IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di lahan kering terbuka timur Greenhouse C Fakultas Pertanian UNS dengan ketinggian 95 meter dpl, pada koordinat 7º LS dan 110º BT. penelitian dilakukan bulan September 2014 hingga Mei Pembuatan media tanam dari balok kayu dengan panjang dan lebar 1 meter dengan tinggi 60 cm. Rumput Zoysia japonica ditanam pada awal September dan hingga Mei 2015 dengan saat November hingga Maret 2015 curah hujan menjadi tinggi sehingga perlakuan penyiraman dihentikan jika turun hujan. Aplikasi penambahan bahan organik bersumber dari kompos. Balok kayu diletakkan sesuai denah perlakuan. Pada dasar balok, diisi kerikil sebagai pondasi media setebal 25 cm, sedangkan pada media diatasnya terdapat pasir kasar setebal 5 cm. Pada permukaan balok hingga kedalaman 30 cm atau diatas media pasir kasar merupakan media perlakuan yang dipelajari pada penelitian ini. Media pada permukaan balok hingga kedalaman 30 cm berisi campuran perbandingan B. Karakteristik Media Tanam Pasir, Tanah alfisol, Kompos Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman bisa diidentifikasi beberapa hal seperti tekstur tanah, kapasitas tukar kation, kadar lengas, ph dan daya hantar listrik media tanam. Karakteristik media tanam ini dibagi menjadi 2 yaitu media tanam awal serta media tanam komposisi pasir, tanah alfisol, dan kompos. 1. Media Tanam Awal Media tanam awal merupakan analisis yang dilakukan pada karakteristik sifat fisika dan kimia tanah sebelum perlakuan pada penelitian. a. Sifat Fisika Awal i

2 Sifat fisik tanah merupakan proses fisik yang terjadi dalam tanah yang meliputi materi tanah dan mekanismenya seperti sifat tekstur tanah dan kadar lengas pada tanah awal, hal tersebut disajikan pada tabel 1 ini: Tabel 1. Analisis fisika media tanam awal Media awal Tekstur tanah Klei debu pasir Kelas Tekstur Kadar Lengas Alfisols 75,78 21,14 3,07 Clay 4,64 Pasir 7,76 7,76 84,46 Loamy sand 0,31 Tekstur tanah alfisol tertinggi pada klei yaitu 75,78%, debu 21,14% dan pasir 3,07%. Teksur tanah alfisol bersifat liat (klei) yang tertimbun di horizon bawah, klei dari horizon atas yang tercuci bersama gerakan air dan tersimpan pada horizon bawah yang merupakan tempat tanah alfisol (Foth 1994) sedangkan pada media pasir tidak 100% pasir dan ditemukan klei dan debu pada jumlah yang sama yaitu 7,76% serta kandungan pasir mendominasi pada 84,46%. Media pasir merupakan media yang memiliki pori makro sehingga memudahkan akar tanaman untuk tumbuh dan penetrasi ke dalam media, namun air menjadi tidak mudah terjebak karena cepat lolos akibat sifat pasir yang porous (Turgeon 2004). b. Sifat Kimia Awal Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh sifat kesuburan kimia. Kesuburan kimia berperan dalam menentukan dan menjelaskan reaksireaksi kimia yang menyangkut dalam masalah- masalah ketersediaan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman yaitu kapasitas tukar kation, reaksi ph, dan daya hantar listrik yang ditunjukkan pada tabel 2 ini: Tabel 2. Analisis tanah alfisol awal Nilai Media KTK (Meq/100 gr) ph DHL (ms/cm) ii

3 Alfisol 8,58 5,65 0,122 Pasir 3,8 6,6 0,292 Pada analisis tanah awal media, nilai kapastias tukar kation yang merupakan kemampuan tanah untuk menahan dan mempertukarkan kationkation tersebut. pada alfisol lebih tinggi dibandingkan pasir yaitu 8,5 dan 3,8 ini dikarenakan tanah alfisol memiliki kandungan liat tinggi serta belum mengalami pelapukan yang berbahan induk karbonat sehingga aktivitas kation lebih aktif dengan koloid tanah lapang. Tanah-tanah yang tua seperti tanah Alfisol mempunyai KTK rendah karena koloidnya banyak terdiri dan seskuioksida. Besarnya KTK digunakan sebagai penciri untuk klasifikasi tanah misalnya Alfisol harus mempunyai KTK < 16 Meq/100 gram (Hardjowigeno 2003). Hal ini dapat terjadi karena keterkaitan dengan ph, tanah alfisol memiliki ph yang pada kisaran netral (5,6 sampai 7), ion H + yang tdak mendominasi dalam tanah dapat terurai karena alfisol rata-rata merupakan tanah yang berada pada horison argilik ( horison B) yang berada pada iklim tropis (Hardjowigeno 1993) sehingga dapat mengalami pencucian, dan kandungan koloid tanah menjadi lebih seimbang yang ada pada tanah awal. Daya hantar listrik pada alfisol 0,122 ms/cm serta pasir 0,292 ms/cm sedangkan menurut (Follet et al 1981) bahwa daya hantar listrik pada nilai 0 sampai 2 ms/cm tidak berpotensi racun garam pada tanaman, hal ini menunjukkan bahwa kadar garam yang ada pada media tanah awal dapat diabaikan karena tidak meracuni tanaman. 2. Media Tanam Komposisi campuran Pasir, Tanah Alfisol, dan Kompos Media tanam komposisi campuran pasir, tanah alfisol, dan kompos merupakan objek penelitian yang dilakukan di lapangan dan analisis di laboratorium. Sifat yang dianalisis dari media tanam tersebut yaitu sifat fisika tanah media dan sifat kimia tanah media. iii

4 a. Sifat Fisika Media Tanam campuran Pasir, Tanah Alfisol, dan Kompos Sifat fisika media tanam komposisi pasir, tanah alfisol dan kompos yang dianalisis yaitu tekstur tanah media, permeabilitas media tanam, berat volume, berat jenis, sebaran partikel, dan kadar lengas media tanam. a.1. Tekstur tanah Tekstur tanah, biasa juga disebut besar butir tanah, termasuk salah satu sifat tanah yang paling sering ditetapkan. Hal ini disebabkan karena tekstur tanah berhubungan erat dengan pergerakan air dan zat terlarut, udara, pergerakan panas, berat volume tanah, luas permukaan spesifik ( specific surface), kemudahan tanah memadat (compressibility), dan lain-lain (Hillel 1982). Dibawah ini merupakan tabel 3 yang menunjukkan nilai tekstur tanah pada beberapa media tanam pasir, alfisol, dan kompos: Tabel 3. Tekstur pada media tanam campuran pasir, alfisol, dan kompos Komposisi media Klei Debu Pasir (%) Tekstur Tanah P90 : T0 : K10 3,99 ± 1,65 a 7,36 ± 1,90 a 88,64 ± 0,64 a Loamy Sand P80 : T20 : K0 5,04 ± 1,73 a 18,45 ± 6,54 ab 76,50 ± 8,28 a Loamy sand P80 : T15 : K5 10,38 ± 0,79 a P80 : T10 : K10 6,71 ± 1,11 a 15,26 ± 3,96 ab 71,71 ± 15,77 a Sandy Loam 29,55 ± 11,06 b 63,73 ± 12,04 a Sandy Loam P70 : T25 : K5 9,02 ± 1,53 a 27,34 ± 2,36 ab 63,62 ± 3,76 a Sandy Loam P90 : T5 : K5 2,00 ± 0,40 a 33,94 ± 0,86 b 64,17 ± 0,84 a Sandy Loam Keterangan: tekstur Angka rerata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf 5%. Hasil uji laboratorium metode pemipetan yang menunjukkan pada beberapa perbandingan media merupakan tekstur tanah sandy loam atau iv

5 pasir bergeluh pada perlakuan P90 : T0 : K10 sebagai kontrol, tekstur media mengandung 88,64 % pasir serta total kandungan klei kurang dari 10% dan sandy loam pada semua perlakuan non-kontrol karena kandungan pasir berada pada angka diatas 60% dan debu pada 15 30%. Perlakuan P80 : T15 : K5 menghasilkan fraksi klei tertinggi yaitu 14,91%. Perlakuan P90 : T5 : K5 menghasilkan fraksi debu terbaik senilai 33,94 %. Hal ini menunjukkan bahwa pada teksur beberapa perbandingan media campuran pasir, tanah alfisol dan kompos tidak mengubah golongan tekstur tanah. a.2. Permeabilitas Permeabilitas yaitu sifat yang menyatakan laju pergerakan suatu zat cair melalui suatu media yang berpori-pori makro maupun mikro baik didaerah vertikal maupun horizontal (Braddy 1982). Data nilai permeabilitas ditunjukkan pada tabel dibawah ini: Tabel. 4. Permeabilitas media tanam campuran pasir, alfisol, dan kompos Komposisi media U1 U2 U3 Permeabilitas (cm/jam) P90 : T0 : K10 15,07 15,04 15,07 15,06 b P80 : T20 : K0 15,28 15,59 6,72 12,53 ab P80 : T15 : K5 12,22 13,75 13,75 13,24 b P80 : T10 : K10 26,90 18,34 25,07 23,43 c P70 : T25 : K5 7,64 3,05 9,17 6,62 a P90 : T5 : K5 21,40 22,92 29,04 24,45 c v

6 Keterangan: permeabilitas Angka rerata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf 5%. Pada perlakuan P70 : T25 : K5 menunjukkan nilai permeabilitas paling rendah yaitu 6,62 sedangkan pada perlakuan P90 : T5 : K5 menunjukkan nilai permeabilitas tertinggi yaitu 24,45. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi tanah yang berimbang dengan kompos pada perlakuan P90 : T5 : K5 memudahkan permeabilitas media pada gerakan air. Hal ini bisa terkait tekstur media, apabila tekstur tanah kasar atau berpasir, maka permeabilitas akan cepat. Tetapi apabila tekstur tanah seperti alfisol maka permeabilitas akan lambat. Promosi perkembangan akar, yang dapat meningkatkan efisiensi air dan serapan hara dari tanah, stabilisasi struktur tanah, yang meningkatkan permeabilitas tanah dan infiltrasi air ke tanah (Prasad 2016). a.3. Berat volume Berat volume menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah, dan indikator kepadatan tanah, jika nilainya makin besar berarti makin sulit bagi akar tanaman untuk tumbuh mencari hara atau air, berikut tabel 5 yang menunjukkan berat volume media pasir, alfisols, dan kompos: Tabel 5. berat volume media tanam campuran pasir, alfisol, dan kompos Komposisi media U1 U2 U3 Berat volume Media (gr/cm 3 ) P90 : T0 : K10 1,12 1,34 1,25 1,24 a P80 : T20 : K0 1,58 0,92 2,24 1,58 a P80 : T15 : K5 1,84 1,09 1,28 1,41 a P80 : T10 : K10 1,45 1,02 2,25 1,57 a P70 : T25 : K5 2,50 1,10 1,08 1,56 a P90 : T5 : K5 0,81 0,71 2,33 1,28 a Keterangan: berat volume Angka rerata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda vi

7 nyata pada uji Duncan taraf 5%. Pada tabel 5. menunjukkan bahwa aplikasi perbandingan media pasir, alfisol, dan kompos menunjukkan angka rerata yang beragam, dari 1,24 hingga 1,58 gr/cm 3 ini dikarenakan gabungan dari perbandingan komposisi tiga media. Nilai berat volume pada pasir berkisar pada 1,3 1,7 gr/cm 3 (Kurnia 2006) sedangkan tanah-tanah mineral seperti alfisol memiliki berat volume 1,0 1,6 gr/cm 3 dan bahan organik seperti kompos memiliki berat volume paling kecil pada kisaran 0,1 0,9 gr/cm 3 (Hardjowigeno 2003), namun pada setiap perlakuan yang berbeda mengalami hasil berat volume yang sama, karena salah satunya peran akar satu tanaman yang sama mengubah berat volume media menjadi sama dan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan pada media. Hasil berat volume media komposisi media diatas angka. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Agus et al., 2006) bahwa Berat volume tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang paling sering ditentukan, karena keterkaitannya yang erat dengan kemudahan penetrasi akar di dalam tanah, drainase dan aerasi tanah, serta sifat fisik tanah lainnya. Seperti sifat tanah yang lainnya, berat volume mempunyai variabilitas spasial (ruang) dan temporal (waktu). Nilai berat volume, bervariasi antara satu titik dengan titik yang lain disebabkan oleh variasi kandungan bahan organik, tekstur tanah, kedalaman perakaran, struktur tanah, jenis fauna, dan lain-lain. Nilai bv sangat dipengaruhi oleh pengelolaan yang dilakukan terhadap tanah. a.4. Berat jenis Berat jenis merupakan Perbandingan masa total dari partikel padatan dengan total volume tidak termasuk ruang pori diantara partikel, berat tanah kering per satuan volume partikel partikel padatan tanah. Dibawah ini merupakan tabel berat jenis media pasir, alfisols, dan kompos: Tabel 6. berat jenis media tanam pasir, alfisol, dan kompos vii

8 Komposisi media U1 U2 U3 Berat jenis (gr/cm 3 ) P90 : T0 : K10 1,15 1,85 2,07 1,69 a P80 : T20 : K0 3,35 2,60 2,09 2,62 a P80 : T15 : K5 1,46 4,46 1,94 1,82 a P80 : T10 : K10 2,32 2,01 2,21 2,18 a P70 : T25 : K5 4,33 2,85 2,23 3,14 a P90 : T5 : K5 1, ,31 1,93 a Keterangan: Berat jenis dan berat volume Angka rerata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf 5%. Berat jenis tanah pada setiap perlakuan memiliki hasil yang tidakberbeda. Pada perlakuan P70 : T25 : K5 berat jenisnya sebesar 3,14 memiliki hasil signifikan karena perlakuan tersebut dipengaruhi tekstur tanah alfisol dan pasir 25% dan 70% yang mengubah berat jenis menjadi lebih besar serta dipengaruhi kompos yang hanya 5% dari campuran media. Menurut Hanifah (2005) b eberapa faktor yang mempengaruhi particle density (penetapan berat jenis) yaitu tekstur tanah dapat diartikan sebagai penampilan visual suatu tanah berdasarkan komposisi kualitatif dari ukuran butiran tanah dalam suatu massa tanah tertentu. Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah. Bahan organik biasanya berasal dari proses pelapukan batuan atau pemupukan. Bahan organik komposisinya di dalam tanah memang sedikit yaitu berkisar 3-5% tapi pengaruhnya sangat besar terhadap perubahan sifat-sifat tanah. Bahan organik tanah terdiri atas bahan organik kasar dan organik halus. Berat jenis lebih daripada berat volume karena berat jenis merupakan massa total benda tanpa ruang pori udara, sedangkan berat volume menggunakan ruang pori sehingga menghasilkan angka yang lebih kecil. a.5. Sebaran ukuran partikel Sebaran ukuran butiran adalah penentuan persentase berat butiran pada satu unit saringan, Grafik yang disajikan yaitu ukuran diameter lubang viii

9 tertentu berbanding jumlah partikel. Tabel 7 berikut menunjukkan distribusi partikel pada media tanam campuran pasir, tanah alfisol, dan kompos: Perlakuan Tabel 7. Ukuran partikel dengan menggunakan saringan bertumpuk media tanam campuran pasir, alfisol, dan kompos Tingkatan saringan 2,00 3,4 mm 1,00 2,00 mm 0,50 1,00 mm 0,25 0,50 mm 0,15 0,25 mm 0,05 0,15 mm Nilai pada Setiap Perlakuan (%) P90 : T0 : K10 18,40 ± 2,57 a 27,06 ± 2,18 b 21,85 ± 1,24 b 10,65 ± 0,14 b 15,44 ± 0,92 b 6,57 ± 0,60 c P80 : T20 : K0 48,15 ± 2,51 b 23,46 ± 1,21 ab 12,01 ± 0,37 a 5,39 ± 0,24 a 7,53 ± 0,62 a 3,43 ± 0,43 a P80 : T15 : K5 47,53 ± 2,81 b 20,59 ± 0,48 a 11,71 ± 1,34 a 6,06 ± 0,93 a 9,58 ± 0,79 a 4,50 ± 0,31 ab P80 : T10 : K10 45,34 ± 5,52 b 21,73 ± 1,78 a 11,17 ± 1,94 a 5,94 ± 1,24 a 10,18 ± 2,22 a 5,62 ± 0,84 bc P70 : T25 : K5 48,91 ± 4,67 b 23,13 ± 1,75 ab 11,11 ± 2,37 a 5,30 ± 1,24 a 7,32 ± 1,61 a 4,21 ± 0,56 ab P90 : T5 : K5 42,23 ± 0,87 b 21,10 ± 0,45 a 13,97 ± 0,76 a 7,01 ± 0,01 a 10,86 ± 0,11 a 4,80 ± 0,36 abc Keterangan: Ukuran partikel, Angka rerata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf 5%. Grafik 1. Sebaran berat dan ukuran partikel media tanam campuran pasir, tanah alfisol, kompos berat partikel (gram) ,25 0,5 0,75 1 1,25 1,5 1,75 2 Diamater partikel (mm) P90 : T0 : K10 P80 : T20 : K0 P80 : T15 : K5 P80 : T10 : K10 P70 : T25 : K5 P90 : T5 : K5 ix

10 Hasil perhitungan dan analisis sebaran ukuran partikel pasir ditunjukkan dari grafik 1 bahwa pasir pada perlakuan kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah Very Coarse Sand yang mengacu pada (Mary 2006). Hal tersebut dikarenakan partikel pasir pada ukuran 1,00 2,00 menghasilkan angka paling tinggi dibandingkan tingkat ukuran diameter lainnya. Sedangkan pada perlakuan P80 :T20 : K0 hingga P90 : T5 : K5 termasuk golongan Fine gravel karena partikel terbanyak muncul pada ukuran 2,00 3,40. Semua perlakuan hampir memiliki angka yang sama daripada kontrol karena pada media telah ditambahkan tanah alfisol dan kompos sedangkan P80 :T20 : K0 dan P70 : T25 : K5 memiliki angka yang tinggi yaitu 48 karena memiliki perbandingan media alfisol yang tinggi yaitu 25% dan 20%. Menurut (Head 1992) Grafik gradasi partikel menunjukkan bahwa perbandingan media yang ditentukan baik ( wellgraded particle distribution) pada semua perlakuan komposis media yang mengandung tanah alfisols relatif lurus dan memanjang yang berarti rentang partikel luas, partikel berukuran besar memiliki jumlah yang tinggi sedangkan partikel yang halus memiliki jumlah yang paling sedikit dan menunjukkan gradasi yang seimbang seragam ( uniform particle distribution) pada perlakuan P90 : T0 :K10 karena media dominasi pasir dan sedikit kompos menyebakan grafik membentuk kurva tren yang melengkung. a.6. Kadar Lengas Kadar lengas tanah merupakan kandungan air di dalam pori tanah. Kadar lengas media tanam pasir, alfisols, dan kompos disajikan pada tabel 8 berikut ini: Tabel 8. Kadar Lengas pada media campuran pasir, alfisol, dan kompos Komposisi media Oktober November Desember Februari Maret April Mei P90 : T0 : K10 21,65 ± 0,26 a 20,89 ± 0,9 a 18,12 ± 2,03 a 17,80 ± 0,31 a 20,63 ± 0,56 a 19,35 ± 0,22 a 19,27 ± 0,01 a x

11 P80 : T20 : K0 22,07 ± 0,61 ab 25,89 ± 1,93 ab 20,58 ± 3,39 ab 23,02 ± 0,33 c 26,01 ± 2,07 ab 26,01 ± 0,77 bc 29,56 ± 2,13 b P80 : T15 : K5 22,92 ± 0,98 ab 26,23 ± 2,42 ab 25,67 ± 3,53 ab 22,50 ± 0,11 bc 26,25 ± 1,36 ab 25,30 ± 1,63 b 26,88 ±1,25 b P80 : T10 : K10 25,43 ± 2,06 ab 28,97 ± 2,32 b 28,37 ± 3,12 bc 22,27 ± 0,61 bc 30,14 ± 1,92 b 26,22 ± 1,62 b 23,55 ± 0,25 ab P70 : T25 : K5 29,63 ± 4,53 b 36,07 ± 2,56 c 35,79 ± 3,47 c 30,76 ± 0,52 d 41,25 ± 1,79 c 31,10 ± 1,34 c 27,1 ± 2,61 b P90 : T5 : K5 25,9 ± 2,39 ab 23,07 ± 0,75 ab 22,84 ± 1,35 ab 21,61 ± 0,27 b 21,54 ± 2,24 a 25,87 ± 2,28 b 26,72 ± 2,1 b Keterangan: Kadar lengas media rerata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf 5%. Kadar Lengas hasil penelitian terkait uji water holding capacity (Lampiran 1) menunjukkan selama 7 bulan pengamatan, perlakuan P70 : T25 :K5 mampu menahan air dalam media tanam paling banyak setelah penyiraman hingga 3 hari setelah siram. Pelakuan tersebut dapat menahan air lebih dari 3 hari dikarenakan perlakuan P70 : T25 : K5 mengandung tanah alfisol paling banyak sebanyak 25% dari media, menurut Notohadiprawiro et al (2006) kadar lengas tanah alfisol bisa mencapai 35% akibat pencucian mineral dan klei pada tanah alfisol ini sehingga mampu menahan air dengan baik. Pada tabel diatas menunjukkan kondisi kadar lengas media tanam pasir, alfisols, dan kompos pada lahan terbuka selama 7 bulan. Pada bulan Oktober perlakuan kontrol P90 : T0 : K10 menunjukkan angka terendah 21,65 ± 0,26 yang berarti pada perlakuan tersebut terjadi kehilangan air terbanyak. USDA (2005) mengatakan bahwa daya ikat air ditentukan oleh tekstur, struktur tanah mineral yang tinggi dan jumlah bahan organik. Hal ini terbukti karena perlakuan P70 : T25 : K5 mengandung komposisi tanah alfisol yang merupakan tanah mineral paling besar. b. Sifat Kimia Media Tanam Pasir, Tanah Alfisol, dan Kompos Sifat kimia media tanam komposisi pasir, tanah alfisol dan kompos yang dianalisis yaitu kapasitas tukar kation media tanam, reaksi ph, Daya hantar listrik, dan kadar bahan organik media tanam. b.1. Kapasitas Tukar Kation xi

12 KTK merupakan jumlah total kation yang dapat dipertukarkan (cation exchangable) pada permukaan koloid yang bermuatan negatif pada tabel berikut: Tabel.9 KTK media tanam campuran pasir, alfisol, dan kompos Komposisi media U1 U2 U3 KTK (meq/100gr) P90 : T0 : K10 21,44 20,00 19,6 20,34 a P80 : T20 : K0 17,6 19,6 24,8 20,67 a P80 : T15 : K5 24,00 20,4 20,00 21,46 a P80 : T10 : K10 16,40 24,00 23,20 21,20 a P70 : T25 : K5 21,20 28,00 25,20 24,80 a P90 : T5 : K5 22,8 23,20 22,00 22,67 a Keterangan: Kapasitas Tukar Kation Angka rerata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf 5%. Aplikasi perbandingan yang berbeda pada setiap perlakuan media tanam memberikan hasil yang sama dikarenakan pengaruh hujan pada awal penanaman sehingga pertumbuhan tanaman menjadi merata pada setiap perlakuan. Pada perlakuan P70 : T25 : K5 sedikit memiliki perbedaan pada angka lebih tinggi dari perlakuan yang lain dikarenakan pada perlakuan P70 : T25 : K5 memiliki bandingan tanah alfisol yang paling besar,namun setiap perbandingan media tanam tidak mengubah nilai kapasitas tukar kation sehingga hasil tidak beda nyata. Beberapa tanah menunjukkan KTK rendah pada ph lapangan (ph rendah) tetapi tinggi pada ph tinggi dan pada media tanah alfisol memiliki KTK meq/100 gr (Hakim et al 1986). Hal ini disebabkan karena perbedaan daya reaksikationkation dengan koloid tanah yang ada apakah kolid-koloid tersebut berupa mineral liat kristalin, hidroksida, senyawa amorf atau bahan organik (Hardjowigeno 1985). xii

13 b.2. Reaksi ph reaksi ph tanah ialah sifat keasaman dan kebasaan dari tanah, sehingga dikenal ada tiga reaksi tanah yaitu asam, netral dan basa. Di bawah ini adalah tabel ph media pasir, alfisols, dan kompos: Tabel. 10. Nilai ph media tanam campuran pasir, alfisol, dan kompos Komposisi media U1 U2 U3 ph P90 : T0 : K10 6,25 7,02 6,15 6,47 a P80 : T20 : K0 6,52 6,45 6,17 6,38 a P80 : T15 : K5 6,11 6,44 6,18 6,24 a P80 : T10 : K10 6,43 6,51 6,32 6,42 a P70 : T25 : K5 6,28 6,34 6,28 6,30 a P90 : T5 : K ,10 6,14 6,16 a Keterangan: NIlai ph Angka rerata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf 5%. Nilai ph dan kapasitas tukar dipengaruhi dari kompos kandungan kompos tertinggi hanya pada perlakuan P80 : T10 : K10 yaitu 10% dari perbandingan total media tanam mengakibatkan kadar bahan organiknya menjadi sedikit. ph tanah merupakan sifat kimia yang penting karena mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tanaman dan aktivitas mikroorganisme tanah. ph ideal untuk jenis rumput Zoysia japonica yaitu 5,5 7,0 (Terashima 2007). Kapasitas tukar kation tanah yang memiliki banyak muatan tergantung ph dapat berubah-ubah dengan perubahan ph. Keadaan tanah yang masam menyebabkan tanah kehilangan kapasitas tukar kation dan kemampuan menyimpan hara kation dalam bentuk dapat tukar, karena perkembangan muatan positif. Kapasitas tukar kation kaolinit menjadi sangat berkurang karena perubahan ph dari 8 menjadi 5,5. KTK tanah adalah jumlah kation yang dapat dijerap 100 gram tanah pada ph 7 (Pairunan 1999). b.3. Daya Hantar Listrik xiii

14 Daya hantar listrik tanah merupakan kemampuan suatu tanah atau media tanam untuk menyebarkan dan menggerakkan ion ion ke seluruh media. Tabel 12 menunjukkan daya hantar listrik pada media tanam pasir, alfisol, dan kompos: Tabel. 11. Daya hantar listrik media tanam campuran pasir, alfisol, dan kompos Komposisi media U1 U2 U3 DHL (ms/cm) P90 : T0 : K10 0,15 0,21 0,14 0,17 a P80 : T20 : K0 0,18 0,16 0,11 0,15 a P80 : T15 : K5 0,15 0,16 0,15 0,15 a P80 : T10 : K10 0,15 0,21 0,14 0,17 a P70 : T25 : K5 0,19 0,20 0,16 0,18 a P90 : T5 : K5 0,14 0,17 0,12 0,14 a Keterangan: Daya Hantar Listrik Angka rerata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf 5%. Pada semua perlakuan, nilai DHL tertinggi terdapat pada perlakuan P80 : T 15 : K0 senilai 0,18 sedangkan nilai DHL terendah pada P70 : T25 : K5 namun pada hampir semua perlakuan berada pada angka 0,15 dimana tanaman dapat tumbuh baik dengan nilai daya hantar listrik tersbut dan tidak mengalami beda nyata sehingga pada semua perlakuan tidak mengalami perubahan yang jauh. Semua perlakuan memiliki garam-garam yang terionisasi, sehingga nilai DHL bisa merata (Mackereth et al 1989). b.4. Bahan organik Bahan organik yang diperlukan pada pengelolaan lahan, sumbernya dapat berasal dari pemberian pupuk organik berupa pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk kompos, serta pupuk hayati (Hanafiah 2005). Hal tersebut, hasil pada media tanam pasir, tanah alfisol, dan kompos disajikan pada tabel 12 berikut: xiv

15 Tabel 12. Bahan organik pada komposisi media tanam campuran pasir, alfisol, dan kompos Komposisi media U1 U2 U3 Bahan organik (%) P90 : T0 : K10 4,72 4,72 4,72 3,53 b P80 : T20 : K0 0,79 0,79 0,79 0,71 a P80 : T15 : K5 1,10 1,10 1,10 0,87 a P80 : T10 : K10 2,31 2,31 2,31 2,42 ab P70 : T25 : K5 0,72 0,72 0,72 0,90 a P90 : T5 : K5 2,07 2,07 2,07 1,38 a Keterangan: Bahan organik Angka rerata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf 5%. Berdasarkan uji taraf Duncan hasil bahan organik yang muncul setelah penembakan dengan spektrofotometer justru pada perlakuan 100 % pasir memiliki bahan organik yang paling tinggi, pada perlakuan yang menggunakan media alfisol dan kompos justru menghasilkan angka dibawah P90 : T0 : K10 pada nilai 3,53. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pairunan (1999) yaitu bahan organik dalam tanah Alfisol merupakan fraksi bukan mineral yang ditemukan sebagai bahan penyusun tanah. Kadar bahan organik yang terdapat dalamtanah Alfisol berkisar antara 0,0,5 5 % dan merupakan tanah yang ideal untuk lahan pertanian, dan untuk tanah organik mendekati 60% dan pada lapisan oleh kadar bahan organik memperlihatkan kecenderungan yang menurun. Kadar lengas tanah sering disebut sebagai kandungan air(moisture) yang terdapat dalam pori tanah. Satuan untuk menyatakan kadar lengas tanah dapat berupa persen berat atau persen xv

16 volume. Berkaitan dengan istilah air dalam tanah, secara umum dikenal 3 jenis, yaitu lengas tanah ( soil moisture) adalah air dalam bentuk campuran gas (uap air) dan cairan; air tanah( soil water) yaitu air dalam bentuk cair dalam tanah, sampai lapisan kedap air; air tanah dalam ( ground water) yaitu lapisan air tanah kontinu yang berada ditanah bagian dalam (Handayani 2009). C. Pertumbuhan Rumput Zoysia japonica pada media tanam campuran pasir, alfisol, dan kompos 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman akan mempengaruhi dalam pemangkasan rumput, semakin cepat pertumbuhan rumput maka pemangkasan akan dilakukan lebih sering. Hal ini dikarenakan dalam penggunaannya pada lapangan, rumput dituntut untuk tetap pendek agar kerapian rumput terjaga baik untuk taman atau lapangan olahraga. Berikut merupakan karakteristik tinggi tanaman pada media pasir, alfisol, dan kompos: Tabel. 13 Tinggi tanaman Zoysia japonica pada media tanam campuran pasir, alfisol, dan kompos Perbandingan media (%) U1 U2 U3 Tinggi rata (cm) P90 : T0 : K10 13,25 9,95 11,93 11,71 a P80 : T20 : K0 16,08 13,79 14,54 14,8 ab P80 : T15 : K5 17,66 12,08 16,41 15,38 b P80 : T10 : K10 13,29 13,41 16,12 14,27 ab P70 : T25 : K5 18,91 17,16 15,04 17,04 b P90 : T5 : K5 16,16 15,58 16,20 15,98 b Keterangan: Tinggi tanaman Angka rerata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf 5%. Tinggi tanaman pada perlakuan kontrol P90 : T0 : K10 yang senilai 11,71 cm berbeda pada perlakuan P80 : T15 : K5 yaitu 15,38 cm; P70 : T25 : K5 pada 17,04 cm serta P90 : T5 : K5 senilai 15,98 cm. Tinggi xvi

17 tanaman rerata pada perlakuan P70 : T25 : K5 menunjukkan angka tertinggi disebabkan oleh sifat fisika media tanam yaitu kadar lengas menunjukkan hasil terbaik selama 5 bulan berturut-turut dari 29 % hingga 93% saat penelitian serta sifat kimia media yaitu nilai kapasitas tukar kation terbaik senilai 6,2 dan daya hantar listrik senilai 0,18. Pada perlakuan P90 : T0 : K10 memiliki pertumbuhan tinggi paling rendah sehingga tidak memerlukan pemangkasan yang terlalu sering untuk menjaga kerapian tinggi tanaman sedangkan pada perlakuan P80 : T15 : K5 dan P70 : T25 : K5 serta P90 : T5 : K5 diperlukan pemangkasan yang lebih sering karena pertumbuhan tinggi lebih cepat dari perlakuan P90 : T0 : K10 dan P80 : T20 : K0 serta P80 : T10: K Kualitas warna Tingkat hijaunya warna mempengaruhi penampilan rumput yang berfungsi pada aspek estetika, keindahan, kesegaran tanaman. Pada Zoysia japonica dengan perbandingan media yang berbeda juga memberi dampak warna yang berbeda, berikut merupakan tabel kualitas warna rumput Zoysia japonica pada beberapa komposisi media tanam pasir, alfisol dan kompos Tabel. 14 Kualitas warna Zoysia japonica pada media tanam campuran pasir, alfisol, dan kompos Perbandingan media (%) U1 U2 U3 Kualitas warna Skor (1 5) Keterangan warna P90 : T0 : K10 5,00 5,00 3,00 4,33 b Hijau P80 : T20 : K0 3,00 3,00 3,00 3,00 ab Hijau muda P80 : T15 : K5 3,00 4,00 4,00 3,66 ab Hijau muda P80 : T10 : K10 3,00 2,00 3,00 2,66 a Hijau pucat P70 : T25 : K5 2,00 3,00 3,00 2,66 a Hijau pucat P90 : T5 : K5 5,00 3,00 4,00 4,00 ab Hijau Keterangan: Kualitas warna Angka rerata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf 5%. xvii

18 Kualitas warna yang muncul menunjukkan perlakuan kontrol dan perlakuan P90 : T5 : K5 lebih hijau daripada perlakuan lainnya, namun perlakuan P90 : T5 : K5 tidak mengalami perbedaan yang jauh dengan perlakuan P80 : T20 : K0 hingga P70 : T25 : K5. Warna menunjukkan jumlah cahaya yang dipantulkan oleh turfgrass. Banyak orang menyukai warna hijau tua daripada hijau-kuning. Pada standar USGA lebih menyukai warna hijau yang cerah untuk sarana olahraga, halaman rumah serta taman kota. Kekurangan warna yang muncul disebabkan oleh sebaran hara yang tidak merata, aerasi dan pori tanah yang tidak seimbang, kekeringan, kompetisi perebutan hara oleh taman pengganggu. Warna terbaik pada perlakuan P90 : T0 :K10 (Kontrol) dikarenakan sifat fisika media distribusi partikel dan sifat kimia bahan organik media senilai 3,53. Pada grafik 1 distribusi partikel, menunjukkan perlakuan tersebut memiliki partikel paling seimbang seragam ( uniform particle distribution) sehingga menimbulkan kondisi aerasi dan pori tanah yang seimbang. membuat tanaman dapat menyerap terutama unsur nitrogen yang mempengaruhi hijaunya daun. (Duble 2004). 3. Kerapatan pucuk Kerapatan pucuk diartikan sebagai jumlah pucuk per satuan luas. Kerapatan juga merupakan ukuran dari kemampuan rumput untuk menyesuaikan diri di berbagai kondisi. Kerapatan pucuk tanaman ditunjukkan pada tabel dibawah ini: Tabel. 15 Kerapatan pucuk Zoysia japonica pada media tanam campuran pasir, alfisol, dan kompos Perbandingan media (%) U1 U2 U3 Kerapatan pucuk (per 100 cm 2 ) P90 : T0 : K10 111,80 93,60 111,80 105,73 bc P80 : T20 : K0 75,40 72,80 78,00 75,40 a P80 : T15 : K5 106,60 120,90 89,70 105,73 bc P80 : T10 : 107,90 80,60 84,50 91,00 ab xviii

19 K10 P70 : T25 : K5 67,60 80,60 75,40 74,53 a P90 : T5 : K5 115,70 117,00 102,70 111,80 c Keterangan: Kerapatan pucuk Angka rerata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf 5%. Pada perlakuan P90 : T5 : K5 menunjukkan jumlah pucuk paling banyak senilai 111,8 pucuk Perlakuan P70 : T25 : K5 yang menggunakan tanah alfisol paling banyak tidak menunjukkan hasil kerapatan yang tinggi, dan penggunaan kompos tetap berperan menumbuhkan tanaman karena mampu menyediakan sumber unsur hara seperti nitrogen yang bersifat slow-release menunjukkan hasil yang baik pada akhir penanaman (Moore et al 1996). Perlakuan P90 : T5 : K5 lebih banyak menghasilkan kerapatan pucuk karena sifat fisika media yaitu permeabilitas media tersebut memiliki nilai terbaik yaitu 16,16 menyebabkan drainase ruang pori paling baik dibanding perlakuan P70 : T25 : K5 yang memiliki komposisi alfisol tertinggi. Kondisi media yang mampu menyediakan ruang pori dan drainase yang baik akan mengurangi kekerasan tanah sehingga tercipta kondisi yang optimum untuk meningkatkan pertumbuhan, kondisi inilah yang akan mempercepat pertumbuhan dan padatnya pucuk tanaman. (Waddington 1992). Perlakuan P90 : T5 : K5 memiliki kandungan bahan organik yang cenderung tinggi (Duble 2004) tanah yang subur dan didukung permeabilitas dan rendahnya pemadatan tanah (ber at volume 1,92 gram pada Tabel 5) yang membuat rumput mudah memunculkan pucuk yang lebih banyak. Menurut (Beard 2014) menggolongkan kerapatan berdasarkan jumlah pucuk per 100 cm 2 yaitu kategori pada jumlah pucuk yang lebih dari 200 pucuk kepadatan tinggi, pucuk pada angka 100 hingga 200 merupakan tingkat sedang dan pada angka dibawah 100 pucuk, kategori kerapatan rendah. Kerapatan pucuk pada penggunaan taman atau lapangan olahraga sangat menentukan kenampakan visual, kerapatan pucuk menunjukkan bahwa media yang digunakan tepat untuk penutupan suatu lahan. xix

20 4. Panjang akar Beberapa komposisi media tanam pasir, alfisol, dan kompos tidak mempengaruhi atau berdampak pada panjang akar Zoysia japonica. Data panjang akar tanaman disajikan pada tabel dibawah ini: Tabel. 16 Panjang akar Zoysia japonica pada media tanam campuran pasir, alfisol, dan kompos Perbandingan media (%) U1 U2 U3 Panjang akar (cm) P90 : T0 : K10 20,00 21,50 23,50 21,5 a P80 : T20 : K0 25,00 12,00 27,00 21,3 a P80 : T15 : K5 19,00 30,00 22,00 23,67 a P80 : T10 : K10 20,00 11,50 23,50 18,33 a P70 : T25 : K5 25,00 10,00 26,00 20,33 a P90 : T5 : K5 27,00 26,00 15,00 22,67 a Keterangan: Panjang akar Angka rerata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata pada panjang akar Zoysia japonica pada enam komposisi media. pada perlakuan P80 : T15 : K5 menunjukkan angka tertinggi pada panjang akar yaitu 23,67. Pada perlakuan P80 : T10 : K10 menunjukkan panjang akar terpendek, hal ini dikarenakan pada sifat fisika media berat volume perlakuan tersebut menunjukkan angka tertinggi yaitu 3,80 gr/cm 3 sehingga akar tanaman mengalami kesulitan untuk menembus media. Pori tanah yang kecil akibat tingginya berat volume media perbandingan media tanah alfisol dan kompos diatas 5% tersebut menutupi aerasi dan menghalangi perakaran untuk mendapat hara secara optimum. (Soepardi 1983) 5. Berat basah Pemangkasan daun Berdasarkan uji F taraf 5% pada beberapa perbandingan komposisi media tanam berpengaruh pada berat basah pemangkasan daun yang ditampilkan pada tabel dibawah ini: xx

21 Tabel. 17 Berat basah daun Zoysia japonica pada media tanam campuran pasir, alfisol, dan kompos Perbandingan media (%) U1 U2 U3 Berat basah daun hasil pemangkasan (gram) P90 : T0 : K10 99,54 117,15 124,54 113,74 ab P80 : T20 : K0 44,38 33,12 71,79 49,76 a P80 : T15 : K5 39,09 63,28 154,2 85,19 ab P80 : T10 : K10 68,49 69,11 140,21 92,61 ab P70 : T25 : K5 44,34 97,36 101,21 80,97 ab P90 : T5 : K5 145,40 148,47 134,59 142,82 b Keterangan: Berat basah pemangkasan daun Angka rerata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf 5%. Pada perlakuan P90 :T5 : K5 memiliki berat basah pemangkasan daun paling tinggi senilai 142,82 gram. Berat basah tanaman merupakan indikator dari hasil akivitas metabolisme (Salisbury 1995) rumput Zoysia japonica yang ditanam pada media pasir, alfisol, dan kompos. Sifat fisika yang memiliki nilai sama sama tertinggi pada parameter ini adalah permeabilitas, yang berarti permeabilitas yang cepat membuat tanaman juga mempercepat atau memperbesar aktivitas metabolismenya. Sifat fisika media tekstur pada fraksi debu yang paling dominan, dan didukung sifat kimia yaitu kapasitas tukar kation yang baik pada nilai 22,67 dan bahan organik senilai 1, Kecepatan Penutupan media (cover crop media) Kecepatan penutupan tanaman pada media rumput adalah fungsi dari pertumbuhan memanjang pucuk lateral dan frekuensi pembentukan stolon dan rimpang baru. Pertumbuhan rimpang dipengaruhi oleh panjang hari, intensitas cahaya dan status hara (Beard 2014). Grafik 2. Hubungan Penutupan media (cover crop) terhadap waktu (MST) xxi

22 Zoysia japonica pada media tanam campuran pasir, alfisol, dan Persentase cover crop media (%) , ,2 50,68 43,75 37,5 31,25 56, , , minggu yang diperlukan untuk mencapai 100% menutup media Waktu (MST) P90 : T0 :K10 P80 : T20 : K0 P80 : T15 : K5 P80 : T10 : K10 P70 : T25 : K5 P90 : T5 : K5 kompos Keterangan: Kemampuan tanaman menutup media Angka rerata y ang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf 5%. Pada perlakuan P90 : T5 : K5 memiliki waktu penutupan media paling cepat pada sekitar MST, kemudian pada perlakuan P70 : T25 : K5 pada sekitar MST. Perlakuan media P80 : T15 : K5 pada sekitar 5 6 MST, berlanjut pada perlakuan P80 : T20 :K0 serta P80 : T10 : K10 yang menutup pada sekitar 14 MST. Pada perlakuan kontrol ( P90 : T0 :K10) merupakan perlakuan dengan lama penutupan media paling lama. Perlakuan P90 : T5 : K5 merupakan perlakuan tercepat dikarenakan sifat fisika media pasir permeabilitas terbaik serta fraksi debu yang paling dominan, dan didukung sifat kimia yaitu kapasitas tukar kation yang baik pada nilai 22,67 dan bahan organik senilai 1,38. Hamparan rumput yang xxii

23 diinginkan adalah creeping yaitu pertumbuhan yang horizontal, memiliki kecepatan tumbuh dan menutup yang tinggi (McCarty et al 2001) dengan cara pemangkasan akan mengterbaikkan produksi daun, batang dan akar baru untuk menghasilkan individu yang baru sehingga akan didapatkan kerapatan rumput yang tinggi (Wiecko 2006). 7. Kemampuan recovery Kemampuan atau daya recovery adalah kemampuan turfgrass untuk memulihkan diri dari kerusakan yang disebabkan oleh penyakit, serangga, dan penggunaan lapangan. (Turgeon 2002). Tabel 20 berikut menunjukkan hasil penelitian kemampuan recovery: xxiii

24 pada Grafik 3. Hubungan recovery Zoysia japonica dengan waktu (HSP) media tanam campuran pasir, alfisol, dan kompos. Keterangan: Daya recovery Angka rerata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf 5%. Daya recovery yang diamati memiliki kemampuan yang berbeda pada setiap perlakuan, pada perlakuan P90 : T5 : K5 memiliki daya pemulihan tercepat pada sekitar 8-9 hari setelah tanam karena seimbangnya media tanam antara pasir, tanah alfisol dan kompos menyebabkan sifat permeabilitas media cepat, tekstur media fraksi debu tertinggi (33,94 % pada tabel 3) serta sifat kimia tanah pada xxiv

25 kapasitas tukar kation dan bahan organik yang tinggi sehingga tanaman yang dipotong dapat kembali menghijau paling cepat, sifat dan pemulihan terlam xxv

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor II. TINJAUAN PUSTAKA Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor pertanian, kehutanan, perumahan, industri, pertambangan dan transportasi.di bidang pertanian, lahan merupakan sumberdaya

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tanah Awal Seperti umumnya tanah-tanah bertekstur pasir, lahan bekas tambang pasir besi memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Hasil analisis kimia pada tahap

Lebih terperinci

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah Kimia Tanah 23 BAB 3 KIMIA TANAH Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah A. Sifat Fisik Tanah Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponenkomponen

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Tanah Awal Data hasil analisis tanah awal disajikan pada Tabel Lampiran 2. Berdasarkan Kriteria Penilaian Sifat Kimia dan Fisika Tanah PPT (1983) yang disajikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Media Terhadap Drainase Lapangan Sepakbola Sebelum tahun 1940an media tanam rumput dalam lapangan sepakbola terdiri dari media campuran yang banyak mengandung liat.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisik Tanah 5.1.1. Bobot Isi dan Porositas Total Penambahan bahan organik rumput signal pada lahan Kathryn belum menunjukkan pengaruh baik terhadap bobot isi (Tabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Kandungan hara pada 1m3 limbah cair setara dengan 1,5 kg urea, 0,3 kg SP-36,

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Kandungan hara pada 1m3 limbah cair setara dengan 1,5 kg urea, 0,3 kg SP-36, TINJAUAN PUSTAKA Limbah Pabrik Kelapa Sawit Dalam proses pengolahan tandan buah segar kelapa sawit (TBS) menjadi minyak sawit mentah (MSM) dihasilkan sisa produksi berupa limbah. Limbah padat dengan bahan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas (Ananas Comosus) Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih kurang 1.200 meter diatas permukaan laut (dpl). Di daerah tropis Indonesia,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai Mei 2015 bertempat di Lahan kering terbuka, timur Greenhouse C Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan TINJAUAN PUSTAKA Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan akan menjadi busuk dalam 2-5 hari apabila tanpa mendapat perlakuan pasca panen yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang di analisis adalah tekstur tanah, bulk density, porositas, air tersedia, serta permeabilitas. Berikut adalah nilai masing-masing

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hujan Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh dipermukaan tanah datar selama periode tertentu di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, run off dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume

I. PENDAHULUAN. Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume tanah ini termasuk butiran padat dan pori-pori tanah diantara partikel tanah.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Ultisol adalah tanah mineral yang berada pada daerah temprate sampai tropika, mempunyai horison argilik atau kandik dengan lapisan liat tebal. Dalam legend of soil yang disusun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. disukai dan popular di daerah-daerah yang memiliki masalah kekurangan air.

TINJAUAN PUSTAKA. disukai dan popular di daerah-daerah yang memiliki masalah kekurangan air. TINJAUAN PUSTAKA Irigasi Tetes Irigasi tetes adalah suatu metode irigasi baru yang menjadi semakin disukai dan popular di daerah-daerah yang memiliki masalah kekurangan air. Irigasi tetes merupakan metode

Lebih terperinci

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa Rajiman A. Latar Belakang Pemanfaatan lahan memiliki tujuan utama untuk produksi biomassa. Pemanfaatan lahan yang tidak bijaksana sering menimbulkan kerusakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menyediakan unsur hara, pada takaran dan kesetimbangan tertentu secara berkesinambung, untuk menunjang pertumbuhan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan

Lebih terperinci

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd 1.Definisi Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral organic, air, udara

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. Produk tanaman tersebut dapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Jagung Jagung merupakan tanaman yang dapat hidup di daerah yang beriklim sedang sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat membutuhkan sinar matahari

Lebih terperinci

Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di

Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanah Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang. Pengamatan sebaiknya dilakukan pada profil tanah yang baru dibuat. Pengamatan

Lebih terperinci

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme : TANAH Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah Hubungan tanah dan organisme : Bagian atas lapisan kerak bumi yang mengalami penghawaan dan dipengaruhi oleh tumbuhan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium Sentraldan Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Analisis Tanah Awal Karakteristik Latosol Cimulang yang digunakan dalam percobaan disajikan pada Tabel 2 dengan kriteria ditentukan menurut acuan Pusat Peneltian Tanah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Latosol (Oxic Distrudept) Darmaga Berdasarkan kriteria sifat kimia tanah menurut PPT (1983) (Lampiran 2), karakteristik Latosol (Oxic Distrudept) Darmaga (Tabel 2) termasuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang tersebar luas di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya serta sebagian kecil di pulau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanah itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Tanah itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tanah itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari tiga fase yakni bahan-bahan padat, cair, dan gas. Fase padat yang hampir menempati 50% volume tanah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam yang digunakan berpengaruh terhadap berat spesifik daun (Lampiran 2) dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia dan Fisik Latosol Darmaga Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga yang digunakan dalam percobaan ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat Kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari tanah tidak terlepas dari pandangan, sentuhan dan perhatian kita. Kita melihatnya, menginjaknya, menggunakannya dan memperhatikannya. Kita

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol atau dikenal dengan nama Podsolik Merah Kuning (PMK)

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol atau dikenal dengan nama Podsolik Merah Kuning (PMK) 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanah Ultisol atau dikenal dengan nama Podsolik Merah Kuning (PMK) merupakan bagian yang paling luas dari total keseluruhan lahan kering di Indonesia. Penyebaranya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Tujuan survey dan pemetaan tanah adalah mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu satuan peta tanah yang

Lebih terperinci

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah Tektur Tanah = %pasir, debu & liat dalam tanah Tektur tanah adalah sifat fisika tanah yang sangat penting

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Kimia dan Fisik Tanah Sebelum Perlakuan Berdasarkan kriteria penilaian ciri kimia tanah pada Tabel Lampiran 5. (PPT, 1983), Podsolik Jasinga merupakan tanah sangat masam dengan

Lebih terperinci

Gambar 1. Lahan pertanian intensif

Gambar 1. Lahan pertanian intensif 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Penggunaan Lahan Seluruh tipe penggunaan lahan yang merupakan objek penelitian berada di sekitar Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm, IPB - Bogor. Deskripsi

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah dan Air Secara Umum Tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari bahan padat, cair dan gas. Tanah yang ideal terdiri dari sekitar 50% padatan, 25% cairan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. media tanamnya. Budidaya tanaman dengan hidroponik memiliki banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. media tanamnya. Budidaya tanaman dengan hidroponik memiliki banyak II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidroponik Hidroponik merupakan cara budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Budidaya tanaman dengan hidroponik memiliki banyak keuntungan seperti: 1)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah

TINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah TINJAUAN PUSTAKA Erodibilitas Indeks kepekaan tanah terhadap erosi atau erodibilitas tanah merupakan jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah hujan pada sebidang tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. 19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak

Lebih terperinci

Laporan. Praktikum Dasar Ilmu Tanah. Tekstur. Cynthia Diesta Firly Hari Selasa, WIB Assisten : Himawan

Laporan. Praktikum Dasar Ilmu Tanah. Tekstur. Cynthia Diesta Firly Hari Selasa, WIB Assisten : Himawan Laporan Praktikum Dasar Ilmu Tanah Tekstur Cynthia Diesta Firly 105040201111051 Hari Selasa,11.00 12.40 WIB Assisten : Himawan UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI 2010

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 15 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Paremeter pertumbuhan tanaman yang diukur dalam penelitian ini adalah pertambahan tinggi dinyatakan dalam satuan cm dan pertambahan diameter tanaman dinyatakan dalam satuan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Letak dan Ciri-ciri Lintasan Sepeda Gunung Letak lintasan sepeda gunung di HPGW disajikan dalam Gambar 5. Ciricirinya disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9 Keadaan plot penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan kering masam cukup luas yaitu sekitar 99,6 juta hektar

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan kering masam cukup luas yaitu sekitar 99,6 juta hektar 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki lahan kering masam cukup luas yaitu sekitar 99,6 juta hektar dan tersebar di Kalimantan, Sumatera, Maluku, Papua, Sulawesi, Jawa dan Nusa Tenggara

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengamatan penelitian terdiri atas pengamatan selintas dan pengamatan utama. 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang dilakukan di luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan tanaman perdu dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya. Tomat

Lebih terperinci

IV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH

IV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH IV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH Komponen kimia tanah berperan terbesar dalam menentukan sifat dan ciri tanah umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Bahan aktif dari tanah yang berperan dalam menjerap

Lebih terperinci

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH 4. Phosphor (P) Unsur Fosfor (P) dlm tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan & mineral 2 di dlm tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pd ph

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr) Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. Susunan morfologi kedelai terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah diameter pangkal, diameter setinggi dada (dbh), tinggi total, tinggi bebas cabang, tinggi tajuk, panjang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB KARAKTERISTIK TANAH Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB Pendahuluan Geosfer atau bumi yang padat adalah bagian atau tempat dimana manusia hidup dan mendapatkan makanan,, mineral-mineral

Lebih terperinci

Tanah adalah kumpulan tubuh alami pada permukaan bumi yang dapat berubah atau dibuat oleh manusia dari penyusunnya yang meliputi bahan organik yang

Tanah adalah kumpulan tubuh alami pada permukaan bumi yang dapat berubah atau dibuat oleh manusia dari penyusunnya yang meliputi bahan organik yang Tanah adalah kumpulan tubuh alami pada permukaan bumi yang dapat berubah atau dibuat oleh manusia dari penyusunnya yang meliputi bahan organik yang sesuai bagi perkembangan akar tanaman. Di bagian atas

Lebih terperinci

Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan

Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan SIFAT FISIK TANAH WARNA TANAH Warna Tanah Warna tanah adalah salah satu sifat tanah yang mudah dilihat Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah. Warna tanah berhubungan langsung

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Mulsa terhadap Bobot Isi Pengamatan bobot isi dilakukan setelah pemanenan tanaman kacang tanah. Pengaruh pemberian mulsa terhadap nilai bobot isi tanah disajikan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH TEORI Kajian Teoritis

BAB II TELAAH TEORI Kajian Teoritis 2.1. Kajian Teoritis BAB II TELAAH TEORI 2.1.1. Lapangan Sepakbola Sepakbola adalah permainan bola kaki yang dimainkan antar dua tim dengan jumlah 11 orang pemain per tim. Dalam permainan ini pemain kecuali

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Hasil Analisis Tanah yang digunakan dalam Penelitian Hasil analisis karakteristik tanah yang digunakan dalam percobaan disajikan pada Tabel 5. Dari hasil analisis

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai dengan April 2017 di Rumah Kaca dan Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian. Alat

Lebih terperinci

Daftar Isi. III. Pengelolaan Tanah Masam Pengertian Tanah Masam Kendala Tanah Masam Mengatasi Kendala Tanah Masam 84

Daftar Isi. III. Pengelolaan Tanah Masam Pengertian Tanah Masam Kendala Tanah Masam Mengatasi Kendala Tanah Masam 84 Daftar Isi Kata Pengantar Daftar isi Daftar Tabel Daftar Gambar I. Pendahuluan 1 1.1.Pentingnya Unsur Hara Untuk Tanaman 6 1.2.Hubungan Jenis Tanah Dengan Unsur Hara 8 1.3.Hubungan Unsur Hara Dengan Kesehatan

Lebih terperinci

Warna Tekstur Tanah Struktur Tanah Konsistensi Pori

Warna Tekstur Tanah Struktur Tanah Konsistensi Pori SOIL PHYSIC Reading Material Brady. The Elements of Nature and Properties of Soil Rattan & Shukla. 2004. Principles of Soil Physic Foto: Dwi Priyo Ariyanto Main Material Time SOIL Climate Topography Organism

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA III DERAJAT KERUT TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA III DERAJAT KERUT TANAH LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA III DERAJAT KERUT TANAH Semester : Genap 2011/2012 Disusun Oleh : Nama : Bagus Satrio Pinandito NIM : A1C011072 Rombongan : 12 Asisten : KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab ini penulis akan membahas hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah Universitas Mercu Buana. Pengujian yang dilakukan di laboratorium

Lebih terperinci

PENENTUAN BULK DENSITY ABSTRAK

PENENTUAN BULK DENSITY ABSTRAK PENENTUAN BULK DENSITY Fauziah Mas ud Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar ABSTRAK Bulk density merupakan berat suatu massa tanah per satuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hantaran Hidrolik

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hantaran Hidrolik II. TINJAUAN PUSTAKA 3 2.1. Hantaran Hidrolik Hantaran hidrolik adalah salah satu sifat fisik tanah yang penting untuk diperhatikan dalam penggunaan dan pengelolaan tanah. Hantaran hidrolik berperan penting

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menerus menyebabkan kerusakaan sifat fisik tanah dan selanjutnya akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. menerus menyebabkan kerusakaan sifat fisik tanah dan selanjutnya akan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Organik (Effluent Sapi) Pemakaian pupuk buatan (anorganik) yang berlebihan dan dilakukan secara terus menerus menyebabkan kerusakaan sifat fisik tanah dan selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Fisik dan Kimia Tanah Berdasarkan hasil analisis fisika dan kimia tempat pelaksanaan penelitian di Desa Dutohe Kecamatan Kabila. pada lapisan olah dengan kedalaman

Lebih terperinci

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG Rossi Prabowo 1*,Renan Subantoro 1 1 Jurusan Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Semarang

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. C-organik Tanah Andosol Dusun Arca 4.1.1. Lahan Hutan Hasil pengukuran kadar C-organik tanah total, bebas, terikat liat, dan terikat seskuioksida pada tanah Andosol dari

Lebih terperinci

Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7.

Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7. Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7. Konsistensi Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah sebagai media tumbuh tanaman Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat, cair, dan gas yang mempunyai sifat dan perilaku yang dinamik.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sifat Fisik dan Mekanik Media Tanam Hasil pengujian sifat fisik dan mekanik media tanam pada penelitian ini berupa densitas partikel, kerapatan lindak dan porositas, tahanan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan berkelanjutan hakekatnya merupakan usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dari generasi ke generasi. Sudah sejak lama, komitmen pertambangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperlukan dalam bidang pertanian.dalam menentukan sifat tanah serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperlukan dalam bidang pertanian.dalam menentukan sifat tanah serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA Survei Tanah Prediksi sifat-sifat tanah dan tanggapannya terhadap pengelolaan sangat diperlukan dalam bidang pertanian.dalam menentukan sifat tanah serta tanggapannya terhadap pengelolaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol 18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol Ultisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai horizon argilik atau kandik dengan nilai kejenuhan basa rendah. Kejenuhan basa (jumlah kation basa) pada

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis IV. HASIL DA PEMBAHASA A. Penelitian Pendahuluan 1. Analisis Karakteristik Bahan Baku Kompos Nilai C/N bahan organik merupakan faktor yang penting dalam pengomposan. Aktivitas mikroorganisme dipertinggi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Karakteristik Latosol Cikabayan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan tanah yang digunakan dalam percobaan pupuk organik granul yang dilaksanakan di rumah kaca University Farm IPB di Cikabayan, diambil

Lebih terperinci

HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN

HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN MINGGU 2 HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN Irigasi dan Drainasi Widianto (2012) TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami sifat dan karakteristik tanah untuk menyediakan air bagi tanaman 2. Memahami proses-proses aliran

Lebih terperinci

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 16 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tinggi, diameter, berat kering dan NPA dari semai jabon pada media tailing dengan penambahan arang

Lebih terperinci

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian telah dilaksanakan di 4 (empat) desa di Kecamatan Windusari yaitu Desa Balesari, Desa Kembangkunig, Desa Windusari dan Desa Genito. Analisis terhadap

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRACT... xv

DAFTAR ISI. ABSTRACT... xv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...... i HALAMAN PENGESAHAN...... ii PERNYATAAN...... iii KATA PENGANTAR...... iv DAFTAR ISI...... vi DAFTAR TABEL...... viii DAFTAR GAMBAR...... x DAFTAR RUMUS PERSAMAAN......

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk organik cair (effluent sapi) ialah cairan hasil pemisahan oleh separator pada

TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk organik cair (effluent sapi) ialah cairan hasil pemisahan oleh separator pada 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Organik (Effluent sapi) Pupuk organik cair (effluent sapi) ialah cairan hasil pemisahan oleh separator pada bak penampung yang di dalamnya terdapat campuran kotoran padat,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Tabel 4.1. Karakteristik Tanah Awal Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Tabel 4.1. Karakteristik Tanah Awal Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Pemberian dosis kotoran kambing pada budidaya secara tumpang sari antara tanaman bawang daun dan wortel dapat memperbaiki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Fisika dan Kimia Tanah Berdasarkan hasil analisis fisik dan kimia tanah tempat pelaksanaan penelitian di Dutohe Kecamatan Kabila pada lapisan olah dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Rumput Afrika (Pennisetum purpureum Schumach cv Afrika) Rumput yang sudah sangat popular di Indonesia saat ini mempunyai berbagai

TINJAUAN PUSTAKA Rumput Afrika (Pennisetum purpureum Schumach cv Afrika) Rumput yang sudah sangat popular di Indonesia saat ini mempunyai berbagai TINJAUAN PUSTAKA Rumput Afrika (Pennisetum purpureum Schumach cv Afrika) Rumput yang sudah sangat popular di Indonesia saat ini mempunyai berbagai nama antara lain: Elephant grass, Napier grass, Uganda

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah

I. PENDAHULUAN. induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ultisol merupakan salah satu jenis tanah masam yang terbentuk dari bahan bahan induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah

Lebih terperinci

DASAR ILMU TA AH Ba B b 5 : : S i S fa f t t K i K mia T a T nah

DASAR ILMU TA AH Ba B b 5 : : S i S fa f t t K i K mia T a T nah DASAR ILMU TA AH Bab 5: Sifat Kimia Tanah ph tanah Pertukaran Ion Kejenuhan Basa Sifat Kimia Tanah Hampir semua sifat kimia tanah terkait dengan koloid tanah Koloid Tanah Partikel mineral atau organik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Infiltrasi adalah gerakan air permukaan tanah masuk ke dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Infiltrasi adalah gerakan air permukaan tanah masuk ke dalam 6 TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi Infiltrasi adalah gerakan air permukaan tanah masuk ke dalam tanah.infiltrasi (vertikal) ke dalam tanah yang pada mulanya tidak jenuh, terjadi di bawah pengaruh hisapan matriks

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN: Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN: 978-602-18962-5-9 PENGARUH JENIS DAN DOSIS BAHAN ORGANIK PADA ENTISOL TERHADAP ph TANAH DAN P-TERSEDIA TANAH Karnilawati 1), Yusnizar 2) dan Zuraida 3) 1) Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah tinggi, diameter, berat kering total (BKT) dan nisbah pucuk akar (NPA). Hasil penelitian menunjukkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa 1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang mudah untuk diamati dan sering digunakan sebagai parameter untuk mengukur pengaruh dari lingkungan

Lebih terperinci

BKM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter dan Kurva Infiltrasi

BKM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter dan Kurva Infiltrasi % liat = [ H,( T 68),] BKM % debu = 1 % liat % pasir 1% Semua analisis sifat fisik tanah dibutuhkan untuk mengetahui karakteristik tanah dalam mempengaruhi infiltrasi. 3. 3... pf pf ialah logaritma dari

Lebih terperinci