan juga sebagai pendatang yang berada di antara orang-orang Belanda, juga merasa terdiskriminasi oleh lingkungan Belanda. Malam hari sebelum ayah ik meninggal, ia duduk dan minum bir di sebuah kafe, dan ia merasakan suatu keganjilan ketika berada di tempat tersebut. Ia merasa dijauhi oleh orang-orang di yang ada di kafe tersebut. Alle stoelen waren bezet en er zaten zelf mensen op tafeltjes. Het bevreemdde mij dat niemand bij mij aan tafel kwam zitten en dat men op weg naar het toilet in een boog om mij heen liep. Ik keek van mijn bierglas op naar de mensen om mij heen, en weer terug, en realiseerde mij opeens dat ik alleen maar monden zag bewegen en geen geluiden meer hoorde. (hlm. 487) Dalam kutipan di atas, ik sebagai orang Maluku merasa asing di antara pengunjung kafe. Walaupun semua kursi dalam kafe tersebut telah penuh, tidak ada yang duduk di dekatnya dan orang-orang menghindari dirinya dengan tidak melewati tempat duduknya. Ik juga merasa orang-orang disekitar telah membicarakan sesuatu yang tidak dimengerti oleh ik dan ia merasa bahwa orang-orang tersebut telah mencibirnya. Sebagai orang Maluku, ik juga merasa kecewa terhadap Belanda yang tidak memperhatikan orang-orang Maluku di Belanda, yang merupakan mantan tentara KNIL. Op kleine afstand bleef ik nog even kijken naar de graven, beide van eenvoudige omvang, van goedkoop steenmateriaal. [...] Ondaks alle schatten die ze met hun botte manieren uit Indié hebben weggestolen, konden de Belanda s mijn broer noch mijn zusje een behoorlijk graaf garanderen. (hlm. 486) Kutipan tersebut menggambarkan bagaimana adik perempuannya yang bernama Trixje dan kakaknya yang bernama Freddy, dimakamkan dengan sangat sederhana dan menggunakan material bebatuan yang murah. Hal tersebut telah menganggu pikiran ik. Pengorbanan tentara KNIL yang telah membantu pemerintah Belanda pada masa kolonial ternyata tidak dibalas setimpal oleh Belanda. 8
17 Orang-orang Maluku yang telah berjuang untuk KNIL dan mengorbankan kehidupannya di tanah air yang ditinggalkannya, merasa diperlakukan tidak sepantasnya. Makam dari saudara ik yang merupakan anak dari mantan tentara KNIL selayaknya mendapatkan subsidi dari pemerintah Belanda, sehingga makam tersebut menjadi lebih baik. Kebiasaan-kebiasaan yang terus dipertahankan oleh generasi pertama orangorang Maluku di Belanda secara perlahan tertanam dalam diri ik. Ik sadar atas identitasnya sebagai orang Maluku, namun tetap menyesuaikan diri dengan kebiasaan yang berlaku bagi masyarakat Belanda, seperti kutipan berikut ini Mijn broer grijnsde veelbetekenend. Oh ja Frans. We moeten samen een tekst verzinnen voor de rouwkaarten. Rouwkaarten? en je zit net aan de telefoon! Voor al die Hollandse kennissen van pa.. (hlm. 490) Ketika saudara kandung ik, Bert meminta bantuan ik untuk membuat rouwkaarten (kartu duka cita) untuk teman-teman dari ayah ik. Kemudian ia bertanya untuk apa membuat rouwkaarten tersebut. Ik merasa heran kenapa harus membuat kartu duka cita tersebut, karena pada dasarnya kartu duka cita itu adalah kebiasaan Belanda, bukan kebiasaan Maluku. Ik sebagai anak dan juga sebagai bagian dari budaya Maluku turut andil dalam prosesi rangkaian acara pemakaman ayahnya. Ia ikut dalam acara Malam Penghiburan, acara yang khas dari budaya Maluku yang dilakukan semalam sebelum prosesi pemakaman dilakukan. Tijdens de pauzes tussen de gezangen drongen tot in de kerk de geluiden uit het gemeenschapsgebouw door, veroorzaakt door kaarters, schakers en drinkers [...] Als ik mijn ogen sloot kon ik mij voorstellen dat het een bruiloftsfeest betrof (hlm. 494) Digambarkan acara tersebut meriah bagaikan pesta pernikahan. Pada acara tersebut orang-orang menyanyikan lagu-lagu gereja, bermain kartu, meminum minuman keras, dan juga ada orang yang membawa baki yang dipenuhi dengan kopi dan teh layaknya pada suatu acara pernikahan. Pada saat prosesi pemakaman pun semakin terasa kental budaya Malukunya, dengan berkumandangnya lagu Iring Dikau sebagai lagu duka cita yang mengiringi upacara pemakaman orang Maluku. Seperti pada potongan teks; Nadat de broers van mijn vader de kist op hun schouders hadden genomen, rees de menigte op en het lied het Iring Dikau door het kerkgebouw galmen (hlm. 494) 9
18 Walaupun mereka telah lama tinggal di Belanda, namun mereka tetap mengumandangkan lagu Maluku dalam prosesi pemakaman. Dalam cerita ini sangat jelas bagaimana pribadi ik amat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dalam pembentukan identitasnya. Walaupun dalam perjalanannya, ik berkembang dan berinteraksi dengan lingkungan dan orang-orang di luar keluarga. Terlebih saat-saat menjelang kematian ayahnya, ik semakin sadar bahwa ia adalah orang Maluku, yang tetap melakukan kebiasaan-kebiasaan dan tradisi Maluku. 10
19 BAB III KESIMPULAN Identitas adalah sesuatu yang tidak pernah berhenti pembentukannya, bukan hanya sesuatu yang ada, melainkan sesuatu yang terus menjadi. Karena identitas bukanlah sesuatu yang kaku dengan karakteristik tetap yang tidak berubah dari waktu ke waktu. Identitas budaya berubah sesuai dengan waktu, tempat dan konteksnya. Identitas budaya sebagai wujud (identity as being) dan identitas budaya sebagai proses menjadi (identity as becoming) tercermin juga dalam cerita De veertigste dag karya Frans Lopulalan. Tokoh ik yang merupakan generasi kedua dari orang Maluku yang tinggal di Belanda telah mengalami proses pembentukan identitas budayanya. Pada masa kecilnya tokoh ik memiliki identitas sebagai orang Maluku yang tinggal di Belanda. Lingkungan keluarga menjadi peran penting dalam pembentukan identitas tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, ik berkembang menjadi pribadi yang semakin seperti orang Belanda, menikah dengan wanita kulit putih dan tidak berkunjung lagi ke gereja seperti yang telah diajarkan ayahnya ketika ia masih anakanak. Walaupun ik telah berubah semakin seperti orang Belanda, tetapi ia tidak sepenuhnya meninggalkan budaya Maluku. Terlebih saat-saat menjelang kematian ayahnya, justru kesadaran ik sebagai orang maluku semakin menguat. Ik sebagai generasi kedua orang Maluku yang tinggal di Belanda tetap menegaskan identitas dirinya sebagai orang Maluku. 11
20 DAFTAR PUSTAKA Data primer: Lopulalan, Frans De Veertigste Dag dalam Onder de sneeuw een Indisch graf. Amsterdam: In de Knipscheer. Data Sekunder: Rutherford, Jonathan Identity: Community, culture, difference. London: Lawrence & Wishart. Sumber internet: (Diunduh pada tanggal 24 Desember 2012 pukul 19.05) (Diunduh pada tanggal 24 Desember 2012 pukul 21.00) (Diunduh pada tanggal 24 Desember 2012 pukul 19.00) (Diunduh pada tanggal 24 Desember 2012 pukul 19.30) 12
Konstruksi Identitas Budaya tokoh ik dalam cerita Onder de sneeuw een Indisch graf. Makalah. diajukan untuk melengkapi. Persyaratan mencapai gelar
Konstruksi Identitas Budaya tokoh ik dalam cerita Onder de sneeuw een Indisch graf Makalah diajukan untuk melengkapi Persyaratan mencapai gelar Sarjana Humaniora Oleh: Prilly R Nathalya NPM : 0906529275
Lebih terperinciKAJIAN IDENTITAS BUDAYA DALAM FRAGMEN FAMILIEFEEST KARYA THEODOR HOLMAN
KAJIAN IDENTITAS BUDAYA DALAM FRAGMEN FAMILIEFEEST KARYA THEODOR HOLMAN NADIA HAQ 0906643484 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI BELANDA DEPOK DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis
Lebih terperinci: Astrina Nadia Wandasari NPM : : Eliza Gustinelly S.S., M.A. NIP : : Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
ANALISIS PENGGAMBARAN DISKRIMINASI RAS, ETNIS, DAN KEBANGSAAN BESERTA DAMPAK YANG DITIMBULKAN DALAM TEKS POSTKOLONIAL FAMILIEFEEST KARYA THEODOR HOLMAN Penulis : Astrina Nadia Wandasari NPM : 0906643345
Lebih terperinciANALISIS MAKNA KIASAN PUISI DE WOLKEN KARYA MARTINUS NIJHOFF DARI SUDUT PANDANG TOKOH AKU
ANALISIS MAKNA KIASAN PUISI DE WOLKEN KARYA MARTINUS NIJHOFF DARI SUDUT PANDANG TOKOH AKU Imas Nihono Sari Program Studi Belanda, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16424,
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA. Makalah Non-Seminar. Mutiara Aprilliannov. Pembimbing. Dr. Lilie Mundalifah Roosman
UNIVERSITAS INDONESIA Stereotip gender dilihat dari makna denotatif dan konotatif dalam lirik lagu Gers Pardoel Ik neem je mee dan Monique Smit Mijn vriendin Makalah Non-Seminar Mutiara Aprilliannov 1206202671
Lebih terperinciPelajaran 1-6 PENGANTAR
Pelajaran 1-6 PENGANTAR Teks-teks Pelajaran 1-6 berasal dari buku yang sama: J. van Goor, De Nederlandse Kolonien, Geschiedenis van de Nederlandse expansie 1600-1975, Den Haag: Sdu Uitgeverij, 1994. Buku
Lebih terperinciTerkuak Sejarah Soekarno Tidak Pernah Dibuang ke Boven Digul,
Terkuak Sejarah Soekarno Tidak Pernah Dibuang ke Boven Digul, Pembodohan Nasional atau Taktik Politikkah? 26 Agustus 2013 21:33:09 http://www.kompasiana.com/108da/terkuak-sejarah-soekarno-tidak-pernah-dibuang-ke-boven-digul-pembodohan-nasional-atau-taktik-politikkah_5520ad358133116c7419fab5
Lebih terperinciNAAR NEDERLAND HANDLEIDING
NAAR NEDERLAND HANDLEIDING Bahasa Indonesia www.naarnederland.nl Bahasa Indonesia 1. Pengantar Sejak 15 Maret 2006 sebagian dari para pendatang baru yang ingin datang ke Belanda untuk jangka panjang dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan gerbang terbentuknya keluarga dalam kehidupan masyarakat, bahkan kelangsungan hidup suatu masyarakat dijamin dalam dan oleh perkawinan. 1 Setiap
Lebih terperinciCerita sang pejuang. Haduuh ayah kenapa aku harus menjual makanan ini sekarang. Aku mau. Aku memberi ikan gurame kepada salah satu ibu-ibu yang sedang
Warganegara 1 Kresna Warganegara Rigen pratitisari Bahasa Indonesia 28 Agustus 2012 Cerita sang pejuang Tahun 1936, Desa Malik Haduuh ayah kenapa aku harus menjual makanan ini sekarang. Aku mau bermain
Lebih terperinciHASIL WAWANCARA DENGAN KETUA ADAT PANJAITAN JABODETABEK( NELSON PANJAITAN)
HASIL WAWANCARA DENGAN KETUA ADAT PANJAITAN JABODETABEK( NELSON PANJAITAN) X : Selamat siang pak N : Iya, siang X : Saya ingin bertanya-tanya tentang perkawinan semarga pak, kenapa perkawinan semarga itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan daerah yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Keanekaragaman budaya mencerminkan kepercayaan dan kebudayaan masyarakat setempat
Lebih terperinciBAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya
BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Kematian merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Siapa saja bisa mengalami hal itu, baik tua atau pun muda, miskin atau pun kaya, baik perempuan atau
Lebih terperinciKALIMAT PASIF DALAM BAHASA BELANDA 1 Sugeng Riyanto (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran)
KALIMAT PASIF DALAM BAHASA BELANDA 1 Sugeng Riyanto (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran) Dari berbagai referensi kalimat pasif dalam bahasa Belanda dan juga bahasa Inggris dikuasai anak Belanda
Lebih terperinci46 47 48 49 50 Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Bapak Albert Taguh (Domang Kabupaten Lamandau) 1. Apakah yang dimaksud dengan upacara Tewah? 2. Apa tujuan utama upacara Tewah dilaksanakan? 3. Siapa yang
Lebih terperinciPRONOMINA DALAM BAHASA BELANDA (HET VOORNAAMWOORD) 1 Sugeng Riyanto (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran)
PRONOMINA DALAM BAHASA BELANDA (HET VOORNAAMWOORD) 1 Sugeng Riyanto (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran) 1. Pronomina Persona (Kata Ganti Orang) (Het Persoonlijk Voornaamwoord) Objek/di belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat. Indramayu disebut dengan kota mangga karena Indramayu merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Indramayu adalah salah satu kabupaten yang terlatak di Provinsi Jawa Barat. Indramayu disebut dengan kota mangga karena Indramayu merupakan penghasil
Lebih terperinciMempunyai Pendirian Dalam Masyarakat
Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat "Terima kasih, ini uang kembalinya." "Tetapi Pak, uang kembalinya terlalu banyak. Ini kelebihannya." "Betul. Anda seorang yang jujur. Tidak banyak yang akan berbuat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau yang tentunya pulau-pulau tersebut memiliki penduduk asli daerah yang mempunyai tata cara dan aspek-aspek
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tempuh dalam pelaksanaan penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Observasi yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Sebagaimana dijelaskan pada bab terdahulu bahwa prosedur pengumpulan data yang di tempuh dalam pelaksanaan penelitian ini adalah observasi
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN KATA PENGANTAR Saya adalah mahasiswa Psikologi. Saat ini saya sedang melakukan suatu penelitian untuk tugas akhir saya (skripsi) mengenai kecerdasan dari Pemimpin Kelompok Kecil (PKK) Persekutuan
Lebih terperinci2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut
Lebih terperinciANGKET SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS
ANGKET 1. Bila orangtua mendahulukan kepentingan kakak/ adik saya, saya akan marah. 2. Jika saya tidak setuju dengan pendapat orangtua, saya akan mengatakan tidak setuju. 3. Menceritakan kebodohan kakak/adik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan semakin berkembangnya cara berfikir masyarakat pada masa sekarang ini. Ternyata tak jarang juga dapat menyebabkan berubahnya pola pikir masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. [Type text]
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tari adalah suatu pertunjukan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat pendukungnya. Tari merupakan warisan budaya leluhur dari beberapa abad yang lampau. Tari
Lebih terperinciHARAPAN, DOA, DAN SELAMAT
HARAPAN, DOA, DAN SELAMAT THEME CULTURAL NOTE EKSPRESSION VOCABULARY MEMBERI HARAPAN, DOA, dan SELAMAT Memahami percakapan Memahami isi bacaan yang berkaitan dengan wisuda Menulis teks tentang ucapan harpaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belanda, meskipun saat ini penggolongan penduduk telah dihapus semenjak adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum waris yang berlaku di Indonesia dikenal sangat beragam, hal ini dikarenakan adanya pengaruh penggolongan penduduk yang pernah dilakukan pada masa Hindia Belanda,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM PADA SUATU PERSEROAN TERBATAS MENURUT
53 BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM PADA SUATU PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS A. Analisa Hukum Mengenai Keharusan
Lebih terperinci1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?
Lampiran 1 Kerangka Wawancara Anamnesa Dimensi Cohesion Separateness/Togetherness 1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penuturnya dilindungi oleh Undang-undang Dasar Dalam penjelasan Undangundang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia terdapat berbagai ragam bahasa daerah. Bahasa daerah hidup berdampingan dengan bahasa Indonesia. Semua bahasa daerah yang dipakai penuturnya dilindungi
Lebih terperinciLAPORAN PERJALANAN MUSIM PANAS 2015
LAPORAN PERJALANAN MUSIM PANAS 2015 Perjalanan musim panas 2015 dari Kota Palem berlangsung selama 2 bulan. 2 bulan yang berbeda. Bulan Juli ditandai dengan memperkenalkan yayasan KIMI kepada Indonesia.
Lebih terperinciALAT UKUR. Pengantar
LAMPIRAN Lampiran ALAT UKUR Pengantar Salam Damai Kristus, Saya mahasiswa psikologi Universitas Kristen maranatha yang sedang menyusun skripsi meminta kesediaan saudara untuk mengisi kuesioner dengan tujuan
Lebih terperinciBAB IV DAMPAK DARI KONFLIK DAYAK DAN MADURA DI SAMALANTAN. hubungan yang pada awalnya baik-baik saja akan menjadi tidak baik, hal
BAB IV DAMPAK DARI KONFLIK DAYAK DAN MADURA DI SAMALANTAN A. Dampak Negatif Dampak negatif antara kedua suku yang bertikai tentu membuat hubungan yang pada awalnya baik-baik saja akan menjadi tidak baik,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tanpa terasa Bandung sudah memasuki usianya yang lebih dari 200 tahun. Sebuah perjalanan yang sangat panjang dari wilayah yang sebelumnya merupakan bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi merupakan kebiasaan dalam suatu masyarakat yang diwariskan secara turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam suatu masyarakat.
Lebih terperinciBAB IV MEWARISKAN IMAN DENGAN TELADAN SUATU REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PIRING NAZAR
BAB IV MEWARISKAN IMAN DENGAN TELADAN SUATU REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PIRING NAZAR Keluarga adalah salah satu konteks atau setting Pendidikan Agama Kristen yang perlu diperhatikan dengan baik,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Banda Aceh. Selain sebagai sentral informasi, warung kopi juga dapat
78 BAB V KESIMPULAN Warung kopi merupakan salah satu tempat yang penting bagi masyarakat Banda Aceh. Selain sebagai sentral informasi, warung kopi juga dapat merepresentasikan gaya hidup masayarakat Aceh.
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KRITIS. budaya menjadi identitasnya. Apabila manusia dicabut dari budayanya, ia bukan lagi orang
BAB IV TINJAUAN KRITIS Dari pemaparan pada bab-bab sebelumnya kita dapat melihat bahwa manusia selalu menyatu dengan kebudayaannya dan budaya itu pun menyatu dalam diri manusia. Karena itu budaya menjadi
Lebih terperinciLiburan 63. Bab 6. Liburan
Liburan 63 Bab 6 Liburan Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) mengomentari tokoh cerita Gara-gara Tape Recorder ; 2) memberikan tanggapan dan saran tehadap suatu masalah;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, dengan memiliki berbagai suku, bahasa, dan agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Masyarakat Kampung Mosso di perbatasan provinsi papua kota Jayapura
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN UMUM Masyarakat Kampung Mosso di perbatasan provinsi papua kota Jayapura memiliki pergaulan hidup yang unik jika dibandingkan dengan masyarakat Papua lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang diungkapkan dalam bentuk cara bertindak, berbicara, berfikir, dan hidup. Daerah kebudayaan Kalimantan
Lebih terperinciMATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan
subyek yang ikut berperan 14 1 7. PERTANYAAN UNTUK DISKUSI Menurut Anda pribadi, manakah rencana Allah bagi keluarga Anda? Dengan kata lain, apa yang menjadi harapan Allah dari keluarga Anda? Menurut Anda
Lebih terperinciZat dan penyalahgunaan bagian tubuh yang lain Meraih kehidupan! 14 Maret 2015
Pelajaran untuk Murid Meraih Kehidupan! Zat dan penyalahgunaan bagian tubuh yang lain Meraih kehidupan! 14 Maret 2015 Dave dan Lisa adalah kakak beradik, begitu pula Kate dan Chris. Kedua kumpulan anak-anak
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II, Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai dengan Agresi-nya yang pertama termasuk
Lebih terperinciKompetensi Dasar : 12.2 Menulis Teks Pidato/Ceramah/Khotbah dengan Sistematika dan Bahasa yang Efektif
Kompetensi Dasar : 12.2 Menulis Teks Pidato/Ceramah/Khotbah dengan Sistematika dan Bahasa yang Efektif Bapak kepala sekolah yang saya hormati. Bapak /Ibu Guru yang saya hormati. Para undangan yang saya
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI GRESIK TAHUN 1901-1980 Sebagai Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Oleh: 121211432039 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.
42 BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN 1974 A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.1/1974 Pelaksanaan Pernikahan Suku Anak Dalam merupakan tradisi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pesta merupakan suatu acara sosial yang dimaksudkan sebagai perayaan, dengan perjamuan makan dan minum dengan suasana yang sangat meriah. Baik yang bertujuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORETIS
BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Persepsi Persepsi dalam pengertian psikologi menurut Sarwono (1997) adalah proses penerimaan informasi menggunakan pengindraan (penglihatan, pendengaran,
Lebih terperinci========================================= KTP Pada Zaman Hindia Belanda
Penyelenggaraan Catatan Sipil pada jaman Pemerintah Hindia Belanda ditangani oleh Lembaga Burgerlijk Stand atau disingkat BS yang artinya Catatan Kependudukan/Lembaga Catatan Sipil. =========================================
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, musik merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kegiatan peribadatan. Pada masa sekarang ini sangat jarang dijumpai ada suatu
Lebih terperinciBahasa dan Sastra Indonesia 3. untuk. SMP/MTs Kelas IX. Maryati Sutopo. Kelas VII. PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Bahasa dan Sastra Indonesia 3 untuk SMP/MTs Kelas IX Kelas VII Maryati Sutopo PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-Undang
Lebih terperinciBAB VII RAGAM SIMPUL
BAB VII RAGAM SIMPUL Komunitas India merupakan bagian dari masyarakat Indonesia sejak awal abad Masehi. Mereka datang ke Indonesia melalui rute perdagangan India-Cina dengan tujuan untuk mencari kekayaan,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi
BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai Dinamika Kesenian Tanjidor di Kabupaten Bekasi Tahun 1970-1995, maka terdapat empat hal yang ingin penulis simpulkan.
Lebih terperinciKALIMAT DALAM BAHASA BELANDA (DE ZIN) 1 Sugeng Riyanto (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran)
KALIMAT DALAM BAHASA BELANDA (DE ZIN) 1 Sugeng Riyanto (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran) 1. Kalimat Simpleks (De Eenvoudige Zin) Kalimat simpleks (kalimat tunggal) paling sedikit terdiri atas
Lebih terperincidari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang
PERIODISASI SEJARAH Apakah yang disebut dengan periodisasi? Pertanyaan tersebut kita kembalikan pada penjelasan sebelumnya bahwa sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia dalam konteks waktu. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkawinan akan mengungkapkan bahwa banyak keputusan menyeluruh, pilihan-pilihan, atau alternatif sedang dipertimbangkan, dan bahwa semua itu membentuk atau menentukan
Lebih terperinciBUPATI KULON PROGO Sambutan Pada Acara UPACARA BENDERA 17 APRIL 2014 TINGKAT KABUPATEN KULON PROGO Wates, 17 April 2014
BUPATI KULON PROGO Sambutan Pada Acara UPACARA BENDERA 17 APRIL 2014 TINGKAT KABUPATEN KULON PROGO Wates, 17 April 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Yang Kami hormati ; Para
Lebih terperinciSUTI: PEREMPUAN PINGGIR KOTA
RESENSI BUKU SUTI: PEREMPUAN PINGGIR KOTA Nia Kurnia Balai Bahasa Jawa Barat, Jalan Sumbawa Nomor 11, Bandung 40113, Telepon: 081321891100, Pos-el: sikaniarahma@yahoo.com Identitas Buku Judul Novel Pengarang
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan :... Kelas / Semester : 6 / 2 Tema / Topik : Wirausaha Petemuan ke : 1 Alokasi Waktu : 1 Hari
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RPP Kelas 6 Tema : Wirausaha Satuan Pendidikan :... Kelas / Semester : 6 / 2 Tema / Topik : Wirausaha Petemuan ke : 1 Alokasi Waktu : 1 Hari A. KOMPETENSI INTI Menerima,
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK TURUN MENJADI ANAK JALANAN Terdapat tiga faktor internal yang disebutkan dalam penelitian ini, yaitu impian bebas, ingin
Lebih terperinciPnt. : Biarlah orang yang takut akan TUHAN berkata:
Tema : Keluarga : Bersatu Kita Teguh, Terpisah Pun Kita Kuat (1 Timotius 1 : 5) Sub Tema : Menghidupi Kasih Ibadah ini dikemas dalam bentuk ibadah keluarga. Oleh karena itu mohon diusahakan agar masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan suku bangsa. Masing-masing dari suku bangsa tersebut memiliki tradisi atau kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosional orang lain, perasaan yang sama dengan apa yang dirasakan orang lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Empati merupakan respon afektif yang berasal dari pemahaman kondisi emosional orang lain, perasaan yang sama dengan apa yang dirasakan orang lain. Empati adalah
Lebih terperinciPelajaran 04: MENGATASI KECANDUAN (Bagian 2) Memutuskan Mata Rantai 27 Juli 2013
Pelajaran 04: MENGATASI KECANDUAN (Bagian 2) Memutuskan Mata Rantai 27 Juli 2013 Memutuskan mata rantai (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?) Sepulangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi sebagai proses pertukaran simbol verbal dan nonverbal antara pengirim dan penerima untuk merubah tingkah laku kini melingkupi proses yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Simalungun terbagi atas beberapa bagian seperti upacara adat Marhajabuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Etnis Simalungun memiliki kebudayaan yang banyak menghasilkan kesenian daerah dan upacara adat, dan hal tersebut masih dilakukan oleh masyarakat Simalungun sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan
Lebih terperinci2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat memiliki jenis yang beragam. Keanekaragaman jenis kesenian tradisional itu dalam perkembangannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merayakan upacara-upacara yang terkait pada lingkaran kehidupan merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat Karo. Upacara atau perayaan berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, kebudayaan meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Sesuai dengan yang dinyatakan
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA NILAI DAN KRITIK SOSIAL DALAM BUKU ANAK HET BOEK VAN ALLE DINGEN (2004) KARYA GUUS KUIJER SKRIPSI BASTEN GOKKON
UNIVERSITAS INDONESIA NILAI DAN KRITIK SOSIAL DALAM BUKU ANAK HET BOEK VAN ALLE DINGEN (2004) KARYA GUUS KUIJER SKRIPSI BASTEN GOKKON 0806467931 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI BELANDA DEPOK
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG (UU) 1947 Nomer. 40. ) (40/1947) HUKUM DISIPLIN TENTARA. Menyesuaikan peraturan-peraturan Hukum Disiplin Tentara (Staatsblad 1934, No. 168) dengan keadaan sekarang. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam proses penyebarluasan firman Tuhan, pekabaran Injil selalu berlangsung dalam konteks adat-istiadat dan budaya tertentu, seperti halnya Gereja gereja di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan di negara manapun di dunia ini. Kebudayaan apapun dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi tidak ada lagi sekat yang membatasi ruang kebudayaan di negara manapun di dunia ini. Kebudayaan apapun dapat dengan mudah di konsumsi dan di adaptasi
Lebih terperinciBAB II BIOGRAFI BAPAK ROSSUL DAMANIK DALAM KONTEKS BUDAYA SIMALUNGUN DI KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN
BAB II BIOGRAFI BAPAK ROSSUL DAMANIK DALAM KONTEKS BUDAYA SIMALUNGUN DI KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN 2.1 Pengertian Biografi Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
Lebih terperinci-AKTIVITAS-AKTIVITAS
KEHIDUPAN BARU -AKTIVITAS-AKTIVITAS BARU Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Bagaimanakah Saudara Mempergunakan Waktumu? Bila Kegemaran-kegemaran Saudara Berubah Kegemaran-kegemaran Yang Baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang musik tidak akan pernah ada habisnya, karena musik begitu melekat, begitu dekat dengan kehidupan manusia. Musik telah ada sejak sebelum Masehi,
Lebih terperinciBerbahasa dan Bersastr
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Hak Cipta Buku ini dibeli Oleh Departemen Pendidikan Nasional dari Penerbit Usaha Makmur, CV Berbahasa dan Bersastr sastra a Indonesia
Lebih terperinciKarunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati
Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati Kita telah menyelesaikan penelaahan mengenai keempat karunia yang kita sebut karunia pelayanan. Walaupun daftar karunia-dalam Efesus 4
Lebih terperinciK2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH
K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH Wagner-Modified Houts Questionnaire (WMHQ-Ed7) by C. Peter Wagner Charles E. Fuller Institute of Evangelism and Church Growth English offline version: http://bit.ly/spiritualgiftspdf
Lebih terperinciTahun C Pesta Keluarga Kudus : Yesus, Maria, Yusuf LITURGI SABDA. Bacaan Pertama 1 Sam. 1:
1 Tahun C Pesta Keluarga Kudus : Yesus, Maria, Yusuf LITURGI SABDA Bacaan Pertama 1 Sam. 1:20-22. 24-28 Seumur hidupnya Samuel diserahkan kepada Tuhan. Bacaan diambil dari Kitab Pertama Samuel: Setahun
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian A. 1 Perilaku Seks Sebelum Menikah Masalah seksual mungkin sama panjangnya dengan perjalanan hidup manusia, karena kehidupan manusia sendiri tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain rempah-rempah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain rempah-rempah seperti vanili, lada, dan cengkeh. Rempah-rempah ini dapat digunakan sebagai pengawet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, manusia mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, manusia mempunyai banyak kelebihan. Inilah yang disebut potensi positif, yakni suatu potensi yang menentukan eksistensinya,
Lebih terperinciini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam macam budaya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran 2011/2012. Bab 1 ini mencakup latar belakang masalah penelitian,
2 BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab 1 peneliti memaparkan yang menjadi pendahuluan penelitian Studi tentang Register Penyiar Radio sebagai Bahan Pembelajaran Berbicara serta Pelaksanaannya pada Siswa Kelas X
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan memiliki berbagai macam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan memiliki berbagai macam kebudayaan. Kebudayaan merupakan hasil cipta, karya, rasa manusia untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak zaman Mesir kuno bahkan sebelumnya, manusia sudah mengenal seni musik dan seni syair. Keduanya bahkan sering dipadukan menjadi satu untuk satu tujuan
Lebih terperinciUKDW BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang permasalahan. 1) Gambaran umum tentang orang Tionghoa yang ada di Indonesia.
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang permasalahan 1) Gambaran umum tentang orang Tionghoa yang ada di Indonesia. Orang-orang Tionghoa asli sudah datang ke pulau Jawa jauh sebelum kedatangan orang Barat.
Lebih terperinciBuku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24
Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/2014 11:41:24 2 Buku BI 3 (12 des).indd 2 16/12/2014 11:41:25 Bintang berkunjung ke rumah Tante Menik, adik ibunya. Tante Menik seorang wartawati. Rumah Tante Menik kecil,
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PROSESI LAMARAN PADA PERKAWINAN ADAT JAWA (Studi Kasus Di Dukuh Sentulan, Kelurahan Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi
Lebih terperinciKeberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya.
Keberanian Pagi itu di pedesan Kaliurang udara tampak sejuk dan embun pagi mulai pupus. Pada hari pahlawan 10 November tahun dimana kita mengingat perjuangan para pahlawan Indonesia. Ibu Malino sedang
Lebih terperinciTata Upacara Pernikahan Sipil
Tata Upacara Pernikahan Sipil 1 Penyerahan calon mempelai oleh wakil keluarga K Romo yang kami hormati. Atas nama orang tua dan keluarga dari kedua calon mempelai, perkenankanlah kami menyerahkan putra-putri
Lebih terperinciGereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Mengaryakan Pelayanan dan Kesaksian dengan Mewujudkan Kebebasan, Keadilan, Kebenaran dan Kesejahteraan bagi Sesama dan Alam Semesta (LUKAS 4:19) Minggu,
Lebih terperinciSinopsis. Universitas Sumatera Utara
Sinopsis Cerita mengambil latar tempat di Gunung Kidul, Wonosari. Kinanthi, seorang gadis kecil yang amat bersahaja, dimusuhi oleh teman-teman dan lingkungannya. Ia dipergunjingkan penduduk desa dan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan
HALAMAN JUDUL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan pengaruh di kalangan penduduk di Indonesia umumnya (hlm. 213). Tradisi sebagai salah
Lebih terperinci