TINDAK TUTUR MENOLAK DALAM BAHASA JEPANG PADA FILM ASUKO MARCH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINDAK TUTUR MENOLAK DALAM BAHASA JEPANG PADA FILM ASUKO MARCH"

Transkripsi

1 TINDAK TUTUR MENOLAK DALAM BAHASA JEPANG PADA FILM ASUKO MARCH Rani Novia Dewi 1, Diana Kartika 2, Syahrial 2 1 Mahasiswa Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta dewi.rani@rocketmail.com 2 Dosen Jurusan Sastra Asia Timur, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta Abstract This thesis focuses on the Japanese Speech Act of Refusals that is used in dorama (Japanese serial drama) tittle Asuko March. This refusals is analyzed by using approach which is connected of refusals strategies by Beebe, Takahashi, and Uliss Weltz (1990) for classification about refusals strategies. Moreover, this paper too used theory by Roger Brown & Albert Gilman about realitionship with hearer and speakers (2003: ). Based on the analysis refusals strategies used theory about realitionship hearer and speakers in terms of age, and closely related or not speakers with hearers. Direct refusals strategies that used verb nonperformative is with realitionship power and solidarity P +S are three data. Direct refusals strategies with realitionship power and solidarity +P S is one data. Direct refusals strategies with realitionship power and solidarity =P S are two data. Direct refusals strategies with realitionship power and solidarity P S is one data. Indirect refusals strategies with realitionship power and solidarity used reason and to go away +P S are two data, indirect refusals strategies with realitionship power and solidarity =P -S used reason and principle are two data, indirect refusals strategies with realitionship power and solidarity -P S used reason are two data, indirect refusals strategies with realitionship power and solidarity =P +S used forgive are two data, indirect refusals strategies with realitionship power and solidarity P +S used reason and forgive is three data and last indirect refusals strategies with realitionship power and solidarity +P +S used reason is one data. Keywords : Pragmatic, Refusals, Power and Solidarity Pendahuluan Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) merupakan suatu ujaran yang mengandung tindakan sebagai suatu fungsional dalam komunikasi yang mempertimbangkan aspek situasi tutur yang digunakan dan dibutuhkan setiap hari. Yeyenda Kana ( 2013:1) Tindak tutur menolak (refusal) adalah tindak tutur yang sering dipakai dan tidak lepas dari interaksi kehidupan sehari-hari. Adakalanya seseorang mengundang atau mengajak atau meminta pertolongan orang lain, tetapi tidak selamanya ajakan atau permintaan tolong dapat dipenuhi oleh lawan bicara. Saat menyatakan sebuah penolakan bisa disampaikan secara langsung dan tidak langsung. Ada sejumlah tulisan yang membahas tindak tutur menolak dalam bahasa Jepang.

2 Hal ini secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Yanti Natalia (2004) menulis skripsi Tindak Tutur Menerima dan Menolak dalam Film The Hidden Blade: Kajian Sosiopragmatik. Penelitian tersebut menjelaskan bentukbentuk tindak tutur menerima dan menolak. 2. Mayda Nurbaeti (2009) menulis skripsi Tindak Tutur Penolakan dalam Bahasa Jepang pada Film Isshun no Kaze ni Nare. Penelitian tersebut membahas tindak tutur menolak suatu proposisi dalam bahasa Jepang, serta mengaitkannya dengan kesantunan dalam penolakan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan strategi tindak tutur menolak dalam film Asuko March dengan jumlah episodenya Sembilan berdasarkan hubungan penutur dengan penutur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskrispsikan strategi yang digunakan para tokoh dalam film dalam memilih tuturan menolak dalam bahasa Jepang ditinjau dari hubungan antara penutur dengan petutur. Metodologi Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau fenomena yang terjadi pada penutur bahasa, sehingga yang dihasilkan dari penelitian tersebut berupa perian bahasa yang sifatnya seperti potret, paparan seperti apa adanya Sudaryanto (1982:62). Data penelitian ini adalah tindak tutur menolak dalam bahasa Jepang. Sumber data penelitian ini ialah film Jepang Asuko March, dengan jumlah episodenya 9 yang diproduksi pada tahun 2011 oleh beberapa orang Director, yaitu Naomi Tamura, Renpei Tsukamoto, dan Akira Hibino. Pada penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan menggunakan Observasi Non Partisipan. Menurut Margono (2005 : ) dalam blog sarjanaku.com/ metode pengumpulan data, merupakan suatu proses pengamatan observer tanpa ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat. Langkah-langkah analisis data yang penulis lakukan adalah; 1. mengamati sumber data, yaitu berupa drama seri Jepang; 2. mencatat dan menerjemahkan ungkapan penolakan yang terdapat dalam drama seri Jepang tersebut; 2

3 3. mengelompokkan strategi penolakan tersebut, berdasar situasi, yaitu hubungan (P) dan (S) antara penutur dan petutur. 4. menganalisis makna dari ungkapan penolakan tersebut 5. dan membuat kesimpulan atas data yang diamati. Setelah data terkumpul, data diklasifikasi berdasarkan strategi yang digunakan dengan melihat hubungan antara penutur dengan penutur. Lalu, setelah semua penganalisaan dilakukan, penulis menyimpulkan data yang telah dianalisis. Hasil dan Pembahasan Menurut teori formula semantik Beebe, Takahashi (1989) & Uliss-Weltz (1990:75) dalam Yuki Malasari (2010:18-22) bentukbentuk strategi menolak dalam bahasa Jepang dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu penolakan langsung dan tidak langsung. Roger Brown dan Albert Gilman (2003: ) dalam Gita Nurhasanah (2010:17) mengungkapkan bahwa di dalam suatu peran terdapat dua faktor yang menentukan, yaitu aspek kekuasaan dan aspek solidaritas. Tindak Tutur Menolak Langsung sebanyak 7 data 1) Strategi tindak tutur menolak dalam hubungan penutur dengan petutur +P +S Verba Strategi yang digunakan ialah strategi Nonperformatif ( 遂行動詞を使わない直接断る ) suikou doushi wo tsukawanai chokusetsu kotowaru. Hal ini merupakan kata-kata penolakan dengan tidak menggunakan kata kerja atau verba. Data (2) 有人君 : あの そろそろ返してくれる? それ Aruto kun kureru? Ano sorosoro kashite Yang itu apa bisa segera dikembalikan?? (menunjuk kearah kalung yang dipakai 京子さん Kyoko san 有人君 : : やだ Yada. Tidak mau 今日までの約束だよね? Aruto kun yone? Janjinya sampai hari ini? Kyou made no yakusoku da Aruto yang meminta kalungnya yang dipakai Kyouko untuk dikembalikan, namun Kyouko menolak untuk memberikannya. Analisis : 3

4 Pada data (2) penutur atau penolak adalah Kyoko dan petutur adalah Aruto. tuturan penolakan langsung menggunakan verba nonperformatif yang menggunakan kata bentuk negatif やだ Yada Ungkapan やだ merupakan ungkapan yang digunakan ragam lisan dan informal yang berasal dari kata いや sebagai 感動し kandoushi (kata seru) kata いや mengungkapkan penyangkalan dan bersinonim dengan いいえ yang artinya tidak. Lalu, kekuasaan (P) penutur atau penolak lebih tinggi dari petutur, yaitu usia penutur lebih tua dan profesi penutur yaitu seorang karyawan kantor. Lalu, solidaritas (S) antara penutur dengan petutur, yaitu akrab, karena Kyoko merupakan pelanggan tetap Aruto di Bar, dan di luar itu mereka juga sering bersama. +P +S ( Usia petutur atau penolak lebih tua, dan profesi yang lebih tinggi. Karena sering bertemu dan sering jalan berdua yang membuat hubungan antara penutur dengan petutur akrab). 2) Strategi tindak tutur menolak dalam hubungan penutur dengan petutur P +S Strategi yang digunakan yaitu verba nonperformatif. Data (1) ( 大向徹先生 ): Oomukai tooru sensei みんなにはインターンシップに 行ってもらう事になりました Minna ni ha intanshippu ni itte morau koto ni narimashita Semua kamu harus mengikuti pelatihan magang 生徒 : めんどくせえ! seito Mendokusee! Malas ah! ( 大向徹先生 ) : クラスを 4 班に 分けて Oomukai Tooru Sensei Kurasu wo yon ban ni wakete Satu kelas akan dibagi menjadi 4 kelompok : 班ごとに 1 週間 同じ会社で研修をしてもら うから Hangoto ni isshuukan onaji kaisha de kenshuu wo shite morau kara Setiap kelompok akan dibagi menjadi 4 kelompok dalam satu perusahaan 生徒 : 1 週間!? seito Isshuukan? Satu minggu? : 行きたくないー Ikitakunai Saya tidak ingin pergi. Situasi: Akan diadakan pelatihan kerja selama satu minggu. Namun, salah satu siswanya menolak untuk ikut serta. 4

5 Analisis: sensei Pada percakapan ini Oomukai Tooru sebagai penutur dan seito sebagai petutur, terjadinya tuturan menolak yaitu, 行きたくないー Ikitakunai yang artinya tidak ingin pergi, petutur menggunakan verba nonperformatif, bentuk negatif. Petutur atau penolak memiliki kekuasaan (P) lebih rendah dari penutur, yaitu usia petutur atau penolak lebih muda, solidaritas (S) antara penutur dengan petutur dekat akrab. P +S (Usia penolak lebih muda dan profesi yang lebih rendah yaitu seorang murid SMA, dan hubungan mereka akrab). 3) Strategi Tindak Tutur Menolak Langsung dalam Hubungan Penutur dengan Petutur =P -S Strategi yang digunakan yaitu verba nonperformatif. Data (4) 竹内 : もうやめとけば? Takeuchi Mou yametokeba? Sudah bisakah kau hentikan? 吉野直 : 竹内君 Yoshino Nao 竹内 Takeuchi kun Takeuchi kun : ここまでくると 嫌がらせっていうよも ただ かまってほしいとしか思えない Takeuchi Koko made kuru to iya karasette iu yorimo Tada kamatte hoshii toshika omouenai. Sikap kamu seperti ini bukan menyindir untuk kita, tetapi kamu yang ingin diperhatikan oleh kita. 桃 : はあ? Momo バカな事言わないで Haa? Baka na koto iwanaide Ah?? Jangan mengatakan hal bodoh seperti itu. 竹内 : わかってるでしょ 吉野は 君の中学の連中とは違う Takeuchi Wakatteru deshou. Yoshino no kimi no chuugaku no renchuu ha chigau Tahukah kamu?? Kalau Yoshino itu berbeda dengan teman kamu ketika SMP. 桃 : なんの話? Momo Nan no hanashi? Cerita apa? 竹内 : まだビビってんの? Takeuchi itu akan terjadi lagi 桃 : あの時みたいになるの Mada bibitten no? Ano toki mitai ni naru no. Meski takut? Kejadian waktu そんなんじゃないから! Momo Sonnan jyanaikarai! Tidak, aku tidak begitu. 5

6 Momo yang menyangkal dikatakan kalau ia seperti teman-temannya ketika ia SMP. Analisis : Pada data (4) penutur ialah Takeuchi dan petutur atau penolak ialah Momo. Tuturan penolakan menggunakan verba nonperformatif bentuk negatif. そんなんじゃないから! Sonnan jyanaikarai! (Tidak, aku tidak begitu).. Lalu, kekuasaan (P) penutur dengan petutur (penolak) sejajar atau sama. Solidaritas (S) hubungan personal antara penutur dengan petutur tidak akrab. =P -S (Usia petutur atau penolak dengan penutur sama atau sejajar, hubungan penolak dengan penutur tidak akrab). 4) Strategi Tindak Tutur Menolak Langsung dalam Hubungan Penutur dengan Petutur P S Strategi yang digunakan yaitu verba nonperformatif Data (6) 敏郎 : おかえり 遅かったね どこ行ってたの? そんな顔で見んなって 俺はもう生まれ変わったんだからよ Toshirou Okaeri Osokattane. Doko itttetano?sonna kao de minnatte Ore ha mou Umare kawattan dakara yo. Selamat datang Kamu terlambat, kemana saja kamu? Jangan perlihatkan dengan muka seperti itu, aku sudah berubah. 横山さちこ : 嫌だ 嫌だ Yokoyama Sachiko Iya da Iya da Tidak.. tidak.. 敏郎 : あれ? 君って Toshirou Are? Kimitte.. Eh?Kamu.. ( Menunujuk kearah Nao) 横山さちこ : もう来ないで! 嫌! Yokoyama Sachiko Mou konaide! Iya! Jangan datang lagi! Tak mau! Menceritakan, ketika Sachiko dan Nao yang baru pulang, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan adanya Toshirou (mantan suami Sachiko) yang tiba-tiba sudah ada di rumah Sachiko. Sehingga membuat Sachiko terkejut, akhirnya lari meninggalkan Toshirou. Analisis : Pada data (6) yang menjadi penutur adalah Toshirou dan yang menjadi petutur adalah Yokoyama Sachiko. Dalam percakapan di atas Sachiko yang menolak menghampiri Toshirou. petutur menggunakan tuturan penolakan yaitu, 嫌だ 嫌だ Iya da Iya da (Tidak.. tidak..) dan melarang 6

7 Toshirou untuk tidak datang lagi menemuinya もう来ないで! 嫌! Mou konaide! Iya! (Jangan datang lagi! Tak mau!). penolak mengggunakan tuturan menolak secara langsung verba nonperformatif, menggunakan kata bentuk negatif iya da dan kata keterangan menyuruh mou konaide. (untuk tidak datang lagi). Hubungan kekuasaan (P) penutur lebih tinggi dari petutur, yaitu usia penutur lebih tua dari petutur. Solidaritas (S) antara penutur dengan petutur tidak akrab. P -S (usia petutur atau penolak lebih muda, Hubungan antara penolak atau petutur tidak akrab, apalagi mereka yang sudah lama tidak bertemu semenjak bercerai ) 1.1 Tindak Tutur Menolak Tidak Langsung sebanyak 12 data. 1. Srategi tindak tutur menolak tidak langsung dalam hubungan penutur dengan petutur +P -S Strategi yang digunakan riyuu, iiwake, benmei dalam artinya Iiwake berarti berdalih, alasan. riyuu berarti alasan dan benmei berarti pembelaan diri, mempertahankan diri. Strategi ini digunakan penolak untuk untuk menjelaskan mengapa penolak tidak dapat memenuhi permintaan mitra tutur dan kaihi (penghindaran) Data (8) 誠太 : うわー! かっけえ車! Seita uwa-! Kakke kuruma! Wah! Mobilnya keren!! 公平 : あっちょっと! Kouhei 汚い手で触らないでく れるかな? ごめんなさい Aa chotto! Kitanai te sawaranaide kureru kana? Gomennasai Aa hentikan! Jangan sentuh dengan tangan kalian yang kotor Maaf.. Seita yang merasa senang melihat mobil bagus, ketika Seita ingin menyentuh mobil itu, Kouhei langsung menolak mereka menyentuh mobilnya. Analisis : Pada data (8) penutur ialah Seita dan petutur (penolak) ialah Kouhei, tuturan penolakan yang digunakan yaitu あっ ちょっと! 汚い手で触らないでくれるか な? ごめんなさい Aa Kitanai te chotto! sawaranaide kureru kana? (Aa hentikan! Jangan sentuh dengan tangan kalian yang kotor. menggunakan penolakan tidak langsung pernyataan iiwake, riyuu dan benmei. Kouhei melarang Seita menyentuh mobilnya, dengan alasan takut kotor. 7

8 Hubungan penutur dengan petutur dalam percakapan ini yaitu kekuasaan (P) petutur lebih rendah daripada penutur (penolak), Kemudian, solidaritas (S) antara dengan petutur tidak akrab. penutur +P -S (Usia penolak lebih tua, dan hubungan antara penutur dengan petutur (penolak) tidak akrab. 2. Strategi Tindak Tutur Menolak Tidak Langsung dalam Hubungan Penutur dengan Petutur =P -S Strategi yang digunakan ketika melakukan tindak tutur menolak kepada seseorang yang hubungannya tidak akrab dan memliki kekuasaan penolak yang sejajar dengan lawan tuturnya, ialah strategi penolakan yang menggunakan iiwake, riyuu dan benmei dan penolakan penghindaran nonverbal yang menyatakan prinsip. Data (9) 吉野直 : あっ 竹内くん Yoshino Nao 竹内くん Takeuchi kun aa Takeuchi kun Ah Takeuchi : やだね Yadane Tidak 吉野直 : まだ 何も言ってないんだけど Yoshino Nao Mada nani mo itte nain dakedo Tapi, aku belum mengatakan apa-apa 竹内くん : エコカー製作の件なら手伝う暇な いから Takeuchi kun Ekoka- seikaku no ken nara tetsudau hima nai kara. Jika itu mengenai membuat mobil Eco, aku tidak punya waktu. 吉野直 : そんなに勉強が必要? 受験は まだまだ先だよ Yoshino Nao Sonna ni benkyou ga hitsuyou?jyuuken ha mada mada saki dayo Apakah kamu harus belajar? Hari ujian kan masih lama? 竹内くん : 知ってるよね? アスコーの 進学率って 3 パーセント以下なの Takeuchi kun Shitteru yone? Asukono shingakurittte san pa-sento ika nano. Apa kamu tidak tahu? Lulusan Asuko hanya di bawah 3% yang masuk Universitas. Situasi: Yoshino bermaksud mengajak Takeuchi untuk membahas soal pembuatan mobil Eco, namun Takeuchi menolak dengan alasan ia harus belajar untuk ujian. Analisis: Pada data (9) yang menjadi penutur ialah Yoshino Nao dan yang menjadi petutur ialah Takeuchi. penolakan menggunakan riyuu (alasan) dengan mengatakan, エコカー製作の件なら 手伝う暇ないから Ekoka- seikaku no ken nara tetsudau hima nai kara. (Jika itu mengenai membuat mobil Eco, aku tidak punya waktu). 8

9 Kekuasaan sejajar dan hubungan antara penutur dengan petutur pada episode ini tidak akrab. =P -S (Usia penolak dengan penutur sejajar, hubungan penolak dengan mitra tutur tidak akrab). 3. Strategi Tindak Tutur Menolak Tidak Langsung dalam Hubungan Penutur dengan Petutur P -S Strategi yang digunakan ialah stratgi benmei, riyuu dan iiwake. Data (10) 公平 : 一生ネジ作りかぁ Kouhei 終わってんな isshoune jizukuri kaa Owatten na Selama hidup membuat sekrup seperti ini.. Kapan selesainya.. 竹内君 : お前ら さっきから Takumi kun Omaera sakkikara Kalian dari tadi omongannya 誠子 : お父ちゃんとお兄ちゃんを悪く言 わないでください Seiko Otouchan to oniichan wo waruku iwanaide kudasai. Tolong jangan mengatakan hal-hal buruk tentang ayah dan kakak saya. お父ちゃんはいつも遅くまで 頑張ってくれてるし お兄ちゃんはアルバイト 頑張ってくれてるもん Otouchan ha itsumo osoku made Ganbatte kureterushi Oniichan ha arubaito Ganbatte kureterumon. Karena ayah selalu bekerja keras sampai malam, kakak juga bekerja keras dengan kerja paruh waktunya. Kouhei yang mengatakan hal yang buruk tentang pekerjaan Uchiyama dan Takumi sehingga membuat adik bungsu Takumi merasa tidak terima. Analisis : Pada data (10) percakapan di atas, yang menjadi penutur adalah Kouhei dan yang menjadi petutur (penolak) ialah Seiko. Tuturan penolakan yang ada dalam data di atas yaitu お父ちゃんとお兄ちゃんを悪く 言わないでください Otouchan to oniichan wo waruku iwanaide kudasai. (Tolong jangan mengatakan hal-hal buruk tentang ayah dan kakak saya). Dalam percakapan yaitu tuturan penolakan tidak langsung benmei (pembelaan diri, mempertahankan diri) dan riyuu (alasannyanya) Lalu, power dan solidarity antara penutur dengan petutur (penolak) yang ada dalam percakapan ini. Penutur memiliki kekuasaan (P) lebih tinggi dari petutur, Kemudian solidaritas hubungan personal antara penutur dengan petutur tidak akrab. 9

10 P -S (Usia penolak atau petutur lebih muda, hubungan antara penutur dengan petutur tidak akrab). 4. Tindak Tutur Menolak Tidak Langsung dalam Hubungan Penutur dengan Petutur =P +S Menggunakanstrategi penyesalan atau permintaan maaf dan menghindari lawan tutur. pernyataan penyesalan merupakan strategi kalimat penolakan dengan memberikan pernyataan penyesalan atau permintaan maaf. Dalam penolakan strategi ini dipakai dengan maksud untuk mengungkapkan penutur karena tidak menyanggupi ajakan pengajak. Data (13) 有人君 Aruto kun 吉野直 : 何を伝えたいの Nani wo tsutaetai no Ingin sampaikan apa? えっと 何? Etto.. Nani? Apa itu? : 私 私 有人君の事好きなの! だから 私の事 好きになってほしいの 無理なの はわかってるけど Yoshino Nao :Watashi Watashi Aruto kun no kimi suki na no! Dakara watashi no koto Suki ni natte hoshii no Aku.. Aku menyukai Aruto kun! Maka, kuharap kamu juga Aku tahu kamu tak mau 有人君 : ごめん Gomen. Maaf.. Nao mencoba mengungkapkan perasaannya pada Aruto, namun ternyata Aruto menolaknya. Analisis : Pada data (13) penutur ialah Yoshino Nao dan petutur (penolak) ialah Yokoyama Aruto. Aruto menggunakan pernyataan penyesalan atau permintaan maaf ごめん Gomen. (maaf) pernyataan penyesalan. Kemudian power dan solidarity antara penutur dengan petutur yaitu kekuasaan (P) penutur dengan petutur (penolak) yaitu setara, usia mereka yang sama. Lalu, solidaritas (S) antara penutur dengan petutur yaitu akrab. =P +S (usia dan profesi penolak dengan petutur sejajar, hubungan personal penutur dengan petutur akrab). 5. Tindak Tutur Menolak Tidak Langsung dalam Hubungan Penutur dengan Petutur P +S Menggunakan strategi dengan alasan, penolakan permintaan maaf, penolakan yang menyatakan bentuk permintaan atau ajakan seseorang yang diutarakan kemudian mencari pilihan lain. Data (7) 吉野直 : おじいちゃん! 10

11 Yoshino Nao 何? その Ojiichan! nani? Sono kakkou! Kakek, apa yang kakek kenakan? 吉野冨士男 : 試着してたんだよ Yoshino Fujio ほら 夏休み入ったらす Shicaku shite tanda yo. Hora natsu yasumi haittara sugu.. Saya sedang mencobanya, kan sebentar lagi musim panas, dan 葉山へ海水浴に行くって 約束してた Hayama he kaisuiyoku ni yukutte yakusoku shitaro? Janji ke pantai Hayama untuk berenang 吉野直 : あ それ行けそうにない Yoshino Nao tidak bisa pergi.. a sore ikesouninai. Kelihatannya aku 吉野直 : インターンシップに行く事になっ たの Yoshino Nao 誘って 他の人 Intanshippu ni iku koto ni nattano. Ta no hito sasotte. Aku harus melakukan magang, coba saja ajak orang lain. Kakek berencana mengajak cucunya untuk ke pantai. Tetapi, Nao menolak, karena harus melakukan magang. Analisis: Dalam data (7), penutur adalah Yoshino Fujio dan petutur (penolak) adalah Yoshino Nao, Nao menggunakan ungkapan menolak secara tidak langsung, pernyataan riyuu (alasan), iiwake (berdalih, alasan) dan benmei (pembelaan diri, mempertahankan diri), dengan mengatakan インターンシップに行く事にな ったの Intanshippu ni iku koto ni nattano. Pada data (7), hubungan Yoshino Fujio (penutur) dengan Yoshino Nao (petutur) adalah hubungan kakek dan cucu, kekuasaan penutur (P) lebih tinggi dari petutur (penolak), dan memiliki solidaritas (S) hubungan personal antara penutur dengan petutur yaitu sangat dekat atau akrab. P +S (Usia petutur atau penolak lebih muda, hubungan penolak dengan petutur akrab) 6. Tindak Tutur Menolak Tidak Langsung dalam Hubungan Penutur dengan Petutur +P +S Menggunakan strategi penolakan yang menggunakan riyuu, iiwake dan benmei. Data (18) ひでき : これ 黙って受け取ってください Hideki Kore damatte uketotte kudasai. Tolong ambillah ini, jangan bertanya kenapa? Ini adalah upah dari kerja paruh waktu kami. 11

12 ひでき Hideki nareba. kamu. 内山 : なんかの足しになれば Nan ka no tashini Ini untuk keperluan : いや これは受け取れないよ Uchiyama uketorenaiyo. Iya kore ha Tidak, aku tidak bisa menerimanya. ひでき : いやでも Hideki 内山 : Iya demo. Biarlah Ambillah. 気持ちだけ受け取っとくから ほんとにありがとう それから あの女の子にも お礼を言っといてくれないかな 吉野さんだっけ? Uchiyama Kimochi dake uke totttoku kara. Hontou ni arigatou. Orei wo itto ite kurenai kana. Yoshino san dakke? Aku menerima kebaikan mu, dan juga tolong sampaikan terima kasih ku kepada gadis itu, Yoshino kan namanya. ひでき : いや あいつは関係ないっすから Hideki 内山 Iya Aitsu ha kankei naissu kara. : 雨の中止めても ずっとずっとお願いしてくれたん だよ Uchiyama Ame no naka tometemo zutto zutto onegaishite kuretandayo. Bahkan di tengah hujan, untukku minta tolong dengan membungkuk biarpun kami menyuruhnya berhenti. Menceritakan Hideki dan Mirai yang datang ke Pabriknya Uchiyama dengan memberikan upah mereka dari hasil kerja paruh waktu kepada Uchiyama. Analisis : Pada data (18) menjadi penutur adalah Hideki dan Mirai dan penolak ialah Uchiyama. Menggunakan strategi penolakan tidak langsung yang memberikan riyuu (alasan), iiwake (berdalih), benmei dengan mengatakan これは受け取れないよ Iya いや kore ha uketorenaiyo. (Tidak, aku tidak bisa menerimanya). Uchiyama yang tidak bisa menerima, dengan alasaan dia merasa sudah terlalu banyak menerima bantuan. Lalu power dan solidarity penutur dengan petutur, disini kekuasaan (P) petutur lebih tinggi dari penutur. Lalu, hubungan solidaritas (S) antara penutur dengan petutur yaitu akrab. +P +S (usia penolak lebih tua dari penutur, hubungan penutur dengan petutur akrab). Kesimpulan 1. P +S yang menggunakan verba nonperformatif sebanyak tiga 12

13 data, yaitu dalam data (1), (3), dan (5). 2. +P +S yang menggunakan verba nonperformatif sebanyak satu data, yaitu dalam data (2). 3. =P -S yang menggunakan verba nonperformatif sebanyak dua data, yaitu dalam data (4) dan (12). P S yang menggunakan verba nonperformatif sebanyak satu data, yaitu dalam data (6). 5. +P S yang menggunakan riyuu, iiwake,benmei dan kaihi (penghindaran) sebanyak dua data, yaitu terdapat pada data (8) dan (17). 6. =P S yang menggunakan strategi penolakan iiwake, riyuu, benmei penolakan yang menyatakan prinsip, sebanyak dua data, yaitu terdapat pada data (9), dan (15). 7. P S yang menggunakan strategi penolakan iiwake, riyuu, benmei dua data, yaitu terdapat pada data (10) dan (11). 8. =P +S yang menggunakan strategi penolakan penyesalan, permintaan maaf sebanyak dua data, yaitu terdapat pada data (13) dan (16). 9. P +S yang menggunakan strategi penolakan iiwake, riyuu, benmei dan permintaan maaf, serta penolakan yang menyatakan bentuk permintaan kemudian mencari pilihan lain, sebanyak tiga data, yaitu terdapat pada data (7), (14) dan (19) P +S yang menggunakan strategi penolakan iiwake, riyuu, benmei, sebanyak satu data, yaitu terdapat pada data (18). Dalam penelitian kekuasaan (P) lebih dilihat dari segi usia, karena suasana film bergenrekan sekolah, maka rata-rata usia dalam penelitian ini masih remaja. Lalu, dari segi profesi, selain sebagai seorang siswa ada juga yang bekerja sebagai guru, buruh pabrik dan wanita karir. Kemudian tingkat solidaritas (S) dalam penelitian ini secara umum banyak hubungan personalnya yang tidak akrab dan kekuasaan (P) penolak banyak yang lebih rendah. Lalu, strategi yang paling sering digunakan yaitu Menolak langsung yang menggunakan verba nonperformatif dan menolak tidak langsung yang menggunakan alasan. Ucapan Terima Kasih 1. Ibu Dr. Diana Kartika sebagai Ketua Jurusan Sastra Asia Timur dan selaku pembimbing I 2. Bapak Syahrial, S.S., M.Hum selaku pembimbing II 3. Ibu Nur Sumie Ali, S.Pd. 13

14 4. Teristimewa untuk orang tua dan keluarga tersayang 5. Teman-teman Sastra Jepang 09 Daftar Pustaka Afiyani, Siti Afni Strategi Kesantunan Berbahasa Siswa Pada Tuturan Menolak Dalam Berkomunikasi Dengan Guru. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Anggreni, Bima Analisis Turutan Transfer Pragmatik. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Depok: Universitas Indonesia. Chaer,A dan Agustina, L Sosiolinguistik. Jakarta:Rineka Cipta. Nurhasanah, Gita Tindak Tutur Mengeluh dalam bahasa Jepang. Depok: FIB Universitas Indonesia. Subhandian, Fachril Tindak Tutur Persuasif dalam Bahasa Jepang. Depok: FIB Universitas Indonesia Sudaryanto Metode Linguistik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sumarsono Sosiolinguistik. Yogyakarta: SABDA Wijana, Dewa Putu Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Yule, George Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Edizal Tutur Kata Manusia Jepang. Padang : Kayu Pasak. Kana. Yeyenda Analisis Tindak Tutur Penolakan Bahasa Jepang. Pekanbaru: Pendidikan Bahasa Jepang FKIP Universitas Negeri Riau. Leech, Geofrrey Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia. Malasari, Yuki Analisis Strategi Penolakan dalam Tindak Tutur Bahasa Jepang ditinjau dari serial drama Jepang 14 sai no haha.jakarta: Bina Nusantara. Natalia, Yanti Tindak Tutur Menerima dan Menolak dalam Film The Hidden Blade: Kajian Sosiopragmatik. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta Padang: Universitas Bung Hatta. Nurbaeti, Mayda Tindak Tutur Penolakan dalam Bahasa Jepang.Jakarta: Universitas Indonesia. 14

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Kana (2013:1) mengatakan bahwa tindak tutur menolak (refusal)

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Kana (2013:1) mengatakan bahwa tindak tutur menolak (refusal) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menolak merupakan tindak tutur yang sering dipakai dalam interaksi sehari-hari. Kana (2013:1) mengatakan bahwa tindak tutur menolak (refusal) adalah tindak tutur yang

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo Pemahaman Ungkapan Penolakan Bahasa Jepang pada Mahasiswa Semester V Universitas Riau Oleh: Nunung Nurhayati 1 Anggota: 1. Nana Rahayu 2 2. Arza Aibonotika 3 Email: hayatin001@gmail.com, No. HP:082382432073

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan diuraikan analisis terhadap data tes mengenai pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data pada penelitian ini yaitu pengumpulan

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

STRATEGI UNGKAPAN PENOLAKAN BAHASA JEPANG DALAM DRAMA SERIAL NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO EPISODE 1-12 SKRIPSI

STRATEGI UNGKAPAN PENOLAKAN BAHASA JEPANG DALAM DRAMA SERIAL NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO EPISODE 1-12 SKRIPSI STRATEGI UNGKAPAN PENOLAKAN BAHASA JEPANG DALAM DRAMA SERIAL NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO EPISODE 1-12 SKRIPSI OLEH: LENI MASLAKHAH NIM 105110201111032 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG Asteria Permata Martawijaya Pendahuluan Tindak tutur tidak langsung adalah

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 4 KESIMPULAN Sebelumnya, telah dilakukan penelitian tentang realisasi penolakan dalam bahasa Jepang terhadap permohonan, penawaran, undangan, dan pemberian saran. Hasil penelitian-penelitian tersebut

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. Bab 2 Landasan Teori Pada bab 2 ini penulis memaparkan teori-teori yang digunakan sebagai pegangan dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. 2.1 Teori Pragmatik Asal-usul kata pragmatik

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi sosial, penting bagi penutur dan lawan tutur saling memahami isi tuturannya. Berbicara secara langsung, apa adanya tanpa ada basabasi merupakan

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Didalam kehidupan bermasyarakat, bahasa sangat penting digunakan untuk berkomunikasi dengan anggota masyarakat lainnya. Chaer (2004:32) mengatakan bahwa bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia adalah bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang itu sendiri terdapat berbagai macam struktur

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bahasa yang ada di dunia memiliki keunikan kekhasan masingmasing termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah aya penggunaan 助詞 joshi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tak lepas dari interaksi berupa komunikasi antara manusia satu dan manusia lainnya. Pembelajar bahasa Jepang sebagai pelaku komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi antara individu dalam kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. Keberagaman bahasa

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, ABSTRAK Bahasa merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu maksud dan tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, perasaan dan pendapat yang kita utarakan.

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini

Bab 3. Analisis Data. oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, penulis akan menganalisis penyebab gangguan depresi yang dialami oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini diceritakan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, yaitu adverbia atau yang disebut dengan kata keterangan. Menurut Dr. Gorys Keraf (1984;71-72),

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak sosial antarmanusia, karena kehidupan manusia yang tidak lepas dari aktivitas berkomunikasi

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sebuah tuturan yang berfungsi sebagai alat komunikasi dan digunakan manusia untuk dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Kegiatan berkomunikasi tersebut

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: refusal speech acts, pragmatics, language politeness I.PENDAHULUAN

ABSTRACT. Keywords: refusal speech acts, pragmatics, language politeness I.PENDAHULUAN Analisis Tindak Tutur Penolakan Bahasa Jepang Penulis: Yeyenda Kana 1 Anggota: 1. Arza Aibonotika 2 2. Nana Rahayu 3 Email: kazumi_kagayaki@yahoo.com, Handphone: 085278637673 ABSTRACT This study of the

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Keigo Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang akan digunakan untuk menganalisis data. 2.1.1 Defenisi Keigo Menurut Hirabayashi, Hama (1988:1) dalam 外国人のため日本語例文

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesalahan dalam berbahasa lumrah terjadi dalam proses belajar bahasa, karena dengan adanya kesalahan pembelajar berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang merupakan bahasa yang kaya akan struktur. Keberagaman struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan karena

Lebih terperinci

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG Menurut Kaneko Shiro dalam Susanti (2007:28-36) ragam memohon bahasa Jepang dikelompokkan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa karena bahasa merupakan alat penghubung atau alat untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi adalah pengiriman pesan berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan dimaksud

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI TINDAK TUTUR

BAB 2 TEORI TINDAK TUTUR 10 BAB 2 TEORI TINDAK TUTUR Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai kerangka teori yang digunakan sebagai landasan untuk menganalisis data sebagaimana telah dirumuskan dalam Bab 1 Pendahuluan. Teori inti

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 品詞 Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya: 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu kelas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI OLEH DESY NITA SANJAYA 0911120088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, manusia akan melakukan sebuah komunikasi. Saat berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, manusia akan melakukan sebuah komunikasi. Saat berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita semua menerima pendapat bahwa dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat lepas dari hubungan satu sama lain. Ketika berinteraksi dengan orang lain, manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sebuah kegiatan penelitian, tidak akan terlepas dari metode penelitian yang digunakan untuk menjawab seluruh masalah penelitian. Selain mencakup metode, penelitian

Lebih terperinci

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

PDF created with FinePrint pdffactory trial version  YUK BELAJAR NIHONGO 1 YUK BELAJAR NIHONGO PENGANTAR Saat ini sedang bekerja di sebuah perusahaan Jepang? Atau barangkali sedang kuliah jurusan Bahasa Jepang, atau suatu saat anda ingin pergi ke Jepang baik untuk belajar atau

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif ABSTRAK Skripsi ini berjudul Tindak Tutur Tidak Langsung Literal dalam Drama Ichi Rittoru no Namida karya Masanori Murakami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tindak tutur tidak langsung literalyang

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang memiliki keunikan-keunikan yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Salah satu keunikan bahasa Jepang tersebut adalah adanya nomina abstrak

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Dalam bab ini penulis akan menganalisis pengaruh labeling terhadap konsep diri

Bab 3. Analisis Data. Dalam bab ini penulis akan menganalisis pengaruh labeling terhadap konsep diri Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini penulis akan menganalisis pengaruh labeling terhadap konsep diri tokoh Shinagawa Daichi. Penulis akan berfokus pada labeling serta konsep diri negatif. Penulis akan membagi

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室 DIKTAT KULIAH Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 中級日本語 New Approach Japanese Intermediate Course 日本語研究者教材開発室 By: 小柳昇 (2002,203,2004) Pengantar Diktat ini disusun untuk memberikan penjelasan dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika membicarakan objek, baik berupa benda maupun orang lain, kita mengenal kata tunjuk. Kata tunjuk dalam Bahasa Indonesia adalah kata ini dan itu. Dalam bahasa

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. remaja yang dilakukan oleh dua tokoh dalam drama Hanmaa Sesshon. Tokoh

Bab 3. Analisis Data. remaja yang dilakukan oleh dua tokoh dalam drama Hanmaa Sesshon. Tokoh Bab 3 Analisis Data Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis penyebab utama kenakalan remaja yang dilakukan oleh dua tokoh dalam drama Hanmaa Sesshon. Tokoh pertama yang dibahas adalah tokoh Yusei

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Silakan lihat lampiran 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Silakan lihat lampiran 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dari bahasa. Harimuti Kridalaksana di dalam buku Pesona Bahasa mendefinisikan bahasa sebagai sistem tanda bunyi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan oleh manusia dalam kegiatannya sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか Lampiran I SOAL PRE TEST NIM : A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! れいあした例 : 明日 授業 ( は に を ) やすみですか くうこう 1. 私は母とタクシー ( に を で ) 空港へ行きました はいたた 2. 歯 ( で は が ) 痛いですから 何も食べないです

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Teori Pragmatik Pragmatik merupakan suatu cabang dari linguistik yang menjadi objek bahasa dalam penggunaannya, seperti komunikasi lisan maupun tertulis. Menurut Leech (1999:

Lebih terperinci

BAB 3. Analisis Data. Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu

BAB 3. Analisis Data. Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu BAB 3 Analisis Data Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu のだ dalam novel Yaneura no Shoujo dan membaginya menjadi empat sub bab. 3.1 Analisis Fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi. bahasa harus dimulai dari pengkajian tindak tutur.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi. bahasa harus dimulai dari pengkajian tindak tutur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat interaksi sosial atau alat komunikasi manusia. Dalam setiap berkomunikasi, manusia saling menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hidup dan hubungan antarmanusia. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang secara umum memiliki sembilan kelas kata diantaranya verba (doushi), ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi),

Lebih terperinci

UNGKAPAN PENOLAKAN DITINJAU DARI PRINSIP KERJASAMA DALAM ANIME ITAZURA NA KISS KARYA TADA KAORU

UNGKAPAN PENOLAKAN DITINJAU DARI PRINSIP KERJASAMA DALAM ANIME ITAZURA NA KISS KARYA TADA KAORU UNGKAPAN PENOLAKAN DITINJAU DARI PRINSIP KERJASAMA DALAM ANIME ITAZURA NA KISS KARYA TADA KAORU Rima Adistya S-1 Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa Dan Seni, Universitas Negeri Surabaya, rimaadistyaaa@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan memahami pikiran, perasaan, dan maksud orang baik dengan lisan maupun tulisan. Manusia dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Dikerjakan O L E H SUNITA BR PEMAKAIAN KATA (KABURU, KAKERU, HAKU, H KIRU, SURU) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG NIHONGO NO BUNSHOU U NO (KABURU, KAKERU, HAKU, KIRU, SURU) NO KOTOBA NO SHIYOU KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk menyampaikan sesuatu, manusia dapat menggunakan bahasa lisan maupun tulisan. Dalam tataran lisan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. speaks), dengan siapa (with whom), dimana (where), kapan (when), dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. speaks), dengan siapa (with whom), dimana (where), kapan (when), dan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dipengaruhi oleh faktor seperti siapa yang berbicara (who speaks), dengan siapa (with whom), dimana (where), kapan (when), dan untuk apa (to what end). Jika

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi secara lisan maupun

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi secara lisan maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia membutuhkan bahasa untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Danwa ( 談話 ) Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse (wacana), teks atau bunshou (karangan). Danwa adalah ungkapan bahasa berupa suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa yang digunakan bisa beragam sesuai bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. si penutur menggunakan kata-kata seru untuk menggambarkan perasaannya

BAB I PENDAHULUAN. si penutur menggunakan kata-kata seru untuk menggambarkan perasaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang sama dengan bahasa asing lainnya, memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Salah satu keunikan bahasa Jepang yaitu kaya dengan ekspresi. Tidak jarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou

Lebih terperinci

Pergi kemana? どこへ行きますか

Pergi kemana? どこへ行きますか Pergi kemana? どこへ行きますか i Oleh : Ahmad Hasnan www.oke.or.id doko e ikimasuka. pergi kemana, pertanyaan ini mudah dan sering digunakan dalam bepergian,dalam artikel edisi ini akan di bahas cara bertanya

Lebih terperinci

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN Komik-komik Kobo-Chan yang menjadi sumber data terdiri dari 7 seri komik. Dari ketujuh seri komik tersebut, 20 data akan dianalisis tujuan penggunaan kata

Lebih terperinci