BLUEPRINT DALAM IMPLEMENTASI HUMAN RESOURCE INFORMATION SYSTEM (HRIS) SAP SUB MODUL TIME MANAGEMENT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BLUEPRINT DALAM IMPLEMENTASI HUMAN RESOURCE INFORMATION SYSTEM (HRIS) SAP SUB MODUL TIME MANAGEMENT"

Transkripsi

1 BLUEPRINT DALAM IMPLEMENTASI HUMAN RESOURCE INFORMATION SYSTEM (HRIS) SAP SUB MODUL TIME MANAGEMENT Debby Citra 1, Ira Apriliana 2, Sampad Putra 3, Win Ce 4 1,2,3,4 School of Information Systems Bina Nusantara University Jl. K.H. Syahdan 9, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat dcitra92@gmail.com, ira.apriliana@gmail.com, sampad.putra@gmail.com, wn@binus.edu ABSTRACT The purpose of this writing is to produce Blueprint for the implementation of Human Resources Information System (HRIS) SAP sub module Time Management. Research methodology used in producing this Blueprint consists of two methods, there are analysis method and designing method. Analysis method uses Object Oriented Analysis to analyze business process and Fit Gap Analysis in analysing system requiremenst. Design method used in producing Blueprint is Unified Modelling Languange (UML). The result gained from this Blueprint is the analysis of business requirements and system requirements that used as the basic in designing HRIS SAP sub module Time Management. As conclusion, Blueprint will be the first step and basic in doing a system configuration of HRIS SAP sub module Time Management. Keywords: Blueprint, HRIS, SAP, Time Management ABSTRAK Tujuan penulisan adalah menghasilkan Blueprint untuk implementasi Human Resource Information System (HRIS) SAP sub modul Time Management. Metodologi penelitian yang digunakan dalam membuat Blueprint terdiri dari dua metode, yaitu metode analisis dan metode perancangan. Metode analisis menggunakan Object Oriented Analysis dalam menganalisis proses bisnis dan Fit Gap Analysis dalam menganalisis kebutuhan sistem. Metode perancangan yang digunakan pada pembuatan Blueprint adalah Unified Modelling Languange (UML). Hasil yang dicapai dari pembuatan Blueprint ini adalah analisis dari kebutuhan bisnis dan kebutuhan sistem yang digunakan sebagai landasan dalam melakukan perancangan HRIS SAP sub modul Time Management. Simpulan yang didapat adalah Blueprint akan menjadi landasan dalam melakukan konfigurasi sistem HRIS SAP sub modul Time Management. Kata Kunci : Blueprint, HRIS, SAP, Time Management

2 PENDAHULUAN Pada era teknologi informasi sekarang ini, penggunaan teknologi informasi banyak membantu manusia dalam menyelesaikan berbagai permasalahan. Menurut Docksai, R. (2011) Teknologi dapat berkontribusi untuk memecahkan banyak permasalahan yang ada di dunia, mulai dari kekurangan sumber daya sampai pada krisis keuangan. Salah satu faktor penting yang berkontribusi dalam hal ini yaitu sumber daya manusianya. Berdasarkan kutipan koran yang dipublikasikan dalam Database jurnal ProQuest Entrepreneurship berjudul People power is best asset Manusia atau people merupakan aset terbesar dari setiap perusahaan. Aset terbesar dari suatu perusahaan atau organisasi tidak akan ditemukan di neraca laporan keuangan. Karena aset terbesar tersebut merupakan passion, enterprise, dan expertise dari sumber daya manusianya. (Rae, 2012). Sehingga dengan didukung penggunaan teknologi informasi untuk pengelolaan sumber daya manusia dengan baik tentu akan mendukung keberlangsungan dan kemajuan perusahaan. Salah satunya adalah pengelolaan terhadap waktu time management dari sumber daya manusia. Menurut Alsarayreh et al., (2012: 3) Pengelolaan waktu yang baik berguna dalam menyediakan sumber daya dan pengaturan biaya dalam suatu organisasi. Membangun sumber daya manusia yang baik membutuhkan proses dengan investasi yang besar namun pada akhirnya memberikan nilai tambah yang lebih besar lagi bagi organisasi. Di dalam suatu organisasi yang memiliki sumber daya manusia yang besar, peran sistem informasi akan sangat membantu dalam pengelolaannya. Troshani, Jerram, & Hill (2011) mengatakan bahwa Human Resources Information Systems (HRIS) menjadi semakin penting dalam membantu organisasi mengelola sumber daya manusianya secara efektif. Pengimplementasian Human Resource Information System (HRIS) SAP dengan salah satu sub modul Time Management merupakan solusi untuk pengelolaan waktu sumber daya manusia. METODE PENELITIAN Metodologi implementasi yang digunakan menggunakan metode Accelarated SAP (ASAP). Menurut Batni (2008) dari perusahaan konsultan Comter, ASAP Roadmap terdiri dari: a. Project Preparation b. Business Blueprint c. Realization d. Final Preparation e. Go-live, support, and continuous improvement Metode yang digunakan berfokus pada tahapan business blueprint yang membahas proses bisnis as is perusahaan, requirement, proses bisnis to be, serta solusi perancangan sistem yang menjadi dasar dilakukannya konfigurasi sistem HRIS SAP sub modul Time Management. Analisis kebutuhan bisnis dan kebutuhan sistem time management menggunakan fit gap analysis. Menurut Pol & Paturkar (2011), fit gap analysis adalah metodologi yang digunakan oleh proses dan system function sebuah enterprise yang kemudian akan dibandingkan, dievaluasi, dan dijabarkan dengan tujuan untuk melihat hal-hal yang sesuai (fits) dan hal-hal yang tidak sesuai (gaps). HASIL DAN BAHASAN Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembuatan Blueprint dimulai dengan proses analisis. Proses analisis ini berfokus kepada proses bisnis as is pada sub modul Time Management terutama pada Work Schedule, Substitution, Overtime, Absence, Attendance, Clock In Clock Out, Public Holiday. Berdasarkan hasil analisis tersebut akan dilakukan analisis terhadap masalah atau kekurangan pada proses bisnis as is. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, akan dideskripsikan kebutuhan bisnis daripada perusahaan yang diharapkan dapat diterapkan pada proses bisnis to be. Kemudian dengan menggunakan metode Fit Gap Analysis, dilakukan analisis terhadap kebutuhan bisnis dan kebutuhan sistem untuk melihat kecocokan (fit) dan kesenjangan (gap) yang terjadi antara proses bisnis, sistem, dan requirement. Selanjutnya, berdasarkan analisis terhadap masalah yang sebelumnya telah dilakukan, akan diberikan solusi untuk masing-masing masalah tersebut, yang kemudian keseluruhan hasil analisis dan solusi akan dijadikan sebagai dasar perancangan sistem HRIS SAP sub modul Time Management.

3 Analisis Proses Bisnis Analisis pada proses bisnis akan dilakukan sebagai proses awal dalam pembuatan Blueprint. Dengan merujuk pada proses bisnis yang sedang berjalan (As is), hasil analisis akan membantu dalam menemukan kekurangan dan masalah yang menghambat pada proses bisnis tersebut yang akan dicari solusinya sehingga hal tersebut dapat diatasi pada proses bisnis yang akan dijalankan (to be). Adapun hal yang akan dianalisis berhubungan dengan Time Management adalah : 1. Work Schedule. Work Schedule dapat didefinisikan sebagai periode dimana setiap karyawan melakukan pekerjaan sesuai dengan apa yang telah disepakati di awal perjanjian kerja, dengan penempatan waktu yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis perusahaan dan dengan memperhatikan peraturan yang berlaku. 2. Substitution Perubahan jadwal kerja karyawan untuk sementara baik permintaan dari karyawan yang ingin melakukan perubahan terhadap jadwal kerja karyawan yang bersangkutan maupun dari perusahaan terkait dengan kelancaran proses produksi yang ada di pabrik, maka akan dilakukan proses perubahan sementara. 3. Overtime Overtime (lembur) dapat didefinisikan sebagai jam kerja yang dilakukan karyawan di luar ketentuan waktu kerja karyawan. Waktu kerja karyawan yang dimaksud adalah jadwal kerja yang telah ditentukan oleh atasan langsung. 4. Attendance Attendance dapat diartikan sebagai kehadiran karyawan di luar kantor untuk kepentingan perusahaan, contoh: perjalanan dinas, seminar, meeting, training, dan lain-lain. 5. Absence Absence dapat diartikan sebagai ketidakhadiran karyawan karena alasan pribadi, atau dapat juga disebut dengan cuti. 6. Clock In Clock Out Clock in-clock out (CICO) adalah proses recording/absensi kehadiran karyawan. 7. Public Holiday Public Holiday adalah hari libur nasional/bersama yang ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan kalender yang telah ditentukan oleh pemerintah. Kalender mengenai public holiday dikeluarkan oleh pemerintah setiap akhir tahun. Hasil analisis dari proses bisnis as is, serta masalah dan kekurangan yang ditemukan akan dijadikan landasan dalam menentukan kebutuhan bisnis serta proses bisnis to be. Kemudian, perumusan masalah akan dilakukan untuk memudahkan dalam menentukan solusi atas masalah yang telah ditemukan pada proses bisnis as is. Fit Gap Analysis Fit Gap Analysis merupakan metode yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan bisnis dan kebutuhan sistem untuk melihat kecocokan (fit) dan kesenjangan (gap) yang terjadi antara proses bisnis, sistem, dan requirement. Dalam menggunakan metode Fit Gap Analysis ini, diperlukan penerapan proses requirements assessment dan ranking requirements. Requirements Assessment Hasil analisis proses bisnis yang telah dilakukan pada sub-modul time management yang terdiri dari work schedule rule, substitution, overtime, absence, attendance, clock inclock out dan public holiday, akan dilakukan penilaian terhadap tingkat prioritas pada masing-masing proses bisnis. Berdasarkan hasil identifikasi dari requirement, akan dilakukan pengkategorian berdasarkan tingkat prioritas tertentu. Langkah dalam memberikan tingkat prioritas terhadap requirement yang telah diidentifikasi akan dilakukan dengan menggunakan teknik Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) yang merupakan teknik untuk memahami dan memberi prioritas pada failure mode (symptom bug) atau resiko kualitas yang mungkin ada pada fungsi, fitur, atribut, behavior, komponen dan interface system.

4 Kolom FMEA yang digunakan terdiri atas Severity, Priority, dan Likelihood yang masing-masing bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap requirement untuk melihat prioritas dari masing-masing requirement yang telah teridentifikasi sebelumnya. Kriteria yang akan digunakan untuk penilaian pada requirement. Severity. Kolom ini akan menggambarkan dampak dari kegagalan pada sistem, baik secara langsung ataupun yang tertunda. Skala yang digunakan dimulai dari skala 1 (terburuk) sampai skala 5 (paling tidak berbahaya). 1. Kehilangan data, kerusakan perangkat keras, atau masalah keamanan. Menunjukan kegagalan yang terjadi pada sistem atau requirement akan mengakibatkan kehilangan data, kerusakan perangkat keras, atau masalah keamanan. 2. Kehilangan fungsi (tidak ada solusi). Menunjukan kegagalan yang terjadi pada sistem atau requirement akan mengakibatkan kehilangan penuh terhadap fungsi requirement, serta tidak dapat ditemukan alternatif lain untuk memenuhi requirement tersebut. 3. Kehilangan fungsi (ada solusi). Menunjukan kegagalan yang terjadi pada sistem atau requirement akan mengakibatkan kehilangan penuh terhadap fungsi requirement, tetapi dapat ditemukan alternatif lain untuk memenuhi requirement tersebut. 4. Kehilangan fungsi parsial. Menggambarkan kegagalan yang terjadi pada sistem atau requirement akan mengakibatkan fungsi yang diharapkan pada requirement tidak dapat berjalan sepenuhnya. 5. Kosmetik atau trivial. Menggambarkan kegagalan pada sistem atau requirement bersifat tidak penting. Priority. Kolom ini akan menjelaskan efek dari kegagalan yang terjadi kepada user, customer atau operator. Skala yang digunakan dimulai dari skala 1 (terburuk) sampai skala 5 (paling tidak berbahaya). Dikarenakan nomor ini tidak dapat didefinisikan secara pasti, menurut Rex Black untuk mempermudah staff testing dalam melakukan estimasi pada nomor ini makan perlu untuk melibatkan sales, marketing, techiniccal support, dan business analyst. 1. Kehilangan total dari nilai sistem. Menggambarkan kegagalan pada sistem atau requirement akan mengakibatkan user sama sekali tidak dapat menggunakan fungsi dari sistem atau requirement. 2. Kehilangan yang tidak bisa diterima dari nilai sistem. Menggambarkan kegagalan pada sistem atau requirement akan mengakibatkan sistem tetap dapat berfungsi namun user sistem akan kehilangan fungsi dari sistem atau requirement. 3. Kehilangan yang mungkin dapat diterima pada nilai sistem. Menggambarkan kegagalan pada sistem atau requirement akan mengakibatkan beberapa fungsi sistem tidak dapat berjalan dan dibutuhkan oleh user, namun kegagalan tersebut masih dapat diterima oleh user. 4. Kehilangan yang dapat diterima pada nilai sistem. Menggambarkan kegagalan pada sistem atau requirement akan mengakibatkan beberapa fungsi sistem tidak dapat berjalan namun kegagalan tersebut dapat diterima oleh user. 5. Kehilangan yang dapat diacuhkan pada nilai sistem.menggambarkan kegagalan pada sistem atau requirement akan mengakibatkan beberapa fungsi sistem tidak dapat berjalan dan kegagalan tersebut tidak mempengaruhi user. Likelihood. Kolom ini akan menjelaskan kerentanan dari keberadaan produk, di luar proses pengembangan saat ini, dan gangguan pada operasi user. Skala yang digunakan dimulai dari skala 1 (paling rentan) sampai skala 5 (paling jarang). 1. Pasti mempengaruhi semua user.

5 Menggambarkan kegagalan pada sistem atau requirement akan mengakibatkan semua user yang berkaitan dengan sistem atau requirement tersebut tidak dapat menjalankan aktivitas operasional. 2. Sepertinya akan mempengaruhi beberapa (banyak) user. Menggambarkan kegagalan pada sistem atau requirement mungkin mengakibatkan beberapa (banyak) user yang berkaitan dengan sistem atau requirement tersebut tidak dapat menjalankan aktivitas operasional. 3. Dapat mempengaruhi beberapa (banyak) user. Menggambarkan kegagalan pada sistem atau requirement mengakibatkan beberapa (banyak) user yang berkaitan dengan sistem atau requirement tersebut tidak dapat menjalankan aktivitas operasional. 4. Pengaruh terbatas pada beberapa (sedikit) user. Menggambarkan kegagalan pada sistem atau requirement mengakibatkan beberapa (sedikit) user yang berkaitan dengan sistem atau requirement tersebut tidak dapat menjalankan aktivitas operasional. 5. Tidak dapat dibayangkan dalam penggunaan nyata. Menggambarkan kegagalan pada sistem atau requirement mengakibatkan user yang berkaitan dengan sistem atau requirement tersebut tidak dapat menjalankan aktivitas operasional dengan jumlah user yang tidak dapat diidentifikasi. Hasil penilaian pada masing-masing requirements yang telah dilakukan pada FMEA, akan dijumlahkan dan digunakan dalam penentuan ranking dari masing-masing requirements pada ranking requirements. Ranking Requirements Setelah proses ranking assessment pada setiap requirement pada proses bisnis work schedule rule, substitution, overtime, absence, attendance, clock in-clock out dan public holiday, maka akan dilakukan penentuan peringkat kebutuhan dari masing-masing requirement. Peringkat kebutuhan terdiri dari tiga yaitu: a. H = High/Mission Critical Requirements (FMEA Total = 1-42) Requirement yang penting bagi misi organisasi dan mempengaruhi aktivitas operasional, tanpa requirement ini organisasi tidak dapat berfungsi dengan baik, mencakup kebutuhan pelaporan dalam cakupan internal dan eksternal. b. M = MEDIUM/Value Add Requirements (FMEA Total = 43-84) Requirement secara signifikan akan membantu peningkatan dalam segi proses. Requirement ini seringkalo bukan merupakan proses bisnis yang berhubungan dengan misi dari proses bisnis yang dijalankan oleh organisasi, tetap jika dapat dicapai akan menyediakan biaya dan manfaat yang signifikan untuk organisasi. c. L = LOW/Desirable Requirements (FMEA Total = ) Requirement yang dapat menambah sedikit nilai untuk proses bisnis. Solusi Perancangan Sistem Hasil analisis pada tahapan sebelumnya akan dijadikan dasar dalam menentukan solusi perancangan sistem yang akan digunakan. Metode Unified Modeling Languange (UML) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan. UML yang dapat digunakan dalam membuat Blueprint antara lain use case diagram, use case description, class diagram, sequence diagram, user interface, dan activity diagram. a. Use Case Diagram Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012: 69,78-81), use case diagram adalah model UML yang digunakan untuk menunjukkan secara grafik use case dan hubungannya pada setiap aktor. Simbol dari Use case diagram yaitu : 1. Actor adalah orang yang menggunakan sistem. 2. Use case adalah aktivitas yang dilakukan sistem, biasanya berupa respon dari permintaan user (pengguna).

6 3. Connecting line antara actor dan usecase mengindikasi bahwa actor terlibat dengan usecase tersebut. 4. Automation boundary adalah batasan antara bagian terkomputerisasi dari suatu aplikasi dan user (pengguna) yang mengoperasikan aplikasi tetapi keduanya merupakan bagian dari sistem secara keseluruhan. Contoh use case dapat dilihat pada gambar 1.1. Gambar 1.1 A Simple Use Case with an Actor (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012: 81) b. Use Case Description Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012: 121), informasi rinci untuk setiap use case dideskripsikan menggunakan use case description. Use case description merupakan suatu model tekstual yang berisi dan menjelaskan perincian suatu proses untuk suatu use case. c. Domain Model Class diagram Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012: ), class merupakan suatu kategori atau klasifikasi yang digunakan untuk mendeskripsikan sekumpulan dari objek. Masingmasing objek masuk ke dalam satu class. Mahasiswa Mary, Joe, dan Maria masuk ke class Mahasiswa. Class yang mendeskripsikan sesuatu dalam problem domain disebut domain class. Domain class memiliki atribut dan asosiasi. Multiplicity diterapkan diantara class. UML class diagram digunakan untuk menunjukkan class dari objek untuk suatu sistem. Domain model class diagram merupakan satu jenis dari UML class diagram yang menunjukkan hal-hal dari sisi user problem domain. Didalam class diagram, persegi merepresentasikan class, garis penghubung diantara persegi tersebut menunjukkan asosiasi antara class. Gambar 1.2 menunjukkan simbol untuk single domain class: Customer. Dan gambar 1.3 menunjukkan contoh simple domain model class diagram. Summary notasi multiplicity dapat dilihat pada gambar 1.4.

7 Gambar 1.2 Simbol UML Domain Class dengan Nama dan Atribut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012: 101) Gambar 1.3 Simple Domain Model Class Diagram (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012: 102) Gambar 1.4 Notasi UML untuk Multiplicity dari Asosiasi (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012: 102) d. Three Layer Sequence diagram Satzinger, Jackson, & Burd (2009: , ) Sequence diagram merupakan jenis diagram interaksi yang menunjukkan interaksi diantara objek. Didalam three layer sequence diagram terdiri dari view layer, business layer, dan data access layer seperti dapat dilihat pada gambar 1.5. Three layer sequence diagram menggambarkan urutan pesan antara actor dengan layer-layernya yang dibuat berdasarkan use case. Gambar stick merepresentasikan actor, garis putus-putus merupakan lifeline yang menunjukkan durasi dari objek, activation lifeline yang digambarkan dengan persegi panjang kecil menunjukkan durasi dari eksekusi method (dengan kata lain, waktu aktifnya method). Satzinger, Jackson, & Burd (2009: 434), input messages/pesan bisa single bisa juga banyak. Input messages bisa memiliki parameter ataupun tidak. Ada juga Loop frames, Alt frames, dan Opt frames dan perulangan input dan output. Loop frame menunjukkan satu set

8 pesan didalam perulangan. Alt frame menyerupai if-then-else statement atau switch statement, yang mengizinkan menjalankan beberapa set pesan yang berbeda. Opt frame merupakan suatu optional/pilihan satu set pesan. Gambar 1.5 Three-level detailed Sequence Diagram for Create New Customer Use Case (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012: 435) e. User interface Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012: 189), user interface menggambarkan input dan output yang secara lebih langsung melibatkan system user (pengguna sistem). f. Activity diagram Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012: 57-58), activity diagram menjelaskan aktivitas user (atau sistem), orang yang melakukan setiap aktivitas, dan aliran secara berurutan dari aktivitas-aktivitas tersebut. Simbol dari activity diagram yaitu: 1. Swimlane heading merepresentasikan agen yang melaksanakan aktivitas. Dikarenakan dalam suatu workflow biasanya terdapat beberapa agen yang berbeda melaksanakan langkah-langkah yang berbeda dalam proses workflow, simbol dari swimlane membagi aktivitas-aktivitas dalam workflow ke dalam grup dimana memperlihatkan agen-agen yang melaksanakan aktivitas tersebut. 2. Synchronization bar adalah komponen dari activity diagram yang memisahkan control path ke dalam beberapa concurrent path atau menggabungkan beberapa concurrent path. 3. Activity adalah notasi berbentuk oval yang menggambarkan aktivitas individual dalam sebuah workflow.

9 4. Transition arrow adalah garis penghubung yang merepresentasikan urutan antara aktivitas. 5. Decision activity adalah simbol berbentuk diamond yang merupakan point pengambilan keputusan dimana aliran dari sebuah proses akan mengikuti satu path atau path yang lain. 6. Strarting activity adalah point dimana suatu aktivitas dimulai diindikasikan dengan full black dot. 7. Ending activity adalah point dimana suatu aktivitas berakhir. Simbol dari Activity Diagram dapat dilihat pada gambar 1.6. Gambar 1.6 Simbol Activity Diagram (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012: 58) SIMPULAN DAN SARAN Hasil analisis proses bisnis yang dilakukan pada tahapan Blueprint, akan menjadi landasan dalam melihat apakah diperlukan perubahan pada proses bisnis to be yaitu penggunaan sistem SAP untuk mendukung proses bisnis pada Human Resource Information System (HRIS), khususnya untuk pengelolaan time management. Pada tahapan Blueprint, diawali dengan memaparkan kondisi proses bisnis yang sedang berjalan (as is) sebelum perusahaan memutuskan untuk menggunakan sistem SAP dengan melakukan analisis menggunakan metode fit gap analysis dengan membandingkan antara requirement dan kemampuan sistem SAP dalam memenuhi requirement tersebut. Solusi yang ditawarkan berupa to be akan menggunakan use case diagram, use case description, activity diagram yang berisi alur proses bisnis dan sistem, domain model class diagram yang berisi rancangan class dan hubungan diantaranya yang dijadikan sebagai salah satu dasar perancangan three layer sequence diagram dimana menggambarkan interaksi antara actor dengan layer-layer yang dibuat berdasarkan use case diagram, beserta user interface (UI). Solusi perancangan tersebut diharapakan dapat memudahkan pihak yang melakukan implementasi tersebut dalam memaksimalkan kinerja sistem SAP secara keseluruhan. Dapat disimpulkan : 1. Hasil analisis terhadap kebutuhan bisnis pada Time Management menjadi pertimbangan dalam perancangan sistem. 2. Fit Gap Analysis memberikan hasil analisis kebutuhan bisnis dengan kebutuhan sistem HRIS SAP sub modul Time Management sehingga perusahaan dapat mempertimbangkan aspek yang perlu untuk ditingkatkan agar mendukung berjalannya proses bisnis dan sistem HRIS SAP sub modul Time Management. Saran-saran yang berguna untuk membantu dalam proses implementasi HRIS SAP agar kinerja sistem dapat dijalankan secara maksimal adalah sebagai berikut :

10 1. Penerapan rekomendasi atas proses bisnis yang dijalankan perlu untuk dilakukan berdasarkan hasil dari ranking assessment dan ranking requirement dengan memprioritaskan kondisi yang memiliki rank category paling tinggi. 2. Memaksimalkan fungsi dari HRIS SAP sub modul Time Management dengan melakukan kontrol dan analisis terhadap sub modul lain yang pada HRIS, seperti Personal Administration, Travel Management, Training, Organizational Management dan lain-lain. 3. Peningkatan kinerja pada proses bisnis dapat dilakukan dengan menganalisis keterkaitan antara modul pada HR (contoh: Personal Administration, Travel Management, Training, Organizational Management, dan lain-lain), dengan modul lain di luar HR (contoh: modul Finance, Procurement, dan lain-lain). 4. Pengelolaan Knowledge Management dalam menyebarkan informasi kepada semua pihak (contoh : user, project member, internal IT, dan lain-lain) terkait dalam pelaksaaan implementasi HRIS SAP untuk mendukung kelancaran proses implementasi. 5. Melakukan evaluasi terhadap sistem HRIS SAP secara berkelanjutan untuk dapat terus melakukan peningkatan kinerja dari sistem HRIS SAP. REFERENSI Alsarayreh, M. N., Rumman, M. A., Al-Nsour, M. M., & Hayajneh, M. R. (2012). Time Management in Travel and Tourism Companies in Jordan. Journal of Management Research (Online), Vol. 4, No. 1, diakses 4 Oktober 2013 dari untid= Batni, R. (2008). ASAP (Accelerated SAP) - Project Implementation in SAP (Online). COMTER, diakses 4 Oktober 2013 dari Docksai, R. (2011). Tools for Problem Solving. THE FUTURIST Magazine (Online), diakses 29 Maret 2014 dari untid=31532 Pol, P., & Paturkar, M. (2011). Methods of Fit-Gap Analysis in SAP ERP Projects. Infosys (Online), diakses 4 Oktober 2013 dari Rae, B. 24 Oktober, (2012). People Power is Best Asset. Johnston Press New Media (Online), diakses 4 Oktober 2013 dari 2. Troshani, I., Jerram, C., & Hill, S. R. (2011). Exploring the Public Sector Adoption of HRIS. Emerald Group Publishing Limited (Online), diakses 19 Oktober 2013 dari RIWAYAT PENULIS Debby Citra lahir di kota Pekanbaru pada tanggal 07 November Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Komputerisasi Akuntansi pada tahun Penulis aktif bekerja di Information System Laboratory sebagai Teaching Assistant Universitas Bina Nusantara. Ira Apriliana lahir di kota Bangka pada tanggal 01 April Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Komputerisasi Akuntansi pada tahun Penulis aktif bekerja di Information System Laboratory sebagai Teaching Assistant Universitas Bina Nusantara. Sampad Putra lahir di kota Jakarta pada tanggal 09 September Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Komputerisasi Akuntansi pada tahun Penulis aktif bekerja di Information System Laboratory sebagai Teaching Assistant Universitas Bina Nusantara.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan) (Departemen Pendidikan Nasional,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Teori Dasar / Umum Teori Teori Umum yang menjadi dasar penulisan skripsi sebagai berikut:

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Teori Dasar / Umum Teori Teori Umum yang menjadi dasar penulisan skripsi sebagai berikut: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Dasar / Umum Teori Teori Umum yang menjadi dasar penulisan skripsi sebagai berikut: 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012), Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan merupakan sumber daya yang memiliki peranan sangat penting pada suatu perusahaan. Hal tersebut dikarenakan karyawan itulah yang nantinya akan memberdayakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem Menurut pendapat Satzinger, J.W., Jackson, R.B., & Burd, S.D. (2010, p6) adalah kumpulan komponen-komponen yang saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting bagi suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi informasi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting bagi suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi informasi, maka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi pada masa kini, telah menjadi suatu kebutuhan yang penting bagi suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi informasi, maka proses-proses yang ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini segala sesuatu berkembang dengan cepat, salah satunya adalah teknologi informasi yang kini telah menjadi salah satu bagian penting

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jasa Jasa (service) merupakan suatu atau serangkaian aktivitas yang tidak berwujud dan yang biasanya, tidak selalu, berhubungan dengan interaksi antara customer (pelanggan) dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi dianggap penting untuk memudahkan kinerja operasional perusahaan, salah satunya adalah membantu perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan sebuah konsep sistem yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan sebuah konsep sistem yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan sebuah konsep sistem yang dirancang untuk mengintegrasikan seluruh area fungsi dalam sebuah perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis dalam dunia usaha. Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis dalam dunia usaha. Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi berdampak pada perubahan proses bisnis dalam dunia usaha. Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan harus bergerak cepat dalam

Lebih terperinci

EVALUASI PROSES BISNIS MATERIAL MANAGEMENT BERBASIS SAP: STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS

EVALUASI PROSES BISNIS MATERIAL MANAGEMENT BERBASIS SAP: STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS EVALUASI PROSES BISNIS MATERIAL MANAGEMENT BERBASIS SAP: STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS Yanti; Zulfanahri; Meyli Monica Yohanes; Vinsencia Vinny Monica Information Systems Department, School

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ERP adalah sebuah paket software yang mengintegrasikan semua informasi dalam perusahaan seperti informasi keuangan dan akuntansi (Finance & Accounting), informasi sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di dunia yang sangat pesat saat ini membawa pengaruh yang besar terhadap kinerja perusaahan di seluruh bidang bisnis baik dalam perusahaan dagang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bin Packing Problem Menurut Wu, Li, Goh, & Souza (2009, p. 2), memasukkan kemasan barang ke dalam suatu tempat merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bin Packing Problem Menurut Wu, Li, Goh, & Souza (2009, p. 2), memasukkan kemasan barang ke dalam suatu tempat merupakan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bin Packing Problem Menurut Wu, Li, Goh, & Souza (2009, p. 2), memasukkan kemasan barang ke dalam suatu tempat merupakan suatu material handling yang penting dalam manufaktur

Lebih terperinci

RENCANA IMPLEMENTASI SISTEM ERP EPICOR ISCALA 2.3 SR3 MODUL SALES MANAGEMENT PADA PT. X

RENCANA IMPLEMENTASI SISTEM ERP EPICOR ISCALA 2.3 SR3 MODUL SALES MANAGEMENT PADA PT. X RENCANA IMPLEMENTASI SISTEM ERP EPICOR ISCALA 2.3 SR3 MODUL SALES MANAGEMENT PADA PT. X Tika Oktora Arifiani 1301058226 Jennie Sutanty 1301058926 Agustina Pertiwi 1301066322 Pembimbing : Johan S.Kom, MM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI JASA REPARASI KAPAL PADA PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) GALANGAN II

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI JASA REPARASI KAPAL PADA PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) GALANGAN II ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI JASA REPARASI KAPAL PADA PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) GALANGAN II Shelly Susilawati 1, Veronika Kris Andriyanti 2, Elvina Rahardi 3, Sugiarto

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang pesat terjadi di berbagai bidang tak terkecuali dalam bidang ekonomi dalam hal ini ada kaitannya dengan proses penjualan dan pembelian. Semakin tingginya

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Karir pada PT. Pertamina EP

Sistem Informasi Manajemen Karir pada PT. Pertamina EP Sistem Informasi Manajemen Karir pada PT. Pertamina EP Citra Virgie Ananda Binus University, Jakarta, Indonesia, citravirgie@gmail.com Win Ce Binus University, Jakarta, Indonesia, wn@binus.edu Laksmi Sito

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Connolly & Begg, 2005: 312), Sistem informasi adalah sumber daya yang memungkinkan pengumpulan, manajemen, kontrol,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan Sistem informasi akuntansi pada perusahaan pada era globalisasi saat ini dianggap penting, dikarenakan informasi yang digunakan oleh manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan sistem informasi pada sebuah perusahaan diharapkan dapat membuat kinerja perusahaan menjadi lebih efektif dan efesien. Oleh karena itu, sebuah sistem informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini sistem informasi telah berkembang dengan sangat pesat. Hal ini ditandai dengan semakin luas dan beragamnya penggunaan sistem informasi dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Enterprise Resource Planning (ERP)

BAB 2 LANDASAN TEORI Enterprise Resource Planning (ERP) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan sistem yang mengintegrasikan antara perancangan, manajemen, dan semua sumber daya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi 1.1.1 Pengertian Sistem Menurut Satzinger, et al (2012), sistem adalah kumpulan beberapa komponen yang saling terkait yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan merupakan sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah model yang menggambarkan sistem dan terdapat langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Diharapkan

Lebih terperinci

HUMAN RESOURCES MANAGEMENT ELECTRONIC PEGAWAI PADA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA OLEH : RENY RAMDIANI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

HUMAN RESOURCES MANAGEMENT ELECTRONIC PEGAWAI PADA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA OLEH : RENY RAMDIANI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI HUMAN RESOURCES MANAGEMENT ELECTRONIC PEGAWAI PADA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA OLEH : RENY RAMDIANI 41812110121 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat telah menjangkau aktivitas manusia baik secara individual maupun organisasional. Teknologi informasi telah bertransformasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan laporan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia perkembangan industri manufaktur di Indonesia berkembang pesat dari tahun ke tahun. Pada

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : voucher elektronik SMS (Short Message Service)

ABSTRAK. Kata kunci : voucher elektronik SMS (Short Message Service) ABSTRAK Pada saat ini penulis melihat banyak distributor voucher elektronik mengalami kesulitan dalam menganalisa dan mendokumentasikan transaksi voucher elektronik yang sudah dilakukan. Perkembangan fitur

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK Dewan Pelawi Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

ANALISIS, PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI UNDIAN APRESIASI PADA BANK SWASTA

ANALISIS, PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI UNDIAN APRESIASI PADA BANK SWASTA ANALISIS, PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI UNDIAN APRESIASI PADA BANK SWASTA Yudi Suherman BINUS UNIVERSITY, JAKARTA, yudi.suherman93@gmail.com Rudy, S.Kom., M.M. BINUS UNIVERSITY, JAKARTA, rudy@binus.edu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi merupakan seperangkat elemen yang saling terhubung atau komponen yang mengumpulkan (input), memanipulasi (proses), menyimpan dan menyebarkan (output)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat serta tingkat persaingan saat ini yang juga semakin ketat, informasi merupakan aset vital yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia merupakan serangkaian proses untuk memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan dalam mengontrol aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelian dan Penjualan selalu ada didalam dunia usaha. Dua hal tersebut merupakan proses bisnis yang penting untuk sebuah perusahaan. Setiap dokumen baik transaksi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM MARKETING EXPENSES REQUEST PADA PT. DIPA PHARMALAB

PERANCANGAN SISTEM MARKETING EXPENSES REQUEST PADA PT. DIPA PHARMALAB PERANCANGAN SISTEM MARKETING EXPENSES REQUEST PADA PT. DIPA PHARMALAB Jimmy Susanto BINUS UNIVERSITY, JAKARTA, jimmy.susanto12@gmail.com Rudy, S.Kom., M.M. BINUS UNIVERSITY, JAKARTA, rudy@binus.edu PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Beasiswa, sistem informasi, sistem pendukung keputusan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Beasiswa, sistem informasi, sistem pendukung keputusan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Yayasan Baiturrahim adalah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan yang terletak di Jalan Cianten kecamatan Limbangan. Saat ini Yayasan Baiturrahim masih menggunakan sistem manual untuk penerimaan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

Analisa dan Perancangan Sistem E-Learning pada SMA Budi Mulia

Analisa dan Perancangan Sistem E-Learning pada SMA Budi Mulia Analisa dan Perancangan Sistem E-Learning pada SMA Budi Mulia Rendy., Suryadinata, W. Universitas Bina Nusantara Abstract The purpose of this research is to analyze the learning process that goes on SMA

Lebih terperinci

Gambar L.37 Form Print Laporan Absensi Harian Gambar L.38 Form Print Laporan Absensi Periode

Gambar L.37 Form Print Laporan Absensi Harian Gambar L.38 Form Print Laporan Absensi Periode L-27 Gambar L.37 Form Print Laporan Absensi Harian Gambar L.38 Form Print Laporan Absensi Periode L-28 Gambar L.39 Form Menu Utama Transaksi Finance Gambar L.40 Form Kenaikan Gaji L-29 Gambar L.41 Form

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab 1 akan membahas tentang latar belakang permasalahan, masalah penelitian, persoalan penelitian, tujuan penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori dasar/ umum Dalam teori-teori ini berisikan berisikan pengertian dari data, quality, service, data quality, data quality service (DQS), data warehouse, serta perbedaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI E-COMMERCE BERBASIS WEBSITE PADA PT. KSN INDONESIA

PERANCANGAN APLIKASI E-COMMERCE BERBASIS WEBSITE PADA PT. KSN INDONESIA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dalam dunia bisnis berjalan dengan sangat pesat diikutinya dengan penggunaan website sebagai sarana untuk melakukan bisnis secara

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN ANGGOTA KLUB SENI FOTOGRAFI BINA NUSANTARA BERBASIS WEB

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN ANGGOTA KLUB SENI FOTOGRAFI BINA NUSANTARA BERBASIS WEB ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN ANGGOTA KLUB SENI FOTOGRAFI BINA NUSANTARA BERBASIS WEB Aditya Permana; Frederick L. Musa Kaban; Septiadi Mahardika; Gintoro, S.Kom., MM Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Utama 2.1.1 UMKM Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU memberikan definisi Usaha Kecil Menengah (UKM), diantaranya adalah Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Lebih terperinci

Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut Indonesia

Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut Indonesia PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN SEPEDA MOTOR HONDA MENGGUNAKAN METODE OBJECT ORIENTED ANALISYS DESIGN DENGAN UNIFIED APPROACH (Studi kasus pada PT Anugerah Hasta Mulia) Muhammad Rizal Firdaus 1,

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK Dewan Pelawi Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut merupakan diagram alir tahapan penelitian untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Super Shop and Drive: Gambar 3.1 Metodologi Penelitian 83 1 Aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi dan informasi pada era modern ini mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Penggunaan aplikasi tidak hanya tertuju pada kebutuhan unit bisnis tertentu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini manusia telah terkoneksi ke dalam situasi yang segala sesuatunya memerlukan informasi yang sangat dibutuhkan dan bisa didapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang kian pesat membuat peran teknologi menjadi hal yang penting bagi proses bisnis di suatu perusahaan. Teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah 1.1 Latar Belakang masalah BAB 1 PENDAHULUAN Di era globalisasi ini, sistem informasi merupakan sesuatu yang sangat di butuhkan dan juga tidak dapat di pisahkan dengan kehidupan manusia. banyak perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya teknologi tersebut maka semakin pesat pula kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Teknologi adalah salah satu faktor utama pendorong perkembangan cara dan praktek bisnis. Setiap perkembangan teknologi membuka ruang untuk menciptakan proses yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, masyarakat tumbuh dan berkembang di era dimana masyarakat tidak pernah terlepas dari informasi serta memiliki ketergantungan akan teknologi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kecepatan dan ketepatan memegang peranan penting di dalam pengambilan keputusan perusahaan, hal ini membuat banyak perusahaan mulai memanfaatkan teknologi

Lebih terperinci

PENERAPAN SIX SIGMA PADA IMPLEMENTASI SAP MODUL TRAINING & EVENT MANAGEMENT DI PT.TELKOM

PENERAPAN SIX SIGMA PADA IMPLEMENTASI SAP MODUL TRAINING & EVENT MANAGEMENT DI PT.TELKOM PENERAPAN SIX SIGMA PADA IMPLEMENTASI SAP MODUL TRAINING & EVENT MANAGEMENT DI PT.TELKOM Arief Purnomo¹, Wiyono.², Retno Novi Dayawati³ ¹Teknik Informatika,, Universitas Telkom Abstrak Untuk menghadapi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Tahap analisis sistem merupakan salah satu usaha mengidentifikasi kebutuhan dan spesifikasi sistem yang akan diciptakan. Di dalamnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat dewasa ini, maka diperlukan adanya suatu infrastruktur teknologi informasi untuk mendukung proses bisnis

Lebih terperinci

Membuat Sequence Diagram Menggunakan Visual Paradigm

Membuat Sequence Diagram Menggunakan Visual Paradigm Membuat Sequence Diagram Menggunakan Visual Paradigm winda.larasati@raharja.info Abstrak Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat dan semakin bertambahnya penggunaan sistem informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses bisnis yang berjalan dalam sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. proses bisnis yang berjalan dalam sebuah perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat dewasa ini, maka diperlukan adanya suatu infrastruktur teknologi informasi untuk mendukung proses bisnis

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. MASS SARANA MOTORAMA (NV MASS) TUGAS AKHIR. Oleh. Adelya Handoko

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. MASS SARANA MOTORAMA (NV MASS) TUGAS AKHIR. Oleh. Adelya Handoko PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. MASS SARANA MOTORAMA (NV MASS) TUGAS AKHIR Oleh Adelya Handoko 1401106586 Andri Dwinanda 1401112456 Rizaldy Maulana 1401128435 Kelas/Kelompok:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan sistem informasi dalam berbagai industri telah mendorong terciptanya kebutuhan dalam mendapatkan informasi secara cepat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Perpustakaan, Trigger, Web Service, Mobile, Basis Data Terdistribusi, Load Testing

ABSTRAK. Kata kunci: Perpustakaan, Trigger, Web Service, Mobile, Basis Data Terdistribusi, Load Testing ABSTRAK SPARTHA merupakan aplikasi desktop yang membantu para staff perpustakaan Universitas Kristen Maranatha dalam melakukan kegiatan mengolah informasi koleksi buku. Pengguna juga dipermudah dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era masa ini, seluruh kegiatan perusahaan ingin dilakukan dengan serba cepat, hal tersebut menuntut perusahaan untuk mengimbangi dengan teknologi dan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Implementasi sistem ERP (Enterprise Resources Planning) merupakan teknologi informasi yang memiliki peranan penting dan berinteraksi dengan sistem informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan objek penelitian pada Qwords.com perusahaan penyedia jasa layanan Web Hosting (Web Hosting Provider) yang melayani registrasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi yang semakin cepat saat ini menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengembangkan sistem informasi yang ada di dalam perusahaan, yang dapat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM ERP MODUL PROJECT MANAGEMENT PADA CLIENT PT. JIVA VENTURES (STUDI KASUS : PT. BEST PLANTATION INTERNATIONAL)

PENGEMBANGAN SISTEM ERP MODUL PROJECT MANAGEMENT PADA CLIENT PT. JIVA VENTURES (STUDI KASUS : PT. BEST PLANTATION INTERNATIONAL) PENGEMBANGAN SISTEM ERP MODUL PROJECT MANAGEMENT PADA CLIENT PT. JIVA VENTURES (STUDI KASUS : PT. BEST PLANTATION INTERNATIONAL) Devi, Deborah Kristianti Sitompul, Stephanie Veronica Watuna, Yanti Bina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Gandum Mas Kencana merupakan perusahaan di bidang pabrikasi yang memproduksi bahan makanan untuk keperluan industri, food service dan consumer goods. Produk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan dan memanipulasi data dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i SURAT PERNYATAAN... ii ABSTRACT... iii ABSTRAKSI... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR SIMBOL... xiii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PERSEDIAAN PADA PT SELATAN JAYA PRIMA PERKASA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PERSEDIAAN PADA PT SELATAN JAYA PRIMA PERKASA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PERSEDIAAN PADA PT SELATAN JAYA PRIMA PERKASA Stephanie Surja; Rini Wongso Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl.

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING PENGANTARAN OBAT PADA PT. XYZ DENGAN PEMROGRAMAN JAVA ANDROID DAN WEB

SISTEM MONITORING PENGANTARAN OBAT PADA PT. XYZ DENGAN PEMROGRAMAN JAVA ANDROID DAN WEB SISTEM MONITORING PENGANTARAN OBAT PADA PT. XYZ DENGAN PEMROGRAMAN JAVA ANDROID DAN WEB Rivan Junizar 41513120145 FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA 2015 SISTEM MONITORING PENGANTARAN OBAT

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi pemecahan masalah adalah serangkaian urutan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk digunakan sebagai pedoman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak dari perusahaan yang menggantungkan proses bisnis dan melakukan managemen data dengan menggunakan Teknologi Informasi, yang tentunya saat ini semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini, persaingan antar perusahaan semakin sengit. Konsumen juga semakin cerdas dalam memilih produk atau jasa yang mereka inginkan. Oleh karena itu, setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya dunia bisnis, perusahaan-perusahaan semakin bersaing dalam mendapatkan laba maksimum untuk dapat memastikan kelangsungan hidup dari perusahaan

Lebih terperinci

Gambar 4.26 : Rancangan Layar Cetak Kwitansi Pemeriksaan Lab Gambar 4.27 : Rancangan Layar Entry Data Pemeriksaan Radiologi Gambar 4.

Gambar 4.26 : Rancangan Layar Cetak Kwitansi Pemeriksaan Lab Gambar 4.27 : Rancangan Layar Entry Data Pemeriksaan Radiologi Gambar 4. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1 :Work Brekdown Strukture... 43 Gambar 3.2 : Gant Chart... 43 Gambar 3.3 : Strutur Aktifitas... 44 Gambar 4.1 : Struktur Organisasi... 56 Gambar 4.2 : Activity Diagram Pendaftaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya era teknologi informasi berdampak secara langsung terhadap keefektifan sistem informasi akuntansi yang ada di dalam perusahaan. Berdasarkan penelitian

Lebih terperinci

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram)

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 Activity Diagram Activity diagram digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerapan teknologi informasi yang sangat pesat membawa dampak secara global dimana hampir semua perusahaan baik yang bergerak di bidang perdagangan ataupun di bidang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR SIMBOL... x BAB I PENDAHULUAN.... Latar Belakang.... Rumusan Masalah... 3.3 Tujuan...

Lebih terperinci

2. Fungsi di dalam kelas yang dikombinasikan bentuk tingkah laku kelas dinamakan dengan. c.operasi

2. Fungsi di dalam kelas yang dikombinasikan bentuk tingkah laku kelas dinamakan dengan. c.operasi Soal Kuis I PSBO 1. Konsep awal programming (Basic) dengan kekuatan GOTO statement dinamakan dengan a. Non Procedural Language b. Procedural Language c. Object Oriented Programming d. Visual Object Oriented

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan Sistem Informasi (SI) terus berkembang seiring dengan kebutuhan perusahaan untuk mendukung bisnis dari perusahaan tersebut yang dapat memberikan pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengembangan Sistem Informasi adalah sesuatu yang penting untuk memenuhi kebutuhan pada suatu perusahaan, baik membuat ataupun menyesuaikan suatu sistem informasi yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL SISTEM INFORMASI PENUNJANG OPERASIONAL PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR

PERANCANGAN MODEL SISTEM INFORMASI PENUNJANG OPERASIONAL PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PERANCANGAN MODEL SISTEM INFORMASI PENUNJANG OPERASIONAL PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR Tanty Oktavia Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan No.

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Class. Association. dua class atau lebih. Multiplicity. instances dari class lain. Generalization. lain.

LAMPIRAN A. Class. Association. dua class atau lebih. Multiplicity. instances dari class lain. Generalization. lain. L1 LAMPIRAN A Notasi yang digunakan dalam Class Diagram Class1 -Attribute +Operations() Class Menjelaskan kumpulan obyek dangan structure, behavior dan relationship yang serupa.class ini terbagi menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kendaraan Bermotor Secara umum pengertian tentang kendaraan bermotor adalah semua jenis kendaraan dimana sistem geraknya menggunakan peralatan teknik atau mesin. Fungsi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... iv. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... iv. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI ABSTRAKSI... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 2 1.3 Batasan Masalah...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran Risiko Proyek pada Perusahaan Teknologi Informasi di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran Risiko Proyek pada Perusahaan Teknologi Informasi di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran Teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan dan sebagai alat pendukung operasional perusahaan.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: DODAF, data, kegiatan, operasional, sistem, dan Enterprise Resource Planning. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: DODAF, data, kegiatan, operasional, sistem, dan Enterprise Resource Planning. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan aplikasi berbasis web yang digunakan oleh PT Pionirbeton Industri (PBI) dalam mengatur keseluruhan proses yang terjadi setiap harinya. Seluruh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS WEB

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS WEB PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS WEB Devie Firmansyah, S.Kom., M.Kom 1, Rudi Nugraha 2 1,2 Program Studi Sistem Informasi STMIK LPKIA Jln. Soekarno Hatta No. 456 Bandung 40266,

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Keywords : DSS, C#, Penjualan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAKSI. Keywords : DSS, C#, Penjualan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAKSI Pada saat ini penerapan Decision Support System (DSS) belum dikenal secara luas, maka akan dikembangkan sebuah aplikasi desktop yang akan menerapkan Decision Support System, khususnya untuk proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teori Teori Teori Umum Sistem Informasi Enterprise Resource Planning

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teori Teori Teori Umum Sistem Informasi Enterprise Resource Planning BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teori 2.1.1. Teori Teori Umum 2.1.1.1. Sistem Informasi Sistem Informasi adalah kombinasi dari orang, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber daya data, dan aturan

Lebih terperinci