: Astrina Nadia Wandasari NPM : : Eliza Gustinelly S.S., M.A. NIP : : Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ": Astrina Nadia Wandasari NPM : : Eliza Gustinelly S.S., M.A. NIP : : Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya"

Transkripsi

1

2

3

4 ANALISIS PENGGAMBARAN DISKRIMINASI RAS, ETNIS, DAN KEBANGSAAN BESERTA DAMPAK YANG DITIMBULKAN DALAM TEKS POSTKOLONIAL FAMILIEFEEST KARYA THEODOR HOLMAN Penulis : Astrina Nadia Wandasari NPM : Pembimbing : Eliza Gustinelly S.S., M.A. NIP : Fakultas Program Studi : Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya : Sastra Belanda 1

5 Abstract What happened during the Netherlands colonialism in the Dutch East Indies left deep impression to every side that involved this moment, not only the inferior side but also the superior side. About what that happened on colonial period was told through many media, one of them is through postcolonial literature, Familiefeest by Theodor Holman. Discrimination was clearly and obviously happened on that moment. By using descriptive-synchronic method, the description and the effects of discriminations on Familiefeest were researched and found. On Familifeest was found racial, ethnic, and nationality discriminations that were experienced by the personages that on this story were superior people on colonialism moment. The effects that they experienced weren t simple things because those have correlation with psychological problem and how they faced their future. It changed their character, behavior, and life. They looked negatively about their future and haunted by fear, threat, and shame. Keywords The Dutch East Indies; Postcolonial; Discrimination. Abstraksi Apa yang terjadi pada masa penjajahan Belanda di Hindia Belanda meninggalkan kesan yang begitu dalam bagi setiap pihak yang terlibat, tidak hanya kaum inferior tetapi juga kaum superior. Penceritaan kembali mengenai apa yang terjadi pada masa kolonial dilakukan melalui berbagai media, salah satunya karya sastra postkolonial Familiefeest karya Theodor Holman. Secara jelas dan nyata pasti terjadi diskriminasi pada masa tersebut. Dengan metode penelitian deskriptif-sinkronis, diteliti bagaimana penggambaran diskriminasi yang ditemukan dalam cerita Familiefeest beserta dampak yang dihasilkannya. Melalui cerita ini, ditemukan diskriminasi ras, etnis, dan kebangsaan yang terjadi pada tokoh didalamnya, yang notabene adalah kaum superior pada masa kolonial tersebut, dan dampak yang dialami para tokoh tersebut tidaklah ringan karena menyangkut masalah psikis dan masa depan mereka. Diskriminasi yang mereka alami mengubah sifat, perilaku, dan kehidupan mereka. Mereka memandang negatif akan masa depan dan selalu dihantui oleh rasa takut, terancam, dan malu. Kata Kunci Hindia Belanda; Postkolonial; Diskriminasi. PENDAHULUAN Jejak peninggalan masa kolonial Belanda di Hindia Belanda begitu terasa, baik oleh kaum penjajah atau kaum superior, maupun kaum terjajah atau kaum inferior. Apa yang terjadi pada saat itu terekam jelas dan diceritakan kembali melalui berbagai cara dan media, salah satunya dalam bentuk karya sastra. Karya sastra tersebut dapat berupa cerita, novel, puisi, drama, film, dan lain-lain. Melalui karya sastra, dapat diketahui apa yang terjadi 2

6 pada masa karya tersebut, meskipun terkadang tidak semua yang diceritakan benar dan sempurna adanya karena terdapat beberapa karya yang dibumbui oleh kisah fiktif untuk berbagai tujuan. Begitu pula dengan apa yang terjadi pada masa kolonial Belanda di Hindia Belanda, diceritakan kembali setelah masa kolonial tersebut berlalu / postkolonial dan tentu saja dengan sudut pandang yang berbeda. Gusti Agung Wahyu (2010) menyatakan bahwa postkolonialisme umumnya didefinisikan sebagai teori yang lahir setelah kebanyakan negara-negara terjajah memperoleh kemerdekaannya. Sedangkan kajian dalam bidang kolonialisme mencakup seluruh intekstual nasional. Postkolonialisme sering juga disebut pascakolonial yang merupakan reaksi dari dampak-dampak kolonialisme. Postkolonialisme merupakan bentuk penyadaran dan kritik atas kolonialisme. Postkolonialisme menggabungkan berbagai disiplin keilmuan mulai dari filsafat, cultural studies, politik, bahasa sastra, ilmu sosial, sosiologi, dan feminisme. Postkolonialisme memiliki arti sangat penting, karena mampu mengungkap masalahmasalah tersembunyi yang terkandung di balik kenyataan yang pernah terjadi, dengan beberapa pertimbangan, salah satunya membangkitkan kesadaran bahwa penjajahan bukan semata-mata dalam bentuk fisik, melainkan psikologis. Tidak kalah pentingnya juga bahwa teori postkolonialisme bukan semata-mata teori, melainkan suatu kesadaran itu sendiri, bahwa masih banyak pekerjaan besar yang harus dilakukan, seperti memerangi imperialisme, orientalisme, rasialisme, dan berbagai bentuk hegemoni dan diskriminasi lainnya, baik material maupun spiritual, baik yang berasal dari bangsa asing maupun bangsa sendiri. 1 Secara nyata pasti kita mengetahui bahwa diskriminasi memang benar terjadi yang tentunya memiliki dampak bagi individu yang mengalaminya. Menurut KBBI Online; dis kri mi na si n pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dsb); -- kelamin pembedaan sikap dan perlakuan thd sesama manusia berdasarkan perbedaan jenis kelamin; -- ras anggapan segolongan ras tertentu bahwa rasnya itulah yg paling unggul dibandingkan dng golongan ras lain; rasisme; -- rasial pembedaan sikap dan 1 3

7 perlakuan thd kelompok masyarakat tertentu krn perbedaan warna kulit; -- sosial pembedaan sikap dan perlakuan thd sesama manusia berdasarkan kedudukan sosialnya; 2 Diskriminasi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: 1. Diskriminasi Usia (Age Discrimination) 2. Diskriminasi Bahasa (Language Discrimination) 3. Diskriminasi Kebangsaan (Discrimination on the Basis of Nationality) 4. Diskriminasi Ras dan Etnis(Racial and Ethnic Discrimination) 5. Diskriminasi Gender (Sex, Gender, and Gender-identity Discrimination) 6. Diskriminasi Kerja (Employment Discrimination) 7. Diskriminasi Agama (Religious Discrimination) Dalam artikel ini dibahas penggambaran diskriminasi ras, etnis, dan kebangsaan beserta efek yang ditimbulkan dalam teks postkolonial karya Theodor Holman. Artikel ini berusaha menjawab bagaimana penggambaran diskriminasi ras, etnis, dan kebangsaan beserta efek yang ditimbulkan dalam teks postkolonial Familifeest karya Theodor Holman. TINJAUAN TEORITIS Dalam analisis ini, penulis mencari 2 jenis diskriminasi yang terjadi, yaitu diskriminasi ras dan etnis, dan diskriminasi kebangsaan. Diskriminasi ras dan etnis adalah diskriminasi yang didasari karena adanya perbedaan ras dan etnis (warna kulit) antar masyarakat di suatu tempat. Salah satu pihak merasa ras dan etnisnya lebih dominan dan menganggap ras dan etnis lainnya lebih rendah sehingga terjadilah diskriminasi atas suatu ras atau etnis. Diskriminasi kebangsaan adalah diskriminasi yang didasari oleh kebangsaan atau status warga negara seseorang. Diskriminasi ini terlihat dari tingkat penerimaan dalam sebuah lingkungan yang membedakan perlakuan terhadap anggota warga negara tertentu yang dominan di kelompok tersebut. Dampak dari diskriminasi tidaklah sederhana, meskipun dampak yang dihasikan berbeda tergantung pada individu yang mengalaminya. Ada yang berdampak ringan namun juga ada yang berdampak cukup buruk hingga menyebabkan individu tersebut melakukan kekerasan 2 4

8 dan pelecehen, kehilangan motivasi dan menimbulkan kemarahan, efek merusak, memberontak, hingga menimbulkan depresi. 3 Menurut KBBI Online; dep re si /déprési/ n Psi gangguan jiwa pd seseorang yg ditandai dng perasaan yg merosot (spt muram, sedih, perasaan tertekan); 4 Ada 3 faktor yang menyebabkan depresi, yaitu faktor biologi, faktor genetik, dan faktor psikososial. Yang akan penulis gunakan sebagai teori adalah faktor psikososial dengan teori kognitif yang banyak digunakan sebagai bahan penelitian oleh banyak ahli. Julita Tarigan (2003) mengidentifikasikan 3 pola kognitif utama pada depresi yang disebut sebagai triad kognitif, yaitu : a) Pandangan negatif terhadap masa depan, b) Pandangan negatif terhadap diri sendiri, individu menganggap dirinya tak mampu, bodoh, pemalas, tidak berharga, c) Pandangan negatif terhadap pengalaman hidup. Depresi adalah reaksi seseorang terhadap pengalaman hidup. 5 METODE PENELITIAN Berdasarkan waktu dan jangkauan penelitian, sebuah penelitian karya sastra dapat dibedakan menjadi dua, yaitu deskriptif sinkronis dan diakronis. Dua istilah ini dipopulerkan oleh F. De Sausure melalui Pateda (1990), yang menyebutkan bahwa deskripsi sinkronik hanya digunakan dalam kurun waktu tertentu, sedangkan diakronik melibatkan dua waktu atau lebih secara komparatif. Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah deskriptif sinkronis dimana penulis hanya menganalisis tanpa membandingkan dengan karya lainnyapenggambaran diskriminasi ras, etnis, dan kebangsaan beserta efek yang ditimbulkan dalam teks postkolonial Familiefeest dalam buku Familiefeest karya Theodor Holman yang dirilis tahun Dalam membahas dan menganalisis cerita Familiefeest, penulis menggunakan metode penelitian studi pustaka untuk mengumpulkan data, informasi dan referensi pendukung lainnya yang digunakan dalam analisis cerita tersebut Tarigan, C., Julita Perbedaan Depresi Pada Pasien Dispepsia Fungsional dan Dispepsia Organik. Diakses dalam 5

9 PEMBAHASAN Familiefeest, judul yang begitu unik dan juga ironis karena arti dari kata Familiefeest adalah pesta keluarga namun bercerita tentang kematian ayah Ik (Theo). Ik sebagai verteller menceritakan kisah ayahnya (Pappa) yang adalah seorang Indo Eropa yang lahir dan besar di Hindia Belanda, melanjutkan studi di Belanda dan kemudian kembali ke Hindia Belanda dan bekerja sebagai asisten residen. Pappa tidak lagi bekerja sebagai asisten residen ketika masa penjajahan Belanda di Indonesia sudah berakhir. Ia sempat diasingkan di dalam kamp oleh orang-orang Jepang yang pada saat itu berganti menduduki Indonesia. Ia berusia 34 tahun saat masa penjajahan Belanda berakhir dan saat itulah ia mulai menata kembali kehidupannya, kembali ke Belanda, menetap disana beserta istri dan anak-anaknya, hingga ajal menjemputnya. Meskipun Pappa adalah seorang penjajah karena ia orang Belanda yang bertugas di Hindia Belanda, namun ia juga korban dari penjajahan yang dilakukan Belanda terhadap Indonesia. Perang berakhir saat ia berusia 34 tahun dan saat itulah ia mulai membangun kehidupannya. Ia banyak mengalami diskriminasi dalam hidupnya, mulai dari bangku sekolah hingga pasca perang dan penjajajahan Belanda atas Indonesia. Nooit heb ik ook maar één verhaal gehoord dat hem iets geweigerd vanwege zijn afkomst of zijn kleur. (Racisme heeft hij altijd een moderverschijnsel gevonden, al ergerde hij zich wel aan hetbuigende gedrag van de Nederlanders tegenover de inlanders.) halaman 500 Dalam kutipan tersebut, tampak diskriminasi warna kulit dan kebangsaan, bagaimana Pappa ditolak karena ia berasal dari Hindia Belanda dan warna kulitnya yang coklat. Ia juga menceritakan bagaimana orang Belanda merendahkan kaum pribumi. Ik ben een jaar of negen, tien. Zik loop met mijn vader bij de Munt. Daar had je toen langs de kant van de weg een grote grijze politieverkeerstoren met een luidspreker. Op een gegeven moment gript mijn vader me stevig bij de hand en we steken de Munt over. Onmiddelijk hoor ik vanuit de hemel de ijzingwekkende metalen stem gebieden, Wil die Indische mijnheer met dat keline jongetje terugkeren en bij het stoplicht oversteken! Die Indische mijnheer met dat kleine jongetje! Terugkeren en bij het stoplicht oversteken! Mijn vader rakt mij nog steviger vast en stapt ferm door. Weer die stem: Die 6

10 Indische mejnheer met die grijze jas en die alpinopet op, met dat kleine jongetje! Terugkeren naar het stoplicht! Pap papa, piep ik langs zijn arm naar hem op kijkend, dat zijn wij die agent bedoelt ons pap. Mijn vader loopt gewoon door en zegt tegen mij: Ik ben geen Indische mijnheer. Ik ben Nederlander. Halaman 502 Dalam kutipan ini, tampak sangat jelas diskriminasi yang dilakukan polisi lalu lintas Belanda terhadap Pappa. Saat itu Pappa dan Ik sedang berjalan di de Munt namun mereka tidak menyeberang jalan di tempat yang seharusnya, sehingga polisi memanggil mereka untuk kembali dan menyeberang di lampu lalu lintas. Namun polisi tersebut memanggil Pappa dengan sebutan Indische mijnheer, entah karena warna kulit Pappa yang coklat atau karena Pappa melanggar peraturan maka para polisi tersebut menyebutnya orang Indis karena stereotip buruk orang Belanda terhadap orang Indis pada saat itu. Ini merupakan diskriminasi warna kulit dan kebangsaan. Diskriminasi juga dirasakan oleh teman sejawat Pappa, Wim Schuitemaker. je hebt altijd moeite gehad om hier in Holland te aarden. Dit land had geen horizon, zei je. Die benauwdheid zorgde er vreemd genoeg voor dat jij je terugtrok je sloot alle deuren om je heen, je sloot jezelf op. Je liet niemand meer binnen. Alleen je herinneringen liet je nog binnen herinneringen aan een land dat niet meer bestaat, aan Indië halaman 502 Zus knikte: Een Indishman. Hij had zichzelf opgesloten in dat pension in de Warmoestraat Een rotvent halaman 503 Die Wim was natuurlijk gewoon gek geworden door het kamp, zei Broer. Halaman 503 Wim Schuitemaker adalah seorang Indis yang bertemu dengan Pappa di kamp tempat mereka diasingkan oleh pihak Jepang setelah Jepang mengambil alih kekuasaan atas Indonesia. Schuitemaker merasa depresi dengan diskriminasi yang dilakukan oleh pihak Jepang dengan menempatkannya di kamp pengasingan sehingga merubah dirinya menjadi orang yang tertutup dan mengurung diri. Ia juga mungkin mendapat diskriminasi sebagai orang Indis sehingga ia selalu mengalami kesulitan saat tinggal di Belanda. Depresi yang ia 7

11 hadapi membuatnya memandang negatif masa depan dan pengalaman hidupnya. Bahkan Zus pun secara tidak langsung ikut mendiskriminasikannya dengan menyebutnya een rotvent yang berarti seorang laki-laki brengsek dan een proleet van een man yang berarti laki-laki tidak beradab/tidak sopan. Stereotip yang buruk terhadap orang Indis juga menguasai Zus sehingga ia menganggap Schuitemaker sebagai orang Indis yang brengsek dan tidak beradab. Diskriminasi dalam teks ini juga muncul di halaman 503 yang dilakukan oleh orang Jepang, tampak dalam kutipan berikut: Het Rode Kruis had ons tweehonderd gram rijst gezonden. Daarvan nam de Jap de helft Henk heeft toen uit de keuken een baal rijst gestolen, dat niet voor zichzelf gehouden, maar naar het hospital gebracht Henk werd toen door de Jap zwaar gestraft Orang Jepang mengambil jatah beras orang Belanda yang seharusnya mendapat 200 gram beras namun hanya mendapat setengahnya. Ini merupakan diskriminasi kebangsaan dan ras. Orang Jepang merasa dominan dan berkuasa saat itu sehingga dengan mudahnya mendiskriminasi orang Indis. Efek dari diskriminasi tersebut membuat rekan Pappa, Henk Winsdorp memberontak dan ia mencuri satu karung beras bukan untuk dirinya tetapi ia membawanya ke rumah sakit. Namun pihak Jepang mengetahui hal tersebut dan memberi Henk hukuman berat. Efek dari diskriminasi juga sangat dirasakan Pappa, terlebih saat ia berada di kamp. Keluarga ini tidak pernah membicarakan mengenai hal tersebut, karena hal tersebut meninggalkan sakit yang mendalam bagi keluarga tersebut terlebih lagi bagi Pappa. Sehingga wacana mengenai kamp tidak pernah dibicarakan dan menjadi hal yang tabu dan sensitif di keluarga tersebut. Waarom spreken en spraken we er niet over? Omdat we niemand pijn willen doen,, zei ik. Dat is juist, zei Zus, ik vind praten over he kamp een vorm van onbeschaafdheid. Het is niet fatsoenlijk. Je praat niet over je ziektes, zei Broer. Halaman 505 8

12 Pappa juga mengalami depresi saat ia berusaha untuk bangkit setelah peristiwa perang tersebut dan mencoba menata kembali kehidupannya. wanneer het geluk hem niet deelachtig zou worden, zou dat weer een vernedering zijn. Een vernedering op die vernedering van de oorlog. Dan kon niet. Het verwerken van de oorlog is het niet verweken van fysieke pijn, maar het voorkomen van nieuwe vernederingen. Alle oorlogsslachtoffers proberen de oorlogsbeelden die in hun geëst zijn, in harmonie te brengen met het dagelijks leven. Maar ze weten niet hoe. Wat ze in hun geest zien, is te verschrikkelijk om waar te zijn Ze waren tenslotte bang. Ze hadden angst voor een nieuwe vernedering. Halaman 506 Setiap korban perang adalah korban diskriminasi dan efek yang ditimbulkan sangatlah buruk. Dalam teks dituliskan Pappa selalu dihantui oleh rasa malu dan takut akan penghinaan yang akan diterimanya. Kemudian membuatnya memandang pengalaman hidupnya sebagai sesuatu yang buruk dan negatif. KESIMPULAN Pada masa kolonial hingga masa postkolonial memang banyak terjadi diskriminasi yang dilakukan oleh berbagai pihak. Dalam teks ini pun ditemukan banyak diskriminasi, namun penulis mempersempitnya dengan menganalisis diskriminasi ras, etnis, dan kebangsaan. Setelah menganalisis, menggunakan kacamata postkolonial, bagaimana pandangan postkolonial ini mengkritisi kejadian-kejadian pada masa kolonial, penulis menemukan beberapa diskriminasi ras, etnis, dan kebangsaan, yang dilakukan oleh banyak pihak baik secara eksplisit maupun implisit, yaitu warga negara Belanda terhadap orang Indis dan orang pribumi, polisi Belanda terhadap orang Indis, dan orang Jepang terhadap orang Indis. Pappa sebagai tokoh sentral yang diceritakan kisah hidupnya mengalami banyak diskriminasi. Sebagai seorang warga Negara Belanda namun keturunan Indis, Pappa sering diberi perlakukan berbeda karena warna kulitnya yang coklat dan ia lahir, besar, dan bekerja di Hindia Belanda. Efek daripada diskriminasi tersebut bukanlah hal yang sederhana, bahkan dapat merubah sifat dan perilaku pihak yang terdiskriminasi, seperti rasa takut akan penghinaan, malu, was-was, kehilangan harga diri, kesepian, menutup diri terhadap sekitar, memberontak terhadap kondisi yang ia terima, bahkan depresi yang berakibat memandang negatif terhadap masa depan, dirinya sendiri, dan pengalaman hidupnya. Dalam teks ini, bukan hanya menceritakan diskriminasi yang dialami Pappa, tetapi yang juga dialami oleh 9

13 rekan sejawatnya yaitu Wim Schuitemaker dan Henk Winsdrop. Wim Schuitemaker mengalami diskriminasi sehingga membuatnya depresi memandang pengalaman hidupnya dan berubah menjadi sosok yang tertutup dan memandang negatif masa depannya, Henk Winsdrop juga mengalami diskriminasi saat diasingkan dalam kamp penjajahan Jepang, perlakuan yang diterimanya membuat ia memberontak dan menuntut keadilan. Diskriminasi yang dialami Pappa juga memengaruhi kehidupan Pappa, rasa takut, malu, dan terancam terus meneror kehidupannya hingga meninggal dunia. SARAN Peneliti selanjutnya dapat menganalisis tema yang penulis analisis dengan lebih dalam disertai dengan sumber referensi yang lebih banyak. Selain itu, peneliti lain dapat melanjutkan analisis penulis maupun meneliti tema yang serupa dengan lingkup yang lebih luas. KEPUSTAKAAN Holman, Theodor. (1992). Familifeest. Amsterdam: Nijgh & Van Ditmar Wahyu, Gusti Agung. Postkolonialisme. Filsafat Postkolonialisme. (23 Des. 2012) (24 Des. 2012) (24 Des 2012) Andrade, Sahar. Diversity: Harmful Effects of Discrimination - Part 3. (24 Des. 2012) Tarigan, C., Julita. Perbedaan Depresi Pada Pasien Dispepsia Fungsional dan Dispepsia Organik.. (26 Des. 2012) Van der Pol, Kees. Boekverslag van Familiefeest. (26 Des. 2012) 10

KAJIAN IDENTITAS BUDAYA DALAM FRAGMEN FAMILIEFEEST KARYA THEODOR HOLMAN

KAJIAN IDENTITAS BUDAYA DALAM FRAGMEN FAMILIEFEEST KARYA THEODOR HOLMAN KAJIAN IDENTITAS BUDAYA DALAM FRAGMEN FAMILIEFEEST KARYA THEODOR HOLMAN NADIA HAQ 0906643484 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI BELANDA DEPOK DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis

Lebih terperinci

ANALISIS IDENTITAS BUDAYA DALAM DE VEERTIGSTE DAG KARYA FRANS LOPULALAN

ANALISIS IDENTITAS BUDAYA DALAM DE VEERTIGSTE DAG KARYA FRANS LOPULALAN ANALISIS IDENTITAS BUDAYA DALAM DE VEERTIGSTE DAG KARYA FRANS LOPULALAN Penulis : Rani Dwika Artati NPM : 0906643515 Pembimbing : Mursidah NIP : 0706050099 Fakultas : Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

Lebih terperinci

Pelajaran 1-6 PENGANTAR

Pelajaran 1-6 PENGANTAR Pelajaran 1-6 PENGANTAR Teks-teks Pelajaran 1-6 berasal dari buku yang sama: J. van Goor, De Nederlandse Kolonien, Geschiedenis van de Nederlandse expansie 1600-1975, Den Haag: Sdu Uitgeverij, 1994. Buku

Lebih terperinci

PRONOMINA DALAM BAHASA BELANDA (HET VOORNAAMWOORD) 1 Sugeng Riyanto (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran)

PRONOMINA DALAM BAHASA BELANDA (HET VOORNAAMWOORD) 1 Sugeng Riyanto (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran) PRONOMINA DALAM BAHASA BELANDA (HET VOORNAAMWOORD) 1 Sugeng Riyanto (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran) 1. Pronomina Persona (Kata Ganti Orang) (Het Persoonlijk Voornaamwoord) Objek/di belakang

Lebih terperinci

Terkuak Sejarah Soekarno Tidak Pernah Dibuang ke Boven Digul,

Terkuak Sejarah Soekarno Tidak Pernah Dibuang ke Boven Digul, Terkuak Sejarah Soekarno Tidak Pernah Dibuang ke Boven Digul, Pembodohan Nasional atau Taktik Politikkah? 26 Agustus 2013 21:33:09 http://www.kompasiana.com/108da/terkuak-sejarah-soekarno-tidak-pernah-dibuang-ke-boven-digul-pembodohan-nasional-atau-taktik-politikkah_5520ad358133116c7419fab5

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA KIASAN PUISI DE WOLKEN KARYA MARTINUS NIJHOFF DARI SUDUT PANDANG TOKOH AKU

ANALISIS MAKNA KIASAN PUISI DE WOLKEN KARYA MARTINUS NIJHOFF DARI SUDUT PANDANG TOKOH AKU ANALISIS MAKNA KIASAN PUISI DE WOLKEN KARYA MARTINUS NIJHOFF DARI SUDUT PANDANG TOKOH AKU Imas Nihono Sari Program Studi Belanda, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16424,

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra berfungsi sebagai penuangan ide penulis berdasarkan realita kehidupan atau imajinasi. Selain itu, karya sastra juga dapat diposisikan sebagai dokumentasi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA. Makalah Non-Seminar. Mutiara Aprilliannov. Pembimbing. Dr. Lilie Mundalifah Roosman

UNIVERSITAS INDONESIA. Makalah Non-Seminar. Mutiara Aprilliannov. Pembimbing. Dr. Lilie Mundalifah Roosman UNIVERSITAS INDONESIA Stereotip gender dilihat dari makna denotatif dan konotatif dalam lirik lagu Gers Pardoel Ik neem je mee dan Monique Smit Mijn vriendin Makalah Non-Seminar Mutiara Aprilliannov 1206202671

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan

Lebih terperinci

KALIMAT PASIF DALAM BAHASA BELANDA 1 Sugeng Riyanto (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran)

KALIMAT PASIF DALAM BAHASA BELANDA 1 Sugeng Riyanto (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran) KALIMAT PASIF DALAM BAHASA BELANDA 1 Sugeng Riyanto (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran) Dari berbagai referensi kalimat pasif dalam bahasa Belanda dan juga bahasa Inggris dikuasai anak Belanda

Lebih terperinci

Cerita sang pejuang. Haduuh ayah kenapa aku harus menjual makanan ini sekarang. Aku mau. Aku memberi ikan gurame kepada salah satu ibu-ibu yang sedang

Cerita sang pejuang. Haduuh ayah kenapa aku harus menjual makanan ini sekarang. Aku mau. Aku memberi ikan gurame kepada salah satu ibu-ibu yang sedang Warganegara 1 Kresna Warganegara Rigen pratitisari Bahasa Indonesia 28 Agustus 2012 Cerita sang pejuang Tahun 1936, Desa Malik Haduuh ayah kenapa aku harus menjual makanan ini sekarang. Aku mau bermain

Lebih terperinci

NIET DAN GEEN PENGINGKARAN DALAM BAHASA BELANDA (NEGATIE) 1 Sugeng Riyanto (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran)

NIET DAN GEEN PENGINGKARAN DALAM BAHASA BELANDA (NEGATIE) 1 Sugeng Riyanto (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran) NIET DAN GEEN PENGINGKARAN DALAM BAHASA BELANDA (NEGATIE) 1 Sugeng Riyanto (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran) Pengingkaran kata, frasa, dan klausa/kalimat dalam bahasa Belanda dinyatakan dengan

Lebih terperinci

NAAR NEDERLAND HANDLEIDING

NAAR NEDERLAND HANDLEIDING NAAR NEDERLAND HANDLEIDING Bahasa Indonesia www.naarnederland.nl Bahasa Indonesia 1. Pengantar Sejak 15 Maret 2006 sebagian dari para pendatang baru yang ingin datang ke Belanda untuk jangka panjang dan

Lebih terperinci

2. Koleh Koleh. 1. Ayo Mama

2. Koleh Koleh. 1. Ayo Mama 1. Ayo Mama Ayo, mama jangan mama marah beta, dia cuma, dia cuma cium beta Ayo, mama jangan mama marah beta, 'lah orang muda punya biasa Ayam hitam telurnya putih mencari makan di pinggir kali Sinyo hitam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya sastra. Sastra tidak hanya sekedar bidang ilmu atau bentuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya sastra. Sastra tidak hanya sekedar bidang ilmu atau bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra yang banyak diterbitkan merupakan salah satu bentuk dari berkembangnya sastra. Sastra tidak hanya sekedar bidang ilmu atau bentuk seni, tetapi sastra juga

Lebih terperinci

TEORI PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD

TEORI PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD TEORI PSIKOANALISIS Teori psikoanalisis yang dipakai mengacu pada konsep Sigmund Freud tentang kepribadian. Dalam Koswara (1991:109), Abraham Maslow berpendapat bahwa dalam psikologi terdapat tiga revolusi

Lebih terperinci

KAMUS KECIL INDONESIA - BELANDA; BELANDA - INDONESIA : Dr. Sugeng Riyanto, M.A. Dini Saraswati, S.S.

KAMUS KECIL INDONESIA - BELANDA; BELANDA - INDONESIA : Dr. Sugeng Riyanto, M.A. Dini Saraswati, S.S. KAMUS KECIL INDONESIA - BELANDA; BELANDA - INDONESIA oleh : Dr. Sugeng Riyanto, M.A. Dini Saraswati, S.S. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM PADA SUATU PERSEROAN TERBATAS MENURUT

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM PADA SUATU PERSEROAN TERBATAS MENURUT 53 BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM PADA SUATU PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS A. Analisa Hukum Mengenai Keharusan

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI

Bab II LANDASAN TEORI Bab II LANDASAN TEORI Teori yang digunakan dalam tulisan ini adalah teori Identitas Budaya-dalam kaitannya dengan multikulturalisme dari Stuart Hall.. 2.1 Teori Identitas Budaya dan kaitannya dengan multikulturalisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba.

BAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asa Nonami merupakan seorang novelis terkenal di Jepang, ia lahir pada 19 Agustus 1960 di Tokyo. Asa Nonami adalah penulis cerita fiksi kejahatan dan cerita horor,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah. Meskipun analisis ini dapat dikatakan kurang

Lebih terperinci

KALIMAT DALAM BAHASA BELANDA (DE ZIN) 1 Sugeng Riyanto (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran)

KALIMAT DALAM BAHASA BELANDA (DE ZIN) 1 Sugeng Riyanto (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran) KALIMAT DALAM BAHASA BELANDA (DE ZIN) 1 Sugeng Riyanto (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran) 1. Kalimat Simpleks (De Eenvoudige Zin) Kalimat simpleks (kalimat tunggal) paling sedikit terdiri atas

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1954 TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP ORANG ASING YANG BERADA DI INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1954 TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP ORANG ASING YANG BERADA DI INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1954 TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP ORANG ASING YANG BERADA DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan peraturan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi

BAB IV KESIMPULAN. Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi alur maju serta hubungan kausalitas yang erat. Hal ini terlihat pada peristiwaperistiwa yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra, dalam hal ini novel, ditulis berdasarkan kekayaan pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah diungkapkan oleh Teeuw (1981:

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. (Susetyo, 2010, h. 29), jumlah populasi orang Jawa kira-kira 47. mendominasi di Indonesia berdasarkan jumlah populasinya.

PENDAHULUAN. (Susetyo, 2010, h. 29), jumlah populasi orang Jawa kira-kira 47. mendominasi di Indonesia berdasarkan jumlah populasinya. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etnis Jawa merupakan salah satu etnis yang memiliki populasi terbanyak di Indonesia. Berdasarkan analisis Suryadinata (Susetyo, 2010, h. 29), jumlah populasi orang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 1958 TENTANG PAJAK VERPONDING UNTUK TAHUN-TAHUN 1957 DAN BERIKUTNYA. Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 1958 TENTANG PAJAK VERPONDING UNTUK TAHUN-TAHUN 1957 DAN BERIKUTNYA. Presiden Republik Indonesia, UNDANG-UNDANG NOMOR 72 TAHUN 1958 TENTANG PAJAK VERPONDING UNTUK TAHUN-TAHUN 1957 DAN BERIKUTNYA Presiden Republik Indonesia, Menimbang : a. bahwa oleh karena didalam praktek pemungutan tiap-tiap tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penjajahan pada periode sebelum terjadinya era modernisme menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Penjajahan pada periode sebelum terjadinya era modernisme menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penjajahan pada periode sebelum terjadinya era modernisme menjadi sebuah rekaman bagi bangsa-bangsa yang akan mulai membentuk identitasnya. Berbicara mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN Metode berasal dari bahasa Yunani methodos, yang mengandung makna sebagai cara atau jalan. Berkaitan dengan hal-hal yang ilmiah, maka metode kemudian menyangkut masalah kerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan

Lebih terperinci

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Oleh: Esa Putri Yohana 1 Abstrak Skripsi ini berjudul Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta śāstra, yang berarti teks yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta śāstra, yang berarti teks yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta śāstra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata śās- yang berarti instruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah

Lebih terperinci

REPRESENTASI ETNIS TIONGHOA DALAM NOVEL DIMSUM TERAKHIR. Diajukan Oleh : YOHANNA ILMU KOMUNIKASI

REPRESENTASI ETNIS TIONGHOA DALAM NOVEL DIMSUM TERAKHIR. Diajukan Oleh : YOHANNA ILMU KOMUNIKASI REPRESENTASI ETNIS TIONGHOA DALAM NOVEL DIMSUM TERAKHIR (Studi Analisis Wacana Tentang Representasi Etnis Tionghoa dalam Novel Dimsum Terakhir oleh Clara Ng) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

SEJARAH SEHARUSNYA MENJADI INSPIRASI MEMANFAATKAN PELUANG

SEJARAH SEHARUSNYA MENJADI INSPIRASI MEMANFAATKAN PELUANG Jurnal Sejarah. Vol. 1(1), 2017: 151 156 Pengurus Pusat Masyarakat Sejarawan Indonesia DOI: 10.17510/js.v1i1. 59 SEJARAH SEHARUSNYA MENJADI INSPIRASI MEMANFAATKAN PELUANG Sumber Gambar: Tempo.co Professor

Lebih terperinci

Analisis Ragam Bahasa Remaja Laki-Laki dan Perempuan dalam Novel Remaja Ik ben jouw vriend niet meer karya Peter van Beek. Makalah Non-Seminar

Analisis Ragam Bahasa Remaja Laki-Laki dan Perempuan dalam Novel Remaja Ik ben jouw vriend niet meer karya Peter van Beek. Makalah Non-Seminar UNIVERSITAS INDONESIA Analisis Ragam Bahasa Remaja Laki-Laki dan Perempuan dalam Novel Remaja Ik ben jouw vriend niet meer karya Peter van Beek Makalah Non-Seminar Candra Bayu Salam 1206230145 Pembimbing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh pemerintah Hindia Belanda memang membuka kesempatan banyak bagi pemudapemuda Indonesia

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. yakni Bagaimana struktur novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf? dan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. yakni Bagaimana struktur novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf? dan 324 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melalui tahap analisis, sampailah kita pada bagian simpulan. Simpulan ini akan mencoba menjawab dua pertanyaan besar pada awal penelitian, yakni Bagaimana

Lebih terperinci

PERUBAHAN SIKAP TOKOH SAMSUL BAHRI DALAM NOVEL SITI NURBAYA KARYA MARAH RUSLI (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) ARTIKEL ILMIAH

PERUBAHAN SIKAP TOKOH SAMSUL BAHRI DALAM NOVEL SITI NURBAYA KARYA MARAH RUSLI (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) ARTIKEL ILMIAH PERUBAHAN SIKAP TOKOH SAMSUL BAHRI DALAM NOVEL SITI NURBAYA KARYA MARAH RUSLI (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya terdapat daya kreatif dan daya imajinasi. Kedua kemampuan tersebut sudah melekat pada jiwa

Lebih terperinci

Ambonese woonoorden Barneveld

Ambonese woonoorden Barneveld Ambonese woonoorden Barneveld r B A R N E V E L D RAPPORT VAN C. 23-3.75 Aan : CFO No. : 18.307 Betr.: Ontruiming woonoord te Barneveld. Op 21-2-1973 werd van Hip., GP-Barneveld, het volgende vernomen*

Lebih terperinci

KAJIAN POSTKOLONIALISME DAN KONSTRUKSI MASYARAKAT TERHADAP LGBT (LESBIAN, GAY, BISEKSUAL, TRANSGENDER)

KAJIAN POSTKOLONIALISME DAN KONSTRUKSI MASYARAKAT TERHADAP LGBT (LESBIAN, GAY, BISEKSUAL, TRANSGENDER) KAJIAN POSTKOLONIALISME DAN KONSTRUKSI MASYARAKAT TERHADAP LGBT (LESBIAN, GAY, BISEKSUAL, TRANSGENDER) Definisi Postkolonialisme Mendefinisikan istilah postkolonialisme sama susahnya dengan mendefinisikan

Lebih terperinci

I. A. PERMASALAHAN I. A.

I. A. PERMASALAHAN I. A. BAB I PENDAHULUAN I. A. PERMASALAHAN I. A. 1. Latar Belakang Masalah Dalam bukunya yang berjudul Menyingkap Seksualitas, Anton Konseng menceritakan satu pengalamannya yang menarik terkait dengan seksualitas.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan juga dapat dikatakan sebagai hasil pemikiran manusia tentang penggambaran kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang perjuangan seorang perempuan yang ingin memperjuangkan perempuan lain, agar mendapatkan haknya. Tujuan

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Karena akhir-akhir ini film Jepang mulai kembali menyita perhatian para

Bab 5. Ringkasan. Karena akhir-akhir ini film Jepang mulai kembali menyita perhatian para Bab 5 Ringkasan Karena akhir-akhir ini film Jepang mulai kembali menyita perhatian para penikmatnya dengan konflik-konflik cerita yang semakin unik dan menarik, serta banyak konflik yang bisa diangkat

Lebih terperinci

Ibadah: Ahad Tgl. Djemaat: Introitus (Intochtslied) - Mazmur 25: 1

Ibadah: Ahad Tgl. Djemaat: Introitus (Intochtslied) - Mazmur 25: 1 Ibadah: Ahad Tgl. Djemaat: Introitus (Intochtslied) - Mazmur 25: 1 Aku angkatlah djiwaku kepadamu, El-Ka-fi! harap Dikau, jang Allahku; karna itu djangan bri oleh dia jang setru, aku ini ditjelakan, Jang

Lebih terperinci

PRASANGKA, DISKRIMINASI & STEREOTYPE

PRASANGKA, DISKRIMINASI & STEREOTYPE Modul ke: 09 Setiawati Fakultas Psikologi Psikologi Sosial I PRASANGKA, DISKRIMINASI & STEREOTYPE Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi TUJUAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan

Lebih terperinci

PSIKOLOGI TOKOH MIYUKI DALAM NOVEL IKITEMASU, 15 SAI KARYA MIYUKI INOUE

PSIKOLOGI TOKOH MIYUKI DALAM NOVEL IKITEMASU, 15 SAI KARYA MIYUKI INOUE 1 PSIKOLOGI TOKOH MIYUKI DALAM NOVEL IKITEMASU, 15 SAI KARYA MIYUKI INOUE Tyas Ilmayuni Aimmatu Wicaksono Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Abstract The object

Lebih terperinci

Konstruksi Identitas Budaya tokoh ik dalam cerita Onder de sneeuw een Indisch graf. Makalah. diajukan untuk melengkapi. Persyaratan mencapai gelar

Konstruksi Identitas Budaya tokoh ik dalam cerita Onder de sneeuw een Indisch graf. Makalah. diajukan untuk melengkapi. Persyaratan mencapai gelar Konstruksi Identitas Budaya tokoh ik dalam cerita Onder de sneeuw een Indisch graf Makalah diajukan untuk melengkapi Persyaratan mencapai gelar Sarjana Humaniora Oleh: Prilly R Nathalya NPM : 0906529275

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Perumusan Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Perumusan Masalah 1. Latar belakang dan pertanyaan penelitian Berkembangnya arsitektur jaman kolonial Belanda seiring dengan dibangunnya pemukiman bagi orang-orang eropa yang tinggal

Lebih terperinci

UU 72/1958, PAJAK VERPONDING UNTUK TAHUN TAHUN 1957 DAN BERIKUTNYA *)

UU 72/1958, PAJAK VERPONDING UNTUK TAHUN TAHUN 1957 DAN BERIKUTNYA *) UU 72/1958, PAJAK VERPONDING UNTUK TAHUN TAHUN 1957 DAN BERIKUTNYA *) Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor:72 TAHUN 1958 (72/1958) Tanggal:9 SEPTEMBER 1958 (JAKARTA) Tentang:PAJAK VERPONDING UNTUK TAHUN-TAHUN

Lebih terperinci

tersebut selama berpuluh-puluh tahun. Nilai colorblindness sesungguhnya dapat dibaca melalui Amandemen ke-14 yang disahkan pasca perang sipil, yang

tersebut selama berpuluh-puluh tahun. Nilai colorblindness sesungguhnya dapat dibaca melalui Amandemen ke-14 yang disahkan pasca perang sipil, yang BAB IV PENUTUP Perbudakan terhadap orang kulit hitam di Amerika Serikat merupakan suatu bentuk imperialisme yang dilakukan oleh warga berkulit putih. Pada waktu itu, kaum kulit putih bukan hanya mendominasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

*LGBT. Medic & Psychological View. Dr.Anggia Hapsari, SpKJ

*LGBT. Medic & Psychological View. Dr.Anggia Hapsari, SpKJ *LGBT Medic & Psychological View Dr.Anggia Hapsari, SpKJ APA YANG DIPIKIRKAN ORANG DENGAN LBGT? BAGAIMANA PERGUMULAN MEREKA? *SAKIT / PENYAKIT? *PENYIMPANGAN YANG ILEGAL? *DOSA? *GAYA HIDUP AKHIR JAMAN?

Lebih terperinci

KISI-KISI SEJARAH KELAS XI IPS

KISI-KISI SEJARAH KELAS XI IPS 2.1. Menganalisis Kolonialisme dan Imperialisme Perkembangan Pengaruh Barat di Barat dan Perubahan Merkantilisme dan Ekonomi, dan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat di pada masa Kolonial Demografi, Kapitalisme

Lebih terperinci

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia MEMUTUSKAN

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia MEMUTUSKAN 1 UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1951 TENTANG PENETAPAN UNDANG-UNDANG DARURAT TENTANG PERUBAHAN ORDONANSI PAJAK PERALIHAN 1944, ORDONANSI PAJAK UPAH DAN ORDONANSI PAJAK KEKAYAAN 1932 (UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Yustina Permanawati F 100 050 056 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS STRUKTURAL

BAB II ANALISIS STRUKTURAL 16 BAB II ANALISIS STRUKTURAL Children literature menurut Hunt dalam An Introduction to Children s Literature (1994) adalah sastra yang sederhana, yang ditulis oleh orang dewasa dan ditujukan kepada anak-anak.

Lebih terperinci

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN. Novel Ritournelle de La Faim karya Le Clezio adalah representasi

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN. Novel Ritournelle de La Faim karya Le Clezio adalah representasi BAB III KESIMPULAN DAN SARAN Novel Ritournelle de La Faim karya Le Clezio adalah representasi kehidupan pribadinya. Ia menjadikan pengalaman sang ibu sebagai inspirasi novel. Le Clezio juga memiliki beberapa

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang

Bab 1. Pendahuluan. Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang sebagai negara Asia yang penting. Begitu juga dengan kebudayaannya. Jepang merupakan negara

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL DALAM NOVEL SENANDUNG SABAI: CINTA DAN LUKA KARYA VERA YUANA ARTIKEL ILMIAH

INTERAKSI SOSIAL DALAM NOVEL SENANDUNG SABAI: CINTA DAN LUKA KARYA VERA YUANA ARTIKEL ILMIAH INTERAKSI SOSIAL DALAM NOVEL SENANDUNG SABAI: CINTA DAN LUKA KARYA VERA YUANA ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I) TRINESIA WIDIYA NINGSIH

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ditemukan tujuh novel yang menghadirkan citra guru dan memiliki tokoh guru, baik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ditemukan tujuh novel yang menghadirkan citra guru dan memiliki tokoh guru, baik 347 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam karya sastra Indonesia modern pascaproklamasi kemerdekaan ditemukan tujuh novel yang menghadirkan citra guru dan memiliki tokoh guru, baik sebagai tokoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusiawi dan tidak adil di negerinya sendiri. Gesekan-gesekan sosial akibat

BAB I PENDAHULUAN. manusiawi dan tidak adil di negerinya sendiri. Gesekan-gesekan sosial akibat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama tiga ratus lima puluh tahun, Indonesia dijajah oleh Belanda. Selama itu pula masyarakat Indonesia mengalami perlakuan yang tidak manusiawi dan tidak

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. identik dengan bacaan-bacaan liar dan cabul yang mempunyai corak realisme-sosialis.

BAB IV PENUTUP. identik dengan bacaan-bacaan liar dan cabul yang mempunyai corak realisme-sosialis. BAB IV PENUTUP Kesimpulan Kemunculan karya sastra Indonesia yang mengulas tentang kolonialisme dalam khazanah sastra Indonesia diprediksi sudah ada pada masa sastra Melayu Rendah yang identik dengan bacaan-bacaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi sosial memainkan peran dalam masyarakat individu atau kelompok. Interaksi diperlukan untuk berkomunikasi satu sama lain. Selain itu, masyarakat membutuhkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan 25 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini karya sastra banyak berisi tentang realitas kehidupan sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang percintaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam masyarakat. Kehidupan sosial, kehidupan individu, hingga keadaan psikologi tokoh tergambar

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN Citra Tokoh Utama Perempuan die Kleine sebagai Subordinat dalam Novel RELAX karya Henni von Lange RELAX RELAX

BAB 4 KESIMPULAN Citra Tokoh Utama Perempuan die Kleine sebagai Subordinat dalam Novel RELAX karya Henni von Lange RELAX RELAX BAB 4 KESIMPULAN Berdasarkan teori yang sudah dipaparkan dalam bab dua dan analisis yang telah dilakukan dalam bab tiga, maka kesimpulan dari skripsi yang berjudul Citra Tokoh Utama Perempuan die Kleine

Lebih terperinci

Tata Bahasa Belanda Praktis

Tata Bahasa Belanda Praktis Tata Bahasa Belanda Praktis oleh Yolande Spaans, Yulia Irma Pattopang & Feba Sukmana Leiden - Jakarta 2007 Versi 1.1 Hak Cipta 2007 Yolande Spaans, Yulia Irma Pattopang & Feba Sukmana. Hak cipta dilindungi

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. Studi mengenai etnis Tionghoa dalam penelitian ini berupaya untuk dapat

BAB V. Kesimpulan. Studi mengenai etnis Tionghoa dalam penelitian ini berupaya untuk dapat BAB V Kesimpulan A. Masalah Cina di Indonesia Studi mengenai etnis Tionghoa dalam penelitian ini berupaya untuk dapat melihat Masalah Cina, khususnya identitas Tionghoa, melalui kacamata kultur subjektif

Lebih terperinci

========================================= KTP Pada Zaman Hindia Belanda

========================================= KTP Pada Zaman Hindia Belanda Penyelenggaraan Catatan Sipil pada jaman Pemerintah Hindia Belanda ditangani oleh Lembaga Burgerlijk Stand atau disingkat BS yang artinya Catatan Kependudukan/Lembaga Catatan Sipil. =========================================

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Kedudukan Opsir Cina dalam Pemerintahan Hindia Belanda di Batavia antara Tahun 1910-1942. Bab ini berisi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH KONSEPTUAL. Penelitian tentang perempuan etnis Tionghoa muslim belum

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH KONSEPTUAL. Penelitian tentang perempuan etnis Tionghoa muslim belum BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH KONSEPTUAL 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang perempuan etnis Tionghoa muslim belum pernah ditulis di penelitian-penelitian di Kajian Wanita Universitas Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini film dan kebudayaan telah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Film pada dasarnya dapat mewakili kehidupan sosial dan budaya masyarakat tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani kehidupannya selalu dihadapkan pada berbagai persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya terbatas pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud atau hasil dari daya imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi atau dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil karya cipta manusia yang mengandung daya imajinasi dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Menurut Wellek dan Warren (1993:14) bahasa

Lebih terperinci

Kepada yang terhormat orang tua-tua, saudara-saudari, anak2 Beilohy Amalatu,

Kepada yang terhormat orang tua-tua, saudara-saudari, anak2 Beilohy Amalatu, Secretariaat: Vrijhof 4, 5301 ZL Zaltbommel secretariaat@paban.nl www.paban.nl No : Paban/15102014/031/Penulis Pokok : Perayaan Natal Beilohy Amalatu Zaltbommel, 15 Oktober 2014 Kepada yang terhormat orang

Lebih terperinci

KEPRIBADIAN SUAMI DALAM PERSPEKTIF ISLAM PADA KUMPULAN CERPEN CATATAN HATI SEORANG ISTRI KARYA ASMA NADIA, DKK (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA)

KEPRIBADIAN SUAMI DALAM PERSPEKTIF ISLAM PADA KUMPULAN CERPEN CATATAN HATI SEORANG ISTRI KARYA ASMA NADIA, DKK (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) KEPRIBADIAN SUAMI DALAM PERSPEKTIF ISLAM PADA KUMPULAN CERPEN CATATAN HATI SEORANG ISTRI KARYA ASMA NADIA, DKK (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab lima ini peneliti memaparkan beberapa kesimpulan mengenai analisis nilai patriarkal dan ketidaksetaraan gender dalam roman L Enfant de sable karya Tahar Ben Jelloun

Lebih terperinci

CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2012 MAIDS' RESISTANCE THROUGH THE BOOK TO EQUALIZE THE RIGHTS AS POTRAYED IN "THE HELP" MOVIE (2011)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil imajinasi yang memiliki unsur estetis dan dituangkan ke dalam bentuk tulisan dengan media bahasa. Karya sastra sendiri dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi laki-laki sebagai pemilik otoritas lebih tinggi daripada perempuan. Karena laki-laki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (1994:10) Sastra juga sebagai pengungkapan baku dari apa yang telah disaksikan

BAB I PENDAHULUAN. (1994:10) Sastra juga sebagai pengungkapan baku dari apa yang telah disaksikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sastra adalah ungkapan pribadi manusia, yang berupa pengalaman, perasaan, pemikiran, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Dokter-Djawa diadakan di Dokter-Djawa School yang berdiri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Dokter-Djawa diadakan di Dokter-Djawa School yang berdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Dokter-Djawa diadakan di Dokter-Djawa School yang berdiri pada 1849 di Weltevreden, Batavia. Sekolah ini selanjutnya mengalami berbagai perubahan kurikulum.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga menimbulkan beberapa macam penyakit dari mulai penyakit dengan kategori ringan sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN FRASE VERBA DALAM BAHASA INDONESIA DENGAN FRASE VERBA DALAM BAHASA BELANDA: SEBUAH KAJIAN ANALISIS KONTRASTIF

PERBANDINGAN FRASE VERBA DALAM BAHASA INDONESIA DENGAN FRASE VERBA DALAM BAHASA BELANDA: SEBUAH KAJIAN ANALISIS KONTRASTIF PERBANDINGAN FRASE VERBA DALAM BAHASA INDONESIA DENGAN FRASE VERBA DALAM BAHASA BELANDA: SEBUAH KAJIAN ANALISIS KONTRASTIF Semadi, Yoga Putra 1, Suandi, I Nengah 2, Putrayasa, Ida Bagus 3 1,2,3 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan menjadi salah satu objek pembahasan yang menarik di dalam karya sastra. Perempuan bahkan terkadang menjadi ikon nilai komersil penjualan karya sastra. Hal

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG (UU) 1947 Nomer. 40. ) (40/1947) HUKUM DISIPLIN TENTARA. Menyesuaikan peraturan-peraturan Hukum Disiplin Tentara (Staatsblad 1934, No. 168) dengan keadaan sekarang. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semua bangsa di dunia memiliki cerita rakyat. Cerita rakyat adalah jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semua bangsa di dunia memiliki cerita rakyat. Cerita rakyat adalah jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua bangsa di dunia memiliki cerita rakyat. Cerita rakyat adalah jenis sastra oral, berbentuk kisah-kisah yang mengandalkan kerja ingatan, dan diwariskan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai karya sastra, novel muncul sebagai sebuah representasi atau pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam

Lebih terperinci