`BAB III PEMBAHASAN. Berikut pengertian aktiva tetap menurut para ahli : panjang yang paling besar nilainya dalam perusahaan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "`BAB III PEMBAHASAN. Berikut pengertian aktiva tetap menurut para ahli : panjang yang paling besar nilainya dalam perusahaan."

Transkripsi

1 `BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian aktiva tetap Pengertian aktiva tetap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 16 (2011:16) aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Berikut pengertian aktiva tetap menurut para ahli : a. Menurut Samryn (2015:162) aktiva tetap merupakan komponen aktiva jangka panjang yang paling besar nilainya dalam perusahaan. b. Menurut Riyanto (2011:115) aktiva tetap adalah aktiva yang tahan lama yang tidak atau secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi. c. Menurut Rudianto (2012:256) aktiva tetap adalah badan berwujud milik perusahaan yang sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, bukan untuk diperjual belikan. d. Menurut Munawir (2010:30) aktiva tetap adalah sarana atau sumber daya ekonomik yang dimiliki oleh suatu kesatuan usaha atau perusahaan yang harga perolehannya atau nilai wajarnya harus diukur secara objektif.

2 1. Karakteristik aktiva tetap Adapun karakteristik dari aktiva tetap Giri (2012:217) diantaranya sebagai berikut : a. Tidak untuk di jual kembali b. Memiliki wujud fisik c. Memiliki nilai material, harga dari aset cukup signifikan misalnya seperti harga tanah, harga mesin, harga bangunan dan lain sebagainya d. Memiliki periode manfaat dengan jangka waktu yang panjang (lebih dari satu tahun) e. Dapat memberikan banyak manfaat di masa yang akan datang f. Aset dapat digunakan secara efektif dalam aktivitas normal perusahaan (tidak untuk di jual kembali seperti halnya produk, persediaan dan investasi) g. Dimiliki oleh perusahaan tidak sebagai investasi 2. Aktiva tetap berdasarkan sifatnya dan contohnya a. Aktiva tetap berwujud Yang dimaksud dengan aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets) yaitu merupakan aktiva tetap yang memiliki bentuk fisik, terdapat 3 (tiga) jenis aktiva tetap berwujud, diantaranya seperti dibawah ini : Yang pertama, aktiva yang merupakan sumber dari penyusutan atau depresiasi, contohnya seperti : bangunan atau gedung, peralatan, kendaraan, investaris, mesin-mesin produksi dan lain sebagainya. Yang kedua, aktiva yang merupakan sumber dari deplesi atau penyusutan, contohnya seperti : tambang mineral, mineral deposits, atau sumber alam dan lain sebagainya.

3 Yang ketiga, aktiva yang tidak mengalami penyusutan atau mengalami deplesi, contohnya seperti : tempat atau tanah dimana bangunan perusahaan didirikan dan lain sebagainya. b. Aktiva tetap tidak berwujud Sedangkan yang dimaksud dengan aktiva tetap tidak berwujud (intangible assets) yaitu merupakan aktiva tetap tidak memiliki wujud fisik, akan tetapi memiliki manfaat yang besar untuk perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk jaminan tertentu, contohnya seperti : hak cipta, hak paten, hak monopoli, biaya unruk riset, merek dagang, biaya untuk mendirikan perusahaan dan lain sebagainya. 3.2 Jenis-Jenis Aktiva Tetap Banyak cara yang digunakan untuk menggolongkan aktiva tetap. Keputusan setiap instansi/perusahaan dalam penggolongan aktiva tetap berbeda-beda, tetapi perbedaan tersebut tidak terlampau signifikan. Penggolongan tersebut memiliki sudut pandang masing-masing. Menurut Warren et al (2015:511) mengelompokkan aktiva tetap dari berbagai sudut pandang, antara lain : a. Sudut Substansi 1. Tangible Assets atau aktiva berwujud seperti lahan, mesin, gedung, dan peralatan 2. Intangible Assets atau aktiva tidak berwujud seperti HGU, HGB, goodwillpatents, copyright, hak cipta, francise, dan lain-lain.

4 b. Sudut Disusutkan atau Tidak 1. Depreciated plant assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti building (bangunan), equipment (peralatan), machinary (mesin), inventaris, jalan dan lain-lain. 2. Underpreciated plant assets yaitu aktiva tetap yang tidak disusutkan seperti land (lahan). c. Berdasarkan jenis 1. Lahan, yaitu bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi, apabila ada lahan yang didirikan bangunan diatasnya maka harus dipisahkan pencatatannya dari lahan tersebut. Khusus untuk bangunan yang dianggap sebagai dari lahan atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya seperti jalan, maka pencatatannya dapat digabungkan dalam nilai lahan. 2. Gedung, yaitu bangunan yang berdiri diatas lahan baik diatas tanah maupun diatas air. Tidak seperti tanah yang tidak pernah disusutkan, maka gedung mengalami penyusutan dari tahun ke tahun sehingga nilainya akan berkurang tiap periodenya. 3. Mesin, yaitu alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam kegiatan baik untuk dagang maupun jasa. Pencatatannya dilakukan dengan menambahkan nilai dari peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin itu. 4. Kendaraan, merupakan sarana angkutan yang dimiliki perusahaan untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Misalnya truk, mobil dinas, kendaraan roda dua, serta jenis kendaraan lain yang dapat digunakan sebagai sarana transportasi.

5 5. Investasi, perlengkapan yang melengkapi isi kantor misalnya, termasuk perlengkapan pabrik, kantor, ataupun alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan. Contohnya : inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboratorium serta inventaris gudang. Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menggolongkan aktiva tetapnya menjadi : 1. Tanah 2. Peralatan dan Mesin 3. Gedung dan Bangunan 4. Irigasi 5. Jaringan 6. Aset tetap lainnya 7. Aset tetap yang tidak digunakan

6 TABEL 1.1 Aktiva Tetap pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara NO KODE URAIAN SAT JUMLAH Tanah 38, Tanah Bangunan Tempat Tinggal M2 23, Tanah Bangunan Tempat Kerja M2 15, Peralatan dan Mesin 1, Electic Generating Set Unit Kendaraan Bermotor Perorangan Unit Kendaraan Bermotor Penumpang Unit Kendaraan Bermotor Roda Dua Unit Mesin Ketik Buah Mesin Hitung/Mesin Jumlah Buah Alat Reproduksi (Penggandaan) Buah Alat Penyimpan Perlengkapan Kantor Buah Alat Kantor Lainnya Buah Meubleair Buah Alat Pengukur Waktu Buah Alat Pembersih Buah Alat Pendingin Buah Alat Rumah Tangga Lainnya Buah Alat Peralatan Studio Audio Buah Peralatan Studio Video dan Film Peralatan Cetak Buah Alat Komunikasi Telephone Buah Alat Komunikasi Sosial Buah Alat-Alat Sandi Buah Alat Kedokteran Umum Buah Komputer Jaringan Buah Personal Komputer Buah Peralatan Personal Komputer Peralatan Jaringan Gedung dan Bangunan Buah Bangunan Gedung Kantor Bangunan Gedung Unit Bangunan Gedung Tempat Olahraga Unit Bangunan Gedung Untuk Pos Jaga Unit Bangunan Gedung Garasi Unit Rumah Negara Golongan I Unit Pagar Irigasi Unit Bangunan Pelengkap Air Bersih Jaringan Unit Instalasi Air Bersih Aset Tetap Lainnya Buku 741

7 TABEL 2.1 Laporan Posisi Barang Milik Negara di Neraca pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara KODE URAIAN JUMLAH Barang Konsumsi 99,833, Bahan untuk Pemeliharaan 2,849, Bahan Baku 8,400, Persediaan Lainnya 15,008, Tanah 66,726,722, Peralatan dan Mesin 6,549,430, Gedung dan Bangunan 35,831,249, Irigasi 82,650, Jaringan 303,982, Aset Tetap Lainnya 60,107, Konstruksi Dalam Pengerjaan Akumulasi Penyusutan Peralatan dan ( 6,096,336,352 ) Mesin Akumulasi Penyusutan Gedung dan ( 5,556,308,528 ) Bangunan Akumulasi Penyusutan Irigasi ( 19,629,603 ) Akumulasi Penyusutan Jaringan ( 56,996,622 ) Sumber : Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2014

8 TABEL 2.2 Aktiva Tetap pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara NO KODE URAIAN SAT JUMLAH Tanah 38, Tanah Bangunan Tempat Tinggal M2 23, Tanah Bangunan Tempat Kerja M2 15, Peralatan dan Mesin 2, Electric Generating Set Unit Kendaraan Bermotor Perorangan Unit Kendaraan Bermotor Penumpang Unit Kendaraan Bermotor Roda Dua Unit Mesin Ketik Buah Mesin Hitung/Mesin Jumlah Buah Alat Reproduksi (Penggandaan) Buah Alat Penyimpan Perlengkapan Kantor Buah Alat Kantor Lainnya Meubelair Buah 1, Alat Pengukur Waktu Buah Alat Pembersih Buah Alat Pendingin Buah Alat Rumah Tangga Lainnya Buah Peralatan Studio Audio Buah Peralatan Studio Video dan Film Buah Peralatan Cetak Buah Alat Komunikasi Telephone Buah Alat Komunikasi Sosial Buah Alat-Alat Sandi Buah Alat Kedokteran Umum Buah Komputer Jaringan Buah Personal Komputer Peralatan Personal Komputer Peralatan Jaringan Buah Gedung dan Bangunan Bangunan Gedung Kantor Unit Bangunan Gudang Unit Bangunan Gedung Tempat Olahraga Unit Bangunan Gedung untuk Pos Jaga Unit Bangunan Gedung Garasi Unit Rumah Negara Golongan I Unit Pagar Unit Irigasi Bangunan Pelengkap Air Bersih Unit Jaringan Instalasi Unit Aset Tetap Lainnya Buku 446

9 NO KODE URAIAN SAT JUMLAH Aset Tetap Yang Tidak Digunakan Mesin Ketik Buah 0 TABEL 3.1 Laporan Posisi Barang Milik Negara di Neraca pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara KODE URAIAN JUMLAH Barang Konsumsi 104,648, Bahan Untuk Pemeliharaan 8,108, Bahan Baku Persediaan Lainnya 58,164, Tanah 66,726,722, Peralatan dan Mesin 6,265,961, Gedung dan Bangunan 36,413,120, Irigasi 82,650, Jaringan 303,982, Aset Tetap Lainnya 59,481, Konstruksi Dalam Pengerjaan Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin ( 5,548,894,533 ) Akumulasi Penyusutan Gedung dan ( 6,693,853,683 ) Bangunan Akumulasi Penyusutan Irigasi ( 21,695,877 ) Akumulasi Penyusutan Jaringan ( 69,662,538 ) Aset Tetap Yang Tidak Digunakan Dalam Operasi Pemerintahan Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Yang Tidak Digunakan Dalam Operasi Sumber : Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, Tahun

10 TABEL 3.2 Aktiva Tetap pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara NO KODE URAIAN SAT JUMLAH Tanah Tanah Bangunan Tempat Tinggal M2 23, Tanah Untuk Tempat Kerja M2 15, Peralatan dan Mesin 1, Electric Generating Set Unit Kendaraan Bermotor Perorangan Unit Kendaraan Bermotor Penumpang Unit Kendaraan Bermotor Roda Dua Unit Mesin Ketik Buah Alat Reproduksi (Penggandaan) Buah Alat Penyimpan Perlengkapan Kantor Buah Alat Kantor Lainnya Buah Meubelair Buah Alat Pengukur Waktu Buah Alat Pembersih Buah Alat Pendingin Buah Alat Rumah Tangga Lainnya Buah Peralatan Studio Audio Buah Peralatan Studio Video dan Film Buah Peralatan Cetak Buah Alat Komunikasi Telephone Buah Alat Komunikasi Sosial Buah Alat-Alat Sandi Buah Alat Kedokteran Umum Buah Komputer Jaringan Buah Personal Komputer Peralatan Personal Komputer Peralatan Jaringan Gedung dan Bangunan Buah Bangunan Gedung Kantor Bangunan Gedung Unit Bangunan Gudang Tempat Olahraga Unit Bangunan Gedung Untuk Pos Jaga Unit Bangunan Gedung Garasi Unit Rumah Negara Golongan I Unit Pagar Unit Irigasi Bangunan Pelengkap Air Bersih Unit Jaringan Instalasi Air Bersih Unit Aset Tetap Lainnya Buku Aset Tetap Yang Tidak Digunakan 9

11 TABEL 3.3 Laporan Posisi Barang Milik Negara di Neraca pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara KODE URAIAN JUMLAH Barang Konsumsi 151,787, Bahan Untuk Pemeliharaan 24,969, Bahan Baku Persediaan Lainnya 42,823, Tanah 66,726,722, Peralatan dan Mesin 6,187,684, Gedung dan Bangunan 36,837,155, Irigasi 82,650, Jaringan 303,982, Aset Tetap Lainnya 59,481, Konstruksi Dalam Pengerjaan Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin ( 5,731,271,581 ) Akumulasi Penyusutan Gedung dan ( 7,628,867,492 ) Bangunan Akumulasi Penyusutan Irigasi ( 23,762,156 ) Akumulasi Penyusutan Jaringan ( 80,820,609 ) Aset Tetap Yang Tidak Digunakan Dalam 78,276,600 Operasi Pemerintahan Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Yang Tidak Digunakan Dalam Operasi ( 78,276,600 ) Sumber : Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, Tahun Cara Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara dimana masing-masing cara perolehan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Pada umumnya transaksi yang dilakukan untuk memperoleh suatu aktiva tetap dengan pembayaran secara tunai atau kredit. Keputusan untuk memilih cara perolehan aktiva tetap tergantung instansi/perusahaan yang memerlukannya. Upaya perolehan aktiva tetap dengan kedua cara tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pembelian secara tunai memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan pembelian secara kredit apabila diakumulasikan pembayarannya. Sedangkan, pembelian secara kredit memiliki keunggulan

12 memberi kesempatan bagi instansi/perusahaan yang memiliki dana terbatas pada periode berjalan untuk memperoleh aktiva tetap. Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara memilih untuk memperoleh aktiva tetapnya secara tunai karena dana yang diperoleh untuk mengelola instansi berasal dari pemerintah. Sebelum melakukan pemebelian suatu aktiva, instansi ini terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk memperoleh suatu aktiva. Jika pemerintah menyetujui perolehan aktiva tersebut, maka dilakukan peninjauan harga aktiva tersebut dan mengadakan lelang untuk menentukan siapa yang akan menjadi tender / penyedia aktiva tersebut dan memperoleh harga yang terjangkau. Kemudian pemerintah menurunkan sejumlah uang sesuai harga terjangkau yang telah ditinjau kepada instansi ini. Setelah itu, Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara berkewajiban untuk membeli aktiva tersebut secara tunai atau membayarkan secara kontan kepada pihak tender tergantung kesepakatan yang ada. Kemudian Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara akan melaporkan kembali kepada pemerintah bahwa aktiva tersebut telah diperoleh oleh instansi ini. Menurut Rudianto (2012:259) ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh aktiva tetap, antara lain : a. Pembelian tunai Aset tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat sebesar jumlah uang yang dikeluarkan. Untuk memperoleh aset tersebut yang termasuk didalamnya adalah harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan sampai aset tersebut siap untuk dipakai seperti biaya angkut, premi asuransi dalam perjalanan, biaya balik nama, biaya pemasangan dan biaya percobaan. Semua

13 biaya-biaya tersebut dikapatilasasi sebagai harga perolehan aset tetap. Apabila dalam pembelian aset tetap ada potongan tunai, maka potongan tunai tersebut merupakan pengurangan terhadap harga faktur, tanpa melihat apakah potongan tersebut didapat atau tidak. b. Pembelian secara gabungan Apabila dalam suatu pembelian diperoleh lebih dari satu macam aset tetap maka harga perolehan harus dialokasikan pada masing-masing aset tetap. Misalnya dalam pembelian gedung beserta tanahnya maka harga perolehan dialokasikan untuk gedung dan tanah. c. Perolehan melalui pertukaran 1. Ditukar dengan surat berharga Aset tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar. 2. Ditukar dengan aset tetap yang lain Banyak pembelian aset tetap dilakukan dengan tukar tambah, dimana aset lama digunakan untuk membayar harga aset baru, baik seluruhnya atau sebagian dan kekurangannya dibayar tunai. d. Pembelian angsuran Apabila aset tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aset tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga.

14 3.4 Penyusutan Aktiva Tetap Aktiva tetap seperti bangunan pabrik, fasilitas, mesin produksi, dan perlengkapan pabrik berangsur-angsur kehilangan kemampuannya memberikan manfaat atau jasanya. Akibatnya, biaya-biaya perolehan bangunan pabrik, mesin produksi, dan perlengkapan pabrik haruslah ditransfer ke rekening-rekening beban dalam suatu cara sistematik selama masa manfaatnya. Menurut Surya (2012:173) penyusutan adalah alokasi jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset sepanjang masa manfaat yang estimasi. Jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut dikurangi dengan estimasi nilai sisa (salvage value) aset tersebut pada akhir masa manfaatnya. Menurut Martani (2012:313) penyusutan adalah metode pengalokasian biaya tetap untuk menyusutkan nilai aset secara sistematis selama periode manfaat dari aset tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan / depresiasi terhadap aktiva tetap menurut Setiawan dan Temi (2012:100) adalah : a. Harga perolehan (assets cost) Yaitu semua biaya (harga faktur ditambah biaya-biaya lain) yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu aktiva sampai aktiva tersebut layak digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan secara normal. b. Umur ekonomis (usefull life) Yaitu taksiran jangka waktu suatu aktiva dapat memberikan manfaat ekonomis bagi perusahaan.

15 c. Nilai residu (residual value) Yaitu taksiran harga jual aktiva diakhir umur ekonomisnya. Masa manfaat biasanya dinyatakan dalam tahun, satuan hasil produksi, satuan jam kerja. Ada beberapa hal yang membuat Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara perlu melakukan penyusutan terhadap aset tetap yang dimilikinya, yaitu : 1. Penuaan fisik Suatu aset tetap yang digunakan secara terus menerus pasti mengalami penurunan kinerja. Di samping itu, perubahan cuaca yang berpengaruh pada usia aset tersebut, sehingga perlu dilakukan penyusutan. 2. Perubahan teknologi Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia, memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktivitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Dengan kemajuan teknologi data yang diperoleh akan lebih akurat dan dapat dijangkau, maka penyusutan tetap diperlukan. 3. Pelaporan Aset Negara Setiap instansi pemerintahan wajib melaporkan keuangan termasuk aset tetap negara yang ada pada instansi ini. Fungsinya adalah agar pemerintah pusat mengetahui estimasi manfaat aset yang dimiliki negara untuk digunakan dalam kegiatan kenegaraan.

16 Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan metode penyusutan dapat dikelompokkan menurut kriteria (PSAK No.17 : paragraf 9 Tahun 2011) 1. Berdasarkan waktu a. Metode garis lurus (straight line method) Metode garis lurus merupakan metode yang paling banyak digunakan karena sangat sederhana dalam penggunaannya. Dalam metode ini aktiva tetap dianggap sama penggunaannya sepanjang waktu artinya mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi waktu, bukan fungsi dari penggunaan. Beban penyusutan besarnya sama setiap periode (kecuali ada penyesuaian-penyesuaian). Kelemahan metode ini adalah kapasitas produksi aktiva tetap semakin lam semakin menurun serta biaya pemeliharaan dan reperasi dari suatu periode ke periode berikutnya akan semakin besar, seiring dengan semakin tuanya umur aktiva tetap tersebut. b. Metode pembebanan menurun (decreasing charge depreciation) 1. Metode jumlah angka tahun (sum of the year digit method) Metode ini beban penyusutan akan menurun secara bertahap dari tahun ke tahun, karena angka pecahan dikalikan setiap tahunnya dengan harga perolehan dan dikurangi dengan nilai sisa. 2. Metode saldo menurun / saldo menurun ganda (declining/double declining balance method) Metode saldo menurun ganda adalah perhitungan beban penyusutan dalam satu periode dengan mangalikan suatu persentase tertentu yang tetap terhadap nilai buku aktiva tetap.

17 2. Berdasarkan penggunaan a. Metode jam jasa (service hour method) Metode ini diasumsikan bahwa penurunan umur aktiva tetap dihubungkan langsung dengan jumlah waktu penggunaan aktiva. Sehingga dalam estimasi umur aktiva tersebut diperlukan taksiran usia dalam ukuran jasa jam produksi. Besarnya beban penyusutan menurut metode ini adalah mengalihkan jam jasa aktiva tetap dengan tingkat penyusutan per jam. b. Metode jumlah unit produksi (productive output method) Pada dasarnya sama dengan metode jam jasa. Perbedaannya pada metode sebelumnya menggunakan jam sebagai dasar maka pada metode unit produksi jumlah jam tersebut digambarkan sebagai output atau produksi dalam unit. 3. Berdasarkan kriteria lainnya a. Metode kelompok dan gabungan (combine and group method) Pada pembahasan sebelumnya, diasumsikan bahwa beban penyusutan dihubungkan dengan aktiva individual dan diperlakukan sebagai unit yang terpisah. Praktis ini disebut dengan penyusutan per unit. Dari sudut pandang praktis, dimungkinkan untuk menghitung penyusutan atas sekelompok aktiva seolah-olah kelompok aktiva tersebut adalah satu aktiva. Prosedur pengalokasian harga perolehan kelompok disebut dengan penyusutan kelompok ketika aktiva-aktiva dalam kelompok tersebut sejenis. b. Metode anuitas (annuity method) Dalam metode ini aktiva tetap dianggap sebagai aktiva yang akan memberikan kontribusi selama umur teknisnya. Harga perolehan dari aktiva

18 tersebut dianggap sebagai present value yang akan didiskontokan atau jasa yang akan diberikannya secara merata umur teknisnya. Menurut metode ini penyusutan merupakan angka bunga yang diperhitungkan atas harga perolehan aktiva yang belum disusutkan ditambah akumulasi penyusutan. Angka yang dibebankan ke akumulasi penyusutan merupakan beban bersih (biaya perusahaan) yang menunjukkan peningkatan tiap tahun sehingga totalnya sama dengan harga pokok dikurangi nilai residu. Metode ini sangat cocok digunakan dalam mencatat besarnya penyusutan aktiva tetap yang diperoleh secara leasing. c. Sistem persediaan (iventory system) Dalam metode ini, penyusutan dihitung dengan menambah persediaan awal aktiva yang tersedia dengan perolehan aktiva tetap selama periode berjalan, kemudian dikurangi persediaan akhir aktiva tetap tersebut. Metode ini biasanya dipakai untuk menilai sejumlah aktiva tetap yang nilainya relatif kecil, seperti perkakas, peralatan dan lain-lain. Metode persediaan ini cukup ringkas digunakan, namun tidak sistematis dan tidak rasional. Disamping itu juga sulit menentukan nilai sesungguhnya dari aktiva tetap tersebut pada akhir tahun. Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menggunakan metode garis lurus (straight line method) dikarenakan selain perhitungannya mudah, metode garis lurus merupakan metode perhitungan yang paling sederhana karena metode ini menghasilkan biaya secara wajar dalam penggunaan aktiva. Jika suatu aktiva tidak digunakan setahun penuh maka tahunnya disesuaikan menurut lamanya pemakaian.

19 Metode garis lurus sangat sederhana dan dipergunakan secara luas. Metode ini menciptakan transfer biaya yang layak kebeban periodik. Jika pemanfaatan aktiva dan pendapatan yang terkait dari pemakaian itu sama setiap periodenya. Samanya penyusutan aktiva tersebut tiap periodenya mempermudah pemegang saham melihat penyusutan dilaporan keuangan. Nilai sisa dianggap Rp. 0, perhitungan beban penyusutan ditetapkan dari biaya perolehan historisnya. Penggunaan metode penyusutan pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yaitu dengan menggunakan salah satu metode penyusutan yang ada yaitu dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method). 3.5 Penggantian Aktiva Tetap Perusahaan ataupun instansi memakai suatu aktiva tetap selama masa manfaatnya. Aktiva tetap bisa saja tidak lagi berfaedah bagi perusahaan karena beberapa sebab. Aktiva tersebut mungkin tidak dibutuhkan lagi. Aktiva sudah usang atau aktiva baru yang lebih produktif sudah tersedia. Selain itu, kegunaan aktiva bisa saja berakhir karena kejadian yang tidak menyenangkan atau kejadian yang tidak diduga sebekumnya, aktiva mungkin dicuri atau musnah karena bencana alam. Apapun sebabnya, manakala suatu aktiva tetap tidak lagi berfaedah bagi perusahaan, maka aktiva tersebut boleh saja dilepas. Aktiva lama bisa dijual, ditukar dengan aktiva lain, Pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, penggantian aset dilakukan dengan berbagai cara, seperti :

20 1. Dengan cara dibuang Cara ini dilakukan karena aset tersebut sudah tidak fungsional digunakan dalam kegiatan operasional instansi ini. Disamping itu, aset ini tidak memiliki nilai buku ataupun nilai pasar yang layak untuk dijual kembali. 2. Dengan cara dijual Cara ini dilakukan dengan cara mengestimasi kembali nilai buku yang layak untuk aset tetap tersebut. Biasanya aset yang dijual merupakan aset yang mengalami penggantian karena kemajuan teknologi yang begitu cepat yang memaksa aset tersebut harus diganti. Aset ini juga telah lama dinonaktifkan dalam kegiatan operasional yang mana pada saat pemberhentiannya, aset ini masih memiliki nilai buku ataupun nilai pasar. 3.6 Tujuan Pengawasan Internal Terhadap Aktiva Tetap Dalam suatu organisasi yang memiliki nilai aktiva tetap yang dominan dari total nilai aktiva organisasi harus memiliki sistem akuntansi yang baik yang mendukung pengawasan intern (internal control) terhadap intern aktiva tetap yang diandalkan. Sistem akuntansi yang baik harus meliputi semua teknik, metode dan prosedur dalam pencatatan dan pengolahan data akuntansi untuk memperoleh pengawasan intern yang baik dalam organisasi. Dengan sistem akuntansi yang baik maka kita dapat mengetahui kecurangan kecurangan atau penyelewengan aktiva yang terjadi di organisasi. Dari kecurangan dan penyelewengan tersebut maka dapat diterapkan system pengawasan intern yang baik sebagai upaya untuk mengurangi atau menghindari kecurangan dan penyelewengan yang sering terjadi dalam organisasi. Dalam kaitannya dengan pengawasan aktiva tetap secara

21 spesifik, tekanan dari tujuan sistem pengawasan intern lebih diutamakan pada perlindungan terhadap kekayaan aktiva tetap. Menurut Kantor BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara tujuan utama dari pengawasan internal terhadap aktiva tetap, antara lain : a. Membatasi pengeluaran modal dalam batas yang disetujui sesuai dengan kebutuhan perusahaan. b. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan aktiva tetap dalam menjalankan aktivitas perusahaan. c. Menetapkan prosedur-prosedur perlindungan dalam pemeliharaan fisik suatu aktiva tetap. d. Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan. e. perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan berikut cara yang paling menguntungkan untuk membiayai aktiva tetap. f. Melindungi aktiva tetap perusahaan terhadap segala bentuk penyelewengan yang mungkin terjadi dan dapat merugikan perusahaan. 3.7 Unsur-Unsur Pengawasan Internal Aktiva Tetap Unsur-unsur yang terdapat dalam pengawasan internal pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut : 1. Struktur organisasi Struktur organisasi merupakan salah satu alat manajemen atau pimpinan perusahaan untuk mengendalikan setiap proses proses dan kegiatan

22 operasionalnya dengan baik. Proses pembentukannya dimulai dengan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap kegiatan akan dibagi ke dalam unit-unit kegiatan yang lebih kecil, dengan disertai perincian tugas (job descrption) dari masing-masing karyawan yang menjalankan tugasnya. Selanjutnya tugas tersebut dibagi-bagi dan ditentukan bagian-bagian mana yang akan melakukan suatu tugas atau kelompok tugas tertentu. Apabila diperlukan, didalam suatu bagian masih bisa dibentuk sub bagian yang lebih kecil sesuai dengan bentuk bagian yang diperlukan dalam organisasi tersebut. Tahap terakhir adalah menentukan hubungan antara tugas yang satu dengan tugas yang lain. Pendelegasian tugas ini penting agar terciptanya kerjasama yang baik dan terarah diantara bagian-bagian tersebut dalam rangka mencapi tujuan-tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan pembukuan Sistem wewenang dan prosedur pencatatan pembukuan dalam suatu perusahaan merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap operasi dan transaksi-transaksi yang terjadi dan juga untuk mengklasifikasikan data akuntansi dengan tepat. Klasifikasi data akuntansi ini dapat dilakukan dalam rekening-rekening buku besar yang biasanya diberi nomor kode dengan cara tertentu dan dibuatkan buku pedoman mengenai penggunaan debit maupun kredit masing-masing rekening. Prosedur yang baik adalah prosedur yang dapat mencapai tujuannya dengan cara yang sederhana dan membagi pekerjaan secara logis dan mudah

23 dipahami sehingga bakat karyawan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Sedangkan prosedur yang efektif adalah prosedur yang dapat memaksakan kepatuhan. Dengan demikian, sistem wewenang dan prosedur pembukuan merupakan suatu tata cara pencatatan, pelaporan, serta pengesahan operasioperasi dan transaksi-transaksi perusahaan sedemikian rupa sehingga dimungkinkan terciptanya keabsahan dan ketelitian dalam pencatatan harta, hutang, modal, pendapatan, dan biaya-biaya perusahaan. 3. Praktik yang sehat a. Dilakukannya pencocokan fisik dengan kartu aktiva tetap secara periodik (berkala). b. Penggunaan anggaran investasi sebagai alat pengendalian investasi dalam aktiva tetap. Pengawasan investasi dalam aktiva tetap yang baik dilaksanakan dengan menggunakan perencanaan yang dituangkan dalam anggaran investasi. Anggaran ini disusun setelah dilakukan analisa terhadap studi kelayakan investasi. c. Penutupan asuransi aktiva tetap terhadap kerugian. Untuk mencegah kerugian yang timbul sebagai akibat kebakaran atau kecelakaan, aktiva tetap harus diasuransikan dengan jumlah pertanggung jawaban yang memadai. d. Kebijakan akuntansi tentang pemisahan antara pengeluaran modal (capital expenditure) dengan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) harus dinyatakan secara eksplisit dan tertulis untuk menjamin konsistensi perlakuan akuntansi terhadap kedua macam pengeluaran tersebut.

24 Unsur-unsur diatas, harus menjadi perhatian penting bagi pihak manajemen dalam menentukan pengawasan internal yang dilakukannya agar mendapatkan hasil yang memuaskan serta untuk dapat mencapai tujuan utama dari pengawasan internal atas aktiva tetap tersebut secara efektif dan efisien. 3.8 Sistem Pengawasan Internal Aktiva Tetap Menurut Sunarto dalam Suryandi dan Adelyna (2011:2), Pengendalian Intern ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, personal satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapatkan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut: 1. Keandalan laporan keuangan Manajemen perusahaan bertanggung jawab dalam menyiapkan laporan keuangan bagi investor, kreditor dan pengguna lainnya. Manajemen mempunyai kewajiban hukum dan profesional untuk menjamin bahwa informasi telah disiapkan sesuai standar laporan, yaitu prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2. Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku Pengendalian internal yang baik tidak hanya menyediakan seperangkat peraturan lengkap dan sanksinya saja. Tetapi pengendalian internal yang baik, akan mampu mendorong setiap peronal untuk dapat mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan dan berkaitan erat dengan akuntansi contohnya adalah UU Perpajakan dan UU Perseroan Terbatas.

25 3. Efektifitas dan Efisisensi operasi-operasi Pengendalian dalam suatu organisasi merupakan alat untuk mencegah kegiatan dan pemborosan yang tidak perlu dalam segala aspek usaha dan untuk mengurangi penggunaan sumber daya yang tidak efektif dan efisien. Menurut Mulyadi (2014:163), sistem pengendalian internal didefinisikan sebagai berikut : Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong terjadinya kebijakan manajemen. Definisi sistem pengendalian internal tersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, dengan demikian pengertian pengendalian internal diatas berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan, maupun dengan komputer. Menurut Diana dan Lilis (2011:82) Pengendalian internal adalah semua rencana organisasional, metode dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha untuk mengamankan harta kekayaannya, mengecek keakuratan dan keandalan data akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi operasional dan mendukung dipatuhinya kebijakan manajerial yang telah ditetapkan. Adapun jenis pengawasan yang dijalankan dalam Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara yang meliputi : 1. Pengawasan Administratif Pengawasan ini dapat dilakukan dengan dua tujuan yaitu :

26 a. Terkait dan berhubungan dengan setiap adanya masalah sistem dan prosedur penyelenggaraan, b. Terkait dan berhubungan dengan masalah teknis atau materi inventarisasi, buku induk barang atau buku lainnya. 2. Pengawasan Fisik Pengawasan fisik dilakukan untuk mengetahui keberadaan sekaligus keadaan fisik suatu aktiva tetap, apakah sudah sesuai dengan catatan inventaris atau belum. Pengawasan ini dilakukan dengan mengawasi jumlah maupun kuantitas sekaligus kualitas aktiva tetap sebenarnya. 3. Pengawasan Penggunaan Tujuan dari pengawasan ini adalah untuk mengetahui apakah suatu barang atau inventaris sudah benar dalam penggunaannya. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan aspek efisiensi penggunaan. Pengawasan ini penting artinya guna menentukan nilai ekonomis aktiva tetap, seperti keamanan atau keutuhan, keawetan, maupun pendayagunaan barang-barang yang ada. Dalam mengawasi aktiva tetap, Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menjalankan berbagai pengawasan baik pengawasan administratif, fisik maupun penggunaan. Bentuk pengawasan lain diantaranya juga dilakukan dengan cara mengasuransikan aktiva tetap, termasuk pengawasan dalam hal manajemen kepegawaian dengan menempatkan karyawan yang ahli pada bidangnya supaya tercipta suatu spesifikasi kerja yang baik. 4. Pengawasan Preventif Pengawasan tersebut dilakukan untuk menghindari adanya penyimpangan pelaksanaan penyimpangan keuangan negara yang akan

27 membebankan dan merugikan negara lebih besar. Pengawasan ini akan lebih bermanfaat dan bermakna jika dilakukan oleh atasan langsung, sehingga penyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan terdeteksi lebih awal. 5. Pengawasan Aktif dan Pasif Pengawasan dekat (aktif) dilakukan sebagai bentuk pengawasan yang dilaksanakan di tempat kegiatan yang bersangkutan. Pengawasan jauh (pasif) yang melakukan pengawasan melalui penelitian dan pengujian terhadap suratsurat pertanggung jawaban disertai dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran. 6. Pengawasan kebenaran formil menurut hak dan pemeriksaan kebenaran materil mengenai maksud dan tujuan pengeluaran. Pengawasan ditujukan agar menghindari terjadinya korupsi, penyelewengan dan pemborosan anggaran negara yang tertuju pada aparatur atau pegawai negeri. Dengan dijalankannya pengawasan tersebut dapat diharapkan pengelolaan dan pertanggung jawaban anggaran dan kebijakan negara dapat berjalan sebagaimana direncanakan. Menurut Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara sistem pengawasan atas aktiva tetap yang memadai yang memiliki organisasi untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. Penjagaan pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara atas aktiva tetapnya meliputi : 1. Memberikan tanggung jawab kepada seseorang atas aktiva tersebut. 2. Memisahkan tugas antara orang yang menjaga dengan orang yang melakukan pencatatan aktiva tersebut.

28 3. Memiliki asuransi atas aktiva tetap terhadap kejadian tertentu seperti kebakaran, pencurian dan lain-lain. 4. Melakukan pembinaan kepada orang-orang yang menggunakan aktiva tetap tersebut agar mereka dapat secara benar mengoperasikan aktiva tetap tersebut. 5. Mempertinggi keamanan di wilayah tersebut, misalnya orang-orang yang tidak berhubungan tidak diperbolehkan masuk daerah tersebut. Dalam kesehariannya, karyawan yang ada di Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah menjaga aktiva tetap diruangan masing-masing ataupun yang diberikan kepercayaan menggunakannya untuk menjalankan tugasnya. Penggunaan aset tetap digunakan pada jam kerja saja dan setelah jam kerja selesai seluruh aset elektonik dinonaktifkan untuk menjaga keawetan aktiva tetap. Hanya saja untuk aset tetap yang non elektonik kurang diperhatikan oleh sebagian karyawan seperti meja dan lemari yang jarang digunakan ataupun tidak digunakan lagi, sehingga jika diperhatikan dengan seksama kebersihan aset tersebut kurang diperhatikan yang mana hal sepele ini memberikan peluang berkurangnya estimasi manfaat aset tersebut. Adapun sistem pengawasan internal terhadap aktiva tetap yang dijalankan dalam Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara yang meliputi : 1. Sistem pengawasan melalui persetujuan Pemberian persetujuan atas pemakaian aktiva tetap biasanya dilakukan dengan persetujaan Kepala Sub Bagian Umum. Tanpa adanya persetujaan Kepala Sub Bagian Umum segala aktivitas aktiva tetap tidak dapat operasikan.

29 2. Sistem pengawasan terhadap gerak-gerik fisik Jika terdapat aktiva yang rusak maupun telah usang sehingga habis manfaatnya atau tidak dapat dipakai lagi, maka perusahaan melakukan sejumlah prosedur atau peraturan-peraturan yang dilakukan sehubungan untuk melindungi aktiva tetapnya. 3. Sistem pengawasan penghitungan fisik Sistem ini harus dilakukan secara periodik dalam rangka memeriksa keakuratan catatan akuntansi. Pemeriksaan semacam itu ditujukan untuk mendeteksi aktiva tetap yang hilang, rusak atau yang tidak dipakai lagi. Semua perbedaan yang dicatat selama penghuitungan fisik aktiva tetap harus segera ditindaklanjuti dan dilaporkan dalam laporan penghitungan fisik akiva tetap. 4. Sistem pengawasan prosedur pencatatan Semua penambahan aktiva tetap, transfer, transaksi penghapusan/pemusnahan harus dicatat dalam daftar aktiva tetap. Aktiva tetap juga harus diberi kode perusahaan, lokasi aktiva, kategori aktiva dan nomor aktiva. Prosedur pencatatan dilakukan melalui proses manual dan komputerisasi yang melibatkan berbagai fungsi dan tidak lupa untuk meminta persetujuan dari pihak yang berwenang. 5. Sistem pengawasan penggunaan fisik Sistem ini dilakukan supaya penggunaan aktiva tetap sesuai dengan peraturan perusahaan sehingga tidak terjadi penggunaan sewenang-wenang yang dapat menimbulkan kerusakan aktiva tetap. Sistem ini juga berguna untuk merawat dan memelihara aktiva tetap sehingga memperpanjang masa manfaat aktiva tetap tersebut.

30 Menurut peneliti sistem pengawasan internal terhadap aktiva tetap pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah sesuai teori pada kutipan yang peneliti sajikan, dimana metode yang digunakan perusahaan telah dipergunakan sepenuhnya dan sistem pengawasan internal aktiva tetap yang dilakukan instansi sudah berjalan dengan baik.

31 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan dan saran mengenai sistem pengawasan internal terhadap aktiva tetap pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara. 4.1 Kesimpulan 1. Pencatatan dan pelaporan aktiva tetap pada Kantor Perwakilan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) Provinsi Sumatera Utara sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan prosedur pencatatan yang telah mendapat persetujuan dari pimpinan instansi dan pemerintah, walaupun ada kelalaian dalam pencatatan dan pelaporan tetapi kelalaian tersebut langsung dievaluasi. 2. Sistem pengawasan internal terhadap aktiva tetap pada Kantor Perwakilan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) Provinsi Sumatera Utara sudah dijalankan dengan baik yang mana masing-masing aset sudah diawasi oleh operator dan memberikan tanggung jawab kepada pemakai aset tersebut sehingga dapat mengurangi resiko kehilangan, kerusakan dan resiko lainnya.

32 4.2 Saran 1. Kantor Perwakilan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) Provinsi Sumatera Utara sebaiknya memberikan pelatihan khusus bagi pegawai yang melakukan kesalahan pada pencatatan dan pelaporan agar tidak terjadi kesalahan kembali 2. Walaupun aset tetap sudah diawasi oleh operator,sebaiknya instansi harus melakukan pengecekan fisik atas seluruh aset tetap secara rutin dengan melakukan pengecekan setiap bulannya, agar dapat mengetahui perkembangan kondisi aset-aset tersebut tiap periode dengan mudah dan juga dapat memperpanjang masa manfaat aset aset yang dimiliki instansi tersebut.

BAB III TOPIK PENELITIAN. aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan

BAB III TOPIK PENELITIAN. aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan BAB III TOPIK PENELITIAN A. Sistem Pengawasan Intern Aktiva Tetap Dalam BAB III ini penulis akan membahas sistem pengawasan intern aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap (fixed assets) merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen. Aset tetap sering disebut aset berwujud (tangible assets) karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akutansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak

Lebih terperinci

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan sifatnya relatif tetap atau jangka waktu perputarannya

Lebih terperinci

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan apapun jenis usahanya pasti memiliki kekayaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN A. Pengertian Aset Tetap Menurut Widjajanto (2008:2), pengertian sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang

Lebih terperinci

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP Listian Nurbaeni Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, listian.nurbaeni@gmail.com Abstrak Tujuan_Untuk mengetahui bagaimana implementasi PSAK 16 tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Pengakuan, dan Penggolongan Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva adalah sumber daya ekonomi yang diperoleh dan dikuasai oleh suatu perusahaan sebagai hasil

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, dimiliki oleh perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual serta memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, dunia usaha telah mengalami perubahan dengan kecepatan yang luar biasa. Selain globalisasi dan perubahan teknologi, kita juga dapat menyaksikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap perusahaan menggunakan berbagai aktiva tetap, seperti peralatan, perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan, dan tanah. Aset tetap (fix asset)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (bussnines language). Akuntansi menghasilkan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Keuangan Eksistensi suatu perusahaan sangat tergantung pada transaksitransaksi yang dilakukannya. Perusahaan yang dapat melakukan transaksi dengan baik berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Menurut Reeve, Warren, dkk (2013:2) Aset tetap (fixed asset) adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana menurut Grady (2000 : 12) transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana menurut Grady (2000 : 12) transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Akuntansi Ada banyak pengertian akuntansi yang diartikan oleh para ahli akuntansi, sehingga memberikan pengetian yang berbeda sesuai pandangan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN ASAHAN

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN ASAHAN BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN ASAHAN Dalam BAB III ini penulis akan membuat pembahasan mengenai pengawasan internal aktiva tetap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma), BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem informasi Akuntansi Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma), artinya suatu kesatuan komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Aktiva Menurut Mardiasmo (2009:158) Aktiva merupakan (harta) kekayaan, baik yang berupa uang maupun benda lain yang dapat dinilai dengan uang ataupun yang tidak berwujud

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Kebijakan Akuntansi Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tercantum sebagai berikut: Kebijakan akuntansi meliputi pilihan-pilihan, dasar-dasar, konvensi peraturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan baik perusahaan yang bergerak dibidang industri, dagang, dan jasa pasti memiliki harta kekayaan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ASET TETAP PADA BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ASET TETAP PADA BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ASET TETAP PADA BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Nilai kegunaan akuntansi sebagai salah satu fungsi dalam suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori a. Pengertian Akuntansi Manfaat akuntansi dalam menyediakan informasi keuangan sangat berguna untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan serta memudahkan pengendalian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Aset Tetap 1. Pengertian Aset Tetap Menurut IAI, PSAK No.16 (2011:16) aset tetap merupakan aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Aset Tetap Pengertian aset tetap menurut IAI, PSAK No 16 (2011 : 16.2) adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah suatu aktiva yang berwujud yang dipergunakan dalam operasi perusahaan sehari-hari dan merupakan aktiva tahan lama yang secara berangsur-angsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Akuntansi Menurut Dwi (2012:4) Akuntansi adalah informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen, seperti peralatan, tanah, bangunan, gedung, dimana merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring dengan kemajuan zaman sekarang ini, persaingan dunia usaha semakin berkembang dengan pesat. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan termotivasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu:

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Analisis Pengertian Analisis Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu: Menurut Kamus Bahasa Indonesia : Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat

BAB I PENDAHULUAN. unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Pasal 2 UU No. 17 tahun 23 tentang Keuangan negara, dan salah satu unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat berharga,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Definisi Aset Tetap Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih dari satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika BAB 2 LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Penggolongan dan Perolehan Aset Tetap 1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika suatu aset digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Peranan aktiva tetap sangat penting dalam suatu bentuk badan usaha untuk menentukan bagaimana sederhana dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Berbagai definisi aset tetap yang dikemukakan oleh para ahli, semuanya mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu merumuskan pengertian aset tetap agar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Aktiva Tetap A. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan BAB II TINJAUAN PENELITIAN A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva operasional yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan BAB II TINJAUAN PENELITIAN A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva operasional yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya

Lebih terperinci

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets) BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets) Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian aktiva tetap berwujud 2. Menerangkan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penjelasan Umum Aset Tetap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 16 adalah Standar Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, dalam buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomer 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain paragraf 5 tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah barang fisik yang dimiliki perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa dalam operasi normalnya, memiliki unsur yang terbatas, pada

Lebih terperinci

: Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan.

: Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. BULETIN TEKNIS NO. 05 AKUNTANSI PENYUSUTAN PENDAHULUAN Ketentuan PSAP No. 05: Penyusutan adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset. Paragraf 53: Aset tetap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan Untuk mengetahui pengertian yang jelas mengenai aktiva tetap tanaman menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengendalian Intern Pengendalian meliputi semua metode,kebijakan dan prosedur organisasi yang menjamin keamanan harta kekayaan perusahaan, akurasi dan kelayakan data manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Aktiva a. Pengertian Aktiva Aktiva/harta adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, yang lebih dikenal dengan istilah asset perusahaan. Jadi, aktiva (asset)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2010:7) Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Menurut Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menegah Republik Indonesia Nomor 13/Per/M.KUKM/IX/2015, koperasi adalah: Badan usaha yang beranggotakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2009:4) Akuntansi adalah sebuah sistem yang mengidentifikasi, merekam, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi suatu

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. a. Mempunyai masa manfaat, atau umur ekonomis lebih dari satu tahun.

BAB III PEMBAHASAN. a. Mempunyai masa manfaat, atau umur ekonomis lebih dari satu tahun. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Aktiva Tetap MenurutSamryn (2015:162) aktiva tetap pada umumnya merupakan komponen aktiva jangka panjang yang paling besar nilainya dalam perusahaan. Aktiva tetap merupakan kelompok

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO Ayu Lestari, Masthad, Arief Rahman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi,Universitas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tujuannya. Untuk menunjang tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan mempunyai aktiva tetap tertentu untuk memperlancar

Lebih terperinci

BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD

BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD A. UMUM 1. Definisi Menurut PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, penyusutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam penyajian laporan keuangan. Didalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam penyajian laporan keuangan. Didalam mencapai tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sektor perekonomian teknologi yang semakin maju mempengaruhi perkembangan pada setiap perusahaan, baik perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah. Masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Akuntansi Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aset/Aktiva Aset atau aktiva adalah Produk bernilai yang dikuasai atau dimiliki suatu perusahaan, baik berupa harta benda ( properti ), hak atau suatu tuntutan terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian dan Karakteristik Aset Tetap Aset tetap adalah aset yang memiliki masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap Aset tetap merupakan aset tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, serta merupakan komponen aset yang paling besar nilainya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. equipment, machinery, building, and land.

BAB II LANDASAN TEORI. equipment, machinery, building, and land. 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap According to the opinion of Carl S. Warren (2011 :415 ) Fixed assets are long-term or relatively permanent assets such as equipment,

Lebih terperinci

53. Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang

53. Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang 0 0 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... BAB II ARTI PENTING PENYUSUTAN... BAB III PRASYARAT PENYUSUTAN... BAB IV PROSEDUR PENYUSUTAN DAN CONTOH JURNAL... A. Identifikasi Aset Tetap yang Dapat Disusutkan...

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS)

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS) Dosen : Christian Ramos Kurniawan AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS) INTERMEDIATE ACCOUNTING L/O/G/O Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Definisi Aktiva

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk dipergunakan dalam operasional perusahaan bukan untuk diperjualbelikan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk dipergunakan dalam operasional perusahaan bukan untuk diperjualbelikan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Menurut peneliti aktiva tetap adalah harta milik perusahaan yang bertujuan untuk dipergunakan dalam operasional perusahaan bukan untuk diperjualbelikan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dipercaya mengenai transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Akuntansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dipercaya mengenai transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Akuntansi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Akuntansi Akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan yang berfungsi secara sistematis sebagai proses pencatatan, penggolongan, pengolahan, peringkasan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap Beberapa pendapat ahli dan sumber lain memberikan pengertian mengenai aktiva tetap, antara lain : Dalam Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET) AKTIVA TETAP (FIXED ASSET) PENGERTIAN AKTIVA TETAP sebagai aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menuntut kesiapan para pelaku ekonomi untuk tetap mengeksiskan dirinya dalam kancah persaingan. Hal ini diiringi dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang seseorang, akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dipisahkan pada perusahaan Negara/perusahaan daerah. Pemerintah Daerah memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. yang dipisahkan pada perusahaan Negara/perusahaan daerah. Pemerintah Daerah memerlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Pasal 2 Undang Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. salah satu unsur keuangan Negara antara lain kekayaan Negara/kekayaan daerah berupa uang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SRI AGUNG MULIA PEKANBARU

ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SRI AGUNG MULIA PEKANBARU SKRIPSI ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SRI AGUNG MULIA PEKANBARU Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Sosial Universitas Islam Negeri Sultan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap perusahaan pada umumnya memiliki aset tetap dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap perusahaan pada umumnya memiliki aset tetap dalam BAB II LANDASAN TEORI A. Aset tetap 1. Pengertian Aset tetap Setiap perusahaan pada umumnya memiliki aset tetap dalam pengoperasiannya, terlepas apakah perusahaan tersebut adalah perusahaan berskala besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi adalah suatu sarana yang menjembatani antar pihak pimpinan dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses akuntansi akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan kekayaan perusahaan yang memegang peranan penting dalam adalah bagian menunjang kelancaran operasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam

BAB II LANDASAN TEORITIS. informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Aset Tetap Berwujud 1. Pengertian Akuntasi Aset Tetap Suwardjono (2005:10) mendefinisikan akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

PENYUSUNAN NERACA AWAL PEMERINTAH PUSAT

PENYUSUNAN NERACA AWAL PEMERINTAH PUSAT Buletin Teknis STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN Nomor 01 05 PENYUSUNAN NERACA AWAL PEMERINTAH PUSAT AKUNTANSI PENYUSUTAN KOMITE OMITE STANDAR STANDAR AKUNTANSI AKUNTANSI PEMERINTAHAN BULETIN TEKNIS STANDAR

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya BAB III PEMBAHASAN A. AKTIVA TETAP 1. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya pengertian aktiva tetap ini memiliki makna dan tujuan yang sama. Ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai. tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai. tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset Aset sebagai sumber ekonomi sangat diharapkan oleh seluruh perusahaan dapat memberikan manfaat jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan di kemudian hari. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - teori 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi a. Pengertian Konvergensi Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan pandangan/ perspektif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Secara umum Standar Akuntansi Keuangan merupakan pedoman pokok penyusunan dan penyajian laporan

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP. Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga Perolehannya.

AKTIVA TETAP. Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga Perolehannya. 1. Pengertian Aktiva Tetap AKTIVA TETAP Aktiva tetap adalah aktiva berujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. (Haryono Jusup,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur BAB II BAHAN RUJUKAN Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur sebagai landasan untuk melakukan pembahasan dalam permasalahan yang dijadikan topik tugas akhir ini. 2.1. Kebijakan

Lebih terperinci